BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adsorpsinya dengan proses aktivasi (Pujiyanto, 2010). Karbon aktif merupakan
|
|
- Glenna Irawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karbon Aktif Karbon aktif adalah senyawa karbon yang telah ditingkatkan daya adsorpsinya dengan proses aktivasi (Pujiyanto, 2010). Karbon aktif merupakan karbon amorf dari pelat-pelat datar disusun oleh atom-atom C yang terikat secara kovalen dalam suatu kisi heksagonal datar dengan satu atom C pada setiap sudutnya (Sembiring dan Sinaga, 2002). Karbon aktif terdiri dari 87-97% karbon dan sisanya berupa hidrogen, oksigen, sulfur dan nitrogen serta senyawa-senyawa lain yang terbentuk dari proses pembuatan. Volume pori-pori karbon aktif biasanya lebih besar dari 0,2 cm 3 /gram dan bahkan terkadang melebihi 1 cm 3 /gram. Luas permukaan internal karbon aktif yang telah diteliti umumnya lebih besar dari 500 m 2 /gram dan bisa mencapai 1908 m 2 /gram (Pujiyanto, 2010). Karbon aktif dapat dibuat dari berbagai macam bahan dasar yang mengandung karbon. Bahan dasar yang biasa dipakai sebagai karbon aktif antara lain batu bara, tempurung kelapa, tempurung kelapa sawit, petrol coke, limbah pinus, dan kayu (Pujiyanto, 2010). Bahan baku yang berasal dari hewan, tumbuhtumbuhan, limbah ataupun mineral yang mengandung karbon dapat dibuat menjadi arang aktif, antara lain: tulang, kayu lunak, sekam, tongkol jagung, tempurung kelapa, sabut kelapa, ampas penggilingan tebu, ampas pembuatan kertas, serbuk gergaji, kayu keras dan batubara (Sembiring dan Sinaga, 2002). Di negara tropis masih dijumpai arang yang dihasilkan secara tradisional, 5
2 itu dengan menggunakan drum atau lubang dalam tanah, dengan tahap pengolahan sebagai berikut: bahan yang akan dibakar dimasukkan dalam lubang atau drum yang terbuat dari plat besi. Kemudian dinyalakan sehingga bahan baku tersebut terbakar, pada saat pembakaran, drum atau lubang ditutup sehingga hanya ventilasi yang dibiarkan terbuka. lni bertujuan sebagai jalan keluarnya asap. Ketika asap yang keluar berwarna kebiru-biruan, ventilasi ditutup dan dibiarkan selama kurang lebih 8 jam atau satu malam. Dengan hati-hati lubang atau dibuka dan dicek apakah masih ada bara yang menyala. Jika masih ada yang atau drum ditutup kembali. Tidak dibenarkan mengggunakan air untuk mematikan bara yang sedang menyala, karena dapat menurunkan kwalitas arang (Sembiring dan Sinaga, 2002). Selain cara di atas, arang juga dapat menghasilkan dengan cara destilasi kering. Dengan cara ini, bahan baku dipanaskan dalam suatu ruangan vakum. Hasil yang diperoleh berupa residu yaitu arang dan destilat yang terdiri dari campuran metanol dan asam asetat. Residu yang dihasilkan bukan merupakan karbon murni, tetapi masih mengandung abu dan ter. Hasil yang diperoleh seperti metanol, asam asetat dan arang tergantung pada bahan baku yang digunakan dan metoda destilasi (Sembiring dan Sinaga, 2002). Proses aktivasi merupakan hal yang penting diperhatikan disamping bahan baku yang digunakan. Aktivasi adalah suatu perlakuan terhadap arang yang bertujuan untuk memperbesar pori yaitu dengan cara memecahkan ikatan hidrokarbon atau mengoksidasi molekul- molekul permukaan sehingga arang mengalami perubahan sifat, baik fisika maupun kimia, yaitu luas permukaannya bertambah besar dan berpengaruh terhadap daya adsorpsi (Jamilatun dan 6
3 Setyawan, 2014). Pada proses aktivasi ini terjadi penghilangan hidrogen, gas-gas dan air dari permukaan karbon sehingga terjadi perubahan fisik pada permukaannya. Aktivasi ini terjadi karena terbentuknya gugus aktif akibat adanya interaksi radikal bebas pada permukaan karbon dengan atom-atom seperti oksigen dan nitrogen. Pada proses aktivasi juga terbentuk pori-pori baru karena adanya pengikisan atom karbon melalui oksidasi ataupun pemanasan (Pujiyanto, 2010). Metoda aktivasi yang umum digunakan dalam pembuatan arang aktif adalah: a. Aktivasi Kimia: proses pemutusan rantai karbon dari senyawa organik dengan pemakian bahan-bahan kimia, seperti: hidroksida ligam alkali garam-garam karbonat, klorida, sulfat, fosfat dari logam alkali tanah dan khususnya ZnCl 2, asam-asam anorganik seperti H 2 SO 4 dan H 4 PO 4. b. Aktivasi Fisika: proses pemutusan rantai karbon dari senyawa organik dengan bantuan panas, uap dan CO 2. Biasanya arang dipanaskan didalam furnace pada temperatur C. Oksidasi dengan udara pada temperatur rendah, merupakan reaksi eksoterm sehingga sulit untuk mengontrolnya. Sedangkan pemanasan dengan uap atau CO 2 pada temperatur tinggi merupakan reaksi endoterm, sehingga lebih mudah dikontrol dan paling umum digunakan. 2.2 Kosmetik Kosmetik adalah sediaan atau paduan bahan yang untuk digunakan pada bagian luar badan (kulit, rambut, kuku, bibir dan organ kelamin bagian luar), gigi dan rongga mulut untuk membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampakan, melindungi supaya tetap dalm keadaan baik, memperbaiki bau 7
4 badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit (Iswari, 2007). Kosmetik dikenal manusia sejak berabad-abad yang lalu. Pada abad ke-19, pemakaian kosmetik mulai mendapat perhatian, yaitu selain untuk kecantikan juga untuk kesehatan. Perkembangan ilmu kosmetik serta industrinya baru dimulai secara besar-besaran pada abad ke-20 (Tranggono dan Latifah, 2007). Penggolongan menurut Peraturan Menteri Kesehatan R.I. Nomor 045/C/SK/1977 tanggal 22 Januari 1977 berdasarkan kegunaan dan lokalisasi pemakaian pada tubuh, kosmetika digolongkan menjadi 13 golongan: 1. Preparat untuk bayi; minyak bayi, bedak bayi, dan lain lain. 2. Preparat untuk mandi; minyak mandi, bath capsules, dan lain lain. 3. Preparat untuk mata; maskara, eyeshadow, maskara, dan lain lain. 4. Preparat wangi-wangian; parfum, toilet water, dan lain lain. 5. Preparat untuk rambut; cat rambut, hairspray, pengeriting rambut, dan lain lain. 6. Preparat pewarna rambut; cat rambut, hairbleach, dan lain lain. 7. Preparat make-up (kecuali mata); pemerah bibir, pemerah pipi, bedak muka, dan lain lain. 8. Preparat untuk kebersihan mulut; mouth washes, pasta gigi, breath freshner, dan lain lain. 9. Preparat untuk kebersihan badan; deodorant, feminism hygiene spray, dan lain lain. 10. Preparat kuku; cat kuku, krim dan lotion kuku, dan lain lain. 11. Preparat cukur; sabun cukur, after shave lotion, dan lain lain. 12. Preparat perawatan kulit; pembersih, pelembab, pelindung, dan lain lain. 8
