KEDUDUKAN HUKUM MLM. SHARIA COMPLIANCE By Dr. H. Ardito Bhinadi, M.Si
|
|
- Djaja Sasmita
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KEDUDUKAN HUKUM MLM SHARIA COMPLIANCE By Dr. H. Ardito Bhinadi, M.Si
2 Pengertian MLM MLM adalah sistem penjualan yang memanfaatkan konsumen sebagai tenaga penyalur secara langsung. Sistem penjualan ini menggunakan beberapa level (tingkatan) di dalam pemasaran barang dagangannya. Promotor (upline) adalah anggota yang sudah mendapatkan hak keanggotaan terlebih dahulu, sedangkan bawahan (downline) adalah anggota baru yang mendaftar atau direkrut oleh promotor. Akan tetapi, pada beberapa sistem tertentu, jenjang keanggotaan ini bisa berubahubah sesuai dengan syarat pembayaran atau pembelian tertentu. Komisi yang diberikan dalam pemasaran berjenjang dihitung berdasarkan banyaknya jasa distribusi yang otomatis terjadi jika bawahan melakukan pembelian barang. Promotor akan mendapatkan bagian komisi tertentu sebagai bentuk balas jasa atas perekrutan bawahan. Harga barang yang ditawarkan di tingkat konsumen adalah harga produksi ditambah komisi yang menjadi hak konsumen karena secara tidak langsung telah membantu kelancaran distribusi. (
3
4 MLM Perpanjangan dari Skema Piramid Dr. Sami As Suwaylim (Direktur Pengembangan keuangan Islam di Islamic Deveopment Bank, Jeddah) dalam sebuah penelitiannya mengatakan bahwa MLM adalah perpanjangan dari Pyramid scheme/letter chain yang berasal dari Amerika. Tatkala pemerintah setempat melarang praktik ini karena dianggap sebagai penipuan maka sistem ini dikembangkan dengan memasukkan unsur barang/produk agar mendapat legalitas dari pemerintah.
5 Disertasi MLM Dr. Husein Syahrani menulis disertasi dengan judul At Taswiq At Tijary wa ahkamuhu fil Fiqh Al Islami, Fakultas Syariah, Universitas Islam Al Imam Saud, Riyadh, Arab Saudi: setelah mencari, meneliti, mendiskusikan serta mengkaji maka saya tidak menemukan seorang ulamapun yang berpendapat bahwa sistem MLM hukumnya mubah (boleh) secara mutlak.
6 Dewan Fatwa Kerajaan Arab Saudi Fatwa No tanggal H Sistem MLM mengandung unsur riba fadhl dan nasi ah. Sistem MLM mengandung unsur gharar. Sistem MLM mengandung unsur memakan harta manusia dengan cara batil. Sistem MLM mengandung unsur penipuan, menyembunyikan cacat dan pembohongan publik.
7 Pendapat Jumhur Ulama tentang Keharaman MLM (1) Di dalam transaksi dengan metode MLM, seorang anggota mempunyai dua kedudukan: Kedudukan pertama, sebagai pembeli produk, karena dia membeli produk secara langsung dari perusahaan atau distributor. Pada setiap pembelian, biasanya dia akan mendapatkan bonus berupa potongan harga. Kedudukan kedua, sebagai makelar, karena selain membeli produk tersebut, dia harus berusaha merekrut anggota baru. Setiap perekrutan dia mendapatkan bonus juga. Pertanyaannya adalah bagaimana hukum melakukan satu akad dengan menghasilkan dua akad sekaligus, yaitu sebagai pembeli dan makelar?
8 Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam telah melarang dua pembelian dalam satu pembelian. ( HR Tirmidzi, Nasai dan Ahmad. Berkata Imam Tirmidzi : Hadist Abu Hurairah adalah hadist Hasan Shahih dan bisa menjadi pedoman amal menurut para ulama) Imam Syafi i rahimahullah berkata tentang hadist ini, sebagaimana dinukil Imam Tirmidzi, Yaitu jika seseorang mengatakan, Aku menjual rumahku kepadamu dengan harga sekian dengan syarat kamu harus menjual budakmu kepadaku dengan harga sekian. Jika budakmu sudah menjadi milikku berarti rumahku juga menjadi milikmu. (Sunan Tirmidzi, Beirut, Dar al Kutub al Ilmiyah, Juz : 3, hlm. 533).
9 "Tidak halal menjual sesuatu dengan syarat memberikan hutangan, dua syarat dalam satu transaksi, keuntungan menjual sesuatu yang belum engkau jamin, serta menjual sesuatu yang bukan milikmu." (HR. Abu Daud) Alasan diharamkan transaksi seperti ini adalah tidak jelasnya harga barang dan menggantungkan suatu transaksi kepada syarat yang belum tentu terjadi. (Al Mubarkufuri, Tuhfadh al Ahwadzi, Beirut, Dar al Kutub al Ilmiyah, Juz : 4, hlm. 358, asy Syaukani, Nailul Author, Riyadh, Dar an Nafais, juz : 5, hlm: 173)
10 Pendapat Jumhur Ulama tentang Keharaman MLM (2) Di dalam MLM terdapat makelar berantai. Sebenarnya makelar (samsarah) dibolehkan di dalam Islam, yaitu transaksi di mana pihak pertama mendapatkan imbalan atas usahanya memasarkan produk dan pertemukannya dengan pembelinya. Adapun makelar di dalam MLM bukanlah memasarkan produk, tetapi memasarkan komisi. Maka, kita dapatkan setiap anggota MLM memasarkan produk kepada orang yang akan memasarkan dan seterusnya, sehingga terjadilah pemasaran berantai. Dan ini tidak dibolehkan karena akadnya mengandung gharar dan spekulatif.
11 Pendapat Jumhur Ulama tentang Keharaman MLM (3) Di dalam MLM terdapat unsur perjudian, karena seseorang ketika membeli salah satu produk yang ditawarkan, sebenarnya niatnya bukan karena ingin memanfaatkan atau memakai produk tersebut, tetapi dia membelinya sekedar sebagai sarana untuk mendapatkan point yang nilainya jauh lebih besar dari harga barang tersebut. Sedangkan nilai yang diharapkan tersebut belum tentu ia dapatkan.
12 Pendapat Jumhur Ulama tentang Keharaman MLM (4) Di dalam MLM banyak terdapat unsur gharar (spekulatif) atau sesuatu yang tidak ada kejelasan yang diharamkan Syariat, karena anggota yang sudah membeli produk tadi, mengharap keuntungan yang lebih banyak. Tetapi dia sendiri tidak mengetahui apakah berhasil mendapatkan keuntungan tersebut atau malah merugi.
