PENGARUH SUHU, WAKTU DAN KONSENTRASI PELARUT PADA EKSTRAKSI MINYAK KACANG KEDELAI SEBAGAI PENYEDIA VITAMIN E
|
|
- Vera Hermawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGARUH SUHU, WAKTU DAN KONSENTRASI PELARUT PADA EKSTRAKSI MINYAK KACANG KEDELAI SEBAGAI PENYEDIA VITAMIN E M. Yusuf Thoha, Arfan Nazhri S, Nursallya Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya Abstrak Kacang kedelai memiliki daya adaptasi yang cukup luas terhadap kondisi iklim dan tanah di daerah tropis, sehingga dapat ditanam atau dikembangkan di berbagai daerah atau wilayah Indonesia. Kacang kedelai dapat tumbuh dan bereproduksi baik di dataran rendah sampai dataran tinggi kirakira 2000 meter dpl, diutamakan lahannya terbuka dan mendapat sinar matahari yang cukup. Kedelai memiliki kandungan gizi yang cukup kompleks, salah satunya adalah vitamin E. Pada penelitian ini dilakukan metode ekstraksi dengan pelarut etanol konsentrasi 80 %, 85 % dan 00 %, lama ekstraksi jam,,5 jam dan 2 jam dan suhu ekstraksi 85 o C dan 00 o C untuk memisahkan minyak kacang kedelai dari biji kacang kedelai. Proses ini dilanjutkan dengan destilasi pada suhu ± 00 o C selama,5 jam untuk memisahkan pelarut dan minyak kacang kedelai hasil proses ekstraksi. Minyak ini nantinya dipakai sebagai penyedia Vitamin E. Kata kunci : minyak kacang kedelai, vitamin E, ekstraksi I. PENDAHULUAN Sampai sekarang belum bisa dipastikan, dari mana asal tanaman kacang kedelai (Glycne max). Sejarah kacang kedelai dimulai dari tanaman yang sangat terkenal di belahan bumi bagian timur, namun sekarang tersebar dan dikonsumsi di berbagai belahan bumi. Nenek moyang kacang kedelai semula agak sulit untuk dibudidayakan, namun sejalan dengan ilmu pertanian maka kedelai dapat dibudidayakan dan menjadi salah satu bahan pangan yang bermanfaat dalam kehidupan seharihari. Kacang kedelai (Glycne max) yang temasuk salah satu sumber pangan yang memiliki sejumlah produk turunan mulai dari produk hulu berupa kacang kedelai rebus (kacang bulu,sunda), hingga tahu, tofu, tempe, kecap, susu kedelai, minyak kacang kedelai dan sebagainya. Vitamin E yang terkandung dalam kacang kedelai merupakan salah satu vitamin yang larut dalam lemak dan tidak larut dalam air. Vitamin E sangat bermanfaat untuk mencegah penuaan kulit, menghaluskan kulit, mencegah pendarahan pada wanita hamil (blooding),mencegah keguguran, mengurangi pendarahan saat haid, menyembuhkan penyakit lemah syahwat, mencegah pengendapan kolesterol dalam darah dan mencegah penyakit jantung koroner. Walaupun vitamin E (α Tocopherol) sangat penting bagi tubuh, akan tetapi jumlahnya sangat sedikit sekali dalam makanan yang belum diolah, seperti ditunjukkan dalam tabel di bawah ini :
2 Kandungan ratarata vitamin E di dalam minyak tumbuhan yaitu : N o Tabel. Kandungan Vitamin E Pada Berbagai Minyak Tumbuhan ( µ ) Minyak Tumbuha n Kelapa Jagung Biji Kapas Zaitun Kacang Tanah Lobak Safflower Kedelai Biji Bunga Matahari Biji Gandum Kelapa Sawit Margarin g / g αt βt γt δt α T Sumber : J.C. Bauernfeind, 980 Vitamin E, A Comprehensive Treatise II. FUNDAMENTAL 2. Minyak Kacang Kedelai (Soybean Oil) Secara fisik setiap biji kedelai berbeda dalam hal warna, ukuran dan bentuk biji dan juga terdapat perbedaan pada komposisi kimianya. Perbedaan fisik dan kimia tersebut dipengaruhi oleh varietas dan kondisi di mana kedelai itu tumbuh. Suatu percobaan oleh Usda (942) pada 28 varietas kedelai yang dikenal di Cina, Manchuria, Korea, Jepang, Siberia, Perancis, Italia dan Amerika menyatakan bahwa jumlah biji tiap pound kedelai bervariasi dari biji sedangkan kadar lemaknya bervariasi dari 3,9 23,2 persen. Menurut U.S Department of Agriculture s komposisi rata rata kedelai yang didasarkan pada analisis terhadap 0 varietas kedelai dapat dilihat pada table berikut : 8 32 Tabel 2. Komposisi rata rata kedelai yang didasarkan pada analisis terhadap 0 varietas kedelai Komposisi Terendah (%) Tertinggi (%) Rata rata (%) Abu 3,67 5,90 4,99 Lemak 4,95 22,90 9,63 Kasar Serat 4,24 7,60 5,53 Kasar Protein N 36,62 53,9 42,78 x 6,25 Gula 2,70,97 7,97 (sukrosa) P 0,42 0,82 0,66 K,29 2,7,67 Ca 0,6 0,47 0,275 Sumber : U.S Department of Agriculture s Kadar minyak kedelai relatif lebih rendah dibandingkan dengan kacang kacangan lainnya, tetapi lebih tinggi daripada kadar minyak serealia. Kadar protein kedelai yang tinggi menyebabkan kedelai lebih banyak digunakan sebagai sumber protein daripada sumber minyak. Asam lemak dalam minyak kedelai sebagian besar terdiri dari asam lemak essensial yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Tabel 2.2 Sifat Fisika Kimia Minyak Kedelai Sifat Nilai Bilangan asam 0,3 3,000 Bilangan penyabunan Bilangan Thiosanogen Indeks bias (25 o ),47,475 Bobot jenis (25/25 o C) 0,96 0,922 Sumber : Bailey, A.E (950) Tabel 2.3 Standar Mutu Minyak Kedelai Sifat Nilai Bilangan asam Maksimum 3 Bilangan penyabunan Maksimum 90 Bilangan Iod Indeks bias (25 o ),473,477 Bobot jenis (25/25 o C) 0,924 0,928 Sumber : Bailey, A.E (950)
