Supply Chain Management Sebagai Bagian dari Project Management

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Supply Chain Management Sebagai Bagian dari Project Management"

Transkripsi

1 Supply Chain Management Sebagai Bagian dari Project Management 1. Pendahuluan Berbagai konsep Supply Chain Management (SCM) telah dibahas pada bab-bab sebelumnya. Bab ini akan membahas tentang SCM sebagai salah satu aktivitas dari manajemen proyek. Pelaksanaan proyek umumnya membutuhkan pengadaan material, equipment, kontraktor penyedia jasa dan sebagainya. SCM berperan dalam menangani proses pengadaan barang / jasa yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan proyek. 2. Proyek dan Operasional Kegiatan organisasi dalam mencapai tujuannya, bisa dibagi atas proyek dan operasional. Proyek adalah kegiatan sementara yang bertujuan untuk menghasilkan produk, jasa atau hasil tertentu. Proyek mempunyai jadwal awal dan akhir pekerjaan. Kegiatan proyek selesai pada saat tujuan proyek tercapai. Penghentian proyek juga dimungkinkan bila tujuan proyek dipastikan tidak dapat dicapai, atau proyek tidak dibutuhkan lagi oleh sponsor. Kegiatan berikut adalah contoh dari beberapa proyek : membangun PLTN membuat design mobil ramah lingkungan perusahaan IT menyusun system computer untuk departemen akunting di perusahaan klien kampanye calon presiden Operasional adalah kegiatan rutin organisasi dalam menjalankan usahanya. Kegiatan operasional bersifat menerus, berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan pasar terhadap produk / jasa yang dihasilkan. Secara umum, kegiatan operasional adalah kelanjutan dari suatu proyek. Contoh kegiatan operasional antara lain : produksi dan distribusi listrik dari pembangkit perakitan mobil di pabrik, kegiatan pemasaran, pelayanan purna jual dari perusahaan otomotif Agar target yang diinginkan dapat tercapai, manajemen yang baik dibutuhkan dalam mengendalikan proyek maupun operasional. 3. Manajemen Proyek Project Management Institute (PMI) menerbitkan Project Management Body of Knowledge (PMBOK), yang berisi panduan metode manajemen proyek. PMBOK disusun berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang secara luas diterima sebagai good practice. Maksudnya, ada persetujuan umum bahwa penerapan yang benar dari metode manajemen yang disarankan ini akan memberi peluang lebih besar untuk mencapai sukses pada proyek di berbagai sektor pekerjaan. Manajemen proyek didefinisikan sebagai penerapan pengetahuan, keahlian, metode kerja pada berbagai aktifitas proyek dalam mencapai tujuan proyek (1). Tujuan proyek dicapai melalui penerapan dan integrasi process groups / tahapan manajemen proyek yang terdiri dari initiating, planning, executing, monitoring & controlling, and closing. SCM sebagai bagian dari Project Management Halaman 1 dari 13 Kontributor : Kristiawan CCE, PMP

2 Initiating Tahap ini terdiri dari berbagai kegiatan awal proyek, seperti identifikasi kebutuhan organisasi, identifikasi kesempatan bisnis, melakukan feasibility study dan sebagainya, yang memungkinkan organisasi memberi persetujuan terhadap pelaksanaan proyek. Selanjutnya organisasi menyusun preliminary scope statement dan menunjuk Project Manager untuk memimpin tim manajemen proyek. Planning Dalam tahap ini, tim manajemen proyek mengembangkan definisi yang lebih rinci dari hasil proyek yang diinginkan. Selanjutnya, disusun rencana kegiatan proyek (project management plan) yang berisi aktivitas yang harus dilakukan untuk mencapai hasil tersebut. Executing Meng-integrasikan sumber daya manusia dan sumber daya lain dalam melaksanakan project management plan Monitoring & Controlling Secara teratur mengukur dan mengawasi pelaksanaan proyek, identifikasi progress / kualitas yang tidak sesuai rencana dan membuat langkah perbaikan yang diperlukan. Closing Proses dimana produk, jasa atau hasil dari proyek secara resmi diterima oleh project sponsor / organisasi / client. Dengan demikian, kegiatan proyek dinyatakan selesai. Initiating Planning Executing Monitoring Closing Figure 1 - Interaksi antar Process Groups Process groups diatas berhubungan satu sama lain, hasil dari satu process akan menjadi masukan untuk process berikutnya. Pada process planning, executing dan monitoring, dimungkinkan adanya tinjauan ulang terhadap planning berdasarkan imbal balik dari process executing dan monitoring. Dalam pelaksanaan proyek, tim manajemen proyek umumnya menerapkan 9 knowledge areas, yang terdiri dari : project integration management project scope management project time management project cost management project quality management project human resources management project communication management SCM sebagai bagian dari Project Management Halaman 2 dari 13 Kontributor : Kristiawan CCE, PMP

3 project risk management project procurement management Sesuai tahapan proyek, masing-masing process group akan terdiri dari beberapa atau seluruh knowledge areas. Tugas utama tim manajemen proyek adalah mengelola dan meng-integrasikan 9 knowledge areas ini, agar pekerjaan berjalan lancar dan target proyek dapat dicapai. Pembahasan metode manajemen proyek secara menyeluruh adalah diluar lingkup dari bab ini. Bahasan berikut akan mengulas garis besar kegiatan SCM / project procurement management, sebagaimana direkomendasikan oleh PMI melalui PMBOK. Dalam pembahasan berikut ini, procurement akan meliputi pengadaan barang maupun jasa dari pihak luar. Istilah buyer akan digunakan untuk menjelaskan Owner / Client, sedangkan istilah seller digunakan untuk menjelaskan Supplier / Kontraktor. 4. Project Procurement Management Project procurement management adalah proses untuk membeli atau mendapatkan dari pihak luar; produk atau jasa yang dibutuhkan untuk mendukung kegiatan proyek. Tabel 1 menyajikan kegiatan project procurement, pada berbagai tahapan proyek. Tabel 1. Aktivitas Procurement pada berbagai project management process groups Project Procurement Management Initiating -- Planning 1. Plan Purchases & Acquisitions 2. Plan Contracting Executing 1. Request Seller Responses 2. Select Sellers Monitoring & Controlling Contract Administration Closing Contract Closure Kegiatan procurement dalam suatu proyek tidak berdiri sendiri. Input dan koordinasi dengan knowledge area yang lain dibutuhkan dalam kegiatan pengadaan proyek. Masukan yang dibutuhkan antara lain tentang lingkup pekerjaan, work breakdown structure, spesifikasi dari barang / peralatan / jasa yang dibutuhkan, berapa banyak & kapan diperlukan, estimasi harga, analisa resiko dan sebagainya. Untuk proyek konstruksi, PMI (2) menyarankan tim manajemen proyek untuk melakukan value engineering sebagai bagian dari project management plan. Dalam quality manajemen dikenal Pareto s law, yang menyatakan bahwa sebagian kecil dari sumber masalah akan mengakibatkan sebagian besar dari masalah yang dihadapi. Pareto s law juga dikenal sebagai hukum 80/20, dimana 80% masalah diakibatkan oleh 20% sumber masalah. Project cost control juga bekerja menggunakan prinsip yang sama, dimana perhatian akan dipusatkan pada item - item kegiatan dengan dampak yang besar. SCM sebagai bagian dari Project Management Halaman 3 dari 13 Kontributor : Kristiawan CCE, PMP

4 Pada proyek konstruksi, biaya pengadaan material & equipment tergolong besar dibanding biaya keseluruhan proyek. Value Engineering dilakukan dengan tujuan untuk memastikan bahwa hasil optimum akan dicapai untuk setiap biaya yang dikeluarkan, dengan tetap menjaga quality, safety, reliability dan maintainability. (3) Value engineering tidak hanya mempertimbangkan biaya pada saat konstruksi, tetapi juga biaya pemeliharaan selama masa operasional, yang dikenal sebagai life cycle cost analysis. Value engineering workshop dilakukan selama proses conceptual design detail engineering procurement construction. Dari penerapan rekomendasi value engineering, potensi saving terbesar ada pada saat conceptual design dan mengecil seiring dengan berjalannya proyek. (3) 4.1 Plan Purchases & Acquisitions Plan purchases & acquisitions adalah bagian dari planning process group. Proses pengadaan proyek diawali dengan menentukan kebutuhan proyek yang harus didapat dari luar organisasi dan kebutuhan proyek yang bisa diproduksi / dikerjakan sendiri (make or buy analysis). Selanjutnya tim manajemen proyek memilih jenis kontrak yang sesuai dan menyusun rencana pengadaan proyek Make or buy analysis Kebutuhan pengadaan proyek bisa terdiri dari material, equipment, peralatan proyek, jasa service, engineering atau konstruksi. Tergantung kebutuhan proyek, make or buy analysis bisa menjadi analisa beli / sewa untuk peralatan proyek atau analisa kerjakan sendiri / subkontrak untuk jasa engineering & konstruksi. Berikut adalah contoh sederhana dalam menentukan apakah kendaraan proyek perlu dibeli atau disewa. - Data : Harga kendaraan baru Biaya pemeliharaan Alternatif : sewa IDR 250 juta IDR 0.5 juta/bulan IDR 8 juta/bulan - Analisa : Dihitung jangka waktu pemakaian (B = bulan) dimana biaya beli dan pemeliharaan sama dengan biaya sewa kendaraan B = 8B B = 33.3 bulan - Rekomendasi : Untuk pemakaian kurang dari 33 bulan, sewa kendaraan lebih murah daripada beli. Dalam contoh analisa diatas, salvage value dari kendaraan dianggap nol dan organisasi tidak membutuhkan kendaraan tersebut untuk kegiatan lain setelah proyek selesai. Keputusan untuk membeli produk atau jasa dari pihak luar, umumnya dilakukan berdasarkan pertimbangan berikut : organisasi tidak mempunyai keahlian dibidang tersebut sebagai mekanisme transfer of risks kepada pihak yang lebih mampu lebih murah daripada dikerjakan sendiri memungkinkan tim proyek untuk lebih fokus kepada item pekerjaan yang lain Belakangan ini ada kecenderungan bahwa organisasi lebih memusatkan perhatian kepada bisnis utama. Supply / jasa untuk kegiatan pendukung akan didapat dari pihak lain yang khusus bergerak dibidang tersebut. Kecenderungan ini membuat kegiatan bidang procurement meningkat dibanding masa sebelumnya. SCM sebagai bagian dari Project Management Halaman 4 dari 13 Kontributor : Kristiawan CCE, PMP

