BAB II DASAR-DASAR PENGEMBANGAN CLEARINGHOUSE Infrastruktutur Data Spasial Nasional (IDSN)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II DASAR-DASAR PENGEMBANGAN CLEARINGHOUSE Infrastruktutur Data Spasial Nasional (IDSN)"

Transkripsi

1 BAB II DASAR-DASAR PENGEMBANGAN CLEARINGHOUSE 2.1. Infrastruktutur Data Spasial Nasional (IDSN) Infrastruktur Data Spasial Nasional (IDSN) adalah suatu perangkat sistem manajemen data spasial yang menyangkut kelembagaan, kumpulan data dasar spasial berikut standar-standar dan petunjuk teknis, teknologi, peraturan perundangundangan dan kebijakan-kebijkan, serta sumber daya manusia yang diperlukan untuk mengumpulkan, mengolah, menyimpan, mendistribusikan, dan meningkatkan pemanfaatan data spasial. Pengembangan IDSN di Indonesia sudah dimulai sejak tahun 1993 melalui pertemuan tingkat nasional sebelas institusi pemerintahan yang saling bertemu untuk membahas dan bertukar informasi mengenai pengembangan SIG di lingkungan institusinya masing-masing. Pertemuan berlanjut dengan makin banyak institusi lain yang dilibatkan hingga tahun 2000 pada Rapat Koordinasi Nasional Survei dan Pemetaan (Rakornas Surta), institusi-institusi yang hadir sepakat untuk fokus membahas pembangunan infrastruktur data spasial di Indonesia. Pertemuan ini juga ditandai dengan dikenalkannya teknologi internet pada SIG yaitu dengan diluncurkannya website pertama yang dapat menampilkan dataset topografi pada peta secara online dengan skala 1: [Matindas, 2004]. Hasil identifikasi permasalahan survei dan pemetaan nasional pada Rakornas Surta 2000 memperlihatkan bahwa pentingnya dilaksanakan pembangunan IDSN dalam rangka pengelolaan sumber daya alam untuk perencanaan pembangunan yang berkelanjutan, sehingga pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan cepat dan berdasarkan data yang lebih akurat. Berdasarkan pada rekomendasi Rakornas Surta 2000, maka arah pembangunan IDSN dapat dikelompokkan pada lima aspek utama [Bakosurtanal, 2006], yaitu : 1) Kelembagaan 2) Peraturan Perundang-Undangan 3) Data Utama 6

2 4) Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 5) Sumber Daya Manusia Gambar 2.1 Komponen IDSN [Pedoman Clearinghouse, 2003] Sesuai dengan pengertian IDSN maka setiap komponen dalam IDSN sangat berkaitan erat sebagai suatu sistem yang terpadu sebagai landasan dari arah pembangunan IDSN. Salah satu komponen yang paling penting dalam infrastruktur data spasial adalah data utama. Data utama yang antara lain terdiri dari data penginderaan jauh, data dasar geodesi, peta rupabumi, peta tematik dasar, dan lain-lain, merupakan dataset yang dibuat dalam kerangka kelembagaan dan dikumpulkan sehingga menjadi sumber data yang utama dan dari data tersebut data dan informasi lain dapat diturunkan melalui pengintegrasian dan pertambahan nilai. Dalam penyelenggaran IDSN memerlukan suatu kondisi dimana berfungsinya lembaga-lembaga survei dan pemetaan dan adanya kepastian hokum dalam penyelenggaraan penyediaan penggunaan data dan informasi spasial. Berfungsinya lembaga SURTA memerlukan dukungan dan pemanfaatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dan sumber daya manusia yang dapat memanfaatkan IPTEK. Penyelenggaraan IDSN merupakan upaya bersama dari semua lembaga SURTA yang membentuk model jaringan kerja. Sistem jaringan tersebut berupa penyediaan dan penggunaan data dan informasi spasial yang menganut sistem basisdata tersebar yang menghubungkan server-srever basisdata lintas pelaku IDSN 7

3 yang terintegrasi dalam pengelolaan dan pengoperasiannya. Sistem ini di bebagai organisasi inisiatif infrastruktur data spasial infrastruktur internasional dikenal dengan Clearinghouse Data Utama atau diisingkat Clearinghouse Sistem Clearinghouse Clearinghouse sendiri diartikan sebagai suatu sistem server institusi data produser terdistribusi yang berisi metadata data spasial dengan standar yang ditentukan IDSN dan dapat diakses pengguna melalui jaringan internet. Dalam server Clearinghouse dibangun direktori data dan metadata yaitu informasi mengenai data utama yang tersedia dalam sistem clearinghouse. Clearinghouse bertugas sebagai titik akses bagi pengguna dan pembuat data utama. Tujuan dasar dari Clearinghouse adalah menyediakan akses terhadap data spasial melalui metadata. Clearinghouse berfungsi sebagai layanan katalog rinci untuk berhubungan dengan data spasial dan informasi lain berupa gambar-gambar ataupun peta interaktif. Melalui Clearinghouse ini para institusi penyedia data utama, serta para komunitas geografi tertentu dapat bergabung untuk mempromosikan data spasial mereka yang tersedia. Clearinghouse menyediakan metode standar bagi penelusuran data spasial yang tidak merusak sistem-sistem yang sudah ada. Data serta metadata spasial disimpan dalam berbagai macam format dan sistem yang membuat penelusurannya melalui jaringan internet menjadi sulit. Teknologi web yang ada khusunya yang memberikan fasilitas pencarian hanya mampu menawarkan pencarian teks harfiah, dan pada umumnya tidak menyediakan fasilitas pencarian koordinat, tanggal dan waktu serta nilai-nilai numerik lainnya Clearinghouse Data Spasial Nasional Pada era globalisasi ini dimana ketersedian akses menuju informasi menjadi isu penting di semua Negara, tak terkecuali Indonesia, yang merupakan bagian dari komunitas internasional bertekad untuk dapat menyediakan kemudahan akses untuk seluruh informasi yang tersedia bagi publik. Sama halnya dalam konteks informasi geospasial, dimana sebagian besar informasi-informasi tersebut diproduksi oleh 8

4 institusi pemerintah, pemerintah menginginkan agar semua produsen data spasial dapat menyalurkan informasi geospasial yang mereka hasilkan kepada para penggunanya. Untuk mencapai tujuan ini pemerintah, dalam hal ini diwakili oleh Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL) memutuskan untuk mengembangkan Clearinghouse Data Spasial Nasional. Dalam pengembangan Clearinghouse Data Spasial Nasional ini akan menjadi proses yang kompleks dan memakan waktu yang cukup lama karena di dalamnya melibatkan banyak sekali dataset-dataset spasial, instansi-instansi produsen serta tenaga-tenaga ahli dari berbagai kalangan. Jadi Clearinghouse Data Spasial Nasional merupakan Clearinghouse yang memuat basisdata-basisdata spasial yang diproduksi di wilayah teritori Indonesia. Pengembangan Clearinghouse Data Spasial Nasional melibatkan seluruh stakeholder data spasial di Indonesia Konsep Sistem Server Terdistrbusi Suatu sistem Clearinghouse terdiri dari berbagai server metadata yang saling terhubung membentuk jaringan. Server-server metadata yang mewakili produsenprodusen data spasial disebut sebagai node server. Arsiterktur dari jaringan Clearinghouse dapat dilihat pada Gambar 2.2. Gambar 2.2 Arsitektur jaringan Clearinghouse [ 9

5 Diantara jaringan ini ada sebuah server yang bertugas sebagai gateway yang dapat melakukan koneksi ke jaringan lain, yang disebut sebagai server gateway metadata. Melalui server gateway atau sebuah user interface para pengguna dapat melakukan query terhadap informasi spasial yang terdistribusi melalui deskripsi metadata. Pada Gambar 2.3. ditunjukkan bagaimana interaksi berbagai individu dan organisasi yang terkait dalam pendistribusian dan penelusuran data spasial melalui sistem Clearinghouse. Gambar 2.3 Diagram interaksi para pelaku yang terkait dalam pendistribusian dan penelusuran data spasial melalui sistem Clearinghouse[The SDI Cookbook, 2004] Para pengguna yang menggunakan fasilitas pencarian dalam user-interface, dapat mengisi form pencarian, melakukan query yang lebih spesifik untuk data spasial disesuaikan dengan kebutuhan. Permintaan pencarian ini akan diteruskan malalui server gateway dan mengirimkan query ke satu server basisdata metadata atau lebih. Pada Gambar 2.4 ditunjukan pilihan konfigurasi gateway dan user-interface yang dapat dibangun untuk server-server metadata yang terdistribusi. Client A mengakses user-interface yang disediakan oleh sebuah host di internet yang juga mengatur koneksi-koneksi yang dating ke server-server. Client B mengakses userinterface yang lokasinya terpisah dengan gateway dan mendukung pembangunan user-interface yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan komunitas tertentu. Client C merupakan aplikasi desktop sebagai user-interface yang memiliki kemampuan 10

