ANALISIS PRODUKSI PROGRAM TEROPONG IMAN DI TRANS TV

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PRODUKSI PROGRAM TEROPONG IMAN DI TRANS TV"

Transkripsi

1 ANALISIS PRODUKSI PROGRAM TEROPONG IMAN DI TRANS TV Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : EKI SUSHANTI NIM JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H/ 2013 M

2

3

4 LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa : 1. Skripsi ini merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu (S1) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini, saya telah cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini merupakan hasil plagiat atau hasil jiplakan karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 19 April 2013 Eki Sushanti

5 ABSTRAK Eki Sushanti Analisis Produksi Program Teropong Iman Di Trans TV Program Teropong Iman di Trans TV merupakan program yang bernuansa religius yang khusus dihadirkan Trans TV bagi pemirsa di rumah. Program yang meliputi berbagai perkembangan atau do a-do a yang disertai dengan tafsir dan Al-Qur an. Program yang disajikan dengan gaya bahasa yang ringan dan mudah dimengerti yang disampaikan oleh Aa Jimmy dan Robin sebagai presenter. Peneliti tertarik pada program dakwah Teropong Iman di Trans TV yang menjelaskan tentang seberapa besar keimanan seseorang, dan seberapa banyak pengetahuan masyarakat tentang agama Islam. Dari penjelasan di atas maka muncullah pertanyaan sebagai berikut: Bagaimanakah pra produksi program Teropong Iman di Trans TV? Bagaimanakah pelaksanaan produksi program Teropong Iman di Trans TV? Bagaimanakah pasca produksi program Teropong Iman di Trans TV? Bagaimanakah evaluasi program Teropong Iman di Trans TV? Apa kelebihan dan kelemahan program Teropong Iman di Trans TV? Proses pra produksi program Teropong Iman yaitu perencanaan ide/gagasan, sasaran program, tujuan program, garis-garis besar isi program, jenis program, format program, menentukan tema. Pelaksanaan produksi program Teropong Iman yaitu materi produksi, sarana dan prasarana, organisasi pelaksana produksi. Pasca produksi program Teropong Iman yaitu editing, pengisian suara, subtittle, tittle, ilustrasi, dan efek. Evaluasi program Teropong Iman yaitu untuk melihat rating and share maka program ini menjadi lebih suskses. Kelebihan dan kelemahan program Teropong Iman yaitu penyampaian informasi yang baik, yang mana informasi-informasi tersebut dibutuhkan oleh semua lapisan masyarakat yang dikemas secara menarik dan kelemahannya program ini sifatnya rekaman (recording) Sedangkan teori yang dipakai dalam penelitian ini adalah teori dari Maxine K. dan Reed bahwa proses produksi mempunyai kewajiban mengubah konsep atau ide di dalam naskah menjadi program yang terpadu, menarik, kreatif, dan efektif untuk ditayangkan. Begitu juga dalam memproduksi acara Teropong Iman mempunyai kewajiban untuk mengubah ide di dalam naskah agar menjadi sebuah tayangan yang menarik untuk di tonton. Metode yang digunakan penulis dalam mencari data yang diperlukan adalah metode analisis program melalui pendekatan kualitatif, yaitu dengan cara melalui pengamatan lapangan, wawancara, dan dokumentasi di Trans TV Jakarta secara langsung. Dengan subjek penelitian adalah Trans TV dan Objeknya adalah program Teropong Iman. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa proses produksi program Teropong Iman terdapat tiga tahapan yaitu pra produksi, produksi dan pasca produksi yang mana setiap tahapan memiliki keterkaitan yang saling berkesinambungan dan tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya hingga acara tersebut di tayangkan. i

6 KATA PENGANTAR Alhamdulillah puji dan syukur senantiasa terucap kepada Allah SWT dari lisan manusia yang taat kepada-nya, yang masih memberikan kesempatan kepada penulis untuk beribadah kepada-nya dan untuk bersholawat kepada kekasihnya, serta dengan izinnya pula penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam senantiasa terucap kepada manusia yang agung, yang bagus ucapannya, yang luhur budi pekertinya, yang tidak pernah lelah untuk mengajak umatnya kepada jalan yang benar serta yang akan menyelamatkan umatnya di dunia dan di akhirat beliau adalah Sayyidina Muhammad bin Abdillah. Dalam menyusun skripsi ini, penulis menyadari benar bahwa tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak terkait, penulis tidak dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Karena berkat arahan, bantuan, petunjuk dan motivasi yang diberikan, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini guna mencapai gelar Strata Satu (S1) pada Jurusan Komunikasi dan Penyiaran islam (KPI), Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (Fidkom), Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sedalamdalamnya kepada kedua orang tua penulis, Bapak Juwarto dan Ibu Warsiti yang tak henti-hentinya mendoakan, memberi dukungan, semangat dan motivasi kepada penulis. Selanjutnya penulis juga mengucapkan rasa terima kasih yang ii

7 sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi, rasa terima kasih penulis ucapkan kepada: 1. Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Kepada bapak Dr. Arief Subhan M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Pudek 1 Drs. Wahidin Saputra, M.A, Pudek II Drs. H. Mahmud jalal, M.A, Pudek III Drs. Study Rizal LK, M.A 3. Kepada Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Drs. Jumroni. M.Si. 4. Sekertaris jurusan KPI Ibu Hj. Umi Musyarrofah, M.A yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan nilai akademis dikampus tercinta ini. 5. Drs. Wahidin Saputra, M.A selaku pembimbing yang telah membimbing peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 6. Kepada para dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan dedikasinya sebagai pengajar yang memberikan berbagai pengarahan, pengalaman, serta bimbingan kepada peneliti selama dalam masa perkuliahan. 7. Kepada bapak/ibu pimpinan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas yang telah membantu peneliti dengan penyediaan bahan-bahan dalam mengerjakan skripsi ini. iii

8 8. Kepada HRD Trans TV, Mas David, dan Tim Produksi Teropong Iman, Bahwani selaku produser, Mba Mirfa, serta semua pihak yang telah membantu memberikan data-data demi terselesainya skripsi ini. 9. Keluarga Besar KPI angkatan 2006, khususnya KPI B angkatan 2006 yang sudah memberi keceriaan dengan indahnya persahabatan yang telah kalian berikan, yang telah menjadi keluarga serta inspirasi bagi penulis. 10. Keluarga Besar KPI angkatan 2006, khususnya KPI B angkatan Keluarga Besar KKN Desa Purwabakti Cianten Bogor 2009 yang telah memberikan dorongan dan do a kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. 12. Kepada Kekasihku Iyus Suryana yang telah memberikan semangat dan motivasi kepada peneliti dalam mengerjakan skripsi. 13. Kepada semua pihak yang terlibat membantu dalam penulisan skripsi ini. Pada akhirnya penulis hanya dapat mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya. Hanya ucapan inilah yang dapat penulis berikan, semoga Allah yang akan membalas semua kebaikan keluarga dan sahabat-sahabatku tercinta. Amin ya Rabbal Alamin. Jakarta, 19 April 2013 Eki Sushanti iv

9 DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vi BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah C. Tujuan dan Manfaat Penelitian D. Metodologi Penelitian E. Tinjauan Pustaka F. Sistematika Penulisan BAB II LANDASAN TEORITIS TENTANG PRODUKSI DAN PROGRAM A. Analisis Program B. Program dan Ruang Lingkupnya C. Produksi Program Produksi Pra produksi Pelaksanaan Produksi Pasca Produksi Evaluasi Produksi BAB III GAMBARAN UMUM TRANS TV DAN PROGRAM TEROPONG IMAN A. Sekilas Tentang Trans TV Sejarah Berdirinya Dan Perkembangan Trans TV Visi, Misi dan Tujuan Trans TV Logo Trans TV Direksi Trans TV Profil Program Acara Teropong Iman v

10 B. Deskripsi Program Teropong Iman Di Trans TV Latar Belakang ditayangkan Program Teropong Iman Sasaran Program Teropong Iman Tujuan Program Teropong Iman Garis-garis besar isi program Teropong Iman Jenis-jenis program Teropong Iman BAB IV ANALISIS PROGRAM TEROPONG IMAN DI TRANS TV A. Pra Produksi Program teropong Iman Perencanaan ide / gagasan Riset Pematangan Konsep Format Program Teropong Iman Tema Dalam Program Teropong Iman B. Pelaksanaan Produksi Program Teropong Iman Materi Produksi Sarana dan Prasarana Organisasi Pelaksanaan Produksi C. Pasca Produksi Program Teropong Iman Melakukan Penyuntingan Gambar Pengisian Narasi (Mixing) Perekaman ke Dalam Kaset D. Analisis Produksi Program Teropong Iman Pelaksanaan Pra Produksi Pelaksanaan Produksi Pelaksanaan Pasca Produksi Evaluasi Produksi Program Teropong Iman E. Kelebihan Dan Kekurangan Program Teropong Iman BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran i

11 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN i

12 DAFTAR TABEL Tabel 1 : Deskripsi Program Teropong Iamn di Trans TV Tabel 2 : Kegiatan Produksi Teropong Iman i

13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyebaran teknologi informasi media massa telah lebih jauh memasuki pola peradaban manusia. Hal ini sudah banyak diangkat oleh para pengamat masalah sosial budaya dan ahli-ahli komunikasi massa. Indonesia tidak mungkin menghindar dari gebrakan tekhnologi yang kian hari terus menuntut, baik secara langsung maupun tidak. Siap atau tidak siap, masyarakat harus menerima kehadiran teknologi komunikasi massa yang canggih seperti halnya televisi. Pesatnya perkembangan media informasi dan komunikasi melahirkan suatu peradaban baru yang mampu mengubah kehidupan yang sudah tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Keadaan media televisi di Indonesia saat ini sudah sangat berkembang, bahkan media televisi kini benar-benar menunjukan kemampuannya yang tak terkendali, bukan sekedar kelas pengatur tetapi karena mayarakat kini hidupnya begitu bergantung dengan media. Televisi merupakan media informasi massa yang saat ini berkembang begitu pesat. Sejak era reformasi, kesempatan untuk menyatakan kebebasan berpendapat sangat besar. Apalagi kini televisi tidak lagi menjadi monopoli pemerintah. Sebelum era tv swasta nasional lahir, hanya ada satu stasiun televisi, TVRI (Televisi Republik Indonesia) yang menjadi satu-satunya 1

14 2 stasiun televisi di negara ini. Perubahan drastis dimulai ketika di tahun 90-an awal, RCTI (Rajawali Citra Televisi Indonesia) memulai siaran secara nasional. Sejak saat itu televisi swasta nasional yang lain mulai bermunculan, mulai tahun 1999, lahir 5 stasiun televisi nasional baru, antara lain METRO TV, TRANS TV, TV 7 (di tahun 2007 berubah nama menjadi TRANS 7 karena diakuisi oleh TRANS CORP). Dan TV ONE. Total 10 stasiun televisi nasional yang mengudara hingga sekarang. 1 Televisi merupakan salah satu media massa yang mempunyai pengaruh cukup efektif sebagai penyebar pesan-pesan kepada khalayak ramai. Kehadiran televisi sebagai media komunikasi bisa membawa dampak positif maupun dampak negatif, tergantung bagaimana memanfaatkan media tersebut. Media televisi adalah media audio visual yang disebut juga media dengan pandang atau sambil didengar langsung dan juga dapat dilihat. Di bandingkan dengan media radio siaran, penanganan produksi dan penyiaran media televisi jauh lebih besar. Berbeda dengan media radio yang menstimulasikan daya reka (imajinasi) pendengarnya, maka media televisi bersifat realistis, yaitu menggambarkan apa yang nyata. Menyaksikan tayangan televisi tidak mungkin sesantai mendengar radio, kita tidak mungkin menyaksikan tv sambil mengemudikan kendaraan, atau sedang mengetik di kantor, tapi persamaannya tetap ada, yaitu sifat komunikasinya satu arah dan bahasa yang digunaka tetap bahasa tutur. 1 Sony Set, Menjadi Perancang Program Televisi Profesional, (Yogyakarta: Penerbit Andi Yogyakarta), h.29

15 3 Televisi merupakan hasil produk tekhnologi tinggi (hi-tech) yang menyampaikan isi pesan dalam bentuk audiovisual gerak yang mana mempengaruhi mental, pola pikir, dan tindak individu. 2 Dihampir studio tv yang ada, kini menampilkan acara-acara dakwah yang menghadirkan para da'i untuk mengupas kajian-kajian dan tema sesuai dengan kebutuhan. Stasiun televisi seperti TVRI, RCTI, Indosiar, SCTV, Trans TV, dan Trans 7. Juga menyajikan acara penyampaian pesan-pesan ajaran Islam atau dakwah dalam beberapa sajian acaranya. 3 Media televisi mengalami perubahan tekhnologi secara bertahap. Televisi hitam-putih merupakan televisi generasi pertama, yang kemudian diperbaiki dengan menambahkan sebuah prisma duchroic yang membentuk tiga warna dasar, yaitu merah (red), hijau (green), biru (blue). Dari sinilah kemudian perkembangan televisi semakin pesat. Sedemikian pesatnya perkembangan televisi hingga dampak siarannya menyebabkan seolah-olah tidak ada lagi batasan antara satu negara dengan negara lainnya, terlebih setelah digunakannya satelit untuk memancarkan signal televisi. Dan inilah yang disebut globalisasi di bidang informasi 4 Komunikasi dengan menggunakan media sekarang ini menurut para ahli komunikasi cukup besar pengaruhnya dalam membentuk dan merubah masyarakat. Keberadaan media massa seperti televisi, film, radio, surat kabar, majalah atau internet sebagai komunikasi abad modern dapat berpengaruh 2 Askurifai Baksin, Jurnalistik televisi-teori dan praktek, (Bandung : Sombiosa Rekatama Media), hal Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta:Amzah, 2009 ) hal Deddy Iskandar Muda,Jurnalistik Televisi Menjadi Reporter Profesional, (Bandung : Rosda Karya) cet. Ke-1, hal. 4

16 4 luas bila dibanding dengan komunikasi tatap muka. Dengan pesatnya perkembangan tekhnologi dan informasi, perubahan yang dibawanya dapat menyentuh segala aspek kehidupan masyarakat sehingga sangat luas jangkauan perubahan dalam komunikasi. Televisi merupakan media audio visual yang sangat efektif dalam menyebarkan informasi kepada khalayak atau pemirsa. Dalam perkembangannya, sekarang ini televisi sudah sangat memasyarakat sebagaimana halnya radio. Televisi itu media yang efektif untuk menyampaikan berbagai informasi, karena melalui televisi pesan-pesan atau informasi dapat sampai kepada audiensi dengan jangkauan yang sangat luas. Televisi merupakan hasil tekhnologi elektronik yang dapat menyiarkan suatu program dalam bentuk suara sekaligus gambar dari stasiun yang memancarkannya. Televisi sangat efektif untuk digunakan sebagi media penyampaian pesan-pesan dakwah karena kemampuannya yang dapat menjangkau daerah sangat luas. Dakwah melalui televisi dapat dilakukan dengan berbagi cara baik dalam bentuk ceramah, sandiwara, fragmen ataupun drama. Melalui televisi seorang pemirsa dapat mengikuti kegiatan dakwah. Program-program siaran dakwah yang dilakukan, hendaknya mengenai sasaran objek dakwah dalam berbagai bidang sehingga sasaran dakwah dapat meningkatkan pengetahuan dan aktifitas beragama melalui program-program siaran yang disiarkan melalui televisi.

17 5 Televisi memang semakin dekat dengan anak-anak. Begitu banyak pilihan acara yang disuguhkan berbagai stasiun televisi yang membuat anak semakin senang nongkrong didepan layar televisi. Televisi juga dapat berfungsi sebagai media pendidikan. Pesan-pesan edukatif baik dalam aspek kognitif, afektif ataupun psikomotorik bisa dikemas dalam bentuk program televisi. Secara lebih khusus televisi dapat dirancang atau dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. Pesan-pesan instruksional, seperti percobaan di laboratorium, dapat diperlihatkan melalui tayangan televisi. Televisi juga dapat menghadirkan objek yang berbahaya seperti reaksi nuklir, objek yang jauh, objek yang kecil seperti amuba, dan objek yang besar secara nyata ke dalm kelas. 5 Media yang paling diminati oleh publik dan paling memberikan pengaruh besar kepada khalayak yaitu televisi, karena televisi memiliki kekuatan yang sangat mempengaruhi khalayak. Televisi juga salah satu alat dalam penyebaran informasi dan dengan menggunakan perangkat satelit, kini menjadi media informasi yang terus berkembang pesat. Sedangkan dalam ilmunya perkembangan yang sangat pesat itu adalah komunikasi massa, karena komunikasi telah menjadi ilmu yang sangat menarik. Hal ini disebabkan oleh peranannya yang menyentuh aspek kemanusiaan. Televisi adalah panduan radio (broadcast) dan film (movie picture). Penonton di rumah tidak mungkin menayangkan siaran televisi, jika tidak ada gambar. 6 5 Sony Set, Menjadi Perancang Program Televisi Profesional, (Yogyakarta: Penerbit Andi Yogyakarta), h.29 6 Sunandar, Telaah Format Keagamaan di Televisi, Studi Deskriptif Analisis TPI, (Yogyakarta: Tesis, 1998), h. 3

18 6 Akhir-akhir ini media televisi mempunyai kedudukan yang baik dan banyak di minati masyarakat, bukan hanya di negara kita saja, tapi di negara-negara maju, termasuk Amerika Serikat di dalamnya. 7 Di Indonesia kecenderungan televisi swasta sudah mulai mengarah kepada sistem di Amerika. Munculnya televisi komersial swasta semakin menyemarakkan dunia pertelevisian saat ini dan termasuk di dalamnya adalah produk siaran luar negeri. Dimulai pada tahun 1989 dengan munculnya RCTI, TPI, SCTV, Indosiar, ANTeve, Trans TV, Trans 7, TV One, Metro TV, JAK TV, CTV Banten dan Global TV. Kesemuanya sekarang semakin populer dimata masyarakat kita, apa yang menarik kemudian adalah, bahwa televisi swasta telah menjelma sebagai industri dengan beberapa karakteristik: 1. Memperlakukan tayangan sebagai komoditi. 2. Mengandalkan iklan sebagai sumber pamasukan dana terbesar. 3. Kompetisi semua televisi untuk menyajikan yang terbaik bagi pemirsa dengan harapan meningkatkan volume iklan. 4. Mendorong tumbuhnya aktivitas ekonomi dalam sektor lain, yang mendukung operasi lain. 5. Berkembangnya televisi sebagai stasiun distribusi informasi tanpa harus memperbaiki materi tayangannya. 6. Mengorientasikan tayangan pada kepentingan dan minat masyarakat yang dikaji berdasarkan penelitian kebutuhan khalayak sasaran sekalipun tidak menutup kemungkinan ditayangkannya kepentingan pihak sensor. 7 Jalaludin Rakhmat, Islam Aktual, (Bandung: Mizan, 1992), Cet. Ke-4

19 7 7. Televisi berperan dominan sebagai lembaga komersial yang mendukung ide pokok kapitalisme, yakni produksi dan reproduksi. Hal ini nampak pada kecenderungan media televisi swasta untuk merima transaksi barangbarang dan sekaligus iklannya. 8. Jaringan kerja televisi memiliki aset internasional dalam hubungannya dengan penyebarluasan iklannya. 8 Untuk mendapatkan perhatian dari masyarakat, maka setiap stasiun televisi di Indonesia berlomba-lomba untuk membuat suatu program yang semenarik mungkin sehingga hal ini menjadi salah satu persaingan industri televisi pada saat ini. Setiap stasiun televisi lebih banyak menayangkan program acara yang sifatnya menghibur dibandingkan tayangan yang bersifat mendidik. Di tengah perkembangan yang pesat televisi swasta saat ini, televisi telah menawarkan berbagai macam acaranya yang diformat sedemikian rupa, tentunya disesuaikan dengan visi dan misi dari televisi itu sendiri. Diantara keanekaragaman acara televisi, ada yang bersifat infotainment seperti program acara agama, siaran berita dan sebaginya. Serta ada pula televisi acara yang bersifat entertainment seperti musik, film, kuis, reality show dan sebagainya. Linda Poernomo Puteh menggambarkan bahwa efek dari acara televisi dapat menimbulkan tiga hal, yaitu: 9 1. Acara televisi dapat mengancam nilai-nilai sosial yang ada dalam masyarakat. 8 Arini Hidayat, Televisi dan Perkembangan Sosial Anak, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), Cet. Ke-1, h Linda Poernomo, Peranan Media Massa dalam Dakwah di Era Reformasi, (Seminar tentang peranan Media Massa Dalam Dakwah di Era Reformasi Sehari, 1998) Cat. Makalah, h. 4

