Tugas Akhir ANALISIS NETWORK DALAM PROSES PEMBUATAN KERAJINAN BOKOR PADA MUDA TAMA GALLERY BOYOLALI WAWAN TRI HARYANTO F

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Tugas Akhir ANALISIS NETWORK DALAM PROSES PEMBUATAN KERAJINAN BOKOR PADA MUDA TAMA GALLERY BOYOLALI WAWAN TRI HARYANTO F"

Transkripsi

1 Tugas Akhir ANALISIS NETWORK DALAM PROSES PEMBUATAN KERAJINAN BOKOR PADA MUDA TAMA GALLERY BOYOLALI WAWAN TRI HARYANTO F PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN INDUSTRI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009

2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan yang semakin ketat pada era globalisasi sekarang ini merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindarkan mengingat perkembangan bisnis dan perdagangan yang begitu cepat. Banyak industri kecil yang bermunculan dan turut meramaikan dunia bisnis di Indonesia. Perkembangan ini harus dapat diantisipasi secara tepat dan cepat agar usaha tersebut dapat tetap bertahan serta mengembangkan potensinya dalam menghadapi persaingan tersebut. Proses produksi memegang peranan yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Pada umumnya sebelum melaksanakan proses produksi, manajemen perusahaan perlu mengadakan penyusunan perencanaan, penjadwalan serta pengawasan yang baik.. Tujuan dari semua agar selama proses produksi dapat berjalan sesuai dengan rencana dan jadwal yang ditentukan. Serta dapat mengawasi atau mengendalikan semua kegiatan selama proses produksi. Supaya proses produksi dapat diselesaikan dengan baik, maka diperlukan adanya urutan kegiatan dan waktu penyelesaian kegiatan. Apabila dalam proses produksi mengalami keterlambatan maka akan mengakibatkan bertambahnya waktu dan biaya produksi. Untuk menghindari hal tersebut, perusahaan dapat menerapkan suatu metode yaitu analisis jaringan kerja atau network.

3 Analisis network merupakan suatu metode analisis yang mampu memberikan informasi pada perusahaan untuk melakukan perencanaan dan pengendalian suatu kegiatan atau proyek yang akan dilaksanakan (Gitosudarmo,1999:297). Muda Tama Gallery, adalah salah satu industri kerajinan tembaga dan kuningan yang terletak di pusat desa Tumang, kecamatan Cepogo, kabupaten Boyolali. Perusahaan ini bergerak di dalam pembuatan alat-alat dapur tradisional yang terbuat dari bahan baku tembaga, kuningan maupun alumunium. Dalam perkembangannya, perusahaan ini beralih dari kerajinan alat-alat dapur tradisional menjadi kerajinan interior dan eksterior yang meliputi berbagai hiasan dan seni ukir. Dimana di dalam pembuatan seni kerajinan tersebut ada beberapa kegiatan yang perlu diselesaikan secara bersama. Oleh karena itu perlu dilakukannya penggabungan beberapa jadwal kerja. Mengingat masih banyak terdapat sistem kerja yang dipakai dengan menggunakan sumber daya manusia, hal ini tidak menutup kemungkinan banyak timbul berbagai kesulitan yang dihadapi karyawan saat bekerja. Dari sinilah peranan suatu jaringan kerja yang disusun dengan baik dapat digunakan sebagai alat pengawasan dan pengendalian yang cukup baik untuk menyelesaikan pekerjaan dalam suatu proses produksi. Disamping itu pihak manajemen diharapkan dapat menyusun perencanaan penyelesaian pekerjaan dengan tepat waktu dan dapat melakukan efisiensi tenaga kerja yang optimal. Bertitik tolak dari hal di atas maka penulis mengambil judul : ANALISIS NETWORK DALAM PROSES PEMBUATAN KERAJINAN BOKOR PADA MUDA TAMA GALLERY BOYOLALI. Penelitian ini dimaksudkan agar dapat mengetahui lama waktu

4 proses pembuatan kerajinan bokor dan juga efisiensi-efisiensi yang dapat dilakukan di Muda Tama Gallery Boyolali. B. Rumusan Masalah Berdasarkan hal tersebut di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana urutan pekerjaan pembuatan kerajinan bokor pada Muda Tama Gallery BOYOLALI? 2. Berapa waktu yang diperlukan dalam pembuatan satu unit produk kerajinan bokor? 3. Berapa besar probabilitas tercapainya kegiatan pembuatan satu unit bokor? C. Tujuan Penelitian Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan metode analisis network dalam proses perencanaan dan pengawasan produk yang bertujuan: 1. Untuk mengetahui urutan pembutan kerajinan bokor pada Muda Tama Gallery Boyolali. 2. Untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan dalam pembuatan satu unit kerajinan bokor. 3. Untuk mengetahui probabilitas tercapainya kegiatan pembuatan satu unit bokor. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan a. Untuk menambah informasi dan sumbangan pemikiran bagi Muda Tama Gallery Boyolali dalam proses perencanaan dan pengawasan produksi.

5 b. Diharapkan mampu memberikan motivasi kepada karyawan pada khususnya dan pada perusahaan umumnya untuk meningkatkan efisiensi proses produksi, sehingga diperoleh keuntungan yang maksimal. c. Diharapkan dapat digunakan sebagai alat perencanaan terutama pembuatan kerajinan bokor. d. Diharapkan dapat digunakan sebagai pedoman dan pengawasan pelaksanaan kegiatan. 2. Bagi Peneliti a. Untuk menambah wawasan dan wahana penelitian dalam menerapkan teoriteori analisis network yang diterima di bangku perkuliahan dengan penerapan pada dunia kerja nyata b. Diharapkan dapat memberikan informasi dalam penggunaan analisis network dalam produksi. Dan diharapkan dapat dijadikan referensi pada pihak lain yang melakukan penelitian lanjutan dalam permasalahan sejenis pada masa yang akan datang. E. Kerangka Pemikiran Order atau Permintaan Konsumen Perencanaan Produksi Penjadwalan Pelaksanaan analisis network

6 Pengawasan Produk dengan hasil Optimal Gambar 1.1. Kerangka Pemikiran Keterangan: Gambar di atas menjelaskan bahwa kegiatan produksi berawal dari lahirnya suatu order atau permintaan dari konsumen yang memesan produk kerajinan bokor. Setelah disepakati, langkah selanjutnya perusahaan mulai membuat perencanaan Produksi. Setelah mendapat perencanaan yang baik maka perusahaan mulai melakukan penjadwalan kerja. Kemudian dalam pelaksanaan produksi perusahan menggunakan analisis network. Dengan ini maka dapat diketahui jalur kritis dan waktu kegiatan. Dengan diketahui jalur kritis maka diharapkan dapat memperoleh waktu produksi yang efektif. Dalam pelaksanaan produksi maka diperlukan adanya pengawasan proses produksi dengan menggunakan acuan hasil dari Analisis Network sehingga dapat dihasilkan produk yang optimal dan berkualitas tinggi dengan waktu yang efektif. F. Metode Penelitian

7 1. Obyek Penelitian Dalam penelitian ini obyek penelitian adalah perusahaan kerajinan tembaga dan kuninga Muda Tama Gallery yang berlokasi di dukuh Banaran,desa Tumang, Cepogo, Boyolali. 2. Jenis Dan Sumber Data a. Data Primer Yaitu merupakan data yang diperoleh secara langsung dari obyek penelitian melalui wawancara dengan bagian personalia maupun dengan karyawan pengrajin yang dipandang mampu memberikan informasi terkait tentang penelitian ini. Data yang telah diperoleh adalah : 1) Alur kerja proses produksi bokor 2) Jenis kegiatan dalam proses produksi bokor 3) Waktu penyelesaian setiap kegiatan b. Data Sekunder Diperoleh dari hasil studi pustaka yang berhubungan dengan pokok masalah yang diteliti. Dengan cara pencarian informasi-informasi yang berhubungan denga masalah tersebut di atas. Data yang diperoleh adalah : 1) Gambaran umum perusahaan 2) Sejarah berdirinya perusahaan

8 3) Struktur organisasi perusahaan 4) Jenis pekerjaan yang ada dan data ketenagakerjaan 5) Produk-produk yang dihasilkan serta bagaimana pemasarannya 3. Teknik Pengumpulan Data a. Teknik Observasi Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara pengamatan langsung mengenai kegiatan-kegiatan yang terdapat di dalam perusahaan untuk mendapatkan data-data yang lengkap. b. Teknik Wawancara Merupakan teknik yang digunakan penulis dengan mengadakan wawancara dengan pimpinan, staf maupun karyawan perusahaan mengenai ruang lingkup perusahaan dan kegiatan produksi di Muda Tama Gallery. c. Teknik Kepustakaan Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara pencarian informasi-informasi melalui buku-buku pedoman terutama yang berkaitan dengan analisis network.

9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Proses Produksi Produksi di dalam suatu perusahaan merupakan kegiatan yang sangat penting. Dikatakan bahwa produksi adalah merupakan dapur dari sebuah perusahaan. Apabila kegiatan produksi dalam perusahaan terhenti, maka seluruh kegiatan dalam perusahaan tersebut akan terhenti pula. Demikian pula seandainya terdapat berbagai hambatan yang mengakibatkan tersendatnya kegiatan produksi, maka seluruh kegiatan dalam perusahaan tersebut akan terganggu pula. Karena sangat pentingnya kegiatan produksi, maka suatu perusahaan harus selalu memperhatikan kegiatan produksi di perusahaan tersebut.

10 Proses produksi merupakan cara, metode dan tehnik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu produk dengan mengoptimalkan sumber daya produksi (tenaga kerja, mesin, bahan baku dan dana) yang ada (Nasution,2003:3). Menurut Subagyo (2000:8-10) proses produksi adalah proses perubahan masukan menjadi keluaran. Pada umumnya proses produksi dibagi menjadi dua macam yang sifatnya ekstrim, yaitu proses produksi continous atau terus-menerus dan proses produksi intermittent atau terputus-putus. 1. Proses Produksi Terus-menerus Proses produksi terus-menerus atau continous adalah proses produksi yang tidak pernah berganti macam barang yang dikerjakan. Proses produksi terus-menerus biasanya juga disebut proses produksi yang berfokuskan pada produk atau product focus dan biasa digunakan untuk membuat barang yang macamnya relatif sama dan jumlahnya sangat banyak. 2. Proses Produksi Terputus-putus Proses produksi terputus-putus atau intermittent digunakan oleh perusahaan yang mengerjakan bermacam-macam barang, dengan jumlah yang hanya sedikit.proses produksi terputus-putus biasanya disebut juga sebagai proses produksi yang berfokuskan pada proses atau process focus. B. Pengertian Manajemen Proyek

11 Manajemen merupakan proses dari perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, pengarahan serta pengendalian (Ahyari,1994:37). Jadi manajemen sangat penting bagi suatu proyek agar bisa mencapai tujuan dan sasaran yang dituju. Sedangkan proyek merupakan proses penciptaan suatu jenis produk yang agak rumit dengan suatu pendefinisian urutan tugas-tugas teratur akan kebutuhan sumber daya dan dibatasi oleh waktu penyelesaiannya (Nasution,2003:11). Sehingga dapat diartikan sebagai kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu yang terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan memasukkan untuk pelaksanaan tugas dan sasaran yang telah digariskan dengan jelas. Jadi yang dimaksud manajemen proyek adalah kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan mengendalikan sumber daya organisasi perusahaan untuk mencapai tujuan dan waktu tertentu dengan sumber daya tertentu. Menurut Heizer dan Render (2004:75) manajemen proyek meliputi tiga fase, yaitu : 1. Perencanaan, fase ini mencakup penetapan sasaran, mendefinisikan proyek dan organisasi tim-nya. 2. Penjadwalan, fase ini menghubungkan orang, uang atau bahan untuk kegiatan khusus dan menghubungkan antara kegiatan satu dengan lainnya. 3. Pengendalian, fase di sini perusahan mengawasi sumberdaya, biaya, kualitas dan anggaran. Perusahaan juga merevisi atau mengubah rencana dan menggeser atau mengelola kembali sumber daya agar dapat memenuhi kebutuhan waktu dan biaya. C. Perencanaan Dan Pengendalian Produksi