6 untuk melakukan query dan juga dapat membangun koneksi langsung ke serverserver. Gambar 2.4 Pilihan konfigurasi gateway dan user-interface untuk server-server yang terdistribusi [The SDI Cookbook, 2004] Selain menyimpan rekaman lokasi dari metadata yang telah didaftarkan, server-server metadata ini juga menyimpan informasi lain seperti akses data, mekanisme penelusuran, gambar dan peta yang disajjikan, serta informasi detil lainnya yang disertakan ketika pendaftaran metadata. Dalam hal ini metadata mempunyai 3 peran penting, yaitu : 1) Mendokumentasikan lokasi dari informasi 2) Mendokumentasikan struktur isi dari informasi 3) Menyediakan informasi detil lainnya yang dibutuhkan Teknologi dan Standarisasi Jaringan sistem Clearinghouse dikembangkan pada protocol TCP/IP dan dihubungkan ke internet. Koneksi melalui jaringan internet digunakan pada sistem Clearinghouse dengan harapan agar semua server metadata yang berada di berbagai lokasi dapat saling terhubung dan para pengguna dapat mengaksesnya melalui internet. 11

7 Server metadata terdiri dari aplikasi yang didesain untuk dapat menghasilkan basisdata metadata dan mengirimnya ke jaringan internet. Basisdata metadata ini dibangun menggunakan referensi tertentu untuk spesifikasi teknisnya, seperti Profil GEO yang menggunakan standar metadata Federal Geographic Data Committee (FGDC) dan standar protokol ANSI Z Server metadata ini haruslah dikembangkan dan dipelihara oleh institusi produsen data spasial. Server gateway metadata berisi daftar registry semua node server metadata yang tergabung dalam sistem jaringan Clearinghouse. Selain itu server gateway juga memuat informasi institusi yang mendaftarkan server metadatanya. Pada server gateway terdapat aplikasi berbasis internet yang mampu melakukan pencarian dan penerimaan informasi metadata yang tersimpan dalam basisdata di node server. Fasilitas pencarian ini menggunakan protocol Z39.50 yang memungkinkan untuk para pengguna dapat melakukan penelusuran data spasial ke node server melalui server gateway. ISO yang dikenal sebagai ANSI Z39.50 merupakan protokol komunikasi data antar komputer yang terhubung dalam suatu jaringan. Protokol Z39.50 membantu pencarian informasi dalam suatu sistem jaringan client-server computer, dimana client bertindak sebagai pengirim query pencarian informasi terhadap komputer yang bertindak sebagai server. Aplikasi pada server kemudian akan melaksanakan pencarian informasi pada satu atau beberapa basisdata yang terdistribusi sesuai dengan kriteria yang diinginkan dan mengembalikan informasi tersebut kepada client untuk proses selanjutnya. Keunggulan dari protokol Z39.50 adalah penggunaan interface yang terpisah antara client dan server untuk fasilitas pencarian dan basisdatanya. Hal ini memberikan kemampuan pada client untuk mengintegrasikan informasi dari beberapa basis data dan server. Protokol Z39.50 dapat diimplementasikan pada setiap platform, berarti bahwa protokol ini diimplementasikan pada sistem komputer yang berbeda (sistem operasi, perangkat keras, search engines, DBMS). Pemanfaatan protocol Z39.50 memungkinkan end-user untuk mengakses beberapa sistem secara transparan berdasarkan sistem yang digunakannya sehingga hasil pencarian informasi dapat disajikan pada sistem lokal sesuai dengan format yang dikehendaki. 12

8 Keanggotaan Clearinghouse Keberhasilan penyelenggaraan sistem Clearinghouse dapat dicapai oleh partisipasi aktif dari lembaga-lembaga serta individu-individu yang terkait lintas pelaku sistem Clearinghouse, juga optimalnya lembaga-lembaga seta individuindividu tersebut dalam menjalankan tugas, fungsi dan kewenangannya. Setiap pelaku yang terkait dalam sistem penerbitan dan penelusuran data spasial ini mempunyai peranannya masing-masing baik sebagai pihak penyedia data ataupun pihak pengguna. Secara rinci interaksi antara para pelaku, fungsi yang dijalankannya beserta elemen-elemennya yang terkait dalam sistem Clearinghouse dapat dijelaskan melalui Gambar 2.5. Gambar 2.5 Interaksi antara para pelaku, fungsi yang dijalankan beserta elemen-elemenya yang terkait [The SDI Cookbook, 2004] Keberhasilan sistem Clearinghouse sangat ditentukan oleh bagaimana elemen-elemen yang terkait bekerja sesuai dengan peran dan fungsinya. Kontributor metadata mempunyai tanggung jawab dalam melakukan pemasukan data-data yang akan dijadikan deskripsi informasi pada metadata. Seorang kontributor juga bertanggung jawab akan penyimpanan metadata ke dalam server. Mereka juga mempunyai kuasa untuk melakukan perubahan (update) dan penghapusan metadata yang telah disimpan dalam server. Tanggung jawab dari seorang administrator server 13

9 adalah untuk mengatur aksesibilitas metadata yang disediakan untuk para pengguna. Sama seperti tugas seorang kontributor, seorang administrator juga dapat melakukan perubahan dan penghapusan metadata. Seorang manajer gateway mempunyai peran dalam membangun, mengadakan dan mengawasi penelusuran diantara komunitas pengguna, juga termasuk mengatur server-server metadata yang berpartisipasi dalam sistem Clearinghouse Persyaratan Clearinghouse Persyaratan Menjadi Penyedia Para pelaksana harus mempunyai akses ke komputer-komputer multi-user (UNIX atau Windows-NT) di mana software server, interfaces dan kumpulan metadata disimpan. Situs server dihubungkan ke Internet melalui hubungan data berkecepatan tertentu dari 56KB atau lebih. Sebaiknya server-server Clearinghouse ditempatkan bersamaan dengan kumpulan data spasial untuk mendorong keselarasan antara data dan metadata spasial atau gambaran yang disajikan. Organisasi-organisasi yang belum dihubungkan ke Internet atau yang memiliki firewall atau batas-batas pengamanan untuk terhubung secara langsung boleh memilih untuk melakukan kontrak dengan Internet Service Provider yang ada atau bergabung dengan sebuah simpul Clearinghouse lokal di suatu organisasi yang berbeda untuk menyediakan suatu komputer off-site host bagi Clearinghouse Persyaratan Menjadi Pengguna Calon-calon pengguna Clearinghouse harus mempunyai akses ke sebuah browser Web grafik pada sebuah PC atau workstation. Interface client telah dikembangkan dalam HTML 2.0 dan dengan extention Java walaupun Java tidak diharuskan bagi akses dasar ke Clearinghouse. Hubungan-hubungan pengguna diatasi melalui salah satu jaringan area local yang dikhususkan bagi akses ke Internet atau modem dial-up berkecepatan rendah. 14

