KRIDA PENDIDIKAN MASYARAKAT. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
|
|
- Hartanti Susman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KRIDA PENDIDIKAN MASYARAKAT Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
2 KEBIJAKAN DAN PROGRAM PAUDNI TAHUN RPJMN Bidang PAUDNI Kondisi dan Tantangan PAUDNI Kebijakan dan Program 2 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
3 1. RPJMN Bidang PAUDNI Program, Sasaran Program, Indikator Kinerja Program, dan Anggaran NO INDIKATOR TAHUN 2015 TAHUN 2016 TARGET TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 PROGRAM: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL DAN INFORMAL Sasaran Program: Terciptanya keluasan dan kemerataan akses PAUD dan pendidikan orang dewasa bermutu, berkesetaraan jender, dan berwawasan pendidikan pembangunan berkelanjutan di semua provinsi, kabupaten, dan kota A. INDIKATOR KINERJA PROGRAM 1 % Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD usia 3-6 tahun Jumlah Lembaga PAUD Terkreditasi 34,801 36,051 37,851 40,126 42,926 3 Jumlah angkatan kerja muda memiliki pengetahuan dan sikap 602, , , ,111 1,061,111 kecakapan kerja dan kecakapan berwirausaha 4 Jumlah Lembaga Kursus dan Pelatihan Terakreditasi 1,121 2,621 4,121 5,871 7,871 5 % Angka Melek Aksaran penduduk usia dewasa usia tahun 96.6% 96.8% 97.1% 97.3% 97.5% 6 Jumlah Lembaga PKBM Terakreditasi ,108 1,445 7 Jumlah Remaja dan Orang Dewasa yang belum lulus pendidikan 6,151 54, , , ,501 menengah memperoleh Kualifikasi Setara Pendidikan Dasar dan Menengah 8 % PTK PAUD dan POD Berkualifikasi S1/D % PTK PAUD dan POD Memperoleh Peningkatan Kompetensi % PTK PAUD dan POD Memperoleh Penghargaan dan Perlindungan 11 Jumlah Model/Program PAUD dan POD yang Dibakukan dan Diterapkan 12 Jumlah lembaga/satuan pendidikan menyelenggarakan 39,724 52,628 64,224 75,820 87,417 pendidikan keayahbundaan 3 13 Jumlah orang dewasa mengikuti pendidikan keayahbundaan 255, ,900 1,890,700 3,014,900 4,343,500
4 2. Kondisi dan Tantangan PAUDNI 1. Target capaian APK PAUD tahun 2015 adalah 70,1 %, pada tahun 2014 sudah tercapai 66,81 %. Masih ada sekitar 6,5 juta anak usia 3-6 tahun yang belum terlayani PAUD apapun. 2. Tingkat ketuntasan nasional untuk program satu desa satu PAUD sudah mencapai 68,04% (2014) sehingga masih terdapat 31.96% (23.332) desa yang belum memiliki PAUD), namun demikian dari lembaga PAUD yang ada, masih sangat perlu ditingkatkan kualitasnya. 3. Tingkat keaksaraan penduduk dewasa (15-59 Tahun) sudah mencapai 96,14%, namun demikian kualitas keaksaraannya masih sangat perlu ditingkatkan. Persentase tuna aksara yang tinggi tercatat di Papua dan NTT, mereka tinggal di desa-desa dan 2/3 adalah perempuan marjinal. 4. Masih rendahnya kompetensi dan kualifikasi angkatan kerja orang dewasa. Dari 110,8 juta penduduk yang bekerja, 74,34% diantaranya hanya berpendidikan SMP/MTs kebawah, dari 7,3 Juta pencari kerja, 3,52 juta orang atau 48,39% diantaranya belum menamatkan pendidikan SMA/Sederajat. Untuk itu mereka perlu mendapatkan program kesetaraan (program paket A, B, dan C). Sisanya perlu mendapatkan pendidikan kursus dan pelatihan. 4
5 2. Kondisi dan Tantangan Paudni lanjutan.. 5. Kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan PAUD masih belum memenuhi standar, diperlukan peningkatan kapasitas pendidik dan tenaga kependidikan PAUD. Dari PTK PAUD formal (TK) yang ada, baru orang atau 25,92% yang berkualifikasi S1/D4, sedangkan untuk PTK PAUD Nonformal (KB, TPA, dan SPS) dari orang yang ada, telah berkualifikasi S1/D4 baru orang 12,71%. 6. Perlunya peningkatan kompetensi dan kualifikasi pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) di bidang Kursus dan Pelatihan, dan PTK Dikmas. 7. Sejalan dengan makin meningkatnya partisipasi masyarakat dalam melaksanakan program PAUDNI, maka diperlukan dukungan dan penguatan peran pemerintah untuk menjamin efektifitas program PAUDNI. 8. Masih terbatasnya peran keluarga dalam mendukung pendidikan anak, khususnya terkait dengan pendidikan karakter dan peningkatan prestasi anak. Untuk itu perlu pemberdayaan peran keluarga untuk berpartsipasi aktif dalam peningkatan akses dan mutu pendidikan. 9. Untuk mendukung pelaksanaan program PAUDNI perlu didukung oleh pendataan dan sistem monitoring program yang handal. 10. Perlunya peningkatan mutu dan efektifitas pengembangan model/program. 5
6 3. Kebijakan dan Program 1. Meningkatkan akses dan kualitas Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang merata di seluruh provinsi, kabupaten dan kota 2. Meningkatkan akses dan kualitas Pendidikan Kecakapan Hidup (kecakapan kerja dan kecakapan berwirausaha) 3. Meningkatkan akses dan kualitas Pembelajaran Orang Dewasa dan Belajar Sepanjang Hayat Untuk Semua (pendidikan keaksaraan dan penyetaraan pendidikan dasar dan menengah) 4. Meningkatkan ketersediaan dan mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan PAUDNI 5. Meningkatkan akses Pendidikan Keayahbundaan dalam rangka meningkatkan wawasan, pemahaman orang tua tentang kiat mendidik anak sejak janin hingga dewasa 6. Meningkatkan kualitas pelaksanaan fungsi Manajemen dan Dukungan Tugas Teknis Lainnya 6
7 3. Kebijakan dan Program 7. Meningkatkan ketersediaan Model/Program Pembelajaran yang bermutu, relevan dan berdaya Saing. 8. Mengintegrasikan Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan (ESD) dan pendidikan sebagai warga masyarakat global pada seluruh pembelajaraan PAUDNI yang berkesetaraan gender 9. Meningkatkan efektifitas, efisiensi, transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan Sistem Administrasi Direktorat Jenderal. 10.Memperkuat sinergi antara Pemerintah Pusat dan pemerintah daerah, antara masyarakat dan Pemerintah serta memperkuat peran pelaku PAUDNI melalui pemberdayaan mitra. 11.Meningkatkan pemanfaatan Teknologi Informasi (TI) dalam mendukung pelaksanaan program PAUDNI. 7
8 KEBIJAKAN DAN PROGRAM DIREKTORAT PENDIDIKAN MASYARAKAT 1 Data dan Informasi Umum 2 Pembinaan Jenis Program tahun 2015 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 8
9 DATA DAN INFORMASI UMUM {
10 DATA UMUM TERKAIT DENGAN PEMBINAAN PENDIDIKAN MASYARAKAT Data Penduduk : jiwa (BPS, 2014) Data Penduduk Miskin : jiwa (TNP2K, 2014) Data Penduduk Buta Aksara: jiwa (3,86%) (PDSP, 2013) Data Anak usia sekolah tidak sekolah : Jiwa (TNP2K, 2014) Data Anak usia sekolah tidak sekolah : 4.4 Juta anak (TNP2K 2014) Data pengangguran : (TNP2K, 2014)
11 Perbandingan Persentase Buta Aksara terhadap Persentase Kemiskinan Sumber: Badan Pusat Statistik,
12 JUMLAH DAN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN MENURUT PULAU ANGKATAN KERJA DAN PENGANGGUR TERBUKA LOKASI KEMISKINAN DI DESA SAMA DENGAN LOKASI BANYAKNYA BUTA AKSARA
13 PETA JUMLAH TUNA AKSARA, PKBM, TBM, RUMAH PINTAR, BPKB dan SKB BERDASARKAN KORIDOR EKONOMI 1 Koridor Sumatera JUMLAH TUNA AKSARA: orang PKBM: 1539 unit TBM: 894 unit RUMPIN: 48 unit BPKB: 7 unit SKB: 115 unit JUMLAH TUNA AKSARA: orang PKBM: 583 unit TBM: 439 unit RUMPIN: 28 unit BPKB: 4 unit SKB : 42 unit Koridor Kalimantan 2 Koridor Jawa JUMLAH TUNA AKSARA: orang PKBM: 2718 unit TBM: 3025 unit RUMPIN: 206 unit BPKB: 3 unit SKB: 99 unit 3 4 JUMLAH TUNA AKSARA: orang PKBM: 1039 unit TBM: 832 unit RUMPIN: 34 unit BPKB: 6 unit SKB: 81 unit Koridor Sulawesi 5 Koridor Bali NTB-NTT JUMLAH TUNA AKSARA: orang PKBM: 486 unit TBM: 560 unit RUMPIN: 14 unit BPKB: 3 unit SKB: 29 unit 6 Koridor Papua - Maluku JUMLAH TUNA AKSARA: orang PKBM: 189 unit TBM: 211 unit RUMPIN: 30 unit BPKB: 3 unit SKB: 29 unit Sumber: BPS & Direktori Bindikmas, 2013
14 PENDIDIKAN NONFORMAL PASAL 26 UU NO 20 TAHUN 2003 (3) Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik (4) Satuan pendidikan nonformal terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat, dan majelis taklim serta satuan pendidikan sejenis.
