MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 105/PUU-X/2012

Transkripsi

1 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 105/PUU-X/2012 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1960 TENTANG PERATURAN DASAR POKOK-POKOK AGRARIA DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 1999 TENTANG KEHUTANAN TERHADAP UNDANG- UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 ACARA PEMERIKSAAN PENDAHULUAN (I) J A K A R T A SELASA, 6 NOVEMBER 2012

2 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 105/PUU-X/2012 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 5 Tahun tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria [Pasal 1 ayat (3)] dan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan [Pasal 4, Pasal 50 ayat (3) huruf a dan Pasal 78 ayat (2)] terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 PEMOHON Raden Bung Hatta ACARA Pemeriksaan Pendahuluan (I) Selasa, 6 November 2012, Pukul WIB Ruang Sidang Gedung Mahkamah Konstitusi RI, Jl. Medan Merdeka Barat No. 6, Jakarta Pusat SUSUNAN PERSIDANGAN 1) Muhammad Alim (Ketua) 2) Harjono (Anggota) 3) Ahmad Fadlil Sumadi (Anggota) Hani Adhani Panitera Pengganti i

3 Pihak yang Hadir: A. Pemohon: 1. Raden Bung Hatta 2. Alex Zulkarnaen 3. Ike Krisnawati ii

4 SIDANG DIBUKA PUKUL WIB 1. KETUA: MUHAMMAD ALIM Sidang Pemeriksaan Permohonan Nomor 105/PUU-X/2012 kami buka dan dinyatakan terbuka untuk umum. Saudara Pemohon atau kuasanya, saya persilakan memperkenalkan diri siapa yang hadir pada kesempatan ini? 2. PEMOHON: RADEN BUNG HATTA Assalamualaikum wr. wb. Bapak Yang Mulia, Bapak Ketua Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia Bapak Mahfud MD., yang kami hormati, serta Bapak Hakim Anggota Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia yang kami hormati, serta Para Pengunjung yang saya hormati. Pertama, saya memperkenalkan diri, nama saya Pemohon Raden Bung Hatta. Dilahirkan di Jakarta pada tanggal 17 Agustus 1958, dengan alamat Pademangan 8 RT 09/RW 010 Kelurahan Pademangan Timur, Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara. Dan didampingi oleh kedua orang anak, yang satu Dr. Alex Zulkarnaen yang juga yang masih kuliah di bagian hukum, sebelah kanan. Yang kedua, didampingi oleh putri yang kedua, yaitu Ike Krisnawati, S.H. Yang saya sampaikan kepada Bapak Yang Mulia, pada hari ini untuk sebagai bahan catatan yang selanjutnya kami mohon kepada Bapak hal ini menyampaikan Permohonan Pengujian Perkara Pengujian Nomor 5 ( ) 3. KETUA: MUHAMMAD ALIM Di kesempatan lagi, berhenti dahulu! Nah, sudah ada sudah yang kan saya katakan, yang hadir siapa? Anda dengan anaknya berdua mendampingi? 4. PEMOHON: RADEN BUNG HATTA Ya, ya, Pak. 5. KETUA: MUHAMMAD ALIM KETUK PALU 3X Nah, sekarang ini kan kami sudah menerima ini permohonan Saudara. 1

5 6. PEMOHON: RADEN BUNG HATTA Ya. 7. KETUA: MUHAMMAD ALIM Kami su sudah terima semua, kami bertiga. Jadi, Saudara kemukakanlah secara singkat, apa yang menjadi permohonan Saudara? 8. PEMOHON: RADEN BUNG HATTA Ya. 9. KETUA: MUHAMMAD ALIM Pasal mana yang Saudara uji dan mana batu ujinya, kemudian bagaimana mengenai legal standing Saudara? Saya persilakan, tidak usah dibaca seluruhnya, ini kan kami bisa membacanya sendiri. Oke. 10. PEMOHON: RADEN BUNG HATTA Kepada Yang Terhormat Bapak Ketua Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, Jl. Medan Merdeka Barat No. 6 Jakarta. 11. KETUA: MUHAMMAD ALIM Ndak usah Saudara baca yang sudah kami terima! 12. PEMOHON: RADEN BUNG HATTA Oh ya, ya. 13. KETUA: MUHAMMAD ALIM Kami pegang di sini Medan Merdeka Barat No. 6 itu sudah jelas kok. Apa yang Saudara kemukakan? 14. PEMOHON: RADEN BUNG HATTA Bahwa ( ) 15. KETUA: MUHAMMAD ALIM Tentang kewenangan Mahkamah tidak usah Saudara baca kan pasti berwenang karena ini pengujian undang-undang. Sekarang, apa yang Saudara kedudukan hukum Saudara bagaimana? 2