10 Data Akses Sebuah data set geospasial digital adalah unit sasaran dari gambaran yang ditentukan dalam kegiatan Clearinghouse. Penentuan sebuah data set dapat disesuaikan dengan persyaratan yang diberikan badan-badan tetapi umumnya sesuai dengan produk data terkecil yang dapat dikenali (misalnya file) di mana metadata biasanya dikumpulkan. Ini mungkin sama bagi citra satelit tertentu atau data set vektor yang dikelola oleh produser atau disributor data. Kumpulan-kumpulan data set (misalnya jalur tebang, garis edar satelit, seri peta atau data) mungkin juga mempunyai metadata umum yang dapat diwarisi oleh data set tersendiri. Karena itu produser data mensyaratkan bahwa metadata dipertahankan pada kenampakan geografis tersendiri (jalan) atau spatial primitive (garis). Sebuah rangkaian kesatuan metadata boleh ada dan dipertahankan oleh sebuah organisasi tetapi sasaran penelusuran data dalam Clearinghouse tetap pada tingkat data set Metadata Salah satu aspek yang terkait dengan data utama dalam pembangunan Infrastruktur Data Spasial Nasional adalah pembangunan metadata dari data spasial yang telah dan akan diproduksi pada setiap institusi pemasok data. Metadata adalah data tentang isi, kualitas, kondisi dan karakteristik lainnya dari data. Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dengan keberadaan metadata adalah : a) Untuk membantu dalam mengatur dan memelihara suatu investasi data spasial. b) Untuk memberikan informasi tentang kepemilikan data pada katalog data, clearinghouse dan para pengguna data. c) Untuk memberikan informasi dalam mengolah dan menginterpretasikan data yang diterima dari sumber eksternal. Untuk mencapai tujuan tersebut di atas, maka penyusunan metadata harus dipersiapkan dengan mempertimbangkan berbagai hal sedemikian hingga produk informasi yang dihasilkan dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak. Informasi metadata ditetapkan berdasarkan 4 (empat) karakteristik yang menentukan peranan dari metadata, yaitu : 15

11 1) Ketersediaan - informasi yang diperlukan untuk mengetahui ketersediaan data 2) Penggunaan - informasi yang diperlukan untuk mengetahui kegunaan data 3) Akses - informasi yang diperlukan tentang tatacara mendapatkan data 4) Transfer - informasi yang diperlukan untuk mengolah dan menggunakan data. Pada tingkat global terdapat beberapa tingkatan metadata yang biasa digunakan yaitu : 1) Discovery metadata adalah informasi minimum yang diberikan untuk menjelaskan isi dari sumber data. Jenis metadata ini tentu saja tidak dapat memenuhi kategori metadata yang bisa diaplikasikan pada tingkat internasional. 2) Exploration metadata adalah informasi yang lebih detil yang diberikan dalam menjelaskan isi dari sumber data. Jenis metadata ini diharapkan dapat membantu pengguna data untuk keperluan analisis Perkembangan Standar Metadata Pada tingkat global, standar metadata telah mulai banyak dikembangkan, di antaranya adalah : Standar metadata yang telah ditetapkan oleh Federal Geographic Data Committee (FGDC) - The Content Standard for Digital Geospatial Data, Standar metadata yang telah diadop oleh masyarakat Eropa - CEN Pre- Standard, Standar metadata yang sedang dikembangkan oleh International Standard Organizations (ISO) ISO (International Standard) dan ISO (Draft Technical Specification), Dokumen Content Standards for Digital Geospatial Metadata yang telah disetujui oleh Federal Geographic Data Committee (FGDC) pada tanggal 8 Juni 1994 menjelaskan tentang standardisasi metadata untuk data spasial digital. Standar ini berisikan sekumpulan istilah dan definisi yang umum untuk mendokumentasikan 16

12 data spasial digital. Standar FGDC menetapkan nama, definisi unsur data dan group data yang digunakan dan informasi yang harus disediakan untuk mengisi unsur data dalam penyusunan metadata. Informasi yang disediakan dalam penyusunan metadata tersebut dikategorikan sebagai suatu keharusan (mandatory) atau opsional. Gambar 2.6 Diagram Content Standards for Digital Geospatial Metadata Elemen yang termasuk mandatory harus diisi datanya, walaupun tidak ada informasi yang tersedia tetap harus diisi, misalanya dengan isian Tidak Diketahui. Elemen yang termasuk mandatory if applicable harus diketahui nilainya jika memang informasi nya melekat pada data spasial. Contohnya sebuah data spasial yang memiliki informasi ketinggian, maka pada elemen Vertical Coordinate System Definition harus dilengkapi. Elemen yang termasuk kategori optional, merupakan informasi yang dapat disediakan sendiri oleh produsen data. Standar ISO merupakan standar internasional yang disusun oleh ISO TC211 (Technical Committee 211), menyediakan struktur yang menggambarkan data geografis digital dengan mendefinisikan elemen-elemen metadata dan membangun terminologi, pendefinisian dan prosedur yang umum dari metadata. ISO mendefeinisikan skema XML untuk pengimplementasian informasi geografis pada metadata yang didasarkan pada ISO

13 2.3.2 Standardisasi Metadata Nasional Dalam rangka mendukung penyelengaraan metadata data spasial nasional, Pusat Sistem Jaringan dan Standardisasi Data Spasial BAKOSURTANAL pada tahun 2002 telah membentuk Tim Kerja / Kelompok Keja Forum Inisiatif Pembangunan Standar Metadata Nasional. Kelompok Kerja (Pokja) Metadata yang ditetapkan tersebut terdiri dari instansi sektoral seperti : Dep. Pertanian, Dep. Kehutanan, Dep. Kimpraswil, Dep. Energi dan Sumberdaya Mineral, Dishidros TNI AL, Dittop TNI AD dan unit unit kerja teknis di lingkungan BAKOSURTANAL. Salah satu tugas kelompok kerja tersebut antara lain adalah menyusun konsep standar metadata nasional. Berdasarkan hasil kesepakatan forum dengan mempertimbangkan berbagai referensi yang telah tersedia, Pokja Metadata telah sepakat untuk mengadop standar metadata FGDC sebagai standar metadata yang akan digunakan dalam penyusunan metadata data spasial nasional. Selain daripada itu, sebagai tindak lanjut dari hasil kesepakatan tersebut BAKOSURTANAL akan membangun suatu aplikasi metadata yang mengacu pada standar metadata FGDC untuk dapat digunakan dalam pembangunan metadata pada instansi-instansi penyelenggara data spasial terkait. Dokumen Content Standards for Digital Geospasial Metadata yang telah disetujui oleh FGDC kemudian telah dialihbahasakan ke dalam bahasa Indonesia untuk dapat lebih dipahami dalam penyusunan metadata dari produk data spasial yang diselenggarakan oleh para penyelenggara data spasial di Indonesia. Sebagai langkah awal dalam penyelenggaraan metadata, Pokja metadata juga telah sepakat untuk menyusun informasi metadata atas produk data yang tersedia pada unit kerjanya terbatas pada informasi Identifikasi Data dan Informasi Acuan Metadata. Penyusunan informasi metadata tersebut akan dilaksanakan dengan menggunakan aplikasi yang akan dikembangkan oleh BAKOSURTANAL berdasarkan aplikasi yang telah tersedia pada tingkat global dan mengacu pada standar metadata FGDC Geonetwork Opensource Geonetwork Opensource merupakan sistem manajemen informasi spasial yang didesain untuk menyediakan akses ke basisdata-basisdata spasial, produk- 18

14 produk kartografi serta metadata yang terkait dari berbagai sumber, meningkatkan pertukaran informasi spasial dan berbagi data antar organisasi-organisasi dengan memamnfaatkan jaringan internet. Sistem manajemen informasi spasial ini bertujuan untuk memfasilitasi berbagai komunitas-komunitas pengguna data spasial untuk dapat mengakses secara mudah dan cepat data spasial yang tersedia dan dapat digunakan untuk menyediakan peta-peta tematik yang dapat mendukung pengambilan keputusan. Arsitektur Geonetwork Opensource mengimplementasikan komponen portal dan sistem basisdata yang didefinisikan di dalam Geospatial Portal Reference Architecture. Dengan menyediakan fasilitas fasilitas untuk mengatur dan menerbitkan metadata spasial, Geonetwork Opensource menyediakan fasilitas pencarian untuk mengakses sejumlah metadata yang datang dari berbagai Clearinghouse dan juga tersedianya fasilitas untuk menampilkan peta interaktif. Gambar 2.7 Geospatial Portal Reference Architecture [Geonetwork Opensource Spatial Data Catalog, 2005] Pada dasarnya Geonetwork terdiri dari dua aplikasi web, yaitu yang pertama adalah portal yang menyediakan fasilitas query metadata bagi para pengguna dan fasilitas bagi administrator untuk membuat dan menyimpan basisdata, dan yang kedua adalah Web Map Client yang digunakan untuk melihat dan menampilkan data spasial, seperti MapServer atau GeoServer. 19

