FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN KREDIT USAHA PADA PT BANK MEGA Tbk CABANG MAKASSAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN KREDIT USAHA PADA PT BANK MEGA Tbk CABANG MAKASSAR"

Transkripsi

1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN KREDIT USAHA PADA PT BANK MEGA Tbk CABANG MAKASSAR MULYAHATI RENRENG STIE-YPUP Makassar ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian kredit usaha pada PT. Bank Mega Tbk Cabang Makassar. Metode analisis yang digunakan penulis dalam menganalisa penelitian di atas adalah dengan menggunakan analisis statistik yaitu: Regresi Berganda dan Korelasi dan analisis deskriptif yaitu suatu analisis yang menjelaskan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian kredit usaha pada PT. Bank Mega Tbk Cabang Makassar melalui kuesioner yang disebarkan kepada responden, serta Analisis Regresi Linear Berganda yakni suatu analisis untuk melihat sejauh mana faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian kredit usaha. faktor 6C (Character, Capacity, Capital, Collateral, Capacity dan Constraint) dengan kredit usaha pada PT. Bank Mega Tbk Cabang Makassar menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara faktor 6C dengan kredit usaha sebab faktor 6C memiliki nilai p value < 0,05 artinya penerapan faktor 6C secara agregat dapat memperlancar kredit usaha. Variabel yang paling dominan mempengaruhi kredit usaha khususnya pada PT. Bank Mega Tbk di Makassar adalah capital karena memiliki nilai pvalue 0,008 < 0,05. Artinya faktor capital memiliki nilai korelasi yang lebih besar dalam uji regresi. Kata Kunci : Kredit Usaha, Character, Capacity, Capital, Collateral, Capacity dan Constraint Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN Bank merupakan lembaga keuangan yang bekerja berdasarkan kepercayaan, dalam kegiatan operasionalnya bank menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Undangundang Republik Indonesia No. 10 tahun 1998 pasal 1 ayat 11 tentang perbankan pengertian kredit dirumuskan bahwa penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Setiap bank pasti menghadapi masalah kredit. Bank tanpa kredit merupakan hal yang aneh, (kecuali bank-bank yang baru tentunya). Membicarakan kredit, sesungguhnya membicarakan risiko yang terkandung dalam setiap pemberian kredit, dengan demikian bank tidak mungkin terhindar dari kredit. Kredit adalah suatu hal yang merupakan penyebab kesulitan terhadap bank itu sendiri, yaitu berupa kesulitan terutama yang menyangkut tingkat kesehatan bank, karenanya bank wajib menghindarkan diri dari kredit. PT. Bank Mega Tbk adalah salah satu lembaga keuangan yang memanfaatkan dana dari masyarakat yang berupa tabungan dan deposito, kemudian menyalurkan kembali ke masyarakat dalam bentuk kredit atau pinjaman, maka diperlukan adanya penanganan khusus untuk peningkatan kredit, karena kredit mempunyai peranan yang

2 sangat penting dalam kegiatan ekonomi. Suatu lembaga keuangan atau Bank akan memberikan kredit kepada peminjam. Jika betul-betul yakin bahwa sipenerima kredit akan mengembalikan pinjaman yang diterimanya sesuai dengan jangka waktu dan syarat yang telah disetujui oleh kedua pihak. Bila ada satu atau beberapa debitur PT. Bank Mega yang tidak menaati aturan tersebut, maka dapat menimbulkan dampak dikemudian hari, yaitu kredit yang disalurkan kepada nasabah tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan atau kredit yang disalurkan pembayarannya menunggak. Timbulnya tunggakan kredit tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, tetapi dalam penelitian ini hanya dibatasi pada faktor Character, Capacity, Capital, Collateral dan Condition sebagai dasar penilaian kepada debitur atau calon debitur apakah layak untuk diberikan kredit atau tidak. Kondisi tersebut menarik perhatian peneliti untuk menyusun Tugas Akhir dengan judul Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemberian Kredit Usaha Pada PT. Bank Mega Tbk Cabang Makassar. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan sebelumnya, maka rumusan masalahnya adalah : Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi pemberian kredit usaha pada PT. Bank Mega Tbk Cabang Makassar. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian kredit usaha pada PT. Bank Mega Tbk Cabang Makassar. Pengertian Bank TINJAUAN PUSTAKA Menurut Kasmir (2008 : 2) mengemukakan bahwa bank adalah sebagai lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya. Sedangkan dalam Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 Pasal 1 bahwa yang dimaksud dengan Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Selanjutnya Suyatno, dkk. (2007 : 1) menjelaskan bahwa bank adalah suatu jenis lembaga keuangan yang melaksanakan berbagai macam jasa, seperti memberikan pinjaman, mengedarkan mata uang, pengawasan terhadap mata uang, bertindak sebagai tempat penyimpanan benda-benda berharga, membiayai usaha perusahaanperusahaan dan lain-lain. Menurut Dendawijaya (2008 : 29) bahwa bank selain menawarkan suatu produk, bank juga menawarkan berbagai macam jasa lainnya yang mencakup jasa perbankan yaitu : 1. Jasa Perbankan Dalam Negeri, Jasa Perbankan Luar Negeri. Sedangkan Sumarni (2002 : 64) mengemukakan bahwa : bank adalah lembaga yang mempunyai tugas pokok menghimpun dana dari masyarakat dan memberikan kredit serta jasa-jasa dalam memperlancar arus pembayaran uang. Berdasarkan dari definisi diatas maka usaha perbankan meliputi tiga kegiatan utama yaitu :

3 1. Menghimpun dana (uang) dari masyarakat dalam bentuk simpanan. Secara umum jenis simpanan yang ada di bank adalah terdiri dari simpanan giro (demand deposit), simpanan tabungan (saving deposit) dan simpanan deposit (time deposit). 2. Menyalurkan dana ke masyarakat, maksudnya adalah bank memberikan pinjaman (kredit) kepada masyarakat yang mengajukan permohonan. Jenis kredit yang biasa diberikan oleh hampir semua bank adalah seperti kredit investasi, kredit modal kerja dan kredit perdagangan. 3. Memberikan jasa-jasa bank lainnya, seperti pengiriman uang (transfer), penagihan surat-surat berharga yang berasal dari dalam kota (clearing), penagihan surat-surat berharga yang berasal dari luar kota dan luar negeri (inkaso, letter of credit/lc, safe deposit box, bank garansi, bank notes, travellers cheque dan jasa lainnya). Pengertian Kredit Menurut Mulyono (2004 : 10) bahwa kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu pembelian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji bahwa pembayarannya akan dilakukan atau ditangguhkan pada suatu jangka waktu yang telah disepakati. Yusuf (2008 : 1) mendefinisikan bahwa kredit adalah bisnis yang berisiko, dimana ada kemungkinan kredit yang diberikan tidak dapat tertagih (kredit macet). Jenis-jenis Kredit Kasmir (2007 : 109) secara umum jenis-jenis kredit yang disalurkan oleh bank dilihat dari berbagai segi yaitu : 1. Dilihat dari segi Kegunaan a) Kredit Investasi, yaitu kredit yang biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun proyek/pabrik baru dimana masa pemakaiannya untuk suatu periode yang relatif lebih lama dan biasanya kegunaan kredit ini adalah untuk kegiatan utama suatu perusahaan. b) Kredit Modal Kerja, yakni kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya. 2. Dilihat dari Segi Tujuan Kredit a) Kredit Produktif, yaitu kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa. b) Kredit Konsumtif, yaitu kredit yang digunakan untuk dikonsumsi atau dipakai secara pribadi. Dalam kredit ini tidak ada penambahan barang atau jasa yang dihasilkan, karena memang untuk digunakan atau dipakai seseorang atau badan usaha. c) Kredit Perdagangan, yaitu kredit yang digunakan untuk kegiatan perdagangan dan biasanya untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. 3. Dilihat dari Segi Jangka Waktu a) Kredit Jangka Pendek, yaitu kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau paling lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja. b) Kredit Jangka Menengah, yaitu kredit yang memiliki jangka waktu antara 1 tahun sampai dengan 3 tahun, kredit jenis ini dapat diberikan untuk modal kerja.

