Pemilihan Metode Perakitan dan Desain Produk untuk Meningkatkan Kinerja Perakitan di P.T. Indoniles Electric Parts *

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pemilihan Metode Perakitan dan Desain Produk untuk Meningkatkan Kinerja Perakitan di P.T. Indoniles Electric Parts *"

Transkripsi

1 Peilihan Metode Perakitan dan Desain Produk untuk Meningkatkan Kinerja Perakitan di P.T. Indoniles Electric Parts (Didik Wahjudi) Peilihan Metode Perakitan dan Desain Produk untuk Meningkatkan Kinerja Perakitan di P.T. Indoniles Electric Parts * Didik Wahjudi Dosen Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Mesin Universitas Kristen Petra Gan Shu San Dosen Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Mesin Universitas Kristen Petra Abstrak Penelitian proses perakitan cobination switch yang terdiri dari 64 koponen dala 6 sub-rakitan ini eliputi peilihan etode perakitan dan analisa desain produk. Metode yang dipakai dala penelitian ini ialah etode yang dikebangkan oleh Boothroyd and Dewhurst. Dari hasil perhitungan didapat etode perakitan yang paling tepat untuk cobination switch ini adalah anual assebly. Untuk engetahui apakah desain yang laa sudah baik atau tidak, aka dicari efisiensi desain laa dari setiap subrakitan. Setelah diperoleh efisiensi desain dari asing-asing perakitan, aka dicari efisiensi desain laa total. Keudian dilakukan desain ulang, dan setelah itu dicari efisiensi desain baru. Perubahan pada desain produk cobination switch enibulkan peningkatan efisiensi desain serta penurunan biaya operasi, waktu perakitan, dan julah koponen pada dari 6 sub-rakitan pada cobination switch. Kata kunci : desain untuk perakitan, efisiensi desain, etode perakitan Abstract The research on assebly process of cobination switch, which consists of 64 parts in 6 sub assy, covers the selection of assebly ethod and product design analysis. The ethod used in this research is a ethod that is developed by Boothroyd and Dewhurst. The research result shows that the suitable assebly ethod for this cobination switch is anual assebly. To know whether the old design is good or not, the design efficiency of each sub assy is coputed. After design efficiency of each sub assy is coputed, the total design efficiency of old design is known. Then, redesign is done to get the new design efficiency. Design change on cobination switch product results in efficiency iproveent, with reduction in operation cost, assebly tie, and the nuber of parts of cobination switch Keywords : design for assebly, design efficiency, assebly ethod. Pendahuluan Proses desain erupakan langkah awal dari proses anufaktur. Sebagian besar (8%) biaya produksi ditentukan pada proses desain. Proses Catatan : Diskusi untuk akalah ini diteria sebelu tanggal Agustus. Diskusi yang layak uat akan diterbitkan pada Jurnal Teknik Mesin Volue Noor Oktober. * Penelitian ini dilakukan bersaa Julia, Aluni Jurusan Teknik Industri, UK Petra perakitan biasanya erupakan proses yang paling banyak enghabiskan biaya produksi dan julah pekerja. Seringkali proses perakitan ebutuhkan biaya yang besar karena desain produk yang kurang tepat serta julah koponen yang terlalu banyak. Oleh karena itu perlu dilakukan peninjauan terhadap produk cobination switch yang epunyai julah koponen total sebanyak 64 koponen. Adapun asalah yang akan dipecahkan dala penelitian ini adalah : 7

2 JURNAL TEKNIK MESIN Vol., No., April : Metode perakitan apa yang paling tepat untuk poroduk ini?. Bagaiana endesain produk untuk perakitan yang baik, dengan eninjau siste perakitan produk, bentuk dan fungsi koponen, serta julah koponennya? Manfaat yang dapat diperoleh perusahaan dengan adanya desain produk untuk perakitan yang baik adalah :. Mengurangi biaya produksi. Mengurangi julah koponen. Mepersingkat waktu perakitan 4. Meningkatkan keandalan produk 5. Mengurangi lead tie Perusahaan dapat eningkatkan daya saing pada persaingan pasar karena:. Meiliki produk dengan kualitas tinggi. Meiliki waktu pengirian kepada pelanggan yang lebih pendek. Meiliki biaya produksi yang lebih rendah Batasan-batasan yang digunakan dala penelitian ini adalah:. Dasar teori yang digunakan adalah pendekatan Boothroyd-Dewhurst.. Jenis produk yang dibahas adalah cobination-switch.. Hanya ebahas proses perakitan. 4. Tidak ebahas tentang proses pencetakan casing plastik. 5. Perubahan desain yang diusulkan hanya eliputi penggabungan koponen, serta perubahan jenis dan bahan koponen. 6. Tidak ebahas perubahan bentuk sietri koponen.. Peilihan Metode Perakitan Yang Tepat Alasan pentingnya peilihan etode perakitan penting karena desain produk untuk anual assebly sangat berbeda dengan autoatic assebly. Proses yang udah bagi operator ungkin tidak dapat dikerjakan oleh robot atau special-purpose workhead. Deikian pula sebaliknya, proses yang udah untuk esin ungkin sulit dilakukan oleh operator. Ada tiga etode pokok yaitu assebly, special purpose achine assebly, dan progaable-achine assebly. Cara untuk enentukan etode yang tepat adalah enggunakan diagra peilihan etode perakitan (Tabel ). Diagra tersebut didasarkan pada analisa odel ateatika dari beraca-aca proses perakitan. Dala enggunakan diagra dibutuhkan 6 data yang harus diketahui :. Volue produksi per shift. Julah koponen pada rakitan. Satu atau banyak jenis produk 4. Julah koponen yang diperlukan untuk odifikasi produk 5. Julah perubahan desain yang diinginkan selaa uur produk 6. Kebijakan perusahaan dala investasi esin Data-data yang diperlukan antara lain: Na = julah koponen pada perakitan tetap Nd = julah perubahan desain selaa tahun pertaa yang engharuskan adanya feeder atau workhead baru pada esin autoatic assebly Np = julah produk berbeda yang akan dirakit enggunakan dasar siste perakitan yang saa selaa tahun pertaa Nt = julah total koponen yang digunakan untuk ebentuk style produk yang berbeda Qe = julah pengeluaran investasi yang diijinkan perusahaan untuk engganti operator pada shift Sh = julah shift pekerja Wa= biaya operator perakitan per tahun Ri = faktor investasi didapat dari ruus: Vs = R i = Q S e * W a volue produksi per shift per tahun Pada awal desain produk, penentuan jenis etode perakitan yang sekiranya dapat enghasilkan biaya terendah adalah sangat penting. Keputusan ini berhubungan erat dengan desain karena anual assebly sangat berbeda dengan autoatic assebly. Setiap proses epunyai keunggulan dan keterbatasan asingasing. = Manual assebly pada ultistation assebly line. Alat peindahannya adalah free-transfer achine dengan ruang buffer antara operator satu dengan operator lainnya. = Manual assebly dengan echanical assistence. Siste ini saa dengan, tetapi feeder atau alat-alat lainnya telah tersedia. Dengan cara deikian, waktu perakitan per koponen dapat dipersingkat. = Autoatic assebly yang enggunakan special-purpose indexing achines, workheads, dan autoatic feeders. Satu supervisor untuk satu esin bila Na < 6 (rotary indexing achine) dan satu supervisor bersaa dengan satu operator perakitan bila Na > 6 (in-line indexing achine) 8

3 Peilihan Metode Perakitan dan Desain Produk untuk Meningkatkan Kinerja Perakitan di P.T. Indoniles Electric Parts (Didik Wahjudi) Tabel Diagra Peilihan Metode Perakitan Np = Single product has a arket life of three years or ore without significant variations in deand; anual fitting of any of the parts is not necessary and the proportion of defective parts is less than %. See notes and. Nt <.5 Na Nuber of parts needed to build different product styles less than.5 ties the nuber of parts in the assebly (). AND Nd <.5 Na Fewer than half of the parts will be subjected to ajor redesign during the product arket life (4). Ri > 5 5 > Ri > > Ri > Ri < Nt >.5 Na More than 5 % extra parts are needed to build the range of different product styles (). OR Nd >.5 Na More than half of the parts are likely to be affected by design changes during the product life (4). Copany investent Ri = Sh.Qe / Wa (5) Ri > 5 5 > Ri > > Ri > Ri < A variety of different but siilar products, no anual fitting required and less than % deffective parts. Variety of products, anual fittingof soe part necessary, fluctuations in deand or low investent potential Vs >.65 Anual production volue per shift greater than.65 illion asseblies. Na > 6 6 or ore parts 5 > Na > 7 Between 7 and 5 part in the assebly Na < 6 6 or fewer parts () () () () () () () ().65 > Vs >.4 Anual production volue per shift between.4 and.65 illion asseblies. Na > 6 6 or ore parts 5 > Na > 7 Between 7 and 5 part in the assebly Na < 6 6 or fewer parts 4 5 () () () () () () ().4 > Vs >.4 Anual production volue per shift between. and.4 illion asseblies. Na > 6 6 or ore parts 5 > Na > 7 Between 7 and 5 part in the assebly Na < 6 6 or fewer parts Vs <. Anual production volue per shift less than or equal to. illion asseblies. Suber : Machine Design, () () () ()

