Lampiran RPP RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BERKARAKTER. (RPPB) : SMA Harapan Bangsa Temanggung. Tahun Pelajaran : 2012 / 2013 (SIKLUS I)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Lampiran RPP RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BERKARAKTER. (RPPB) : SMA Harapan Bangsa Temanggung. Tahun Pelajaran : 2012 / 2013 (SIKLUS I)"

Transkripsi

1 Lampiran 44

2 Lampiran RPP RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BERKARAKTER Nama Sekolah MataPelajaran Tingkat Pendidikan Kelas / Semester (RPPB) : SMA Harapan Bangsa Temanggung : Sejarah : SMA : X / II Tahun Pelajaran : 2012 / 2013 Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit (SIKLUS I) 1. Standar Kompetensi Menganalisis peradaban Indonesia dan Dunia. 2. Kompetensi Dasar Menganalisis kehidupan awal masyarakat Indonesia. 3. Materi Pokok a. Masa berburu dan meramu 4. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, peserta didik diharapkan mampu: a. Mengidentifikasi ciri-ciri sosial, budaya dan ekonomi masyarakat prasejarah pada masa berburu dan meramu. b. Menjelaskan sistem kepercayaan masyarakat prasejarah pada masa berburu dan meramu. c. Mengidentifikasi ciri-ciri sosial, budaya dan ekonomi pada masa peralihan. d. Menjelaskan sistem kepercayaan masyarakat prasejarah pada masa peralihan. 5. Indikator a. Mengidentifikasi ciri-ciri sosial, budaya dan ekonomi masyarakat prasejarah pada masa berburu dan meramu. b. Menjelaskan sistem kepercayaan masyarakat prasejarah pada masa berburu dan meramu. c. Mengidentifikasi ciri-ciri sosial, budaya dan ekonomi pada masa peralihan. d. Menjelaskan sistem kepercayaan masyarakat prasejarah pada masa peralihan. 45

3 6. Pendidikan Karakter yang diharapkan a. Cinta Kebudayaan bangsa Indonesia Peduli dan menjaga peninggalan-peninggalan sejarah Indonesia yang mampu menginformasikan keadaan pada saat itu. b. Rasa ingin tahu Bertanya atau membaca sumber diluar buku teks. Bertanya contoh-contoh peninggalan berupa rekaman tertulis yang masih ada di lingkungan sekitar. 7. Metode Pembelajaran a. Metode Ceramah Bervariasi b. Metode tanya jawab c. Penilaian hasil belajar 8. Strategi Pembelajaran Pembelajaran dilakukan dengan metode ceramah bervariasi, setelah selesai penyampaian materi baru pemutaran film dilakukan sampai selesai dan setelah itu pembelajaran ditutup. 9. Media dan Sumber Belajar Buku Sejarah untuk SMA kelas X. Silabus Sejarah Kelas X SMA Harapan Bangsa. Internet. Lembar Diskusi. Film. LCD. Gambar-gambar peninggalan masa berburu dan meramu serta masa peralihan (Sumber Benda). 46

4 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BERKARAKTER (RPPB) Nama Sekolah : SMA Harapan Bangsa Temanggung MataPelajaran : Sejarah Tingkat Pendidikan : SMA Kelas / Semester : X / II Tahun Pelajaran : 2012 / 2013 Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit (SIKLUS II) 1. Standar Kompetensi Menganalisis peradaban Indonesia dan Dunia. 2. Kompetensi Dasar Menganalisis kehidupan awal masyarakat Indonesia. 3. Materi Pokok Masa berburu dan meramu 4. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, peserta didik diharapkan mampu: a. Mengidentifikasi ciri-ciri sosial, budaya dan ekonomi masyarakat prasejarah pada masa berburu dan meramu. b. Menjelaskan sistem kepercayaan masyarakat prasejarah pada masa berburu dan meramu. c. Mengidentifikasi ciri-ciri sosial, budaya dan ekonomi pada masa peralihan. d. Menjelaskan sistem kepercayaan masyarakat prasejarah pada masa peralihan. 5. Indikator a. Mengidentifikasi ciri-ciri sosial, budaya dan ekonomi masyarakat prasejarah pada masa berburu dan meramu. b. Menjelaskan sistem kepercayaan masyarakat prasejarah pada masa berburu dan meramu. c. Mengidentifikasi ciri-ciri sosial, budaya dan ekonomi pada masa peralihan. d. Menjelaskan sistem kepercayaan masyarakat prasejarah pada masa peralihan. 47

5 6. Pendidikan Karakter yang diharapkan a. Cinta Kebudayaan bangsa Indonesia Peduli dan menjaga peninggalan-peninggalan sejarah Indonesia yang mampu menginformasikan keadaan pada saat itu. b. Rasa ingin tahu Bertanya atau membaca sumber diluar buku teks. Bertanya contoh-contoh peninggalan berupa rekaman tertulis yang masih ada di lingkungan sekitar. 7. Metode Pembelajaran a. Metode Ceramah Bervariasi b. Metode tanya jawab c. Penilaian hasil belajar 8. Strategi Pembelajaran Pembelajaran dilakukan dengan metode ceramah bervariasi, setelah selesai penyampaian materi baru pemutaran film dilakukan sampai selesai dan setelah itu pembelajaran ditutup. 9. Media dan Sumber Belajar Buku Sejarah untuk SMA kelas X. Silabus Sejarah Kelas X SMA Harapan Bangsa. Internet Lembar Diskusi Film LCD Gambar-gambar peninggalan masa berburu dan meramu serta masa peralihan (Sumber Benda). 48

6 Gambaran Kegiatan Siklus I Isi Alokasi Waktu Kegiatan Pendahuluan 5 Guru membuka pelajaran dengan salam pembuka, setelah itu mengabsen siswa, sambil menginstruksikan kegiatan yang akan dilakukan. Kegiatan Inti 75 Guru melengkapi penjelasan sebelum siswa membuat soal yang akan diberikan,setelah itu guru memberikan pengajaran mengenai: Sumber belajar Buku paket sejarah (fokus), internet Buku paket sejarah (fokus), internet D. CIRI-CIRI SOSIAL, BUDAYA, EKONOMI, DAN KEPERCAYAAN MASYARAKAT PADA MASA BERBURU (Food Gathering) dan MASYARAKAT PERTANIAN (Food Producing) 1. Sosial Budaya dan Ekonomi -Tahap berburu dan meramu (Palaeilitik) Aktivitas ini telah ada semenjak manusia muncul di permukaan bumi, mereka tinggal mengambil makanan secara langsung dari alam dengan cara mengumpulkan makanan (food gathering) dan hidup berkelompok dan berpindah-pindah - Berburu tingkat lanjut ( Epi-Paleolitik) kelompok manusia sudah mulai menetap di gua-gua atau dirumah panggung, atau menetap di suatu tempat karena itulah mereka mulai menciptakan peralatan untuk rumah tangga dan berburu, namun mereka masih nomaden (semi sedenter) - Periode Bercocok Tanam ( Farming Period) ditandai dengan tradisi neolitikum, penggunaan alat yang sudah dihaluskan dengan bentuk yang semakin baik dadalam jumlah yang banyak. Hal ini disebabkan karena mereka sudah hidup menetap dan tinggal di desa-desa, menetapnya pendduduk di suatu tempat menyebabkan perubahan pola 49

7 hidup dari food gathering menjadi food producing. 2. Sistem Kepercayaan Masyarakat awal Indonesia diperkirakan sudah memiliki religi tau agama, menurut mereka agama merupakan keyakinan kepada sejumlah kekuatan yang ada di luar atau lebih tinggi dari manusia. kekuatankekuatan dimaksud bisa berupa roh nenek moyang, makhluk halus yang menghuni gunung, batu besar, pohon, binatang, atau makhluk yang tidak berwujudyang mengusai suatu daerah. Kepercayaan terhadap makhluk-makhluk halus tersebut dikenal dengan nama Animisme, yang berbeda dengan Dinamisme yaitu suatu kepercayaan bahwa setiap benda memiliki kekuatan luar biasa dan keajaiban. Kegiatan religi pada prakteknya memerlukan suatu alat yang dianggap suci dalam bentuk simbol yang didiyakini memiliki kekuatan gaib dan dapat mempersatukan mereka yang disebut Totem (lambang kelompok ). Selain fenomena alam, religi dapat muncul dari adanya magic, contohnya magic yang muncul pada saat dukun melakukan pengobatan terhadap warganya yang sakit. jadi kesimpulannya, timbulnya religi dalam kehidupan masyarakat primitif, merupakan suatu penyelarasan hubungan antara manusia dengan alam dan sebagai pengawas tingkah laku manusia dalam bentuk norma dan nilai, karena setiap bentuk pelanggaran akan mendatangkan bencana bagi kehifupan manusia, dengan demikian manusia akan dan harus menjaga keselarasan hidup dengan alam. Pengertian Masa Pra Aksara Masa Pra Aksara di Indonesia a. Zaman batu Zaman batu menunjuk pada suatu periode di mana alat-alat kehidupan manusia terbuat 50