4 c) Kredit Jangka Panjang, yaitu kredit yang masa pengembaliannya paling panjang diatas 3 tahun atau 5 tahun. 4. Dilihat dari Segi Dokumen a) Kredit Ekspor, yaitu semua bentuk kredit sebagai sumber pembiayaan bagi usaha ekspor. b) Kredit Impor, Yaitu Fasilitas Kredit yang diberikan kepada pengusaha untuk membeli barang-barang impor. 5. Dilihat dari Segi Aktivitas a) Kredit Kecil, yaitu kredit yang diberikan kepada pengusaha yang digolongkan sebagai pengusaha kecil. b) Kredit Menengah, yaitu kredit yang diberikan kepada pengusaha yang assetnya lebih besar dari pengusaha kecil. c) Kredit Besar, yaitu kredit yang diberikan kepada pengusaha besar yang assetnya lebih besar dari pengusaha menengah. Kebijakan Pemberian Kredit Analisa kredit secara umum menggunakan prinsip-prinsip penilaian, yaitu prinsip 7P dan 6C. Prinsip 7P (Hasibuan 2007 : 107) : 1. Personality Yaitu melihat nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari maupun masa lalunya. Personality juga mencakup sikap, emosi, tingkah laku dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah. Personality hampir sama dengan character dari 6C. 2. Party Party mengklsifikasi nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya. Sehingga nasabah dapat digolongkan ke golongan tertentu dan akan mendapatkan fasilitas kredit yang berbeda pula dari bank. Kredit untuk pengusaha lemah sangat berbeda dengan kredit untuk pengusaha yang kuat modalnya, baik dari segi jumlah, bunga dan persyaratan lainnya. 3. Purpose Purpose adalah tujuan dan penggunaan kredit oleh calon debitur apakah untuk kegiatan konsumtif atau sebagai modal kerja. Tujuan kredit ini menjadi hal yang menentukan apakah permohonan calon debitur disetujui atau ditolak. 4. Prospect Prospect adalah prospek perusahaan dimasa yang akan datang, apakah akan menguntungkan (baik) atau merugikan (jelek). Jika prospek terlihat baik maka kredit dapat diberikan, sebaliknya jika jelek maka kredit ditolak. 5. Payment Payment ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit yang diperolehnya. Semakin banyak sumber penghasilan debitur maka akan semakin baik. Sehingga jika salah satu usahanya merugi akan dapat ditutupi oleh sektor lainnya. 6. Profitability

5 Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba. Profitability diukur dari periode ke periode apakah akan tetap sama atau akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang akan diperolehnya dari bank. 7. Protection Bertujuan agar usaha dan jaminan mendapatkan perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang, jaminan orang, atau jaminan asuransi. Prinsip 6C (Hasibuan, 2007 : 92) : 1. Character Merupakan penilaian watak dan integritas dari seorang calon debitur, integritas sangat menentukan kemauan membayar kembali kewajibannya. Tujuannya adalah untuk memberikan keyakinan kepada bank bahwa, sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya. Keyakinan ini tercermin dari latar belakang si nasabah baik yang bersifat latar belakng pekerjaan maupun yang bersifat pribadi. 2. Capacity Merupakan kemampuan calon nasabah debitur dalam bentuk mengembalikan pokok pinjaman dan bunga dilihat dari kegiatan usaha dan manajemennya. Sehingga pada akhirnya akan terlihat kemampuannya dalam mengembalikan kredit yang disalurkan. Semakin banyak sumber pendapatan seseorang maka semakin besar kemampunnya untuk membayar kredit. 3. Capital Merupakan sejumlah dana (modal) yang dimiliki oleh calon debitur untuk membiayai rencana proyeknya, semakin tinggi Debt to Eguity Ratio diartikan semakin jelek kondisi calon nasabah karena berarti pembiayaan banyak bergantung pada dana bank. 4. Collateral Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahannya, sehingga jika terjadi suatu masalah, maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin. Fungsi jaminan adalah sebagai pelindung baik dari resiko kerugian. 5. Condition of Economic Dalam melihat kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi sekarang dan untuk di masa yang akan datang sesuai sektor masing-masing. Dalam kondisi perekonomian yang kurang stabil sebaiknya pemberian kredit untuk sektor tertentu jangan diberikan terlebih dahulu dan kalaupun jadi diberikan sebaiknya juga dengan melihat prospek usaha tersebut dimasa yang akan datang. 6. Constraints Merupakan faktor penghambat jalannya suatu proyek seperti faktor social, faktor budaya, agama dan politik. Prinsip 3R (Hasibuan, 2007 : ) :

6 1. Returns adalah penilaian atas hasil yang akan dicapai perusahaan calon debitur setelah memperoleh kredit. Apabila hasil yang diperoleh cukup untuk membayar pinjamannya dan sekaligus membantu perkembangan usaha calon debitur. 2. Repayment adalah menilai berapa lama perusahaan pemohon kredit dapat membayar kembali pinjamannya sesuai dengan kemampuan membayar kembali (repayment capacity), dan apakah kredit harus diangsur/dicicil/atau dilunasi sekaligus diakhir periode. 3. Risk bearing ability adalah mengetahui dan menilai sampai sejauh mana perusahaan pemohon kredit mampu menanggung risiko kegagalan andaikata terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Menurut Sutojo (2008 : 11) kredit dikatakan macet apabila: 1. Terjadi keterlambatan pembayaran bunga dan atau kredit induk lebih dari 270 hari semenjak tanggal jatuh temponya. 2. Tidak dilunasi sama sekali. 3. Diperlukan negosiasi kembali atas syarat pembayaran kembali kredit dan bunga yang tercantum di dalam perjanjian kredit. Dendawijaya (2008) kredit bermasalah terutama disebabkan oleh kegagalan pihak debitur memenuhi kewajibannya untuk membayar angsuran pokok kredit beserta bunga yang telah disepakati oleh kedua belah pihak dalam perjanjian kredit. Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 30/267.Kep/Dir dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 30/12/UDPB tanggal 27 februari 1998, kolektibilitas kredit dapat dibagi menjadi 5, yaitu: 1. Golongan 1 (kredit lancar), apabila pembayaran kewajiban debitur baik angsuran maupun bunga kepada bank tepat waktu. 2. Golongan 2 (perhatian khusus), apabila terdapat tunggakan pembayaran hutang pokok atau bunga sampai dengan 90 hari. 3. Golongan 3 (kurang lancar), apabila tunggakan pokok maupun bunga melewati 90 hari, tetapi kurang dari 180 hari 4. Golongan 4 (diragukan), apabila terdapat tunggakan pokok dan bunga lebih dari 180 hari tetapi kurang dari 270 hari. 5. Golongan 5 (macet), apabila tunggakan pokok atau bunga telah melampaui 270 hari. Pengertian Kredit Usaha Menurut Suyatno (2007 : 112) jenis kredit usaha adalah : 1. Kredit pertanian, merupakan kreidt yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau pertanian. Sektor usaha pertanian dapat berupa jangka pendek atau jangka panjang. 2. Kredit peternakan, merupakan kredit diberikan untuk setor peternakan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Untuk jangka pendek misalnya peternakan ayam dan jangka panjang ternak kambing atau ternak sapi. 3. Kredit industri, merupakan kredit yang diberikan untuk membiayai industri, baik industri kecil, industri menengah atau industri besar. 4. Kredit pertambangan, merupakan kredit yang diberikan kepada usaha tambang. Jenis usaha tambang yang dibiayainya biasanya dalam jangka panjang, seperti tambang emas, minyak atau timah.

