BAB IV ANALISIS MEKANISME MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN MODAL KERJA UNTUK KOPERASI DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN
|
|
- Verawati Pranoto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV ANALISIS MEKANISME MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN MODAL KERJA UNTUK KOPERASI DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN A. Analisis Manajemen Risiko Pada Pembiayaan Modal Kerja Untuk Koperasi di BNI Syariah Cabang Pekalongan Sesuai dengan prinsip kehati-hatian yang dianut oleh seluruh perbankan syariah, BNI Syariah juga menjalankan prinsip tersebut dalam setiap kegiatannya. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk meminimalisasi terjadinya risiko. Prinsip kehati-hatian juga diterapkan dalam proses pengelolaan risiko pembiayaan, karena dalam setiap penempatan dana ataupun pembiayaan berpeluang terjadinya risiko. Prinsip kehati-hatian dalam manajemen risiko pada pembiayaan modal kerja untuk koperasi di BNI Syariah cabang Pekalongan dilakukan dengan menetapkan standar nilai ukur risiko dalam proses pembiayaan tersebut dan juga melakukan verifikasi data secara akurat. Analisis standar nilai ukur risiko pada pembiayaan modal kerja untuk koperasi di BNI Syariah cabang Pekalongan menggunakan Internal Rating System. Cara tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mengukur 57
2 58 sejauh mana debitur mengembalikan pinjaman dan seberapa besar kerugian bank jika terjadi wanprestasi 36. Pembiayaan modal kerja untuk koperasi itu sendiri merupakan pembiayaan dengan pola linkage program 37, dimana calon nasabahnya adalah lembaga keuangan syariah seperti koperasi atau BMT. Tujuan dari pola linkage program ini yaitu dapat memperbesar efektifitas jangkauan pelayanan kepada pasar usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) serta meningkatkan pengalaman dalam pembiayaan terhadap lembaga keuangan syariah. Selain itu juga untuk mengoptimalkan pengembangan pembiayaan produktif atau konsumtif pada pengusaha mikro syariah melalui lembaga keuangan syariah yang diharapkan dapat menjangkau secara optimal (lokasi yang luas) seluruh potensi bisnis mikro syariah. Dalam hal ini pengelolaan risiko pembiayaan modal kerja untuk koperasi sangatlah dibutuhkan, sebab dengan pola linkage program akan banyak pihak yang terkait dalam pembiayaan tersebut dan risiko pun kemungkinan akan bisa terjadi diberbagai pihak. Langkah awal yang dilakukan oleh BNI Syariah cabang Pekalongan dalam pengelolaan risiko ini yaitu: 1. Memastikan data nasabah atau verifikasi data nasabah dengan benar. 36 Wanprestasi berasal dari bahasa belanda yang artinya prestasi buruk. Wanprestasi adalah suatu keadaan yang dikarenakan kelalaian atau kesalahan, debitur tidak dapat memenuhi prestasi seperti yang telah ditentukan dalam perjanjian dan bukan dalam keadaan memaksa. 37 Pola Linkage Program adalah suatu pola kerjasama dimana bank sebagai pemilik dana menyalurkan pembiayaan kepada lembaga keuangan lain untuk meneruskan pembiayaan kepada nasabah mereka.
3 59 Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mengklarifikasi atau membuktikan kebenaran dan akurasi informasi yang disampaikan oleh calon debitur, baik secara langsung ataupun tidak langsung yaitu meliputi: 1.1 Verifikasi data personal, seperti identitas diri, kebenaran domisili dan status. 1.2 Verifikasi data legalitas, meliputi status kepemilikan dan perijinan usaha. 1.3 Verifikasi data keuangan, meliputi omset penjualan produksi / layanan (jasa), biaya-biaya produksi dan operasional, laba (rugi) perusahaan, serta rasio keuangan perusahaan. 1.4 Verifikasi data aktivitas, meliputi karakter dan reputasi, perjalanan aktivitas usaha, bidang usaha, sifat usaha (tetap/ berkala), kepemilikan dan pengurus, key person pengelola usaha, tenaga kerja, fasilitas usaha, pengelolaan administrasi, proses produksi / layanan, jenis produk / layanan, kapasitas produksi / layanan, pangsa dan persaingan pasar secara umum (regional / nasional) dan khusus (di lokasi usaha), strategi pemasaran, jumlah penjualan perbulan / pertahun, daftar pembeli dominan (jumlah, alamat, contact person, dan cara pembayaran), serta pemenuhan bahan baku produksi, jenis dan sifat barang, daftar supplier. 1.5 Verifikasi data kewajiban pada pihak ketiga, yaitu kelancaran pemenuhan kewajiban pihak ketiga.