6 16. PEMOHON: RADEN BUNG HATTA Kedudukan hukum (legal standing) permohonan: 1. Bahwa Pasal 51 ayat (1) Pasal 51 ayat (1) Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 beserta Penjelasannya menyatakan, Permohonan adalah pihak yang mengganggap dan/atau kewenangan konstitusionalnya dirugikan oleh berlakunya undang-undang, yaitu; a. Perseorangan warga negara Republik Indonesia, b. Persatuan masyarakat hukum adat sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia yang diatur dalam undang-undang, c. Badan hukum publik atau privat, atau d. Lembaga negara. 2. Bahwa ( ) 17. KETUA: MUHAMMAD ALIM Nah, Saudara di situ apa kedudukannya? Perorangan? 18. PEMOHON: RADEN BUNG HATTA Ya, perorangan. 19. KETUA: MUHAMMAD ALIM Ya sudah terus lagi, ndak usah lagi disebut karena Saudara bukan lembaga Negara. Tidak usah dibaca itu! 20. PEMOHON: RADEN BUNG HATTA Ya. 21. KETUA: MUHAMMAD ALIM Yang lain lagi! Atau mungkin anaknya yang diberi ndak apa diberi kuasa. 22. PEMOHON: RADEN BUNG HATTA Bahwa Pemohon selaku pemegang hak atas tanah milik dengan eigendom verponding Nomor 1.000, 2.000, 4.000, dan dengan akta jual-beli Nomor 189 tanggal 11 Oktober 1735 penyertaan dan penetapan tertanggal 23. Bahwa tanah eigendom verponding Nomor 1.000, 2.000, 3.000, dan dengan akte jual-beli Nomor 189 tangal 11 Oktober 1735 telah dikonversi menjadi tanah langsung dikuasai oleh 3

7 negara. Namun belum selesai ganti ruginya kepada pemerintahan eigendom verponding tersebut di atas. Sesuai Pasal 3 Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1979 tanggal 8 Agustus Bahwa sejak berlakunya undang-undang yang dimohon pengujian tersebut di atas Pemohon merasa dirugikan sebagai berikut: a. Pemohon kesulitan dalam mengurus surat sertifikat tanah ke BPN, Pemohon tidak bisa menguasai tanah terhadap hak milik dengan eigendom verponding. b. Pemohon tidak bisa menguasai fisik eigendom verponding Nomor 1.000, 2.000, 3.000, 4.000, dan dengan akte jual-beli Nomor Nomor 189 tangal 11 Oktober c. Pemohon sebagai korban penggusuran. d. Pemohon tidak pernah mendapat perlindungan hukum dari Pihak Kepolisian Negara Republik Indonesia. e. Pemohon juga korban pencemaran nama baik sesuai Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Barat dalam Perkara Nomor 1379/PID/B/2011/PN. Jakarta Barat. Pasal 335 dan Pasal 167 KUHP yang dimohon banding ke Pengadilan Tinggi DKI Jakarta yang diterima oleh Kepaniteraan Pengadilan Jakarta Barat pada hari Senin, tanggal 7 April, namun sampai saat ini belum diteruskan tanpa adanya alasan yang jelas. 6. Bahwa beberapa pasal dalam Undang-Undang Republik Indonesia Tahun 1945 yang merupakan hak-hak konstitusional mohon, yakni Pasal 27 ayat (1) berbunyi, Setiap warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum pemerintahan dan wajib menjunjung hukum, dan pemerintahan dengan tidak ada kecualinya. Pasal oh ini, ini. Permohonan apa pokok permohonan. 1. Bahwa hal-hal yang telah dikemukakan dalam kewenangan Mahkamah Konstitusi dan kedudukan Pemohon sebagaimana diuraikan di atas adalah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pokok permohonan ini. 2. Bahwa hak konstitusional Pemohon dijamin oleh konstitusi, yakin hak untuk diakui dengan... diakui sebagai pribadi di hadapan hukum. 3. Bahwa hukum hadir untuk para pencari keadilan ditengah masyarakat bukan sekedar hitam atau putih dari peraturan, melainkan menurut semangat dan makna lebih dalam dari undang-undang atau hukum. Hukum tidak hanya dijalankan dengan kecerdasan intelektual, melainkan dengan kecerdasan spiritual, menjalankan hukum harus dengan determinasi... pati, ya? Delegasi, komitmen terhadap penderitaan (...) 4

8 23. KETUA: MUHAMMAD ALIM Nanti apa yang Saudara minta? Petitumnya? Langsung pada petitum. 24. PEMOHON: RADEN BUNG HATTA Bangsa untuk berani (...) 25. KETUA: MUHAMMAD ALIM Ini kami baca nanti, insya Allah. Oke, petitumnya apa? Apa yang diminta itu lho? Halaman 4 itu. 26. PEMOHON: RADEN BUNG HATTA 4. Petitum. 1. Menerima dan mengabulkan permohonan Pemohon. 2. Menyatakan Pasal 1 ayat (3) ketentuan-ketentuan konversi Undang-Undang Pokok Angraria Nomor 5 Tahun 1960, Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaga Negara Nomor 2043 bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Ya, menyatakan Pasal 1 ayat (3) ketentuan-ketentuan konversi Undang-Undang Pokok Agraria Nomor 5 Tahun 1960, Lembaran Ngera Tahun 1960 Nomor 104, Lembaga Negara Nomor 2043 tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat dengan segala akibat hukumnya. 4. Menyatakan Pasal 50 ayat (3) dan Pasal 78 ayat (2) juncto Pasal 50 ayat (3) huruf a, serta Pasal 4 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Ketentuan Lembaran Negara Republik Indonesia ( ) 27. KETUA: MUHAMMAD ALIM Tentang Kehutanan? 28. PEMOHON: RADEN BUNG HATTA Tahun 1999 nomor ha? 29. KETUA: MUHAMMAD ALIM Tentang kehutanan, Pak, bukan tentang ketentuan! 5