15 PERLUASAN DAN PENGUATAN JARINGAN KERJA (DOMESTIK DAN INTERNASIONAL) PENATAAN DAN PEMBINAAN SATUAN PNF (BINAAN DITBINDIKMAS) SESUAI DENGAN REGULASI DAN TUNTUTAN ZAMAN KEBIJAKAN DITBINDIKMAS TH 2015 PENGUATAN SDM DAN TATA KELOLA INTERNAL DIREKTORAT 4 MENINGKATKAN MUTU LAYANANPROGRAM PENDIDIKAN MASYARAKAT (Input-Proses-Ouput- Outcomes) 2 3 PENGUATAN SISTEM KERJA BERBASIS TEHNOLOGI INFORMASI PRIORITAS PERCEPATAN PENUNTASAN BUTA AKSARA DI PAPUA, DAERAH TERPADAT TUNA AKSARA DAN 3T
16 AREA TUGAS PEMBINAAN DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN MASYARAKAT 1. PROGRAM 1.a. Keaksaraan 1.b. Kesetaraan 1.c. PKH Perempuan 1.d. PUG 1.e. TPPPO 1.f. Peningkatan minat baca 2. SATUAN PENDIDIKAN 2.a. PKBM 2.b. SKB (Masih UPTD) 2.c. Rumah Pintar 2.d. Kelompok Belajar 2.e. Satuan Pendidikan Sejenis
17 GAMBARAN PROGRAM DAN SATUAN PENDIDIKAN JENIS PROGRAM DIKMAS : Kelompok yang di dasarkan pada kekhususan tujuan pendidikan di satuan pendidikan Memiliki izin penyelenggaraan Melaksanakan SKL, KL, KD, Kurikulum dari dit teknis terkait Memenuhi standar nasional pendidikan Siap diakreditasi BAN PNF Administrasi pengelolaan secara tertib, dan terintegrasi SATUAN PENDIDIKAN ( BINDIKMAS ) : kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan jalur formal, nonformal dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan Memiliki izin pendirian dan nomor induk lembaga Memenuhi standar minimal nasional Siap diakreditasi Ban PNF Siap dinilai kinerjanya Siap menerima kosekuensi Tidak boleh ada program asal jalan dan asal ada, tapi harus jelas komponen standar program Tidak boleh ada satuan pendidikan asal berdiri, tapi harus jelas komponen standar satuan pend
18 PEMBINAAN JENIS PROGRAM TH 2015 {
19 1.a. PEMBINAAN PROGRAM PENDIDIKAN KEAKSARAAN 6,000 target renstra target renstra revisi realisasi Terdapat permasalahan tentang data keaksaraan : 1. Usia sasaran versi unesco > 15 tahun, versi indonesia 15<5 tahun 2. Data di BPS masih sekitar 8 juta, dikmas 6 juta (15<59 tahu 3. Apabila dihitung dengan data >15 tahun sekitar 14 juta jiw 5,000 5,000 5,020 4,800 4,600 4,000 4,430 4,230 4,210 4,400 4,030 4,200 3,830 3, %, Sisa buta aksara sebanyak 3,86% atau 6.7 juta orang
20 GRAND DESAIN PROGRAM KEAKSARAAN (PERUBAHAN) Warga belajar - Usia th - Tidak dapat baca tulis hitung Belajar keaksaraan dasar : - Belajar baca tulis hitung - Pendekatan isi pembelajaran (fungsional) disesuaikan dengan kondisi, masalah dan kebutuhan warga Evaluasi : Kemampuan baca tulis hitung SUKMA certifikat Multi Keaksaraan KUM : Keaksaraan usaha Mandiri peran dlm masyarak at Usaha mandiri = Setara paket A kelas Permendikbud tentang standar program keaksaraan dasar dalam rangka pemberantasan buta aksara (sudah OK. Permendikbud no 86/2014) PERMENDIIBUD NO 86/2014 TENTANG SKL KEAKSARAAN DAPAT DIUNDUH DI Placement test 2. Permendikbud tentang program tindak lanjut program keaksaraan dasar Awal Th 2015 sudah harus selesai (draft sudah selesai) Paket A setara kls 4 Paket B setara Paket c setara 3. Permendikbud tentang program kesetaraan (paket A, B dan C) (akhir th 2015 sdh harus selesai)
21 APAPUN METODENYA, PENDEKATANNYA DAN BAHAN AJARNYA YANG PENTING MECAPAI TUJUAN YAKNI MENGUASAI STANDAR KOMPETENSI KEAKSARAAN DASAR Peserta didik buta aksara METODE DRILL METODE PENUGASAN METODE suku kata METODE SAS METODE IQRA SKL Keaksaraan dasar (permendikbud no 86/2014): dapat membaca dan menulis bahasa indonesia minimal 3 kalimat sederhana Dapat mendeskripsikan lingkungan, jatidiri dan gambar Dapat melakukan operasi perhitungan (+-x minimal 3 digit Dapat mengoprasikan uang dalam kehidupan sehari-hari Dapat melakukan operasi perhitungan jarak, isi, waktu dan berat Pendekatan; Budaya, Fungsional, Keterampilan dll Unduh di Dengan terbitnya permendikbud no 86 tahun 2014 tentang SKL keaksaraan dasar, maka ukuran orang dikatakan melek aksara harus sesuai SKL. Ujian keaksaraan harus dilakukan oleh team yang dibentuk oleh dinas pendidikan setempat (bukan
22 5 masalah (kelemahan) program keaksaraan Tidak Memiliki Data warga masyarakat buta aksara By Name by Adress Banyak kelompok belajar keaksaraan yang tidak jelas warga belajarnya (bukan warga buta aksara) Banyak terjadi warga belajar tidak selesai mengikuti belajar tetapi dihitung sudah bebas buta aksara (dapat sukma) Banyak warga belajar yg sudah melek aksara kembali buta aksara (karena tidak ada program tindak lanjut) Banyak tutor, pengelola, penilik, kasi, kabid, kadis yang tidak tahu kriteria warga melek aksara sehingga tidak jelas keberhasilan pembelajaran
23 6. KEBIJAKAN PENTING KEAKSARAAN Berupaya mengumpulkan data by name by adress (sudah disiapkan data online) Pelatihan tutor (TOT) keaksaraan berbasis SKL Keaksaraan dasar Pelatihan tim penilai keaksaraan dasar Penerbitan Permendikbud untuk SKL KUM Distribusi dana keaksaraan dasar ke kantor buta aksara Distribusi KUM bagi tindak lanjut keaksaraan dasar th 2014 Pembentuk Kelompok belajar di desa-desa sebagai penyelenggara keaksaraan dasar
24 Sebaran Angka Tuna Aksara usia tahun per Provinsi Tahun 2013 Aceh 2,25 Kepri 1,61 Sumut 1,76 Riau 1,41 Sumbar 1,9 Bangka Belitung 2,56 Lampung 2,08 Kalteng 3,44 Kalsel 0,65 Banten 1,97 Papua Barat 4,92 Sulbar 7,96 Sultra 4,6 Sulsel 7,37 Jawa Tengah 4,54 Jawa Barat DI Yogyakarta 2,11 2,1 Maluku Utara 1,97 Sulteng 3,52 Sumsel 1,89 DKI Jakarta 0,73 Sulut 0,62 1,15 Kalbar 5,76 Jambi 2,54 Bengkulu 2,46 Gorontalo 3,04 Kaltim Maluku 1,63 Papua 30,93 Jawa Timur 5,92 Nusa Tenggara Timur 7,21 Bali 5,33 Nusa Tenggara Barat 10,92 Angka Tuna Aksara usia tahun 2013 secara nasional sebesar 3,86% atau jiwa (turun 0,35% dari tahun lalu). Dilihat dari sebaran di masing-masing provinsi masih terdapat 2 provinsi memiliki angka tuna aksara di atas 10%, yaitu NTB (10,92%) dan Papua (30,93%). Kondisi ini sama dengan tahun lalu, meskipun dilihat dari angka tuna aksaranya telah mengalami penurunan dimana sebelumnya NTB (11,92%) dan Papua (35,83%). Di sisi lain terdapat 6 provinsi memiliki nilai 5,0% - 9,9%, yaitu Bali (5,33%), Kalimantan Barat (5,76%), Jawa Timur (5,92,%), NTT (7,21%), Sulawesi Selatan (7,37%), dan Sulawesi Barat (7,96%), dimana angka ini telah mengalami penurunan jika dibandingkan tahun lalu. Sedangkan 25 provinsi lainnya telah memiliki angka tuna aksara di bawah 5,0%. Jumlah ini lebih banyak dari tahun lalu, dimana sebelumnya Sulawesi Tenggara dan Papua Barat masih memiliki angka tuna aksara di atas 5,0%. Jika dilihat dari perbedaan gender, tampak bahwa perempuan memiliki angka tuna aksara lebih besar jika dibandingkan dengan laki-laki, meskipun jumlah populasi penduduk perempuan Indonesia yang lebih sedikit daripada laki-laki. Akan tetapi pada provinsi Gorontalo angka tuna aksara laki-laki lebih besar dibandingkan dengan perempuan.