4 JURNAL TEKNIK MESIN Vol., No., April : 7-44 = Autoatic assebly yang enggunakan special-purpose free-transfer achines, workheads, dan autoatic feeders. Satu supervisor bersaa dengan satu operator perakitan pada satu esin. = Autoatic assebly yang enggunakan anually loaded part achines dan freetransfer achine dengan workhead yang dapat diprogra untuk elakukan beberapa tugas perakitan. Satu supervisor bersaa dengan satu operator perakitan pada satu esin. AR = Autoatic assebly yang enggunakan anually loaded part achines dan robot yang epunyai dua lengan yang pandai dengan special-purpose gripper yang dapat enangani seua koponen untuk satu perakitan. Satu supervisor untuk satu robot.. Desain Produk Untuk Manual Assebly Bila suatu produk telah ditentukan enggunakan anual assebly, aka langkah-langkah yang dilakukan adalah:. Mencari seluruh inforasi yang berkaitan dengan produk tersebut. Inforasi tersebut dapat berupa gabar teknik, gabar tiga diensi, atau prototipe.. Melepas rakitan produk tersebut atau ebayangkan bagaiana cara kerjanya.. Merakit ulang produk tersebut. Bila perakitan telah selesai, data pada lebar kerja dijulah untuk endapatkan total estiasi waktu dan biaya anual assebly, dan juga julah iniu koponen pada produk secara teori. Akhirnya, efisiensi desain dari anual assebly dicari dari ruus : Keterangan: E N = * T E = efisiensi desain (untuk perakitan) N = julah koponen iniu T = total waktu perakitan Persaaan tersebut ebandingkan estiasi waktu perakitan yang euat julah iniu koponen secara teori, yang asingasing dapat dirakit pada waktu yang ideal yaitu detik. Waktu ideal tersebut didasarkan pada asusi bahwa setiap koponen udah ditangani dan dipasang, dan sekitar sepertiga dari julah koponen dapat dipasang dengan baik dengan well-designed snap and fit fastener. Sayangnya, tidak ada patokan khusus untuk enentukan efisiensi desain yang baik. Asusi bahwa seua koponen udah ditangani dan dipasang adalah tidak ungkin diteui pada setiap produk. Pada akhirnya, range efisiensi desain dari pengalaan pada produk sejenis erupakan satu-satunya cara untuk eutuskan apakah efisiensi desain sudah baik. Langkah yang paling penting pada analisa desain adalah erakit kebali (reassebly), diana data diolah untuk pendesainan ulang yang ungkin dilakukan. Perakitan kebali diulai dengan koponen dengan noor identifikasi tertinggi pada desain laa. Data-data diasukkan pada Design For Manual Assebly Worksheet (Tabel 5). Lebar kerja tersebut terdiri dari kolo. Kolo pertaa berisi noor identifikasi. Urutan noor identifikasi diulai dari koponen yang paling dulu dirakit dengan noor tertinggi. Kolo kedua berisi tentang berapa julah jenis koponen tersebut dipasang pada rakitan. Kolo ketiga berisi tentang kode dua digit dari proses peindahan koponen. Kode ini didapat Tabel Manual Handling Ties (Tabel 6). Dari Tabel tersebut didapatkan waktu peindahan koponen secara anual yang keudian akan diisikan pada kolo keepat. Kolo kelia berisi tentang kode dua digit dari proses peasangan koponen. Kode ini didapat dari Tabel Manual Insertion Ties (Tabel 7). Dari Tabel tersebut didapatkan waktu peasangan koponen secara anual yang keudian akan diisikan pada kolo keena. Untuk tapping screw, kode peasangan koponen adalah 4 dan waktu peasangan koponen adalah.5 detik. Kolo ketujuh berisi tentang waktu perakitan dala detik. Waktu perakitan ini didapat dari penjulahan waktu peindahan koponen (kolo keepat) dan waktu peasangan koponen (kolo keena) yang keudian dikalikan dengan berapa kali setiap jenis koponen dipasang pada rakitan (kolo kedua). Total biaya operasi dala cents didapat dari perkalian antara kolo ketujuh dengan.4 yang hasilnya diasukkan kolo kedelapan. Nilai.4 cents per detik erupakan angka yang ewakili banyak perusahaan di Aerika. Standar nilai sangat berguna untuk ebandingkan desain dari seberapa perusahaan. Bagaianapun juga, nilai yang lebih akurat yang diberikan perusahaan dapat dipakai untuk enggantikan.4 cents. Pengisian lebar kerja yang paling penting adalah pengisian kolo kesebilan yaitu julah iniu koponen secara teori. Tiga kriteria yang dipertibangkan antara lain: 4

5 Peilihan Metode Perakitan dan Desain Produk untuk Meningkatkan Kinerja Perakitan di P.T. Indoniles Electric Parts (Didik Wahjudi). Apakah koponen tersebut harus dipisahkan karena koponen tersebut harus bisa digerakkan terhadap koponen lain yang telah dirakit?. Apakah koponen tersebut harus dibuat dari bahan yang berbeda atau perlu diisolasi dari koponen lain yang telah dirakit?. Apakah koponen ini harus dipisahkan dari koponen lainnya yang telah dirakit karena koponen tersebut harus dapat dipasang dan dilepas? Bila jawaban dari inial salah satu pertanyaan diatas adalah ya, aka dituliskan pada kolo kesebilan tanpa engalikan dengan kolo kedua. Jadi, julah koponen yang harus dipisahkan dituliskan pada kolo kesebilan. Bila jawaban dari seua pertanyaan diatas adalah tidak, aka dituliskan pada kolo kesebilan 4. Aplikasi Di P.T. Indoniles Electric Parts 4.. Peilihan Metode Perakitan Peilihan etode perakitan cobination switch yang tepat didapat dengan cara easukkan seua data yang diperlukan ke dala Tabel. Data-data yang diperlukan antara lain:. Na = 64 koponen. Nd =. Np = 4. Nt = 64 koponen 5. Qe = Rp. 4.5.,- 6. Sh = shift 7. Wa = Rp ,- per tahun 8. R Qe * S i = = W a 45* 465. Vs = 48 unit per tahun =.7 Data-data tersebut diasukkan ke dala Diagra Peilihan Metode Perakitan dan didapat etode perakitan yang tepat adalah. Jadi, etode perakitan yang tepat untuk cobination switch adalah anual assebly. 4.. Perhitungan Efisiensi Desain Cobination Switch Untuk Manual Assebly Setelah didapat inforasi engenai cobination switch yang berupa gabar koponen, rakitan cobination switch dibongkar untuk engetahui cara perakitan produk tersebut. Rakitan koplit diberi noor identifikasi. Setiap satu koponen dilepaskan dari rakitan diberi noer selanjutnya. Bila rakitan terdiri dari sub-rakitan, aka sub-rakitan tersebut dianggap sebagai satu koponen yang nantinya akan diuraikan lagi. Cobination switch terdiri dari 6 sub-rakitan yang akan dibahas enurut asing-asing sub-rakitan. Langkah selanjutnya adalah erakit kebali cobination switch tersebut sesuai dengan urutan perakitan dari asing-asing sub-rakitan. Pada saat produk dirakit kebali, disusun lebar kerja untuk asing-asing sub-rakitan Bila perakitan telah selesai, data pada lebar kerja dijulah untuk endapatkan total estiasi waktu dan biaya anual assebly, dan juga julah iniu koponen pada produk secara teori. Setiap sub-rakitan dicari T, C, N, dan E. Setelah itu T, C, N dari asing-asing sub-rakitan dijulah untuk engetahui julah T, C, N total pada desain laa. Akhirnya dicari efisiensi desain laa total dengan ruus: * N * 8 E = = =. T Perubahan Desain Setelah didapat efisiensi desain laa, langkah selanjutnya adalah endesain ulang. Perubahan desain yang dilakukan adalah:. Pada sub-rakitan Suppress Plate Assy - Shaft dapat digabung dengan fixing plate. Pada desain awal, shaft dan fixing plate terbuat dari loga. Untuk eudahkan pencetakan gabungan koponen tersebut aka bahannya dapat diganti dengan plastik tahan aus. - Moving block dapat digabung dengan holder.. Pada sub-rakitan Latching Plate Assy, tapping screw dapat diganti dengan snap and fit fastener.. Pada sub-rakitan Lever Assy, shaft dapat digabung dengan terinal block dengan bahan dari plastik tahan aus. 4. Pada sub-rakitan Switch Assy, bush dapat digabung dengan knob dengan bahan dari plastik tahan aus. 5. Pada sub-rakitan Lever Master Assy, spring pin dapat digabung dengan plate dengan bahan tetap dari loga. 6. Pada sub-rakitan Turn And Light Switch Assy - Spring pada ca dapat dihilangkan dan engubah bentuk lubang pada ca enjadi kira-kira sebesar diaeter pin. - Pin dapat digabung dengan guide (R/L) dengan enggunakan bahan plastik tahan aus. - Tapping screw dapat diganti dengan snap and fit fastener. - Ring stopper dapat digabung dengan push botton. 4

