PENINGKATAN KEMAMPUAN BERMAIN DRAMA SISWA KELAS V SDN 013 BABULU PENAJAM PASER UTARA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 MELALUI PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN
|
|
- Sri Santoso
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENINGKATAN KEMAMPUAN BERMAIN DRAMA SISWA KELAS V SDN 013 BABULU PENAJAM PASER UTARA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 MELALUI PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN Samnor Janah Muntianah Nunuk Wahyuningsih Sri Supriati SD Negeri 013 Penajam Kabupaten Penajam Paser Utara Abstrak: Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia guru dituntut lebih kreatif dalam menggunakan model dan metode pembelajaran. Salah satu model yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah bermain peran untuk mengajarkan pokok bahasan drama pendek. Hal itu dilakukan untuk meningkatkan kreativitas, keaktifan, dan hasil belajar sisiwa. Penelitian dilaksanakan pada kelas V SD Negeri 013 Penajam Kab. Penajam Paser Utara dengan jumlah murid 34 siswa. Penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus. Berdasarkan data di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan dalam kemampuan berbicara pada pembelajaran bermain drama pendek. Kata Kunci: peningkatan hasil belajar, metode bermain peran, drama pendek. Dalam proses belajar mengajar, guru hendaknya mengarahkan bagaimana proses belajar mengajar itu dilaksanakan dengan baik. Oleh karena itu, guru seharusnya dapat membuat suatu pengajaran menjadi lebih efektif dan menarik sehingga bahan pelajaran yang disampaikan akan membuat siswa merasa senang dan bersemangat dalam belajar. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, guru dituntut lebih kreatif dalam menggunakan model dan metode pembelajaran inovatif. Model dan metode tersebut diharapkan dapat membuat siswa lebih bersemangat dalam belajar dan dapat menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik, yaitu pelafalan kata-kata dan penggunaan intonasi (tekanan, nada, tempo, dan jeda) yang tepat. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, salah satu kemahiran yang perlu diajarkan adalah keterampilan berbicara. Salah satu keterampilan berbicara yang perlu dikuasai siswa adalah bermain drama. Keterampilan tersebut diharapkan dapat membekali dan melatih siswa berbicara dengan menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, yaitu melafalkan kata dan menggunakan intonasi secara tepat. Berbicara dapat diartikan sebagai kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi bahasa untuk mengekspresikan atau menyampaikan pikiran, gagasan secara lisan (Saksomo, 1999 dan Basuki, 1996). Dalam kegiatan menyampaikan pesan secara lisan, seorang pewicara perlu menguasai pelafalan yang baik, intonasi yang tepat dan ekspresi serta lakukan yang sesuai. Sebab, semua komponen tersebut merupakan aspek penyampai pesan yang penting dalam penyampaian pesan secara lisan. Sayang, posisi strategis kemampuan berbicara bagi siswa tersebut, belum diimbangi dengan pelaksanaan pembelajaran berbicara yang optimal. Hal itu dapat dilihat dari masih rendahnya kemampuan berbicara siswa kelas V SDN Babulu, Penajam Pasir Utara. Rata-rata siswa 81
2 82, J-TEQIP, Tahun II, Nomor 1, November 2011 belum lancar dan belum berani berbicara di depan kelas. Siswa juga belum mampu menggunakan pelafalan secara benar, intonasi yang tepat, ekspresi yang sesuai dan lakuan yang selaras. Berdasarkan hasil refleksi awal diketahui bahwa kondisi yang demikian disebabkan oleh pembelajaran berbiacara yang belum mampu membuat anak bergairah belajar berbicara. Suasana kelas menegangkan dan siswa kurang mendapat kesempatan berlatih berbicara. Untuk melatihkan kemampuan berbicara siswa secara efektif diperlukan metode pembelajaran yang tepat. Metode bermain peran dinilai merupakan metode yang tepat untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa. Alasannya, metode bermain peran memberi kesempatan kepada siswa untuk banyak berlatih berbicara. Melalui metode bermain peran siswa dilatih menghayati peran yang dibawakan dan menampilkan pelafalan, intonasi, ekspresi dan lakuan yang praktik berbicara. Juga untuk siswa yang belum berani berbicara di depan umu, metode ini sangat tepat untuk meningkatkan keberanian berbicara siswa. Sebab, kegiatan berbicara dengan metode ini dilakukan secara kelompok. Dengan demikian siswa akan terhindar dari rasa takut dan grogi ketika berbiacar di depan orang banyak (periksa Saksomo, 1996). METODE Penelitian ini dilaksanakan untuk mengatasi masalah pembelajaran di kelas V, yaitu rendahnya kemampuan siswa dalam memerankan drama. Upaya perbaikan tersebut dilakukan dengan menggunakan metode bermain Untuk kepentingan itu, penelitian ini dilakukan dengan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK) (Suyitno, 2010). Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas empat tahap kegiatan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 13 Babulu, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, sebanyak 34 orang. Data penelitian ini berupa data proses dan data hasil. Data proses berupa data tentang aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Data hasil berupa kar penelitian ini berupa data proses dan data hasil. Data proses berupa data tentang aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Data hasil berupa kemampuan siswa dalam menampilkan permainan drama. Data dikumpulkan melalui wawancara, pengamatan, dan tes kinerja. Data dikumpulkan dalam konteks pembelajaran yang alamiah agar data menggambarkan kondisi pembelajaran di kelas yang sesungguhnya. Data proses dianalisis secara kualitatif sedangkan data hasil dianalisis secara kuantitatif. Setelah siklus kedua, penelitian ini dihentikan karena target tindakan yang ditetapkan telah tercapai. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus guna meningkatkan kemampuan siswa kelas V SDN 13 Babulu dalam memerankan drama melalui penggunaan metode bermain Masing-masing siklus dilakukan dalam dua kali pertemuan. Gambaran proses dan hasil pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini sebagaimana disajikan di bawah ini. Pelaksanaan Tindakan Siklus 1 Pelaksanaan pembelajaran memerankan naskah drama pada siklus 1 dilakukan dengan metode bermain Setelah membangkitkan kembali pengetahuan dan pemahaman siswa tentang drama dan teater, guru mengajukan sejumlah pertanyaan guna memantapkan pemahaman siswa tentang drama dan teater. Setelah pemahaman siswa tentang drama dan teater memadai, guru memberikan contoh sebuah permainan Berdasarkan contoh permainan peran tersebut guru menjelaskan cara melakukan permainan peran yang baik. Setelah pemahaman anak tentang permainan peran dan cara memainkan drama cukup baik, guru menunjuk sejumlah untuk melakukan permainan peran berdasarkan naskah yang dipilih oleh guru. Naskah itu sederhana, memerlukan tiga orang pemeran dan cukup disajikan dalam 10 menit saja. Setelah memberikan penjelasan dan pelatihan yang cukup,
3 Sanmor Janah, Peningkatan Kemampuan Bermain Drama, 83 ketiga anak tersebut diminta memainkannya di depan kelas. Siswa yang telah ditunjuk menampilkan permainan peran berdasar-kan naskah yang dipilih oleh guru. Yang mereka mainkan adalah sebuah rapat atau diskusi tentang persiapan kemah kelas di halaman sekolah. Tiga peran yang mereka bawakan adalah Ketua Panitia, Wakil Ketua Panitian, dan Bendahara. Penampilan mereka cukup bagus. Pemeran Ketua Panitia dapat melaksanakan perannya dengan baik dalam menyelaraskan perbedaan pandangan antara Wakil Ketua Panitia dan Bendahara. Karena berhasil diselaraskan perbedaan keduanya, persiapan kemah kelas V menjadi lebih baik dan lebih optimal. Penampilan permainan peran itu terbukti berhasil memancing perhatian siswa. Selama penampilan permainan peran, siswa menonton dan mencermati pelaksanaan permainan Isi dialog setiap pemeran, ketepatan hubungan antardialog, lakuan pemeran, ekspresi muka, pelafalan dan intonasi yang digunakan pemeran diperhatikan secara seksama. Setelah itu guru mengajak siswa untuk mendiskusikan permainan peran yang mereka tonton. Siswa didorong kapkan hasil penilaian mereka terhadap permainan peran tersebut. Kegiatan ini terbukti bisa membuat anak berlibat secara aktif dalam mengungkapkan hasil penilaian mereka. Pada siklus ini kuantitas pembimbingan dan pengarahan guru kepada siswa selama proses menonton dan mendiskusikan permainan Dalam diskusi tentang permainan peran, guru berusaha melibatkan semua siswa guna melatih siswa berani berbicara di dalam kelas. Bahkan ketika suara siswa kurang keras, atau agak terasa ragu-ragu, guru terus berusaha mendorong agar siswa lebih berani mengungkapkan hasil penilaiannya dengan suara yang lantang. Cara ini terbukti berhasil membuat siswa lebih berani mengungkapkan hasil penilaiannya dan suara siswa lebih lantang dan jelas. Setelah guru memiliki pemahaman yang cukup baik tentang permainan peran, guru membagi kelas menjadi 7 kelompok. Untuk setiap kelompok, guru memberikan naskah sebagai bahan berlatih permainan Selanjutnya kelompok diminta mempelajari naskah tersebut, mendiskusikan isinya, berbagi peran, dan berlatih permainan Latiah bermainan peran dilakukan selama 20 menit. Selama proses berlatih permainan peran tersebut guru berkeliling dari satu kelompok ke kelompok lain untuk memberikan bimbingan dan pengarahan. Permasalahan yang dihadapi setiap kelompok dipecahkan oleh guru dengan baik. Dari pelaksanaan tindakan siklus 1 ini iswa serius berlatih dan menampilkan permainan Kelas terasa menyenangkan dan menggairahkan selama