5 4.1.2 Memilih Jenis Kontrak Setelah keputusan diambil untuk mendapatkan barang / jasa dari pihak diluar organisasi, maka kegiatan berikutnya adalah memilih jenis kontrak yang sesuai. Pemilihan jenis kontrak umumnya didasarkan atas kondisi lingkup pekerjaan pada saat bidding. Secara garis besar ada 3 jenis kontrak yang biasa digunakan; fixed price / lump sum, unit rates dan cost reimbursable. Fixed price / lump sum Jenis kontrak ini digunakan bila buyer mempunyai lingkup pekerjaan yang terdefinisi dengan baik dan volume pekerjaan diketahui pada saat bidding. Kondisi ini memungkinkan para seller untuk mengajukan penawaran harga yang fixed terhadap keseluruhan pekerjaan. Penawaran lump sum para seller akan didasarkan pada lingkup pekerjaan, kondisi kontrak dan jangka waktu pekerjaan yang ditentukan dalam dokumen kontrak. Seller menanggung resiko cost overrun bila ternyata biaya pekerjaan lebih tinggi dari yang diperkirakan. Unit rates Jenis kontrak ini digunakan bila buyer mempunyai lingkup pekerjaan yang terdefinisi dengan baik, tetapi total volume pekerjaan belum diketahui pada saat bidding. Pada proyek konstruksi, jenis kontrak ini biasa digunakan pada proyek fast track. Dengan pertimbangan waktu, buyer tidak menunggu seluruh pekerjaan design selesai sebelum memulai kegiatan konstruksi. Misalnya, pekerjaan struktur gedung bisa dimulai walaupun gambar mechanical, electrical, plumbing, atau finishing masih dalam penyelesaian. Seller diminta mengajukan unit rate untuk berbagai jenis pekerjaan berdasarkan deskripsi dan perkiraan volume pekerjaan dari buyer. Seller akan dibayar berdasarkan volume pekerjaan yang terlaksana. Cost Reimbursable Jenis kontrak ini digunakan bila, pada saat bidding, buyer dapat menjelaskan apa yang diinginkan tetapi belum mempunyai lingkup pekerjaan yang terdefinisi dengan baik. Proyek di bidang research & development atau information technology banyak menggunakan jenis kontrak ini. Dalam kontrak ini, biaya yang dikeluarkan oleh seller akan dibayar, ditambah dengan imbalan tertentu. Dikenal beberapa variasi cost reimbursable contract : cost plus fee / cost plus percentage of cost cost plus fixed fee cost plus incentive fee cost plus award fee Table 2 menyajikan jenis kontrak yang umum digunakan dan pertimbangan dalam memilih jenis kontrak yang sesuai. Pemilihan jenis kontrak yang tidak tepat akan mengakibatkan para seller tidak dapat memberikan penawaran yang kompetitif serta berpotensi menimbulkan konflik / klaim selama pelaksanaan proyek. No. Contract type Tabel 2. Pertimbangan dalam Memilih Jenis Kontrak Scope of Work during Bidding Stage Risk of Cost Overrun to Buyer Risk of Cost Overrun to Seller 1 Fixed price Scope well defined and quantifiable Low High 2 3 Unit rates Cost reimbursable Scope well defined but not quantifiable Scope is unclear Medium High Medium Low SCM sebagai bagian dari Project Management Halaman 5 dari 13 Kontributor : Kristiawan CCE, PMP

6 Sebagai ilustrasi diambil contoh tender jasa konstruksi gedung 10 lantai, dengan spesifikasi bangunan tertentu, dimana buyer bertanggung jawab terhadap pekerjaan design. Buyer menginginkan kontrak lump sum walaupun pada saat bidding pekerjaan design belum selesai dan volume pekerjaan masih berdasarkan perkiraan. Bila para seller bersedia memberikan penawaran lump sum, kondisi ini akan memaksa mereka untuk membuat contingency terhadap unknown work. Dari sisi buyer, mereka akan terpaksa membayar contingency yang mungkin tidak diperlukan selama pelaksanaan proyek. Dari sisi seller, karena design diluar kontrol mereka, ada kemungkinan contingency ini tidak cukup selama masa pelaksanaan proyek. Akibatnya harga penawaran para seller menjadi tinggi dan berpotensi konflik selama masa pelaksanaan proyek Rencana / Strategi Pengadaan Proyek Rencana pengadaan proyek menjelaskan tata cara kegiatan procurement, mengatur koordinasi dengan pihak-pihak lain dalam proyek (planning, cost, quality, dst), serta menyusun pembagian tugas dan alokasi resiko dalam kontrak antara buyer seller. Untuk proyek konstruksi, Federation Internationale des Ingenieurs Conseils FIDIC (4) menyarankan hal berikut dalam menyusun rencana / strategi pengadaan proyek : a. Menentukan pekerjaan yang akan ditenderkan. Lingkup pekerjaan harus disusun dengan jelas dengan memperhatikan interface antar berbagai kegiatan proyek. b. Kondisi kontrak yang akan digunakan. Disarankan menggunakan standard condition of contracts yang dikenal secara luas dalam industri. Hal ini memudahkan kedua pihak dalam menganalisa pembagian tugas dan alokasi resiko pekerjaan. c. Menyusun kriteria evaluasi pemenang. Dibahas pada section d. Menyusun prosedur tender. Prosedur tender menjelaskan tata cara pre-kualifikasi peserta tender, proses menerima penawaran, membuka & evaluasi penawaran serta award of contract. e. Pre-kualifikasi peserta tender. Pre-kualifikasi bertujuan untuk memastikan bahwa pekerjaan akan dilakukan oleh seller yang mempunyai sumber daya dan pengalaman yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan baik. Dalam proses pre-kualifikasi, para seller diminta untuk memberikan informasi dan data pendukung tentang hal berikut (4,5) : safety record kemampuan teknis ketersediaan personel, keahlian, fasilitas & kapasitas produksi daftar pengalaman untuk pekerjaan sejenis daftar pekerjaan yang sedang ditangani / current work load kemampuan financial quality assurance system, environmental policy, arbitration history Agar prospektif seller tertarik untuk mengajukan penawaran, FIDIC (4) menyarankan untuk mengundang tidak lebih dari 7 seller yang lulus pre-kualifikasi, kecuali jika sponsor proyek menentukan lain. SCM sebagai bagian dari Project Management Halaman 6 dari 13 Kontributor : Kristiawan CCE, PMP

7 Banyak organisasi yang secara teratur menyusun daftar pre-qualified seller untuk keperluan proyek-proyeknya. Walaupun pre-kualifikasi peserta tender dan kompetitif bidding lebih disukai, kadang organisasi dihadapkan dengan pilihan yang terbatas. Dalam hal ini dikenal istilah sole source (hanya satu qualified seller tersedia di pasaran) dan single source (organisasi lebih suka berhubungan bisnis dengan seller tertentu). 4.2 Plan Contracting Kegiatan ini adalah bagian dari planning process group, bertujuan untuk menyusun dokumen yang diperlukan pada tahap Request Seller Responses maupun Sellect Sellers Procurement Documents Buyer menyusun dokumen procurement / tender yang umumnya terdiri dari : Surat undangan untuk mengikuti tender Petunjuk kepada para peserta tender Tender form Kondisi kontrak Spesifikasi / gambar Jadwal pekerjaan / milestone date Schedule of price & bill of quantity Data pendukung penawaran yang dibutuhkan dari peserta tender Tender dokumen yang baik akan memungkinkan peserta tender untuk memberikan penawaran yang lengkap dan akurat, selain juga memudahkan dalam proses evaluasi penawaran Evaluation Criteria Penyusunan kriteria evaluasi bertujuan untuk memberikan standar cara penilaian terhadap penawaran yang diterima. Hal ini akan menghindari penggunaan opini individu dalam memberikan penilaian. Kriteria pemenang yang diterapkan akan tergantung pada jenis pekerjaannya, yang paling banyak digunakan adalah kriteria penawaran terendah. Untuk evaluasi penawaran yang lebih rumit dan kompleks seperti tender proyek EPC, umumnya buyer akan menentukan pemenang berdasarkan economically most advantageous offer. Dalam hal ini buyer akan meng-evaluasi dan memberi bobot penilaian terhadap proposal teknis, rencana pelaksanaan proyek dan penawaran komersial untuk menentukan pemenang tender. (5) FIDIC (4) menyarankan agar kriteria evaluasi pemenang tender dijelaskan dalam dokumen tender. 4.3 Request Seller Responses Kegiatan ini adalah bagian dari executing process group, bertujuan untuk mendapatkan proposal / penawaran dari para prospektif seller. Berdasarkan daftar qualified seller atau hasil pre-kualifikasi, buyer menentukan prospektif seller yang akan mengikuti proses tender. Prospektif seller menerima & mempelajari dokumen tender, melakukan site visit jika diperlukan, mengajukan pertanyaan (tender queries) untuk mendapatkan informasi yang diperlukan dalam menyusun penawaran. Pada waktu yang ditentukan, prospektif seller mengirim dokumen penawaran yang ditandatangani oleh pejabat perusahaan yang berwenang. SCM sebagai bagian dari Project Management Halaman 7 dari 13 Kontributor : Kristiawan CCE, PMP

