Dr. Ir. Susinggih Wijana, MS. Lab. Teknologi Agrokimia, Jur Teknologi Industri Pertanian Universitas Brawijaya
|
|
- Utami Vera Budiono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT PERANCANGAN PABRIK: DOKUMENTASI PERANCANGAN PABRIK Dr. Ir. Susinggih Wijana, MS. Lab. Teknologi Agrokimia, Jur Teknologi Industri Pertanian Universitas Brawijaya susinggihwijana@gmail.com 1. Pendahuluan 2. Studi Awal Produk Pangan dan Bahan Mentah 3. Tinjauan Literatur dan Studi Laboratorium pada Teknologi Pengolahan Pangan dan Mesin 4. Studi Tanaman Perintis 5. Sistem Pengolahan Makanan dan Pendahuluan Tanaman Pangan dan Proyek Akhir 6. Penanganan Informasi dalam Bentuk Flowchart 1. PENDAHULUAN 1.1 Pengantar MODUL 7 Minggu 7 Studi ini akan menggambarkan susunan desain tanaman pangan dan harus termasuk dalam lampiran awal atau dokumen proyek akhir dari sistem pengolahan pangan dan tanaman pangan, dan dikembangkan sebagai berikut: 1. Studi awal produk 2. Studi awal bahan mentah 3. Studi awal alternatif yang berbeda dari teknologi pengolahan pangan dan mesin Analisis dan evaluasi membutuhkan banyak informasi dari berbagai sumber, baik data dari studi laboratorium mengenai pengembangan proses atau penelitian dari pilot plant. Gambaran dari informasi akan sangan berguna dan mudah pembacaannya apabila dalam bentuk diagram. Untuk itu dalam bab ini akan dipelajari dokumentasi dalam perancangan pabrik. 1.2 Tujuan a. Memberikan informasi mengenai konsep tinjauan literatur dan b. Memberikan informasi mengenai penangana informasi dalam bentuk flow chart
2 1. Studi Awal Produk Pangan dan Bahan Mentah Studi produk panganyang diamati harus meliputi: Karakteristik produk (seluas mungkin), termasuk aspek hukum dan komersial serta tren konsumsi Analisis pasar terhadap produk dipelajari berdasarkan kualitas dan spesifikasi produk. Studi tentang respon terhadap harga produk, termasuk kesulitan dalam mendistribusikan dan menyediakan produk sesuai dengan spesifikasi yang berbeda. Sedangkan, studi tentang bahan mentah harus mempertimbangkan: Ketersediaan dan lokasi bahan mentah Harga bahan mentah dan biaya transportasi. Biaya ini dapat dipengaruhi oleh tempat dan daerah bahan mentah tanaman pangan tersebut diproduksi dan dijual. Pengertian, spesifikasi atau karakterisasi bahan mentah yang paling sesuai untuk diproses menjadi produk pangan yang diinginkan. 2. Tinjauan Literatur dan Studi Laboratorium pada Teknologi Pengolahan Pangan dan Mesin Data maksimum dan informasi terkait dengan sistem pengolahan pangan, teknologi, dan alternatif mesin diperoleh pada tahapan ini: Penggambaran teknologi proses dan alternatif mesin, menganalisa pengaruhnya pada kualitas produk dan keseimbangan massa dan energi Perkiraan evaluasi bahan mentah dan biaya produk untuk teknik yang berbeda dan alternatif mesin, seperti biaya tenaga kerja dan energy Perkiraan penggambaran instalasi pembantu atau sistemnya (energi, penanganan bahan, dan sistem kontrol yang diperlukan, mengatur sistem yang disebut pembantu atau keperluannya Saat ini, informasi dan data ini terdapat pada jurnal, laporan, dan lain sebagainya serta pada internet dan basis data CD-ROM (website atau perusahaan, universitas, administrasi pemerintahan, dan sebagainya) 3. Studi Tanaman Perintis Studi tanaman perintis merupakan studi simulasi fisik, seperti dibandingkan dengan simulasi matematika dalam computer. Tertarik dalam simulasi dan permodelan tanaman pangan atau sistem pengolahan secara keseluruhan terletak pada kenyataan bahwa lebih mudah dan lebih murah pada tingkatan penelitian computer tanaman pangan dibandingkan dengan tingkatan industri. Pada beberapa kasus, jika model fisik tanaman pangan terlalu sederhana, hanya kecenderungan dalam kebiasaan proses yang dapat disimpulkan. Page 2 of 10
3 4. Sistem Pengolahan Makanan dan Pendahuluan Tanaman Pangan dan Proyek Akhir Proyek Pendahuluan Pengolahan Pangan Berikut ini dapat didefinisikan dari informasi dan data yang disajikan sesuai dalam dokumen untuk studi yang telah disebutkan sebelumnya, dan dari analisis alternatif yang berbeda: 1. Keseimbangan massa dan energi dalam sistem pengolahan pangan dan sesuai flowchart 2. Spesifikasi peralatan pengolahan pangan dan sistem tambahan yang diperlukan 3. Total investasi yang diperlukan (kesalahan lebih rendah dari ±30%) dan evaluasi ekonomi global Dengan kata lain, menggunakan informasi dan data dari studi yang telah disebutkan sebelumnya kita dapat menemukan sistem pengolahan pangan dan proyek pendahuluan tanaman pangan. Dokumen ini memuat penggambaran layout peralatan pengolahan pangan yang diperlukan dan sistem tambahan yang terkait, mengindikasikan layout dalam ruang yang berbeda dan gedung yang diperlukan (gambar 3.1, 3.2, dan 3.3). Proyek pendahuluan mengalami kekurangan dokumen spesifikasi teknik, pembiayaan dan penggambaran secara rinci. Dokumen laporan proyek pengolahan tanaman pangan terdiri dari beberapa bagian, yaitu: 1. Pembenaran dari adopsi solusi desain tanaman pangan - Dasar desain tanaman pangan - Kegiatan sebelumnya, termasuk penggambaran permasalahan desain pengolahan tanaman pangan dari sudut pandang teknik, hukum, dan komersial. - Sosial ekonomi, hukum, dan konteks teknis dari desain tanaman pangan - Produk untuk memproduksi - Bahan mentah 2. Adopsi penggambaran solusi - Teknologi pengolahan dan kapasitas produksi - Mesin pengolahan - Keseimbangan massa dan energi. Kebutuhan untuk sistem tambahan, antara lain sistem penanganan bahan dan perawatan air limbah, sistem kebersihan CIP, sistem penanganan energi, dan sistem control. - Kebutuhan gedung, akses jalan, parkir, dan kebun - Kebutuhan laboratorium QC (quality control) - Kebutuhan tenaga kerja - Perkiraan pembiayaan. Estimasi investasi yang diperlukan (±20 30%) - Estimasi biaya kerja Page 3 of 10
