MODUL KETRAMPILAN KOMUNIKASI INTER-PROFESI
|
|
- Hadi Iskandar
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MODUL KETRAMPILAN KOMUNIKASI INTER-PROFESI Tim Penyusun: Dr. Warih Andan Puspita, Sp.KJ Drg. Indri Kurniasih, M.Med.Ed Indriastuti Cahyaningsih, S.Fam. Apt. Romdzati, S.Kep, Ns. MNS Dr. Oryzati Hilman, MSc.CMFM, PhD Tim Pengembangan Modul Komunikasi Interprofesi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Tahun
2 A. Pendahuluan Inter-profesional education (IPE) atau pendidikan inter-profesi adalah proses pendidikan di mana setiap mahasiswa mendapatkan kesempatan untuk bekerjasama dengan berbagai profesi lain dimana dua atau lebih profesi saling belajar dari, dan dengan satu sama lain. Proses pendidikan inter-profesi bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kolaboratif dan derajat kesehatan masyarakat Sikap saling menghargai dan menghormati antar profesi sangat diperlukan dalam kerja inter-profesi. Semua profesi menyadari bahwa masing-masing memiliki peran yang sama penting dan saling melengkapi. Hal tersebut akan menciptakan suasana kerja yang kondusif dalam melakukan kerja kolaboratif, pembuatan keputusan dan saling berbagi tanggungjawab. Seberapa besar profesi lain menghormati dan menghargai kita adalah sebanding dengan seberapa besar profesi kita menghormati dan menghargai profesi lain. Perilaku profesional dalam IPE adalah sikap saling menghormati, sopan, fleksibel, terbuka dan kolaboratif dalam kerja tim. Salah satu bagian penting dalam IPE adalah pendidikan ketrampilan komunikasi inter-profesi. Ketrampilan komunikasi inter-profesi harus dimiliki oleh semua profesi dalam sebuah kerja kolaborasi, yang harus dilatihkan kepada semua mahasiswa dalam proses pendidikan baik dalam upaya peningkatan pengetahuan maupun ketrampilan. Salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut adalah memberikan pelatihan ketrampilan klinis komunikasi inter-profesi di laboratorium ketrampilan klinis (skills lab) yang akan dijelaskan lebih lanjut dalam modul ini. B. Kompetensi Kompetensi yang diharapkan dapat tercapai dalam modul komunikasi IPE ini adalah: 1. Ketrampilan melaksanakan pertemuan efektif (running effective meetings) 2. Ketrampilan melakukan presentasi efektif 3. Ketrampilan melakukan negosiasi inter-profesi 4. Ketrampilan memberikan dan menerima feedback 2
3 C. Kepentingan Modul ini terdiri atas 3 modul yang perlu diajarkan pada mahasiswa secara bertahap dan berurutan mulai dari semester 4 hingga semester 6. Modul 1 akan mendasari ketrampilan komunikasi inter-profesi pada modul 2 dan 3 di semester-semester selanjutnya. Masing-masing modul akan diberikan di setiap awal semester sebanyak 2 kali pertemuan dalam kelompok kecil di laboratorium ketrampilan klinis (skills lab) dengan didampingi instruktur. Ketiga modul tersebut meliputi: 1. Modul 1- Ketrampilan Melaksanakan Pertemuan Efektif dan Melakukan Presentasi Efektif 2. Modul 2- Ketrampilan Melaksanakan Pertemuan Efektif dan Melakukan Presentasi Efektif, Negosiasi, serta Menerima dan Memberikan Feedback 3. Modul 3- Ketrampilan Penulisan Rekam Medis, Rujukan dan Konsultasi 3
4 Modul 1 RUNNING EFECTIVE MEETINGS DAN MELAKUKAN PRESENTASI EFEKTIF 4
5 A. Karakteristik Mahasiswa 1. Mahasiswa semester 4 di Progam Studi Pendidikan Dokter (PSPD), Program Studi Pendidikan Dokter Gigi (PSPDG), Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) dan Program Studi Farmasi (PSF) FKIK UMY. 2. Mahasiswa telah melewati beberapa blok awal di tiga semester sebelumnya: Program Studi Pendidikan Dokter: melewati 11 blok pertama Program Studi Pendidikan Dokter Gigi: melewati 9 blok pertama Program Studi Ilmu Keperawatan: melewati 9 blok pertama Program Studi Farmasi: melewati 9 blok pertama 3. Sudah memiliki pengetahuan dan keterampilan dasar terkait komunikasi interpersonal 4. Belum berinteraksi secara langsung dengan pasien 5. Belum banyak memiliki bekal ilmu-ilmu klinis B. Tujuan Pembelajaran Setelah menyelesaikan modul ini, diharapkan mahasiswa semua profesi di FKIK UMY dapat melakukan secara mandiri: 1. Ketrampilan melaksanakan pertemuan efektif (running effective meetings) inter- profesi 2. Ketrampilan melakukan presentasi efektif dalam pertemuan inter-profesi C. Skenario Puskesmas X akan melakukan kegiatan promosi kesehatan di masyarakat secara terintegrasi dengan melibatkan tenaga kesehatan dari 4 profesi sebanyak 2 kali kegiatan. Sebelum pelaksanaan kegiatan tersebut, direncanakan untuk dilakukan 2 kali pertemuan koordinasi antar profesi untuk mempersiapkan materi yang akan disampaikan dalam promosi. Maka diadakan pertemuan empat profesi untuk masing-masing menyampaikan rencana materi untuk promosi kesehatan sesuai dengan profesi masingmasing dalam pertemuan inter-profesi tersebut. 5