8 dari batu, meskipun ada juga alat-alat tertentu yang terbuat dari kayu dan tulang. Tetapi, pada zaman ini secara dominan alatalat yang digunakan terbuat dari batu. Dari alat-alat peninggalan zaman batu tersebut, maka zaman batu dibedakan lagi menjadi tiga periode sebagai berikut. 1) Zaman batu tua (Palaeolithikum) Zaman batu tua merupakan suatu masa di mana hasil buatan alat-alat dari batunya masih kasar dan belum diasah sehingga bentuknya masih sederhana. Misalnya, kapak genggam. Hasil kebudayaan Palaeolithikum banyak ditemukan di daerah Pacitan dan Ngandong Jawa Timur. 2) Zaman batu madya (Mesolithikum) Zaman batu madya merupakan masa peralihan di mana cara pembuatan alat-alat kehidupannya lebih baik dan lebih halus dari zaman batu tua. Misalnya, pebble/kapak Sumatera. 3) Zaman batu muda (Neolithikum) Zaman batu muda merupakan suatu masa di mana alat-alat kehidupan manusia dibuat dari batu yang sudah dihaluskan, serta bentuknya lebih sempurna dari zaman sebelumnya. Misalnya, kapak persegi dan kapak lonjong. b. Zaman logam Dengan dimulainya zaman logam, bukan berarti ber- akhirnya zaman batu, karena pada zaman logampun alat-alat dari batu terus berkembang bahkan sampai sekarang. Sesungguhnya, nama zaman logam hanyalah untuk menyatakan bahwa pada zaman tersebut alat-alat dari logam telah dikenal dan digunakan secara dominan. Perkembangan zaman logam di Indo- nesia berbeda dengan yang ada di Eropa, karena zaman logam di Eropa mengalami tiga pembagian zaman, yaitu zaman tembaga, zaman perunggu, dan zaman besi. Sedangkan di Indonesia khususnya dan Asia Tenggara umumnya tidak mengalami zaman tembaga tetapi langsung memasuki 51

9 zaman perunggu dan besi secara bersamaan. Dan hasil temuan yang lebih dominan adalah alat-alat dari perunggu sehingga zaman logam disebut juga dengan zaman perungggu.pembabakan zaman pra aksara berdasarkan ciri kehidupan mayarakat Zaman pra aksara di Indonesia berdasarkan ciri kehidupan masyarakat, dibagi dalam empat babak, yaitu masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana, masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut, masa bercocok tanam, dan masa perundagian. Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana Pada masa ini, kehidupan manusia hanya terpusat pada upaya mempertahankan diri di tengah-tengah alam yang penuh tantangan, dengan kemampuannya yang masih sangat terbatas. Kegiatan pokoknya adalah berburu dan mengumpulkan makanan, dengan peralatan dari batu, kayu, dan tulang. Kehidupan manusia masih sangat tergantung pada alam lingkungan sekitarnya. Kegiatan Akhir 10 Guru bersama dengan siswa membuat kesimpulan mengenai pembelajaran yang telah dilakukan Buku paket sejarah (fokus), internet Evaluation : Terlampir 52

10 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BERKARAKTER (RPPB) Nama Sekolah : SMA Harapan Bangsa Temanggung MataPelajaran : Sejarah Tingkat Pendidikan : SMA Kelas / Semester : X / II Tahun Pelajaran : 2012 / 2013 Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit (SIKLUS II) 1. Standar Kompetensi Menganalisis peradaban Indonesia dan Dunia. 2. Kompetensi Dasar Menganalisis kehidupan awal masyarakat Indonesia. 3. Materi Pokok Masa berburu dan meramu 4. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, peserta didik diharapkan mampu: a. Mengidentifikasi ciri-ciri sosial, budaya dan ekonomi masyarakat prasejarah pada masa berburu dan meramu. b. Menjelaskan sistem kepercayaan masyarakat prasejarah pada masa berburu dan meramu. c. Mengidentifikasi ciri-ciri sosial, budaya dan ekonomi pada masa peralihan. d. Menjelaskan sistem kepercayaan masyarakat prasejarah pada masa peralihan. 5. Indikator a. Mengidentifikasi ciri-ciri sosial, budaya dan ekonomi masyarakat prasejarah pada masa berburu dan meramu. b. Menjelaskan sistem kepercayaan masyarakat prasejarah pada masa berburu dan meramu. c. Mengidentifikasi ciri-ciri sosial, budaya dan ekonomi pada masa peralihan. d. Menjelaskan sistem kepercayaan masyarakat prasejarah pada masa peralihan. 53

11 6. Pendidikan Karakter yang diharapkan b. Cinta Kebudayaan bangsa Indonesia Peduli dan menjaga peninggalan-peninggalan sejarah Indonesia yang mampu menginformasikan keadaan pada saat itu. c. Rasa ingin tahu Bertanya atau membaca sumber diluar buku teks. Bertanya contoh-contoh peninggalan berupa rekaman tertulis yang masih ada di lingkungan sekitar. 7. Metode Pembelajaran a. Metode Ceramah Bervariasi b. Metode tanya jawab c. Penilaian hasil belajar 8. Strategi Pembelajaran Pembelajaran dilakukan dengan metode ceramah bervariasi, setelah selesai penyampaian materi baru pemutaran film dilakukan sampai selesai dan setelah itu pembelajaran ditutup. 9. Media dan Sumber Belajar Buku Sejarah untuk SMA kelas X. Silabus Sejarah Kelas X SMA Harapan Bangsa. Internet Film LCD Gambar-gambar peninggalan masa berburu dan meramu serta masa peralihan (Sumber Benda). 54

12 Gambaran Kegiatan Siklus II Isi Alokasi Waktu Kegiatan Pendahuluan 5 Guru membuka pelajaran dengan salam pembuka, setelah itu mengabsen siswa, sambil menginstruksikan kegiatan yang akan dilakukan. Kegiatan Inti 75 Guru melengkapi penjelasan sebelum siswa membuat soal yang akan diberikan,setelah itu guru memberikan pengajaran mengenai: Sumber belajar Buku paket sejarah (fokus), internet Buku paket sejarah (fokus), internet D. CIRI-CIRI SOSIAL, BUDAYA, EKONOMI, DAN KEPERCAYAAN MASYARAKAT PADA MASA BERBURU (Food Gathering) dan MASYARAKAT PERTANIAN (Food Producing) 1. Sosial Budaya dan Ekonomi -Tahap berburu dan meramu (Palaeilitik) Aktivitas ini telah ada semenjak manusia muncul di permukaan bumi, mereka tinggal mengambil makanan secara langsung dari alam dengan cara mengumpulkan makanan (food gathering) dan hidup berkelompok dan berpindah-pindah - Berburu tingkat lanjut ( Epi-Paleolitik) kelompok manusia sudah mulai menetap di gua-gua atau dirumah panggung, atau menetap di suatu tempat karena itulah mereka mulai menciptakan peralatan untuk rumah tangga dan berburu, namun mereka masih nomaden (semi sedenter) - Periode Bercocok Tanam ( Farming Period) ditandai dengan tradisi neolitikum, penggunaan alat yang sudah dihaluskan dengan bentuk yang semakin baik dadalam jumlah yang banyak. Hal ini disebabkan karena mereka sudah hidup menetap dan tinggal di desa-desa, menetapnya pendduduk di suatu tempat menyebabkan perubahan pola 55

13 hidup dari food gathering menjadi food producing. 2. Sistem Kepercayaan Masyarakat awal Indonesia diperkirakan sudah memiliki religi tau agama, menurut mereka agama merupakan keyakinan kepada sejumlah kekuatan yang ada di luar atau lebih tinggi dari manusia. kekuatankekuatan dimaksud bisa berupa roh nenek moyang, makhluk halus yang menghuni gunung, batu besar, pohon, binatang, atau makhluk yang tidak berwujudyang mengusai suatu daerah. Kepercayaan terhadap makhluk-makhluk halus tersebut dikenal dengan nama Animisme, yang berbeda dengan Dinamisme yaitu suatu kepercayaan bahwa setiap benda memiliki kekuatan luar biasa dan keajaiban. Kegiatan religi pada prakteknya memerlukan suatu alat yang dianggap suci dalam bentuk simbol yang didiyakini memiliki kekuatan gaib dan dapat mempersatukan mereka yang disebut Totem (lambang kelompok ). Selain fenomena alam, religi dapat muncul dari adanya magic, contohnya magic yang muncul pada saat dukun melakukan pengobatan terhadap warganya yang sakit. jadi kesimpulannya, timbulnya religi dalam kehidupan masyarakat primitif, merupakan suatu penyelarasan hubungan antara manusia dengan alam dan sebagai pengawas tingkah laku manusia dalam bentuk norma dan nilai, karena setiap bentuk pelanggaran akan mendatangkan bencana bagi kehifupan manusia, dengan demikian manusia akan dan harus menjaga keselarasan hidup dengan alam. Pengertian Masa Pra Aksara Masa Pra Aksara di Indonesia a. Zaman batu Zaman batu menunjuk pada suatu periode di mana alat-alat kehidupan manusia terbuat 56