4 - Analisis investasi ekonomi dan keuangan Proyek Akhir Pengolahan Tanaman Pangan Analisis proyek pendahuluan tanaman pangan menentukan apakah solusi yang diambil dapat digunakan untuk penambahan tanaman. Tanaman pangan tersusun dari beberapa bagian: sistem pengolahan pangan, sistem tambahan (perlengkapan) dan gedung, serta pelayanan lain (taman, akses jalan, keselamatan, dan lain-lain). Proyek Akhir Sistem Pengolahan Pangan Tiap sistem proyek pengolahan pangan harus termasuk dalam dokumen yang ada. Dokumen Laporan 1. Pembenaran solusi desain adopsi sistem pengolahan pangan 2. Solusi adopsi: Teknologi proses. Kapasitas dan perencanaan produksi. Mesin pengolahan (termasuk penjelasan desain peralatan khusus) Keseimbangan massa dan energi. Sesuai dengan sistem tambahan. 3. Ringkasan pembiayaan secara umum 4. Biaya operasional 5. Analisis ekonomis Dokumen pembiayaan 1. Sistem pengolahan 2. Struktur, konstruksi, dan kebutuhan pekerja sipil, secara umum, untuk memulai sistem pengolahan Dokumen Spesifikasi Teknis 1. Kebutuhan bahan konstruksi pengolahan pangan dan komponen spesifik 2. Spesifikasi desain higienis, tentang kebutuhan pengolahan pangan dan kebutuhan tambahan yang berkaitan dengan pangan 3. Spesifikasi ketersediaan dan penerimaan system pengolahan pangan, termasuk semua komponen yang terkait 4. Kebutuhan konstruksi pengolahan pangan, pemasangan, dan spesifikasi permulaan 5. Spesifikasi struktur dan tenaga kerja untuk pemancangan kebutuhan pengolahan pangan Dokumen Gambar 1. Diagram skematis atau flowchart Flowchart Block - Flowchart dasar - Flowchart tahap pengolahan - Flowchart kebutuhan pengolahan Page 4 of 10
5 - Keseimbangan massa dan energy dalam bentuk flowchart pada flowchart kebutuhan pengolahan Flowchart secara rinci - Flowchart untuk kebutuhan pengolahan yang terhubung dengan sistem tambahan - Flowchart kontrol pengolahan - Flowchart rinci semua kebutuhan pengolahan 2. Layout keseluruhan dan gambaran rinci Gambar layout secara keseluruhan, pada tanaman dan front elevation dari sistem pengolahan pangan di dalam gedung, menunjukkan hubungan dengan sistem distribusi perlengkapan (sistem tambahan) Gambaran rinci - Gambar bagian dan isometric dari perlengkapan pengolahan terhubung dengan sistem tambahan - Gambar struktur metal dan tenaga kerja yang diperlukan untuk proses pemasangan perlengkapan - Rincian konstruksi perlengkapan desain khusus Proyek Akhir Sistem Tambahan Proyek akhir sistem tambahan terdiri dari dokumen di bawah ini: a. Dokumen Laporan 1. Pembenaran solusi desain adopsi, mengindikasikan hubungan yang ada antara sistem desain tambahan terkait dan sistem desain pengolahan pangan serta operasional 2. Penjelasan solusi adopsi, pemisah antara elemen utama dari sistem tambahan dan komponen sekunder 3. Ringkasan pembiayaan secara umum b. Dokumen Lampiran Laporan 1. Perhitungan dasar dari masing-masing komponen sistem tambahan 2. Perhitungan semua komponen c. Dokumen Spesifikasi Teknis 1. Bahan konstruksi dan/atau spesifikasi komponen 2. Spesifikasi ketersediaan dan penerimaan 3. Spesifikasi pengaturan atau pemasangan 4. Spesifikasi tenaga kerja, syarat untuk pemasangan sistem tambahan d. Dokumen Pembiayaan 1. Jumlah yang sesuai dengan komponen utama yang berbeda dan komponen sekunder seperti penyesuaian, pemasangan pipa, isolasi, kontrol perangkat, dan lainlain. 2. Jumlah tenaga kerja yang sesuai untuk pemasangan sistem Page 5 of 10
6 e. Dokumen Gambar 1. Diagram skematis atau flowchart 2. Gambar layout secara keseluruhan 3. Gambaran rinci 2) Proyek Akhir Gedung dan Layanan a. Gedung Proyek akhir gedung meliputi desain arsitektural (laporan deskriptif, pembiayaan, gambaran) dan gambar struktural (penjelasan laporan, perhitungan statis, gambaran) b. Layanan lain Proyek akhir untuk layanan berbagai pabrik makanan meliputi desain listrik (tegangan rendah dan tinggi), yaitu pencahayaan, ketersediaan tenaga listrik dan transformator daya; desain ventilasi, pemanas, dan AC; laboratorium QC (quality control); dan desain sistem perlindungan kebakaran (akses jalan dan desain taman) 5. Penanganan Informasi dalam Bentuk Flowchart a. Flowchart Keseluruhan Modul Dasar Secara grafis menunjukkan aspek yang lebih signifikan dari memilih teknologi proses pemberian pangan dan mesin, pada masing-masing tahap studi pendahuluan. Seperti pada flowchart blok, masing-masing blok memberikan satu dari empat studi pendahuluan: (1) bahan mentah, (2) system pengolahan pangan dan mesin, (3) sistem tambahan, dan (4) produk pangan di bawah evaluasi. Pada berbagai taraf, persiapan flowchart harus didahului oleh laporan yang mengandung semua informasi yang tersedia untuk masingmasing modul (gambar 3.10) b. Flowchart Jumlah dari flowchart yang berbeda biasa digunakan dalam berbagai bentuk. Tetapi, semua memiliki pandangan yang sama pada aspek yang disajikan dari suatu proses, bergambar maupun semi-bergambar. Artinya, dalam menyajikan suatu proses bermanfaat dalam hal-hal berikut: 1. Membantu desain dan layout sistem pengolahan pangan dan perlengkapan sistem tambahan, dengan jelas menunjukkan hubungan dengan perlengkapan berbeda. 