8 4.4 Select Sellers Sellect seller adalah bagian dari executing process group. Kegiatan ditahap ini meliputi menerima dokumen penawaran dari prospektif seller, memeriksa kelengkapan administratif, memeriksa apakah barang / jasa yang ditawarkan sesuai dengan permintaan dalam dokumen tender, dan mengevaluasi penawaran dengan menggunakan kriteria yang telah disusun sebelumnya. Dari hasil evaluasi, buyer menyusun ranking penawaran yang diterima. Untuk pengadaan barang yang relatif sederhana, buyer bisa langsung menentukan penawar terbaik sebagai pemenang dan meminta seller untuk menandatangani standard purchase order atau contract form. Untuk proses pengadaan barang/jasa yang lebih kompleks, buyer seringkali meminta seller untuk melakukan presentasi tentang proposalnya yang dilanjutkan dengan klarifikasi dan negosiasi Negosiasi Buyer melakukan negosiasi untuk mendapatkan harga yang wajar, jadwal kerja yang bisa diterima, alokasi resiko & kondisi kontrak yang sesuai, serta menjaga hubungan baik dengan seller. Dengan negosiasi, buyer dan seller mencapai kesepakatan sebelum menandatangani kontrak. Tergantung pada skala pekerjaan, negosiasi bisa dilakukan oleh perorangan maupun oleh tim. Untuk negosiasi oleh tim, target negosiasi dan kepemimpinan harus ditetapkan dengan jelas. Anggota tim negosiasi bisa terdiri dari perwakilan engineering, project control, konstruksi, legal, managemen proyek maupun finansial. Para anggota tim harus memahami peran dan batasan kewenangannya dibidang teknis atau finansial. Proses negosiasi dapat dibagi dalam 5 tahapan. (6) Para negisiator perlu memahami pada tahap mana negosiasi berada sehingga perhatian akan dipusatkan pada masalah yang relevan disetiap tahapan negosiasi : 1. Setting the stage Mengenalkan anggota tim negosiasi dan membangun suasana negosiasi. Kedua pihak akan saling memperhatikan fungsi, tanggung jawab, kekuatan dari anggota tim negosiasi pihak lain. 2. Establishing objectives Tahap ini diawali dengan identifikasi masalah yang dianggap minor dan major. Selanjutnya dibicarakan masalah dibidang teknis, kontraktual dan finansial. Dari proses ini kedua pihak saling memahami posisi pihak lain. 3. Bargaining Pada tahap ini, negosiasi yang sebenarnya dilakukan dan kompromi dibuat. Umumnya bargaining dilakukan oleh tim yang lebih kecil, terdiri dari wakil yang berwenang dibidang majemen proyek dan finansial. 4. Summation Dibuat kesimpulan hasil dari proses bargaining, umumnya tertulis, mengenai perubahan, kompromi ataupun persetujuan yang dicapai. 5. Agreement Tahap ini memastikan bahwa kedua pihak mempunyai pengertian yang sama tentang hasil negosiasi. Dimungkinkan negosiasi diulang kembali untuk item tertentu dimana kedua pihak ternyata belum sepakat. Tahap ini adalah akhir dari proses negosiasi. SCM sebagai bagian dari Project Management Halaman 8 dari 13 Kontributor : Kristiawan CCE, PMP

9 Pada proyek besar, umumnya buyer akan melakukan negosiasi dengan beberapa seller sebelum membuat negosiasi akhir dengan seller terbaik. Sepanjang proses negosiasi, kedua pihak berusaha untuk mendapatkan hasil sebaik mungkin. Dibawah ini adalah beberapa taktik yang sering digunakan dalam proses negosiasi (6) : - Price Negotiating Buyer melakukan negosiasi harga berdasarkan independent estimate atau analisa terhadap proposal yang diajukan seller. Perlu diperhatikan bahwa negosiasi ini tidak bertujuan mencapai low / unprofitable pricing level untuk seller, karena akan mempengaruhi performance seller pada saat pelaksanaan kerja. - Surprise Taktik ini umumnya dilakukan oleh seller, dengan mengusulkan perubahan besar pada kondisi kontrak. Misalnya dengan menawarkan perubahan lingkup supply- fabrikasi-instalasi structural steel menjadi pekerjaan fabrikasi dan instalasi saja. Scope supply material baja dialihkan ke buyer. Perubahan kondisi dan alokasi resiko seperti ini akan membutuhkan evaluasi yang menyeluruh oleh pihak buyer. Keputusan yang tergesa-gesa sering tidak menguntungkan. - Deadline Taktik ini digunakan untuk menekan pihak lain dalam mencapai kesepakatan. Di-ilustrasikan dalam ungkapan berikut : Besok pagi saya akan pergi ke luar negeri, kita harus selesaikan kesepakatan sore ini. - Stress Dilakukan dengan menyerang kompetensi personal atau kompetensi teknis pihak lain. Kondisi stress/pressure ini bisa menghasilkan jawaban dan informasi yang tidak akan didapat dalam situasi negosiasi yang lebih tenang. - Confusion Bertujuan untuk mendapatkan kesempatan bernafas. Salah satu pihak dengan sengaja mengaburkan permasalahan atau menyajikan angka yang salah untuk membuat pihak lain bingung. Akibatnya pihak lain butuh waktu untuk meng-analisa kondisi sebenarnya sebelum melanjutkan negosiasi. - Withdrawal Salah satu pihak menyerang pihak lain tentang hal yang tidak penting, kemudian menarik kembali komentarnya. Taktik ini biasanya digunakan untuk mengalihkan perhatian dari kelemahannya. - A hard nose Taktik ini bertujuan membuat pihak lain tampak unreasonable. Misalnya buyer telah menyetujui berbagai minor issue yang diminta oleh seller. Pada saat tidak dicapai kesepakatan untuk major issue, buyer akan mengingatkan bahwa mereka telah mengalah di berbagai item dan meminta seller untuk melakukan hal yang sama. - Horse trading Dari berbagai item yang dinegosiasikan, kedua pihak mempunyai kepentingan yang berbeda. Buyer dan seller melakukan take and give sesuai kepentingan masing-masing. Negosiator yang baik akan lebih banyak menerima daripada memberi. - Mutual need Jika posisi kedua pihak jauh dari kesepakatan, maka ungkapan seperti Kita saling membutuhkan bisa mendorong kedua pihak untuk mencari solusi terbaik dalam menyelesaikan masalah. SCM sebagai bagian dari Project Management Halaman 9 dari 13 Kontributor : Kristiawan CCE, PMP

10 - Arbitration / Litigation Taktik ini sering digunakan dalam negosiasi claim / disputes. Pihak yang terdesak mengancam akan membawa permasalahan ke sidang arbitrasi atau pengadilan, sebagaimana diatur dalam kontrak. Umum diketahui bahwa penyelesaian melalui sidang arbitrasi atau pengadilan akan membutuhkan biaya besar dan waktu yang lama. Karenanya, menang disidang tidak selalu berarti menang secara finansial. Selain itu perusahaan juga mempertimbangkan citra-nya jika harus ke pengadilan. Ancaman sidang arbitrasi / pengadilan diharapkan bisa memaksa pihak lain untuk lebih lunak dalam bernegosiasi. Resikonya, pihak lawan mungkin setuju dengan penyelesaian melalui sidang. - Short delay Menunda meeting untuk sementara / istirahat sering berguna, terutama jika pembicaraan mulai menyimpang dari topik, emosi meningkat, atau salah satu pihak perlu berbicara secara internal. - Future prospects Buyer sering menggunakan taktik ini untuk mendapatkan harga yang lebih baik. Dilakukan dengan memberi informasi tentang potensi hubungan bisnis pada berbagai rencana proyek yang akan datang. Negosiasi dilakukan oleh individu-individu yang mewakili kedua pihak, karenanya kepribadian, perasaan, motivasi dan psikologi akan berpengaruh dalam proses negosiasi Contract Award Hasil dari proses select sellers adalah perjanjian kerja / kontrak dengan seller terpilih. Kontrak bisa berupa purchase order yang sederhana atau dokumen kontrak yang kompleks. Kontrak adalah perjanjian yang secara hukum mengikat kedua pihak untuk memenuhi tugas dan kewajibannya sebagaimana disepakati. Seller akan menyediakan produk atau jasa yang dibutuhkan, sedangkan buyer akan membayar seller untuk pekerjaan yang dilakukan. Wan prestasi terhadap perjanjian kerja akan diselesaikan melalui arbitrasi atau pengadilan, sebagaimana diatur dalam klausul kontrak. Kontrak akan diakui secara hukum apabila memenuhi persyaratan berikut (7) : ada penawaran ada persetujuan terhadap penawaran ada imbalan terhadap pekerjaan yang dilakukan dilakukan antara pihak yang mempunyai kewenangan untuk membuat perjanjian perjanjian kerja tidak menyangkut kegiatan yang melawan hukum 4.5 Contract Administration Administrasi kontrak adalah bagian dari monitoring & controlling process group. Tujuannya untuk memastikan bahwa kedua pihak memenuhi kewajibannya sebagaimana tercantum dalam kontrak. Kegiatan administrasi kontrak, baik dipihak buyer maupun seller, dikoordinir oleh contract administrator. Tugas contract administrator dari pihak buyer antara lain meliputi (6) : koordinasi dengan departemen lain mengenai progress & kualitas kerja seller memastikan pembayaran kepada seller sesuai dengan klausul kontrak menyusun performance report focal point untuk masalah kontraktual administrasi contract changes maupun claims SCM sebagai bagian dari Project Management Halaman 10 dari 13 Kontributor : Kristiawan CCE, PMP