3 2.2 Nilai Gizi Asam Lemak dalam esensial dapat mencegah timbulnya atherosclerosis atau penyumbatan pembuluh darah. 2.3 Kegunaan Minyak Kedelai yang sudah dimurnikan dapat digunakan untuk pembuatan minyak salad, minyak goreng (cooking oil) serta segala keperluan pangan. Lebih dari 50 persen produk pangan dibuat dari minyak kedelai, terutama margarine dan shortening. Hampir 90 persen dari produksi minyak kedelai digunakan dibidang pangan. Pada minyak kedelai terdapat pula vitamin vitamin yang sangat dibutuhkan oleh tubuh yang salah satunya adalah vitamin E. Vitamin E adalah antioksidan yang melindungi ketahanan tubuh dari penyakit yang disebabkan oleh radikal bebas. Radikal radikal bebas merupakan hasil dari lingkungan sekitar yang tak terlindungi seperti asap rokok dan sinar matahari secara langsung. Mereka dapat menyebabkan kerusakkan sel sel dalam tubuh. Radikal bebas juga dapat menyebabkan kanker, penyakit hati dan dan masalah masalah kesehatan lainnya. Vitamin E diperlukan sekali untuk kesehatan. Setiap sel dalam tubuh memerlukan vitamin E, misalnya perlindungan untuk sel sel darah, sistem saraf, jaringan otot dan mengurangi kerusakkan retina dalam mata kita Selain itu vitamin E merupakan salah satu vitamin yang larut dalam lemak dan tidak larut dalam air, yang berfungsi untuk memperlambat proses penuaan kulit, menghaluskan kulit, mencegah pendarahan pada wanita hamil (fertilitas) dan mencegah keguguran, mengurangi pendarahan pada saat haid, menyembuhkan penyakit lemah syahwat, mencegah pengendapan kolesterol dalam darah dan mencegah penyakit jantung koroner. 2.4 Parameter yang mempengaruhi Proses Pengambilan Minyak Kedelai Pada prinsipnya ada beberapa parameter yang mempengaruhi proses pengambilan minyak kedelai yang digunakan pada riset ini, seperti :. Konsentrasi Pelarut 2. Pada kondisi kondisi konsentrasi pelarut tertentu, proses pengambilan minyak kedelai dapat dilakukan. Kenaikan konsentrasi pelarut akan mempercepat proses pengambilan minyak kedelai. 3. Volume Pelarut Volume pelarut akan mempengaruhi persentase rendemen yang didapatkan. Semakin banyak volume pelarut etanol yang digunakan maka akan semakin besar persentase rendemen yang dihasilkan. 4. Waktu Operasi Waktu kontak dalam proses pengambilan minyak kedelai dalam pelarut etanol mempengaruhi banyaknya minyak yang dihasilkan. Semakin lama waktu yang dilakukan dalam proses pengambilan minyak maka semakin banyak minyak yang terekstrak oleh pelarut. 5. Temperatur dan Tekanan Secara umum kenaikan temperature dan tekanan akan meningkatkan kecepatan proses pengambilan minyak kedelai. Selain itu juga memungkinkan adanya senyawa yang terdekomposisi seiring kenaikan temperature dan tekanan. 2.5 Metode yang Digunakan pada Proses Pengambilan Minyak Kedelai Pengambilan minyak nabati dari tumbuh tumbuhan salah satunya dapat dilakukan dengan cara ekstraksi. Ekstraksi adalah suatu metode pemisahan komponen pada suatu campuran berdasarkan kemampuan kelarutan satu atau beberapa komponen tersebut pada fase yang lain. Fase lain yang ditambahkan biasanya berupa zat cair sedangkan campuran yang akan dipisahkan dapat berupa zat cair atau zat padat. Ekstraksi terbagi menjadi beberapa bagian, diantaranya ekstraksi berdasarkan metode kontak antara solven dan campuran yang akan diekstrak, ekstraksi berdasarkan fase campuran yang akan dipisahkan.
4 Ekstraksi berdasarkan metode kontak antara solven dan campuran Berdasarkan metode kontaknya, ekstraksi terbagi menjadi tiga macam : a. Ekstraksi single stage Ekstraksi single stage adalah ekstraksi satu tahap dimana feed dan solven dicampur sehingga tercapai kesetimbangan dan diperoleh ekstrak yang diinginkan (Sankey B. M, 967) b. Ekstraksi cross current Pada ekstraksi cross current, solven ditambahkan disetiap stage. Hasil pemisahan lebih baik tetapi jumlah solven yang dibutuhkan lebih banyak juga, (Sankey B.M, 967) c. Ekstraksi counter current Ekstraksi counter current adalah jenis ekstraksi yang paling efisien, yang biasanya digunakan untuk tujuan komersil apabila memungkinkan. Rafinat dan ekstrak mengalir berlawanan arah. (Sankey B. M, 967) Ekstraksi berdasarkan fase campuran yang dipisahkan Berdasarkan fase campurannya maka ekstraksi terbagi menjadi dua macam,yaitu : a. Ekstraksi Liquid Liquid Ekstraksi liquid liquid memisahkan komponen dari campuran liquid yang homogen berdasarkan perbedaan kelarutannya pada solven. Karena proses pemisahan jenis ini dipengaruhi oleh potensial kimianya, maka proses pemisahan dengan cara ekstraksi ini lebih baik daripada destilasi, (Sankey B. M, 967) b. Ekstraksi Liquid Solid Ekstraksi liquid solid adalah ekstraksi yang memisahkan satu atau lebih komponen dalam campuran melalui reaksi. Ekstraksi ini sangat dipengaruhi oleh ukuran partikel padatan yang akan diekstrak. Karena total luas permukaan akan semakin besar dengan berkurangnya ukuran partikel, sedangkan luas permukaan total sangat berpengaruh baik pada ekstraksi karena reaksi sample atau difusi. Sedangkan penyulingan / destilasi dapat didefinisikan sebagai pemisahan komponen komponen suatu campuran dari dua jenis cairan atau lebih berdasarkan perbedaan tekanan uap dari masing masing zat tersebut. Destilasi / penyulingan adalah salah satu cara untuk mendapatkan minyak kedelai, dengan cara mendidihkan bahan baku yang dimasukkan dalam ketel, hingga terdapat uap yang diperlukan, atau dengan cara mengalirkan uap jenuh (saturated atau superheated) dari ketel pendidih air ke dalam ketel penyulingan. Dengan penyulingan ini akan dipisahkan zat zat yang bertitik didih rendah dari zat yang bertitik didih tinggi. Prinsip pada metode destilasi adalah memisahkan pelarut organik dengan minyak kedelai yang dihasilkan pada proses ekstraksi. Pemisahan pelarut dengan dengan minyak kedelai berdasarkan perbedaan titik didihnya. Minyak kedelai memiliki titik didih lebih tinggi dibandingkan dengan titik didih pelarut yang digunakan. Secara umum penyulingan minyak kedelai yaitu dengan cara, bahan baku dari tanaman yang mengandung minyak dimasukkan dalam ketel pendidih, atau dimasukkan kedalam ketel penyulingan dan dialiri uap, panas yang ditimbulkan akan mempengaruhi bahan tersebut, sehingga didalam ketel terdapat dua cairan, yaitu air dan minyak kedelai. Campuran uap ini akan mengalir melalui pipa pipa pendingin, dan terjadilah proses pengembunan sehingga uap tadi kembali mencair. Dari pipa pendingin, cairan yang keluar tersebut dialirkan kealat pemisah yang akan memisahkan minyak kedelai dari air berdasarkan berat jenisnya. Dalam industry dikenal 3 jenis metode penyulingan yaitu : penyulingan dengan air, penyulingan dengan air dan uap, penyulingan dengan uap. Pemilihan jenis dan mutu pelarut yang tepat merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan keberhasilan proses ekstraksi dilanjutkan destilasi untuk mendapatkan minyak kedelai (soybean oil). Oleh karenaitu, pelarut yang akan digunakan pada proses ekstraksi dilanjutkan destilasi harus memenuhi beberapa persyaratan, diantaranya : Pelarut harus bersifat selektif, yaitu dapat melarutkan semua komponen minyak kedelai yang terkandung di dalam material dengan