2. Menyajikan skema yang jelas tentang sistem pengolahan dan tanaman pangan yang menunjukkan desain rinci posterior masingmasing bagian secara terpisah. 3. Membantu menyiapkan daftar perlengkapan pengolahan pangan yang diperlukan dan sistem tambahan untuk perkiraan biaya pendahuluan investasi tanaman pangan. 4. Memberikan dasar untuk memperkirakan ukuran perlengkapan yang ada. Page 6 of 10
7 5. Melatih staff dalam melakukan pengolahan makanan dan sistem tambahan selama tahap awal. Flowchart tidak hanya berguna untuk mempelajari permasalahan pada tanaman pangan yang sedang berlangsung tetapi juga untuk merancang yang baru. Flowchart yang paling banyak digunakan antara lain: Flowchart dasar, menyajikan tahap-tahap dan kondisi penting dalam sistem pengolahan pangan. Flowchart tahap pengolahan pangan, menunjukkan teknologi nyata sistem alternatif pengolahan pangan, menjelaskan rinci tiap tahap dan kondisi (gambar 3.12). Flowchart perlengkapan proses, menunjukkan blok tiap tipe perlengkapan pengolahan pangan sebagai komponen sistem pengolahan pangan. Menyajikan proses dari mesin alternatif yang diberikan untuk sistem pengolahan pangan (gambar 3.13) Flowchart mungkin memiliki sketsa skala perlengkapan yang ditempatkan dalam bentuk vertical maupun horizontal yang disebut flowchart perlengkapan proses lengkap (gambar 3.14), termasuk menjelaskan rinci hubungan di antara tipe-tipe perlengkapan sistem pengolahan pangan (gambar 3.15). Flowchart lengkap yang serupa dibuat untuk sistem tambahan (sistem distribusi dan penguapan, sistem pendingin, dan sistem kendali) (gambar 3.16, 3.17, dan 3.18). c. Keseimbangan Massa dalam Proses Keseimbangan massa mencoba menunjukkan secara kualitatif semua bahan yang diperlukan dalam atau selama proses berjalan, diperlukan pada tingkat permesinan rinci dalam membuat operasional yang bahkan paling sederhana, dalam mengukur perlengkapan, dan mempertimbangkan hubungan antara tipe yang berbeda. Terdapat bermacam-macam penyajian flowchart keseimbangan massa, meskipun masih memerlukan standarisasi. Contoh flowchart keseimbangan massa ditunjukkan pada gambar 3.19 dan Ratarata massa yang mengalir keluar masuk selama system pengolahan pangan ditunjukkan dalam unit massa/waktu (kg/s) bukan dalam volume/waktu (L/s). d. Keseimbangan Energi dalam Sistem Pengolahan Pangan Sekali keseimbangan massa diukur, keseimbangan energi dapat ditentukan menggunakan rata-rata aliran massa yang sesuai. Terdapat tipe berbeda keseimbangan dalam bentuk flowchart, meskipun masih ada standarisasi (gambar 3.19 dan 3.20). 1) Perhitungan Energi dalam Proses Tanaman Pangan Metode menghitung energi yang digunakan dalam proses tanaman pangan dilakukan oleh Singh pada tahun 1978, dengan tahapan: 1. Menentukan Tujuan 2. Pemilihan batas sistem Page 7 of 10
8 3. Pembuatan diagram aliran proses atau flowchart tahapan proses 4. Mengidentifikasi input massa dan energi 5. Mengukur input massa dan energi 6. Mengidentifikasi output massa dan energi 7. Mengukur output massa dan energi Dari data tersebut, keseimbangan massa dan energi dapat dipelajari dan nilai penggunaan energy spesifik dapat diketahui. 2) Mengukur Rata-rata Aliran Energi a. Penggerak Listrik Listrik pabrik menunjukkan tegangan spesifik menurut variasi kemungkinannya, sebagai contoh 220±9 V (Eropa) atau 115±5 V (Amerika Serikat). Jika penggerak tidak bekerja dalam keadaan tegangan yang sesuai, kerjanya kurang efisien dan membahayakan. Pada umumnya penggerak dapat menerima perbandingan kecil dari tegangan yang telah didesain (biasanya ±10 %) Daya (F) dapat diukur menggunakan rumus: Satu fase: F = (3.1) Tiga fase: F = = V : tegangan (dari voltmeter) I : arus (dari amperemeter) b. Aliran Uap dalam Pipa pengukuran ini dapat dilakukan menggunakan dua cara, yaitu menggunakan orifice meter dan tabung Pitot. Orifice meter terdiri dari alat yang membatasi aliran, saat dimasukkan ke dalam pipa ia akan memproduksi tekanan yang rendah, yang bervariasi dengan kecepatan dan berat jenis cairan. Gambar 3.22 menunjukkan orifice meter dalam pipa uap. Dalam kondisi ini, dapat dituliskan (dalam unit SI) (Singh, 1986) sebagai: W =. ) 2.. K.. (3.2) W: rata-rata aliran massa uap (kg/s) : diameter orifice, dalam mm (pada suhu 16 o C) : pemanjangan logam karena perubahan suhu K : koefisien orifice Page 8 of 10
9 : pemanjangan ujung akibat tekanan statis : berat jenis uap (kg/m 3 ) : perbedaan tekanan pada orifice (kpa) : faktor konversi = 35, atau 1,11 saat diameter dan tekanan ditunjukkan dalam unit dasar, m dan Pa Rata-rata massa aliran uap (W) dapat dihitung (dalam unit British Imperial System) dengan cara: W = 8211,4... (3.3) : koefisien aliran tergantung model alat, dapat dilihat dalam tabel peralatan. Tabung accutube pitot hanya memiliki satu tabung yang sangat mudah dipasang pada pipa. Persamaan yang digunakan untuk menghitung rata-rata aliran uap (menggunakan British Imperial Unit) adalah W = 360, (3.4) =. dapat diketahui dari tabel peralatan : kecepatan faktor distribusi (sama dengan 0,82 untuk aliran turbulen dan transisi) REFERENSI Gomez, A.L and G.V.B. Canovas Food Plant Design. Taylor and Francis Group; New York. Helmus F P Process Plant Design. Project Management from Inquiry to Acceptance. WILEY-VCH Verlag GmbH & Co. KGaA, Weinheim. ISBN: Page 9 of 10