proses pembelajaran berlangsung. Setelah dianalisis diketahui ternyata baru 52,94% siswa mencapai target (70) pembelajaran. Sementara itu, suasana pembelajaran tampak menyenangkan dan menggairahkan. Siswa juga berlibat aktif dalam berdiskusi, berlatih dan menampilkan permainan Masih rendahnya jumlah siswa yang mencapai target disebabkan oleh mereka belum terlatih bermain Oleh sebab itu, pelafalan, intonasi, dan penampilan anak masih belum optimal dan masih perlu diperbaiki lagi. Penelitian ini perlu ditindaklanjuti dengan tindakan siklus 2 agar target pembelajaran, baik target proses maupun target hasil. Pada siklus 2 guru perlu membuat bentuk-bentuk pelatihan yang lebih mudah bagi siswa dan lebih mendorong siswa untuk mengembangkan spontanitasnya di panggung. Guru juga perlu memberikan latihan yang intensif dalam membina pelafalan dan intonasi siswa agar siswa mampu menampilkan dialog yang lebih baik dalam permainan Pelaksanaan Tindakan Siklus 2 Pembelajaran pada siklus 2 dimulai dari pembangkitan pengetahuan dan pengalaman siswa bermain peran pada siklus 1. Setelah pemahaman siswa tentang permainan peran cukup baik, guru memberikan naskah sebagai bahan berlatih permainan peran kepada siswa. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok. Setiap
4 84, J-TEQIP, Tahun II, Nomor 1, November 2011 kelompok menerima naskah yang berbeda. Selanjutnya, kelompok diminta mempelajari naskah tersebut, mendiskusikan isinya, berbagi peran, dan berlatih permainan Latian bermainan peran dilakukan selama 50 menit dengan titik tekan pada pelafalan, penggunaan intonasi, ekspresi, dan gerak. Latihan itu dilakukan secara bertahap. Artinya, jika kelompok belum menguasai pelafalan dengan baik belum diperbolehkan beralih kepada kegiatan berlatih menggunakan intonasi dan seterusnya. Selama proses berlatih permainan peran tersebut, guru berkeliling dari satu kelompok ke kelompok lain untuk memberikan bimbingan dan pengarahan. Permasalahan yang dihadapi setiap kelompok dipecahkan oleh guru dengan baik. Pada pertemuan pertama siklus 2 ini, setiap kelompok sudah berlatih pada semua aspek. Pada pertemuan kedua siklus 2, setiap kelompok diminta penampilkan permainan peran yang telah mereka pelajari. Sebelum memulai penampilan, setiap kelompok diminta melakukan koordinasi dengan anggotanya. Kegiatan persiapan dilakukan selama 10 menit. Setelah itu, setiap kelompok diminta menampilkan permainan peran mereka secara bergantian. Selama penampilan permainan peran, siswa menonton dan mencermati pelaksanaan permainan Isi dialog setiap pemeran, ketepatan hubungan antardialog, lakuan pemeran, ekspresi muka, pelafalan dan intonasi yang digunakan pemeran diperhatikan secara seksama. Setelah itu guru mengajak siswa untuk mendiskusikan permainan peran yang mereka tonton. Siswa didorong mengungkapkan hasil penilaian mereka terhadap permainan peran tersebut. Kegiatan ini terbukti bisa membuat anak berlibat secara aktif dalam mengungkapkan hasil penilaian mereka. Selain itu, kelompok yang tampil juga dapat mengetahui kekurangan atau kelemahan penampilan mereka. Dengan demikian, kelompok dapat segera memperbaiki penampilan mereka, baik pelafalan, penggunaan intonasi, ekspresi, dan lakuan mereka. Mereka bisa menyelaraskan semua unsur tersebut dengan baik. Dari pelaksanaan tindakan siklus 2 ini siswa berlatih lebih serius dan berhasil menampilkan permainan peran dengan baik. Kelas terasa menyenangkan dan menggairahkan selama proses pembelajaran berlangsung. Setelah dianalisis diketahui ternyata 72,94% siswa mencapai target (70) pembelajaran. Artinya, pelafalan siswa sudah bagus, penggunaan intonasi mereka tepat, ekspresi mereka selaras dengan dialog dan lakuan mereka. Juga, suasana pembelajaran tampak menyenangkan dan menggairahkan. Siswa juga berlibat aktif dalam berdiskusi, berlatih dan menampilkan permainan PENUTUP Pembelajaran bahasa Indonesia dengan metode bermain peran secara sadar dan sengaja terbukti berhasil pembelajaran kemampuan berbicara siswa. Metode bermain peran terbukti berhasil meningkatkan kemampuan siswa dalam berbicara, yakni menggunakan pelafalan secara benar, menggunakan intonasi secara tepat, menggunakan ekspresi yang sesuai dengan dialog dan lakuan, dan menggunakan lakuan yang sesuai dengan ekspresi dan dialog yang ditampilkan. Penggunaan metode bermain peran juga terbukti berhasil membuat proses pembelajaran berbicara berlangsung lebih optimal. Siswa berlibat secara aktif dalam proses berlatih berbicara. Antarsiswa juga terjadi proses saling belajar secara optimal. Suasana pembelajaran menyenangkan sehingga siswa tertantang untuk belajar dan berprestasi. Berdasarkan simpulan di atas diajukan saran kepada guru sebagai berikut. Metode bermain peran perlu dipertimbangkan untuk digunakan di sekolah sebagai salah satu alternatif metode pembelajaran berbiacara, sebab metode bermain peran tidak hanya melatihkan kepada siswa untuk menggunakan pelafalan secara benar, intonasi secara tepat, ekspresi yang sesuai, tetapi juga melatihkan kemampuan menggunakan lakuan yang selaras dengan semua aspek tersebut. Melalui penggunaan metode ini, siswa tidak hanya dikenalkan