7 5. Kredit pendidikan, merupakan kredit yang diberikan untuk membangun sarana dan prasarana pendidikan, atau dapat pula berupa kredit para mahasiswa. 6. Kredit profesi, merupakan kredit yang diberikan kepada para kalangan profesional, seperti Dosen, Dokter atau pengacara. 7. Kredit perumahan, yaitu kredit yang diberikan untuk membiayai pembangunan atau pembelian perumahan dan biasanya berjangka waktu panjang. Hipotesis Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan adalah : Diduga bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian kredit usaha pada PT. Bank Mega Tbk Cabang Makassar adalah faktor character, capacity, capital, collateral, condition, dan constraint. METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Bank Mega Tbk Cabang Makassar yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani No.7 Makassar. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah nasabah PT. Bank Mega Tbk yang mengalami penunggakan atas pengembalian kredit atau kredit macet, menurut data pada PT. Bank Mega tbk Cabang Makassar terdapat 50 nasabah atau debitur yang mengalami kredit macet. Sedangkan menurut Arikunto (2002 : 112) bahwa apabila subyeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitian merupakan penelitian populasi. Oleh karena itulah diambil 50 sampel penelitian, sedangkan tehnik penarikan sampel adalah menggunakan tehnik purposive sampling yakni sampel ditetapkan menurut kriteria tertentu. Metode Analisis Adapun metode analisis yang digunakan penulis dalam menganalisa penelitian di atas adalah dengan menggunakan analisis statistik yaitu: Regresi Berganda dan Korelasi. 1. Analisis Deskriptif yaitu suatu analisis yang menjelaskan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian kredit usaha pada PT. Bank Mega Tbk Cabang Makassar melalui kuesioner yang disebarkan kepada responden. 2. Analisis Regresi Linear Berganda yakni suatu analisis untuk melihat sejauh mana faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian kredit usaha, dengan menggunakan rumus regresi berganda dikemukakan oleh Hasan, (2008 : 278) yaitu : Y = b 0 + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 + b 5 X 5 + b 6 X 6 Di mana : Y = Penagihan kredit usaha X 1 = Character X 2 = Capacity X 3 = Capital X 4 = Collateral X 5 = Condition X 6 = Constraint b 0 = Nilai konstanta b 1,b 2, b 3, b 4, b 5, b 5, b 6 = Koefisien regresi HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

8 Analisis Faktor Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition dan Constraint Terhadap Kredit Usaha Salah satu upaya yang ingin dicapai dengan penyaluran kredit kepada debitur adalah pengelolaan manajemen kredit secara tepat. Dikatakan tepatnya pengelolaan manajemen kredit bila suatu bank dapat mengendalian kredit usaha. Oleh karena itulah dalam mengendalikan kredit usaha maka setiap bank perlu menerapkan 6C yang meliputi : character, capacity, capital, collateral, condition dan constraint. Dalam hubungannya dengan uraian tersebut di atas, akan disajikan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kredit usaha pada PT. Bank Mega, Tbk. Cabang Makassar yang dapat diuraikan sebagai berikut : 1) Character Berdasarkan persepsi jawaban responden dengan pertanyaan pihak bank perlu mempertimbangkan watak dari debitur dalam pemberian kredit, sehingga jawaban responden didominasi oleh jawaban perlu yaitu sebesar 43,3%, pertanyaan bahwa moral debitur mendukung pemberian kredit, sehingga responden lebih banyak yang memberikan jawaban perlu yaitu sebesar 43,3%, sedangkan tanggungajwab debitur sangat penting apabila ada gangguan atau keusahaan pembayaran kredit, sehingga responden lebih banyak yang memberikan jawaban perlu yaitu sebesar 40%. 2) Capacity Berdasarkan hasil persepsi jawaban responden mengenai capacity, dengan pertanyaan pendekatan finansial layak dipertimbangkan dalam pemberian kredit kepada calon debitur, sehingga responden lebih banyak yang memberikan jawaban cukup layak yaitu sebesar 30%, pertanyaan pendekatan profesional layak dipertimbangkan dalam pemberian kredit kepada calon debitur, sehingga jawaban responden lebih banyak yang memberikan jawaban cukup layak yaitu sebesar 26,7% sedangkan pertanyaan bahwa pendekatan teknis layak dipertimbangkan dalam pemberian kredit kepada calon debitur, sehingga jawaban responden lebih banyak didominasi oleh jawaban layak yaitu sebesar 33,30%. 3) Capital Berdasarkan pertanyaan bahwa modal yang diajukan harus sesuai dengan tingkat pengembalian yang disanggupi calon debitur, sehingga responden lebih banyak yang memberikan jawaban sesuai yakni sebesar 56,7%, kemudkan pertanyaan bahwa penambahan modal harus sesuai dengan jenis usaha yang diajukan oleh debitur, didominasi jawaban terbanyak responden adalah sesuai yakni sebesar 63,3%, kemudian pertanyaan bahwa modal yang diajukan harus sesuai dengan tingkat penjaminan yang dimiliki debitur, dengan demikian responden lebih banyak yang memberikan jawaban sesuai yaitu sebesar 40%. 4) Collateral Beradasarkan persepsi jawaban responden untuk collateral dengan pertanyaan debitur memiliki agunan sebagai jaminan pemberian kredit, lebih banyak yang memberikan jawaban sesuai yaitu sebesar 53,3%, pertanyaan bahwa agunan debitur yang diserahkan harus sesuai dengan jaminan pembayaran kredit, maka responden lebih banyak yang memberikan jawaban sesuai yakni sebesar 36,7%, pertanyaan bahwa jaminan debitur yang ditunjukkan dapat dipercaya dalam pembayaran kredit, sehingga responden lebih banyak yang memberikan jawaban sangat sesuai yakni sebesar 46,7%.