10 PROPAGASI A. Latihan dan Diskusi (Propagasi vertical dan Horizontal) Diskusikan mengenai studi produk pangan yang diamati pada proses pembuatan kecap kedelai! B. Pertanyaan (Evaluasi mandiri) 1. Sebutkan dan jelaskan Penanganan Informasi dalam Bentuk Flowchart! 2. Tiap sistem proyek pengolahan pangan harus termasuk dalam dokumen yang ada, sebutkan dan jelaskan! Page 10 of 10
ALTERNATIF SISTEM PROSES: SINTESIS PROSES
SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT (SPEED) ALTERNATIF SISTEM PROSES: SINTESIS PROSES Dr. Ir. Susinggih Wijana, MS. Lab. Teknologi Agrokimia, Jur Teknologi Industri Pertanian Universitas
Lebih terperinciDr. Ir. Susinggih Wijana, MS. Lab. Bioindustri, Jur Teknologi Industri Pertanian Universitas Brawijaya
SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT PERANCANGAN PABRIK: PERCOBAAN PILOT PLANT Dr. Ir. Susinggih Wijana, MS. Lab. Bioindustri, Jur Teknologi Industri Pertanian Universitas Brawijaya Email
Lebih terperinciPERANCANGAN PABRIK: TAHAP PERENCANAAN
SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT (SPEED) PERANCANGAN PABRIK: TAHAP PERENCANAAN Dr. Ir. Susinggih Wijana, MS. Lab. Bioindustri, Jur Teknologi Industri Pertanian Universitas Brawijaya
Lebih terperinciDr. Ir. Susinggih Wijana, MS. Lab. Teknologi Agrokimia, Jur Teknologi Industri Pertanian Universitas Brawijaya
SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT (SPEED) PERANCANGAN PABRIK: HYGINE PABRIKASI Dr. Ir. Susinggih Wijana, MS. Lab. Teknologi Agrokimia, Jur Teknologi Industri Pertanian Universitas
Lebih terperinciDr. Ir. Susinggih Wijana, MS. Lab. Teknologi Agrokimia, Jur Teknologi Industri Pertanian Universitas Brawijaya
SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT (SPEED) PERANCANGAN PABRIK: PENDAHULUAN Dr. Ir. Susinggih Wijana, MS. Lab. Teknologi Agrokimia, Jur Teknologi Industri Pertanian Universitas Brawijaya
Lebih terperinciPERANCANGAN PABRIK: PENENTUAN LOKASI PABRIK
SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT (SPEED) PERANCANGAN PABRIK: PENENTUAN LOKASI PABRIK Dr. Ir. Susinggih Wijana, MS. Lab. Bioindustri, Jur Teknologi Industri Pertanian Universitas Brawijaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini, ketersediaan sumber energi fosil dunia semakin menipis, sumber energi ini semakin langka dan harganya pun semakin melambung tinggi. Hal ini tidak dapat dihindarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia dalam menjalankan berbagai aktivitas kehidupannya, mulai dari aktivitas rumah tangga,
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan Penelitian. Prosedur Penelitian
METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan Januari hingga November 2011, yang bertempat di Laboratorium Sumber Daya Air, Departemen Teknik Sipil dan
Lebih terperinciBAB II METODE PERANCANGAN SISTEMATIS
BAB II METODE PERANCANGAN SISTEMATIS Metode perancangan sistematis adalah metode pemecahan masalah teknik menggunakan tahap analisis dan sintesis. Analisis adalah penguraian sistem yang komplek menjadi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Steam merupakan bagian penting dan tidak terpisahkan dari teknologi modern. Tanpa steam, maka industri makanan kita, tekstil, bahan kimia, bahan kedokteran,daya, pemanasan
Lebih terperinciPERANCANGAN HIDRAN DAN GROUNDING TANGKI DI STASIUN PENGUMPUL 3 DISTRIK 2 PT.PERTAMINA EP REGION JAWA FIELD CEPU. Aditya Ayuningtyas
PERANCANGAN HIDRAN DAN GROUNDING TANGKI DI STASIUN PENGUMPUL 3 DISTRIK 2 PT.PERTAMINA EP REGION JAWA FIELD CEPU Aditya Ayuningtyas Latar Belakang SP 3 Distrik 2 Nglobo Ledok PT.Pertamina EP Field Cepu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, menyebabkan peningkatan konsumsi jumlah energi yang. cukup besar pula. Salah satunya yaitu konsumsi energi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi di seluruh dunia yang sangat pesat, menyebabkan peningkatan konsumsi jumlah energi yang cukup besar pula. Salah satunya yaitu
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN. yang penulis rancang ditunjukkan pada gambar 3.1. Gambar 3.
29 BAB III METODE PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN 3.1 Konsep Perancangan Sistem Adapun blok diagram secara keseluruhan dari sistem keseluruhan yang penulis rancang ditunjukkan pada gambar 3.1.
Lebih terperinciANALISIS NON PRODUCT OUTPUT DALAM RANGKA PENERAPAN PRODUKSI BERSIH DI BERBAGAI INDUSTRI
ANALISIS NON PRODUCT OUTPUT DALAM RANGKA PENERAPAN PRODUKSI BERSIH DI BERBAGAI INDUSTRI Lieke Riadi PUSAT STUDI LINGKUNGAN, JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SURABAYA Jl. RAYA KALIRUNGKUT,
Lebih terperinciDAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR NOTASI... xi Rumusan Masalah...
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR NOTASI... xi BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah...