5 Sanmor Janah, Peningkatan Kemampuan Bermain Drama, 85 dengan cara berbicara yang baik tetapi juga kesempatan mempraktikkan keterampilan berbicara yang baik dan benar. DAFTAR RUJUKAN Basuki, Imam Agus Keterampilan Berbicara. Malang: OPP OPF IKIP Malang. Priyatni, Keterampilan Berbicara dan Pembelajarannya. Malang: IKIP Malang. Saksomo, Dwi Pengajaran Keterampilan Berbicara. Malang: Universitas Negeri Malang. Suyitno, Ima m Penelitian Tindakan Kelas. Malang: YA3. Siswanto, Wahyudi Model-Model Pembelajaran Inovatif. Malang: Universitas Negeri Malang dan Pertamina
BAB I PENDAHULUAN. didik (siswa), materi, sumber belajar, media pembelajaran, metode dan lain
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran sebagai suatu proses merupakan suatu sistem yang melibatkan berbagai komponen antara lain komponen pendidik (guru), peserta didik (siswa), materi,
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN TEKNIK BERMAIN PERAN BAGI SISWA KELAS V SDN 2 NGALI KECAMATAN BELO KABUPATEN BIMA TAHUN
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN TEKNIK BERMAIN PERAN BAGI SISWA KELAS V SDN 2 NGALI KECAMATAN BELO KABUPATEN BIMA TAHUN 2010-2011 Jenep Hanapiah Suwadi Abstrak: Salah satu tujuan Mata Pelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan sekolah dasar mata pelajaran bahasa Indonesia menyebutkan bahwa salah satu standar kompetensi untuk siswa kelas V
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. : V (lima)/ II (dua) : 1 (satu) / siklus I
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Namasekolah Mata pelajaran Kelas Waktu Pertemuan : SDN 3 Cibodas : Bahasa Indonesia : V (lima)/ II (dua) : 4x35 menit : 1 (satu) / siklus I A. Standar Kompetensi Berbicara
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan peneliti adalah metode Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan upaya yang dilaksanakan oleh guru untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada hakikatnya manusia lahir dalam keadaan tidak berdaya, tidak langsung dapat berdiri sendiri, dan
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. pembelajaran sastra berlangsung. Banyak siswa yang mengeluh apabila disuruh
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran sastra di sekolah kini tampak semakin melesu dan kurang diminati oleh siswa. Hal ini terlihat dari respon siswa yang cenderung tidak antusias saat
Lebih terperinciMATA PELAJARAN MULOK BAHASA JAWA
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MATA PELAJARAN MULOK BAHASA JAWA KELAS VIII SEMESTER GANJIL SMP... 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah : SMP... Mata Pelajaran : Bahasa Daerah (Jawa) Kelas/
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdiri dari 12 orang siswa laki-laki dan 13 orang siswa perempuan.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan metode bermain peran dalam mengatasi masalah belajar siswa memerankan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (Hasanuddin, 1996:1). Dimensi pertama, drama sebagai seni lakon, seni peran
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Drama merupakan karya yang memiliki dua dimensi karakter (Hasanuddin, 1996:1). Dimensi pertama, drama sebagai seni lakon, seni peran atau seni pertunjukan.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. (PTK). PTK merupakan salah satu pendekatan dalam penelitian yang berbasis
42 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang dipergunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK merupakan salah satu pendekatan dalam penelitian yang berbasis pada
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penulis melaksanakan penelitian di Sekolah Menengah Pertama Negeri 9
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Setting dan Waktu Penelitian Penulis melaksanakan penelitian di Sekolah Menengah Pertama Negeri 9 Bandung, Jalan Semar No. 5 Bandung. Subjek penelitian ini adalah siswa
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Subyek yang menjadi penelitian
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama sekolah : SD NEGERI CIPETE 1. Hari/Tanggal : Sabtu, 17 Mei 2014
69 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama sekolah : SD NEGERI CIPETE 1 Mata pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : V/2 Alokasi waktu : 2 x 35 Menit Pertemuan : 1 Hari/Tanggal : Sabtu, 17 Mei
Lebih terperinciKata Kunci: keterampilan bercerita, media film kartun, metode talking stick.