9 30. PEMOHON: RADEN BUNG HATTA Oh, tentang kehutanan. 31. KETUA: MUHAMMAD ALIM Ya. Lembara negaranya ( ) 32. PEMOHON: RADEN BUNG HATTA Tentang Kehutanan, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 nomor Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1888, he em, bertentangan dengan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Lima, menyatakan Pasal 50 ayat (3) dan Pasal 78 ayat (2) juncto Pasal 50 ayat (3) huruf a, serta Pasal 4 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3888 tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat dengan segala akibat hukumnya. Enam, memerintahkan pemuatan putusan ini dalam Berita Acara Negara sebagaimana mestinya. Apabila Majelis Hakim Mahkamah berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya, ex aequo et bono. Sekian yang kami sampaikan, terima kasih. 33. HAKIM ANGGOTA: HARJONO Baik, Bapak Pak Raden Bung Hatta, ya. Kita sudah baca permohonan Bapak, sekarang menjadi tugas dari Majelis Hakim ini untuk memberikan nasihat kepada Bapak. Nasihat itu tujuannya adalah agar supaya permohonan ini lebih jelas ya, permohonan ini lebih memenuhi ketentuan-ketentuan. Kalau itu dipenuhi maka pemeriksaan di Mahkamah Konstitusi akan lebih mudah. Oleh karena itu, nanti Bapak perlu untuk memperhatikan apa yang disampaikan oleh Majelis Hakim. Saya tanya dahulu, ini ada Putranya doktor ya? Doktor ilmu hukum atau bukan? 34. PEMOHON: RADEN BUNG HATTA Bukan, Pak. 35. HAKIM ANGGOTA: HARJONO Oh, bukan. Jadi ini perempuan sarjana hukum? Ya? Nah, itu barangkali yang bawa tulisan-tulisan nanti untuk memperbaiki yang sarjana hukum, ya? Bisa catatan-catatan apa yang diperbaiki. 6

10 Sejauh ini di dalam pengujian undang-undang, Mahkamah Konstitusi sudah mengeluarkan Peraturan Mahkamah Konstitusi, yaitu Peraturan Nomor 6 PMK/2005, Peraturan Nomor 6 PMK/2005. Nah, ini nanti tolong dibaca dahulu, terutama yang sarjana hukum ini, dibaca dahulu. Karena seluruh proses nanti dalam pengujian undang-undang aturannya ada di sana. Kalau belum pernah dengar, nanti bisa tanya pada Panitera karena kita juga punya website yang bisa dibuka sewaktu-waktu, toh pastinya peraturannya ada di sana atau nanti tanya sama Panitera bisa didapatkan di mana peraturan itu. Itu dahulu. Jadi dari dasar itu, perbaikan harus dilakukan. Sekarang menyangkut permohonan yang diajukan. Permohonan yang diajukan itu menggunakan kop surat, ya. Kop suratnya adalah bantuan hukum Yayasan Darul Hidayah Bogor Nomor 35. Tapi setelah kop surat itu ada, lalu pemohonnya menyebut Raden Bung Hatta dengan identitasnya. Saya mau tanya ini, hubungan Pemohon dengan Bantuan Hukum Yayasan Darul Hidayah ini apa ini hubungannya? 36. PEMOHON: RADEN BUNG HATTA Ya, saya dewan pendirinya, Pak. 37. HAKIM ANGGOTA: HARJONO Dewan? 38. PEMOHON: RADEN BUNG HATTA Dewan pendiri yayasan. 39. HAKIM ANGGOTA: HARJONO Dewan pendiri? 40. PEMOHON: RADEN BUNG HATTA Ya. Ketua dewan. 41. HAKIM ANGGOTA: HARJONO Ya, ini ini harus jadi masalah dahulu ya karena kalau kopnya seperti itu seolah-olah yang memohon permohonan ini bantuan hukum itu. Padahal ini kan Bapak sendiri. Apalagi hak-haknya yang dimohonkan itu adalah hak Bapak, bukan hak bantuan hukum itu. Pertanyaannya, kenapa mesti dimuat di sini? Hak verponding itu ada pada Raden Bung Hatta, bukan pada bantuan hukum. Biasanya kalau seperti ini yang mengajukan itu adalah perorangan yang memberi kuasa kepada bantuan hukum ini. Nah, Bapak maju sendiri ya. 7

