BAB V PENDEKATAN DAN KONSEP PERANCANGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V PENDEKATAN DAN KONSEP PERANCANGAN"

Transkripsi

1 BAB V PENDEKATAN DAN KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Makro Jakarta hari ini telah berubah dari kota sasaran bisnis regional menjadi kota sasaran bisnis global. Hal itu bisa dilihat dari meningkatnya kebutuhan ruang perkantoran yang menyebabkan menjamurnya pembangunan gedung bertingkat banyak yang berfungsi sebagai ruang perkantoran baik di daerah Central Bussiness District maupun di daerah Non Bussiness District. Hal-hal yang disebutkan di paragraf sebelumnya secara tidak langsung berpengaruh kepada meningkatnya konsumsi energi di Jakarta yang mengakibatkan terjadinya krisis energi yang menjadi masalah baru bagi kota Jakarta. Untuk menanggulangi krisis energi berkepanjangan, maka diperlukan sebuah konsep desain kantor sewa hemat energi yang bisa mengatasi permasalahan energi tersebut. Namun pada kenyataannya, sebuah kantor sewa yang hemat energi biasanya membutuhkan biaya pembangunan yang sangat mahal yang pada akhirnya berpengaruh pada melonjaknya harga sewa kantor tersebut dan pada akhirnya menimbulkan permasalahan baru. Solusi dari masalah-masalah di atas adalah sebuah desain kantor sewa yang memiliki konsep hemat energi, cost-effective, dan pada akhirnya bangunan dengan konsep tersebut menjadi role-model dan ikon baru bagi desain bangunan kantor sewa di masa mendatang baik di Jakarta maupun di kota-kota lainnya Konsep Messo Untuk menjadi sebuah role-model baru, maka diperlukan sebuah media yang berfungsi sebagai showcase. Dalam hal perancangan kantor sewa ini lahan yang dipilih sebagai showcase adalah kawasan Mega Kuningan yang merupakan lokasi perkantoran dengan kelas Premium A. Dengan kondisi Mega Kuningan yang mayoritas berupa bangunan perkantoran Premium membuat kawasan ini menjadi sangat eksklusif. Hal itu menjadi kurang selaras dengan visi Mega Kuningan yaitu menjadikan blok komersial utama yang akan menjadi ruang publik utama di Jakarta. Untuk merespon hal tersebut bangunan ini harus menjadi sesuatu yang integrated public friendly, dimana 59

2 bangunan ini akan menjadi sangat nyaman untuk menjadi ruang publik tetapi tetap terintegrasi dengan fungsi perkantoran yang membutuhkan privasi dan keamanan ekstra. Dengan adanya bangunan ini diharapkan bisa kembali mewujudkan visi Mega Kuningan yang berpengaruh pada kawasan Mega Kuningan pada masa mendatang Konsep Mikro Konsep mikro perancangan berkaitan dengan permasalahan energi yang pada akhirnya berkaitan cost-effectiveness bangunan ini. Oleh karena itu konsep High Performance Design dipilih untuk menjawab permasalahan tersebut. Berdasarkan fungsinya, kantor sewa dirancang dengan fungsi majemuk, dengan sistem sewa single tenancy building atau single tenancy floor, dan dengan tujuan pembangunan lebih ke arah speculative office building. Kantor sewa dirancang dengan fungsi perkantoran dan komersial. Fungsi komersial berperan sebagai fasilitas pendukung dari kegiatan perkantoran dan kegiatan kawasan Konsep Perancangan Tapak Batasan Site secara garis besar dikelilingi oleh lahan kosong yang diproyeksikan akan menjadi bangunan berlantai banyak. Batas utara site merupakan pusat orientasi kawasan yang berupa ruang tebuka hijau, oleh karena itu sisi timur dan barat site akan di desain sebuah pedestrian yang merupakan akses menuju pusat orientasi kawasan. Desain pedestrian itu sendiri akan di dominasi oleh deretan vegetasi untuk memberikan kesan teduh dan memberi vista terhadap orientasi kawasan 60

3 Peruntukan Lahan Gambar Denah Site Sumber: Penulis Berdasarkan persyaratan peraturan terkait, perancangan tapak dan bangunan memiliki batasan yang harus dipenuhi. Peruntukan yang rencanakan pada lahan ini adalah fungsi perkantoran dan komersial. Luas lantai dasar maksimum bangunan adalah m 2 (KDB 45% x 9.670m 2 ). Total luas lantai maksimum bangunan adalah m 2 (KLB 7,65 x 9.670m 2 ). Minimum luas area hijau pekarangan adalah 967 m 2 (KDH 10% x 9.670m 2 ). Jarak sempadan bangunan adalah 14 meter. Jarak bebas minimum samping dan belakang adalah 4 meter pada lantai dasar Zonasi Pembagian Dalam perancangan bangunan kantor sewa, pembagian zonasi menjadi hal yang penting karena tiap fungsi yang berbeda memiliki zona masing-masing. Untuk bangunan kantor sewa ini, konsep pemisahan zonasi yang digunakan adalah konsep vertical layering. Vertical layering adalah sebuah sistem zonasi dengan menumpuk zona dengan fungsi yang berbeda pada satu massa. Dalam konsep ini, pembedaan zonanya dilakukan secara vertikal dan biasanya antar zona dihubungkan dengan lift atau tangga. Secara umum dapat dikategorikan menjadi 3 zona menurut tingkat privasinya,yaitu: Zona publik yang merupakan area yang dapat diakses oleh orang umum, dapat berupa 61

4 area publik.. Zona ini berfungsi untuk mengintegrasikan tapak dengan lingkungan sekitar. Zona semi publik memiliki akses untuk umum, tetapi terbatas pada orangorang yang berkepentingan terhadap zona ini. Zona ini memiliki tingkat privasi rendah. Zona privat memiliki akses tertutup untuk umum dan terbatas seperti pengelola, penyewa dan pengunjung atau tamu yang diijinkan. Gambar 5. 2 Zonasi pada Gedung Sumber: Penulis Pencapaian Pencapaian kendaraan dan pejalan kaki bersifat langsung karena kondisi jalan didepan site merupakan jalan utama dan kesan pada pencapaian frontal akan lebih mudah tertangkap sehingga memberikan scenery yang baik pada perspektif bangunan. 62

5 Gambar 5. 3 Akses Masuk Kendaraan dan Pedestrian Sumber: Penulis Pintu masuk kendaraan umum berada di selatan karena merupakan titik terjauh dari jalan utama dan mudah dicapai dari kedua arah (jalan lingkar mega kuningan dan second entrance mega kuningan). Pintu masuk kendaraan servis terletak di timur tenggara agar memiliki pencapaian yang lebih dekat dengan basemen, tanpa harus memutar. Pintu masuk pedestrian terletak di sisi selatan karena sisi selatan merupakan akses pedestrian ke pusat orientasi kawasan dan sebagai pintu masuk utama gedung Tata Ruang Luar Tata ruang luar perlu di desain secara terintegrasi karena memberikan impresi pada bangunan. Tata ruang luar terbagi atas ruang luar aktif dan ruang luar pasif. Ruang luar aktif dipergunakan untuk jalur sirkulasi kendaraan, jalur sirkulasi orang, area parkir, dan ruang terbuka hijau yang didalamnya mengandung kegiatan manusia. Ruang luar pasif berupa ruang terbuka hijau yang tidak mengandung kegiatan manusia. Untuk itu ada beberapa poin yang akan dimasukkan dalam desain. Peletakan Bangunan 63

6 Bangunan diletakkan sesuai dengan setback 4m dari sisi site dan sempadan 14 m dari jalan 44. Parkir Area Parkir di terdapat di lantai basement. Sebagian besar area parkir terdapat di basemen yang terdiri dari 4 lantai. Persyaratan untuk lahan parkir adalah 1,5-3,5 lahan parkir mobil untuk setiap 100m 2 luas lantai. Sirkulasi parkir di dalam area parkir menerapkan double zone agar efisien. Gambar 5. 4 Sirkulasi Parkir Sumber: Penulis Elemen Perkerasan Elemen perkerasan pada tata ruang luar bangunan terbagi menjadi dua yaitu aspal, dan paving block. Aspal digunakan sebagai material penutup untuk sirkulasi kendaraan, sedangkan paving block digunakan sebagai material penutup untuk pedestrian. Gambar 5. 5 Paving Block Sumber: Penulis 44 Peraturan Menteri No.29 Tahun