6 D. Bentuk Kegiatan Tujuan Pembelajaran Instruksional: Mahasiswa dapat melakukan ketrampilan komunikasi inter-profesi secara baik dan tepat, khususnya dalam hal: 1. melaksanakan pertemuan efektif (running effective meetings) 2. melakukan presentasi efektif tentang promosi kesehatan sesuai dengan profesinya masing-masing Persiapan Mahasiswa : 1. Menghadiri kuliah dan mempelajari materi kuliah 2. Membaca modul dan referensi lainnya yang terkait 3. Menyiapkan materi promosi kesehatan sesuai dengan profesinya masingmasing untuk dipresentasikan dalam pertemuan inter-profesi Jumlah dan Durasi Pertemuan: Ketrampilan komunikasi inter-profesi dilakukan dalam 2 kali pertemuan, setiap pertemuan berlangsung 3 jam. Tahapan Kegiatan dan Kerangka Waktu 1. Mahasiswa terbagi dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4 profesi (sekitar orang) 2. Kegiatan diawali dengan pre-test (15 menit) 3. Introduksi kegiatan (15 menit) 4. Pemutaran audio visual (15 menit) 5. Mahasiswa melakukan role play secara bergantian (waktu presentasi termasuk sesi tanya-jawab untuk setiap mahasiswa adalah 15 menit): a. Setiap mahasiswa harus melakukan 1 presentasi tentang promosi kesehatan sesuai dengan profesinya masing-masing b. Setiap mahasiswa harus berperan sebagai pemimpin dari pertemuan presentasi pomosi kesehatan untuk teman lainnya c. Mahasiswa lainnya harus berperan aktif sebagai peserta diskusi d. Diskusi akhir bersama instruktur untuk refleksi dan feedback (30 menit) 6
7 Tempat: Laboratorium Ketrampilan Medik (Skills Lab) dan Ruang Tutorial FKIK UMY. E. Daftar Tilik untuk Role Play 1. Tutor Assessment No. Ketrampilan Komunikasi Skor I. Memimpin Pertemuan Efektif 1. Memulai/membuka diskusi 2 Mengarahkan diskusi sesuai tujuan 3. Mendorong semua anggota untuk aktif 4. Meringkas/menyimpulkan 5. Menepati waktu 6. Menghormati profesi lain II. Menjadi Peserta Pertemuan Efektif 7 Menghormati profesi lain 8 Mendengarkan aktif 9 Menyampaikan pendapat 10 Fokus mengikuti seluruh pertemuan 11 Menghargai pendapat profesi lain III Menjadi Presentator 12 Membuka presentasi (salam, tujuan, aturan lain jika ada) 13 Menggunakan bahasa verbal dan bahasa nonverbal yang baik 14 Menggunakan media presentasi yang sesuai 15 Menyimpulkan presentasi 16 Menutup presentasi Total Nilai Global Rating: 1= fail 2= borderline 3= pass 4= superior 7
8 2. Peer Assessment No. Pernyataan STS TS S SS 1. Mahasiswa menghadiri sebagian pertemuan yang dijadwalkan 2. Mahasiswa dapat bekerja sama dengan anggota kelompok yang lain 3. Mahasiswa dapat berdiskusi dengan anggota yang lain secara konstruktif 4. Mahasiswa kooperatif dalam pelaksanaan tugas 5. Mahasiswa dapat membantu anggota kelompok yang lain 6. Mahasiswa menyelesaikan semua pekerjaan yang disepakati kelompok 7. Mahasiswa berkontribusi aktif dalam menyelesaikan tugas kelompok 8. Mahasiswa menghargai anggota kelompok lain 9. Mahasiswa dapat menyelesaikan tugas yang dibebankan kepadanya Keterangan: STS = Sangat Tidak Setuju TS = Tidak Setuju S = Setuju SS = Sangat Setuju 3. Self-Assessment No Pernyataan STS TS S SS 1 Saya sangat senang dengan kegiatan ini 2 Kegiatan ini membantu saya memudahkan memahami materi pembelajaran 3 Kegiatan ini sangat menarik 4 Metode pembelajaran yang digunakan pada kegiatan ini sangat sesuai 5 Materi pembelajaran yang diberikan sangat menarik 6 Kagiatan ini membantu saya berinteraksi dengan profesi lain 7 Kegiatan ini mempermudah saya berlatih kerjasama dengan profesi lain 8 Kegiatan ini meningkatkan pengetahuan saya tentang peran profesi lain yang bekerja sama dengan saya 8
9 9 Kegiatan ini sesuai digunakan untuk melatih komunikasi dengan profesi lain 10 Kegiatan ini membantu saya dalam memainkan peran sesuai dengan karakter yang dikehendaki Feedback untuk Kegiatan Pembelajaran Berikan komentar terhadap kegiatan pembelajaran yang anda jalani (kelebihan, kekurangan dan saran tentang materi, metode atau instruktur dll) 9
MODUL KETRAMPILAN KOMUNIKASI INTERPROFESI 2