15 Sistem Kerja Geonetwork Opensource merupakan aplikasi web berbasis Java yang bekerja menggunakan server container seperti Jetty, yang sudah tersedia dalam satu paket aplikasi geonetwork ataupun dapat juga menggunakan Apache Tomcat. Cara kerja aplikasi Geonetwork beradasarkan pada sistem Jeeves, yang digambarkan melalui Gambar 3.5. Jeeves adalah kependekan dari Jeeves is an Engine Easy for Very Effective System. Dengan menggunakan Jeeves memungkinkan suatu sistem sederhana untuk di-publish di internet tanpa perlu pengetahuan akan java dan yang dibutuhkan hanya sedikit usaha [Marsella, 2005]. Jeeves merupakan engine yang menggunakan java untuk mempermudah pengembangan suatu aplikasi web. Jeeves bekerja menggunakan XML sebagai representasi data internal dan XSL untuk menghasilkan output html. Browser HTTP request Jeeves JDBC XML DB HTTP response XSL Gambar 2.8 Sistem kerja Jeeves Browser akan melakukan sebuah permintaan (request) yang diterima oleh Jeeves, yang apabila perlu mengunakan JDBC untuk dapat melakukan query ataupun merubah basisdata dan akan direspon melalui sebuah objek XML. Kemudian objek XML ini melalui transformasi XSL akan menghasilkan sebuah dokumen yang dikirimkan kembali (response) ke browser. Proses ini akan berulang setiap ada permintaan (request) Basisdata DBMS yang digunakan pada ujicoba aplikasi Geonetwork Opensource ini adalah Mckoi, yang merupakan DBMS internal yang sudah tersedia pada paket 20

16 aplikasi. Pada Gambar 3.12 dan 3.13 digambarkan bagaimana model logikal dan fisikal dari struktur basisdata Geonetwork Opensource ini. Gambar 2.9 Model Logikal Gambar 2.10 Model Fisikal Struktur Basisdata Geonetwork tersimpan sebagai project Druid. Druid merupakan piranti untuk membangun basisdata dan sebagai manajemen basisdata. Druid digunakan untuk mengakses DBMS melalui JDBC untuk keperluan pemeriksaan dan pengeditan data. Selain menggunakan Mckoi, Geonetwork bisa menggunakan basisdata eksternal seperti MySQL ataupun ORACLE. Untuk mengaktifkannya dibutuhkan instalasi driver yang sudah tersedia pada instalasi Geonetwork. 21

17 Gambar 2.11 Interface dari Druid 22

B A B I P E N D A H U L U A N

B A B I P E N D A H U L U A N B A B I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Informasi geografis mempunyai peran yang vital bagi para pengambil keputusan baik pada level lokal, regional maupun global. Pemanfaatannya dapat mendukung

Lebih terperinci

BAB III UJICOBA PENGEMBANGAN SISTEM CLEARINGHOUSE MENGGUNAKAN APLIKASI GEONETWORK OPENSOURCE

BAB III UJICOBA PENGEMBANGAN SISTEM CLEARINGHOUSE MENGGUNAKAN APLIKASI GEONETWORK OPENSOURCE BAB III UJICOBA PENGEMBANGAN SISTEM CLEARINGHOUSE MENGGUNAKAN APLIKASI GEONETWORK OPENSOURCE 3.1. Rancangan Ujicoba Berikut tahap-tahap yang dilalui dalam ujicoba pengembangan sistem Clearinghouse menggunakan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Data dan informasi Geospasial menjadi salah satu kebutuhan yang mutlak untuk mendukung pembangunan di Indonesia, namun pemerintah seringkali mengabaikan peran data geospasial

Lebih terperinci

UJICOBA PENGEMBANGAN SISTEM CLEARINGHOUSE MENGGUNAKAN APLIKASI GEONETWORK OPENSOURCE UNTUK KEPERLUAN IDSN

UJICOBA PENGEMBANGAN SISTEM CLEARINGHOUSE MENGGUNAKAN APLIKASI GEONETWORK OPENSOURCE UNTUK KEPERLUAN IDSN UJICOBA PENGEMBANGAN SISTEM CLEARINGHOUSE MENGGUNAKAN APLIKASI GEONETWORK OPENSOURCE UNTUK KEPERLUAN IDSN TUGAS AKHIR Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Oleh Wahyu Dian

Lebih terperinci

Bab III. Metadata dalam GIS

Bab III. Metadata dalam GIS Bab III. Metadata dalam GIS Pengertian Metadata Metadata didefinisikan sebagai data yang berisikan informasi mengenai satu atau beberapa aspek mengenia data. Secara mudah metadata dapat diartikan sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Penelitian terkait dengan Sistem Informasi Geografis pernah dilakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Penelitian terkait dengan Sistem Informasi Geografis pernah dilakukan BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian terkait dengan Sistem Informasi Geografis pernah dilakukan oleh Pramono (2016) di STMIK AKAKOM. Sistem yang telah dibangun menghasilkan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYELENGGARAAN INFRASTRUKTUR DATA SPASIAL NASIONAL (IDSN) BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN PENYELENGGARAAN INFRASTRUKTUR DATA SPASIAL NASIONAL (IDSN) BAB I PENDAHULUAN PEDOMAN PENYELENGGARAAN INFRASTRUKTUR DATA SPASIAL NASIONAL (IDSN) BAB I PENDAHULUAN PEDOMAN PENYELENGGARAAN INFRASTRUKTUR DATA SPASIAL NASIONAL (IDSN) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Disisi lain, oleh karena berbagai

Lebih terperinci

PERAN METADATA DALAM PENCARIAN DATA GEOSPASIAL MELALUI INFRASTRUKTUR DATA SPASIAL NASIONAL (IDSN) Oleh. I Wayan Krisna Eka Putra

PERAN METADATA DALAM PENCARIAN DATA GEOSPASIAL MELALUI INFRASTRUKTUR DATA SPASIAL NASIONAL (IDSN) Oleh. I Wayan Krisna Eka Putra ISSN 0216-8138 39 PERAN METADATA DALAM PENCARIAN DATA GEOSPASIAL MELALUI INFRASTRUKTUR DATA SPASIAL NASIONAL (IDSN) Oleh I Wayan Krisna Eka Putra Jurusan Pendidikan Geografi, FIS, UNDIKSHA E-mail address

Lebih terperinci

Oleh : Dosen Pembimbing : Umi Laili Yuhana, S.Kom, M.Sc Hadziq Fabroyir, S.Kom

Oleh : Dosen Pembimbing : Umi Laili Yuhana, S.Kom, M.Sc Hadziq Fabroyir, S.Kom Sistem Informasi Geografis untuk Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia Oleh : I G.L.A. Oka Cahyadi P. 5106100061 Dosen Pembimbing : Umi Laili Yuhana, S.Kom, M.Sc. 132 309 747 Hadziq Fabroyir, S.Kom 051

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai universitas yang berkembang pesat dan memiliki rencana untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai universitas yang berkembang pesat dan memiliki rencana untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Bina Nusantara merupakan salah satu universitas yang menjadi panutan universitas lain dalam penerapannya terhadap dunia teknologi informasi. Sebagai universitas

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Bab I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sistem Informasi Geografi (SIG) adalah suatu teknologi informasi berbasis komputer yang digunakan untuk memproses, menyusun, menyimpan, memanipulasi dan menyajikan

Lebih terperinci

Dasar Pemrograman Web. Pemrograman Web. Adam Hendra Brata

Dasar Pemrograman Web. Pemrograman Web. Adam Hendra Brata Dasar Pemrograman Web Pemrograman Web Adam Hendra Brata Teknologi Client Server Arsitektur Client Server Model komunikasi yang terdiri server sebagai pemberi layanan dan client sebagai pengguna layanan

Lebih terperinci

Ina-Geoportal : Satu Peta, Satu Solusi

Ina-Geoportal : Satu Peta, Satu Solusi Ina-Geoportal : Satu Peta, Satu Solusi Dr. Asep Karsidi, M.Sc BADAN INFORMASI GEOSPASIAL 11 Agustus 2012 Workshop Geospasial Bandung, 11 Agustus 2012 KEBIJAKAN NASIONAL TENTANG IG: BIG penyelenggaraan