9 5) Condition Berdasarkan persepsi jawaban responden mengenai condition dengan pertanyaan dampak sosial ekonomi mempengaruhi pertimbangan dalam pemberian kredit, didominasi jawaban terbanyak responden adalah tidak mempengaruhi yakni sebesar 50%, kemudian kondisi pertumbuhan ekonomi berpengaruh terhadap pertimbangan dalam pem-berian kredit, rata-rata jawaban responden adalah tidak mempengaruhi yakni sebesar 36,7%. Stabilisasi ekonomi berdampak terhadap pemberian kredit, rata-rata responden memberikan jawaban tidak mempengaruhi yakni sebesar 30%, sedangkan tingkat kepercayaan debitur mempengaruhi dalam pemberian kredit, didominasi jawaban terbanyak responden adalah mempengaruhi yakni sebesar 33,3%. 6) Constraint Berdasarkan tanggapan responden mengenai variabel constraint, dengan pertanyaan bahwa penyalahgunaan kredit oleh debitur yang tidak sesuai dengan tujuan dalam pengambilan kredit, rata-rata responden memberikan jawaban setuju yakni sebesar 66,7%, kemudian adanya kebijakan ekonomi atau stabilitas ekonomi, didominasi jawaban terbanyak responden adalah setuju yakni sebesar 63,3%. Kemudian pertanyaan bahwa tidak adanya tenaga ahli dalam perusahaan debitur, didominasi jawaban terbanyak responden adalah setuju yakni sebesar 63,3%, sedangkan terjadinya perpecahan dalam suatu perusahaan debitur, sebagian besar responden memberikan jawaban setuju yakni sebesar 63,3%. 7) Kredit usaha Berdasarkan jawaban responden mengenai penyelesaian kredit dengan pertanyaan saya sebagai debitur sering melakukan kegagalan pemenuhan perjanjian angsuran kredit, maka lebih banyak yang memberikan jawaban tidak setuju yakni sebesar 56,7%, pertanyaan bahwa debitur sering melakukan penundaan pembayaran tanpa alasan yang jelas, sehingga responden lebih banyak yang memberikan jawaban tidak setuju yakni sebesar 56,7%. Kemudian pertanyaan bahwa saya sebagai debitur sering merugikan pihak Bank yang melebihi batas toleransi kreditur, didominasi jawaban terbanyak responden adalah tidak setuju yakni sebesar 90%, sedangkan saya sebagai debitur sering mengabaikan tindakan hukum atas pengembalian tagihan kredit, rata-rata responden memberikan jawaban tidak setuju yakni sebesar 90%. Uji Regresi Uji regresi dimaksudkan untuk menganalisis seberapa besar faktor (character, capacity, capital, collateral dan condition) terhadap kredit usaha pada PT. Bank Mega, Tbk. Cabang Makassar. Untuk menganalisis seberapa besar pengaruh antara faktor 6C dan kredit usaha, maka akan disajikan melalui hasil olahan data SPSS yang dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 1. Hasil Olahan Data Uji Regresi Model Unstandardized Coefficient Standardized Coefficient B Std. Error Beta Constant 3,551 Thitung Sig

10 Character (X1) -0,156 0,045-0,381-3,448 0,002 Capacity ( X2) -0,176 0,042-0,601-4,177 0,000 Capital (X3) -0,188 0,052-0,429-3,615 0,001 Collateral (X4) -0,123 0,039-0,377-3,125 0,005 Condition (X5) -0,134 0,037-0,448-3,659 0,001 Constraint (X6) 0,228 0,071 0,420 3,216 0,004 R = 0,873 Fhit = 12,296 R2 = 0,762 Sig = 0,000 Sumber : Data Diolah dengan SPSS 17 Berdasarkan tabel 14 yakni hasil olahan data dengan SPSS versi 17 yang dapat dijelaskan melalui persamaan regresi yaitu : bo b 1 X 1 = b 2 X 2 = b 3 X 3 = b 4 X 4 = b 5 X 5 = b 6 X 6 = Y = 3,551 0,156 0,176-0,188 0,123X 4-0,1342X 5 + 0,228X 6 Dari hasil persamaan regresi maka dapatlah diartikan yaitu : = 3,551 yang diartikan bahwa tanpa faktor 6C (character, capacity, capital, collateral, condition dan constraint) maka besarnya nilai kredit sebesar 3, ,156 yang diartikan bahwa semakin baik character debitur maka kredit akan semakin turun yakni sebesar -0, ,176 yang artinya peningkatan capacity debitur akan diikuti oleh penurunan kredit usaha sebesar -0, ,188 yang artinya peningkatan capital yang dimiliki oleh debitur dapat mempengaruhi penurunan kredit sebesar 0, ,123 yang artinya peningkatan collateral dapat menyebabkan penurunan kredit yaitu sebesar -0, ,134 yang artinya semakin baik kondisi ekonomi dalam penyaluran kredit dapat menyebabkan kredit yaitu sebesar -0,134. 0,226 yang artinya semakin baik constraint dalam penyaluran kredit maka dapat menyebabkan kredit yaitu sebesar 0,226. Kemudian akan dilakukan uji signifikan antara faktor 6C (character, capacity, copital, collateral, condition dan constraint) dengan kredit usaha yang dapat diuji yaitu sebagai berikut : 1. Uji parsial character dengan kredit usaha Dalam uji parsial, menurut Singgih, S. (2010 : 169) bahwa jika probabilitas > 0,05 maka koefisien regresi signifikan sedangkan jika probabilitas < 0,05 berarti koefisien regresi tidak signifikan. Dalam hubungannya dengan olahan data regresi, ternyata diperoleh pvalue = 0,018, karena nilai pvalue 0,018 < 0,05 berarti ada pengaruh yang signifikan antara character dengan kredit usaha. Dimana semakin tidak baik character yang dimiliki oleh debitur dalam mengambil kredit maka akan berpengaruh terhadap kredit usaha khususnya pada PT. Bank Mega, Tbk. Cabang Makassar. 2. Uji parsial capacity dengan kredit usaha

11 Dalam uji parsial antara capacity dengan kredit usaha, diperoleh nilai pvalue = 0,014, karena nilai pvalue 0,014 < 0,05 berarti ada pengaruh yang signifikan antara capacity dengan kredit usaha, hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi capacity yang dimiliki oleh debitur maka kredit usaha akan turun. 3. Uji parsial capital dengan kredit usaha Berdasarkan hasil uji parsial antara capital dengan kredit usaha diperoleh nilai pvalue = 0,008 karena nilai pvalue 0,008 < 0,05 berarti ada pengaruh yang signifikan antara capital dengan kredit usaha. Dengan kata lain semakin tinggi capital maka kredit usaha akan semakin turun. 4. Uji parsial collateral dengan kredit usaha Hasil uji parsial antara collateral dengan kredit usaha diperoleh nilai pvalue 0,010, karena nilai pvalue = 0,010 < 0,05 berarti ada pengaruh yang signifikan antara collateral dengan kredit usaha, dengan kata lain semakin tinggi collateral yang dimiliki oleh debitur berarti kredit usaha akan semakin rendah. 5. Uji parsial condition dengan kredit usaha Berdasarkan hasil uji parsial antara condition dengan kredit usaha diperoleh nilai pvalue = 0,032 < 0,05, berarti ada pengaruh yang signifikan antara condition dengan kredit usaha, dengan kata lain bahwa semakin baik condition debitur dalam penyaluran kredit maka kredit usaha akan menurun. 6. Uji parsial constraint dengan kredit usaha Berdasarkan hasil uji parsial antara condition dengan kredit usaha diperoleh nilai pvalue = 0,004 > 0,05, berarti ada pengaruh yang signifikan antara constraint dengan kredit usaha, dengan kata lain bahwa semakin baik constraint debitur dalam penyaluran kredit maka kredit usaha akan menurun. Kemudian dilihat dari hasil korelasi yaitu R = 0,762 yang dapat diartikan korelasi antara faktor 6C (character, capacity, capital, collateral, condition dan constraint) dapat dikatakan memiliki hubungan yang kuat dan positif sebab nilai r positif dan mendekati 1. Sedangkan R 2 = 0,762 yang artinya sebear 76,20% (0,0762 x 100%) variasi kredit usaha (variabel dependent) dapat dijelaskan oleh kenaikan variabel 6 C (yaitu character, capacity, capital, collateral, condition dan constraint). Selanjutnya dilihat dari hasil uji simultan dengan uji F diperoleh Fhitung = 12,296 dan pvalue = 0,000. Dengan Fhitung 12,296 dan Pvalue 0,000 < 0,05 berarti ada hubungan yang signifikan antara faktor 6C (character, capacity, capital, collateral, condition dan constraint) dengan kredit usaha. Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian kredit usaha khususnya pada PT. Bank Mega Tbk yang dapat diberikan beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil analisis regresi antara faktor 6C (Character, Capacity, Capital, Collateral, Capacity dan Constraint) dengan kredit usaha pada PT. Bank Mega Tbk Cabang Makassar menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan

12 antara faktor 6C dengan kredit usaha sebab faktor 6C memiliki nilai p value < 0,05 artinya penerapan faktor 6C secara agregat dapat memperlancar kredit usaha. 2. Variabel yang paling dominan mempengaruhi kredit usaha khususnya pada PT. Bank Mega Tbk di Makassar adalah capital karena memiliki nilai pvalue 0,008 < 0,05. Artinya faktor capital memiliki nilai korelasi yang lebih besar dalam uji regresi. Saran - Saran Adapun saran-saran yang dapat diberikan sehubungan dengan hasil penelitian ini yaitu sebagai berikut : 1. Sebaiknya PT. Bank Mega Tbk Cabang Makassar menerapkan secara konsisten prinsip 6 C agar penyelesaian pembayaran kredit tepat pada waktunya. 2. Kiranya PT. Bank Mega Tbk Cabang Makassar menerapkan restrukturisasi kredit terhadap debitur (nasabah) sehingga memperkecil kasus kredit macet. DAFTAR PUSTAKA Dendawijaya, Lukman, Manajemen Perbankan, cetakan pertama, Penerbit : Ghalia Indonesia, Jakarta Hasibuan, SP, 2007, Dasar-Dasar Perbankan, cetakan ketiga, Penerbit : Bumi Aksara, Jakarta Jusuf Jopie, 2008, Analisis Kredit Untuk Account Officer, cetakan ketujuh, Penerbit : Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Kasmir, 2008, Dasar-Dasar Perbankan, Dasar-dasar Perbankan, edisi revisi, cetakan kedelapan, Penerbit : Raja Grafindo persada, Jakarta Mahmoeddin, 2002, Melacak Kredit Bermasalah, Penerbit : Mulyasari, Jakarta Muljono, Teguh Pudjo, Manajemen Perkreditan Bagi Bank Komersial, edisi Keempat, Penerbit : BPFE, Yogyakarta. Muchdarsyah, Sinungan, 2008, Dasar-Dasar dan Teknik Manajemen Kredit, Penerbit : Bumi Aksara, Jakarta. Sumarti Murti, 2002, Manajemen Pemasaran Bank, edisi revisi, cetakan kelima, Penerbit : Liberty, Jakarta. Siswanto Sutojo, 2008, Menanggapi Kredit Bermasalah, edisi ketujuh, Penerbit : Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta. Suyatno Thomas, 2007, Dasar-Dasar Kredit, edisi kesebelas, Penerbit : Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Undang Undang No. 10 Tahun Tentang Perubahan Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan, Grafika, Jakarta.

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Menurut Undang-undang No 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan,yang dimaksud dengan Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KREDIT. bank secara keseluruhan. Kredit berperan sebagai faktor pendorong dan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KREDIT. bank secara keseluruhan. Kredit berperan sebagai faktor pendorong dan BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KREDIT A. Pengertian dan Tujuan Kredit Kredit merupakan salah satu bidang usaha utama dalam kegiatan perbankan. Karena itu kelancaran kredit selalu berpengaruh terhadap kesehatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian, Fungsi,Jenis dan Sumber Dana Bank. rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian, Fungsi,Jenis dan Sumber Dana Bank. rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian, Fungsi,Jenis dan Sumber Dana Bank a) Pengertian Bank Menurut Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 Tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 tahun

Lebih terperinci

Pengalokasian Dana Bank (Kredit dan Pembiayaan)

Pengalokasian Dana Bank (Kredit dan Pembiayaan) Materi 3 Pengalokasian Dana Bank (Kredit dan Pembiayaan) Subpokok bahasan : Pengertian Kredit & Pembiayaan (Produk Lending) Jenis-jenis kredit Prinsip-prinsip pemberian kredit Jenis-jenis pembebanan suku

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. atau account dimana artinya sama. Dengan memiliki simpanan atau

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. atau account dimana artinya sama. Dengan memiliki simpanan atau BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1 Pengetian Deposito Berjangka Dalam bahasa sehari-hari kata simpanan sering disebut dengan nama rekening atau account dimana artinya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut :

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut : BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kredit 2.1.1.1 Pengertian Kredit Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut : Permberian prestasi oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini banyak perusahaan membutuhkan dana yang cukup besar untuk memulai investasi atau memperbesar usahanya. Untuk memperoleh dana tersebut perusahaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Menurut Kuncoro (2002:68), Bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut kemasyarakat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Pengertian Prosedur adalah suatu urutan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu bagian atau lebih, disusun untuk menjamin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kredit Usaha Mikro Pasal 1 angka (1) Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah menyebutkan: Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Mulyadi (2012:5), prosedur adalah urutan kegiatan klerikal yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Mulyadi (2012:5), prosedur adalah urutan kegiatan klerikal yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Menurut Mulyadi (2012:5), prosedur adalah urutan kegiatan klerikal yang melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih, yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. beberapa orang dalam suatu departemen. Prosedur ini dibuat untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. beberapa orang dalam suatu departemen. Prosedur ini dibuat untuk BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Prosedur merupakan rangkaian kegiatan yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, prosedur biasanya melibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dana (funding) dan menyalurkan dana (lending) masyarakat perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. dana (funding) dan menyalurkan dana (lending) masyarakat perekonomian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bank adalah suatu badan usaha yang memiliki fungsi utama menghimpun dana (funding) dan menyalurkan dana (lending) masyarakat perekonomian Indonesia secara

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur pengertian prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Bank Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan dalam bentuk giro, tabungan dan deposito. Kemudian bank

Lebih terperinci

PENGARUH PRINSIP 5C KREDIT TERHADAP KUALITAS KREDIT PADA BPR DI KABUPATEN MAGELANG. Ismiyati

PENGARUH PRINSIP 5C KREDIT TERHADAP KUALITAS KREDIT PADA BPR DI KABUPATEN MAGELANG. Ismiyati PENGARUH PRINSIP 5C KREDIT TERHADAP KUALITAS KREDIT PADA BPR DI KABUPATEN MAGELANG Ismiyati miec4n@gmail.com Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Purworejo Intan Puspitasari,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Bank Peran bank sangat besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara. Semua sektor usaha baik sektor industri, perdagangan, pertanian,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian kredit Kata dasar kredit berasal dari bahasa Latin credere yang berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian kredit Kata dasar kredit berasal dari bahasa Latin credere yang berarti II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kredit 2.1.1 Pengertian kredit Kata dasar kredit berasal dari bahasa Latin credere yang berarti kepercayaan, atau credo yang berarti saya percaya (Firdaus dan Ariyanti, 2009).

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN III.