14 dari batu, meskipun ada juga alat-alat tertentu yang terbuat dari kayu dan tulang. Tetapi, pada zaman ini secara dominan alatalat yang digunakan terbuat dari batu. Dari alat-alat peninggalan zaman batu tersebut, maka zaman batu dibedakan lagi menjadi tiga periode sebagai berikut. 1) Zaman batu tua (Palaeolithikum) Zaman batu tua merupakan suatu masa di mana hasil buatan alat-alat dari batunya masih kasar dan belum diasah sehingga bentuknya masih sederhana. Misalnya, kapak genggam. Hasil kebudayaan Palaeolithikum banyak ditemukan di daerah Pacitan dan Ngandong Jawa Timur. 2) Zaman batu madya (Mesolithikum) Zaman batu madya merupakan masa peralihan di mana cara pembuatan alat-alat kehidupannya lebih baik dan lebih halus dari zaman batu tua. Misalnya, pebble/kapak Sumatera. 3) Zaman batu muda (Neolithikum) Zaman batu muda merupakan suatu masa di mana alat-alat kehidupan manusia dibuat dari batu yang sudah dihaluskan, serta bentuknya lebih sempurna dari zaman sebelumnya. Misalnya, kapak persegi dan kapak lonjong. b. Zaman logam Dengan dimulainya zaman logam, bukan berarti ber- akhirnya zaman batu, karena pada zaman logampun alat-alat dari batu terus berkembang bahkan sampai sekarang. Sesungguhnya, nama zaman logam hanyalah untuk menyatakan bahwa pada zaman tersebut alat-alat dari logam telah dikenal dan digunakan secara dominan. Perkembangan zaman logam di Indo- nesia berbeda dengan yang ada di Eropa, karena zaman logam di Eropa mengalami tiga pembagian zaman, yaitu zaman tembaga, zaman perunggu, dan zaman besi. Sedangkan di Indonesia khususnya dan Asia Tenggara umumnya tidak mengalami zaman tembaga tetapi langsung memasuki 57

15 zaman perunggu dan besi secara bersamaan. Dan hasil temuan yang lebih dominan adalah alat-alat dari perunggu sehingga zaman logam disebut juga dengan zaman perungggu.pembabakan zaman pra aksara berdasarkan ciri kehidupan mayarakat Zaman pra aksara di Indonesia berdasarkan ciri kehidupan masyarakat, dibagi dalam empat babak, yaitu masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana, masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut, masa bercocok tanam, dan masa perundagian. Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana Pada masa ini, kehidupan manusia hanya terpusat pada upaya mempertahankan diri di tengah-tengah alam yang penuh tantangan, dengan kemampuannya yang masih sangat terbatas. Kegiatan pokoknya adalah berburu dan mengumpulkan makanan, dengan peralatan dari batu, kayu, dan tulang. Kehidupan manusia masih sangat tergantung pada alam lingkungan sekitarnya. Kegiatan Akhir 10 Guru bersama dengan siswa membuat kesimpulan mengenai pembelajaran yang telah dilakukan Buku paket sejarah (fokus), internet Evaluation : Terlampir 58

16 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BERKARAKTER (RPPB) Nama Sekolah : SMA Harapan Bangsa Temanggung MataPelajaran : Sejarah Tingkat Pendidikan : SMA Kelas / Semester : X / II Tahun Pelajaran : 2012 / 2013 Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit (SIKLUS III) 1. Standar Kompetensi Menganalisis peradaban Indonesia dan Dunia. 2. Kompetensi Dasar Menganalisis kehidupan awal masyarakat Indonesia. 3. Materi Pokok Masa berburu dan meramu 1. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, peserta didik diharapkan mampu: a. Mengidentifikasi ciri-ciri sosial, budaya dan ekonomi masyarakat prasejarah pada masa berburu dan meramu. b. Menjelaskan sistem kepercayaan masyarakat prasejarah pada masa berburu dan meramu. c. Mengidentifikasi ciri-ciri sosial, budaya dan ekonomi pada masa peralihan. d. Menjelaskan sistem kepercayaan masyarakat prasejarah pada masa peralihan. 2. Indikator a. Mengidentifikasi ciri-ciri sosial, budaya dan ekonomi masyarakat prasejarah pada masa berburu dan meramu. b. Menjelaskan sistem kepercayaan masyarakat prasejarah pada masa berburu dan meramu. c. Mengidentifikasi ciri-ciri sosial, budaya dan ekonomi pada masa peralihan. d. Menjelaskan sistem kepercayaan masyarakat prasejarah pada masa peralihan. 3. Pendidikan Karakter yang diharapkan 59

17 d. Cinta Kebudayaan bangsa Indonesia Peduli dan menjaga peninggalan-peninggalan sejarah Indonesia yang mampu menginformasikan keadaan pada saat itu. e. Rasa ingin tahu Bertanya atau membaca sumber diluar buku teks. Bertanya contoh-contoh peninggalan berupa rekaman tertulis yang masih ada di lingkungan sekitar. 4. Metode Pembelajaran d. Metode Ceramah Bervariasi e. Metode tanya jawab f. Penilaian hasil belajar 5. Strategi Pembelajaran Pembelajaran dilakukan dengan metode ceramah bervariasi, setelah selesai penyampaian materi baru pemutaran film dilakukan sampai selesai dan setelah itu pembelajaran ditutup. 6. Media dan Sumber Belajar Buku Sejarah untuk SMA kelas X. Silabus Sejarah Kelas X SMA Harapan Bangsa. Internet Lembar Diskusi Film LCD Gambar-gambar peninggalan masa berburu dan meramu serta masa peralihan (Sumber Benda). 60

18 Gambaran Kegiatan Siklus III Isi Alokasi Waktu Kegiatan Pendahuluan 5 Guru membuka pelajaran dengan salam pembuka, setelah itu mengabsen siswa, sambil menginstruksikan kegiatan yang akan dilakukan. Kegiatan Inti 75 Guru melengkapi penjelasan sebelum siswa membuat soal yang akan diberikan,setelah itu guru memberikan pengajaran mengenai: Sumber belajar Buku paket sejarah (fokus), internet Buku paket sejarah (fokus), internet D. CIRI-CIRI SOSIAL, BUDAYA, EKONOMI, DAN KEPERCAYAAN MASYARAKAT PADA MASA BERBURU (Food Gathering) dan MASYARAKAT PERTANIAN (Food Producing) 1. Sosial Budaya dan Ekonomi -Tahap berburu dan meramu (Palaeilitik) Aktivitas ini telah ada semenjak manusia muncul di permukaan bumi, mereka tinggal mengambil makanan secara langsung dari alam dengan cara mengumpulkan makanan (food gathering) dan hidup berkelompok dan berpindah-pindah - Berburu tingkat lanjut ( Epi-Paleolitik) kelompok manusia sudah mulai menetap di gua-gua atau dirumah panggung, atau menetap di suatu tempat karena itulah mereka mulai menciptakan peralatan untuk rumah tangga dan berburu, namun mereka masih nomaden (semi sedenter) - Periode Bercocok Tanam ( Farming Period) ditandai dengan tradisi neolitikum, penggunaan alat yang sudah dihaluskan dengan bentuk yang semakin baik dadalam jumlah yang banyak. Hal ini disebabkan karena mereka sudah hidup menetap dan tinggal di desa-desa, menetapnya pendduduk di suatu tempat menyebabkan perubahan pola 61

19 hidup dari food gathering menjadi food producing. 2. Sistem Kepercayaan Masyarakat awal Indonesia diperkirakan sudah memiliki religi tau agama, menurut mereka agama merupakan keyakinan kepada sejumlah kekuatan yang ada di luar atau lebih tinggi dari manusia. kekuatankekuatan dimaksud bisa berupa roh nenek moyang, makhluk halus yang menghuni gunung, batu besar, pohon, binatang, atau makhluk yang tidak berwujudyang mengusai suatu daerah. Kepercayaan terhadap makhluk-makhluk halus tersebut dikenal dengan nama Animisme, yang berbeda dengan Dinamisme yaitu suatu kepercayaan bahwa setiap benda memiliki kekuatan luar biasa dan keajaiban. Kegiatan religi pada prakteknya memerlukan suatu alat yang dianggap suci dalam bentuk simbol yang didiyakini memiliki kekuatan gaib dan dapat mempersatukan mereka yang disebut Totem (lambang kelompok ). Selain fenomena alam, religi dapat muncul dari adanya magic, contohnya magic yang muncul pada saat dukun melakukan pengobatan terhadap warganya yang sakit. jadi kesimpulannya, timbulnya religi dalam kehidupan masyarakat primitif, merupakan suatu penyelarasan hubungan antara manusia dengan alam dan sebagai pengawas tingkah laku manusia dalam bentuk norma dan nilai, karena setiap bentuk pelanggaran akan mendatangkan bencana bagi kehifupan manusia, dengan demikian manusia akan dan harus menjaga keselarasan hidup dengan alam. Pengertian Masa Pra Aksara Masa Pra Aksara di Indonesia a. Zaman batu Zaman batu menunjuk pada suatu periode di mana alat-alat kehidupan manusia terbuat 62