11 Administrasi kontrak yang baik akan mendukung kelancaran pekerjaan dan meminimalkan potensi konflik selama pelaksanaan kerja Performance Reporting Performance reporting menyajikan data kemajuan pekerjaan dibandingkan dengan rencana / measurement baselines. Bar charts, S curve, histogram maupun tabel adalah format yang dapat digunakan untuk menyajikan data. Earned Value Management (EVM) dikenal sebagai metode yang efektif dan banyak digunakan dalam performance reporting. Integrasi data cost dan schedule dalam EVM memungkinkan manajemen proyek untuk membuat analisa berikut (8) : Apakah pekerjaan terlambat atau lebih cepat dari schedule? Seberapa baik efisiensi pemakaian waktu kerja? Kapan perkiraan pekerjaan akan selesai? Seberapa baik efisiensi pemakaian sumber daya? Berapa biaya untuk menyelesaikan pekerjaan tersisa? Berapa perkiraan biaya seluruh pekerjaan? Berapa perkiraan under atau over budget di akhir pekerjaan? Dalam EVM, performance kerja secara teratur dimonitor dan dibandingkan dengan plan baselines. Hal ini memungkinkan tim manajemen proyek untuk meng-identifikasi masalah secara dini dan mengambil langkah perbaikan agar pekerjaan bisa selesai tepat waktu dan sesuai anggaran biaya. 4.6 Contract Closure Kegiatan ini adalah bagian dari closing process group. Contract closure meliputi : verifikasi hasil pekerjaan memastikan bahwa pekerjaan telah selesai dengan hasil memuaskan kegiatan administratif update hasil akhir pekerjaan dan menyimpan data tersebut untuk keperluan masa datang. Dengan contract closure, kontrak antara buyer dan seller dinyatakan selesai. Prosedur contract closure umumnya dicantumkan dalam perjanjian kerja. Contract closure juga dapat dilakukan sebelum pekerjaan selesai. Pada kontrak pekerjaan jasa konstruksi, standar klausul kontrak FIDIC (9) memungkinkan pemutusan hubungan kontrak secara dini berdasarkan alasan berikut : buyer convenience sesuai kebutuhan organisasi, buyer setiap saat dapat mengakhiri kontrak dengan memberi notice period tertentu. kesalahan / default dari pihak seller : tidak menyerahkan performance security, subkontrak seluruh pekerjaan kepada pihak lain tanpa persetujuan buyer, meningggalkan lokasi pekerjaan / tidak melanjutkan pekerjaan, memberi suap yang berkaitan dengan kontrak kerja, bankrupt, dsb. kesalahan / default dari pihak buyer : pekerjaan di-suspend lebih dari periode tertentu, tidak membayar seller sesuai jadwal yang disepakati, tidak melakukan tanggung jawabnya sebagaimana tercantum dalam kontrak, bangkrupt, dsb. SCM sebagai bagian dari Project Management Halaman 11 dari 13 Kontributor : Kristiawan CCE, PMP

12 force majeure kondisi force majeure lebih dari periode tertentu memungkinkan kedua pihak untuk memutuskan hubungan kerja. Klausul kontrak mengatur kompensasi yang berhak didapat seller / buyer pada setiap kondisi pemutusan kerja tersebut diatas. 5. Penutup Bab ini diawali dengan pembahasan secara singkat tentang konsep proyek dan operasional, serta manajemen proyek secara umum. Kegiatan project procurement management diawali dengan memperhatikan masukan tentang kebutuhan proyek, membuat analisa make or buy, memilih jenis kontrak yang sesuai serta menyusun rencana / strategi pengadaan proyek Selama proses tender; pre-kualifikasi, bid inquiry, evaluasi penawaran dan negosiasi memainkan peranan penting dalam menentukan pemenang. Pada saat pekerjaan berlangsung, tim manajemen proyek melakukan administrasi kontrak untuk memastikan kedua pihak melaksanakan kewajibannya sesuai perjanjian. Procurement diakhiri dengan contract close out, pada saat pekerjaan dinyatakan selesai dan diterima oleh buyer. Akhirnya, keberhasilan procurement manajemen dalam pengadaan produk atau jasa dari pihak luar bisa dilihat dari hal berikut : Pekerjaan dilaksanakan oleh seller yang mempunyai kompetensi, sebagai hasil dari proses seleksi dan/atau pre-kualifikasi. Harga supply / jasa pekerjaan yang wajar, sebagai hasil dari pemilihan jenis kontrak dan alokasi resiko yang tepat Supply material / pekerjaan jasa berjalan lancar sebagai hasil dari isi perjanjian kontrak dan administrasi kontrak yang baik. Proyek mendapatkan dukungan supply berbagai barang dan jasa sesuai dengan rencana, baik dalam kualitas, jumlah maupun waktu pengirimannya. References 1. A Guide to the Project Management Body of Knowledge 3 rd Edition, Project Management Institute, Newton Square, PA, USA, Construction Extension to the PMBOK Guide 3 rd Edition (Exposure Draft), Project Management Institute, 3. Mansour, Farid F., Value Engineering & Total Cost Management, AACE Transactions, AACE International, Morgantown, WV, USA, Tendering Procedure, Federation Internationale des Ingenieurs-Conseils (FIDIC), Geneva, Switzerland, Chen, Mark T., Selecting the Right Engineer, Contractor and Supplier, AACE Transactions, AACE International, Morgantown, WV, USA, Bent, James A., How to Successfully Negotiate and Administer Contracts, AACE Transactions, AACE International, Morgantown, WV, USA, Amos, Scott J. (editor), The Skills and Knowledge of Cost Engineering 5 th Edition, AACE International, Morgantown, WV, USA, Practice Standard for Earned Value Management, Project Management Institute, Newton Square, PA, USA, SCM sebagai bagian dari Project Management Halaman 12 dari 13 Kontributor : Kristiawan CCE, PMP

13 9. Conditions of Contracts for EPC/Turnkey Projects, Federation Internationale des Ingenieurs-Conseils (FIDIC), Geneva, Switzerland, Gransberg, Douglas D. & Molenaar, Keith (editors), Professional Practice Guide #10 Project Delivery Method, AACE International, Morgantown, WV, USA, Tentang Penulis Kristiawan CCE, PMP adalah Cost Engineer dengan latar belakang pendidikan Teknik Sipil. Lulus dari Universitas Sebelas Maret, Solo Indonesia, tahun Pengalaman kerja selama 14 tahun di Indonesia, Timur Tengah dan Afrika dibidang cost engineering / quantity surveying pada industri energy listrik dan minyak/gas bumi. Saat ini bekerja untuk Wood Group Equatorial Guinea Ltd di Afrika Barat. Kristiawan adalah anggota dari The Association for the Advancement of Cost Engineering International (AACE) and Project Management Institute (PMI). Untuk korespondensi lebih lanjut, silahkan hubungi : kristiawan_jkt@yahoo.com SCM sebagai bagian dari Project Management Halaman 13 dari 13 Kontributor : Kristiawan CCE, PMP

BID EVALUATION SYSTEM

BID EVALUATION SYSTEM BID EVALUATION SYSTEM Kristiawan Quantity Surveyor Tulisan dibawah ini akan membahas beberapa metode yang digunakan oleh Owner untuk meng-evaluasi penawaran yang diajukan oleh para bidder dalam tender

Lebih terperinci

BAB 9 PROJECT PROCUREMENT MANAGEMENT

BAB 9 PROJECT PROCUREMENT MANAGEMENT BAB 9 PROJECT PROCUREMENT MANAGEMENT Project Procurement Management Project procurement management mencakup proses-proses yang diperlukan untuk membeli atau memperoleh produk, jasa, atau hasil yang dibutuhkan

Lebih terperinci

3/14/16 Manajemen Proyek IT - Universitas Mercu Buana Yogyakarta

3/14/16 Manajemen Proyek IT - Universitas Mercu Buana Yogyakarta Dosen Pengampu: Anief Fauzan Rozi, S.Kom., M.Eng. Phone/WA: 0856 4384 6541 PIN BB: 29543EC4 Email: anief.umby@gmail.com Website: http://anief.mercubuana- yogya.ac.id 3/14/16 Manajemen Proyek IT - Universitas