KERANGKA PEMIKIRAN III. III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengendalian Kredit Bank Pada penyaluran kredit bank, perlu diperhatikan beberapa aspek yang terkait dengan nasabah penerima kredit untuk

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PEMBERIAN KREDIT DAN PENGARUH LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR) TERHADAP NON PERFORMING LOAN (NPL) PADA KOPERASI PEMBATIKAN NASIONAL (KPN) SOLO

KEBIJAKAN PEMBERIAN KREDIT DAN PENGARUH LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR) TERHADAP NON PERFORMING LOAN (NPL) PADA KOPERASI PEMBATIKAN NASIONAL (KPN) SOLO KEBIJAKAN PEMBERIAN KREDIT DAN PENGARUH LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR) TERHADAP NON PERFORMING LOAN (NPL) PADA KOPERASI PEMBATIKAN NASIONAL (KPN) SOLO NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Prosedur Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan

Lebih terperinci

BAB II Kajian Pustaka. mampu diserap dari masyarakat dan disalurkan kembali kepada masyarakat yang

BAB II Kajian Pustaka. mampu diserap dari masyarakat dan disalurkan kembali kepada masyarakat yang BAB II Kajian Pustaka 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Dunia keuangan khususnya perbankan dari tahun ketahun telah mengalami peningkatan yang signifikan. Peningkatan ini ditunjukkan dari jumlah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kredit 2.1.1.1 Pengertian Kredit Kegiatan bank yang kedua setelah menghimpun dana dari masyarakat luas dalam bentuk simpanan giro,

Lebih terperinci

sesuai jadwal batas waktu yang telah ditetapkan (tanggal dan bulan tertentu). pendek dengan aktiva lancar secara keseluruhan. Artinya jumlah kewajiban

sesuai jadwal batas waktu yang telah ditetapkan (tanggal dan bulan tertentu). pendek dengan aktiva lancar secara keseluruhan. Artinya jumlah kewajiban kemampuan untuk membayar kewajiban yang sudah waktunya dibayar sesuai jadwal batas waktu yang telah ditetapkan (tanggal dan bulan tertentu). 2. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka

Lebih terperinci

ANALISIS PELAKSANAAN PENGAWASAN PINJAMAN MODAL KERJA GUNA MEMINIMALISIR PINJAMAN MACET (Studi Pada KUD BATU )

ANALISIS PELAKSANAAN PENGAWASAN PINJAMAN MODAL KERJA GUNA MEMINIMALISIR PINJAMAN MACET (Studi Pada KUD BATU ) ANALISIS PELAKSANAAN PENGAWASAN PINJAMAN MODAL KERJA GUNA MEMINIMALISIR PINJAMAN MACET (Studi Pada KUD BATU ) JURNAL ILMIAH Disusun oleh : Zulfikri Irhamdani 115020407111020 JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS

Lebih terperinci

KAJIAN PUSTAKA. dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang

KAJIAN PUSTAKA. dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Menurut Mulyadi (2005:5) prosedur ialah urutan kegiatan klerikal biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ketentuan Umum Perkreditan Bank 2.2. Unsur-unsur dan Tujuan Kredit

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ketentuan Umum Perkreditan Bank 2.2. Unsur-unsur dan Tujuan Kredit II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ketentuan Umum Perkreditan Bank Penyaluran kredit merupakan salah satu jasa perbankan yang utama dalam mendukung perputaran ekonomi. Melalui kredit, sektor usaha akan mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Kredit Menurut asal mulanya, kata kredit berasal dari kata credere yang artinya adalah kepercayaan. Maksudnya adalah apabila seseorang memperoleh kredit, berarti mereka

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Prosedur adalah rangkaian atau langkah-langkah yang dilakukan untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Prosedur adalah rangkaian atau langkah-langkah yang dilakukan untuk BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Prosedur adalah rangkaian atau langkah-langkah yang dilakukan untuk menyelesaikan kegitan atau aktivitas, sehingga dapat tercapainya tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pembangunan nasional dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan kehidupan rakyat Indonesia. Untuk mewujudkan suatu pembangunan yang berhasil maka diperlukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam suatu penelitian kaitan antara landasan teori dan fakta empirik sangat penting. Menghindari kesalahan pengertian dalam pemahaman dan untuk memperoleh kesatuan pandangan terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan aspek sumber daya manusia. Hal terpenting dari aspek-aspek tersebut dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan aspek sumber daya manusia. Hal terpenting dari aspek-aspek tersebut dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi kondisi persaingan bisnis dalam keadaan yang tidak menentu ditambah dengan krisis perekonomian, membuat setiap perusahaan dituntut untuk mempersiapkan

Lebih terperinci

PENGALOKASIAN DANA BANK

PENGALOKASIAN DANA BANK PENGALOKASIAN DANA BANK Alokasi Dana : menjual kembali dana yang diperoleh dari penghimpunan dana dalam bentuk simpanan. Wujud dari pengalokasian dana adalah kredit atau aset yang dianggap menguntungkan

Lebih terperinci

BAB 5 KEGIATAN MENGALOKASIKAN DANA

BAB 5 KEGIATAN MENGALOKASIKAN DANA BAB 5 KEGIATAN MENGALOKASIKAN DANA A. Pengertian Pengalokasian Dana Kegiatan bank yang kedua setelah menghimpun dana dari masyarakat luas dalam bentuk tabungan, simpanan giro dan deposito adalah menyalurkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional yang dilaksanakan saat ini adalah pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional yang dilaksanakan saat ini adalah pembangunan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional yang dilaksanakan saat ini adalah pembangunan berkesinambungan secara bertahap untuk mewujudkan peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal (clerical),

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal (clerical), BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Pengertian prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur pengertian prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk membantu dan mendorong kegiatan ekonomi. Jasa yang diberikan bank. atau pinjaman uang untuk usaha kecil dan yang dijalankan.

BAB I PENDAHULUAN. untuk membantu dan mendorong kegiatan ekonomi. Jasa yang diberikan bank. atau pinjaman uang untuk usaha kecil dan yang dijalankan. BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Peranan Bank dalam mendukung kegiatan dunia usaha kecil sangat besar untuk membantu dan mendorong kegiatan ekonomi. Jasa yang diberikan bank adalah jasa lalu lintas peredaran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Penawaran Uang Produk yang ditawarkan sebuah bank dalam penawaran kredit adalah uang sehingga penawaran kredit bisa diartikan sebagai penawaran uang kepada masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Suatu penelitian kaitan antara landasan teori dan fakta empirik sangat penting. Menghindari kesalahan pengertian dalam pemahaman dan untuk memperoleh kesatuan pandangan terhadap beberapa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tinjauan Mengenai Bank 2.1.1.1 Pengertian Bank Menurut Undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perekonomian suatu negara.anggapan ini ternyata tidak sepenuhnya salah karena. bank sebagai lembaga keuangan yang sangat vital.

BAB II LANDASAN TEORI. perekonomian suatu negara.anggapan ini ternyata tidak sepenuhnya salah karena. bank sebagai lembaga keuangan yang sangat vital. 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Dalam dunia modern ini, peranan perbankan dalam kemajuan perekonomian suatu Negara sangatlah besar.begitu pentingnya dunia perbankan, sehingga ada anggapan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring berkembangnya kebutuhan masyarakat dalam mencapai suatu kebutuhan, maka terjadi peningkatan kebutuhan dari segi finansial. Untuk mendapatkan kebutuhan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) UMKM merupakan salah satu sektor ekonomi rakyat yang cukup penting dan memberikan kontribusi yang sangat besar bagi perekonomian di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Bank 2.1.1 Pengertian Bank Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Kemudian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia sebagaimana yang tertuang dalam. Undang-Undang Dasar 1945 dan Pancasila.

