PINGSAN. Gejala: Keringat dingin Mual Pusing dan mata berkunang-kunang Telinga berdenging Dada berdebar-debar Kepala terasa ringan.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PINGSAN. Gejala: Keringat dingin Mual Pusing dan mata berkunang-kunang Telinga berdenging Dada berdebar-debar Kepala terasa ringan."

Transkripsi

1

2 PINGSAN Pingsan atau syncope adalah kehilangan kesadaran sementara yang terjadi secara spontan dan dapat kembali ke kondisi normal. Kondisi ini disertai hilangnya kekuatan otot yang dapat berakibat pada jatuh atau terpelanting. Pingsan terjadi apabila terdapat aliran darah ke otak yang terganggu. Gejala: Keringat dingin Mual Pusing dan mata berkunang-kunang Telinga berdenging Dada berdebar-debar Kepala terasa ringan Penanganan: 1. Perkenalkan diri terlebih dahulu supaya orang di sekitar korban percaya bahwa kita ingin dan sanggup membantu. 2. Pindahkan korban ke tempat yang aman, lebih teduh dan datar. Hal ini dilakukan untuk menjauhkan korban dari terik matahari. 3. Baringkan korban dalam posisi terlentang. Supaya pertolongan lebih mudah dilakukan. 4. Lakukan penilaian awal pada korban (ABC) untuk memastikan bahwa korban hanya pingsan biasa. Periksa respon korban, pastikan jalan nafasnya terbuka, lakukan penilaian pernapasan dan denyut nadi. Jika tidak ada nadi dan nafas, langsung hubungi bantuan/ambulans. 5. Posisikan kepala korban lebih rendah daripada kaki untuk melancarkan aliran darah ke otak. Gunakan tas, bantal atau apapun untuk meninggikan tungkai korban hingga setinggi cm. 6. Longgarkan pakaian yang ketat. 7. Kompres kepala korban dengan air biasa untuk mengembalikan suhu tubuh menjadi normal. 8. Berikan bau - bau yang merangsang ( seperti minyak wangi) di depan hidung korban 9. Periksa adanya cedera dan luka lain. 10. Miringkan kepala korban ke kiri untuk mengantisipasi korban muntah 11. Jika korban sudah benar-benar sadar, minta korban untuk duduk dan beri minum a) air gula untuk korban hipoglikemia (gangguan kesehatan yang berhubungan dengan menurunnya kadar gula di dalam darah ) a) diberikan air garam 0,1% ( 1 gram untuk 1 liter air) 1 Materi Panateen 2016

3 Hal yang tidak boleh dilakukan: 1. Jangan meninggikan kepala korban lebih tinggi dari kaki 2. Jangan memberi makan atau minum sebelum korban benar-benar sadar 3. Jangan berusaha membangunkan korban dengan cara menampar atau menyiram Hubungin bantuan (ambulans) jika: 1. Korban mengalami pingsan berulang 2. Korban memiliki riwayat penyakit jantung 3. Korban adalah ibu hamil atau lansia >40 tahun 4. Korban tidak sadar hingga 5 menit 2 Materi Panateen 2016

4 MIMISAN Mimisan atau epistaxis adalah perdarahan pada hidung akibat pecahnya pembuluh darah di permukaan dalam hidung. Hal ini biasanya terjadi akibat lemah atau tipisnya pembuluh darah di dalam hidung sehingga rawan pecah. Udara yang terlalu dingin, panas, atau kering dapat menyebabkan pembuluh darah menjadi lemah dan rawan pecah. Penggunaan obat-obatan tertentu juga dapat menyebabkan mimisan. Penanganan: 1. Perkenalkan diri terlebih dahulu supaya orang di sekitar korban percaya bahwa kita ingin dan sanggup membantu. 2. Utamakan keamanan, pastikan penolong aman dan tempat untuk menolong aman. 3. Penderita mimisan diminta untuk menundukkan kepalanya ke depan dan jangan sampai mendongakkan kepala. Pastikan posisi korban nyaman. 4. Meminta penderita menekan cuping hidung dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk dan ditahan selama 10 menit. 5. Minta korban bernapas dengan mulut. 6. Setelah 10 menit, penderita melepaskan tekanan di cuping hidung. Lalu lihat apakah mimisannya sudah berhenti apa belum. Jika belum berhenti, ulangi kembali selama 10 menit. 7. Jika mimisannya berhenti, usahakan penderita tidak mengubah posisinya. 8. Bila perlu dikompres dengan es untuk membantu menghentikan mimisannya. 9. Segera cari pertolongan medis jika darah tidak berhenti dalam 30 menit. 3 Materi Panateen 2016

5 PERDARAHAN Perdarahan adalah proses kehilangan sejumlah darah. Perdarahan terjadi akibat rusaknya dinding pembuluh darah yang dapat disebabkan oleh benturan (trauma/penyakit). Perdarahan yang banyak dapat menjadi penyebab syok yaitu suatu kondisi dimana sel-sel dan organ tubuh tidak mendapat aliran oksigen yang cukup untuk melakukan fungsinya dan bertahan hidup. Jenis perdarahan: 1. Perdarahan luar: darah mengalir/memancar ke luar, merupakan hasil dari luka terbuka seperti tergores, lecet, tertusuk, dll 2. Perdarahan dalam: darah tertahan oleh kulit tertutup, disebabkan oleh benda tumpul. Ciri-ciri dari perdarahan dalam antara lain : a. Memar disertai nyeri dan pembengkakan pada bagian tubuh yang penting b. Nyeri, bengkak, dan perubahan bentuk pada alat gerak c. Keluar darah dari lubang-lubang tubuh seperti telinga, mulut, hidung, dan pada saat buang air. d. Pucat, badan terasa dingin, bisa juga kebiruan e. Pernapasan cepat dan dangkal Penanganan perdarahan luar: 1. Perkenalkan diri terlebih dahulu supaya orang di sekitar korban percaya bahwa kita ingin dan sanggup membantu. 2. Utamakan keamanan, pastikan penolong aman dan tempat untuk menolong aman. 3. Lakukan penilaian awal pada korban (ABC). Periksa respon korban, pastikan jalan napasnya terbuka, lakukan penilaian pernapasan dan denyut nadi. Jika tidak ada nadi dan napas, langsung hubungi bantuan/ambulans. Kita harus menjaga keselamatan diri dengan menghindari kontak dengan darah korban, bisa menggunakan sarung tangan atau APD (Alat Pelindung Diri) yang dianjurkan. 4. Setelah itu, lakukan prinsip 3 T: a) Tekan daerah yang mengalami perdarahan dengan kain atau telapak tangan atau ibu jari agar perdarahan berhenti, gunakan kain agar tekanan menjadi kuat dan lebih stabil. Beri kain atau kasa tambahan agar tekanan menjadi lebih kuat. b) Tinggikan area perdarahan di atas jantung agar mengurangi kehilangan darah c) Tekan titik tekan yaitu arteri di atas daerah yang mengalami perdarahan. Ada beberapa titik tekan yaitu: - Arteri Brakialis (arteri di lengan atas) 4 Materi Panateen 2016

6 - Arteri Radialis (arteri di pergelangan tangan) - Arteri Femoralis (arteri di lipatan paha) 5. Lakukan tourniquet HANYA JIKA perdarahan sudah sangat parah dan tidak ada pilihan lain (pilihan terakhir) karena tourniquet dapat menimbulkan kematian jaringan dan merusak saraf dan pembuluh darah. 6. Beri pressure dressing berupa kain atau kasa tambahan pada luka jika perdarahan sudah berhenti tanpa mengambil kasa yang paling bawah karena dikhawatirkan pembekuan darah yang sudah terjadi akan hancur jika kasa yang paling bawah diambil. Jangan lupa untuk terus mengecek waktu pengisisian kapiler/denyut nadi pada jari tangan/ kaki. 7. Lakukan pemeriksaan dan evaluasi perdarahan serta tanda vital untuk mewaspadai memburuknya perdarahan dan kemungkinan syok. Penanganan perdarahan dalam: 1. Rest Istirahatkan bagian yang cidera. 2. Ice kompres dengan es yang dilapisi kain untuk mengurangi rasa sakit selama 20 menit tiap 2 jam. 3. Compress balut dengan elastic bandage untuk sementara bagian tersebut tidak dapat digerakkan sehingga tidak akan memperparah keadaan. Jangan lupa untuk terus mengecek waktu pengisisian kapiler/denyut nadi pada jari tangan/ kaki. 4. Elevasi tinggikan daerah yang sakit jika memungkinkan, agar darah tidak menumpuk sehingga dapat mengurangi bengkak. 5 Materi Panateen 2016