13 Pendapat Jumhur Ulama tentang Keharaman MLM (5) Di dalam MLM terdapat hal-hal yang bertentangan dengan kaidah umum jual beli, seperti kaidah : Al Ghunmu bi al Ghurmi, yang artinya bahwa keuntungan itu sesuai dengan tenaga yang dikeluarkan atau resiko yang dihadapinya. Di dalam MLM ada pihak-pihak yang paling dirugikan yaitu mereka yang berada di level-level paling bawah, karena merekalah yang sebenarnya bekerja keras untuk merekrut anggota baru, tetapi keuntungannya yang menikmati adalah orang-orang yang berada pada level atas. Merekalah yang terus menerus mendapatkan keuntungankeuntungan tanpa bekerja, dan mereka bersenang-senang di atas penderitaan orang lain. Apalagi jika mereka kesulitan untuk melakukan perekrutan, dikarenakan jumlah anggota sudah sangat banyak.
14 Pendapat Jumhur Ulama tentang Keharaman MLM (6) Transaksi dengan sistem MLM mengandung riba riba fadhl, karena anggotanya membayar sejumlah kecil dari hartanya untuk mendapatkan jumlah yang lebih besar darinya, seakan-akan ia menukar uang dengan uang dengan jumlah yang berbeda. Inilah yang disebut dengan riba fadhl (ada selisih nilai). Begitu juga termasuk dalam kategori riba nasi ah, karena anggotanya mendapatkan uang penggantinya tidak secara cash. Sementara produk yang dijual oleh perusahaan kepada konsumen tiada lain hanya sebagai sarana untuk barter uang tersebut dan bukan menjadi tujuan anggota, sehingga keberadaannya tidak berpengaruh dalam hukum transaksi ini.
15 Penjualan Langsung Berjenjang Syariah Agar sharia compliance, perusahaan yang menggunakan sistem MLM harus tunduk pada Fatwa DSN MUI No : 75/DSN MUI/VII/2009 tentang Penjualan Langsung Berjenjang Syariah.
16 Ketentuan Umum PLBS (1) Penjualan Langsung Berjenjang adalah cara penjualan barang atau jasa melalui jaringan pemasaran yang dilakukan oleh perorangan atau badan usaha kepada sejumlah perorangan atau badan usaha lainnya secara berturut-turut. Barang adalah setiap benda berwujud, baik bergerak maupun tidak bergerak, dapat dihabiskan maupun tidak dapat dihabiskan, yang dapat dimiliki, diperdagangkan, dipakai, dipergunakan, atau dimanfaatkan oleh konsumen.
17 Ketentuan Umum PLBS (2) Produk jasa adalah setiap layanan yang berbentuk pekerjaan atau pelayanan untuk dimanfaatkan oleh konsumen. Perusahaan adalah badan usaha yang berbentuk badan hukum yang melakukan kegiatan usaha perdagangan barang dan atau produk jasa dengan sistem penjualan langsung yang terdaftar menurut peraturan perundangundangan yang berlaku.
18 Ketentuan Umum PLBS (3) Konsumen adalah pihak pemakai barang dan atau jasa, dan tidak untuk diperdagangkan. Komisi adalah imbalan yang diberikan oleh perusahaan kepada mitra usaha atas penjualan yang besaran maupun bentuknya diperhitungkan berdasarkan prestasi kerja nyata, yang terkait langsung dengan volume atau nilaihasil penjualan barang dan atau produk jasa. Bonus adalah tambahan imbalan yang diberikan oleh perusahaan kepada mitra usaha atas penjualan, karena berhasil melampaui target penjualan barang dan atau produk jasa yang ditetapkan perusahaan.
19 Ketentuan Umum PLBS (4) Ighra adalah daya tari luar biasa yang menyebabkan orang lalai terhadap kewajibannya demi melakukan hal-hal atau transaksi dalam rangka mempereroleh bonus atau komisi yang dijanjikan. Money Game adalah kegiatan penghimpunan dana masyarakat atau penggandaan uang dengan praktik memberikan komisi dan bonus dari hasil perekrutan/pendaftaran Mitra Usaha yang baru/bergabung kemudian dan bukan dari hasil penjualan produk, atau dari hasil penjualan produk namun produk yang dijual tersebut hanya sebagai kamuflase atau tidak mempunyai mutu/kualitas yang dapat dipertanggung jawabkan.
20 Ketentuan Umum PLBS (5) Excessive mark-up adalah batas marjin laba yang berlebihan yang dikaitkan dengan hal-hal lain di luar biaya. Member get member adalah strategi perekrutan keanggotaan baru PLB yang dilakukan oleh anggota yang telah terdaftar sebelumnya. Mitra usaha/stockist adalah pengecer/retailer yang menjual/memasarkan produk-produk penjualan langsung.
21 Ketentuan Hukum PLBS (1) Adanya obyek transaksi riil yang diperjualbelikan berupa barang atau produk jasa; Barang atau produk jasa yang diperdagangkan bukan sesuatu yang diharamkan dan atau yang dipergunakan untuk sesuatu yang haram; Transaksi dalam perdagangan tersebut tidak mengandung unsur gharar, maysir, riba, dharar, dzulm, maksiat;
22 Ketentuan Hukum PLBS (2) Tidak ada kenaikan harga/biaya yang berlebihan (excessive mark-up), sehingga merugikan konsumen karena tidak sepadan dengan kualitas/manfaat yang diperoleh; Komisi yang diberikan oleh perusahaan kepada anggota baik besaran maupun bentuknya harus berdasarkan pada prestasi kerja nyata yang terkait langsung dengan volume atau nilai hasil penjualan barang atau produk jasa, dan harus menjadi pendapatan utama mitra usaha dalam PLBS;
23 Ketentuan Hukum PLBS (3) Bonus yang diberikan oleh perusahaan kepada anggota (mitra usaha) harus jelas jumlahnya ketika dilakukan transaksi (akad) sesuai dengan target penjualan barang dan atau produk jasa yang ditetapkan oleh perusahaan; Tidak boleh ada komisi atau bonus secara pasif yang diperoleh secara reguler tanpa melakukan pembinaan dan atau penjualan barang dan atau jasa; Pemberian komisi atau bonus oleh perusahaan kepada anggota (mitra usaha) tidak menimbulkan ighra.
24 Ketentuan Hukum PLBS (4) Tidak ada eksploitasi dan ketidakadilan dalam pembagian bonus antara anggota pertama dengan anggota berikutnya; Sistem perekrutan keanggotaan, bentuk penghargaan dan acara seremonial yang dilakukan tidak mengandung unsur yang bertentangan dengan aqidah, syariah dan akhlak mulia, seperti syirik, kultus, maksiat dan lainlain; Setiap mitra usaha yang melakukan perekrutan keanggotaan berkewajiban melakukan pembinaan danpengawasan kepada anggota yang direkrutnya tersebut; Tidak melakukan kegiatan money game.