11 Oleh karena itu, tidak ada perlunya dimuat kop surat ini. Kecuali kalau Bapak ini memberikan kuasa kepada bantuan hukum itu, lalu bantuan hukum bercerita bahwa bantuan hukum ini siapa namanya, menerima kuasa dari Bapak, itu tidak menjadi masalah. Tapi karena ini satu, enggak ada perlunya ada kop bantuan hukum itu. Ya, pertama itu. Di dalam beracara di sini memang pertama kali harus mencantumkan bahwa Mahkamah Konstitusi berwenang untuk memeriksa Perkara Pengujian Undang-Undang terhadap Undang- Undang Dasar. Di sini nanti singkatnya itu bisa dikatakan bahwa salah satu kewenangan yang sudah Bapak sebutkan pada halaman itu, lalu dihubungkan. Kalau sudah kewenangannya seperti ini, lalu yang Bapak masalahkan adalah undang-undang, yaitu Undang-Undang tentang Pokok-Pokok Agraria dan Undang-Undang Kehutanan, lalu baru disimpulkan. Oleh karena itu, menurut Pemohon Mahkamah berwenang untuk menguji memeriksa perkara ini. Itu, baru kesimpulan. Tolong nanti juga dianu ya... dilihat dengan teliti, jangan sampai ada kekeliruan itu. Ini yang Putranya sarjana hukum, itu apa betul itu Pasal 24 ayat (2), apa betul itu? Jangan-jangan nanti yang dibaca Undang-Undang Dasar Tahun 1945 yang salah cetak ya, dicet... anu... dicek lagi. Itu baru mengenai kewenangan Mahkamah. Lalu kedudukan hukum (legal standing). Kedudukan hukum (legal standing) itu ada dua hal. Pertama adalah sebetulnya apa yang dialami Bapak itu, ya kan? Yang dialami apa? 42. PEMOHON: RADEN BUNG HATTA Yang (...) 43. HAKIM ANGGOTA: HARJONO Setelah yang dialami itu, maka Bapak menurut pengalaman itu yang dialami itu Bapak menjadi rugi, ruginya karena apa? Ruginya karena ada pasal undang-undang yang mengatur tentang apa yang dialami Bapak itu. Jadi, kalau di sini kemudian ditunjukkan ada ketentuanketentuan pasal Undang-Undang Dasar Tahun 1945, Pasal 27, Pasal 28D, Pasal 28I. Ini digunakan dasar bahwa sebetulnya yang saya alami itu, itu mestinya ndak menimbulkan kerugian buat saya karena saya dilindungi oleh Pasal 27, Pasal 28 tersebut. Itu harus didalilkan. Di sini yang dialami Bapak ini enggak jelas ini, ya kan? Bahwa Pemohon selaku pemegang tanah hak milik. Lalu terhadap tanah hak milik ini ada persoalan apa, ya kan? Kalau sudah sebagai pemegang tanah hak milik sekian berdasarkan surat pernyataan dan penetapan hak tertanggal apakah kemudian yang Bapak katakan sebagai dirugikan itu, maka Bapak menderita kerugian dan kerugiannya itu adalah karena adanya undang-undang yang pasal-pasalnya Bapak masalahkan tadi. Karena pasal yang Bapak masalahkan tadi kan bunyinya kalau Undang-Undang 8

12 Pokok Agraria Pasal 1 ayat (3)... eh, Pasal (1)-nya angka 3, Hubungan antara Bangsa Indonesia dan bumi, air, serta ruang angkasa, termasuk dalam ayat (2) pasal ini adalah hubungan yang bersifat abadi. Apa ketentuan itu kemudian merugikan Bapak, ya kan? 44. PEMOHON: RADEN BUNG HATTA Dari Pasal 1 (...) 45. HAKIM ANGGOTA: HARJONO Enggak, enggak usah dijawab sekarang. 46. PEMOHON: RADEN BUNG HATTA Merasa dirugikan, Pak. 47. HAKIM ANGGOTA: HARJONO Tidak usah dijawab sekarang! 48. PEMOHON: RADEN BUNG HATTA Ya. 49. HAKIM ANGGOTA: HARJONO Karena yang diperlukan bukan jawabnya, diperlukan adalah bagaimana Bapak memperbaiki nanti. Bapak jawab sekarang, nanti kalau perbaikannya ndak muncul ya percuma, ya? Jadi, itu yang harus dibuktikan. Kenapa Pasal 1 ayat (3) yang bunyinya, Hubungan antara Bangsa Indonesia dan bumi, air, serta ruang angkasa yang termasuk dalam ayat (2) adalah hubungan yang bersifat abadi. Ada ketentuan yang seperti ini kok bisa merugikan? Ya, Bapak tafsirkan bagaimana Pasal 1 ayat (3) ini? Lalu kemudian kok bisa merugikan Bapak terhadap hak verponding ini, ya? Itu harus dibuktikan. Dan lagi ini juga ada persoalan-persoalan yang Mahkamah perlu untuk kejelasan. Bahwa Pemohon selalu... sebagai... selaku pemegang hak milik tanah sekiansekian, dengan akta jual-beli. Saya bertanya ini, akta jual-beli ini Itu jual-beli antara siapa dan siapa? Bapak lahir 1950 berapa tadi? 50. PEMOHON: RADEN BUNG HATTA