20 8 2. Acara televisi dapat menguatkan nilai-nilai sosial yang ada dalam masyarakat. 3. Acara televisi akan membentuk nilai-nilai sosial baru dalam kehidupan masyarakat. Pada saat ini, persaingan televisi sangat mempengaruhi khalayak, program-program yang ditawarkan oleh televisi swasta juga sudah diformat sedemikian rupa. Setiap cara yang disuguhkan memiliki peran yang cukup besar dalam menyampaikan ide, visi, oleh misi para podusernya sehingga televisi terbukti dapat mempengaruhi opini publik. Oleh karena itu, khalayak penonton mempunyai berbagai pilihan untuk menonton program siaran televisi. Khusus bagi mereka yang sudah berkecimpung di dunia media penyiaran maka mereka butuh perhatian khusus agar program siarannya terus menerus akan meningkat, jika mereka tidak meningkatkan program siarannya, maka program siaran mereka akan ditinggalkan penontonnya. Hadirnya kecanggihan tekhnologi komunikasi termasuk televisi juga turut serta mempengaruhi seluruh aspek kehidupan manusia, bahkan di dalamnya terdapat kegiatan dakwah. Televisi merupakan salah satu alat yang bersifat audio visual, sehingga dapat memudahkan acara program dakwah untuk ditampilkan. Televisi dapat juga digunakan sebagai media dakwah, sebab dakwah melalui televisi sangat diharapan dapat berjalan dengan efektif dan efesien. Televisi bermanfaat untuk kegiatan dakwah, karena televisi lebih sesuai dan televisi salah satu media elektronik yang dapat dijangkau seluruh pemirsa secara merata dalam satu kegiatan yang dikemas secara rapi dan

21 9 pemirsa juga dapat mudah menerimanya. Dakwah sebagai salah satu kegiatan komunikasi yang diharapkan pada perkembangan dan kemajuan tekhnologi yang semakin canggih, memerlukan adaptasi terhadap kemajuan itu. Artinya dakwah dituntut untuk dikemas dengan terapan media komunikasi sesuai dengan media yang dihadapi. Dengan hadirnya televisi sebagai media dakwah, maka diharapkan mampu memberikan manfaat bagi perkembangan dakwah Islam, sebab jika media tersebut dimanfaatkan kearah yang positif, maka dampak-dampak negatif yang ditimbulkan media elektronik bisa diimbangi dengan berbagai macam kegiatan atau program-program yang positif tersebut. Selanjutnya adalah bagaimana menjadikan suatu program keagamaan yang menarik, karena selama ini anggapan penonton televisi siaran keagamaan terlalu monoton, bukan tidak mungkin program keagamaan dikemas sebaik mungkin tanpa meninggalkan inti dari agama itu sendiri. Sehingga program keagamaan di TV mempunyai tempat kepada pola tingkah laku yang lebih baik setelah menonton siaran keagamaan. Dari banyaknya stasiun televisi yang ada saat ini salah satu yang menghadirkan program keagamaan yaitu program acara Teropong Iman di Trans Tv. Program ini termasuk salah satu bentuk acara dakwah islamiyah atau yang disebut sebagai salah satu program keagamaan yang ditayangkan melalui stasiun TV. Presenter acara Teropong Iman yaitu Aa Jimmy, dan ia akan siaga meneropong dan mengulas perilaku manusia dari sudut pandang norma Islami dalam TEROPONG IMAN yang tayang setiap Selasa Pkl hingga WIB. Teropong Iman merupakan sebuah program acara

22 10 reality show yang berbasis pada religi agama Islam. Teropong Iman meneropong dan mengulas perilaku manusia dari sudut pandang norma Islami yang dipandu oleh Aa Jimmy, program ini mengangkat masalah keseharian yang diangkat menurut panduan Al-Qur an dan hadist., penyajiannya sangat ringan, lucu tanpa mengindahkan bobot materinya. Aa Jimmy akan terjun langsung kelapangan mengupas sebuah sunnah rasul yang biasa ditemui sehari-hari secara ringan, gamblang dan modern. Kejadian unik dan kelucuan yang tak terduga menjadi khas bagi Teropong Iman. Program ini dapat menjadi suatu tayangan yang mendidik dan dapat menambah pengetahuan. Selain lucu, acara ini ditambahkan ilmu mendalam dari ustadz tertentu untuk mengupas tentang tema yang dibawakannya. Dalam siarannya, program ini membahas tentang Mimpi buruk, Facebook, Nikah siri, Masa idah dan Mandi junub. Melihat dari latar belakang bahwa televisi merupakan sarana yang efektif dalam menyampaikan program islami melalui program yang ditayangkan. Maka peneliti tertarik untuk mengangkat judul skripsi. Analisis Produksi Program Teropong Iman di Trans TV B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Agar lebih memfokuskan penelitian ini maka skripsi hanya akan peneliti batasi pada dua tema program Teropong Iman di Trans TV pada bulan Maret Masing-masing dua tema memiliki judul, yakni facebook dan mimpi buruk.

23 11 2. Perumusan Masalah Adapun rumusan masalah adalah sebagai berikut: a. Bagaimanakah pra produksi pogram Teropong Iman di Trans TV? b. Bagaimanakah pelaksanaan produksi program Teropong Iman di Trans TV? c. Bagaimanakah pasca produksi program Teropong Iman di Trans TV? C. Tujuan dan manfaat penelitian 1. Tujuan penelitian ini secara umum adalah : a. Mengetahui pra produksi program Teropong Iman di Trans TV b. Mengetahui pelaksanaan produksi program Teropong Iman di Trans TV c. Mengetahui pasca produksi program Teropong Iman di Trans TV 2. Manfaat Penelitian a. Secara Akademis Penelitian ini di harapkan memberi masukan dalam segi keilmuan komunikasi terutama dari peminat media studi tentang proses produksi dan evaluasi program di media televisi dan diharapkan dapat berguna bagi pengembangan pengetahuan ilmiah di bidang dakwah Islam, khususnya program keagamaan dengan melalui sarana televisi.

24 12 b. Secara Praktis a) Penelitian ini diharapkan menjadi informasi awal bagi penelitian yang serupa di waktu mendatang. b) Menjadi masukan bagi institusi penyelenggara siaran televisi terutama terkait dengan produksi program televisi. Peneliti akan berupaya semaksimal mungkin dalam penelitian di program Teropong Iman, sehingga dapat diketahui beragam hal yang berkaitan dengan program acara tersebut. D. Metodologi Penelitian 1. Metodologi Penelitian Jenis Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yakni penelitian yang dilalui dengan proses observasi, pengumpulan data yang akurat berdasarkan fakta di lapangan di sertai wawancara dengan nara sumber. Adapun metode yang digunakan adalah analisis deskriptif, yaitu menggambarkan keadaan yang sebenarnya dan dianggap akurat serta menuangkannya dalam konteks penulisan skripsi ini. Bogdan dan Taylor dalam buku Metodologi Penelitian Kualitatif mendefinisikan : " Metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa data-data atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati Lexi S. Moelog, Metodologi Penelitian Kualitatif. ( Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1992), cet.ke-10,h.3

25 13 2. Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian ini adalah para produser Bpk. Bahwani, Assistant Produser Mba Endah, kameramen Mas Aditya Sukardi, reporter Mba Mirfa pada program Teropong Iman yang ada di Trans Tv. Sedangkan yang menjadi objek penelitian ini adalah proses pra produksi, produksi, serta pasca produksi program tersebut. 3. Teknik Pengumpulan Data Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data di Trans Tv yang berhubungan dengan program acara Teropong Iman di Trans Tv adalah: a. Observasi Observasi adalah berupa kegiatan mengenai yang berhubungan dengan pengawasan, peninjauan, penyelidikan, dan riset. Teknik yang peneliti gunakan dalam observasi ini adalah yang sifatnya langsung. Langsung adalah mengikuti shooting acaranya, tetapi sifatnya tidak secara langsung. Tidak secara langsung adalah pengamatan di televisi. Observasi dilakukan langsung oleh penulis untuk mendapatkan data mengenai program acara Teropong Iman yang meliputi : materi, format, host dan lain sebagainya yang berkaitan seputar program acara Teropong Iman.

26 14 b. Wawancara Wawancara merupakan suatu alat pengumpulan informasi yang langsung tentang beberapa jenis data. Penulis menggunakan teknik wawancara yang dilakukan dengan Bapak Bahwani sebagai produser pelaksana program acara Teropong Iman, serta kru produksi, kru teknis, dan kru production support yang mendukung proses produksi acara Teropong Iman. c. Dokumentasi Teknik pengumpulan data dengan menginfestasi dokumendokumen yang relevan dan terkait dengan permasalahan yang di teliti. d. Teknik Analisis Data Analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi kesatuan yang bisa dikelola, mensistesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. 11 Dari data-data yang dikumpulkan, kemudian penulis mengolah dari hasil analisis tersebut dari hal-hal yang terasa kurang pas kemudian peneliti kritisi. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif analisis yaitu pelaporan data dengan menerangkan, memberi gambaran, dan mengklasifikasikan serta menginterpretasikan data yang terkumpul tadi apa adanya, kemudian setelah itu di simpulkan. h Lexi J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006),

27 15 e. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada salah satu stasiun televisi swasta Trans TV. Jl. Kapt. P. Tendean Kavling A Jakarta 12790, Indonesia. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 2 Maret 2010 hingga tanggal 30 Maret f. Tekhnik Penulisan Data Di dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan buku pedoman penulisan karya ilmiah (skripsi, tesis, dan disertasi) karya Hamid Nasuhi dan kawan-kawan yang diterbitkan CeQDA (Center for Quality Development and Assurance ) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun E. Tinjauan Pustaka Sebelum penulis mengadakan penelitian lebih lanjut kemudian menyusunnya menjadi suatu karya ilmiah maka langkah awal yang perlu dilakukan adalah menelaah terlebih dahulu terhadap skripsi-skripsi yang sudah ada, yang mempunyai judul atau objek dan subjek penelitian yang sama ataupun hampir sama dengan penulis teliti. Maksud tinjauan kepustakaan ini adalah agar dapat diketahui bahwa apa yang penulis teliti sekarang tidak sama dengan penelitian dari skripsi-skripsi terdahulu. Gay (1976), berpendapat bahwa kajian pustaka meliputi pengidentifikasian secara sistematis, penemuan dan analisis dokumen-

28 16 dokumen yang memuat informasi yang berkaitan dengan permasalahan penelitian" 12 Walaupun penelitian mengenai produksi program telah banyak dilakukan oleh peneliyi-peneliti sebelumnya, seperti Yofy Andres yang menulis tentang Analisis Produksi Program Drama Komedi Sitkom OB Office Boy di RCTI, Fitri Nurjanah menulis Analisis Program Kajian Silaturahmi di Trans 7, dan Vina Monika menulis Analisis Program Perjalanan 3 Wanita di Trans TV. Kesamaan skripsi penulis dengan ketiga skripsi sebelumnya ialah menggunakan teori analisis program dan subjek yang diteliti berupa kalangan masyarakat.sedangkan perbedaan skripsi peneliti yakni terletak pada program yang disiarkannya serta waktu dalam penelitiannya. Program Teropong Iman ini merupakan program dakwah yang disertai dengan humor, sehingga dakwahnya dapat dimengerti oleh semua masyarakat. F. Sistematika Penulisan Agar pembahasan dalam penulisan skripsi ini sistematis, untuk itu penulis membaginya menjadi lima bab, yaitu tiap-tiap bab terdiri dari sub-sub sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan yang didalamnya terkandung latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan kegunaan 12 Consuelo G. Selvilla, Pengantar Metode Penelitian (Jakarta: UIP, 1998), h. 31

29 17 penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka serta sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Tinjauan teoritis yang didalamnya terkandung tinjauan pustaka Program Televisi yang terdiri dari pengertian analisis program, Program dan ruang lingkupnya selain itu adapun tahapan produksi program televisi yang terdiri dari Pra produksi, Pelaksanaan produksi, Pasca produksi dan Evaluasi produksi program. BAB III GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN Memuat tentang profil dari stasiun Televisi Trans TV, sejarah dan Perkembangan Trans TV, Visi dan Misi Trans TV, Tujuan Trans TV, Logo Trans TV, Direksi Trans TV, Profil Program Teropong Iman, dan Deskripsi Program Teropong Iman. BAB IV ANALISIS PRODUKSI PROGRAM TEROPONG IMAN DI TRANS TV Memuat tentang Analisis Produksi Program Teropong Iman di Trans TV yang terdiri dari : Analisis Pra Produksi Program Teropong Iman, Analisis Pelaksanaan Produksi Program Teropong Iman, Analisis Pasca Produksi Program Teropong Iman, Evaluasi Program Teropong Iman dan Analisis Kelebihan dan Kekurangan Program Acara Teropong Iman.

30 18 BAB V PENUTUP Pada bab ini dimuat kesimpulan yang merupakan jawaban terhadap rumusan permasalahan yang diajukan pada bab satu. Selain itu untuk mengembangkan studi selanjutnya, penulis berusaha memberikan saran-saran kepada pihak yang terkait dengan permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

31 BAB II LANDASAN TEORITIS TENTANG PRODUKSI DAN PROGRAM A. Analisis Program Dalam kamus besar Bahasa Indonesia kata analisa memiliki persamaan kata dengan analisis. Sedangkan analisis sendiri yang terdiri dari susunan huruf analisis mempunyai makna, pertama penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan,dan sebagainya). Untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab, musabab, duduk perkaranya,dan sebagainya). Kedua penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan, dalam kimia adalah penyelidikan kimia dengan menguraikan sesuatu untuk mengetahui zat bagiannya dan sebagainya. Keempat ialah penjabaran sesudah dikaji sebaik-baiknya, dan kelima yakni pemecahan persoalan yang dimulai dengan dugaan akan kebenarannya. Sedangkan program sendiri dalam kamus besar Bahasa Indonesia memiliki arti yang relevan dalam pembahasan skripsi ini ialah berasal dari suku kata program yang bermakna rancangan mengenai asas serta usaha (ketatanegaraan,perekonomian,dan sebagainya) yang akan dijalankan. Pada pembahasan ini maka analisa program ialah sebuah usaha penyelidikan atau pengamatan terhadap suatu peristiwa, dalam hal ini ialah tentang analisis program. 19

32 20 B. Program Dan Ruang Lingkupnya 1. Pengertian program Menurut WJS Purwadarminto, pengertian program adalah acara, sementara kamus Webster Internasional Volume dua lebih merinci lagi, yakni : program adalah satu jadwal (schedule) atau perencanaan untuk ditindaklanjutin dengan penyusunan : butir siaran yang berlangsung sepanjang siaran itu berada di udara. Sedangkan pengertian program menurut kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah acara seperti pertunjukan siaran, pagelaran, dsb. 1 Dalam media radio terdapat perbedaan arti kata yang jelas antara program dan programa. Programa di dunia radio berarti acara, sementara yang dimaksud dengan program adalah susunan kesatuan acara dalam sehari. Media televisi hanya mengistilahkan programing untuk pemograman 2. Program siaran yang ada di Indonesia akan mengisi siarannya sepanjang rata-rata 18 sampai 24 jam setiap harinya. Sedangkan program siaran terdiri dari berbagai macam produksi siaran pendukung program. Dalam membuat produksi, produksi juga dapat dibuat sendiri oleh stasiun televisi yang bersangkutan (in house production) atau dibeli atau disewa dari luar, seperti dari production house atau distributor film asing, karena itu programer harus terlebih dahulu merencanakan pola siaran. Dari pola 1 DEPDIKBUD, kamus besar bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), cet ke- 2,h R.M Soenarto, Program Televisi dari Penyusunana samapai pengaruh siaran (Jakarta: FFTV-IKJ, 2007).cet. ke-1, h.1

33 21 siaran ini dapat diketahui dan ditentukan jenis-jenis programnya : program untuk anak-anak program untuk dewasa, program berita, program musik, program ilmu pengetahuan, dan lain-lain. Program televisi adalah bahan yang telah disusun dalam suatu format sajian dengan unsur video yang ditunjang unsur radio yang secara tekhnis memenuhi persyaratan lain serta telah memenuhi standar estetika dan artistik yang berlaku. Setiap program televisi punya sasaran yang jelas dan tujuan yang akan dicapai. Ada 5 parameter yang harus diperhitungkan dalam penyusunan program siaran televisi, yaitu: a. Landasan filosofi yang mendasar tujuan semua program b. Strategi penyusunan program sebagai pola umum tujuan program c. Sasaran program d. Pola produksi yang menyangkut garis besar isi program e. Karakteristik institusi dan manajemen sumber program untuk mencapai usaha yang optimum. 3 Landasan filosofis yang menyangkut segala macam program ialah pancasila dan UUD 1945 landasan dasar ini tetap, sedangkan aspek hukum dan operasional program televisi perlu bersifat luwes dalam rangka mengantisipasi pengalaman dan tekhnologi baru, serta inovasi yang terjadi sewaktu-waktu. Dengan demikian penyusunan program akan efektif dan 3 R.M Soenarto, Program Televisi dari Penyusunan Sampai Pengaruh Siaran. (Jakarta: FFTV IKJ, 2007) cet. Ke-1, h.5

34 22 tetap dalam kerangka landasan dasar, namun tetap sesuai dengan setiap situasi. Pola strategi penyusunan program lebih menyangkut ke pola penyampaian tujuan program perlu disusun. Berkaitan dengan keluaran dari siaran yang sifatnya informatif maka strateginya adalah bagaimana menyentuh sadaran program sehingga tanpa disadari dapat mengarah ke pencapaian tujuan program yang telah ditetapkan. Dalam hal ini ada tiga variabel yang perlu diperhatikan yaitu : a. Memotivasi dan merangsang kesadaran sasaran program b. Mengarahkan kesadaran tersebut kearah garis pengembangan keseluruhan c. Mengendalikan pengembangan untuk menyesuaikan dengan kondisi objektif. Variabel pertama dan kedua berkaitan dengan konsep pendidikan. Variabel ketiga lebih berkaitan dengan konsep budaya. Ketiga variabel tersebut dapat dirumuskan menjadi satu supra konsep yaitu cultural educative. Jadi, strategi penyusunan progam secara menyeluruh didasarkan pada supra konsep cultural educative. Untuk itu diperlukan penyesuaian karakter yang cocok dengan persyaratan media itu sendiri. Dalam hal ini sasaran dapat menggunakan penglihatan dan pendengaran sebagai jembatan untuk menemukan hl-hal disenanginya. Sasaran menginginkan program karena menyukainya, mereka membutuhkan program tertentu karena merasa memperoleh manfaat. Mendengar dan melihat kebutuhan

35 23 berperan serta bersikap memerlukan perlakuan yang mendidik dan sekaligus pandangan kebudayaan. Dengan kata lain, pemograman berarti merencanakan siaran dengan mengacu kepada hukum penyiaran (Broadcast Law) standar program dan dengan cepat menggali perubahan sosial gaya hidup dan kebutuhan penonton. Pemograman tentu tidak dapat dilepaskan dari faktor biaya. Biaya dalam jumlah besar diperlukan untuk memulai suatu organisasi penyiaran televisi dan menjamin kelangsungannya. Sekali organisasi beroperasi, biaya akan mengalami pembengkakan. Selain itu, pola siaran yang dikembangkan berdasarkan definisi, kriteria dan mata acara siaran tidak bisa lepas dari butir-butir rencana sebagai berikut: a. Butir-butir penekanaan pokok program b. Waktu penyiaran seperti waktu prima (prime time) dan waktu untuk penyiaran siaran. c. Jenis-jenis dan jumlah tiap-tiap program d. Perencanaan penyiaran ulang e. Keputusan tentang materi program (pembeda materi yang harus diproduksi sendiri atau lokal dan materi yang harus dibeli atau disewa.