MODUL KETRAMPILAN KOMUNIKASI INTERPROFESI 2 Tim Penyusun: Dr. Warih Andan Puspitosari, Sp.KJ Drg. Indri Kurniasih, M.Med.Ed Indriastuti Cahyaningsih, S.Fam. Apt. Romdzati, S.Kep, Ns. MNS DR. Dr. Sri Sundari,
Lebih terperinciMODUL KETERAMPILAN PENULISAN LEMBAR KONSULTASI PASIEN (menjawab konsul)
MODUL KETERAMPILAN PENULISAN LEMBAR KONSULTASI PASIEN (menjawab konsul) Penyusun Asty Amalia Astrid Pratidina Susilo Kontributor Tim ISLaND Daftar Isi Halaman Sampul Daftar Isi I Ii Pendahuluan 1 Panduan
Lebih terperinciPEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB IV PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN
BAB IV PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN Kegiatan pembelajaran di Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya menerapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dengan menekankan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Kesiapan (readiness) terhadapinteprofesional Education (IPE)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Interprofesional Education (IPE) a. Kesiapan (readiness) terhadapinteprofesional Education (IPE) The Interprofesional Education for Collaborative Patient-Centered
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Problem Based Learning (PBL)
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Problem Based Learning (PBL) 1. Pengertian Problem Based Learning (PBL) Problem Based Learning (PBL) merupakan suatu model pembelajaran yang berbasis pada masalah, dimana masalah
Lebih terperinciBab II TINJAUAN PUSTAKA
Bab II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Interprofessional Education (IPE) a. Definisi IPE Menurut the Center for the Advancement of Interprofessional Education (CAIPE, 1997), IPE adalah dua atau
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan, dari, dan tentang satu sama lain untuk meningkatkan kolaborasi
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Interprofessional Education (IPE) 1. Definisi IPE Menurut the Center for the Advancement of Interprofessional Education (CAIPE, 1997), IPE adalah dua atau lebih profesi belajar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan melibatkan sekelompok mahasiswa atau profesi kesehatan yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Interprofessional Education (IPE) 1. Definisi IPE Menurut WHO (2010), IPE merupakan suatu proses yang dilakukan dengan melibatkan sekelompok mahasiswa atau profesi kesehatan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Yogyakarta (UMY). Semua responden adalah mahasiswa tahap klinik (coass)
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Responden pada penelitian ini sebanyak 43 mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Semua
Lebih terperinciPANDUAN PENYULUHAN PADA PASIEN UPTD PUSKESMAS RAWANG BAB I PENDAHULUAN
PANDUAN PENYULUHAN PADA PASIEN UPTD PUSKESMAS RAWANG BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Pendidikan pasien dan keluarga membantu pasien berpartisipasi lebih baik dalam asuhan yang diberikan dan mendapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan kedokteran bertujuan untuk menghasilkan dokter yang. sebagai bekal untuk belajar sepanjang hayat (Konsil Kedokteran
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan kedokteran merupakan suatu rangkaian pendidikan yang ditempuh untuk menjadi seorang dokter maupun dokter gigi. Pendidikan kedokteran bertujuan untuk
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (instrumen) yang digunakan memenuhi syarat-syarat alat ukur yang baik sehingga
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur (instrumen) yang digunakan memenuhi syarat-syarat alat ukur yang baik
Lebih terperinciKeterampilan Komunikasi dalam Pendidikan Kedokteran
Keterampilan Komunikasi dalam Pendidikan Kedokteran Dr. dr. Herqutanto MPH, MARS Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas FKUI HP: 08161803969 Email: marsha_ap@yahoo.com Tujuan Sesi Membahas pentingnya keterampilan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Penelitian Penelitian ini dilakukan di STIKES Surya Global, pada mahasiswa semester 6 pada tanggal 18-19 Mei 2016. Jumlah sample dalam penelitian
Lebih terperinciBab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian dilakulan di RS PKU Muhammadiyah Unit II Yogyakarta pada bulan November 2016 sampai Januari 2017.