7 Landscape Penataan vegetasi pada ruang luar dilakukan secara horizontal. Dengan tujuan, yaitu: Sebagai aspek arsitektural, yaitu vegetasi sebagai pembentuk ruang, pembatas ruang, dan pengarah pergerakan. Sebagai aspek estetika, yaitu vegetasi berfungsi sebagai elemen yang menciptakan keindahan. Sebagai aspek engineering, yaitu vegetasi berfungsi sebagai kontrol kebisingan, temperatur, angin. Secara horizontal penataan vegetasi dilakukan di sisi timur, barat dan selatan site, hal ini memungkinkan karena setback dari site adalah 14m. Penataan landscape juga dimaksutkan untuk memberikan penegasan terhadap vista pusat orientasi. Gambar 5. 6 Gambaran Landscape Sumber: Penulis Sirkulasi Dalam perancangan bangunan kantor sewa perlu diperhatikan masalah sirkulasi, baik kendaraan dan juga sirkulasi manusia. Hal yang terpenting adalah bagaimana memisahkan antara sirkulasi untuk area service dan non-service (penyewa dan pengunjung). 65

8 Secara umum, dalam desain ini terdapat 3 sirkulasi yaitu sirkulasi kendaraan, service, dan pengunjung. Sirkulasi Kendaraan Ground Floor Garis merah merupakan jalur sirkulasi kendaraan umum. Masuk dari jalan Lingkar Mega Kuningan, entrance dibuat menjauh dari area pertigaan jalan untuk menghindari kemacetan. Basement Gambar 5. 7 Sirkulasi Groundfloor Sumber: Penulis Gambar 5. 8 Sirkulasi Basement Sumber: Penulis 66

9 Pada basement akses didapat melalui ramp, tanda panah menandakan jalur sirkulasi parkir kendaraan (mobil). Parkir basementi ini dibuat dengan satu alur agar untuk mencegah terjadinya tabrakan. Sirkulasi Kendaraan Service & Pemadam kebakaran Service Gambar 5. 9 Sirkulasi service Sumber: Penulis Garis merah merupakan jalur sirkulasi kendaraan sevice pada basement. Masuk dari groundfloor, loading dock teletak tepat di samping ramp masuk. Penempatan loading dock di sisi itu dimaksutkan untuk menghemat waktu kurir. Jadi kurir pengantar tidak perlu mengelilingi daerah basement dan segera menurunkan barang yang di antar ke loading dock Pemadam kebakaran Gambar Sirkulasi pemadam kebakaran Sumber: Penulis 67

10 Untuk Jalur pemadam kebakaran, jalur masuk diletakkan di sisi timur agar memiliki akses terdekat ke area basement. Mobil pemadam kebakaran juga diberikan jalur khusus untuk memutari bangunan agar dapat menjangkau tiap sisi bangunan Sirkulasi Manusia Gambar Sirkulasi Manusia Sumber: Penulis Sirkulasi pengguna dalam bangunan dimulai dari main entrance. Dari drop off masuk menuju atrium lalu pola sirkulasinya menyebar ke tenant. Ada juga jalur untuk masuk ke area lift dan area garden yang terletak di bagian utara bangunan 5.5. Pendekatan dan Konsep Programatis Pola Kegiatan Kegiatan bangunan kantor sewa secara garis besar diakomodasi oleh kegiatan pengelola, penyewa dan kegiatan tennant (biasanya terletak pada area podium). Setiap kegiatan tersebut memiliki pola yang berbeda. 68

11 Diagram Pola Kegiatan Pengelola Diagram Pola Kegiatan Tennant Diagram Pola Kegiatan Penyewa Diagram Pola Kegiatan Pengunjung Sumber: Penulis Pola Kegiatan Kebutuhan ruang pada bangunan kantor sewa meliputi, area pengelola dan operasional yang bersifat privat, area tenant yang bersifat privat, area fasilitas umum dan jasa yang bersifat publik, area utilitas dan servis yang bersifat semipublik, serta area parkir yang bersifat publik. Area pengelola dan operasional meliputi kelompok ruang fungsi utama, pendukung, tambahan dan servis. Area tenant meliputi kelompok ruang fungsi utama, tambahan dan servis. Area fasilitas umum dan jasa meliputi kelompok ruang fungsi pendukung, tambahan dan servis. 69

12 Tabel Program Ruang I Area Pengelola dan Operasional ( L4) Nama Ruang Standar Ruang (m 2 /orang) Kapasitas (orang) Luas (m 2 ) Sirkulasi (20%) sumber data Total (m 2 ) a Kelompok Ruang Fungsi Utama 343,32 R. General Manajer 13,4 1 13,4 2,68 neufert 16,08 R. Manajer 9,3 4 37,2 7,44 neufert 44,64 R. Sekretaris 6,7 5 33,5 6,7 neufert 40,2 R. Administrasi 4, neufert 54 R. Marketing 4, ,4 neufert 32,4 R. Teknisi 4, neufert 54 R. Personalia 4, neufert 54 R. Rapat office planning 48 b Kelompok Ruang Fungsi Pendukung 26,88 R. Tunggu 1, ,8 office planning 16,8 R. Tamu 1,4 6 8,4 1,68 office planning 10,08 c Kelompok Ruang Fungsi Tambahan 16,68 R. Arsip 5.9/unit 1 5,9 1,18 neufert 7,08 R. Fotokopi dan Produksi 8/unit 1 8 1,6 asumsi 9,6 Sub Total 386,88 II a III a Area Penyewa (L6-70) Nama Ruang Standar Ruang (m 2 /orang) Kelompok Ruang Fungsi Utama R. Kerja (open plan) Kapasitas (orang) Luas (m 2 ) Sirkulasi (20%) sumber data Total (m 2 ) neufert Area Pendukung-Tambahan Fungsi Kantor Lantai Tipikal (L6-70) Kelompok Ruang Fungsi Pendukung Lobby - R. Tunggu Sub Total , ,6 office planning 33,6 Sub Total 33,6 64 lt 2150,4 b Kelompok Ruang Fungsi Tambahan 70

13 Pantry 8/unit 1 8 1,6 asumsi 9,6 Lavatory 0, ,4 office planning 26,4 Sub Total lt 2304 IV Area Pendukung-Tambahan Fungsi Kantor L.4, L.5 a Kelompok Ruang Fungsi Pendukung Kantor 1116,24 Lobby utama 2, ,8 office planning 268,8 R. Tunggu 1, ,6 office planning 33,6 R. Resepsionis 2,4 3 7,2 1,44 office planning 8,64 R. Box Surat 1.5/unit 2 3 0,6 asumsi 3,6 Lobby (L5) 2, ,6 office planning 33,6 Ruang Pertemuan Besar (2) Ruang Pertemuan Sedang (3) Ruang Pertemuan Kecil (5) office planning office planning office planning 144 Pre Function 0, office planning 108 b Kelompok Ruang Fungsi Tambahan 63,6 Mushola (L5) 1, neufert 54 Ruang Wudhu ,6 asumsi 9,6 Sub Total 1179,84 V Area Fasilitas Umum dan Jasa Nama Ruang Standar Ruang (m 2 /orang) Kapasitas (orang) Luas (m 2 ) Sirkulasi (20%) sumber data Total (m 2 ) a Kelompok Ruang Fungsi Pendukung 1892,4 Lobby 2, ,2 office planning 403,2 Retail 36/unit asumsi 432 Cafe (3) 1, handbook 162 Lounge dan sky Lounge handbook 120 Bar (2) 1, ,2 handbook 61,2 Restoran kelas atas (2) Restoran kelas menengah (4) handbook 192 1, handbook

14 Restorancafetaria handbook 36 Fitness 100/unit neufert 96 SPA asumsi 162 Child Care asumsi 48 b Kelompok Ruang Fungsi Tambahan 348 Lavatory (LD, L1, L2) Lavatory (L3,B1,B2,B3) 0, ,4 office planning 158,4 0, ,6 office planning 105,6 Mushola (L2) 1, neufert 72 Ruang Wudhu (L2) asumsi 12 c Kelompok Ruang Fungsi Servis 165,9 Dapur Restoran(2) Dapur Restoran(4) 1.4 /cover ,2 handbook 67,2 1.4 /cover ,2 handbook 67,2 Dapur Cafe (3) 0.45 /cover 45 20,25 4,05 handbook 24,3 Dapur Cafetaria (1) 0.2 /cover ,2 handbook 7,2 Sub Total 2442,3 VI Area Utilitas dan Servis Nama Ruang Standar Ruang (m 2 /unit) Kapasitas (unit) Kelompok Ruang Fungsi Servis Basement Luas (m 2 ) Sirkulasi (20%) sumber data Total (m 2 ) R. ME asumsi 360 R. Genset asumsi 240 R. BMS asumsi 120 Waste Treatment asumsi 72 Gudang asumsi 48 R staff, loker 0, asumsi 36 Sub Total 876 Kelompok Ruang Fungsi Servis Lantai transisi-me R. ME asumsi 240 R. panel asumsi 24 Gudang asumsi 72 Sub Total 336 Kelompok Ruang Servis-Tipikal 72