36 24 Secara etimologis, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, terbitan Departemen Pendidikan Kebudayaan (1998), program adalah acara (seperti sebuah siaran, pagelaran). 4 Sedangkan Menurut AS Homby, program merupakan sebuah rancangan acara yang akan disiarkan ditelevisi. 5. Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiennya. 6. Secara terminologis, undang-undang penyiaran Indonesia tidak menggunakan kata program untuk acara, tetapi menggunakan istilah siaran yang di defenisikan sebagai pesan atau rangkaian pesan yang disajikan dalam berbagai bentuk. Namun kata program lebih sering digunakan dalam dunia penyiaran di Indonesia daripada kata siaran untuk mengacu kepada pengertian acara. Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiennya. 7. Sedangkan menurut Omar Abidin Gilang, program merupakan serangkaian acara atau suatu yang disiarkan dalam berbagai bentuk format oleh stasiun penyiaran. 8. Menurut P.C.S Sutisno dalam bukunya pedoman praktis penulisan skenario televisi dan video (1993), mendefiniskan program televisi ialah bahan yang telah disusun dalam suatu format sajian 4 DEPDIKBUD, Kamus Besar B.Indonesia,(Jakarta: Balai Pustaka ), cet ke-1, h AS Homby, Ap Cowie, Oxford Advanced Leaner s (Oxford : University Press). 6 Morrisan M.A.Manajemen Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio dan Televisi, (Jakarta: Kencana, 2008), cet.ke-1,h Morrisan MA.Manajemen Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio dan Televisi, (Jakarta: Kencana, 2008), cet.ke-1, h.97 8 Omar Abidin Gilang, dalam Moeryanto Ginting Munthe, Media Komunikasi Radio, ( Jakarta:Pustaka Sinar Harapan, 1996),h. 62

37 25 dengan unsur-unsur video yang di tunjang unsur audio yang secara tekhnis memenuhi standar estetik dan artistik yang berlaku. 9. Menurutnya lagi, bahwa stasiun televisi dalam membuat suatu program terdiri dari para artis pendukung acara dan para kerabat kerja. Ide merupakan sebuah inti pesan yang akan disampaikan kepada khalayak, dituangkan menjadi suatu naskah yang disesuaikan dengan format siaran yang akan dibuat, kemudian diproduksi hingga menjadi suatu paket program siaran. Paket program siaran yang akan dibuat, kemudian diproduksi hingga menjadi suatu paket program siaran. Paket program siaran itulah yang kemudian ditayangkan melalui stasiun penyiaran televisi dan disebar luaskan ke seluruh pelosok melalui jaringan satelit komunikasi stasiun penghubung dan pemancar. Akhirnya paket program acara itu dapat didengar dan dilihat oleh pemirsa dirumah. Siaran agama (religious programme), yang menjadi objek dari pembahasan dalam skripsi ini termasuk ke dalam kategori siaran pendidikan (educational programme). Disamping itu terdapat beberapa penggolongan program lain, yaitu siaran pemberitaan dan penerangan (news and information programmes), siaran kebudayaan (culture programmes). Siaran hiburan (entertainments) dan siaran lain-lain (miscell a neous). 9 Sutisno P.C.S, Pedoman Praktis Penulisan Skenario Televisi dan Radio, (Jakarta: PT Grasindo: 1993 ). Cet ke-2,h. 9

38 26 2. Ruang Lingkup Program Ruang lingkup program itu meliputi pra produksi, produksi, pasca produksi, evaluasi program, ide atau gagasan program, sasaran program, tujuan program, garis-garis besar isi program, jenis program, format program,dan tema dalam program Teropong Iman. C. Produksi Program 1. Produksi Produksi adalah suatu kegaiatan yang menghasilkan output dalam bentuk barang maupun jasa. Produksi sebuah program video dan televisi selalu dimulai dari ide atau gagasan yang kemudian dituangkan kedalam sebuah naskah atau script, naskah merupakan sebuah landasan yang diperlukan untuk membuat sebuah program video dan televisi apapun bentuknya. 10 Menurut J.B Wahyudi secara kronologis, produksi mata acara siaran dapat disusun sebagai berikut : Penentuan naskah - pertemuan program - hunting - pertemuan- produksi- latihan-latihan - akhir - shooting -editing - dan manipulating - review - preview - siaran Berpikir tentang produksi program televisi bagi seorang produser profesional, berarti mengembangkan gagasan bagaimana materi produksi selain mengibur, dapat menjadi suatu sajian yang bernilai dan memiliki 10 diakses pada tanggal 3 september 2010.

39 27 makna. Apa yang disebut nilai akan tetapi apabila sebuah produksi acara bertolak dari suatu visi. 11 Produksi (peliputan) adalah seluruh kegiatan peliputan (shooting) baik di studio maupun diluar studio, yang biasanya terdiri dari pengambilan gambar dilokasi sampai pada pemilihan busana, tata rias pengambilan gambar yang bagaimana yang dikerjakan dan lain-lain. Dalam pelaksanaannya produksi ini, sutradara menentukan jenis shoot yang akan diambil di dalam adegan (scene). Biasanya sutradara mempersiapkan suatu daftar shoot (shoot list) dari setip adegan. Semua shoot dibuat catatan oleh bagian pencatatan dengan mencatat kode waktu (time code) dengan nomor pada pita. Nomor itu berputar ketika kamera dihidupkan dan direkam dalam gambar. Catatan kode waktu ini nanti akan berguna dalam proses editing. Biasanya gambar hasil shooting dikontrol setiap malam diakhir shooting hari itu untuk mengetahui apakah hasil pengambilan gambar baik atau tidak. Apabila tidak maka adegan itu perlu diulang pengambilan gambarnya. Semua adegan di dalam naskah selesai diambil, maka hasil gambar asli (original material atau row footage) dibuat catatannya (loading) untuk kemudian masuk dalam proses post production, yaitu editing. Tahap pelaksanaan produksi suatu produksi program televisi yang melibatkan banyak peralatan, orang dengan sendirinya biaya yang besar, selain memerlukan suatu organisasi yang rapi juga perlu suatu tahap 11 Fred Wibowo, Dasar-dasarProduksi Program Televisi, ( Yogyakarta: PT Gramedia Widiarsarana Indonesia, 1997), cet. Ke-1 h.23

40 28 pelaksanaan produksi yang jelas dan efisien. Setiap tahap harus jelas kemajuannya dibandingkan dengan tahap sebelumnya. Tahapan produksi terdiri dari tiga bagian di televisi yang lazim disebut standart operation procedure (SOP), seperti berikut : a. Pra produksi ( ide, perencanaan, dan persiapan). b. Produksi (pelaksanaan) c. Pasca produksi ( Penyelesaian dan penayangan) Pra Produksi (Perencanaan dan Persiapan) Tahap ini sangat penting sebab jika tahap ini dilaksanakan dengan rinci dan baik,sebagian pekerjaan dan produksi yang direncanakan sudah beres. Tahap pra poduksi meliputi tiga bagian seperti berikut : a. Penemuan ide Tahap ini dimulai ketika seseorang produser menemukan ide atau gagasan, membuat riset dan menuliskan naskah atau meminta penulis naskah mengembangkan gagasan menjadi naskah sesudah riset. b. Perencanaan Tahap ini meliputi penetapan jangka waktu kerja (time schedule), penyempurnaan naskah, pemilihan artis, lokasi dan crew.selain estimasi biaya, penyediaan biaya dan rencana alokasi 12 Sutisno P.C.S, Pedoman Praktis Penulisan Skenario Televisi dan Radio, (Jakarta: PT Grasindo: 1993 ). Cet ke-1,h

41 29 merupakan bagian dari perencanaan yang perlu dibuat dan sevcara hati-hati dan teliti. c. Persiapan Tahap ini meliputi pemberesan semua kontrak, perizinan dan surat menyurat. Latihan para artis dan pembuatan setting,meneliti dan melengkapi peralatan yang diperlukan. Semua persiapan ini paling baik di selesaikan menurut jangka waktu kerja (time scedhule) yang sudah ditetapkan. Kunci keberhasilan produksi program televisi sangat ditentukan oleh keberesan tahap perencanaan dan persiapan itu. Orang yang begitu percaya pada kemampuan teknis sering mengabaikan hal-hal yang sifatnya pemikiran diatas kertas. Dalam produksi program televisi, hal itu dapat berakibat kegagalan Pelaksanaan Produksi Baru sesudah perencanaan dan persiapan selesai betul, pelaksana produksi dimulai. Sutradara bekerja sama dengan para artis dan crew mencoba mewujudkan apa yang direnacanakan dalam kertas dan tulisan (shooting scripti) menjadi gambar susunan gambar yang dapat bercerita. Dalam pelaksanaan produksi ini, sutradara menentukan jenis shot yang akan diambil didalam adegan (scene). Biasanya sutradara mempersiapkan suatu daftar shot dan time code pada akhir penagmbilan adegan. Kode waktu (time code) adalah nomor pada pita. Nomor itu 13 Fred Wibowo, Dasar-dasarProduksi Program Televisi, ( Yogyakarta: PT Gramedia Widiarsarana Indonesia, 1997), cet. Ke-1 h.20

42 30 berputar ketika kamera dihidupkan dan terekam dalam gambar. Catatan kode waktu ini akan berguna dalam proses editing. 14 Biasanya hasil shooting dikontrol setiap malam di akhir shooting hari itu untuk melihat apakah hasil pengambilan gambar sungguh baik. Apabila tiak maka adegan itu perlu diulang pengambilan gambarnya. Semua adegan didalam naskah selesai diambil, maka hasil gambar asli (original material or row footage) dibuat catatannya (logging) untuk kemudian masuk dalam proses post production yaitu editing. 4. Pasca Produksi Pasca produksi memiliki tiga langkah utama yaitu editing off line, editing on line, and mixing. a. Editing off line Setelah shooting selesai, script boy or girl membuat logging, yaitu mencatat kembali semua hasil shooting berdasarkan catatan shooting dan gambar. Di dalam logging time code (nomor kode yang dibuat dan muncul dalam gambar) dan hasil pengambilan setiap shot dicatat. Kemudian berdasarkan catatan itu sutradara akan membuat editing kasar yang disebut editing off line (dengan copy video VHS supaya lebih murah) sesuai dengan gagasan yang ada dalam sypnosis dan treatment. Sesudah hasil editing off line dirasa pas dan memuaskan barulah editing script. Naskah editing ini sudah di lengkapi dengan uraian untuk narasi dan bagian-bagian yang perlu diisi dengan ilustrasi 14 Fred Wibowo, Dasar-dasarProduksi Program Televisi, ( Yogyakarta: PT Gramedia Widiarsarana Indonesia, 1997), cet. Ke-1 h.20

43 31 musik. Didalam naskah editing, gambar dan nomor kode waktu tertulis jelas untuk memudahkan pekerjaan editor. Kemudian hasil shooting, asli dan naskah editing diserahkan kepada editor untuk dibuat editing on line. Kaset HVS hasil editing off line dipergunakan sebagai pedoman oleh editor. b. Editing on line Berdasarkan naskah editing, editor mengedit hasil shooting asli. Sambungan-sambungan setiap shot dan adegan (scene) dibuat tepat berdasarkan catatan kode waktu dalam naskah editing, Demikian pula sound asli dimasukkan dengan level yang sempurna. Setelah editing on line ini siap, proses berlanjut dengan mixing. 15 c. Mixing Narasi yang sudah direkam dan juga ilustrasi musik yang juga sudah direkam. Dimasukkan kedalam pita hasil editing on line sesuai dengan petunjuk atau ketentuan yang tertulis dalam naskah editing. Keseimbangan antara sound effect, suara asli, suara narasi dan musik harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak saling mengganggu dan terdengar jelas. Sesudah proses mixing ini boleh dikatakan bagian yang penting dalam post production sudah selesai. Secara menyeluruh produksi juga sudah selesai. Setelah produksi selesai biasanya diadakan preview. Dalam preview tak ada lagi yang harus diperbaiki. 15 Fred Wibowo, Dasar-dasarProduksi Program Televisi, ( Yogyakarta: PT Gramedia Widiarsarana Indonesia, 1997), cet. Ke-1 h.22-24

44 32 Apabila semua sudah siap maka program ini siap juga untuk ditayangkan. Penayangan program di stasiun televisi di batasi oleh frame waktu. Oleh karena itu, dalam screeting hal ini juga perlu diperhatikan. Apabila program ternyata melebihi frame waktu yang disediakan, harus dipotong di tempat yang tidak mengganggu kontinuitas program Evaluasi Produksi Evaluasi disini mempunyai dua maksud. Maksud yang pertama ialah evaluasi program yang bertujuan untuk menilai seberapa jauh program-program ini bisa dianggap baik meurut sasaran. Maksud yang kedua ialah evaluasi instruksional. Maksud yang kedua adalah evaluasi intruksional. Disini tidak dibicarakan mengenai kemampuan dan kelemahan program, tetapi yang diutamakan ialah kemampuan audiens dalam memahami isi program intruksional yang diselenggarakan. 17 Mengenai penelitian terhadap respons dari khalayak, maka pokokpokok yang dinilai (evaluasikan ) adalah : a. Bagaimana sifat respon itu : Lunak, menyenangkan atau berupa kritik. b. Apakah respons tersebut menguntungkan atau tidak, disampaikan secara resmi atau tidak. 16 Fred Wibowo, Dasar-dasarProduksi Program Televisi, ( Yogyakarta: PT Gramedia Widiarsarana Indonesia, 1997), cet. Ke-1 h Pawit M Yusup, Komunikasi Pendidikan dan Komunikasi Intruksional, (Bandung : PT Remaja Rosda Karya, 1990), cet. Ke-1, h.121

45 33 c. Apakah respon itu menunjukkan bahwa publik atau khalayak menaruh perhatian atas masalah yang dikemukakan dalam pesan. d. Apakah respons memberi kesimpulan bahwa pesan difahami oleh komunikasi. e. Adapun evaluasi mengenai berhasil tidaknya suatu pesan yang telah dilancarkan oleh suatu organisasi instansi adalah dengan mengadakan Reader Interest Study and Readibility Test. Kemungkinan lain untuk mengukur efektifitas suatu pesan adalah dengan radio dan televisi audience research serta programme analysis test. 18 Mengenai ukuran efektifitas terhadap khalayak atau public perlu diketahui seberapa luas atau jumlah pengikut atau pendukung ide sebelum dan sesudah pesan yang akan diukur efektifitasnya dan bagaimana proporsi perbandingan antara apa yang disukai dan apa yang tidak disukai dari pesan. 19 Tujuan untuk melihat rating and share program Teropong Iman juga untuk mengetahui seberapa jauh program Teropong Iman bisa dianggap baik menurut sasaran, apakah outputnya dari tayangan tersebut dapat memberikan informasi dan pengetahuan bagi masyarakat atau tidak. Dari hasil evaluasi tersebut, pengelola program Teropong Iman juga memberikan liputan tentang do'a-do'a yang diajarkan di agama Islam, informasi yang disajikan berbeda-beda setiap episodenya sesuai dengan 18 Phil Astrid S, Susanto, Komunikasi dalam Teori dan Praktek, (Bandung : PT Rindang Mukti, 1997), cet.ke-2,h Phil Astrid S, Susanto, Komunikasi dalam Teori dan Praktek, (Bandung : PT Rindang Mukti, 1997), cet.ke-2,h.156

46 34 program Teropong Iman, agar penonton dirumah tidak bosan dengan acara tersebut Bahwani Trans TV, Wawancara Pribadi di lantai 3 A gedung Trans Tv

47 BAB III GAMBARAN UMUM TRANS TV DAN PROGRAM TEROPONG IMAN A. Sekilas Tentang Trans TV 1. Sejarah Berdirinya dan perkembangan Trans TV PT. Televisi Transformasi Indonesia (TRANS TV) merupakan perusahaan yang dimiliki oleh TRANS CORPORATION, yang juga merupakan pemilik dari TRANS 7 memperoleh ijin siaran pada bulan Oktober 1998 setelah dinyatakan lulus dari ujian kelayakan yang dilakukan tim antar departemen pemerintah, maka sejak tanggal 15 Desember 2001, TRANS TV memulai siaran secara resmi. Di samping penghargaan-penghargaan yang diperoleh oleh TRANS TV, stasiun yang memiliki motto milik kita bersama ini, banyak melakukan kegiatan sosial sebagai wujud kepedulian dan tanggung jawab terhadap lingkungan di sekitarnya serta tanah air, TRANS TV telah berusaha melakukan beberapa kegiatan-kegiatan sosial yang disalurkan oleh Unit Marketing Public Relations dan Unit Community Development. Salah satu wujud kegiatan sosial tersebut adalah memberikan bantuan perbaikan dan pembangunan sarana fisik termasuk pendirian tempat ibadah di beberapa kota, pendirian taman bermain dan perpustakaan. Dan TRANS TV juga membantu Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu dalam membangun asrama dan sekolah Selamatkan Tunas Bangsa untuk 35

48 36 usia SD di lokasi Pesantren Tengku Cik Oemar Diyan, Indrapuri, Aceh Besar. Tidak hanya itu, TRANS TV juga membangun Rumah Anak Madani (RAM) sebagai wisma untuk anak korban gempa dan tsunami yang terletak di Jalan Raya Veteran, Kebun Helvitia, Pasar 7, PTPN II- Medan, Sumatera Utara. Pada tanggal 5 Februari 2005 lalu, Wakil Presiden RI, Bapak Jusuf Kalla telah melakukan peletakan batu pertama sebagai tanda dimulainya pembangunan. RAM juga telah diresmikan pada bulan Desember 2005 dan pada saat itu telah menampung lebih dari 300 anak. Demikian banyaknya bantuan yang diberikan TRANS TV, maka sudah sepantasnya banyak penghargaan yang diperolehnya. Tak hanya bantuan yang diberikan oleh TRANS TV sebagai buktu kecintaannya kepada bangsa ini, TRANS TV juga menyajikan acara-acara yang bervariatif dengan kemasan yang menarik. Di antaranya program hiburan, pendidikan, news, kuliner, film dan lain sebagainya. Dan berikut gambar ragam acara yang dimilikinya. 2. Visi, Misi dan Tujuan Trans TV Visi Visi Trans TV yaitu menjadi televisi terbaik di Indonesia maupun ASEAN, memberikan hasil usaha yang positif bagi stakeholders, menyampaikan program-program berkualitas, berperilaku berdasarkan nilai-nilai moral budaya kerja yang dapat diterima oleh stakeholders serta

49 37 mitra kerja, dan memberikan kontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan serta kecerdasan masyarakat. Misi Trans TV Misi Trans TV yaitu Wadah gagasan dan aspirasi masyarakat untuk mencerdaskan serta mensejahterakan bangsa, memperkuat persatuan dan menumbuhkan nilai-nilai demokrasi. Tujuan Trans TV Sedangkan tujuan Trans TV yaitu Trans TV adalah sebuah semangat. Semangat untuk melakukan transformasi secara institusi dan secara ideologi. Ideologi Trans TV adalah meningkatkan kecerdasan bangsa untuk menjadi sejahtera. Karena yang hendak di transform adalah bangsa yang besar, bangsa yang complex permasalahannya, diperlukan institusi yang kokoh, berkemampuan tinggi dan berkapasitas guna mengajak bangsa untuk berubah. Karena itu Institusi Trans TV dijalankan oleh orang-orang muda yang cerdas, berdisiplin tinggi dan bersemangat. Di ikat oleh budaya good corporate governance, kreatif, inovatif dan kerja keras. 3. Logo Trans TV Logo Trans TV berbentuk berlian, yang menandakan keindahan dan keabadian. Kilauannya mereflesikan kehidupan dan adat istiadat dari berbagai pelosok daerah di Indonesia sebagai simbol pantulan kehidupan serta budaya masyarakat Indonesia. Huruf dari jenis serif, yang mencerminkan karakter abadi, klasik, namun akrab dan mudah dikenali.

50 38 TRANS TV adalah sebuah semangat. Semangat untuk melakukan transformasi secara institusi dan secara ideologi. Ideologi Trans TV adalah meningkatkan kecerdasan bangsa untuk menjadi sejahtera. Karena yang hendak di transform adalah bangsa yang besar, bangsa yang complex permasalahannya, diperlukan institusi yang kokoh, berkemampuan tinggi dan berkapasitas guna mengajak bangsa untuk berubah. Karena itu Institusi Trans TV dijalankan oleh orang-orang muda yang cerdas, berdisiplin tinggi dan bersemangat. Di ikat oleh budaya good corporate governance, kreatif, inovatif dan kerja keras. Trans TV juga merupakan sebuah Indonesia kecil potret dari Indonesia masa depan, cerdas, sejahtera, bermoral dan beragama. Berani bersaing dan mendambakan semangat yang terbaik, terkuat dan terbesar, tidak mengenal lelah, berlari kencang tanpa henti. Menghormati nilai-nilai bangsa. Menjaga budaya dan tradisi asli. Trans TV bersyukur telah membangun fondasi, yang mudah-mudahan cukup kuat untuk menunsebagai wujud kepedulian dan tanggung jawab terhadap lingkungan di sekitarnya serta tanah air, Trans TV telah berusaha melakukan beberapa kegiatan-kegiatan sosial yang disalurkan oleh Unit Marketing Public Relations dan Unit Community Development. Salah satu wujud kegiatan sosial tersebut adalah memberikan bantuan perbaikan dan pembangunan sarana fisik termasuk pendirian tempat ibadah di beberapa kota, pendirian taman bermain dan perpustakaan.

