BAB II TINJAUAN TEORITIS. kerja, yaitu teori-teori; kebutuhan, harapan, dan keadilan (Wijono, 2010). Menurut

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN TEORITIS. kerja, yaitu teori-teori; kebutuhan, harapan, dan keadilan (Wijono, 2010). Menurut"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Landasan Teori Teori Motivasi Motivasi dalam bahasa inggris disebut motivation yang berasal dari bahasa latin movere yang dimaksud menggerakkan. Secara umum ada tiga kelompok teori motivasi yang dihubungkan dengan tindakan kerja, yaitu teori-teori; kebutuhan, harapan, dan keadilan (Wijono, 2010). Menurut Robbins dan Judge (2008) mendefinisikan motivasi sebagai proses yang menjelaskan intensitas, arah dan ketekunan usaha untuk mencapai suatu tujuan. Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan antusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi instrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik). Motivasi dapat diartikan sebagai faktor pendorong yang berada dalam diri manusia yang akan memengaruhi cara bertindak, dengan demikian motivasi pada kinerja diri auditor akan berpengaruh terhadap hasil kerjanya. Arti lain bahwa insentif kinerja yang dilakukan oleh auditor mampu memberikan pengaruh atau mampu memperbaiki kinerja audit judgment. Kekuatan dari motivasi yangmendasari bukanlah suatu kebutuhan, namun adalah suatu keharusan (Rahayu, 2014). Teori motivasi berprestasi pertamakali diperkenalkan oleh Murray yang diistilahkan dengan 11

2 need for achievement dan dipopulerkan oleh Mc Clelland (1961) dengan sebutan nach. Pada dasarnya dalam diri setiap orang terdapat kebutuhan untuk melakukan perbuatan yang bertujuan memperoleh hasil yang sebaik-baiknya. Motivasi adalah konsep penting bagi auditor, terutama dalam melakukan tugas audit. Auditor harus memiliki motivasi yang tinggi untuk mencapai tujuan organisasi dan tujuan audit dengan baik. Auditor yang memiliki motivasi yang kuat dalam dirinya tidak akan dipengaruhi oleh tekanan ketaatan dari atasan maupun entitas yang diperiksa. Auditor yang memiliki motivasi kuat juga akan terus berusaha menambah pengetahuan baik yang diperoleh dari pendidikan formal, kursus dan pelatihan untuk mendukung kinerjanya (Idris, 2012) Teori Penetapan Tujuan Teori penetapan tujuan atau goal setting theory merupakan bagian dari teorimotivasi yang dikemukakan oleh Locke (1968). Teori ini menegaskan bahwa niat individu untuk mencapai sebuah tujuan merupakan sumber motivasi kerja yang utama. Seorang individu dengan tujuan yang sulit, lebih spesifik dan menantang akan menghasilkan kinerja yang lebih tinggi dibandingkan dengan tinjauan yang tidak jelas dan mudah. Locke mengungkapkan bahwa terdapat dua kategori tindakan yang diarahkan oleh tujuan (goal-directed action) yaitu: (a) no-consciously goal directed dan (b) consciously goal directed atau purposeful actions. Premis yang mendasari teori ini adalah kategori yang kedua yaituconsciously goal (Verbeeten, 2008) dimana dalam conscious goal, ide-ide berguna untuk mendorong individu untuk bertindak. 12

3 Seorang auditor yang memahami betul apa yang dia harapkan atas hasil kinerjanya, tidak akan bersikap disfungsional meskipun mendapat tekanan dari auditan maupun atasan dan mendapat tugas audit yang kompleks. Hal-hal tersebut tidak akan memengaruhi judgment yang dihasilkannya. Auditor seharusnya memahami bahwa tugas seorang auditor adalah sebenarnya melayani masyarakat, hendaknya judgment yang dihasilkan adalah demi kebaikan masyarakat dan dapat bermanfaat bagi masyarakat sebagai pihak yang berkepentingan terhadap laporan audit yang dihasilkan auditor,sehingga meskipun atasan maupun klien mendorongnya untuk bersikap menyimpang, auditor akan tetap bersikap profesional sesuai dengan etika profesi dan standar profesional yang berlaku (Rahayu, 2014). Auditor harus memiliki sebuah penetapan tujuan, hal ini diperlukan berkaitan dengan tekanan anggaran waktu dimana bila auditor memiliki waktu yang sangat terdesak maka auditor harus tetap fokus dengan apa yang dikerjakan agar tujuan awal yang telah disepakati berjalan sesuai dengan yang direncanakan Audit Judgment Auditor membuat judgment dengan kesadaran bahwa penilaiannya akan ditinjau dan akan dimintai keterangan pertanggungjawaban. Salah satu kualitas terpenting dalam membuat judgment profesional adalah kemampuan untuk membenarkan penilaian tersebut. Menurut Jamilah (2007) audit judgment adalah kebijakan auditor dalam menentukan pendapat mengenai hasil auditnya yang mengacu pada penentuan suatu gagasan, pendapat atau perkiraan tentang suatu objek, status atau peristiwa lainnya. Judgment merupakan cara pandang auditor dalam 13