Peningkatan Keterampilan Bercerita Menggunakan Media Film Kartun dengan Metode Talking Stick Pada Siswa Kelas VII SMP Ulul Albab Purworejo Tahun Pelajaran 2014/2015 Oleh : Muhammad Farhan Abdurrahman Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai alat komunikasi, bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena hampir seluruh aktivitas manusia melibatkan bahasa. Melalui bahasa manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang terdapat dalam kurikulum 2013 yang wajib dilaksanakan dari jenjang sekolah dasar hingga sekolah menengah
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Prasiklus Kondisi prasiklus merupakan titik awal munculnya penelitian tindakan kelas ini. Kegiatan pra tindakan adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengawali
Lebih terperinciPrakata. iii. Bandung, September Penulis
Prakata Bahasa tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Bahasa digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi dengan manusia lain. Bahasa mempunyai fungsi intelektual, sosial, dan emosional. Selain itu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konkret; sejak bayi seorang anak yang hidup di lingkungan serigala, maka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan produk budaya yang berharga dari generasi ke generasi berikutnya. Bahasa adalah hasil budaya yang hidup dan berkembang dan harus dipelajari. Seorang
Lebih terperinciRencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pelajaran 7
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pelajaran 7 Sekolah : SD dan MI Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : V/2 Standar Kompetensi : Mendengarkan 5. Memahami cerita tentang suatu peristiwa
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia : SDN. 12 Sungai Lareh Kota Padang
89 Lampiran 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Sekolah : SDN. 12 Sungai Lareh Kota Padang Kelas : V Semester : 2 Alokasi Waktu : 6 x pertemuan (12x35 menit) A. Standar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lain dan meningkatkan kemampuan intelektual. Pembelajaran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan, saling berbagi pengalaman, saling belajar dari yang lain dan meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seseorang dalam meniti karir misalnya, dapat juga ditentukan oleh terampil
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berbicara merupakan salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa yang sangat penting dimiliki dan dikuasai oleh seseorang. Bahkan keberhasilan seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa dan mampu berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Kemampuan siswa berkomunikasi
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR TINDAKAN. Tempat penelitian adalah kelas X-6 SMA Negeri 6 Bandar Lampung, di
BAB III PROSEDUR TINDAKAN A. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian adalah kelas X-6 SMA Negeri 6 Bandar Lampung, di sekolah inilah penulis mengajar sejak tahun 1986 sekarang, di Jalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hesti Pratiwi, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam berkomunikasi kita menggunakan bahasa verbal atau lisan, baik dalam menyampaikan atau menerima informasi. Bahasa memiliki peranan yang sangat penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lain-lain. Ketrampilan berbahasa (atau language atrs, language skills) dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa adalah salah satu alat untuk berkomunikasi dan salah satu alat untuk melahirkan suatu keinginan atau pendapat. Bahasa sebagai alat komunikasi bisa berbentuk:
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Pada bab IV ini akan dikemukakan tentang: (1) Deskrispi kondisi awal (prasiklus), (2) Pelaksanaan tindakan (siklus I-II), (3) Hasil penelitian,
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN 2013 2014 Sugiani Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak:
Lebih terperinciBAB III. terdiri dari 15 laki-laki dan 10 perempuan. Adapun permasalahan dalam penelitian ini
48 BAB III HASIL PENELITIAN TENTANG KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR BAHASA ARAB DENGAN MENERAPKAN METODE ROLE PLAYING (Bermain Peran) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN HIWAR SISWA DALAM BAHASA ARAB A. Deskripsi Setting
Lebih terperinciPENERAPAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMERANAN DRAMA. Kata Kunci : Metode Bermain Peran dan Pemeranan Drama
PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMERANAN DRAMA R. ArnisFahmiasih 1 ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masalah kemampuan pembelajaran sastra dalam memerankan drama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Berbahasa merupakan suatu proses penyampaian informasi, ide atau gagasan dari pembicara kepada pendengar. Si pembicara berkedudukan sebagai komunikator, sedangkan
Lebih terperinciMENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN MATERI PEMILIHAN PENGURUS ORGANISASI SEKOLAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN.