25 Ketentuan Akad Akad Bai /Murabahah merujuk kepada substansi Fatwa No. 4/DSN-MUI/IV/2000 tentang Murabahah; Fatwa No. 16/DSN-MUI/IX/2000 tentang Diskon dalam Murabahah; Akad Wakalah bil Ujrah merujuk kepada substansi Fatwa No. 52/DSN-MUI/III/2006 tentang Wakalah bil Ujrah pada Asuransi dan Reasuransi Syariah; Akad Ju alah merujuk kepada substansi Fatwa No. 62/DSN-MUI/XII/2007 tentang Akad Ju alah; Akad Ijarah merujuk kepada substansi Fatwa No. 9/DSNMUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Ijarah.
26 Akad Wakalah bil Ujrah Perusahaan mewakilkan pada mitra untuk memasarkan produknya dengan imbalan upah sesuai dengan prestasi kerjanya.
27 Akad Ju alah Ju alah adalah janji atau komitmen (iltizam) untuk memberikan imbalan (reward/ iwadh/ju l) tertentu atas pencapaian hasil (natijah) yang ditentukan dari suatu pekerjaan. Ja il adalah pihak yang berjanji akan memberikan imbalan tertentu atas pencapaian hasil pekerjaan (natijah) yang ditentukan. Maj ul lah adalah pihak yang melaksanakan Ju alah.
28 Ketentuan Umum Akad Ju alah Pihak Ja il harus memiliki kecakapan hukum dan kewenangan (muthlaq al-tasharruf) untuk melakukan akad; Objek Ju alah (mahal al- aqd/maj ul alaih) harus berupa pekerjaan yang tidak dilarang oleh syari ah; Hasil pekerjaan (natijah) sebagaimana dimaksud harus jelas dan diketahui oleh para pihak pada saat penawaran; Imbalan Ju alah (reward/ iwadh//ju l) harus ditentukan besarannya oleh Ja il dan diketahui oleh para pihak pada saat penawaran; dan Tidak boleh ada syarat imbalan diberikan di muka (sebelum pelaksanaan objek Ju alah);
29 Ketentuan Hukum Akad Ju alah Imbalan Ju alah hanya berhak diterima oleh pihak maj ul lahu apabila hasil dari pekerjaan tersebut terpenuhi; Pihak Ja il harus memenuhi imbalan yang diperjanjikannya jika pihak maj ul lah menyelesaikan (memenuhi) prestasi (hasil pekerjaan/natijah) yang ditawarkan.
FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL No : 75/DSN MUI/VII/2009 Tentang PEDOMAN PENJUALAN LANGSUNG BERJENJANG SYARIAH (PLBS)
Sekretariat : Gedung MUI Lt.3 Jl. Proklamasi No. 51 Menteng - Jakarta 10320 Telp. (021) 392 4667 Fax: (021) 391 8917 FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL No : 75/DSN MUI/VII/2009 Tentang PEDOMAN PENJUALAN LANGSUNG
Lebih terperinciBAB II. dipraktikkan oleh masyarakat. Selain itu, praktik penjualan barang dan
BAB II FATWA DSN MUI NO: 75/DSN-MUI/VII/2009 TENTANG PEDOMAN PENJUALAN LANGSUNG BERJENJANG SYARIAH (PLBS) DAN PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN RI NO. 32/M-DAG/PER/8/2008 A. Fatwa DSN-MUI No: 75/DSN-MUI/VII/2009
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PRAKTEK PELAKSANAAN SISTEM PASSIVE INCOME PADA MULTI LEVEL MARKETING SYARIAH DI PT. K-LINK INTERNATIONAL
64 BAB IV ANALISIS PRAKTEK PELAKSANAAN SISTEM PASSIVE INCOME PADA MULTI LEVEL MARKETING SYARIAH DI PT. K-LINK INTERNATIONAL A. Insentif Passive Income di PT. K-Link International Dalam pembagian bonus
Lebih terperinciF A T W A MAJELIS PERMUSYAWARATAN ULAMA ACEH NOMOR : 8 TAHUN 2010 TENTANG PENGUATAN EKONOMI SYARIAH DAN
F A T W A MAJELIS PERMUSYAWARATAN ULAMA ACEH NOMOR : 8 TAHUN 2010 TENTANG PENGUATAN EKONOMI SYARIAH DAN PRAKTEK MULTI e LEVEL MARKETING (MLM) Majelis Permusyawaratan Ulama Aceh, dalam Sidang Paripurna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konsumen agar setia dengan produk yang dijual.caranya sangat beragam di antaranya
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Penjualan barang atau jasa sekarang ini terus meningkat, diantaranya mengikat konsumen agar setia dengan produk yang dijual.caranya sangat beragam di antaranya
Lebih terperinciHalal Network atau Multi Level Marketing Berbasis
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP DOUBLE BONUS PADA OPERASIONAL HALAL NETWORK HERBA PENAWAR ALWAHIDA INDONESIA (HPAI) DI KECAMATAN KRIAN KABUPATEN SIDOARJO A. Praktik Double Bonus Pada Operasional Halal
Lebih terperinciAPA SIH MLM..??? Pemasaran yang dilakukan melalui banyak level atau tingkatan, biasanya menggunakan mata rantai Up Line- Down Line.