Lebih terperinciLAMPIRAN. PERNYATAAN MENJADI RESPONDEN Saya yang bertandatangan di bawah ini: Nama :
LAMPIRAN Lampiran 1 PERNYATAAN MENJADI RESPONDEN Saya yang bertandatangan di bawah ini: Nama : Nim : Menyatakan bersedia untuk berpartisipasi sebagai responden penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa/mahasiswi
Lebih terperinciPEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB V EVALUASI KEBERHASILAN
BAB V EVALUASI KEBERHASILAN Evaluasi dalam kurikulum berbasis kompetensi dengan metode PBL ini meliputi elemen hasil pembelajaran yaitu pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh oleh mahasiswa), proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Fenomena yang terjadi saat ini menunjukan bahwa peran masing-masing
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Fenomena yang terjadi saat ini menunjukan bahwa peran masing-masing profesi kesehatan di Indonesia belum berjalan maksimal, dapat dilihat ketika berada di tempat pelayanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menunjang kinerja setelah lepas dari institusi pendidikan (Barr, 2010)
BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Masing-masing profesi kesehatan di pelayanan kesehatan memiliki peran yang berbeda. Namun pada praktiknya, profesional kesehatan tidak akan bekerja sendirian namun
Lebih terperinciPendekatan Interprofessional Collaborative Practice dalam Perawatan Pasien Katastropik
Pendekatan Interprofessional Collaborative Practice dalam Perawatan Pasien Katastropik Sugiarsih.,S.Kep.,Ns.,MPH Rumah Sakit Universitas Gadjah Mada PERKONAS Poltekkes Kemenkes, Jakarta 22-24 Maret 2017
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Metode Pembelajaran Metode pembelajaran di pendidikan kedokteran terdiri dari : a. Outcome-based curriculum Pembelajaran metode outcome-based curriculum
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pembelajaran IPE berbasis komunitas memberikan dampak positif dengan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.I Kesimpulan 1. Pembelajaran IPE berbasis komunitas memberikan dampak positif dengan adanya peningkatan kemampuan kolaboratif (komunikasi, kolaborasi, peran dan tanggung jawab,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. korelasional yaitu dengan mengkaji hubungan kesiapan IPE dan kemampuan
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasional yaitu dengan mengkaji hubungan kesiapan IPE dan kemampuan SDM dengan pendekatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Pada beberapa tahun terakhir ini terjadi inovasi. di dalam sistem pendidikan kedokteran di Indonesia,
BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Pada beberapa tahun terakhir ini terjadi inovasi di dalam sistem pendidikan kedokteran di Indonesia, yang sebelumnya pembelajaran berbasis pengajar (teacher-centered
Lebih terperinciStandard Operating Procedure. FASILITATOR PBL (Problem Based Learning)
Standard Operating Procedure FASILITATOR PBL (Problem Based Learning) PROGRAM STUDI SARJANA KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 07 0 LEMBAR IDENTIFIKASI Nama Dokumen :
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. validitas dan reliabilitas terlebih dahulu. corrected item-total correlation yang lebih besar dari 0,349 angka
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Untuk menguji apakah alat ukur (instrument) yang digunakan memenuhi syarat-syarat alat ukur yang baik, sehingga mengahasilkan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KEDOKTERAN
SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN
Lebih terperinciMANUAL KETERAMPILAN KLINIK KEDOKTERAN KOMUNITAS PENGISIAN REKAM MEDIS
MANUAL KETERAMPILAN KLINIK KEDOKTERAN KOMUNITAS PENGISIAN REKAM MEDIS Diberikan Pada Mahasiswa Semester VII Fakultas Kedokteran Unhas Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin 2016 DAFTAR KETERAMPILAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keterampilan klinis, salah satunya adalah feedback (Kneebone dan Nestel,
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi pembelajaran keterampilan klinis, salah satunya adalah feedback (Kneebone dan Nestel, 2005). Feedback adalah informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mahasiswa ilmu keperawatan. Lulus dari ujian merupakan keharusan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Evaluasi program sarjana merupakan komponen utama dalam menilai kemampuan peserta didik pada pendidikan tinggi ilmu keperawatan. Pengujian klinik lapangan merupakan
Lebih terperinciSILABUS MATA KULIAH. Revisi : 1 Tanggal Berlaku : 1 Februari Pengertian Etika 1. Pengertian Etika. 2. Macam-macam etika. 1.
SILABUS MATA KULIAH Revisi : 1 Tanggal Berlaku : 1 Februari 2014 A. Identitas 1. Nama Mata Kuliah : Undang-Undang dan Etika Profesi 2. Program Studi : Profesi Apoteker 3. Fakultas : Farmasi 4. Bobot :
Lebih terperinciINTERPROFESIONAL EDUCATION DALAM PANDANGAN DOKTER GIGI. Oleh : drg Laelia Dwi Anggraini, SpKGA
INTERPROFESIONAL EDUCATION DALAM PANDANGAN DOKTER GIGI Oleh : drg Laelia Dwi Anggraini, SpKGA ABSTRAK Interprofesional education atau disingkat dengan IPE adalah sebuah inovasi yang sedang dieksplorasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Interprofessional Education (IPE) a. Definisi IPE merupakan suatu pelaksanaan pembelajaran yang diikuti oleh dua atau lebih profesi yang berbeda untuk meningkatkan
Lebih terperinci2. POKOK BAHASAN / SUB POKOK BAHASAN
Modul 5 Bedah Anak BUSINASI (No. ICOPIM: 5-731) 1. TUJUAN : 1.1. Tujuan pembelajaran umum Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memahami dan mengerti tentang anatomi dari anal canal, diagnosis dan pengelolaan
Lebih terperinciDi Ajukan Oleh: Prof. DR. Arif Sumantri, Ns. Uswatun Khasanah, S.Kep., MNS Ns. Azizah Khoiriyati, S.Kep., M.Kep.