5 13. Preparat untuk suntan dan sunscreen; suntan gel, suntan screen foundation, dan lain lain. 2.3 Riasan mata Riasan mata memiliki sejarah yang sangat panjang. Eyeshadow dan eyeliner telah digunakan sejak zaman Mesir kuno. Di Jepang, alis telah dihitamkan untuk waktu yang lama tetapi hanya relatif baru-baru ini bahwa riasan mata telah menjadi penggunaan umum. Penggunaan macam riasan mata yang mencakup semua kelompok umur telah terjadi sebagai akibat dari perubahan gaya hidup dan minat yang tinggi dalam mode (Mitsui, 1997). Ada berbagai macam produk riasan mata. Penerapan produk riasan mata adalah membuat mata lebih jelas dan memberikannya ekspresi. Jika semua kombinasi dari bahan dasar dan bentuk yang berbeda dari riasan mata diperhitungkan ada jumlah yang sangat besar dari produk. Bagian ini juga akan menyentuh pada Penghilang dan produk khusus lainnya yang penting untuk riasan mata. produk riasan mata terdiri berikut: 1. Riasan mata: eyeliner, maskara, eyeshadow, kosmetik alis. 2. Produk lainnya khusus: make-up remover mata, produk perawatan kerut mata, bulu mata palsu dan perekat (Mitsui, 1997). Riasan mata terdiri dari tiga kategori utama: maskara, eyeshadow, dan eyeliners. Maskara menebal dan memanjangkan bulu mata untuk mendapatkan tampilan yang intens. Eyeliners membantu menarik garis yang tepat di dasar bulu mata, dan eyeshadow membawa cahaya untuk tampilan dan menonjolkan warna iris (Barel, dkk., 2009). Selain alis, bulu mata juga menjadi bagian yang penting. Bulu mata yang 9
6 lentik dan panjang akan membuat mata terlihat lebih indah dan berbinar. Bulu mata yang dianggap cantik adalah bulu mata yang panjang, lebat, dan melengkung dengan lentik. Berbagai cara bisa dilakukan untuk mempercantik bulu mata. Untuk pemilik bulu mata yang kurang panjang dan lentik ada berbagai pilihan untuk mempercantik bulu mata, yaitu menggunakan maskara, bulu mata palsu, atau memanfaatkan teknik keriting bulu mata. Namun, dari ketiga pilihan tersebut, menggunakan maskara adalah teknik yang paling popular untuk mendapatkan bulu mata yang indah, karena menggunakan maskara adalah yang paling sederhana dan praktis (Muliyawan dan Suriana, 2013). Penggunaan riasan mata telah menjadi sebuah bagian yang perlu untuk melengkapi riasan harian. Ini merupakan hal yang perlu bahwa bahan-bahan dari riasan mata harus seaman mungkin, tidak toksik dan tidak mengiritasi. Diantara bahan-bahan yang digunakan dalam riasan mata yaitu minyak-minyak, lemaklemak dan lilin-lilin yang ditemui pada pembuatan lipstick dengan penambahan pewarna hitam, biru, dan coklat atau pewarna lainnya (Singh, 2012). 2.4 Maskara Maskara adalah sediaan kosmetika yang dimaksudkan untuk memperindah penampilan bentuk mata dengan cara mengoleskannya pada bulu mata dan atau alis mata. Bahan yang digunakan meliputi zat manfaat dan zat tambahan, sedangkan zat warna merupakan zat manfaat utama (Ditjen POM., 1985). Di antara semua produk make-up, formula maskara membutuhkan pengembangan tertentu. Pilihan maskara tergantung pada jenis bulu mata (pendek atau panjang, kaku atau melengkung, dan tipis atau lebat) dan efek yang diperlukan (memanjangkan, melengkungkan, dan atau menebalkan bulu mata) 10
7 (Barel, dkk., 2009). Maskara adalah produk kosmetik yang relatif sederhana, di mana konsumen dan formulator menempatkan seperangkat persyaratan yang sangat kompleks. Pendekatan formulasi yang berbeda digunakan untuk mencapai kombinasi kemudahan penggunaan, peningkatan volume bulu mata dan kelentikan bulu mata, diharapkan dari produk yang baik (Tamburic, dkk., 2009). Formula maskara harus thixotropic dengan pemulihan yang cepat untuk mencegah menetes sampai film mengering setelah aplikasi. Selain memberikan reologi cocok, pengental meningkatkan homogenitas produk, memungkinkan pelekatan film seragam ke bulu mata (Tamburic, dkk., 2009). Syarat kualitas untuk maskara adalah sebagai berikut: 1. Maskara harus tidak mengiritasi karena digunakan sangat dekat dengan mata 2. Maskara harus tidak mengeraskan bulu mata atau menggumpal 3. Maskara harus membuat bulu mata terlihat tebal dan panjang 4. Maskara harus membuat bulu mata lentik 5. Maskara harus memiliki waktu kering yang tepat 6. Ketika mengering maskara harus tidak mengotori kelopak mata dan kehadirannya tidak boleh dirusak oleh keringat, air mata dan hujan 7. Maskara harus mudah di hapus 8. Masakra harus mudah digunakan sepanjang masa penggunaannya 9. Harus tidak ada kontaminan dari mikroorganisme (Mitsui, 1997). Analisis gambar juga dapat digunakan untuk mengevaluasi kekuatan melengkung maskara. Prinsip ini terdiri dalam memvisualisasikan profil dari bulu mata oleh kamera video yang ditempatkan tegak lurus ke mata dan menghitung dari gambar yang diperoleh kekuatan melengkung berkaitan dengan dua sumbu 11