7 LUKA BAKAR Luka bakar dapat disebabkan oleh sesuatu yang bersuhu panas, zat kimia, radiasi, maupun listrik. Untuk menilai derajat luka bakar, kita bisa menilai dari kedalaman luka. Luka bakar derajat I hanya melibatkan kerusakan epidermis (kulit ari), dengan tanda-tanda antara lain kulit kering, kemerahan, nyeri, tidak ada benjolan berisi air (bulae). Luka bakar derajat II merusak bagian kulit yang lebih dalam, yaitu dermis. Tanda yang terdapat pada luka bakar derajat II antara lain adanya bulae yang terletak lebih tinggi dibanding kulit normal di sekitarnya, nyeri hebat, dan dasar luka berwarna merah atau pucat. Luka bakar derajat III melibatkan kerusakan seluruh lapisan kulit (epidermis, dermis, dan subkutan). Tanda-tandanya yaitu tidak ada bulae, tidak nyeri, kulit yang terbakar berwarna abu-abu hingga hitam (berlilin) dan pucat, serta terjadi kerusakan organ-organ di kulit (seperti folikel rambut dan kelenjar keringat). Penanganan: 1. Perkenalkan diri terlebih dahulu supaya orang di sekitar korban percaya bahwa kita ingin dan sanggup membantu. 2. Utamakan keamanan, pastikan penolong aman dan tempat untuk menolong aman. 3. Lakukan penilaian awal pada korban (ABC). Periksa respon korban, pastikan jalan napasnya terbuka, lakukan penilaian pernapasan dan denyut nadi. Jika tidak ada nadi dan napas, langsung hubungi bantuan/ambulans. 4. Korban yang terkena luka bakar derajat I atau II biasanya cemas dan berteriak kesakitan, sehingga penolong sebisa mungkin menenangkan korban. 5. Selanjutnya lakukan penilaian fisik untuk mengetahui bagian tubuh mana saja yang terkena luka bakar. 6. Lepaskan pakaian dan perhiasan di daerah yang terkena luka bakar. Jika pakaian melekat pada kulit yang terkena luka bakar, gunting sekitarnya. Jangan memaksa untuk melepasnya 7. Lakukan evaluasi derajat luka bakar dilihat dari kedalaman, luas, dan tanda-tanda lainnya 8. Alirkan air biasa ke daerah yang terkena luka bakar. Bila ada bahan kimia alirkan air selama 20 menit atau lebih. Jika ada kotoran pada luka bakar jangan dibersihkan secara langsung, cukup mengguyur dengan air. 9. Tutup luka bakar menggunakan penutup luka steril (kasa steril), jangan memecahkan gelembung/bulae jika bukan ahlinya. Jangan mengoleskan mentega, pasta gigi, oli, kecap, kopi, atau air es ke daerah luka. 10. Rujuk ke fasilitas kesehatan jika diperlukan. 6 Materi Panateen 2016

8 FRAKTUR Fraktur atau patah tulang merupakan terputusnya jaringan tulang. Patah dapat diakibatkan oleh gaya yang bekerja pada tulang secara berlebihan sehingga menimbulkan celah, remukan, atau fragmentasi tulang. Penyebabnya antara lain dapat berupa benturan, tekanan berulang, keseleo, dll. Agar dapat menyambung kembali, patah tulang tidak boleh digerakkan (imobilisasi). Prosesnya berlangsung antara 3-6 bulan. Pada penanganan awal diperlukan imobilisasi agar tidak menyebabkan kerusakan jaringan di sekitar patah tulang, dan mencegah infeksi. Tanda-tanda patah tulang: Nyeri saat ditekan Perubahan bentuk (deformitas) Bengkak Hilangnya sensasi dan fungsi pada bagian yang mengalami patah Adanya luka dan/atau perdarahan Perubahan warna kulit pada area sekitar patah tulang Denyut nadi menghilang jika keadaan parah. Jenis patah tulang: Patah tulang terbuka terjadi apabila tulang yang mengalami fraktur mencuat keluar sehingga tulang dapat langsung terlihat. Patah tulang tertutup patah tulang yang terjadi di dalam, artinya patah tulang tidak sampai mencuat keluar. Penanganan patah tulang terbuka: 1. Perkenalkan diri terlebih dahulu supaya orang di sekitar korban percaya bahwa kita ingin dan sanggup membantu. 2. Utamakan keamanan, pastikan penolong aman dan tempat untuk menolong aman. 3. Lakukan penilaian awal pada korban (ABC). Periksa respon korban, pastikan jalan napasnya terbuka, lakukan penilaian pernapasan dan denyut nadi. Jika tidak ada nadi dan napas, langsung hubungi bantuan/ambulans. 4. Buka dan periksa area yang mengalami cidera untuk mengetahui tingkat keparahan fraktur. Selain itu, penolong juga dapat mengatahui apakah terdapat cidera lain selain fraktur. 5. Jika terdapat perdarahan, segera tangani dengan cara tekan langsung pada area yang terluka dengan mitela donat untuk menghentikan perdarahan tanpa mengubah posisi tulang. 6. Jangan mengubah posisi bagian yang cidera karena tulang yang patah dapat melukai jaringan sekitar 7 Materi Panateen 2016

9 7. Minta korban untuk tidak menggerakkan bagian tubuh yang mengalami cedera (misalkan patah terjadi di kaki maka minta untuk menggerakkan jarijarinya). 8. Apabila perdarahan sudah tertangani, cek waktu pengisian kapiler dengan cara menekan kuku korban dengan kuku penolong lalu perhatikan waktu yang dibutuhkan kuku korban untuk memerah kembali 9. Lakukan imobilisasi (pembidaian) dengan memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut: a) Melalui 2 sendi agar bagian tubuh yang mengalami luka tidak dapat bergerak terlalu bebas b) Diikat minimal 2 kali dan mengikat di sisi samping korban agar tidak mengganggu proses evakuasi korban dan memudahkan ketika ingin dilepaskan c) Mengikat dari bagian bawah ke atas d) Ikat bagian yang patah dengan bagian yang tidak patah 10. Lakukan evaluasi kondisi korban dengan cara mengecek waktu pengisian kapiler bagian tubuh yang terluka. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah pembidaian yang dilakukan terlalu kencang atau tidak. 11. Baringkan korban dalam posisi yang nyaman 8 Materi Panateen 2016

10 GIGITAN ULAR Penelitian menunjukkan bahwa imobilisasi bandage dapat menjadi teknik efektif untuk memperlambat penyebaran bisa. Pada daerah gigitan, balut dengan elastic bandage dan imobilisasi anggota gerak yang dibalut dengan bidai keras atau sling untuk anggota gerak atas. Tujuannya adalah menghambat aliran limfe. Balutan tidak boleh terlalu kencang sehingga menyebabkan berhentinya sirkulasi (balut seperti membalut pergelangan kaki yang keseleo). Amati pulsasi pada pergelangan tangan atau pergelangan kaki. Bekas gigitan ular tidak berbisa pada kulit berbentuk tapal kuda, sedangkan pada gigitan ular berbisa bekas gigitan berupa 2 tusukan dengan diameter kecil. Keracunan bisa ular dapat menyebabkan gangguan neurologis dan pembekuan darah. Gejala: Demam Mual Muntah Pingsan Lemah Nadi cepat dan lemah Kejang Gangguan pernapasan Identifikasi ular: Ciri-ciri ular berbisa 1. Bekas gigitan berupa tusukan dengan diameter kecil 2. Memiliki vertical eye slit, kecuali coral snake 3. Mempunyai heat-sensitive pit diantara mata dan nostril 4. Memiliki satu deret sisik di bagian bawah ekor 5. Kepala berbentuk segitiga kecuali coral snake 6. Berwarna cerah Ciri-ciri ular tidak berbisa 1. Bekas gigitan ular berbentuk tapal kuda 2. Memiliki mata bulat 3. Tidak memiliki heat-sensitive pit diantara mata dan nostril 4. Memiliki dua deret sisik di bagian ekor 5. Kepala berbentuk agak bulat 9 Materi Panateen 2016

11 Penanganan: 1. Perkenalkan diri terlebih dahulu supaya orang di sekitar korban percaya bahwa kita ingin dan sanggup membantu. 2. Utamakan keamanan, pastikan penolong aman dan tempat untuk menolong aman. 3. Mengenali dan menentukan jenis ular (bila masih ada) apakah berbisa atau tidak berbisa. Tetapi jangan mengejar, membunuh, atau menangkap ular tersebut kecuali memang ahli. 4. Lakukan penilaian awal pada korban (ABC). Periksa respon korban, pastikan jalan napasnya terbuka, lakukan penilaian pernapasan dan denyut nadi. Jika tidak ada nadi dan napas, langsung hubungi bantuan/ambulans. 5. Tenangkan korban agar tidak panik. 6. Minta korban untuk mengurangi pergerakan. 7. Jika ular tidak berbisa lakukan pembersihan luka dan penanganan perdarahan saja. 8. Jika berbisa, bersihkan luka secara lembut dengan air 9. Posisikan bagian tubuh yang tergigit di bawah jantung untuk mengurangi penyebaran racun. 10. Jangan memakai tourniquet. 11. Melakukan pemeriksaan berkala pada korban selama perjalanan ke fasilitas kesehatan 10 Materi Panateen 2016