15 R. Kontrol panel dan shaft ,8 asumsi 4,8 Shaft ,4 asumsi 2,4 Ruang Cleaning servis ,8 asumsi 4,8 Gudang 10/unit asumsi 12 Sub Total lt 1536 Kelompok Ruang Servis-Komersial R. Kontrol panel dan shaft ,6 asumsi 3,6 Shaft 1,5 1 1,5 0,3 asumsi 1,8 Ruang CS dan gudang ,6 asumsi 3,6 Sub Total 9 4 lt 36 VII Area Parkir Nama Ruang Standar Ruang (m 2 /orang) Kapasitas (orang) Luas (m 2 ) Sirkulasi (20%) sumber data Total (m 2 ) Parkir Mobil 12, neufert 9000 Parkir Motor 1, neufert 180 Parkir Sepeda 1, ,6 neufert 57,6 Sub Total 9237,6 TOTAL tanpa parkir 65355,42 TOTAL LUAS LANTAI 74593,02 73

16 Organisasi dan Hubungan Ruang Diagram Program Ruang Sumber: Penulis Organisasi ruang menggunakan pola radial untuk memisahkan aktivitas berdasarkan zona aktivitas, kelompok fungsi ruang. Sirkulasi yang terdapat di dalam bangunan adalah sirkulasi sistem linier dengan konfigurasi yang radial dan memutar. 74

17 Diagram Organisasi Ruang Sumber: Penulis Zonasi Diagram Hubungan Ruang Sumber: Atika N.F Zonasi pada subbab ini lebih menjelaskan tentang pembagian zonasi berdasarkan fungsi secara vertikal. Pada lantai basement terdapat zona publik-semi publik berupa 75

18 parkir dan area ME. Pada lantai dasar hingga lantai 2 terdapat zona publik berupa fasilitas publik dan fungsi ruang pertemuan. Pada lantai 3 terdapat zona ruang pengelola. Pada lantai 4 dan 5 terdapat ruang-ruang pertemuan yang bersifat zona semipublik. danpada lantai 6 hingga 70 terdapat fungsi privat berupa ruang kantor tenant. Disetiap lantainya terdapat fungsi servis pada inti bangunan. Diagram Zonasi Ruang Secara Vertikal Sumber: Penulis 5.6. Konsep Passive Design dan High Performance Building Konsep Passive Design dan High Performance Building dipilih untuk menyelesaikan masalah krisis energi dan keterkaitan bangunan dengan penggunaan energi buatan secara berlebihan. Tujuan dari desain dengan konsep ini adalah untuk 76

19 mencapai efisiensi baik dalam hal ruang, penggunaan material dan energi dalam bangunan. Penerapan konsep dalam bangunan adalah dengan beberapa aspek yang telah dijelaskan di bab 4 yaitu : penentuan orientasi bangunan, massa bangunan, perencanaan ruang, dan desain selubung bangunan Orientasi, dan Tata Massa Perancangan bentuk bangunan sewa ini dipengaruhi oleh beberapa aspek penting seperti: efisiensi lahan, efektifitas fungsi dan utilitas bangunan, efisiensi energi, karakteristik dan citra yang ingin ditampilkan, serta peraturan terkait. Tetapi, aspek yang diutamakan dalam konsep perancangan bentuk bangunan ini adalah aspek efisiensi energi dan efektifitas lahan. Kedua aspek itu diutamakan karena akan mempengaruhi nilai ekonomi bangunan ini kedepannya. Massa bangunan di desain dalam masa tunggal yang terdiri dari susunan beberapa fungsi dikarenakan jarak antar bangunan dan alasan efisiensi ruang (untuk hal ini berkaitan dengan sirkulasi penyewa). Site ini memiliki KLB yang tinggi sehingga memungkinkan untuk membuat sebuah bangunan berlantai banyak, hal ini ditempuh untuk memaksimalkan daya tampung manusia sehingga bisa menjadi solusi atas kebutuhan ruang perkantoran yang sangat tinggi. Perbandingan antara panjang dan lebarnya berkisar 1:1 hingga 1:3 agar optimum dalam penerimaan panas yang rendah. Gambar Orientasi site Sumber: Penulis 77

20 Gambar Alternatif Perancangan Bentuk ke-1,2, dan 3 Sumber: Penulis Untuk perletakan massanya, aspek orientasi bangunan terhadap pola pergerakan matahari menjadi fokus utama karena berpengaruh pada konsumsi energi bangunan ini. Setelah itu konsep perletakan massanya dipengaruhi oleh persyaratan orientasi bangunan terhadap kawasan, bentuk lahan, dan peruntukan lahan. Massa utama bangunan ini terletak di tengah site agar dapat memberikan area untuk ruang hijau dan juga dapat digunakan sebagai sirkulasi memutar bangunan Konsep orientasi fasad bangunan kantor sewa ini mengarah ke utara dan selatan dengan bukaan yang lebar untuk memaksimalkan pendapatan cahaya matahari pada siang hari sehingga penggunaan artificial lighting bisa direduksi secara maksimal. Untuk arah barat dan timur bukaan diminimalisir untuk mereduksi solar gain dan glare. Gambar Alternatif Perancangan terpilih Sumber: Penulis 78

21 Penataan Ruang Penataan ruang dalam bangunan ini lebih di tekankan pada peletakan core dan sirkulasi penyewa. Core bangunan ini diletakkan pada sisi barat dan timur dan memaksimalkan bukaan di sisi utara - selatan bangunan agar dapat mengurangi beban pendinginan pada ruang dikarenakan panas dari matahari pada sisi timur - barat dapat terhambat dengan baik, bukaan di sisi utara - selatan juga dapat digunakan untuk pemaksimalan penggunaan cahaya alami. Gambar Gambar denah tipikal dan peletakan core Sumber : penulis Pencahayaan alami yang diperoleh dengan perencanaan ruang dapat bekerja lebih optimal pada ruang yang terbuka atau open space. Untuk itu, material tembus cahaya (translucent glass) dipilih sebagai partisi dalam ruang agar cahaya jangkauan cahaya alami dan lampu (jika digunakan) bisa lebih maksimal. 79

22 Gambar Kedalaman Ruang Efektif Terhadap Daylight Sumber : Jatmika, Suryabrata Building Envelope Perancangan kedalaman ruang juga akan berpengaruh pada prosentase luas lantai yang memanfaatkan pencahayaan alami. Kedalaman ruang efektif adalah 1,5 kali ketinggian bukaan dari lantai. Tetapi, dengan memberikan lightshelf, reflector, dan modifikasi bentuk bukaan dapat memperdalam jangkauan pencahayaan alami dalam ruang. Gambar Gambaran Fitur Typical Floor Sumber : penulis Konsep Desain Selubung Bangunan Gedung perkantoran tingkat tinggi memiliki potensi besar terjadinya ketidak nyamanan termal dalam ruang. Penyelesaian alami cenderung tidak tetap dan tidak dapat diatur untuk mencapai temperatur tertentu sehingga tidak optimal untuk mencapai kenyaman termal dalam ruang. Berdasarkan grafik psychometric chart, strategi yang 80

23 dapat dilakukan adalah modifikasi selubung bangunan menggunakan sun shading (34%) dan penggunaan sistem pengkondisian udara untuk mendinginkan (99.7%) serta mengurangi tingkat kelembapan relatif dalam ruang (0.3%) Window To Wall Ratio Untuk mendapatkan jangkauan pencahayaan alami pada siang hari window to wall ratio untuk tower adalah 70%. Sedangkan untuk podium dibatasi hingga 40%, hal ini dimaksudkan untuk membatasi transmitansi eksternal melalui kaca. Gambar Prosentase Bukaan Sumber: Penulis 45 Atika N.F Kantor Sewa Dengan Pendekatan Arsitektur Hemat Energi 81

24 Bukaan Bukaan pada tower ini di desain untuk memaksimalkan pemanfaatan cahaya alami dari sisi utara-selatan. Bentuk, posisi dan area bukaan ditentukan berdasarkan efektifitas jangkauan daylight pada ruangan. Total luas area bukaan minimum ditentukan berdasarkan persamaan. Untuk 100m 2 luas lantai, luas area bukaan minimum yang dibutuhkan adalah sebesar 30m 2. Gambar Bukaan dan Potongan Bukaan Sunber : Penulis Material Kaca Untuk penggunaan material kaca, beberapa aspek yang perlu diperhatikan adalah Solar Factor, Shading Coefficient dan U-Value 46. Semakin rendah nilainya semakin baik pula karakteristik kaca tersebut, sehingga menghasilkan OTTV yang rendah. 46 Solar Factor (SF) adalah kemampuan material kaca untuk menghambat panas dari matahari Shading Coefficient (SC Value) = SF/87 U-Value adalah jumlah transfer panas suatu material kaca (per/m 2 ), per C o selisih perbedaan temperatur indoor dan outdoor 82