Lebih terperinciPoliteknik Negeri Sriwijaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tenaga listrik diperlukan sebagai sumber energi untuk pengoperasian berbagai peralatan yang dibutuhkan di suatu gedung. Salah satu pemanfaatan sumber listrik pada gedung
Lebih terperinciBab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi dan pertumbuhan penduduk dunia yang pesat mengakibatkan bertambahnya kebutuhan energi seiring berjalannya waktu. Energi digunakan untuk membangkitkan
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH DINGIN DARI TANGKI ATAS MENUJU HOTEL PADA THE ARYA DUTA HOTEL MEDAN
PERANCANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH DINGIN DARI TANGKI ATAS MENUJU HOTEL PADA THE ARYA DUTA HOTEL MEDAN SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik HATOP
Lebih terperinciDAFTAR KONVERSI KLASIFIKASI USAHA JASA PELAKSANA KONSTRUKSI
LAMPIRAN 2a DAFTAR KONVERSI KLASIFIKASI USAHA JASA PELAKSANA KONSTRUKSI A. KLASIFIKASI USAHA BERSIFAT UMUM KLASIFIKASI PERATURAN LPJK NOMOR 02 TAHUN 2011 KLASIFIKASI PERATURAN LPJK NOMOR 10 TAHUN 2013
Lebih terperinciBAB III METODE PROSES PEMBUATAN
BAB III METODE PROSES PEMBUATAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai tempat serta waktu dilakukannya proses pembuatan dapur busur listrik, alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan dapur busur
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR
BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perencanaan Proses perencanaan mesin pembuat es krim dari awal sampai akhir ditunjukan seperti Gambar 3.1. Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa Perhitungan
Lebih terperinciIRVAN DARMAWAN X
OPTIMASI DESAIN PEMBAGI ALIRAN UDARA DAN ANALISIS ALIRAN UDARA MELALUI PEMBAGI ALIRAN UDARA SERTA INTEGRASI KEDALAM SISTEM INTEGRATED CIRCULAR HOVERCRAFT PROTO X-1 SKRIPSI Oleh IRVAN DARMAWAN 04 04 02
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG DESAIN SISTEM CATU DAYA DARURAT UNTUK REAKTOR DAYA
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG DESAIN SISTEM CATU DAYA DARURAT UNTUK REAKTOR DAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, Menimbang
Lebih terperinciNimas Mayang Sabrina S, STP, MP Lab. Bioindustri, Jur Teknologi Industri Pertanian Universitas Brawijaya
SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT BIOINDUSTRI: Definisi dan Ruang Lingkup Nimas Mayang Sabrina S, STP, MP Lab. Bioindustri, Jur Teknologi Industri Pertanian Universitas Brawijaya Email
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi panas merupakan energi yang dapat dengan mudah dijumpai dalam kehidupan sehari hari, mulai dari panas yang disediakan oleh alam yaitu dari panas matahari.
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
69 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode Penelitian dilakukan dengan mengadakan pengamatan/observasi secara langsung dengan mengunjungi PT.Delident Chemical Indonesia untuk melihat secara
Lebih terperinciSkripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik TAMBA GURNING NIM SKRIPSI
KAJIAN EKSPERIMENTAL PENGARUH INTENSITAS CAHAYA DAN LAJU ALIRAN TERHADAP EFISIENSI TERMAL DENGAN MENGGUNAKAN SOLAR ENERGY DEMONSTRATION TYPE LS-17055-2 DOUBLE SPOT LIGHT SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pengembangan energi ini di beberapa negara sudah dilakukan sejak lama.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring perkembangan zaman, ketergantungan manusia terhadap energi sangat tinggi. Sementara itu, ketersediaan sumber energi tak terbaharui (bahan bakar fosil) semakin menipis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang vibration vibration unbalance air gap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemakaian dan pemanfaatan tenaga listrik terus berkembang. Satu diantaranya berbentuk motor AC, dalam prakteknya terdapat masalah yang perlu dicari solusinya agar penggunaannya
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang menghubungkan aliran listrik trafo dengan mesin mesin yang ada di PT Sanwa
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat penelitian Survey lapangan merupakan wahana untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan dari obyek penelitian. Survey lapangan dilakukan di ruangan panel listrik
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Teknis pelaksanaan penelitian yang digunakan antara lain adalah : 1. Studi literatur, yaitu penelusuran literatur yang bersumber dari buku, media, pakar
Lebih terperinci3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan Alat Bahan 3.3 Prosedur Penelitian
17 3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Desember 2010 sampai dengan Juni 2011, bertempat di Laboratorium Surya, Bagian Teknik Energi Terbarukan, Departemen
Lebih terperinciBab IV Analisis dan Pengujian
Bab IV Analisis dan Pengujian 4.1 Analisis Simulasi Aliran pada Profil Airfoil Simulasi aliran pada profil airfoil dimaskudkan untuk mencari nilai rasio lift/drag terhadap sudut pitch. Simulasi ini tidak
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Metil Salisilat dari Metanol dan Asam Salisilat Kapasitas Ton/Tahun BAB II DESKRIPSI PROSES. : jernih, tidak berwarna
BAB II DESKRIPSI PROSES 1. Spesifikasi Bahan Baku dan Produk 1.1. Spesifikasi Bahan Baku a. Metanol (www.kaltimmethanol.com) Fase (25 o C, 1 atm) : cair Warna : jernih, tidak berwarna Densitas (25 o C)
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG
PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 11 TAHUN 2003 TENTANG IJIN USAHA JASA KONSTRUKSI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
I. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kebutuhan terhadap energi listrik terus meningkat seiring dengan perkembangan teknologi yang saat ini sedang berada dalam tren positif. Listrik merupakan salah
Lebih terperinciPENERBITAN ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA Universitas Muhammadiyah Ponorogo
PENERBITAN ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA Universitas Muhammadiyah Ponorogo PENGARUH VARIASI JUMLAH STAGE TERHADAP KINERJA TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL SAVONIUS TIPE- L Krisna Slamet Rasyid, Sudarno, Wawan Trisnadi
Lebih terperinciMODUL- 2. HIDRODINAMIKA Kode : IKK.365 Materi Belajar -2
MODUL- 2. HIDRODINAMIKA Kode : IKK.365 Materi Belajar -2 Pendidikan S1 Pemintan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Industri Program Studi Imu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Ilmu Kesehatan Universitas
Lebih terperinciBAB V PENGEMBANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN
BAB V PENGEMBANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN A. Tujuan Pengambangan Sistem Performance (kinerja), dapat diukur dengan 2 parameter yaitu throughput dan respon time. Throughput adalah banyaknya transaksi