Karakteristik, Kompetensi, dan Aktifitas Pembelajaran dalam Mengembangkan Perawat Islami sebagai ciri Perawat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Studi Kasus Beberapa Institusi Keperawatan Berbasis Islam di
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Wilayah Penelitian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta merupakan salah satu perguruan tinggi swasta yang terletak di Jl. Ringroad
Lebih terperinci10 Usaha Kesehatan Sekolah Dan Remaja
10 Usaha Kesehatan Sekolah Dan Remaja Waktu Pencapaian kompetensi Sesi di dalam kelas : 1 X 50 menit (classroom session) Sesi dengan fasilitasi Pembimbing : 2 X 50 menit (coaching session) Sesi praktik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. merupakan penilaian pada aspek pengetahuan (Khalidatunnur dkk, 2008).
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Objective Structured Clinical Examination (OSCE) dan Multiple Choice Question (MCQ) merupakan bentuk ujian pada mahasiswa kedokteran untuk menilai hasil belajar yang
Lebih terperincimenggunakan Problem Based Learning Perkembangan ilmu (PBL), SGD adalah diskusi kelompok pengetahuan, teknologi dan seni pada
Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni pada era global saat ini, menuntut perguruan tinggi untuk menyesuaikan tuntutan dunia kerja, alasan ini dikembangkan untuk dilakukan perubahan kurikulum.
Lebih terperinciIDENTIFIKASI PERAN STAF EDUKASI YANG DIBUTUHKAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU DALAM RANGKA PELAKSANAAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI
IDENTIFIKASI PERAN STAF EDUKASI YANG DIBUTUHKAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU DALAM RANGKA PELAKSANAAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI Zulharman Staf pengajar FK Unri Mahasiswa S2 Ilmu Pendidikan
Lebih terperinciSURAT PERNYATAAN BERSEDIA MENJADI RESPONDEN PENELITIAN
SURAT PERNYATAAN BERSEDIA MENJADI RESPONDEN PENELITIAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bersedia untuk turut berpartisipasi menjadi responden penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan, di Amerika Serikat penyebab kematian nomer tiga pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuntutan sistem pelayanan kesehatan mempengaruhi praktik dalam pelayanan kesehatan, di Amerika Serikat penyebab kematian nomer tiga pada pasien adalah dampak dari kesalahan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. memperoleh derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Upaya kesehatan dalam
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu upaya pembangunan nasional untuk memperoleh derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Upaya kesehatan dalam Undang-Undang No. 36 tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manajemen waktu dapat dilakukan dengan metode Problem Based. pendekatan SCL adalah metode pembelajaran dengan Problem Based
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Student center learning (SCL) atau pembelajaran yang berfokus pada peserta didik merupakan model pembelajaran yang menempatkan peserta didik sebagai pusat dari proses
Lebih terperinci2. POKOK BAHASAN / SUB POKOK BAHASAN
Modul 2 Bedah Anak POLIPEKTOMI REKTAL (No. ICOPIM: 5-482) 1. TUJUAN : 1.1. Tujuan pembelajaran umum Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memahami dan mengerti tentang anatomi rektum dan isinya, menegakkan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek dalam penelitian ini berjumlah 107 mahasiswa profesi PSPDG
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Analisis Univariat Subyek dalam penelitian ini berjumlah 107 mahasiswa profesi PSPDG UMY, namun saat jalannya penelitian terdapat 2 responden
Lebih terperinciSURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PRASETYA BUNDA NOMOR : SK/KEH/RSPB/I/2014 TENTANG PEMBENTUKAN KOMITE ETIK DAN HUKUM RUMAH SAKIT PRASETYA BUNDA
SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PRASETYA BUNDA NOMOR : SK/KEH/RSPB/I/2014 TENTANG PEMBENTUKAN KOMITE ETIK DAN HUKUM RUMAH SAKIT PRASETYA BUNDA DIREKTUR RUMAH SAKIT PRASETYA BUNDA Menimbang : Bahwa
Lebih terperinciBAB II KEGIATAN PPL. a. Persiapan di Universitas Negeri Yogyakarta 1) Orientasi Pembelajaran Mikro