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN MATERI PEMILIHAN PENGURUS ORGANISASI SEKOLAH MELALUI
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Lampung, tepatnya pada tahun pelajaran 2012/2013. waktu 2 bulan yaitu bulan Januari sampai dengan Februari 2013.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SD Xaverius 3 Bandar Lampung, tepatnya pada tahun pelajaran 2012/2013. 3.1.2 Waktu
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK BENDA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia yaitu sebagai sarana komunikasi. Hal tersebut terjadi karena sebagai makhluk sosial, manusia selalu berkomunikasi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Meningkatan hasil belajar bagi siswa yang kurang mampu dalam memahami mata pelajaran biologi merupakan penelitian tindakan kelas yang direncanakan pelaksanaannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempelajari keterampilan berbahasa lainnya. Setiap orang dikodratkan untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang utama dan pertama kali dipelajari oleh manusia dalam hidupnya sebelum mempelajari keterampilan berbahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi negara Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat dimaknai sebagai bahasa
Lebih terperinciKewirausahaan/ Indikator Pencapaian Kompetensi. Dan Karakter
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I SEKOLAH : SMA Kartika Siliwangi XIX-1 MATA PELAJARAN : Bahasa Indonesia KELAS : X-IIS 2 SEMESTER : 1 A. Standar Kompetensi Membaca : 7. Memahami wacana sastra
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN BERMAIN DRAMA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK JIGSAW II
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERMAIN DRAMA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK JIGSAW II Linna Perbowati 1), Rukayah 2), Hartono 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jl. Ir. Sutarmi 36 A, Surakarta
Lebih terperinciRencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Pertemuan Ke- : 1, 2, 3, 4 Alokasi Waktu : 4 40 menit Standar Kompetensi : Memahami pembacaan puisi Kompetensi Dasar : Menanggapi cara pembacaan puisi 1. mengungkapkan isi puisi 2. menangkap isi puisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berbicara dalam hal ini menyampaikan pesan merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang utama dan yang pertama kali dipelajari oleh manusia dalam hidupnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia merupakan salah satu materi penting yang diajarkan di SD, karena Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan dan fungsi yang sangat penting bagi kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi dengan baik, baik secara lisan maupun tulisan. Disamping
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA DENGAN MEDIA CERPEN PADA SISWA KELAS XI SMA N 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA DENGAN MEDIA CERPEN PADA SISWA KELAS XI SMA N 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Oleh: Eka Susilowati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan (action research) yang
27 BAB III PROSEDUR PENELITIAN.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan (action research) yang diimplementasikan dalam proses pembelajaran membaca teks berita siswa
Lebih terperinciRita Pauziah Guru SD di Kepahiang, Bengkulu. Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, sangat diperlukan guru yang profesional.
PENERAPAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA PADA PEMBELAJARAN MENIRUKAN PEMBACAAN PANTUN ANAK DI KELAS IV SD 01 TEBAT KARAI KECAMATAN TEBAT KARAI KABUPATEN KEPAHIANG PROVINSI BENGKULU Rita
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian mulai dilaksanakan pada bulan April 2012 diawali dengan
52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.1 Observasi Awal Penelitian mulai dilaksanakan pada bulan April 2012 diawali dengan dialog awal antara peneliti, kepala sekolah
Lebih terperinciNarasumber. (siswa) menit 2 x 40. Tentukan pola. Tulislah enam pokok laporan dari laporan. urutan laporan dan buktikan. dengarkan! yang kamu.
Sekolah : SMP/MTs... Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : VIII/ Silabus Standar Kompetensi : Mendengarkan Memahami wacana lisan berbentuk laporan Kompetensi Dasar Materi Pokok/ Pembelajaran
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI LISAN MELALUI TEKNIK SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 BANJAREJO PURING
Peningkatan Kemampuan Komunikasi... (Ita Nur Jannah) 89 PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI LISAN MELALUI TEKNIK SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 BANJAREJO PURING KEBUMEN ENHANCEMENT OF THE VERBAL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan berbicara adalah kegiatan yang tidak dapat dilepaskan dalam keseharian kehidupan kita sebagai manusia. Dengan berbicara maka segala unekunek, gagasan, ide
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya era globalisasi berdampak pada tatanan persaingan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkembangnya era globalisasi berdampak pada tatanan persaingan kehidupan tingkat tinggi sehingga menuntut sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu bersaing.
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilaksanakan dalam praktek mengajar di kelas I SDN Tlogowungu kecamatan Kaloran kabupaten Temanggung dengan jumlah siswa 25 pada mata
Lebih terperinciSilabus. 30 Silabus. Kompetensi Dasar. makna imbuhan. Unsur cerita (tokoh dan latar) Pembelajaran. Materi Pokok/ ter- Menuliskan kalimat
30 Silabus Silabus Sekolah : SD dan MI Kelas/Semester : V/2 Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Tema : Kegiatan Standar : Mendengarkan 5. Memahami cerita tentang suatu peristiwa dan cerita pendek anak yang
Lebih terperinciKeyword:Bermain Peran, Keterampilan Berbicara.