25 Grafik Jumlah Penduduk Buta Aksara Usia Tahun Menurut Provinsi, Tahun 2013 GRAFIK BERDASARKAN JUMLAH BUTA AKSARA 25
26 Grafik Jumlah Penduduk Buta Aksara Usia Tahun Menurut Provinsi & Jenis Kelamin, Tahun 2013 GRAFIK BERDASARKAN JENIS KELAMIN JUMLAH BUTA AKSARA 26
27 Grafik Kabupaten/Kota Terpadat Buta Aksara Usia Tahun, Tahun
28 Jumlah Sasaran dan Anggaran Penuntasan Penduduk Buta Aksara Tahun 2015 melalui Program Keaksaraan Dasar Rp 18,900,000,000 Rp 7,560,000,000 Rp 6,300,000,000 Rp 5,580,000,000 Rp 3,600,000,000 Rp 2,340,000,000 Catatan: Unit cost per orang Rp Rp 1,620,000,000 Rp 900,000,000
29 1.b. PEMBINAAN PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN Pada Tanggal 4 Pebruari 2015, PROGRAM KESETARAAN DISERAHKAN KE DITDIKMAS : a. Paket A setara b. Paket B setara c. Paket C setara
30 DATA WARGA BELAJAR KESETARAAN PER PEBRUARI 2015 (YG DIBEAYAI APBN 2015) Tambahan dana dari Dikdasmen sebesar Rp Tetapi bansos untuk orang warga paket B (pusat) tidak ada dananya Paket C setara : Warga belajar : orang Dana yg disediakan : Rp Paket B setara : Warga belajar Pusat : orang Rp (pusat) tetapi bansosnya hanya untuk orang (sasaran khusus) a Rp /warga Warga belajar daerah : , orang /Rp Paket A setara : ,- Warga belajar : orang Dana yg disediakan : Rp Aneh : setiap tahun yang mendaftar UN sebanyak orang tetapi yang hadir sekitar orang
31 Permasalahan program kesetaraan Tidak ada perbedaan tentang orientasi belajar anak usia sekolah dan orang dewasa, berdampak pada proses dan hasil belajar Th 2015 Ujian Nasional tidak menentukan kelulusan, siapa yg akan menentukan kelulusan kesetaraan Data warga belajar kesetaraan tidak dimiliki oleh dinas dan direktorat(by name by adress) Kualitas pembelajaran di setiap satuan pendidikan masih lemah
32 Kebijakan penting program kesetaraan Harus selesai pendataan warga belajar by name by adress pada mei 2015, dan calon warga belajar th harus masuk per juli 2015 untuk diberi NIS (nomor induk siswa) Pola pembelajaran diupayakan sistem kredit per buku paket (tidak ada raport) Model pembelajaran (model kesetaraan) bagi orang dewasa direncanakan th 2015 sudah selesai Peningkatan mutu I-P-O bagi satuan pendidikan penyelenggaraan kesetaraan Seleksi kelayakan satuan pendidikan penyelenggaran program kesetaraan terutama paket B dan C Penerapan Sangsi berat bagi satuan pendidikan yang melakukan kecurangan pelaksanaan kesetaraan
33 1.c. PEMBINAAN PROGRAM PENDIDIKAN KEORANG TUAAN DENGAN BERDIRINYA DIREKTORAT PENDIDIKAN KEORANG TUAAN MAKA PROGRAM PARENTING EDUCATION DI DIKMAS DIPINDAHKAN KE DIREKTORAT PENDIDIKAN KEORANG TUAAN
34 ANATOMI PROGRAM PENDIDIKAN KEORANGTUAAN ORANG TUA SEBAGAI BAGIAN DARI MASYARAKAT DAN WAJIB BERPERAN DALAM MASYARAKAT ORANG TUA SEBAGAI PRIBADI YANG LAYAK MENJADI TELADAN DALAM KELUARGA Menjadi orang tua yang : Dapat diteladani oleh anggota keluarga Dapat membina keutuhan dan keharmonisan keluarga Dapat mengasuh dan mendidik anak sejak kandungan sampai perguruan tinggi (karakter dan prestasi) Dapat berperan dalam kegiatan di masyarakat ORANG TUA MAMPU MENGELOLA RUMAH TANGGA DAN MENGASUH DAN MENDIDIK ANAK DALAM BUDAYA PRESTASI
35 1.d. PEMBINAAN PROGRAM PKH PEREMPUAN PKH PEREMPUAN DIARAHKAN KEPADA PARA WANITA : KORBAN PERDAGANGAN ORANG USIA PRODUKTIF TIDAK MEMILIKI KETERAMPILAN DAN MENGANGGUR WANITA USIA MUDA DARI KELUARGA MISKIN
36 Proses Pembelajaran PKH Perempuan Prioritas Warga belajar Kelompok perempuan marginal: keluarga miskin, pengangguran, pendidikan rendah, korban perdagangan orang, KDRT, dll Kelayakan lembaga penyelenggara, kompetensi PTK, kelayakan sarpras, kesiapan proses pembelajaran, sistem evaluasi Proses belajar (keterampilan usaha/ bekerja/ mandiri dilakukan di SKB, PKBM, LKP terpilih Ujian keterampila n (oleh LSK/LSP/DU /DI dll) Memiliki keterampilan kerja di dunia usaha/industri Merintis usaha sebagai mata pencaharian
37 1.d. PENGARUSUTAMAAN GENDER DAN TPPPO ARAH PUG ADALAH MENGUPAYAKAN PILOT PROJECT SEKOLAH RESPONSIF GENDER DAN PENDIDIKAN KELUARGA BERWAWASAN GENDER ARAH TPPPO ADALAH MEMPERKUAT TIM PENCEGAHAN TPPPO TK NASIONAL DAN PROPINSI DAN MENDUKUNG SOSIALISASI DAERAH-DAERAH RAWAN TPPPO
38 KESEMPATAN MEMPEROLEH PENDIDIKAN + PERLAKUKAN DI KELUARGA Hasil pendidikan responsif gender Adil / setara Gender Tujuan akhir Globalisasi MEA kodrat LAKI-LAKI PEREMPUAN sosial Berpandangan L=P Diperlakukan sama (L=P) Kesempatan sama (L=P) Diberi fasilitas yg relatif sama tetapi ada perbedaan (L tdk sama P) Materi bel tidak bias gender Budaya yang tidak merendahkan, merugikan DIHARGAI PERBEDAANNYA Ciri bawaan secara fisik dan psikis Hasil belajar laki-laki dan perempuan memiliki keunggulan masingmasing Terdapat pembagian kerja/peran lakilaki dan perempuan sesuai dengan harkat dan martabatnya dalam hal: 1. akses (peluang) 2. partisipasi 3. kontrol - keputusan atas diri sendiri 4. mengambil manfaat Pembangunan dan daya saing bangsa Ekonomi, sosial, budaya, hukum, politik, pertahanan dan keamanan
39 PENGERTIAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN RESPONSIF GENDER Pembangunan pendidikan responsif gender adalah pembangunan di bidang pendidikan yang memberikan kemanfaatan bagi laki-laki dan perempuan, dengan memperhatikan perbedaan kebutuhan mereka, baik karena perbedaan biologis maupun perbedaan sebagai hasil konstruksi sosial budaya. 5