25 Gambar Spesifikasi Material Kaca Sunber : Romanus AJB High_Performance_Glass_affecting_the_OTTV Setelah melihat perbandingan diatas, kaca yang dipilih untuk bangunan tower ini adalah DGU 6/12/6 Sunergy Green karena memiliki nilai SC dan U Value terendah sehingga diharapkan bisa menghasilkan OTTV yang rendah. Untuk paparan lebih jelasnya bisa dibaca di lampiran Material dan Warna Dinding Konsep kontruksi dinding ditekankan pada kualitas karakteristik termal. Konstruksi dinding terbagi menjadi dua, dinding penuh, dan dinding yang dikombinasikan dengan bukaan (kaca/jendela). Konstruksi dinding penuh menggunakan material bebatuan sistem insulasi untuk memblokir panas secara total ke dalam bangunan (sisi timur dan barat). Konstruksi dinding-kaca pada 83

26 tower menggunakan parapet dengan sistem curtain glass wall. Sistem ini akan menghemat energi dengan tetap mempertahankan kualitas visual eskterior bangunan. Tinggi parapet berkisar m menyesuaikan dengan bukaan dan jangkauan pencahayaan alami yang diharapkan (desirable light scope). Konstruksi dinding campuran diletakkan pada sisi utara selatan) Gambar Gambaran penggunaan material dan warna dinding Sumber : penulis Tabel Perbandingan karakteristik material Sumber : Prasasto Satwiko Fisika Bangunan 1 Untuk lapisan luar material dinding ditentukan dengan karakteritik absorbansi yang rendah, dan reflektifitas yang tinggi. Warna yang dapat digunakan adalah putih dengan nilai reflektansi 0.8 dan nilai absorbtansi

27 5.7. Pendekatan dan Konsep Tata Ruang Dalam Layout Ruang dan Sirkulasi Layout ruang kantor sewa dipengaruhi oleh struktur organisasi perusahaan, jenis perusahaan, dan kondisi yang diinginkan. Pada bangunan kantor sewa ini, sistem layout yang dipilih berupa open plan. Selain lebih fleksibel, layout dengan open plan dinilai lebih efektif dalam persebaran pencahayaan alami. Layout ruang secara lebih detil ditentukan oleh masing-masing tenant tetapi tetap diberikan guideline untuk menggunakan pembatas translucent agar goal dari penghematan energi bisa tetap tecapai. Konsep sirkulasi dalam ruang kantor sewa ini mengambil sistem loop yang tidak dipisahkan atau disekat dari ruang fungsi utama. Hal ini dikarenakan perletakan core bangunan yang cenderung berupa external core. Sirkulasi memiliki memiliki lebar berkisar m. Core atau inti bangunan akan diletakan sebagai external core building agar rentable area pada massa utama bisa tersewakan dengan maksimal karena core tidak berada dalam rentable area. Keuntungan pada centre core building antara lain, servis yang terletak di sisi bangunan memudahkan sistem distribusi dan pengontrolannya, baik untuk menahan beban angin karena memiliki letak core yang simetris, lantai yang disewakan dapat memiliki akses pemandangan langsung ke luar bangunan yang akan meningkatkan nilai jual, kemudahan dalam mengorganisir ruang yang disewakan untuk banyak tenant, dan konstruksinya lebih mudah dijalankan. Gambar Layout Ruang Kantor 85

28 Tinggi Ruang Konsep ruang berkaitan dengan tinggi ceiling, jarak antar lantai, dan kedalaman ruang. Tinggi ceiling ditentukan berdasarkan pertimbangan kenyaman serta penetrasi pencahayaan alami. Jarak antar lantai ditentukan berdasarkan perimbangan struktur, sistem distribusi AC, dan efektifitas tinggi ceiling. Jarak antar lantai sangat berpengaruh pada tinggi dan efisiensi bangunan. Minimal tinggi ceiling terhadap lantai adalah 2.7m atau 2.5 m jika aktifitas cenderung duduk. Gambar Potongan Ruang Sumber : Atika NF Kantor Sewa Hemat Energi Kedalaman Ruang Gambar Perspektif Potongan Ruang Sumber : Penulis Kedalaman ruang fungsi kantor ditentukan berdasarkan layout ruang dan efektifitas daylight. Kedalam ruang efektif terhadap daylight hanya 1,5 kali tinggi jendela. Jendela direncanakan setinggi 2.6 m, sehingga kedalam ruang efektifnya adalah 86

29 4,5 m. Tetapi, untuk menambah jangkauan cahaya alami, diberikan light shelf untuk menambah kedalaman ruang efektif menjadi 2x kali tinggi jendela. Berdasarkan rumus persamaan kedalaman ruang terhadap ketinggian ruang, lebar ruang, dan nlai reflektansi, apabila reflektansi dinding 0.6 dan lebar jendela 8 m, maka kedalaman ruang efektif adalah 10.9 m. Jadi, kedalaman optimum terhadap daylight berkisar 4,5 10,5 m. Gambar Zonasi Pencahayaan pada Ruang sumber : Kwok, Alison Green Studio Handbook. London, hal 64 Gambar Kedalaman Ruang Efektif Terhadap Daylight Sumber : Jatmika, Suryabrata Building Envelope Gambar Gambaran Pencahayaan pada Ruang sumber : penulis Fleksibilitas Ruang Fleksibilitas ruang terkait dengan konsep pembentukan denah dan pembagian ruang. Bentuk denah mempertimbangkan antara grid struktur, grid kolom, grid partisi, 87

30 grid layout ruang, grid servis, dan grid outlet floor. Sistem Moduler adalah sistem yang mempunyai koordinasi dimensi antar bagiannya sehingga didapat dimensi yang bersistem dan bermodel dasar ruang yang fleksibel. Sistem ini dapat berupa layout ruang atau layout workstation. Sistem Sekat adalah sistem yang menggunakan material penyekat ruangan sehingga dapat dihasilkan optimasi ruang dan fleksibilitas besaran ruang yang sesuai dengan kapasitasnya. Gambar Grid Ruang Sumber : Pickard, Quentin The Architect s Handbook. London: Blackwell Sience Ltd. Grid kolom yang paling efektif adalah m terkait dengan prencanaan ruang dan ruang parkir. Grid dari struktur jendela umumnya 1.2m, 1.3m, dan 1.5 m. Grid tersebut digunakan pula sebagai grid perencanaan ruang, dan grid struktur. Grid yang umum adalah 1.2 m dan 1.3 m dengan lebar ruang minimum 2,4 m adam 2,7 m. 47 Gambar Kemungkinan Pengaturan Layout Ruang Sumber : Neufert 3rd edition hal Atika N.F Kantor Sewa Dengan Pendekatan Arsitektur Hemat Energi 88

31 Gambar Pembagian Sewa Ruang Sumber : penulis 5.8. Interior Fungsi Bangunan Fasilitas Publik Area Komersial (Retail, Restaurant, Cafe) dan Public Spaces Area retail dan public spaces didesain untuk mendapatkan kesan kontemporer dan culture oriented. Perancangan interior retail tergantung oleh masing-masing tennant. Tetapi, segment tennant yang dituju adalah tennant-tennant dengan pasar SES A+ (untuk kelas atas). Untuk 14 tahun terakhir dan forecast untuk 20 tahun mendatang, elemen interior di Jakarta khususnya dirancang dalam suasana industrial dan scandinavian yang menimbulkan kesan mewah dalam kemasan unconventional 89

32 spaces. 48 Dengan ini, ruang-ruang mati dan tidak memiliki nilai jual bisa diolah menjadi sesuatu yang bernilai jual tinggi (contoh, restaurant The Basement Mega Kuningan yang menyewa ruang basement menjadi restaurant kelas atas, PTTHead Garage yang mengadopsi suasana gudang sebagai cafe kelas atas). Gambar Cafe bernuansa industrial yang memberi kesan unconditional space Sumber : diakses Mei 2014 Area public space juga mengoptimalkan pencahayaan alami yang masuk kedalam ruang dengan penggunaan skylight dan atrium. Gambar Atrium sebagai Skylight Sumber : diakses Mei Fasilitas Kantor Lobby Lobby merupakan ruangan yang selalu ditemui pertama kali di dalam tiap level bangunan ini sehingga menciptakan citra awal yang harus merepresentasikan suasana interior bangunan baik pengunjung maupun penyewa. Kesan yang ingin dimunculkan pada lobby adalah kesan simple agar citra keseluruhan interior bangunan ini terlihat leluasa. Hal itu ditempuh dengan menggunakan elemen-elemen interior dengan geometri dasar yang tidak terlalu rumit dengan warna terang serta dikombinasikan 48 Analisis penulis yang dibantu oleh Wulu Creative House sebagai pengamat culture 90