12 Perencanaan dan pengendalian produksi dapat didefinisikan sebagai proses untuk merencanakan dan mengendalikan aliran material yang masuk, mengalir dan keluar dari sistem produksi/ operasi sehingga permintaan pasar dapat dipenuhi dengan jumlah yang tepat, waktu penyerahan yang tepat, dan biaya produksi minimum(nasution,2003:13). Secara sederhana, pengendalian dapat didefinisikan sebagai proses yang dibuat untuk menjaga supaya realisasi dari suatu aktivitas sesuai dengan yang direncanakan. Oleh karena itu pengendalian terdiri dari prosedur-prosedur untuk menentukan penyimpangan dari rencana yang telah ditetapkan dan tindakan-tindakan perbaikan yang diperlukan untuk mengeliminir penyimpangan tersebut. Dalam perencanaan produksi biasanya terdapat tiga jenis perencanaan berdasasrkan periode waktu yang dicakup oleh perencanaan tersebut, yaitu: 1. Perencanaan produksi jangka panjang (biasanya 5 tahun atau lebih) 2. Perencanaan produksi jangka menengah (antara 1 sampai 12 bulan) 3. Perencanaan produksi jangka pendek (kurang dari 1 bulan) Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa peranan perencanaan dan pengawasan produksi adalah dimaksudkan untuk mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan dalam proses produksi, sehingga perusahaan dapat menghasilkan barang atau jasa sesuai kemauan konsumen dengan waktu proses produksi yang efektif dan efisien. D. Analisis Network Analisis network merupakan suatu metode analisis yang mampu memberikan informasi pada perusahaan untuk melakukan perencanaan dan pengendalian suatu kegiatan atau proyek yang akan dilaksanakan. Metode ini digunakan untuk mengendalikan kegiatan-

13 kegiatan yang tidak bersifat rutin atau terutama pada tiap proses produksi yang intermittent atau produksi pesanan (Gitosudarmo,1999:297). Adapun keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan analisis network adalah : 1. Mengorganisir dan memberikan informasi secara sistematik. 2. Penentuan urutan atau prioritas pekerjaan. 3. Dapat menentukan pekerjaan-pekerjaan yang dapat ditunda tanpa menyebabkan terlambatnya penyelesaian proyek secara keseluruhan sehingga dari pekerjaanpekerjaan tersebut dapat dihemat tenaga, waktu dan biaya. 4. Dapat segera menentukan pekerjaan-pekerjaan yang mana yang harus di-sub kontrakkan agar penyelesaian proyek secara keseluruhan dapat dapat sesuai dengan permintaan konsumen. Penyusunan diagram network untuk setiap kegiatan dalam proses produksi ditulis dalam simbol-simbol sebagai berikut : 1. (Anak Panah) Kegiatan (activity) yaitu bagian dari keseluruhan pekerjaan yang dilakukan. Kegiatan mengkonsumsi waktu dan sumber daya serta mempunyai waktu mulai dan akhir. 2. (Lingkaran) Peristiwa (event) menandai permulaan dan akhir suatu kegiatan. Biasanya digambarkan dalam bentuk lingkaran, yang diberi nomor dengan nomor-nomor yang lebih kecil bagi peristiwa-peristiwa yang mendahuluinya. 3. (Anak Panah Putus-putus)

14 Melambangkan kegiatan semu (dummy). Dalam kegiatan network kegiatan semu boleh ada boleh tidak. Kegiatan semu dimunculkan untuk menghindari antara dua peristiwa terhadap lebih dari satu kegiatan. E. PERT Metode PERT atau Program Evaluation and Review Technique merupakan suatu metode analitik yang dirancang untuk membantu dalam scheduling dan pengawasan kompleks yang memerlukan kegiatan-kegiatan tertentu yang harus dijalankan dalam urutan tertentu, dan kegiatan-kegiatan itu mungkin tergantung pada kegiatan-kegiatan lain (Handoko,1999:401). PERT menggunakan tiga estimasi waktu penyelesaian kegiatan. Estimasi ini diperoleh dari orang-orang yang mempunyai kemampuan tentang pekerjaan yang akan dilaksanakan dan berapa lama waktu pengerjaannya(handoko,1999:402), ketiga estimasi tersebut adalah : 1. Waktu optimis (a) : waktu kegiatan bila semuanya berjalan baik tanpa hambatanhambatan atau penundaan-penundaan. 2. Waktu realistis (m) : waktu kegiatan yang akan terjadi bila suatu kegiatan dilaksanakan dalam kondisi normal, dengan penundaan-penundaan tertentu yang dapat diterima. 3. Waktu pesimis (b) : waktu kegiatan bila terjadi hambatan atau penundaan lebih dari semestinya..rumus yang digunakan yaitu: Te =

15 Dimana a :Waktu optimis b :Waktu pesimis m :Waktu realistis Menurut Render dan Heizer(2004:80), metode PERT mengikuti enam langkah dasar, yaitu: 1. Mendefinisikan proyek dan menyiapkan struktur pecahan kerja. 2. Membangun hubungan antara kegiatan dan memutuskan kegiatan mana yang harus terlebih dahulu dan kegiatan mana yang harus mengikuti yang lain. 3. Menggambarkan jaringan yang menghubungkan keseluruhan kegiatan. 4. Menetapkan perkiraan waktu untuk tiap kegiatan. 5. Menghitung jalur waktu terpanjang melalui jaringan inilah yang disebut jalur kritis. 6. Menggunakan jaringan untuk membantu perencanaan, penjadwalan dan pengendalian proyek. F. Estimasi Probabilitas Menghitung perkiraan probabilitas penyelesaian proses produksi dengan cara menghitung varian standar (Handoko,1999:408). Rumus variasi standard normal (Z) adalah : Z = Dimana : Z = Estimasi probabilitas

16 Td Te = Waktu penyelesaian yang dijadwalkan = Waktu penyelesaian yang diharapkan σte= Deviasi standar untuk Te Nilai σte didapatkan dengan menjumlahkan varian masing-masing kegiatan kritis : dan σ 2 b a Te = 6 Dimana : 2 Te a b = Waktu penyelesaian yang diharapkan = Waktu optimis = Waktu pesimis BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Muda Tama Gallery 1. Sejarah Singkat Perusahaan Dan Lokasi Perusahaan Muda Tama Gallery merupakan perusahaan warisan leluhur yang sudah ada sejak jaman kerajaan Mataram. Pada tahun 1978, bapak Supri Haryanto yang masih merupakan kerabat keraton Yogjakarta belajar kepada bapak Sapto Hudoyo di Yogjakarta. Di sana bapak Supri Haryanto belajar tentang dasar dasar membuat

17 kerajinan dari bahan dasar tembaga sehingga menjadi kerajinan tembaga yang mempunyai nilai seni tinggi. Beliau belajar cara-cara membuat kerajinan tembaga seperti menempa, mengukir, memahat dan lain-lain. Di sana beliau juga diajari bagaimana cara memasarkan produk-produk dari tembaga tersebut. Pada tahun 1981 bapak Supri Haryanto mulai mencoba untuk berwiraswasta sendiri dengan mendirikan perusahaan sendiri di kampung halamannya yaitu di desa Tumang kecamatan Cepogo kabupaten Boyolali. Dalam mendirikan perusahaannya beliau mendapat bantuan dari Pemda Kabupaten Boyolali melalui instansi instansi terkait. Juga tidak terlepas dari dukungan masyarakat sekitar sehingga Muda Tama Gallery dapat berkembang sampai sekarang dan menjadi cikal bakal perusahaan sejenis di daerah tersebut. Muda Tama Gallery awalnya hanya bergerak di dalam pembuatan alat-alat dapur tradisional yang terbuat dari bahan baku tembaga saja. Namun dalam perkembangannya, perusahaan ini beralih dari kerajinan alat-alat dapur tradisional menjadi kerajinan interior dan eksterior yang meliputi berbagai hiasan dan seni ukir. Dan sekarang lambat laun tidak hanya menggunakan bahan baku dari tembaga saja, tetapi juga menggunakan bahan dari kuningan dan alumunium. Sampai sekarang di desa Tumang telah bermunculan puluhan perusahaan yang sejenis dengan Muda Tama Gallery. Para pemilik perusahaan yang berdiri sendiri tersebut awalnya merupakan karyawan atau pengrajin di Muda Tama Gallery. Namun seiring dengan semakin tingginya permintaan konsumen terhadap kerajinan tembaga, kuningan dan aluminium, maka akhirnya mereka memilih untuk mendirikan perusahaan sendiri. Hal tersebut justru menjadi nilai positif bagi desa Tumang karena desa tersebut

18 menjadi desa wisata yang terkenal sebagai sentra atau pusat kerajinan dari tembaga, kuningan dan alumunium. Dan juga bagi Muda Tama Gallery sendiri menganggap para kompetitor tersebut bukan sebagai halangan untuk kemajuan akan tetapi justru sebagai tantangan untuk meningkatkan kinerja dan produktivitas perusahaan. Muda Tama Gallery tidak hanya terkenal di dalam negeri saja. Di luar negeri perusahaan ini juga sudah cukup dikenal oleh para pecinta seni di berbagai negara. Hal ini dibuktikan dengan jumlah permintaan kerajinan tembaga, kuningan dan aluminium dari luar negeri yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Karena manajemen yang baik dari tahun ke tahun maka Muda Tama Gallery telah memperoleh berbagai penghargaan. Penghargaan tersebut antara lain : a. Anugerah Upakarti oleh Presiden Republik Indonesia pada tahun b. Anugerah Upa Pradana oleh Gubernur Jawa Tengah pada tahun c. Top Eksekutif of The Year Jawa-Bali pada tahun d. Peringkat I dalam rangka bulan mutu dan produktivitas tahun e. Serta beberapa piagam penghargaan lainnya. Hal tersebut terus berkembang setelah adanya media cetak dan elektronik yang ikut berperan aktif dalam membantu mempromosikan tentang keberadaan Muda Tama Gallery secara lengkap. Muda Tama Gallery beralamatkan lengkap di dukuh Banaran, desa Tumang, kecamatan Cepogo kabupaten Boyolali dengan nomor telepon (0276) dan fax Serta beralamatkan di : mudatama_galeri@yahoo.com. Ini merupakan lokasi Sedangkan galeri perusahaan terletak sekitar 1 kilometer dari perusahaan induk, yaitu di pintu masuk ke desa Tumang.