4 Verifikasi data Agunan, meliputi status kepemilikan agunan, kondisi agunan, kondisi lingkungan sekitar, harga pasar dan pembanding. 2. Standar nilai ukur risiko Setelah melakukan verifikasi data secara benar dan akurat, langkah selanjutnya BNI Syariah cabang Pekalongan melakukan proses penilaian pembiayaan dengan standar nilai ukur risiko yang digunakan adalah Internal Rating System, sebab pembiayaan modal kerja untuk koperasi ini termasuk pembiayaan yang bersifat produktif. Proses internal rating system yaitu sebagai berikut: a. Terkait Aspek Bisnis, diantaranya: a.1 Kondisi bisnis, seperti market share (mengenai prospek bisnis kedepannya). a.2 Aspek pemasaran, meliputi strategi pemasaran, distribusi produksi dan promosi. a.3 Aspek produksi, meliputi kapasitas produksi, sumber daya manusia, mesin dan peralatan, dll. b. Terkait Aspek Manajemen, diantaranya: b.1 Pengalaman, meliputi kompetensi, lama pengalaman, pengetahuan dan pengelolaan manajemen. b.2 Integritas atau reputasi, meliputi kejujuran, keterbukaan, dan reputasi usaha. b.3 Sistem organisasi, meliputi struktur organisasi, administrasi personalia (sudah tersusun secara rapi atau belum).
5 61 b.4 Kualitas informasi, yaitu mengenai penggunaan informasi dan teknologi. c. Terkait Aspek Likuiditas Keuangan, diantaranya: c.1 Current ratio dan quick ratio Rasio ini untuk mengetahui kemampuan lembaga keuangan (koperasi/bmt) dalam membiayai kembali kewajibannya kepada para nasabah yang menyimpan dananya dengan aktiva lancar yang lebih liquid yang dimilikinya. c.2 Laverage ratio Rasio Laverage dimaksudkan untuk mengukur sampai berapa jauh aktiva perusahaan (lembaga keuangan) dibiayai dengan utang. c.3 Debt to equity ratio (DER) DER digunakan untuk melihat kemampuan modal lembaga keuangan (koperasi/bmt) untuk menanggung utang. Semakin besar nilai perhitungan DER maka lembaga keuangan dinilai semakin jelek, sebab memiliki banyak utang. c.4 Cash flow Proyeksi Cash flow yaitu untuk nenentukan jumlah kebutuhan dana baik kebutuhan jangka pendek (musiman) atau kebutuhan jangka panjang (investasi). Juga untuk menentukan jenis
6 62 pembiayaan, jangka waktu, prepayment capacity 38, tingkat kelayakan suatu usaha yang akan dibiayai, dan untuk mengetahui tingkat likuiditas suatu usaha. c.5 Profitabilitas Rasio profitabilitas merupakan suatu jenis rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas manajemen yang dilihat dari laba yang dihasilkan terhadap penjualan dan investasi lembaga keuangan (koperasi/bmt) tersebut. c.6 Efisiensi ratio (perputaran persediaan dan piutang) Rasio ini digunakan untuk mengukur kinerja suatu usaha apakah telah menggunakan semua faktor produksinya dengan tepat guna dan hasil guna ataukah belum, sehingga dapat di ukur secara kuantitatif tingkat efesiensi yang telah dicapai. c.7 Rasio pertumbuhan (prospek usaha) Rasio pertumbuhan menjadi penting karena rasio ini dapat mengukur seberapa baik lembaga keuangan (koperasi/bmt) dalam mempertahankan posisi ekonomi dan industrinya. Setelah terkait dengan ketiga aspek di atas dan telah dinilai sesuai dengan skor dan bobot yang menjadi standarisasi di BNI Syariah, angsuran. 38 Prepayment capacity adalah kemampuan debitur dalam memenuhi kewajiban pembayaran