APA SIH MLM..??? Pemasaran yang dilakukan melalui banyak level atau tingkatan, biasanya menggunakan mata rantai Up Line- Down Line. FIQIH KONTEMPORER PRODUK DAN JASA YANG DIJUAL MARKETING LP-POM MUI The
Lebih terperinciFATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NO: 62/DSN-MUI/XII/2007 Tentang AKAD JU ALAH
Sekretariat : Gedung MUI Lt.3 Jl. Proklamasi No. 51 Menteng - Jakarta 10320 Telp. (021) 392 4667 Fax: (021) 391 8917 FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NO: 62/DSN-MUI/XII/2007 Tentang AKAD JU ALAH Dewan Syariah
Lebih terperinciMULTI LEVEL MARKETING
MULTI LEVEL MARKETING BOLEHKAH? حفظه هللا Ustadz Dr. Erwandi Tarmizi, MA Publication: 1435 H_2013 M MLM BOLEHKAH? حفظه هللا Ustadz Dr. Erwandi Tarmizi, MA Dinukil dari buku Harta Haram Muamaat Kontemporer,
Lebih terperinciBAB II FATWA DSN-MUI NO: 75/DSN-MUI/VII/2009 TENTANG PEDOMAN PENJUALAN LANGSUNG BERJENJANG SYARIAH (PLBS)
27 BAB II FATWA DSN-MUI NO: 75/DSN-MUI/VII/2009 TENTANG PEDOMAN PENJUALAN LANGSUNG BERJENJANG SYARIAH (PLBS) 1. Gambaran Singkat Profil Lembaga MUI MUI atau Majelis Ulama Indonesia adalah lembaga swadaya
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Sistem Pemasaran Umrah dan Haji Plus PT. Arminareka Perdana. pemasaran yang dijalankan oleh PT. Armina Utama sukses yang kemudian
125 BAB V PEMBAHASAN A. Sistem Pemasaran Umrah dan Haji Plus PT. Arminareka Perdana Berdasarkan paparan data dan temuan penelitian pada Bab IV, sistem pemasaran yang dijalankan oleh PT. Armina Utama sukses
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Mekanisme penjualan yang dijalankan oleh PT. Arminareka Perdana
139 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan 1. Mekanisme penjualan yang dijalankan oleh PT. Arminareka Perdana termasuk dalam katagori sistem penjualan langsung berjenjang (PLB), meskipun pengelola PT. Arminareka
Lebih terperinciب س م االله الر ح من الر ح ي م
لا ا Sekretariat : Gedung MUI Lt.3 Jl. Proklamasi No. 51 Menteng - Jakarta 10320 Telp. (021) 392 4667 Fax: (021) 391 8917 FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL No : 75/DSN MUI/VII/2009 Tentang PEDOMAN PENJUALAN
Lebih terperinciBAB II FATWA DSN-MUI NO: 75/DSN-MUI/VII/2009 TENTANG PEDOMAN PENJUALAN LANGSUNG BERJENJANG SYARIAH (PLBS)
22 BAB II FATWA DSN-MUI NO: 75/DSN-MUI/VII/2009 TENTANG PEDOMAN PENJUALAN LANGSUNG BERJENJANG SYARIAH (PLBS) A. Gambaran Singkat Profil Lembaga MUI MUI atau Majelis Ulama Indonesia adalah lembaga swadaya
Lebih terperinciMULTI LEVEL MARKETING (MLM) DALAM PERSPEKTIF SYARIAH
MULTI LEVEL MARKETING (MLM) DALAM PERSPEKTIF SYARIAH Oleh : Nur aini Latifah Abstrak Belakangan ini semakin banyak muncul perusahaan-perusahaan yang menjual produknya melalui sistem Multi Level Marketing
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. syariah yaitu Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia Nomor
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Keberadaaan prinsip indemnitas pada asuransi syariah sesuai dengan ketentuan hukum Islam. Hal ini berdasarkan fatwa-fatwa yang terkait dengan asuransi syariah yaitu Fatwa
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS BISNIS BIRO PERJALANAN HAJI DAN UMROH PT ARMINAREKA DALAM PERSPEKTIF FATWA DSN NO:83/DSN-MUI/VI/2012
BAB IV ANALISIS BISNIS BIRO PERJALANAN HAJI DAN UMROH PT ARMINAREKA DALAM PERSPEKTIF FATWA DSN NO:83/DSN-MUI/VI/2012 A. Analisis terhadap Bisnis Biro perjalanan Haji dan Umroh di PT. Arminareka Perdana
Lebih terperinciBAB II. No. 83/DSN-MUI/VI/2012. A. Fatwa Dewan Syariah Nasional No: 83/DSN-MUI/VI/2012 Tentang
BAB II KONSEP AKAD AL-IJĀ RAH AL-MAWṢ Ū FAH FI AL-DHIMMAH DAN AKAD JU Ā LAH MENURUT FATWA DSN-MUI No. 83/DSN-MUI/VI/2012 A. Fatwa Dewan Syariah Nasional No: 83/DSN-MUI/VI/2012 Tentang Penjualan Langsung
Lebih terperinciBAB V PENGAWASAN KEGIATAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH 1
BAB V PENGAWASAN KEGIATAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH 1 5.1. Dewan Pengawas Syariah Dewan Pengawas Syariah (DPS) adalah dewan yang melakukan pengawasan terhadap prinsip syariah dalam kegiatan usaha lembaga
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTEK SISTEM MARKETING HAJI DAN UMRAH DI KBIHRAUDHLATUSY SYARIFAH AL- MUFTI
46 BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTEK SISTEM MARKETING HAJI DAN UMRAH DI KBIHRAUDHLATUSY SYARIFAH AL- MUFTI A. Analisis Terhadap Praktek Sistem Marketing Haji dan Umrah di KBIHRaudhlatusySyarifah Al- Mufti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu pola bisnis yang saat ini sangat marak dilakukan adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu pola bisnis yang saat ini sangat marak dilakukan adalah bisnis dengan sistem MLM (Multi Level Marketing) yang merupakan salah satu cabang dari direct
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI JU A>LAH DALAM FIQH MUAMALAH DAN ASAS-ASAS AKAD. Menurut Abd. Rahman al-jaziri, yang dimaksud ju a>lah (pemberian
BAB II KAJIAN TEORI JU A>LAH DALAM FIQH MUAMALAH DAN ASAS-ASAS AKAD A. Pengertian Ju a>lah Secara etimologis, al-ju lu berarti upah. Adapun secara terminologis akad ju a>lah atau ju liyah dapat diartikan
Lebih terperinciOPERASIONALISASI MULTI LEVEL MARKETING ORIFLAME DI PONOROGO DALAM TINJAUAN FATWA DSN MUI SKRIPSI
1 OPERASIONALISASI MULTI LEVEL MARKETING ORIFLAME DI PONOROGO DALAM TINJAUAN FATWA DSN MUI SKRIPSI Oleh : KIKI YULIANA NIM. 210213228 Pembimbing : ELY MASYKUROH, SE, M.S.I. NIP. 197202111999032003 JURUSAN
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK PENGGUNAAN AKAD BMT AMANAH MADINA WARU SIDOARJO. Pembiayaan di BMT Amanah Madina Waru Sidoarajo.
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK PENGGUNAAN AKAD IJA>RAH MULTIJASA UNTUK SEGALA MACAM BENTUK PEMBIAYAAN DI BMT AMANAH MADINA WARU SIDOARJO A. Analisis Terhadap Praktek Akad Ija>rah Multijasa
Lebih terperinciFATWA DEWAN SYARI AH NASIONAL
FATWA DEWAN SYARI AH NASIONAL NO: 78/DSN-MUI/IX/2010 Tentang MEKANISME DAN INSTRUMEN PASAR UANG ANTARBANK BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia setelah: Menimbang :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. MLM atau Multi Level Marketing merupakan salah satu jenis sistem
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang MLM atau Multi Level Marketing merupakan salah satu jenis sistem pemasaran produk secara langsung. Berbeda dengan sistem pemasaran langsung lainnya, MLM memiliki banyak
Lebih terperinciPASAR UANG DAN PASAR MODAL SYARIAH. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.