33 dengan penggunaan pencahayaan (baik natural maupun artificial) yang mendukung ambience interior tersebut sehingga terkesan hangat dan natural Gambar Gambaran Lobby Sumber : diakses Mei 2014 Meeting Spaces Meeting space diletakkan di level yang menghubungkan antara area kantor sewa dan area publik agar meeting space tersebut bisa disewakan kepada tenant, tetapi dan kepada publik sehingga menjadi sumber pendapatan tambahan untuk bangunan ini. Meeting space dibagi menjadi tiga berdasarkan luas dan daya tampungnya, yaitu besar (60orang), sedang (20 orang), kecil (12 orang). Interiornya ditekankan kepada penggunaan warna cerah untuk mendapatkan kesan segar dan mewah. Ruang Kantor Gambar Gambaran Meeting Room Sumber : diakses Mei 2014 Ruang kantor didesain secara open plan agar dapat didesain berdasarkan kebutuhan tenant dengan guideline yang harus di taati untuk mencapai tujuan penghematan energi (cont.penggunaan material translucent pada partisi agar pendistribusian cahaya dapat dimaksimalkan). 91

34 Gambar Gambaran Open Plan Sumber : diakses Mei Konsep Sistem Bangunan Sistem Struktur Struktur di dalam bangunan tinggi sudah pasti menjadi hal yang perlu dipertimbangkan sebagai pertahanan terhadap beban lateral. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan antara lain, strengthness, stabillity, stiffness. Bangunan tinggi memiliki beragam sistem struktur untuk diaplikasikan, sistem struktur itu antara lain; bearing wall (a), core and bearing wall (b), cantilever slab (c), flat slab (d), interspasial (e), suspended (f), rigid frame (g), dan rigid frame and core (h). Gambar Struktur Bangunan Tinggi Sumber : Wolfgang Shcueller, 1977 Sistem struktur bangunan kantor sewa di mega kuningan ini menggunakan struktur grid frame dengan core. Sistem ini berupa sambungan kaku balok, kolom dan core. core berfungsi sebagai penahan dan penyalur beban utama ke dalam tanah. Selain itu, core berfungsi sebagai penahan beban lateral berupa gempa dan angin. Ketahanan 92

35 core smakin meningkat ketika dikombinasikan dengan rigid frame. Umumnya, core difungsikan sebagai ruang utilitas dan transportasi vertikal Sistem Utilitas Sistem Air Bersih Sistem air bersih yang digunakan adalah down feed system Sistem Air Kotor dan Air Hujan Gambar Skema Jaringan Air Bersih Sistim jaringan air kotor yang digunakan adalah double pipe system Gambar Skema Jaringan Air Kotor dan Air Hujan Sistem HVAC Sistem tata udara yang dipilih dalam gedung ini adalah VRV system. VRV merupakan singkatan dari Variable Refrigerant Volume yang artinya sistem kerja refrigerant yang berubah-ubah. VRV system adalah sebuah teknologi yang sudah dilengkapi dengan CPU dan kompresor inverter dan sudah terbukti menjadi handal, efisiensi energi, melampaui banyak aspek dari sistem AC lama seperti AC Sentral, AC Split, atau AC Split Duct. Jadi dengan VRV System, satu outdoor bisa digunakan untuk lebih dari 2 indoor AC. VRV system dapat dikontrol terpisah untuk setiap zona pendinginan. VRV system juga memiliki beberapa kelebihan, antara lain kapasitas 93

36 outdoor lebih besar hingga 20 ton, panjang sistem pipanya hingga 3200 ft dengan batas pembagian ketinggian hingga 295 ft, indoor unit dapat ditingkatkan hingga 41 unit, hemat tempat karena tidak membutuhkan ruang mesin di basemen, mudah instalasinya serta perawatan.. VRV juga merupakan produk AC yang hemat listrik, sampai dengan 50% dari AC konvensional. Freon VRV sudah ozone free, sehingga VRV sangat ramah terhadap lingkungan, tidak seperti AC konvensional yang dapat merusak ozon. Gambar Skema Sistem Kerja VRV Air Cooled sumber : diakses juni Sistem Transportasi Vertikal Sistem transportasi vertikal utama berupa elevator. Elevator terbagi menjadi dua, elevator penumpang dengan elevator servis. Kriteria kualitas pelayanan elevator penumpang adalah waktu menunggu, daya angkut, dan waktu perjalanan bolak balik. 94

37 Pada bangunan kantor sewa, kecepatan liftnya berkisar meter permenit. Pemilihan kapasitas elevator akan menentukan jumlah elevator pada bangunan Sistem Pencahayaan Gambar Perbandingan efisiensi lampu Sumber : Kwok, Alison and Walter Grondzik The Green Studio Handbook Sistem pencahayaan buatan menggunakan peralatan hemat energi dan sistem kontrol. Smart LED downlight dapat digunakan pada koridor, hall, lift, lobby, toilet, dan resepsionis. TL LED dapat digunakan pada ruang kerja. Fluorescent T5 dapat digunakan pada ruang kerja, meeting room, dan parkir. Gambar LED sebagai contoh Lampu Hemat Energi sumber: di akses mei 2014 Penggunaan lampu pun juga harus di modifikasi agar cakupan cahayanya bisa lebih efektif dan maksimal (cont. LED gantung dengan penampang atas cawan melengkung warna putih untuk memperluas cakupan lampu) Gambar Contoh Aplikasi Lampu Gantung Sumber : CTBUH Pearl River China Case Study 49 Jimmi S Sistem Bangunan Tinggi 95

38 Sistem kontrol digunakan pada sistem pencahayaan tertentu antara lain, photoelectric control atau daylighting control, dimming control system, dan sensor control. Photoelectric control digunakan pada zona pencahayaan alami yaitu, 4,5 m dari dinding luar. Sensor akan menghidupkan lampu ketika pencahayaan alami tidak cukup memenuhi kualitas minimal. Dimming control digunakan untuk mengatur intensitas pencahayaan lampu. Sensor control dapat berupa movement detection, illuminance level, dan occupancy level. Gambar Zona Pencahayaan dan Sistem Kontrol Penggunaan Lampu Sumber : Kwok, Alison and Walter Grondzik The Green Studio Handbook Sistem Komunikasi Jaringan komunikasi yang terdapat pada bangunan kantor sewa antara lain, telepon, telex, faximile, intercom, telekonferensi dan LAN. Sistemnya menggunakan kabel dan tidak menggunakan kabel. Jaringan distribusinya terletak di bawah lantai untuk memudahkan perletakan outputnya. Sistem komunikasi diintegrasikan dan dikontrol dalam sistem integrated building management Sistem Keamanan Keamanan merupakan salah satu hal penting dalam gedung perkantoran baik keamanan infrastruktur maupun keamanan pengunjung karena fungsi kantor yang kompleks dengan tingkat kepentingan yang beragam, mulai dari yang publik hingga privat dan fungsinya yang dapat berlangsung selama 24 jam. Sistem keamanan primer yang diterapkan pada bangunan kantor sewa adalah dengan jaringan CCTV dan kontrol akses kartu masuk di beberapa sektor utama akses masuk dan sirkulasi. Beberapa kontrol tambahan seperti door sensor dan termal sensor dapat pula digunakan sebagai sistem keamanan sekunder. CCTV merekam setiap 96

39 aktivitas, dan pergerakan. Lalu, semua gambar di CCTV dipantau di ruang security agar dapat mengantisipasi terjadinya tindak kejahatan. Gambar Sistem Keamanan Bangunan sumber : 7 diakses Juni 2014 Untuk sistem keamanan pengunjung di area privat, bangunan ini dibantu menggunakan sistem Visitor Management System (VMS). Visitor Management System adalah sebuah system yang dipergunakan untuk melakukan management tamu atau pengunjung, yang biasanya diterapkan pada high rise building, perkantoran, instansi umum atau pemerintahan yang fungsi utamanya adalah untuk mengurangi resiko yang tidak diinginkan, baik berupa unsur kriminal, terorisme, dan tindakan yang bersifat negatif lainya. Visitor Management System merupakan sebuah cara terbaik untuk saat ini untuk mencegah sesuatu yang tidak diinginkan, yang ditempatkan pada porsi membantu system keamanan dan pengamanan sebuah instansi yang sudah ada sebelumnya, tetapi tidak untuk menggantikan yang sudah ada. Bentuk Visitor Management System ini, sangat fleksibel untuk disesuaikan dengan situasi dan kondisi dengan instansi anda, mulai dengan hanya system tunggal mandiri, sampai dengan system yang amat luas dan diintegrasikan dengan kemajuan teknologi saat ini, baik berupa internet atau intranet, face recognition, biometrics, dan lain sebagainya diakses Juni