8 yang terletak di 9 dari satu sama lain. 0 sampai 180 sumbu sesuai dengan kelopak mata dan 9-27 sumbu ke tepi siliaris. Sudut yang dibuat oleh bulu mata tertinggi dan terjauh dari kelopak mata diukur, dan sudut rata-rata dihitung. Kekuatan melengkung maskara kemudian ditentukan dengan menghitung perbedaan antara dua sudut rata-rata. Kuantifikasi kekuatan memanjangkan juga dimungkinkan dengan mengukur panjangdari bulu mata terjauh sebelum dan sesudah penerapan maskara (Barel, dkk., 2009) Jenis-jenis maskara Di masa lalu, maskara batangan termasuk populer. Maskara batangan ini pada dasarnya adalah dasar lilin dengan kehadiran sabun atau pengemulsi nonionik sehingga warnanya bisa diaplikasikan dengan kuas yang dibasahi. Maskara dan eyeliner terdiri dari satu atau lebih pembentuk film, pigmen, dan pembawa yang sebagian besar menguap untuk memungkinkan film untuk mengatur (Barel, dkk., 2001). Maskara diformulasikan sebagai sebuah krim emulsi atau cairan tersuspensi atau sebuah batang yang ditekan ataupun dicetak. Formulasi dari maskara ditujukan untuk memperoleh produk yang membasahi bulu mata dan siap dioleskan sepanjang bulu mata. Maskara harus tidak melengket karena itu menyebabkan bulu mata melekat bersama dan harus kering dengan cepat untuk sebuah lapisan. Produk harus mengandung maksimum kandungan lilin dan dan air dan minimum kandungan minyak lemak dan bahan higroskopik (Singh, 2012). Maskara krim emulsi harus diformulakan sebagai minyak dalam air emulsi. Krim diformulasikan untuk cepat mengering pada penggunaannya dan dikemas biasanya dalam tube besi yang dapat dilipat. Maskara liquid dapat berupa 12
9 liquid emulsi minyak dalam air ataupun suspensi air. Cairan emulsi dapat mengandung sedikit suspending agent sebagai penstabil emulsi (Singh, 2012). Formulasi maskara cair adalah formula modern yang paling populer, dan dapat dibagi menjadi varietas berbasis air, berbasis pelarut dan air/pelarut hybrid. Maskara berbasis air diformulasikan dari lilin (misalnya, lilin lebah, carnauba wax, dan lilin sintetis), air, pigmen, yang sering besi oksida, dan resin terlarut dalam air. Air menguap dengan mudah, menciptakan produk cepat-kering, yang mengental dan menggelapkan bulu mata. Beberapa maskara berbasis air, sangat kaya lilin (30%), diberi label waterproof atau water resistant. Untuk mewarnai bulu mata, pigmen anorganik yang paling sering digunakan karena sebagian besar maskara berwarna hitam. Perhatikan bahwa pigmen tertentu, seperti cochineal carmine, dapat menghasilkan beberapa masalah seperti warna lensa kontak. Formula juga mengandung bahan antioksida untuk menghindari bau tengik dari zat lemak dan pengawet, yang melindungi mata dari risiko infeksi. Vitamin dan hidrokarbon volatile atau pelarut silikon juga dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja makeup. Mengenai maskara berbasis pelarut, mereka diformulakan dengan petroleum kemudian pigmen (dioksida besi dan ultramarin biru) dan lilin (lilin candellila dan minyak jarak terhidrogenasi) ditambahkan, membuat mereka tahan air. Jika jelas bahwa efek riasan tergantung pada formula, itu juga penting untuk mempertimbangkan jenis kuas dan diameter lubang dari tabung maskara. Memang, harus secara otomatis menyesuaikan kuantitas produk pada sikat untuk menghindari beban pada bulu mata selama aplikasi. kemasan juga harus benar-benar kedap udara untuk menghindari degradasi dan oksidasi dari formulasi. Dengan demikian, untuk mendapatkan aplikasi yang baik pada 13
10 bulu mata, perlu untuk mengembangkan kompromi antara viskositas formula maskara dan jenis sikat. Pendekatan rheologi dapat dilakukan melalui karakterisasi reologi in situ daari pasta maskara dengan sikat. Prosedur ini digunakan untuk mengukur take up sikat maskara dalam wadah memungkinkan untuk memvisualisasikan pengaruh poros, panjang bulu, dan kekerasan dan pola pada take up, karena itu untuk mengkarakterisasi transfer produk (Barel, dkk., 2009) Fungsi maskara Fungsi maskara antara lain adalah: 1. Menebalkan penampilan bulu mata 2. Memperpanjang penampilan mata 3. Menambahkan kedalaman dan karakter untuk tampilan keseluruhan 4. Mempertajam warna eyeshadow ketika dipakai. Kinerja Maskara biasanya dinilai berdasarkan penggunaanya, penampilan, dan kemudahan penghapusan. Sangat penting bahwa sikat yang tepat diberikan untuk perumusan dipilih. Umumnya, maskara dan eyeliner terdiri dari satu atau lebih pembentuk Film, pigmen, dan kendaraan yang sebagian besar menguap untuk memungkinkan film untuk mengatur (Barel, dkk., 2001). 2.5 Uraian Bahan-Bahan Sediaan Maskara a. Gum tragakan Tragakan adalah eksudat gom kering yang diperoleh dengan penorehan batang Astragalus gummifer Labill. dan spesies Astragalus lain. Tragakan memiliki pemerian tidak berbau; hampir tidak berasa. Kelarutan dalam air agak sukar larut, tetapi mengembang menjadi massa homogen, lengket dan seperti 14
11 gelatin (Ditjen POM., 1979). Tragakan merupakan polimer larut air sebagai thickening agent (Mitsui, 1997). Gum tragakan, memiliki sifat pembentuk film yang lebih berguna dalam produk kosmetik (Rahman, 2007). b. Etanol Etanol memiliki pemerian cairan bening mudah menguap, tidak bewarna, bau khas (Ditjen POM., 1979). Etanol mudah menguap walaupun pada suhu rendah dan mendidih pada suhu 78 C dan mudah terbakar. Kelarutan etanol adalah dapat bercampur dengan air dan praktis bercampur dengan semua pelarut organik (Ditjen POM., 1995). c. Metil p-hidrobenzoat Metil p-hidrobenzoat memiliki pemerian hablur kecil, tidak berwarna atau serbuk hablur, putih; tidak berbau atau berbau khas lemah; mempunyai sedikit rasa terbakar (Ditjen POM., 1995). Nipagin merupakan salah satu ester nipa yang dapat digunakan sebagai bahan pengawet. Bahan pengawet adalah bahan pencegah dekomposisi preparat dengan cara menghambat pertumbuhan mikroorganisme (Wasitaatmadja, 1997). 15
Mengapa Air Sangat Penting?