PASAR UANG DAN PASAR MODAL SYARIAH Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si. FENOMENA DI INDONESIA Dalam perjalanannya, perkembangan pasar modal syariah di Indonesia telah mengalami kemajuan, sebagai gambaran setidaknya
Lebih terperinciManifestasi MLM dalam Perspektif Syariah terhadap Paradoks dan Euforia Masyarakat Indonesia. Oleh: Wening Purbatin Palupi Soenjoto
Manifestasi MLM dalam Perspektif Syariah terhadap Paradoks dan Euforia Masyarakat Indonesia Oleh: Wening Purbatin Palupi Soenjoto ABSTRAK Secara umum Multi Level Marketing adalah suatu konsep bisnis alternatif
Lebih terperinci(Prespektif Fatwa DSN-MUI No: 75/DSN-MUI/VII/2009 Tentang Penjualan. Langsung Berjenjang Syariah)
70 BAB IV PELAKSANAAN PENJUALAN LANGSUNG BERJENJANG SYARIAH UMRAH/HAJI PLUS PT. ARMINAREKA PERDANA CABANG SURABAYA (Prespektif Fatwa DSN-MUI No: 75/DSN-MUI/VII/2009 Tentang Penjualan Langsung Berjenjang
Lebih terperinciPELAKSANAAN JUAL BELI MELALUI SISTEM MULTI LEVEL MARKETING PERSPEKTIF HUKUM ISLAM
PELAKSANAAN JUAL BELI MELALUI SISTEM MULTI LEVEL MARKETING PERSPEKTIF HUKUM ISLAM Ayu Dewi Utami 1, Nurul Maghfiroh 2, Bambang Tjatur Iswanto 3 Abstrak Bisnis Multi Level Marketing (MLM) cukup berperan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pedoman kepada manusia yang berhubungan dengan pencipta-nya dan. hubungan manusia dengan sesamanya. Yang bertujuan agar kehidupan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam sebagai agama Samawi yang telah disempurnakan memberi pedoman kepada manusia yang berhubungan dengan pencipta-nya dan hubungan manusia dengan sesamanya. Yang bertujuan
Lebih terperinciKetentuan Dasar dan Karakteristik. Pelaksanaan Kegiatan Usaha
iaccountax Outline Ketentuan Dasar dan Karakteristik Jenis Kegiatan Usaha Pendanaan Pelaksanaan Kegiatan Usaha Penegakan Kepatuhan 3 KETENTUAN DASAR DAN KARAKTERISTIK PEMBIAYAAN SYARIAH 4 Dasar Hukum
Lebih terperinciMulti-Level Marketing (MLM) Perspektif Ekonomi Islam
Multilevel Marekting (MLM) 29 Multi-Level Marketing (MLM) Perspektif Ekonomi Islam Ahmad Mardalis & Nur Hasanah Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta E-mail: nurhasanah@gmail.com ABSTRAK
Lebih terperinci4. Firman Allah SWT QS. al-baqarah [2]: 275: &$!%#*#$ 234 +#,-.,(/01 '() )5'(2%6.789:;<= & #AB7CDE3" Orang yang makan (mengambil) riba ti
DEWAN SYARI AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA FATWA DEWAN SYARI AH NASIONAL NO: 30/DSN-MUI/VI/2002 Tentang PEMBIAYAAN REKENING KORAN SYARI AH Dewan Syari ah Nasional, setelah Menimbang : a. bahwa salah
Lebih terperinciKAFA>LAH BIL UJRAH PADA PEMBIAYAAN TAKE OVER DI BMT UGT
BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGGUNAAN AKAD KAFA>LAH BIL UJRAH PADA PEMBIAYAAN TAKE OVER DI BMT UGT SIDOGIRI CAPEM SUKOREJO KOTA BLITAR Pembiayaan take over merupakan pembiayaan yang digunakan
Lebih terperinciAsuransi syariah: usaha saling melindungi & tolong-menolong di antara sejumlah orang/pihak melalui investasi dlm bentuk aset dan/atau tabarru (hibah)
Asuransi syariah: usaha saling melindungi & tolong-menolong di antara sejumlah orang/pihak melalui investasi dlm bentuk aset dan/atau tabarru (hibah) yg memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko
Lebih terperinciHalal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle
Halal Guide.INFO Guide to Halal and Islamic Lifestyle Murabahah Kontribusi dari Administrator Saturday, 15 April 2006 Terakhir kali diperbaharui Saturday, 22 April 2006 Fatwa Dewan Syari'ah Nasional Majelis
Lebih terperinciSukuk Ijarah. 1 Al Ma'ayir as Syar'iyyah, hal Dr. Hamid Mirah, Sukuk al Ijarah, hal
Sukuk Ijarah Sukuk berasal dari bahasa Arab bentuk jamak dari kata Shakk yang berarti surat berharga. Secara terminologi AAOIFI mendefinisikan Sukuk dengan, "Beberapa lembar sertifikat dengan nilai sama
Lebih terperinciF A T W A MAJELIS PERMUSYAWARATAN ULAMA ACEH NOMOR : 03 TAHUN 2011 TENTANG
F A T W A MAJELIS PERMUSYAWARATAN ULAMA ACEH NOMOR : 03 TAHUN 2011 TENTANG PENJUALAN PAKET ZAHRA, e HASANAH DAN KEMITRAAN PT MPM Majelis Permusyawaratan Ulama Aceh, dalam Sidang Paripurna II pada tanggal
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari penelitian penulis tehadap rumusan permasalahan pada
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari penelitian penulis tehadap rumusan permasalahan pada pembahasan bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Bank Syariah Mandiri belum menerapkan
Lebih terperinci4. Firman Allah SWT tentang perintah untuk saling tolong menolong dalam perbuatan positif, antara lain QS. al- Ma idah [5]: 2:./0*+(,-./ #%/.12,- 34 D
DEWAN SYARI AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA FATWA DEWAN SYARI AH NASIONAL NO: 31/DSN-MUI/VI/2002 Dewan Syari ah Nasional, setelah Tentang PENGALIHAN HUTANG Menimbang : a. bahwa salah satu bentuk jasa
Lebih terperinciBAB IV. Setelah dipaparkan pada bab II tentang fatwa Dewan Syariah Nasional dan
BAB IV TINJAUAN FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NO: 40/DSN- MUI/X/2003 TERHADAP PENDAPATAN BUNGA DAN PENDAPATAN TIDAK HALAL DALAM KEPUTUSAN KETUA BAPEPAM DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP- 314/BL/2007 Setelah
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran : Fatwa Dewan Syariah Nasional NO: 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksa Dana Syariah.
