Bab III Pembentukan Kadaster Tiga Dimensi (3D) untuk Kepentingan Pendaftaran Tanah Terhadap Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun (HMASRS)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bab III Pembentukan Kadaster Tiga Dimensi (3D) untuk Kepentingan Pendaftaran Tanah Terhadap Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun (HMASRS)"

Transkripsi

1 Bab III Pembentukan Kadaster Tiga Dimensi (3D) untuk Kepentingan Pendaftaran Tanah Terhadap Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun (HMASRS) III.1. Tahapan Pelaksanaan Penelitian Tahapan pelaksanaan penelitian sesuai dengan metodologi penelitian yang telah dibahas pada bab sebelumnya dapat diuraikan lebih lanjut sebagai berikut : 1. Identifikasi masalah, yaitu melakukan identifikasi kesenjangan yang ada antara sistem Pendaftaran Tanah khususnya terhadap HMASRS yang sedang berjalan (existing) dengan sistem yang seharusnya. 2. Studi Literatur, yaitu melakukan kajian pustaka mengenai teori-teori yang relevan dengan tema penelitian serta melakukan kajian berdasarkan aspek yuridis normatif dan aspek teknis sesuai dengan peraturan-peraturan dan ketentuan yang berlaku. 3. Pendekatan Konsep Model Kadaster 3 dimensi (3D), yaitu melakukan pendekatan terhadap konsep model kadaster 3 dimensi yang berkembang berdasarkan hasil penelitian terdahulu untuk dapat diterapkan dalam kegiatan pendaftaran tanah terhadap HMASRS yang ditinjau dari aspek teknis dan yuridis. 4. Pemilihan Wilayah Study Kasus, yaitu menetapkan wilayah studi kasus yang relevan dengan tema penelitian yakni obyek Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun. 5. Pengumpulan Data, yaitu melakukan pengumpulan data-data yang diperlukan untuk pembentukan kadaster tiga dimensi (3D) untuk kepentingan pendaftaran tanah terhadap HMASRS. 6. Pengolahan Data, yaitu melakukan pengolahan data yang telah dikumpulkan untuk dapat membentuk data spasial 3 dimensi dan data atribut obyek HMASRS. 7. Pembuatan Relation/Link antara data spasial 3 dimensi yang terbentuk dengan data atributnya, sehingga terbentuk kadaster 3 dimensi untuk kepentingan pendaftaran tanah terhadap HMASRS. 8. Analisis Hasil Penelitian, yaitu melakukan analisis dan pembahasan secara komprehensif terhadap hasil penelitian yang terbentuk dengan tujuan untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya. 9. Menarik Kesimpulan, yaitu merumuskan hasil analisis dalam suatu kesimpulan dan menyampaikan saran-saran. 29

2 Tahapan pelaksanaan penelitian dapat diuraikan dalam bentuk diagram sebagai berikut : Gambar III.1 Diagram tahapan pelaksanaan penelitian 30

3 III.2. Wilayah, Bahan dan Alat Penelitian Wilayah, bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagaimana di bahas berikut ini. III.2.1 Wilayah Studi Penelitian Penelitian ini dilakukan terhadap obyek pendaftaran tanah HMASRS di Braga City Walk, terletak Jalan Braga No Kelurahan Braga, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung, dengan luas tanah seluas m2 dan luas bangunan m2 (terdiri dari 19 lantai dan 4 Basement), serta tiap lantai memiliki tinggi 3 m. Status Hak Atas Tanah Braga City Walk adalah Hak Guna Bangunan No. 676/Kelurahan Braga, yang akan berakhir haknya pada tanggal , dengan Surat Ukur tanggal No. 213/Braga/2005. Braga City Walk dibangun oleh pengembang PT. Bangun Mitra Mandiri dengan akta pendirian perseroan tanggal No. 25 yang dibuat oleh Lieyono, SH. Notaris di Jakarta Utara dan disyahkan Menteri Kehakiman dan HAM RI tanggal No. C HT TH Braga City Walk merupakan Rumah Susun yang dibangun dengan penggunaan campuran (untuk hunian dan non hunian), dan telah menempuh proses panjang perijinan dengan memperoleh berbagai perijinan antara lain sebagai berikut : a. Persetujuan Pemanfaatan Ruang No.644.1/1136-BAPPEDA tanggal ; b. Ijin Pematangan Tanah dari Dinas Bina Marga No. 593/02-DBM/2004 tanggal ; c. Ijin Peruntukan Penggunaan Tanah No /1084/VI/DTK/2004 tanggal ; d. Ijin Mendirikan Bangunan No /SI-1470-Disbang/2004 tanggal ; e. Rekomendasi AMDAL dari BPLH Kota Bandung No. 640/Kep.716-Huk/2004 tanggal ; f. Ijin Layak Huni dari Dinas Bangunan Kota Bandung No.640/837-Disbang tanggal

4 Gambar III.2 Braga City Walk Sumber : III.2.2 Bahan Penelitian Dalam pembentukan Kadaster tiga dimensi (3D) untuk kepentingan Pendaftaran Tanah terhadap HMASRS, Data yang digunakan terdiri dari Data Fisik dan Data Yuridis atas obyek HMASRS, meliputi : 1. Data fisik terdiri dari: a. Data Obyek Tanah, yaitu berupa peta pendaftaran tanah digital dari Kantor Pertanahan Kota Bandung, Skala 1 : 500, dengan sistem Proyeksi TM-3º. b. Data Obyek Bangunan, yaitu berupa peta digital Denah tiap lantai bangunan Braga City Walk yang diperoleh dari data Kantor Pertanahan Kota Bandung, dengan skala 1 : Data Yuridis, yaitu berupa data-data tekstual yang diperoleh dari Kantor Pertanahan Kota Bandung yang berhubungan dengan obyek penelitian dalam bentuk hardcopy. Selain data-data sekunder di atas, dilakukan pula peninjauan langsung kelapangan guna memperoleh data primer untuk melengkapi data yang ada khususnya menyangkut penggunaan dan pemanfaatan obyek Satuan Rumah Susun. Data-data fisik berupa data obyek tanah dan data obyek bangunan dapat dilihat antara lain pada gambar III.3 sampai dengan gambar III.10, berikut ini : 32

5 Gambar III.3 Peta Pendaftaran Tanah obyek penelitian Sumber : Kantor Pertanahan Kota Bandung, 2008 Gambar III.4 Denah lantai dasar (Ground floor) Sumber : Kantor Pertanahan Kota Bandung, 2008 Gambar III.5 Denah Lantai Basement 1 Sumber : Kantor Pertanahan Kota Bandung,

6 Gambar III.6 Denah Lantai 1 Sumber : Kantor Pertanahan Kota Bandung, 2008 Gambar III.7 Lantai 5 pada Tower B Sumber : Kantor Pertanahan Kota Bandung, 2008 Gambar III.8 Denah lantai 6 pada Tower B Sumber : Kantor Pertanahan Kota Bandung,