Mengapa Air Sangat Penting? Kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya sangat bergantung pada air. Kita banyak menggunakan air untuk keperluan sehari-hari seperti untuk minum, memasak, mencuci, 1 mandi
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. Produk kosmetik sangat diperlukan manusia, baik laki-laki maupun
BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN A. Kosmetik Produk kosmetik sangat diperlukan manusia, baik laki-laki maupun perempuan, sejak lahir. Produk-produk itu dipakai secara berulang setiap hari dan di seluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. minyak ikan paus, dan lain-lain (Wikipedia 2013).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Minyak merupakan trigliserida yang tersusun atas tiga unit asam lemak, berwujud cair pada suhu kamar (25 C) dan lebih banyak mengandung asam lemak tidak jenuh sehingga
Lebih terperinciKOSMETOLOGI. = Berasal dari bahasa yunani Cosmein = berias
MATA KULIAH KOSMETOLOGI (PENANGGUNG JAWAB: DRA, JUANITA T, APT) KOSMETOLOGI KOSMETIKA LOGOS = Berasal dari bahasa yunani Cosmein = berias = Ilmu Menurut PERMENKES N0.220 THN 1976 : KOSMETIKA adalah: Bahan/campuran
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagian luar badan (kulit, rambut, kuku, bibir dan organ kelamin bagian luar), gigi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kosmetik Kosmetik adalah sediaan atau paduan bahan yang untuk digunakan pada bagian luar badan (kulit, rambut, kuku, bibir dan organ kelamin bagian luar), gigi dan rongga mulut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kosmetika berasal dari kata kosmein (Yunani) yang berarti berhias. meningkatkan kecantikan (Wasitaatmadja, 1997).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kosmetika berasal dari kata kosmein (Yunani) yang berarti berhias. Bahan yang dipakai dalam usaha untuk mempercantik diri ini, dahulu diramu dari bahan-bahan alami
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. (Balai Penelitian dan Pengembangan Industri, 1984). 3. Arang gula (sugar charcoal) didapatkan dari hasil penyulingan gula.
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Arang Aktif Arang adalah bahan padat yang berpori dan merupakan hasil pembakaran dari bahan yang mengandung unsur karbon. Sebagian besar dari pori-porinya masih tertutup dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kosmetik merupakan sediaan yang digunakan di luar badan guna membersihkan, menambah daya tarik, dan memperbaiki bau badan tetapi tidak untuk mengobati penyakit (Tranggono
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Minyak canola (Brasicca napus L.) adalahminyak yang berasal dari biji
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minyak canola (Brasicca napus L.) adalahminyak yang berasal dari biji tumbuhan canola, yaitu tumbuhan asli Kanada Barat dengan bunga berwarna kuning. Popularitas dari
Lebih terperinciKarakterisasi Biobriket Campuran Kulit Kemiri Dan Cangkang Kemiri
EBT 02 Karakterisasi Biobriket Campuran Kulit Kemiri Dan Cangkang Kemiri Abdul Rahman 1, Eddy Kurniawan 2, Fauzan 1 1 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Malilkussaleh Kampus Bukit Indah,
Lebih terperincimerupakan campuran dari beragam senyawa kimia, beberapa terbuat dari sumbersumber alami dan kebanyakan dari bahan sintetis (BPOM RI, 2003).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kosmetik adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ genital bagian luar) atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan adalah air bersih dan hygiene serta memenuhi syarat kesehatan yaitu air
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi makhluk hidup. Air yang dibutuhkan adalah air bersih dan hygiene serta memenuhi syarat kesehatan yaitu air yang jernih,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. berabad abad yang lalu. Pada abad ke 19, pemakaian kosmetik mulai. besaran pada abad ke 20 (Tranggono, 2007).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kosmetik 1. Pengertian Kosmetik Menurut Wall dan Jellinenk, 1970, kosmetik dikenal manusia sejak berabad abad yang lalu. Pada abad ke 19, pemakaian kosmetik mulai mendapat perhatian,
Lebih terperinciREAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK
REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK TUJUAN : Mempelajari proses saponifikasi suatu lemak dengan menggunakan kalium hidroksida dan natrium hidroksida Mempelajari perbedaan sifat sabun dan detergen A. Pre-lab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kosmetik memiliki sejarah panjang dalam kehidupan manusia. Berdasarkan hasil penggalian arkeologi, diketahui bahwa kosmetik telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kosmetik memiliki sejarah panjang dalam kehidupan manusia. Berdasarkan hasil penggalian arkeologi, diketahui bahwa kosmetik telah digunakan oleh manusia yang hidup
Lebih terperinciAspal merupakan bahan perkerasan untuk jalan raya. Tentu "penghuni" jurusan Teknik Sipil mengenalnya. Mari kita bahas bersama mengenai aspal.