12 KERACUNAN Racun (poison) adalah suatu zat atau bahan yang apabila masuk ke dalam tubuh, baik melalui saluran pencernaan (ingesti), saluran nafas (inhalasi), suntikan (injeksi), ataupun kulit (kontak), dapat menyebabkan gannguan pada fungsi tubuh hingga menimbulkan kematian. Racun dapat ditemukan dalam berbagai bentuk, bisa padat, cair, gas, ataupun serbuk. Dapat juga bahan alami seperti tanaman beracun ataupun bahan kimia seperti pestisida. Selain itu, zat yang biasa saja atau bersifat obat pada kadar rendah dapat bersifat racun pada kadar yang lebih tinggi. Toksin adalah racun yang diproduksi oleh makhluk hidup. Sedangkan bisa atau venom adalah toksin yang diinjeksikan atau ditusukkan oleh makhluk hidup. Seseorang yang mengalami keracunan harus segera ditangani karena reaksi keracunan dapat terjadi saat itu juga, beberapa waktu kemudian, atau terasa saat sudah lama. Penanganan yang kurang tepat dapat memperparah keadaan penderita. Gejala: Penurunan kesadaran Nyeri perut, mual, muntah, diare Air liur berlebih atau mulut tampak berbusa Pupil mata tidak normal Rasa terbakar di sekitar bibir dan mulut Kejang otot Keringat berlebih Napas terlalu cepat atau terlalu lambat Denyut nadi atau detak jantung tidak normal Kulit kemerahan atau kebiruan Kelemahan otot Hipotermia Penanganan: 1. Perkenalkan diri terlebih dahulu supaya orang di sekitar korban percaya bahwa kita ingin dan sanggup membantu. 2. Utamakan keamanan, pastikan penolong aman dan tempat untuk menolong aman. 3. Menenangkan korban agar tidak panik 4. Lakukan penilaian awal pada korban (ABC). Periksa respon korban, pastikan jalan napasnya terbuka, lakukan penilaian pernapasan dan denyut nadi. Jika tidak ada nadi dan napas, langsung hubungi bantuan/ambulans. 5. Menanyakan atau melihat riwayat penderita untuk mencari penyebab keracunan 6. Memperkirakan jumlah racun yang masuk 7. Mengecek tanda vital 11 Materi Panateen 2016

13 8. Melakukan tindakan penanganan yang sesuai dengan penyebab keracunan a. Keracunan melalui mulut/alat pencernaan Keracunan dapat disebabkan oleh makanan, minuman, ataupun zat lain yang beracun Berikan air yang cukup banyak pada korban untuk menetralkan racun Korban dapat diberikan zat anti racun atau absorben seperti norit, susu, atau air kelapa Bawa ke fasilitas kesehatan dengan membawa sampel zat yang dicurigai menyebabkan keracunan agar dapat diidentifikasi b. Keracunan melalui pernapasan Jauhkan korban dari sumber gas beracun Beri oksigen dengan konsentrasi tinggi atau sesuai ketentuan Bawa ke fasilitas kesehatan dengan membawa kaleng, botol, atau label dari zat yang dicurigai menyebabkan keracunan agar dapat diidentifikasi c. Keracunan melalui kulit atau kontak Lepas bagian pakaian korban yang terkena racun Jika berupa serbuk, bersihkan dengan sikat lembut Jika berupa cairan maka aliri dengan air bersih atau cairan saline/infus selama minimal 20 menit Bawa ke fasilitas kesehatan dengan membawa kaleng, botol, atau label dari zat yang dicurigai menyebabkan keracunan agar dapat diidentifikasi 9. Melakukan pemeriksaan berkala selama perjalanan Hal yang tidak boleh dilakukan: Memaksa korban untuk memuntahkan makanan atau racun yang temakan secara paksa. Melakukan breathing rescue secara langsung dari mulut ke mulut karena masih ada kemungkinan kontak dengan racun yang tersisa di mulut korban 12 Materi Panateen 2016

14 ASMA Asma adalah manifestasi dari reaksi hipersensitivitas di mana paparan terhadap alergen atau kondisi-kondisi tertentu akan memacu produksi lendir di paruparu sehingga menyebabkan penyempitan jalan napas. Tanda dan Gejala: Mengi, sesak napas, batuk, dada terasa berat Memburuk malam hari atau menjelang pagi Intensitasnya bervariasi dari waktu ke waktu Ada penyebab alergi Penyebab asma: Debu, bulu binatang, kecoa, jamur, serbuk sari dari pohon, rumput, maupun bunga Polusi di dalam maupun di luar ruangan, seperti: asap rokok, asap kendaraan, dll Infeksi pernapasan Obat-obatan Zat aditif pada makanan (pengawet, penyedap, pewarna makanan) Iritan (parfum, bau-bauan tajam) Aktivitas fisik dan hiperventilasi Perubahan cuaca Penanganan: 1. Perkenalkan diri terlebih dahulu supaya orang di sekitar korban percaya bahwa kita ingin dan sanggup membantu. 2. Utamakan keamanan, pastikan penolong aman dan tempat untuk menolong aman. 3. Lakukan penilaian awal pada korban (ABC). Periksa respon korban, pastikan jalan napasnya terbuka, lakukan penilaian pernapasan dan denyut nadi. Jika tidak ada nadi dan napas, langsung hubungi bantuan/ambulans. 4. Jauhkan korban penyebab asma. 5. Beri ruang pada korban untuk bernapas. Longgarkan pakaian korban, bawa korban ke tempat yang luas dan jangan dikerumuni. 6. Tenangkan korban. 7. Tanyakan apakah korban membawa obat asma (inhaler) 8. Bantu korban memakai inhaler dengan benar a. Buka penutup b. Kocok inhaler c. Pegang dengan benar d. Berikan inhaler pada mulut korban 13 Materi Panateen 2016

15 9. Panggil ambulans jika korban tidak membaik setelah diberikan inhaler 5 kali 10. Jika asma berhasil tertangani, beri oksigen (Oxycan) seperlunya Hal yang tidak boleh dilakukan: membaringkan korban mendekatkan pemicu asma pada korban meninggalkan korban sebelum asma tertangani Cari pertolongan medis jika : serangan tidak membaik setelah pemakaian inhaler asma terjadi pada: bayi, anak-anak, usia >40 tahun, ibu hamil, korban yang mempunyai riwayat penyakit jantung korban terlihat lesu dan pucat tidak ada riwayat asma sebelumnya 14 Materi Panateen 2016

16 HIPOTERMI Hipotermi adalah kondisi dimana suhu tubuh berada dibawah 35 0 C (suhu tubuh normal: 36,5 37,5 0 C). Hal-hal yang menyebabkan hipotermi: Usia yang terlalu tua dan terlalu muda Sakit parah Orang yang mengalami kurang gizi Sangat kelelahan Konsumsi obat tertentu Dibawah pengaruh alkohol dan narkoba Sedang berada ditempat yang sangat dingin (gunung, daerah bersalju) Pembagian dan penanganan Hipotermia 1. Hipotermia Ringan ( 35 0 C C ) Tanda-tanda: a. Pucat b. Kebingungan c. Kesemutan dan kram d. Gangguan bicara e. Detak jantung meningkat f. Napas cepat g. Penurunan suhu tubuh h. Produksi air kencing berlebih i. Menggigil Penanganan: 1. Perkenalkan diri terlebih dahulu supaya orang di sekitar korban percaya bahwa kita ingin dan sanggup membantu. 2. Utamakan keamanan, pastikan penolong aman dan tempat untuk menolong aman. 3. Lakukan penilaian awal pada korban (ABC). Periksa respon korban, pastikan jalan napasnya terbuka, lakukan penilaian pernapasan dan denyut nadi. Jika tidak ada nadi dan napas, langsung hubungi bantuan/ambulans 4. Pindahkan korban ke tempat yang hangat 5. Ganti pakaian korban jika basah 6. Hangatkan korban dengan sumber panas (dipangkal paha, kepala, leher, dan sisi tepi dada). Gunakan selimut elektrik atau botol berisi air hangat jika tersedia. Lapisi korban dengan selimut kering. 15 Materi Panateen 2016

17 7. Minuman hangat dapat diberikan untuk meningkatkan suhu tubuh. 8. Setelah suhu tubuh meningkat, pastikan korban tetap diberi selimut untuk menghindari hilangnya panas dari tubuh. 2. Hipotermia Sedang ( 32 0 C C ) Tanda-tanda : a. Gerakan tubuh melambat dan tidak wajar b. Berjalan sempoyongan dan kebingungan c. Kesadaran, denyut nadi, dan frekuensi napas mulai menurun. d. Kesalahan koordinasi otot sangat terlihat e. Pucat tampak pada telinga, bibir, jari tangan dan kaki f. Pupil mata membesar Penanganan: 1. Perkenalkan diri terlebih dahulu supaya orang di sekitar korban percaya bahwa kita ingin dan sanggup membantu. 2. Utamakan keamanan, pastikan penolong aman dan tempat untuk menolong aman. 3. Lakukan penilaian awal pada korban (ABC). Periksa respon korban, pastikan jalan napasnya terbuka, lakukan penilaian pernapasan dan denyut nadi. Jika tidak ada nadi dan napas, langsung hubungi bantuan/ambulans. 4. Pindahkan korban ke tempat yang hangat. 5. Ganti pakaian korban jika basah, beri kain penghangat, tutup kepala, dan perlakukan korban dengan lembut. 6. Istirahatkan korban. 7. Tutupi semua bagian kaki dan tangan korban dengan selimut. 8. Berikan korban dengan sumber panas (dipangkal paha, kepala, leher, dan sisi tepi dada). Gunakan selimut elektrik atau botol berisi air hangat jika tersedia. Lapisi korban dengan selimut kering. 9. Jangan meninggalkan korban sendirian. 3. Hipotermia Berat ( suhu tubuh <28 0 C) Tanda-tanda : a. Pernapasan menurun, detak jantung menurun, mulai terjadi saat suhu 28 0 C. b. Kulit yang terkena udara dingin menjadi biru dan bengkak 16 Materi Panateen 2016