13 51. HAKIM ANGGOTA: HARJONO Ya, 1958, ya kan. Pemohon ini... itu yang beli Pemohon atau orang lain, kemudian Pemohon kok bisa mendapatkan hak itu atas dasar titel apa? Apa warisan, apa membeli kembali, itu enggak jelas di sini, ya kan? Itu coba dijelaskan. Berdasarkan surat pernyataan dan penetapan hak tertanggal Desember 2003, ini apa ini? Surat pernyataan dan penetapan hak ini siapa yang membuat, isinya apa ya? Kalau toh itu diambilkan bukti, saya kira juga disebutkan apa yang dimasukkan di situ. Lalu juga hal-hal yang berkaitan itulah yang kemudian saya kira fokusnya ini pada masalah eigendom verponding saja. Fokus tanah ini harus dijelaskan dahulu karena yang di bawah itu adalah Pemohon kesulitan dalam mengurus surat sertifikat tanah ke BPN. Lah, kesulitan ini ada macam-macam. Kesulitan itu belum dilengkapi suratnya, syarat-syaratnya belum dilengkapi, atau mungkin barangkali bahwa ada masalah-masalah yang tidak bisa begitu saja menjadikan Bapak untuk mendapatkan sertifikat itu karena ketentuanketentuan?kalau toh itu seperti itu, apa ketentuan itu disebabkan oleh Pasal 1 angka 3 tadi? Saya belum mendapat satu gambaran, kenapa kemudian tiba-tiba bicara tentang Undang-Undang Kehutanan? Apa verponding itu verponding tentang tanah kehutanan? Ya, enggak dijelaskan di sini, ya kan? Ini semua harus jelas supaya Majelis nanti bisa menangkap apa yang dimaksud oleh Bapak. Itulah yang bagian pokok yang penting yang saya katakan tadi, untuk memenuhi syarat bahwa Bapak ini mempunyai kedudukan hukum atau legal standing. Lalu kedudukan hukum legal standing itu ada di situ, hubungan antara apa yang Bapak alami dan adanya pasal yang Bapak masalahkan tadi. Semuanya ini saya rugi gara-gara pasal itu, kirakira begitulah. Ini belum nampak di sini, belum nampak. Itu untuk menjadikan legal standing. Nah, kemudian pokok permohonannya ini diuraikan lagi. Lalu Bapak berdalih bahwa kerugian-kerugian itu disebabkan karena berlakunya pasal-pasal yang Bapak sebutkan tadi, ya. Pasalnya di sini disebut, ada Pasal 1 ayat (3) ketentuan korvensi Undang-Undang Pokok Agraria, tadi saya baca. Lalu bagaimana bunyi pasal yang begitu kok sampai merugikan Bapak? Bapak harus katakan bahwa pasal yang bunyinya begini ini, ini tidak sesuai dengan Pasal 27 Undang-Undang Dasar 1945, Setiap warga negara bersamaan di dalam bidang hukum dan permintaan wajib menjunjung hukum dan pemerintah dengan tidak ada kecualinya. Apakah dengan Pasal 1 ayat (3) yang bunyinya tadi, Hubungan erat bangsa Indonesia, bumi, air, dan ruang angkasa termaksud dalam ayat (2) pasal ini adalah hubungan yang bersifat abadi. Apa Pasal 1 ayat (3) ini menghilangkan hak Bapak yang dijamin Pasal 27? Begitu juga, apakah pasal-pasal yang lain itu juga dalam kehutanan juga, itu juga bertentangan dalam Pasal 28D? Coba beri argumentasi, supaya Hakim nanti bisa yakin bahwa Bapak menyampaikan hal-hal yang sebenarnya. Ini yang diperlukan. 10