Lebih terperinci

MANAJEMEN PENGADAAN DALAM PROYEK. Chapter 12

MANAJEMEN PENGADAAN DALAM PROYEK. Chapter 12 MANAJEMEN PENGADAAN DALAM PROYEK Chapter 12 DEFINISI Manajemen pengadaan adalah suatu proses yang menjamin tersedianya barang maupun jasa dari luar yang dibutuhkan oleh proyek. Manajemen pengadaan diperlukan

Lebih terperinci

Project Integration Management

Project Integration Management 1. RELASI DENGAN SISIPLIN ILMU LAIN always begin with Problem (John J. Rakos) Practice Software estimation, Life cycles, Quality models Proyek yang baik adalah proyek yang mencapai titik kesetimbangan

Lebih terperinci

PANDANGAN KONTRAKTOR TERHADAP KLAUSUL-KLAUSUL KONTRAK PADA PROYEK KONSTRUKSI Theodorus Bryan 1, Yosua S. Sidarta 2, Andi 3

PANDANGAN KONTRAKTOR TERHADAP KLAUSUL-KLAUSUL KONTRAK PADA PROYEK KONSTRUKSI Theodorus Bryan 1, Yosua S. Sidarta 2, Andi 3 PANDANGAN KONTRAKTOR TERHADAP KLAUSUL-KLAUSUL KONTRAK PADA PROYEK KONSTRUKSI Theodorus Bryan 1, Yosua S. Sidarta 2, Andi 3 ABSTRAK : Pada proyek konstruksi yang berfokus pada bangunan high-rise, atau dengan

Lebih terperinci

KONTEKS & PROSES MANAJEMEN PROYEK. PERTEMUAN 2 Heru Lestiawan, M.Kom

KONTEKS & PROSES MANAJEMEN PROYEK. PERTEMUAN 2 Heru Lestiawan, M.Kom KONTEKS & PROSES MANAJEMEN PROYEK PERTEMUAN 2 Heru Lestiawan, M.Kom DEFINISI MANAJEMEN PROYEK Project management is the application of knowledge, skills, tools and techniques to project activities to meet

Lebih terperinci

PENGANTAR MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK

PENGANTAR MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK PENGANTAR MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Proyek Sebuah proyek adalah "usaha sementara

Lebih terperinci

PERTEMUAN 2 MANAJEMEN PROYEK DENGAN PENGGUNAAN MICROSOFT PROJECT

PERTEMUAN 2 MANAJEMEN PROYEK DENGAN PENGGUNAAN MICROSOFT PROJECT PERTEMUAN 2 MANAJEMEN PROYEK DENGAN PENGGUNAAN MICROSOFT PROJECT TUJUAN : 1. Memahami konsep manajemen proyek. 2. Memahami siklus manajemen proyek. 3. Memahami struktur organisasi team proyek pengembangan

Lebih terperinci

PENGADAAN BARANG/JASA (PROCUREMENT)

PENGADAAN BARANG/JASA (PROCUREMENT) PENGADAAN BARANG/JASA (PROCUREMENT) 1. Ruang Lingkup 2. Metode Pemilihan Penyedia 3. Proses Lelang RUANG LINGKUP Pengadaan barang/jasa yang pembiayaannya sebagian atau seluruhnya bersumber dari APBN/APBD,,

Lebih terperinci

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK 3.1 Manajemen Proyek Setiap proyek tentu membutuhkan sebuah perencanaan dan pengaturan sehingga kegiatan proyek dapat berjalan lancar, untuk itulah dibutuhkan sebuah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil dari Tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca

Lebih terperinci

Kontraktor. Konsultan Pengawas. Konsultan Perencana

Kontraktor. Konsultan Pengawas. Konsultan Perencana BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Struktur Organisasi Kontraktor Konsultan Perencana Pemilik Konsultan Pengawas Gambar 3.1. Skema Hubungan Antara Owner, Kontraktor & Konsultan Sumber:

Lebih terperinci

ESTIMASI BIAYA PROYEK KONSTRUKSI

ESTIMASI BIAYA PROYEK KONSTRUKSI ESTIMASI BIAYA PROYEK KONSTRUKSI 1. Pendahuluan adalah seni memperkirakan kemungkinan jumlah biaya yang diperlukan untuk suatu kegiatan yang didasarkan pada informasi yang tersedia pada waktu itu (Iman

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 KUESIONER

LAMPIRAN 1 KUESIONER LAMPIRAN 1 KUESIONER 149 FAKTOR FAKTOR RISIKO YANG BERPENGARUH TERHADAP KINERJA WAKTU PROYEK EPC GAS DI INDONESIA KUESIONER PENELITIAN THESIS Oleh JUANTO SITORUS 0606002616 BIDANG KEKHUSUSAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

FASILKOM UNSIKA MATERI KULIAH MANAJEMEN PROYEK. Manajemen Proyek Dalam Proyek

FASILKOM UNSIKA MATERI KULIAH MANAJEMEN PROYEK. Manajemen Proyek Dalam Proyek FASILKOM UNSIKA MATERI KULIAH MANAJEMEN PROYEK Manajemen Proyek Dalam Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada perencanaan pembuatan proyek sebuah sistem, diperlukan berbagai macam komponen yang

Lebih terperinci

Faktor-faktor Penentu dalam Pemilihan Jenis Kontrak Untuk Proyek Pembangunan Gedung Pertokoan. M. Ikhsan Setiawan, ST, MT

Faktor-faktor Penentu dalam Pemilihan Jenis Kontrak Untuk Proyek Pembangunan Gedung Pertokoan. M. Ikhsan Setiawan, ST, MT Faktor Penentu Pemilihan Kontrak Proyek Gedung (M. Ikhsan S) 49 Faktor-faktor Penentu dalam Pemilihan Jenis Kontrak Untuk Proyek Pembangunan Gedung Pertokoan M. Ikhsan Setiawan, ST, MT ABSTRAK Dalam pelelangan

Lebih terperinci

STUDI KASUS : KELOMPOK PROSES MANAJEMEN PROYEK PROJECT MANAGEMENT, THIRD EDITION 1

STUDI KASUS : KELOMPOK PROSES MANAJEMEN PROYEK PROJECT MANAGEMENT, THIRD EDITION 1 STUDI KASUS : KELOMPOK PROSES MANAJEMEN PROYEK IT PROJECT MANAGEMENT, THIRD EDITION 1 KELOMPOK PROSES MANAJEMEN PROYEK Manajemen Proyek bisa dipandang sebagai kumpulan proses-proses yang saling terkait/berhubungan

Lebih terperinci

Pertemuan 2 Manajemen Proyek & Microsoft Project 2007

Pertemuan 2 Manajemen Proyek & Microsoft Project 2007 Pertemuan 2 Manajemen Proyek & Microsoft Project 2007 Tujuan : 1. Memahami konsep manajemen proyek. 2. Memahami siklus manajemen proyek. 3. Memahami struktur organisasi team proyek pengembangan sistem.

Lebih terperinci

SURVEI MENGENAI BIAYA OVERHEAD SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

SURVEI MENGENAI BIAYA OVERHEAD SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA SURVEI MENGENAI BIAYA OVERHEAD SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA Henry Pascal Magaline 1, Alvin Januar Haryono 2, Andi 3 ABSTRAK : Biaya overhead sebuah proyek merupakan salah satu unsur harga pokok

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN BAB II PROFIL PERUSAHAAN 2.1 Latar Belakang/ Sejarah Perusahaan Rekagraha Quantitama adalah salah satu Perusahaan swasta Nasional yang bergerak dibidang jasa Konsultan Biaya Bangunan atau yang dikenal

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pada beberapa area. Konstruksi dapat juga didefinisikan sebagai susunan (mode,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pada beberapa area. Konstruksi dapat juga didefinisikan sebagai susunan (mode, BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Bangunan Konstruksi merupakan suatu kegiatan membangun sarana maupun prasarana. Dalam sebuah bidang arsitektur atau teknik sipil, sebuah konstruksi juga dikenal

Lebih terperinci

Project Procurement Management. Fajar Pradana S.ST., M.Eng

Project Procurement Management. Fajar Pradana S.ST., M.Eng Project Procurement Management Fajar Pradana S.ST., M.Eng Memahami pentingnya Manajemen Pengadaan dalam Proyek Teknologi Informasi Memahami proses-proses yang dilakukan dalam Manajemen Pengadaan Memahami

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dari sejumlah rangkaian analisis dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan dan saran. 5.1 Kesimpulan Hasil akhir penelitian

Lebih terperinci

Pertemuan Kedua PESERTA PROYEK KONSTRUKSI. 2.2 Persamaan dan Perbedaan sasaran masing-masing peserta. digunakan.