18 c. Koordinasi gerakan sangat buruk sehingga tidak memungkinkan untuk berjalan d. Kesulitan berbicara atau gagap e. Berpikir lama atau bahkan amnesia (lupa) f. Pupil mata tidak reaktif g. Menyebabkan koma Penanganan: 1. Perkenalkan diri terlebih dahulu supaya orang di sekitar korban percaya bahwa kita ingin dan sanggup membantu. 2. Utamakan keamanan, pastikan penolong aman dan tempat untuk menolong aman. 3. Lakukan penilaian awal pada korban (ABC). Periksa respon korban, pastikan jalan napasnya terbuka, lakukan penilaian pernapasan dan denyut nadi. Jika tidak ada nadi dan napas, langsung hubungi bantuan/ambulans. 4. Korban dengan suhu dibawah 28 0 C ditangani seperti korban kegawatdaruratan. 5. Korban dengan hipotermia berat harus dihangatkan kembali secara hati-hati dan pastikan suhu korban terus dimonitor. 6. Lepaskan semua pakaian korban yang basah dan ganti dengan yang kering, lalu beri selimut. 7. Setelah korban berhenti menggigil berarti tubuh tidak lagi mampu menghasilkan panas tubuh. Kondisi ini membutuhkan sumber panas yang rendah, misalnya dengan skin to skin, dari tubuh manusia lainnya (dipeluk). 8. Hangatkan paru-paru korban dengan napas buatan mulut ke mulut. 9. Jangan memijat atau memindahkan tangan dan kaki korban. 10. Jangan menggunakan sumber panas langsung (misalnya air panas). 11. Korban dalam kondisi hipotermi berat bisa dalam kondisi tidak sadar, tidak ada nadi, tidak ada napas. Meskipun terlihat seperti mayat, tetap lakukan CPR dan harus tetap dilanjutkan proses penghangatan sampai bantuan medis datang. Hal yang tidak boleh dilakukan: 1. Beranggapan bahwa seseorang yang berbaring tanpa bergerak sudah pasti meninggal. 17 Materi Panateen 2016

19 2. Gunakan pemanas langsung (seperti air panas, bantal pemanas atau lampu pemanas). 3. Memberikan alkohol kepada korban. 4. Memanaskan bagian perifer tubuh korban karena akan menyebabkan sirkulasi darah tidak bisa terfokus ke organ tubuh. 5. Memberikan korban minuman teh dan kopi. Pencegahan: 1. Sebelum beraktifikas di daerah dingin, jangan konsumsi alkohol atau merokok, pastikan Anda makan, minum, dan istirahat yang cukup. 2. Gunakan sarung tangan, pakaian hangat, dan topi yang menutupi telinga. 3. Hindari suhu yang sangat dingin, terlebih area berangin. 4. Hindari memakai pakaian basah. 5. Terus bergerak jika merasa kedinginan, karena aktifitas otot mampu menghangatkan tubuh Jika hipotermi terjadi pada anak yang mengalami kekurangan gizi maka dapat digunakan Kangaroo s technique yaitu teknik dengan meletakkan anak di dada atau perut ibunya dengan kontak skin-to-skin lalu keduanya diselimuti. 18 Materi Panateen 2016

20 KRAM Kram adalah kontraksi tidak sadar pada otot atau sekumpulan otot. Biasanya terjadi ketika ada gerakan berkepanjangan dengan intensitas tinggi tanpa pemanasan. Pada kram, otot menjadi kaku dan sulit digerakkan. Kram dapat berlangsung dalam hitungan detik sampai 15 menit. Kram dapat menyerang organ manapun, tetapi yang sering terjadi adalah kram pada otot rangka terutama bagian tungkai. Kram dapat disebabkan oleh aktivitas fisik berlebih yang menyebabkan kelelahan otot. Terutama aktivitas yang tidak didahului oleh pemanasan terlebih dahulu sehingga menyebabkan kaku otot dan otot cepat lelah. Korban diam pada suatu posisi dalam waktu cukup lama juga dapat megakibatkan kram. Selain itu kram juga dapat disebabkan oleh dehidrasi dan kekurangan elektrolit. Untuk mencegah terjadinya kram pastikan utuk melakukan pemanasan dengan benar sebelum berolahraga dan memastikan asupan cairan dan elektrolit yang baik. Penanganan: 1. Perkenalkan diri terlebih dahulu supaya orang di sekitar korban percaya bahwa kita ingin dan sanggup membantu. 2. Utamakan keamanan, pastikan penolong aman dan tempat untuk menolong aman. 3. Lakukan penilaian awal pada korban (ABC). Periksa respon korban, pastikan jalan napasnya terbuka, lakukan penilaian pernapasan dan denyut nadi. Jika tidak ada nadi dan napas, langsung hubungi bantuan/ambulans. 4. Menenangkan korban agar tidak panik. 5. Korban diminta untuk beristirahat dan tenang. 6. Kompres bagian yang cidera dengan es untuk mengurangi pembengkakan dan rasa sakit pada kulit. Kompresi tidak boleh dilakukan lebih dari 20 menit pada bagian yang cidera, dan tidak boleh bersentuhan langsung dengan kulit karena dapat menyebabkan cidera pada kulit. Jika tidak memiliki es, dapat menggunakan botol minuman dingin. 7. Meninggikan anggota tubuh yang mengalami kram. 8. Lakukan gerakan peregangan otot agar otot yang kram relaksasi. 9. Setelah kram berhenti, pijat otot dengan lembut ke arah jantung. 19 Materi Panateen 2016

KEDARURATAN LINGKUNGAN

KEDARURATAN LINGKUNGAN Materi 14 KEDARURATAN LINGKUNGAN Oleh : Agus Triyono, M.Kes a. Paparan Panas Panas dapat mengakibatkan gangguan pada tubuh. Umumnya ada 3 macam gangguan yang terjadi td&penc. kebakaran/agust.doc 2 a. 1.

Lebih terperinci

KEDARURATAN LAIN DIABETES HIPOGLIKEMIA

KEDARURATAN LAIN DIABETES HIPOGLIKEMIA DIABETES HIPOGLIKEMIA GEJALA TANDA : Pusing Lemah dan gemetar Lapar Jari dan bibir kebas Pucat Berkeringat Nadi cepat Mental bingung Tak sadar DIABETES HIPOGLIKEMIA PERTOLONGAN PERTAMA ; Bila tak sadar

Lebih terperinci

Pusat Hiperked dan KK

Pusat Hiperked dan KK Pusat Hiperked dan KK 1. Gangguan pernafasan (sumbatan jalan nafas, menghisap asap/gas beracun, kelemahan atau kekejangan otot pernafasan). 2. Gangguan kesadaran (gegar/memar otak, sengatan matahari langsung,

Lebih terperinci

Materi 13 KEDARURATAN MEDIS

Materi 13 KEDARURATAN MEDIS Materi 13 KEDARURATAN MEDIS Oleh : Agus Triyono, M.Kes Pengertian Kedaruratan medis adalah keadaan non trauma atau disebut juga kasus medis. Seseorang dengan kedarutan medis dapat juga terjadi cedera.

Lebih terperinci

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN Pengertian P3K Pertolongan sementara yang diberikan kepada seseorang yang menderita sakit atau kecelakaan sebelum mendapat pertolongan dari dokter. Sifat dari P3K :

Lebih terperinci

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN KARYA TULIS PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN Disusun Oleh: Tito Sucipto, S.Hut., M.Si. NIP. 19790221 200312 1 001 DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2009 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

LUKA BAKAR Halaman 1

LUKA BAKAR Halaman 1 LUKA BAKAR Halaman 1 1. LEPASKAN: Lepaskan pakaian/ perhiasan dari daerah yang terbakar. Pakaian yang masih panas dapat memperburuk luka bakar 2. BASUH: Letakkan daerah yang terbakar di bawah aliran air

Lebih terperinci

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN PERTOLONGAN PERTAMA Jika anda orang yang pertama menemukan kejadian kecelakaan yang serius, jangan menjadikan diri anda sebagai korban. Tetap tenang Ikuti prosedur gawat darurat Pertolongan pertama harus

Lebih terperinci

TOKSIKOLOGI BEBERAPA ISTILAH. Toksikologi Toksisitas Toksin / racun Dosis toksik. Alfi Yasmina. Sola dosis facit venenum

TOKSIKOLOGI BEBERAPA ISTILAH. Toksikologi Toksisitas Toksin / racun Dosis toksik. Alfi Yasmina. Sola dosis facit venenum TOKSIKOLOGI Alfi Yasmina BEBERAPA ISTILAH Toksikologi Toksisitas Toksin / racun Dosis toksik Sola dosis facit venenum 1 KLASIFIKASI Berdasarkan cara: Self-poisoning Attempted poisoning Accidental poisoning

Lebih terperinci

PMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita

PMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita Saat menemukan penderita ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk menentukan tindakan selanjutnya, baik itu untuk mengatasi situasi maupun untuk mengatasi korbannya. Langkah langkah penilaian pada penderita