7 Gambar III.9 Denah lantai 18 pada Tower A Sumber : Kantor Pertanahan Kota Bandung, 2008 Gambar III.10 Denah lantai 19 pada Tower B Sumber : Kantor Pertanahan Kota Bandung, 2008 Data fisik obyek penelitian baik itu obyek tanah maupun obyek bangunan berupa denah tiap-tiap lantai bangunan secara lengkap dapat dilihat dalam format peta digital yang termasuk didalam Compact Disk (CD) yang merupakan bagian dari tesis ini. Perlu disampaikan pula bahwa untuk data yuridis obyek HMASRS Braga City Walk pada saat pengumpulan data di Kantor Pertanahan Kota Bandung baru pada tahap proses pemisahan dan belum pada tahap peralihan hak kepada para penghuni sehingga pada data subyek hak masih atas nama pengembang dalam hal ini PT. Bangun Mitra Mandiri. 35

8 III.2.3 Alat Penelitian Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Komputer Notebook, Printer, Scanner dan Perangkat lunak. Spesifikasi dan fungsi masing-masing alat penelitian dimaksud dapat diuraikan sebagai berikut : a. Komputer Notebook yang digunakan dengan spesifikasi : processor Intel Celeron M 1,6 GHz, RAM 512 MB, Harddisk 60 GB. Komputer ini digunakan sebagai alat untuk memasukan data, menyimpan data dan mengelola data serta menyajikan hasil; b. Printer yang digunakan adalah HP Deskjet 3920, digunakan untuk mencetak hasil pengelolaan data dan naskah hasil penelitian; c. Scanner yang digunakan adalah Cannon Lide 20, yang digunakan untuk melakukan scan atau memindahkan data manual menjadi digital. d. Perangkat Lunak yang digunakan sebagai berikut : 1. Microsoft Windows XP Profesional, digunakan sebagai Sistem Operasi. 2. Microsoft Office Word 2003, digunakan untuk penulisan laporan hasil penelitian; 3. Microsoft Office Access 2003, digunakan untuk membentuk data atribut dalam penelitian ini; 4. Microsoft Office Visio 2003, digunakan untuk membuat diagram-diagram yang diperlukan dalam penelitian; 5. Microsoft Office PowerPoint 2003, digunakan untuk melakukan presentasi hasil penelitian; 6. Autodesk Map 2004, digunakan untuk membentuk data spasial dalam penelitian ini. III.3. Pendekatan Konsep Model Kadaster 3D di tinjau dari Aspek Legal dan Aspek Teknis Berdasarkan hasil kajian awal secara teoritis pembentukan kadaster tiga dimensi (3D) dalam penelitian ini menggunakan pendekatan konsep model kadaster 3D dengan model hybrid alternatif registration of physical object, dengan beberapa pertimbangan baik ditinjau secara legal maupun secara teknis sebagai berikut : 36

9 1. Secara Legal, berdasarkan Undang-undang Rumah Susun bahwa dalam pemberian Hak terhadap Satuan Rumah Susun (SRS) dengan adanya sertipikat HMASRS dapat dilakukan setelah pemberian hak atas tanahnya diberikan dan bangunan secara keseluruhannya telah terbangun, sehingga HMASRS dengan bangunan secara keseluruhannya (obyek 3D) tidak bisa dipisahkan dengan Hak Atas Tanahnya (Obyek 2D). 2. Secara Teknis, kegiatan pendaftaran tanah yang berlangsung saat ini mengacu pada persil 2D, akan lebih mudah apabila pembentukan data spatial 3D dapat dimulai dan diintegrasikan pada data spasial 2D yang telah ada, sehingga situasi 3D dapat menjadi bagian dari data geografis pada kadaster 2D. Atas hal tersebut diatas maka sistem campuran (model hybrid) dengan alternatif registration of physical object menjadi pilihan dalam pembentukan kadaster 3 dimensi untuk kepentingan pendaftaran tanah terhadap HMASRS pada penelitian ini, dimana selain hak atas tanah (obyek 2D) yang didaftarkan dalam sistem kadaster tetapi juga bangunan (obyek 3D) dimasukan dalam kegiatan pendaftaran tanah. III.4. Pembentukan Data Spasial 3 dimensi Hal yang penting dalam kadaster 3 dimensi adalah pembentukan data spasial 3 dimensi agar dapat mengakomodasi aspek keruangan dalam sistem kadaster. Data spasial yang dibentuk dalam penelitian ini dirancang untuk dapat menampilkan bentuk ruang 3D dari obyek HMASRS. Obyek 3D HMASRS merupakan suatu obyek yang mempunyai ketebalan dan berada dalam suatu ruang (space) serta memiliki sifat padat (solid) yang mempunyai isi/pejal. Penggambaran obyek 3D dalam perangkat lunak Autodesk Map 2004 pada dasarnya dapat dilakukan dengan tiga model, yaitu : Model wireframe, surface dan solid. Model wireframe (rangka kawat) adalah obyek 3D yang terdiri atas garis lurus dan garis lengkung dan merepresentasikan tepi-tepi obyek, tanpa permukaan tertutup. Oleh karena itu setiap obyek yang membentuk model wireframe harus digambar secara sendiri-sendiri dengan orientasi yang berbeda-beda, maka model 3D jenis ini umumnya akan mengkonsumsi waktu yang sangat lama dibandingkan dengan jenis lain. Model surface merupakan obyek 3D yang lebih modern dibandingkan dengan model wireframe, karena model ini tidak hanya terdiri dari garis-garis tepi, tapi juga 37

10 permukaan tertutup. Model solid adalah jenis yang termudah digunakan dalam model 3D. Dengan model solid dalam AutoCad, dapat dibuat obyek 3D dari bentuk-bentuk dasar 3D, seperti kotak, kerucut, silinder, bola dan lainnya. Selain itu bentuk-bentuk dasar tersebut dapat dikombinasikan untuk membuat obyek solid 3D yang lebih kompleks dengan menggabungkan atau mengurangkan bentuk-bentuk tadi, atau mendapatkan volume yang beririsan di antara bentuk-bentuk tersebut. Selain bentuk dasar tersebut model solid juga dapat dibentuk dengan melakukan ekstrusi atas bangun 2D mengikuti jalur tertentu (Soma dalam Siahaan, 2006). Dari ketiga model di atas, data spasial 3D yang sesuai untuk kepentingan pembentukan kadaster 3D dalam penelitian ini adalah model solid, karena obyek HMASRS merupakan obyek 3D yang menempati ruang dan memiliki isi. Selain itu data spasial 3D yang terbentuk harus dapat menampilkan obyek SRS dan bagian bersama dalam satu kesatuan bangunan keseluruhan. Dan data spasial 3D yang terbentuk harus dapat dilakukan penambahan dan pengurangan untuk dapat melakukan pemisahan sehingga obyek SRS dan bagian bersama dapat dipisahkan sesuai kebutuhan. Pada model wireframe dan surface, model 3D yang terbentuk tidak dapat dilakukan operasi penambahan dan pengurangan dengan obyek lain. Sedangkan pada model solid, obyek 3D yang terbentuk merupakan obyek pejal dan berisi yang memiliki volume sehingga dapat dilakukan operasi penambahan dan pengurangan pada obyek tersebut. Selain itu hasil yang terbentuk dengan model solid dapat ditampilkan baik secara solid maupun secara wireframe, sehingga tampilan akan lebih bervariasi sesuai dengan kebutuhan. Data yang digunakan untuk pembentukan data spasial 3 Dimensi adalah data obyek tanah berupa peta pendaftaran tanah dan data obyek bangunan berupa denah tiap lantai bangunan, dengan bantuan software Autodesk map 2004, melalui tahapan sebagai berikut : 1. Data denah bangunan tiap lantai yang sebelumnya berupa data spasial 2D dibentuk menjadi data spasial 3D dengan cara memberikan data ketinggian tiap lantai dalam hal ini setinggi 3 m, dengan bantuan perintah extrude (salah satu cara untuk membentuk model 3D solid) pada Autodesk Map Hasilnya akan terbentuk data spasial 3D dengan model solid pada tiap lantai bangunan. 38