BAB II KEGIATAN PPL A. KEGIATAN PPL Rangkaian kegiatan PPL dimulai sejak mahasiswa di kampus sampai di SMA Negeri 7 Purworejo. Penyerahan mahasiswa di sekolah dilaksanakan pada tanggal 21 Februari 2015.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (PSPDG UMY) telah berdiri sejak tahun 2004. PSPDG UMY merupakan salah satu program studi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serta kualitas pelayanan kesehatan (Majumdar, et al., 1998; Steinert, 2005).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingginya kompleksitas permasalahan dan kemajuan teknologi di bidang kesehatan menyebabkan diversifikasi profesi kesehatan (Hall dan Waver, 2001). Pendidikan adalah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Secara sederhana dapat diartikan sebagai penelitian tindakan (Action research)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tugasnya, serta beberapa perilaku lain yang merupakan sifat-sifat kemanusiaan
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Selama berabad-abad lamanya sejarah manusia telah beradaptasi dengan berbagai metode pengobatan dan perkembangannya. Salah satu hal yang konsisten dalam perjalanan
Lebih terperinciBAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL
BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL A. PERSIAPAN Persiapan yang dilakukan mahasiswa PPL bertujuan agar pelaksanaan PPL dapat berjalan dengan lancar. Kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL)
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan menggunakan eksperimen semu (quasy-experiment) yang
28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Pengukuran kognitif mahasiswa merupakan penelitian kuantitatif, dengan menggunakan eksperimen semu (quasy-experiment) yang mengujicobakan suatu
Lebih terperinciBAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL
BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL A. Persiapan Kegiatan PPL merupakan kegiatan untuk melakukan praktek kependidikan yang meliputi; melakukan praktek mengajar dan membuat administrasi pembelajaran
Lebih terperinciPROGRAM PENGEMBANGAN STAF EDUKASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU DALAM RANGKA PELAKSANAAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI
PROGRAM PENGEMBANGAN STAF EDUKASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU DALAM RANGKA PELAKSANAAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI Zulharman Mahasiswa S2 Ilmu Pendidikan Kedokteran FK UGM PENDAHULUAN Penerapan
Lebih terperinciMANUAL KETERAMPILAN KLINIK KEDOKTERAN KOMUNITAS PEMBUATAN FLIP CHART DAN CROSS BANNER
MANUAL KETERAMPILAN KLINIK KEDOKTERAN KOMUNITAS PEMBUATAN FLIP CHART DAN CROSS BANNER Diberikan Pada Mahasiswa Semester VII Fakultas Kedokteran Unhas Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin 2016 DAFTAR
Lebih terperinciSMART PHARMACY ADVANCING PHARMACY PRACTICE AND EDUCATION IN INDONESIA KUTA - BALI, APRIL 2018 TRAIN-THE-TRAINER WORKSHOP
SMART PHARMACY ADVANCING PHARMACY PRACTICE AND EDUCATION IN INDONESIA KUTA - BALI, 11-13 APRIL 2018 TRAIN-THE-TRAINER WORKSHOP TRAIN-THE-TRAINER WORKSHOP MEMPERTAJAM MASA DEPAN KITA: Model SMART untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbahaya, salah satunya medical error atau kesalahnan medis. Di satu sisi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini yang paling dibutuhkan dalam dunia kesehatan adalah kerja sama tim antar sesama profesi kesehatan. Keselamatan dan kualitas pelayanan kesehatan bergantung
Lebih terperinciMODUL 2 MASALAH KESEHATAN DALAM KELUARGA
MODUL MAHASISWA MODUL 2 MASALAH KESEHATAN DALAM KELUARGA Diberikan Kepada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Semester VII BLOK KEDOKTERAN KOMUNITAS UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2016 1 PENGANTAR Modul ini
Lebih terperinciManual Prosedur Peran, Struktur Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi Laboratorium Biokimia - Biomolekuler
Manual Prosedur Peran, Struktur Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi Laboratorium Biokimia - Biomolekuler Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya 2013 Manual Prosedur Peran, Struktur Organisasi, Tugas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah proses komunikasi interprofesional dan pembuatan keputusan yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Praktik Kolaboratif Definisi praktik kolaboratif menurut Jones (2000) dalam Rumanti (2009) adalah proses komunikasi interprofesional dan pembuatan keputusan yang mempertimbangkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional (belah lintang), yaitu menganalisis hubungan antara variable independen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Teknologi yang berkembang cepat sangat mendukung optimalisasi
14 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teknologi yang berkembang cepat sangat mendukung optimalisasi proses pembelajaran baik ditingkat sekolah maupun dalam kehidupan seharihari. Perkembangan teknologi