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia sebagaimana yang tertuang dalam. Undang-Undang Dasar 1945 dan Pancasila. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada zaman sekarang jasa perbankan sangat penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Jasa perbankan pada umumnya terbagi atas dua tujuan yaitu, menghimpun dana

Lebih terperinci

EVALUASI PENGAWASAN KREDIT MODAL KERJA SEBAGAI UPAYA MENEKAN TUNGGAKAN KREDIT

EVALUASI PENGAWASAN KREDIT MODAL KERJA SEBAGAI UPAYA MENEKAN TUNGGAKAN KREDIT EVALUASI PENGAWASAN KREDIT MODAL KERJA SEBAGAI UPAYA MENEKAN TUNGGAKAN KREDIT (Studi pada Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Tugu Artha Kota Malang Periode 2009-2011) Femia Yuni Pratiwi Darminto

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kemudian menyalurkan kembali ke masyarakat, serta memberikan jasa-jasa bank

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kemudian menyalurkan kembali ke masyarakat, serta memberikan jasa-jasa bank BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Menurut Kasmir (2008:2) Bank merupakan Lembaga Keuangan yang kegiatannya menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan kemudian menyalurkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan bahasa latin kredit berarti credere yang artinya percaya. Maksud dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan bahasa latin kredit berarti credere yang artinya percaya. Maksud dari BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kredit 2.1.1.1 Pengertian Kredit Dalam arti luas kredit diartikan sebagai sebagai kepercayaan. Begitu pula dengan bahasa latin kredit berarti credere yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH BAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH A. Strategi Pencegahan Pembiayaan Mura>bah}ah Multiguna Bermasalah Bank BNI Syariah Cabang Surabaya Resiko

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Sistem dan Prosedur Sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan atau subsistem-subsistem yang bersatu untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian, Jenis-Jenis, dan Fungsi Bank 2.1.1 Pengertian Bank Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Kemudian

Lebih terperinci

PENGARUH CHARACTER, CAPACITY, CAPITAL, COLLATERAL DAN CONDITION TERHADAP PEMBERIAN KREDIT PADA PT. BRI UNIT SIBORONG-BORONG

PENGARUH CHARACTER, CAPACITY, CAPITAL, COLLATERAL DAN CONDITION TERHADAP PEMBERIAN KREDIT PADA PT. BRI UNIT SIBORONG-BORONG PENGARUH CHARACTER, CAPACITY, CAPITAL, COLLATERAL DAN CONDITION TERHADAP PEMBERIAN KREDIT PADA PT. BRI UNIT SIBORONG-BORONG Oleh : Herta Manurung, SE, MM Dosen US XII Tapanuli Utara, Siborong-borong Abstrak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. uang (Kasmir, 2002:23). Bank adalah merupakan salah satu badan usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. uang (Kasmir, 2002:23). Bank adalah merupakan salah satu badan usaha BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Bank Bank adalah sebagai lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menghimpun dana dari masyarakat (tabungan, giro, deposito) dan menyalurkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menghimpun dana dari masyarakat (tabungan, giro, deposito) dan menyalurkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Kredit Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam latar belakang, kegiatan bank ialah menghimpun dana dari masyarakat (tabungan, giro, deposito)

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan suatu penalaran dari seorang penulis yang didasarkan atas pengetahuan, teori, dan dalil dalam upaya menjawab

Lebih terperinci

Nadifatul Fuadiyah Dwiatmanto Nila Firdausi Nuzula Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Nadifatul Fuadiyah Dwiatmanto Nila Firdausi Nuzula Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang ANALISIS PELAKSANAAN PENGAWASAN KREDIT MODAL KERJA SEBAGAI UPAYA MENGURANGI TERJADINYA KREDIT BERMASALAH (Studi pada PD. Bank Perkreditan Rakyat Tugu Artha Malang Periode 2011-2013) Nadifatul Fuadiyah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Menurut Amsyah (1977: 11), menyatakan bahwa prosedur adalah aturan permainan atau langkah-langkah aturan yang harus dipatuhi oleh masing-masing

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kredit Macet 1. Pengertian Kredit Istilah kredit berasal dari bahasa Yunani Credere yang berarti kepercayaan, oleh karena itu dasar dari kredit adalah kepercayaan. Seseorang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB 1 PENDAHULUAN. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan suatu lembaga yang menerima dana dari masyarakat dan menyalurkan dana tersebut kepada masyarakat yang kekurangan dana. Sedangkan pengertian bank menurut

Lebih terperinci

PENGARUH PENYALURAN KREDIT KONSUMTIF TERHADAP PENDAPATAN BUNGA KREDIT PADA PT. BANK DANAMON INDONESIA TBK. I h s a n 1

PENGARUH PENYALURAN KREDIT KONSUMTIF TERHADAP PENDAPATAN BUNGA KREDIT PADA PT. BANK DANAMON INDONESIA TBK. I h s a n 1 PENGARUH PENYALURAN KREDIT KONSUMTIF TERHADAP PENDAPATAN BUNGA KREDIT PADA PT. BANK DANAMON INDONESIA TBK. I h s a n 1 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh penyaluran kredit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank selain sebagai tempat menyimpan uang juga dikenal sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank selain sebagai tempat menyimpan uang juga dikenal sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Tentang Kredit 2.1.1. Pengertian Kredit Bank selain sebagai tempat menyimpan uang juga dikenal sebagai tempat meminjam uang (kredit) bagi masyarakat yang membutuhkannya.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Kredit Pengertian kredit menurut Undang-undang RI No. 10 tentang perbankan (1998) adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Pertumbuhan suatu usaha dipengaruhi dari beberapa aspek diantaranya ketersediaan modal. Sumber dana yang berasal dari pelaku usaha agribisnis sendiri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Koperasi Menurut Fay dalam Hendrojogi (2012:20) koperasi adalah suatu perserikatan dengan tujuan berusaha bersama yang terdiri dari atas mereka yang lemah dan diusahakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini Indonesia mengalami krisis ekonomi, untuk keluar dari krisis ini maka Indonesia meningkatkan pembangunan di segala sektor, baik sektor ekonomi,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori Tentang Perbankan Berikut ini adalah penjelasan mengenai pengertian bank, fungsi bank, dan jenis jenis bank : 2.1.1 Pengertian Bank Di Indonesia terdapat banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan keuangan. Era modern sekarang ini keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan keuangan. Era modern sekarang ini keberadaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank dijadikan sebagai tempat untuk melakukan berbagai transaksi yang berhubungan dengan keuangan. Era modern sekarang ini keberadaan dunia perbankan sangat

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Character terhadap Tingkat Pengembalian Angsuran. Pembiayaan Murabahah pada BMT As-Salam Kras-Kediri Tahun 2015

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Character terhadap Tingkat Pengembalian Angsuran. Pembiayaan Murabahah pada BMT As-Salam Kras-Kediri Tahun 2015 BAB V PEMBAHASAN A. Pengaruh Character terhadap Tingkat Pengembalian Angsuran Pembiayaan Murabahah pada BMT As-Salam Kras-Kediri Tahun 2015 Hasil pengujian data di atas dapat diketahui tabel Coefficient

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. ini maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: pembiayaan oleh PT BPRS Karya Mugi Sentosa kantor cabang Mojokerto,

BAB 5 PENUTUP. ini maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: pembiayaan oleh PT BPRS Karya Mugi Sentosa kantor cabang Mojokerto, BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan Hasil dari analisa data dan pembahasan hasil analisa data pada penelitian ini maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Murabahah merupakan salah satu akad yang dipakai

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Kredit

TINJAUAN PUSTAKA Kredit TINJAUAN PUSTAKA Kredit Kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu pemberian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji pembayarannya akan dilakukan pada suatu jangka waktu yang disepakati.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembiayaan atau Kredit BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Definisi Pembiayaan dan Kredit Menurut Hasibuan (2007:87) pengertian pembiayaan adalah jenis-jenis pinjaman yang harus dibayar kembali bersama bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank adalah lembaga financial intermediary yang berfungsi sebagai perantara keuangan antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang memerlukan dana serta sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Kredit Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, salah satu pengertian kredit adalah pinjaman uang dengan pembayaran pengembalian secara mengangsur