5 cepat dan sempurna, dan sedikit mungkin melarutkan bahan seperti : lilin, pigmen, dan senyawa albumin Mempunyai titik didih yang cukup rendah agar pelarut mudah diuapkan, namun titik didih pelarut tersebut tidak boleh terlalu rendah, karena hal ini akan mengakibatkan hilangnya sebagian pelarut pada waktu pemisahan pelarut. Pelarut harus bersifat inert sehingga tidak bereaksi dengan komponen minyak. Harga parut harus serendah mungkin dan tidak mudah terbakar. III. METODOLOGI PENELITIAN 3.. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Januari sampai dengan Juni 2008 di Laboratorium Penelitian Jurusan Teknik Kimia Universitas Sriwijaya Inderalaya. 3.2 Metode Penelitian Metode yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi : a. Metode ekstraksi dengan pelarut organik yang mudah menguap. b. Metode Destilasi. 3.3 Variabel yang Diteliti Dalam penelitian ini variabelvariabel yang dipelajari yaitu konsentrasi pelarut, lamanya waktu ekstraksi dan suhu ekstraksi yang berpengaruh terhadap rendemen hasil ekstrak dan dilanjutkan dengan destilasi minyak kacang kedelai. Penelitian ini menggunakan bahan baku kacang kedelai (Glycine max) dengan acuan satu jenis pelarut (Etanol) terhadap variasi konsentrasi pelarut dan volume pelarut yang tetap dengan rendeman hasil ekstraksi yang dilanjutkan mendestilasi minyak yang didapatkan. Fenomena yang diamati selama proses pengambilan minyak dari kacang kedelai dengan pelarut Etanol adalah :. Mengamati warna larutan hasil ekstraksi dilanjutkan dengan destilasi sampai suhu ± 00 o C. 2. Bau khas minyak kacang kedelai. 3. Kondisi kacang kedelai setelah proses ekstraksi. 4. Persentase rendemen 3.4 Alatalat yang Digunakan Dalam penelitian ini peralatan yang digunakan adalah :. Soklet ekstraktor 0. Klem 2. Labu Destilasi. Ember 3. Kondensor 2. Selang 4. Heating mantle 3.Beker gelas 5. Pompa air 4. Gelas ukur 6. Termometer 5. Erlenmeyer 7. Neraca analitis 6. Pipet tetes 8. Statif 7. Botol sampel 9. Kertas saring 3.5 Bahanbahan yang Digunakan Dalam penelitian ini, bahanbahan yang digunakan adalah :. Bahan baku : Kacang Kedelai 2. Pelarut Etanol 80%, 86% dan 96% 3. Media pemanas (air) 4. Media pendingin (es batu) 5. Aquadest 3.6 Deskripsi Prosedur Penelitian Prosedur penelitian ini dilakukan dengan dua metode yaitu ekstraksi dan destilasi. Metode ekstraksi dengan pelarut menguap pada penelitian ini terdiri dari empat tahap, yaitu :. Tahap preparasi bahan baku dengan menimbang sample bubuk kedelai sebesar 50 gram dan mengukur pelarut etanol sebesar 96%, 85%, dan 80% 2. Tahap penguapan pelarut etanol yang disebabkan oleh pemanasan dengan menggunakan heating mantle. 3. Tahap kondensasi pelarut etanol menggunakan suatu alat kondensor dengan media air pendingin. 4. Tahap ekstraksi yang bertujuan untuk mengambil minyak kedelai dari biji kacang kedelai. Metode destilasi dengan pemisahan pelarut etanol dan minyak kedelai berdasarkan perbedaan titik didih terdiri dari dua tahap, yaitu :
6 . Tahap penguapan pelarut etanol yang disebabkan oleh pemanasan dengan menggunakan heating mantle. 2. Tahap kondensasi pelarut etanol menggunakan suatu alat kondensor dengan media air pendingin. Tahap terakhir adalah analisa minyak kedelai. Tujuan utama dari analisis ini adalah untuk mengetahui standarisasi minyak kedelai sehingga dapat menjadi pedoman bagi pihak yang berkecimpung dalam bidang industri minyak kedelai. IV. PEMBAHASAN Pada penelitian ini diamati dua aspek yaitu aspek kualitatif dan aspek kuantitatif. Aspek kualitatif ditinjau dari pengamatan terhadap fenomena fisik minyak kacang kedelai hasil ekstraksi pada tiaptiap kondisi operasi. Fenomena fisik ini meliputi warna dan aroma yang dihasilkan. Sedangkan analisa kuantitatif menyangkut halhal yang dapat diukur seperti persentase rendemen yang dihasilkan untuk setiap kondisi operasi. 4. Aspek Kualitatif 4.. Warna Aspek kualitatif mengindikasikan kandungan zat yang terdapat dalam minyak kacang kedelai. Dari penelitian yang dilakukan terlihat bahwa pada mulanya warna kacang kedelai adalah kuning keputihan dan warna etanol adalah bening. Setelah mengalami proses ekstraksi warna bungkil kacang kedelai menjadi kuning pucat dan warna minyak kacang kedelai coklat kemerahan. Semakin besar konsentrasi pelarut dan semakin lama waktu ekstraksi serta semakin tinggi suhu yang digunakan maka akan semakin pekat warna minyak yang dihasilkan Aroma Aroma yang dihasilkan oleh minyak kacang kedelai adalah aroma khas dari aroma asam lemak tak jenuh yang terkandung di dalam minyak kacang kedelai antara lain asam linoleat (±5%),asam linolenat (±7%) dan asam oleat (±23%). Semakin tinggi kandungan asam lemak tak jenuh ini dalam minyak kacang kedelai, maka aroma khas kacang kedelai akan semakin tercium. 4.2 Aspek Kuantitatif Dalam aspek kuantitatif ini akan dimati pengaruh konsentrasi pelarut dan lama penyulingan. Dari penelitian yang dilakukan dapat dilihat bagaimana faktorfaktor tersebut terhadap rendemaen ang dihasilkan. Selain itu pada saat pengamatan, temperatur di dalam labu ± 00 o C, suhu ekstraksi 85 o C dan 00 o C dan lamanya ekstraksi yaitu 90 menit, 20 menit dan 50 menit. Dengan menggunakan trialerror di dapat kondisi operasi untuk hasil ekstraksi optimum pada kisaran nilai di atas Faktor Konsentrasi Pelarut Pada gambar 4. dan 4.2 terlihat bahwa semakin besar konsentrasi maka akan semakin banyak renedemen yang dihasilkan. Di sini terlihat bahwa rendemen terbanyak dihasilkan dengan menggunakan konsentrasi pelarut 96% sedangkan rendemen yang terkecil yakni dengan menggunakan konsentrasi 80%. Massa Rendemen (gr) Etanol 96% Etanol 85% Etanol 80% Gambar 4. Grafik Hubungan Lama Ekstraksi dengan Massa Rendemen pada Suhu 85 o C Massa Rendemen (gr) Etanol 96% Etanol 85% Etanol 80% Gambar 4.2 Grafik Hubungan Lama Ekstraksi dengan Massa Rendemen pada Suhu 00 o C