4 menanggapi semua informasi yang berhubungan dengan tanggungjawab dan risiko audit yang dihadapi oleh auditor. Judgment merupakan suatu kegiatan yang selalu dibutuhkan oleh auditor dalam melaksanakan audit keuangan dari suatu entitas. Judgment dari auditor yang lebih berpengalaman akan lebih intuitif daripada auditor yang kurang berpengalaman karena pengaruh kebiasaan dan kurang melalui proses pemikiran dari judgment itu sendiri. Jugdment dalam audit tergantung pada kualitas dari keyakinan yang diperoleh melalui pengumpulan dan pengembangan bukti-bukti. Sementara itu, pengumpulan dan pengembangan bukti-bukti memerlukan upaya analisis atas fakta-fakta yang terjadi yang melatarbelakangi asersi yang sedang terjadi (Idris, 2012). Objektifitas auditor dalam melakukan review pada setiap kegiatan yang dilakukan oleh auditor dapat terganggu karena tanggungjawab dalam satu periode yang mereka audit dapat memengaruhi penilaian dan judgment yang diberikan Tekanan Ketaatan Tekanan ketaatan diartikan sebagai tekanan yang diterima oleh auditor junior atau bawahan dari auditor yang lebih senior atau atasannya dan kliennya untuk melakukan tindakan yang menyimpang dari standar etika dan profesionalisme (Irwanti, 2011). Hal ini pasti akan menimbulkan tekanan pada diri auditor itu sendiri untuk menuruti atau tidak menuruti keinginan klien ataupun atasannya. Oleh sebab itu, seorang auditor seringkali dihadapkan pada dilema penerapan standar profesi auditor dalam pengambilan keputusannya (Jamilah, 2007). Ashton (1990) menyatakan bahwa individu yang memiliki kekuasaan merupakan suatu sumber yang 14

5 dapat memengaruhi perilaku orang lain dengan perintah yang diberikannya. Hal ini disebabkan oleh keberadaan kekuasaan atau otoritas yang merupakan bentuk dari legitimate power. Tekanan-tekanan dalam penugasan audit bisa dalam bentuk budget waktu, deadline, justifikasi ataupun akuntabilitas atau dari pihak-pihak yang memiliki kekuasaan dan kepentingan seperti partner ataupun klien, sehingga terkadang tekanan ini dapat membuat auditor mengambil tindakan yang melangar standar pemeriksaan. Auditor yang independen dapat didefenisikan sebagai auditor yang memiliki kemampuan untuk menahan tekanan dari klien ataupun dari atasan untuk melakukan hal yang menyimpang dari kode etik yang telah ditetapkan dan selalu bersikap profesional sesuai dengan aturan yang berlaku (Meuwissen et al, 2003) Senioritas Auditor Senioritas auditor selain menunjukkan lamanya masa tugas dari auditor tersebut, juga memberikan gambaran tentang pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki auditor (Mulyana, 2012). Asumsinya yaitu semakin senior auditor tersebut, maka semakin banyak pula pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki tentang proses audit, sehingga judgment yang dihasilkan akanrelative lebih baik dibanding dengan auditor yang baru dalam melaksanakan audit (Rahayu, 2014). Contohnya, saat auditor tersebut dihadapkan dengan permasalahan pada prosedur audit.jika ada kendala, maka auditor senior dapat mengatasi dan mencari solusi yang lebih cepat dan baik dibanding auditor yang baru karena pengalaman yang dimiliki oleh auditor yang lebih senior. 15

6 Semakin luas pengalaman seseorang, semakin terampil melakukan pekerjaan dan semakin sempurna pola berpikir dan sikap dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Semakin tinggi senioritas auditor maka dia akan semakin mampu menghasilkan kinerja yang lebih baik dalam melakukan pemeriksaan (Rahayu, 2014). Auditor yang lebih senior akan membuat judgment yang relatif lebih baik dalam tugas-tugas profesional dibanding auditor yang belum senior Tekanan Anggaran Waktu Tekanan anggaran waktu adalah kendala waktu yang dan atau mungkin timbul dari keterbatasan sumber daya yang dialokasikan untuk melaksanakan tugas (De Zoort dan Lord,1997). Menurut Ahituv dan Igbaria (1998), adanya tekanan anggaran waktu dapat memengaruhi kinerja seseorang. Auditor seringkali bekerja dalam keterbatasan waktu, sehingga dapat memengaruhi kinerjanya untuk memperoleh hasil audit yang berkualitas. Tekanan anggaran waktu adalah keadaan yang menunjukkan auditor dituntut untuk melakukan efisiensi terhadap anggaran waktu yang telah disusun atau terdapat pembatasan waktu dan anggaran yang sangat ketat dan kaku (Sososutikno, 2003). Liyanarachchi dan McNamara (2007) memberikan pendapat serupa bahwa tekanan anggaran waktu dapat mengakibatkan perilaku menyimpang auditor, yang dapat memberikan implikasi yang serius bagi kualitas audit, etika, dan kesejahteraan auditor. Auditor mengurangi pekerjaan hanya pada prosedur audit tertentu, bergantung pada bukti kualitas yang lebih rendah, melakukan premature sign-off, 16

7 bahkan menghilangkan sebagian prosedur audit yang seharusnya (Aldermandan Deitrick, 1982). 2.2 Hipotesis Penelitian Pengaruh Tekanan Ketaatan terhadap Audit Judgment Akuntan secara terus menerus berhadapan dengan dilema etika yang melibatkan pilihan antara nilai-nilai yang bertentangan. Dimana keadaan ini, auditan bisa memengaruhi proses pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor. Auditan bisa menekan auditor untuk mengambil tindakan yang melanggar standar pemeriksaan. Auditor secara umum dianggap termotivasi oleh etika profesi dan standar pemeriksaan, maka auditor akan berada dalam situasi konflik. Memenuhi tuntutan auditan berarti melanggar standar. Namun dengan tidak memenuhi tuntutan klien, bisa mendapatkan sanksi oleh klien berupa kemungkinan penghentian penugasan. Karena pertimbangan profesional berlandaskan pada nilai dan keyakinan individu, kesadaran moral memainkan peran penting dalam pengambilan keputusan akhir (Irwanti, 2011). Praditaningrum (2012) menyatakan bahwa tekanan ketaatan mengarah pada tekanan yang berasal dari atasan atau dari auditor senior ke auditor junior dan tekanan yang berasal dari entitas yang diperiksa untuk melaksanakan penyimpangan terhadap standar yang telah ditetapkan. Penelitian dari Hartanto (2001) dan Wijayatri (2010) 17