11 Gambar III.11. Data denah bangunan (2D) Gambar III.12. Hasil ekstrusi denah bangunan (3D solid) 2. Data spasial 3D dengan model solid pada tiap lantai bangunan dapat dilakukan modifikasi atau explorasi dengan melakukan pemotongan (Substact, intersect, fillet), penggabungan (Union) dan lainnya, sehingga dari denah bagunan dapat dipisahkan antara obyek SRS dan bagian bersama pada tiap lantai bangunan. 39

12 Gambar III.13. Bagian SRS secara terpisah Gambar III.14. Bagian Bersama secara terpisah 3. Untuk memberikan identitas setiap SRS kemudian diberikan Nomor Hak yang akan di pakai sebagai id atau key untuk kepentingan pembentukan kadaster 3D yang akan di hubungkan dengan data atribut masing-masing SRS. 40

13 Gambar III.15. Bagian SRS yang telah di berikan No. Hak sebagai id/key 4. Data spasial 3D yang terbentuk tiap lantai kamudian digabungkan sesuai dengan ketinggian masing-masing dalam satu file sehingga terbentuk bentuk bangunan yang utuh dengan visualisasi 3D. Gambar III.16 Visualisasi 3D bangunan secara utuh 5. Data spasial 3D bangunan yang terbentuk kemudian dilakukan overlay atau integrasi kedalam peta pendaftaran tanah yang telah ada (memiliki sistem koordinat TM 3 ), sehingga bangunan dengan visualisasi 3D memiliki sistem koordinat yang sama, sedangkan untuk ketinggian (koordinat z) mengacu pada koordinat local (z relatif) dengan mereferensi pada lantai dasar (Ground Floor) yang relatif datar dengan bidang tanah (z = 0). 41

14 III.5. Pembentukan Data Atribut Dalam suatu sistem Kadaster selain dibentuk data spasial yang merupakan data fisik suatu obyek dibentuk pula data atribut yang merupakan data yang menerangkan obyek kadaster secara tekstual, dalam pendaftaran tanah lazimnya disebut sebagai data yuridis. Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 4 Tahun 1989 tentang Bentuk dan Tata Cara Pembuatan Buku Tanah serta Penerbitan Sertipikat Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun, data yuridis yang dicatat pada halaman kedua dalam Buku Tanah atau sertipikat HMASRS antara lain : a. Nomor Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun; b. Lokasi dan alamat rumah susun yang bersangkutan; c. Nomor Hak Atas Tanah Bersama dan berakhir haknya serta Nomor dan tanggal Surat Ukur; d. Nomor dan tanggal ijin layak huni; e. Akta Pemisahan serta tanggal dan nomor pengesahannya; f. Nilai Perbandingan Proporsional; g. Nomor dan tanggal gambar denah; h. Nama Pemilik/pemegang hak milik atas satuan rumah susun; i. Tanggal pembukuan hak dan tanda tangan Kepala Kantor; j. Tanggal penerbitan sertipikat dan tanda tangan Kepala Kantor; k. Nomor penyimpanan warkah; l. Catatan-catatan lain yang dianggap perlu. Untuk kepentingan penelitian ini tidak seluruh data yuridis pada halaman kedua buku tanah atau sertipikat HMASRS seperti diatas dimasukan dalam data atribut karena seperti hak atas tanah, ijin layak huni dan akta pemisahan memiliki nomor yang sama pada setiap HMASRS. Selain itu pada data atribut ditambahkan hal-hal lain yang dianggap perlu yaitu luas tiap SRS dan penggunaannya serta akta peralihan hak apabila telah dialihkan pada pihak lain. Sehingga data yuridis yang dimasukan dalam data atribut adalah : Nomor Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun 42

15 Pemegang Hak Luas Pertelaan/nilai perbandingan proporsonal Penggunaan/pemanfaatan Ruang No. Gambar Denah Akta peralihan Alamat/Posisi lantai Pembentukan data atribut dalam penelitian ini menggunakan Software Microsoft Access 2003 sebagai alat bantunya. MS Access adalah program yang digunakan untuk merancang, membuat dan mengelola database. Program ini merupakan salah satu program database yang banyak digunakan untuk mengolah database saat ini, karena mudah dipakai, fleksibel dan mudah diintegrasikan dengan aplikasi lain. (Rizky, AR., 2006). Pemilihan perangkat lunak dengan MS Access 2003 dalam penelitian ini dilakukan dengan pertimbangan karena jumlah data yang dikelola dalam satu bangunan Rumah Susun tidak terlalu banyak selain itu karena MS Access dapat dihubungkan dengan perangkat lunak untuk mengelola data spasial dalam penelitian ini yaitu Autodesk Map 2004, sehingga dapat mempermudah dalam membentuk sistem informasi yang menjadi kadaster 3D pada penelitian ini. Hasil Pembentukan data atribut pada penelitian ini sebagian dapat dilihat pada Tabel berikut : Tabel III.1 Hasil Pembentukan Data Atribut 43

16 Seperti telah disampaikan sebelumnya bahwa untuk data yuridis obyek HMASRS Braga City Walk pada saat pengumpulan data di Kantor Pertanahan Kota Bandung baru pada tahap proses pemisahan dan belum pada tahap peralihan hak kepada para penghuni sehingga pada data subyek hak masih atas nama pengembang dalam hal ini PT. Bangun Mitra Mandiri. III.6. Pembuatan Relation/link antara Data Spasial dan Data Atribut dalam Upaya Menyajikan Informasi yang Lengkap dan Terpadu Kadaster dapat diartikan sebagai suatu Sistem Informasi Pertanahan yang mutakhir/terkini yang berisi suatu gambaran geometrik berupa data spasial (peta) yang dihubungkan dengan catatan-catatan tertentu yang berkaitan dengan obyek pada peta berupa data atribut/tekstual. Sehingga ada 2 elemen dasar dalam kegiatan kadaster yaitu kegiatan survey pengukuran yang menghasilkan peta dan kegiatan registrasi atau pencatatan yang menghasilkan catatan-catatan atau register. Dalam upaya menyediakan informasi yang lengkap dan terpadu dalam suatu system informasi pertanahan, maka data spasial yang terbentuk harus dapat dihubungkan dengan data atributnya. Dalam Autodesk Map 2004 terdapat fasilitas yang memungkinkan adanya conection/link antara obyek di peta dengan database eksternal yaitu dengan fasilitas Open Database Connectivity (ODBC). Dengan fasilitas ini database eksternal dapat dibaca sebagai data source obyek pada peta yang dihubungkan dengan file Link Templete. Untuk dapat dilakukan koneksi antara obyek di peta dengan data atributnya maka diperlukan id atau kata kunci (key) yang unik sebagai penghubung, untuk kegiatan pendaftaran tanah terhadap bidang tanah telah diberikan Nomor Induk Bidang (NIB) sebagai id, namun untuk obyek HMASRS belum diatur, sehingga dalam penelitian ini Nomor Hak dari obyek HMASRS dapat dipakai sebagai id atau kata kunci (Primary Key). Hasil setelah dilakukan koneksi antara data spasial dengan data atributnya dapat dilihat dalam Compact Disk (CD) yang merupakan bagian dari tesis ini, yang gambarannya dapat dilihat pada gambar berikut ini. 44