19 2. Visi Dan Misi Perusahaan Visi dan Misi dari perusahaan Kerajinan Tembaga dan kuningan Muda Tama Gallery adalah : a. Untuk membantu pemerintah dalam meningkatkan pendapatan daerah dari perdagangan dan pariwisata terutama di kota Boyolali. b. Untuk mengurangi pengangguran, yaitu dengan menyediakan lapangan pekerjaan dan ikut meningkatkan taraf hidup masyarakat terutama penduduk sekitar. 3. Struktur Organisasi Perusahaan Dalam melaksanakan kegiatannya Muda tama Gallery menggunakan sistem organisasi komando di mana hanya ada satu pimpinan yang mempunyai kekuasaan mutlak untuk mengatur jalannya perusahaan. Selain itu perusahaan ini memiliki beberapa staf dan ahli desain yang dapat membantu tugas pimpinan perusahaan. Secara umum struktur organisasi di Muda Tama Gallery adalah sebagai berikut :

20 Direktur Perusahaan / Pemilik Perusahaan Bagian Desain Bagian Administratif dan Keuangan Bagian Produksi dan Quality Control Bagian Gudang KARYAWAN atau PENGRAJIN Gambar 3.1 Struktur Organisasi Muda Tama Gallery Sumber : Muda Tama Gallery Dari gambar di atas maka dapat dijelaskan definisi tugas dan tanggung jawab masingmasing bagian adalah sebagai berikut : a. Direktur Perusahaan 1) Menjadi penanggung jawab utama bagi Muda Tama Gallery. 2) Mengatur jalannya seluruh aktivitas perusahaan.

21 3) Direktur sebagai pemilik perusahaan dan mempunyai hak mutlak tentang perusahaan. 4) Memberi motivasi kepada seluruh bawahannya. 5) Menentukan kebijakan-kebijakan yang dibutuhkan oleh perusahaan. b. Bagian Desain 1) Bagian desain bertugas membuat desain dan mal suatu produk kerajinan. 2) Bagian desain harus mampu membuat desain-desain khusus yang dikehendaki oleh pemesan. 3) Bagian desain harus memiliki jiwa seni yang tinggi dan mampu mengembangkan ide-ide kreatifnya untuk membuat desain produk yang baru dan menarik. 4) Membantu direktur dalam pengawasan produksi. 5) Memberi pengarahan dan penjelasan kepada karyawan terutama yang masih baru. c. Bagian Administratif Dan Keuangan Bertugas menjalankan seluruh kegiatan administrasi perusahaan yang berhubungan dengan kegiatan dokumentasi data-data penting bagi perusahaan termasuk mencatat transaksi-transaksi yang dilakukan oleh perusahaan. Bagian ini juga bertanggung jawab atas keuangan pada perusahaan Muda Tama Gallery.

22 d. Bagian Produksi Dan Quality Control 1) Menjalankan proses produksi dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kesepakatan dan tujuan yang telah ditetapkan. 2) Bertugas mengawasi jalannya proses produksi dan melaksanakan Quality Control terhadap produk-produk yang dihasilkan. 3) Bertanggung jawab kepada direktur atas baik buruknya suatu produk kerajinan. 4) Member motivasi kepada karyawan atau pengrajin agar dapat meningkatkan produktivitasnya. e. Bagian Gudang 1) Bertanggung jawab atas keamanan produk-produk yang ada di gudang maupun di showroom. 2) Menjaga dan merawat peralatan-peralatan produksi yang dimiliki perusahaan. 3) Melaksanakan kegiatan packing terhadap produk-produk yang akan dikirim ke pemesan. 4) Mencatat bahan-bahan yang masuk atau dibeli perusahaan serta produkproduk jadi yang telah keluar.

23 f. Karyawan Atau Pengrajin Karyawan atau pengrajin bertugas melaksanakan perintah dari direktur atau kepala bagian produksi dalam pembuatan produk. Hal ini meliputi kegiataan menempa, memotong, mengelas, memahat, mewarnai, mengkilapkan dan kegiatan produksi lainnya. 4. Pengembangan Karyawan Dan Aspek Penggajian a. Jumlah Karyawan Adapun jumlah karyawan di perusahaan Muda Tama Gallery adalah sebagai berikut : 1) Pemilik / Pimpinan perusahaan : 1 Orang 2) Bagian Desain : 3 Orang 3) Bagian Administrasi dan Keuangan : 2 Orang 4) Bagian Gudang : 2 Orang 5) Bagian Produksi : 2 Orang 6) Bagian Qualiy Control : 2 Orang 7) Karyawan Harian / Pengrajin :43 Orang Jumlah :55 Orang b. Jam Kerja Dalam melaksanakan kegiatan proses produksinya Muda Tama Gallery menerapkan satu shif kerja. Semua karyawan bekerja setiap hari mulai pukul sampai dengan pukul dengan jam istirahat satu kali yaitu pukul Sedangkan untuk hari minggu sebagian karyawan diijinkan libur secara bergantian.

24 c. Sistem Penggajian Di perusahaan Muda Tama Gallery hanya ada satu sistem penggajian. Sistem penggajian tersebut dilakukan secara mingguan dan dilaksanakan pada hari sabtu. d. Fasilitas Dan jaminan Sosial Sebagai kompensasi atas hasil kerja karyawan, perusahaan juga memberikan fasilitas dan jaminan sosial untuk menunjang kesejahteraan karyawan sebagai berikut : 1) Fasilitas Perusahaan a) Mushola b) Tempat parkir c) Ruang Istirahat d) Mess e) Toilet f) Obat-obatan yang lengkap 2) Jaminan Sosial a) Perusahaan mendatangkan tenaga medis dari kecamatan maupun dari kabupaten setiap bulannya

25 b) Perusahaan menanggung seluruh biaya pengobatan karyawan bila mengalami kecelakaan kerja c) Pemberian sumbangan kepada karyawan dan keluarganya yang mengalami musibah d) Pemberian bea siswa bagi anak karyawan yang berprestasi e) Pemberian dana sosial bagi masyarakat sekitar Muda Tama Gallery Selain itu, untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan dan demi kemajuan perusahaan maka perusahaan telah menerapkan berbagai sistem dan pemberian tunjangan kepada karyawan, antara lain : a) Penerapan K 3 (Kesehatan Dan Keselamatan Kerja) Muda Tama Gallery merupakan perusahaan yang menggunakan peralatan kerja yang bisa membahayakan karyawan jika salah dalam penggunaannya seperti mesin las, gerenda, pemotong plat, tungku pembakar dan lain-lain. Maka dari itu perusahaan mewajibkan karyawannya menggunakan masker, sarung tangan, penutup telinga dan pelindung mata saat menggunakan peralatan kerja tersebut. b) Penerapan 5 R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin) Slogan 5 R merupakan program yang dicanangkan oleh Dinas Perindustrian kabupaten Boyolali kepada semua perusahaan kerajinan tembaga di desa Tumang. Program ini bertujuan agar perusahaan bisa meningkatkan mutu produknya.

26 5. Aspek Produksi a. Bahan Produksi Dalam melaksanakan kegiatan produksinya, Muda Tama Gallery menggunakan bahan baku utama maupun bahan baku penunjang, antara lain : 1) Bahan Baku Utama a) Tembaga berupa plat dengan berbagai ukuran ketebalan b) Kuningan berupa plat dengan berbagai ukuran ketebalan c) Alumunium berupa plat maupun kawat 2) Bahan Baku Penunjang a) Kertas b) Getah damar / jabung c) Pasir merah d) Kain e) Vernis f) Zat kimia berupa Sn, Hcl, H 2 So 2, H 2 So 4 g) Batu hijau b. Mesin Dan Peralatan 1) Mesin

27 a) Gerinda b) Mesin selep c) Blower dan tungku pembakaran d) Kompresor e) Genset 2) Peralatan a) Palu besi (ondhel) b) Palu kayu (gandhen) c) Suwul / alas besi d) Jantur / penyangga suwul e) Tatah atau alat pahat f) Gunting logam g) Las karbit h) Kain jeans i) Amplas j) Spidol k) Jangka ukuran besar

28 l) Sikat logam c. Proses Produksi Secara umum proses produksi kerajinan tembaga, kuningan maupun tembaga di perusahaan Muda Tama Gallery adalah sebagai berikut : 1) Persiapan bahan baku Persiapan bahan baku merupakan kegiatan paling awal dari keseluruhan proses produksi. Dalam hal ini persiapannya meliputi persiapan bahan baku utama, bahan baku penunjang serta peralatan yang akan digunakan selama proses produksi. 2) Pembuatan desain dan mal Desain merupakan gambar secara lengkap, rinci dan utuh dari produk yang akan dibuat yaang digambarkan dalam skala yang kecil. Sedangkan mal adalah gambaran atau pola bagian-bagian tertentu produk sebelum dibuat dan ukurannya sama dengan ukuran produk yang dikehendaki. Mal ini berfungsi sebagai alat ukur atau cetakan agar bahan yang dipotong ukurannya bisa konsisten. 3) Pemotongan bahan Setelah pembuatan mal, maka proses selanjutnya adalah memotong plat sesuai dengan ukuran mal tersebut. Alat-alat yang digunakan adalah gunting plat, meteran, penggaris dan juga jangka. Pemotongan plat tembaga harus dilakukan secara teliti agar produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang tinggi.

29 4) Pembentukan Bahan-bahan yang sudah dipotong kemudian dibentuk dengan cara ditempa secara bertahap dengan palu kayu (gandhen) sampai bahan tersebut berubah bentuk menjadi cekung dan siap disambung dengan bahan lain agar bisa membentuk sebuah bejana. Proses penyambungan ini menggunakan las karbit dan dilakukan secara teliti dan rapi agar bentuk produk yang dihasilkan sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Untuk mempermudah pembentukan maka bahan yang telah dilas dibakar di tungku pembakaran dengan menggunakan blower. Setelah dibakar kemudian bahan ditempa lagi secara terus menerus sampai bentuknya sesempurna mungkin. 5) Tekstur dan pemahatan Tekstur dan pemahatan merupakan proses produksi yang sangat penting. Karena keindahan sebuah produk biasanya lebih banyak muncul dari tekstur yang rapi serta motif pemahatan yang menarik. Pembuatan tekstur dilakukan dengan cara menempa permukaan produk yang diinginkan dengan menggunakan alat pukul khusus berupa palu besi yang ujungnya mempunyai motif tertentu. Palu besi ini disebut juga ondhel. Sedangkan pemahatan dilakukan dengan cara memahat permukaan produk tersebut dengan alat pahat berupa tatah yang ujungnya juga mempunyai motif yang berbeda-beda. Pemahatan dilakukan untuk membuat gambar timbul atau relief. 6) Finishing awal Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan yaitu memeriksa apakah terjadi perubahan bentuk setelah mengalami berbagai proses. Jika terjadi perubahan

30 maka produk tersebut harus ditempa lagi sampai bentuknya pulih kembali. Setelah itu produk yang hampir jadi tersebut dicuci dengan air asam jawa agar benar-benar bersih. 7) Nyireng / pewarnaan Proses ini yaitu mewarnai produk dengan cara menyikat dan mengolesi seluruh permukaan dengan larutan Sn dan Hcl. Proses ini dilakukan sampai warna permukaan menjadi hitam pekat sesuai warna yang dikehendaki. 8) Pencucian Pencucian dilakukan agar kotoran dan sisa-sisa larutan nyireng hilang dari bokor. Pencucian ini hanya menggunakan detergen dan air biasa. 9) Nyelep / mengkilapkan Nyelep yaitu mengkilapkan permukaan logam dengan cara menggosok terus menerus sampai warna logam menjadi mengkilap. Alat yang digunakan yaitu gerinda dan dinamo yang ujungnya berupa gulungan kain jeans. Agar permukaan logam mudah mengkilap maka harus menggunakan batu hijau yang dihaluskan untuk kemudian di gosok-gosokkan pada permukaan tersebut. 10) Finishing akhir Finishing akhir yaitu melapisi produk kerajinan dengan vernis. Dalam hal ini vernis yang digunakan vernis jenis Ripe2000. Kemudian dijemur dibawah terik matahari sampai benar-benar kering