Lebih terperinci

Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Simpanan Masyarakat Usaha bisnis perbankan adalah menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan yang untuk sementara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehari-hari yang menuntut masyarakat untuk menggunakan jasa-jasa bank. Para

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehari-hari yang menuntut masyarakat untuk menggunakan jasa-jasa bank. Para BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Perbankan Peranan bank sangat dibutuhkan masyarakat untuk menunjang kebutuhan sehari-hari yang menuntut masyarakat untuk menggunakan jasa-jasa bank. Para ahli ekonomi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel 3.1.1 Populasi Populasi adalah jumlah dari keseleruhan objek yang karakteristiknya hendak diduga. Populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tak lepas dari kebutuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tak lepas dari kebutuhan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tak lepas dari kebutuhan yang bermacam-macam. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut manusia harus berusaha dengan cara bekerja.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan intensitasnya, kebutuhan manusia dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan intensitasnya, kebutuhan manusia dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan intensitasnya, kebutuhan manusia dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu Kebutuhan Primer, Kebutuhan Sekunder, dan Kebutuhan Tersier. Kebutuhan Primer merupakan kebutuhan

Lebih terperinci

PENGARUH LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT MODAL KERJA ALAILA SAGERI, MUH. YUSUF Q, I KETUT PATRA ABSTRAK

PENGARUH LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT MODAL KERJA ALAILA SAGERI, MUH. YUSUF Q, I KETUT PATRA ABSTRAK PENGARUH LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT MODAL KERJA ALAILA SAGERI, MUH. YUSUF Q, I KETUT PATRA ABSTRAK Bagi bank umum, kredit merupakan sumber utama penghasilan, sekaligus

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Berdasarkan pada Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan yang telah diubah dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 9 BAB II LANDASAN TEORI A. Kredit 1. Pengertian kredit Menurut asal mulanya, kata kredit berasal dari kata credere yang artinya adalah kepercayaan, maksudnya adalah apabila seseorang memperoleh kredit,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Semakin tingginya tingkat persaingan antar bank dan resiko perkreditan, menyebabkan pihak manajemen Bank perlu menerapkan suatu pengendalian yang memadai. Pengendalian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatannya menghimpun dana dan menyalurkan dana dari dan kepda masyarakat yang memiliki fungsi memperlancar

Lebih terperinci

PERSEPSI NASABAH PADA ASPEK 5C UNTUK MENENTUKAN KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT PADA NASABAH PT. BPR NUSAMBA AMPEL CABANG SALATIGA. Ruwati dan Pandi Afandi

PERSEPSI NASABAH PADA ASPEK 5C UNTUK MENENTUKAN KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT PADA NASABAH PT. BPR NUSAMBA AMPEL CABANG SALATIGA. Ruwati dan Pandi Afandi PERSEPSI NASABAH PADA ASPEK 5C UNTUK MENENTUKAN KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT PADA NASABAH PT. BPR NUSAMBA AMPEL CABANG SALATIGA Ruwati dan Pandi Afandi Dosen Tetap STIE AMA Salatiga Abstrak Faktor 5 C menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era perekonomian yang global pada saat sekarang ini, dimana setiap perusahaan baik yang bergerak dibidang industri, perdagangan, maupun jasa dituntut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Keuangan a. Pengertian Rasio Keuangan Menurut Kasmir (2008:104), rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan

Lebih terperinci

akan berpengaruh terhadap pertumbuhan bank tersebut, baik dilihat dari sudut pandang operasional bank dan dampak psikologis yang terjadi.

akan berpengaruh terhadap pertumbuhan bank tersebut, baik dilihat dari sudut pandang operasional bank dan dampak psikologis yang terjadi. Perkembangan dunia usaha di Indonesia, tidak terlepas dari peranan pemerintah yang memberikan kesempatan kepada pihak swasta untuk dapat mengembangkan diri seluas-luasnya sejauh tidak menyimpang dari sasaran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Dalam perkembangan dunia perbankan ini, pemikiran tentang pengertian suatu bank sangat sederhana. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian atau survey dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi ekonomi suatu negara menjadi lebih maju dan usaha-usaha berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi ekonomi suatu negara menjadi lebih maju dan usaha-usaha berkembang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi ekonomi suatu negara menjadi lebih maju dan usaha-usaha berkembang dengan cepat, sumber-sumber dana diperlukan untuk membiayai usaha tersebut. Salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat 9 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ekonomi nasional dewasa ini menunjukkan arah yang semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat menunjang sekaligus dapat berdampak

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS PEMBERIAN KREDIT PADA PD. BPR. ROKAN HULU PASIR PENGARAIAN MUHAMMAD ISRAK

ANALISIS EFEKTIVITAS PEMBERIAN KREDIT PADA PD. BPR. ROKAN HULU PASIR PENGARAIAN MUHAMMAD ISRAK ANALISIS EFEKTIVITAS PEMBERIAN KREDIT PADA PD. BPR. ROKAN HULU PASIR PENGARAIAN MUHAMMAD ISRAK PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN ROKAN HULU 2017 ABSTRAK Tujuan penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) 2.1.1 Pengertian UMKM Ada beberapa pengertian UMKM menurut para ahli atau pihak yang langsung berhubungan dengan UMKM, antara lain: 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bank sedangkan memberikan jasa bank lainnya hanya kegiatan pendukung. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. bank sedangkan memberikan jasa bank lainnya hanya kegiatan pendukung. Kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian bank menurut UU Perbankan No. 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan

Lebih terperinci

TINJAUAN HUKUM PENOLAKAN PERMOHONAN KREDIT BANK TERHADAP NASABAH (Studi Kasus di Bank Rakyat Indonesia (Persero) Cabang Solo Kartasura)

TINJAUAN HUKUM PENOLAKAN PERMOHONAN KREDIT BANK TERHADAP NASABAH (Studi Kasus di Bank Rakyat Indonesia (Persero) Cabang Solo Kartasura) i TINJAUAN HUKUM PENOLAKAN PERMOHONAN KREDIT BANK TERHADAP NASABAH (Studi Kasus di Bank Rakyat Indonesia (Persero) Cabang Solo Kartasura) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Syarat-syarat

Lebih terperinci

Title Tinjauan Atas Analisis Pencatatan Pemberian Kredit Pensiun Pada PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Kantor Cabang Bandung

Title Tinjauan Atas Analisis Pencatatan Pemberian Kredit Pensiun Pada PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Kantor Cabang Bandung Title Tinjauan Atas Analisis Pencatatan Pemberian Kredit Pensiun Pada PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Kantor Cabang Bandung Creator Tri Setiyo Apriyanto NIM.21307045 Publisher JBPTUNIKOMPP - Universitas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. usahanya. Sejalan dengan perkembangan perekonomian nasional maupun. dalam rangka peningkatan taraf hidup rakyat banyak.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. usahanya. Sejalan dengan perkembangan perekonomian nasional maupun. dalam rangka peningkatan taraf hidup rakyat banyak. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Perbankan Menurut UU No 10 tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 mengatakan Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Kredit Istilah kredit bukanlah suatu hal yang asing lagi bagi kehidupan sehari-hari dalam masyarakat, sebab sering dijumpai ada anggota masyarakat yang menjual dan membeli barang-barang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Kata bank berasal dari bahasa Italia yaitu banca yang berarti tempat penukaran uang. Secara umum pengertian bank adalah sebuah lembaga intermediasi

Lebih terperinci