17 Gambar III.17. Data spasial 3D terhubung dengan data atribut 45

Bab IV Analisis Hasil Penelitian

Bab IV Analisis Hasil Penelitian Bab IV Analisis Hasil Penelitian Pada dasarnya tujuan pembentukan Kadaster 3 Dimensi dalam penelitian ini adalah untuk menunjang tujuan Pendaftaran Tanah dalam melakukan kegiatannya terhadap HMASRS. Analisis

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Meningkatnya kegiatan pembangunan khususnya diwilayah perkotaan, disertai dengan bertambahnya penduduk yang secara alami terus berkembang ditambah dengan arus urbanisasi

Lebih terperinci

Edwin Martha P. 1, Chatarina Nurjati S. 1, dan Roedy Rudianto 2. Abstrak

Edwin Martha P. 1, Chatarina Nurjati S. 1, dan Roedy Rudianto 2. Abstrak APLIKASI KADASTRAL 3 DIMENSI GUNA MENGOPTIMALKAN SISTEM INFORMASI PERTANAHAN PROPERTI HAK MILIK ATAS SATUAN RUMAH SUSUN (HMASRS) STUDI KASUS : PAKUWON TRADE CENTER, SURABAYA BARAT Edwin Martha P. 1, Chatarina

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Negara-negara di dunia secara umum memberlakukan sistem kadaster konvensional dua dimensi hingga akhirnya muncul sistem kadaster modern yang dirintis pertama kali oleh

Lebih terperinci

Bab III Pelaksanaan Penelitian

Bab III Pelaksanaan Penelitian Bab III Pelaksanaan Penelitian Tahapan penelitian secara garis besar terdiri dari persiapan, pengumpulan data, pengolahan data, analisis data dan kesimpulan. Diagram alir pelaksanaan penelitian dapat dilihat

Lebih terperinci

KADASTER TIGA DIMENSI (3D) UNTUK KEPENTINGAN PENDAFTARAN TANAH TERHADAP HAK MILIK ATAS SATUAN RUMAH SUSUN (HMASRS) TESIS NUR CHOLIS NIM :

KADASTER TIGA DIMENSI (3D) UNTUK KEPENTINGAN PENDAFTARAN TANAH TERHADAP HAK MILIK ATAS SATUAN RUMAH SUSUN (HMASRS) TESIS NUR CHOLIS NIM : KADASTER TIGA DIMENSI (3D) UNTUK KEPENTINGAN PENDAFTARAN TANAH TERHADAP HAK MILIK ATAS SATUAN RUMAH SUSUN (HMASRS) TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut

Lebih terperinci

Bab III Pelaksanaan Penelitian. Penentuan daerah penelitian dilakukan berdasarkan beberapa pertimbangan, diantaranya adalah :

Bab III Pelaksanaan Penelitian. Penentuan daerah penelitian dilakukan berdasarkan beberapa pertimbangan, diantaranya adalah : 14 Bab III Pelaksanaan Penelitian III.1 Persiapan III.1.1 Daerah Penelitian Penentuan daerah penelitian dilakukan berdasarkan beberapa pertimbangan, diantaranya adalah : 1. Lokasi penelitian pada google

Lebih terperinci

Pembangunan Informasi Spasial 3 Dimensi untuk Pemanfaatan Kadaster 3 Dimensi (Studi Kasus: Rumah Susun Grudo Surabaya)

Pembangunan Informasi Spasial 3 Dimensi untuk Pemanfaatan Kadaster 3 Dimensi (Studi Kasus: Rumah Susun Grudo Surabaya) A416 Pembangunan Informasi Spasial 3 Dimensi untuk Pemanfaatan Kadaster 3 Dimensi (Studi Kasus: Rumah Susun Grudo Surabaya) Dian Pratama Eka Putra, Yanto Budisusanto Jurusan Teknik Geomatika, Fakultas

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN POTENSI WISATA ALAM KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

PENGEMBANGAN POTENSI WISATA ALAM KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENGEMBANGAN POTENSI WISATA ALAM KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Oleh : Misbakhul Munir Zain 3506100055 Program Studi Teknik Geomatika ITS, Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111 Email

Lebih terperinci

Jurnal Geodesi Undip Januari 2015

Jurnal Geodesi Undip Januari 2015 KADASTER 3D UNTUK PENGOPTIMALAN PENDAFTARAN TANAH TERHADAP PENGGUNAAN HAK MILIK ATAS SATUAN RUMAH SUSUN (HMASRS) (Studi Kasus : Best Western Star Hotel and Apartement, Semarang) Rezky Yudha Seno,Sutomo

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS APLIKASI. terjadi dan kebutuhan yang diharapkan sehingga dirasakan perlu untuk melakukan

BAB III ANALISIS APLIKASI. terjadi dan kebutuhan yang diharapkan sehingga dirasakan perlu untuk melakukan BAB III ANALISIS APLIKASI Analisis aplikasi merupakan penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian dari komponen dengan maksud untuk melakukan identifikasi dan evaluasi permasalahan,

Lebih terperinci

Visualisasi Sistem Informasi Pendaftaran Kadaster 3D Studi Kasus: Rumah Susun Grudo, Surabaya

Visualisasi Sistem Informasi Pendaftaran Kadaster 3D Studi Kasus: Rumah Susun Grudo, Surabaya JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)) A-655 Visualisasi Sistem Informasi Pendaftaran Kadaster 3D Studi Kasus: Rumah Susun Grudo, Surabaya Isna Dwi Lestari dan Yanto

Lebih terperinci

PURWARUPA SISTEM INFORMASI KADASTER 3D BERBASIS WEB (STUDI KASUS : RUMAH SUSUN PENJARINGAN SARI, KOTA SURABAYA)

PURWARUPA SISTEM INFORMASI KADASTER 3D BERBASIS WEB (STUDI KASUS : RUMAH SUSUN PENJARINGAN SARI, KOTA SURABAYA) Purwarupa Sistem Informasi Kadaster 3D Berbasis Web (Studi Kasus : Rumah Susun Penjaringan Sari, Kota Surabaya) PURWARUPA SISTEM INFORMASI KADASTER 3D BERBASIS WEB (STUDI KASUS : RUMAH SUSUN PENJARINGAN