7 % Rendem en % Rendem en Faktor Waktu Ekstraksi Pengaruh Waktu Ekstraksi dengan Pelarut Etanol 96% Terhadap Jumlah Minyak Kacang Kedelai Gambar 4.3 Grafik Hubungan Perolehan Rendemen Minyak Kacang Kedelai dengan Lama Ekstraksi untuk Pelarut 96% pada Suhu 85 o C dan 00 o C Pengaruh Waktu Ekstraksi dengan Pelarut Etanol 85 % Terhadap Jumlah Minyak Kacang Kedelai Suhu 00 oc Suhu 00 oc Gambar 4.4 Grafik Hubungan Perolehan Rendemen Minyak Kacang Kedelai dengan Lama Ekstraksi untuk Pelarut 85% pada Suhu 85 o C dan 00 o C Dengan menganalisa hasil percobaan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dengan konsentrasi pelarut etanol sebesar 85%, jumlah minyak kacang kedelai yang didapat dari proses ekstraksi destilasi terbanyak diperoleh pada lama ekstraksi 50 menit, baik pada suhu ekstraksi 85 o C maupun 00 o C. Dari grafik terlihat bahwa pada lama ekstraksi 90 menit didapat persentase rendemen minyak kacang kedelai sebesar 8,476 % pada suhu 85 o C dan 9,076 % pada suhu 00 o C. Pada lama ekstraksi 20 menit diperoleh persentase rendemen 9,062 % pada suhu 85 o C dan 0,506 % pada suhu 00 o C, sedangkan pada lama ekstraksi 50 menit diperoleh rendemen sebesar 0,076 % pada suhu 85 o C dan,49 % pada suhu 00 o C Pengaruh Waktu Ekstraksi dengan Pelarut Etanol 80 % Terhadap Jumlah Minyak Kacang Kedelai % Rendem en Suhu 00 oc Gambar 4.5 Grafik Hubungan Perolehan Rendemen Minyak Kacang Kedelai dengan Lama Ekstraksi untuk Pelarut 80% pada Suhu 85 o C dan 00 o C Seperti pada percobaan sebelumnya, dengan konsentrasi pelarut sebesar 80 % diperoleh pesentase rendemen terbanyak yakni pada lama ekstraksi 50 menit. Dari grafik terlihat bahwa pada saat ekstraksi selama 90 menit diperoleh persentase rendemen 8,92 % pada suhu 85 o C dan 8,878 % pada suhu 00 o C. Pada lama ekstraksi 20 menit diperoleh persentase rendemen sebesar 8,624 % pada suhu 85 o C dan 9,428 % pada suhu 00 o C. Sedangkan pada lama ekstraksi 50 menit, diperoleh persentase rendemen yang lebih besar yakni 9,52 % pada suhu 85 o C dan 9,824 % pada suhu 00 o C. Hasil ini makin menguatkan bahwa waktu ekstraksi sangat mempengaruhi nilai persentase rendemen yang dihasilkan pada proses ekstraksi. Dari ketiga grafik di atas, bila dilihat dari masingmasing perlakuan, dapat disimpulkan bahwa semakin lama waktu ekstraksi, maka rendemen yang diperoleh semakin banyak sampai pada batas tidak ada lagi ekstrak yang dapat diekstraksi.
8 % Rendem en Faktor Suhu Ekstraksi Pengaruh Suhu Ekstraksi dengan Pelarut Etanol 96 % Terhadap Jumlah Minyak Kacang Kedelai Dari percobaan yang dilakukan, terlihat bahwa sedikit banyak, faktor suhu ekstraksi mempengaruhi jumlah minyak yang dihasilkan Suhu 00 oc Gambar 4.6 Grafik Hubungan Perolehan Rendemen Minyak Kacang Kedelai dengan Lama Ekstraksi untuk Pelarut 96% pada Suhu 85 o C dan 00 o C Dari grafik di atas, dapat dilihat bahwa pada suhu 85 o C, untuk lama ekstraksi 90 menit diperoleh persentase rendemen 9,286 % sedangkan untuk suhu 00 o C untuk waktu ekstraksi yang sama diperoleh persentase rendemen,576 %. Hal ini berarti terjadi kenaikan perolehan persentase rendemen sebesar 2,29 %. Pada suhu 85 o C untuk lama ekstraksi 20 menit, diperoleh persentase rendemen 0,468 % dan pada suhu 00 o C untuk waktu ekstraksi yang sama persentase rendemen yang didapat sebesar,662 %. Terjadi kenaikan sebesar,94 %. Untuk waktu ekstraksi selama 50 menit, pada suhu 85 o C didapat persentase rendemen sebanyak 0,946 % sedangkan pada suhu 00 o C perolehan rendemen sebesar 2,068 %. Kenaikan persentase rendemen sebesar,22 %. Ratarata kenaikan persentase rendemen terhadap faktor suhu pada pelarut etanol 96 % adalah sebesar,535 % Pengaruh Suhu Ekstraksi dengan Pelarut Etanol 85 % Terhadap Jumlah Minyak Kacang Kedelai Dengan menganalisa grafik di bawah disimpulkan bahwa pada suhu 85 o C, untuk lama ekstraksi 90 menit diperoleh persentase rendemen 8,746 % sedangkan untuk suhu 00 o C untuk waktu ekstraksi yang sama diperoleh persentase rendemen 9,708 %. Hal ini berarti terjadi kenaikan perolehan persentase rendemen sebesar 0,962 %. Pada suhu 85 o C untuk lama ekstraksi 20 menit, diperoleh persentase rendemen 9,062 % dan pada suhu 00 o C untuk waktu ekstraksi yang sama persentase rendemen yang didapat sebesar 0,506 %. Terjadi kenaikan sebesar,444 %. Untuk waktu ekstraksi selama 50 menit, pada suhu 85 o C didapat persentase rendemen sebanyak 0,076 % sedangkan pada suhu 00 o C perolehan rendemen sebesar,490 %. Kenaikan persentase rendemen sebesar.44 %. Ratarata kenaikan persentase rendemen terhadap faktor suhu pada pelarut etanol 96 % adalah sebesar,273 %. % Rendem en Gambar 4.7 Grafik Hubungan Perolehan Rendemen Minyak Kacang Kedelai dengan Lama Ekstraksi untuk Pelarut 85% pada Suhu 85 o C dan 00 o C Pengaruh Suhu Ekstraksi dengan Pelarut Etanol 80 % Terhadap Jumlah Minyak Kacang Kedelai % Rendemen Suhu 00 oc Suhu 00 oc Gambar 4.8 Grafik Hubungan Perolehan Rendemen Minyak Kacang Kedelai dengan Lama Ekstraksi untuk Pelarut 80% pada Suhu 85 o C dan 00 o C