6 JURNAL TEKNIK MESIN Vol., No., April : Pada sub-rakitan Suppress Plate Assy, shaft dapat digabung dengan fixing plate. Pada desain awal, shaft dan fixing plate terbuat dari loga. Untuk eudahkan pencetakan gabungan koponen tersebut aka bahannya dapat diganti dengan plastik tahan aus.. Pada sub-rakitan Latching Assy, tapping screw dapat diganti dengan snap and fit fastener.. Pada sub-rakitan Lever Assy, shaft dapat digabung dengan terinal block dengan bahan dari plastik tahan aus.. Pada sub-rakitan Switch Assy, bush dapat digabung dengan knob dengan bahan dari plastik tahan aus.. Pada sub-rakitan Lever Master Assy, spring pin dapat digabung dengan plate dengan bahan tetap dari loga Perhitungan Efisiensi Desain Baru Untuk Manual Assebly Setelah dilakukan perubahan desain pada setiap sub-rakitan, disusun lebar kerja yang baru untuk asing-asing sub-rakitan. Cara engisi dan engolah data saa seperti pengolahan data pada desain laa. Akhirnya didapat efisiensi total dari desain baru : * N * 8 E = = =. T Evaluasi Hasil Penelitian 5.. Analisa Metode Perakitan Metode perakitan yang digunakan oleh perusahaan untuk cobination switch saat ini adalah anual assebly. Manual assebly cocok untuk produk ini karena deand untuk produk cobination switch ini tidak terlalu besar sehingga volue produksinya ikut enyesuaikan dengan deand. Autoatic assebly dan robotic assebly kurang cocok digunakan pada produk ini karena kedua etode perakitan tersebut eerlukan biaya yang jauh lebih besar daripada anual assebly. 5.. Analisa Desain Produk Cobination switch terdiri dari 6 subrakitan. Analisa terhadap desain produk diulai dengan enghitung efisiensi desain dari asing-asing sub-rakitan. Setelah itu dilakukan perubahan desain, yang keudian dihitung efisiensi dari desain yang baru. Perubahan yang dilakukan adalah sebatas penggabungan dan pengurangan koponen, perubahan jenis bahan koponen, serta penggantian tapping screw dengan snap and fit fastener. Selisih perbandingan antara efisiensi desain laa dan baru dari asing-asing sub-rakitan terdapat pada Tabel Tabel Perbandingan Efisiensi Desain Laa dan Baru Naa assebly E laa E baru E baru E laa Suppress plate assy Latching plate assy Lever assy Switch assy..7.4 Lever aster assy..5.4 Case assy.. Turn & light switch assy..5.4 Suppress plate assy Latching assy Lever assy Switch assy Lever aster assy..5.4 Exh. & wiper switch assy.. Fog lap switch assy Housing assy.5.5 Cobi switch.. Total...6 Keterangan : E = efisiensi desain = terjadi peningkatan efisiensi desain Julah koponen cobination switch pada desain awal adalah 64 koponen. Setelah dilakukan perubahan desain, julah koponen pada cobination switch enjadi 44 koponen. 5.. Analisa Biaya Operasi Dari hasil pengolahan data, diperoleh biaya operasi pada desain laa dan baru dari asingasing sub-rakitan. Selisih perbandingan biaya operasi antara desain laa dan desain baru terdapat pada Tabel. Tabel Selisih Perbandingan Biaya Operasi Desain Laa dan Desain Baru Naa assebly C laa C baru C laa - C baru Suppress plate assy Latching plate assy Lever assy Switch assy Lever aster assy Case assy Turn & light switch assy Suppress plate assy Latching assy Lever assy Switch assy Lever aster assy Exh. & wiper switch assy Fog lap switch assy.. Housing assy Cobi switch Total Keterangan : C = biaya operasi = terjadi penurunan biaya operasi 4

7 Peilihan Metode Perakitan dan Desain Produk untuk Meningkatkan Kinerja Perakitan di P.T. Indoniles Electric Parts (Didik Wahjudi) 5.4. Analisa Waktu Perakitan Selisih perbandingan waktu perakitan antara desain laa dan desain baru terdapat pada Tabel 4. Tabel 4 Perbandingan Waktu Perakitan Desain Laa Dan Desain Baru Naa assebly T laa T baru T laa - T baru Suppress plate assy Latching plate assy Lever assy Switch assy Lever aster assy Case assy Turn & light switch assy Suppress plate assy Latching assy Lever assy Switch assy Lever aster assy Exh. & wiper switch assy Fog lap switch assy Housing assy Cobi switch Total Keterangan: T = waktu perakitan = terjadi penurunan waktu perakitan 6. Kesipulan & Saran Dari hasil pengolahan dan analisa data, dapat diperoleh kesipulan sebagai berikut:. Metode perakitan yang tepat untuk cobination switch adalah anual assebly.. Perbaikan desain terjadi pada dari 6 sub-rakitan pada cobination switch.. Efisiensi desain total eningkat dari, enjadi, atau eningkat sebesar 8,%. 4. Biaya operasi total enurun sebesar,7%. 5. Waktu perakitan total enurun dari 77,8 detik enjadi 5, detik atau enurun sebesar 5,5%. 6. Julah koponen cobination switch pada desain awal adalah 64 koponen. Setelah dilakukan perubahan desain, julah koponen pada cobination switch enjadi 44 koponen. Hal ini enandakan bahwa dengan adanya desain produk untuk perakitan yang baik dapat engurangi biaya operasi, waktu perakitan, dan julah koponen produk. Beberapa saran yang dapat diusulkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :. Perusahaan au elakukan peninjauan desain produk yang ada dan ebandingkan dengan desain produk usulan.. Perusahaan au elakukan penelitian terhadap keungkinan perubahan bentuk sietri produk yang tidak dibahas pada penelitian ini.. Perusahaan au elakukan penelitian terhadap desain produk dengan enggunakan etode lain. Daftar Pustaka. Boothroyd, G and Dewhurst, P. Design For Assebly: Selecting The Right Method, Machine Design. Noveber, 8. pp Design For Assebly: Manual Assebly, Machine Design. Deceber 8, 8. pp Design For Assebly: Autoatic Machine Design. January 6, 84. pp Design For Assebly: Robots, Machine Design. February, 84. pp O Grady, P. Design For Assebly, Concurent Engineering Syste Part II. Septeber 4, 5. Chapter Singh, Nanua. Syste Approach to Coputer-Integrated Design and Manufacturing. Canada: John Willey and Sons, Inc., 6. 4

8 JURNAL TEKNIK MESIN Vol., No., April : 7-44 Tabel 5 Manual Handling Ties Size > 5 Parts are easy to grasp and anipulate Thickness > < 5 Thickness < Size > Size > 5 Parts present handling difficulties Thickness > < 5 Thickness < Size > Parts can be grasped and anipulated by one hand without the aid of grasping tools (a+b) < 6 6 < (a+b) < < (a+b) < 7 (a+b) = 7 Suber : Machine Design, ONE HAND ASSEMBLY Chart in the Design for Assebly Handbook give standard handling codes and ties. α and β are the required rotations for end-to-end and side-to-side syetry. "Size" is the largest orthogonal diension of the part Tabel 6 Manual Insertion Ties After assebly no holding down required to aintain orientation and location Holding down required during subsequent processes to aintain orientation or location Easy to align and position during assebly Not easy to align and position during assebly Easy to align and position during assebly Not easy to align and position during assebly No resistance Resistance No resistance Resistance No resistance Resistance No resistance Resistance Addition of any part where neither the part itself nor any other part is finally secured iediately. Part and associated tool (including hands) can easily reach the desire location. Part and associated tool (including hands) cannot easily reach the desire location. Due to obstructed access or restricted vision Due to obstructed access and restricted vision Part added but not secured Manual insertion ties depend on ease of handling parts and tools, need for holding parts down after insertion, and ease of alignent, positioning, and insertion Suber : Machine Design, 8 44

PENGEMBANGAN MODEL PERHITUNGAN INDEKS KOMPLEKSITAS PROSES PERAKITAN MANUAL

PENGEMBANGAN MODEL PERHITUNGAN INDEKS KOMPLEKSITAS PROSES PERAKITAN MANUAL PENGEMBANGAN MODEL PERHITUNGAN INDEKS KOMPLEKSITAS PROSES PERAKITAN MANUAL Hendri D. S. Budiono 1.a*, Dery Palgunadi 2.b Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia

Lebih terperinci

PENJUMLAHAN MOMENTUM SUDUT

PENJUMLAHAN MOMENTUM SUDUT PENJUMAHAN MOMENTUM SUDUT A. Penjulahan Moentu Sudut = + Gabar.9. Penjulahan oentu angular secara klasik. Dua vektor oentu angular dan dijulahkan enghasilkan Jika oentu angular elektron pertaa adalah dan

Lebih terperinci

1 1. POLA RADIASI. P r Dengan : = ½ (1) E = (resultan dari magnitude medan listrik) : komponen medan listrik. : komponen medan listrik

1 1. POLA RADIASI. P r Dengan : = ½ (1) E = (resultan dari magnitude medan listrik) : komponen medan listrik. : komponen medan listrik 1 1. POLA RADIASI Pola radiasi (radiation pattern) suatu antena : pernyataan grafis yang enggabarkan sifat radiasi suatu antena pada edan jauh sebagai fungsi arah. pola edan (field pattern) apabila yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segi kuantitas dan kualitasnya. Penambahan jumlah konsumen yang tidak di ikuti

BAB I PENDAHULUAN. segi kuantitas dan kualitasnya. Penambahan jumlah konsumen yang tidak di ikuti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air erupakan kebutuhan yang penting bagi kehidupan anusia. Manusia tidak dapat elanjutkan kehidupannya tanpa penyediaan air yang cukup dala segi kuantitas dan kualitasnya.

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN SEL-SEL MESIN UNTUK MENDAPATKAN PENGURANGAN JARAK DAN BIAYA MATERIAL HANDLING DENGAN METODE HEURISTIK DI PT. BENGKEL COKRO BERSAUDARA

PEMBENTUKAN SEL-SEL MESIN UNTUK MENDAPATKAN PENGURANGAN JARAK DAN BIAYA MATERIAL HANDLING DENGAN METODE HEURISTIK DI PT. BENGKEL COKRO BERSAUDARA PEMBENTUKAN SEL-SEL MESIN UNTUK MENDAPATKAN PENGURANGAN JARAK DAN BIAYA MATERIAL HANDLING DENGAN METODE HEURISTIK DI PT. BENGKEL COKRO BERSAUDARA Babang Purwanggono, Andre Sugiyono Progra Studi Teknik

Lebih terperinci

KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA DWIGUNA

KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA DWIGUNA Jurnal Mateatika UNAND Vol. 3 No. 4 Hal. 160 167 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Mateatika FMIPA UNAND KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Graph Sebelu sapai pada pendefinisian asalah network flow, terlebih dahulu pada bagian ini akan diuraikan engenai konsep-konsep dasar dari odel graph dan representasinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan ekonoi erupakan asalah penting bagi suatu negara, untuk itu sejak awal pebangunan ekonoi endapat tepat penting dala skala prioritas pebangunan nasional

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data dan Variabel 2.1.1 Data Pengertian data enurut Webster New World Dictionary adalah things known or assued, yang berarti bahwa data itu sesuatu yang diketahui atau dianggap.

Lebih terperinci

Perbandingan Bilangan Dominasi Jarak Satu dan Dua pada Graf Hasil Operasi Comb

Perbandingan Bilangan Dominasi Jarak Satu dan Dua pada Graf Hasil Operasi Comb Perbandingan Bilangan Doinasi Jarak Satu dan Dua pada Graf Hasil Operasi Cob Reni Uilasari 1) 1) Jurusan Teknik Inforatika, Fakultas Teknik, Universitas Muhaadiyah Jeber Eail : 1) reniuilasari@gailco ABSTRAK

Lebih terperinci

PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL

PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL Waris Wibowo Staf Pengajar Akadei Mariti Yogyakarta (AMY) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk endapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan ekonoi erupakan asalah penting bagi suatu negara, untuk itu sejak awal pebangunan ekonoi endapat tepat penting dala skala prioritas pebangunan nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber untuk membiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. sumber untuk membiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upah bagi para pekerja erupakan faktor penting karena erupakan suber untuk ebiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang berpendidikan upah erupakan hasil

Lebih terperinci

Penjadwalan Pekerjaan pada No-Wait Flowshop dengan Pembatas Common Due-Date

Penjadwalan Pekerjaan pada No-Wait Flowshop dengan Pembatas Common Due-Date Perfora (2003) Vol. 2, No.: - 5 Penjadwalan Pekerjaan pada No-Wait Flowshop dengan Pebatas Coon Due-Date Yuniaristanto Jurusan Teknik Industri, Universitas Sebelas Maret, Surakarta Abstract This paper

Lebih terperinci

Penentuan Akar-Akar Sistem Persamaan Tak Linier dengan Kombinasi Differential Evolution dan Clustering

Penentuan Akar-Akar Sistem Persamaan Tak Linier dengan Kombinasi Differential Evolution dan Clustering Jurnal Kubik, Volue No. ISSN : 338-0896 Penentuan Akar-Akar Siste Persaaan Tak Linier dengan Kobinasi Differential Evolution dan Clustering Jaaliatul Badriyah Jurusan Mateatika, Universitas Negeri Malang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI Halaan i iii I PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN 11 Latar Belakang 1 12 Fungsi Pengawas dan Peeriksa 2 13 Pengawasan 2 14 Peeriksaan 3 II PEMERIKSAAN ISIAN DAFTAR VIMK14-L2

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KINERJA ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA HEURISTIK RAJENDRAN UNTUK PENJADUALAN PRODUKSI JENIS FLOW SHOP

PERBANDINGAN KINERJA ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA HEURISTIK RAJENDRAN UNTUK PENJADUALAN PRODUKSI JENIS FLOW SHOP PERBANDINGAN KINERJA ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA HEURISTIK RAJENDRAN UNTUK PERJADUALAN PRODUKSI JENIS FLOW SHOP (Didik Wahyudi) PERBANDINGAN KINERJA ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA HEURISTIK RAJENDRAN

Lebih terperinci

Penyelesaian Algortima Pattern Generation dengan Model Arc-Flow pada Cutting Stock Problem (CSP) Satu Dimensi

Penyelesaian Algortima Pattern Generation dengan Model Arc-Flow pada Cutting Stock Problem (CSP) Satu Dimensi Penyelesaian Algortia Pattern Generation dengan Model Arc-Flow pada Cutting Stock Proble (CSP) Satu Diensi Putra BJ Bangun, Sisca Octarina, Rika Apriani Jurusan Mateatika Fakultas MIPA Universitas Sriwijaya

Lebih terperinci

ABSTRAK. Keywords: Economic Quantity Production, Nasution, A.H, Perencanaan dan Pengendalian Persediaan. ABSTRACT

ABSTRAK. Keywords: Economic Quantity Production, Nasution, A.H, Perencanaan dan Pengendalian Persediaan. ABSTRACT PERECANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PRODUKSI DENGAN METODE ECONOMIC PRODUCTION QUANTITY MULTI ITEM DI CV. FAJAR TEKNIK SEJAHTERA Dio Kharisa Putra, Rusindiyanto dan Budi Santoso

Lebih terperinci

TEOREMA ELIMINASI CUT PADA SISTEM LOGIKA FL gc DAN FL w,gc

TEOREMA ELIMINASI CUT PADA SISTEM LOGIKA FL gc DAN FL w,gc Jurnal Mateatika Vol 0 No Agustus 007:39-4 ISSN: 40-858 TEOREMA ELIMINASI CUT PAA SISTEM LOGIKA FL gc AN FL wgc Bayu Surarso Jurusan Mateatika FMIPA UNIP Jl Prof H Soedarto SH Tebalang Searang 5075 Abstract

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Line Suction Terhadap Performansi Mesin Pendingin 1)

Analisis Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Line Suction Terhadap Performansi Mesin Pendingin 1) JURNAL TEKNIK MESIN Vol 4, No 2, Oktober 2002: 94 98 Analisis Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Line Suction Terhadap Perforansi Mesin Pendingin ) Ekadewi Anggraini Handoyo Dosen Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

Prediksi Umur Kelelahan Struktur Keel Buoy Tsunami dengan Metode Spectral Fatigue Analysis

Prediksi Umur Kelelahan Struktur Keel Buoy Tsunami dengan Metode Spectral Fatigue Analysis JURNAL TEKNIK ITS Vol., (Sept, ) ISSN: 3-97 G-59 Prediksi Uur Kelelahan Struktur Keel Buoy Tsunai dengan Metode Spectral Fatigue Analysis Angga Yustiawan dan Ketut Suastika Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL OTOMASI II ISBN :