Lebih terperinci

Bab III Pembentukan Sistem Informasi Tiga Dimensi (3D) untuk Manajemen Gedung

Bab III Pembentukan Sistem Informasi Tiga Dimensi (3D) untuk Manajemen Gedung Bab III Pembentukan Sistem Informasi Tiga Dimensi (3D) untuk Manajemen Gedung 3.1 Wilayah, Bahan dan Alat Penelitian 3.1.1 Wilayah Studi Penelitian Untuk wilayah studi yang dipilih untuk melakukan penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. seorang tersebut Aryono Prihandito (1988) yang mengungkapkan Peta

BAB II LANDASAN TEORI. seorang tersebut Aryono Prihandito (1988) yang mengungkapkan Peta BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peta Pendaftaran Peta pendaftaran merupakan gabungan kata dari Peta dan Pendaftran tanah. Pengertian peta menurut beberapa ahli sangat banyak dan beragam, salah seorang

Lebih terperinci

SeminarTugas akhir BEN PRAYOGO HILLMAN ( )

SeminarTugas akhir BEN PRAYOGO HILLMAN ( ) SeminarTugas akhir BEN PRAYOGO HILLMAN (3504 100 035) PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2011 Judul Tugas akhir Penggunaan

Lebih terperinci

Bab III Pelaksanaan Penelitian

Bab III Pelaksanaan Penelitian 24 Bab III Pelaksanaan Penelitian Secara garis besar, bab ini akan menjelaskan uraian pelaksanaan penelitian. Tahap kegiatan pada pelaksanaan penelitian ini meliputi empat tahap utama antara lain persiapan,

Lebih terperinci

Oleh: Faisal Achsan Asyari Dosen pembimbing: 1. Ir. Yuwono MT 2. Dr. Ir. M. Taufik

Oleh: Faisal Achsan Asyari Dosen pembimbing: 1. Ir. Yuwono MT 2. Dr. Ir. M. Taufik PENGEMBANGAN PROGRAM PENGUASAAN, PEMILIKAN, PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN TANAH (P4T) SISTEM INFORMASI PERTANAHAN (SIP) (STUDI KASUS :DESA MOJOMULYO DAN DESA GEMPOLSARI KABUPATEN PATI, JAWA TENGAH) Oleh:

Lebih terperinci

C. Prosedur Pelaksanaan

C. Prosedur Pelaksanaan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan peta-peta digital beserta data tabulernya, yaitu peta administrasi, peta tanah, peta geologi, peta penggunaan Lahan (Landuse), peta lereng,

Lebih terperinci

Pengertian Sistem Informasi Geografis

Pengertian Sistem Informasi Geografis Pengertian Sistem Informasi Geografis Sistem Informasi Geografis (Geographic Information System/GIS) yang selanjutnya akan disebut SIG merupakan sistem informasi berbasis komputer yang digunakan untuk

Lebih terperinci

Bab IV Analisis Hasil Penelitian

Bab IV Analisis Hasil Penelitian Bab IV Analisis Hasil Penelitian Analisis yang dilakukan diarahkan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya. Berikut ini adalah analisis hasil penelitian yang dapat

Lebih terperinci

BAB III KEGIATAN KERJA PRAKTIK. Persiapan

BAB III KEGIATAN KERJA PRAKTIK. Persiapan 35 BAB III KEGIATAN KERJA PRAKTIK 3.1. Tahapan Pelaksanaan Secara khusus tahapan pelaksanaan pembuatan Peta Lahan Investasi ini dapat dilihat pada diagram alir di bawah ini : Persiapan Administrasi Situasi

Lebih terperinci

III. KEGIATAN KERJA PRAKTEK

III. KEGIATAN KERJA PRAKTEK III. KEGIATAN KERJA PRAKTEK 3.1 Persiapan 3.1.1 Persiapan Administrasi Adapun syarat syarat mengajukan Surat permohonan kerja praktek pada Fakultas yang dituju yaitu Universitas Lampung : a. Transkrip

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun TV dan Radio di Kota Medan. Diharapkan dengan dibuatnya tugas akhir

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun TV dan Radio di Kota Medan. Diharapkan dengan dibuatnya tugas akhir BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dalam tugas akhir ini penulis akan membuat Sistem Informasi Geografis Stasiun TV dan Radio di Kota Medan. Diharapkan dengan dibuatnya tugas akhir ini dapat memberikan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak. a. Processor Intel Pentium 4 atau lebih tinggi

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak. a. Processor Intel Pentium 4 atau lebih tinggi BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Persyaratan minimum perangkat keras agar nantinya dapat bekerja optimal adalah : a.

Lebih terperinci

NUR MARTIA

NUR MARTIA SIDANG TUGAS AKHIR Studi Sistem Informasi Geografis Kawasan Longsor Danau Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatera Barat NUR MARTIA 3507100431 PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Provinsi Sumatera Barat berada di antara

Lebih terperinci

BAB III KEGIATAN KERJA PRAKTIK. a. Surat permohonan kerja praktik dari Fakultas Teknik Universitas. lampung kepada CV.

BAB III KEGIATAN KERJA PRAKTIK. a. Surat permohonan kerja praktik dari Fakultas Teknik Universitas. lampung kepada CV. BAB III KEGIATAN KERJA PRAKTIK 3.1. Persiapan 3.1.1.Persiapan Administrasi a. Surat permohonan kerja praktik dari Fakultas Teknik Universitas lampung kepada CV. Geoplan Nusantara b. Transkrip nilai semester

Lebih terperinci

PEMBUATAN MODEL SISTEM INFORMASI PROSEDUR DAN BIAYA PENDAFTARAN SERTIFIKAT TANAH DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN SIDOARJO

PEMBUATAN MODEL SISTEM INFORMASI PROSEDUR DAN BIAYA PENDAFTARAN SERTIFIKAT TANAH DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN SIDOARJO PEMBUATAN MODEL SISTEM INFORMASI PROSEDUR DAN BIAYA PENDAFTARAN SERTIFIKAT TANAH DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN SIDOARJO (Studi Kasus : Desa Krembung Kecamatan Krembung) Surya Kurniawan, Chatarina Nurdjati

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Sistem Implementasi merupakan tahap berikutnya pada pengembangan sistem usulan penelitian ini. Hasil proses analisis dan perancangan sistem pada tahap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Proses Alur Penelitian Proses metodologi penelitian ini adalah merupakan langkah demi langkah dalam penyusunan Tugas Akhir mulai dari proses pengumpulan data hingga pembuatan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Sistem yang saat ini digunakan di PT PLN (PERSERO) APJ Majalaya. masih dalam bentuk manual dengan menggunakan Microsoft Word untuk

BAB III PEMBAHASAN. Sistem yang saat ini digunakan di PT PLN (PERSERO) APJ Majalaya. masih dalam bentuk manual dengan menggunakan Microsoft Word untuk BAB III PEMBAHASAN 3.1 Analisis Masalah Sistem yang saat ini digunakan di PT PLN (PERSERO) APJ Majalaya masih dalam bentuk manual dengan menggunakan Microsoft Word untuk mengajukan cuti. Pada pelaksanaannya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Proses Alur Penelitian Proses metodologi penelitian ini adalah merupakan langkah demi langkah dalam penyusunan Tugas Akhir mulai dari proses pengumpulan data hingga pembuatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kota Medan sebagai Ibukota Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai pusat