Lebih terperinci

Bab II. TINJAUAN PUSTAKA

Bab II. TINJAUAN PUSTAKA Bab II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelitian penulis, aplikasi distribusi penjualan barang sudah ada. Dari aplikasi yang sudah ada tersebut penulis ingin mengembangkan lagi

Lebih terperinci

APLIKASI BERBASIS WEB PEMETAAN INFORMASI PADA GAMBAR BITMAP

APLIKASI BERBASIS WEB PEMETAAN INFORMASI PADA GAMBAR BITMAP Media Informatika, Vol. 4, No. 1, Juni 2006, 13-26 ISSN: 0854-4743 APLIKASI BERBASIS WEB PEMETAAN INFORMASI PADA GAMBAR BITMAP M. Irfan Ashshidiq, M. Andri Setiawan, Fathul Wahid Jurusan Teknik Informatika,

Lebih terperinci

INFORMASI GEOSPASIAL STRATEGIS NASIONAL

INFORMASI GEOSPASIAL STRATEGIS NASIONAL INFORMASI GEOSPASIAL STRATEGIS NASIONAL RANCANGAN PENGELOLAAN IG STRATEGIS NASIONAL DALAM MENDUKUNG PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL SISTEMATIKA PEMBAHASAN: 1. DASAR HUKUM 2. MEKANISME BERBAGI PAKAI MELALUI

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Geogrhafic Information System (GIS) 2. Sejarah GIS

BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Geogrhafic Information System (GIS) 2. Sejarah GIS BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Geogrhafic Information System (GIS) Sistem Informasi Geografis atau disingkat SIG dalam bahasa Inggris Geographic Information System (disingkat GIS) merupakan sistem informasi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. WebSIGIT - Web Sistem Informasi Geografis Infrastruktur Terpadu

DAFTAR ISI. WebSIGIT - Web Sistem Informasi Geografis Infrastruktur Terpadu i DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 PENDAHULUAN... 2 Latar Belakang... 2 Landasan Hukum... 3 1.3 Maksud dan Tujuan... 4 1.4 Rumusan Masalah... 4 1.5 Keluaran... 4 TENTANG WebSIGIT... 5 Fungsi dan Manfaat... 5

Lebih terperinci

PEMANFAATAN GOOGLEMAPS UNTUK PEMETAAN DAN PENCARIAN DATA PERGURUAN TINGGI NEGERI DI INDONESIA

PEMANFAATAN GOOGLEMAPS UNTUK PEMETAAN DAN PENCARIAN DATA PERGURUAN TINGGI NEGERI DI INDONESIA SISFO-Jurnal Sistem Informasi PEMANFAATAN GOOGLEMAPS UNTUK PEMETAAN DAN PENCARIAN DATA PERGURUAN TINGGI NEGERI DI INDONESIA Umi Laili Yuhana 1, I G.L.A. Oka Cahyadi P. 2, Hadziq Fabroyir 1 1 Jurusan Teknik

Lebih terperinci

MENGENAL METADATA SEBAGAI SEBUAH ALAT INVESTASI DATA Oleh : S.S. Rita Susilawati (Bidang Informasi, PMG) SARI

MENGENAL METADATA SEBAGAI SEBUAH ALAT INVESTASI DATA Oleh : S.S. Rita Susilawati (Bidang Informasi, PMG) SARI MENGENAL METADATA SEBAGAI SEBUAH ALAT INVESTASI DATA Oleh : S.S. Rita Susilawati (Bidang Informasi, PMG) SARI Metadata dapat didefinisikan sebagai data tentang data atau data yang menjelaskan tentang data.

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LOKASI HOTEL DI YOGYAKARTA MENGGUNAKAN SVG

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LOKASI HOTEL DI YOGYAKARTA MENGGUNAKAN SVG PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LOKASI HOTEL DI YOGYAKARTA MENGGUNAKAN SVG Putu Kussa Laksana Utama 1, Amir Fatah Sofyan 2 Abstract Sistem Informasi Geografis Lokasi Hotel di Yogyakarta

Lebih terperinci

SURVEI INDEKS KINERJA INFRASTRUKTUR DATA SPASIAL

SURVEI INDEKS KINERJA INFRASTRUKTUR DATA SPASIAL SURVEI INDEKS KINERJA INFRASTRUKTUR DATA SPASIAL IDENTITAS RESPONDEN Nama Jabatan Nama lembaga Jumlah staf Kabupaten/Kota Provinsi Telepon E-mail Alamat website lembaga Pusat Pengembangan Infrastruktur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan kultur kita sehari-hari. Dalam era yang disebut information age ini, media

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan kultur kita sehari-hari. Dalam era yang disebut information age ini, media BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi telekomunikasi dan komputer menyebabkan terjadinya perubahan kultur kita sehari-hari. Dalam era yang disebut information age ini, media elektronik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. sebuah sistem pencarian lokasi kuliner berbasis mobile web untuk wilayah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. sebuah sistem pencarian lokasi kuliner berbasis mobile web untuk wilayah BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dalam penelitian yang dilakukan oleh Hasan (2011) tentang aplikasi pencarian lokasi kuliner di Yogyakarta. Penelitian tersebut telah menghasilkan

Lebih terperinci

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 13 TAHUN 2018 TENTANG

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 13 TAHUN 2018 TENTANG BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 13 TAHUN 2018 TENTANG PENGELOLAAN DATA GEOSPASIAL DAN INFORMASI GEOSPASIAL DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

Lebih terperinci

Bab 3. Metode Perancangan

Bab 3. Metode Perancangan Bab 3 Metode Perancangan 3.1 Metode Perancangan Sistem Pada bab ini akan memuat langkah-langkah yang akan dikerjakan untuk perancangan sistem sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan. Perancangan

Lebih terperinci

Cara Penggunaan Sistem

Cara Penggunaan Sistem Cara Penggunaan Sistem Sistem Informasi Geospasial Kota Bontang-Provinsi Kalimantan Timur ini merupakan sistem geoportal yang berisi data geospasial beserta metadatanya (keterangan data) yang tersusun

Lebih terperinci

APLIKASI BERBASIS WEB

APLIKASI BERBASIS WEB Pendahuluan Komputer sejak diluncurkan pertama kali dengan bobot yang cukup berat hingga hingga saat ini dengan produk notebook yang sangat ringan dan dapat di bawa kemana-mana, berbagai macam aplikasi

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SLTP DI KOTAMADYA JAKARTA SELATAN

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SLTP DI KOTAMADYA JAKARTA SELATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SLTP DI KOTAMADYA JAKARTA SELATAN Ricky Agus Tjiptanata 1, Dina Anggraini 2, Dian Safitri 3 1,2,3 Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Gunadarma Jl.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR ISI

DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR ISI ii DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i PENDAHULUAN... 1 1.1 LATAR BELAKANG... 1 1.2 DASAR HUKUM... 2 1.3 MAKSUD DAN TUJUAN... 2 1.4 KELUARAN... 3 SIMAR... 4 2.1 DEFENISI... 4 2.2 MANFAAT... 4 2.3 FLOWCHART...

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. diperlukan dalam pembangunan website e-commerce Distro Baju MedanEtnic.

BAB II LANDASAN TEORI. diperlukan dalam pembangunan website e-commerce Distro Baju MedanEtnic. 2 BAB II LANDASAN TEORI Untuk menunjang penulisan Tugas Akhir ini, diambil beberapa bahan referensi seperti bahasa pemrograman PHP dan MySQL, serta beberapa bahan lainya yang diperlukan dalam pembangunan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 Latar Belakang PENDAHULUAN Berdasarkan data historis hampir semua jenis bencana pernah berulangkali terjadi di Indonesia, seperti: gempa bumi, letusan gunung api, tsunami, longsor, banjir, kekeringan,

Lebih terperinci

[Type the document title]

[Type the document title] SEJARAH ESRI Sistem Informasi Geografis adalah suatu sistem informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisa, dan menghasilkan data yang mempunyai referensi

Lebih terperinci

Information System for Sustainable Land Development (INSTANT) M. Thoha Zulkarnain Prepared by: INSTANT team

Information System for Sustainable Land Development (INSTANT) M. Thoha Zulkarnain Prepared by: INSTANT team Information System for Sustainable Land Development (INSTANT) M. Thoha Zulkarnain Prepared by: INSTANT team National Workshop on Translating Transparency Framework under Paris Agreement into National Context