31 11) Packing Setelah produk sudah jadi dan siap dipasarkan, langkah selanjutnya adalah pengepakan/ packing. Pengepakan dilakukan dengan cara membungkus produk dengan kertas koran, membungkus dengan kardus kemudian memasukkannya dalam kotak kayu. Hal ini dilakukan agar saat pengiriman tidak terjadi kerusakan pada produk. d. Jenis Dan Macam-macam Produk 1) Copper handycraft / kerajinan tembaga (a) Kaligrafi (b) Relief lukisan (c) Guci (d) Vas bunga berbagai model dan ukuran (e) Bokor berbagai ukuran (f) Lampu dinding (g) Lampu gantung (h) Patung (i) Alat dapur (j) Alat makan (k) Meja dan kursi

32 (l) Tempat payung (m) Wastafel (n) Asbak (o) Bathub / bak mandi (p) Kubah masjid (q) Tulisan nama instansi (r) Serta hiasan interior maupun eksterior lainnya 2) Brass handycraft / kerajinan kuningan (a) Vas bunga berbagai model dan ukuran (b) Bokor berbagai ukuran (c) Alat dapur (d) Alat makan (e) Tulisan nama instansi (f) Serta hiasan interior maupun eksterior lainnya 3) Alumunium handycraft / kerajinan aluminium (a) Kaligrafi (b) Relief lukisan

33 (c) Guci (d) Vas bunga berbagai model dan ukuran (e) Bokor berbagai ukuran (f) Lampu dinding (g) Lampu gantung (h) Alat dapur (i) Alat makan (j) Wastafel (k) Asbak (l) Bathub / bak mandi (m)kubah masjid (n) Tulisan nama instansi (o) Serta hiasan interior maupun eksterior lainnya 6. Aspek Pemasaran Pemasaran adalah hal yang sangat penting dalam perusahaan. Agar perusahaan dapat bertahan dan dapat berkembang maka pemasaran harus dilakukan

34 secara tepat dan serius. Sampai saat ini perusahaan Muda Tama Gallery bisa dikatakan telah melakukan kegiatan pemasaran yang bagus. Beberapa cara yang dilakukan perusahaan Muda Tama Gallery untuk meningkatkan volume penjualan produknya antara lain : a) Kerjasama dengan showroom- showroom lain. Untuk meningkatkan penjualan Muda Tama Gallery menjalin kerjasama dengan galeri atau showroom lain di berbagai kota besar. Showroom tersebut diantaranya yaitu : 1) Di Bali : Oriental 2) Di Bandung : Gapura 3) Di Jepara : Kartini Shop 4) Di Semarang : Fio Jaya Met and Smit Olindo Gapura b) Mengikuti beberapa pameran kesenian atau expo Selain bekerjasama dengan showroom lain, sering kali Muda Tama Gallery mengikuti pameran baik tingkat propinsi maupun tingkat nasional. Pameran-pameran tersebut biasanya diadakan di Bali, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Semarang serta

35 kota besar lainnya di Indonesia. Dalam mengikuti pameran biasanya perusahaan mendirikan stand dengan membawa beberapa sampel produk kerajinan serta membagikan brosur yang berisi tentang gambaran umum perusahaan dan produkpoduknya. c) Membuat blog dan website Blog dan website dibuat agar memudahkan calon pembeli yang ingin mengetahui secara detail tentang produk-produk yang dihasilkan Muda Tama Gallery. Pada awalnya blog dan website dibuat untuk para pembeli dari luar negeri saja. Namun hal ini juga memungkinkan bagi para pembeli dari dalam negeri yang memilih membeli produk lewat blog atau website tersebut. Website resmi dari Muda tama Gallery adalah dan d) Bekerja sama dengan ekspotir Dalam hal ini eksportir lah yang mencari konsumen dari luar negeri. Kemudian pihak eksportir memesan langsung produk yang diinginkan ke Muda Tama Gallery. Selanjutnya perusahaan hanya mengantar produk yang dipesan sampai ke eksportir saja. B. Laporan Magang Kerja 1. Pengertian Magang Kerja Magang kerja merupakan bentuk penunjangan perkuliahan di luar kampus yang berorientasi pada dunia kerja yang nyata. Magang kerja adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh mahasiswa secara berkelompok maupun individual dengan terjun

36 langsung ke perusahaan, instansi pemerintah, instansi swasta, UKM, koperasi dan lain sebagainya. Sebelum magang kerja, mahasiswa dibekali dengan ketrampilan dan pengetahuan praktis. Sehingga mahasiswa diharapkan mampu mengaplikasikan ilmu dan teori yang diperoleh di bangku perkuliahan ke dalam dunia kerja nyata. 2. Tujuan Magang Kerja a. Untuk menerapkan ilmu yang diperoleh saat di bangku perkuliahan ke dalam dunia kerja nyata. b. Memperoleh pengalaman kerja dan pengetahuan secara langsung tentang berbagai aktivitas dalam dunia kerja. c. Melatih mahasiswa untuk memecahkan masalah yang menjadi obyek penelitian. d. Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam pembuatan tugas akhir. 3. Pelaksanaan Magang Kerja Pelaksanaan magang kerja dilakukan di perusahaan Muda Tama Gallery beralamatkan lengkap di dukuh Banaran, desa Tumang, kecamatan Cepogo kabupaten Boyolali. Magang kerja berlangsung selama tiga minggu. Kegiatan magang dimulai pada tanggal 16 Februari dan berakhir pada tanggal 4 Maret Dalam kegiatan magang tersebut mahasiswa aktif ke perusahaan selama dua minggu namun untuk hari minggu kegiatan magang libur.

37 Mahasiswa masuk dari pukul WIB sampai dengan pukul WIB. Mahasiswa ditempatkan langsung di bagian produksi agar dapat mengamati secara langsung proses produksi pembuatan produk-produk kerajinan tembaga dan kuningan yang didampingi oleh pendamping magang dari perusahaan. Sehingga jika ada hal yang tidak dimengerti dapat langsung ditanyakan pada pembimbing tersebut. Selain ditempatkan di bagian produksi mahasiswa juga ditempatkan di bagian staf kantor, di gudang tempat penyimpanan produk-produk yang sudah siap dipasarkan, ataupun di bagian packing. Kegiatan magang selama tiga minggu tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut : a. Minggu I Penempatan mahasiswa Adapun kegiatan magang yang dilaksanakan adalah : 1) Pengenalan perusahaan Muda Tama Gallery. 2) Wawancara dengan pemilik perusahaan tentang gambaran umum perusahaan. 3) Pengamatan terhadap seluruh layout perusahaan. b. Minggu II Observasi bagian produksi

38 Adapun kegiatan magang yang dilaksanakan adalah : 1) Mencatat data data yang terkait dengan penelitian. 2) Mengikuti jalannya proses produksi pembuatan bokor dari awal sampai akhir. 3) Wawancara dengan karyawan dan pendamping magang. c. Minggu III Observasi bagian kantor dan gudang Adapun kegiatan magang yang dilaksanakan adalah : 1) Mempelajari data admistratif perusahaan 2) Wawancara dengan staf administrasi mengenai manajemen yang dilakukan perusahaan 3) Mempelajari struktur organisasi perusahaan dan data karyawan 4) Melengkapi data data yang dibutuhkan untuk penelitian C. Analisis Data Dan Pembahasan 1. Analisis Data Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis network, karena analisis network merupakan salah satu alat dalam menyusun perencanaan, koordinasi dan penyelesaian pekerjaan dengan jangka waktu yang paling efisien. Dalam menyusun analisis network langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :

39 a. Menentukan Urutan Pekerjaan Untuk menyusun diagram network, maka diperlukan sebuah urutan kegiatan proses pembuatan satu unit produk. Dalam penelitian ini telah diketahui kegiatan-kegiatan dalam proses pembuatan satu unit produk kegiatan bokor, kegiatankegiatan tersebut adalah : 1) Persiapan bahan baku Persiapan bahan baku merupakan kegiatan paling awal dari keseluruhan proses produksi. Dalam hal ini persiapannya meliputi persiapan bahan baku utama berupa plat tembaga 0,8 mm, bahan baku penunjang serta peralatan yang akan digunakan selama proses produksi. 2) Pembuatan desain dan mal Desain merupakan gambar secara lengkap, rinci dan utuh dari produk yang akan dibuat yaang digambarkan dalam skala yang kecil. Sedangkan mal adalah gambaran atau pola bagian-bagian tertentu produk sebelum dibuat dan ukurannya sama dengan ukuran produk yang dikehendaki. Mal ini berfungsi sebagai alat ukur atau cetakan agar bahan yang dipotong ukurannya bisa konsisten. 3) Pemotongan bahan Setelah pembuatan mal, maka proses selanjutnya adalah memotong plat tembaga sesuai dengan ukuran mal tersebut. Alat-alat yang digunakan adalah gunting plat, meteran, penggaris dan juga jangka. Pemotongan plat tembaga harus dilakukan secara teliti agar produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang tinggi. 4) Pembentukan badan bokor

40 Bahan-bahan yang sudah dipotong kemudian dibentuk dengan cara ditempa secara bertahap dengan palu kayu (gandhen) sampai bahan tersebut berubah bentuk menjadi cekung dan siap disambung dengan bahan lain agar bisa membentuk sebuah bejana. Proses penyambungan ini menggunakan las karbit dan dilakukan secara teliti dan rapi agar bentuk bokor yang dihasilkan sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Untuk mempermudah pembentukan maka bahan yang telah dilas dibakar di tungku pembakaran dengan menggunakan blower. Setelah dibakar kemudian bahan ditempa lagi secara terus menerus sampai bentuknya sesempurna mungkin. Untuk membuat bokor dengan ukuran yang besar, biasanya pembakaran dilakukan lebih dari tiga kali agar bentuk bokor benar-benar sesuai dengan desain yang dikehendaki. Setelah bentuk badan bokor sesuai dengan yang diinginkan, maka bibir atau ujungnya diberi kawat alumunium secara melingkar. Proses ini dinamakan isen. 5) Pembentukan kaki bokor Proses membentuk kaki bokor lebih mudah daripada membentuk badan bokor. Proses ini juga mengalami penempaan dan pembakaran secara berulang ulang. Kaki bokor itu sendiri berfungsi sebagai penyangga atau alas serta bisa mempercantik bokor. 6) Tekstur dan pemahatan badan bokor Tekstur dan pemahatan merupakan proses produksi yang sangat penting. Karena keindahan sebuah produk biasanya lebih banyak muncul dari tekstur yang rapi serta motif pemahatan yang menarik. Pembuatan tekstur dilakukan dengan cara menempa permukaan badan bokor dengan menggunakan alat pukul khusus berupa palu besi yang ujungnya mempunyai motif tertentu. Palu besi ini disebut juga ondhel. Sedangkan pemahatan dilakukan dengan cara memahat permukaan bokor

41 dengan alat pahat berupa tatah yang ujungnya juga mempunyai motif yang berbedabeda. Pemahatan dilakukan untuk membuat gambar timbul atau relief. Agar mempermudah proses pemahatan maka di bawah permukaan yang dipahat dilapisi dengan getah damar atau yang disebut juga jabung. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi perubahan bentuk karena proses pemahatan. Kemudian setelah selesai member motif maka proses selanjutnya yaitu menghilangkan jabung dengan cara membakar badan bokor agar jabung tersebut meleleh. Kemudian setelah selesai maka badan bokor siap melalui proses selanjutnya. 7) Tekstur dan pemahatan kaki bokor Pada dasarnya proses ini hampir sama dengan proses tekstur dan pemahatan pada badan bokor. Akan tetapi proses ini lebih sederhana karena motif yang dipakai biasanya tidak serumit motif pada badan bokor. 8) Penyambungan badan dan kaki bokor Setelah proses tekstur dan pemahatan selesai maka kedua bagian tersebut disambung dengan menggunakan timah patri. Proses ini dilakukan diruang pembakaran. Mula-mula dipatri pada titik tertentu dahulu, kemudian setelah posisi sudah tepat maka seluruh bagian yang menempel dari kedua bagian tersebut dipatri sampai benar-benar kuat. 9) Finishing awal Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan yaitu memeriksa apakah terjadi perubahan bentuk setelah mengalami berbagai proses. Jika terjadi perubahan maka bokor ditempa lagi sampai bentuknya pulih kembali. Setelah itu bokor yang