8 juga memberikan bukti bahwa tekanan ketaatan dapat memengaruhi auditor dalam membuat suatu judgment. Hasil Penelitian Jamilah (2007) dan Astriningrum (2012) menyatakan bahwa tekanan ketaatan berpengaruh secara signifikan terhadap audit judgment. Namun, hasil penelitian Idris (2012) menyatakan bahwa tekanan ketaatan tidak berpengaruh signifikan terhadap audit judgment. Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis yang diajukan adalah: H 1 : tekanan ketaatan berpengaruh terhadap audit judgment Pengaruh Senioritas Auditor Terhadap Audit Judgment Senioritas auditor memberikan gambaran tentang lamanya auditor tersebut aktif melakukan audit. Semakin lama masa aktif audit seorang auditor, maka semakin baik pula judgment yang dihasilkan oleh auditor tersebut, karena semakin senior auditor maka semakin banyak pula pengalaman yang dimilikinya. Dengan demikian, auditor akan memiliki keahlian yang dibutuhkan dalam proses audit. Selain itu, klien akan cenderung tidak berusaha memengaruhi auditor dan kebijakan yang sudah ada sehingga laporan auditor dapat lebih independen (Rahayu, 2014). Penelitian Iyer dan Rama (2004) menunjukkan jika klien yang diaudit lebih senior daripada auditor (umur dan pengalaman), maka akan memberikan pengaruh negatif dan signifikan terhadap klien untuk memengaruhi kebijakan audit yang dibuat oleh auditor. Ini berarti jika auditor yang melakukan audit terhadap klien lebih senior, maka klien tersebut akan merasa tidak yakin dapat memengaruhi kebijakan audit. Sehingga judgment yang dibuat auditor lebih independen. 18

9 Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahayu (2014) menyatakan bahwa variabel tingkat senioritas auditor tidak berpengaruh terhadap audit judgment. Hasil penelitian tersebut diperkuat dengan hasil penelitian dari Mulyana (2012) bahwa tingkat senioritas auditor tidak berpengaruh secara signifikan terhadap audit judgment. Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis yang diajukan adalah: H 2 : senioritas auditor berpengaruhterhadap audit judgment Pengaruh Tekanan Anggaran Waktu Terhadap Audit Judgment Auditor sering kali dihadapkan pada keterbatasan anggaran dan waktu audit.menurut Ahituv dan Igbaria (1998) adanya tekanan anggaran waktu dapat memegaruhi kinerja seseorang. Auditor sering kali bekerja dalam keterbatasan waktu, sehingga dapat memengaruhi kinerjanya untuk memperoleh hasil audit yang berkualitas. McDaniel (1990) menemukan bahwa tekanan anggaran waktu menyebabkan menurunnya efektifitas dan efisiensi kegiatan pengauditan. Tekanan anggaran waktu audit terjadi pada saat satuan kerja audit mengalokasikan sejumlah waktu audit yang sedikit yang digunakan oleh auditor untuk menyelesaikan prosedur audit tertentu (Margheim et al., 2005). Waktu yang dianggarkan untuk seorang auditor untuk menyelesaikan tugasnya sangat sedikit, tidak sebanding dengan tugas yang harus ditanganinya. Hal tersebut dapat memicu auditor untuk memberikan judgment yang tidak sesuai. Penelitian yang dilakukan oleh Christy (2015) menyatakan bahwa tekanan anggaran waktu berpengaruh terhadap audit judgment. Sedangkan hasil penelitian 19

10 dari Darusman (2013) menyatakan bahwa tekanan anggaran waktu tidak berpengaruh terhadap audit judgment. Hasil penelitian yang ditemukan dari Tielman (2012) bahwa tekanan anggaran waktu terhadap audit judgment. Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis yang diajukan adalah: H 3 : tekanan anggaran waktu berpengaruh terhadap audit judgment. 20

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan atau entitas terutama yang telah go public diharuskan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan atau entitas terutama yang telah go public diharuskan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan atau entitas terutama yang telah go public diharuskan untuk menyusun laporan keuangan secara periodik untuk menunjukkan kepada pihak-pihak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan pengalaman auditor terhadap audit judgment membutuhkan kajian teori

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan pengalaman auditor terhadap audit judgment membutuhkan kajian teori BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Penelitian tentang pengaruh tekanan anggaran waktu, tekanan ketaatan, dan pengalaman auditor terhadap audit judgment membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori agensi menjelaskan adanya konflik antara manajemen selaku agen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori agensi menjelaskan adanya konflik antara manajemen selaku agen BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Agensi Teori agensi menjelaskan adanya konflik antara manajemen selaku agen dengan pemilik selaku principal dikarenakan terjadi asimetri informasi diantara keduanya. Manajamen

Lebih terperinci

perusahaan didenda oleh BAPEPAM (Winarno dalam Christiawan, 2003).

perusahaan didenda oleh BAPEPAM (Winarno dalam Christiawan, 2003). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian laporan keuagan entitas berisi pengungkapan yang diperlukan untuk dijadikan perhatian terhadap kemungkinan bahwa laporan posisi keuangan dan laporan laba

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: obedience pressure, kompleksitas tugas, senioritas auditor, audit judgment

ABSTRAK. Kata kunci: obedience pressure, kompleksitas tugas, senioritas auditor, audit judgment Judul : Pengaruh Obedience Pressure, Kompleksitas Tugas dan Senioritas Auditor Terhadap Audit Judgment (Studi Pada Kantor Akuntan Publik di Bali) Nama : Ruliff Tanoto NIM : 1315351001 ABSTRAK Laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. 1. Grand Theory Utility ( teori dasar atas nilai guna)