40 Sistem Penanggulangan dan Pencegahan Kebakaran Sitem penanggulangan dan pencegahan kebakaran yang diterapkan pada bangunan kantor sewa terdiri dari sistem pasif dan aktif. Sistem pasif berupa perancangan tangga darurat, sedangkan sistem aktif berupa perancangan sprinkler, hidrant, alarm, dan smoke detector. Perancangan tangga darurat terhadap titik terjauh aktivitas adalah 30 meter. Gambar Alur Visitor Management System sumber : 7 diakses Juni 2014 Gambar Persyaratan Perancangan Tangga Darurat Sumber : Neufert 3 rd edition, hal 339 Gambar Rencana Perancangan Tangga Darurat Sumber : penulis 98

41 Sistem Suplai Energi Suplai energi listrik terbagi menjadi dua, suplai energi listrik primer dari gardu induk kawasan, dan suplai energi cadangan dari genset. Sistemnya terintegrasi dengan kontrol pusat utama di ruang kontrol (semi basement). Namun, disetiap lantai sewa terdapat panel yang dapat mengontrol pemakaian listriknya (Panel Pembagi) Integrated Building Management Integrated Building Management merupakan program yang mengontrol beberapa sistem sekaligus secara otomatis seperti sistem keamanan, sistem managemen bangunan, sistem keamanan, sistem kontrol elevator, dan sistem komunikasi atau teknologi informasi. Sistem ini pada dasarnya menggunakan sistem LAN dan fiber optic untuk terhubung dengan main server. Dengan menggunakan Integrated Building Management kontrol dalam bangunan menjadi lebih terorganisir dan lebih cepat karena semuanya terhubung. Diagram Sistem Jaringan Listrik Sumber : penulis Diagram Integrated Building Management Sumber : diakses Juni

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Makro 5.1.1 Site terpilih Gambar 5.1 Site terpilih Sumber : analisis penulis Site terpilih sangat strategis dengan lingkungan kampus/ perguruan tinggi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini memiliki pendekatan Sustainable Design yang secara lebih fokus menitik beratkan kepada

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Judul Halaman Pengesahan Kata Pengantar Halaman Persembahan Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Bagan Daftar Tabel Abstraksi

DAFTAR ISI. Halaman Judul Halaman Pengesahan Kata Pengantar Halaman Persembahan Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Bagan Daftar Tabel Abstraksi DAFTAR ISI Halaman Judul Halaman Pengesahan Kata Pengantar Halaman Persembahan Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Bagan Daftar Tabel Abstraksi i ii iii iv v x xiii xiv xv BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar Gambar 5.1 Skema Site Plan

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar Gambar 5.1 Skema Site Plan BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar 5.1.1 Konsep Site Plan Dalam standarnya, area parkir pengunjung harus berada di bagian depan site agar terlihat langsung dari jalan. Untuk itu, area parkir diletakkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY 81 BAB V KESIMPULAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Keterkaitan Konsep dengan Tema dan Topik Konsep dasar pada perancangan ini yaitu penggunaan isu tentang Sustainable architecture atau Environmental

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini menggunakan pendekatan sustainable design sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. PT. BMW Indonesia ini adalah adanya kebutuhan perusahaan untuk memenuhi

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. PT. BMW Indonesia ini adalah adanya kebutuhan perusahaan untuk memenuhi BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Pusat Pelatihan Otomotif PT. BMW Indonesia ini adalah adanya kebutuhan perusahaan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik.

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik. BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tapak Setelah merangkum hasil dari analisa dan studi tema maka dijadikan acuan untuk mengeluarkan konsep tapak dengan pendekatan ruang publik dengan cara sebagai berikut: a. Memberikan

Lebih terperinci

PENGENALAN OBJEK. SIDANG TUGAS AKHIR SEKOLAH TINGGI MODE SURABAYA Tema HAUTE COUTURE Cherry Candsevia Difarissa

PENGENALAN OBJEK. SIDANG TUGAS AKHIR SEKOLAH TINGGI MODE SURABAYA Tema HAUTE COUTURE Cherry Candsevia Difarissa PENGENALAN OBJEK LATAR BELAKANG PEMILIHAN OBJEK Perkembangan dunia mode yang begitu pesat, kompetitif dan selalu berubah Mode menjadi salah satu gaya hidup (lifestyle) Antusiasme masyarakat terhadap mode

Lebih terperinci

BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA

BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA 1.1.1.1 Narasi dan Ilustrasi Skematik Hasil Rancangan Hasil yang akan dicapai dalam perancangan affordable housing dan pertanian aeroponik ini adalah memecahkan

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1 Program Ruang Dari hasil perhitungan besaran ruang pada bab sebelumnya, maka didapat program ruang sebagai berikut: GEDUNG

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini BAB VI HASIL RANCANGAN Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini memiliki sebuah konsep berasal dari obyek yang dihubungkan dengan baju muslim yaitu Libasuttaqwa (pakaian taqwa)

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1. Program Ruang Jenis ruang dan kebutuhan luasan ruang kelompok utama Pusat Informasi Budaya Baduy dapat dilihat pada tabel

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek wisma atlet ini menggunakan pendekatan behavior/perilaku sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan V.1.1 Konsep Manusia Pelaku Kegiatan No. Pelaku 1. Penghuni/Pemilik Rumah Susun 2. Pengunjung Rumah Susun 3. Pengunjung Pasar Tradisional

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Program Perencanaan Didasari oleh beberapa permasalahan yang ada pada KOTA Kudus kususnya dibidang olahraga dan kebudayaan sekarang ini, maka dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB VII PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GEDUNG KULIAH SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB VII PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GEDUNG KULIAH SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO BAB VII PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GEDUNG KULIAH SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO 7.1 Program Ruang Pembagian ruang disini dibedakan sesuai dengan kelompok jenis kegiatan dan fungsinya,

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur yang didasarkan dengan perilaku manusia merupakan salah satu bentuk arsitektur yang menggabungkan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RESORT HOTEL

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RESORT HOTEL BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RESORT HOTEL Program dasar perencanaan dan perancangan resort hotel merupakan sebuah hasil dari kesimpulan menyeluruh dan berfungsi sebagai pemandu desain

Lebih terperinci

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep perancangan mengacu pada karakteristik arsitektur organik, yaitu 1. Bukan meniru bentuk dari alam tapi mengembangkan prinsip yang ada di alam Mengembangkan

Lebih terperinci

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1 Program a. Kelompok Kegiatan Utama Terminal Antarmoda Tabel 5.1 Program Kegiatan Utama Fasilitas Utama Terminal

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN PINTAR DI KOTA SOLO DENGAN METAFORA ARSITEKTUR

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN PINTAR DI KOTA SOLO DENGAN METAFORA ARSITEKTUR BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN PINTAR DI KOTA SOLO DENGAN METAFORA ARSITEKTUR VI.I Konsep Dasar Permasalahan dalam dari perencanaan dan perancangan bangunana Taman Pintar ini adalah, bagaimana

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Perancangan Makro V.1.1. Konsep Manusia Pelaku kegiatan di dalam apartemen adalah: 1. Penyewa meliputi : o Kelompok orang yang menyewa unit hunian pada apartemen yang

Lebih terperinci

4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN

4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep Fungsi Dalam merancang sebuah bangunan, hal yang utama yang harus diketahui adalah fungsi bangunan yang akan dirancang, sehingga terciptalah bangunan dengan desain

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Building form Bentuk dasar yang akan digunakan dalam Kostel ini adalah bentuk persegi yang akan dikembangkan lebih lanjut.

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru. BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan 5.1.1 Program Ruang Topik dari proyek ini adalah perilaku atlet, dengan tema penerapan pola perilaku istirahat atlet

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan Gambar 5.1 Lokasi Proyek Luas total perancangan Luas bangunan : 26976 m 2 Luas tapak : 7700 m 2 KDB 60% : 4620 m 2

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN 5.1 Program Perencanaan 5.1.1 Program Ruang Tabel 5.1 Program ruang Sumber : Analisa Jenis Ruang Luas Kegiatan Administrasi Kepala Dinas 42,00 Sekretariat

Lebih terperinci

Zona lainnya menjadi zona nista-madya dan utama-madya.