BAB I PENDAHULUAN. Kota Medan sebagai Ibukota Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai pusat BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kota Medan sebagai Ibukota Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai pusat kegiatan pemerintahan, sosial politik, pendidikan dan kebudayaan. Keberadaan fasilitas pendidikan

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1. PENDAHULUAN Pada bab ini menjelaskan gambaran singkat mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan, ruang lingkup, sistematika kerja, dan sistematika pembahasan. 1.1 Latar Belakang Masalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Informasi Dan Data Informasi di jaman modern seperti ini sangat dibutuhkan oleh setiap individu maupun suatu organisasi. Karena informasi dapat digunakan sebagai bahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan penelitian dengan judul Dampak Pembangunan Jalan Arteri

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan penelitian dengan judul Dampak Pembangunan Jalan Arteri 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian dengan judul Dampak Pembangunan Jalan Arteri Primer Tohpati-Kusamba Terhadap Penggunaan Lahan di Desa Gunaksa Kecamatan Dawan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu

METODE PENELITIAN. deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek,

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I.1. Latar belakang

Bab I Pendahuluan I.1. Latar belakang 1 Bab I Pendahuluan I.1. Latar belakang Sesuai dengan ketentuan UUD 1945 pasal 33 ayat 3 bahwa Bumi, Air dan Kekayaan yang terkandung didalamnya dikuasai Negara dan untuk sebesarbesarnya kemakmuran rakyat

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 Perancangan Sistem Perancangan aplikasi ini dibangun bertujuan untuk memudahkan konsumen dalam mendapatkan informasi mengenai komplek perumahan baru, serta mempermudah pengembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan. Untuk mendukung kegiatan perlindungan dan. pencegahan terhadap pengrusakan serta usaha pelestarian yang

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan. Untuk mendukung kegiatan perlindungan dan. pencegahan terhadap pengrusakan serta usaha pelestarian yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Badan Lingkungan Hidup merupakan suatu badan yang bergerak dibidang pelestarian dan pencegahan pengrusakan lingkungan. Untuk mendukung kegiatan perlindungan dan pencegahan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menjadi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) Spesifikasi Perangkat Keras (Hardware)

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menjadi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) Spesifikasi Perangkat Keras (Hardware) 78 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem Spesifikasi sistem informasi geografi yang digunakan untuk aplikasi ini terbagi menjadi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software).

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem

BAB III PEMBAHASAN. Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem BAB III PEMBAHASAN 3.1. Analisis Sistem Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM 68 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM 4.1 Spesifikasi Sistem Spesifikasi sistem informasi geografi untuk aplikasi ini terbagi menjadi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). 4.1.1

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Blank Spot 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Batasan Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Blank Spot 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Batasan Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lampu-lampu jalan di tiap daerah tampaknya belum tersebar secara merata. Pemerintah di masing-masing daerah di Indonesia khususnya di Propinsi DIY belum memiliki standarisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada Dinas Pendidikan Kota Medan khususnya Medan Selatan, terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Pada Dinas Pendidikan Kota Medan khususnya Medan Selatan, terdapat BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah. Pada Dinas Pendidikan Kota Medan khususnya Medan Selatan, terdapat beberapa proses pengelolaan dan penanganan yang kurang berjalan secara efektif, diantaranya

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SISTEM

BAB III ANALISIS SISTEM BAB III ANALISIS SISTEM Definisi Analisis Sistem adalah Penguraian dari suatu Sistem Informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan akan Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam penyelesaian masalah keruangan (spasial) di Indonesia sangat dibutuhkan, dimana peran sertanya dengan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Spesifikasi Perangkat Keras (Hardware) a. Processor Intel Pentium 4. b. Hard Disk Drive 50 Gb

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Spesifikasi Perangkat Keras (Hardware) a. Processor Intel Pentium 4. b. Hard Disk Drive 50 Gb BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras (Hardware) Spesifikasi Perangkat Keras minimum yang diperlukan untuk menjalankan sistem informasi ini adalah sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibidang penjualan alat elektronik seperti Computer, Notebook, Tablet, Camera, Projector, Printer dan Accesories Computer.

BAB I PENDAHULUAN. dibidang penjualan alat elektronik seperti Computer, Notebook, Tablet, Camera, Projector, Printer dan Accesories Computer. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Istana Disc Computer merupakan perusahaan yang bergerak dibidang penjualan alat elektronik seperti Computer, Notebook, Tablet, Camera, Projector, Printer dan Accesories

Lebih terperinci

KAJIAN APLIKASI DAN TEKNOLOGI PADA INFRASTRUKTUR DATA SPASIAL NASIONAL

KAJIAN APLIKASI DAN TEKNOLOGI PADA INFRASTRUKTUR DATA SPASIAL NASIONAL KAJIAN APLIKASI DAN TEKNOLOGI PADA INFRASTRUKTUR DATA SPASIAL NASIONAL Nama : DODY ARFIANSYAH 3506 100 046 Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Bangun Muljo S., DEA. DESS. Pendahuluan Latar Belakang GIS & WEBSIG

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Tampilan hasil meliputi tampilan menu, input sistem, dan output sistem. IV.1.1 Tampilan Menu Menu aplikasi berfungsi untuk memudahkan pengguna dalam menjalankan

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. 2.1 Update. Merupakan suatu proses memperbaharui, memperbaiki, serta menambahkan

II. LANDASAN TEORI. 2.1 Update. Merupakan suatu proses memperbaharui, memperbaiki, serta menambahkan II. LANDASAN TEORI 2.1 Update Merupakan suatu proses memperbaharui, memperbaiki, serta menambahkan suatu data yang sudah ada kemudian dikembangkan sesuai dengan keadaan sekarang ( Erwin Raisz, 2003). 2.1.1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menonjol sekaligus menjadi simbol provinsi Gorontalo adalah. program tanaman pangan jagung yang telah menjangkau pasar

BAB I PENDAHULUAN. menonjol sekaligus menjadi simbol provinsi Gorontalo adalah. program tanaman pangan jagung yang telah menjangkau pasar 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program agropolitan merupakan program unggulan provinsi Gorontalo yang telah mendapatkan sambutan serta apresiasi dari berbagai pihak. Salah satu program pertanian

Lebih terperinci

Penggunaan Sistem Informasi Geografis untuk Memetakan Distribusi Snack Move Industries

Penggunaan Sistem Informasi Geografis untuk Memetakan Distribusi Snack Move Industries Penggunaan Sistem Informasi Geografis untuk Memetakan Distribusi Snack Move Industries Andito Haryo Saputro K3513011 PTIK A PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER JURUSAN PENDIDIKAN DAN TEKNIK KEJURUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi saat ini telah mengalami kemajuan yang cukup pesat. Penggunaan komputer dalam mengolah data dari tiap transaksi yang terjadi mampu