40 Pendidikan bernuansa gender Keluarga Responsif gender Mindset, pendidikan, ekonomi, perlakukan, komunikasi, sarna rumah tangga, iklim keluarga dan hubungan Satuan pendidikan responsif gender: Pendidik, kepala satuan pendidikan, peserta didik, sarana prasarana, bahan ajar, proses pembelajaran, evaluasi pembelajaran, peran masyarakat (8 standar +) Fasilitasi dari pokja PUG Pendidikan responsif gender akan berhasil manakala setiap satuan pendidikan menerapkan pendidikan responsif gender dan didukung oleh keluarga yang responsif gender. Telah disusun indikator sekolah responsif gender
41 Kebijakan penting dalam PUG dan TPPPO Arah PUG tidak pada penguatan pokja tetapi sudah implementasi ke satuan pendidikan dan keluarga responsif gender Menyiapkan tim nara sumber di setiap daerah Mengembangan berbagai bahan ajar Kerjasama dengan daerah untuk mengembangkan sekolah responsif gender TPPPO diarahkan pada penguatan tim pencegahan perdagangan orang tingkat daerah dan memberikan dukungan pelaksanaan sosialisasi di daerah
42 Terima Kasih 42 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
PERAN PENTING SAKA WIDYA BUDAYA BAKTI DALAM PENGEMBANGAN PROGRAM PAUD DAN PNFI
PERAN PENTING SAKA WIDYA BUDAYA BAKTI DALAM PENGEMBANGAN PROGRAM PAUD DAN PNFI Disampaikan pada Kegiatan Workshop Saka Widya Budaya Bakti Di Pekanbaru Riau tgl 9 April 2015 DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN
Lebih terperinciKEBIJAKAN DAN KOORDINASI KEGIATAN DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN MASYARAKAT TAHUN 2015
KEBIJAKAN DAN KOORDINASI KEGIATAN DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN MASYARAKAT TAHUN 2015 Disampaikan pada Temu Koordinasi Penyelenggara Program Pendidikan Masyarakat Bandung, 30 April 2015 oleh: Dr. Ir.
Lebih terperinciKebijakan Program Pendataan Dapodik PAUD dan Dikmas
TAHUN 2017 Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Kebijakan Program Pendataan Dapodik PAUD dan Dikmas AGUS PRANOTO
Lebih terperinciPROGRAM DAN ANGGARAN SUBDIT PROGRAM DAN EVALUASI TAHUN 2012
PROGRAM DAN ANGGARAN SUBDIT PROGRAM DAN EVALUASI TAHUN 2012 Pahala Simanjuntak Jumat, 17 Februari 2012 POSTUR ANGGARAN DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN MASYARAKAT TAHUN 2012 No Satuan Kerja Belanja Barang
Lebih terperinciSAMBUTAN DIRJEN PAUDNI
i SAMBUTAN DIRJEN PAUDNI Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal merupakan bagian integral dari sistem pendidikan nasional yang menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional berperan penting
Lebih terperinciDisampaikan pada kegiatan Bimbingan Teknis Kelembagaan untuk Pemantapan Akreditasi PKBM Semarang, Tanggal 4 Maret 2016
Disampaikan pada kegiatan Bimbingan Teknis Kelembagaan untuk Pemantapan Akreditasi PKBM Semarang, Tanggal 4 Maret 2016 KEBIJAKAN DAN PROGRAM DIREKTORAT PEMBINAAN DIKTARA 1. Pendidikan Keaksaraan: Pendidikan
Lebih terperinciCapaian Keaksaraan, Gender, dan Pengembangan Budaya Baca
Capaian Keaksaraan, Gender, dan Pengembangan Budaya Baca Ella Yulaelawati, M.A., Ph.D. Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian
Lebih terperinciPeningkatan Mutu Keaksaraan Diintegrasikan dengan Literasi Kewirausahaan, Peningkatan Budaya Baca dan Peningkatan Kapasitas Tutor Bindikmas PAUDNI
Disampaikan pada Evaluasi Capaian Kinerja Pelaksanaan Program Pendidikan Masyarakat Tahun 2012 Peningkatan Mutu Keaksaraan Diintegrasikan dengan Literasi Kewirausahaan, Peningkatan Budaya Baca dan Peningkatan
Lebih terperinciMeningkatkan Mutu Layanan Pendidikan Masyarakat melalui Rumah Pintar
Meningkatkan Mutu Layanan Pendidikan Masyarakat melalui Rumah Pintar Ella Yulaelawati, M.A., Ph.D. Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan
Lebih terperinciD I R E K TO R AT J E N D E R A L P E N D I D I K A N A N A K U S I A D I N I D A N P E N D I D I K A N M A S YA R A K AT, K E M D I K B U D R I
PENGELOLAAN DAPODIK PAUD DAN DIKMAS 2017 D I R E K TO R AT J E N D E R A L P E N D I D I K A N A N A K U S I A D I N I D A N P E N D I D I K A N M A S YA R A K AT, K E M D I K B U D R I PENGERTIAN DAPODIK
Lebih terperinciPerencanaan Pelaksanaan Akreditasi PAUD dan PNF Tahun 2018
Perencanaan Pelaksanaan Akreditasi PAUD dan PNF Tahun 2018 Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 1 Kebijakan Umum Kemendikbud Kebijakan Pembangunan
Lebih terperinciKEBIJAKAN AKREDITASI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN NONFORMAL TAHUN 2018
KEBIJAKAN AKREDITASI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN NONFORMAL TAHUN 2018 BADAN AKREDITASI NASIONAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN NONFORMAL Cakupan Materi 1. Landasan Yuridis 2. Kelembagaan
Lebih terperinciPEMBINAAN ORGANISASI MITRA DIKMAS. Oleh Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat DITJEN PAUDNI-KEMDIKBUD RI 2015
PEMBINAAN ORGANISASI MITRA DIKMAS Oleh Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat DITJEN PAUDNI-KEMDIKBUD RI 2015 { PENDAHULUAN (data dan informasi umum) DATA UMUM TERKAIT DENGAN PEMBINAAN PENDIDIKAN MASYARAKAT
Lebih terperinciCAPAIAN PROGRAM, TARGET PROGRAM DAN ARAH KEBIJAKAN
CAPAIAN PROGRAM, TARGET PROGRAM DAN ARAH KEBIJAKAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL, DAN INFORMAL TAHUN 2013 Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi, Psikolog Direktur Jenderal Pendidikan
Lebih terperinciPOTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH (Indikator Makro)
POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH (Indikator Makro) Pusat Data dan Statistik Pendidikan - Kebudayaan Setjen, Kemendikbud Jakarta, 2015 DAFTAR ISI A. Dua Konsep Pembahasan B. Potret IPM 2013 1. Nasional
Lebih terperinciPOTRET PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI BARAT (Indikator Makro)
POTRET PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI BARAT (Indikator Makro) Pusat Data dan Statistik Pendidikan - Kebudayaan Kemendikbud Jakarta, 2015 DAFTAR ISI A. Dua Konsep Pembahasan B. Potret IPM 2013 1. Nasional
Lebih terperinciKebijakan Ditjen PAUD dan Dikmas Terkait Akreditasi PAUD dan PNF
Kebijakan Ditjen PAUD dan Dikmas Terkait Akreditasi PAUD dan PNF Harris Iskandar Direktur Jenderal Disampaikan pada Rapat Koordinasi BAN PAUD dan PNF dan BAP PAUD dan PNF Tahun 2017 Bogor, 23 November