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. 1. Grand Theory Utility ( teori dasar atas nilai guna) BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Grand Theory Utility ( teori dasar atas nilai guna) Teori nilai guna (utilitas) yaitu teori ekonomi yang mempelajari kepuasan

Lebih terperinci

audit yang tinggi menyebabkan merosotnya kepercayaan masyarakat waktu yang berbeda dan mengintegrasikan informasi dari bukti-bukti tersebut

audit yang tinggi menyebabkan merosotnya kepercayaan masyarakat waktu yang berbeda dan mengintegrasikan informasi dari bukti-bukti tersebut 2 Ketidak percayaan masyarakat kepada suatu perusahaan. Misalnya, kasus manipulasi akuntansi yang melibatkan sejumlah perusahaan besar di Indonesia seperti Kimia Farma dan Bank Lippo yang dahulunya mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ada dalam laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan

BAB I PENDAHULUAN. ada dalam laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan menyediakan berbagai informasi yang diperlukan sebagai sarana pengambilan keputusan baik oleh pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membahas permasalahan yang diteliti, teori-teori tersebut antara lain teori

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membahas permasalahan yang diteliti, teori-teori tersebut antara lain teori BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menguraikan mengenai teori-teori yang digunakan sebagai dasar untuk membahas permasalahan yang diteliti, teori-teori tersebut antara lain teori keagenan, teori motivasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini audit telah menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini audit telah menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini audit telah menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dari kegiatan pertanggungjawaban manajemen terhadap pihak-pihak yang berkepentingan. Hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan opini atau pendapat tentang kewajaran penyajian laporan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan opini atau pendapat tentang kewajaran penyajian laporan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akuntan atau auditor adalah suatu profesi yang salah satu tugasnya adalah melaksanakan audit terhadap laporan keuangan sebuah entitas dan memberikan opini atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan judgment berdasarkan kejadian-kejadian yang dialami oleh suatu. judgment atas kemampuan kesatuan usaha dalam mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. dengan judgment berdasarkan kejadian-kejadian yang dialami oleh suatu. judgment atas kemampuan kesatuan usaha dalam mempertahankan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seorang auditor dalam menjalankan proses audit akan memberikan opini dengan judgment berdasarkan kejadian-kejadian yang dialami oleh suatu perusahaan dimasa lalu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (2006) menyebutkan bahwa informasi asimetri mempunyai dua tipe. Tipe pertama

BAB I PENDAHULUAN. (2006) menyebutkan bahwa informasi asimetri mempunyai dua tipe. Tipe pertama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Para pemilik perusahaan memberikan kewenangan kepada manajer untuk mengelola perusahaanya dan sebagai bentuk pertanggungjawaban manajer membuat laporan keuangan

Lebih terperinci

Penelitian tentang audit judgment pernah dilakukan oleh Jamilah dkk. (2007) yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh perbedaan gender antara

Penelitian tentang audit judgment pernah dilakukan oleh Jamilah dkk. (2007) yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh perbedaan gender antara BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian tentang audit judgment pernah dilakukan oleh Jamilah dkk. (2007) yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh perbedaan gender antara auditor laki-laki

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Auditor adalah akuntan publik yang memberikan jasa audit, menurut Mulyadi (2002: 5). Jasa seorang auditor sekarang ini banyak digunakan oleh suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) Nomor Kep-306/BEI/ menyebutkan. bahwa perusahaan yang go public diwajibkan menyampaikan laporan

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) Nomor Kep-306/BEI/ menyebutkan. bahwa perusahaan yang go public diwajibkan menyampaikan laporan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peraturan BAPEPAM Nomor Kep-36/PM/2003 dan Peraturan Bursa Efek Indonesia (BEI) Nomor Kep-306/BEI/07-2004 menyebutkan bahwa perusahaan yang go public diwajibkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seorang auditor atau akuntan biasanya memberikan judgment dalam proses pengauditan berdasarkan data-data keuangan perusahaan. Hal ini berkaitan dengan salah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan suatu alat. Laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan suatu alat. Laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam dunia bisnis, perusahaan yang dapat bertahan adalah perusahaan yang memiliki konsisten tinggi dalam menjalankan kinerjanya. Untuk melihat konsistensi dari kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Auditor merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Auditor merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Auditor merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak memihak dari profesi akuntan publik terhadap informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat memunculkan adanya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat memunculkan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat memunculkan adanya persaingan yang terjadi antar entitas dalam berbagai sektor industri. Entitas bersaing untuk

Lebih terperinci

BAB II. Landasan Teori

BAB II. Landasan Teori BAB II Landasan Teori A. Audit Judgment Audit judgment merupakan suatu pertimbangan pribadi atau cara pandang auditor dalam menanggapi informasi yang mempengaruhi dokumentasi bukti serta pembuatan keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Audit laporan keuangan pada sebuah entitas dilaksanakan oleh pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. Audit laporan keuangan pada sebuah entitas dilaksanakan oleh pihak yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Audit laporan keuangan pada sebuah entitas dilaksanakan oleh pihak yang memiliki kompeten, tidak memihak, dan objektif, yang disebut akuntan publik atau lebih dikenal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menanggapi informasi laporan keuangan yang diperoleh, ditambah dengan

BAB I PENDAHULUAN. menanggapi informasi laporan keuangan yang diperoleh, ditambah dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Audit judgment merupakan suatu pertimbangan atas persepsi dalam menanggapi informasi laporan keuangan yang diperoleh, ditambah dengan faktor-faktor dari dalam diri

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. pemilik (principals) dengan pihak lain, yaitu manajer (agent). Dalam kontrak,