LAMPIRAN Lampiran : Fatwa Dewan Syariah Nasional NO: 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksa Dana Syariah. FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL NO: 20/DSN-MUI/IV/2001 Tentang PEDOMAN
Lebih terperinci4. Firman Allah SWT QS. al-baqarah (2):278 45)& %*('! Hai orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba jika kamu orang yang b
DEWAN SYARI AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA FATWA DEWAN SYARI AH NASIONAL NO: 37/DSN-MUI/IX/2002 Tentang PASAR UANG ANTARBANK BERDASARKAN PRINSIP SYARI AH Dewan Syari ah Nasional, setelah Menimbang
Lebih terperinciPengertian. Dasar Hukum. QS. Al-Baqarah [2] : 275 Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba
Pengertian ADALAH jual beli barang pda harga asal dengan tembahan keuntungan yanng disepakati. Dalam istilah teknis perbankan syari ah murabahah ini diartikan sebagai suatu perjanjian yang disepakati antara
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. Sesuatu yang seseorang tinggalkan pada orang lain agar dijaga disebut
BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS 3.1 Pengertian akad Wadi ah. Kata Wadi ah berasal dari wada a yaitu meninggalkan sesuatu. Sesuatu yang seseorang tinggalkan pada orang lain agar dijaga disebut wadi ah,
Lebih terperinciDan tolong-menolonglah dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kep
DEWAN SYARI AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA FATWA DEWAN SYARI AH NASIONAL NO: 39/DSN-MUI/X/2002 Dewan Syari ah Nasional, setelah Tentang ASURANSI HAJI Menimbang : a. bahwa perjalanan haji mengandung
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK MURA>BAH}AH PROGRAM PEMBIAYAAN USAHA SYARIAH (PUSYAR) (UMKM) dan Industri Kecil Menengah (IKM)
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK MURA>BAH}AH PROGRAM PEMBIAYAAN USAHA SYARIAH (PUSYAR) A. Realisasi Akad Mura>bah}ah untuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan Industri Kecil Menengah
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG-PIUTANG DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM MULTIJASA DI PT. BPRS LANTABUR TEBUIRENG KANTOR CABANG MOJOKERTO
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG-PIUTANG DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM MULTIJASA DI PT. BPRS LANTABUR TEBUIRENG KANTOR CABANG MOJOKERTO A. Analisis Terhadap Praktek Hutang-Piutang Transaksi Multijasa
Lebih terperinciMURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI
22 BAB II MURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI A. Mura>bah}ah 1. Pengertian Mura>bah}ah Terdapat beberapa muraba>h}ah pengertian tentang yang diuraikan dalam beberapa literatur, antara lain: a. Muraba>h}ah adalah
Lebih terperinciFATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL Nomor: 55/DSN-MUI/V/2007 Tentang PEMBIAYAAN REKENING KORAN SYARIAH MUSYARAKAH
FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL Nomor: 55/DSN-MUI/V/2007 Tentang PEMBIAYAAN REKENING KORAN SYARIAH MUSYARAKAH Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI), setelah: Menimbang : a. bahwa salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Hubungan bermasyarakat dapat dibangun melalui kepentingan yang
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Problema kehidupan umat manusia yang semakin kompleks dengan tuntutan hajat hidup yang semakin besar telah banyak membentuk pola pikir dan perilaku masyarakat.
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PEMBIAYAAN TALANGAN HAJI DI BANK SYARIAH MANDIRI SEMARANG
BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PEMBIAYAAN TALANGAN HAJI DI BANK SYARIAH MANDIRI SEMARANG A. Analisis Pelaksanaan Pembiayaan Talangan Haji di Bank Syariah Mandiri Semarang 1. Analisis akad qardh wal ijarah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA.,حج Islam yang lima, yang mana secara lafaz haji berasal dari bahasa Arab
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Ibadah Haji dan Umrah 1. Ibadah Haji 1 Ibadah haji termasuk ibadah pokok yang menjadi salah satu rukun,حج Islam yang lima, yang mana secara lafaz haji berasal dari bahasa
Lebih terperinci$!%#&#$ /0.#'()'*+, *4% :;< 63*?%: #E Orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya
DEWAN SYARI AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA FATWA DEWAN SYARI AH NASIONAL NO: 32/DSN-MUI/IX/2002 Dewan Syari ah Nasional, setelah Tentang OBLIGASI SYARIAH Menimbang : a. bahwa salah satu bentuk instrumen
Lebih terperinciBAB II REGULASI PERBANKAN SYARI AH DAN CARA PENYELESAIANNYA. kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka
BAB II REGULASI PERBANKAN SYARI AH DAN CARA PENYELESAIANNYA A. Perbankan Syari ah Pengembangan sistem perbankan syariah di Indonesia dilakukan dalam kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda
Lebih terperinciSekretariat : Gedung MUI Lt.3 Jl. Proklamasi No. 51 Menteng - Jakarta Telp. (021) Fax: (021)
Sekretariat : Gedung MUI Lt.3 Jl. Proklamasi No. 51 Menteng - Jakarta 10320 Telp. (021) 392 4667 Fax: (021) 391 8917 FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NO: 71/DSN-MUI/VI/2008 Tentang SALE AND LEASE BACK ( )
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PENGGUNAAN DUA AKAD DALAM SATU TRANSAKSI KARANGCANGKRING JAWA TIMUR CABANG PASAR KRANJI PACIRAN LAMONGAN MENURUT HUKUM ISLAM
BAB IV ANALISIS PENGGUNAAN DUA AKAD DALAM SATU TRANSAKSI (QARD} DAN MURA>BAH}AH) DI KJKS BMT MANDIRI SEJAHTERA KARANGCANGKRING JAWA TIMUR CABANG PASAR KRANJI PACIRAN LAMONGAN MENURUT HUKUM ISLAM A. Analisis
Lebih terperinciPrinsip Sistem Keuangan Syariah
TRANSAKSI SYARIAH 1 Prinsip Sistem Keuangan Syariah 1. Pelarangan Riba 2. Pembagian Risiko 3. Tidak menganggap Uang sebagai modal potensial 4. Larangan melakukan kegiatan spekulatif 5. Kesucian Kontrak
Lebih terperinciExploring Islamic Products by Comparing Aqad between Indonesia and Malaysia. Muhamad Nadratuzzaman Hosen dan Amirah Ahmad. Jakarta, 19 Juli 2011
Exploring Islamic Products by Comparing Aqad between Indonesia and Malaysia Muhamad Nadratuzzaman Hosen dan Amirah Ahmad Jakarta, 19 Juli 2011 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Dewasa ini bank syariah semakin
Lebih terperinciMulti Level Marketing (MLM) adalah sebuah metode pemasaran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bisnis merupakan bagian dari kegiatan ekonomi dan memiliki peranan yang sangat penting untuk memenuhi kebutuhan manusia dan menggerakkan roda perekonomian dalam masyarakat.