20 dari batu, meskipun ada juga alat-alat tertentu yang terbuat dari kayu dan tulang. Tetapi, pada zaman ini secara dominan alatalat yang digunakan terbuat dari batu. Dari alat-alat peninggalan zaman batu tersebut, maka zaman batu dibedakan lagi menjadi tiga periode sebagai berikut. 1) Zaman batu tua (Palaeolithikum) Zaman batu tua merupakan suatu masa di mana hasil buatan alat-alat dari batunya masih kasar dan belum diasah sehingga bentuknya masih sederhana. Misalnya, kapak genggam. Hasil kebudayaan Palaeolithikum banyak ditemukan di daerah Pacitan dan Ngandong Jawa Timur. 2) Zaman batu madya (Mesolithikum) Zaman batu madya merupakan masa peralihan di mana cara pembuatan alat-alat kehidupannya lebih baik dan lebih halus dari zaman batu tua. Misalnya, pebble/kapak Sumatera. 3) Zaman batu muda (Neolithikum) Zaman batu muda merupakan suatu masa di mana alat-alat kehidupan manusia dibuat dari batu yang sudah dihaluskan, serta bentuknya lebih sempurna dari zaman sebelumnya. Misalnya, kapak persegi dan kapak lonjong. b. Zaman logam Dengan dimulainya zaman logam, bukan berarti ber- akhirnya zaman batu, karena pada zaman logampun alat-alat dari batu terus berkembang bahkan sampai sekarang. Sesungguhnya, nama zaman logam hanyalah untuk menyatakan bahwa pada zaman tersebut alat-alat dari logam telah dikenal dan digunakan secara dominan. Perkembangan zaman logam di Indo- nesia berbeda dengan yang ada di Eropa, karena zaman logam di Eropa mengalami tiga pembagian zaman, yaitu zaman tembaga, zaman perunggu, dan zaman besi. Sedangkan di Indonesia khususnya dan Asia Tenggara umumnya tidak mengalami zaman tembaga tetapi langsung memasuki 63

21 zaman perunggu dan besi secara bersamaan. Dan hasil temuan yang lebih dominan adalah alat-alat dari perunggu sehingga zaman logam disebut juga dengan zaman perungggu.pembabakan zaman pra aksara berdasarkan ciri kehidupan mayarakat Zaman pra aksara di Indonesia berdasarkan ciri kehidupan masyarakat, dibagi dalam empat babak, yaitu masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana, masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut, masa bercocok tanam, dan masa perundagian. Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana Pada masa ini, kehidupan manusia hanya terpusat pada upaya mempertahankan diri di tengah-tengah alam yang penuh tantangan, dengan kemampuannya yang masih sangat terbatas. Kegiatan pokoknya adalah berburu dan mengumpulkan makanan, dengan peralatan dari batu, kayu, dan tulang. Kehidupan manusia masih sangat tergantung pada alam lingkungan sekitarnya. Kegiatan Akhir 10 Guru bersama dengan siswa membuat kesimpulan mengenai pembelajaran yang telah dilakukan Buku paket sejarah (fokus), internet Evaluation : Terlampir 64

22 Lampiran Soal Siklus II A. Kerjakan soal di bawah ini dengan menyilang pada setiap jawaban yang anda anggap benar! 1. Istilah zoon politicon menunjukkan bahwa manusia purba hidup secara... a. Individu b. Tidak teratur c. Berkelompok d. Alamiah 2. Kebutuhan yang ingin dicapai manusia dibagi menjadi 2 yaitu a. Material dan spiritual b. Duniawi dan badani c. Duniawi dan spiritual d. Material dan badani 3. Manakah di bawah ini yang merupakan tingkat kelompok yang benar a. Family-trible-nation-universal-join family b. Nation-trible-join family-universal-family c. Universal-family-join family-trible-nation d. Family-join family-trible-nation-universal 4. Yang merupakan kebutuhan material adalah a. Membaca firman Tuhan b. Berpuasa c. Rumah d. Berdoa 65

23 5. Istilah lain dari persekutuan patembayan adalah a. Gesselschaft b. Geimenschaft c. Familyschaft d. Nationschaft 6. Dalam tingkat mata pencaharian pada jaman purba ada berapa bagian yang dijabarkan a. 5 b. 7 c. 9 d Dalam tingkat mata pencaharian manakah yang menjadi urutan pertama dan juga hal yang utama a. Berburu dan meramu b. Berladang c. Beternak d. Bersawah 8. Istilah food gathering berarti a. Mencari makanan b. Memproduksi makanan c. Mengolah makanan d. Mengumpulkan makanan 66

24 9. Istilah food producing berarti a. Mencari makanan b. Memproduksi makanan c. Mengolah makanan d. Mengumpulkan makanan 10. Masyarakat paguyuban disebut juga masyarakat a. Gesselschaft b. Geimenschaft c. Familyschaft d. Nationschaft B. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jelas dan lengkap! 1. Jelaskan berserta dengan contoh maksud dari berundagi! 2. Jelaskan berserta dengan contoh maksud dari berburu dan meramu! 3. Sebutkan (3) tujuan manusia berkelompok secara garis besar dari pemahaman yang anda pahami! 4. Jelaskan berserta dengan contoh maksud dari berladang! 67

25 Kunci Jawaban A. Pilihan Ganda 1. c 2. a 3. d 4. c 5. a 6. b 7. a 8. d 9. b 10. b B. Isian 1. Berundagi adalah masa dimana manusia purba melakukan pekerjaan sambilan, sehingga masa ini disebut masa selingan. Contoh: menata hasil panen kemarin, membuat alat-alat dari batu sementara menunggu panen tiba. 2. Berburu dan Meramu adalah masa dimana manusia purba hanya terfokus pada mencari dan mengumpulkan makanan. Contoh: setelah berburu hasil buruan sebagian dimakan dan sebagian disimpan. 3. a.melindungi diri dari bencana alam, misal gunung meletus, longsor dsb. b.melindungi diri dari serangan musuh atau kelompok lain, dan juga serangan dari binatang buas. c.bersama mencapai tujuan yang diinginkan kelompok itu. 68

26 4. Berladang adalah masa dimana penghidupan manusia purba sebagian besar berpusat pada hasil ladang. Pada masa ini tanaman yang ditanam adalah palawija. Contoh: jagung, umbi-umbian. 69

27 Siklus III A. Kerjakan soal di bawah ini dengan menyilang pada setiap jawaban yang anda anggap benar! 1. Zaman prasejarah dibagi menjadi 2 yaitu.. a. Batu dan modern b. Batu dan logam c. Batu dan kuno d. Kuno dan modern 2. Zaman batu terdiri atas jaman di bawah ini, kecuali a. Paleolitikum b. Megalithikum c. Perunggu d. Mesolitikum 3. Yang merupakan salah satu cirri zaman paleolitikum adalah a. Alat-alat masih kasar b. Alat sudah diasah c. Alat sudah dihias d. Alat masih jelek 4. Food gathering adalah salah satu pola hidup manusia purba yang terdapat dalam zaman a. Paleolitikum b. Megalithikum c. Perunggu d. Mesolitikum 70

28 5. Arti dari kedua istilah kyoken moddinger dan abris sous roche adalah a. Sampah dapur dan gua tempat tinggal b. Gua tempat tinggal dan sampah dapur c. Gua dan kerang besar d. Sampah dapur dan kerang besar 6. Kapak yang berfungsi sebagai penetak adalah kapak a. Pebble b. Chopper c. Flakes d. Hachecourt 7. Kebudayaan meglemosian adalah kebudayaan yang terdapat di Negara a. Italia b. Perancis c. Denmark d. Rusia 8. Dalam zaman purba, terdapat 2 sistem kepercayaan kuno yang dianut manusia purba yaitu a. Totemisme dan animism b. Animisme dan dinamisme c. Totemisme dan dinamisme d. Ateisme dan totemisme 71

29 9. Kebudayaan bachson hoabinh adalah kebudayaan yang sebagian besar hasil kebudayaannya terbuat dari a. Logam b. Perunggu c. Tanah d. Batu 10. Dalam zaman megalitikum ada berapakah hasil kebudayaan yang utama a. 7 b. 6 c. 9 d. 5 B. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jelas dan lengkap! 1. Jelaskan masing-masing dengan poin perbedaan yang signifikan, utama, dan penting dari masing-masing hasil kebudayaan megalithikum! a. Menhir b. Waruga c. Punden berundak d. Kubur batu e. Sarkofagus 72

30 Jawaban A. Pilihan Ganda 1. b 2. c 3. a 4. a 5. a 6. a 7. c 8. b 9. b 10. b B. Isian 1. a.menhir adalah tugu batu tegak. Menhir berasal dari kata Men: Tegak, Hir: Tegak. Batu ini digunakan untuk media penyembahan dan juga media pengikat korban persembahan. b.waruga adalah kubur batu yang terdapat tutup diatasnya. Tutup ini terbuat dari batu dan terdapat ukiran tentang penggambaran seseorang. Tetapi waruga pasti digunakan untuk mengubur seseorang yang sangat penting. Misalnya kepala suku. c.punden berundak adalah kubur batu yang mempunyai tugu untuk penyembahan yang bentuknya seperti piramida, dan terletak diatas. Jalan ke kubur itu naik tangga yang panjang, maka disebut punden berundak. 73

31 d.kubur batu adalah kubur yang digali di dalam tanah dengan batu sebagai sisi-sisinya yang mempunyai bentuk bangun balok, kubur ini biasanya dipakai untuk menguburkan orang biasa. e.sarkofagus adalah keranda yang terbuat dari batu, fungsinya juga untuk menguburkan orang. Sarkofagus pasti digunakan untuk menguburkan orang penting, atau orang terhormat. 74