SEMINAR NASIONAL OTOMASI II ISBN : PERANCANGAN ULANG PART BERDASARKAN METODE BOOTHROYD- DEWHURST DAN USULAN TATA LETAK STASIUN PERAKITAN PRODUK KOMPOR JENIS NGETL 10-50 (Studi Kasus di PT. Nayati Indonesia) Thedy Yogasara dan Febri Silviani

Lebih terperinci

PERHITUNGAN INTEGRAL FUNGSI REAL MENGGUNAKAN TEKNIK RESIDU

PERHITUNGAN INTEGRAL FUNGSI REAL MENGGUNAKAN TEKNIK RESIDU PERHITUNGAN INTEGRAL FUNGSI REAL MENGGUNAKAN TEKNIK RESIDU Warsito (warsito@ail.ut.ac.id) Universitas Terbuka ABSTRAT A function f ( x) ( is bounded and continuous in (, ), so the iproper integral of rational

Lebih terperinci

DISTRIBUSI DUA PEUBAH ACAK

DISTRIBUSI DUA PEUBAH ACAK 0 DISTRIBUSI DUA PEUBAH ACAK Dala hal ini akan dibahas aca-aca fungsi peluang atau fungsi densitas ang berkaitan dengan dua peubah acak, aitu distribusi gabungan, distribusi arginal, distribusi bersarat,

Lebih terperinci

PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BERAT SEMEN PT. SEMEN PADANG DENGAN BAGAN KENDALI SHEWHART DAN ROBUST

PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BERAT SEMEN PT. SEMEN PADANG DENGAN BAGAN KENDALI SHEWHART DAN ROBUST Jurnal Mateatika UNAND Vol. 5 No. 1 Hal. 74 81 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Mateatika FMIPA UNAND PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BERAT SEMEN PT. SEMEN PADANG DENGAN BAGAN KENDALI SHEWHART DAN ROBUST RELIGEA

Lebih terperinci

Penerapan Metode Simpleks Untuk Optimalisasi Produksi Pada UKM Gerabah

Penerapan Metode Simpleks Untuk Optimalisasi Produksi Pada UKM Gerabah Konferensi Nasional Siste & Inforatika 2017 STMIK STIKOM Bali, 10 Agustus 2017 Penerapan Metode Sipleks Untuk Optialisasi Produksi Pada UKM Gerabah Ni Luh Gede Pivin Suwirayanti STMIK STIKOM Bali Jl. Raya

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN RANCANGAN TATA LETAK MESIN MENGGUNAKAN GROUP TECHNOLOGY DENGAN METODE RANK ORDER CLUSTERING 2 (ROC2) (STUDI KASUS DI PT.

USULAN PERBAIKAN RANCANGAN TATA LETAK MESIN MENGGUNAKAN GROUP TECHNOLOGY DENGAN METODE RANK ORDER CLUSTERING 2 (ROC2) (STUDI KASUS DI PT. USULAN PERBAIKAN RANCANGAN TATA LETAK MESIN MENGGUNAKAN GROUP TECHNOLOGY DENGAN METODE RANK ORDER CLUSTERING 2 (ROC2) (STUDI KASUS DI PT.STALLION) Kartika Suhada, Santoso 2, Bobby Christian Mandagi 3 Absak

Lebih terperinci

BUKU 3 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BADAN PUSAT STATISTIK

BUKU 3 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BADAN PUSAT STATISTIK BUKU 3 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BADAN PUSAT STATISTIK KATA PENGANTAR Buku 3 ini erupakan seri buku pedoan yang disusun dala rangka Survei Industri Mikro dan Kecil 2013 (VIMK13) Buku ini euat pedoan bagi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Tirta Ala Seesta. Perusahaan tersebut berlokasi di Desa Ciburayut, Kecaatan Cigobong, Kabupaten Bogor. Peilihan objek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan daerah sebagai bagian yang integral dari pebangunan nasional dilaksanakan berdasakan prinsip otonoi daerah dan pengaturan suber daya nasional yang

Lebih terperinci

RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM. Oleh : Aprizal (1)

RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM. Oleh : Aprizal (1) RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM Oleh : Aprizal (1) 1) Dosen Progra Studi Teknik Mesin. Fakultas Teknik Universitas Pasir Pengaraian Eail. ijalupp@gail.co

Lebih terperinci

FAMILI BARU DARI METODE ITERASI ORDE TIGA UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR DENGAN AKAR GANDA ABSTRACT

FAMILI BARU DARI METODE ITERASI ORDE TIGA UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR DENGAN AKAR GANDA ABSTRACT FAMILI BARU DARI METODE ITERASI ORDE TIGA UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR DENGAN AKAR GANDA Elvi Syahriah 1, Khozin Mu taar 2 1,2 Progra Studi S1 Mateatika Jurusan Mateatika Fakultas Mateatika

Lebih terperinci

KAJIAN PERBANDINGAN KINERJA GRAFIK PENGENDALI CUMULATIVE SUM

KAJIAN PERBANDINGAN KINERJA GRAFIK PENGENDALI CUMULATIVE SUM KAJIAN PERBANDINGAN KINERJA GRAFIK PENGENDALI CUMULATIVE SUM (CUSUM) DAN EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE () DALAM MENDETEKSI PERGESERAN RATARATA PROSES Oleh: Nurul Hidayah 06 0 05 Desen pebibing:

Lebih terperinci

TERMODINAMIKA TEKNIK II

TERMODINAMIKA TEKNIK II DIKTAT KULIAH TERMODINAMIKA TEKNIK II TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARMA PERSADA 2005 i DIKTAT KULIAH TERMODINAMIKA TEKNIK II Disusun : ASYARI DARAMI YUNUS Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

PENERAPAN DESIGN FOR ASSEMBLY (DFA) UNTUK MEREDUKSI BIAYA PRODUKSI SUATU PRODUK

PENERAPAN DESIGN FOR ASSEMBLY (DFA) UNTUK MEREDUKSI BIAYA PRODUKSI SUATU PRODUK PENERAPAN DESIGN FOR ASSEMBLY (DFA) UNTUK MEREDUKSI BIAYA PRODUKSI SUATU PRODUK Yusri (1) (1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Padang ABSTRACT Untuk mereduksi waktu yang dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

BAB II METODOLOGI PENELITIAN 6 BAB II METODOLOGI PENELITIAN.1 Waktu dan Tepat Penelitian Gabar Peta kawasan hutan KPH Madiun Peru perhutani Unit II Jati. Pengabilan data penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober sapai dengan bulan

Lebih terperinci

KESEIMBANGAN LINTASAN TIPE U- LINE ASSEMBLY PADA PERAKITAN POMPA AIR

KESEIMBANGAN LINTASAN TIPE U- LINE ASSEMBLY PADA PERAKITAN POMPA AIR Jurnal Teknik Industri, Vol., No., Juni 2009, pp. 4-50 ISSN 4-2485 KESEIMBANGAN LINTASAN TIPE U- LINE ASSEMBLY PADA PERAKITAN POMPA AIR Pratikto, Tanti Octavia 2 Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Mesin,

Lebih terperinci

MATRIKS DALAM LABORATORIUM oleh : Sugata Pikatan

MATRIKS DALAM LABORATORIUM oleh : Sugata Pikatan Kristal no.12/april/1995 1 MATRIKS DALAM LABORATORIUM oleh : Sugata Pikatan Di dala ateatika anda pasti sudah pernah berhadapan dengan sebuah siste persaaan linier. Cacah persaaan yang berada di dala siste

Lebih terperinci

PEMILIHAN KRITERIA DALAM PEMBUATAN KARTU KREDIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY AHP

PEMILIHAN KRITERIA DALAM PEMBUATAN KARTU KREDIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY AHP E-Jurnal Mateatika Vol. 3, No. Januari 204, 25-32 ISSN: 2303-75 PEMILIHAN KRITERIA DALAM PEMBUATAN KARTU KREDIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY AHP JOKO HADI APRIANTO, G. K. GANDHIADI 2, DESAK PUTU EKA

Lebih terperinci

BAB II PENYEARAH DAYA

BAB II PENYEARAH DAYA BAB II PENYEARAH DAYA KOMPETENSI DASAR Setelah engikuti ateri ini diharapkan ahasiswa eiliki kopetensi: Menguasai karakteristik penyearah setengah-gelobang dan gelobang-penuh satu fasa dan tiga fasa Menguasai

Lebih terperinci

Implementasi Histogram Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segmentasi Citra Berwarna

Implementasi Histogram Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segmentasi Citra Berwarna JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (03) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) Ipleentasi Histogra Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segentasi Citra Berwarna Risky Agnesta Kusua Wati, Diana Purwitasari, Rully Soelaian

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WATER CHILLER

KARAKTERISTIK WATER CHILLER Karakteristik Water Chiller (PK Purwadi dan Wibowo Kusbandono KARAKTERISTIK WATER CHILLER PK Purwadi dan Wibowo Kusbandono ABSTRACT The quantities of cooling load and the condition of air in air conditioning