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Perangkat lunak atau Software adalah perintah (program komputer) yang dieksekusi

BAB II LANDASAN TEORI. Perangkat lunak atau Software adalah perintah (program komputer) yang dieksekusi BAB II LANDASAN TEORI 2.1Perangkat Lunak Perangkat lunak atau Software adalah perintah (program komputer) yang dieksekusi memberikan fungsi dan petunjuk kerja seperti yang diinginkan. Struktur data yang

Lebih terperinci

Perancangan Website Ujian. Teknik Elektro UNDIP Berbasis HTML

Perancangan Website Ujian. Teknik Elektro UNDIP Berbasis HTML TUGAS TEKNOLOGI INFORMASI Perancangan Website Ujian Teknik Elektro UNDIP Berbasis HTML OLEH: AULIA RAHMAN 21060113120007 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2014 Abstrak

Lebih terperinci

WEB1. Pertemuan Ke-1 (Konsep Dasar Web) S1 Teknik Informatika - Unijoyo 1

WEB1. Pertemuan Ke-1 (Konsep Dasar Web) S1 Teknik Informatika - Unijoyo 1 WEB1 Pertemuan Ke-1 (Konsep Dasar Web) S1 Teknik Informatika - Unijoyo 1 Kegiatan Bobot Nilai (%) Ujian Tengah Semester 25 Ujian Akhir Semester (Demonstrasi Tugas Aplikasi) 35 Laporan Tugas Aplikasi 30

Lebih terperinci

PemWeb C. Pertemuan Ke-1 (Konsep Dasar Web) S1 Teknik Informatika - Unijoyo 1

PemWeb C. Pertemuan Ke-1 (Konsep Dasar Web) S1 Teknik Informatika - Unijoyo 1 PemWeb C Pertemuan Ke-1 (Konsep Dasar Web) S1 Teknik Informatika - Unijoyo 1 Sub Pokok Bahasan Internet WWW Protokol HTTP (Hypertext Transfer Protocol) URL (Uniform Resource Locator) Protokol Transfer

Lebih terperinci

BIDANG OTOMASI DOKUMENTASI HUKUM PUSAT DOKUMENTASI DAN JARINGAN INFORMASI HUKUM NASIONAL BADAN PEMBINAAN HUKUM NASIONAL KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI

BIDANG OTOMASI DOKUMENTASI HUKUM PUSAT DOKUMENTASI DAN JARINGAN INFORMASI HUKUM NASIONAL BADAN PEMBINAAN HUKUM NASIONAL KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI BIDANG OTOMASI DOKUMENTASI HUKUM PUSAT DOKUMENTASI DAN JARINGAN INFORMASI HUKUM NASIONAL BADAN PEMBINAAN HUKUM NASIONAL KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI PERPRES NOMOR 33 TAHUN 2012 BAB III TUGAS DAN FUNGSI

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) PENGELOLAAN REKLAME DI SURABAYA BERBASIS WEB. Nurul Hilmy Rahmawati NRP:

TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) PENGELOLAAN REKLAME DI SURABAYA BERBASIS WEB. Nurul Hilmy Rahmawati NRP: TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) PENGELOLAAN REKLAME DI SURABAYA BERBASIS WEB Nurul Hilmy Rahmawati NRP: 1210100023 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era teknologi maju sekarang ini, intensitas interaksi manusia melalui internet menuntut adanya teknologi yang memungkinkan komunikasi antar user secara cepat.

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI Bab ini akan membahas hal-hal yang mendasari dibuatnya aplikasi JOGIFT, arsitektur, bahasa pemrograman dan tools yang digunakan dalam pembuatan aplikasi JOGIFT. 3.1 Produk Pengertian

Lebih terperinci

Aplikasi Web Direktori Jurnal Menggunakan Feature Harvester Metadata Artikel

Aplikasi Web Direktori Jurnal Menggunakan Feature Harvester Metadata Artikel Aplikasi Web Direktori Jurnal Menggunakan Feature Harvester Metadata Artikel Iwan Handoyo Putro 1, Resmana Lim 2, Rocky Y. Dillak 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas

Lebih terperinci

Pengenalan Internet. Arrummaisha A

Pengenalan Internet. Arrummaisha A Pengenalan Internet Arrummaisha A INTERNET INTERnational NETworking Merupakan 2 komputer atau lebih yang saling berhubungan membentuk jaringan komputer hingga meliputi jutaan komputer di dunia (internasional),

Lebih terperinci

BAB II PROSES BISNIS

BAB II PROSES BISNIS BAB II PROSES BISNIS 2.1. Proses Bisnis Utama PT Rahadjasa Media Internet (RadNet) merupakan perusahaan penyedia jasa layanan internet (Internet Service Provider-ISP). Seiring dengan berkembangnya waktu,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Basis Data Terdistribusi didefinisikan sebagai sebuah collection of multiple,

BAB II LANDASAN TEORI. Basis Data Terdistribusi didefinisikan sebagai sebuah collection of multiple, BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Basis Data Terdistribusi Basis Data Terdistribusi didefinisikan sebagai sebuah collection of multiple, database yang saling berkaitan secara logik yang didistribusikan melalui

Lebih terperinci

JENIS-JENIS APLIKASI UNTUK SERVER MENGADMINISTRASI SERVER DALAM JARINGAN. Pembahasan: Habib Ahmad Purba. 0 P a g e

JENIS-JENIS APLIKASI UNTUK SERVER MENGADMINISTRASI SERVER DALAM JARINGAN. Pembahasan: Habib Ahmad Purba. 0 P a g e MENGADMINISTRASI SERVER DALAM JARINGAN Pembahasan: JENIS-JENIS APLIKASI UNTUK SERVER Habib Ahmad Purba 0 P a g e APLIKASI SERVER A. Tujuan Pembelajaran 1. Secara mandiri kita dapat menjelaskan pengertian

Lebih terperinci

PENERAPAN LAYANAN LOCATION BASED SERVICE PADA PETA INTERAKTIF KOTA BANDUNG UNTUK HANDPHONE CLDC/1.1 dan MIDP/2.0

PENERAPAN LAYANAN LOCATION BASED SERVICE PADA PETA INTERAKTIF KOTA BANDUNG UNTUK HANDPHONE CLDC/1.1 dan MIDP/2.0 PENERAPAN LAYANAN LOCATION BASED SERVICE PADA PETA INTERAKTIF KOTA BANDUNG UNTUK HANDPHONE CLDC/1.1 dan MIDP/2.0 Riyan Nusyirwan [1.01.03.019] fastrow88@gmail.com Pembimbing I : Nana Juhana, M.T Pembimbing

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1. Internet Menurut Prakoso (2007 : 119) Internet adalah sebuah kumpulan jaringan komputer lokal yang menggunakan perangkat lunak internet dan protokol TCP/IP atau HTTP. Oleh

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TEMPAT PENGOLAHAN BARANG BEKAS DI SURAKARTA

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TEMPAT PENGOLAHAN BARANG BEKAS DI SURAKARTA SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TEMPAT PENGOLAHAN BARANG BEKAS DI SURAKARTA Disusun Oleh : Widya Lestafuri K3513074 Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Internet Menurut Prakoso (2007), Internet adalah sebuah kumpulan jaringan komputer lokal yang menggunakan perangkat lunak internet dan protokol TCP/IP atau HTTP. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pendahuluan Dalam bab ini akan dijelaskan tentang landasan teori yang akan digunakan sebagai acuan dalam analisis dan perancangan Pengembangan Aplikasi Mobile Ticketing untuk

Lebih terperinci

Pembuatan Aplikasi Konversi Metadata Menggunakan Standar Open Archive untuk Koleksi Artikel Elektronik Pusat Penelitian Universitas Kristen Petra

Pembuatan Aplikasi Konversi Metadata Menggunakan Standar Open Archive untuk Koleksi Artikel Elektronik Pusat Penelitian Universitas Kristen Petra Pembuatan Aplikasi Konversi Metadata Menggunakan Standar Open Archive untuk Koleksi Artikel Elektronik Pusat Penelitian Universitas Kristen Petra Iwan Handoyo Putro 1), Resmana Lim 2), Hendri Kurnia Wijaya