32 VISI dan MISI SMA HARAPAN BANGSA 1. Visi Sekolah Visi Sekolah : Mewujudkan manusia beriman, bertaqwa, berbudipekerti luhur dan unggul dalam berprestasi 2. Misi Sekolah Untuk mewujudkan visi, sekolah memiliki misi, sebagai berikut: a. Melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar secara efektif dan efisien berdasarkan Kurikulum yang berlaku. b. Peningkatan Iman dan Taqwa (IMTAQ), kepada seluruh keluarga SMA Harapan Bangsa melalui pelajaran Pendidikan Agama, dan mata pelajaran lainnya. c. Penanaman dan aplikasi nilai-nilai budi pekerti dan nilai-nilai luhur bangsa baik di sekolah, di rumah maupun di masyarakat. d. Meningkatkan sarana prasarana, tenaga pendidikan dan kependidikan sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM), agar mampu melaksanakan fungsi dan peranannya guna memenuhi standar yang ditentukan. e. Melaksanakan koordinasi dan kerja sama yang baik dengan semua stake holder yang ada. f. Menyiapkan peserta didik untuk siap berkompetisi di era global. g. Memberi kesempatan peserta didik seluas-luasnya, untuk meningkatkan kemampuan potensi dan bakatnya seoptimal mungkin melalui kegiatan Intra dan Ekstra Kurikuler. h. Menciptakan iklim yang kondusif untuk terlaksananya Tugas Pokok dan Fungsi dari masing-masing komponen sekolah (Kepala Sekolah, Guru, Tata Usaha, Laboran, Pustakawan, Karyawan dan Siswa) SMA Harapan Bangsa. i. Melaksanakan segala ketentuan yang mengatur operasional sekolah, baik tata tertib Kepegawaian maupun Kesiswaan. 3. Tujuan Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah dirumuskan mengacu kepada tujuan umum pendidikan. 75

33 Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut meliputi : 1. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia Keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia menjadi dasar pembentukan kepribadian peserta didik secara utuh. Kurikulum disusun yang memungkinkan semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia. 2. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik Kurikulum disusun agar memungkinkan pengembangan keragaman potensi, minat, kecerdasan intelektual, emosional, spritual, dan kinestetik peserta didik secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya. 3. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan keragaman karakteristik lingkungan, oleh karena itu kurikulum harus memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan daerah. 4. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional Pengembangan kurikulum harus memperhatikan keseimbangan tuntutan pembangunan daerah dan nasional. 5. Tuntutan dunia kerja Kurikulum harus memuat kecakapan hidup untuk membekali peserta didik memasuki dunia kerja sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik dan kebutuhan dunia kerja, khususnya bagi mereka yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. 6. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni Kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan perkembangan Ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. 76

34 7. Agama Kurikulum harus dikembangkan untuk meningkatkan toleransi dan kerukunan umat beragama, dan memperhatikan norma agama yang berlaku di lingkungan sekolah. 8. Dinamika perkembangan global Kurikulum harus dikembangkan agar peserta didik mampu bersaing secara global dan dapat hidup berdampingan dengan bangsa lain. 9. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan Kurikulum harus mendorong wawasan dan sikap kebangsaan dan persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. 10. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat. Kurikulum harus dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya. 11. Kesetaraan Jender Kurikulum harus diarahkan kepada pendidikan yang berkeadilan dan mendorong tumbuh kembangnya kesetaraan jender. 12. Karakteristik satuan pendidikan Kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan visi, misi, tujuan, kondisi, dan ciri khas satuan pendidikan. Tujuan SMA Harapan Bangsa : 1. Mepersiapkan peserta didik yang beriman dan bertaqwa kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia 2. Mempersiapkan peserta didik agar menjadi manusia yang berkepribadian, cerdas, berkualitas dan berprestasi dalam bidang olahraga dan seni. 77

35 3. Membekali peserta didik agar memiliki keterampilan teknologi informasi dan komunikasi serta mampu mengembangkan diri secara mandiri. 4. Menanamkan peserta didik sikap ulet dan gigih dalam berkompetisi, beradaptasi dengan lingkungan dan mengembangkan sikap sportifitas. 5. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan teknologi agar mampu bersaing dan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dan terjun ke masyarat. 78

36 PEMERINTAH KABUPATEN TEMANGGUNG DINAS PENDIDIKAN YAYASAN PUTRA DESA SMA HARAPAN BANGSA KALORAN Alamat : Dsn.Porot, Ds.Getas, Kec.Kaloran, Kab.Temanggung Kode Pos IDENTITAS SEKOLAH SMA HARAPAN BANGSA KALORAN 1. Nama Sekolah : SMA Harapan Bangsa Alamat : Jl. Gunung Payung Km. 2, Kaloran-Temanggung Desa : Getas Kecamatan : Kaloran Kabupaten : Temanggung Provinsi : Jawa Tengah No. Telp / HP : , Nomor Statistik : Sekolah (NSS) 3. Program Keahlian : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) 4. Tahun didirikan : 2008 Berdasarkan Surat Ijin Operasional dari : Ka. Dinas Pendidikan Kab. Temanggung Nomor : 421/1127/2009 Tanggal : 15 Mei Nama Yayasan : Putra Desa Alamat Yayasan : Porot, RT 05 RW 06, Getas-Kaloran-Temanggung & No. Telp : , Kepala Sekolah Nama : Agus Prasetyo, S.Pd SK yang Mengangkat : Ketua Yayasan Putra Desa Tanggal : 1 Juli

37 Susunan Komite sekolah No. NAMA JABATAN 1. Poniman Tokoh Masyarakat 2. Filimon Tokoh Masyarakat 3. Tri Silowati Pengurus SMA 4. Dahlan Kadus 5. Jumeno Tokoh Masyarakat 6. Sumistiyo Wali murid 7. Rahyo Wali murid 8. Mulyono Perangkat Dusun KEDUDUKAN DALAM KOMITE Ketua I Sekretaris I Bendahara I Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota 80

38 STRUKTUR KEPENGURUSAN SMA HARAPAN BANGSA POROT-GETAS-KALORAN-TEMANGGUNG PELINDUNG : TUHAN YESUS KRISTUS PENASEHAT : Pdt. Semaun (Gembala GSJA Porot) Dwiyanto (Kepala Desa Getas) Dahlan (Kepala Dusun Porot) Ketua Yayasan Putra Desa : Pdt. Yulius Suramin Sekretaris : Pdt. Bangun Widodo Bendahara : Pdt. Elisa Sumpeno Kepala Sekolah : Agus Prasetyo, S.Pd Wakil Kepala Sekolah : - Kesiswaan : Pdt. Rudiman, S.Th Kurikulum : Markus Sri Mulyono, S.Pd Sarpras : Pdt. Ngadiyono, S.Th Humas : Waludi Tata Usaha : Zuliyus Tri Silowati Bendahara : Heni Sri Sumaryati, S.PAK 81

39 SEKOLAH MENENGAH ATAS HARAPAN BANGSA Porot, Getas, Kaloran, Temanggung DAFTAR GURU DAN STAF A. Guru 1. Agus Prasetyo, S.Pd 2. Yulius Suramin 3. Dwiyono Lusiawan, S.Pd 4. Harno, S.Pd 5. Drs. Toto Gunardi 6. Ngadiyono, S.Th 7. Khosim Raharjo, S.Pd 8. Markus, S.Pd 9. Siamin Matius, S.Pak 10. Rudiman, S.Th 11. Nugrahanto, AMK 12. Giyarti, S.Pd 13. Endang, S.Pd 14. Antonius Bayu Aji 15. Sibarani B. Staf 1. Tri Silowati ( TU ) 2. Natanael Nugroho ( TU ) 3. Yoram Budi Widodo ( Penjaga ) 4. Dahlan ( Penjaga ) 82

40 Foto-Foto Siklus II 83

41 Siklus III 84

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 3. PERADABAN AWAL INDONESIALatihan Soal 3.1. Menhir. Waruga. Sarkofagus. Dolmen

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 3. PERADABAN AWAL INDONESIALatihan Soal 3.1. Menhir. Waruga. Sarkofagus. Dolmen SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 3. PERADABAN AWAL INDONESIALatihan Soal 3.1 1. Bangunan megalithikum yang berbentuk batu bertingkat berfungsi sebagai tempat pemujaan terhadap nenek moyang disebut...

Lebih terperinci

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : Sejarah

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : Sejarah Nama : UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : Sejarah Kelas : 7 Waktu : 10.00-11.30 No.Induk : Hari/Tanggal : Senin, 08 Desember 2014 Petunjuk Umum: Nilai : 1.

Lebih terperinci

Kebudayaan Masyarakat Prasejarah di Indonesia. SMA kelas X Semester 2 Tahun 2008/2009 Artmy Tirta Ikhwanto

Kebudayaan Masyarakat Prasejarah di Indonesia. SMA kelas X Semester 2 Tahun 2008/2009 Artmy Tirta Ikhwanto Kebudayaan Masyarakat Prasejarah di Indonesia SMA kelas X Semester 2 Tahun 2008/2009 Artmy Tirta Ikhwanto Kebudayaan Masyarakat Prasejarah di Indonesia z Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Pra-aksara

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 2. INDONESIA MASA PRA AKSARALatihan Soal ,2,3,4, dan 5. 2,3,4,5, dan 1. 3,4,5,1, dan 2.