Lebih terperinciStrategi Kebijakan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan Tahun 2016
Strategi Kebijakan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan Tahun 2016 Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Promotion of Lifelong learning
Lebih terperinciLandasan Pelaksanaan Akreditasi (1)
Landasan Pelaksanaan Akreditasi (1) 1.Undang-undang NO 20/2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 60 ayat 1 Penilaian kelayakan program dan satuan PNF Pasal 35 Mengacu Standar Nasional Pendidikan
Lebih terperinciKEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD DAN PNF TAHUN 2018 BADAN AKREDITASI NASIONAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN NONFORMAL
KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD DAN PNF TAHUN 2018 BADAN AKREDITASI NASIONAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN NONFORMAL Cakupan Materi 1. Landasan Yuridis 4. Mekanisme Akreditasi 2. Kelembagaan
Lebih terperinciKebijakan Ditjen PAUD dan Dikmas dalam Penguatan dan Pemanfaatan Hasil Akreditasi
Kebijakan Ditjen PAUD dan Dikmas dalam Penguatan dan Pemanfaatan Hasil Akreditasi Harris Iskandar Direktur Jenderal PAUD dan Dikmas Disampaikan pada Rakornas BAN PAUD dan PNF Tahun 2018 Yogyakarta, 22
Lebih terperinciKEBIJAKAN DITJEN PAUD DAN DIKMAS DALAM PENGEMBANGAN MUTU SATUAN PENDIDIKAN PAUD DAN DIKMAS
KEBIJAKAN DITJEN PAUD DAN DIKMAS DALAM PENGEMBANGAN MUTU SATUAN PENDIDIKAN PAUD DAN DIKMAS Ir. Agus Pranoto Basuki, M.Pd KEPALA BAGIAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PAUD
Lebih terperinciWORKSHOP (MOBILITAS PESERTA DIDIK)
WORKSHOP (MOBILITAS PESERTA DIDIK) KONSEP 1 Masyarakat Anak Pendidikan Masyarakat Pendidikan Anak Pendekatan Sektor Multisektoral Multisektoral Peserta Didik Pendidikan Peserta Didik Sektoral Diagram Venn:
Lebih terperinciLampiran 3 PERNYATAAN PENERIMAAN DANA BANTUAN INSENTIF BAGI PENGELOLA PKBM DAN PENGELOLA TBM TAHUN 2012
( PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN KEPADA PENGELOLA PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM) DAN PENGELOLA TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) BERDEDIKASI DAN BERPRESTASI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Lebih terperinciPOTRET PENDIDIKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU (Indikator Makro)
POTRET PENDIDIKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU (Indikator Makro) Pusat Data dan Statistik Pendidikan - Kebudayaan Setjen, Kemendikbud Jakarta, 2015 DAFTAR ISI A. Dua Konsep Pembahasan B. Potret IPM 2013 1.
Lebih terperinciPROGRAM KEAKSARAAN DAN BUDAYA BACA 2016
PROGRAM KEAKSARAAN DAN BUDAYA BACA 2016 1 ANALISIS SITUASI DAN ARAH KEBIJAKAN Menurut kelompok Umur dan Tempat tinggal 3 Proporsi Penduduk Melek Huruf Data Melek Aksara 2014 90,05 45+ 86,06 94,26 95,88
Lebih terperinciHASIL Ujian Nasional SMP - Sederajat. Tahun Ajaran 2013/2014
HASIL Ujian Nasional SMP - Sederajat Tahun Ajaran 213/21 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta, 13 Juni 21 1 Ringkasan Hasil Akhir UN - SMP Tahun 213/21 Peserta UN 3.773.372 3.771.37 (99,9%) ya
Lebih terperinciDAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009
ACEH ACEH ACEH SUMATERA UTARA SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT RIAU JAMBI JAMBI SUMATERA SELATAN BENGKULU LAMPUNG KEPULAUAN BANGKA BELITUNG KEPULAUAN RIAU DKI JAKARTA JAWA BARAT
Lebih terperinciPelatihan Sistem Informasi Manajemen Akreditasi dalam rangka sosialisasi aplikasi SISPENA PAUD dan PNF Tahun 2018
Pelatihan Sistem Informasi Manajemen Akreditasi dalam rangka sosialisasi aplikasi SISPENA PAUD dan PNF Tahun 2018 Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Lebih terperinciTABEL 1 GAMBARAN UMUM TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) KURUN WAKTU 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2011
TABEL 1 GAMBARAN UMUM No. Provinsi Lembaga Pengelola Pengunjung Judul Buku 1 DKI Jakarta 75 83 7.119 17.178 2 Jawa Barat 1.157 1.281 72.477 160.544 3 Banten 96 88 7.039 14.925 4 Jawa Tengah 927 438 28.529
Lebih terperincibbbbbbbbbbbbbbb Laporan Akuntabilitas Kinerja Ditjen PAUDNI Tahun 2012
bbbbbbbbbbbbbbb Laporan Akuntabilitas Kinerja Ditjen PAUDNI Tahun 2012 i KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala berkah dan karunia-nya sehingga pelaksanaan program PAUDNI tahun 2012
Lebih terperinciSTA NDA R LAYA NA N DA N PROG RA M TA HUN 2012
STA NDA R LAYA NA N DA N PROG RA M PEMBELAJARAN PESERTA DIDIK TA HUN 2012 Yogyakarta, 16-18 Februari 2012 Sub Direktorat Pembelajaran dan Peserta Didik Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat Direktorat
Lebih terperinciPUSAT PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN NONFORMAL DAN INFORMAL REGIONAL I JAYAGIRI BANDUNG
IMPLEMENTASI MODEL PENYELENGGARAAN PROGRAM DI PKBM PUSAT PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, PENDIDIKAN NONFORMAL DAN INFORMAL REGIONAL I JAYAGIRI BANDUNG visi TERWUJUDNYA LAYANAN PAUDNI YANG LEBIH
Lebih terperinciDaftar Isi Daftar Tabel Daftar Grafik Kata Pengantar Ringkasan Eksekutif
DAFTAR ISI Hal Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Grafik Kata Pengantar Ringkasan Eksekutif i iii iv v vi BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum 1 B. Dasar Hukum 2 C. Maksud dan Tujuan 3 D. Tugas, Fungsi, dan
Lebih terperinciNAMA, LOKASI, ESELONISASI, KEDUDUKAN, DAN WILAYAH KERJA
2012, No.659 6 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI NOMOR PER.07/MEN/IV/2011
Lebih terperinciPOTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR (Indikator Makro)
POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR (Indikator Makro) Pusat Data dan Statistik Pendidikan - Kebudayaan Setjen, Kemendikbud Jakarta, 2015 DAFTAR ISI A. Dua Konsep Pembahasan B. Potret IPM 2013 1. Nasional
Lebih terperinciC UN MURNI Tahun
C UN MURNI Tahun 2014 1 Nilai UN Murni SMP/MTs Tahun 2014 Nasional 0,23 Prov. Sulbar 1,07 0,84 PETA SEBARAN SEKOLAH HASIL UN MURNI, MENURUT KWADRAN Kwadran 2 Kwadran 3 Kwadran 1 Kwadran 4 PETA SEBARAN
Lebih terperinciPusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Sebagai Wadah Pemberdayaan Masyarakat