42 hampir jadi tersebut dicuci dengan air asam jawa agar sisa-sisa jabung benar-benar bersih. 10) Nyireng / pewarnaan Proses ini yaitu mewarnai bokor dengan cara menyikat dan mengolesi seluruh permukaan dengan larutan Sn dan Hcl. Proses ini dilakukan sampai warna permukaan menjadi hitam pekat sesuai warna yang dikehendaki. 11) Pencucian Pencucian dilakukan agar kotoran dan sisa-sisa larutan nyireng hilang dari bokor. Pencucian ini hanya menggunakan detergen dan air biasa. 12) Nyelep / mengkilapkan Setelah dicuci bersih maka bokor kemudian diselep atau digosok terus menerus sampai warna tembaga menjadi mengkilap. Alat yang digunakan yaitu gerinda dan dinamo yang ujungnya berupa gulungan kain jeans. Agar permukaan logam mudah mengkilap maka harus menggunakan batu hijau yang dihaluskan untuk kemudian di gosok-gosokkan pada permukaan. Tidak semua permukaan bokor diselep, hanya pada reliefnya saja yang dikilapkan. Hal ini dilakukan supaya bokor tersebut mempunyai kombinasi dua warna yaitu warna hitam dan warna keemasan. 13) Pelapisan dengan vernis (finishing akhir) Setelah diperoleh kombinasi warna yang menarik dan agar warnanya tidak berubah maka seluruh permukaan bokor harus dilapisi dengan vernis. Dalam Proses ini vernis yang digunakan yaitu jenis Ripe2000. Kemudian setelah selesai bokor dijemur selama lebih dari tiga jam agar vernis benar-benar kering. 14) Packing

43 Seluruh proses pembuatan bokor sudah selesai, namun sebelum bokor dikirim ke pemesan maka bokor harus dikemas terlebih dahulu agar tidak terjadi kerusakan selama proses pengangkutan. Media yang digunakan untuk packing yaitu koran bekas, kemudian dibungkus dengan kardus dan setelah itu di masukkan kedalam kotak yang terbuat dari papan kayu sengon. Agar dapat memudahkan dalam menyusun diagram network, maka akan lebih mudah jika ditentukan urutan / alur kegiatan dan kode pada masing-masing kegiatan. Adapun urutan kegiatan dan kode kegiatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini Tabel 3.1 Urutan pekerjaan dengan Kodenya No Kegiatan Kode 1 Persiapan bahan baku A 2 Pembuatan desain dan mal B 3 Pemotongan bahan C 4 Pembentukan badan bokor D 5 Pembentukan kaki bokor E 6 Tekstur dan pemahatan badan bokor F 7 Tekstur dan pemahatan kaki bokor G 8 Penyambungan badan dan kaki bokor H 9 Finishing awal I 10 Nyireng / pewarnaan J 11 Pencucian K

44 12 Nyelep /mengkilapkan L 13 Pelapisan dengan vernis (finishing akhir) M 14 Packing N Sumber : Data mentah yang diolah b. Menentukan kegiatan yang mendahului masing-masing kegiatan. Setelah semua pekerjaan diberi kode maka langkah selanjutnya adalah menentukan kegiatan yang mendahuluinya. Kegiatan yang mendahului jalan kegiatan yang dilakukan sebelum pekerjaan atau kegiatan tertentu dilakukan. Dalam membuat sebuah kerajinan bokor, telah diketahui urutan pekerjaan dan kegiatan pendahulunya seperti dalam tabel di bawah ini : Tabel 3.2 Urutan pekerjaan beserta kegiatan yang mendahuluinya No Kegiatan Kode Kegiatan yang mendahului 1 Persiapan bahan baku A - 2 Pembuatan desain dan mal B A 3 Pemotongan bahan C B 4 Pembentukan badan bokor D C 5 Pembentukan kaki bokor E C 6 Tekstur dan pemahatan badan bokor 7 Tekstur dan pemahatan kaki bokor 8 Penyambungan badan dan kaki bokor F G H D E F,G

45 9 Finishing awal I H 10 Nyireng / pewarnaan J I 11 Pencucian K J 12 Nyelep /mengkilapkan L K 13 Pelapisan dengan vernis (finishing akhir) M L 14 Packing N M Sumber : Data mentah yang diolah c. Menentukan waktu yang dibutuhkan masing-masing kegiatan Setelah menentukan kegiatan yang mendahului, langkah selanjutnya adalah menentukan waktu yang dibutuhkan masing-masing kegiatan baik waktu optimis (a), waktu moderat (m) maupun waktu pesimis (b) berikut : Berdasarkan pengamatan di Muda Tama Gallery telah diketahui sebagai

46 Tabel 3.3 Waktu masing-masing kegiatan No Kegiatan Kode Kegiatan yang mendahului a (menit) m (menit) b (menit) 1 Persiapan bahan baku 2 Pembuatan desain dan mal 3 Pemotongan bahan 4 Pembentukan badan bokor 5 Pembentukan kaki bokor 6 Tekstur dan pemahatan badan bokor 7 Tekstur dan pemahatan kaki bokor 8 Penyambungan badan dan kaki bokor A B A C B D C E C F D G E H F,G Finishing awal I H Nyireng / pewarnaan J I Pencucian K J Nyelep /mengkilapkan 13 Pelapisan dengan vernis (finishing akhir) L K M L Packing N M

47 Sumber : Data mentah yang diolah d. Mencari waktu yang diharapkan (Te) Te a 4m b 6 maka untuk masing-masing kegiatan adalah : 10 (4x15) 25 1) Persiapan bahan baku : 20, (4x30) 40 2) Pembuatan desain dan mal : 29, (4x18) 25 3) Pemotongan bahan : 18, (4x320) 360 4) Pembentukan badan bokor : (4x165) 190 5) Pembentukan kaki bokor : 166, 6 6 6) Tekstur dan pemahatan badan bokor 120 (4x140) 170 : 141, 6 6 7) Tekstur dan pemahatan kaki bokor 50 (4x70) 95 : 70, ) Penyambungan badan dan kaki bokor 25 (4x32) 40 : 32, (4x25) 40 9) Finishing awal : 26, 6 6

48 10) Nyireng / pewarnaan 25 (4x28) 45 : 30, ) Pencucian 15 (4x20) 25 : ) Nyelep/mengkilapkan 40 (4x60) 80 : ) Pelapisan dengan vernis 230 (4x260) 300 : 261, ) Packing 45 (4x60) 75 : 60 6 Dengan penghitungan Te (waktu yang diharapkan) di atas maka dapat dibuat tabel seperti berikut :

49 Tabel 3.4 Waktu yang diharapkan masing-masing kegiatan No Kegiatan Kode Kegiatan yang mendahului a (menit) m (menit) b (menit) Te (menit) 1 Persiapan bahan baku 2 Pembuatan desain dan mal 3 Pemotongan bahan 4 Pembentukan badan bokor 5 Pembentukan kaki bokor 6 Tekstur dan pemahatan badan bokor 7 Tekstur dan pemahatan kaki bokor 8 Penyambungan badan dan kaki bokor A ,83 B A ,16 C B ,16 D C E C ,6 F D ,6 G E ,83 H F,G ,1 9 Finishing awal I H ,6 10 Nyireng / pewarnaan J I ,3 11 Pencucian K J Nyelep /mengkilapkan L K

50 13 Pelapisan dengan vernis (finishing akhir) M L ,6 14 Packing N M Sumber : Data mentah yang diolah e. Membuat diagram network ,6 D F 20,83 29,16 18,16 A B C H 32,1 26,6 I 166,6 70,83 E G J 30,3 K 20 L 60 M 261,6 N 60 Gambar 3.2 Diagram network pembuatan bokor

51 f. Menentukan jalur kritis Dalam diagram network di atas terdapat dua jalur, yaitu : Jalur 1 = A B C D F H I J K L M N = 20, , , ,6 + 32,1 + 26,6 + 30, , = 1020,35 Menit Jalur 2 = A B C E G H I J K L M N = 20, , , ,6 + 70, ,1 + 26,6 + 30, , = 796,18 Menit Dengan melihat perhitungan di atas maka dapat dibandingkan antara jalur 1 dengan jalur 2. jalur 1 dengan waktu penyelesaian selama 1020,35 menit sedangkan jalur 2 dengan waktu penyelesaian selama 796,18 menit. Dari dua jalur tersebut yang merupakan jalur kritis adalah jalur 1 karena waktu penyelesaiannya paling lama. g. Mencari probabilitas terselesaikannya kegiatan Diketahui perusahaan menjadwalkan pembuatan 1 unit kerajinan bokor yaitu selama 22 jam. Dalam mencari probabilitas terselesaikannya kegiatan dapat dicari dengan langkah-langkah sebagai berikut :

52 σ 2 b a Te = 6 1. Mencari varian masing-masing kegiatan pada jalur kritis 2 σ 2 Te A = = 6,25 σ 2 Te B = = 17,35 σ 2 Te C = = 4,7 σ 2 Te D = = 177,73 σ 2 Te F = = 69,4 σ 2 Te H = = 6,25 σ 2 Te I = = 11,11 σ 2 Te J = = 11,11 σ 2 Te K = = 2,77

53 σ Te L = 6 2 = 44,43 σ 2 Te M = = 136,1 σ 2 Te N = = Menghitung deviasi standar σ Te = 2 Σ untuk jalur kritis Te = 6,25 17,35 4,7 177,73 69,4 6,25 11,11 11,11 2,7 44,43 136,1 25 = 512, 2 = 22, Menghitung probabilitas terselesaikannya kegiatan Z = Td Te Te = ,78 22,631 = 2,75 Angka 2,75 dalam tabel kurva normal menunjukan luas 0,99702 sehingga probabilitas tercapainya proyek dalam jangka waktu proyek adalah 0,99702

54 yang artinya perusahaan mempunyai kemungkinan sebesar 99,70% untuk menyelesaikan proyek yang dijadwalkan. Z = 2,75 Te 1257, ,78 Td Gambar 3.3 Kurva Probabilitas Tercapainya Proyek

55 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan perhitungan dari hasil penelitian pada perusahaan Muda Tama Gallery Boyolali, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Urutan dalam proses produksi pembuatan kerajinan Bokor pada perusahaan Muda Tama Gallery adalah : persiapan bahan baku, pembuatan desain dan mal, pembentukan badan bokor, pembentukan kaki bokor, tekstur dan pemahaman badan bokor, tekstur dan pemahatan kaki bokor, penyambungan badan dan kaki bokor, finishing awal, nyireng/pewarnaan, pencucian, nyelep/mengkilapkan, pelapisan dengan vernis (finishing akhir) serta packing. 2. Dengan menggunakan analisis network, maka dapat dicari jalur kritis yaitu : A B C D F G I J K L M N dengan waktu penyelesaian 1020,35 menit atau 17,01 jam. 3. Dalam melaksanakan proses produksi, perusahaan Muda Tama Gallery telah berjalan baik sesuai dengan yang diharapkan. Ini dapat dibuktikan berdasarkan hasil perhitungan pada probabilitas tercapainya proyek adalah sebesar 2,75 dan dalam tabel kurva normal menunjukan luas 0,99702 yang artinya perusahaan mempunyai kemungkinan sebesar 99,70% untuk penyelesaian proyek yang dijadwalkan. B. Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut :

Siapa Kami. Visi & Misi. Visi Menjadi Perusahaan Yang Bergerak di Bidang Kerajinan Tembaga Yang Professional. Misi

Siapa Kami. Visi & Misi. Visi Menjadi Perusahaan Yang Bergerak di Bidang Kerajinan Tembaga Yang Professional. Misi AA Gallery 081225444111-081225444222 ari.boyolali@gmail.com info@aagallery.co.id Showroom: Tumang Kupo Cepogo Boyolali 57362 Central Java PIN BB : 26A2CFAD Fax : 0276-323405 www.aagallery.co.id Siapa Kami

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin hari semakin pesatnya perkembangan industri manufaktur

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin hari semakin pesatnya perkembangan industri manufaktur 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin hari semakin pesatnya perkembangan industri manufaktur sehingga membuat produsen harus pandai dalam menghadapi persaingan. Ketatnya persaingan di pasar nasional

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyek 2.1.1 Pengertian Manajemen Proyek Manajemen proyek secara harfiah terbangun dari dua kata, yaitu manajemen dan proyek. Sehubungan dengan itu, maka sebelum mengemukakan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan CV. Topaz Profile and Frame didirikan pada bulan Agustus 2011, pendiri sekaligus pemilik pabrik ini adalah Bapak Tanib S. Cjolia. Pabrik ini didirikan

Lebih terperinci

ANALISIS NETWORK PROSES PRODUKSI LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PADA CV. ADINUGRAHA PALUR

ANALISIS NETWORK PROSES PRODUKSI LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PADA CV. ADINUGRAHA PALUR ANALISIS NETWORK PROSES PRODUKSI LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PADA CV. ADINUGRAHA PALUR TUGAS AKHIR Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Universitas Sebelas Maret Surakarta

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Perkembangan Perusahaan PT Anugrah Plastindo Lestari adalah suatu Perseroan Terbatas yang didirikan pada tanggal 01 Desember 1994 dengan nomor akte pendirian 02-2185.HT.01.01.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan CV. Topaz Profile and Frame didirikan pada bulan Agustus 2011, pendiri sekaligus pemilik pabrik ini adalah Ir. Tanib Sembiring Cjolia, M.Eng. Pabrik

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. dalam Usaha Kecil Menegah (UKM) mikro yang bergerak di bidang industri jasa

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. dalam Usaha Kecil Menegah (UKM) mikro yang bergerak di bidang industri jasa BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Umum Perusahaan Industri logam jalan Mahkamah Medan adalah suatu usaha yang tergolong dalam Usaha Kecil Menegah (UKM) mikro yang bergerak di bidang industri

Lebih terperinci

PENERAPAN ANALISIS NETWORK PROSES PRODUKSI KASUR LANTAI PADA PERUSAHAAN CV RAJA DI POTRONAYAN NOGOSARI BOYOLALI TUGAS AKHIR

PENERAPAN ANALISIS NETWORK PROSES PRODUKSI KASUR LANTAI PADA PERUSAHAAN CV RAJA DI POTRONAYAN NOGOSARI BOYOLALI TUGAS AKHIR PENERAPAN ANALISIS NETWORK PROSES PRODUKSI KASUR LANTAI PADA PERUSAHAAN CV RAJA DI POTRONAYAN NOGOSARI BOYOLALI TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai sebutan Ahli Madya Manajemen Bisnis

Lebih terperinci

Pengertian 8/22/2015. Oleh Maria Etik Sulistiyani. Kerajinan

Pengertian 8/22/2015. Oleh Maria Etik Sulistiyani. Kerajinan Kerajinan dari Bahan Alam Oleh Maria Etik Sulistiyani Pembuatan Produk Kerajinan dari bahan alam Tanah Liat Serat Kayu Bambu Kulit Logam Batu Rotan Kemasan Produk Berdasarkan teknik, bahan, alat, dan prodesur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan di dunia industri membuat setiap perusahaan harus memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan di dunia industri membuat setiap perusahaan harus memiliki 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketatnya persaingan di dunia industri membuat setiap perusahaan harus memiliki strategi yang tepat untuk dapat bersaing dengan para pesaingnya, terlebih perusahaan

Lebih terperinci

BAB I GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Penentuan harga pokok produksi metode job order cost pada perusahaan Tegel Karya Indah Sukoharjo Upik Yuli Asri F 3300041 BAB I GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Dan Perkembangan Perusahaan Perusahaan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT. Mewah Indah Jaya merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT. Mewah Indah Jaya merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Mewah Indah Jaya merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang industri pengolahan alat-alat kebutuhan rumah tangga. Perusahaan ini didirikan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Universitas Sumatera Utara Lampiran I : Uraian Tugas dan Tanggung Jawab PT. Sinar Makmur 1. Direktur Direktur merupakan pimpinan tertinggi dalam perusahaan yang bertanggung jawab terhadap seluruh

Lebih terperinci

POTENSI USAHA KERAJINAN TUMANG BOYOLALI SEBAGAI PENDEKATAN PEMBANGUNAN PEDESAAN YANG BERTUMPU PADA KEGIATAN USAHA KECIL

POTENSI USAHA KERAJINAN TUMANG BOYOLALI SEBAGAI PENDEKATAN PEMBANGUNAN PEDESAAN YANG BERTUMPU PADA KEGIATAN USAHA KECIL POTENSI USAHA KERAJINAN TUMANG BOYOLALI SEBAGAI PENDEKATAN PEMBANGUNAN PEDESAAN YANG BERTUMPU PADA KEGIATAN USAHA KECIL TUGAS AKHIR O l e h : E k o P r a s e t y o L2D 000 415 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan CV.WOLKEN yang beralamat di Jl. Sempurna Ujung - Medan berdiri pada bulan Juni tahun 2010 yang diprakarsai oleh Bapak Bolas Lumbanbatu dengan modal

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan Di negara Indonesia banyak berkembang usaha-usaha dalam industri mebel, dengan memanfaatkan bahan baku kayu hingga

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK IKM PERHIASAN JAWA TENGAH

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK IKM PERHIASAN JAWA TENGAH KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK IKM PERHIASAN JAWA TENGAH KEGIATAN PEMBINAAN LINGKUNGAN SOSIAL DAN PEMBERDAYAAN EKONOMI DI WILAYAH IHT BIDANG IATEA TAHUN ANGGARAN 2016 DINAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. perusahaan selain manajemen sumber daya manusia, manajemen pemasaran dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. perusahaan selain manajemen sumber daya manusia, manajemen pemasaran dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Definisi Manajemen Operasi Manajemen operasi adalah salah satu fungsi bisnis yang penting di dalam perusahaan selain manajemen sumber daya manusia, manajemen

Lebih terperinci

KRIYA LOGAM. Oleh: B Muria Zuhdi JURUSAN PENDIKAN SENI RUPA FAKULTAS BAHASA DAN SENI UIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

KRIYA LOGAM. Oleh: B Muria Zuhdi JURUSAN PENDIKAN SENI RUPA FAKULTAS BAHASA DAN SENI UIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA KRIYA LOGAM Oleh: B Muria Zuhdi JURUSAN PENDIKAN SENI RUPA FAKULTAS BAHASA DAN SENI UIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PERALATAN DAN BAHAN BAHAN 1. Aluminium 2. Baja 3. Besi 4. Emas 5. Kuningan/Loyang 6. Monel

Lebih terperinci

Operations Management

Operations Management Operations Management OPERATIONS RESEARCH William J. Stevenson 8 th edition Sejarah Analisa Network Konsep network mula-mula disusun oleh perusahaan jasa konsultan manajemen Booz Allen Hamilton yang disusun

Lebih terperinci

MANAJEMEN PEMBANGUNAN PROYEK TUJUAN

MANAJEMEN PEMBANGUNAN PROYEK TUJUAN MANAJEMEN PEMBANGUNAN PROYEK TUJUAN Bab ini membicarakan tentang tahap rencana pembangunan proyek. Bagaimana kita bisa menyusun rencana penyelesaian proyek tepat pada waktunya. Dengan kata lain, kita harus

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN PEMBAGIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PT. MAHOGANY LESTARI 1. Direktur Direktur merupakan pimpinan tertinggi dalam perusahaan yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan operasional perusahaan

Lebih terperinci

PENJADWALAN PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN CLUSTER PASAWAHAN REGENCY DENGAN MENGGUNAKAN METODE CPM ATAU PERT

PENJADWALAN PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN CLUSTER PASAWAHAN REGENCY DENGAN MENGGUNAKAN METODE CPM ATAU PERT PNJADWALAN PROYK PMBANGUNAN PRUMAHAN CLUSTR PASAWAHAN RGNCY DNGAN MNGGUNAKAN MTOD CPM ATAU PRT Daisy Ade Riany Dhiem, Imas Widowati, Awaludin Fajar Manajemen Industri, STT Wastukancana Purwakarta ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah istilah dalam bahasa Jepang berarti perbaikan terus-menerus (continuous

BAB I PENDAHULUAN. adalah istilah dalam bahasa Jepang berarti perbaikan terus-menerus (continuous BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan bisnis percetakan semakin maju dan tumbuh semakin cepat dengan menggunakan teknologi mesin cetak yang modern. Persaingan percetakan semakin banyak dikarenakan

Lebih terperinci

3.1.1 Sejarah Perusahaan

3.1.1 Sejarah Perusahaan 48 BAB 3 ANALISA SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Matahari Abadi adalah perusahaan percetakan yang melayani jasa percetakan seperti : brosur, kop surat, amplop,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu lembaga yang diorganisir dan dijalankan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu lembaga yang diorganisir dan dijalankan untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan adalah suatu lembaga yang diorganisir dan dijalankan untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan motif laba. Pada era krisis global yang dialami

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Umum Perusahaan CV. Makmur Palas merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pendaur ulangan sampah plastik menjadi kantong plastik. Perusahaan ini

Lebih terperinci

BAB V RENCANA AKSI. misi, visi dan nilai perusahaan, rencana pemasaran, rencana operasional, rencana

BAB V RENCANA AKSI. misi, visi dan nilai perusahaan, rencana pemasaran, rencana operasional, rencana BAB V RENCANA AKSI Bagian ini akan membahas mengenai rencana bisnis dan rencana aksi. Rencana bisnis yang akan dibahas terdiri dari lima bagian yaitu misi, visi dan nilai perusahaan, rencana pemasaran,

Lebih terperinci

BAB IV. KONSEP RANCANGAN

BAB IV. KONSEP RANCANGAN BAB IV. KONSEP RANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN / KOMUNITAS Dalam tataran lingkungan, produk rancangan yang dibuat dengan memanfaatkan limbah kayu palet secara maksimal. Palet kayu biasa digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Bandar Bunder berada di Jl. Batubara No. 19 Tebing Tinggi. Perusahaan ini bergerak dibidang produksi alat-alat rumah tangga berupa sendok dan

Lebih terperinci

LAMPIRAN PENELITIAN. Dengan Judul : ANALISIS RANTAI NILAI (VALUE CHAIN ANALYSIS) DALAM MENCIPTAKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF PADA PENGRAJIN

LAMPIRAN PENELITIAN. Dengan Judul : ANALISIS RANTAI NILAI (VALUE CHAIN ANALYSIS) DALAM MENCIPTAKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF PADA PENGRAJIN LAMPIRAN PENELITIAN Dengan Judul : ANALISIS RANTAI NILAI (VALUE CHAIN ANALYSIS) DALAM MENCIPTAKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF PADA PENGRAJIN BATIK MUKTI RAHAYU DIKABUPATEN MAGETAN LAMPIRAN 1 FORMULA WAWANCARA