Lebih terperinciModul 4 SIRKUMSISI PADA PHIMOSIS (No. ICOPIM: 5-640)
Modul 4 Bedah Anak SIRKUMSISI PADA PHIMOSIS (No. ICOPIM: 5-640) 1. TUJUAN : 1.1. Tujuan pembelajaran umum Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memahami dan mengerti tentang anatomi preputium penis,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Skills Lab merupakan tempat mahasiswa dapat. melatih keterampilan medis untuk mencapai kompetensi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Skills Lab merupakan tempat mahasiswa dapat melatih keterampilan medis untuk mencapai kompetensi yang diperlukan sebagai dokter (Kevin, 2010). Disebutkan dalam Standar
Lebih terperinciLOG BOOK PRAKTIKUM BLOK 1.1 DASAR PROFESSIONALISME DOKTER
LOG BOOK PRAKTIKUM BLOK 1.1 DASAR PROFESSIONALISME DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2014 MINGGU I 1. TEKNIK MENCARI LITERATUR DI PERPUSTAKAAN (P1.1) Tujuan Pembelajaran: 1. Mengerti
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Lampung pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013. Kelas yang dijadikan
III. METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VIIIB SMP Pelita Bangsa yang terletak di Jalan Pangeran Emir M. Noer no. 33 Palapa, Tanjung Karang, Bandar Lampung
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. September Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program
55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Analisis Deskriptif Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (FKIK UMY) pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Statistik data mahasiswa Pendidikan Dokter (DAA UGM, 2014)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jumlah penerimaan mahasiswa baru di Indonesia dan jumlah mahasiswa aktif dari tahun ke tahun cenderung mengalami peningkatan, tidak terkecuali di Universitas Gadjah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN orang meninggal pertahun akibat medication error. Medication error
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang The Bussiness Case for Medication Safety memperkirakan sekitar 7.000 orang meninggal pertahun akibat medication error. Medication error adalah jenis medical error yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tenaga kesehatan memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas kesehatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tenaga kesehatan memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat agar masyarakat mampu meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan
Lebih terperinciStandard Operating Procedure. PEMBUATAN BPF (Buku Panduan Fasilitator)
Standard Operating Procedure PEMBUATAN BPF (Buku Panduan Fasilitator) PROGRAM STUDI SARJANA KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017 0 LEMBAR IDENTIFIKASI Nama Dokumen
Lebih terperinciEvaluasi. Metoda Evaluasi
JADWAL AKTIVITAS Matrik kegiatan merupakan jadwal aktivitas pembelajaran setiap minggu disesuaikan dengan beban studi tiap mata kuliah. Besaran kredit untuk mata kuliah ini adalah 2 sks AIK III : 2 SKS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu. Pelayanan yang bermutu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era global seperti saat ini, seorang tenaga kesehatan dituntut untuk memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu. Pelayanan yang bermutu dapat diperoleh dari kolaborasi
Lebih terperinciINFORM CONSENT SURAT PERNYATAAN BERSEDIA BERPARTISIPASI SEBAGAI RESPONDEN PENELITIAN
LAMPIRA Lampiran 1. IFORM COSET SURAT PERYATAA BERSEDIA BERPARTISIPASI SEBAGAI RESPODE PEELITIA Yang bertandatangan di bawah ini, saya: ama: Usia : Saya telah membaca surat permohonan dan mendapatkan penjelasan
Lebih terperinciPENDAPAT MAHASISWA TERHADAP IMPLEMENTASI PBL PADA KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
PENDAPAT MAHASISWA TERHADAP IMPLEMENTASI PBL PADA KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN Richa prianty Dosen Program Studi S1 Keperawatan STIKes Dharma Husada Bandung ABSTRACT Background:
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Efikasi diri 1.1 Pengertian efikasi diri Efikasi diri merupakan keyakinan seseorang akan kemampuannya dalam mengatur dan melaksanakan suatu tindakan yang ingin dicapai (Bandura
Lebih terperinciIMPLEMENTASI KURIKULUM PROFESI BERDASARKAN REVISI SKDGI. Drg. Atiek Driana R,MDSc, Sp.KGA PSPDG FKIK UMY
IMPLEMENTASI KURIKULUM PROFESI BERDASARKAN REVISI SKDGI Drg. Atiek Driana R,MDSc, Sp.KGA PSPDG FKIK UMY PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI PSPDG FKIK UMY Didahului dengan Pre Panum (Pre Kepaniteraan Umum): 1.