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1. PENDAHULUAN Pada bab ini menjelaskan gambaran singkat mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan, ruang lingkup, sistematika kerja, dan sistematika pembahasan. 1.1 Latar Belakang Masalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengantar Sistem Informasi Geografis (SIG)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengantar Sistem Informasi Geografis (SIG) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengantar Kecepatan akses dan pengolahan data yang tinggi, kemudahan dalam mengkoordinasikan segala aktivitas manusia membuat komputer banyak digunakan di berbagai bidang dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Spesifikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk aplikasi ini dibagi menjadi dua, yaitu perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). 4.1.1

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. sistem penjualan dan stok barang. Dengan menganalisis prosedur sistem yang

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. sistem penjualan dan stok barang. Dengan menganalisis prosedur sistem yang BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Sistem Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai tahap yang bertujuan untuk memahami sistem, mengetahui kekurangan sistem dan menentukan kebutuhan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN DAN EVALUASI METODA GRAPHIC INDEX MAPPING DALAM PENYUSUNAN SISTEM INFORMASI PENDAFTARAN TANAH DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN PATI

PENGGUNAAN DAN EVALUASI METODA GRAPHIC INDEX MAPPING DALAM PENYUSUNAN SISTEM INFORMASI PENDAFTARAN TANAH DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN PATI PENGGUNAAN DAN EVALUASI METODA GRAPHIC INDEX MAPPING DALAM PENYUSUNAN SISTEM INFORMASI PENDAFTARAN TANAH DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN PATI Ben Prayogo Hillman 1, Chatarina Nurjati 1, Yuwono 1 Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tingginya angka pertumbuhan penduduk mengakibatkan semakin tingginya tingkat mobilitas di jalan raya. Jumlah kendaraan yang dibutuhkan manusia pun semakin banyak

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN III.1. Data Penelitian Data yang digunakan dalam pelaksanaan Evaluasi Kesesuaian Tata Letak Bangunan Terhadap Sempadan Jalan Di Kawasan Central Business District Kota Semarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Medan Belawan adalah sebagai pusat kegiatan budi daya

BAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Medan Belawan adalah sebagai pusat kegiatan budi daya BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Kecamatan Medan Belawan adalah sebagai pusat kegiatan budi daya perikanan. Keberadaan lokasi budi daya udang di Kecamatan Medan Belawan tersebar cukup merata

Lebih terperinci

BAHAN AJAR ON THE JOB TRAINING

BAHAN AJAR ON THE JOB TRAINING BAHAN AJAR ON THE JOB TRAINING APLIKASI GIS UNTUK PEMBUATAN PETA INDIKATIF BATAS KAWASAN DAN WILAYAH ADMINISTRASI DIREKTORAT PENGUKURAN DASAR DEPUTI BIDANG SURVEI, PENGUKURAN DAN PEMETAAN BADAN PERTANAHAN

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PRAKTEK KERJA LAPANGAN. Kunjungan sales digunakkan untuk melihat berapa banyak kunjungan sales

BAB IV ANALISIS PRAKTEK KERJA LAPANGAN. Kunjungan sales digunakkan untuk melihat berapa banyak kunjungan sales BAB IV ANALISIS PRAKTEK KERJA LAPANGAN 4.1. Analisis Sistem Yang Berjalan 4.1.1. Analisis Dokumen Adapun dokumen dokumen yang digunakan perusahaan dalam sistem pemasaran adalah sebagai berikut: a. Kunjungan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Tampilan aplikasi perancangan SIG lokasi klinik hewan di wilayah Medan akan tampil baik menggunakan Mozilla Firefox, untuk menjalankan aplikasi ini buka Mozilla

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada bab ini dibahas mengenai implementasi aplikasi yang telah dibuat dan evaluasi terhadap aplikasi Multivariate Statistical Process Control. 4.1 Spesifikasi Kebutuhan

Lebih terperinci

Pengantar Sistem Informasi Geografis O L E H : N UNUNG P U J I N U G R O HO

Pengantar Sistem Informasi Geografis O L E H : N UNUNG P U J I N U G R O HO Pengantar Sistem Informasi Geografis O L E H : N UNUNG P U J I N U G R O HO Outline presentasi Pengertian Sistem Informasi Geografis (SIG) Komponen SIG Pengertian data spasial Format data spasial Sumber

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 54 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Program 4.1.1 Spesifikasi Kebutuhan Program Spesifikasi Perangkat Keras Perangkat keras yang digunakan untuk merancang sistem ini adalah : Processor

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menjadi dua, yaitu perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). 1. Processor Pentium III 1 Ghz

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menjadi dua, yaitu perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). 1. Processor Pentium III 1 Ghz BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Spesifikasi sistem Informasi Geografis (SIG) untuk aplikasi ini dibagi menjadi dua, yaitu perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). 4.1.1

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Tampilan Hasil Pembahasan mengenai hasil mencakup spesifikasi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) serta tampilan output perangkat lunak. IV.1.1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lembaga pendidikan mempunyai peran yang sangat vital dalam melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu bersaing di era globalisasi. Untuk membentuk sumber

Lebih terperinci

Bab III. Pelaksanaan Penelitian

Bab III. Pelaksanaan Penelitian Bab III. Pelaksanaan Penelitian III.1. Deskripsi Daerah Penelitian Penelitian dilakukan diwilayah Kota Tangerang dengan mengambil sampel penelitian pada 4 blok pada wilayah kelurahan Sukasari dan Babakan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Pada bab ini akan di jelaskan tampilan hasil dari aplikasi yang telah dibuat, yang digunakan untuk memperjelas tentang tampilan-tampilan yang ada pada Sistem

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Geogrhafic Information System (GIS) 2. Sejarah GIS

BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Geogrhafic Information System (GIS) 2. Sejarah GIS BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Geogrhafic Information System (GIS) Sistem Informasi Geografis atau disingkat SIG dalam bahasa Inggris Geographic Information System (disingkat GIS) merupakan sistem informasi

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menjalankan sistem informasi ini adalah sebagai berikut : a. Processor Pentium III 1 Ghz

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menjalankan sistem informasi ini adalah sebagai berikut : a. Processor Pentium III 1 Ghz BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Spesifikasi Perangkat Keras minimum yang diperlukan untuk menjalankan sistem informasi ini adalah sebagai berikut : a.