9 Dengan menganalisa grafik di atas disimpulkan bahwa pada suhu 85 o C, untuk lama ekstraksi 90 menit diperoleh persentase rendemen 8,92 % sedangkan untuk suhu 00 o C untuk waktu ekstraksi yang sama diperoleh persentase rendemen 8,878 %. Hal ini berarti terjadi kenaikan perolehan persentase rendemen sebesar 0,686 %. Pada suhu 85 o C untuk lama ekstraksi 20 menit, diperoleh persentase rendemen 8,624 % dan pada suhu 00 o C untuk waktu ekstraksi yang sama persentase rendemen yang didapat sebesar 9,428 %. Terjadi kenaikan sebesar 0,804 %. Untuk waktu ekstraksi selama 50 menit, pada suhu 85 o C didapat persentase rendemen sebanyak 9,52 % sedangkan pada suhu 00 o C perolehan rendemen sebesar 9,824 %. Kenaikan persentase rendemen sebesar 0,672 %. Ratarata kenaikan persentase rendemen terhadap faktor suhu pada pelarut etanol 96 % adalah sebesar 0,7206 %. Kenaikan ratarata persentase rendemen paling besar terjadi pada ekstraksi dengan pelarut etanol 96 % yaitu sebesar,535 %. Pada penelitian ini terjadi kenaikan persentase rendemen 0,5 %,5 % pada kenaikan suhu ekstraksi 5 o C. 4.3 Analisa Terhadap Berat Jenis Minyak Kacang Kedelai Tabel 4. Berat Jenis Minyak Kedelai pada Temperatur operasi 85 o C Lama Ekstraksi (menit) Konsentrasi Pelarut (%) ,94, ,89985 Tabel 4.2 Berat Jenis Minyak Kedelai pada Temperatur operasi 00 o C Lama Ekstraksi (menit) Konsentrasi Pelarut (%) ,9224 0,99 0, ,9245 0,992 0, ,9278 0,99 0, Analisa Terhadap Indeks Bias Minyak Kacang Kedelai Tabel 4.3 Indeks Bias Minyak Kedelai pada Temperatur operasi 85 o C Lama Ekstraksi Konsentrasi Pelarut (%) (menit) Tabel 4.4 Indeks Bias Minyak Kedelai pada Temperatur operasi 00 o C Lama Ekstraksi Konsentrasi Pelarut (%) (menit) ,92025, , ,9753 0,95 0,9649
10 V. KESIMPULAN Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa : ) Pelarut etanol merupakan salah satu jenis pelarut yang dapat digunakan pada proses ekstraksi minyak kacang kedelai. 2) Semakin besar konsentrasi pelarut yang digunakan maka akan semakin besar persentase rendemen yang dihasilkan. 3) Waktu terbaik untuk ekstraksi kacang kedelai adalah ± 50 menit, jika melebihi dari 50 menit pada umumnya kuantitas minyak kacang kedelai yang dihasilkan akan menurun. 4) Semakin tinggi suhu ekstraksi yang dipakai, maka akan semakin besar pula persentase rendemen yang dihasilkan. 5) Hasil penelitian yang diperoleh baik berat jenis maupun indeks bias telah memenuhi nilai pada literatur. VI. DAFTAR PUSTAKA Purwono,MS an Purnamawati,Heni Budidaya 8 Jenis Tanaman Unggul. Penerbit Swadaya : Jakarta. Fachruddin, Lisdiana Budidaya Kacangkacangan. Penerbit Gramedia Pustaka : Jakarta. Guenther, Ernest Minyak Atsiri, Jilid IV. Penerbit UI : Jakarta. Diakses pada tanggal 23 Maret 2008, jam 6.32 WIB. Fessenden and Fessenden Kimia Organik, Jilid II. Penerbit Erlangga : Jakarta
LAPORAN PENELITIAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN MAKANAN Penentuan Asam Lemak Bebas, Angka Peroksida Suatu Minyak atau Lemak. Oleh : YOZA FITRIADI/A1F007010
LAPORAN PENELITIAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN MAKANAN Penentuan Asam Lemak Bebas, Angka Peroksida Suatu Minyak atau Lemak Oleh : YOZA FITRIADI/A1F007010 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS KEGURUAN DAN
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 LOKASI PENELITIAN Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Analisa dan Laboratorium Proses Industri Kimia, Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Sumatera
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Minyak Nabati Minyak nabati adalah senyawa minyak yang terbuat dari tumbuhan yang diperoleh melaui proses ekstraksi dan pengepressan mekanik. digunakan dalam makanan dan untuk
Lebih terperinciPROSES PEMBUATAN MINYAK BIJI BUNGA MATAHARI MENGGUNAKAN METODE EKSTRAKSI-DESTILASI DENGAN PELARUT N-HEXAN DAN PELARUT ETANOL
PROSIDING SEMINAR NASIONAL REKAYASA KIMIA DAN PROSES 24 ISSN : 1411-4216 PROSES PEMBUATAN MINYAK BIJI BUNGA MATAHARI MENGGUNAKAN METODE EKSTRAKSI-DESTILASI DENGAN PELARUT N-HEXAN DAN PELARUT ETANOL Yanuar
Lebih terperinciEkstraksi Biji Karet
Ekstraksi Biji Karet Firdaus Susanto 13096501 DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2001 TK-480 PENELITIAN 1 dari 9 BAB I PENDAHULUAN Biji karet berpotensi menjadi
Lebih terperinciGun Gun Gumilar, Zackiyah, Gebi Dwiyanti, Heli Siti HM Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan Indinesia
PENGARUH PEMANASAN TERHADAP PROFIL ASAM LEMAK TAK JENUH MINYAK BEKATUL Oleh: Gun Gun Gumilar, Zackiyah, Gebi Dwiyanti, Heli Siti HM Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan Indinesia Email:
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Minyak Nabati Minyak nabati adalah sejenis minyak yang terbuat dari tumbuhan. Digunakan dalam makanan dan memasak. Beberapa jenis minyak nabati yang biasa digunakan ialah minyak
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT Bahan-bahan dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah biji karet, dan bahan pembantu berupa metanol, HCl dan NaOH teknis. Selain bahan-bahan di atas,
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA 1113016200027 ABSTRAK Larutan yang terdiri dari dua bahan atau lebih disebut campuran. Pemisahan kimia
Lebih terperinciEKSTRAKSI KURKUMIN DARI TEMULAWAK DENGAN MENGGUNAKAN ETANOL
EKSTRAKSI KURKUMIN DARI TEMULAWAK DENGAN MENGGUNAKAN ETANOL A. F. Ramdja, R.M. Army Aulia, Pradita Mulya Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya ABSTRAK Temulawak ( Curcuma xanthoriza
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lemak dan minyak adalah golongan dari lipida (latin yaitu lipos yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Minyak dan Lemak Lemak dan minyak adalah golongan dari lipida (latin yaitu lipos yang artinya lemak). Lipida larut dalam pelarut nonpolar dan tidak larut dalam air.