Lebih terperinci

BENTUK GELOMBANG AC SINUSOIDAL

BENTUK GELOMBANG AC SINUSOIDAL BENTUK GELOMBANG AC SINUSOIDAL. PENDAHULUAN Pada bab sebelunya telah dibahas rangkaian resistif dengan tegangan dan arus dc. Bab ini akan eperkenalkan analisis rangkaian ac diana isyarat listriknya berubah

Lebih terperinci

BENTUK NORMAL SMITH DAN MATRIKS BAIK KIRI/KANAN

BENTUK NORMAL SMITH DAN MATRIKS BAIK KIRI/KANAN BENTUK NORMAL SMITH DAN MATRIKS BAIK KIRI/KANAN Yuiati (yui@ail.ut.ac.id) Universitas Terbuka ABSTRACT The Sith noral for and left good atrix have been known in atrix theore. Any atrix over the principal

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembekuan

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembekuan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pebekuan Pebekuan berarti peindahan panas dari bahan yang disertai dengan perubahan fase dari cair ke padat dan erupakan salah satu proses pengawetan yang uu dilakukan untuk penanganan

Lebih terperinci

ANALISIS DESIGN FOR ASSEMBLY (DFA) PADA PROTOTIPE MESIN PEMISAH SAMPAH MATERIAL FERROMAGNETIK DAN NON FERROMAGNETIK

ANALISIS DESIGN FOR ASSEMBLY (DFA) PADA PROTOTIPE MESIN PEMISAH SAMPAH MATERIAL FERROMAGNETIK DAN NON FERROMAGNETIK ANALISIS DESIGN FOR ASSEMBLY (DFA) PADA PROTOTIPE MESIN PEMISAH SAMPAH MATERIAL FERROMAGNETIK DAN NON FERROMAGNETIK Rifki Ilyandi 1, Dodi Sofyan Arief 2, Tekad Indra Pradana Abidin 3 Laboratorium Teknologi

Lebih terperinci

Sistem Linear Max-Plus Interval Waktu Invariant

Sistem Linear Max-Plus Interval Waktu Invariant Siste Linear Max-Plus Interval Waktu Invariant A 11 M. Andy udhito Progra Studi Pendidikan Mateatika FKIP Universitas Sanata Dhara Paingan Maguwoharjo Yogyakarta eail: arudhito@yahoo.co.id Abstrak elah

Lebih terperinci

Penentuan Jumlah, Lokasi dan Cakupan Distribusi Gudang Produk Air Minum Dalam Kemasan Jenis Gelas (Studi Kasus di PT. Dzakiya Tirta Utama)

Penentuan Jumlah, Lokasi dan Cakupan Distribusi Gudang Produk Air Minum Dalam Kemasan Jenis Gelas (Studi Kasus di PT. Dzakiya Tirta Utama) Perfora (2005) Vol. 4, No.2: 52-63 Penentuan Julah, Lokasi dan Cakupan Distribusi Gudang Produk Air Minu Dala Keasan Jenis Gelas (Studi Kasus di PT. Dzakiya Tirta Utaa) Dyan Parardyo S, Yuniaristanto,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI.1. Uu Transforator erupakan suatu alat listrik yang engubah tegangan arus bolak balik dari satu tingkat ke tingkat yang lain elalui suatu gandengan agnet dan berdasarkan prinsip-prinsip

Lebih terperinci

BAB IV GENERATOR BILANGAN RANDOM

BAB IV GENERATOR BILANGAN RANDOM BAB IV GENERATOR BILANGAN RANDOM 4.1. Generator Bilangan Rando dan Fungsi Distribusi Pada siulasi seringkali dibutuhkan bilangan-bilangan yang ewakili keadaan siste yang disiulasikan. Biasanya, kegiatan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini enjelaskan engenai berbagai teori yang digunakan untuk elakukan penelitian ini. Bab ini terdiri dari penjelasan engenai penghitung pengunjung, lalu penjelasan engenai

Lebih terperinci

CLASSIFIER BERDASAR TEORI BAYES. Pertemuan 4 KLASIFIKASI & PENGENALAN POLA

CLASSIFIER BERDASAR TEORI BAYES. Pertemuan 4 KLASIFIKASI & PENGENALAN POLA CLASSIFIER BERDASAR TEORI BAYES Perteuan 4 KLASIFIKASI & PENGENALAN POLA Miniu distance classifiers elakukan klasifikasi berdasarkan jarak terpendek. Ada dua jenis yang dibahas:. The Euclidean Distance

Lebih terperinci

Kriptografi Visual Menggunakan Algoritma Berbasiskan XOR dengan Menyisipkan pada K-bit LSB Gambar Sampul

Kriptografi Visual Menggunakan Algoritma Berbasiskan XOR dengan Menyisipkan pada K-bit LSB Gambar Sampul Kriptografi Visual Menggunakan Algorita Berbasiskan XOR dengan Menyisipkan pada K-bit LSB Gabar Sapul Yusuf Rahatullah Progra Studi Teknik Inforatika Institut Teknologi Bandung Bandung, Indonesia 13512040@std.stei.itb.a.id

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM KOMPUTERISASI PROSES PINJAMAN DAN ANGSURAN PINJAMAN ANGGOTA KOPERASI ( STUDI KASUS PADA KOPERASI AMANAH SEJAHTERA SEMARANG )

PERANCANGAN SISTEM KOMPUTERISASI PROSES PINJAMAN DAN ANGSURAN PINJAMAN ANGGOTA KOPERASI ( STUDI KASUS PADA KOPERASI AMANAH SEJAHTERA SEMARANG ) PERANCANGAN SISTEM KOMPUTERISASI PROSES PINJAMAN DAN ANGSURAN PINJAMAN ANGGOTA KOPERASI ( STUDI KASUS PADA KOPERASI AMANAH SEJAHTERA SEMARANG ) Siti Munawaroh, S.Ko Abstrak: Koperasi Aanah Sejahtera erupakan

Lebih terperinci

Seminar Proyek Akhir ke-2 PENS-ITS Surabaya, Juli 2011

Seminar Proyek Akhir ke-2 PENS-ITS Surabaya, Juli 2011 Seinar Proyek Akhir ke-2 PENS-ITS Surabaya, 19-22 Juli 2011 UNIT SENTRAL DATA SEBAGAI MEDIA PENGONTROL PERALATAN LISTRIK BERBASIS ATMEGA8515 DAN POWER LINE CARRIER Ferry Trivianto ferry@student.eepis-its.edu

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAN CALON ASISTEN PRAKTIKUM MENGGUNAKAN METODE SMART

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAN CALON ASISTEN PRAKTIKUM MENGGUNAKAN METODE SMART Prosiding Seinar Nasional Ilu Koputer dan Teknologi Inforasi Vol., No., Septeber 07 e-issn 540-790 dan p-issn 54-66X SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAN CALON ASISTEN PRAKTIKUM MENGGUNAKAN METODE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. History Analysis), metode respon spektrum (Response Spectrum Method), dangaya

BAB I PENDAHULUAN. History Analysis), metode respon spektrum (Response Spectrum Method), dangaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gepa dapat terjadi sewaktu waktu akibat gelobang yang terjadi pada sekitar kita dan erabat ke segala arah.gepa bui dala hubungannya dengan suatu wilayah berkaitan

Lebih terperinci

Pedoman Pemeriksa/Pengawas VIMK14 Triwulanan

Pedoman Pemeriksa/Pengawas VIMK14 Triwulanan Pedoan Peeriksa/Pengawas VIMK14 Triwulanan i ii Pedoan Pengawas/ Peeriksa VIMK14 Triwulanan DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI iii I PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN 11 Latar Belakang 1 12 Fungsi Pengawas

Lebih terperinci

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap Final Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap Final Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap Final Diponegoro Physics Copetititon Tingkat SMA 1. Ujian Eksperien berupa Naskah soal beserta lebar jawaban dan kertas grafik. 2. Waktu keseluruhan dala eksperien dan

Lebih terperinci

MAKALAH SISTEM BASIS DATA

MAKALAH SISTEM BASIS DATA MAKALAH SISTEM BASIS DATA (Entity Relationship Diagra (ERD) Reservasi Hotel) Disusun Oleh : Yulius Dona Hipa (16101055) Agustina Dau (15101635) Arsenia Weni (16101648) PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMARIKA

Lebih terperinci

SOAL OLIMPIADE SAINS NASIONAL (OSN) 2007 Bidang studi : FISIKA Tingkat : SMA Waktu : 4 jam

SOAL OLIMPIADE SAINS NASIONAL (OSN) 2007 Bidang studi : FISIKA Tingkat : SMA Waktu : 4 jam Dapatkan soal-soal lainnya di http://foru.pelatihan-osn.co SOAL OLIPIADE SAINS NASIONAL (OSN) 007 Bidang studi : FISIKA Tingkat : SA Waktu : 4 ja 1. (nilai 0) A. Sebuah obil bergerak enuruni suatu jalan