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat () Sebagai Wadah Pemberdayaan Masyarakat Keberhasilan pendidikan merupakan tanggungjawab bersama antara keluarga, pemerintah dan masyarakat. Keterlibatan masyarakat dalam
Lebih terperinciNAMA, LOKASI, ESELONISASI, KEDUDUKAN, DAN WILAYAH KERJA. No Nama UPT Lokasi Eselon Kedudukan Wilayah Kerja. Bandung II.b DITJEN BINA LATTAS
5 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI NOMOR PER.07/MEN/IV/2011
Lebih terperinciPenataan Kelembagaan PKBM
Penataan Kelembagaan PKBM Ella Yulaelawati, M.A., Ph.D. Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Lebih terperinciPEMANFAATAN DATA DAPODIK UNTUK PEMBINAAN SATUAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
PEMANFAATAN DATA DAPODIK UNTUK PEMBINAAN SATUAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DIREKTORAT PEMBINAAN PAUD DIREKTORAT JENDERAL PAUD DAN DIKMAS KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2017 Sumber: Nelson, C.A. In
Lebih terperinciDisabilitas. Website:
Disabilitas Konsep umum Setiap orang memiliki peran tertentu = bekerja dan melaksanakan kegiatan / aktivitas rutin yang diperlukan Tujuan Pemahaman utuh pengalaman hidup penduduk karena kondisi kesehatan
Lebih terperinciDRAF APK-APM PENDIDIKAN TAHUN 2017
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan DRAF APK-APM PENDIDIKAN TAHUN 2017 Cutoff data tanggal 30-Nov-2017 PDSPK, Setjen Kemendikbud Jakarta, 11 Desember 2017 DRAF APK-APM PENDIDIKAN TAHUN AJARAN 2017/2018
Lebih terperinciBesarnya Penduduk yang Tidak Bekerja Sama-sekali: Hasil Survey Terkini
Besarnya Penduduk yang Tidak Bekerja Sama-sekali: Hasil Survey Terkini Uzair Suhaimi uzairsuhaimi.wordpress.com Judul artikel perlu klarifikasi. Pertama, istilah penduduk merujuk pada penduduk Indonesia
Lebih terperinciEvaluasi Kegiatan TA 2016 dan Rancangan Kegiatan TA 2017 Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian *)
Evaluasi Kegiatan TA 2016 dan Rancangan Kegiatan TA 2017 Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian *) Oleh : Dr. Ir. Sumarjo Gatot Irianto, MS, DAA Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian *) Disampaikan
Lebih terperinciPANDUAN PENGGUNAAN Aplikasi SIM Persampahan
PANDUAN PENGGUNAAN Aplikasi SIM Persampahan Subdit Pengelolaan Persampahan Direktorat Pengembangan PLP DIREKTORAT JENDRAL CIPTA KARYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT Aplikasi SIM PERSAMPAHAN...(1)
Lebih terperinciProfil Keaksaraan: Hasil Sensus Penduduk 2010
Profil Keaksaraan: Hasil Sensus Penduduk 2010 Razali Ritonga, MA razali@bps.go.id Direktur Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan Badan Pusat Statistik 15 SEPTEMBER 2012 1 PENGANTAR SENSUS: Perintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masalah kemiskinan menjadi persoalan serius yang di hadapi oleh banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kemiskinan menjadi persoalan serius yang di hadapi oleh banyak negara di dunia, karena dalam negara maju pun terdapat penduduk miskin. Kemiskinan identik dengan
Lebih terperinciKEBIJAKAN TENTANG PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT
KEBIJAKAN TENTANG PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, dan Pendidikan Masyarakat STRUKTUR ORGANISASI
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sektor pertanian merupakan sektor yang penting dalam pembangunan Indonesia, yaitu sebagai dasar pembangunan sektor lainnya. Sejalan dengan itu, sektor pertanian
Lebih terperinciPEMETAAN DAN KAJIAN CEPAT
Tujuan dari pemetaan dan kajian cepat pemetaan dan kajian cepat prosentase keterwakilan perempuan dan peluang keterpilihan calon perempuan dalam Daftar Caleg Tetap (DCT) Pemilu 2014 adalah: untuk memberikan
Lebih terperinciWORKSHOP KOMPILASI DATA SATUAN PENDIDIKAN DAN PROSES PEMBELAJARAN. Pusat Data dan Statistik Pendidikan - Kebudayaan Setjen, Kemendikbud Jakarta
WORKSHOP KOMPILASI DATA SATUAN PENDIDIKAN DAN PROSES PEMBELAJARAN Pusat Data dan Statistik Pendidikan - Kebudayaan Setjen, Kemendikbud Jakarta Kab. Karimun, 2015 PAPARAN PENDAHULUAN A. DAPODIK B. WORKSHOP
Lebih terperinci4 GAMBARAN UMUM. No Jenis Penerimaan
4 GAMBARAN UMUM 4.1 Kinerja Fiskal Daerah Kinerja fiskal yang dibahas dalam penelitian ini adalah tentang penerimaan dan pengeluaran pemerintah daerah, yang digambarkan dalam APBD Provinsi dan Kabupaten/Kota
Lebih terperinciHasil Pembahasan Pra-Musrenbangnas dalam Penyusunan RKP 2014
Hasil Pembahasan Pra-Musrenbangnas dalam Penyusunan RKP 2014 Deputi Menteri Bidang SDM dan Kebudayaan Disampaikan dalam Penutupan Pra-Musrenbangnas 2013 Jakarta, 29 April 2013 SISTEMATIKA 1. Arah Kebijakan
Lebih terperinciDisampaikan pada kegiatan Temu Koordinasi Penyelenggaraan Program Pendidikan Masyarakat, Bandung, Tanggal 29 April 2015
Disampaikan pada kegiatan Temu Koordinasi Penyelenggaraan Program Pendidikan Masyarakat, Bandung, Tanggal 29 April 2015 KEBIJAKAN DITBINDIKMAS TAHUN 2015 PENGUATAN SDM DAN TATA KELOLA INTERNAL DIREKTORAT
Lebih terperinci4.01. Jumlah Lembaga Pada PTAIN dan PTAIS Tahun Akademik 2011/2012
4.01. Jumlah Lembaga Pada PTAIN dan PTAIS Jumlah Lembaga No. Provinsi PTAIN PTAIS Jumlah 1. Aceh 3 20 23 2. Sumut 2 40 42 3. Sumbar 3 19 22 4. Riau 1 22 23 5. Jambi 2 15 17 6. sumsel 1 13 14 7. Bengkulu
Lebih terperinciIPM KABUPATEN BANGKA: CAPAIAN DAN TANTANGAN PAN BUDI MARWOTO BAPPEDA BANGKA 2014
IPM KABUPATEN BANGKA: CAPAIAN DAN TANTANGAN PAN BUDI MARWOTO BAPPEDA BANGKA 2014 LATAR BELAKANG Sebelum tahun 1970-an, pembangunan semata-mata dipandang sebagai fenomena ekonomi saja. (Todaro dan Smith)
Lebih terperinciPemanfaatan Hasil Ujian Nasional MTs untuk Perbaikan Akses dan Mutu Pendidikan
Pemanfaatan Hasil Ujian Nasional MTs untuk Perbaikan Akses dan Mutu Pendidikan Asep Sjafrudin, S.Si, M.Si Jenjang Madrasah Tsanawiyah/Sekolah Menengah Pertama (MTs/SMP) memiliki peranan yang sangat penting
Lebih terperinciINDONESIA Percentage below / above median
National 1987 4.99 28169 35.9 Converted estimate 00421 National JAN-FEB 1989 5.00 14101 7.2 31.0 02371 5.00 498 8.4 38.0 Aceh 5.00 310 2.9 16.1 Bali 5.00 256 4.7 30.9 Bengkulu 5.00 423 5.9 30.0 DKI Jakarta