Pertemuan Kedua PESERTA PROYEK KONSTRUKSI. 2.2 Persamaan dan Perbedaan sasaran masing-masing peserta. digunakan. Pertemuan Kedua PESERTA PROYEK KONSTRUKSI Halaman 1 dari pertemuan kedua 2.1 Peserta Manajemen konstruksi memerlukan kerjasama yang erat dari ketiga pelaku pembangunan yaitu owner (pemberi tugas), konsultan

Lebih terperinci

Chapter 3: Studi Kasus : Kelompok Proses Manajemen Proyek. IT Project Management, Third Edition Chapter 3

Chapter 3: Studi Kasus : Kelompok Proses Manajemen Proyek. IT Project Management, Third Edition Chapter 3 Chapter 3: Studi Kasus : Kelompok Proses Manajemen Proyek 1 Kelompok Proses Manajemen Proyek Manajemen Proyek bisa dipandang sebagai kumpulan proses-proses yang saling terkait/berhubungan Kelompok Proses

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Teori yang digunakan sebagai acuan untuk penyusunan tesis ini adalah

BAB III METODOLOGI. Teori yang digunakan sebagai acuan untuk penyusunan tesis ini adalah BAB III METODOLOGI BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Berpikir Teori yang digunakan sebagai acuan untuk penyusunan tesis ini adalah berlandaskan pada ruang lingkup Manajemen Proyek yang difokuskan kepada

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Sistem Organisasi Gambar 3.1 Skema Hubungan Antara Owner, Kontraktor & Konsultan Sumber: Proyek 3.1.1 Organisasi dan Pihak yang Terkait Dalam organisasi

Lebih terperinci

MANAJEMEN PROYEK FRAMEWORK

MANAJEMEN PROYEK FRAMEWORK MANAJEMEN PROYEK FRAMEWORK PROJECT MANAGEMENT FRAMEWORK Kelompok Proses dalam PMBOK KNOWLEDGE AREA PROJECT MANAGEMENT PROCESS GROUPS INITIATING PLANNING EXECUTING MONITORING & CONTROLLING CLOSING Integration

Lebih terperinci

Manajemen Proyek Perangkat Lunak Minggu 1

Manajemen Proyek Perangkat Lunak Minggu 1 Manajemen Proyek Perangkat Lunak Minggu 1 Danny Kriestanto, S.Kom., M.Eng Proyek Kumpulan orang-orang untuk menyelesaikan suatu permasalahan Sebuah aktivitas yang bertujuan untuk menghasilkan sebuah hasil

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Perencanaan MEP Proyek Whiz Hotel Yogyakarta di Yogyakarta, yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Perencanaan MEP Proyek Whiz Hotel Yogyakarta di Yogyakarta, yang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Pada penelitian ini, dijelaskan secara singkat mengenai Pelaksanaan Perencanaan MEP Proyek Whiz Hotel Yogyakarta di Yogyakarta, yang merupakan sebuah proyek

Lebih terperinci

Pertemuan 13 Manajemen Pengadaan

Pertemuan 13 Manajemen Pengadaan Pertemuan 13 Manajemen Pengadaan Tujuan Memahami pentingnya Manajemen Pengadaan dalam Proyek Teknologi Informasi Memahami proses-proses yang dilakukan dalam Manajemen Pengadaan Memahami alat dan teknik

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. Pihak Pihak Yang Terkait Dengan Proyek 3.1.1. Pemilik Proyek / Owner Pemilik proyek atau owner adalah seseorang atau instasi yang memiliki proyek atau

Lebih terperinci

METODOLOGI MANAJEMEN PROYEK

METODOLOGI MANAJEMEN PROYEK METODOLOGI MANAJEMEN PROYEK Gentisya Tri Mardiani, M.Kom MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK Metodologi Manajemen Proyek The traditional approach : 1. Project Initiation Stage 2. Project Planning or Design

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Proyek Proyek merupakan sekumpulan aktivitas yang saling berhubungan dimana ada titik awal dan titik akhir serta hasil tertentu, proyek biasanya bersifat

Lebih terperinci

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK LINC WAREHOUSE CIKARANG

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK LINC WAREHOUSE CIKARANG BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK LINC WAREHOUSE CIKARANG 3.1. Deskripsi LINC WAREHOUSE CIKARANG 3.1.1. Data Proyek Nama Proyek Lokasi Perencana Owner : LINC Warehouse Cikarang : Jababeka 7, Cikarang, Jawa

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil evaluasi penerapan manajemen pengendalian proyek South

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil evaluasi penerapan manajemen pengendalian proyek South BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Dari hasil evaluasi penerapan manajemen pengendalian proyek South Sumatra NGL Project PT. Tripatra dapat dilihat dari aspek lingkungan pengendalian dan proses pengendalian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis project..., Fibri Kusumawardani, FT UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Analisis project..., Fibri Kusumawardani, FT UI, Universitas Indonesia BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Permasalahan Kualitas (quality) merupakan salah satu kunci utama suksesnya suatu bisnis untuk memenangkan persaingan dengan kompetitor, baik pada industri produk maupun

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER F-0653 Issue/Revisi : A0 Tanggal Berlaku : 1 Agustus 2016 Untuk Tahun Akademik : 2016/2017 Masa Berlaku : 4 (empat) tahun Jml Halaman :. halaman Mata Kuliah : Manajemen Proyek

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. digunakan dalam pelaksanaan pembangunan proyek, oleh karena itu dibutuhkan

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. digunakan dalam pelaksanaan pembangunan proyek, oleh karena itu dibutuhkan BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Perencanaan Lapangan (Site Planning) Perencanaan lapangan kerja (site planning) dibuat untuk mengatur penempatan peralatan, stok material dan sarana penunjang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Memiliki tujuan yang khusus, produk akhir atau hasil kerja akhir. ditentukan atau mempunyai jangka waktu tertentu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Memiliki tujuan yang khusus, produk akhir atau hasil kerja akhir. ditentukan atau mempunyai jangka waktu tertentu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Arti Proyek Konstruksi Proyek konstruksi merupakan suatu kegiatan yang berlangsung dalam waktu yang terbatas dengan sumber daya tertentu untuk mendapatkan hasil konstruksi dengan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil 2006 / 2007

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil 2006 / 2007 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil 2006 / 2007 PERENCANAAN MANAJEMEN PROYEK LIPPOBANK EXTENDED SUPPORT ( E-DISCOUNT ) PADA PT. MULTIPOLAR CORPORATION

Lebih terperinci

Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra, 2

Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra, 2 TANGGUNGJAWAB PENYEDIA DAN PENGGUNA JASA KONSTRUKSI MENURUT SYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NO. 07/PRT/M/2011 & MENURUT GENERAL CONDITION FIDIC RED BOOK Yefta Gavra Garland

Lebih terperinci

DOKUMEN-DOKUMEN PROYEK KONTRAK

DOKUMEN-DOKUMEN PROYEK KONTRAK DOKUMEN-DOKUMEN PROYEK KONTRAK Saifoe El Unas Dokumen-Dokumen Pada Proyek Dokumen Proyek Dokumen Kontrak Dokumen Tender Dokumen Pelelangan 1 Dokumen Pelelangan Gambar-gambar bestek RKS (Rencana Kerja dan

Lebih terperinci

PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management. Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang

PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management. Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang mengkhususkan diri pada pengembangan manajemen proyek. PMBOK merupakan

Lebih terperinci

BAB III. SISTEM ORGANISASI dan MANAJEMEN PROYEK

BAB III. SISTEM ORGANISASI dan MANAJEMEN PROYEK BAB III SISTEM ORGANISASI dan MANAJEMEN PROYEK 3.1 Struktur Organisasi 3.1.1 Organisasi dan Pihak yang Terkait Dalam organisasi proyek pembangunan pada umumnya banyak pihak pihak yang terkait satu sama

Lebih terperinci

AKOMODASI RESIKO DALAM PROPOSAL TENDER

AKOMODASI RESIKO DALAM PROPOSAL TENDER AKOMODASI RESIKO DALAM PROPOSAL TENDER Dalam pekerjaan sehari-hari, kita sering mendengar tentang tender. Perusahaan atau instansi yang membutuhkan jasa pihak lain, akan melakukan tender untuk mendapatkan

Lebih terperinci

Inisiasi, Perencanan dan Esekusi dalam Proyek

Inisiasi, Perencanan dan Esekusi dalam Proyek Inisiasi, Perencanan dan Esekusi dalam Proyek Project Phases 1. Initiation Tahap pertama adalah tahap inisiasi, di mana proyek dipilih dan ditetapkan. 2. Planning Pada tahap perencanaan, keputusan dibuat

Lebih terperinci

BAB 5 TEMUAN DAN PEMBAHASAN

BAB 5 TEMUAN DAN PEMBAHASAN 104 BAB 5 TEMUAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Temuan Dari pelaksanaan penelitian yang telah dilakukan maka ditemukan 3 faktor risiko dominan yang paling berpengaruh terhadap kinerja kualitas pelaksanaan konstruksi,

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN PROGRAM STUDI : S1 SISTEM INFORMASI Semester : 6

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN PROGRAM STUDI : S1 SISTEM INFORMASI Semester : 6 GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN PROGRAM STUDI : S1 SISTEM INFORMASI Semester : 6 Berlaku mulai: Genap/2010 MATA KULIAH : MANAJEMEN PROYEK KODE MATA KULIAH / SKS : 410103089 / 3 SKS MATA KULIAH PRASYARAT

Lebih terperinci

UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS : ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI : SISTEM INFORMASI

UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS : ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI : SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS : ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI : SISTEM INFORMASI No. Dokumen 02-3.04.1.02 Distribusi Tgl. Efektif RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER Mata Kuliah Kode Rumpun MK Bobot (SKS) Semester

Lebih terperinci

Gambar 1.2 View Design Hotel Travello Bandung Proses Pengadaan Proyek Jenis Lelang Proyek Proyek pembangunan Hotel Travello Bandung, o