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 2. INDONESIA MASA PRA AKSARALatihan Soal ,2,3,4, dan 5. 2,3,4,5, dan 1. 3,4,5,1, dan 2. 1. Perhatikan tahapan zaman pra aksara berikut ini! 1. Mesilitikum 2. Neolitikum 3. Megalitikum 4. Paleolitikum 5. Legam SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 2. INDONESIA MASA PRA AKSARALatihan Soal 2.1

Lebih terperinci

BAB 1: SEJARAH PRASEJARAH

BAB 1: SEJARAH PRASEJARAH www.bimbinganalumniui.com 1. Studi tentang kebudayaan adalah suatu studi yang mempelajari... (A) Gagasan-gagasan untuk mewujudkan tindakan dan artefak (B) Kesenian (C) Karya sastra dan cerita rakyat (D)

Lebih terperinci

PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Oleh: Kuncoro Asih Nugroho, M.Pd. I. PENDAHULUAN A. Pengertian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum

Lebih terperinci

SOAL PRETEST Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang menurut anda benar! 1. Gambar dinding yang tertera pada goa-goa mengambarkan pada jenis binatang yang diburu

Lebih terperinci

MASA PRA AKSARA DI INDONESIA

MASA PRA AKSARA DI INDONESIA Pola Kehidupan Manusia Purba Manusia Purba di Indonesia Kedatangan Nenek Moyang Bangsa Indonesia A. Pengertian Apakah kalian sudah pernah membuat peristiwa sejarah? Tentunya setiap manusia sudah membuat

Lebih terperinci

Hasil Kebudayaan masa Praaksara

Hasil Kebudayaan masa Praaksara Hasil Kebudayaan masa Praaksara 1. Hasil Kebudayaan Paleolithikum Kebudayan paleolithikum merupakan kebudayaan batu, dimana manusia masih mempergunakan peralatan yang terbuat dari batu, serta teknik pembuatanya

Lebih terperinci

MASA BERCOCOK TANAM DAN DAN BERTERNAK a. Kehidupan sosial-ekonomi Manusia Purba pada Masa Bercocok Tanam Kehidupan manusia senantiasa mengalami

MASA BERCOCOK TANAM DAN DAN BERTERNAK a. Kehidupan sosial-ekonomi Manusia Purba pada Masa Bercocok Tanam Kehidupan manusia senantiasa mengalami MASA BERCOCOK TANAM DAN DAN BERTERNAK a. Kehidupan sosial-ekonomi Manusia Purba pada Masa Bercocok Tanam Kehidupan manusia senantiasa mengalami perkembangan. Perkembangan itu dapat disebabkan karena ada

Lebih terperinci

PENYUSUNAN KTSP. Sosialisasi KTSP 1

PENYUSUNAN KTSP. Sosialisasi KTSP 1 PENYUSUNAN KTSP Sosialisasi KTSP 1 LANDASAN UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Permendiknas No. 22/2006 tentang Standar Isi

Lebih terperinci

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 PANDUAN PENYUSUNAN KTSP DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 LANDASAN UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Permendiknas No.

Lebih terperinci

PENYUSUNAN PENYUSUN KTSP

PENYUSUNAN PENYUSUN KTSP PENYUSUNAN KTSP Sosialisasi KTSP 1 LANDASAN UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional a Pendidikan d Permendiknas No. 22/2006 tentang Standar

Lebih terperinci

PengembanganKurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

PengembanganKurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) PengembanganKurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) *Kaji kebutuhan dan kemampuan siswa *Kaji kemampuan guru (potensi SDM sekolah, visi, dan misi sekolah) *Kaji daya dukung sekolah (sarana, prasarana)

Lebih terperinci

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK A. Latar Belakang Pemikiran Indonesia merupakan negara kepulauan dengan keragamannya yang terdapat

Lebih terperinci

HANDOUT SEJARAH KEBUDAYAAN BAB I ASAL MULA TIMBULNYA MANUSIA DAN PERADABAN

HANDOUT SEJARAH KEBUDAYAAN BAB I ASAL MULA TIMBULNYA MANUSIA DAN PERADABAN HANDOUT SEJARAH KEBUDAYAAN BAB I ASAL MULA TIMBULNYA MANUSIA DAN PERADABAN A. Masnusia dan Kebudayaan Prasejarah Secara biologis manusia termasuk golongan mammalia atau binatang menyusui. Kemudian, dari

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 2.1 Latar Belakang Lembaga Pendidikan Al-Hikmah Kelompok bermain adalah salah satu bentuk pendidikan pra sekolah yang menyediakan program dini bagi anak usia tiga

Lebih terperinci

Lamipran 1. Surat Keterangan Penelitian

Lamipran 1. Surat Keterangan Penelitian Lamipran 1. Surat Keterangan Penelitian 45 Lampiran 2. Silabus Mata Pelajaran Sejarah Kelas X SMA Kristen 1 Salatiga 2012/2012 46 47 48 49 Lampiran 3. Hasil Ulangan Harian Kelas X-3 SMA Kristen 1 Salatiga

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN MUATAN LOKAL KABUPATEN BANJARNEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SMA/MA : Mata Pelajaran : Sejarah Kelas/Semester : X/2 Standar Kompetensi : 2. Menganalisa Peradaban Indonesia dan Dunia Kompetensi Dasar : 2.1. Menganalisa Kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN ANALISIS SITUASI

BAB I PENDAHULUAN ANALISIS SITUASI BAB I PENDAHULUAN Universitas Negeri Yogyakarta sebagai salah satu perguruan tinggi di Indonesia yang dikhususkan bagi mereka pemuda indonesia yang ingin mengabdikan dirinya sebagai guru dan bagi mereka

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 957, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDIKBUD. Tingkat Satuan Pendidikan. Dasar. Menengah. Kurikulum. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLUNGKUNG, Menimbang : a. bahwa bidang pendidikan merupakan

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI Wahyu Nur Aida Universitas Negeri Malang E-mail: Dandira_z@yahoo.com Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mengetahui

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER 1

KISI-KISI SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER 1 KISI-KISI PENILAIAN AKHIR SEMESTER 1 Nama Sekolah : SMA Islam Al-Azhar BSD Alokasi Waktu : 90 menit Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia Jumlah Soal : 50 Kelas / Semester : X / Ganjil Bentuk Soal : Pilihan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81A TAHUN 2013 TENTANG IMPLEMENTASI KURIKULUM PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN I. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

PEDOMAN PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2014 TENTANG KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN PEDOMAN PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

SMA A. TRADISI SEJARAH MASYARAKAT INDONESIA MASA PRA AKSARA

SMA A. TRADISI SEJARAH MASYARAKAT INDONESIA MASA PRA AKSARA JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMA X (SEPULUH) SEJARAH TRADISI SEJARAH MASA PRA AKSARA A. TRADISI SEJARAH MASYARAKAT INDONESIA MASA PRA AKSARA Tradisi masyarakat Indonesia masa pra-aksara Jejak

Lebih terperinci

PENYUSU S NA N N KTSP

PENYUSU S NA N N KTSP PENYUSUNAN KTSP 2006 1 LANDASAN UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Permendiknas No. 22/20062006 tentang Standar Isi Permendiknas

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 5. PERADABAN AWAL INDONESIA DAN DUNIALATIHAN SOAL BAB 5. 1, 2 dan 3. 1, 2 dan 4. 1, 2 dan 5.

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 5. PERADABAN AWAL INDONESIA DAN DUNIALATIHAN SOAL BAB 5. 1, 2 dan 3. 1, 2 dan 4. 1, 2 dan 5. SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 5. PERADABAN AWAL INDONESIA DAN DUNIALATIHAN SOAL BAB 5 1. Perhatikan hasil budaya masa pra aksara berikut ini! 1. Kjokken moddinger 2. Abris souche roche 3. Flakes

Lebih terperinci

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL Sosialisasi KTSP DASAR & FUNGSI PENDIDIKAN NASIONAL Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 2. INDONESIA MASA PRA AKSARALatihan Soal 2.5. Nekara. Arca perunggu. Alat dari besi.

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 2. INDONESIA MASA PRA AKSARALatihan Soal 2.5. Nekara. Arca perunggu. Alat dari besi. SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 2. INDONESIA MASA PRA AKSARALatihan Soal 2.5 1. Kebudayaan Bascon Hoa bin adalah kebudayaan yang berasal dari wilayah Vietnam utara kemudian masuk ke Indonesia. Berikut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu faktor yang berpengaruh sangat besar terhadap kecepatan ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. satu faktor yang berpengaruh sangat besar terhadap kecepatan ini adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan masyarakat Indonesia berjalan kian hari kian cepat. Salah satu faktor yang berpengaruh sangat besar terhadap kecepatan ini adalah pembangunan nasional.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2014 TENTANG KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN PADA PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

A. KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT

A. KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT ANA DHAOUD DAROIN A. KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PRA-AKSARA DI INDONESIA Bila ditinjau dari sistem mata pencahariannya, perkembangan kehidupan sosial ekonomi masyarakat pra-aksara melelui beberapa

Lebih terperinci

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DASAR & FUNGSI Pendidikan

Lebih terperinci

Zaman Prasejarah. Pengantar

Zaman Prasejarah. Pengantar Zaman Prasejarah Pengantar Kebudayaan selalu berubah-ubah, lebih-lebih jika ada sebab dari luar, maka perubahan dalam kebudayaan itu mungkin sangat besar dan luas, sehingga timbul kebudayaan baru Kebudayaan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI. kelas dan ruang serbaguna yang memiliki luas 324 m 2.

BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI. kelas dan ruang serbaguna yang memiliki luas 324 m 2. BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI 2.1 Sejarah SMA 17 Agustus 1945 SMA 17 Agustus 1945 didirikan pada tahun 1984 oleh Yayasan Perguruan 17 Agustus 1945 dengan Ketua Yayasan I.B. Alit, S.H. yang beralamat

Lebih terperinci

PROFIL / KEADAAN SEKOLAH UPTD SMAN 1 KARANGREJO - TULUNGAGUNG. 1. Nama Sekolah : UPTD SMA Negeri 1 Karangrejo

PROFIL / KEADAAN SEKOLAH UPTD SMAN 1 KARANGREJO - TULUNGAGUNG. 1. Nama Sekolah : UPTD SMA Negeri 1 Karangrejo LAMPIRAN II PROFIL / KEADAAN SEKOLAH UPTD SMAN 1 KARANGREJO - TULUNGAGUNG A. Data Sekolah 1. Nama Sekolah : UPTD SMA Negeri 1 Karangrejo Status : Negeri 2. Alamat Sekolah : Jalan Raya Karangrejo Sendang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting dan berharga. Kebudayaan tersebut dapat menjadi pedoman atau

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting dan berharga. Kebudayaan tersebut dapat menjadi pedoman atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan masyarakat masa lampau merupakan catatan sejarah yang sangat penting dan berharga. Kebudayaan tersebut dapat menjadi pedoman atau pegangan hidup bagi masyarakat

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI I KANDEMAN

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI I KANDEMAN LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI I KANDEMAN Disusun oleh : Nama : Annisa Candra Sekar NIM : 5401409029 Prodi : PKK S1 (Tata Busana) FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2012 i

Lebih terperinci

BAB III KONDISI OBJEK PENELITIAN. A. Selintas Tentang SMA Muhammadiyah 1 Palembang. 1. Sejarah Singkat SMA Muhammadiyah 1 Palembang

BAB III KONDISI OBJEK PENELITIAN. A. Selintas Tentang SMA Muhammadiyah 1 Palembang. 1. Sejarah Singkat SMA Muhammadiyah 1 Palembang BAB III KONDISI OBJEK PENELITIAN A. Selintas Tentang SMA Muhammadiyah 1 Palembang 1. Sejarah Singkat SMA Muhammadiyah 1 Palembang Berdirinya SMA Muhammadiyah 1 Palembang pada Bulan Juli tahun 1956, Pendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan modal utama dalam pembangunan bangsa Indonesia untuk dapat bertahan di era globalisasi. Peningkatan kualitas sumber

Lebih terperinci

KRONOLOGIS. Ilmu tentang waktu yang membantu untuk menyusun peristiwa atau kejadian sejarah sesuai urutan waktu terjadinya

KRONOLOGIS. Ilmu tentang waktu yang membantu untuk menyusun peristiwa atau kejadian sejarah sesuai urutan waktu terjadinya No Soal Lingkup Materi MATERI 1,2,3 Peserta didik memahami dan menguasai tentang : Prinsip-prinsip dasar ilmu sejarah (pengetahuan sejarah, ciri-ciri sejarah, unsur-unsur sejarah, konsep waktu, ruang lingkup,

Lebih terperinci

KTSP DAN IMPLEMENTASINYA

KTSP DAN IMPLEMENTASINYA KTSP DAN IMPLEMENTASINYA Disampaikan pada WORKSHOP KURIKULUM KTSP SMA MUHAMMADIYAH PAKEM, SLEMAN, YOGYAKARTA Tanggal 4-5 Agustus 2006 Oleh : Drs. Marsigit MA FMIPA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA KTSP DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti 1 A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan dan perubahan suatu bangsa. Pendidikan yang mampu memfasilitasi perubahan adalah pendidikan

Lebih terperinci

DASAR & FUNGSI. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

DASAR & FUNGSI. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DASAR & FUNGSI Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

COVER Lembar penetapan Kata Pengantar Daftar Isi. Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan. Visi dan Misi SMK Tujuan SMK ISI KTSP. Tujuan Program Keahlian

COVER Lembar penetapan Kata Pengantar Daftar Isi. Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan. Visi dan Misi SMK Tujuan SMK ISI KTSP. Tujuan Program Keahlian Kata Pengantar Daftar Isi Tujuan Menengah Kejuruan Diagram pencapaian kompetensi kejuruan Kata Pengantar Daftar Isi Kata Pengantar ditandatangani Tujuan oleh Menengah Kejuruan kepala sekolah Diagram pencapaian

Lebih terperinci

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN K T S P. Oleh: Marojahan Hutabarat

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN K T S P. Oleh: Marojahan Hutabarat Jurnal Sotiria: Vol. III No. 2 ISSN:2085-4951 9772085495156 KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN K T S P Oleh: Marojahan Hutabarat Abstrak KTSP dan Silabus yang penulis susun adalah hasil dari pelatihan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT 15 BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT 2.1 Standar Pengelolaan Pendidikan Standar pengelolaan pendidikan oleh satuan pendidikan menengah di wilayah kota Jakarta Barat berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT 10 BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT 2.1 Standar Pengelolaan Pendidikan Standar pengelolaan pendidikan oleh satuan pendidikan menengah di wilayah kota Jakarta Barat berdasarkan

Lebih terperinci

UPAYA MAHASISWA, DOSEN DAN PIHAK UNIVERSITAS DALAM PEMBENTUKAN KARAKTERISTIK MAHASISWA YANG IDEAL. Oleh : Annisa Ratna Sari, S. Pd

UPAYA MAHASISWA, DOSEN DAN PIHAK UNIVERSITAS DALAM PEMBENTUKAN KARAKTERISTIK MAHASISWA YANG IDEAL. Oleh : Annisa Ratna Sari, S. Pd UPAYA MAHASISWA, DOSEN DAN PIHAK UNIVERSITAS DALAM PEMBENTUKAN KARAKTERISTIK MAHASISWA YANG IDEAL Oleh : Annisa Ratna Sari, S. Pd PENDAHULUAN Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kewibawaan guru di mata peserta didik, pola hidup konsumtif, dan sebagainya

BAB I PENDAHULUAN. kewibawaan guru di mata peserta didik, pola hidup konsumtif, dan sebagainya 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Permasalahan karakter saat ini banyak diperbincangkan. Berbagai persoalan yang muncul di masyarakat seperti korupsi, kekerasan, kejahatan seksual, perusakan,

Lebih terperinci

Standar Nasional Pendidikan

Standar Nasional Pendidikan Standar Nasional Pendidikan kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia Dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik. Sepanjang sejarah, manusia tidak terlepas dari seni. Karena seni adalah salah satu

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI BAB II DESKRIPSI ORGANISASI 2.1 Sejarah Sekolah Sejak 30 Juli 1966 SMP Negeri 61 berdiri sebagai sekolah pemerintah. Pada awalnya SMP Negeri 61 beralamat di Jalan Palmerah Utara. Bangunan yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III ZAMAN PRASEJARAH

BAB III ZAMAN PRASEJARAH 79 BAB III ZAMAN PRASEJARAH Berdasarkan geologi, terjadinya bumi sampai sekarang dibagi ke dalam empat zaman. Zaman-zaman tersebut merupakan periodisasi atau pembabakan prasejarah yang terdiri dari: A.

Lebih terperinci

1. CIRI ZAMAN PRASEJARAH INDONESIA

1. CIRI ZAMAN PRASEJARAH INDONESIA ZAMAN PRASEJARAH DI INDONESIA 1. CIRI ZAMAN PRASEJARAH INDONESIA ZAMAN BATU Zaman ini terbagi menjadi 4 zaman yaitu : 1) Palaeolithikum (Zaman Batu Tua), Pada zaman ini alat-alat terbuat dari batu yang

Lebih terperinci

UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2013/2014

UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2013/2014 UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Mata Pelajaran : Sejarah Hari/Tanggal : Jumat, 06 Desember 2013 Kelas/Program : X /(Wajib) Waktu : 90 menit Petunjuk Umum 1 Perhatikan dan ikuti petunjuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional memiliki peranan yang sangat penting bagi warga negara. Pendidikan nasional bertujuan untk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan

Lebih terperinci

BAB II HASIL SURVEY. dengan visi Prima dalam layanan, unggul dalam berprestasi dalam membangun

BAB II HASIL SURVEY. dengan visi Prima dalam layanan, unggul dalam berprestasi dalam membangun BAB II HASIL SURVEY 2.1 Gambaran Umum SMA IPIEMS SMA IPIEMS Surabaya merupakan salah satu sekolah swasta unggulan di kota Surabaya merupakan sekolah yang terintegrasi A sejak tahun ajaran 2005 dengan visi

Lebih terperinci

PROFIL SEKOLAH Sunday, 27 June :50. A. Latar Belakang

PROFIL SEKOLAH Sunday, 27 June :50. A. Latar Belakang A. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk. pengetahuan dan keterampilan baru sehingga dapat diperoleh manusia

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk. pengetahuan dan keterampilan baru sehingga dapat diperoleh manusia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek penting bagi perkembangan sumber daya manusia, sebab pendidikan merupakan wahana atau salah satu instrumen yang digunakan bukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya dan upaya mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan

Lebih terperinci

RUMUSAN VISI DAN MISI SMP NEGERI 1 PAYUNG. Pengambilan keputusan dalam perumusan visi-misi dan tujuan satuan

RUMUSAN VISI DAN MISI SMP NEGERI 1 PAYUNG. Pengambilan keputusan dalam perumusan visi-misi dan tujuan satuan RUMUSAN VISI DAN MISI SMP NEGERI 1 PAYUNG Pengambilan keputusan dalam perumusan visi-misi dan tujuan satuan pendidikan pengelolaan kurikulum 2013 1. Pengambilan Keputusan Dalam Perumusan Visi-Misi dan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Gambaran Umum SMA IPIEMS Surabaya SMA IPIEMS Surabaya telah mengalami banyak sekali perubahan dan perkembangan dalam sejarahnya yang relatif panjang. Dari perspektif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) Pasal 3 menyatakan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Lembaga pendidikan salah satu sistem organisasi yang bertujuan membuat

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Lembaga pendidikan salah satu sistem organisasi yang bertujuan membuat BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Lembaga pendidikan salah satu sistem organisasi yang bertujuan membuat perubahan kepada para peserta didik agar lebih baik, cerdas, beriman, bertaqwa, serta mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam periodesasinya disebut seni prasejarah indonesia. Seni prasejarah disebut

BAB I PENDAHULUAN. Dalam periodesasinya disebut seni prasejarah indonesia. Seni prasejarah disebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa perkembangan seni rupa Indonesia dimulai sejak zaman prasejarah. Dalam periodesasinya disebut seni prasejarah indonesia. Seni prasejarah disebut juga seni primitif.