14 Jadi terlalu singkat. Oleh karena itu, perlu diuraikan agak lebih jelas lagi. Kemudian juga dalam rumusan petitum itu kurang lazim di angka 4 itu, menyatakan Pasal 50 ayat (3) dan Pasal 78 ayat (2) jo (juncto) Pasal 50 ayat (3), ini masih ayatnya (3) hurufnya ini maksudnya bagaimana ini? Jelasnya bagaimana? Yang diminta itu Pasal 50 ayat (3)- nya untuk dinyatakan bertentangan atau Pasal 50 ayat (3) huruf a saja? Apa Pasal 78 ayat (2)? Karena ini perlu penjelasan yang lebih jelas lagi. Jadi hal-hal itulah perlu diperbaiki. Saya sarankan kalau memang karena ini yayasan bantuan hukum, kalau ada sarjana hukumnya di yayasan itu supaya konsultasi juga di situ ataukah Putra Bapak ini juga bergiat di yayasan itu bisa membantu untuk merumuskan. Tapi sekali lagi, sebelum menyusun kembali, tolong baca Peraturan Mahkamah Konstitusi. Ndak banyak itu ketentuan yang ada di situ. Saya kira itu, secara umum apa yang saya sampaikan kepada Bapak sebagai kewajiban Hakim dalam pemeriksaan pendahuluan untuk melakukan nasihatan kepada Bapak. Terima kasih. 52. HAKIM KETUA: MUHAMMAD ALIM Silakan, Pak. 53. HAKIM ANGGOTA: AHMAD FADLIL SUMADI Saya ingin melengkapi apa yang sudah disampaikan oleh Kedua Yang Mulia Hakim sebelum saya. Yang pertama, supaya dipastikan ini! Ini yang mau maju itu yayasannya apa Bapak Raden Bung Hatta ini secara perorangan, ya? Harus dipastikan! Sebab rumusan-rumusan permohonannya berbeda nanti. Itu yang pertama. Yang kedua, kalau Bapak bisa apa namanya diwakili oleh Putra Bapak atau diwakili oleh advokat itu lebih baik. Tampaknya Bapak ini agak kesulitan memahami keterangan-keterangan yang disampaikan oleh Hakim di sini. Supaya Bapak tidak begitu susah begitu, diwakilkan saja kepada meskipun Bapak hadir juga di sini, oleh Putra Bapak yang Putri itu yang sarjana hukum atau advokat. Sehingga di apa namanya disusunnya itu oleh yang biasa menyusun permohonan. Ada banyak sekali sebenarnya hal yang harus dilengkapi dalam permohonan ini. Selain yang disampaikan oleh Bapak-Bapak Hakim sebelum saya ini. Pertama misalnya, itu Pasal 1 ayat (3) itu bunyinya di mana? Saya cari di sini ndak ketemu, agak susah. Kemudian Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Agraria itu. Itu bunyinya di dalam permohonan ini ndak jelas di mana itu, tepatnya ndak ada. Lalu yang berikutnya Pasal 50 ayat (3), Pasal 78 ayat (2), itu bunyinya enggak jelas, Pasal 4 Undang- Undang Nomor 41 Tahun 1999, itu bunyinya paling tidak itu ada terdapat di dalam pokok permohonan. Di dalam pokok permohonan di sini coba dibuka kan, enggak ada kan di situ? Enggak ada. Yang ada malah Undang-Undang Dasarnya itu 27, 28D, 28E itu. Itu enggak ditulis. 11

15 Nah, lalu yang lebih penting lagi adalah Hakim kan harus diyakinkan supaya permohonan ini bisa dikabulkan. Pasal 1 ayat (3) itu kok atau angka 3 di sini ya lebih tepatnya. 54. HAKIM KETUA: MUHAMMAD ALIM Ayat (3), ayat (3) sebenarnya. 55. HAKIM ANGGOTA: AHMAD FADLIL SUMADI Kok bertentangan dengan Pasal 27 itu penjelasannya bagaimana? Kok Bapak bisa berpendapat bertentangan itu pertentangannya di mana? Di jelaskan! Ini enggak ada penjelasan, di sini enggak ada. Enggak ada kaitannya itu dengan misalnya bahwa hukum hadir untuk para pencari keadilan di tengah masyarakat bukan sekedar hitam putih, itu di sini enggak ada penjelasan hitam putih di mana itu? Pasal 27 enggak cerita tentang hitam putih. Pasal 28D, itu kok bisa bertentangan dengan Pasal 28D itu kenapa? Kan harus dijelaskan. Lah kalau enggak dijelaskan ya kamikami ini enggak mengerti. Pasal 28I kok bertentangan dengan itu, itu kenapa? Itu justru di pokok permohonan di sini dijelaskan. Itulah yang sebenarnya menjadi alasan permohonan yang ada pada IV itu, petitum itu. Jadi kalau Pasal 1 ayat (3) itu bertentangan dengan Undang- Undang Dasar, di mana pertentangannya? Pasal 50 ayat (3) bertentangan di mana pertentangannya? Itu dijelaskan. Ini ada apa misalnya negara hukum, ada pendapat, ini seperti menumpuk material saja enggak ada kaitannya satu sama lain, tidak menjadi suatu bangunan yang bisa menjelaskan. Nah itu supaya di wakili oleh ahli hukum itu karena dialah yang bisa menjelaskan. Nah, itu begitu. Nah, itu saja saya kira yang perlu saya sampaikan, supaya Bapak ini lebih menjelaskan lagi pertentangannya itu di mana? Misalnya Bapak menyebut ini, ini kewenangan Mahkamah Konstitusi itu menguji undang-undang. Lah Bapak ini siapa? Apa permohonan Bapak ini apa? Menjadi Kewenangan Mahkamah Konsitusi apa enggak? Tidak diceritakan. Misalnya Pasal 51 itu yang bisa mengajukan permohonan itu adalah perorangan, ada masyarakat, lah Bapak ini termasuk perorangan, apa masyarakat, apa mana? Sehingga Bapak menjadi orang yang boleh mengajukan perkara di sini, ini enggak dijelaskan. Pendek kata ini semuanya ini belum bisa memberi penjelasan. Padahal Bapak ini kalau perkara ingin diteruskan ini akan berhadapan dengan DPR, dengan presiden, kalau enggak bisa dijelaskan ya susah nanti kalau berhadapan dengan mereka. Oleh karena itu, sebaiknya Bapak itu menunjuk wakil yang bisa menjelaskan, apakah Putra Bapak itu sendiri atau advokat, silakan, gitu ya. Jadi nanti yang baca pun tidak usah Bapak, Bapak membacanya saja enggak Lancar tadi, ya. Nanti kalau didengar orang banyak kan nanti 12