Lebih terperinciHalal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle
Pasar Modal Kontribusi dari Administrator Sunday, 16 April 2006 Terakhir kali diperbaharui Saturday, 22 April 2006 Fatwa Dewan Syari'ah Nasional Majelis Ulama Indonesia no: 40/DSN-MUI/X/2003, tentang Pasar
Lebih terperinci!"#$#% & '() *%&+, # #-.#(/' 01 '*234%& #:
Sekretariat : Gedung MUI Lt.3 Jl. Proklamasi No. 51 Menteng - Jakarta 10320 Telp. (021) 392 4667 Fax: (021) 391 8917 FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NO: 64/DSN-MUI/XII/2007 Tentang SERTIFIKAT BANK INDONESIA
Lebih terperinciPENERAPAN WAKALAH DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH DITINJAU DARI KOMPILASI HUKUM EKONOMI SYARIAH. Oleh : Rega Felix, S.H.
PENERAPAN WAKALAH DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH DITINJAU DARI KOMPILASI HUKUM EKONOMI SYARIAH Oleh : Rega Felix, S.H. Pendahuluan Pembiayaan dengan skema murabahah merupakan pembiayaan yang paling sering
Lebih terperincikarena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) adalah orang yang kuat lagi dapat dipercaya. 3. Firman Allah SWT
DEWAN SYARI AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA FATWA DEWAN SYARI AH NASIONAL NO: 29/DSN-MUI/VI/2002 Dewan Syari ah Nasional, setelah Tentang PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI LEMBAGA KEUANGAN SYARI AH Menimbang
Lebih terperinciISTILAH-ISTILAH DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PERBANKAN SYARI AH
ISTILAH-ISTILAH DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PERBANKAN SYARI AH (Sulhan PA Bengkulu) 1. Perbankan Syari ah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syari ah dan Unit Usaha
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD KAFA<LAH BI AL-UJRAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN KAFA<LAH HAJI DI KJKS BMT-UGT SIDOGIRI CABANG SURABAYA
BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD KAFA
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PENERAPAN PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT EL LABANA SERTA KAITANYA DENGAN FATWA DSN MUI NO.04 TAHUN 2000
48 BAB IV ANALISIS PENERAPAN PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT EL LABANA SERTA KAITANYA DENGAN FATWA DSN MUI NO.04 TAHUN 2000 A. Analisis praktik pembiayaan murabahah di BMT El Labana Ngaliyan Semarang Dalam
Lebih terperinciHalal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle
Halal Guide.INFO Guide to Halal and Islamic Lifestyle Pembiayaan Multijasa Kontribusi dari Administrator Thursday, 18 May 2006 Terakhir kali diperbaharui Thursday, 18 May 2006 Fatwa Dewan Syari'ah Nasional
Lebih terperinci4. Firman Allah SWT QS. al-baqarah (2): dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba Firman Allah SWT QS. al-baqarah (2):27
DEWAN SYARI AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA FATWA DEWAN SYARI AH NASIONAL NO: 38/DSN-MUI/X/2002 Tentang SERTIFIKAT INVESTASI MUDHARABAH ANTAR BANK (SERTIFIKAT IMA) Dewan Syari ah Nasional, setelah
Lebih terperinciPERLUNYA PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN MENGENAI PASAR MODAL BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH
PERLUNYA PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN MENGENAI PASAR MODAL BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH by KarimSyah Law Firm Level 11, Sudirman Square Office Tower B Jl. Jend. Sudirman Kav. 45-46, Jakarta 12930, INDONESIA
Lebih terperinciNo. 15/22/DPbS Jakarta, 27 Juni 2013 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DI INDONESIA
No. 15/22/DPbS Jakarta, 27 Juni 2013 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DI INDONESIA Perihal : Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Pengawas Syariah Bank Pembiayaan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO A. Analisis Praktik Jual Beli Barang Servis Di Toko Cahaya Electro Pasar Gedongan
Lebih terperinciSESI : 07 ACHMAD ZAKY
SESI : 07 ACHMAD ZAKY akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang dalam waktu tertentu dengan pembayaran sewa (ujrah), tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang itu sendiri (MUI,2000)
Lebih terperinciNo. 14/ 3 /DPM Jakarta, 4 Januari 2012 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN PERUSAHAAN PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING
No. 14/ 3 /DPM Jakarta, 4 Januari 2012 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DAN PERUSAHAAN PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING Perihal : Sertifikat Perdagangan Komoditi Berdasarkan Prinsip Syariah
Lebih terperinciBAB IV. A. Persamaan dan Perbedaan Aplikasi Produk Talangan Haji di PT Tabung Haji Umrah Hanan NUsantara Surabaya dan BMT Sidogiri Sepanjang Sidoarjo
BAB IV ANALISIS TERHADAP PERSAMAAN DAN PERBEDAAN APLIKASI PRODUK TALANGAN HAJI DI PT TABUNG HAJI UMRAH HANAN NUSANTARA SURABAYA DAN BMT SIDOGIRI SEPANJANG SIDOARJO A. Persamaan dan Perbedaan Aplikasi Produk
Lebih terperinciPT PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE KONSEP SYARIAH
PT PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE KONSEP SYARIAH Always Listening, Always Understanding 10 PENGENALAN SYARIAH Syariah Syariah = Undang-undang Islam Definisi : Jalan yang lurus Sumber : Al Quran (45:18) ~ kemudian
Lebih terperinciCURICULUM VITAE. NAMA Dr, dr. Endy Muhammad Astiwara, MA, AAAIJ, CPLHI, ACS, FIIS. TEMPAT & TANGGAL LAHIR : Surakarta 10 Agustus 1963
CURICULUM VITAE NAMA Dr, dr. Endy Muhammad Astiwara, MA, AAAIJ, CPLHI, ACS, FIIS TEMPAT & TANGGAL LAHIR : Surakarta 10 Agustus 1963 RIWAYAT PENDIDIKAN : - S1 Fak Kedokteran Univ. Padjadjaran Bandung, -
Lebih terperinciNETWORK MAKETING: ANALISIS TERHADAP PEMASARAN JEJARING DALAM PENJUALAN LANGSUNG BERJENJANG SYARIAH
NETWORK MAKETING: ANALISIS TERHADAP PEMASARAN JEJARING DALAM PENJUALAN LANGSUNG BERJENJANG SYARIAH Rohimin Ketua Majelis Ulama Indonesia Provinsi Bengkulu Jl. Asahan No. 2, Padang Harapan Bengkulu Email:
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. terdahulu mengenai model bisnis, terlebih lagi mengenai bisnis Multi level
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Penelitian Terdahulu Di Indonesia sudah banyak penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu mengenai model bisnis, terlebih lagi mengenai bisnis Multi level marketing. Seperti
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN. PENYELENGGARA PERJALANAN UMRAH DAN HAJI PLUS (Studi
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN PENYELENGGARA PERJALANAN UMRAH DAN HAJI PLUS (Studi Kasus di Perwakilan Jl. Simpang 4C Samping DP Mall Semarang PT.Arminareka Perdana) A. Analisis
Lebih terperinciBAB IV. A. Analisis Aplikasi Akad Mura>bah}ah di BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik.