51 39 Tanggung jawab TRANS TV terhadap tanah air telah diwujudkan dengan membantu Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu dalam membangun asrama dan sekolah Selamatkan Tunas Bangsa untuk usia SD di lokasi Pesantren Tengku Cik Oemar Diyan Indrapuri, Aceh Besar. Selain itu, TRANS TV juga membangun Rumah Anak Madani (RAM) sebagai wisma untuk anak korban gempa dan tsunami yang terletak di Jalan Raya Veteran, Kebun Helvitia, Pasar 7, PTPN II-Medan, Sumatera Utara. Pada tanggal 5 Februari 2005 lalu, Wakil Presiden RI, Bapak Jusuf Kalla telah melakukan peletakan batu pertama sebagai tanda dimulainya pembangunan. RAM juga telah diresmikan pada bulan Desember 2005 dan pada saat itu telah menampung lebih dari 300 anak. Pembangunan RAM tersebut adalah hasil sumbangan pemirsa TRANS TV melalui program Dompet Amal TRANS TV. Dana yang terkumpul sebesar Rp 5 miliar, selain itu juga sumbangan dari beberapa donatur, baik berupa uang maupun bahan bangunan. Selain itu TRANS TV telah menyalurkan bantuan pemirsa berupa bahan makanan dan pakaian lebih dari 200 ton ke Aceh. Di samping itu, TRANS TV juga mendirikan lima buah posko sebagai sarana penyaluran bantuan untuk korban gempa di Jogyakarta dan Jateng. Dana yang telah terkumpul melalui Dompet Amal TRANS TV sebanyak lebih dari Rp 2 Milyar akan digunakan untuk membangun sarana ibadah dan sekolah di Jogyakarta dan Jateng.

52 40 4. Direksi TRANS TV: a. Komisaris Utama : Chairul Tanjung b. Direktur Utam : Ishadi S K c. Wakil Direktur Utama : Wishnutama d. Direktur Operasional : Wishnutama e. Direktur Finance & Human Capital : Warnedy f. Direktur Sales dan Marketing : Aatiek Nur Wahyuni 1 5. Profil Program Teropong Iman Executive Produser Producer UPM : Fauzan Mukrim : Bahwani Yaqub : Dwi Erna Production Assistant : - Endah Pertiwi - Wulan Creative : - Probo Kushartoyo -Dicky Kurniawan Reporter : - Mirfa Suri -Susi Retno Kameramen : -Alm. Aditya Sukardi :-Insan kamil Program ini merupakan sebuah program semi dokumenter Islami yang membahas tentang do a-do a dan segala sesuatu yang pembahasannya dikaitkan dengan ajaran Islam. Terdiri dari dua host yang memiliki karakter 1 Perpustakaan Trans TV

53 41 yang menarik dan berbeda-beda, namun mereka bersahabat. Kamera akan terus mengikuti host selama perjalanannya ke tempat-tempat keramaian pada segmen grebek. Dua orang laki-laki muda yang satu berparas seperti ust. Abdullah Gymnastiar (AA Gym) yang sering dipanggil AA Jimmy dan temannya yang satu lagi berparas pas-pasan tapi sangat lucu dan menghibur, sehingga acara ini lebih menarik dan akan menjadi host pada acara ini. Walaupun mereka bersahabat, setiap individu memiliki karakter yang berbeda-beda. Cerita mengenai persahabatan pasti ada konflik, akan tetapi konflik yang akan timbul menarik untuk dimunculkan dalam setiap peliputan. Visi dan misi dalam program Teropong Iman ini adalah ingin menyelingi program hiburan yang sudah ada dengan menambah program religi, sedangkan misinya yaitu ingin program religi ini dikemas dengan ringan, mengangkat tentang do a, bahwa do a itu penting jadi jangan sampai dilupakan, dan dihafal tapi tidak dijalankan, dan juga ingin mengingatkan kembali kepada pemirsa tentang hal-hal kecil yang berhubungan dengan do ado a yang akan di terapkan di kehidupan sehari-hari. B. Deskripsi Program Teropong Iman di Trans TV 1. Latar Belakang ditayangkan program Teropong Iman Latar belakang Teropong Iman yaitu supaya ada program realigi, dan diusahakan satu jam program religi, hadir tidak semua program yang ada di Trans Tv bersifat umum. Dan juga agar masyarakat lebih mengerti

54 42 tentang hal-hal yang sering dilupakan dalam kehidupan sehari-hari. Teropong Iman merupakan program realigi yang di tayangkan di stasiun televisi Trans TV. Proses lahirnya program Teropong Iman berawal dari acara-acara religi yang dipegang oleh bagian produksi, program ini dipegang oleh bagian produksi itu selama 1 tahun, kemudian pada tanggal 5 november 2009 program teropong iman ini dipegang oleh news, dan beberapa program Teropong Iman ditarik oleh bagian news, dan tidak dirubah namanya. Program Teropong Iman ini diberi nama Teropong Iman karena program ini ingin meneropong keimanan seseorang, dan sejauh mana seorang muslim mengetahui pengetahuan tentang Islam, seperti pengetahuan tentang do'a-do'a, shalat sunnah sehingga acara ini dinamakan Teropong Iman. 2. Sasaran Program Teropong Iman Sasaran program Teropong Iman yaitu kalangan ibu, bapak-bapak dan remaja, dan rata-rata yang menonton menengah keatas dan semua umur. Karena mereka lebih dapat menerima maksud dari tayangan program Teropong Iman ini. Program Teropong Iman lebih membahas tentang keseharian masyarakat, sehingga sasarannya harus tepat agar mereka lebih dapat memahami dan langsung diterapkan ke dalam kehidupan sehari-hari. Durasi yang ditetapkan hanya tiga puluh menit menit. Program Teropong Iman dilakukan secara taping, program ini dilakukan secara taping karena tidak dapat memungkinkan untuk live, karena adanya proses editing dan proses editing itulah maka hasil dari

55 43 sebuah program acara tersebut menjadi layak disaksikan dan menjadi bagus. Karena mereka lebih dapat menerima maksud dari tayangan program Teropong Iman ini. 3. Tujuan Pogram Teropong Iman Dalam suatu program televisi yang sudah tayang pasti mereka memiliki tujuan program, adanya tujuan program, maka program tersebut lebih terfokus dalam hal penayangannya. Sehingga program ini memiliki target yang baik. Setiap program atau acara yang dibuat harus sudah dibuat yang nantinya akan dilihat dan dikonsumsi oleh khalayak, maka program ini harus memiliki sedikit banyaknya ada nilai informasi, agama, edukasi juga hiburan karena hal itu merupakan salah satu fungsi dari media massa. 4. Garis-Garis Besar Isi Program Teropong Iman Dalam setiap program tayangan televisi pasti tidak akan terlepas dari hal-hal yang berhubungan dengan materi atau pesan yang akan disampaikan kepada pemirsa. Untuk itu, program Teropong Iman memiliki beberapa materi yang akan disampaikan, maka program Teropong Iman telah diberi arahan agar materi diberikan tidak terlalu berat namun ringan, dan mudah dimengerti oleh masyarakat pada kehidupan sehari-hari, terlebih lagi jika pesan yang telah disampaikan menjadi bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga pesan yang telah disampaikan melalui program Teropong Iman ini menjadi bermanfaat bagi masyarakat yang menonton program ini.

56 44 Garis-garis materi yang akan menjadi isi dalam program Teropong Iman adalah berisi tentang informasi yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat, khususnya bagi umat Islam seperti liputan tentang do a-do a dalam shalat, etika berpakaian, adab bercermin atau fenomena-fenomena yang sering terjadi di tengah masyarakat. Menampilkan penjelasan dari ustadz-ustadz dalam mengenai etika-etika bagi seorang muslim atau muslimah di setiap materi yang akan ditayangkan serta ayat-ayat Al- Qur an dan Hadist Nabi Muhammad sebagai dalilnya. 5. Jenis Program Teropong Iman Program Teropong Iman ini termasuk kedalam jenis TV magazine, tapi tetap mengangkat tema tentang religi. Program ini juga bertujuan untuk memberikan suatu tambahan-tambahan pengetahuan atau informasi tentang etika-etika dalam shalat dan do'a-do'a yang jarang digunakan dalam setiap aktifitas kepada penonton. Program Teropong Iman termasuk dalam non drama (magazine), dan termasuk juga dalam kategori berita lunak atau ringan (soft news), karena program ini berisi tentang informasi yang tidak diwajibkan untuk aktual, laporannya mendalam dan di tayangkan dalam program lainnya (bukan dalam program berita).

57 BAB IV ANALISIS PRODUKSI PROGRAM TEROPONG IMAN Produksi sebuah program video dan televisi selalu dimulai dari ide atau gagasan yang kemudian dituangkan kedalam sebuah script. Naskah merupakan sebuah landasan yang diperlukan untuk membuat sebuah program video dan televisi apapun bentuknya. Penulisan sebuah naskah program video dan televise yang didasarkan pada sebuah ide biasanya mempunyai tujuan yang spesifik yaitu: a. Memberikan informasi (to inform) b. Memberikan inspirasi (to inspire) c. Menghibur (to intertain) d. Propaganda 1 Dalam program siaran Teropong Iman di Trans TV, sebelum melangkah kepelaksanaan dalam jalannya suatu program, maka dibutuhkan suatu perencanaan yang baik dan yang bertanggung jawab engenai jalnnya suatu program tersebut yang diatur oleh produser. Peranan seorang produser di program Teropong Iman sebagai penanggung jawab jalannya program dituntut untuk bias membuat suatu konsep atau kemasan dengan sebaik mungkin, produser juga harus mempunyai wawasan dan kemampuan dalam merealisasikan ide-ide kreatif serta mengarahkan proses produksi. Biasanya seorang produser dalam melaksanakan produksi ada tahapan- 1 Swain, D.V, dan Swain J.R, Film Scripwrtiting, (Boston: Focal Press, 1998), h

58 46 tahapan sebagai salah satu tanggung jawab, diantaranya dari faktor internal dan eksternal. Suatu produksi program televisi yang melibatkan banyak peralatan, orang dan dengan sendirinya biaya yang besar, selain memerlukan suatu organisasi yang rapi juga perlu suatu tahap pelaksanaan produksi yang jelas dan efisien. Setiap tahap harus jelas kemajuannya dibandingkan dengan tahap sebelumnya. Tahapan produksi terdiri dari tiga bagian di televisi yang lazim, disebut Standart Operation Producer (SOP), seperti berikut: 1. Pra produksi 2. Produksi 3. Pasca produksi Demikian juga dengan produksi program Teropong Iman di Trans TV memiliki tahapan seperti di atas: A. Pra Produksi Program Teropong Iman Pra produksi atau perencanaan adalah semua kegiatan sampai dengan pelaksanaan shooting, yang termasuk kegiatan pra produksi antara lain penuangan ide atau gagasan. Tahapan ini merupakan proses awal dari seluruh kegiatan yang akan datang atau juga disebut dengan tahapan perencanaan. Tahapan pra produksi sangat penting dalam produksi suatu acara. Sebab jika tahapan ini dilaksanakan secara rinci dengan baik, maka bagian pekerjaan dari produklsi yaitu meliputi pencarian suatu ide, membuat format program, memilih materi dan pengisi acara, segmentasi penonton dan waktu tayang dalam menyusun

59 47 biaya produksi dan melakukan meeting production. Tahap pra produksi atau perencanaan merupakan pengembangan dari desain program menjadi desain produksi atau semua kegiatan. Yang termasuk dalam kegiatan pra produksi antara lain: penuangan ide atau gagasan kedalam out line, pembuat format, script, story board, program meeting, dan lain-lain hingga pelaksanaan pengmabilan gambar atau shooting. Perencanaan suatu program secara umum melahirkan kebijakan umum tentang bagaimana mengatur alokasi waktu dan materi siaran dalam sehari, seminggu atau setahun. Perencanaan program televisi juga diarahkan untuk dapat memilih dan menjadwalkan penayangan suatu program yang dapat menarik sebanyak mungkin penonton. Hal-hal yang termasuk ke dalam kegiatan pra produksi Teropong Iman antara lain menentukan jadwal rapat, menentukan tema, menghubungi presenter,menentukan waktu untuk liputan, menyiapkan alat,menghubungi ustadz, rapat tim produksi untuk kematangan pelaksanaan, dan menentukan kru, reporter dan kameramen. Kegiatan pra produksi itu antara lain : 1. Tugas untuk menentukan tema yang bertugas adalah tim kreatif 2. Tugas untuk menentukan narasumber yang bertugas adalah tim kreatif 3. Tugas untuk menghubungi narasumber yang bertugas adalah tim kreatif, dalam menghubungi narasumber, biasanya tim kreatif melakukannya seminggu sebelum liputan untuk membuat perjanjian dengan narasumbernya dan membuat daftar pertanyaan-pertanyaan yang

60 48 diperlukan untuk liputan. 4. Tugas untuk membuat pertanyaan yang bertugas adalah tim kreatif 5. Tugas untuk membuat surat izin peliputan yang bertugas adalah PA (Production Asisten), dalam membuat surat izin mobil untuk liputan dan menghubungi kameramen biasanya Productin Asisten (PA) menghubungi orang yang bersangkutan baik supir maupun kameramennya, dua atau tiga hari sebelumnya. 1. Perencanaan Ide/Gagasan Pada program Teropong Iman proses pra produksinya 1 minggu dan memiliki beberapa tahapan yaitu: ide yang didapat, riset dan mencari narasumber. Ide atau gagasan merupakan hal yang paling pertama dibentuk dalam sebuah program. Semua siaran televisi baik dari bentuk yang sederhana hingga yang rumit sekalipun, selalu didahului oleh simpulnya sebuah ide atau gagasan. Sesuai dengan teori komunikasi, ide merupakan rencana pesan yang akan disampaiakn kepada khalayak atu penonton, melalui medium televisi dengan maksud dan tujuan tertentu. Karena itu sewaktu akan menuangkan ide dalam sebuah naskah atu script, harus memperhatikan faktor penonton dan waktu siaran serta selera dan kebutuhan penonton, agar apa yang akan disajikan dalam bentuk acara siaran dapat mencapai sasarannya. Gagasan dapat disebut juga sebagai asal mula lahirnya sebuah program acara. Program acara Teropong Iman lahir dari sebuah ide yang

61 49 dibahas dalam tim produksi, produser, penulis naskah, sutradara (tim penyutrdaraan). Tim ini akan membahas konsep hal-hal yang dianggap menarik dari segi tayangan. Berawal dari sebuah ide atau gagasan, program Teropong Iman, program Khazanah, Halal, Perjalanan tiga wanita dan Safara terlebih dahulu menjadi program religi yang sudah ada di Trans TV, namun dari pihak programing meminta untuk melahirkan program religi yang lain. Dan akhirnya dari departemen produksi mau menerima permintaan tersebut, dan kemudian mereka berkumpul untuk merumuskan konsep dan membicarakan program religi apa yang akan dilahirkan lagi. Ide merupakan buah pikiran dari seseorang perencana acara siaran, dalam hal ini seorang produser, ide juga dapat timbul dari kerabat kerja lainnya. Tapi ide bisa saja tidak timbul dari satuan kerja produksi, tetapi dapat timbul dari pihak luar seperti dari narsumber sendiri, event organizer, maupun production house. Dalam mencari ide sebagai landasan untuk dikembangkan seorang produser harus memperhatikan beberapa hal, antara lain: a. Apakah ide atau gagasan tersebut menarik b. Apakah kekuatan yang tersembunyi dalam ide atau gagasan tadi. c. Apabila ide atau gagasan tadi dapat dirubah menjadi program siaran, kemudian apa manfaat bagi khalayak. d. Kalau ide tadi akan diangkat menjadi program siaran, harus ada

62 50 alasan yang meyakinkan. 2 Program acara Teropong Iman memulai pencarian ide dalam tahapan pra produksi dan mendapatkan sebuah ide darimana saja. Sebagian ide tersebut ada juga yang datangnya dari luar tim Teropong Iman, tetapi dalam hal ini produser selaku pencetus atau penggerak program melakukan sharing dengan penulis. Bagian programing sudah sering melihat tayangan-tayangan religi yang ada di Trans TV maupun di stasiun televisi yang lain, namun tim kreatif ingin menampilkan sebuah program religi baru yang sangat menarik, menghibur dan lebih diterima oleh masyarakat dan berbeda dari program religi yang sudah ada. Baik dalam konsep produksinya, judulnya, dan pembahasannya yang ada di dalam program tersebut. Setelah tim kreatif rapat untuk membicarakan program baru, kemudian muncul sebuah ide bahwa judul program tersebut yaitu Teropong Iman, nama Teropong Iman tersebut diambil karena progral religi ini ingin meneropong keimanan seseorang, dan sejauh mana seorang muslim mengetahui tentang Islam, pengetahun tentang do a-do a, dan shalat sunnah, sehingga acara ini dinamakan Teropong Iman. Judul program religi ini adalah Teropong Iman dipilih agar program ini dapat diterima di masyarakat dan pesan dakwah yang terkandung di dalamnya sampai juga ke khalayak, dan berharap agar 2 Darwantro Sastro Subroto, Produksi Acara Televisi, (Yogyakarta : Duta Wacana University press, 1994),h.176

63 51 program ini menjadi pengeahuan tambahan oleh masyarakat, setelah itu tersusunlah sebuah konsep oleh tim kreatif yang berada di bawah departemen produksi mengenai program acara ini. Dalam acara Teropong Iman pencarian ide dilakukan media internet, buku, dan televisi, karena media adalah sumber inspirasi dan ide yang di dapat dari media tersebut menjadi bahan pegangan bagi crew untuk meriset langsung ke lokasi. Contohnya pada episode mimpi buruk dimana ide tersebut didapat dari seorang Reporter (Mba Mirfa) Trans TV yang pernah mengalami mimpi buruk tiga hari ini, dia sangat bingung mengapa selama tiga hari bertuut-turut dia selalu bermimpi buruk, dan dia merasa kalau setiap sebelum tidur selalu membaca do a, tapi kenapa selalu bermimpi buruk. Karena hal itu ia mengusulkan ide tentang mimpi buruk untuk di jadikan salah satu tema dalam program acara Teropong Iman. Facebook ide ini berasal dari hobi seorang assistant produser (Mba Endah) yaitu hobi menulis status di jejaring sosial yaitu facebook miliknya, setiap hari dia selalu menulis status, dan dia juga berfikir kalau facebook itu ternyata banyak sekali yang berminat, sehingga dia juga mengusulkan untuk menjadikan facebook sebagai salah satu tema untuk dibahas secara detail, sehingga ia tahu apa manfaat dari facebook dan dampaknya kalau setiap waktu menulis status di facebooknya. Dan pada hari itu juga para crew berangkat untuk meriset dan mencari tahu sejauh mana peminat facebook.