7 63 maka akan muncullah nilai unadjusted initial rating 39 (nilai yang belum disesuaikan dengan faktor-faktor/ kondisi eksternal). Kemudian nilai dari Unadjusted Initial Rating disesuaikan dengan kondisi khusus, seperti force major, permasalahan hukum dan legalitas, serta bagaimana kesejahteraan karyawan. Dari kondisi khusus tersebut dilihat first way out nya (kemampuan membayar angsuran), dan akan muncullah nilai adjusted initial rating 40. Nilai adjusted initial rating (rating-rating yang sudah disesuaikan), disesuaikan lagi dengan adanya kewajiban off balance sheet dan transaksi derivatif (first way out). Sehingga dari dua kondisi penyesuaian tersebut akan muncul nilai initial rating (rata-rata nilai unadjusted initial rating dan nilai adjusted initial rating). Bank akan melihat kondisi nasabahnya, apakah dalam pembiayaan termasuk kategori lancar atau kurang lancar. Nasabah melakukan restrukturisasi atau tidak sehingga akan memunculkan nilai Customer Risk Rating (CRR). Total nilai CRR semakin tinggi semakin bagus. Tahapan kedua setelah penyesuaian first way out, maka selanjutnya second way out. Dilihat dari faktor jaminan akan muncul nilai pertama yaitu nilai rating awal jaminan. Nilai rating awal jaminan disesuaikan dengan empat faktor yaitu: 39 Nilai unadjusted initial rating adalah nilai yang akan muncul dalam standar nilai ukur risiko yang belum disesuaikan dengan faktor-faktor ekternal di atas. Nilai ini dalam bentuk skor/bobot. 40 Nilai adjusted initial rating adalah nilai-nilai yang muncul pada standar nilai ukur risiko yang telah disesuaikan dengan kondisi khusus. Nilai ini dalam bentuk skor/bobot.
8 64 a. Kesempurnaan pengikatan b. Marketabilitas jaminan c. Permasalahan hukum d. Lamanya taksasi terakhir (kurang dari 6 bulan) Setelah disesuaikan dengan empat faktor di atas akan muncul nilai yang kedua yaitu nilai rating akhir jaminan. Hasil akhir dari proses internal rating system adalah nilai customer credit risk (CCR). Nilai customer credit risk diambil dari rata-rata nilai customer risk rating (CRR) dengan nilai rating akhir jaminan. Nilai ini digunakan untuk mengukur sejauhmana nasabah mengembalikan pinjaman dan seberapa besar kerugian bank jika terjadi wanprestasi. Hal inilah yang dilakukan oleh BNI Syariah dalam mengelola risiko pembiayaan produktif yang terkait dengan koperasi (lembaga keuangan lain), yang merupakan pembiayaan linkage program. Dalam analisis manajemen risiko pada pembiayaan modal kerja untuk koperasi di BNI Syariah cabang Pekalongan, terdapat suatu analisis pembiayaan modal kerja yang tidak menggunakan pendekatan analisis pembiayaan ataupun prinsip-prinsip dalam analisis pembiayaan. Namun BNI Syariah cabang Pekalongan memiliki suatu cara tersendiri dalam menganalisis pembiayaan modal kerja untuk koperasi yang telah terangkum menjadi satu dengan tehnik pengumpulan data, verifikasi data, analisa laporan keuangan dan aspek-aspek lainnya, penilaian risiko, evaluasi kebutuhan nasabah, dan struktur penyediaan fasilitas. Dengan caranya tersendiri itulah