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. pemilik (principals) dengan pihak lain, yaitu manajer (agent). Dalam kontrak, BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Adanya hubungan keagenan, ketika terjadi kontrak antara satu pihak, yaitu pemilik (principals)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. profesi akuntan dalam mengaudit laporan keuangan. Munculnya krisis ini

BAB I PENDAHULUAN. profesi akuntan dalam mengaudit laporan keuangan. Munculnya krisis ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Terjadinya kasus kegagalan audit dalam beberapa dekade belakangan ini, menimbulkan krisis kepercayaan masyarakat mengenai ketidakmampuan profesi akuntan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. para pengguna laporan keuangan untuk pengambilan suatu keputusan. Akuntan

BAB I PENDAHULUAN. para pengguna laporan keuangan untuk pengambilan suatu keputusan. Akuntan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini, kebutuhan adanya jasa auditor sebagai pihak yang dianggap independen tidak dapat dipungkiri lagi, karena jasa tersebut menjadi kebutuhan bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. profesi akuntansi dalam mengaudit laporan keuangan. (Daljono dan Fitriani,

BAB I PENDAHULUAN. profesi akuntansi dalam mengaudit laporan keuangan. (Daljono dan Fitriani, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terjadinya kasus kegagalan audit dalam beberapa dekade belakangan ini, telah menimbulkan krisis kepercayaan masyarakat mengenai ketidak mampuan profesi akuntansi dalam

Lebih terperinci

Disusun Oleh : DHITA MILASARI B

Disusun Oleh : DHITA MILASARI B PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN AKUNTABILITAS TERHADAP KUALITAS AUDIT DENGAN ETIKA AUDITOR SEBAGAI VARIABEL MODERASI (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Kota Surakarta dan Yogyakarta) NASKAH

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Auditing Mulyadi (2011: 9) mengartikan auditing sebagai suatu proses sistematik untuk memeroleh dan mengevaluasi bukti secara objektif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau prinsip tersebut secara konsisten (Wibowo, 2010). Profesi akuntan publik

BAB I PENDAHULUAN. atau prinsip tersebut secara konsisten (Wibowo, 2010). Profesi akuntan publik 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akuntan atau auditor adalah suatu profesi yang salah satu tugasnya adalah melaksanakan audit terhadap laporan keuangan sebuah entitas atau perusahaan dan memberikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam persaingan global saat ini, banyak perusahaan yang mengalami kebangkrutan karena tidak memiliki tata kelola yang baik sehingga tidak ada pemisahan tugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selama rentang waktu dua dekade terakhir, lingkungan organisasional

BAB I PENDAHULUAN. Selama rentang waktu dua dekade terakhir, lingkungan organisasional BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selama rentang waktu dua dekade terakhir, lingkungan organisasional sektor publik telah mengalami banyak perubahan seiring reformasi untuk menuju tata kelola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisi uraian mengenai latar belakang penelitian yang menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisi uraian mengenai latar belakang penelitian yang menjelaskan BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi uraian mengenai latar belakang penelitian yang menjelaskan pentingnya pemahaman faktor internal individu terhadap penerimaan perilaku audit disfungsional, motivasi penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi yang ditujukan kepada pihak pemakai baik pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan informasi tentang posisi keuangan perusahaan dan kinerja dari perusahaan tersebut. Hal ini dibuat sebagaimana untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perlindungan kepada masyarakat pemodal, perlu adanya ketentuan untuk mengatur

BAB I PENDAHULUAN. perlindungan kepada masyarakat pemodal, perlu adanya ketentuan untuk mengatur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam rangka melaksanakan prinsip keterbukaan dan memberikan perlindungan kepada masyarakat pemodal, perlu adanya ketentuan untuk mengatur keterbukaan informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan (agency theory) menurut Sony Keraf dan Robert Haryono (1995) adalah teori yang menjelaskan konflik yang terjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja seorang auditor dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja seorang auditor dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Auditor mengumpulkan bukti dalam waktu yang berbeda dan mengintegrasikan informasi dari bukti tersebut untuk membuat suatu Audit Judgement. Audit Judgement merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang akuntabel dan transparan ditandai dengan diterbitkannya Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. yang akuntabel dan transparan ditandai dengan diterbitkannya Peraturan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era reformasi ini, pengguna laporan keuangan pemerintah daerah menuntut adanya transparansi atas penggunaan dana dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, hal ini disebabkan karena laporan keuangan dijadikan sebagai. indikator pengukuran kinerja perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, hal ini disebabkan karena laporan keuangan dijadikan sebagai. indikator pengukuran kinerja perusahaan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan pada periode akuntansi suatu organisasi yang berisi seluruh kegiatan bisnis dari suatu kegiatan usaha. Laporan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu komponen penting dalam perusahaan. Dapat dikatakan demikian karena laporan keuangan perusahaan merupakan hasil akhir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usaha yang terjadi. Selain mempertahankan didunia usaha, perusahaan dapat

BAB I PENDAHULUAN. usaha yang terjadi. Selain mempertahankan didunia usaha, perusahaan dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkembangnya dunia usaha yang semakin pesat saat ini, membuat pelaku bisnis meningkatkan kinerja perusahaan untuk mempertahankan dalam persaingan usaha yang

Lebih terperinci

pula kepercayaan publik terhadap auditor eksternal. dilakukan oleh beberapa KAP bahkan salah satu KAP berstatus big five

pula kepercayaan publik terhadap auditor eksternal. dilakukan oleh beberapa KAP bahkan salah satu KAP berstatus big five BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi yang berguna untuk pengambilan keputusan oleh berbagai pihak. Laporan keuangan merupakan bagian dari proses

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Perkembangan perusahaan di Indonesia semakin pesat tiap tahunnya, sehingga hal ini membuat perusahaan berpikir keras untuk mendapatkan dana yang relatif