Pengertian Aspal Aspal merupakan bahan perkerasan untuk jalan raya. Tentu "penghuni" jurusan Teknik Sipil mengenalnya. Mari kita bahas bersama mengenai aspal. Pengertian Aspal adalah bahan yang bersifat
Lebih terperinciPEMBUATAN KARBON AKTIF DARI KULIT KACANG TANAH (Arachis hypogaea) DENGAN AKTIVATOR ASAM SULFAT
LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI KULIT KACANG TANAH (Arachis hypogaea) DENGAN AKTIVATOR ASAM SULFAT (Activated Carbon Production from Peanut Skin with Activator Sulphate Acid) Diajukan sebagai
Lebih terperinciLaboratorium Farmasetika
KOSMETIKA OSMETIKA: PENDAHULUAN ANATOMI K KULIT & RAMBUT 10/4 4/2012 1 Dhadhang Wahyu Kurniawan Laboratorium Farmasetika Unsoed @Dhadhang_WK PENGERTIAN KOSMETIKA KOSMETIKA = Berasal dari bahasa yunani
Lebih terperinciPRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (2013), Hal ISSN :
Pengaruh Suhu Aktivasi Terhadap Kualitas Karbon Aktif Berbahan Dasar Tempurung Kelapa Rosita Idrus, Boni Pahlanop Lapanporo, Yoga Satria Putra Program Studi Fisika, FMIPA, Universitas Tanjungpura, Pontianak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hampir semua orang mengenal alpukat karena buah ini dapat ditemukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hampir semua orang mengenal alpukat karena buah ini dapat ditemukan di pasar-pasar setiap saat, tanpa mengenal musim. Menurut sejarahnya, tanaman alpukat berasal dari
Lebih terperinciPengaruh Temperatur terhadap Adsorbsi Karbon Aktif Berbentuk Pelet Untuk Aplikasi Filter Air
Pengaruh Temperatur terhadap Adsorbsi Karbon Aktif Berbentuk Pelet Untuk Aplikasi Filter Air Erlinda Sulistyani, Esmar Budi, Fauzi Bakri Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kelapa (Cocos Nucifera Linn.) merupakan tanaman yang tumbuh di negara yang beriklim tropis. Indonesia merupakan produsen kelapa terbesar di dunia. Menurut Kementerian
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA Asap cair merupakan suatu hasil kondensasi atau pengembunan dari uap hasil pembakaran secara langsung maupun tidak langsung dari bahan-bahan yang banyak mengandung lignin, selulosa,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 AREN (Arenga pinnata) Pohon aren (Arenga pinnata) merupakan pohon yang belum banyak dikenal. Banyak bagian yang bisa dimanfaatkan dari pohon ini, misalnya akar untuk obat tradisional
Lebih terperinciC3H5 (COOR)3 + 3 NaOH C3H5(OH)3 + 3 RCOONa
A. Pengertian Sabun Sabun adalah garam alkali dari asam-asam lemak telah dikenal secara umum oleh masyarakat karena merupakan keperluan penting di dalam rumah tangga sebagai alat pembersih dan pencuci.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
13 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Molekul-molekul pada permukaan zat padat atau zat cair mempunyai gaya tarik kearah dalam, karena tidak ada gaya-gaya lain yang mengimbangi. Adanya gayagaya ini
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan kosmetika dekoratif digunakan sehari-hari untuk mempercantik diri. Salah satu contoh kosmetika dekoratif yang sering digunakan adalah lipstik. Lipstik merupakan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. = AA diimpregnasi ZnCl 2 5% selama 24 jam. AZT2.5 = AA diimpregnasi ZnCl 2 5% selama 24 jam +
6 adsorpsi sulfur dalam solar juga dilakukan pada AZT2 dan AZT2.5 dengan kondisi bobot dan waktu adsorpsi arang aktif berdasarkan kadar sulfur yang terjerap paling tinggi dari AZT1. Setelah proses adsorpsi
Lebih terperinciMATERI DAN PERUBAHANNYA. Kimia Kesehatan Kelas X semester 1
MATERI DAN PERUBAHANNYA Kimia Kelas X semester 1 SKKD STANDAR KOMPETENSI Memahami konsep penulisan lambang unsur dan persamaan reaksi. KOMPETENSI DASAR Mengelompokkan sifat materi Mengelompokkan perubahan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. meningkat. Peningkatan tersebut disebabkan karena banyak industri yang
PENDAHULUAN Latar Belakang Pada era industrialisasi di Indonesia, kebutuhan arang aktif semakin meningkat. Peningkatan tersebut disebabkan karena banyak industri yang dibangun, baik industri pangan maupun
Lebih terperinciLANGKAH-LANGKAH MAKE -UP
LANGKAH-LANGKAH MAKE -UP MEMBENTUK ALIS MATA Alis adalah bagian penting dari tata rias wajah. Bentuk alis yang tepat akan membuat mata lebih indah dan segar. Fungsi Eyebrow Liner : 1.Mempertegas alis dan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengumpulan Getah Jarak Pengumpulan getah jarak (Jatropha curcas) berada di Bandarjaya, Lampung Tengah yang berusia 6 tahun. Pohon jarak biasanya dapat disadap sesudah berumur
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan formula krim antifungi ekstrak etanol rimpang
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Evaluasi kestabilan formula krim antifungi ekstrak etanol rimpang lengkuas (Alpinia galanga L.) memberikan hasil sebagai berikut : Tabel 2 :
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kosmetik adalah sediaan atau panduan bahan yang siap untuk digunakan pada bagian luar badan (epidermis, rambut, kuku, bibir, organ kelamin bagian luar,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. dicatat volume pemakaian larutan baku feroamonium sulfat. Pembuatan reagen dan perhitungan dapat dilihat pada lampiran 17.
Tegangan Permukaan (dyne/cm) Tegangan permukaan (dyne/cm) 6 dihilangkan airnya dengan Na 2 SO 4 anhidrat lalu disaring. Ekstrak yang diperoleh kemudian dipekatkan dengan radas uap putar hingga kering.