1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM DRAMA SISWA KELAS V SD NEGERI 168 PEKANBARU Nana Ramadhana Putri 1, Supervisor: Hamizi 2, Lazim
Lebih terperinciPeningkatan Hasil Belajar Bahasa Indoneia melalui Metode DRTA (Directed Reading Thingking Activity) Yamini 1
Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indoneia melalui Metode DRTA (Directed Reading Thingking Activity) Yamini 1 1 SD Negeri 1 Pandean Trenggalek Email: 1 yamini@gmail.com Tersedia Online di http://www.jurnal.unublitar.ac.id/
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan berkaitan erat dengan proses belajar mangajar. Seperti di sekolah tempat pelaksanaan pendidikan, peserta didik dan pendidik saling melaksanakan pembelajaran
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan penulis adalah dengan menggunakan penelitian
37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan penulis adalah dengan menggunakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research), karena penelitian tindakan kelas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki pengetahuan, nilai, sikap, dan kemampuan terhadap empat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fungsi dan tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar adalah mendukung kepemilikan kompetensi tamatan Sekolah Dasar yang memiliki pengetahuan, nilai,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan bermain peran merupakan salah satu keterampilan berbahasa lisan yang penting dikuasai oleh siswa, termasuk siswa Sekolah Menengah Pertama. Seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran sastra merupakan pembelajaran yang dapat memperkaya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Pembelajaran sastra merupakan pembelajaran yang dapat memperkaya pengalaman anak dan menjadikannya lebih tanggap terhadap peristiwa-peristiwa di sekelilingnya.
Lebih terperinciPENGGUNAAN TEKNIK PERMAINAN KOTAK KATA DALAM UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA
PENGGUNAAN TEKNIK PERMAINAN KOTAK KATA DALAM UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA Lutfah Aminah Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS, Universitas Pendidikan Indonesia Surel: lutfahaminah@gmail.com
Lebih terperinciMETODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN WONOSARI 4
874 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 9 Tahun ke-5 2016 METODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN WONOSARI 4 THE ROLE PLAYING METHOD TO IMPROVE SPEAKING SKILLS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Maulida Zahara, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tujuan pendidikan adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Lebih terperinciMENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS II PADA MATERI MENCERITAKAN KEMBALI ISI DONGENG YANG DIDENGARKAN MELALUI KEGIATAN KOMIDI PUTAR DISKUSI
MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS II PADA MATERI MENCERITAKAN KEMBALI ISI DONGENG YANG DIDENGARKAN MELALUI KEGIATAN KOMIDI PUTAR DISKUSI SLAMET BASUKI SDN Sukorame 3 Kec. Mojoroto, Kota Kediri
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan rumusan masalah, hasil penelitian, dan pembahasan dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa 5.1.1 Rencanaan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN
BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah sebuah proses, pada proses tersebut adanya perubahan dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran adalah sebuah proses, pada proses tersebut adanya perubahan dan perkembangan yang terjadi pada peserta didik. Supaya perubahan pada peserta didik dalam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Tempat Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.. Tempat Penelitian Tempat yang di gunakan sebagai penelitian tentang penerapan metode pembelajaran STAD yaitu di SD Negeri Keputon
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran tematik merupakan salah satu model dalam pembelajaran terpadu (integrated instruction) yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang menjadikan peserta
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang ruang lingkupnya mencakup
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain Penelitian Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang ruang lingkupnya mencakup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahasa adalah alat komunikasi utama dalam kehidupan. Kemampuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi utama dalam kehidupan. Kemampuan berbahasa itu pada mulanya dikuasai manusia tanpa disadari. Selanjutnya terjadi perkembangan perbendaharaan
Lebih terperinciLEMBAR PENGESAHAN JURNAL
LEMBAR PENGESAHAN JURNAL MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA MELALUI METODE ROLE PLAYING KELAS IV SDN 3 TOLINGGULA TENGAH KECAMATAN TOLINGGULA KABUPATEN GORONTALO UTARA Oleh WIWIN KARES YASIN NIM. 151
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi adalah salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berkomunikasi adalah salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa itu sendiri terbagi menjadi empat komponen, yaitu: menyimak, berbicara, membaca,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Model yang
24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model yang dikembangkan oleh Stephen
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Metode deskriptif adalah metode penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki
7 III. METODE PENELITIAN. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah metode penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki
Lebih terperinciPeningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli
Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli Mashura SMP Negeri 2 ToliToli, Kab. ToliToli, Sulteng ABSTRAK Strategi
Lebih terperinciIII PROSEDUR PENELITIAN