Zona lainnya menjadi zona nista-madya dan utama-madya. 6.1 KONSEP ZONASI 5.1.1 Zonasi Bangunan zona. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Zonasi pada bangunan mengikuti prinsip sanga mandala dan dibagi menjadi 9 Gambar 5. 2 Pembagian 9 Zona Sanga Mandala

Lebih terperinci

BAB 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA

BAB 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA BAB 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA 3.1 Narasi dan Ilustrasi Skematik Hasil Rancangan 3.1.1 Rancangan Skematik Kawasan Tapak Dalam rancangan skematik kawasan tapak penulis mencoba menyampaikan bagaimana

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Umum Perancangan V.1.1. Dasar Perancangan Rusun dan pasar di Jakarta Barat merupakan bangunan yang bersifat sosial dan komersial dimana bangunan nantinya

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Peraturan pada tapak Lokasi Tapak : Jl. Perintis Kemerdekaan, Jakarta Timur Luas Lahan : 18.751,5 m 2 KDB : 40 % Luas

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan Konsep dasar perancangan kostel ini yaitu untuk memenuhi kebutuhan hunian bagi mahasiswa Binus University, khususnya

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik BAB V KONSEP V. 1. Konsep Dasar Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik tolak pada konsep perancangan yang berkaitan dengan tujuan dan fungsi proyek, persyaratan bangunan dan ruang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Green design merupakan sebuah terapan konsep bangunan yang dapat menyelesaikan atau memahami permasalahan sebuah bangunan.

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Umum Perancangan 5.1.1 Dasar Perancangan Pasar tradisional merupakan suatu tempat bertemunya para pelaku ekonomi dalam hal ini pedagang dan penjual, dimana mereka melakukan

Lebih terperinci

BAGIAN DESKRIPSI HASIL RANCANGAN

BAGIAN DESKRIPSI HASIL RANCANGAN a. Property Size Bangunan Karst Research Center memiliki property size sebagaimana tertulis pada tabel 5.1 di bawah ini. Tabel 5.1 Property Size Karst Research Center Semi- Basement Ground Floor 1st Floor

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan dari bangunan kostel ini adalah adanya kebutuhan akan hunian khususnya kos-kosan bertaraf

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan meliputi pembahasan mengenai pemanfaatan penghawaan dan pencahayaan alami pada City Hotel yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Makro Indonesia merupakan Negara yang kaya keberagaman tradisi dan budaya. Salah satu daerah di Indonesia yang masih kental dengan budaya, kerajinan dan kesenian adalah

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP

BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP 5.1 Dasar Pendekatan Kolam Renang Universitas Diponegoro merupakan kolam renang tipe C. Program perencanaannya berdasarkan pada tinjauan

Lebih terperinci

BAB IV: TINJAUAN KHUSUS PROYEK

BAB IV: TINJAUAN KHUSUS PROYEK BAB IV: TINJAUAN KHUSUS PROYEK 4.1. Profil Proyek Perencanaan Hotel Wisma NH berada di jalan Mapala Raya no. 27 kota Makasar dengan pemilik proyek PT Buanareksa Binaperkasa. Di atas tanah seluas 1200 m2

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Yang menjadi dasar dari perencanaan dan perancangan Mesjid di Kebon Jeruk adalah : Jumlah kapasitas seluruh mesjid pada wilayah

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Gumul Techno Park di Kediri ini menggunakan konsep

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Gumul Techno Park di Kediri ini menggunakan konsep BAB VI HASIL PERANCANGAN Perancangan Gumul Techno Park di Kediri ini menggunakan konsep Representasi Citra High Tech Architecture yang berkaitan erat dengan aspek teknologi kekinian atau modernisasi. konsep

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 5.1. Tujuan Perencanaan dan Perancangan a. Merancang bangunan Showroom dan Service Station Vespa di Semarang yang mengakomodasi segala

Lebih terperinci

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2 BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH AKULTURASI BUDAYA KAMPUNG LAYUR 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1. Program Berdasarkan analisa mengenai kebutuhan dan besaran ruang pada Rumah Akulturasi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1. KONSEP MAKRO Perancangan shopping mall merupakan upaya untuk mendukung perkembangan kota Semarang sebagai kota tujuan investasi. Sementara perancangan apartemen

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka kesimpulan dari penelitian ini berdasarkan pertanyaan penelitian yaitu: mengetahui karakteristik

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN CENGKARENG OFFICE PARK KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN CENGKARENG OFFICE PARK KONSEP DASAR PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN Kantor sewa merupakan sebuah area untuk bekerja, dimana banyak orang selalu disuguhkan dengan konsep yang kaku dan cenderung membosankan sehingga

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BUDGET HOTEL

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BUDGET HOTEL BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BUDGET HOTEL 5.1. Konsep Dasar Perancangan Konsep utama yang mendasari perencanaan dan perancangan Budget Hotel di Yogyakarta adalah: 1. Konsep budget hotel yang

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan BAB VI HASIL RANCANGAN Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan perancangan. Batasan-batasan perancangan tersebut seperti: sirkulasi kedaraan dan manusia, Ruang Terbuka Hijau (RTH),

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur Tropis merupakan salah satu bentuk arsitektur yang dapat memahami kondisi iklim tropis beserta permasalahannya.

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN 5.1 Program Dasar Perencanaan Program dasar perencanaan Tempat Istirahat KM 166 di Jalan Tol Cipoko-Palimanan

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN 5.1. Program Dasar perencanaan Program dasar perencanaan pada kampus II Pondok Pesantren Futuhiyyah terdiri

Lebih terperinci

APARTEMEN HEMAT ENERGI DAN MENCIPTAKAN INTERAKSI SOSIAL DI YOGYAKARTA DAFTAR ISI.

APARTEMEN HEMAT ENERGI DAN MENCIPTAKAN INTERAKSI SOSIAL DI YOGYAKARTA DAFTAR ISI. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.. LEMBAR PENGESAHAN... CATATAN DOSEN PEMBIMBING... HALAMAN PERNYATAAN PRAKATA. DAFTAR ISI. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR TABEL.. ABSTRAK. i ii iii iv v vii x xiii xv BAB I PENDAHULUAN..

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN BAB V KONSEP PERENCANAAN 5.1. Dasar Perencanaan Dalam perencanaan rumah susun bersubsidi kriteria utama yang diterapkan adalah : Dapat mencapai kenyamanan di dalam ruang bangunan yang berada pada iklim

Lebih terperinci

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG 5.1 KONSEP DASAR PERENCANAAN Berdasarkan dari uraian bab sebelumnya mengenai analisis dan pemikiran didasarkan

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL 6.1. Program Ruang Berdasarkan tapak terpilih, dilakukan perhitungan kembali untuk mengoptimalkan jumlah kamar. Perhitungan ini sama seperti perhitungan

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building Rumah Susun dan Pasar ini adalah adanya kebutuhan hunian

Lebih terperinci

Gambar 6.1 Konsep Hasil Perumusan Pendekatan Konsep Sumber : Analisa Penulis

Gambar 6.1 Konsep Hasil Perumusan Pendekatan Konsep Sumber : Analisa Penulis BAB VI KONSEP PERANCANGAN 6.1 Pengertian Umum Konsep Perancangan Gambar 6.1 Konsep Hasil Perumusan Pendekatan Konsep Konsep perancangan terminal penumpang kapal laut (TPKL) ini merupakan sebuah konsep

Lebih terperinci

PUSAT PERBELANJAAN, KANTOR SEWA DAN APARTEMENT DI MEGA KUNINGAN JAKARTA

PUSAT PERBELANJAAN, KANTOR SEWA DAN APARTEMENT DI MEGA KUNINGAN JAKARTA JUDUL : PUSAT PERBELANJAAN, KANTOR SEWA DAN APARTEMENT DI MEGA KUNINGAN JAKARTA Nama : Trika Prijayanto NPM : 20399052 Jurusan : Teknik Arsitektur Dosen Pembimbing : 1. Dr. Ing. Dalhar Susanto 2. Agung

Lebih terperinci

LP3A REDESAIN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL TIPE B BAB V KONSEP DAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL

LP3A REDESAIN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL TIPE B BAB V KONSEP DAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL BAB V KONSEP DAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL 5.1. Pendekatan Perancangan 5.1.1. Kelompok Pelaku Kegiatan Pelaku yang ada di Terminal Bus Bahurekso yaitu: a) Pemimmpin

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SMAN 54 JAKARTA

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SMAN 54 JAKARTA BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SMAN 54 JAKARTA 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1. Program Ruang Tabe5.1 Rekapitulasi Program Ruang SMA Negeri 54 Jakarta Kelompok Kegiatan Utama 1. Hall 75,00

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEWA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGIS

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEWA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGIS BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEWA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGIS 5.1. Konsep Filosofis Dilatarbelakangi oleh status kawasan industri Cikarang yang merupakan kawasan industri

Lebih terperinci

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115 BAB I PENDAHULUAN Laporan perancangan ini sebagai tindak lanjut dari Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur dan menjadi satu rangkaian dengan perancangan fisik Rumah sakit Islam Madinah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL... xiv BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 LATAR BELAKANG... 1 1.2 TUJUAN DAN SASARAN...