Lebih terperinciPROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PEMBUATAAN ARANG AKTIF DARI KULIT PISANG DENGAN AKTIVATOR KOH DAN APLIKASINYA TERHADAP ADSORPSI LOGAM Fe
PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PEMBUATAAN ARANG AKTIF DARI KULIT PISANG DENGAN AKTIVATOR KOH DAN APLIKASINYA TERHADAP ADSORPSI LOGAM Fe BIDANG KEGIATAN: PKM PENELITIAN DIUSULKAN OLEH : Sigit Purwito
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi di bidang kosmetika saat ini sangatlah pesat. Kosmetika berdasarkan penggunaannya dapat digunakan sebagai tata rias dan juga sebagai perawatan kulit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kulit merupakan jaringan pelindung yang lentur dan elastis, yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kulit merupakan jaringan pelindung yang lentur dan elastis, yang menutupi permukaan tubuh. Fungsi kulit secara keseluruhan adalah antara lain kemampuannya sebagai penghadang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia memiliki hasil perkebunan yang cukup banyak, salah satunya hasil perkebunan ubi kayu yang mencapai 26.421.770 ton/tahun (BPS, 2014). Pemanfaatan
Lebih terperinciA. Sifat Fisik Kimia Produk
Minyak sawit terdiri dari gliserida campuran yang merupakan ester dari gliserol dan asam lemak rantai panjang. Dua jenis asam lemak yang paling dominan dalam minyak sawit yaitu asam palmitat, C16:0 (jenuh),
Lebih terperinciPenggolongan minyak. Minyak mineral Minyak yang bisa dimakan Minyak atsiri
Penggolongan minyak Minyak mineral Minyak yang bisa dimakan Minyak atsiri Definisi Lemak adalah campuran trigliserida yang terdiri atas satu molekul gliserol yang berkaitan dengan tiga molekul asam lemak.
Lebih terperinciPENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II KI1201
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II KI1201 Disusun Ulang Oleh: Dr. Deana Wahyuningrum Dr. Ihsanawati Dr. Irma Mulyani Dr. Mia Ledyastuti Dr. Rusnadi LABORATORIUM KIMIA DASAR PROGRAM TAHAP PERSIAPAN BERSAMA
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. Prarancangan Pabrik Karbon Aktif dari BFA dengan Aktifasi Kimia Menggunakan KOH Kapasitas Ton/Tahun. A.
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki kekayaan sumber daya alam melimpah yang salah satu hasil utamanya berasal dari sektor pertanian berupa tebu. Indonesia
Lebih terperinciSTUDI PEMBUATAN ARANG AKTIF DARI TIGA JENIS ARANG PRODUK AGROFORESTRY DESA NGLANGGERAN, PATUK, GUNUNG KIDUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PENDAHULUAN
C8 STUDI PEMBUATAN ARANG AKTIF DARI TIGA JENIS ARANG PRODUK AGROFORESTRY DESA NGLANGGERAN, PATUK, GUNUNG KIDUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Oleh : Veronika Yuli K. Alumni Fakultas Kehutanan Universitas
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Preparasi Awal Bahan Dasar Karbon Aktif dari Tempurung Kelapa dan Batu Bara
23 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab hasil dan pembahasan ini akan diuraikan mengenai hasil preparasi bahan dasar karbon aktif dari tempurung kelapa dan batu bara, serta hasil karakterisasi luas permukaan
Lebih terperinciBAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Materi 2.2 Sifat-sifat Materi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Materi dan perubahannya merupakan objek kajian dari ilmu kimia. Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari tentang materi dan perubahannya. Ilmu kimia juga merupakan ilmu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
13 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris, negara yang sangat subur tanahnya. Pohon sawit dan kelapa tumbuh subur di tanah Indonesia. Indonesia merupakan negara penghasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia termasuk daerah beriklim tropis yang merupakan tempat endemik penyebaran nyamuk. Dari penelitiannya Islamiyah et al., (2013) mengatakan bahwa penyebaran nyamuk
Lebih terperinciIII. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2009 sampai Februari
28 III. METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2009 sampai Februari 2010 yang bertempat di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca
Lebih terperinciKELOMPOK 4 : SEDIAAN GEL
KELOMPOK 4 : SEDIAAN GEL Nevirka Miararani ( M0614039 ) Nia Novita Sari( M0614040 ) Nugraha Mas ud ( M0614041 ) Nur Diniyah ( M0614042 ) Pratiwi Noor ( M0614043 ) Raissa Kurnia ( M0614044 ) Raka Sukmabayu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan yang dihadapi oleh sebagian masyarakat di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Tamiang adalah ketidaktersediaannya air bersih. Kendala itu terjadi karena
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS BAHAN MAKANAN ANALISIS KADAR ABU ABU TOTAL DAN ABU TIDAK LARUT ASAM
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS BAHAN MAKANAN ANALISIS KADAR ABU ABU TOTAL DAN ABU TIDAK LARUT ASAM Kelompok 10 Delis Saniatil H 31113062 Herlin Marlina 31113072 Ria Hardianti 31113096 Farmasi 4B PRODI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. parfum, lipstik, kuku dan cat kuku kaki, mata dan riasan wajah, gelombang
BAB I PENDAHULUAN Kosmetik adalah zat yang digunakan untuk meningkatkan penampilan tubuh manusia. Kosmetik termasuk perawatan kulit krim, lotion, bedak, parfum, lipstik, kuku dan cat kuku kaki, mata dan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Karakterisasi Bahan Baku Karet Crepe
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakterisasi Bahan Baku 4.1.2 Karet Crepe Lateks kebun yang digunakan berasal dari kebun percobaan Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Ciomas-Bogor. Lateks kebun merupakan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Pengamatan dan Hasil Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Hasil Pengamatan dan Hasil Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steen). Daun binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steen) sebelum
Lebih terperinciMATERI 1.1 Pengertian Materi Sebagai contoh : Hukum Kekekalan Materi 1.2 Sifat Dan Perubahan Materi Sifat Materi
BAB I MATERI 1.1 Pengertian Materi Dalam Ilmu Kimia kita mempelajari bangun (struktur) materi dan perubahan yang dialami materi, baik dalam proses-proses alamiah maupun dalam eksperimen yang direncanakan.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempercantik wajah. Kosmetik yang berbahaya mengandung komposisi dari