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dan yang lain tidak. Dalam praktiknya, manajer yang tidak berpengalaman sering

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dan yang lain tidak. Dalam praktiknya, manajer yang tidak berpengalaman sering BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Motivasi Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan pemeriksaan akuntan, memperoleh kepercayaan dari klien

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan pemeriksaan akuntan, memperoleh kepercayaan dari klien BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Profesi akuntan publik diperlukan untuk dapat memberikan penilaian atas kewajaran laporan keuangan agar laporan keuangan tersebut tidak memberikan informasi yang menyesatkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori Keagenan (Agency Theory) menjelaskan adanya konflik antara manajemen selaku agen dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Auditing Agoes (2008:3), menyatakan bahwa auditing merupakan suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan ke depan (Yustrianthe, 2012). Berdasarkan Peraturan Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan ke depan (Yustrianthe, 2012). Berdasarkan Peraturan Pemerintah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Target akhir dalam suatu proses audit adalah pembuatan opini dengan judgement yang dasar dan pertimbangan yang mendalam yang menunjukkan tidak adanya keraguan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Terjadinya kasus kegagalan audit dalam beberapa dekade belakangan ini,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Terjadinya kasus kegagalan audit dalam beberapa dekade belakangan ini, BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Terjadinya kasus kegagalan audit dalam beberapa dekade belakangan ini, telah menimbulkan krisis kepercayaan masyarakat mengenai ketidakmampuan profesi akuntansi dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rerangka Teori 1. Teori Atribusi Teori atribusi menjelaskan tentang bagaimana proses penyebab perilaku seseorang atau tujuan seseorang dalam berperilaku. Teori ini diarahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dari profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang

BAB I PENDAHULUAN. Dari profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak memihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya transparansi laporan keuangan terutama bagi perusahaan publik sangat

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya transparansi laporan keuangan terutama bagi perusahaan publik sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pentingnya transparansi laporan keuangan terutama bagi perusahaan publik sangat dianjurkan dalam penggunaannya. Ikatan Akuntan Indonesia menyatakan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah badan usaha yang telah mendapatkan izin dari Menteri Keuangan sebagai wadah bagi akuntan publik dalam memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab pertama dari skripsi adalah pendahuluan yang mencakup gambaran

BAB I PENDAHULUAN. Bab pertama dari skripsi adalah pendahuluan yang mencakup gambaran BAB I PENDAHULUAN Bab pertama dari skripsi adalah pendahuluan yang mencakup gambaran umum dalam penyusunan sesuai dengan judul. Penulis menyusun pembabakan dari ringkasan setiap isi dari bab per bab yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang memiliki konsistensi tinggi dalam menjalankan kinerjanya.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang memiliki konsistensi tinggi dalam menjalankan kinerjanya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia bisnis, perusahaan yang dapat bertahan adalah perusahaan yang memiliki konsistensi tinggi dalam menjalankan kinerjanya. Untuk melihat konsistensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik di instansi pemerintah maupun di sektor swasta di Indonesia. Auditor di instansi

BAB I PENDAHULUAN. baik di instansi pemerintah maupun di sektor swasta di Indonesia. Auditor di instansi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Profesi auditor mengalami banyak kemajuan dan mulai banyak dibutuhkan baik di instansi pemerintah maupun di sektor swasta di Indonesia. Auditor di instansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah yang dihadapi oleh perusahaan di Indonesia. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah yang dihadapi oleh perusahaan di Indonesia. Dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan antar perusahaan semakin meningkat diiringi dengan berbagai masalah yang dihadapi oleh perusahaan di Indonesia. Dalam menghadapi masalah itu para pengelola

Lebih terperinci

BAB V. Kesimpulan dan Saran. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai gambaran

BAB V. Kesimpulan dan Saran. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai gambaran BAB V Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai gambaran secara umum variabel-variabel yang ada dalam penelitian ini, maka penulis mencoba menarik kesimpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Audit merupakan pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi dan kriteria yang telah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rerangka Teori 1. Stewardship Theory Stewardship theory merupakan teori yang menyatakan bahwa manajer lebih mementingkan sasaran tujuan utama untuk kepentingan organisasi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun eksternal perusahaan. Menurut Financial Accounting Standards

BAB I PENDAHULUAN. maupun eksternal perusahaan. Menurut Financial Accounting Standards BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan menyediakan berbagai informasi yang diperlukan sebagai saran pengambilan keputusan baik oleh pihak internal maupun eksternal perusahaan. Menurut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan perusahaan menyebabkan dibutuhkannya pihak ketiga yang independen

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan perusahaan menyebabkan dibutuhkannya pihak ketiga yang independen BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan berisi informasi tentang kondisi keuangan perusahaan yang digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Keterbatasan pengguna laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk menghindari perilaku menyimpang dalam audit (dysfunctional

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk menghindari perilaku menyimpang dalam audit (dysfunctional BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perilaku profesional akuntan publik salah satunya diwujudkan dalam bentuk menghindari perilaku menyimpang dalam audit (dysfunctional audit behavior). Perilaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kasus yang menimpa beberapa Kantor Akuntan Publik seperti kasus Enron, telah

BAB I PENDAHULUAN. Kasus yang menimpa beberapa Kantor Akuntan Publik seperti kasus Enron, telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kasus yang menimpa beberapa Kantor Akuntan Publik seperti kasus Enron, telah menimbulkan pertanyaan dan keraguan mengenai keberadaan dan fungsi Kantor Akuntan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan masyarakat. Dalam pasal 1 ayat (2) Kode Etik Ikatan Akuntan. integritas dan obyektivitas dalam melaksanakan tugasnya.