64 52 2. Riset Dalam acara Teropong Iman acara ini untuk mengetahui sejauh mana umat muslim di Indonesia dalam mengetahui ajaran-ajaran agama Islam, dan memahami semua kejadian yang ada di kehidupan ini dalam sudut pandang Islam. Maka dari itu dari setiap ide yang ditemukan baik dari internet, ataupun dari narasumbernya langsung. Perlu adanya riset untuk dapat mengetahui lebih jelas lagi data narasumbernya, maka dari itu para crew Teropong Iman melakukan pengumpulan data dan survey lokasi, dan menghubungi narasumber yang akan diwawancarai. Riset berasal dari kata research ialah penyelidikan atau pencarian yang seksama untuk memperoleh fakta baru dalam cabang ilmu pengetahuan. Riset sangat diperlukan setelah sebuah ide yang akan dibuat menjadi sebuah acara. Riset dalam konteks ini adalah riset dilakukan untuk mengetahui narasumber yang akan kita liput. Dalam riset ini reporter akan mewawancarai narasumbernya untuk mendapatkan data yang sebenarnya. Dalam mewawancarai narasumber tidak mudah, perlu adanya spsialisasi terlebih dahulu karena tidak mudah mendapatkan data yang sebenarnya walaupun orang tersebut mau untuk kita wawancarai, dalam setiap wawancara yang dilakukan tidak boleh menggunakan bahasa yang terlalu tinggi karena setiap orang yang kita wawancarai belum tentu mengerti dengan apa yang kita katakan. Dan dalam mewawancarai target yang akan ditanya diselingi dengan bercanda agar terkesan santai. Karena program ini program dakwah yang diselingi dengan komedi. Setelah mereka setuju dengan apa yang mereka lihat

65 53 dan dari hasil wawancara, tahap selanjutnya meminta izin kepada narasumber untuk mengikuti proses produksi. Dan dari hasil riset itu kemudian kita buat alur ceritanya (akan tetapi alur cerita yang masih mentah) dan bisa saja berubah karena itu hanya menjadi pegangan kita saja. Namun para crew tidak langsung untuk melakukan pengambilan gambar, setelah apa yang mereka lihat dilokasi mereka diskusikan lepada prosuser serta para crew yang lain untuk mendapatkan persetujuan layak atau tidaknya untuk diliput. Riset yang dilakukan pada episode facebook ini tidak sulit, karena tempat lokasi yang dituju sudah diketahuinya, jadi para crew langsung meriset ke tempat yang banyak terdapat anak-anak muda, khususnya mahasiswa dan siswi-siswi SMA di daerah Ciputat tepatnya di depan Klinik UIN SYARIF HIDAYATULLAH dan siswa-siswi SMK TRIGUNA. Lalu melakukan perizinan kepada pihak kepala sekolah SMK TRIGUNA dan satpam klinik UIN SYAHID untuk memutuskan mau atau tidak diliput. Sewaktu riset para mahasiswa dan siswa-siswi tersebut sangat senang, dan kebanyakan dari mereka mengetahui program Teropong Iman, sebagain dari mereka juga ada yang lari dan tidak mau untuk diwawancarai. Pada saat wawancara Aa Jimmy sebagai host menanyakan kepada mahasiswa dan siswa untuk dimintai pendapat mereka tentang maraknya facebook di kalangan remaja bahkan orang tua, dan akhirnya mereka berminat untuk diwawancarai. Dalam meriset episode mimpi buruk ini pertama para crew melakukan riset ke arah Blok M Plaza, RM.Bebek Ginyo (Tebet),dan SDIT AL-

66 54 ITTIHAD Tebet, setelah itu para crew melihat ada keramaian atau tidak, tapi ternyata di Blok M Plaza sangat ramai, sehingga memudahkan para crew untuk mewawancarai orang-orang yang berada di Blok M Plaza. Selanjutnya para crew yang terdiri dari reporter ( Mirfa Suri, Susi Retno ), kameramen (Mas Alm. Aditya Sukardi dan Insan Kamil) dan driver (Mas Wahyu) dan peneliti langsung melakukan riset kedua ke arah Tebet, tepatnya di depan RM. Bebek Ginyo dan SDIT AL-ITTIHAD akhirnya para crew langsung mewawancarai orang-orang yang ada disekitar RM. Bebek Ginyo dan SDIT AL-ITTIHAD. Beberapa orang diwawancarai dengan menanyakan apa yang dilakukan jika mengalami mimpi buruk, kemudian sebagian dari mereka ada yng berpendapat bahwa ketika mereka mengalami mimpi buruk, mereka langsung terbangun dan ke kamar mandi untuk mencuci muka, dan kemudian tidur lagi. Pada saat wawancara di RM.Bebek Ginyo (Tebet) hanya sedikit yang mau untuk diwawancarai, kemudian para crew memutuskan untuk mencari tempay lagi, dan para crew berinisiatif untuk mewawancarai siswa SD, lalu kami memutuskan untuk melakukan wawancara di SDIT ALITTIHAD. Ketika salah satu siswa yang bernama Arul siswa SDIT AL- ITTIHAD ditanya tentang do a ketika sedang mengalami mimpi buruk ia hanya tertawa dan berbalik Tanya kepada host, dia mengatakan memang ada do a kalo kita mimpi buruk? kemudian host pun memberi tahu kepada Arul do a mimpi buuk tersebut. Dan kemudian dia meminta host untuk menuliskan do a mimpi buruk agar nanti ketika ia mengalami mimpi buruk dia bisa langsung berdo a. Setelah wawancara selesai, adegan take untuk penutup

67 55 acara dilakukan di sebuah masjid yang jaraknya tepat di samping SDIT AL- ITTIHAD tersebut. Setelah take selesai, akhirnya crew memutuskan untuk kembali ke kantor bertemu dengan produser untuk mendiskusikan riset tersebut. 3. Pematangan Konsep Setelah penemuan ide dan riset dilakukan, maka langkah berikutnya adalah pematangan konsep, baik untuk konsep acara Teropong Iman itu sendiri maupun untuk perencanaan produksinya, bila semuanya telah dilakukan tahap selanjutnya adalah tahap produksi. Keberhasilan produksi televisi sangat ditentukan oleh keberesan tahap pra produksi. Pematangan konsep dalam acara Teropong Iman dilakukan dengan cara mengumpulkan para crew yang bertugas meriset ke lapangan yaitu kameramen dan reporter, lalu diadakan rapat dengan produser untuk mengetahui apakah pra produksi acara Teropong Iman sudah sempurna dan dapat berjalan dengan sempurna, karena dalam acara Teropong Iman yang kita lihat dari seorang narasumber adalah sejauh mana pengetahuan mereka tentang agama Islam. 4. Format Program Teropong Iman Format yang digunakan dalam program Teropong Iman di Trans TV adalah berbentuk non drama (magazine), karena program ini diproduksi melalui proses pengolahan dari realitas kehidupan sehari-hari tanpa harus direkayasa karena berisi informasi-informasi yang nyata yang berlangsung pada kehidupan masyarakat sehari-hari.

68 56 Program Teropong Iman tayang pada hari Selasa pukul Dalam formatnya, program Teropong Iman terdapat tiga segmen: a. Segmen pertama : Opening Bilboard Bumper (OBB) membuka acara disertai dengan voice over (VO), dua orang lelaki memandu acara tersebut disertai topik episode yang akan ditampilkan, dan segmen selanjutnya. b. Segmen ke dua : Grebek atau menanyakan hal-hal tentang pengetahuan Islam kepada masyarakat, dua orang laki-laki memandu acar tersebut, serta informasi selanjutnya. c. Segmen ke tiga : Closing, yang diakhiri dengan ayat-ayat Al-Qur an sesuai dengan pembahasan pada setiap episode dan Ustadz Subkhi Al Bughury menjelaskan semuanya. Durasi tayang keseluruhan adalah tiga puluh menit (30) menit, tepatnya hanya 20 menit dan comersial breaknya 10 menit dengan pembagian sebagai berikut : a. Segmen pertama: durasinya sepuluh (10) menit. b. Segmen kedua : durasinya lima (5) menit. c. Segmen ketiga : durasinya lima (5) menit. Tersisa 10 menit untuk Comercial Break (iklan) dalam dua kali bagian, masing-masingnya berdurasi tiga menit dan empat menit. 5. Tema dalam Program Teropong Iman Materi merupakan sebuah isi pesan yang telah disampaikan kepada penonton, pemilihan materi tentunya harus sesuai dengan kebutuhan dan

69 57 kondisi yang sedang berkembang dalam masyarakat dan tentunya juga yang harus berkenaan dengan kehidupan sehari-hari. Dalam menentukan tema maka tim produksi Teropong Iman, melihat kepada moment. Serta juga kalau ada hal-hal yang menarik untuk dibahas maka akan ditayangkan. Tema yang ada di dalam program Teropong Iman merupakan materi yang berisi pesan untuk disampaikan kepada penonton. Pemilihan materi tentunya harus sesuai dengan kebutuhan dan kondisi yang sedang berkembang didalam masyarakat dan tentunya juga berkenaan dengan kehidupan sehari-hari. Adapun tema yang ada pada edisi bulan Maret 2010 adalah : a. Selasa, 2 Maret 2010 : Facebook b. Selasa, 9 Maret 2010 : Nikah Siri c. Selasa, 16 Maret 2010 : Masa idah d. Selasa, 23 Maret 2010 : Mandi Junub e. Selasa, 30 Maret 2010 : Mimpi Buruk Tabel. 1 Deskripsi Program Teropong Iman di Trans TV Nama Program Format Jenis Program Pukul Durasi Frekuensi Lingkup Materi Teropong Iman Semi Documenter Non Drama WIB 30 Menit Selasa (1 kali dalam Seminggu) informasi tentang do a-do a dalam shalat, adab-adab sebagai seorang muslim dan doa-

70 58 Sasaran Motto Tujuan Sifat do a yang jarang diketahui oleh masyarakat. Umum Tempatnya meneropong kehidupan dalam Iman dan Islam Melihat sesuatu dari kaca mata Islam, jadi selama ia memiliki pendangan yang luas dan percaya hanya kepada Allah SWT. Rekaman atau Taping. B. Pelaksanaan Produksi Program Teropong Iman Pelaksanaan pengambilan gambar atau shooting merupakan proses kreatif yang merubah naskah menjadi bentuk audio visual dan yang memegang peran penting dalam proses ini adalah tim kreatif dan production assistant, serta kru-kru yang bekerja dalam program Teropong Iman. Dalam tahap pelaksanaan produksinya, tim Teropong Iman khususnya tim kreatif dan production assistant harus lebih dahulu menyelesaikan semua kontrak kontrak, perizinan dan surat untuk keperluan shooting. Setelah semua selesai baru melakukan liputan, wawancara dengan narasumber, stock shoot, dan juga melakukan preview (melihat kembali liputan), tim Teropong Iman (tim kreatif dan production assistant ) bertugas mencatat time code yang nantinya digunakan untuk membuat script. Untuk membuat rondown dan script acaranya. Dalam preview (melihat kembali hasil liputan), tim Teropong Iman (tim kreatif dan asisten produksi) bertugas mencatat time code yang nantinya digunakan untuk membuat

71 59 rundown dan script acaranya. Rundown adalah daftar yang disusun berdasarkan urutan penayangan dalam suatu acara di televisi. Tahap produksi adalah seluruh kegiatan pengambilan gamabar baik di studio maupun di luar studio proses ini disebut juga dengan taping. Tahap produksi ini dilaksanakan setelah semua tahap pra produksi selesai. Perekaman akan dilakukan setelah semua persiapan selesai dilakukan. Perekaman gambar atau shooting merupakan tahap dari aktifitas produksi yang merupakan perwujudan rancangan produk menjadi film atau sinetron atau yang terekam dalam negative film atau kaset juga perekaman suara direct recording agar di dapat suara yang lebih orisinil. Dalam tahap pelaksanaan produksi pada acara Teropong Iman biasanya mereka melakukan proses ini terdiri dari production assistant, reporter dan para crew lainnya. Sebelum berangkat untuk liputan terlebih dahulu reporter menghubungi narasumber sehari sebelum liputan. Sebelum pengambilan gambar dimulai terlebih dahulu mereka membereskan semua kontrak perizinan dan surat-surat lainnya untuk keperluan shooting. Setelah semua selesai barulah mereka berangkat ke tempat yang dituju untuk selanjutnya pengambilan gambar. Reporter dan juru kamera harus memiliki pengetahuan tentang tekhnik pengambilan gambar tampak bagus. Setiap gambar harus memberikan pesan yang jelas dan tidak membiarkan penonton bertanya-tanya apa yang ingin disampaikan, atau apa yang menjadi topik perhatian dari suatu gambar yang

72 60 ditampilkan. 3 Reporter yang megarahkan gambar apa saja yang harus di ambil karena gambar yang di ambil harus sesuai dengan alur ceritanya, terkadang kameramen atau reporter menemukan gambar yang tidak sesuai dengan alur tetapi itu menarik untuk di ambil. Menurut Aditya Sukardi (kameramen Teropong Iman) pengambilan gambar memerlukan beberapa tempat yang sama, sebagai kameramen harus memiliki tekhnik pengambilan gambar yang bagus dan seorang kameramen ataupun reporter tidak boleh memiliki sifat keegoisan yang tinggi karena dalam hal pengambilan gambar pasti selalu ada ketidak samaan dalam pendapat, maka dari itu seorang kameramen dan reporter harus memiliki kesamaan tujuan untuk mendapatkan hasil yang bagus dalam pengambilan gambar. 4 Dalam proses produksi ini reporter melakukan wawancara secara mendalam kepada narasumber untuk mendapatkan informasi dari narasumber. Wawancara adalah salah satu pekerjaan utama seorang reporter televisi. Wawancara perlu dilakukan guna mendapatkan kejelasan fakta. 5. Dalam proses wawancara reporter harus memakai kata-kata yang dapat dimengerti oleh narasumber dan kata yang sopan untuk di dengar, jika si narasumber belum jelas dengan apa yang dikatakan reporter, maka wajib untuk di ulangi cet-1, h Morissan, M.A, Jurnalistik Televisi Mutakhir, (Jakarta, Pernada Media Group, 2008) 4 Aditya Sukardi ( kameramen), Wawancara pribadi cet-1, h.79 5 Morissan, M.A, Jurnalistik Televisi Mutakhir, (Jakarta, Pernada Media Group, 2008)

73 61 lagi. Reporter dan juru kamera yang baik harus dapat mengambil momen dimana orang yang kita wawancarai sedang mengeluarkan perasan jiwanya yang paling dalam sehingga mampu memberikan dampak dramatis dan tentu saja akan menarik perhatian penonton. Dari hasil wawancara tersebut nantinya akan dibuatkan naskah yang sesuai dengan gambar dan alur cerita yang ada. Pengambilan gambar ini berlangsung selama 1 (satu) minggu, setelah pengambilan gambar para narasumber pada narasumber selesai selanjutnya pengambilan gambar pada segmen ustadz yang memberikan tausiah di akhir acara Teropong Iman, biasanya mereka menyebutnya dengan istilah taping. Taping dilakukan di kediaman ustadz Subkhi Al Bughury pengambilan gambar langsung di outdor. Dilakukan selang satu hari proses ini hanya mengambil gambar ustadz Subkhi Al Bughury yang memberikan tausiah atas cerita yang telah di sajikan di awal acara ini. Apabila dalam proses terjadi kekurangan baik secara tekhnis maupun non tekhnis maka reporter siap untuk mengambil gambar yang kurang tadi. Biasanya dalam satu proses produksi bias memakai sampai kurang lebih tiga kaset dalam pengambilan gambarnya. Pada episode facebook, dimana proses produksi dilakukan dengan pengambilan gambar di luar atau outdor, yang dilakukan di tempat keramaian yaitu depan Klinik UIN SYARIF HIDAYATULLAH dan SMK TRIGUNA, letaknya di daerah Ciputat. Lalu pengambilan gambarpun dilakukan di kampus dan sekolah. Proses produksi ini di lakukan selama satu hari yang di mulai dari jam 10:00 pagi hingga Magrib, karena proses produksi terhambat oleh cuaca hujan.

74 62 Pelaksanaan proses produksi acara Teropong Iman lebih banyak melakukan gambar atau shooting di luar studio yang terletak di berbagai tempat. Pada proses shooting pada episode facebook dilakukan di luar studio, pengambilan gambar dilakukan sehari setelah riset, sebelumnya reporter memberi tahu security Klinik UIN SYARIF HIDAYATULLAH untuk shooting besok harinya, lalu pengambilan gambar dimulai dari depan klinik UIN SYARIF HIDAYATULLAH. Setelah proses pengambilan gambar selesai selanjutnya hasilnya masuk ke proses pasca produksi. Tabel.2 Kegiatan Produksi Teropong Iman Tugas Wawancara dengan narasumber Mem-preview hasil liputan Membuat script Tim yang bertugas Tim kreatif dan production assistant Tim kreatif dan production assistant Tim kreatif dibantu production assistant Keterangan: 1. Melakukan wawancara biasanya biasa dilakukan sama tim kreatif atau production assistant, tergantung siapa yang bertugas untuk berangkat liputan. 2. Melakukan preview hasil liputan adalah melihat hasil dari liputan atau wawancara dalam bentuk kaset rekaman di dalam ruang preview, untuk membuat rundown atau script sementara yang dilakukan oleh tim kreatif dan dibantu oleh production assistant.

75 63 Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan rundown adalah durasi segmen pertama tidak boleh kurang dari tujuh menit. Ini berarti segmen iklan (Commercial Break) tidak boleh ditayangkan sebelum tujuh menit sejak pembukaan program acara. Biasanya dua atau tiga hari sebelum liputan, tim kreatif dari program Teropong Iman terlebih dahulu menelpon atau menghubungi narasumber untuk melakukan liputan. Jika semua sudah selesai, maksudnya sudah membuat surat izin liputan, menghubungi orang yang akan ditugaskan dalam pengambilan gambar pada saat liputan, perizinan mobil yang akan digunakan, baru melakukan peliputan dengan pengambilan gambar yang diperlukan. Program Teropong Iman menggunakan proses produksi rekaman atau taping yang pengambilan gambar atau shooting dilakukan di luar studio yang dilakukan beberapa hari sebelum ditayangkan. Dalam proses ini, jika ada kekurangan baik secara teknis maupun non teknis dapat diulang-ulang sehingga kualitasnya baik sesuai dengan rencana produksi. Hasil rekaman dalam liputan yang telah selesai, dapat di edit kembali jika terdapat kekurangan maupun kesalahan dalam pengmbilan gambar yang sifatnya teknis seperti suara yang tidak ada, tidak dapat diperbaiki atau diulang kembali kecuali dengan pengisian suara, lighting serta durasi tayang yang disediakan. Di dalam proses editing juga dapat menyediakan space kosong untuk keperluan penayangan iklan, maupun promo program acara. Dalam menjalankan proses pengambilan gambar acara Teropong Iman menggunakan format double kamera. Dalam tahap produksi acara Teropong

76 64 Iman setidaknya ada beberapa hal di bawah ini, yaitu: 1. Materi Produksi 2. Sarana dan prasarana 3. Organisasi pelaksana produksi 1. Materi Produksi Dalam produksi tentunya ada suatu pesan atau ide yang akan disampaikan kepada khalayak penonton, ide itu tentunya tidak akan menarik jika tidak dikemas sebaik mungkin. Dengan format yang baik maka tentunya sebuah ide akan dapat diminati, dinikmati dan diterima penonton. Materi produksi merupakan ide yang akan dirubah menjadi suatu karya produksi berbentuk audio visual. Dimana ide yang muncul dibuatkan konsep dan format programnya, kemudian dibuatlah script atau rundown yang merupakan rangkaian dari sebuah acara tayangan yang akan dibuat. Dalam hal materi produksi program Teropong Iman membuat ide yang kemudian setelah dibuat lalu dibuatkan rundown kemudian dilakukannya breafing dengan pengisi acara, mengenai tema yang akan dibawakan agar sesuai dengan format tayangan cerita dan mencapai tujuan yang diharapkan. 2. Sarana dan Prasarana Sarana produksi yang menjadi penunjang terwujudnya sebuah ide menjadi konkrit yaitu hasil produksi adalah peralatan yang memadai, tentu

77 65 saja diperlukan kualitas alat sesuai standard broadcast yang mampu menghasilkan gambar dan suara secara bagus. Kepastian adanya peralatan itu mendorong kelancaran seluruh proses produksi. Dimana perkembangan penggunaan peralatan dan jumlahnya tergantung pada program yang akan diproduksi. Adapun sarana pendukung yang digunakan dalam pelaksanaan produksi program Teropong Iman adalah: a. Kamera (alat pengambil gambar) b. Switcher (alat pemandu gambar) c. Audio Mixer (alat pengatur suara) d. VTR (video tape recorder) alat perekam gambar dan suara e. Lighting (alat pencahayaan yang digunakan dalam produksi program ini untuk menshooting pembawa acara) f. Character generator (alat tata aksara) Dalam produksi program Teropong Iman yang menggunakan format magazine maka prasarana yang dibutuhkan hanya: a. Ruang visual penyuntingan/editing gambar b. Property 3. Organisasi pelaksanaan produksi Pelaksanaan poduksi merupakan satuan kerja yang akan menangani proses produksi secara bersama-sama (kolektif) sampai hasilnya ditayangkan. Meskipun mereka bertugas dibidang yang berbeda tetapi semuanya memiliki tujuan yang sama, yaitu menghasilkan produksi yang

78 66 ditayangkan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Untuk menghasilkan produksi acara yang berkualitas baik, memerlukan pengorganisasian sumber daya manusia dan pekerja yang sistematis. Untuk memudahkan pekerjaan dilapangan dilakukan pembagian tugas dan tanggung jawab masing-masing. Adapun struktur organisasi pelaksana produksi program Teropong Iman adalah sebagai berikut: a. Eksekutif produser (penanggung jawab dari program Teropong Iman) b. Produser (orang yang mampu berfikir dan menuangkan idenya untuk suatu program dan mempunyai kemampuan untuk memimpin dan bekerja sama) c. Sutradara (orang yang memimpin pelaksanaan produksi dilapangan yang berhak mengembangkan ide/gagasan untuk kemudian diaplikasikan) d. Asisten Sutradara (membantu dan mendampingi sutradara dalam melaksanakan tugasnya) e. Script writter/pencatat adegan (membantu dan mendampingi tim penyutradaraan dan mencatat continuity setiap scene dan time code untuk menunjang tahapan pasca produksi) f. Administrasi/unit manager (mengkoordinasikan semua aktivitas produksi dan penyiaran serta menyusun dan mempertanggung jawabkan administrasidan keuangan) g. Unit produksi (mengatur kebutuhanlogistic pengisi acara dan crew produksi serta membantu kelancaran proses produksi)

79 67 h. Kameramen (seseorang yang akan mengoperasikan kamera dalam tahapan pengambilan gambar) i. Kameramen Asistent (membantu kameramen dalam melaksanakan tugasnya) j. Lightingman (mengoprasikan penataan cahaya, merencanakan pemakaian lampu, menetukan jenis lamp dan tipe lampu, dan mengatur pencahayaan) k. Character Generator Operator (mempersiapkan dan mengoprasikan peralatan komputer, mengerjakan kredit title dan sub title, serta menampilkan gambar grafis hasil rancangan graphic desainner). l. Technical Director (menentukan kelayakan teknis produksi, memeriksa kesiapan peralatan system dan instalasi produksi) m. Property (menyediakan sluruh kebutuhan property/perlengkapan yang mendukung suatu acara) n. Costum/wardrobe (membuat desain dan menyediakan kostum sesuai dengan kebutuhan produksi acara) o. Make up (melaksanakan tata rias terhadap pengisi acara sesuai dengan tuntutan persaratan teknis dan artistik). C. Pasca Produksi Program Teropong Iman Pasca produksi atau penyuntingan adalah semua kegiatan setelah peliputan atau shooting, taping sampai materi itu dinyatakan selesai dan siap ditayangkan atau diputar kembali. Yang termasuk ke dalam pasca produksi

80 68 anatara lain, editing atau penyuntingan, manipulating atau pengisian suara, subtittle, tittle, ilustrasi, efek dan lain-lain. Pada program Teropong Iman tahapan ini merupakan suatu kerja pada tahapan terakhir dari bahan yang telah diproduksi, dengan beberapa kamera. Penyelesaian pekerjaan meliputi: 1. Melakukan penyuntingan gambar, dari scene ke scene dan melakukan penyuntingan suara. Pada program Teropong Iman setelah liputan selesai, script girl/boy membuat loading, yaitu mencatat kembali semua hasil shooting berdasarkan catatan shooting dan gambar. Di dalam loading time code (nomor kode yang dibuat dan muncul dalam gambar) dan hasil pengambilan shoot dicatat. Kemudian berdasarkan itu sutradara akan membuat editing kasar yang disebut editing off time. Sesudah hasil editing off line dirasa pas dan memuaskan barulah editing script. Naskah editing ini sudah dilengkapi dengan uraian untuk narasi dan bagian-bagian yang perlu diisi dengan ilustrasi musik. Didalam naskah editing, gambar dan nomor kode waktu tertulis jelas untuk memudahkan pekerjaan editor. Berdasarkan naskah editing, editor mengedit hasil shooting asli. Sambung-sambungan setiap shoot dan adegan (scene) dibuat tepat berdasarkan catatan kode waktu dalam naskah editing. Demikian pula sound asli dimasukkan dengan level yang sempurna. Setelah editing on time ini siap, proses berlanjut dengan mixing.