Lebih terperinci

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN Tujuan 1. Menyelamatkan jiwa korban 2. Meringankan penderitaan korban serta mencegah bahaya lanjut akibat kecelakaan 3. Mempertahankan daya tahan korban sampai pertolongan

Lebih terperinci

CEDERA KEPALA, LEHER, TULANG BELAKANG DAN DADA

CEDERA KEPALA, LEHER, TULANG BELAKANG DAN DADA Materi 12 CEDERA KEPALA, LEHER, TULANG BELAKANG DAN DADA Oleh : Agus Triyono, M.Kes A. CEDERA KEPALA Pengertian : Semua kejadian pada daerah kepala yang dapat mengakibatkan terganggunya fungsi otak baik

Lebih terperinci

NEONATUS BERESIKO TINGGI

NEONATUS BERESIKO TINGGI NEONATUS BERESIKO TINGGI Asfiksia dan Resusitasi BBL Mengenali dan mengatasi penyebab utama kematian pada bayi baru lahir Asfiksia Asfiksia adalah kesulitan atau kegagalan untuk memulai dan melanjutkan

Lebih terperinci

BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)

BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP) BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP) Artikel ini merupakan sebuah pengetahuan praktis yang dilengkapi dengan gambar-gambar sehingga memudahkan anda dalam memberikan pertolongan untuk

Lebih terperinci

P3K Posted by faedil Dec :48

P3K Posted by faedil Dec :48 P3K Posted by faedil011-06 Dec 2009 20:48 PENDAHULUAN 1. Ketrampilan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) merupakan salah satu kegiatan kepramukaan yang memberikan bekal peserta didik dalam hal pengalaman:

Lebih terperinci

Bantuan Hidup Dasar. (Basic Life Support)

Bantuan Hidup Dasar. (Basic Life Support) Bantuan Hidup Dasar (Basic Life Support) Sistem utama tubuh manusia Sistem Pernapasan Sistem Peredaran Darah Mati Mati klinis Pada saat pemeriksaan penderita tidak menemukan adanya fungsi sistem perdarahan

Lebih terperinci

PERTOLONGAN PERTAMA GAWAT DARURAT. Klinik Pratama 24 Jam Firdaus

PERTOLONGAN PERTAMA GAWAT DARURAT. Klinik Pratama 24 Jam Firdaus PERTOLONGAN PERTAMA GAWAT DARURAT Klinik Pratama 24 Jam Firdaus Pendahuluan serangkaian usaha pertama yang dapat dilakukan pada kondisi gawat darurat dalam rangka menyelamatkan seseorang dari kematian

Lebih terperinci

ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS

ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS Asuhan segera pada bayi baru lahir Adalah asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selama jam pertama setelah persalinan. Aspek-aspek penting yang harus dilakukan pada

Lebih terperinci

PANDUAN TENTANG BANTUAN HIDUP DASAR

PANDUAN TENTANG BANTUAN HIDUP DASAR PANDUAN TENTANG BANTUAN HIDUP DASAR Apa yang akan Anda lakukan jika Anda menemukan seseorang yang mengalami kecelakaan atau seseorang yang terbaring di suatu tempat tanpa bernafas spontan? Apakah Anda

Lebih terperinci

TEORI PENYEBAB PENYAKIT 2. By: Syariffudin

TEORI PENYEBAB PENYAKIT 2. By: Syariffudin TEORI PENYEBAB PENYAKIT 2 By: Syariffudin Definisi Teori Penyebab Penyakit Teori penyebab penyakit memiliki pengertian sebuah teori yang mempelajari gejala-gejala timbulnya penyakit karena adanya ketidakseimbangan

Lebih terperinci

PELATIHAN PERTOLONGAN PERTAMA BAGI PEMBINA PMR PMI SE- KABUPAATEN TEGAL

PELATIHAN PERTOLONGAN PERTAMA BAGI PEMBINA PMR PMI SE- KABUPAATEN TEGAL PELATIHAN PERTOLONGAN PERTAMA BAGI PEMBINA PMR PMI SE- KABUPAATEN TEGAL Tegal, 19 s/d 20 Mei 2004 PELATIHAN PERTOLONGAN PERTAMA BAGI PEMBINA PMR PMI SE-KABUPAATEN TEGAL TANGGAL 19 S/D 20 MEI 2004 1. Darah

Lebih terperinci

Dilakukan. Komponen STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI

Dilakukan. Komponen STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI Komponen Ya Dilakukan Tidak Pengertian Gerakan/sentuhan yang diberikan pada bayi setiap hari selama 15 menit, untuk memacu sistem sirkulasi bayi dan denyut

Lebih terperinci

BAB VI PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

BAB VI PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN BAB VI PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN A. Pengertian Pertolongan pertama adalah pertolongan sementara yang diberikan kepada seseorang yang sakit mendadak atau yang mendapat kecelakaan sebelum mendapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2003)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2003) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGETAHUAN 1. Defenisi Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya).

Lebih terperinci

KOMPLIKASI PHLEBOTOMY

KOMPLIKASI PHLEBOTOMY NAMA NIM/SMT : HALUMMA FADHILAH : P17434113014/ IVA ANALIS KOMPLIKASI PHLEBOTOMY A. Pendarahan Komplikasi pendarahan lebih sering terjadi pada pengambilan darah alteri. Pengambilan darah kapiler lebih

Lebih terperinci

11/9/2011 TOKSIKOLOGI. Alfi Yasmina BEBERAPA ISTILAH. Toksikologi Toksisitas Toksin / racun Dosis toksik. Sola dosis facit venenum

11/9/2011 TOKSIKOLOGI. Alfi Yasmina BEBERAPA ISTILAH. Toksikologi Toksisitas Toksin / racun Dosis toksik. Sola dosis facit venenum TOKSIKOLOGI Alfi Yasmina BEBERAPA ISTILAH Toksikologi Toksisitas Toksin / racun Dosis toksik Sola dosis facit venenum 1 KLASIFIKASI Berdasarkan cara: Self-poisoning Attempted poisoning Accidental poisoning

Lebih terperinci

MANAJEMEN P3K DI TEMPAT KERJA. Armaidi Darmawan, dr, M.Epid Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas/Keluarga PSPD Unja

MANAJEMEN P3K DI TEMPAT KERJA. Armaidi Darmawan, dr, M.Epid Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas/Keluarga PSPD Unja MANAJEMEN P3K DI TEMPAT KERJA Armaidi Darmawan, dr, M.Epid Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas/Keluarga PSPD Unja Pendahuluan Dalam kehidupan sehari-hari sering terjadi kecelakaan yang menimpa Kecelakaan

Lebih terperinci

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan PENGANTAR KESEHATAN DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY PENGANTAR Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan meningkatkan kesehatan, cara mencegah penyakit, cara menyembuhkan

Lebih terperinci

13. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Pesawat Udara SUBSTANSI MATERI

13. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Pesawat Udara SUBSTANSI MATERI 13. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Pesawat Udara Modul Diklat Basic PKP-PK 13.1 Kecelakaan pesawat udara 13.1.1 Terjadinya kecelakaan pesawat udara a. Kecelakaan pesawat udara diketahui sebelumnya;

Lebih terperinci

Jenis Bahaya Dan Cara Penanganan Kecelakaan Yang Terjadi Laboratorium Biologi

Jenis Bahaya Dan Cara Penanganan Kecelakaan Yang Terjadi Laboratorium Biologi Jenis Bahaya Dan Cara Penanganan Kecelakaan Yang Terjadi Laboratorium Biologi Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan. Biasanya kecelakaan menyebabkan, kerugian material

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN Lampiran 5 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH LINGKUNGAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH, PERSONAL HYGIENE DAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) TERHADAP KELUHAN KESEHATAN PADA PEMULUNG DI KELURAHAN TERJUN KECAMATAN

Lebih terperinci

MANAJEMEN TERPADU UMUR 1 HARI SAMPAI 2 BULAN

MANAJEMEN TERPADU UMUR 1 HARI SAMPAI 2 BULAN MANAJEMEN TERPADU BAYI MUDA UMUR 1 HARI SAMPAI 2 BULAN PENDAHULUAN Bayi muda : - mudah sekali menjadi sakit - cepat jadi berat dan serius / meninggal - utama 1 minggu pertama kehidupan cara memberi pelayanan

Lebih terperinci

! KARTU PP/ DARSTELLERKARTEN / ACTORS CARDS 1

! KARTU PP/ DARSTELLERKARTEN / ACTORS CARDS 1 KARTU PP/ DARSTELLERKARTEN / ACTORS CARDS 1 "#$%&'()%*&' "#$%&'#$()*+,-+*#.'/0#12.##$.34,./#$5%#'*,+67"894$:(;0;#,&+*3/,)&1/.D.;=#&/+$/$E4,6#$%*+,='/0.,4$#)

Lebih terperinci

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI NO. PSM/AGR-KBN/10 Status Dokumen No. Distribusi DISAHKAN Pada tanggal 07 Mei 2012 Dimpos Giarto Valentino Tampubolon Direktur Utama Hal 1 dari 8 SEJARAH PERUBAHAN DOKUMEN