BAB I PENDAHULUAN. dengan masyarakat. Dalam pasal 1 ayat (2) Kode Etik Ikatan Akuntan. integritas dan obyektivitas dalam melaksanakan tugasnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menjalankan profesinya seorang akuntan diatur oleh kode etik akuntan. Kode Etik Akuntan yaitu norma perilaku yang mengatur hubungan antara akuntan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pernyataan yang telah ditandatanganinya. Untuk itu auditor akan sangat berhati-hati

BAB I PENDAHULUAN. pernyataan yang telah ditandatanganinya. Untuk itu auditor akan sangat berhati-hati BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Seorang auditor menjalankan tugasnya dengan melaksanakan pemeriksaan harus mempunyai kemampuan profesional. Sebagai seorang profesional, auditor akan dituntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keuangan (SAK). Opini tersebut menunjukkan kualitas atas laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Keuangan (SAK). Opini tersebut menunjukkan kualitas atas laporan keuangan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Salah satu jasa yang dihasilkan oleh akuntan publik adalah audit atas laporan keuangan sebuah entitas dengan memberikan opini atau pendapatnya atas laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Weningtyas dkk. 2006:2). Kasus Enron merupakan salah satu bukti kegagalan. pihak mengalami kerugian materi dalam jumlah besar.

BAB I PENDAHULUAN. (Weningtyas dkk. 2006:2). Kasus Enron merupakan salah satu bukti kegagalan. pihak mengalami kerugian materi dalam jumlah besar. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran laporan keuangan perusahaan yang diaudit (Silaban,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diterbitkan oleh manajemen ini diharapkan dapat memberikan gambaran. mengenai kinerja manajemen dalam mengelola sumber-sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. diterbitkan oleh manajemen ini diharapkan dapat memberikan gambaran. mengenai kinerja manajemen dalam mengelola sumber-sumber daya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap akhir periode tahun perusahaan, pihak manajemen berkewajiban untuk menerbitkan suatu laporan keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban atas kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. standar yang telah ditentukan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).

BAB I PENDAHULUAN. standar yang telah ditentukan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akuntan publik merupakan auditor yang menyediakan jasa kepada masyarakat umum terutama dalam bidang audit atas laporan keuangan yang dibuat oleh kliennya. Tugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kode etik akuntan. Kode etik akuntan, yaitu norma perilaku yang mengatur

BAB I PENDAHULUAN. kode etik akuntan. Kode etik akuntan, yaitu norma perilaku yang mengatur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam melaksanakan profesinya, seorang akuntan diatur oleh suatu kode etik akuntan. Kode etik akuntan, yaitu norma perilaku yang mengatur hubungan antara akuntan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya kasus kegagalan audit dalam beberapa dekade belakangan

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya kasus kegagalan audit dalam beberapa dekade belakangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terjadinya kasus kegagalan audit dalam beberapa dekade belakangan ini, telah menimbulkan krisis kepercayaan masyarakat mengenai ketidak mampuan profesi akuntansi dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. (negatif) dan teori Y (positif) (Robbins, 2008:225). Individu yang bertipe X

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. (negatif) dan teori Y (positif) (Robbins, 2008:225). Individu yang bertipe X BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori motivasi X dan Y McGregor McGregor mengemukakan dua pandangan mengenai manusia yaitu teori X (negatif) dan teori

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. teoritis dalam penelitian ini terdiri dari grand theory dan supporting theory.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. teoritis dalam penelitian ini terdiri dari grand theory dan supporting theory. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian ini menggunakan kajian teoritis dan kajian empiris. Kajian teoritis dalam penelitian ini terdiri dari grand theory dan supporting theory. Grand theory

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi perusahaan dengan para pemangku kepentingan yang berisi informasi hasil

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi perusahaan dengan para pemangku kepentingan yang berisi informasi hasil BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan elemen penting yang berfungsi sebagai media komunikasi perusahaan dengan para pemangku kepentingan yang berisi informasi hasil kinerja perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seorang akuntan publik harus memperhatikan kualitas auditnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seorang akuntan publik harus memperhatikan kualitas auditnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seorang akuntan publik harus memperhatikan kualitas auditnya. Menurut De Angelo (1981), kualitas audit dikatakan sebagai keadaan dimana seorang auditor akan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Keberadaan entitas bisnis merupakan ciri dari sebuah lingkungan ekonomi, yang dalam jangka panjang bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Landasan teori berisikan pengertian mengenai masing-masing variabel

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Landasan teori berisikan pengertian mengenai masing-masing variabel BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori Landasan teori berisikan pengertian mengenai masing-masing variabel dalam penelitian ini yaitu audit judgment, keahlian auditor, tekanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan pemakai laporan keuangan (Sarwini dkk, 2014). pengguna laporan audit mengharapkan bahwa laporan keuangan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan pemakai laporan keuangan (Sarwini dkk, 2014). pengguna laporan audit mengharapkan bahwa laporan keuangan yang telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis dan usaha sekarang ini sudah sangat pesat. Hal ini membuat profesi akuntan juga semakin berkembang karena para pelaku bisnis dituntut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini merupakan tinjauan atas berbagai referensi, literatur, jurnal-jurnal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini merupakan tinjauan atas berbagai referensi, literatur, jurnal-jurnal BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini merupakan tinjauan atas berbagai referensi, literatur, jurnal-jurnal penelitian maupun sumber-sumber lainnya yang relevan dengan penelitian yang dilakukan peneliti sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Akuntansi Keuangan (SAK) atau Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Akuntansi Keuangan (SAK) atau Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini, audit terhadap laporan keuangan sangatlah diperlukan. Hal ini dikarenakan laporan keuangan selain digunakan untuk memberikan informasi tentang keadaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. variabel kompetensi, independensi, dan profesionalisme memiliki pengaruh