Lebih terperinciTUGAS TERSTRUKTUR. Rencana Pembelajaran Semester (RPS) Materi 1 c TATAP MUKA KE-1 Semester Genap BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK
TUGAS TERSTRUKTUR Rencana Pembelajaran Semester (RPS) Materi 1 c TATAP MUKA KE-1 Semester Genap 2015-2016 BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada pasien tergantung pada saat pertemuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permintaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan terus meningkat tiap tahunnya. Dokter, dokter gigi, serta tenaga pelayanan kesehatan lainnya dituntut untuk dapat
Lebih terperinciBAB II KEGIATAN PPL. a. Persiapan di Universitas Negeri Yogyakarta 1) Orientasi Pembelajaran Mikro
BAB II KEGIATAN PPL A. KEGIATAN PPL Rangkaian kegiatan PPL dimulai sejak mahasiswa di kampus sampai di SMA Negeri 7 Purworejo. Penyerahan mahasiswa di sekolah dilaksanakan pada tanggal 25 Maret 2014. Praktik
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 2000). Untuk hasil r hitung pada penelitian dapat dilihat pada kolom Corrected
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Uji validasi dan reliabilitas 1. Hasil Uji Validasi Uji validasi pada penelitian dilakukan dengan uji korelasi yaitu melalui korelasi setiap item pernyataan
Lebih terperinciBAB I DEFINISI BAB II A. DEFINISI
A. DEFINISI BAB I DEFINISI Asuhan pasien terintegrasi dan pelayanan berfokus pada pasien (Patient Centered Care PCC) adalah istilah yang saling terkait, yang mengandung aspek pasien merupakan pusat pelayanan,
Lebih terperinciUNIVERSITAS SEBELAS MARET
PEDOMAN PELAKSANAAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) PENDIDIKAN PROFESI GURU SM3T FKIP UNS TAHUN 2017 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan
Lebih terperinciBAB I BAB I PENDAHULUAN
BAB I BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyusunan jadwal mata kuliah Universitas Sebelas Maret selama ini dilakukan dengan Sistem Generate Jadwal UNS, namun berdasarkan surat keputusan konsil kedokteran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia. Menurut Undang-undang Republik
Lebih terperinciSTANDAR PROSES PROGRAM S1 PGSD IKATAN DINAS BERASRAMA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
STANDAR PROSES PROGRAM S1 PGSD IKATAN DINAS BERASRAMA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN A. Rasional Standar proses proses pembelajaran merupakan acuan penyelenggaraan serta bentuk akuntabilitas perguruan tinggi
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tradisional yang berbasis silo dimana setiap tenaga kesehatan tidak mempunyai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kurangnya komunikasi antar petugas kesehatan dikatakan menjadi salah satu penyebab dari ketidakpuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan. Hal ini dapat berujung kepada
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1 Interprofessional Education (IPE) a. Pengertian IPE Interprofessional education (IPE) adalah metode pembelajaran yang interaktif, berbasis kelompok, yang dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia berdasarkan SK Mendiknas No. 323/U/2002 tentang kurikulum
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penerapan Problem Based Learning (PBL) di perguruan tinggi di Indonesia berdasarkan SK Mendiknas No. 323/U/2002 tentang kurikulum perguruan tinggi dan hasil belajar
Lebih terperincikurikulum yang baik adalah FLO himpunan dari SLO dan FLO sama evaluasi kurikulum yang berjalan diinstitusi terkait.
56 hanya sebagian yang dirumuskan mahasiswa, sedangkan kongruensi kurikulum yang baik adalah FLO himpunan dari SLO dan FLO sama dengan SLO. Sehingga penelitian ini dapat menjadi masukan evaluasi kurikulum
Lebih terperinciStandard Operating Procedure. Mini-CEX. (Mini Clinical Evaluation Exercise)
Standard Operating Procedure Mini-CEX (Mini Clinical Evaluation Exercise) PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017 0 LEMBAR IDENTIFIKASI Nama Dokumen
Lebih terperinciProdi kedokteran FK UNS Oktober 2016
Prodi kedokteran FK UNS Oktober 2016 Pimpinan Fakultas Pengelola Program Studi Kedokteran VISI Prodi Kedokteran Menjadi Prodi Kedokteran Sebagai Pusat Pengembangan IPTEK Kedokteran bereputasi Internasional,
Lebih terperinciPRATIK PENGALAMAN LAPANGAN BERBASIS LESSON STUDY. Tim Laboratorium Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN-Tulungagung
PRATIK PENGALAMAN LAPANGAN BERBASIS LESSON STUDY Tim Laboratorium Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN-Tulungagung PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN BERBASIS LESSON STUDY HAKEKAT Praktik Pengalaman Lapangan
Lebih terperinciTERAPI INHALASI MODUL PULMONOLOGI DAN KEDOKTERAN RESPIRASI. : Prosedur Tidakan pada Kelainan Paru. I. Waktu. Mengembangkan kompetensi.
MODUL PULMONOLOGI DAN KEDOKTERAN RESPIRASI NOMOR MODUL TOPIK SUB TOPIK I. Waktu : B02 : Prosedur Tidakan pada Kelainan Paru : Terapi Inhalasi TERAPI INHALASI Mengembangkan kompetensi Sesi Tutorial Diskusi
Lebih terperinciORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN PERTEMUAN II LILY WIDJAYA, SKM.,MM, PRODI D-III REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN, FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
ORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN PERTEMUAN II LILY WIDJAYA, SKM.,MM, PRODI D-III REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN, FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Memahami Organisasi Pelayanan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. yang dimaksud adalah cara atau langkah-langkah yang ditempuh dalam proses
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode Penelitian dapat diartikan sebagai suatu struktur studi yang dirancang untuk menjawab suatu masalah atau menguji hipotesis. Struktur studi yang dimaksud
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan pendekatan cross sectional, yaitu pengukuran variabel hanya
19 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, yaitu pengukuran variabel hanya dilakukan
Lebih terperinci