III PROSEDUR PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu metode permodelan. Metode ini dimaksudkan untuk memberikan motivasi kepada siswa yang kurang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ada beberapa aspek keterampilan berbahasa yang harus terus dibina untuk meningkatkan mutu pembelajaran bahasa sekarang ini. Kita mengenal ada berbagai macam
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN YULI AMBARWATI Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Berdasarkan
Lebih terperinciAminudin 1. SDN Sukorejo 01, Kota Blitar 1
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Question Student Have (QSH) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Pengukuran pada Siswa Kelas IV Aminudin 1 1 SDN Sukorejo 01, Kota Blitar Email:
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Classroom Action Research) yaitu suatu bentuk penelitian dengan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yaitu suatu bentuk penelitian dengan melakukan tindakan-tindakan
Lebih terperinciPROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS V SEMESTER 2
PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS V SEMESTER 2 1 PROGRAM SEMESTER TAHUN PELAJARAN 20 / 20 MATA PELAJARAN : Bahasa Indonesia KELAS / SEMESTER : V (Lima) / 2 (dua) Standar Kompetensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempelajari semua bidang studi. Bahasa Indonesia berperan sebagai alat untuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial dan emosional peserta didik merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI DENGAN TEKNIK KONTES PADA SISWA KELAS V MIN MALANG I
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI DENGAN TEKNIK KONTES PADA SISWA KELAS V MIN MALANG I Irma Fajarwati Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Meningkatkan kemampuan membaca dan hasil
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN GAMBAR SERI UNTUK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 SEMARANG 1. Oleh: Sri Sudarminah 2
Upaya Peningkatan Pembelajaran... UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN GAMBAR SERI UNTUK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 SEMARANG 1 Oleh: Sri Sudarminah 2 Abstrak Tujuan penelitian
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN PKn MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN PKn MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK Suyono SDN Ngelo III Kec. Margomulyo Kab. Bojonegoro Email : suyonongelo@gmail.com Abstrak : Agar siswa aktif mengikuti
Lebih terperinciBAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Data Pratindakan Peneliti terlebih dahulu melakukan tahap pratindakan sebelum melaksanakan proses penelitian. Tujuannya adalah untuk mengetahui
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KAJORAN KABUPATEN MAGELANG
UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KAJORAN KABUPATEN MAGELANG Endah Nurcahyani endah_tamtam@yahoo.co.id Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. Inggris dikenal dengan Clasroom Action Research (ARC). Penelitian tindakan
35 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Motode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK). Metode penelitian tindakan kelas dalam bahasa Inggris
Lebih terperinciPendahuluan. Wardani et all, Penerapan Model Pembelajaran...
Meningkatkan Kemampuan Membaca Puisi Siswa Kelas V SDN Jatiroto 01 Jember Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Facilitator and Explaining Tahun Pelajaran 2012/2013 ( Improving Student Poetry Reading
Lebih terperinciSumber/Bahan/Alat (8) Tak Putus Dirundung. Alokasi (7) Waktu. Penilaian (6) Pembelajaran. Kegiatan (5) novel. Indikator (4) Mampu.
Silabus Nama Sekolah :... Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : IX/2 Tema : Kepedulian Sosial Standar Kompetensi : 1. Mendengarkan Mamahami wacana sastra melalui kegiatan mendengarkan pembacaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yaitu: keterampilan
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yaitu: keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Keempat keterampilan tersebut satu sama lain saling
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
UNIT 5 9.1 Menyimpulkan pesan pidato/ ceramah/ khotbah yang didengar 10.1 Berpidato/ berceramah/ berkhotbah dengan intonasi yang tepat dan artikulasi serta volume suara yang jelas 15.1 Mengidentifikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia lain. Hubungannya itu antara lain berupa menyampaikan isi pikiran dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai mahluk sosial memerlukan hubungan dan kerja sama dengan manusia lain. Hubungannya itu antara lain berupa menyampaikan isi pikiran dan perasaan, menyampaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menanamkan sikap positif terhadap bahasa Indonesia yang berfungsi sebagai. berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kurikulum pendidikan dasar salah satu mata pelajaran yang diajarkan di SD adalah bahasa Indonesia. Mata pelajaran bahasa Indonesia dimaksudkan untuk mengembangkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Model Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang difokuskan pada situasi kelas. Metode ini dipilih berdasarkan atas pertimbangan bahwa (1)
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA BERBAHASA JAWA DENGAN METODE SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS VIIA SEMESTER II SMP NEGERI 4 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA BERBAHASA JAWA DENGAN METODE SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS VIIA SEMESTER II SMP NEGERI 4 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Marsini * Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Drama adalah salah satu bentuk sastra yang diajarkan dalam mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat
Lebih terperinci