BAB II KAJIAN PUSTAKA. variabel kompetensi, independensi, dan profesionalisme memiliki pengaruh BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Agusti dan Pratistha (2013) membuktikan melalui penelitiannya bahwa variabel kompetensi, independensi, dan profesionalisme memiliki pengaruh signifikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, profesi auditor mengalami perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, profesi auditor mengalami perkembangan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Di Indonesia, profesi auditor mengalami perkembangan yang signifikan sejak awal tahun 1970-an dengan adanya perluasan kredit-kredit perbankan kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemakai informasi akuntansi diklasifikasikan menjadi dua yaitu pihak internal dan

BAB I PENDAHULUAN. Pemakai informasi akuntansi diklasifikasikan menjadi dua yaitu pihak internal dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akuntansi merupakan suatu sistem yang mengolah data keuangan menjadi suatu informasi yang digunakan untuk pengambilan keputusan bagi pemakainya. Pemakai informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam bisnis jasa akuntan publik yang semakin ketat,

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam bisnis jasa akuntan publik yang semakin ketat, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Persaingan dalam bisnis jasa akuntan publik yang semakin ketat, keinginan menghimpun klien sebanyak mungkin dan harapan agar KAP tersebut semakin dipercaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap opini Badan. Pemeriksa Keuangan atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap opini Badan. Pemeriksa Keuangan atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap opini Badan Pemeriksa Keuangan atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah sebagai salah satu tolak ukur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan dunia usaha dewasa ini, semakin banyak

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan dunia usaha dewasa ini, semakin banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan dunia usaha dewasa ini, semakin banyak kebutuhan akan auditor independen yang kompeten dan dapat dipercaya publik. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya dunia usaha atau bisnis saat ini, tuntutan masyarakat akan informasi keuangan yang dapat diandalkan juga semakin meningkat. Informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik oleh pihak eksternal maupun internal perusahaan. (Singgih dan Bawono, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. baik oleh pihak eksternal maupun internal perusahaan. (Singgih dan Bawono, 2010). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Informasi akuntansi yang disajikan dalam laporan keuangan menjadi hal yang sangat dibutuhkan oleh para pengelola perusahaan dalam menjalankan aktivitas bisnis pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kepercayaan masyarakat terhadap profesi akuntan perlu dijaga dan hal itu

BAB I PENDAHULUAN. Kepercayaan masyarakat terhadap profesi akuntan perlu dijaga dan hal itu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kepercayaan masyarakat terhadap profesi akuntan perlu dijaga dan hal itu sepenuhnya tergantung pada praktek professional yang dijalankan oleh para akuntan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. (Suartana, 2010). Menurut Luthans, 2006 (dalam Harini et al., 2010), teori ini

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. (Suartana, 2010). Menurut Luthans, 2006 (dalam Harini et al., 2010), teori ini BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Atribusi Teori atribusi mempelajari proses bagaimana seseorang menginterpretasikan suatu peristiwa, alasan atau sebab perilakunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memberikan penilaian atas kewajaran dari laporan keuangan. khususnya, memperoleh infomasi keuangan yang andal sebagai dasar

BAB I PENDAHULUAN. untuk memberikan penilaian atas kewajaran dari laporan keuangan. khususnya, memperoleh infomasi keuangan yang andal sebagai dasar BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Jasa profesional akuntan merupakan jasa yang diberikan oleh akuntan publik untuk mengatasi krisis ketidakpercayaan masyarakat terhadap laporan keuangan suatu perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu organisasi. Profesi ini dikenal masyarakat melalui jasa audit yang disediakan

BAB I PENDAHULUAN. suatu organisasi. Profesi ini dikenal masyarakat melalui jasa audit yang disediakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Profesi akuntan publik merupakan profesi yang berlandaskan kepercayaan dari masyarakat yang berperan penting dalam melakukan audit laporan keuangan suatu organisasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena karena terjadinya krisis ekonomi di Indonesia serta maraknya tingkat

BAB I PENDAHULUAN. karena karena terjadinya krisis ekonomi di Indonesia serta maraknya tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap terwujudnya good governance di Indonesia semakin meningkat. Tuntutan ini memang wajar, karena karena

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Auditor adalah seseorang yang memiliki keahlian dalam menghimpun dan menafsirkan bukti hasil pemeriksaan. Auditor independen bertanggung jawab atas audit laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akuntan besar Big4 tetapi juga praktik perorangan lainnya. Untuk contoh kasus yang ada di indonesia yaitu PT Kimia Farma.

BAB I PENDAHULUAN. akuntan besar Big4 tetapi juga praktik perorangan lainnya. Untuk contoh kasus yang ada di indonesia yaitu PT Kimia Farma. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Terjadinya kasus kegagalan audit dalam beberapa dekade belakangan ini, telah menimbulkan krisis kepercayaan masyarakat mengenai ketidakmampuan profesi akuntan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usaha dilakukan untuk meningkatkan pendapatan dan agar tetap bertahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. usaha dilakukan untuk meningkatkan pendapatan dan agar tetap bertahan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat sekarang ini dapat memicu persaingan yang semakin meningkat diantara pelaku bisnis. Berbagai macam usaha dilakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jasa audit merupakan suatu penugasan profesional yang dilakukan oleh orang-orang yang berkompeten dan independen dengan mengumpulkan dan mengevaluasi bahan bukti tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. data terbaru Institut Akuntan Publik Indonesia pada tahun 2016 ini terdapat 403 KAP

BAB I PENDAHULUAN. data terbaru Institut Akuntan Publik Indonesia pada tahun 2016 ini terdapat 403 KAP BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kantor Akuntan Publik (KAP) merupakan lembaga yang memiliki izin dari Menteri Keuangan sebagai wadah bagi Akuntan Publik dalam menjalankan pekerjaannya. Saat ini perkembangan

Lebih terperinci