16 orang banyak enggak enggak bingung, enggak paham, nanti bingung. Oke itu saja, Pak. Terima kasih. 56. KETUA: MUHAMMAD ALIM Sudah cukup nasihat tadi, namun demikian saya perlu tambahkan. Jadi di halaman 1 itu, yang angka 1, kewenangan Mahkamah itu tidak usah Saudara kasih masuk. Angka 2 dikasih masuk, tetapi nanti diterangkan bahwa karena ini adalah merupakan pengujian undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar 1945, maka Mahkamah berwenang mengadilinya, gitu lho. Ditambah kalimat itu di situ di kewenangan. Kemudian dalam kedudukan hukum atau legal standing ini harus detail ditegaskan seperti yang kata Bapak tadi, kalau Anda Bapak yang maju itu adalah perseorangan, ya jangan lagi memakai apa kop bantuan hukum ini, itu organisasi, itu merupakan suatu apa suatu badan hukum privat mungkin, ya. Jadi itu harus tegas itu. Kedua ketiga, di sini ada hal-hal diangka 5 halaman 2 permohonan Saudara, Pemohon kesulitan dalam mengurus surat sertifikat tanah ke BPN. Itu urusan urusan Bapak dengan badan pertanahan, mungkin seperti dijelaskan tadi oleh Yang Mulia Pak Harjono. Mungkin ada hal-hal yang kurang sehingga tidak bisa. Kemudian, Pemohon tidak bisa menguasai fisik tanah yang verponding nomor sekian, sekian itu. Kalau itu terjadi, Anda gugat itu secara perdata atau gugat secara tata usaha negara, tergantung daripada posisinya, tidak bisa bukan ke sini urusannya itu. Kalau Anda menguasai suatu tanah, itu kewenangannya peradilan peradilan, dalam hal ini Mahkamah Agung dengan bawahannya. Apakah itu melalui gugatan perdata atau gugatan tata usaha negara, itu itu lain urusannya. Nah, kemudian Pemohon sebagai korban penggusuran. Kalau Anda sebagai korban penggusuran, maka Anda boleh menuntut ganti kerugian tapi bukan juga di sini, itu harus melalui peradilan tata usaha negara atau peradilan umum, ya. Itu bukan bukan di sini bukan di sini sasarannya. Pemohon tidak pernah mendapat perlindungan Kepolisian Negara Republik Indonesia ini, ini urusan lain. Itu urusan tata usaha negara, ya itu itu Anda punya kewenangan. Pemohon juga merupakan korban pencemaran nama baik. Kalau Anda dicemarkan nama baik Anda, Anda bisa mengajukan melaporkan kepada kepolisian karena itu merupakan delik aduan. Atau Anda mengajukan gugatan berat, tapi di sini saya lihat berdasarkan yang Saudara kemukakan, justru Saudara dinyatakan bersalah menurut putusan pidana yang Saudara sedang banding itu kan, nanti itu lagi urusan selanjutnya. Tapi di sini bukan bukan urusannya, tidak bisa mencampuri urusan peradilan di sini. Urusan peradilan lain, itu urusannya sendiri, kami punya kewenangan sendiri-sendiri. 13