Lebih terperinciDESKRIPTIF STATISTIK RA/BA/TA DAN MADRASAH
DESKRIPTIF STATISTIK RA/BA/TA DAN MADRASAH Deskriptif Statistik RA/BA/TA dan Madrasah (MI, MTs, dan MA) A. Lembaga Pendataan RA/BA/TA dan Madrasah (MI, MTs dan MA) Tahun Pelajaran 2007/2008 mencakup 33
Lebih terperinciDESKRIPTIF STATISTIK PONDOK PESANTREN DAN MADRASAH DINIYAH
DESKRIPTIF STATISTIK PONDOK PESANTREN DAN MADRASAH DINIYAH Deskriptif Statistik Pondok Pesantren dan Madrasah Diniyah Pendataan Pondok Pesantren dan Madrasah Diniyah Tahun 2007-2008 mencakup 33 propinsi,
Lebih terperinci2017, No Kebudayaan tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat. Mengingat : 1. Un
No.225, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDIKBUD. BP-PAUD dan Dikmas. Orta. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI DAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 1970-an telah terjadi perubahan menuju desentralisasi di antara negaranegara,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sejak tahun 1970-an telah terjadi perubahan menuju desentralisasi di antara negaranegara, baik negara ekonomi berkembang maupun negara ekonomi maju. Selain pergeseran
Lebih terperinciAnalisis Deskriptif Pendidikan Keagamaan dan Pondok Pesantren Tahun Akademik
SSt taat ti iisst ti iikk PPeennddi iiddi iikkaann IIssl llaamm 220000 99//22 0011 00 Analisis Deskriptif Pendidikan Keagamaan dan Pondok Tahun Akademik 20092010 Jenis lembaga Pendidikan Keagamaan dan
Lebih terperinciEVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PAUDNI 2012 DAN RENCANA PELAKSANAAN PROGRAM PAUDNI TAHUN 2013
EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PAUDNI 2012 DAN RENCANA PELAKSANAAN PROGRAM PAUDNI TAHUN 2013 Dr. Gutama Sekretaris Ditjen PAUDNI Disampaikan dalam Rakornas Pelaksanaan Kebijakan dan Program PAUDNI 2013 Yogyakarta,
Lebih terperinciPENDATAAN RUMAH TANGGA MISKIN DI WILAYAH PESISIR/NELAYAN
SEKRETARIAT WAKIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PENDATAAN RUMAH TANGGA MISKIN DI WILAYAH PESISIR/NELAYAN DISAMPAIKAN OLEH : DEPUTI SESWAPRES BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT DAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN, SELAKU
Lebih terperinciBPS PROVINSI SUMATERA SELATAN
BADAN PUSAT STATISTIK BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No.53/09/16 Th. XVIII, 01 September 2016 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA SELATAN MARET 2016 GINI RATIO SUMSEL PADA MARET 2016 SEBESAR
Lebih terperinciINDEK KOMPETENSI SEKOLAH SMA/MA (Daya Serap UN Murni 2014)
F INDEK KOMPETENSI SEKOLAH SMA/MA (Daya Serap UN Murni 2014) Kemampuan Siswa dalam Menyerap Mata Pelajaran, dan dapat sebagai pendekatan melihat kompetensi Pendidik dalam menyampaikan mata pelajaran 1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada pembukaan UUD 1945 disebutkan bahwa salah satu tujuan negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada pembukaan UUD 1945 disebutkan bahwa salah satu tujuan negara Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan tersebut diwujudkan melalui upaya peningkatan
Lebih terperinciPopulasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor),
Babi Aceh 0.20 0.20 0.10 0.10 - - - - 0.30 0.30 0.30 3.30 4.19 4.07 4.14 Sumatera Utara 787.20 807.40 828.00 849.20 871.00 809.70 822.80 758.50 733.90 734.00 660.70 749.40 866.21 978.72 989.12 Sumatera
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,
Lebih terperinciFungsi, Sub Fungsi, Program, Satuan Kerja, dan Kegiatan Anggaran Tahun 2012 Kode. 1 010022 Provinsi : DKI Jakarta 484,909,154
ALOKASI ANGGARAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENDIDIKAN YANG DILIMPAHKAN KEPADA GUBERNUR (Alokasi Anggaran Dekonsentrasi Per Menurut Program dan Kegiatan) (ribuan rupiah) 1 010022 : DKI Jakarta 484,909,154
Lebih terperinciINDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN IV-2016
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN A. Penjelasan Umum No. 11/02/94/Th. VII, 6 Februari 2017 Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan
Lebih terperinciARAH DAN KEBIJAKAN DITJEN PAUDNI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL DAN INFORMAL 2013
ARAH DAN KEBIJAKAN DITJEN PAUDNI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL DAN INFORMAL 2013 1 VISI DAN MISI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2
Lebih terperinciINDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN I-2017
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN I-2017 A. Penjelasan Umum 1. Indeks Tendensi Konsumen (ITK) I-2017 No. 27/05/94/Th. VII, 5 Mei 2017 Indeks Tendensi
Lebih terperinciKEBIJAKAN PEMBINAAN PENDIDIKAN MASYARAKAT TAHUN 2012
KEBIJAKAN PEMBINAAN PENDIDIKAN MASYARAKAT TAHUN 2012 Ella Yulaelawati, M.A., Ph.D Disampaikan pada Temu Konsultasi Program Pendidikan Masyarakat Tahun 2012 Workshop Sosialisasi Inovasi Multikeaksaraan
Lebih terperinciPROGRAM PEMBINAAN PTK KURSUS DAN PELATIHAN Dr. Kastum, M.Pd. (Kasubdit PTK Kursus dan Pelatihan)
PROGRAM PEMBINAAN PTK KURSUS DAN PELATIHAN 2013 Dr. Kastum, M.Pd. (Kasubdit PTK Kursus dan Pelatihan) DATA PTK KURSUS DAN PELATIHAN No. PROPINSI Jumlah Instruktur Kursus Jumlah Pengelola 1. Jawa Timur
Lebih terperinciALOKASI ANGGARAN. No Kode Satuan Kerja/Program/Kegiatan Anggaran (Ribuan Rp) (1) (2) (3) (4) 01 Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta
SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 103 TAHUN 2013 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENDIDIKAN KEPADA GUBERNUR DALAM PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI TAHUN
Lebih terperinciFungsi dan Lingkup Jalur PNFI
Penyelarasan Dunia Pendidikan dan Dunia Kerja Oleh: Dr. WARTANTO Dir Pembinaan Kursus dan Kelembagaan UU Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 26 Fungsi dan Lingkup Jalur PNFI Ayat (2) Pendidikan non formal berfungsi
Lebih terperinciORIENTASI RAKORNAS BAP PAUD DAN PNF TAHUN 2017
ORIENTASI RAKORNAS BAP PAUD DAN PNF TAHUN 2017 STRUKTUR ORGANISASI BAN & BAP PAUD dan PNF ADMIN KEU. BAN PAUD dan PNF - Ketua - Sekretaris - Anggota SEKRETARIAT KOMISI RENBANG KOMISI PENINGKATAN KOMPETENSI