Lebih terperinci

PEMBALUTAN DAN PEMBIDAIAN. Disampaikan Oleh; Ns, Mei Fitria K, S.Kep

PEMBALUTAN DAN PEMBIDAIAN. Disampaikan Oleh; Ns, Mei Fitria K, S.Kep PEMBALUTAN DAN PEMBIDAIAN Disampaikan Oleh; Ns, Mei Fitria K, S.Kep Pembalutan Pembalutan adalah penutupan suatu bagian tubuh yang cedera dengan bahan tertentu dan dengan tujuan tertentu Pembalut adalah

Lebih terperinci

BAB 1 LATAR BELAKANG. signifikan bagi perekonomian Indonesia. Pada tahun 2006, luas lahan areal kelapa

BAB 1 LATAR BELAKANG. signifikan bagi perekonomian Indonesia. Pada tahun 2006, luas lahan areal kelapa 1 BAB 1 LATAR BELAKANG 1.1. Latar Belakang Industri yang mengalami pertumbuhan yang pesat dalam beberapa tahun terakhir ialah minyak kelapa sawit. Komoditas kelapa sawit menunjukkan peran yang signifikan

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN Konsep kebutuhan mempertahankan suhu tubuh normal I.1 Definisi kebutuhan termoregulasi

LAPORAN PENDAHULUAN Konsep kebutuhan mempertahankan suhu tubuh normal I.1 Definisi kebutuhan termoregulasi LAPORAN PENDAHULUAN I. Konsep kebutuhan mempertahankan suhu tubuh normal I.1 Definisi kebutuhan termoregulasi Termoregulasi adalah suatu pengaturan fisiologis tubuh manusia mengenai keseimbangan produksi

Lebih terperinci

Awal Kanker Rongga Mulut; Jangan Sepelekan Sariawan

Awal Kanker Rongga Mulut; Jangan Sepelekan Sariawan Sariawan Neng...! Kata-kata itu sering kita dengar pada aneka iklan suplemen obat panas yang berseliweran di televisi. Sariawan, gangguan penyakit pada rongga mulut, ini kadang ditanggapi sepele oleh penderitanya.

Lebih terperinci

PENANGANAN TEPAT MENGATASI DEMAM PADA ANAK

PENANGANAN TEPAT MENGATASI DEMAM PADA ANAK PENANGANAN TEPAT MENGATASI DEMAM PADA ANAK Demam pada anak merupakan salah satu pertanda bahwa tubuhnya sedang melakukan perlawanan terhadap kuman yang menginfeksi. Gangguan kesehatan ringan ini sering

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP ) SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP ) Topik : Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Sasaran : 1. Umum : Keluarga pasien ISPA 2. Khusus: Pasien ISPA Hari/Tanggal : Jumat, 24 Januari 2014 Waktu : Pukul 9.30 10.00

Lebih terperinci

CEDERA OLAHRAGA PADA SENAM DAN UPAYA P3K. Oleh: Dr. Sugeng Purwanto Dosen PJKR FIK UNY

CEDERA OLAHRAGA PADA SENAM DAN UPAYA P3K. Oleh: Dr. Sugeng Purwanto Dosen PJKR FIK UNY CEDERA OLAHRAGA PADA SENAM DAN UPAYA P3K Oleh: Dr. Sugeng Purwanto Dosen PJKR FIK UNY Pendahuluan Or senam dimasyarakat sdh banyak dikenal, bhw OR senam terdiri dari senam ritmis, gymnastic, dan sport

Lebih terperinci

Petir : Volt Volt = Kvolt PLN : Sumber 1 KVolt Gardu 1000 Volt Rumah 220 Volt Baterei : 9 Volt, 1,5 Volt

Petir : Volt Volt = Kvolt PLN : Sumber 1 KVolt Gardu 1000 Volt Rumah 220 Volt Baterei : 9 Volt, 1,5 Volt Petir : 30.000 Volt 60.000 Volt = 30-60 Kvolt PLN : Sumber 1 KVolt Gardu 1000 Volt Rumah 220 Volt Baterei : 9 Volt, 1,5 Volt Tubuh Manusia: 70 milivolt = 0,07 Volt Biolistrik_02 Listrik Eksternal. Yang

Lebih terperinci

Hidup Sehat. Peta Konsep. Halaman 1 dari 8

Hidup Sehat. Peta Konsep. Halaman 1 dari 8 5 Hidup Sehat Pola hidup akan menentukan kualitas kesehatan seseorang. Pola hidup yang baik akan membawa seseorang pada kesehatan jasmani. Sebaliknya, pola hidup yang buruk dapat menimbulkan berbagai masalah.

Lebih terperinci

Mengenal Penyakit Kelainan Darah

Mengenal Penyakit Kelainan Darah Mengenal Penyakit Kelainan Darah Ilustrasi penyakit kelainan darah Anemia sel sabit merupakan penyakit kelainan darah yang serius. Disebut sel sabit karena bentuk sel darah merah menyerupai bulan sabit.

Lebih terperinci

Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif

Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif NBID42 Untuk Penggunaan Rumah Tangga Mohon agar Buku Petunjuk Pemakaian ini dibaca dengan baik sebelum pemakaian, dan pakailah peralatan dengan benar.

Lebih terperinci

Manfaat Minum Air Putih

Manfaat Minum Air Putih Manfaat Minum Air Putih "Teman-teman, mungkin banyak dari kita yang malas minum air putih...padahal manfaatnya banyak banget...yuks kita kupas manfaatnya!" Sekitar 80% tubuh manusia terdiri dari air. Otak

Lebih terperinci

PENANGGULANGAN KECELAKAAN KERJA

PENANGGULANGAN KECELAKAAN KERJA PENANGGULANGAN KECELAKAAN KERJA Sebuah perusahaan hendaknya memiliki ruangan khusus (ruang P3K) untuk berjaga-jaga jika ada pegawai yang mengalami kecelakaan kerja. Letak ruang Pertolongan Pertama (P3K)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelahiran bayi merupakan saat yang membahagiakan orang tua, terutama bayi yang lahir sehat. bayi adalah usia 0 bulan hingga 1 tahun, dengan pembagian.masa neonatal,

Lebih terperinci

2

2 2 4 6 9 10 Setiap sel senantiasa terbenam dalam air Memerlukan air utk melaksanakan fungsi sel tersebut medium dimana metabolisme tubuh berlangsung. alat pengangkutan tubuh. bahan pelicin utk pergerakan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR DINAS KESEHATAN PUSKESMAS LENEK Jln. Raya Mataram Lb. Lombok KM. 50 Desa Lenek Kec. Aikmel

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR DINAS KESEHATAN PUSKESMAS LENEK Jln. Raya Mataram Lb. Lombok KM. 50 Desa Lenek Kec. Aikmel PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR DINAS KESEHATAN PUSKESMAS LENEK Jln. Raya Mataram Lb. Lombok KM. 0 Desa Lenek Kec. Aikmel EVALUASI LAYANAN KLINIS PUSKESMAS LENEK 06 GASTROENTERITIS AKUT. Konsistensi

Lebih terperinci

CARA MENGATASI GIGITAN ULAR

CARA MENGATASI GIGITAN ULAR CARA MENGATASI GIGITAN ULAR Waingapu, 18 Pebruari 2016 SAMPOERNA RESCUE 1 PEMBAHASAN Cara Mengatasi Gigitan Ular Berbisa Cara Mengatasi Gigitan Ular Tidak Berbisa Memahami Ular dan Gigitannya 2 MENGENAL

Lebih terperinci

Buku Petunjuk Pemakaian Pengeriting Rambut Berpelindung Ion

Buku Petunjuk Pemakaian Pengeriting Rambut Berpelindung Ion Buku Petunjuk Pemakaian Pengeriting Rambut Berpelindung Ion NACC10 Untuk Penggunaan Rumah Tangga Mohon agar Buku Petunjuk Pemakaian ini dibaca dengan baik sebelum pemakaian, dan pakailah peralatan dengan

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.1

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.1 SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.1 1. Urutan organ pernapasan yang benar dari dalam ke luar adalah... paru-paru, tenggororkan mulut paru-paru kerongkongan, hidung

Lebih terperinci

Medical First Responder. Cedera musculoskeletal (Cedera pada tulang & otot)

Medical First Responder. Cedera musculoskeletal (Cedera pada tulang & otot) Medical First Responder Cedera musculoskeletal (Cedera pada tulang & otot) SASARAN Selesai mengikuti pelajaran, peserta mampu: 1. Menjelaskan patah tulang terbuka & tertutup, serta menyebutkan 4 tanda

Lebih terperinci

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio Pengertian Polio Polio atau poliomyelitis adalah penyakit virus yang sangat mudah menular dan menyerang sistem saraf. Pada kondisi penyakit yang bertambah parah, bisa menyebabkan kesulitan 1 / 5 bernapas,

Lebih terperinci

BAHAN AJAR GIZI OLAHRAGA DEHIDRASI. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or

BAHAN AJAR GIZI OLAHRAGA DEHIDRASI. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or BAHAN AJAR GIZI OLAHRAGA DEHIDRASI Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or Dehidrasi adalah gangguan keseimbangan cairan atau air pada tubuh. Penyebabnya adalah pengeluaran air/cairan lebih banyak daripada pemasukan

Lebih terperinci

MATERI KELAS IBU HAMIL PERTEMUAN KEDUA

MATERI KELAS IBU HAMIL PERTEMUAN KEDUA MATERI KELAS IBU HAMIL PERTEMUAN KEDUA PERTEMUAN II * Persalinan - Tanda - tanda persalinan - Tanda bahaya pada persalinan - Proses persalinan - Inisiasi Menyusui Dini (IMD) * Perawatan Nifas - Apa saja