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Perangkat keras yang digunakan untuk merancang sistem ini adalah: Processor : Intel Pentium IV 2,13 GHz

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Perangkat keras yang digunakan untuk merancang sistem ini adalah: Processor : Intel Pentium IV 2,13 GHz 62 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Program 4.1.1 Spesifikasi Kebutuhan Program Spesifikasi Perangkat Keras Perangkat keras yang digunakan untuk merancang sistem ini adalah: Processor :

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS JARINGAN JALAN DI WILAYAH KOTA SAMARINDA DENGAN MENGGUNAKAN PETA DIGITAL

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS JARINGAN JALAN DI WILAYAH KOTA SAMARINDA DENGAN MENGGUNAKAN PETA DIGITAL Jurnal AGRIFOR Volume XV Nomor 1, Maret 2016 ISSN : 1412 6885 SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS JARINGAN JALAN DI WILAYAH KOTA SAMARINDA DENGAN MENGGUNAKAN PETA DIGITAL Sri Endayani 1 1 Dosen Kehutanan, Fakultas

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Sistem Analisis sistem merupakan kegiatan penguraian suatu sistem informasi yang utuh dan nyata ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Studi literatur mengenai decision support system serta beberapa metode yang digunakan untuk pengambilan keputusan dengan banyak kriteria, yaitu: metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemetaan lokasi cabang cabang toko baju Mode Fashion berbasis web

BAB I PENDAHULUAN. Pemetaan lokasi cabang cabang toko baju Mode Fashion berbasis web BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perkembangan lokasi cabang Mode Fashion di Kota Medan yang begitu cepat harus diimbangi dengan penyampaian informasi dengan cepat dan tepat. Pemetaan lokasi cabang

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Hardware dan Software Dalam pembuatan program aplikasi ini digunakan komputer dengan spesifikasi hardware sebagai berikut: 1) Processor : Pentium IV 2.80

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengantar 1.2 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengantar 1.2 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengantar Kemajuan teknologi informasi yang dalam beberapa dekade ini berkembang sangat pesat, baik dalam hal perkembangan perangkat keras dan perangkat lunak seolah mengikis masalah

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. data spasial berupa peta tematik Kotamadya Jakarta Barat tentang lokasi BTS yang

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. data spasial berupa peta tematik Kotamadya Jakarta Barat tentang lokasi BTS yang BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Sistem informasi penentuan letak BTS menyajikan informasi dalam bentuk data spasial berupa peta tematik Kotamadya Jakarta Barat tentang lokasi BTS yang merupakan sajian

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN Spesifikasi Input

BAB III PEMBAHASAN Spesifikasi Input BAB III PEMBAHASAN 3.1 Analisis Sistem Untuk memaksimalkan sistem yang dibuat, maka sebelumnya diperlukan penganalisisan secara menyeluruh terhadap sistem yang sedang berjalan. Analisis ini mempunyai tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh dan kemajuan yang pesat dalam berbagai bidang termasuk

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh dan kemajuan yang pesat dalam berbagai bidang termasuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi komputer saat ini telah membawa pengaruh dan kemajuan yang pesat dalam berbagai bidang termasuk instansi pemerintahan. Hal ini disebabkan karena

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA LAHAN

SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA LAHAN 16/09/2012 DATA Data adalah komponen yang amat penting dalam GIS SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA LAHAN Kelas Agrotreknologi (2 0 sks) Dwi Priyo Ariyanto Data geografik dan tabulasi data yang berhubungan akan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI NAVIGASI DARAT DENGAN VISUALISASI TIGA DIMENSI

SISTEM INFORMASI NAVIGASI DARAT DENGAN VISUALISASI TIGA DIMENSI PEMBUATAN SISTEM INFORMASI NAVIGASI DARAT DENGAN VISUALISASI TIGA DIMENSI KUKUH HANNA PRAPANCA 06 / 20067 / ET / 05412 JURUSAN TEKNIK GEODESI FAKULTAS TEKNIK - UNIVERSITAS GADJAH MADA Latar Belakang Informasi

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI 4.1. Waktu dan Lokasi

IV. METODOLOGI 4.1. Waktu dan Lokasi 31 IV. METODOLOGI 4.1. Waktu dan Lokasi Waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan penelitian ini adalah dimulai dari bulan April 2009 sampai dengan November 2009 yang secara umum terbagi terbagi menjadi

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK 4.1 Analisis Sistem Berdasarkan hasil survey dan analisa yang dilakukan pada perpustakaan PT. Garudafood, permasalahan yang ada dalam perusahaan adalah proses transaksi peminjaman

Lebih terperinci

Bab 3. Metode Perancangan

Bab 3. Metode Perancangan Bab 3 Metode Perancangan 3.1 Metode Perancangan Sistem Pada bab ini akan memuat langkah-langkah yang akan dikerjakan untuk perancangan sistem sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan. Perancangan

Lebih terperinci

Karena tidak pernah ada proyek yang dimulai tanpa terlebih dahulu menanyakan: DIMANA?

Karena tidak pernah ada proyek yang dimulai tanpa terlebih dahulu menanyakan: DIMANA? PENGUKURAN KEKOTAAN Geographic Information System (1) Lecture Note: by Sri Rezki Artini, ST., M.Eng Geomatic Engineering Study Program Dept. Of Geodetic Engineering Permohonan GIS!!! Karena tidak pernah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Aplikasi Sistem Informasi Geografis Penentuan Distor Capasity Wilsu Cab. Lubuk Pakam Rayon Perbaungan Berbasis Web memiliki fungsi sebagai berikut : pegawai

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 55 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Implementasi sistem Pengenalan Karakter dengan Feature Point Extraction membutuhkan software ( Perangkat Lunak ) dan hardware ( Perangkat Keras ) pendukung

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informasi ASIA Vol. 1 No. 2 April 2007

Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informasi ASIA Vol. 1 No. 2 April 2007 MAKSIMALISASI MICROSOFT OFFICE MELALUI METODE OFFICE INTEGRATION PADA PENGOLAHAN DATA (METODE SAMPLING SISTEM PEMBELAJARAN DI LP3I BUSINESS COLLEGE MALANG) I in Lies Yunaefi, S.Kom Abstraksi Pemikiran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Pengantar Dewasa ini, seiring dengan perkembangan dalam bidang teknologi komputer yang sangat pesat, maka komputer tidak lagi dipandang sebagai suatu benda yang asing dan sulit untuk

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI. A. Lingkungan Implementasi. Dalam hal kegiatan implementasi sistem ini adapun yang

BAB V IMPLEMENTASI. A. Lingkungan Implementasi. Dalam hal kegiatan implementasi sistem ini adapun yang BAB V IMPLEMENTASI A. Lingkungan Implementasi Dalam hal kegiatan implementasi sistem ini adapun yang meliputi kebutuhan didalamnya adalah perangkat lunak, perangkat keras, listing program yang sesuai,

Lebih terperinci

IV. ANALISIS PAKET PROGRAM EXEMIL 1.0

IV. ANALISIS PAKET PROGRAM EXEMIL 1.0 IV. ANALISIS PAKET PROGRAM EXEMIL 1.0 A. Deskripsi Sistem Sistem Informasi Eksekutif Perencanaan dan Pengembangan Industri Susu (Exemil 1.0) merupakan suatu paket program yang menampilkan sistem informasi

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN 2.1 Analisa Kebutuhan Dalam pembuatan game ini membutuhkan komponen yang diperlukan untuk mendukung kelancaran pembuatan dan pengujian game. Di bawah ini adalah penjelasan

Lebih terperinci

BAB IV RANCANGAN SISTEM USULAN. Sistem berjalan Pengolahan Administrasi Penerimaan Mutasi Siswa pada

BAB IV RANCANGAN SISTEM USULAN. Sistem berjalan Pengolahan Administrasi Penerimaan Mutasi Siswa pada 47 BAB IV RANCANGAN SISTEM USULAN 4.1. Umum Sistem berjalan Pengolahan Administrasi Penerimaan Mutasi Siswa pada SMA Santun Untan Pontianak masih menggunakan sistem belom terkomputerisasi seperti halnaya

Lebih terperinci