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI PENAMBAHAN ALKOHOL 96% PADA BENSIN TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR OTTO

PENGARUH VARIASI PENAMBAHAN ALKOHOL 96% PADA BENSIN TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR OTTO PENGARUH VARIASI PENAMBAHAN ALKOHOL 96% PADA BENSIN TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR OTTO Monang Butar Butar 1, Muli Hazwi 2 1,2 Departeen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Suatera Utara Jl. Alaater

Lebih terperinci

MODUL PERTEMUAN KE 6 MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN

MODUL PERTEMUAN KE 6 MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN 43 MODUL PERTEMUAN KE 6 MATA KULIAH : MATERI KULIAH: Mekanika klasik, Huku Newton I, Gaya, Siste Satuan Mekanika, Berat dan assa, Cara statik engukur gaya.. POKOK BAHASAN: DINAMIKA PARTIKEL 6.1 MEKANIKA

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Indikator/ Indikasi Penelitian

BAB III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Indikator/ Indikasi Penelitian 39 BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini terasuk tipe penelitian dengan pendekatan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis ini dipergunakan untuk enggabarkan tentang

Lebih terperinci

APLIKASI INTEGER LINEAR PROGRAMMING UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PEMINDAHAN BARANG DI PT RST

APLIKASI INTEGER LINEAR PROGRAMMING UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PEMINDAHAN BARANG DI PT RST APLIKASI INTEGER LINEAR PROGRAMMING UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PEMINDAHAN BARANG DI PT RST Andry Budian Sutanto dan Abdullah Shahab Progra Studi Magter Manajeen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopeber

Lebih terperinci

Studi Eksperimen Pengaruh Alur Permukaan Sirip pada Sistem Pendingin Mesin Kendaraan Bermotor

Studi Eksperimen Pengaruh Alur Permukaan Sirip pada Sistem Pendingin Mesin Kendaraan Bermotor Jurnal Kopetensi Teknik Vol. 1, No. 1, Noveber 009 1 Studi Eksperien Pengaruh Alur Perukaan Sirip pada Siste Pendingin Mesin Kendaraan Berotor Sasudin Anis 1 dan Aris Budiyono 1, Jurusan Teknik Mesin,

Lebih terperinci

Pengendalian Kualitas Proses Produksi Teh Hitam di PT. Perkebunan Nusantara XII Unit Sirah Kencong

Pengendalian Kualitas Proses Produksi Teh Hitam di PT. Perkebunan Nusantara XII Unit Sirah Kencong JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. (016) 337-350 (301-98X Print) D-37 Pengendalian Kualitas Proses Produksi Teh Hita di PT. Perkebunan Nusantara XII Unit Sirah Kencong Qulsu Dwi Anggraini, Haryono, Diaz

Lebih terperinci

PENENTUAN BESAR CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERSAMA DWIGUNA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ILLINOIS

PENENTUAN BESAR CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERSAMA DWIGUNA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ILLINOIS Jurnal Mateatika UNAND Vol. 5 No. 3 Hal. 85 91 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Mateatika FMIPA UNAND PENENTUAN BESAR CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERSAMA DWIGUNA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ILLINOIS FERDY NOVRI

Lebih terperinci

BUKU 3 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BADAN PUSAT STATISTIK

BUKU 3 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BADAN PUSAT STATISTIK BUKU 3 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BADAN PUSAT STATISTIK BAB I PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN 11 Latar Belakang Keberhasilan suatu kegiatan survei tidak terlepas dari tanggung jawab, fungsi dan peran seluruh

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN TRANSAKSI KLAIM BERBASIS WEB PADA PERUSAHAAN ASURANSI KESEHATAN (Studi Kasus PT. Asuransi Jiwa InHealth Pekanbaru)

RANCANG BANGUN TRANSAKSI KLAIM BERBASIS WEB PADA PERUSAHAAN ASURANSI KESEHATAN (Studi Kasus PT. Asuransi Jiwa InHealth Pekanbaru) Jurnal Teknik Inforatika, Vol 1 Septeber 2012 RANCANG BANGUN TRANSAKSI KLAIM BERBASIS WEB PADA PERUSAHAAN ASURANSI KESEHATAN (Studi Kasus PT. Asuransi Jiwa InHealth Pekanbaru) Dodi Wahyudi, Dadang Syarif

Lebih terperinci

ANALISIS ANTRIAN TIPE M/M/c DENGAN SISTEM PELAYANAN FASE CEPAT DAN FASE LAMBAT

ANALISIS ANTRIAN TIPE M/M/c DENGAN SISTEM PELAYANAN FASE CEPAT DAN FASE LAMBAT ANALISIS ANTRIAN TIPE M/M/c DENGAN SISTEM PELAYANAN FASE CEPAT DAN FASE LAMBAT OLEH : Budi Setiawan 106 100 034 Dosen Pebibing : Dra. Laksi Prita W, M.Si. Drs. Sulistiyo, MT. JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

Perbandingan Mean Squared Error (MSE) Metode Prasad-Rao dan Jiang-Lahiri-Wan Pada Pendugaan Area Kecil

Perbandingan Mean Squared Error (MSE) Metode Prasad-Rao dan Jiang-Lahiri-Wan Pada Pendugaan Area Kecil Vol. 2, 2017 Perbandingan Mean Squared Error (MSE) Metode Prasad-Rao dan Jiang-Lahiri-Wan Pada Pendugaan Area Kecil Widiarti 1*, Rifa Raha Pertiwi 2, & Agus Sutrisno 3 Jurusan Mateatika, Fakultas Mateatika

Lebih terperinci

JSIKA Vol. 5, No. 5. Tahun 2016 ISSN X

JSIKA Vol. 5, No. 5. Tahun 2016 ISSN X SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET TI PADA KEMENTERIAN AGAMA KOTA PROBOLINGGO Zulfikar Rahan 1) Arifin Puji Widodo 2) Anjik Sukaaji 3) S1 / Jurusan Siste Inforasi Institut Bisnis dan Inforatika STIKOM Surabaya

Lebih terperinci

PENENTUAN URUTAN PERAKITAN PRODUK DENGAN LIAISON-SEQUENCE ANALYSIS

PENENTUAN URUTAN PERAKITAN PRODUK DENGAN LIAISON-SEQUENCE ANALYSIS PENENTUAN URUTAN PERAKITAN PRODUK DENGAN LIAISON-SEQUENCE ANALYSIS Ida Nursanti Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A Yani Tromol Pos I Pabelan, Surakarta.

Lebih terperinci

BAB V PERENCANAAN STRUKTUR

BAB V PERENCANAAN STRUKTUR BAB V PERENCANAAN STRUKTUR 5.1. TINJAUAN UMUM Dala perencanaan suatu bangunan pantai harus ditetapkan terlebih dahulu paraeter-paraeter yang berperan dalan perhitungan struktur. Paraeterparaeter tersebut

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN FASILITAS SISI UDARA BANDARA BLIMBINGSARI, KABUPATEN BANYUWANGI

PENGEMBANGAN FASILITAS SISI UDARA BANDARA BLIMBINGSARI, KABUPATEN BANYUWANGI PENGEMBANGAN FASILITAS SISI UDARA BANDARA BLIMBINGSARI, KABUPATEN BANYUWANGI Bayu Surya Dara T, Ir. Hera Widyastuti, MT. PhD., Istiar, ST. MT. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,

Lebih terperinci

ANALISIS HOMOTOPI DALAM PENYELESAIAN SUATU MASALAH TAKLINEAR

ANALISIS HOMOTOPI DALAM PENYELESAIAN SUATU MASALAH TAKLINEAR ANALISIS HOMOTOPI DALAM PENYELESAIAN SUATU MASALAH TAKLINEAR JAHARUDDIN Departeen Mateatika, Fakultas Mateatika dan Iu Pengetahuan Ala, Institut Pertanian Bogor Jln. Meranti, Kapus IPB Draaga, Bogor 1668,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Beberapa Defenisi Pada analisa keputusan, si pebuat keputusan selalu doinan terhadap penjabaran seluruh alternatif yang terbuka, eperkirakan konsequensi yang perlu dihadapi pada setiap

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 Penentuan Interval Waktu Perawatan Optiu Dan Analisis Perbandingan Finansial Koponen Auxiliary (Studi Kasus : Siste Gas Turbin PLTGU PT PJB UP Gresik) Anisa

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2017

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2017 Peran Pendidikan, Sains, dan Teknologi untuk Mengebangkan Budaya Iliah dan Inovasi terbarukan dala endukung Sustainable Developent Goals (SDGs) 2030 ANALISIS INTENSITAS MEDAN MAGNET EXTREMELY LOW FREQUENCY