Lebih terperinciBAB V METODELOGI. 5.1 Pengujian Kinerja Alat. Produk yang dihasilkan dari alat pres hidrolik, dilakukan analisa kualitas hasil meliputi:
BAB V METODELOGI 5.1 Pengujian Kinerja Alat Produk yang dihasilkan dari alat pres hidrolik, dilakukan analisa kualitas hasil meliputi: 1. Analisa Fisik: A. Volume B. Warna C. Kadar Air D. Rendemen E. Densitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Dan Peralatan 3.1.1 Bahan Penelitian 1. Daun kemangi 2. Etil Asetat (C4H8O2) 3. Etanol (Pembanding) 3.1.2 Peralatan 3.1.2.1 Peralatan Penelitian 1. Beaker glass 2. Gelas
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) F-234
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-234 Perbandingan Metode Steam Distillation dan Steam-Hydro Distillation dengan Microwave Terhadap Jumlah Rendemen serta Mutu
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. sawit kasar (CPO), sedangkan minyak yang diperoleh dari biji buah disebut
7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Minyak Kelapa Sawit Sumber minyak dari kelapa sawit ada dua, yaitu daging buah dan inti buah kelapa sawit. Minyak yang diperoleh dari daging buah disebut dengan minyak kelapa
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi
I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dantujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis dan (7)
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan secara eksperimental laboratorium. B. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fakultas
Lebih terperinciPenggolongan minyak. Minyak mineral Minyak yang bisa dimakan Minyak atsiri
Penggolongan minyak Minyak mineral Minyak yang bisa dimakan Minyak atsiri Definisi Lemak adalah campuran trigliserida yang terdiri atas satu molekul gliserol yang berkaitan dengan tiga molekul asam lemak.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Es krim merupakan makanan padat dalam bentuk beku yang banyak disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga manula. Banyaknya masyarakat yang
Lebih terperinciPenetapan Kadar Sari
I. Tujuan Percobaan 1. Mengetahui cara penetapan kadar sari larut air dari simplisia. 2. Mengetahui cara penetapan kadar sari larut etanol dari simplisia. II. Prinsip Percobaan Penentuan kadar sari berdasarkan
Lebih terperinciBAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan
BAB V METODOLOGI 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan 5.1.1 Alat yang Digunakan Tabel 5. Alat yang Digunakan No. Nama Alat Ukuran Jumlah 1. Baskom - 3 2. Nampan - 4 3. Timbangan - 1 4. Beaker glass 100ml,
Lebih terperinciPEMBUATAN SUSU DARI BIJI BUAH SAGA ( Adenanthera pavonina ) SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI NUTRISI PROTEIN SUSU SAPI DAN SUSU KEDELAI
MAKALAH PENELITIAN PEMBUATAN SUSU DARI BIJI BUAH SAGA ( Adenanthera pavonina ) SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI NUTRISI PROTEIN SUSU SAPI DAN SUSU KEDELAI Oleh : Arnoldus Yunanta Wisnu Nugraha L2C 005 237
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pasta merupakan produk emulsi minyak dalam air yang tergolong kedalam low fat
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasta merupakan produk emulsi minyak dalam air yang tergolong kedalam low fat spreads, yang kandungan airnya lebih besar dibandingkan minyaknya. Kandungan minyak dalam
Lebih terperinciBAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian
14 BAB V METODOLOGI 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian No. Nama Alat Jumlah 1. Oven 1 2. Hydraulic Press 1 3. Kain saring 4 4. Wadah kacang kenari ketika di oven 1 5.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Asam Palmitat Asam palmitat adalah asam lemak jenuh rantai panjang yang terdapat dalam bentuk trigliserida pada minyak nabati maupun minyak hewani disamping juga asam lemak
Lebih terperinciKemiri berasal dari Maluku dan tersebar ke Polynesia, India, Filipina, Jawa, Australia dan kepulauan Pasifik, India Barat, Brazil dan Florida.
MAKALAH TEKNOLOGI MINYAK NABATI MINYAK KEMIRI Disusun Oleh: ANISYA DWI S. ( I1506009 ) FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK KIMIA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009 MINYAK KEMIRI SEJARAH Kemiri berasal
Lebih terperinciPENGARUH PERENDAMAN DALAM LARUTAN GULA TERHADAP PERSENTASE OLIGOSAKARIDA DAN SIFAT SENSORIK TEPUNG KACANG KEDELAI (Glycine max)
PENGARUH PERENDAMAN DALAM LARUTAN GULA TERHADAP PERSENTASE OLIGOSAKARIDA DAN SIFAT SENSORIK TEPUNG KACANG KEDELAI (Glycine max) Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1
Lebih terperinciMemiliki bau amis (fish flavor) akibat terbentuknya trimetil amin dari lesitin.
Lemak dan minyak merupakan senyawa trigliserida atau trigliserol, dimana berarti lemak dan minyak merupakan triester dari gliserol. Dari pernyataan tersebut, jelas menunjukkan bahwa lemak dan minyak merupakan
Lebih terperinciBAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu :
9 BAB V METODOLOGI Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu : Tahap I : Tahap perlakuan awal (pretreatment step) Pada tahap ini, dilakukan pembersihan kelapa sawit, kemudian dipanaskan
Lebih terperinciKumpulan Laporan Praktikum Kimia Fisika PERCOBAAN VI
PERCOBAAN VI Judul Percobaan : DESTILASI Tujuan : Memisahkan dua komponen cairan yang memiliki titik didih berbeda. Hari / tanggal : Senin / 24 November 2008. Tempat : Laboratorium Kimia PMIPA FKIP Unlam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g
19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Penelitian Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g Kacang hijau (tanpa kulit) ± 1
Lebih terperinciBAB V METODOLOGI. Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian
BAB V METODOLOGI Penelitian ini akan dilakukan 2 tahap, yaitu : Tahap I : Tahap perlakuan awal (pretreatment step) Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian
Lebih terperinciBAB V METODOLOGI. Tahap pelaksanaan percobaan dilakukan dalam tiga tahap, yaitu : memanaskannya pada oven berdasarkan suhu dan waktu sesuai variabel.
BAB V METODOLOGI 5. Tahap Pelaksanaan Tahap pelaksanaan percobaan dilakukan dalam tiga tahap, yaitu :. Tahap Perlakuan Awal (Pretreatment) Tahap perlakuan awal ini daging kelapa dikeringkan dengan cara
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Minyak Nabati Minyak nabati adalah cairan kental yang diambil atau diekstrak dari tumbuhtumbuhan. Komponen utama penyusun minyak nabati adalah trigliserida asam lemak, yang
Lebih terperinciBlanching. Pembuangan sisa kulit ari
BAB V METODOLOGI 5.1 Pengujian Kinerja Alat Press Hidrolik 5.1.1 Prosedur Pembuatan Minyak Kedelai Proses pendahuluan Blanching Pengeringan Pembuangan sisa kulit ari pengepresan 5.1.2 Alat yang Digunakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif yang didukung dengan studi pustaka.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif yang didukung dengan studi pustaka. B. Tempat dan waktu penelitian 1. Tempat penelitian Penelitian dilaksanakan
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSTRASI
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSTRASI EKTRAKSI Ekstraksi tanaman obat merupakan suatu proses pemisahan bahan obat dari campurannya dengan menggunakan pelarut. Ekstrak adalah sediaan yang diperoleh dengan
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya
I PENDAHULUAN Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya dibutuhkan penulisan laporan mengenai penelitian tersebut. Sebuah laporan tugas akhir biasanya berisi beberapa hal yang meliputi
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat
I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari Februari 2014.
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari Februari 2014. 2. Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Teknik Pengolahan
Lebih terperinciI. ISOLASI EUGENOL DARI BUNGA CENGKEH
Petunjuk Paktikum I. ISLASI EUGENL DARI BUNGA CENGKEH A. TUJUAN PERCBAAN Mengisolasi eugenol dari bunga cengkeh B. DASAR TERI Komponen utama minyak cengkeh adalah senyawa aromatik yang disebut eugenol.