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP DISKON PEMBELIAN BARANG DALAM TRANSAKSI MURA>BAH}AH DI BMT MANDIRI SEJAHTERA JL. RAYA SEKAPUK KECAMATAN UJUNG PANGKAH KABUPATEN GRESIK A. Analisis Aplikasi Akad Mura>bah}ah
Lebih terperinciAsuransi Syariah. Insurance Goes To Campus. Oleh: Subchan Al Rasjid. Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 17 Oktober 2013
Insurance Goes To Campus Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 17 Oktober 2013 Asuransi Syariah Oleh: Subchan Al Rasjid Sharia Division Sharia - Marketing Manager PT. BNI Life Insurance Pengertian Asuransi-text
Lebih terperincicommit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan pasti akan membutuhkan dana sebagai modal tambahan untuk menjalankan operasinya. Modal yang digunakan oleh perusahaan tersebut dapat berasal dari
Lebih terperinciija>rah merupakan salah satu kegiatan muamalah dalam memenuhi
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK LELANG UNDIAN DALAM PENYEWAAN TANAH KAS DESA DI DESA SUMBERAGUNG KECAMATAN NGRAHO KABUPATEN BOJONEGORO Dari bab sebelumnya, penulis telah memaparkan bagaimana
Lebih terperinciAKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH
AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH SESI 14: Akuntansi Sharf Wadiah - Wakalah Achmad Zaky,MSA.,Ak.,SAS.,CMA.,CA AKAD SHARF TUKAR MENUKAR VALAS 2 Definisi Sharf Bahasa: penambahan, penukaran, penghindaran, atau
Lebih terperinciMURABAHAH ANUITAS DAN PENERAPANNYA MENURUT STANDAR AKUNTANSI SYARIAH
MURABAHAH ANUITAS DAN PENERAPANNYA MENURUT STANDAR AKUNTANSI SYARIAH Oleh: Marita Kusuma Wardani Ibu_ayya@yahoo.co.id (Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Surakarta) Abstract Praktek transaksi syariah
Lebih terperinciHalal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle
Halal Guide.INFO Guide to Halal and Islamic Lifestyle Pengalihan Hutang Kontribusi dari Administrator Sunday, 16 April 2006 Terakhir kali diperbaharui Saturday, 22 April 2006 Fatwa Dewan Syari'ah Nasional
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANA DEPOSITO DI BNI SYARI AH CAB. SURABAYA
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANA DEPOSITO DI BNI SYARI AH CAB. SURABAYA A. Tata Cara Pelaksanaan Akad Pelaksanaan akad deposito di BNI Syari ah dimulai pada waktu pembukaan rekening
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN KOMISI KEPADA AGEN PADA PRULINK SYARIAH DI PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE NGAGEL SURABAYA
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN KOMISI KEPADA AGEN PADA PRULINK SYARIAH DI PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE NGAGEL SURABAYA A. Analisis Hukum Islam Terhadap Praktik Pemberian Komisi Kepada
Lebih terperinciBAB IV (MLM) KANGZEN KENKO INDONESIA BERDASARKAN FATWA DSN MUI NOMOR 75/DSN/MUI/VII/2009
71 BAB IV ANALISIS PENELITIAN OPERASI BISNIS MULTI LEVEL MARKETING (MLM) KANGZEN KENKO INDONESIA BERDASARKAN FATWA DSN MUI NOMOR 75/DSN/MUI/VII/2009 A. Analisis terhadap sistem operasional Multi Level
Lebih terperincib. Undang-undang RI. Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. c. Surat dari PT. Danareksa Investment Management, nomor S-09/01/DPS- DIM. d. Pendapat pe
DEWAN SYARI AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA FATWA DEWAN SYARI AH NASIONAL NO: 20/ DSN-MUI/IX/2000 Tentang PEDOMAN PELAKSANAAN INVESTASI UNTUK REKSA DANA SYARIAH Dewan Syari ah Nasional, setelah Menimbang
Lebih terperinciBAB 5. Prinsip Dasar Bank Syariah. AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH: Teori dan Praktik Kontemporer
BAB 5 Prinsip Dasar Bank Syariah AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH: Teori dan Praktik Kontemporer Yaya R., Martawiredja A.E., Abdurahim A. (2009). Salemba Empat Materi bab 3 menjelaskan tentang prisip syariah
Lebih terperinciSharing (berbagi resiko). Cara pembayarannya sesuai dengan kebutuhan
62 BAB IV ANALISIS FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NO. 81/DSN- MUI/III/2011 TERHADAP MEKANISME PENGEMBALIAN DANA TABARRU BAGI PESERTA YANG BERHENTI SEBELUM MASA PEMBAYARAN BERAKHIR PADA PRODUK PRULINK SYARIAH
Lebih terperinciPedoman Umum Asuransi Syariah
Halal Guide.INFO Guide to Halal and Islamic Lifestyle Pedoman Umum Asuransi Syariah Kontribusi dari Administrator Sunday, 16 April 2006 Terakhir kali diperbaharui Saturday, 22 April 2006 Fatwa Dewan Syari'ah
Lebih terperinciPENGANTAR BISNIS SYARIAH
PENGANTAR BISNIS SYARIAH Materi 1 Pengertian & Ruang Lingkup Bisnis Syariah by HJ. NILA NUROCHANI, SE., MM. 1 Pengertian Hukum Bisnis Syariah Definisi Hukum: Dari perspektif hukum positif: Keseluruhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penerapan nilai-nilai Islam dalam menjalankan bisnis sangat penting
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penerapan nilai-nilai Islam dalam menjalankan bisnis sangat penting karena bisnis yang benar, adalah yang sesuai dengan ajaran Islam yang telah dicontohkan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. yang disepakati. Dalam Murabahah, penjual harus memberi tahu harga pokok
BAB II LANDASAN TEORI A. Murabahah 1. Pengertian Murabahah Murabahah berasal dari kata ribhun yang artinya keuntungan. Murabahah adalah jual beli barang harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati.
Lebih terperinciJESTTVol.1No.4April 2014
ANALISIS KESESUAIAN SYARIAH PADA SISTEM OPERASI BISNIS MULTI LEVEL MARKETING(MLM) KK INDONESIA DENGAN FATWA DSN MUI NO: 75/DSN MUI/VII/2009 Ajeng Dwyanita Mahasiswa Program Studi S-1 Ekonomi Islam Fakultas
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Bank Syariah. Dana Jasa. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4896)
No.136, 2008 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Bank Syariah. Dana Jasa. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4896) PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/16/PBI/2008
Lebih terperinci