9 65 BNI Syariah cabang Pekalongan melakukan verifikasi data nasabah pembiayaannya. Hal itulah yang dilakukan dalam mengelola dan mengendalikan risiko yang mungkin terjadi pada pembiayaan modal kerja untuk koperasi. B. Analisis Kendala-Kendala Pengelolaan Risiko Pembiayaan Modal Kerja Untuk Koperasi di BNI Syariah Pekalongan BNI Syariah merupakan salah satu lembaga intermediary, yakni perantara antara pihak yang kelebihan dana dengan pihak kekurangan dana. Diperlukan manajemen yang baik untuk dapat mengelola dana-dana tersebut. Hal ini dilaksanakan dalam setiap kegiatan usaha bank, yang didalamnya pasti mengandung risiko. Risiko yang diakibatkan pembiayaan yaitu tidak kembalinya dana yang disalurkan oleh bank, sehingga dapat menimbulkan kerugian bagi bank jika tidak dikelola dengan baik. Risiko pembiayaan terjadi karena terlalu mudahnya bank dalam memberikan pinjaman, kurang cermatnya penilaian pembiayaan serta lemahnya antisipasi terhadap kemungkinan terjadinya risiko. Hal ini bisa terjadi karena bank terlalu memanfaatkan kelebihan dana yang ada. Itu dilakukan dengan harapan bank akan memperoleh keuntungan. Namun, tidak jarang bank mendapat kerugian akibat investasi yang dilakukannya. Perlu adanya antisipasi dan solusi dalam rangka meminimalisir risiko yang terjadi akibat pembiayaan modal kerja untuk koperasi (lembaga keuangan lain). Untuk melakukannya diperlukan manajemen risiko terkait
10 66 pembiayaan yang baik. Caranya yaitu dengan melakukan penyaringan terhadap calon nasabah dan proyek serta penyaluran dana yang akan dibiayai. BNI Syariah cabang Pekalongan harus memahami berbagai macam faktor yang dapat mempengaruhi risiko pembiayaan modal kerja untuk koperasi, hambatan-hambatan dalam mengelola pembiayaan tersebut serta solusinya. BNI Syariah harus dapat menganalisis semua hal tersebut, agar diperoleh manajemen risiko pembiayaan yang baik. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi risiko pembiayaan pada bank syariah diantaranya: Sistem pencatatan akuntansi nasabah bank syariah dalam bisnis yang dijalankan seperti jual beli, modal kerja, dan lain-lain, tidaklah sekompleks bank-bank yang ada di negara maju. Sehingga kemungkinan risiko pun dapat terjadi, karena kesalahan human error. 2. Tidak diperbolehkannya bank syariah untuk menjadwal ulang (reschedule) utang dengan kesepakatan mark-up yang lebih tinggi. Hal ini menyebabkan nasabah yang tidak kooperatif menjadi benar-benar gagal, sehingga menimbulkan risiko pembiayaan tambahan bagi bank. Seharusnya penyebab kegagalan ini sudah harus diantisipasi sedemikian rupa. Selain itu, karakter dari pembiayaan syariah yang berbasis pada aset mempunyai mekanisme pengamanan yang terdapat pada nilai jaminan yang dapat digunakan untuk mengontrol nilai risikonya. Dalam hal ini, 41 Tariqullah Khan dan M. Umer Chapra, Regulasi dan Pengawasan Bank Syariah, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008)
11 67 pembiayaan syariah sama dengan hipotek berbasis jaminan (collateralbased mortagea), yang berisiko lebih rendah jika dibandingkan dengan pinjaman komersial dengan perbandingan 50% berbanding 100%. Sehingga BNI Syariah cabang Pekalongan harus memiliki solusi dalam mengatasi masalah kemacetan angsuran pembiayaan selain dengan reschedule. 3. Jatuh tempo fasilitas pembiayaan pada bank syariah. Aset dengan jatuh tempo yang panjang memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan aset yang jatuh temponya pendek. BNI Syariah cabang Pekalongan harus dapat meminimalisir risiko dengan memberikan fasilitas pembiayaan dengan jatuh tempo yang pendek. 