81 69 2. Pengisian narasi (mixing) Narasi yang sudah direkam dan juga ilustrasi musik yang juga sudah direkam dimasukkan ke dalam kaset video hasil edting on line sesuai dengan petunjuk atau ketentuan yang tertulis dalam naskah editing. Keseimbangan antara sound effect, suara asli, suara narasi, dan musik harus dimuat sedemikian rupa sehingga tidak saling mengganggu dan terdengar jelas.sesudah proses mixing ini boleh dikatakan bagian yang paling penting dalam post production sudah selesai. Secara menyeluruh produksi juga sudah selesai. Program Teropong Iman merupakan siaran tidak langsung atau taping. Maka membutuhkan penyuntingan oleh editor berdasarkan format program yang dibuat dan juga pemotongan gambar jika ada kelebihan waktu dan tidak merusak makna dari suatu gambar, kontinuitas, dan alur pembahasan serta pesan yang terkandung di dalamnya dan juga bisa dengan menambahkan gambar jika durasinya kurang dari tiga puluh menit. Setelah proses editing, kaset video akan diperiksa lagi oleh bagian quality control dan on air sebelum disiarkan, untuk memastikan kualitas yang baik dan layak untuk disiarkan. Setelah itu tim Teropong Iman biasanya mengadakan preview. Dalam preview tidak ada lagi yang harus diperbaiki. Apabila sudah siap maka program ini siap juga untuk ditayangkan. 3. Perekaman Ke Dalam Kaset Setelah pengeditan selesai selanjutnya materi di pindahkan di print ke kaset MOA, ME, LSF. Selanjutnya kaset MOA di serahkan ke QC di

82 70 tambah LSF di serahkan ke library dn kaset ME untuk dokumentasi. Dan setelah semua telah dilakukan maka kaset yang tadi di edit siap untuk tayang. D. Analisis Produksi Program Teropong Iman dalam judul " Mimpi Buruk dan Facebook 1. Pelaksanaan pra produksi a. Penemuan ide Dalam tahap pra produksi pada judul ini, produser dan juga seluruh tim produksi program Teropong Iman kecuali narasumber melaksanakan rapat produksi (brains meeting) di sebuah ruangan khusus. Di dalam rapat tersebut para crew program Teropong Iman membahas tentang judul apa yang akan ditayangkan. lalu banyak sekali ide-ide bermunculan dari beberapa crew tentang judul yang akan ditayangkan. Mulai dari mimpi buruk, facebook, nikah siri, do'a makan, adab berpakaian dan lain sebagainya. Setelah lama berunding maka sang produser mengangkat judul mimpi buruk dan facebook yang lalu disetujui oleh tim produksi Teropong Iman lainnya. Dimana setiap orang pasti mengalami mimpi buruk dan pada saat mereka mengalami hal tersebut, kebanyakan dari mereka tidak banyak yang mengetahui do a ketika mengalami mimpi buruk. Namun sedikit banyak hadirnya mimpi buruk itu sering terasa mengganggu

83 71 secara psikologis, jika tidak didasari oleh ilmu dan pemahaman yang benar. Sedangkan judul yang kedua yaitu facebook, dimana kita dapat mengetahui dampak dari munculnya facebook yang sangat marak dikalangan masyarakat. Baik dari dampak negatif ataupun positif. Lewat jejaring social facebook dan twitter kita bisa berbagi banyak informasi mulai dari foto atau cerita-cerita lucu hingga membuat up date status setiap harinya. Pada tema mimpi buruk, jika kita mengalami mimpi buruk maka dianjurkan untuk membaca do a mimpi buruk yaitu: أ ل ل ه م إ و ى أ ع ى ذ ب ك م ه ع م ل ال ش ي ط بن و س ي ئب ت ا أل ح ال م ALLOHUMMA INNII A UUDZUBIKA MIN AMALISY SYAITHOON, WA SAYYI-AATIL A_HLAAM Ya Allah sesungguhnya aku memohon perlindungan kepada-mu dari tingkah laku syaitan dan dari mimpi-mimpi yang buruk. Penayangan kedua program ini menurut produser bertujuan untuk menjelaskan apakah jejaring sosial seperti facebook baik untuk digunakan dan wajib atau sunnah berdo a jika kita mengalami mimpi buruk. b. Sasaran Program Yang menjadi sasaran dalam judul ini adalah Mimpi buruk dan Facebook khususnya dan umumnya pemirsa yang lainnya baik tua

84 72 maupun muda. c. Perencanaan Setelah penemuan ide tentang judul sudah diketahui maka yang dilakukan oleh produser dalam rapat tersebut adalah menentukan jangka waktu kerja. Dimana pada judul ini telah disepakati waktu kerja dimulai pada seminggu sebelum penayangan program tersebut. Setelah itu para produser dan seluruh tim produksi merundingkan tempat pengambilan gambar dan akhirnya disetujui tempat pengambilan gambar gambar di kampus-kampus, sekolah-sekolah dan tempat keramaian. d. Persiapan Tahap ini dilakukan oleh sang produser ketika semua yang dibahas dalam rapat produksi telah disetujui oleh semua crew program Teropong Iman. Pada judul ini sebelum melakukan pengambilan gambar produser membereskan semua kontrak mulai kontrak artis, narasumber, dan juga surat menyurat yang akan dibutuhkan dalam proses produksi judul tersebut. 2. Pelaksanaan produksi Pada tahap ini tim produksi ditemani oleh kameramen dan juga terkadang produserpun ikut mengambil gambar (shooting) ditempat yang telah ditetapkan dalam rapat produksi yakni diluar studio (out door). Dalam pengambilan gambar kameramen mengambil enggle yang menarik dan juga sesuai dengan judul yang akan ditayangkan. Dalam tahap

85 73 wawancara baik kamera dala keadaan hidup atau mati, wawancara tetap dilakukan untuk menambah informasi tambahan dalam penulisan scrip yang akan dibacakan oleh sang narator ketika program tersebut berlangsung. 3. Pelaksanaan pasca produksi Dalam pasca produksi semua gambar yang diambil oleh kameramen yang disimpan didalam kaset mini divi ditransfer kedalam computer menggunakan alat yang bernama DSR. Setelah itu yang pertama dilakukan oleh editor adalah logging yakni mengambil gambar-gambar (eanggle) yang cocok untuk ditayangkan. Setelah itu editor akan melakukan editing off line yakni editor akan mengedit statement dari narasumber dan juga perkataan dari narator mulai dari kejelasan suara, gambar dan lain sebagainya Setelah kegiatan yang pertama dan kedua telah dilakukan oleh editor selanjutnya kegiatan terakhir adalah editing on line dimana editor menyatukan semua gambar yang telah dipilih, pendapat-pendapat dari narasumber dan juga perkataan dari narator untuk dijadikan bagian demi bagian (scene) yang akan ditayankan. Setelah selesai maka hasil dari editing tersebut di print ke dalam kaset betacamp. Lalu program siap untuk ditayangkan.

86 74 4. Evaluasi Produksi Program Teropong Iman Evaluasi adalah untuk menilai seberapa jauh program agar tayangan bias di anggap baik menurut sasaran. 6 Evaluasi pada program Teropong Iman adalah untuk menilai seberapa pantas program ini bisa dianggap baik menurut sasaran. Umumnya evaluasi adalah untuk menciptakan program yang lebih baik untuk kedepannya. Evaluasi dalam program Teropong Iman dilakukan setiap hari Selasa atau Rabu oleh para pengelola program Teropong Iman yang dipimpin oleh Producer yaitu Bahwani pada program Teropong Iman. Adapun caranya yaitu melihat rating and share dari segi judul atau tema maupun liputannya. Dengan rating dan share tersebut, tim produksi Teropong Iman dapat melihat segmen apa yang diminati oleh penonton dan mempermudah untuk tim produksi meningkatkan liputan-liputan yang lebih menarik untuk kedepannya. Tujuan untuk melihat rating and share program Teropong Iman juga untuk mengetahui seberapa jauh program Teropong Iman bisa dianggap baik menurut sasaran, apakah outputnya dari tayangan tersebut dapat memberikan informasi dan pengetahuan bagi masyarakat atau tidak. Selain itu, dengan adanya evaluasi diharapkan dapat menciptakan program yang lebih baik lagi. Dari hasil evaluasi tersebut, pengelola program Teropong Iman juga memberikan liputan tentang sejarah Islam, do a-do a, mimpi buruk 6 Pawit M Yusuf, Komunikasi Pendidikan dan Komunikasi Instruksional, (Bandung: PT. Remja Rosdakarya, 1990) cet.ke-1, h.58)

87 75 dan informasi yang disajikan berbeda-beda setiap episodenya sesuai dengan program Teropong Iman, agar penonton dirumah tidak bosan dengan acara tersebut. E. Kelebihan dan Kelemahan Program Teropong Iman di Trans TV Program Teropong Iman memiliki keunggulan penyampaian informasi yang baik, yang mana informasi-informasi tersebut dibutuhkan oleh semua lapisan masyarakat yang dikemas secara menarik. Hal ini dapat dilihat pada formatnya yaitu TV Magazine (majalah tv). Sehingga program ini sangat berbeda dengan program-program agama yang ditayangkan pada stasiunstasiun televise swasta lainnya. Daya tangkap siaran program ini relatif sangat baik oleh para penontonnya. Jangkauan daerah yang dicapai oleh program ini sangat luas sehingga otomatis program ini dapat tersebar dengan luas diseluruh wilayah Indonesia. Dari sekian banyak stasiun televisi swasta Trans TV adalah satusatunya televisi yang memiliki program keagamaan (Teropong Iman) yang telah memberikan informasi lengkap mengenai do a-do a, shalat sunnah, mimpi buruk dan apa saja yang sering dilakukan oleh masyarakat. Faktor yang menjadi pendukung dalam program ini, para tim produksi program Teropong Iman juga tidak kesulitan dalam mencari narasumber dengan kata lain narasumber yang dihubungi selalu bersedia untuk diliput atau diwawancarai.

88 76 Sedangkan kelemahan program ini adalah karena program ini sifatnya rekaman (recording) atau siaran tunda membuat para tim produksi acara ini ekstra hati-hati dalam proses perekaman berlangsung, sebab jika ada kesalahan akan sulit diperbaiki karena faktor narasumber yang sulit untuk diliput kembali. Namun hal ini tidak dirasakan begitu berarti bagi program Teropong Iman karena program ini merupakan siaran yang disajikan secara recording, namun bila tetap menjadi keadaan semacam ini, proses produksi biasanya menggunakan siaran sebelumnya.

89 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah melakukan observasi, menganalisa data dan dalam rangka menjawab rumusan pertanyaan dalam skripsi ini, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu : 1. Program Teropong Iman termasuk salah satu program dakwah di stasiun TV swasta Trans TV Jakarta dalam format dokumenter dengan durasi 30 menit pada pukul 06:00-06:30 WIB. Program Teropong Iman sangat mendukung kwalitas programnya dari produser, pembawa acaradan narasumber yang memiliki wawasan luas sehingga setiap penay6anggannya dapat dengan mudah dicerna oleh penonton. Para kerabat kerja merupakan faktor yang sangat penting karena tanpa kerjasama dari para kru semua tidak akan ada tayangan Teropong Iman. 2. Proses produksi program Teropong Iman memiliki tahapan yang sama yaitu tahap pra produksi, produksi, pasca produksi dan evaluasi produksi. Dimana dalam setiap tahapa memiliki keterkaitan yang berkesinambungan dan tidak dapat dipisahkan satu dengan lainya. a. Pra produksi program Teropong Iman Program Teropong Iman memiliki desain atau perencanaan yang sesuai dengan teori P.C.S Sutisno dan Darwanto Sastro Soebroto yaitu sebuah desain program acara televisi yang memilikilangkah- 77

90 78 langkah yang sama. Seperti ide atau gagasan, sasaran program, tujuan program, garis-garis besar isi program. b. Pelaksanaan Produksi Program Teropong Iman Program Teropong Iman bertujuan untuk memberikan suatu pemahaman kepada masyarakat Islami dengan kesan yang baik dan dapat memberikan informasi yang tidak terlalu mendalam. c. Pasca Produksi Program Teropong Iman Program Teropong Iman melakukan semua kegiatan setelah peliputan atau shooting, adalah proses editing diantaranya melakukan manipulating, atau pengisian suara, subtittle, tittle, ilustrasi, efek dan lain-lain, jika ada kekurangan maka dalam proses produksi harus dapat di edit kembali. d. Evaluasi Produksi Program Teropong Iman Program Teropong Iman melakukan evaluasi pada hari jumat atau sabtu oleh para pengelola program tersebut yang dipimpin oleh producer yaitu Bahwani, yaitu dengan cara melihat rating and share. B. Saran-Saran Dari uraian yang telah penulis kekemukakan dan dari beberapa fakta yang penulis temukan, maka bab terakhir ini penulis ingin memberikan saransaran. Tv merupakan salah satu alat yang efektif dalam menyampaikan pesan dakwah karena sifatnya serempak. Oleh karena itu para pelaku dakwah dapat menggunakan tv sebagai alat penyampaian dakwah yang sefektif.

91 DAFTAR PUSTAKA Amin, Samsul Munir. Ilmu Dakwah, Jakarta:Amzah, 2009 Baksin, Askurifai Jurnalistik televisi-teori dan praktek, Bandung : Sombiosa Rekatama Media, hal. 16 AS Homby, Ap Cowie, Oxford Advanced Leaner s Oxford : University Press. Baksin, Askurifai. Jurnalistik televisi-teori dan praktek, Bandung : Sombiosa Rekatama Media DEPDIKBUD, Kamus Besar B.Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, cet ke-1 Gilang, Omar Abidin. dalam Moeryanto Ginting Munthe, Media Komunikasi Radio, Jakarta:Pustaka Sinar Harapan, 1996 Hidayat, Arini. Televisi dan Perkembangan Sosial Anak, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998, Cet. Ke-1 Moelog, Lexi S. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1992, cet.ke-10 Morrisan. MA, Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi, Jakarta: Kencana, 2008, cet.ke-1 Muda, Deddy Iskandar. Jurnalistik Televisi Menjadi Reporter Profesional, Bandung : Rosda Karya, cet. Ke-1 M. Yusup, Pawit. Komunikasi Pendidikan dan Komunikasi Intruksional, Bandung : PT Remaja Rosda Karya, 1990, cet. Ke-1 Perpustakaan Trans TV Poernomo, Linda. Peranan Media Massa dalam Dakwah di Era Reformasi, Seminar tentang peranan Media Massa Dalam Dakwah di Era Reformasi Sehari, 1998 Cat. Makalah Rakhmat, Jalaludin. Islam Aktual, Bandung: Mizan, 1992, Cet. Ke-4 Set, Sony. Menjadi Perancang Program Televisi Profesional, Yogyakarta: Penerbit Andi Yogyakarta Soenarto, R.M. Program Televisi dari Penyusunana samapai pengaruh siaran Jakarta: FFTV-IKJ, 2007, cet. ke-1 79

92 80 Sunandar, Telaah Format Keagamaan di Televisi, Studi Deskriptif Analisis TPI, Yogyakarta:: Tesis, 1998 Susanto, Phil Astrid S. Komunikasi dalam Teori dan Praktek, Bandung : PT Rindang Mukti, 1997, cet.ke-2 Sutisno, P.C.S. Pedoman Praktis Penulisan Skenario Televissi dan Video, Jakarta, PT Grasindo, 1993, cet.2 Wibowo, Fred. Dasar-dasarProduksi Program Televisi, Yogyakarta: PT Gramedia Widiarsarana Indonesia, 1997, cet. Ke-1 HASIL WAWANCARA Bahwani Yakub, Wawancara Pribadi Aditya Sukardi, Kameramen Wawancara Pribadi

93 LAMPIRAN LAMPIRAN PENELITIAN

94

95

96

97

98

99

100

101

102 Foto - foto Pada Saat Peliputan Foto 1 Foto 2

103 Foto 3 Foto 4

104 RELIGI TEROPONG IMAN EPISODE : ISLAM DAN TEKNOLOGI (FACEBOOK) CAMPERS : KOMAR/PROBO REPORTER : MIRFA EDITED BY : PRESENTER : AA JIMMY OPENING TC: (Aa cuek main facebook) OBB SHORTBUMP SEGMEN 1 -musik ceria- VOX POP FACEBOOK MENGALIHKAN DUNIAMU? KASET MASA IDDAH (2) 1. cewe jilbab sering telat sholat dan lupa belajar 2. cowo polem suka main internet begadang ampe malam 3. cewe berponi 02, kalau ga main fb, juga ga apa apa 4. cowo cepak sholat dulu baru main fb GREBEK AA JIMMY Teropong: 1. AnakSMA gendut + cewe jilbab KASET 1 TC: (Aa manggil2) TC: (main fb ga pake hp) TC: (bosen ama pelajaran dan guru, fb juga pelajaran) TC: (sholat kadang lupa karena fb) 2. anak SMA dan ibunya KASET 1 TC: (ngobrol bentar ama Aa) TC: (main fb yang penting ada pengarahan dari ortu) TC: (mereka ga mikir mo dituntut, status sembarangan) TC: (ada kontrol dari ortu) 3. ibu guru KASET 1 TC: (manggil bu guru) TC: (main fb ga lebih dari sekali)