Lebih terperinci

Desain dan Pembuatan Tungku Bakar Arang untuk Proses Pemanasan dan Pembersihan bagi Industri Ukir Tembaga dan Kuningan

Desain dan Pembuatan Tungku Bakar Arang untuk Proses Pemanasan dan Pembersihan bagi Industri Ukir Tembaga dan Kuningan Desain dan Pembuatan Tungku Bakar Arang untuk Proses Pemanasan dan Pembersihan bagi Industri Ukir Tembaga dan Kuningan Seno Darmanto 1, Adi Nugroho 2, Yusuf Umardani 3, Sutanto 4 Departemen Teknologi Industri,

Lebih terperinci

PERENCANAAN WAKTU PELAKSANAAN KONSTRUKSI

PERENCANAAN WAKTU PELAKSANAAN KONSTRUKSI PERENCANAAN WAKTU PELAKSANAAN KONSTRUKSI Perencanaan Waktu Pelaksanaan Konstruksi (time schedule) adalah rencana waktu penyelesaian masing-masing pekerjaan konstruksi secara rinci dan berurutan. (pekerjaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. negara. Dampak negatif dari hal tersebut adalah banyaknya warga negara yang

BAB 1 PENDAHULUAN. negara. Dampak negatif dari hal tersebut adalah banyaknya warga negara yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta merupakan kota terpadat di Indonesia dengan berbagai aktifitas setiap harinya. Hal ini terbilang wajar sehubungan dengan statusnya sebagai ibukota negara.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Apindowaja Ampuh Persada merupakan industri manufaktur yang bergerak di bidang pembuatan dan perbaikan mesin-mesin produksi kelapa sawit. PT.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Blocher/Chen/Lin (2007:306) mengemukakan bahwa produktivitas adalah rasio output

BAB I PENDAHULUAN. Blocher/Chen/Lin (2007:306) mengemukakan bahwa produktivitas adalah rasio output BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan mempunyai tujuan. Tujuan perusahaan adalah mencari laba semaksimal mungkin. Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan melakukan operasinya. Proses

Lebih terperinci

TRANSFER NILAI PENDIDIKAN DAN KETERAMPILAN DI

TRANSFER NILAI PENDIDIKAN DAN KETERAMPILAN DI TRANSFER NILAI PENDIDIKAN DAN KETERAMPILAN DI SENI KERAJINAN LOGAM ALUMUNIUM NUANSA DUKUH TUMANG TEGALREJO, DESA CEPOGO, KECAMATAN CEPOGO, KABUPATEN BOYOLALI Skripsi oleh : DHANAR WIYANTI SETYOANGGRAHENI

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan CV. Raya Sport merupakan usaha kecil dan menengah yang bergerak di bidang konveksi, khususnya pakaian olahraga. CV. Raya Sport didirikan pada tahun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan industri di Indonesia sekarang ini semakin pesat. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan industri di Indonesia sekarang ini semakin pesat. Hal ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan industri di Indonesia sekarang ini semakin pesat. Hal ini menyebabkan iklim pesaingan antar perusahaan juga semakin ketat. Setiap perusahaan harus memikirkan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN. Perusahaan PT Abdy Sentra Kreasi adalah sebuah pabrik pengolahan dan

BAB III OBJEK PENELITIAN. Perusahaan PT Abdy Sentra Kreasi adalah sebuah pabrik pengolahan dan BAB III OBJEK PENELITIAN III.1 Sejarah Singkat Perusahaan Perusahaan PT Abdy Sentra Kreasi adalah sebuah pabrik pengolahan dan pembuatan celana jeans yang ditujukan untuk pasaran lokal. Lokasi pabrik tersebut

Lebih terperinci

ANALISIS PENETAPAN HARGA POKOK PRODUKSI SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PADA PT VENEER PRODUCTS INDONESIA

ANALISIS PENETAPAN HARGA POKOK PRODUKSI SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PADA PT VENEER PRODUCTS INDONESIA Journal of Applied Business And Economics Vol. 3 No. 2 (Des 2016) 61-68 ANALISIS PENETAPAN HARGA POKOK PRODUKSI SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PADA PT VENEER PRODUCTS INDONESIA Oleh: Litdia Dosen Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri didefinisikan sebagai sekumpulan orang, metode, mesin, material

BAB I PENDAHULUAN. Industri didefinisikan sebagai sekumpulan orang, metode, mesin, material 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Industri didefinisikan sebagai sekumpulan orang, metode, mesin, material yang melakukan proses didalamnya untuk menghasilkan produk tertentu. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN

BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN 4.1 Proses Produksi Produksi adalah suatu proses memperbanyak jumlah produk melalui tahapantahapan dari bahan baku untuk diubah dengan cara diproses melalui prosedur kerja

Lebih terperinci

BAB I. perusahaan dapat dipertahankan. Tujuan mencari keuntungan tersebut

BAB I. perusahaan dapat dipertahankan. Tujuan mencari keuntungan tersebut 1 BAB I A. Latar Belakang Masalah Perusahaan didirikan dengan tujuan utama yaitu untuk mencari keuntungan dengan memperoleh laba yang maksimal agar kelangsungan hidup perusahaan dapat dipertahankan. Tujuan

Lebih terperinci

3. Scren halus, yang cocok untuk bahan plastic dan mika mempunyai kerapatan:

3. Scren halus, yang cocok untuk bahan plastic dan mika mempunyai kerapatan: PILIHLAH JAWABAN YANG PALING TEPAT! 1. Bahan yang digunakan untuk menutup screen disebut a. larutan b. H2SO4 c. emulsi d. ulano e. Ulano 5 2. Bahan untuk menghapus penutup screen ialah a. larutan b. H2SO4

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V-28 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Setiap daerah memiliki produk unggulan, baik berupa kuliner khas, pakaian maupun cindera mata bagi kabupaten pesisir selatan, kain sulam bayangan

Lebih terperinci

Ditinjau dari macam pekerjan yang dilakukan, dapat disebut antara lain: 1. Memotong

Ditinjau dari macam pekerjan yang dilakukan, dapat disebut antara lain: 1. Memotong Pengertian bengkel Ialah tempat (bangunan atau ruangan) untuk perawatan / pemeliharaan, perbaikan, modifikasi alt dan mesin, tempat pembuatan bagian mesin dan perakitan alsin. Pentingnya bengkel pada suatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin meningkatnya pemesanan oleh masyarakat. Oleh karena itu PT. PANCA BUDI IDAMAN lebih meningkatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era globalisasi ini negara-negara berkembang berpacu dalam memajukan perekonomian negaranya. Peningkatan produksi merupakan cara paling efektif yang dipilih guna

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di 22 III. METODELOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan 20 22 Maret 2013 di Laboratorium dan Perbengkelan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN L-1

BAB I PENDAHULUAN L-1 L-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri di Indonesia semakin pesat memasuki era globalisasi ini. Kebutuhan masyarakat akan kebutuhan produk dari waktu ke waktu merupakan salah satu

Lebih terperinci

Manajemen Proyek. Teknik Industri Universitas Brawijaya

Manajemen Proyek. Teknik Industri Universitas Brawijaya Manajemen Proyek Teknik Industri Universitas Brawijaya Lecture 16 Outline: Manajemen Proyek References: Azlia, Wifqi. PPT: Organisasi dan Manajemen Industri. PSTI- UB. 2011. Pendahuluan Proyek : kombinasi

Lebih terperinci

Sejarah Berdirinya Home Industry Aryani Art

Sejarah Berdirinya Home Industry Aryani Art 10 METODE PENELITIAN Metode penelitian digunakan untuk memahami objek penelitian dan dapat mengarahkan peneliti dalam melakukan analisis, sehingga dapat memberikan solusi dalam menjawab persoalan penelitian

Lebih terperinci

Jual Karpet Masjid Jakarta: Solusi Masjid Indah, Nyaman, dan Rapi

Jual Karpet Masjid Jakarta: Solusi Masjid Indah, Nyaman, dan Rapi Jual Karpet Masjid Jakarta: Solusi Masjid Indah, Nyaman, dan Rapi Karpet masjid sejatinya bukan hanya menjadi sebuah alas lantai, melainkan juga berfungsi sebagai alas salat dan salah satu elemen yang

Lebih terperinci

PERBAIKAN TATA LETAK GUDANG KALENG DI SURABAYA

PERBAIKAN TATA LETAK GUDANG KALENG DI SURABAYA PERBAIKAN TATA LETAK GUDANG KALENG DI SURABAYA Indri Hapsari, Benny Lianto, Yenny Indah P. Teknik Industri, Universitas Surabaya Jl. Raya Kalirungkut, Surabaya Email : indri@ubaya.ac.id PT. JAYA merupakan

Lebih terperinci

Pengertian. Ragam hias. Teknik. Pada pelajaran Bab 4, peserta didik diharapkan peduli dan melakukan aktivitas berkesenian,

Pengertian. Ragam hias. Teknik. Pada pelajaran Bab 4, peserta didik diharapkan peduli dan melakukan aktivitas berkesenian, Bab 4 Menerapkan Ragam Hias pada Bahan Kayu Alur Pembelajaran Pengertian Menerapkan Ragam Hias pada Bahan Kayu Ragam hias Teknik Menggambar Ragam Hias Ukiran Melukis Ragam Hias di Atas Bahan Kayu Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Usaha yang didirikan tentunya mempunyai harapan dikemudian hari akan

BAB I PENDAHULUAN. Usaha yang didirikan tentunya mempunyai harapan dikemudian hari akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usaha yang didirikan tentunya mempunyai harapan dikemudian hari akan mengalami perkembangan yang semakin pesat. Harapan itu muncul menjadi salah satu dasar untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mada 1990) 1 P4N UG, Rencana Induk Pembangunan Obyek Wisata Desa Wisata Kasongan (Universitas Gajah

BAB I PENDAHULUAN. Mada 1990) 1 P4N UG, Rencana Induk Pembangunan Obyek Wisata Desa Wisata Kasongan (Universitas Gajah BAB I PENDAHULUAN Di Indonesia keramik sudah dikenal sejak jaman dahulu. Keramik disebut juga gerabah, termasuk bata dan genteng. Bata dan genteng sudah digunakan sejak jaman majapahit. Terbukti dari beberapa

Lebih terperinci

BOOK WITH NATURAL COVER

BOOK WITH NATURAL COVER PKMK-1-6-1 BOOK WITH NATURAL COVER Hariatun K Saptasari, Rini Susilowati, Ervian Anas, HP Jurnalita, HA Saputro PS Teknik Pertanian, Fak. Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor ABSTRAK. Dengan

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan. Organisasi atau perusahan dewasa ini menghadapi kompetisi yang semakin

BAB I Pendahuluan. Organisasi atau perusahan dewasa ini menghadapi kompetisi yang semakin 1 BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah Organisasi atau perusahan dewasa ini menghadapi kompetisi yang semakin meningkat dan perlu usaha kuat untuk dapat menyesuaikan diri dengan perubahan. Perubahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Visualisasi Proses Pembuatan Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih dahulu harus mengetahui masalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1. Evaluasi Terhadap Klasifikasi Biaya Produksi. biaya bahan baku langsung oleh perusahaan.