4. Bank syariah tidak boleh mengakses kredit derivatif yang dianggap sebagai instrumen yang cukup efektif untuk melindungi risiko kredit. Larangan ini menguatkan pentingnya pengawasan internal pada bank syariah. Sebagai tambahan untuk hal-hal umum dalam menilai risiko pembiayaan pada bank syariah, terkait dengan model pembiayaan syariah yang perlu mendapatkan perhatian dari pihak pengawas bank adalah pada pembiayaan modal kerja atau mudharabah, yaitu terkait business risk (risiko bisnis yang dibiayai) artinya risiko yang terjadi pada first way out yang dipengaruhi oleh industri risk yaitu risiko yang terjadi pada jenis usaha. Faktor negative lainnya yang mempengaruhi risiko pembiayaan mudharabah seperti kondisi group usaha, keadaan force majeure, permasalahan hukum,
12 68 pemogokan, kewajiban off balance sheet (L/C impor, bank garansi), market risk (forex risk, interest risk, scurity risk), riwayat pembayaran (tunggakan kewajiban) dan restrukturisasi pembiayaan. Selain dari faktor-faktor yang mempengaruhi risiko pembiayaan di atas yang juga berpengaruh pada manajemen risiko pembiayaan modal kerja untuk koperasi di BNI Syariah cabang Pekalongan, BNI Syariah juga memiliki kendala-kendala dalam pengelolaan risikonya. Seperti diantaranya : dalam hal menentukan karakter nasabah yang datanya harus diteliti dan dianalisis secara benar, maupun dalam memprediksi kondisi usaha nasabah yang selalu fluktuatif serta butuh pengawasan secara terus menerus sampai pembiayaan tersebut usai. Terlebih lagi dalam pembiayaan modal kerja untuk koperasi ini, di mana BNI Syariah cabang Pekalongan juga tetap mengawasi kegiatan usaha dari masing-masing nasabah koperasi/ BMT tersebut. Hal ini perlu dilakukan guna meminimalisir risiko yang mungkin akan muncul dan akan merugikan bank. Dalam menganalisis kendala-kendala pengelolaan risiko pembiayaan modal kerja untuk koperasi di BNI Syariah cabang Pekalongan, BNI Syariah cabang Pekalongan telah memiliki cara atau solusi guna memperlancar sistem pengelolaan risiko pembiayaan modal kerja untuk koperasi yaitu dengan menggunakan verifikasi data secara akurat dan melakukan proses pembiayaan secara independent (tidak ada kepentingan) serta prudent (penuh kehati-hatian). Selain itu, juga menerapkan standar nilai ukur risiko yang menjadi pedoman BNI Syariah dalam mengantisipasi risiko-
13 69 risiko yang akan terjadi pada pembiayaan modal kerja untuk koperasi di BNI Syariah cabang Pekalongan. BNI Syariah cabang Pekalongan juga melakukan analisis penilaian macam-macam usaha (space available) dan pemantauan serta pengecekan laporan sampling dari pembiayaan koperasi atau BMT tersebut. Berdasarkan paparan di atas dapat dikatakan bahwa apa yang dilakukan oleh BNI Syariah cabang Pekalongan sudah sesuai dengan cara pengelolaan risiko dan penggunaan sistem manajemen risiko, di mana BNI Syariah cabang Pekalongan memiliki strategi dalam menghadapi kendalakendala pengelolaan risiko dengan berbagai solusi yang telah dilaksanakan. Sehingga nantinya BNI Syariah cabang Pekalongan mampu menangani risiko pembiayaan modal kerja untuk koperasi dengan pendekatan pengendalian risiko. BNI Syariah cabang Pekalongan dalam menjalankan mekanisme risiko pembiayaan modal kerja untuk koperasi telah memiliki cara tersendiri Sehingga risiko dapat terorganisir, terkendali, dan teratasi dengan baik. Dari situlah segala macam kegiatan perbankan dapat berjalan dengan lancar, dan kemungkinan terjadinya risiko kerugian pun dapat terkendali dengan baik.