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kosmetik Kosmetik merupakan bahan atau komponen kimia yang digunakan untuk mempercantik wajah. Kosmetik yang berbahaya mengandung komposisi dari berbagai macam senyawa kimia
Lebih terperinciPEMBUATAN DAN KUALITAS ARANG AKTIF DARI SERBUK GERGAJIAN KAYU JATI
C7 PEMBUATAN DAN KUALITAS ARANG AKTIF DARI SERBUK GERGAJIAN KAYU JATI (Tectona grandis L.f) DAN TONGKOL JAGUNG (Zea mays LINN) SEBAGAI ADSORBEN MINYAK GORENG BEKAS (MINYAK JELANTAH) Oleh : J.P. Gentur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk
Lebih terperinciUbah Plastik Jadi Bahan Bakar
Ubah Plastik Jadi Bahan Bakar Sampah plastik sangat banyak dijumpai di Indonesia. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah sudah dijejali plastik, bahkan hingga ditimbun dalam tanah. Sampah plastik juga terbawa
Lebih terperinci2.1 TEORI SISTEM REFRIGERASI ADSORPSI
BAB II DASAR TEORI 2.1 TEORI SISTEM REFRIGERASI ADSORPSI 2.1.1 Teori Umum Adsorpsi Proses adsorpsi terjadi pada permukaan yang menghubungkan dua buah fasa yang didalamnya terdapat gaya kohesif termasuk
Lebih terperinciLAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT
LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT DI SUSUN OLEH : NAMA : IMENG NIM : ACC 109 011 KELOMPOK : 2 ( DUA ) HARI / TANGGAL : SABTU, 28 MEI 2011
Lebih terperinciARANG AKTIF (Pengenalan dan Proses Pembuatannya) MEILITA TRYANA SEMBIRING, ST TUTI SARMA SINAGA, ST
ARANG AKTIF (Pengenalan dan Proses Pembuatannya) MEILITA TRYANA SEMBIRING, ST TUTI SARMA SINAGA, ST Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN Arang merupakan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Suprihatin (1999) dan Nisandi (2007) dalam Juhansa (2010), menyatakan
TINJAUAN PUSTAKA Limbah Pertanian Suprihatin (1999) dan Nisandi (2007) dalam Juhansa (2010), menyatakan bahwa berdasarkan asalnya limbah dapat digolongkan sebagai berikut : 1. Limbah organik yaitu sampah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga kosmetika menjadi stabil (Wasitaatmadja,1997).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengawet Bahan Pengawet adalah bahan yang dapat mengawetkan kosmetika dalam jangka waktu selama mungkin agar dapat digunakan lebih lama. Pengawet dapat bersifat antikuman sehingga
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pertahanan tubuh terhadap infeksi dan efek radikal bebas. Radikal bebas dapat. bebas dapat dicegah oleh antioksidan (Nova, 2012).
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kulit kering merupakan salah satu masalah kulit yang umum dijumpai pada masyarakat khususnya bagi yang tinggal di iklim tropis seperti Indonesia, namun banyak dari masyarakat
Lebih terperinciGEL & AEROSOL Perbedaan gel dan jeli Formulasi dan evaluasi Jenis aerosol kosmetik Formulasi Aerosol Contoh-contoh formula
10/25/2012 1 GEL & AEROSOL Perbedaan gel dan jeli Formulasi dan evaluasi Jenis aerosol kosmetik Formulasi Aerosol Contoh-contoh formula @Dh hadhang_wk Laboratorium Farmasetika Unso oed GEL Semi padat yang
Lebih terperinciStruktur Aldehid. Tatanama Aldehida. a. IUPAC Nama aldehida dinerikan dengan mengganti akhiran a pada nama alkana dengan al.
Kamu tentunya pernah menyaksikan berita tentang penyalah gunaan formalin. Formalin merupakan salah satu contoh senyawa aldehid. Melalui topik ini, kamu tidak hanya akan mempelajari kegunaan aldehid yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perak Nitrat Perak nitrat merupakan senyawa anorganik tidak berwarna, tidak berbau, kristal transparan dengan rumus kimia AgNO 3 dan mudah larut dalam alkohol, aseton dan air.
Lebih terperinci1. Pengertian Perubahan Materi
1. Pengertian Perubahan Materi Pada kehidupan sehari-hari kamu selalu melihat peristiwa perubahan materi, baik secara alami maupun dengan disengaja. Peristiwa perubahan materi secara alami, misalnya peristiwa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan Ca-Bentonit. Na-bentonit memiliki kandungan Na +
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bentonit Bentonit merupakan salah satu jenis lempung yang mempunyai kandungan utama mineral smektit (montmorillonit) dengan kadar 85-95% bersifat plastis dan koloidal tinggi.
Lebih terperinciBAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON
BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON Air merupakan salah satu bahan pokok dalam proses pembuatan beton, peranan air sebagai bahan untuk membuat beton dapat menentukan mutu campuran beton. 4.1 Persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penurunan kualitas lingkungan hidup dewasa ini salah satunya disebabkan oleh aktifitas kendaran bermotor yang menjadi sumber pencemaran udara. Gas-gas beracun penyebab
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Biogas Biogas adalah gas yang terbentuk melalui proses fermentasi bahan-bahan limbah organik, seperti kotoran ternak dan sampah organik oleh bakteri anaerob ( bakteri
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jagung (Zea mays) Menurut Effendi S (1991), jagung (Zea mays) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting selain padi dan gandum. Kedudukan tanaman ini menurut
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
BAB HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Pada tahap awal formulasi, dilakukan orientasi untuk mendapatkan formula krim yang baik. Orientasi diawali dengan mencari emulgator yang sesuai untuk membentuk krim air
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK FARMASI PERCOBAAN I PERBEDAAN SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK FARMASI PERCOBAAN I PERBEDAAN SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK OLEH: NAMA : ISMAYANI STAMBUK : F1 F1 10 074 KELOMPOK : III KELAS : B ASISTEN : RIZA AULIA JURUSAN FARMASI FAKULTAS
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan sebagai bahan baku pembuatan minyak jagung dan sirup, sedangkan di
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tumbuhan 2.1.1 Habitat tumbuhan Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman tropis dan salah satu tanaman pangan dunia terpenting selain gandum dan padi. Di Amerika Serikat
Lebih terperinciBENTONIT SEBAGAI ADSORBEN PADA PEMUCATAN CINCAU HIJAU SERTA KARAKTERISASINYA