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1. Evaluasi Terhadap Klasifikasi Biaya Produksi. biaya bahan baku langsung oleh perusahaan. BAB IV PEMBAHASAN IV. 1. Evaluasi Terhadap Klasifikasi Biaya Produksi Pada PT Grahacitra Adhitama ditemukan pengklasifikasian dan perhitungan biaya produksi yang kurang tepat, yaitu : 1. Ada beberapa unsur

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA INDUSTRI KERAJINAN TEMBAGA DAN KUNINGAN CV. TRISNA GALLERY DI TUMANG CEPOGO BOYOLALI

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA INDUSTRI KERAJINAN TEMBAGA DAN KUNINGAN CV. TRISNA GALLERY DI TUMANG CEPOGO BOYOLALI ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA INDUSTRI KERAJINAN TEMBAGA DAN KUNINGAN CV. TRISNA GALLERY DI TUMANG CEPOGO BOYOLALI Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah proses untuk mencapai suatu hasil. Proses pembuatan sand filter rotary machine dikerjakan dalam beberapa tahap, mulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Biaya produksi merupakan salah satu aspek penting yang harus diperhatikan oleh setiap perusahaan, semakin kecil biaya produksi maka semakin besar keuntungan yang didapat

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ANALISIS CPM DAN PERT SYSTEM SEBAGAI MODEL PENINGKATAN EFISIENSI PROYEK. (Studi Kasus pada CV. XYZ)

PENGGUNAAN ANALISIS CPM DAN PERT SYSTEM SEBAGAI MODEL PENINGKATAN EFISIENSI PROYEK. (Studi Kasus pada CV. XYZ) PENGGUNAAN ANALISIS CPM DAN PERT SYSTEM SEBAGAI MODEL PENINGKATAN EFISIENSI PROYEK. (Studi Kasus pada CV. XYZ) FEBRIYANTO Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Metro Jl. Ki Hajar Dewantara No.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan Perusahaan Daerah (PD) Aneka Industri dan Jasa Sumatera Utara berdiri pada tanggal 27 Juli 1985 berdasarkan Peraturan Daerah (PERDA) No 26 tahun 1985

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini mengalami kemajuan yang semakin pesat. Perkembangan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. ini mengalami kemajuan yang semakin pesat. Perkembangan tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu dan teknologi khususnya di dunia industri saat ini mengalami kemajuan yang semakin pesat. Perkembangan tersebut menyangkut juga di bidang pengelasan.

Lebih terperinci

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PROPOSAL KAGACI KARDUS GANTUNGAN KUNCI SEBAGAI PEMANFAATAN LIMBAH KARDUS DAN BERNILAI JUAL TINGGI BIDANG KEGIATAN

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PROPOSAL KAGACI KARDUS GANTUNGAN KUNCI SEBAGAI PEMANFAATAN LIMBAH KARDUS DAN BERNILAI JUAL TINGGI BIDANG KEGIATAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PROPOSAL KAGACI KARDUS GANTUNGAN KUNCI SEBAGAI PEMANFAATAN LIMBAH KARDUS DAN BERNILAI JUAL TINGGI BIDANG KEGIATAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA KEWIRAUSAHAAN Diusulkan oleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan yang sangat tinggi antara pelaku industri dalam meraih pasar yang

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan yang sangat tinggi antara pelaku industri dalam meraih pasar yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era persaingan bebas ini, banyak sekali industri yang memiliki hasil produksi yang sama antara satu dengan yang lainnya. Hal ini menimbulkan tingkat persaingan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Lokasi Penelitian Penulis melakukan penelitian di PT. Dwi Naga Sakti Abadi yang beralamat di jalan Daan Mogot Km.19 No.36, Jurumudi-Batuceper

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Sinar Sanata Electronic Industry merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi bola lampu untuk kebutuhan rumah tangga (merk Dai-ichi)

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Hando Dinamika merupakan perusahaan produsen filter untuk kendaraan yang didirikan pada tahun 2005. Saat ini perusahaan berlokasi di Jl. Soekarno

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan perkembangan zaman dan teknologi bertambahnya limbah di masyarakat karena masyarakat pada masa kini hanya bisa menggunakan, mengonsumsi, dan menikmati barangbarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 merupakan hal yang tidak terpisahkan dalam sistem ketenagakerjaan dan sumber daya manusia. Keselamatan dan kesehatan kerja tidak

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. i. Sejarah berdirinya PT DBS Indonesia. meningkatkan standar furniture di Indonesia secara

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. i. Sejarah berdirinya PT DBS Indonesia. meningkatkan standar furniture di Indonesia secara 1 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A Hasil Penelitian 1. Gambaran umum PT DBS Indonesia i. Sejarah berdirinya PT DBS Indonesia PT DBS Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di bidang trading furniture,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. proses produksi plastik kantongan dari bijih plastik. PT. Megah Plastik didirikan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. proses produksi plastik kantongan dari bijih plastik. PT. Megah Plastik didirikan BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Megah Plastik merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang proses produksi plastik kantongan dari bijih plastik. PT. Megah Plastik didirikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. giat untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat memenuhi permintaan tersebut. Banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. giat untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat memenuhi permintaan tersebut. Banyak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permintaan produk yang tinggi dari pelanggan akan membuat perusahaan semakin giat untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat memenuhi permintaan tersebut. Banyak

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah PT. Ocean Centra Furnindo PT. Ocean Centra Furnindo merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur khususnya industri spring bed. Tempat

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan dari hasil pengolahan data dan analisis maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Hal-hal yang dianggap penting oleh konsumen: - Penyajian

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1. Gambaran Umum Perusahaan PT. Jasa Putra Plastik merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pembuatan plastik padat. Perusahan ini telah dibangun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan. perusahaan percetakan yang mampu memenuhi permintaan pelanggan dengan

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan. perusahaan percetakan yang mampu memenuhi permintaan pelanggan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penjadwalan produksi merupakan salah satu tahap penting sebelum memulai suatu kegiatan produksi. Penjadwalan produksi ini sangat penting dilakukan pada proses produksi

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Alat Dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan untuk pembuatan bagian rangka, pengaduk adonan bakso dan pengunci pengaduk adonan bakso adalah : 4.1.1 Alat Alat yang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan CV. Raya Sport merupakan usaha kecil dan menengah yang bergerak di bidang konveksi, khususnya satu set pakaian olahraga. CV. Raya Sport didirikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terbaik bagi konsumen dengan memakai mesin-mesin berteknologi tinggi. untuk memproduksi produk pesanan konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. yang terbaik bagi konsumen dengan memakai mesin-mesin berteknologi tinggi. untuk memproduksi produk pesanan konsumen. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi sekarang ini semakin pesat, begitu juga dengan kebutuhan dan keinginan konsumen yang semakin berkembang, terus bertambah dan bervariasi.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Nama Perusahaan : Kayla Florist. 2. Bidang Usaha : Papan Bunga. 3. Jenis Produk/ Jasa : Usaha Dagang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Nama Perusahaan : Kayla Florist. 2. Bidang Usaha : Papan Bunga. 3. Jenis Produk/ Jasa : Usaha Dagang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Profil Perusahaan Data Perusahaan Kayla Florist 1. Nama Perusahaan : Kayla Florist 2. Bidang Usaha : Papan Bunga 3. Jenis Produk/ Jasa : Usaha Dagang 4. Alamat Perusahaan : Jl.

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 Sejarah Perusahaan Bengkel Naga Mas, sesuai dengan nama perusahaan tersebut pada awalnya berdiri pada tahun 1989 yang hanya berupa bisnis perantara bagi perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA 7 BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 TINJAUAN UMUM Pelaksanaan konstruksi merupakan rangkaian kegiatan atau bagian dari kegiatan dalam pekerjaan konstruksi mulai dari persiapan lapangan sampai dengan penyerahan

Lebih terperinci

4 ANALISIS SISTEM 4.1 Kondisi Situasional Industri Kemasan Karton

4 ANALISIS SISTEM 4.1 Kondisi Situasional Industri Kemasan Karton 4 ANALISIS SISTEM 4.1 Kondisi Situasional Industri Kemasan Karton Industri kemasan karton merupakan jenis industri yang terfragmentasi dengan ciri-ciri antara lain terdapat banyak pesaing, tidak ada suatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Yogyakarta merupakan kota yang memiliki banyak potensi kerajinan tangan (handycraft) dari kerajinan tanah liat, kulit, eceng gondok, kayu, perak, anyaman bambu, dan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. (SMK/MAK), dan Pendidikan Luar Sekolah (PLS). kurikulum yang berlaku. Disamping itu harga yang kami berikan dapat

BAB III PEMBAHASAN. (SMK/MAK), dan Pendidikan Luar Sekolah (PLS). kurikulum yang berlaku. Disamping itu harga yang kami berikan dapat BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Umum CV. MEDIATAMA 1. Profil perusahaan CV. MEDIATAMA merupakan perusahaan yang bergerak di bidang penerbitan dan percetakan. Perusahaan tersebut memliki program untuk berperan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN III-29 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan CV. Super Plates merupakan industri yang bergerak di bidang pembuatan baterai/aki mobil. Usaha ini didirikan pada tahun 1992 oleh Bapak Deny

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan proses pembuatan adalah proses untuk mencapai suatu hasil. Proses pembuatan sand filter rotary machine dikerjakan dalam beberapa tahap, mulai

Lebih terperinci

SENI RUPA 2 DIMENSI DAN 3 DIMENSI

SENI RUPA 2 DIMENSI DAN 3 DIMENSI SENI RUPA 2 DIMENSI DAN 3 DIMENSI Disusun Oleh : Nama : Kelas : X Mipa 6 Pelajaran : Seni Budaya SMA TAHUN AJARAN 2016/2017 Seni Rupa Seni rupa adalah salah satu cabang seni yang membentuk sebuah karya

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3. Gambaran Umum Perusahaan 3.. Riwayat Perusahaan PT Hens Chemindo Kurnia didirikan oleh Bapak Teddy Winata dan Bapak Budi Kurniawan, yang dikelola sepenuhnya oleh Bapak

Lebih terperinci

PROJECT PLANNING AND CONTROL. Program Studi Teknik Industri Universitas Brawijaya

PROJECT PLANNING AND CONTROL. Program Studi Teknik Industri Universitas Brawijaya PROJECT PLANNING AND CONTROL Program Studi Teknik Industri Universitas Brawijaya PENDAHULUAN Benyamin Franklin time is money, time is money. modern finance, mengukur nilai sebuah proyek dengan menentukan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Deskripsi Penelitian 1. Sejarah berdirinya UD. Sumi Abadi Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan RI Nomor 36/M- DAG/PER/9/2007 pasal 1 tentang Penerbitan Surat Izin

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. keluarga dari Bapak Nugroho Arief Harmawan, sehingga manajerial. diserahkan kepada anggota keluarga besar. CV.

BAB III PEMBAHASAN. keluarga dari Bapak Nugroho Arief Harmawan, sehingga manajerial. diserahkan kepada anggota keluarga besar. CV. BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Magang 1. Profil dan Sejarah Perusahaan CV. PUTRA NUGRAHA adalah perusahaan yang bergerak pada bidang penerbitan dan percetakan. Perusahaan ini merupakan perusahaan

Lebih terperinci

PERUBAHAN ORIENTASI MATA PENCAHARIAN PENGRAJIN LOGAM DESA CIBATU KECAMATAN CISAAT KABUPATEN SUKABUMI

PERUBAHAN ORIENTASI MATA PENCAHARIAN PENGRAJIN LOGAM DESA CIBATU KECAMATAN CISAAT KABUPATEN SUKABUMI PERUBAHAN ORIENTASI MATA PENCAHARIAN PENGRAJIN LOGAM DESA CIBATU KECAMATAN CISAAT KABUPATEN SUKABUMI Farhan Firdaus 1, Gurniwan Kamil Pasya 2, Syaifullah Syam 3 1 SMA Negeri 1 Cibadak 2 Dosen Program Studi

Lebih terperinci