14 70
BAB IV PEMBAHASAN. A. Analisis Kondisi Risiko Pembiayaan Musyarakah di UJKS BMT Mitra
BAB IV PEMBAHASAN A. Analisis Kondisi Risiko Pembiayaan Musyarakah di UJKS BMT Mitra Umat Pekalongan Pembiayaan musyarakah (syirkah) adalah suatu bentuk akad kerjasama perniagaan antara beberapa pemilik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. statistik menunjukan perputaran keuangan pada sektor perbankan 2011
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbankan merupakan sarana yang strategis dalam rangka pembangunan ekonomi, peran yang strategis tersebut disebabkan oleh fungsi utama bank sebagai penghimpun
Lebih terperinciPERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/ 7 /PBI/2003 TENTANG GUBERNUR BANK INDONESIA,
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/ 7 /PBI/2003 TENTANG KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kinerja dan kelangsungan usaha bank yang melakukan kegiatan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH
BAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH A. Strategi Pencegahan Pembiayaan Mura>bah}ah Multiguna Bermasalah Bank BNI Syariah Cabang Surabaya Resiko
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian dan Fungsi Kredit Menurut Dahlan Siamat (2005 : 349), kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu, berdasarkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Keuangan a. Pengertian Rasio Keuangan Menurut Kasmir (2008:104), rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Semakin tingginya tingkat persaingan antar bank dan resiko perkreditan, menyebabkan pihak manajemen Bank perlu menerapkan suatu pengendalian yang memadai. Pengendalian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini banyak perusahaan membutuhkan dana yang cukup besar untuk memulai investasi atau memperbesar usahanya. Untuk memperoleh dana tersebut perusahaan
Lebih terperinciBAB IV EVALUASI NON PERFORMING FINANCING (NPF) PEMBIAYAAN QARDHUL HASAN DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN TAHUN 2008/2010
75 BAB IV EVALUASI NON PERFORMING FINANCING (NPF) PEMBIAYAAN QARDHUL HASAN DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN TAHUN 2008/2010 A. Evaluasi Pembiayaan Qardhul Hasan di BNI Syariah Cabang Pekalongan Tahun 2008/2010
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS STRATEGI MANAJEMEN RISIKO LINKAGE PROGRAM POLA EXECUTING AKAD MUDHĀRĀBAH. A. Analisis Implementasi Linkage Program Pola Executing
BAB IV ANALISIS STRATEGI MANAJEMEN RISIKO LINKAGE PROGRAM POLA EXECUTING AKAD MUDHĀRĀBAH A. Analisis Implementasi Linkage Program Pola Executing Panduan tentang pelaksanaan pembiayaan linkage program telah
Lebih terperinciMANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH
MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH SESI 5: Manajemen Risiko Syariah Achmad Zaky,MSA.,Ak.,SAS.,CMA.,CA Definisi Risiko Dalam konteks perbankan, adalah suatu kejadian potensial yang dapat diperkirakan maupun yang
Lebih terperinciKREDIT USAHA RAKYAT (KUR)
KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) Definisi UMKM UMKM : Usaha Mikro Kecil dan Menengah berdasarkan Undang Undang Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah Usaha Mikro Usaha produktif dengan kriteria
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya dalam pendirian perusahaan, pemilik selalu merumuskan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya dalam pendirian perusahaan, pemilik selalu merumuskan terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapainya, secara umum tujuan dari didirikannya perusahaan adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peranan Analisis Laporan Keuangan Sebagai Bahan Pertimbangan Dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Judul Peranan Analisis Laporan Keuangan Sebagai Bahan Pertimbangan Dalam Efektivitas Pengambilan Keputusan Pemberian Kredit Modal Kerja Pada PT. Bank SUMUT B. Latar Belakang Penelitian
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Kelayakan Benda Jaminan Dalam Pembiayaan di KSU. KOTA SANTRI Cabang Karanganyar
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kelayakan Benda Jaminan Dalam Pembiayaan di KSU KOTA SANTRI Cabang Karanganyar Koperasi Serba Usaha KOTA SANTRI Cabang Karanganyar dalam memberikan kredit
Lebih terperinci2015 PENGARUH PEMBIAYAAN BAGI HASIL TERHADAP PROFITABILITAS
A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Bank syariah merupakan bank yang secara operasional berbeda dengan bank konvensional. Bank syariah tidak membebankan bunga kepada nasabah, akan tetapi menerima
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dalam dunia usaha dan bisnis saat ini mengalami
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dalam dunia usaha dan bisnis saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan tersebut menciptakan persaingan yang sangat ketat.