105 TC: (ngasih tugas lewat fb) TC: (klo main fb d kelas hp nya ditahan) 4. anak SMA cantik KASET 1 TC: (Aa ngejar anak SMA) TC: (main internet..guru pendukung aja) TC: (bosen ama pelajaran) TC: (pernah berantem gara2 twitter, tp masih wajar) TEASER 1 TC: kaset 1 (Robin nyanyi2) SEGMEN 2 LEAD IN TC: kaset 1 ( mau ke sekolah? ) TC: (ga takut fb, berani berbuat, berani tanggung jawab) TC: (lempar paket segmen 2) PKG ROLL durasi : 5 Menit VIDEO Gamabar general orang pake komputer, BB, laptop Ngenet euy...dikantor, di rumah, di sekolah. Fesbukan, twitter-an AUDIO KEMAJUAN TEKNOLOGI DI ERA GLOBALISASI SEMAKIN TAK TERBENDUNG// KEMAJUAN TEKNOLOGI DI BIDANG KOMUNIKASI MEMBERIKAN IMPLIKASI PADA KEMUDAHAN UNTUK BERKOMUNIKASI DAN BERTUKAR INFORMASI SEHINGGA MANUSIA BERLOMBA- LOBA MEMILIKI ALAT-ALAT KOMUNIKASI YANG TERBARU DAN PALING CANGGIH// SEJAK BERKEMBANGNYA INTERNET DI AWAL 90-AN/ KETERGANTUNGAN MANUSIA TERHADAP INTERNET SEMAKIN TIDAK TERKENDALI// INTERNET TELAH MENJADI BAGIAN DARI KEHIDUPAN SEHARI-HAR MUALI DARI KEHIDUPAN DI SEKOLAH/ DIKANTOR/ DI RUMAH HINGGA MOBILE TECHNOLOGY YANG MEMUNGKINKAN MANUSIA UNTUK BERKOMUNIKASI KAPAN SAJA DAN DIMANA SAJA// INTERNET DENGAN KECANGGIHAN TEKNOLOGINYA TELAH MEMUDAHKAN

106 MANUSIA BERKOMUNIKASI MELALUI ELEKTRONIK MAIL ATAU BIASA DI KENAL DENGAN HINGGA MEMBENTUK JEJARING SOSIAL MELALUI FACEBOOK DAN TWITTER// DALAM AGAMA ISLAM/ SESUNGGUHNYA PERIHAL TERCIPTANYA TEKNOLOGI TELAH LAMA DITULISKAN DALA ALQURAN// SURAT THAAHAA AYAT 114: Maka Maha Tinggi Allah Raja Yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al qur'an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu, dan katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan." DENGAN / KITA BERKIRIM SURAT KEPADA SAUDARA/ SAHABAT MAUPUN ORANG-ORANG YANG KITA CINTAI TANPA TERKENDALA WAKTU DAN JARAK// LEWAT JEJARING SOSIAL FACEBOOK DAN TWITTER KITA BISA BERBAGI BANYAK INFORMASI MULAI DARI FOTO/ CERITA-CERITA LUCU HINGGA MEMBUAT UP DATE STATUS SETIAP HARINYA// NAMUN KITA PATUT WASPADA/ ADA SISI POSITIF PASTI ADA SISI NEGATIFNYA// BANYAK KASUS MENUNJUKKAN BAHWA TEKNOLOGI DAN JEJARING SOSIAL BISA MEMBAWA PETAKA/ MENGANTAR

107 PELAKUNYA KE MEJA HIJAU HINGGA MASUK PENJARA// Footage Prita.. SEBUT SAJA KASUS PRITA YANG MENGHEBOHKAN// LEWAT PRIBADI KEPADA BEBERAPA TEMAN/ DIA MENGELUHKAN PELAYANAN RS OMNI INTERNASIONAL / TANGERANG// TANPA TAHU UJUNG PANGKALNYA/ ITU MENYEBAR KE BANYAK MILIS HINGGA MEMBUAT RS OMNI BERANG DAN MENYERETNYA KE MEJA HIJAU HINGGA MASUK KE LP WANITA TANGERANG// KETIKA KASUS PRITA MARAK DIANGKAT MEDIA DAN PRITA DISERET KE MEJA HIJAU PN TANGERANG DENGAN VONIS HARUS MEMBAYAR DENDA 312 JUTA/ VONIS BANDING DI PENGADILAN TINGGI BANTEN HARUS MEMBAYAR 204 JUTA/ REAKSI MASYARAKAT BEGITU LUAR BIASA// LEWAT GERAKAN KOIN PEDULI PRITA/ BERHASIL TERKUMPUL KOIN SENILAI 650 JUTA// Footage Sidang Farah. DI BOGOR/ NUR ARAFAH ALIAS FARAH HARUS DUDUK SEBAGAI PESAKITAN DI PENGADILAN NEGERI BOGOR SETELAH DIADUKAN OLEH TEMANNYA SENDIRI FELLY FANDINI KARENA MENGHINA FELLY LEWAT JEJARING SOSIAL FACEBOOK// MAJELIS HAKIM MENJATUHKAN HUKUMAN DUA BULAN LIMA BELAS HARI PENJARA/ DAN LIMA BULAN MASA PERCOBAAN//SELAIN ITU TERDAKWA JUGA DIDENDA SEBESAR LIMA RIBU RUPIAH// Footage hilangnya Nova.. KASUS TERBARU YANG CUKUP MENGHEBOHKAN ADALAH HILANGNYA MARIETTA NOVA TRIANIE ALIAS NOVA// GADIS BELASAN TAHUN ASAL SIDOARJO/ JAWA TIMUR// NOVA YANG

108 SEDANG BERKUNJUNG KE RUMAH SAUDARANYA DI SERPONG TERNYATA MINGGAT BERSAMA PACAR YANG DIKENALNYA LEWAT FACEBOOK// HILANGNYA NOVA TENTU SAJA MEMBUAT KELUARGA KALANG KABUT HINGGA MELAPORKANNYA KE POLSEK TANGERANG// Footage Luna Maya.. TAK JAUH BERBEDA/ ARTIS CANTIK LUNA MAYA YANG MENCACI INFOTAINMENT DI STATUS TWITTER PUN/ SEMPAT MENGALAMI TUNTUTAN HUKUM// ISLAM BUKANLAH AGAMA YANG ANTI TEKNOLOGI// JUSTRU ISLAM SANGAT MENDUKUNG UMATNYA UNTUK MELAKUKAN RISET DAN BEREKSPERIMEN DALAM HAL SAINS DAN TEKNOLOGI // NAMUN PENGGUNAAN MAUPUN PENCIPTAAN TEKNOLOGI YANG TIDAK DILANDASI AKHLAKUL KARIMAH AKAN MENJADI PENGHANCUR DAN MERUSAK BUMI// LAJU TEKNOLOGI MEMANG TIDAK TERBENDUNG// NAMUN MANUSIA SEBAGAI MAHKLUK YANG BERAKAL/ DAPAT BERUSAHA MENGARAHKAN DIRI AGAR TIDAK MEMPERTURUTKAN NAFSUNYA UNTUK MENGGUNAKAN TEKNOLOGI YANG MEMBAHAYAKAN DIRINYA// SUDAH SEHARUSNYA KAUM MUSLIMIN MENGENDALIKAN TEKNOLOGI UNTUK KEBAIKAN BUKAN MENJADI BUDAK TEKNOLOGI//

109 SURAT AL-HAJJ AYAT 46: maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada. Pandangan Islam tentang sains dan teknologi dapat diketahui prinsip-prinsipnya dari analisis wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad saw. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. Al-Isra: 1-5) Pandangan Islam tentang sains dan teknologi dapat diketahui prinsip-prinsipnya dari analisis wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad saw. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. Al-Isra: 1-5) SURAT AR-RUUM AYAT 50: Maka perhatikanlah bekas-bekas rahmat Allah, bagaimana Allah menghidupkan bumi yang sudah mati. Sesungguhnya (Tuhan yang berkuasa seperti) demikian benar-benar (berkuasa) menghidupkan orang-orang yang telah mati. Dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.

110 TEASER 2 TC: kaset 1 SEGMEN 3 LEAD IN TC: kaset 1 TAUSIAH USTADZ TC: CLOSING TC: lanjut kaset 1

111 RELIGI TEROPONG IMAN EPISODE : MIMPI BURUK CAMPERS : RANGGA/FAJAR REPORTER : Susi Retno (ENO) EDITED BY : PRESENTER : AA JIMMY WARDROBE : PREVIEW BY ITANG YUNASZ OPENING TC: (kaset 1) (aa dan robin di bangku taman robin tidur) (kaset 2) OBB SHORTBUMP SEGMEN 1 -musik ceria- VOX POP (kaset vox pop) Eps Mimpi Buruk 1. Pelajar SMU berponi TC: ABG cowo TC: Pelajar dengan pita merah TC: Pelajar baju biru TC: GREBEK AA JIMMY Aa jalan-jalan: (kaset 1) (kaset 2) Aa nerpong TC: (kaset 1) (kaset 2)

112 1. ABG rame2 pakai baju abu abu hitam dan sweter merah TC: (kaset 1) TC: (kaset 2) ( yang sweter merah jawab ya allah lindingi kami dari itu...) 2. ABG pacaran TC: (kaset 1) TC: (kaset 2) (cowo: baca surat al baqarah sampai selesai...) 3. Ibu ibu baju dan jilbab merah TC: (kaset 1) TC: (ksaet 2) (ibu baca doa sebelum tidur dan ayat kursi...) 4. Pasangan Pacaran TC: (kaset 1) TC: (kaset 2) (yg perempuan: abis mimpi burk, bangun, minum trus tidur lagi...) 5.Abg pakai baju pink sambil bawa minuman (berdua) TC: (kaset 1) TC: (kaset 2) TEASER 1 TC: (kaset 2) aa dan robin rebutan beli kopi (kaset 1) SEGMEN 2 AA neropong: (kaset 2) LEAD IN TC: kaset 1 (nanya kumpulan abg pemain basket) TC: kaset 2

113 PKG ROLL durasi : 5 Menit VIDEO Rekon : Orang tidur di kursi atau di meja kerja Rekon: tidur dengan berabagi macam gaya. Ada yang ngiler, mangap, dll... Fotage netral: Orang2 jalan di tengah kota, mobil2 berseliweran, orang2 di pasar, joget2 di taman (jelsi pernah bikin benu sama imel joget2 india) Editingnya dibikin agak2 sephia ya bro/mba... Rekon: tidur gelisah, terus terbangun tiba2, ngusap-ngusap muka... Terus ambil air wudhu, shalat, minta doa, zikir, sampai tertidur di atas sajadahnya... AUDIO MIMPI ADALAH SALAH SATU KONSEKUENSI YANG DIPEROLEH MANUSIA KETIKA MENGISTIRAHATKAN TUBUHNYA// SAAT TERTIDUR/ ALAM BAWAH SADAR KITA SERINGKALI MEMUNCULKAN GAMBARAN YANG MENYENANGKAN MAUPUN YANG TIDAK MENYENANGKAN// JIKA GAMBARAN YANG MUNCUL TIDAK MENYENANGKAN/ MAKA KITA SERING MENYEBUTNYASEBAGAI MIMPI BURUK/// PEMBAHASAN MENGENAI MIMPI INI/ BANYAK DIBAHAS DALAM BERBAGAI TAFSIR// SERINGKALI MIMPI YANG KITA ALAMI DITAFSIRKAN SECARA GAMBLANG SEBAGAI BENTUK KEJADIAN DI MASA YANG AKAN DATANG// PADAHAL TAK JARANG/ MIMPI HANYALAH BERUPA BUNGA TIDUR/ YANG DISEBABKAN KELELAHAN FISIK// NAMUN SEDIKIT BANYAK/ HADIRNYA MIMPI BURUK ITU SERING TERASA MENGGANGGU SECARA PSIKOLOGIS/ JIKA TIDAK DIDASARI OLEH ILMU DAN PEMAHAMAN YANG BENAR// JIKA MENGALAMI MIMPI BURUK/ KITA DIANJURKAN UNTUK MEMBACA DOA// أ ل ل ه م إ و ى أ ع ى ذ ب ك م ه ع م ل ل ال ش ي ط بن ع م و س ي ئب ت ا أل ح ال م

114 ALLOHUMMA INNII A UUDZUBIKA MIN AMALISY SYAITHOON, WA SAYYI-AATIL A_HLAAM YA ALLOH AKU BERLINDUNG KEPADAMU DARI PERBUATAN SYETAN DAN BURUKNYA MIMPI gbr footage masjidil haram, orang2 umrah atau tawaf di kabah... DALAM LITERATUR ISLAM/ MIMPI TERBAGI MENJADI 3 JENIS// YANG PERTAMA ADALAH RU YA SHAADIQAH/ YANG BERARTI MIMPI YANG BENAR// MIMPI SEPERTI INI BIASANYA ADALAH CERMINAN KEJADIAN DI MASA YANG AKAN DATANG// NAMUN MIMPI INI HANYA DIALAMI OLEH MANUSIA TERPILIH// SEPERTI MIMPI YANG DIALAMI NABI MUHAMMAD SAW KETIKA MEMASUKI MASJIDIL HARAM// SEPERTI YANG TERCANTUM DALAM SURAT AL FATH AYAT 27// SURAT AL FATH AYAT 27: [48:27] Sesungguhnya Allah akan membuktikan kepada Rasul-Nya, tentang kebenaran mimpinya dengan sebenarnya (yaitu) bahwa sesungguhnya kamu pasti akan memasuki Masjidil Haram, insya Allah dalam keadaan aman, dengan mencukur rambut kepala dan mengguntingnya, sedang kamu tidak merasa takut. Maka Allah mengetahui apa yang tiada kamu ketahui dan Dia memberikan sebelum itu kemenangan yang dekat Rekon mimpi buruk: Dipanggil masuk ke ruangan Bos, trus dimarahin dan dicaci-maki sama bos, diusir keluar ruangan..dengan dilempar NAMUN ADA JUGA MIMPI YANG DISEBUT DENGAN ADLGHAATSU AHLAM ATAU BUNGA MIMPI// MIMPI INI ADALAH MIMPI BURUK YANG BERASAL DARI SYAITAN AGAR

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia saat ini, keberadaan televisi dengan fungsi dan karakteristiknya

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia saat ini, keberadaan televisi dengan fungsi dan karakteristiknya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi sudah menjadi alat komunikasi yang efektif didalam masyarakat Indonesia saat ini, keberadaan televisi dengan fungsi dan karakteristiknya membuat televisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun televisi ini berkembang karena masyarakat luas haus akan hiburan

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun televisi ini berkembang karena masyarakat luas haus akan hiburan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia pertelevisian di Indonesia saat ini sangatlah pesat, salah satu buktinya adalah banyak stasiun televisi yang bermunculan. Stasiun televisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. majalah, radio, televise dan film. Komunikasi massa merupakan produksi dan

BAB I PENDAHULUAN. majalah, radio, televise dan film. Komunikasi massa merupakan produksi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa adalah komunikasi melalui media massa, yakni surat kabar, majalah, radio, televise dan film. Komunikasi massa merupakan produksi dan distribusi yang berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Program Urban Street Food merupakan program feature yang sudah ada di televisi saat ini. Program Urban Street Food merupakan program food & travel yang dikemas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tetapi bisa juga melalui wadah media seperti majalah, koran, internet, radio dan

BAB I PENDAHULUAN. tetapi bisa juga melalui wadah media seperti majalah, koran, internet, radio dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sudah pasti melakukan kegiatan komunikasi, karena manusia adalah mahluk sosial, dimana artinya manusia tidak bisa hidup sendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perangkat televisi menjadi suatu kebiasaan yang popular dan hadir secara luas

BAB I PENDAHULUAN. Perangkat televisi menjadi suatu kebiasaan yang popular dan hadir secara luas 12 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Perangkat televisi menjadi suatu kebiasaan yang popular dan hadir secara luas sehingga dapat diproduksi, didistribusikan, dan direproduksi dalam jumlah besar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan media massa saat ini, khususnya media elektronik televisi telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan media massa saat ini, khususnya media elektronik televisi telah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan media massa saat ini, khususnya media elektronik televisi telah mengalami kemajuan yang sangat pesat, seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media massa adalah sarana penunjang bagi manusia untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Media massa adalah sarana penunjang bagi manusia untuk memenuhi BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG MASALAH Media massa adalah sarana penunjang bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan akan informasi maupun hiburan. Saat ini begitu banyak media massa yang kita kenal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang pesat, yang pada masanya

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang pesat, yang pada masanya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan teknologi yang pesat, yang pada masanya saat ini. Mengakibatkan program tayangan di stasiun stasiun televisi mendapatkan tempat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Ada empat macam golongan media, antara lain media antarpribadi,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. makhluk hidup yang lainnya, manusia dalam usahanya memenuhi kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. makhluk hidup yang lainnya, manusia dalam usahanya memenuhi kebutuhan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dunia ini semua makhluk hidup pasti akan selalu berusaha memenuhi semua kebutuhan hidupnya, tak terkecuali manusia. Akan tetapi berbeda dengan makhluk hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagian internal dari sistem tatanan kehidupan sosial manusia dan

BAB I PENDAHULUAN. bagian internal dari sistem tatanan kehidupan sosial manusia dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas komunikasi, karena komunikasi merupakan bagian internal dari sistem tatanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi saat ini, perkembangan teknologi semakin berkembang dengan cepat dan pesat. Semakin maju kemampuan teknologi maka juga berpengaruh pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Kekuatan audio dan visual yang diberikan televisi mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Kekuatan audio dan visual yang diberikan televisi mampu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi adalah media massa yang sangat diminati dan tetap menjadi favorit masyarakat. Kekuatan audio dan visual yang diberikan televisi mampu merefleksikan kehidupan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa pada era informasi ini seakan tidak dapat dilepaskan dari kehidupan masyarakat. Media massa memberikan arti yang sangat penting bagi masyarakat. Masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial sangatlah penting untuk bisa berkomunikasi secara global

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial sangatlah penting untuk bisa berkomunikasi secara global BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era yang sudah semakin maju ini, perkembangan teknologi dan komunikasi membuat semua lapisan masyarakat dunia mengikuti perkembangan tersebut dan menjadikan mereka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide,

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan komunikasi sebagai wadah untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide, emosi, keterampilan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. baik yang berada di daerah perkotaan maupun di daerah pedesaan sekalipun sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. baik yang berada di daerah perkotaan maupun di daerah pedesaan sekalipun sangat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ditengah perkembangan teknologi komunikasi massa dewasa ini, masyarakat baik yang berada di daerah perkotaan maupun di daerah pedesaan sekalipun sangat membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan televisi di Indonesia saat ini bertumbuh sangat pesat. Hingga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan televisi di Indonesia saat ini bertumbuh sangat pesat. Hingga 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan televisi di Indonesia saat ini bertumbuh sangat pesat. Hingga saat ini ada 11 stasiun televisi nasional dan 230 lebih televisi lokal memancarkan siaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada khalayak. Media adalah salah satu unsur terpenting dalam komunikasi. Pada

BAB I PENDAHULUAN. kepada khalayak. Media adalah salah satu unsur terpenting dalam komunikasi. Pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi massa adalah proses media membuat dan menyebarkan pesan kepada khalayak. Media adalah salah satu unsur terpenting dalam komunikasi. Pada masa sekarang ini,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada orang lain secara timbal balik. tertentu, yang akhirnya semakin meningkatkan kebutuhan-kebutuhan pada

BAB I PENDAHULUAN. kepada orang lain secara timbal balik. tertentu, yang akhirnya semakin meningkatkan kebutuhan-kebutuhan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan kehidupan manusia di dunia tidak terlepas dari proses komunikasi, dimulai sejak perolehan bahasa dan tulisan yang digunakan sebagai alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di dunia ini mengalami perkembangan, mulai dari informasi, teknologi, gaya hidup, dan lain sebagainya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang melakukan berbagai bentuk komunikasi, seperti

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang melakukan berbagai bentuk komunikasi, seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap individu berusaha untuk mengenal dan mencari jati dirinya, mengetahui tentang orang lain, dan mengenal dunia luar atau selalu mencari tahu mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. itu sendiri merupakan proses penyebaran unsur-unsur baru khususnya

BAB I PENDAHULUAN. itu sendiri merupakan proses penyebaran unsur-unsur baru khususnya BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kehidupan manusia saat ini memasuki era globalisasi. Globalisasi itu sendiri merupakan proses penyebaran unsur-unsur baru khususnya menyangkut informasi secara mendunia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era saat ini, masyarakat modern dituntut untuk mendapatkan sebuah informasi yang aktual dan akurat. Informasi tersebut dapat diperoleh melalui beberapa media penyiaran.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Media massa memiliki tiga fungsi dasar, yaitu fungsi informatif, fungsi edukatif, dan fungsi hiburan. Media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya teknologi dan komunikasi saat ini mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi tersebut dapat dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meresap banyak informasi secara langsung dari media. berubah sesuai dengan situasi yang berlaku. 2 Komunikasi mengacu tindakan

BAB I PENDAHULUAN. meresap banyak informasi secara langsung dari media. berubah sesuai dengan situasi yang berlaku. 2 Komunikasi mengacu tindakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan serta pertumbuhan ilmu-ilmu pengetahuan menggambarkan perkembangan manusia dalam berkomunikasi dan kesadaran dalam bermasyarakat. Komunikasi masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besarnya manfaat komunikasi yang di dapatkan manusia. 1 Manfaat tersebut berupa

BAB I PENDAHULUAN. besarnya manfaat komunikasi yang di dapatkan manusia. 1 Manfaat tersebut berupa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi adalah hal yang mendasar yang tidak dipisahkan dari kehidupan manusia. Hal tersebut muncul dan berkembang seiring dengan besarnya manfaat komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuat pemirsanya ketagihan untuk selalu menyaksikan acara-acara yang ditayangkan.