Lebih terperinci

LAMPIRAN I INSTRUMEN PENELITIAN

LAMPIRAN I INSTRUMEN PENELITIAN LAMPIRAN I INSTRUMEN PENELITIAN PENJELASAN TENTANG PENELITIAN Judul Penelitian : Pengaruh Progressive Muscle Relaxation terhadap Kecemasan Pasien Penyakit Ginjal Kronis yang Menjalani Hemodialisa Peneliti

Lebih terperinci

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN PENDAHULUAN Seorang ibu akan membawa anaknya ke fasilitas kesehatan jika ada suatu masalah atau

Lebih terperinci

Asfiksia. Keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur

Asfiksia. Keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur Asfiksia Keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur 1 Tujuan Menjelaskan pengertian asfiksia bayi baru lahir dan gawat janin Menjelaskan persiapan resusitasi bayi baru

Lebih terperinci

SOP KEAMANAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

SOP KEAMANAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA SOP KEAMANAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA TUJUAN Memelihara lingkungan kerja yang sehat. Mencegah, dan mengobati kecelakaan yang disebabkan akibat pekerjaan sewaktu bekerja. Mencegah dan mengobati

Lebih terperinci

Pertolongan Pertama. pada Keracunan Pestisida

Pertolongan Pertama. pada Keracunan Pestisida INDONESIA Peranan CropLife Indonesia Pertolongan Pertama Dalam Meminimalkan Pemalsuan Pestisida pada Keracunan Pestisida CROPLIFE INDONESIA - vegimpact Deddy Djuniadi Executive Director CropLife Indonesia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. patofisiologi, imunologi, dan genetik asma. Akan tetapi mekanisme yang mendasari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. patofisiologi, imunologi, dan genetik asma. Akan tetapi mekanisme yang mendasari BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Asma Dari waktu ke waktu, definisi asma mengalami perubahan beberapa kali karena perkembangan dari ilmu pengetahuan beserta pemahaman mengenai patologi, patofisiologi,

Lebih terperinci

1. Sklera Berfungsi untuk mempertahankan mata agar tetap lembab. 2. Kornea (selaput bening) Pada bagian depan sklera terdapat selaput yang transparan

1. Sklera Berfungsi untuk mempertahankan mata agar tetap lembab. 2. Kornea (selaput bening) Pada bagian depan sklera terdapat selaput yang transparan PANCA INDERA Pengelihatan 1. Sklera Berfungsi untuk mempertahankan mata agar tetap lembab. 2. Kornea (selaput bening) Pada bagian depan sklera terdapat selaput yang transparan (tembus cahaya) yang disebut

Lebih terperinci

Masalah Kulit Umum pada Bayi. Kulit bayi sangatlah lembut dan membutuhkan perawatan ekstra.

Masalah Kulit Umum pada Bayi. Kulit bayi sangatlah lembut dan membutuhkan perawatan ekstra. Masalah Kulit Umum pada Bayi Kulit bayi sangatlah lembut dan membutuhkan perawatan ekstra. Brosur ini memberikan informasi mendasar tentang permasalahan kulit yang lazimnya dijumpai pada usia dini sebagai

Lebih terperinci

(electric shock) adalah sebuah fenomena dalam kehidupan. Secara. tubuh manusia dengan sumber tegangan yang cukup tinggi sehingga dapat

(electric shock) adalah sebuah fenomena dalam kehidupan. Secara. tubuh manusia dengan sumber tegangan yang cukup tinggi sehingga dapat SENGATAN LISTRIK A. Definisi Sengatan Listrik Kesetrum atau dalam bahasa ilmiah disebut sengatan listrik (electric shock) adalah sebuah fenomena dalam kehidupan. Secara sederhana kesetrum dapat dikatakan

Lebih terperinci

Aneka kebiasaan turun temurun perawatan bayi

Aneka kebiasaan turun temurun perawatan bayi Aneka kebiasaan turun temurun perawatan bayi ASI Asi harus dibuang dulu sebelum menyusui, karena ASI yang keluar adalah ASI lama (Basi). ASI tak pernah basi! biasanya yang dimaksud dengan ASI lama adalah

Lebih terperinci

Modul ke: Pedologi. Cedera Otak dan Penyakit Kronis. Fakultas Psikologi. Yenny, M.Psi., Psikolog. Program Studi Psikologi.

Modul ke: Pedologi. Cedera Otak dan Penyakit Kronis. Fakultas Psikologi. Yenny, M.Psi., Psikolog. Program Studi Psikologi. Modul ke: Pedologi Cedera Otak dan Penyakit Kronis Fakultas Psikologi Yenny, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Apakah yang Dimaksudkan dengan Kelumpuhan Otak itu? Kelumpuhan

Lebih terperinci

Written by Administrator Sunday, 07 August :30 - Last Updated Wednesday, 07 September :03

Written by Administrator Sunday, 07 August :30 - Last Updated Wednesday, 07 September :03 Muntah tanpa Sebab Bayi belum selesai makan, tiba-tiba "BOOMM!" Makanannya mengotori baju. Mengapa? Gumoh hingga muntah kerap terjadi pada bayi berusia kurang dari enam bulan. Perilaku ini membuat ibu

Lebih terperinci

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN DI TEMPAT KERJA

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN DI TEMPAT KERJA PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN DI TEMPAT KERJA Latar belakang: Sumber bahaya di tempat kerja Disadari tapi tidak dimengerti Dapat mengakibatkan cedera terhadap pekerja (manusianya) Adanya kecelakaan

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERAWATAN JENAZAH

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERAWATAN JENAZAH STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERAWATAN JENAZAH 1. Pengertian Perawatan jenazah adalah perawatan pasien setelah meninggal, perawatan termasuk menyiapkan jenazah untuk diperlihatkan pada keluarga, transportasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Identifikasi Potensi Bahaya Identifikasi bahaya yang dilakukan mengenai jenis potensi bahaya, risiko bahaya, dan pengendalian yang dilakukan. Setelah identifikasi bahaya dilakukan,

Lebih terperinci

Bab XV. Aborsi dan Komplikasinya. Mengapa bisa terjadi aborsi pada perempuan? Aborsi yang aman dan tidak aman. Komplikasi aborsi

Bab XV. Aborsi dan Komplikasinya. Mengapa bisa terjadi aborsi pada perempuan? Aborsi yang aman dan tidak aman. Komplikasi aborsi Bab XV Aborsi dan Komplikasinya Mengapa bisa terjadi aborsi pada perempuan? Aborsi yang aman dan tidak aman Komplikasi aborsi Pencegahan aborsi yang tidak aman 326 Aborsi adalah suatu tindakan yang dilakukan

Lebih terperinci

Tuberkulosis Dapat Disembuhkan

Tuberkulosis Dapat Disembuhkan Tuberkulosis Dapat Disembuhkan Erlina Burhan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Apakah Penyakit Tuberkulosis atau TB itu? Penyakit menular Kuman penyebab: Mycobacterium tuberculosis Bukan penyakit keturunan

Lebih terperinci

BAHAN AJAR PENYAKIT JANTUNG HIPERTENSIF DAN

BAHAN AJAR PENYAKIT JANTUNG HIPERTENSIF DAN BAHAN AJAR PENYAKIT JANTUNG HIPERTENSIF DAN 18 JANTUNG KORONER Penyakit Jantung Sampai sekarang penyakit jantung tetap sebagai pemegang rekor pembunuh nomor satu. Kalau dilihat dari berbagai kasus kematian

Lebih terperinci

Mengapa disebut sebagai flu babi?

Mengapa disebut sebagai flu babi? Flu H1N1 Apa itu flu H1N1 (Flu babi)? Flu H1N1 (seringkali disebut dengan flu babi) merupakan virus influenza baru yang menyebabkan sakit pada manusia. Virus ini menyebar dari orang ke orang, diperkirakan

Lebih terperinci

KEGUNAAN MEMERAH ASI

KEGUNAAN MEMERAH ASI KEGUNAAN MEMERAH ASI Mengurangi bengkak, sumbatan atau stasis ASI Memberi makan bayi yang mengalami kesulitan menghisap payudara Memberi makanan bayi yang menolak menyusu Memberi makan bayi berat lahir

Lebih terperinci

Lembar Persetujuan Responden

Lembar Persetujuan Responden Lampiran 1 Lembar Persetujuan Responden Saya yang bernama Sri Lestari Mei Donna Siregar/ 1102334 adalah Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia

Lebih terperinci

ALAT ALAT INDERA, ALAT PERNAPASAN MANUSIA, DAN JARINGAN TUMBUHAN

ALAT ALAT INDERA, ALAT PERNAPASAN MANUSIA, DAN JARINGAN TUMBUHAN ALAT ALAT INDERA, ALAT PERNAPASAN MANUSIA, DAN JARINGAN TUMBUHAN Kompetensi yang hendak dicapai: Siswa dapat memahami bagian tubuh manusia dan hewan, menjelaskan fungsinya, serta mampu mengidentifikasi

Lebih terperinci

Kaviti hidung membuka di anterior melalui lubang hidung. Posterior, kaviti ini berhubung dengan farinks melalui pembukaan hidung internal.