Lebih terperinciRESEARCH REPORT: PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN MULTIFINANCE. by INFOVESTA
RESEARCH REPORT: PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN MULTIFINANCE by INFOVESTA TUJUAN PENILAIAN MANAJEMEN INVESTOR REGULATOR Evaluasi terhadap kinerja Perseroan pada periode tertentu Kebutuhan analisis dan pengambilan
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Character terhadap Tingkat Pengembalian Angsuran. Pembiayaan Murabahah pada BMT As-Salam Kras-Kediri Tahun 2015
BAB V PEMBAHASAN A. Pengaruh Character terhadap Tingkat Pengembalian Angsuran Pembiayaan Murabahah pada BMT As-Salam Kras-Kediri Tahun 2015 Hasil pengujian data di atas dapat diketahui tabel Coefficient
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebagaimana telah dikemukakan di muka, bahwa pengaturan tata cara
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Sebagaimana telah dikemukakan di muka, bahwa pengaturan tata cara restrukturisasi pinjaman PDAM / penyelesaian piutang negara pada PDAM telah ditetapkan dalam PMK nomor
Lebih terperinciKERANGKA PEMIKIRAN III.
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengendalian Kredit Bank Pada penyaluran kredit bank, perlu diperhatikan beberapa aspek yang terkait dengan nasabah penerima kredit untuk
Lebih terperinciVI. MEKANISME PENYALURAN KREDIT BNI TUNAS USAHA (BTU) PADA UKC CABANG KARAWANG
VI. MEKANISME PENYALURAN KREDIT BNI TUNAS USAHA (BTU) PADA UKC CABANG KARAWANG Latar belakang diluncurkannya fasilitas kredit BNI Tunas Usaha (BTU) adalah Inpres Presiden No. 6 Tahun 2007 tentang Kebijakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sering kali dihubungkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sering kali dihubungkan dengan modal yang terbatas, yang dimiliki seseorang atau sekelompok orang dalam melakukan sebuah usaha.
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Pembiayaan Syariah Al-Anshari di Kota Bukittinggi. Penelitian dilakukan dengan
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini melihat faktor-faktor yang mempengaruhi kredit macet dengan menggunakan empat variabel yaitu margin, jangka waktu pinjaman, stabilitas penjualan, dan komitmen
Lebih terperinciNo. 15/28/DPNP Jakarta, 31 Juli 2013 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA
No. 15/28/DPNP Jakarta, 31 Juli 2013 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA Perihal: Penilaian Kualitas Aset Bank Umum Sehubungan dengan Peraturan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Indofarma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas perusahaan
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Pertumbuhan suatu usaha dipengaruhi dari beberapa aspek diantaranya ketersediaan modal. Sumber dana yang berasal dari pelaku usaha agribisnis sendiri
Lebih terperinciSURAT KEPUTUSAN DIREKSI BANK INDONESIA TENTANG KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF DIREKSI BANK INDONESIA,
DIREKSI No. 31 / 147 / KEP / DIR SURAT KEPUTUSAN DIREKSI BANK INDONESIA TENTANG KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF DIREKSI BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kelangsungan usaha bank tergantung pada kesiapan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagai industri yang berkembang pesat dan memiliki kegiatan usaha yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai industri yang berkembang pesat dan memiliki kegiatan usaha yang semakin beragam, perbankan dihadapkan dengan risiko yang semakin kompleks terutama karena kegiatan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank
5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Peran Bank Bank secara sederhana dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat,
Lebih terperinciWAKA<LAH PADA KJKS MBS
BAB IV ANALISIS TERHADAP MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURAlah di KJKS Muamalah Berkah Sejahtera Pembiayaan Mura>bah}ah
Lebih terperinciPERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 1/ 7 /PBI/1999 TENTANG SISTEM INFORMASI DEBITUR GUBERNUR BANK INDONESIA,
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 1/ 7 /PBI/1999 TENTANG SISTEM INFORMASI DEBITUR GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyediaan informasi guna menunjang kelancaran kegiatan usaha
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Perbankan Indonesia Menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998, Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia ekonomi di Indonesia semakin meningkat. Hal ini tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini perkembangan dunia ekonomi di Indonesia semakin meningkat. Hal ini tidak terlepas dari peran semakin meningkatnya sektor usaha mikro, kecil dan
Lebih terperinciBAB III DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN
42 BAB III DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Internal Rating PT. Bank X PT. Bank X yang merupakan salah satu bank BUMN di Indonesia yang termasuk 3 besar dalam nilai aset. PT. Bank X membagi portepel
Lebih terperinciBab I. Pendahuluan. Syariah (LKMS) yang berbentuk Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS).