Lebih terperinciMANAJEMEN OPERASI DAN PRODUKSI DALAM AGRIBISNIS
SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT MANAJEMEN OPERASI DAN PRODUKSI DALAM AGRIBISNIS Dina Novia Priminingtyas, SP.,MSi. Lab. of Agribusiness Analysis and Management Faculty of Agriculture,
Lebih terperinci4 HASIL DAN PEMBAHASAN
27 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Alat Penukar Panas Alat penukar panas yang dirancang merupakan tipe pipa ganda dengan arah aliran fluida berlawanan. Alat penukar panas difungsikan sebagai pengganti peran
Lebih terperinciMODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA BATERAI (BAT) Koordinator LabTK Dr. Pramujo Widiatmoko
MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA BATERAI Koordinator LabTK Dr. Pramujo Widiatmoko FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2016 Kontributor: Dr. Isdiriayani Nurdin,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. dapat dilakukan berdasarkan persamaan kontinuitas yang mana prinsif dasarnya
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran Laju Aliran Fluida dapat dilakukan berdasarkan persamaan kontinuitas yang mana prinsif dasarnya berasal dari hukum kekekalan massa seperti yang terlihat pada Gambar
Lebih terperinciPEMANFAATAN PANAS TERBUANG
2002 Belyamin Posted 29 December 2002 Makalah Pengantar Falsafah Sains (PPS702) Program Pasca Sarjana / S3 Institut Pertanian Bogor Desember 2002 Dosen : Prof Dr. Ir. Rudy C Tarumingkeng (Penanggung Jawab)
Lebih terperinciFahmi Wirawan NRP Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. H. Djoko Sungkono K, M. Eng. Sc
Fahmi Wirawan NRP 2108100012 Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. H. Djoko Sungkono K, M. Eng. Sc Latar Belakang Menipisnya bahan bakar Kebutuhan bahan bakar yang banyak Salah satu solusi meningkatkan effisiensi
Lebih terperinciGLOSSARY STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG PEMBANGKITAN ENERGI BARU DAN TERBARUKAN
GLOSSARY GLOSSARY STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG PEMBANGKITAN ENERGI BARU DAN TERBARUKAN Bangunan Sipil Adalah bangunan yang dibangun dengan rekayasa sipil, seperti : bangunan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Saat ini Negara berkembang di dunia, khususnya Indonesia telah membuat turbin air jenis mini dan mikro hydro yang merupakan salah satu
DISTRIBUSI TEKANAN FLUIDA PADA NOZEL TURBIN PELTON BERSKALA MIKRO DENGAN MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK SOLIDWORKS Dr. Rr. Sri Poernomo Sari ST., MT. *), Muharom Firmanzah **) *) Dosen Teknik Mesin Universitas
Lebih terperinciPENDETEKSI LOGAM UNTUK INDUSTRI MAKANAN BERBASIS PLC. Oleh : Atmiasri dan Sagita Rochman*)
PENDETEKSI LOGAM UNTUK INDUSTRI MAKANAN BERBASIS PLC Oleh : Atmiasri dan Sagita Rochman*) Abstrak Perkembangan teknologi dan industri saat ini menunjukkan peningkatan yang sangat pesat seiring dengan pertumbuhan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Studi Pendahuluan Studi pendahuluan merupakan tahap awal dalam metodelogi penulisan ini. Pada tahap ini dilakukan studi lapangan dengan mengamati langsung keadaan gedung
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Gambar 3.1 Diagram alir 37 3.2 Langkah Langkah Penelitian Dalam metode penelitian ini merupakan tahapan tahapan yang dibuat untuk memudahkan dan mengarahkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyusunan tugas akhir ini terinspirasi berawal dari terjadinya kerusakan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyusunan tugas akhir ini terinspirasi berawal dari terjadinya kerusakan pada mesin boiler satu burner dengan dua bahan bakar natural gas dan solar bekapasitas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Database audit energi menggunakan Program Visual Basic 6.0
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Database audit energi menggunakan Program Visual Basic 6.0 Implementasi sistem merupakan tahap untuk mengimplementasikan sistem. Tahap penggunaan sistem ini dilakukan
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Motor Listrik
BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Transmisi bertujuan untuk meneruskan daya dari sumber daya ke sumber daya lain, sehingga mesin pemakai daya tersebut bekerja menurut kebutuhan yang diinginkan.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Salah satu peralatan yang sangat penting pada bagian distribusi yaitu
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu peralatan yang sangat penting pada bagian distribusi yaitu transformator distribusi. Transformator distribusi berfungsi untuk mengubah tenaga atau daya listrik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mesin Fluida Mesin fluida adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi mekanis poros menjadi energi potensial fluida, atau sebaliknya mengubah energi fluida (energi potensial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia sehari-hari baik untuk kepentingan pribadi maupun dalam kehidupan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tenaga listrik merupakan kebutuhan yang sangat vital dalam kehidupan manusia sehari-hari baik untuk kepentingan pribadi maupun dalam kehidupan bermasyarakat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diaplikasikan dalam dunia industri dan juga dalam rumah tangga. Motor ini
BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG MASALAH Motor induksi merupakan motor arus bolak-balik yang paling luas diaplikasikan dalam dunia industri dan juga dalam rumah tangga. Motor ini mempunyai banyak
Lebih terperinciSpecial Submission: PENGHEMATAN ENERGI MELALUI PEMANFAATAN GAS BUANG DENGAN TEKNOLOGI WASTE HEAT RECOVERY POWER GENERATION (WHRPG)
Special Submission: PENGHEMATAN ENERGI MELALUI PEMANFAATAN GAS BUANG DENGAN TEKNOLOGI WASTE HEAT RECOVERY POWER GENERATION (WHRPG) PT. SEMEN PADANG 2013 0 KATEGORI: Gedung Industri Special Submission NAMA
Lebih terperinciAUDIT ENERGI DAN ANALISA PELUANG HEMAT ENERGI PADA BANGUNAN GEDUNG PT. X
AUDIT ENERGI DAN ANALISA PELUANG HEMAT ENERGI PADA BANGUNAN GEDUNG PT. X Audit Energi Dan Analisa Peluang Hemat Energi AUDIT ENERGI DAN ANALISA PELUANG HEMAT ENERGI PADA BANGUNAN GEDUNG PT. X Derry Septian1,
Lebih terperinciAUDIT ENERGI DAN ANALISA PELUANG HEMAT ENERGI PADA BANGUNAN GEDUNG PT. X
Audit Energi Dan Analisa Peluang Hemat Energi AUDIT ENERGI DAN ANALISA PELUANG HEMAT ENERGI PADA BANGUNAN GEDUNG PT. X Derry Septian 1, Joko Prihartono 2, Purwo Subekti 3 ABSTRAK Dari penelitian yang telah
Lebih terperinciPENCEGAHAN KEBAKARAN. Pencegahan Kebakaran dilakukan melalui upaya dalam mendesain gedung dan upaya Desain untuk pencegahan Kebakaran.
LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG KETENTUAN DESAIN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN DAN LEDAKAN INTERNAL PADA REAKTOR DAYA PENCEGAHAN KEBAKARAN Pencegahan Kebakaran
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Latar Belakang Masalah. Perumusan Masalah. Tujuan Penelitian. Manfaat Penelitian.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini secara sistematis mengenai tahapan yang dilakukan dalam membuat penelitian. Langkah-langkah yang dilakukan dapat digambarkan dengan sebuah flowchart pada gambar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Grafik pertumbuhan penduduk Indonesia. (sumber : ariwahyudi.web.id pada tgl 28 september 2015 )
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wajan merupakan perkakas dapur yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia. Wajan dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan manusia terutama dalam hal pangan. Di dalam
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium
III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung (khususnya Laboratorium
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan dan Implementasi Green Data Center Study kasus Data Center PT. ISN.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan semakin berkembangnya bisnis dan seiring bertambahnya waktu maka menimbulkan permasalahan baru bagi perusahaan yaitu meningkatnya kebutuhan akan kapasitas
Lebih terperinciMeskipun jumlah tahapan dalam SDLC dalam berbagai litertur berbeda-beda, namun pada prinsipnya secara keseluruhan semua proses yang dilakukan sama
Meskipun jumlah tahapan dalam SDLC dalam berbagai litertur berbeda-beda, namun pada prinsipnya secara keseluruhan semua proses yang dilakukan sama saja Tahapan analisis sistem dimulai karena adanya permintaan
Lebih terperinciJurusan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara
BAB II DASAR TEORI 2.1 Sejarah Tabung Vortex Tabung vortex ditemukan oleh G.J. Ranque pada tahun 1931 dan kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Prog. Hilsch pada tahun 1947. Tabung vortex menghasilkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. transportasi. Selama ini sumber energi pada sektor transportasi didominasi oleh
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dan peningkatan taraf hidup manusia menyebabkan naiknya permintaan terhadap kebutuhan energi, salah satunya pada sektor transportasi.
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. terbuka, dengan penjelasannya sebagai berikut: Test section dirancang dengan ukuran penampang 400 mm x 400 mm, dengan
III METODOLOGI PENELITIAN A Peralatan dan Bahan Penelitian 1 Alat Untuk melakukan penelitian ini maka dirancang sebuah terowongan angin sistem terbuka, dengan penjelasannya sebagai berikut: a Test section
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Instalasi tenaga listrik adalah pemasangan komponen-komponen peralatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Instalasi tenaga listrik adalah pemasangan komponen-komponen peralatan listrik untuk melayani perubahan energi listrik menjadi tenaga mekanis dan kimia. Instalasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Latar Belakang Proyek. Manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan salah satu program
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Latar Belakang Proyek Manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan salah satu program yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pelatihan sumber
Lebih terperinciBAB V STUDI POTENSI. h : ketinggian efektif yang diperoleh ( m ) maka daya listrik yang dapat dihasilkan ialah :
BAB V STUDI POTENSI 5.1 PERHITUNGAN MANUAL Dari data-data yang diperoleh, dapat dihitung potensi listrik yang dapat dihasilkan di sepanjang Sungai Citarik. Dengan persamaan berikut [23]: P = ρ x Q x g
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya
BAB II DASAR TEORI 2.1 Hot and Cool Water Dispenser Hot and cool water dispenser merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengkondisikan temperatur air minum baik dingin maupun panas. Sumber airnya berasal
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Audit Industri Usaha-usaha untuk menghemat industri di segala bidang makin dirasakan perlu karena semakin terbatasnya sumber-sumber industri yang tersedia dan semakin mahalnya
Lebih terperinciB A B 1 PENDAHULUAN. sebaliknya dari energi mekanik ke energi listrik. Alat yang dapat mengubah
1 B A B 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prinsip dasar dari sebuah mesin listrik adalah konversi energi elektromekanik, yaitu konversi dari energi listrik ke energi mekanik atau sebaliknya dari energi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam skala besar, proses pemindahan air tidak mungkin dilakukan secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam skala besar, proses pemindahan air tidak mungkin dilakukan secara manual oleh manusia, perlu adanya sistem kontrol untuk proses tersebut. Proses ini dilakukan
Lebih terperinci2 TKM4105 Fisika 1 C1 2 TKM4103 Kimia Dasar A 2 TKM4103 Kimia Dasar B 2
TKM4101 Kalkulus A1 2 TKM4101 Kalkulus B1 2 TKM4191 Material Teknik C1 2 TKM4191 Material Teknik D1 2 TKM4113 Elemen Mesin I A 3 TKM4102 Matematika Teknik II D 3 07.30 - TKM4172 Proses Manufaktur II B
Lebih terperinciDAFTAR KONVERSI KLASIFIKASI USAHA JASA PELAKSANA KONSTRUKSI
Page 1 of 5 www.sertifikasi.biz DAFTAR KONVERSI KLASIFIKASI USAHA JASA PELAKSANA KONSTRUKSI L ampiran Peraturan LPJK Nomor 2 Tahun 2014 A. KLASIFIKASI USAHA BERSIFAT UMUM Sub-bidang, bagian Sub-bidang
Lebih terperinciPLANT 2 - GAS DEHYDRATION AND MERCURY REMOVAL
PROSES PENGOLAHAN GAS ALAM CAIR (Liquifed Natural Gas) Gas alam cair atau LNG adalah gas alam (metana terutama, CH4) yang telah diubah sementara untuk bentuk cair untuk kemudahan penyimpanan atau transportasi.