Lebih terperinci

PETA DASAR DALAM JARINGAN VER

PETA DASAR DALAM JARINGAN VER Petunjuk Teknis Penggunaan PETA DASAR DALAM JARINGAN VER.01.2016 Petunjuk Teknis ini dapat digunakan oleh praktisi di lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang maupun di lingkungan Kementerian, Lembaga

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI III.1. Sistem Informasi Sistem dapat didefinisikan sebagai suatu kesatuan yang terdiri dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang berinteraksi untuk mecapai suatu tujuan, sedangkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Sistem Sistem dapat didefinisikan sebagai sekumpulan objek, ide, berikut saling keterkaitannya (inter-relasi) di dalam (usaha) mencapai suatu tujuan (atau sasaran bersama

Lebih terperinci

Standard Operating Procedures

Standard Operating Procedures BADAN INFORMASI GEOSPASIAL DEPUTI BIDANG INFRASTRUKTUR INFORMASI GEOSPASIAL PUS AT STAND ARISASI DAN KELEMBAGAAN INFORMASI GEOSPASIAL Standard Operating Procedures Pembangunan Sirnpul Jaringan Informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. AKAKOM yang akan melakukan Praktik Kerja Lapangan Yang dimana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. AKAKOM yang akan melakukan Praktik Kerja Lapangan Yang dimana BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dalam usulan penulis yang membedakan dari usulan judul yaitu dimana penelitian ini menggunakan algoritma Dijkstra yang dimana algoritma ini

Lebih terperinci

Pengembangan Pengelolaan Katalog Data Spasial Berbasis WebGIS di Lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum

Pengembangan Pengelolaan Katalog Data Spasial Berbasis WebGIS di Lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum Pengembangan Pengelolaan Katalog Data Spasial Berbasis WebGIS di Lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum Oleh : Bramantyo Marjuki, S.Si. ¹ Hadiwibowo, ST. ² Syamsul Hadi, ST., M.Si. ³ Berdasarkan Undang-undang

Lebih terperinci

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

Bab 4 Hasil dan Pembahasan Bab 4 Hasil dan Pembahasan Dalam bab ini akan dibahas mengenai beberapa hal yang menyangkut tentang implementasi dari perancangan yang ada dalam bab 3 meliputi implementasi pengaturan fitur piranti jaringan

Lebih terperinci

WWW (World Wide Web) Adalah salah satu bentuk layanan yang dapat diakses melalui internet. Biasa disingkat sebagai Web. Merupakan sekumpulan

WWW (World Wide Web) Adalah salah satu bentuk layanan yang dapat diakses melalui internet. Biasa disingkat sebagai Web. Merupakan sekumpulan Pengantar 1 Sub Pokok Bahasan Internet WWW Protokol HTTP (Hypertext Transfer Protocol) URL (Uniform Resource Locator) Protokol Transfer DNS (Domain Name System) Homepage Web Browser Web Server Web Programming

Lebih terperinci

Pemrograman Basis Data Berbasis Web

Pemrograman Basis Data Berbasis Web Pemrograman Basis Data Berbasis Web Pertemuan Ke-1 (Konsep Dasar Web) Noor Ifada S1 Teknik Informatika - Unijoyo 1 Sub Pokok Bahasan Internet WWW Protokol HTTP (Hypertext Transfer Protocol) URL (Uniform

Lebih terperinci

PERTEMUAN 4 MANAJEMEN SITUS WEB

PERTEMUAN 4 MANAJEMEN SITUS WEB PERTEMUAN 4 MANAJEMEN SITUS WEB Elemen dari metodologi pembangunan situs web adalah sebagai berikut: Informasi audience Informasi-informasi ini termasuk latar belakang pengguna, minat, dan semua perincian

Lebih terperinci

1.2 TUJUAN PENELITIAN

1.2 TUJUAN PENELITIAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kebutuhan yang sangat besar akan informasi mendorong berkembangnya teknologi-teknologi baru. Kemajuan di bidang teknologi, menuntut penanganan terhadap segala sesuatu

Lebih terperinci

Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia

Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Bidang Informasi Geospasial Pusat Standardisasi dan Kelembagaan Informasi Geospasial Deputi Bidang Infrastruktur Informasi Geospasial Badan Informasi Geospasial

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada tahap ini berisi pengertian dan penjelasan teori-teori yang digunakan penulis untuk pembangunan sistem.

BAB II LANDASAN TEORI. Pada tahap ini berisi pengertian dan penjelasan teori-teori yang digunakan penulis untuk pembangunan sistem. BAB II LANDASAN TEORI Pada tahap ini berisi pengertian dan penjelasan teori-teori yang digunakan penulis untuk pembangunan sistem. 2.1 Pengertian Sistem Sistem dapat didefinisikan dengan pendekatan prosedur

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan dijelaskan landasan teori yang digunakan untuk mendukung penyusunan laporan kerja praktek ini. Landasan teori yang akan dibahas meliputi permasalahan-permasalahan

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sistem informasi dapat di implementasikan terhadap banyak hal. Salah satunya adalah Sistem Informasi Geografis (SIG). SIG merupakan aplikasi sistem informasi yang memuat

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI III.1 Sistem Informasi Sistem informasi (IS) merupakan kombinasi yang terorganisir antara manusia, hardware, software, jaringan komunikasi, sumber daya data, kebijakan dan prosedur.

Lebih terperinci

PROSES, OBJEK DAN LAYANAN TERDISTRIBUSI

PROSES, OBJEK DAN LAYANAN TERDISTRIBUSI PROSES, OBJEK DAN LAYANAN TERDISTRIBUSI SISTEM TERDISTRIBUSI CLIENT SERVER PROSES TERDISTRIBUSI SISTEM TERDISTRIBUSI CLIENT SERVER 1 Proses terdistribusi dapat diaplikasikan pada berbagai ruang kerja,

Lebih terperinci

PENGERTIAN WEBSITE DAN FUNGSINYA

PENGERTIAN WEBSITE DAN FUNGSINYA PENGERTIAN WEBSITE DAN FUNGSINYA Hamzah Hartono hmzh_ic@yahoo.com Abstrak Website atau situs dapat diartikan sebagai kumpulan halaman yang menampilkan informasi data teks, data gambar diam atau gerak,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi pada masa sekarang ini begitu pesat sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi pada masa sekarang ini begitu pesat sehingga BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi pada masa sekarang ini begitu pesat sehingga memungkinkan kita untuk menghubungkan komputer melalui jaringan. Jaringan komputer cukup berkembang

Lebih terperinci

MEMBUAT WEB SERVICE DENGAN MENGGUNAKAN JAVA (STUDI KASUS E- COMMERCE PORTAL)

MEMBUAT WEB SERVICE DENGAN MENGGUNAKAN JAVA (STUDI KASUS E- COMMERCE PORTAL) MEMBUAT WEB SERVICE DENGAN MENGGUNAKAN JAVA (STUDI KASUS E- COMMERCE PORTAL) Rimma Maliyanti, 50404635 Mahasiswa Sarjana Strata Satu (S1) Teknik Informatika Universitas Gunadarma Jln. Margonda Raya 100

Lebih terperinci

BAB 1 PERSYARATAN PRODUK

BAB 1 PERSYARATAN PRODUK BAB 1 PERSYARATAN PRODUK 1.1 Pendahuluan Kehidupan sekarang ini banyak sekali hal yang harus kita perhatikan, salah satunya adalah pendidikan, karena pendidikanlah yang dapat memberikan ilmu atau pengetahuan

Lebih terperinci

SURVEI INDEKS KINERJA INFRASTRUKTUR DATA SPASIAL (INFRASTRUKTUR INFORMASI GEOSPASIAL)

SURVEI INDEKS KINERJA INFRASTRUKTUR DATA SPASIAL (INFRASTRUKTUR INFORMASI GEOSPASIAL) SURVEI INDEKS KINERJA INFRASTRUKTUR DATA SPASIAL (INFRASTRUKTUR INFORMASI GEOSPASIAL) IDENTITAS RESPONDEN Nama Jabatan Nama lembaga Jumlah staf Kabupaten/Kota Provinsi Telepon E-mail Alamat website lembaga

Lebih terperinci

TUGAS ELEARNING PENGEMBANGAN WEB SERVICE

TUGAS ELEARNING PENGEMBANGAN WEB SERVICE TUGAS ELEARNING PENGEMBANGAN WEB SERVICE Disusun Oleh : NAMA : Agung Septiansyah NIM : 13111095 TEKNIK INFORMATIKA Kelas Malam/22 PENERAPAN PRIVATE UDDI REGISTRY PADA APLIKASI WEB SERVICE INFORMASI HARGA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pemanfaatan data spasial belakangan ini semakin meningkat sehubungan dengan kebutuhan masyarakat agar segalanya menjadi lebih mudah dan praktis terkait

Lebih terperinci

WEBSITE PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI (PMG)

WEBSITE PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI (PMG) WEBSITE PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI (PMG) http://www.dim.esdm.go.id Agenda : Latar Belakang Tugas dan Fungsi PMG Maksud dan Tujuan Hardware dan Software Perancangan Website Flowchart/Alur dan Metode Kerja

Lebih terperinci

Geographics Information System

Geographics Information System Geographics Information System APA ITU GIS? GIS adalah GIS merupakan kependekan dari Geographic Information System atau dalam bahasa Indonesia disebut Sistem Informasi Geografis atau SIg. Teknologi ini

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Sistem/Aplikasi 4.1.1 Spesifikasi Sistem Agar sistem dapat berjalan dengan baik pada Artefact, maka harus disediakan beberapa faktor pendukung yang memadai.