17 Ini seperti yang Saudara kemukakan tadi, ini kan Saudara menguji Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960, yang tadi sudah dijelaskan secara gamblang oleh Yang Mulia Bapak Harjono. Sekarang Anda juga menguji Pasal 4 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan. Dia punya redaksi begini, ayat (1), Semua hutan di dalam wilayah Republik Indonesia termasuk kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Nah, seperti diterangkan Yang Mulia Pak Harjono tadi, Di mana Saudara merasa rugi dengan hubungannya dengan permohonan Saudara? Mengapa pasal ini menurut Saudara bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Tahun 1945? Atau apakah dia tidak ada bagaimana kaitannya dengan Pasal 33 ayat (3)? Bumi, dan air, dan kekayaan alam yang dikuasai oleh Negara. Itu Undang- Undang Dasar Tahun 1945 lho, Pasal 33 ayat (3). Gimana itu nanti Saudara bisa rumuskan dengan baik-baik? Ayat (2), Penguasaan hutan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) memberi wewenang kepada pemerintah untuk; a. Mengatur dan mengurus segala sesuatu yang berkaitan dengan hutan, kawasan hutan, dan hasil hutan, b. Menetapkan status wilayah tertentu sebagai kawasan hutan atau kawasan bukan sebagai kawasan hutan, dan c. Mengatur dan menetapkan hubungan-hubungan hukum antara orang dengan hutan, serta mengatur perbuatanperbuatan hukum mengenai kehutanan. Itu itu pasal itu wewenang itu ada pada pemerintah. Nah, Saudara mesti terangkan apa kaitannya dengan kerugian Saudara, yang Saudara dalilkan dalam permohonan ini. Ayat (3), Penguasaan hutan oleh negara tetap memperhatikan hak masyarakat hukum adat sepanjang kenyataanya. Adakah hubungannya dengan hak hukum adat Saudara? Tidak. Karena di sini verponding, verponding bukan hak hukum ada itu ya. Itu nanti dijelaskan betul, mengapa Saudara merasa dirugikan dengan ini, sehingga pasal ini dianggap bertentangan dan mana yang bertentangannya dengan pasal mana dengan Undang-Undang Dasar Tahun 1945? Itu harus jelas karena kalau tidak, ya nanti nanti tidak bisa dipahami. Pasal 50 ayat (3) huruf a Undang-Undang 41/1999, Setiap orang dilarang: a. Mengerjakan atau menggunakan atau menduduki kawasan hutan secara tidak sah. Itu dilarang secara semau-maunya sendiri masuk kawasan hutan, itu. Nah, apa hubungannya dengan kerugian Saudara yang tidak bisa menguasai verponding Nomor 1.000, 2.000, 3.000, 4.000, itu itu apa hubungannya? Nanti itu kan Saudara mesti terangkan. Kemudian, Pasal 8 ayat (2) ini ancaman pidana, Barang siapa dengan sengaja melanggar ketentuan yang dimaksud dalam Pasal 50 ayat (3), nah itu, huruf a, huruf b. Huruf a ini yang Saudara uji. Nah, di mana letaknya kesalahan ini pasal ini, berkaitan dengan batu uji yang Saudara kemukakan? Setiap warga negara bersamaan kedudukannya. 14

18 Apakah misalnya bahwa negara menguasai bumi, dan air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dan hubungan itu merupakan hubungan yang bukan abadi? Apakah itu bertentangan dengan Pasal 27? Misalnya. Kemudian Pasal 28D kepastian hukum, Semua orang yang barang siapa melanggar pasal ini, kan itu setiap orang. Nah, kemudian, Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif. Mana yang Anda anggap perlakuan diskriminatif? Itu yang Saudara terangkan dengan baik, ya. Masih banyak sekali dan semua yang dinasihatkan oleh Bapak- Bapak tadi, agar Saudara perhatikan. Ada yang Saudara mau kemukakan? Cukup? 57. PEMOHON: RADEN BUNG HATTA Untuk sementara ini, Yang Mulia, belum ada. Cuma tadi Yang Mulia telah sampaikan memang bagi Pemohon merupakan suatu pengkajian untuk dilengkapi. 58. KETUA: MUHAMMAD ALIM Ya. 59. PEMOHON: RADEN BUNG HATTA Yang akan diajukan lagi. 60. KETUA: MUHAMMAD ALIM Oke. 61. PEMOHON: RADEN BUNG HATTA Karena Pemohon saat ini baru ke Mahkamah Konstitusi (...) 62. KETUA: MUHAMMAD ALIM Yalah, makanya (...) 63. PEMOHON: RADEN BUNG HATTA Ya, belum punya pengalaman, gitu kan. Baru ini, gitu, Pak. 64. KETUA: MUHAMMAD ALIM Ya. Itulah sebabnya dinasihatkan tadi barangkali Putrinya atau pengacara yang lain yang diambil, supaya lebih paham karena Anda sendiri ya bukan semua orang, tidak semua orang tahu semua kan, 15

19 kita mungkin ada kurang tahu itu, jadi ada orang yang lebih tahu itulah kita minta bantuan, itu lho maksudnya. Oke? 65. PEMOHON: RADEN BUNG HATTA Oke. 66. KETUA: MUHAMMAD ALIM Jadi dengan demikian bagi Saudara ada kesempatan 14 hari untuk memperbaiki permohonan Saudara. Paling lama 14 hari, kalau lewat 14 hari berarti permohonan ini saja yang diadili, yang dibicarakan, yang diperiksa. Sedangkan permohonan yang baru kalau sudah lewat 14 hari tidak, tapi kalau sebelum 14 hari sudah selesai, ya monggo silakan saja, lebih cepat lebih bagus. Tapi itu hak Saudara, paling lama 14 hari. Oke, cukup ya? 67. PEMOHON: RADEN BUNG HATTA Ya, Pak. 68. KETUA: MUHAMMAD ALIM Ya dengan demikian sidang saya nyatakan selesai dan ditutup. KETUK PALU 3X SIDANG DITUTUP PUKUL WIB Jakarta, 6 November 2012 Kepala Sub Bagian Risalah, Rudy Heryanto NIP Risalah persidangan ini adalah bentuk tertulis dari rekaman suara pada persidangan di Mahkamah Konstitusi, sehingga memungkinkan adanya kesalahan penulisan dari rekaman suara aslinya. 16