Lebih terperinciBAB IV PEMILIHAN SISTEM PEMANASAN AIR
27 BAB IV PEMILIHAN SISTEM PEMANASAN AIR 4.1 Pemilihan Sistem Pemanasan Air Terdapat beberapa alternatif sistem pemanasan air yang dapat dilakukan, seperti yang telah dijelaskan dalam subbab 2.2.1 mengenai
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas mengenai perancangan dan realisasi sistem yang dibuat. Gambar 3.1 menunjukkan blok diagram sistem secara keseluruhan. Mekanik Turbin Generator Beban Step
Lebih terperinciANALISIS PRODUK DAN PROSES MANUFAKTURING
ANALISIS DAN PROSES MANUFAKTURING Suatu rancangan ataupun rencana tentang tata letak fasilitas pabrik tidaklah akan bisa dibuat efektif apabila data penunjang mengenai bermacam-macam faktor yang berpengaruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era saat ini energi baru dan terbarukan mulai mendapat perhatian sejak terjadinya krisis energi dunia yaitu pada tahun 70-an dan salah satu energi itu adalah energi
Lebih terperinciDepartemen Administrasi & Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia
KMA 43026 Departemen Administrasi & Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Prof. Drh. Wiku Adisasmito, M.Sc., Ph.D. Unit Operasional RS Kajian Kajian pada 3 unit kegiatan
Lebih terperinciPENGANTAR OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIK. toto_sukisno@uny.ac.id
PENGANTAR OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIK Operasi adalah pelaksanaan rencana yang telah dikembangkan Tenaga Listrik adalah suatu bentuk energi sekunder yang dibangkitkan, ditransmisikan dan didistribusikan
Lebih terperinciSINTESIS DAN INTEGRASI PROSES KIMIA
SINTESIS DAN INTEGRASI PROSES KIMIA Design 2 1. Conceptual design: develop a preliminary flowsheet using approximate methods. 2. Preliminary design: use rigorous simulators to evaluate steady- state and
Lebih terperinciPengaruh Kecepatan Aliran Terhadap Efektivitas Shell-and-Tube Heat Exchanger
JURNAL TEKNIK MESIN Vol. 2, No. 2, Oktober 2: 86 9 Pengaruh Kecepatan Aliran Terhadap Shell-and-Tube Heat Exchanger Ekadewi Anggraini Handoyo Dosen Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Mesin Universitas
Lebih terperinciPERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL NOMOR : 7 TAHUN 2014 TENTANG
PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL NOMOR : 7 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN PERTAMA ATAS PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG TATACARA REGISTRASI
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
II-1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengairan Tanah Pertambakan Pada daerah perbukitan di Atmasnawi Kecamatan Gunung Sindur., terdapat banyak sekali tambak ikan air tawar yang tidak dapat memelihara ikan pada
Lebih terperinciPenerapan Teknologi Sel Surya dan Turbin Angin Untuk Meningkatkan Efisiensi Energi Listrik di Galangan Kapal
Penerapan Teknologi Sel Surya dan Turbin Angin Untuk Meningkatkan Efisiensi Energi Listrik di Galangan Kapal MIZZA FAHRIZA RAHMAN 4107100082 DOSEN PEMBIMBING Ir. TRIWILASWANDIO WP., M.Sc. 19610914 198701
Lebih terperinciMODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA BATERAI (BAT)
MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA BATERAI (BAT) Disusun oleh: Jeffrey Pradipta Wijana Robby Sukma Dharmawan Dr. Isdiriayani Nurdin Hary Devianto, Ph.D Dr. Ardiyan Harimawan PROGRAM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangkit-pembangkit tenaga listrik yang ada saat ini sebagian besar masih mengandalkan kepada sumber energi yang tidak terbarukan dalam arti untuk mendapatkannya
Lebih terperinciBab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai salah satu negara berkembang turut menerapkan teknologi yang hingga saat ini terus berkembang. Penerapan teknologi untuk menunjang kehidupan masyarakat
Lebih terperinciA. Kompetensi Mengenal peralatan-peralatan dan alat-alat ukur di laboratorium dasar listrik.
Revisi : 01 Tgl : 1 Maret 2008 Hal 1 dari 5 A. Kompetensi Mengenal peralatan-peralatan dan alat-alat ukur di laboratorium dasar listrik. B. Sub Kompetensi 1. Mengenal peralatan-peralatan di laboratorium
Lebih terperinciAntiremed Kelas 11 Fisika
Antiremed Kelas Fisika Fluida Dinamis - Latihan Soal Halaman 0. Perhatikan gambar penampang pipa berikut! Air mengalir dari pipa A ke B terus ke C. Perbandingan luas penampang A dengan penampang C adalah
Lebih terperinciPABRIK GLISEROL DARI COTTON SEED OIL DENGAN PROSES HIDROLISA KONTINYU
PABRIK GLISEROL DARI COTTON SEED OIL DENGAN PROSES HIDROLISA KONTINYU Penyusun : Riyo Eko Prasetyo 2307030067 Wicaksono Ardi Nugroho 2307030078 Dosen Pembimbing : Ir. Elly Agustiani, M. Eng 19580819 198503
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin meningkatnya penggunaan energi sejalan dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Dengan semakin meningkatnya penggunaan energi sejalan dengan berkembangnya perekonomian dan industri, maka disadari pula pentingnya penghematan energi
Lebih terperinciJadwal Mata Kuliah Semester Ganjil Tahun Ajaran 2017/2018 Jurusan Teknik Mesin - Fakultas Teknologi Industri - Institut Teknologi Medan
SEMESTER 1 1M1 17202001 s.d 17202100 Senin 1-3 DR 404 1M2 17202101 s.d 17202200 Senin 4-6 DR 304 1 MS-11 Agama Islam/3 17202201 s.d seterusnya 1M3 Jum at 1-3 DR 404 1M1 17202001 s.d 17202100 Senin 1-3
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI 2.1 Pasteurisasi 2.2 Sistem Pasteurisasi HTST dan Pemanfaatan Panas Kondensor
BAB II DASAR TEORI 2.1 Pasteurisasi Pasteurisasi ialah proses pemanasan bahan makanan, biasanya berbentuk cairan dengan temperatur dan waktu tertentu dan kemudian langsung didinginkan secepatnya. Proses
Lebih terperinci