Kaviti hidung membuka di anterior melalui lubang hidung. Posterior, kaviti ini berhubung dengan farinks melalui pembukaan hidung internal. HIDUNG Hidung adalah indera yang kita gunakan untuk mengenali lingkungan sekitar atau sesuatu dari aroma yang dihasilkan. Kita mampu dengan mudah mengenali makanan yang sudah busuk dengan yang masih segar

Lebih terperinci

Kehamilan Resiko Tinggi. Oleh Dokter Muda Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2013

Kehamilan Resiko Tinggi. Oleh Dokter Muda Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2013 Kehamilan Resiko Tinggi Oleh Dokter Muda Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2013 Kehamilan adalah masa di mana seorang wanita membawa embrio atau fetus di dalam tubuhnya.

Lebih terperinci

PEDOMAN MEMIJAT PADA BAYI DAN ANAK. ppkc

PEDOMAN MEMIJAT PADA BAYI DAN ANAK. ppkc PEDOMAN MEMIJAT PADA BAYI DAN ANAK ppkc Terapi Sentuh (Touch Therapy) Metode sentuh untuk sehat adalah pendekatan atau terobosan baru dalam pemeliharaan kesehatan. Metode inipun bisa digabungkan dengan

Lebih terperinci

Panduan kecil Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD)

Panduan kecil Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD) Panduan kecil Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD) Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat (PBBM) D i b u a t o l e h Y a y a s a n I D E P i n f o @ i d e p f o u n d a t i o n. o r g Untuk keterangan

Lebih terperinci

Soal UKK Penjasorkes Kurikulum 2013 Kelas VII SMP

Soal UKK Penjasorkes Kurikulum 2013 Kelas VII SMP Soal UKK Penjasorkes Kurikulum 2013 Kelas VII SMP Latihan Soal UKK (Ulangan Kenaikan Kelas) Mapel Penjasorkes (Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan) Kurikulum 2013 Kelas VII SMP 1. Kemampuan tubuh

Lebih terperinci

Obat Alami Diabetes Dapat Mencegah Amputasi Pada Diabetesi

Obat Alami Diabetes Dapat Mencegah Amputasi Pada Diabetesi Obat Alami Diabetes Dapat Mencegah Amputasi Pada Diabetesi Obat Alami Diabetes Untuk Pengobatan Komplikasi Pada Diabetesi Komplikasi Pada Kaki Penderita diabetes dapat mengalami banyak permasalahan pada

Lebih terperinci

PAPARAN PESTISIDA DI LINGKUNGAN KITA

PAPARAN PESTISIDA DI LINGKUNGAN KITA PAPARAN PESTISIDA DI LINGKUNGAN KITA Penjelasan gambar Zat aktif + pencampur Pestisida Sebagian besar pestisida digunakan di pertanian,perkebunan tetapi bisa digunakan di rumah tangga Kegunaan : - Mencegah

Lebih terperinci

keluhan baru. Emang dasar mungkin saya aja termasuk tipe ibu hamil yang rewel kali ya.

keluhan baru. Emang dasar mungkin saya aja termasuk tipe ibu hamil yang rewel kali ya. Keluhan Saat Hamil Ditulis oleh: Monik Wulandari Ini dia 15 keluhan yang paling umum dirasakan oleh para ibu hamil. Bedanya, selain di jenis keluhan juga pada kadarnya. Ada yang berat, ada juga yang ringan.

Lebih terperinci

1. ASUHAN IBU SELAMA MASA NIFAS

1. ASUHAN IBU SELAMA MASA NIFAS 1. ASUHAN IBU SELAMA MASA NIFAS Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, berlangsung kirakira 6 minggu. Anjurkan

Lebih terperinci

- Nyeri dapat menyebabkan shock. (nyeri) berhubungan. - Kaji keadaan nyeri yang meliputi : - Untuk mengistirahatkan sendi yang fragmen tulang

- Nyeri dapat menyebabkan shock. (nyeri) berhubungan. - Kaji keadaan nyeri yang meliputi : - Untuk mengistirahatkan sendi yang fragmen tulang 3. PERENCANAAN TINDAKAN PERAWATAN NO DIAGNOSA KEPERAWATAN Gangguan rasa nyaman TUJUAN DAN HASIL YANG DIHARAPKAN Tujuan : RENCANA TINDAKAN - Kaji keadaan nyeri yang meliputi : RASIONAL - Nyeri dapat menyebabkan

Lebih terperinci

Dehidrasi. Gejala Dehidrasi: Penyebab Dehidrasi:

Dehidrasi. Gejala Dehidrasi: Penyebab Dehidrasi: Dehidrasi Pengertian, Gejala, Penyebab, Pengobatan, Pencegahan Pengertian: Dehidrasi adalah kondisi ketika tubuh kehilangan lebih banyak cairan daripada yang didapatkan, sehingga keseimbangan gula-garam

Lebih terperinci

MALNUTRISI. Prepared by Rufina Pardosi UNICEF Meulaboh

MALNUTRISI. Prepared by Rufina Pardosi UNICEF Meulaboh MALNUTRISI Prepared by Rufina Pardosi UNICEF Meulaboh Apa itu malnutrisi? Kebutuhan tubuh akan makronutrien (lemak, karbohidrat dan protein) tidak terpenuhi Penyebab : Asupan makanan kurang Penyakit Klasifikasi

Lebih terperinci

Stroke: Pertolongan Pertama

Stroke: Pertolongan Pertama Stroke: Pertolongan Pertama PERTOLONGAN PERTAMA PADA PENDERITA STROKE Dari Mailing List Dokter Indonesia, berita tsb dinyatakan Hoax. Hati2 thp medical hoax, alih-alih menyelamatkan malah bikin keadaan

Lebih terperinci

APA ITU REMATIK...??? Rematik adalah penyakit peradangan. pada sendi yang bersifat menahun. atau kronis yang menyebabkan. perubahan dari bentuk sendi

APA ITU REMATIK...??? Rematik adalah penyakit peradangan. pada sendi yang bersifat menahun. atau kronis yang menyebabkan. perubahan dari bentuk sendi KELOMPOK G AKLIMA, S.Kep ISMARDI, S.Kep MAYLINDA, S.Kep MILA YUSNA, S.Kep ANDRIE FAUZY, S.Kep AZRIYANI NURMAN, S.Kep FITRIANTI NURDIN, S.Kep PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN A. UMUM P3K merupakan sebuah pengetahuan dan keterampilan karena jika kita hanya mengetahui teorinya saja tanpa melakukan latihan atau praktek, maka mental kita tidak

Lebih terperinci

MANUSIA DAPAT HIDUP. 6 minggu tanpa makanan beberapa hari tanpa minum, hanya beberapa menit saja, tanpa udara

MANUSIA DAPAT HIDUP. 6 minggu tanpa makanan beberapa hari tanpa minum, hanya beberapa menit saja, tanpa udara (Udara) MANUSIA DAPAT HIDUP 6 minggu tanpa makanan beberapa hari tanpa minum, hanya beberapa menit saja, tanpa udara Keluarga dengan Lima Anggota Berangkat ke kabin di pegunungan San Bernardino untuk

Lebih terperinci

Persalinan Normal. 60 Langkah. Asuhan Persalinan Kala dua tiga empat. Dikutip dari Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal

Persalinan Normal. 60 Langkah. Asuhan Persalinan Kala dua tiga empat. Dikutip dari Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal Persalinan Normal 60 Langkah Asuhan Persalinan Kala dua tiga empat Dikutip dari Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal PERSALINAN NORMAL 60 Langkah Asuhan Persalinan Kala dua tiga empat KEGIATAN I. MELIHAT

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN BAB I KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA

Lebih terperinci

PEDOMAN SISTEM KESELAMATAN KERJA. Penyusun : Tim Prodi Teknik Komputer Kontrol

PEDOMAN SISTEM KESELAMATAN KERJA. Penyusun : Tim Prodi Teknik Komputer Kontrol PEDOMAN SISTEM KESELAMATAN KERJA Penyusun : Tim Prodi Teknik Komputer Kontrol PROGRAM STUDI TEKNIK KOMPUTER KONTROL POLITEKNIK MADIUN 2016 P E D O M A N SISTEM KESELAMATAN KERJA Keselamatan kerja di tempat

Lebih terperinci

PENCEGAHAN KERACUNAN SECARA UMUM

PENCEGAHAN KERACUNAN SECARA UMUM PENCEGAHAN KERACUNAN SECARA UMUM Peredaran bahan kimia semakin hari semakin pesat, hal ini disamping memberikan manfaat yang besar juga dapat menimbulkan masalah yang tak kalah besar terhadap manusia terutama

Lebih terperinci

M.D. : Faculty of Medicine, University of Indonesia, Pulmonologist: Faculty of Medicine, Univ. of Indonesia, 2007.

M.D. : Faculty of Medicine, University of Indonesia, Pulmonologist: Faculty of Medicine, Univ. of Indonesia, 2007. Triya Damayanti M.D. : Faculty of Medicine, University of Indonesia, 2000. Pulmonologist: Faculty of Medicine, Univ. of Indonesia, 2007. Ph.D. :Tohoku University, Japan, 2011. Current Position: - Academic

Lebih terperinci