Lebih terperinciBAB V METODOLOGI. Gambar 6. Pembuatan Minyak wijen
18 BAB V METODOLOGI 5.1 Pengujian Kinerja Alat Press Hidrolik 5.1.1 Prosedur Pembuatan Minyak Wijen Biji Wijen Pembersihan Biji Wijen Pengovenan Pengepresan Pemisahan Minyak biji wijen Bungkil biji wijen
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,
I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,
Lebih terperinciPENGARUH LAMA PENYIMPANAN MARGARIN TERHADAP KADAR ASAM LEMAK BEBAS
PENGARUH LAMA PENYIMPANAN MARGARIN TERHADAP KADAR ASAM LEMAK BEBAS Nur Istiqomah, Sutaryono, Farida Rahmawati INTISARI Berdasarkan kebiasaan masyarakat dalam menyimpan margarin untuk dikonsumsi dalam jangka
Lebih terperincia. Pengertian leaching
a. Pengertian leaching Leaching adalah peristiwa pelarutan terarah dari satu atau lebih senyawaan dari suatu campuran padatan dengan cara mengontakkan dengan pelarut cair. Pelarut akan melarutkan sebagian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April 2014 sampai dengan bulan Januari 2015 bertempat di Laboratorium Riset Kimia Makanan dan Material serta
Lebih terperinciOLEH: YULFINA HAYATI
PENGOLAHAN HASIL KEDELAI (Glycine max) OLEH: YULFINA HAYATI PENDAHULUAN Dalam usaha budidaya tanaman pangan dan tanaman perdagangan, kegiatan penanganan dan pengelolaan tanaman sangat penting diperhatikan
Lebih terperinciPenelitian ini akan dilakukan dengan dua tahap, yaitu : Tahap I: Tahap perlakuan awal (pretreatment step)
BAB V METODOLOGI 5.1. Pengujian Kinerja Alat yang digunakan Penelitian ini akan dilakukan dengan dua tahap, yaitu : Tahap I: Tahap perlakuan awal (pretreatment step) 1. Menimbang Variabel 1 s.d 5 masing-masing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat digunakan sebagai pangan, pakan, maupun bahan baku industri.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kacang kedelai merupakan salah satu tanaman multiguna, karena dapat digunakan sebagai pangan, pakan, maupun bahan baku industri. Kedelai adalah salah satu tanaman jenis
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK 2
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK 2 DESTILASI UAP Jum at, 25 April 2014 Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH 1112016200040 KELOMPOK 1 Fahmi Herdiansyah Siti Ipah Masripah Yasa Esa Yasinta PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan yang digunakan Kerupuk Udang. Pengujian ini adalah bertujuan untuk mengetahui kadar air dan
Lebih terperinciMetodologi Penelitian
16 Bab III Metodologi Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode titrasi redoks dengan menggunakan beberapa oksidator (K 2 Cr 2 O 7, KMnO 4 dan KBrO 3 ) dengan konsentrasi masing-masing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. didalamnya terkandung senyawa-senyawa yang sangat diperlukan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Makanan merupakan kebutuhan pokok bagi setiap manusia, karena didalamnya terkandung senyawa-senyawa yang sangat diperlukan untuk memulihkan dan memperbaiki jaringan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan dari Bulan Maret sampai Bulan Juni 2013. Pengujian aktivitas antioksidan, kadar vitamin C, dan kadar betakaroten buah pepaya
Lebih terperinciLAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1.1 Hasil Pengamatan Analisa Analisa Protein dengan Metode Kjeldahl Tabel 6. Hasil Pengamatan Analisa Protein
LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN 1.1 Hasil Pengamatan Analisa 1.1.1 Analisa Protein dengan Metode Kjeldahl Tabel 6. Hasil Pengamatan Analisa Protein No. 1. Perlakuan Pengamatan Sampel sebanyak 1 gr K2SO4 Larutan
Lebih terperinciII. METODOLOGI PENELITIAN
1 Perbandingan Antara Metode Hydro-Distillation dan Steam-Hydro Distillation dengan pemanfaatan Microwave Terhadap Jumlah Rendemenserta Mutu Minyak Daun Cengkeh Fatina Anesya Listyoarti, Lidya Linda Nilatari,
Lebih terperinciPENGARUH KONSENTRASI LARUTAN, TEMPERATUR DAN WAKTU PEMASAKAN PADA PEMBUATAN PULP BERBAHAN BAKU SABUT KELAPA MUDA (DEGAN) DENGAN PROSES SODA
PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN, TEMPERATUR DAN WAKTU PEMASAKAN PADA PEMBUATAN PULP BERBAHAN BAKU SABUT KELAPA MUDA (DEGAN) DENGAN PROSES SODA H.Abdullah Saleh,, Meilina M. D. Pakpahan, Nowra Angelina Jurusan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Minyak Goreng 1. Pengertian Minyak Goreng Minyak goreng adalah minyak yang berasal dari lemak tumbuhan atau hewan yang dimurnikan dan berbentuk cair dalam suhu kamar dan biasanya
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) F-39
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-39 Perbandingan Antara Metode - dan Steam- dengan pemanfaatan Microwave terhadap Jumlah Rendemenserta Mutu Minyak Daun Cengkeh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Turi (Sesbania grandiflora) merupakan tanaman asli Indonesia, yang termasuk kedalam jenis kacang-kacangan. Kacang turi merupakan jenis kacang-kacangan dari pohon turi
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan
21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Keadaan Lokasi Pengambilan Sampel Sampel yang digunakan adalah sampel bermerek dan tidak bermerek yang diambil dibeberapa tempat pasar
Lebih terperinciMETODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan a. Bahan Baku b. Bahan kimia 2. Alat B. METODE PENELITIAN 1. Pembuatan Biodiesel
METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan a. Bahan Baku Bahan baku yang digunakan untuk penelitian ini adalah gliserol kasar (crude glycerol) yang merupakan hasil samping dari pembuatan biodiesel. Adsorben
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas
III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap: Tahap pertama adalah pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas Teknobiologi, Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar belakang
1.1. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN Lemak dan minyak merupakan makanan yang sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh manusia. Selain itu lemak dan minyak juga merupakan sumber energi yang lebih efektif
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari kulit pisang dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau. Nata yang dihasilkan
Lebih terperinciBab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Pada penelitian ini, proses pembuatan monogliserida melibatkan reaksi gliserolisis trigliserida. Sumber dari trigliserida yang digunakan adalah minyak goreng sawit.
Lebih terperinciatsiri dengan nilai indeks bias yang kecil. Selain itu, semakin tinggi kadar patchouli alcohol maka semakin tinggi pula indeks bias yang dihasilkan.
1. Warna Sesuai dengan SNI 06-2385-2006, minyak atsiri berwarna kuning muda hingga coklat kemerahan, namun setelah dilakukan penyimpanan minyak berubah warna menjadi kuning tua hingga coklat muda. Guenther
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian. Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi : Spermatophyta ( tumbuhan berbiji )
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Durian 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian Menurut Rahmat Rukmana ( 1996 ) klasifikasi tanaman durian adalah sebagai berikut : Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. ayam broiler terhadap kadar protein, lemak dan bobot telur ayam arab ini bersifat
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Percobaan Penelitian tentang peran pemberian metionin dan linoleat pada tepung kaki ayam broiler terhadap kadar protein, lemak dan bobot telur ayam arab
Lebih terperinciLemak dan minyak merupakan sumber energi yang efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan protein Satu gram lemak atau minyak dapat menghasilkan 9
LEMAK DAN MINYAK Lemak dan minyak merupakan sumber energi yang efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan protein Satu gram lemak atau minyak dapat menghasilkan 9 kkal sedangkan karbohidrat dan protein
Lebih terperinciEKSTRAKSI CAIR-CAIR. Bahan yang digunkan NaOH Asam Asetat Indikator PP Air Etil Asetat
EKSTRAKSI CAIR-CAIR I. TUJUAN PERCOBAAN Mahasiswa mampu mengoperasikan alat Liqiud Extraction dengan baik Mahasiswa mapu mengetahui cara kerja alat ekstraksi cair-cair dengan aliran counter current Mahasiswa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.