Lebih terperinci

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DASAR & FUNGSI Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

BAB III SETTING WILAYAH PENELITIAN DI MI NASYRIL ISLAM PALEMBANG

BAB III SETTING WILAYAH PENELITIAN DI MI NASYRIL ISLAM PALEMBANG BAB III SETTING WILAYAH PENELITIAN DI MI NASYRIL ISLAM PALEMBANG A. Letak dan Sejarah Berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Nasyril Islam Palembang didirikan dibawah naungan Yayasan Madrasatu Nasyril Islamiyah

Lebih terperinci

02/10/2012. Cupture 2. Sejarah Seni Rupa dan Kebudayaan Indonesia. Oleh: Handriyotopo, M.Sn NEOLITIKUM

02/10/2012. Cupture 2. Sejarah Seni Rupa dan Kebudayaan Indonesia. Oleh: Handriyotopo, M.Sn NEOLITIKUM Cupture 2 Sejarah Seni Rupa dan Kebudayaan Indonesia Oleh: Handriyotopo, M.Sn NEOLITIKUM 1 Kebudayaan Austronesia yang datang dari Yunan, Sungai Yan-Tse atau Mekong, dari Hindia Belakang telah mengubah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejarah dunia menunjukkan bahwa Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejarah dunia menunjukkan bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah dunia menunjukkan bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) memegang peranan penting dalam menentukan kemajuan suatu bangsa disegala bidang, ekonomi, politik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yuvenalis Anggi Aditya, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yuvenalis Anggi Aditya, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia pendidikan dewasa ini lebih menekankan pada penanaman nilai dan karakter bangsa. Nilai dan karakter bangsa merupakan akumulasi dari nilai dan karakter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adanya kesadaran manusia tentang pentingnya pendidikan maka di zaman saat ini, negara kita mengalami perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat

Lebih terperinci

BAB III PROFIL PERUSAHAAN. bangunan ini didirikan pada tahun 1949 dengan alamatnya jl. WR. Supratman

BAB III PROFIL PERUSAHAAN. bangunan ini didirikan pada tahun 1949 dengan alamatnya jl. WR. Supratman 39 BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1 Tinjauan Umum Perusahaan Sejarah Sekolah Menengah Pertama Negri 22 Bandung pada awalnya bangunan ini didirikan pada tahun 1949 dengan alamatnya jl. WR. Supratman No.24

Lebih terperinci

TUGAS KLIPING IPS KEHIDUPAN MANUSIA PURBA YANG HIDUP PADA MASA PRA-AKSARA

TUGAS KLIPING IPS KEHIDUPAN MANUSIA PURBA YANG HIDUP PADA MASA PRA-AKSARA TUGAS KLIPING IPS KEHIDUPAN MANUSIA PURBA YANG HIDUP PADA MASA PRA-AKSARA DIBUAT OLEH : AMANDA SOFI IA 7 6 NAMA : AMANDA SOFI IA KELAS : - MAPEL : ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KEHIDUPAN MANUSIA PURBA YANG HIDUP

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT 9 BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT 2.1 Standar Pengelolaan Pendidikan Berdasarkan Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah,

Lebih terperinci

BEST PRACTICE MBS TENTANG BUDAYA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH SDN SN PASAR LAMA 1 BANJARMASIN

BEST PRACTICE MBS TENTANG BUDAYA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH SDN SN PASAR LAMA 1 BANJARMASIN BEST PRACTICE MBS TENTANG BUDAYA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH SDN SN PASAR LAMA 1 BANJARMASIN PROFIL SEKOLAH Nama Sekolah : SDN-SN Pasar Lama 1 A l a m a t : Jl. Letjen. S. Parman Banjarmasin B e r d i r i :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah upaya yang dilakukan negara untuk mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan adalah untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang dirumuskan dalam Undang-undang nomor 20 tahun

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang dirumuskan dalam Undang-undang nomor 20 tahun I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional yang dirumuskan dalam Undang-undang nomor 20 tahun 2003 adalah untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. para pastor paroki St. Albertus De Trapani Blimbing Malang.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. para pastor paroki St. Albertus De Trapani Blimbing Malang. BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah SMP Marsudisiwi SMP Marsudisiwi merupakan unit karya lembaga pendidikan Yayasan Binawirawan milik suster-suster CIJ, yang berlokasi di jalan Candi Kalasan Blimbing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. urgensinya belum dimaksimalkan seperti zaman modernisasi sekarang. Undang-

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. urgensinya belum dimaksimalkan seperti zaman modernisasi sekarang. Undang- BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karakter telah hidup di masyarakat sejak dahulu namun keberadaan dan urgensinya belum dimaksimalkan seperti zaman modernisasi sekarang. Undang- Undang Nomor

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dalam bagian ini akan dikemukakan kesimpulan dan rekomendasi

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dalam bagian ini akan dikemukakan kesimpulan dan rekomendasi BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Dalam bagian ini akan dikemukakan kesimpulan dan rekomendasi penelitian yang dirumuskan dari deskripsi temuan penelitian dan pembahasan hasil-hasil penelitian dalam bab

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 735 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 735 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 735 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

Contoh fosil antara lain fosil manusia, fosil binatang, fosil pepohonan (tumbuhan).

Contoh fosil antara lain fosil manusia, fosil binatang, fosil pepohonan (tumbuhan). Kehidupan Manusia Pra Aksara Pengertian zaman praaksara Sebenarnya ada istilah lain untuk menamakan zaman Praaksara yaitu zaman Nirleka, Nir artinya tidak ada dan leka artinya tulisan, jadi zaman Nirleka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan yang dilakukan untuk mencapai kualitas Sumber Daya Manusia perlu disiapkan peserta didik yang mau bekerja keras, memiliki kemampuan, keterampilan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh

I. PENDAHULUAN. Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh setiap negara di dunia. Salah satu faktor yang mendukung kemajuan suatu bangsa adalah melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang majemuk terdiri dari berbagai suku, ras, adat istiadat, bahasa, budaya, agama, dan kepercayaan. Fenomena tersebut sebenarnya

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 1.1 Sejarah SMA Kemala Bhayangkari 1 Surabaya. 1.2 Logo SMA Kemala Bhayangkari 1 Surabaya

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 1.1 Sejarah SMA Kemala Bhayangkari 1 Surabaya. 1.2 Logo SMA Kemala Bhayangkari 1 Surabaya BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1.1 Sejarah SMA Kemala Bhayangkari 1 Surabaya SMA Kemala Bhayangkari 1 Surabaya berdiri tahun 1978. Selama 35 tahun telah melakukan pengembangan dan pembaruan di berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. siswa, Departemen Pendidikan Nasional yang tertuang dalam rencana srategis

BAB I PENDAHULUAN. siswa, Departemen Pendidikan Nasional yang tertuang dalam rencana srategis 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Upaya peningkatan mutu sumber daya manusia Indonesia, khususnya siswa, Departemen Pendidikan Nasional yang tertuang dalam rencana srategis (Renstra) Depdiknas

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 10

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 10 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 10 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 20 TAHUN 2013

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakikatnya pendidikan adalah upaya sadar dari suatu masyarakat dan pemerintah suatu negara untuk menjamin kelangsungan hidup dan kehidupan generasi penerus. Selaku

Lebih terperinci

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 dikemukakan kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang dimilikinya. Sumber daya manusia yang berkualitas

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 6 SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 6 SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 6 SEMARANG Disusun oleh : Nama : Yermia Yuda Prayitno NIM : 4201409025 Program studi : Pendidikan Fisika FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Generasi muda adalah generasi penerus bangsa. Membangun manusia Indonesia diawali dengan membangun kepribadian kaum muda. Sebagai generasi penerus, pemuda harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang dikenal dan diakui

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 13 TAHUN 2001 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI KOTA MALANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 13 TAHUN 2001 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI KOTA MALANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA S A L I N A N Nomor 14/C, 2001 PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 13 TAHUN 2001 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI KOTA MALANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek penting bagi perkembangan sumber daya manusia, sebab pendidikan merupakan wahana atau salah satu instrumen yang digunakan bukan saja

Lebih terperinci