Gambar 1.2 View Design Hotel Travello Bandung Proses Pengadaan Proyek Jenis Lelang Proyek Proyek pembangunan Hotel Travello Bandung, o BAB II DATA - DATA PROYEK 2.1 Pengertian Proyek Pengertian Proyek adalah suatu himpunan atau kumpulan kegiatan yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, dimana memiliki suatu target kuantitatif

Lebih terperinci

Manajemen Proyek. Dosen : Mila Faila Sufa

Manajemen Proyek. Dosen : Mila Faila Sufa Manajemen Proyek Dosen : Mila Faila Sufa Pengantar Manajemen Proyek Nama Mata Kuliah : Sistem Manajemen Proyek Kode : TIN 433 Jumlah SKS : 3 (tiga) Mata Kuliah Prasyarat : disarankan sudah mengambil mata

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi dan perkembangan industri teknologi informasi dewasa ini telah meningkatkan tekanan terhadap perusahaan dan bisnis yang dijalankan untuk tetap dapat

Lebih terperinci

Lampiran 1 Form Kuesioner Pakar I

Lampiran 1 Form Kuesioner Pakar I Lampiran 1 Form Kuesioner Pakar I Lampiran 1 Form Kuesioner Pakar I KUESIONER SURVEI ANALISA PENGGUNAAN KONTRAK LUMP SUM PADA PROYEK PEMBANGKIT LISTRIK UNDEFINITIVE DESIGN DOSEN PEMBIMBING 1. Dr. Ir. Yusuf

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Percepatan pembangunan infrastruktur di Indonesia, khususnya pembangkit listrik nasional adalah suatu kebutuhan yang mendesak karena telah di ambang krisis. Dari data

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN 39 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kontrak Kerja PT Aikovito 1. Prosedur Kontrak Kerja Prosedur di dalam suatu proyek secara garis besar mempunyai beberapa tahapan yaitu sebagai berikut: a. Proses

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teknologi Konstruksi (Construction Technology) yaitu mempelajari metode

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teknologi Konstruksi (Construction Technology) yaitu mempelajari metode BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Proyek Konstruksi Manajemen proyek konstruksi adalah suatu metode untuk mencapai suatu hasil dalam bentuk bangunan atau infrastruktur yang dibatasi oleh waktu dengan

Lebih terperinci

PROJECT CHARTER RANCANG BANGUN SISTEM PENERIMAAN DAN SELEKSI PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE MANAGEMENT BY OBJECTIVE

PROJECT CHARTER RANCANG BANGUN SISTEM PENERIMAAN DAN SELEKSI PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE MANAGEMENT BY OBJECTIVE PROJECT CHARTER RANCANG BANGUN SISTEM PENERIMAAN DAN SELEKSI PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE MANAGEMENT BY OBJECTIVE Hastin Istiqomah N 08.41010.0148 Nur Aini Maya Sari 08.41010.0265 Lilia Puspasari 08.41010.0142

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan Faktor sukses adalah suatu bagian penting, dimana prestasi yang memuaskan diperlukan untuk suatu organisasi agar dapat mencapai

Lebih terperinci

CONTRACTOR HSE MANAGEMENT SYSTEM. pertamina SELECTION. April Bangkitkan Energi Negeri

CONTRACTOR HSE MANAGEMENT SYSTEM. pertamina SELECTION. April Bangkitkan Energi Negeri CONTRACTOR HSE MANAGEMENT SYSTEM SELECTION pertamina April 2015 Bangkitkan Energi Negeri 1 Judul Tahap Seleksi Pemenang Administration Qualification Phase: Select A Qualified Contractor Contracted Work

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Project Management Institute (1996) sebuah proyek memiliki dua karakteristik utama yaitu bersifat temporer dan unik. Disebut temporer karena hanya terjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini, kebutuhan akan aplikasi sebagai sarana penunjang dalam berjalannya suatu sistem dalam perusahaan terlihat semakin meningkat, baik secara nasional maupun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah semua perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan koordinasi suatu proyek dari awal (gagasan) hingga berakhirnya proyek untuk menjamin

Lebih terperinci

KRITERIA KEBERHASILAN SUATU PROYEK

KRITERIA KEBERHASILAN SUATU PROYEK KRITERIA KEBERHASILAN SUATU PROYEK MAKALAH MANAJEMEN PROYEK Diajukan untuk memenuhi persyaratan kelulusan Matakuliah TI-4806 Manajemen Proyek Disusun oleh: Nama: Andrian Irawan NIM: 1410003 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Perumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Perumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan apartemen adalah salah satu pembangunan yang menimbulkan risiko tinggi bagi proyek tersebut maupun lingkungan sekitarnya dibandingkan dengan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1 BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1.1 LATAR BELAKANG PERUSAHAAN Perusahaan kontraktor adalah orang atau badan usaha yang menerima pekerjaan dan melaksanakan pekerjaan sesuai yang ditetapkan, peraturan dan

Lebih terperinci

Manajemen Integrasi Dalam Proyek Chapter 3. Heru Lestiawan, M.Kom

Manajemen Integrasi Dalam Proyek Chapter 3. Heru Lestiawan, M.Kom 1 Manajemen Integrasi Dalam Proyek Chapter 3 Heru Lestiawan, M.Kom Learning Objectives 2 Menggambarkan suatu kerangka keseluruhan untuk manajemen integrasi proyek yang berkaitan dengan bidang pengetahuan

Lebih terperinci

ROADMAP PENELITIAN KOMUNITAS BIDANG ILMU MANAJEMEN DAN REKAYASA KONSTRUKSI TAHUN

ROADMAP PENELITIAN KOMUNITAS BIDANG ILMU MANAJEMEN DAN REKAYASA KONSTRUKSI TAHUN ROADMAP PENELITIAN KOMUNITAS BIDANG ILMU MANAJEMEN DAN REKAYASA KONSTRUKSI TAHUN 2012-2016 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL - FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN 2012 ROADMAP PENELITIAN KBI MANAJEMEN

Lebih terperinci

PENGANTAR MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK)

PENGANTAR MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK) PENGANTAR MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK) Sufa atin Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia SUF MPPL 2014 DEFINISI DAN PENGERTIAN

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Organisasi Proyek Organisasi proyek adalah sekumpulan orang yang terorganisir yang memiliki ilmu dan keahlian yang berbeda-beda untuk melaksanakan tugas

Lebih terperinci

PEMBUATAN TATA LAKSANA PROYEK PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI DI UNIVERSITAS X BERDASARKAN CMMI

PEMBUATAN TATA LAKSANA PROYEK PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI DI UNIVERSITAS X BERDASARKAN CMMI PEMBUATAN TATA LAKSANA PROYEK PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI DI UNIVERSITAS X BERDASARKAN CMMI Linda Hadi dan Achmad Holil Noor Ali Program Studi Magister Manajemen Teknologi ITS Email: l1nd4083@yahoo.com;

Lebih terperinci

BAB III MANAGEMENT DAN ORGANISASI PROYEK

BAB III MANAGEMENT DAN ORGANISASI PROYEK BAB III MANAGEMENT DAN ORGANISASI PROYEK 3.1 Management Proyek Proyek konstruksi merupakan suatu kegiatan usaha yang kompleks, sifatnya tidak rutin, memiliki keterbatasan terhadap waktu, anggaran dan sumber

Lebih terperinci

MANAJEMEN RUANG LINGKUP PROYEK. Manajemen Proyek Teknologi Informasi

MANAJEMEN RUANG LINGKUP PROYEK. Manajemen Proyek Teknologi Informasi 1 MANAJEMEN RUANG LINGKUP PROYEK Manajemen Proyek Teknologi Informasi Prolog 2 Manajemen Proyek : Proses Inisiasi (Initiating) Proses Perencanaan (Planning) Proses Pelaksanaan (Execution) Proses Pengendalian

Lebih terperinci

MANAJEMEN PROYEK. Universitas Mercu Buana Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri. Ahmad Setiawan

MANAJEMEN PROYEK. Universitas Mercu Buana Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri. Ahmad Setiawan MANAJEMEN PROYEK Universitas Mercu Buana Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Ahmad Setiawan Sesi #1 Introduction to Project Management Definisi Proyek A project is a temporary endeavor undertaken to

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (resource) yang ada. Yang dimaksud dengan sumber daya (resource) di sini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (resource) yang ada. Yang dimaksud dengan sumber daya (resource) di sini BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 DEFINISI MANAJEMEN PROYEK Pengertian sederhana dari manajemen proyek adalah proses dalam pencapaian suatu tujuan yang telah disepakati dan dibatasi dengan waktu dan sumber daya

Lebih terperinci

Penjelasan tentang proyek yang akan dikerjakan. Panitia lelang nengumumkan kontraktor yang lolos dalam tahap pra kualifikasi

Penjelasan tentang proyek yang akan dikerjakan. Panitia lelang nengumumkan kontraktor yang lolos dalam tahap pra kualifikasi PROSES TENDER KONTRAKTOR Kontrak kerja konstruksi dibuat sebagai dasar hukum dan pedoman pelaksanaan bagi kontraktor yang diberikan oleh pemilik proyek, kontrak kerja konstruksi juga dapat berfungsi sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jalan Raya Jalan raya adalah jalur - jalur tanah di atas permukaan bumi yang dibuat oleh manusia dengan bentuk, ukuran - ukuran dan jenis konstruksinya sehingga dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sering terjadi dalam pelaksanaan proyek konstruksi gedung maupun sipil. penyempurnaan design yang sudah ada di dalam sebuah kontrak