1 I. PENDAHULUAN Bab ini menguraikan: (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Produksi Kerupuk Terfortifikasi Tepung Belut Bagan alir produksi kerupuk terfortifikasi tepung belut adalah sebagai berikut : Belut 3 Kg dibersihkan dari pengotornya
Lebih terperinciBROWNIES TEPUNG UBI JALAR PUTIH
Lampiran 1 BROWNIES TEPUNG UBI JALAR PUTIH Bahan Tepung ubi jalar Putih Coklat collata Margarin Gula pasir Telur Coklat bubuk Kacang kenari Jumlah 250 gr 350 gr 380 gr 250 gr 8 butir 55 gr 50 gr Cara Membuat:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Tanaman kelapa (Cocos nucifera L) sering disebut tanaman kehidupan karena bermanfaat bagi kehidupan manusia diseluruh dunia. Hampir semua bagian tanaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. minyak ikan paus, dan lain-lain (Wikipedia 2013).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Minyak merupakan trigliserida yang tersusun atas tiga unit asam lemak, berwujud cair pada suhu kamar (25 C) dan lebih banyak mengandung asam lemak tidak jenuh sehingga
Lebih terperinciPENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH
PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : 19630504 198903 2 001 DIBIAYAI OLEH DANA DIPA Universitas Riau Nomor: 0680/023-04.2.16/04/2004, tanggal
Lebih terperinciUji Makanan dengan Lugol, Benedict, Biuret, Kertas Minyak
Uji Makanan dengan Lugol, Benedict, Biuret, Kertas Minyak Bahan makanan yang kita konsumsi sehari-hari harus mengandung nutrient yang diperlukan tubuh. Karbohidrat, lemak dan protein merupakan nutrient
Lebih terperinciBAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Pengaruh Variabel Terhadap Warna Minyak Biji Nyamplung Tabel 9. Tabel hasil analisa warna minyak biji nyamplung Variabel Suhu (C o ) Warna 1 60 Hijau gelap 2 60 Hijau gelap
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini: Gambar 3.1 Diagram alir penelitian 22 23 3.2 Metode Penelitian Penelitian ini
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Nilam Gambar 1. Daun Nilam (Irawan, 2010) Tanaman nilam (Pogostemon patchouli atau Pogostemon cablin Benth) merupakan tanaman perdu wangi berdaun halus dan berbatang
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. diketahui kandungan airnya. Penetapan kadar air dapat dilakukan beberapa cara.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Kandungan air dalam suatu bahan perlu diketahui untuk menentukan zatzat gizi yang terkandung dalam bahan pangan tersebut. Kadar air dalam pangan dapat diketahui melakukan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan dari bulan Nopember 2012 sampai Januari 2013. Lokasi penelitian di Laboratorium Riset dan Laboratorium Kimia Analitik
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENGUJIAN. 3.1 Penetapan Kadar Minyak Atsiri dari Biji Pala. Contoh dipotong-potong kecil, dimasukkan ke dalam labu didih.
BAB III METODOLOGI PENGUJIAN 3.1 Penetapan Kadar Minyak Atsiri dari Biji Pala 3.1.1 Prinsip Contoh dipotong-potong kecil, dimasukkan ke dalam labu didih. Tambahkan air dan didihkan. Selanjutnya disambung
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. mempunyai nilai ekonomi tinggi sehingga pohon ini sering disebut pohon
I PENDAHULUAN Tanaman kelapa merupakan tanaman serbaguna atau tanaman yang mempunyai nilai ekonomi tinggi sehingga pohon ini sering disebut pohon kehidupan (tree of life) karena hampir seluruh bagian dari
Lebih terperinciLaporan Tugas Akhir Pembuatan Sabun Mandi Padat Transparan dengan Penambahan Ekstrak Lidah Buaya (Aloe Vera) BAB III METODOLOGI
BAB III METODOLOGI III. 1 Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembutan sabun transparan ialah : III.1.1 ALAT DAN BAHAN A. Alat : a. Kompor Pemanas b. Termometer 100 o C c.
Lebih terperinciMETODE. Bahan dan Alat
22 METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan mulai bulan September sampai November 2010. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Analisis Makanan serta Laboratorium
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. asam ataupun enzimatis untuk menghasilkan glukosa, kemudian gula
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyiapan Bahan Baku Klasifikasi etanol secara mikrobiologis dipengaruhi oleh bahan bakunya, bahan baku berupa sumber pati prosesnya lebih panjang di banding dengan berbahan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Biji Kemiri Sumber : Wikipedia, Kemiri (Aleurites moluccana) merupakan salah satu tanaman tahunan yang
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kemiri Gambar 1. Biji Kemiri Sumber : Wikipedia, 2016 Kemiri (Aleurites moluccana) merupakan salah satu tanaman tahunan yang termasuk dalam famili Euphorbiaceae (jarak-jarakan).
Lebih terperinciEKSTRAKSI MINYAK SEREH DAPUR SEBAGAI BAHAN FLAVOR PANGAN I N T I S A R I
EKSTRAKSI MINYAK SEREH DAPUR SEBAGAI BAHAN FLAVOR PANGAN I N T I S A R I Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan suatu teknologi proses ekstraksi minyak sereh dapur yang berkualitas dan bernilai ekonomis
Lebih terperinciBAB V METODOLOGI. Dalam pelaksanaan percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:
BAB V METODOLOGI 5. Tahap Pelaksanaan Dalam pelaksanaan percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:. Tahap Perlakuan Awal (Pretreatment) Tahap perlakuan awal ini daging kelapa dikeringkan dengan
Lebih terperinciBab III Bahan dan Metode
Bab III Bahan dan Metode A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2012 di daerah budidaya rumput laut pada dua lokasi perairan Teluk Kupang yaitu di perairan Tablolong
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengkarakterisasi simplisia herba sambiloto. Tahap-tahap yang dilakukan yaitu karakterisasi simplisia dengan menggunakan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran
METDE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Sebagian besar sumber bahan bakar yang digunakan saat ini adalah bahan bakar fosil. Persediaan sumber bahan bakar fosil semakin menurun dari waktu ke waktu. Hal ini
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. PENELITIAN PENDAHULUAN 4.1.1. Analisis Kandungan Senyawa Kimia Pada tahap ini dilakukan analisis proksimat terhadap kandungan kimia yang terdapat dalam temulawak kering yang
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian dan Laboratorium Kimia,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Salah satu dari golongan palem yang dapat menghasilkan asam oleat adalah kelapa sawit (Elaenisis guineensis jacq) yang terkenal terdiri dari beberapa varietas, yaitu termasuk dalam
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. pada Ransum Sapi FH dilakukan pada tanggal 4 Juli - 21 Agustus Penelitian
14 BAB III MATERI DAN METODE Penelitan dengan judul Tampilan Protein Darah Laktosa dan Urea Susu akibat Pemberian Asam Lemak Tidak Jenuh Terproteksi dan Suplementasi Urea pada Ransum Sapi FH dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Telah kita ketahui bahwa materi terdiri dari unsur, senyawa, dan campuran. Campuran dapat dipisahkan melalui beberapa proses pemisahan campuran secara fisika dimana
Lebih terperinci