BAB I PENDAHULUAN. membuat pemirsanya ketagihan untuk selalu menyaksikan acara-acara yang ditayangkan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas komunikasi, karena komunikasi merupakan bagian internal dari sistem tatanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media atau khalayak menggunakan media sebagai pemuas kebutuhannya. Sumber

BAB I PENDAHULUAN. media atau khalayak menggunakan media sebagai pemuas kebutuhannya. Sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat. Semakin berkembangnya media massa, masyarakat dapat semakin mudah untuk menjangkau informasi dan memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. communicatio yang diturunkan dari kata communis yang berarti membuat

BAB I PENDAHULUAN. communicatio yang diturunkan dari kata communis yang berarti membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Secara etimologis, komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu communicatio yang diturunkan dari kata communis yang berarti membuat kebersamaan antara dua orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. turut merubah peradaban manusia. Bukan hanya itu, teknologi juga merubah

BAB I PENDAHULUAN. turut merubah peradaban manusia. Bukan hanya itu, teknologi juga merubah BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Komunikasi dan teknologi, dua kata yang erat kaitannya. Komunikasi sebagai suatu hal yang dibutuhkan oleh setiap manusia, sedangkan teknologi pun turut merubah peradaban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kian pesat. Komunikasi telah menjadi suatu kebutuhan untuk. menghindari diri agar tidak terisolir, belajar dan untuk mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. kian pesat. Komunikasi telah menjadi suatu kebutuhan untuk. menghindari diri agar tidak terisolir, belajar dan untuk mendapatkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan berkembangnya zaman, komunikasi berkembang kian pesat. Komunikasi telah menjadi suatu kebutuhan untuk mendapatkan informasi, mengenal dunia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa globalisasi sekarang ini kebutuhan akan informasi sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa komunikasi. Karena komunikasi adalah usaha

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. baik itu lingkungan rumah, sekolah, kampus maupun lingkungan kerja 1.

BAB I. Pendahuluan. baik itu lingkungan rumah, sekolah, kampus maupun lingkungan kerja 1. BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi adalah hal mendasar yang tidak dapat dipisahkan dari manusia. Hal tersebut muncul dan berkembang dengan besarnya manfaat komunikasi yang didapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era informasi sekarang ini, masyarakat sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era informasi sekarang ini, masyarakat sangat membutuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era informasi sekarang ini, masyarakat sangat membutuhkan sumber informasi yang disajikan oleh media. Masyarakat menjadikan media sebagai subjek pembicaraan di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam kehidupan bermasyarakat atau berinteraksi dengan orang lain, bahasa menjadi hal yang sangat penting. Melalui bahasa, seseorang dapat menyampaikan gagasan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terlibat secara emosional terhadap video yang akan di edit. 1

BAB I PENDAHULUAN. terlibat secara emosional terhadap video yang akan di edit. 1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Editor adalah sineas profesional yang bertanggung jawab mengkonstruksi cerita secara indah dari shot-shot yang dibuat berdasarkan skenario dan konsep penyutradaraan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Media massa merupakan alat yang digunakan masyarakat untuk mendapatkan suatu informasi. Di era globalisasi kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. vindonesia ke-17 pada tanggal 17 Agustus Siaran langsung itu masih

BAB I PENDAHULUAN. vindonesia ke-17 pada tanggal 17 Agustus Siaran langsung itu masih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di awal perkembangannya di Indonesia, siaran televisi dimulai pada tahun 1962 saat TVRI menayangkan langsung upacara Hari Ulang Tahun Kemerdekaan vindonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Teknologi dan media komunikasi saat ini berkembang sangat pesat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Teknologi dan media komunikasi saat ini berkembang sangat pesat. Hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Teknologi dan media komunikasi saat ini berkembang sangat pesat. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya stasiun televisi yang mengudara di indonesia. kini stasiun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan aktifitas manusia yang sangat penting, bukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan aktifitas manusia yang sangat penting, bukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan aktifitas manusia yang sangat penting, bukan hanya dalam kehidupan organisasi, namun dalam kehidupan manusia secara umum. Tiada hari tanpa komunikasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. katanya dari bahasa latin communicatio yang berarti proses penyampaian suatu. pernyataan oleh seseorang kepada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. katanya dari bahasa latin communicatio yang berarti proses penyampaian suatu. pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi sebagai suatu proses yang berkesinambungan tanpa awal dan akhir merupakan bagian dari kehidupan, secara terminologis atau menurut asal katanya dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. biasa disebut dengan media massa. Pesatnya perkembangan industri media

BAB I PENDAHULUAN. biasa disebut dengan media massa. Pesatnya perkembangan industri media 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media komunikasi yang dapat mencangkup banyak penerima pesan biasa disebut dengan media massa. Pesatnya perkembangan industri media yang didukung dengan majunya teknologi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenis dan ragamnya, dari mulai drama, musik, olahraga, realita bahkan Fashion.

BAB I PENDAHULUAN. jenis dan ragamnya, dari mulai drama, musik, olahraga, realita bahkan Fashion. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman modern seperti ini industri hiburan kreatif sudah semakin banyak jenis dan ragamnya, dari mulai drama, musik, olahraga, realita bahkan Fashion. Semua hal tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. luas dan pada sisi lain merupakan proses dimana pesan tersebut dicari

BAB I PENDAHULUAN. luas dan pada sisi lain merupakan proses dimana pesan tersebut dicari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi pada satu sisi mengandung pengertian suatu proses dimana organisasi media memproduksi dan menyebarkan pesan kepada publik secara luas dan pada sisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari masyarakat mendapatkan informasi tentang kejadian-kejadian dan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari masyarakat mendapatkan informasi tentang kejadian-kejadian dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap hari masyarakat mendapatkan informasi tentang kejadian-kejadian dan segala bentuk peristiwa yang terjadi di belahan dunia melalui televisi. Kehadiran stasiun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan komunikasi dari waktu ke waktu selalu mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan komunikasi dari waktu ke waktu selalu mengalami BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan komunikasi dari waktu ke waktu selalu mengalami kemajuan.mulai dari jaman prasejarah hingga di jaman modern seperti sekarang ini. Proses modernisasi tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan hiburan menjadi begitu penting bagi kita. Hampir setiap orang selalu menyediakan waktunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. acara televisi itu merupakan hasil dari bentuk komunikasi massa.

BAB I PENDAHULUAN. acara televisi itu merupakan hasil dari bentuk komunikasi massa. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Membicarakan soal program acara televisi khususnya program hiburan sama halnya dengan membicarakan zaman ini yang semakin berkembang dan semakin berkembang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. televisi sebagai audio visual menjadikan pemirsa mampu menyaksikan

BAB I PENDAHULUAN. televisi sebagai audio visual menjadikan pemirsa mampu menyaksikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi ini dengan semakin canggihnya perkembangan teknologi informasi salah satunya televisi sebagai audio visual yang memanjakan pemirsa dengan berbagai

Lebih terperinci

PERAN PRODUCTION ASSISTANT PROGRAM 100% AMPUH DI GLOBAL TV

PERAN PRODUCTION ASSISTANT PROGRAM 100% AMPUH DI GLOBAL TV LAPORAN KULIAH KERJA MEDIA PERAN PRODUCTION ASSISTANT PROGRAM 100% AMPUH DI GLOBAL TV Disusun oleh : Virgo Manggala D1409048 TUGAS AKHIR Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan hal paling mendasar dalam setiap tindakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan hal paling mendasar dalam setiap tindakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan hal paling mendasar dalam setiap tindakan dan memiliki peran untuk menyampaikan apa yang disebut dengan pesan. Pesan bisa menjadi sebuah informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya masyarakat adalah penggarap informasi. kebutuhan semata tetapi sudah menjadi keharusan bagi masyarakat luas.

BAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya masyarakat adalah penggarap informasi. kebutuhan semata tetapi sudah menjadi keharusan bagi masyarakat luas. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa adalah jembatan informasi bagi masyarakat, dengan media massa masyarakat dapat mengetahui apa yang terjadi diluar lingkungannya. Media massa baik cetak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara audivisual. Dengan tampilan yang audiovisual membantu dengan

BAB I PENDAHULUAN. secara audivisual. Dengan tampilan yang audiovisual membantu dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi adalah salah satu alat media penyiaran yang ditampilkan secara audivisual. Dengan tampilan yang audiovisual membantu dengan mudah untuk para penonton

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berarti setiap manusia tidak dapat hidup sendiri dan sangat dianjurkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang berarti setiap manusia tidak dapat hidup sendiri dan sangat dianjurkan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Makhluk sosial memang merupakan istilah yang sangat tepat untuk manusia, yang berarti setiap manusia tidak dapat hidup sendiri dan sangat dianjurkan untuk dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia, kemudian kemunculannya disusul oleh stasiun stasiun

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia, kemudian kemunculannya disusul oleh stasiun stasiun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan televisi swasta muncul sejak adanya RCTI pada tahun 1989 sebagai stasiun televisi swasta pertama yang memberikan program hiburan untuk masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyebaran informasi secara massal atau menyeluruh. 1. masyarakat nusantara untuk mendapatkan informasi-informasi.

BAB I PENDAHULUAN. penyebaran informasi secara massal atau menyeluruh. 1. masyarakat nusantara untuk mendapatkan informasi-informasi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era yang semakin dikuasai oleh teknologi dan informasi saat ini menuntut manusia untuk selalu mengetahui berbagai informasi. Media massa sebagai sarana informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan hal penting untuk dapat berinteraksi dengan orang lain maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan hal penting untuk dapat berinteraksi dengan orang lain maupun BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan hal yang setiap hari manusia lakukan dalam kehidupannya. Komunikasi merupakan hal penting untuk dapat berinteraksi dengan orang lain maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat

BAB I PENDAHULUAN. yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi adalah penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Komunikasi merupakan bagian yang penting yang tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sejarah perkembangan kehidupan manusia di dunia tidak terlepas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sejarah perkembangan kehidupan manusia di dunia tidak terlepas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah perkembangan kehidupan manusia di dunia tidak terlepas dari proses komunikasi, dimulai sejak perolehan bahasa dan tulisan yang digunakan sebagai alat berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertentu, yang akhirnya semakin meningkat kebutuhan-kebutuhan hidup. meningkat seiring perkembangan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. tertentu, yang akhirnya semakin meningkat kebutuhan-kebutuhan hidup. meningkat seiring perkembangan zaman. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah perkembangan kehidupan manusia di dunia tidak terlepas dari proses komunikasi, dimulai sejak perolehan bahasa dan tulisan yang digunakan sebagai alat berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Berkembangnya dunia penyiaran khususnya televisi, telah menyebabkan perubahan pola pikir dan gaya hidup masyarakat, khususnya anak-anak di perkotaan. Meningkatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa pada saat ini sangat berpengaruh untuk mempengaruhi persepsi, pikiran serta tingkah laku masyarakat. Media massa pada saat ini sangat berpengaruh untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Televisi saat ini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Televisi saat ini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi saat ini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Televisi menampilkan gambar yang menarik dan menghibur, gambar televisi terkadang

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN KULIAH KERJA MEDIA

BAB IV PELAKSANAAN KULIAH KERJA MEDIA BAB IV PELAKSANAAN KULIAH KERJA MEDIA A. Deskripsi Kegiatan Kuliah Kerja Media (KKM) Selama melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Media, penulis didampingi oleh Ine Yudhawati selaku PA (production assistant)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Era sekarang sering disebut sebagai era informasi, dimana manusiasangat memprioritaskan informasi. Manusia selalu merasa haus akan informasi. Informasi sudah menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar belakang masalah Proses komunikasi pada hakekatnya adalah suatu proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Secara umum,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seperti yang kita ketahui media massa saat ini mengalami perkembangan yang begitu cepat dan pesat. Ditandai dengan bermunculan berbagai macam media massa, baik itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tentu saja Indonesia harus memiliki elemen-elemen yang bangsa agar lebih

BAB I PENDAHULUAN. Tentu saja Indonesia harus memiliki elemen-elemen yang bangsa agar lebih digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki penduduk yang besar. Keanekaragaman suku, agama, ras, dan budaya di dalamnya. Tentu saja Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Divisi Kreatif suatu divisi di dalam dunia pertelevisian atau broadcasting yang diberi tanggung jawab untuk berkreasi dengan pemikiran dari setiap anggotanya untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan inti dari kehidupan. Dalam hidup, apa saja yang kita

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan inti dari kehidupan. Dalam hidup, apa saja yang kita BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan inti dari kehidupan. Dalam hidup, apa saja yang kita lakukan perlu melibatkan aktivitas yang disebut komunikasi. Komunikasi dapat dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenis kelamin, pendidikan, maupun status sosial seseorang. Untuk mendukung

BAB I PENDAHULUAN. jenis kelamin, pendidikan, maupun status sosial seseorang. Untuk mendukung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia, siaran televisi dipandang sebagai salah satu media informasi dan hiburan yang memiliki banyak sekali penonton, tanpa mengenal batas usia, jenis kelamin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan salah satu unsur utama dalam segala kegiatan kehidupan manusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi sangat erat kaitannya dengan segala

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Audio visual merupakan sarana yang diberikan televisi,audio visual juga

BAB 1 PENDAHULUAN. Audio visual merupakan sarana yang diberikan televisi,audio visual juga 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan media massa di Indonesia saat ini masih di dominasi oleh televisi karena selain menyajikan tayangan yang real dan nyata, televisi juga selalu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang di Indonesia sejak keran kebijakaan dibuka pada tahun 1989,

BAB I PENDAHULUAN. berkembang di Indonesia sejak keran kebijakaan dibuka pada tahun 1989, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan investasi di sektor penyiaran, khususnya perteleviasian, terus berkembang di Indonesia sejak keran kebijakaan dibuka pada tahun 1989, faktanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan masyarakat. Televisi sebagai media massa memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan masyarakat. Televisi sebagai media massa memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Siaran televisi saat ini telah menjadi suatu kekuatan yang sudah masuk ke dalam kehidupan masyarakat. Televisi sebagai media massa memiliki karakteristik tersendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Mengelola bisnis media penyiaran merupakan salah satu bisnis yang paling

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Mengelola bisnis media penyiaran merupakan salah satu bisnis yang paling BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Mengelola bisnis media penyiaran merupakan salah satu bisnis yang paling sulit dan paling menantang dibandingkan dengan jenis industri lainnya. Mengelola media

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu bagian terpenting dalam kehidupan bermasyarakat adalah interaksi atau komunikasi. Komunikasi memiliki peran yang sangat pnting pada era sekarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dalam bidang teknologi dan informasi, hampir semua masyarakat baik yang berada di daerah pekotaan maupun yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Televisi adalah media massa yang sangat diminati dan tetap menjadi favorit

BAB I PENDAHULUAN. Televisi adalah media massa yang sangat diminati dan tetap menjadi favorit BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi adalah media massa yang sangat diminati dan tetap menjadi favorit masyarakat. Istilah televisi terdiri dari dua suku kata, yaitu tele yang berarti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih kuat dalam kapasitasnya tersebut, karena selain siaran dapat didengar

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih kuat dalam kapasitasnya tersebut, karena selain siaran dapat didengar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi sebagai salah satu media elektronik. Dalam komunikasi massa dianggap telah berhasil dalam menjalankan fungsinya untuk memberikan siaran informatif, hiburan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. acara tersebut harus memiliki strategi penyajian yang kreatif dalam

BAB I PENDAHULUAN. acara tersebut harus memiliki strategi penyajian yang kreatif dalam 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Setiap harinya, masyarakat Indonesia dapat melihat berbagai macam program acara yang ditawarkan oleh stasiun-stasiun televisi swasta. Programprogram acara tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kabar, menonton berita, mendengarkan radio, mengakses berita melalui internet.

BAB I PENDAHULUAN. kabar, menonton berita, mendengarkan radio, mengakses berita melalui internet. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa memiliki peran yang sangat penting. Setiap manusia yang hidup memerlukan media massa. Masyarakat mendapat informasi dengan membaca surat kabar, menonton

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pengetahuan masyarakat. Sekarang ini, media memiliki andil yang. budaya yang bijak untuk mengubah prilaku masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pengetahuan masyarakat. Sekarang ini, media memiliki andil yang. budaya yang bijak untuk mengubah prilaku masyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Media massa berperan sebagai sumber rujukan di bidang pendidikan dan penyebaran informasi yang cepat. Dalam hal ini, media dapat meningkatkan tingkat pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi membuat dunia komunikasi menjadi luas dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi membuat dunia komunikasi menjadi luas dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi membuat dunia komunikasi menjadi luas dan tanpa batas. Sebagai makhluk sosial, manusia harus berkomunikasi dan selalu ingin bertukar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggi dibanding dengan makhluk lainnya, karena manusia memiliki naluri dan akal

BAB I PENDAHULUAN. tinggi dibanding dengan makhluk lainnya, karena manusia memiliki naluri dan akal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dikatakan sebagai makhluk yang memiliki derajat yang paling tinggi dibanding dengan makhluk lainnya, karena manusia memiliki naluri dan akal budi yang tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa sebagai alat penyalurnya. Dalam bahasa komunikasi, pernyataan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa sebagai alat penyalurnya. Dalam bahasa komunikasi, pernyataan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi adalah proses pernyataan antara manusia, yang dinyatakan adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian seseorang secara luas. Televisi mampu menekan pesan secara efektif

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian seseorang secara luas. Televisi mampu menekan pesan secara efektif 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Televisi sebagai bagian dari kebudayaan audiovisual baru merupakan salah satu media massa yang memiliki pengaruh paling kuat dalam pembentukan sikap dan kepribadian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Komunikasi merupakan bagian yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat manusia. Oleh karena itulah, ilmu komunikasi saat ini telah berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi telah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi telah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi telah mendukung percepatan penyampaian pesan kepada khalayak. Dapat dikatakan pesan yang dikirim melalui transmisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, sudah tak asing lagi kita mendengar kata televisi.

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, sudah tak asing lagi kita mendengar kata televisi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, sudah tak asing lagi kita mendengar kata televisi. Televisi adalah sebuah media elektronik yang menjadi benda warisan ciptaan manusia, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui kawat maupun secara elektromagnetik tanpa kawat.

BAB I PENDAHULUAN. melalui kawat maupun secara elektromagnetik tanpa kawat. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi seperti yang dikatakan oleh Onong Uchyana Effendy adalah media komunikasi jarak jauh dengan penayangan gambar dan pendengaran suara, baik melalui

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. paling berpengaruh dalam kehidupan manusia. kekuatan terbesar dalam membuat agenda setting bagi permisanya.

BAB 1 PENDAHULUAN. paling berpengaruh dalam kehidupan manusia. kekuatan terbesar dalam membuat agenda setting bagi permisanya. 1 BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pada zaman sekarang ini kita tidak bisa melepaskan diri dari media massa. Ini terbukti dari adanya berbagai program komunikasi melalui media massa seperti surat kabar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dalam berbagai konteks kehidupan manusia mulai dari kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dalam berbagai konteks kehidupan manusia mulai dari kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman globalisasi saat ini perkembangan terjadi begitu cepat dalam berbagai hal, termasuk perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun media elektronik mengalami kemajuan yang sangan pesat.

BAB I PENDAHULUAN. maupun media elektronik mengalami kemajuan yang sangan pesat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia semakin cepat berubah dalam dua dasarwasa terakhir perkembangan teknologi sudah sangat pesatnya memberikan dampak yang menyentuh dalam kehidupan aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada potensi penerimaan negara khususnya pajak. Karena di dunia yang

BAB I PENDAHULUAN. pada potensi penerimaan negara khususnya pajak. Karena di dunia yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri media di Indonesia sekarang ini telah berkembang dengan pesat. Dengan keberadaan industri media tersebut tentunya akan berdampak pada potensi penerimaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang sangat pesat. Apalagi banyak masyarakat yang membutuhkan teknologi itu

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang sangat pesat. Apalagi banyak masyarakat yang membutuhkan teknologi itu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Seiring dengan perkembangan jaman saat ini, teknologi sekarang ini semakin berkembang sangat pesat. Apalagi banyak masyarakat yang membutuhkan teknologi itu sendiri

Lebih terperinci