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki banyak jenis tumbuhan yang berpotensi menghasilkan gel cincau. Namun, ada tiga tumbuhan populer yang biasa dimanfaatkan masyarakat Indonesia sebagai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Biomassa Guna memperoleh pengertian yang menyeluruh mengenai gasifikasi biomassa, maka diperlukan pengertian yang tepat mengenai definisi biomassa. Biomassa didefinisikan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Minyak Goreng 1. Pengertian Minyak Goreng Minyak goreng adalah minyak yang berasal dari lemak tumbuhan atau hewan yang dimurnikan dan berbentuk cair dalam suhu kamar dan biasanya
Lebih terperinciArang Tempurung Kelapa
Arang Tempurung Kelapa Mengapa harus arang tempurung? Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), terutama minyak tanah, membuat masyarakat mencari alternatif lain untuk keperluan memasak. Salah satu yang
Lebih terperinciJ. Gaji dan upah Peneliti ,- 4. Pembuatan laporan ,- Jumlah ,-
Anggaran Tabel 2. Rencana Anggaran No. Komponen Biaya Rp 1. Bahan habis pakai ( pemesanan 2.500.000,- daun gambir, dan bahan-bahan kimia) 2. Sewa alat instrument (analisa) 1.000.000,- J. Gaji dan upah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 BIDIESEL Biodiesel merupakan sumber bahan bakar alternatif pengganti solar yang terbuat dari minyak tumbuhan atau lemak hewan. Biodiesel bersifat ramah terhadap lingkungan karena
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Defenisi Hujan Asam Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena keragamannya sangat tinggi baik menurut waktu dan tempat. Hujan adalah salah satu bentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jaringan serat-serat selulosa yang saling bertautan. Kertas, pada awalnya dibuat oleh
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kertas adalah lembaran yang terutama terbuat dari pulp kayu dan tersusun dari jaringan serat-serat selulosa yang saling bertautan. Kertas, pada awalnya dibuat oleh
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan A. PENENTUAN FORMULA LIPSTIK
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan membuat sediaan lipstik dengan perbandingan basis lemak cokelat dan minyak jarak yaitu 60:40 dan 70:30
Lebih terperinciBAB VI REAKSI KIMIA. Reaksi Kimia. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas IX 67
BAB VI REAKSI KIMIA Pada bab ini akan dipelajari tentang: 1. Ciri-ciri reaksi kimia dan faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi kimia. 2. Pengelompokan materi kimia berdasarkan sifat keasamannya.
Lebih terperinciLembaran Pengesahan KINETIKA ADSORBSI OLEH: KELOMPOK II. Darussalam, 03 Desember 2015 Mengetahui Asisten. (Asisten)
Lembaran Pengesahan KINETIKA ADSORBSI OLEH: KELOMPOK II Darussalam, 03 Desember 2015 Mengetahui Asisten (Asisten) ABSTRAK Telah dilakukan percobaan dengan judul Kinetika Adsorbsi yang bertujuan untuk mempelajari
Lebih terperinciBAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pragel pati singkong yang dibuat menghasilkan serbuk agak kasar
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Pembuatan Pragel Pati Singkong Pragel pati singkong yang dibuat menghasilkan serbuk agak kasar berwarna putih. Rendemen pati yang dihasilkan adalah sebesar 90,0%.
Lebih terperinciPENGANTAR ILMU KIMIA FISIK. Subtitle
PENGANTAR ILMU KIMIA FISIK Subtitle PENGERTIAN ZAT DAN SIFAT-SIFAT FISIK ZAT Add your first bullet point here Add your second bullet point here Add your third bullet point here PENGERTIAN ZAT Zat adalah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penggunaan minyak bumi terus-menerus sebagai bahan bakar dalam dunia
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan minyak bumi terus-menerus sebagai bahan bakar dalam dunia industri dapat menyebabkan persediaan minyak bumi akan semakin habis karena minyak bumi merupakan sumber
Lebih terperinciKIMIA. Sesi POLIMER. A. LOGAM ALKALI a. Keberadaan dan Kelimpahan Logam Alkali. b. Sifat-Sifat Umum Logam Alkali. c. Sifat Keperiodikan Logam Alkali
KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 11 Sesi NGAN POLIMER A. LOGAM ALKALI a. Keberadaan dan Kelimpahan Logam Alkali Logam alkali adalah kelompok unsur yang sangat reaktif dengan bilangan oksidasi +1,
Lebih terperinciReaksi Dehidrasi: Pembuatan Sikloheksena. Oleh : Kelompok 3
Reaksi Dehidrasi: Pembuatan Sikloheksena Oleh : Kelompok 3 Outline Tujuan Prinsip Sifat fisik dan kimia bahan Cara kerja Hasil pengamatan Pembahasan Kesimpulan Tujuan Mensintesis Sikloheksena Menentukan
Lebih terperinciKIMIA DASAR TEKNIK INDUSTRI UPNVYK C H R I S N A O C V A T I K A ( ) R I N I T H E R E S I A ( )
KIMIA DASAR TEKNIK INDUSTRI UPNVYK C H R I S N A O C V A T I K A ( 1 2 2 1 5 0 1 1 3 ) R I N I T H E R E S I A ( 1 2 2 1 5 0 1 1 2 ) Menetukan Sistem Periodik Sifat-Sifat Periodik Unsur Sifat periodik
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR 2.1 Batubara
BAB II TEORI DASAR 2.1 Batubara Batubara merupakan bahan bakar padat organik yang berasal dari batuan sedimen yang terbentuk dari sisa bermacam-macam tumbuhan purba dan menjadi padat disebabkan tertimbun
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Bahan Baku Ibuprofen
BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Pemeriksaan bahan baku dilakukan untuk menjamin kualitas bahan yang digunakan dalam penelitian ini. Tabel 4.1 dan 4.2 menunjukkan hasil pemeriksaan bahan baku. Pemeriksaan
Lebih terperinciMemiliki bau amis (fish flavor) akibat terbentuknya trimetil amin dari lesitin.
Lemak dan minyak merupakan senyawa trigliserida atau trigliserol, dimana berarti lemak dan minyak merupakan triester dari gliserol. Dari pernyataan tersebut, jelas menunjukkan bahwa lemak dan minyak merupakan
Lebih terperinciLemak dan minyak merupakan sumber energi yang efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan protein Satu gram lemak atau minyak dapat menghasilkan 9
LEMAK DAN MINYAK Lemak dan minyak merupakan sumber energi yang efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan protein Satu gram lemak atau minyak dapat menghasilkan 9 kkal sedangkan karbohidrat dan protein
Lebih terperinciPEMBAHASAN. I. Definisi
PEMBAHASAN I. Definisi Gel menurut Farmakope Indonesia Edisi IV (1995), merupakan sistem semi padat, terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar,
Lebih terperinci