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI

Lebih terperinci

Pertemuan IX Client-Server Computing

Pertemuan IX Client-Server Computing Pertemuan IX Client-Server Computing Arsitektur Jaringan Terdapat dua arsitektur dalam jaringan yang menjelaskan bagaimana sebuah jaringan dibangun, yaitu : 1.Peer to peer (workgroup) 2.Client Server (Domain)

Lebih terperinci

Hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan AJAX adalah: XHTML dan CSS digunakan untuk menandai dan mempercantik tampilan informasi.

Hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan AJAX adalah: XHTML dan CSS digunakan untuk menandai dan mempercantik tampilan informasi. MODUL 6 Implementasi Web dengan Database TUJUAN PRAKTIKUM : 1. Praktikan memahami prinsip penggunaan ajax. 2. Praktikan mampu mengkoneksikan ajax dengan database. PERLENGKAPAN PRAKTIKUM 1. Modul Praktikum

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SLTP DI KOTAMADYA JAKARTA SELATAN

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SLTP DI KOTAMADYA JAKARTA SELATAN No Makalah : 103 Konferensi Nasional Sistem Informasi 2012, STMIK - STIKOM Bali 23-25 Pebruari 2012 SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SLTP DI KOTAMADYA JAKARTA SELATAN Ricky Agus Tjiptanata 1, Dina Anggraini

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Mentoring Mentoring merupakan kegiatan ekstrakurikuler terstruktur yang wajib diikuti seluruh mahasiswa baru mulai angkatan tahun akademik 2004/2005, atau seluruh mahasiswa yang

Lebih terperinci

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENDIDIKAN KOTA DEPOK BERBASIS WEB MENGGUNAKAN QUANTUM GIS

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENDIDIKAN KOTA DEPOK BERBASIS WEB MENGGUNAKAN QUANTUM GIS APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENDIDIKAN KOTA DEPOK BERBASIS WEB MENGGUNAKAN QUANTUM GIS Novianti (11105172) Jurusan Sistem Informasi, Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas Gunadarma

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hotel sebagaimana kita ketahui merupakan tempat penginapan sementara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hotel sebagaimana kita ketahui merupakan tempat penginapan sementara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hotel sebagaimana kita ketahui merupakan tempat penginapan sementara bagi pengunjung yang datang ke kota tujuan tertentu. Maka bisa dikatakan hotel merupakan sarana

Lebih terperinci

3 BAB III LANDASAN LANDASAN TEORI

3 BAB III LANDASAN LANDASAN TEORI TEORI 3 BAB III LANDASAN LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori dasar yang akan digunakan oleh penulis sebagai acuan dalam membangun aplikasi. 3.1 Lelang Menurut Kamus Besar Bahasa

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PORTAL DAN SITUS WEB BADAN PEMERINTAHAN

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PORTAL DAN SITUS WEB BADAN PEMERINTAHAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PORTAL DAN SITUS WEB BADAN PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN

Lebih terperinci

PENGENALAN INTERNET. INTERNET - INTERnational NETworking - INTERconnected NETworking

PENGENALAN INTERNET. INTERNET - INTERnational NETworking - INTERconnected NETworking PENGENALAN INTERNET INTERNET - INTERnational NETworking - INTERconnected NETworking Def : 1. Merupakan 2 komputer atau lebih yang saling berhubungan membentuk jaringan komputer hingga meliputi jutaan komputer

Lebih terperinci

Aplikasi Web Direktori Jurnal Menggunakan Feature Harvester Metadata Artikel

Aplikasi Web Direktori Jurnal Menggunakan Feature Harvester Metadata Artikel Aplikasi Web Direktori Jurnal Menggunakan Feature Harvester Metadata Artikel Iwan Handoyo Putro 1, Resmana Lim 2, Rocky Y. Dillak 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Era perkembangan teknologi yang semakin pesat dewasa ini membuat persaingan bisnis dalam bidang apapun menjadi variatif. Banyak metode bisnis yang dilakukan oleh sebuah perusahaan

Lebih terperinci

MATRIKS SKEMA SERTIFIKASI LSTP MAPIN BIDANG INFORMASI GEOSPASIAL SUB BIDANG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) 2017

MATRIKS SKEMA SERTIFIKASI LSTP MAPIN BIDANG INFORMASI GEOSPASIAL SUB BIDANG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) 2017 BIDANG GEOSPASIAL SUB BIDANG SISTEM GEOGRAFIS (SIG) OPERATOR SISTEM GEOGRAFIS / 4 a. Asisten operator SIG dengan pengalaman kerja di bidang Survei Terestris selama 2 tahun, atau b. Lulusan D2 bidang SIG,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini penulis menjelaskan teori-teori singkat tentang hal yang berhubungan dengan judul dan bahasa pemrograman yang digunakan oleh penulis. Teori ini merupakan penjelasan tentang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK. Aplikasi dan layanan yang menggunakan jaringan komputer terus

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK. Aplikasi dan layanan yang menggunakan jaringan komputer terus BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 Arsitektur Komunikasi Data Aplikasi dan layanan yang menggunakan jaringan komputer terus dikembangkan, dan setiap layanan tersebut memiliki tujuan dan kebutuhan yang berbeda.

Lebih terperinci

Pengantar E-Business dan E-Commerce

Pengantar E-Business dan E-Commerce Pengantar E-Business dan E-Commerce Pertemuan Ke-8 (Konsep Dasar Web dan Internet) Noor Ifada noor.ifada@if.trunojoyo.ac.id S1 Teknik Informatika - Unijoyo 1 Sub Pokok Bahasan Internet WWW Protokol HTTP

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Puskesmas Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah salah satu sarana pelayanan kesehatan masyarakat yang amat penting di Indonesia. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis

Lebih terperinci

Rekayasa Sistem Web. Teguh Wahyono. Fakultas Teknologi Informasi Semester Antara Tahun 2012/2013

Rekayasa Sistem Web. Teguh Wahyono. Fakultas Teknologi Informasi Semester Antara Tahun 2012/2013 Rekayasa Sistem Web Teguh Wahyono tegoeh@uksw.edu Fakultas Teknologi Informasi Semester Antara Tahun 2012/2013 1. Silabus dan Aturan Main Aturan main : Masuk mulai 07.15, toleransi keterlambatan maksimal

Lebih terperinci

WebGIS-PT Website Geographic Information System - Pariwisata Terpadu 1

WebGIS-PT Website Geographic Information System - Pariwisata Terpadu 1 WebGIS-PT Website Geographic Information System - Pariwisata Terpadu 1 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 2 BAB 1 PENDAHULUAN... 4 1.1 Latar Belakang... 4 1.2 Landasan Hukum... 5 1.3 Maksud Dan Tujuan... 6 1.4 Rumusan

Lebih terperinci

Aplikasi Dasar Internet

Aplikasi Dasar Internet Blok I Aplikasi Dasar Internet Salhazan Nasution, S.Kom Internet Pengenalan IT (Blok 1 - TA 2011/2012) Salhazan Nasution, S.Kom 2 Pengenalan Internet Apa itu Internet? Dua komputer atau lebih yang saling

Lebih terperinci