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis

BAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis 185 BAB VI HASIL PERANCANGAN Bab enam ini akan menjelaskan tentang desain akhir perancangan apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis tapak dan objek. 6.1 Tata Massa

Lebih terperinci

BAB 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA 3.1 NARASI DAN ILUSTRASI HASIL RANCANGAN

BAB 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA 3.1 NARASI DAN ILUSTRASI HASIL RANCANGAN BAB 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA 3.1 NARASI DAN ILUSTRASI HASIL RANCANGAN Hasil yang muncul dari perancangan Kantor Sewa dengan Tata Ruang dan Material dengan tema ECO-Office Design ini memecahkan

Lebih terperinci

Bab V. PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG. No Kelompok Kegiatan Luas

Bab V. PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG. No Kelompok Kegiatan Luas Bab V PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG 5.1. Program Dasar Perencanaan 5.1.1. Program Ruang No Kelompok Kegiatan Luas 1 Kegiatan Administrasi ± 1.150 m 2 2 Kegiatan

Lebih terperinci

SAINS ARSITEKTUR II GRAHA WONOKOYO SEBAGAI BANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN DI IKLIM TROPIS. Di susun oleh : ROMI RIZALI ( )

SAINS ARSITEKTUR II GRAHA WONOKOYO SEBAGAI BANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN DI IKLIM TROPIS. Di susun oleh : ROMI RIZALI ( ) SAINS ARSITEKTUR II GRAHA WONOKOYO SEBAGAI BANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN DI IKLIM TROPIS Di susun oleh : ROMI RIZALI (0951010018) Dosen Pembimbing : HERU SUBIYANTORO ST. MT. UPN VETERAN JAWA TIMUR FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1. PROGRAM DASAR PERENCANAAN 6.1.1. Program Ruang Tabel 6.1. Program ruang SMA Boarding Al-Adzkar kota Tangerang Selatan Ruang Jumlah (unit) Total (m 2 ) R.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. RESPON KONTEKS DAN KONSEP UMUM Konsep umum dari bangunan terdiri dari beberapa teori yang mencakup Building Shape, Building Context, dan Building Function. Dalam fungsinya

Lebih terperinci

[STASIUN TELEVISI SWASTA DI JAKARTA]

[STASIUN TELEVISI SWASTA DI JAKARTA] 5.1. Konsep Dasar BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep Dasar yang akan di terapkan pada bangunan Stasiun Televisi Swasta ini berkaitan dengan topik Ekspresi Bentuk, dan tema Pendekatan ekspresi bentuk pada

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V. KONSEP DASAR PERANCANGAN Sebuah Universitas pada dasarnya merupakan sebuah wadah pendidikan bagi masyarakat untuk mengemban ilmu,bangunan universitas haruslah di rancang sebaik

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA BERTINGKAT TINGGI

BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA BERTINGKAT TINGGI BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA BERTINGKAT TINGGI 5.1. Konsep Pengolahan Lahan Rusuna Bertingkat Tinggi 5.1.1. Skenario Pengolahan Lahan Gambar 5.1. Skenario pengolahan

Lebih terperinci

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1. Konsep perencanaan 6.1.1. Pelaku dan kategori kebutuhan ruang, dan Besaran Ruang. 6.1.1.1. Pelaku Dan Kategori Kebutuhan Ruang Dari analisis yang telah dilakukan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. menggunakan dinding yang sifatnya masif.

BAB V KONSEP PERANCANGAN. menggunakan dinding yang sifatnya masif. BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Orientasi Massa Bangunan Bagian massa bangunan apartemen menghadap arah utara-selatan sedangkan massa bangunan pusat perbelanjaan berbentuk masif dan mengarah ke dalam.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki BAB V KONSEP 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pencapaian Pejalan Kaki Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki Sisi timur dan selatan tapak terdapat jalan utama dan sekunder, untuk memudahkan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi. BAB V KONSEP V.1. KONSEP DASAR PERENCANAAN Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan pada awalnya, maka konsep dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. membuat suatu bangunan

Lebih terperinci

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG V. KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam merancang sebuah sekolah mengengah luar biasa tunanetra ialah dengan cara membuat skenario perancangan pada desain yang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB V KONSEP PERANCANGAN ARSITEKTUR 5.1. Konsep Dasar Perancangan 5.1.1. Konsep Kinerja Bangunan 1. Sistem Distribusi Listrik Distribusi listrik berasal dari PLN yang disalurkan ke gardu utama atau trafo.

Lebih terperinci

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Dasar Perancangan V.1.1. Luas Total Perancangan Total luas bangunan adalah 6400 m 2 Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perancangan Shopping Center ini terletak di Buring kecamatan

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perancangan Shopping Center ini terletak di Buring kecamatan BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.1 Rancangan Terhadap Tapak 6.1.1 Rancangan Obyek Dalam Tapak Perancangan Shopping Center ini terletak di Buring kecamatan Kedungkandang Kota Malang, karena kesesuian dengan fungsi

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERANCANGAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB V PROGRAM PERANCANGAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO BAB V PROGRAM PERANCANGAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO 5.1 PROGRAM DASAR PERENCANAAN Program dasar perencanaan Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro terdiri dari program ruang dan daya

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN BAB 4 HASIL DAN BAHASAN 4.1 Analisa Lahan Perencanaan Dalam Konteks Perkotaan 4.1.1 Urban Texture Untuk Urban Texture, akan dianalisa fungsi bangunan yang ada di sekitar tapak yang terkait dengan tata

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i DAFTAR ISI vii DAFTAR GAMBAR xiii DAFTAR TABEL xvii BAB I PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Pentingnya Pengadaan Kantor Sewa di Yogyakarta 1 A. Pertumbuhan Ekonomi dan

Lebih terperinci

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

BAB V. KONSEP PERANCANGAN BAB V. KONSEP PERANCANGAN A. KONSEP MAKRO 1. Youth Community Center as a Place for Socialization and Self-Improvement Yogyakarta sebagai kota pelajar dan kota pendidikan tentunya tercermin dari banyaknya

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Konsep Makro Konsep makro merupakan konsep dasar perancangan bangunan secara makro yang bertujuan untuk menentukan garis besar hotel bandara yang akan dirancang. Konsep makro

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN CATATAN DOSEN PEMBIMBING HALAMAN PENGANTAR PERNYATAAN ABSTRAK DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN CATATAN DOSEN PEMBIMBING HALAMAN PENGANTAR PERNYATAAN ABSTRAK DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN CATATAN DOSEN PEMBIMBING HALAMAN PENGANTAR PERNYATAAN ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL i ii iii v vi viii xi xiv BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERANCANGAN 6.1. Konsep Multifungsionalitas Arsitektur Kesadaran bahwa perancangan youth center ini mempunyai fungsi yang lebih luas daripada sekedar wadah aktivitas pemuda, maka dipilihlah

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Konsep dasar rancangan yang mempunyai beberapa fungsi antara lain: 1.

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Konsep dasar rancangan yang mempunyai beberapa fungsi antara lain: 1. BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.1 Desain Konsep Dasar Konsep dasar rancangan yang mempunyai beberapa fungsi antara lain: 1. Primer sebagai pusat informasi dan edukatif, 2. Sekunder merupakan penjabaran fungsi

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1 Pelaku Kegiatan Pelaku pelaku yang melakukan aktivitas pada hotel diantaranya adalah : a. Pengunjung Pengunjung hotel

Lebih terperinci

BAB IV DISKRIPSI HASIL RANCANGAN

BAB IV DISKRIPSI HASIL RANCANGAN BAB IV DISKRIPSI HASIL RANCANGAN 4.1 Property size, KDB, KLB Berdasarkan peraturan (lihat Bab 2), sempadan bangunan terhadap tepi jalan menyesuaikan lebar jalan yang menjadi tepian tapak yaitu kurang lebih

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut :

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut : BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Bangunan Untuk mendukung tema maka konsep dasar perancangan yang digunakan pada Pasar Modern adalah mengutamakan konsep ruang dan sirkulasi dalam bangunannya,

Lebih terperinci

5. HASIL RANCANGAN. Gambar 47 Perspektif Mata Burung

5. HASIL RANCANGAN. Gambar 47 Perspektif Mata Burung 5. HASIL RANCANGAN 5.1 Hasil Rancangan pada Tapak Perletakan massa bangunan pada tapak dipengaruhi oleh massa eksisting yang sudah ada pada lahan tersebut. Di lahan tersebut telah terdapat 3 (tiga) gedung

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Konsep dasar pada perancangan ini yaitu penggunaan isu tentang Sustainable architecture atau Environmental friendly development.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Data Proyek Gambar 5.1 RUTRK Tapak Luas Lahan : 10.150 m 2 KDB : 20% x 10.150 m 2 = 2.030 m 2 KLB : 2,5 x 10.150 m 2

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal

BAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal BAB IV KONSEP 4.1 Ide Awal Kawasan Manggarai, menurut rencana pemprov DKI Jakarta akan dijadikan sebagai kawasan perekonomian yang baru dengan kelengkapan berbagai fasilitas. Fasilitas utama pada kawasan

Lebih terperinci