Lebih terperinci

Sistem Informasi Manajemen Penjualan Pada Koperasi Pegawai Negeri Kantor

Sistem Informasi Manajemen Penjualan Pada Koperasi Pegawai Negeri Kantor Siste Inforasi Manajeen Penjualan Pada Koperasi Pegawai Negeri Kantor Gubernur Berbasis Web Deasy AnnisaSari, Helfi Nasution 2, Anggi Sriurdianti Sukato 3. Progra Studi Inforatika Universitas Tanjungpura,2,3

Lebih terperinci

Penggunaan Media Manik-Manik Untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar Matematika Anak Tunagrahita. Maman Abdurahman SR dan Hayatin Nufus

Penggunaan Media Manik-Manik Untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar Matematika Anak Tunagrahita. Maman Abdurahman SR dan Hayatin Nufus Riset PenggunaanMedia Manik-Manik* Maan Abdurahan SR HayatinNufus Penggunaan Media Manik-Manik Untuk Meningkatkan Keapuan Belajar Mateatika Anak Tunagrahita Maan Abdurahan SR Hayatin Nufus Universitas

Lebih terperinci

PERANCANGAN LOWONGAN KERJA ONLINE BERBASIS WEB PADA PT ANH

PERANCANGAN LOWONGAN KERJA ONLINE BERBASIS WEB PADA PT ANH Perancangan Online Berbasis Web Pada PT ANH PERANCANGAN LOWONGAN KERJA ONLINE BERBASIS WEB PADA PT ANH Akhsani Taqwiy ), Novan Wijaya 2) Koputerisasi Akuntansi, STMIK GI MDP eail: akhsani.taqwiy@dp.ac.id

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tepat Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2007 sapai dengan April 2008. Lokasi penelitian adalah Kabupatenn Solok Selatan Provinsi Suatera Barat dan Kabupaten

Lebih terperinci

BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET. 3.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik (BPS)

BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET. 3.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik (BPS) BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET 3.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik (BPS) Adapun sejarah Badan Pusat Statistik di Indonesia terjadi epat asa peerintah di Indonesia, antara lain : 1. Masa Peerintahan

Lebih terperinci

Bab III S, TORUS, Sebelum mempelajari perbedaan pada grup fundamental., dan figure eight terlebih dahulu akan dipelajari sifat dari grup

Bab III S, TORUS, Sebelum mempelajari perbedaan pada grup fundamental., dan figure eight terlebih dahulu akan dipelajari sifat dari grup GRUP FUNDAMENTAL PADA Bab III S, TORUS, P dan FIGURE EIGHT Sebelu epelajari perbedaan pada grup fundaental S, Torus, P, dan figure eight terlebih dahulu akan dipelajari sifat dari grup fundaental asing-asing

Lebih terperinci

BAB III ANALISA TEORETIK

BAB III ANALISA TEORETIK BAB III ANALISA TEORETIK Pada bab ini, akan dibahas apakah ide awal layak untuk direalisasikan dengan enggunakan perhitungan dan analisa teoretik. Analisa ini diperlukan agar percobaan yang dilakukan keudian

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PENATALAYANAN JEMAAT GEREJA HKBP KUPANG BERBASIS WEB

SISTEM INFORMASI PENATALAYANAN JEMAAT GEREJA HKBP KUPANG BERBASIS WEB SISTEM INFORMASI PENATALAYANAN JEMAAT GEREJA HKBP KUPANG BERBASIS WEB Gloria Manulangga, Sara Gulto2 Abstrak : Dengan seakin berkebangnya Teknologi Inforasi, peakaian koputer sebagai pengolah dan peroses

Lebih terperinci

ANALISA PENGGUNAAN GENEATOR INDUKSI TIGA FASA PENGUATAN SENDIRI UNTUK SUPLAI SISTEM SATU FASA

ANALISA PENGGUNAAN GENEATOR INDUKSI TIGA FASA PENGUATAN SENDIRI UNTUK SUPLAI SISTEM SATU FASA ANALISA PENGGUNAAN GENEATOR INDUKSI TIGA ASA PENGUATAN SENDIRI UNTUK SUPLAI SISTEM SATU ASA Maulana Ardiansyah, Teguh Yuwono, Dedet Candra Riawan Jurusan Teknik Elektro TI - ITS Abstrak Generator induksi

Lebih terperinci

THE CAUSALITY AVAILABILITY OF FOOD AND ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL JAVA

THE CAUSALITY AVAILABILITY OF FOOD AND ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL JAVA THE CAUSALITY AVAILABILITY OF FOOD AND ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL JAVA Juli Biantoro 1, Didit Purnoo 2 1,2 Fakultas Ekonoi dan Bisnis, Universitas Muhaadiyah Surakarta dp274@us.ac.id Abstrak Ketahanan

Lebih terperinci

Aplikasi Information Retrieval (IR) CATA Dengan Metode Generalized Vector Space Model

Aplikasi Information Retrieval (IR) CATA Dengan Metode Generalized Vector Space Model Aplikasi Inforation Retrieval (IR) CATA Dengan Metode Generalized Vetor Spae Model Hendra Bunyain, Chathalea Puspa Negara Jurusan Teknik Inforatika Fakultas Teknologi Inforasi, Universitas Kristen Maranatha.

Lebih terperinci

matematika K-13 PEMBAGIAN HORNER DAN TEOREMA SISA K e l a s

matematika K-13 PEMBAGIAN HORNER DAN TEOREMA SISA K e l a s i K- ateatika K e l a s XI PEMBAGIAN HORNER DAN TEOREMA SISA Tujuan Peelajaran Setelah epelajari ateri ini, kau diharapkan eiliki keapuan erikut.. Menguasai konsep peagian suku anyak dengan etode Horner..

Lebih terperinci

INSTANTON. Casmika Saputra Institut Teknologi Bandung

INSTANTON. Casmika Saputra Institut Teknologi Bandung INSTANTON Casika Saputra 02200 Institut Teknologi Bandung Abstrak. Solusi klasik pada kasus Double Well Potential dala ekanika kuantu dala iaginary tie Euclidian eberikan dua buah solusi yaitu solusi trivial

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN, VOLUME DAN KEPADATAN LALU LINTAS RUAS JALAN SILIWANGI SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN, VOLUME DAN KEPADATAN LALU LINTAS RUAS JALAN SILIWANGI SEMARANG HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN, OLUME DAN KEPADATAN LALU LINTAS RUAS JALAN SILIWANGI SEMARANG Eko Nugroho Julianto Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Searang (UNNES) Gedung E4, Kapus

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Profil Produk Meja Komputer LEX - 941 Sistem yang akan dibahas pada penelitian ini adalah sistem perakitan komponen-komponen yang menyusun sebuah meja komputer (LEX 941).

Lebih terperinci

Jurnal Einstein 4 (1) (2016): 1-6. Jurnal Einstein. Available online

Jurnal Einstein 4 (1) (2016): 1-6. Jurnal Einstein. Available online Jurnal Einstein Available online http://jurnal.unied.ac.id/2012/index.php/einstein Aplikasi Citra Landsat 8 Oli Untuk Menganalisa Kerapatan Vegetasi Bill Cklinton Sianjuntak dan Rita Juliani* Jurusan Fisika,

Lebih terperinci

Model Produksi dan Distribusi Energi

Model Produksi dan Distribusi Energi Model Produksi dan Distribusi Energi Yayat Priyatna Jurusan Mateatika FMIPA UNPAD Jl. Raya Jatinangor Bdg Sd K 11 E ail : yatpriyatna@yahoo.co Abstrak Salah satu tujuan utaa proses produksi dan distribusi

Lebih terperinci

APLIKASI DESIGN FOR ASSEMBLY (DFA) PADA PERANCANGAN PRODUK VACCINE CARRIER

APLIKASI DESIGN FOR ASSEMBLY (DFA) PADA PERANCANGAN PRODUK VACCINE CARRIER Jurnal Desiminasi Teknologi, Volume 2, No. 2, Juli 2014 APLIKASI DESIGN FOR ASSEMBLY (DFA) PADA PERANCANGAN PRODUK VACCINE CARRIER Rita Maria Veranika *) Abstrak : Perubahan pasar global yang cepat menyebabkan

Lebih terperinci

Pertemuan ke-3 Persamaan Non-Linier: Metode ½ Interval (Bisection) 27 September 2012

Pertemuan ke-3 Persamaan Non-Linier: Metode ½ Interval (Bisection) 27 September 2012 Perteuan ke-3 Persaaan Non-Linier: Metode ½ Interval (Bisection) 7 Septeber 01 Analisa Terapan Terapan:: Metode Nuerik Dr.Eng. Agus S. Muntohar Metode Bisection Dasar Teorea: Suatu persaaan ()0, diana

Lebih terperinci