Lebih terperinciB. SUMBER PENDANAAN (10) PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN (PPSDMK) (Juta Rupiah) Prakiraan Kebutuhan
PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN (PPSDMK) (Juta ) 2075 Standardisasi, Sertifikasi dan Pendidikan Berkelanjutan bagi SDM Kesehatan 2075.0 Terselenggaranya Standarisasi,
Lebih terperinciPropinsi Kelas 1 Kelas 2 Jumlah Sumut Sumbar Jambi Bengkulu Lampung
2.11.3.1. Santri Berdasarkan Kelas Pada Madrasah Diniyah Takmiliyah (Madin) Tingkat Ulya No Kelas 1 Kelas 2 1 Aceh 19 482 324 806 2 Sumut 3 Sumbar 1 7-7 4 Riau 5 Jambi 6 Sumsel 17 83 1.215 1.298 7 Bengkulu
Lebih terperinciHasil Sidang Komisi I: KEBIJAKAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT
Hasil Sidang Komisi I: KEBIJAKAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT Depok, 29-31 Maret 2015 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 1 Kerangka Strategis PAUD 2015-2019
Lebih terperinciKESEHATAN ANAK. Website:
KESEHATAN ANAK Jumlah Sampel dan Indikator Kesehatan Anak Status Kesehatan Anak Proporsi Berat Badan Lahir, 2010 dan 2013 *) *) Berdasarkan 52,6% sampel balita yang punya catatan Proporsi BBLR Menurut
Lebih terperinciHASIL CAPAIAN PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER BIDANG PENDIDIKAN
HASIL CAPAIAN PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER BIDANG PENDIDIKAN Oleh: Subi Sudarto (ARTIKEL 9) Sekapur Sirih: Pembangunan pendidikan saat ini pada umumnya menunjukkan perubahan yang signifikan di mana
Lebih terperinciINDEKS TENDENSI BISNIS DAN INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN I-2013
BADAN PUSAT STATISTIK No. 34/05/Th. XVI, 6 Mei 2013 INDEKS TENDENSI BISNIS DAN INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN I-2013 KONDISI BISNIS DAN EKONOMI KONSUMEN MENINGKAT A. INDEKS TENDENSI BISNIS A. Penjelasan
Lebih terperinciPasal 13 ayat (1) Jalur Pendidikan terdiri atas pendidikan formal, non-formal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya.
Dasar Hukum UU NO.20 TAHUN 2003 TENTANG SISDIKNAS Pasal 13 ayat (1) Jalur Pendidikan terdiri atas pendidikan formal, non-formal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya. UU NO.20 THN TENTANG
Lebih terperinciPROFIL PAUD DAN NONFORMAL (Buku 5 : Pulau Sulawesi dan Papua)
PROFIL PAUD DAN NONFORMAL (Buku 5 : Pulau Sulawesi dan Papua) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN JAKARTA, 2013 PROFIL PAUD DAN NONFORMAL TAHUN 2013 BUKU 5 14 KABUPATEN/KOTA
Lebih terperinciKEBIJAKAN, PROGRAM DAN KEGIATAN KELEMBAGAAN PKBM
KEBIJAKAN, PROGRAM DAN KEGIATAN KELEMBAGAAN PKBM OLEH Dra. Palupi Raraswati, MAP Kasubdit Kelembagaan dan Kemitraan Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini
Lebih terperinciPENYELENGGARAAN TK-SD SATU ATAP
PENYELENGGARAAN TK-SD SATU ATAP LATAR BELAKANG Taman Kanak-kanak (TK) merupakan bentuk pendidikan anak usia dini jalur formal yang menyelenggarakan pendidikan bagi anak usia empat tahun sampai masuk pendidikan
Lebih terperinciRembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK) Tahun Evaluasi Kinerja Kemdikbud Tahun dan Penuntasan Implementasi Kurikulum 2013
Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK) Tahun 2014 Evaluasi Kinerja Kemdikbud Tahun 2010-2014 dan Penuntasan Implementasi Kurikulum 2013 Hasil Sidang Komisi I KEBIJAKAN PAUDNI TIM KOMISI I TOPIK
Lebih terperinciPENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN TEMU KOORDINASI PENYELENGGARA PROGRAM PENDIDIKAN MASYARAKAT
PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN TEMU KOORDINASI PENYELENGGARA PROGRAM PENDIDIKAN MASYARAKAT Ida M Kosasih Kepala Sub Direktorat Pembelajaran dan Peserta Didik Direktorat Bindikmas DIREKTORAT JENDERAL
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN INSENTIF TENAGA LAPANGAN DIKMAS (TLD)/ FASILITATOR DESA INTENSIF (FDI) Lampiran 3
Lampiran 3 DAFTAR NAMA TLD/FDI PENERIMA DANA INSENTIF TAHUN 2012 PROVINSI :... NO NAMA ALAMAT *) KAB/KOTA NAMA BANK CABANG/UNIT NO. REKENING MASA KERJA (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) *) sesuai dengan
Lebih terperinciINDEKS KEBAHAGIAAN KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2017
Nomor : 048/08/63/Th.XX, 15 Agustus 2017 INDEKS KEBAHAGIAAN KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2017 INDEKS KEBAHAGIAAN KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2017 SEBESAR 71,99 (SKALA 0-100) Kebahagiaan Kalimantan Selatan tahun
Lebih terperinciLatar Belakang ULT. Pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Pelayanan Terpadu Satu Pintu dinamakan unit layanan terpadu (ULT).
Latar Belakang ULT Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sejak Tahun 2006 mempunyai unit kerja yang melayani masyarakat baik langsung maupun tidak langsung di tangani oleh Gerai Informasi Media yang berada
Lebih terperinciINDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN I-2016 DAN PERKIRAAN TRIWULAN II-2016
BPS PROVINSI LAMPUNG No. 10/05/18/Th. VI, 4 Mei 2016 INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN I-2016 DAN PERKIRAAN TRIWULAN II-2016 INDEKS TENDENSI KONSUMEN LAMPUNG TRIWULAN I-2016 SEBESAR 101,55
Lebih terperinciOleh: Ida Kintamani. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Jakarta, November 2015
Oleh: Ida Kintamani KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Jakarta, November 2015 1 1.PENDAHULUAN, BERISI LATAR BELAKANG, PERMASALAHAN, TUJUAN, DAN MANFAAT
Lebih terperinciDIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
PROGRAM LISTRIK PERDESAAN DI INDONESIA: KEBIJAKAN, RENCANA DAN PENDANAAN Jakarta, 20 Juni 2013 DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL KONDISI SAAT INI Kondisi
Lebih terperinciBUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG
BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBERIAN BANTUAN KEUANGAN UNTUK LEMBAGA PENDIDIKAN NON FORMAL DI KABUPATEN SEMARANG TAHUN
Lebih terperinciPROFIL PAUD DAN NONFORMAL (Buku 3 : Pulau Sumatera dan Maluku)
PROFIL PAUD DAN NONFORMAL (Buku 3 : Pulau Sumatera dan Maluku) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN JAKARTA, 2013 PROFIL PAUD DAN NONFORMAL TAHUN 2013 BUKU 3 14 KABUPATEN/KOTA
Lebih terperinci