BAB I PENDAHULUAN. sering terjadi dalam pelaksanaan proyek konstruksi gedung maupun sipil. penyempurnaan design yang sudah ada di dalam sebuah kontrak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Variation order (vo) atau pekerjaan tambah kurang merupakan hal yang sering terjadi dalam pelaksanaan proyek konstruksi gedung maupun sipil. Variation order

Lebih terperinci

SOAL UJIAN PENERIMAAN MAHASISWA BARU

SOAL UJIAN PENERIMAAN MAHASISWA BARU SOAL UJIAN PENERIMAAN MAHASISWA BARU Bidang Studi : Manajemen Proyek Konstruksi Hari/Tanggal : TBS Waktu : 09.00 11.00 Wita ( 120 Menit ) Sifat : Close Book Tempat : TBN Pertanyaan: 1. Manakah dari pernyataan

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA 5 BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 TINJAUAN UMUM Dalam merencanakan, melaksanakan dan mengawasi sebuah proyek konstruksi diperlukan suatu bentuk perikatan tertulis antara pengguna jasa (pemilik proyek/pemberi

Lebih terperinci

Piranti Perencanaan dan Pengawasan Mutu dalam Manajemen Proyek Sistem Informasi

Piranti Perencanaan dan Pengawasan Mutu dalam Manajemen Proyek Sistem Informasi Piranti Perencanaan dan Pengawasan Mutu dalam Manajemen Proyek Sistem Informasi Ratnaningsih AW Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Budi Luhur Jl.Raya Ciledug, Petukangan Utara, Kebayoran Lama, Jakarta

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN & SARAN. Kesimpulan yang dapat diambil dari Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN & SARAN. Kesimpulan yang dapat diambil dari Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut: BAB V KESIMPULAN & SARAN 5.1. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian menghasilkan konsep manajemen pemeliharaan Jalan Magelang Yogyakarta yang

Lebih terperinci

MANAJEMEN PROYEK TEKNOLOGI INFORMASI. Oleh : Dr. R. Rizal Isnanto, S.T., M.M., M.T. MAGISTER SISTEM INFORMASI UNDIP

MANAJEMEN PROYEK TEKNOLOGI INFORMASI. Oleh : Dr. R. Rizal Isnanto, S.T., M.M., M.T. MAGISTER SISTEM INFORMASI UNDIP 1 MANAJEMEN PROYEK TEKNOLOGI MAGISTER SISTEM INFORMASI UNDIP INFORMASI Oleh : Dr. R. Rizal Isnanto, S.T., M.M., M.T. Latar belakang (1) 2 The Standish Group research shows a staggering 31.1% of projects

Lebih terperinci

PEMBUATA TATA LAKSA A PROYEK PEMBA GU A SISTEM I FORMASI DI U IVERSITAS X BERDASARKA CMMI

PEMBUATA TATA LAKSA A PROYEK PEMBA GU A SISTEM I FORMASI DI U IVERSITAS X BERDASARKA CMMI PEMBUATA TATA LAKSA A PROYEK PEMBA GU A SISTEM I FORMASI DI U IVERSITAS X BERDASARKA CMMI ABSTRAK Pembangunan sistem informasi di Universitas X dilakukan dengan tidak menggunakan manajemen proyek yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tipe Bangunan Dalam menganalisis faktor penyebab terjadinya Cost Overrun pada proyek konstruksi yang ada di wilayah DKI dan DIY, maka perlu diadakan peninjauan kembali dan pengelompokan

Lebih terperinci

Project Integration Management. Inda Annisa Fauzani Indri Mahadiraka Rumamby

Project Integration Management. Inda Annisa Fauzani Indri Mahadiraka Rumamby Project Integration Management Inda Annisa Fauzani 1106010300 Indri Mahadiraka Rumamby 1106070376 Project Integration Management Develop Project Charter Develop Project Management Plan Direct and Manage

Lebih terperinci

Pengelolaan Proyek Sistem Informasi Manajemen Ruang Lingkup Proyek. Sistem Informasi Bisnis Pertemuan 2-3

Pengelolaan Proyek Sistem Informasi Manajemen Ruang Lingkup Proyek. Sistem Informasi Bisnis Pertemuan 2-3 Pengelolaan Proyek Sistem Informasi Manajemen Ruang Lingkup Proyek Sistem Informasi Bisnis Pertemuan 2-3 Gambaran Klasik Kegagalan Manajemen Proyek SI Definisi Ruang Lingkup Proyek adalah acuan semua pekerjaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. estimasi terhadap biaya proyek adalah biaya peralatan dan juga material.

BAB I PENDAHULUAN. estimasi terhadap biaya proyek adalah biaya peralatan dan juga material. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya tujuan dari mendirikan sebuah perusahaan kontraktor adalah memperoleh keuntungan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sekaligus memberikan pelayanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. panjang dan di dalamnya dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. panjang dan di dalamnya dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proyek Konstruksi Kegiatan konstruksi adalah kegiatan yang harus melalui suatu proses yang panjang dan di dalamnya dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan. Dengan banyaknya

Lebih terperinci

Salah satu alat evaluasi Adalah pemeriksaan menyeluruh terhadap manajemen proyek: metodologi, prosedur, anggaran, pengeluaran dan progress pekerjaan

Salah satu alat evaluasi Adalah pemeriksaan menyeluruh terhadap manajemen proyek: metodologi, prosedur, anggaran, pengeluaran dan progress pekerjaan Salah satu alat evaluasi Adalah pemeriksaan menyeluruh terhadap manajemen proyek: metodologi, prosedur, anggaran, pengeluaran dan progress pekerjaan Tujuan: jika ada masalah cepat diketahui, dan jika ada

Lebih terperinci

TI-S1-3SKS PENGANTAR MANAJEMEN PROYEK

TI-S1-3SKS PENGANTAR MANAJEMEN PROYEK TI-S1-3SKS PENGANTAR MANAJEMEN PROYEK Latar Belakang Mempelajari Manajemen Proyek Tahun 2001, Project Management Institute (PMI) melaporkan: Setiap tahun US menghabiskan dana proyek sebesar $2.3 trilyun,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Gambaran Umum Proses Kontrak Konstruksi. Proyek-proyek yang dikerjakan oleh perusahaan (PT. IKPT) bermacam-macam,

BAB IV PEMBAHASAN. Gambaran Umum Proses Kontrak Konstruksi. Proyek-proyek yang dikerjakan oleh perusahaan (PT. IKPT) bermacam-macam, BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Gambaran Umum Proses Kontrak Konstruksi Proyek-proyek yang dikerjakan oleh perusahaan (PT. IKPT) bermacam-macam, yang lebih kepada pembangunan kilang-kilang, pabrik, dan perancangan

Lebih terperinci

Project Management Project Management Body of Knowledge. Boldson, S.Kom., MMSI

Project Management Project Management Body of Knowledge. Boldson, S.Kom., MMSI Project Management Body of Knowledge Proyek Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Proyek yang berhubungan dengan pengembangan sistem informasi internal perusahaan Proyek yang berhubungan dengan pengembangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Risiko dalam proyek konstruksi merupakan probabilitas kejadian yang muncul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Risiko dalam proyek konstruksi merupakan probabilitas kejadian yang muncul 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Risiko Pada manajemen proyek, yang sangat berpengaruh dari risiko ialah kegagalan mempertahankan biaya, waktu dan mencapai kualitas serta keselamatan kerja. Risiko

Lebih terperinci

Project Manager pada Proyek Wisma Atlet Banyuwangi

Project Manager pada Proyek Wisma Atlet Banyuwangi Project Manager pada Proyek Wisma Atlet Banyuwangi Merupakan pimpinan dalam suatu proyek,baik dilapangan maupun dikantor, sebagai penangung jawab tercapainya tujuan proyek. Pemilihan seorang manajer proyek

Lebih terperinci

KONTEKS DAN PROSES MANAJEMEN PROYEK

KONTEKS DAN PROSES MANAJEMEN PROYEK KONTEKS DAN PROSES MANAJEMEN PROYEK Siklus Hidup Produk Pengembangan sebuah produk pada dasarnya mengikuti tahapan yang disebut Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle). Perencanaan sebuah produk yang

Lebih terperinci

PERUBAHAN LINGKUP PEKERJAAN

PERUBAHAN LINGKUP PEKERJAAN PERUBAHAN LINGKUP PEKERJAAN Dalam kegiatan kontrak, dikenal istilah pre-contract dan post-contract. Pre-contract adalah kegiatan sebelum perjanjian kontrak ditandatangani. Bagi para commercial engineer,

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI RESIKO PROYEK KONSTRUKSI MENGGUNAKAN QUALITATIVE RISK ANALYSIS. Yunita A. Messah *) ABSTRAK

ANALISIS NILAI RESIKO PROYEK KONSTRUKSI MENGGUNAKAN QUALITATIVE RISK ANALYSIS. Yunita A. Messah *) ABSTRAK ANALISIS NILAI RESIKO PROYEK KONSTRUKSI MENGGUNAKAN QUALITATIVE RISK ANALYSIS Yunita A. Messah *) ABSTRAK Proyek konstruksi memiliki karakteristik yang unik dimana setiap mempunyai keunikan tersendiri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jenis-jenis Kontrak Dalam suatu pekerjaan kita lazim mendengar istilah kontrak. Kontrak adalah kesepakatan antara dua belah pihak yang secara hukum mengikat (Zaini et al, 2009).

Lebih terperinci