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Perbankan merupakan industri yang memiliki banyak risiko. Selain melibatkan dana masyarakat, bank harus memutarkan dana tersebut berupa: pemberian kredit, pembelian
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan PT. Cipta Graha Sejahtera adalah perusahaan nasional yang dibangun pada tahun 1987 sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang konstruksi. Berperan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ke dalam bisnis utama dan bisnis penunjang. Bisnis utama suatu bank adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Industri jasa perbankan memiliki kegiatan usaha yang dapat dikelompokkan ke dalam bisnis utama dan bisnis penunjang. Bisnis utama suatu bank adalah menghimpun
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. menghimpun dana dari masyarakat (tabungan, giro, deposito) dan menyalurkan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Kredit Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam latar belakang, kegiatan bank ialah menghimpun dana dari masyarakat (tabungan, giro, deposito)
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Dasar Manajemen Risiko 1. Pengertian Manajemen Risiko Manajemen merupakan ilmu yang berhubungan dengan kepemimpinan, perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004, tingkat kesehatan bank adalah hasil penilaian kualitatif
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan pembahasan sebelumnya yang dilakukan penulis pada bab IV, hasil penelitian pada PT Adira Dinamika Multi Finance, Tbk dapat disimpulkan sebagai berikut :
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini akan menjelaskan tinjauan teori baik itu definisi, konsep atau hasil
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Bab ini akan menjelaskan tinjauan teori baik itu definisi, konsep atau hasil penelitian ilmiah yang berkaitan dengan informasi akuntansi, informasi non akuntansi,
Lebih terperinciKesimpulan dan Saran 47 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan dan Saran 47 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan dari bab sebelumnya, mengenai Studi Tentang Analisis Keuangan untuk Menilai Kelayakan Pemberian Kredit
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. ayat 2 dijelaskan bahwa, bank adalah badan usaha yang menghimpun
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Bank 1. Pengertian Bank Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 tentang perubahan atas UU No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan pada Bab 1 dan pasal 1 serta
Lebih terperinciBAB II TELAAH PUSTAKA Pengertian Kinerja Keuangan Perusahaan
BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1. Pengertian Kinerja Keuangan Perusahaan Penilaian kinerja keuangan bagi manajemen dapat diartikan sebagai pengukiran atas kontribusi yang dapat diberikan oleh suatu bagian pencapaian
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori-Teori 1. Pengertian, Fungsi dan Aktivitas Bank Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 yang dimaksud dengan Bank adalah Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian suatu negara bisa dilihat dari minimalnya dua sisi, yaitu ciri perekonomian negara tersebut, seperti pertanian atau industri dengan sektor perbankan.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Return on Assets (ROA) Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui Return on Assets (ROA). Return on Assets (ROA) digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyaluran kredit pada segmen corporate dan commercial kepada debitur yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketatnya iklim kompetisi perbankan di Indonesia, khususnya dalam penyaluran kredit pada segmen corporate dan commercial kepada debitur yang feasible dan bankable,
Lebih terperinciFaktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Pemberian Kredit Pada Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Pasir Pengaraian
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Pemberian Kredit Pada Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Pasir Pengaraian Andrian Fauline Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pembangunan nasional dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan kehidupan rakyat Indonesia. Untuk mewujudkan suatu pembangunan yang berhasil maka diperlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin maju, perusahaan harus berhati-hati dalam mengambil keputusan. Keputusan-keputusan itu haruslah tidak keluar dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini bank memiliki peranan yang strategis dalam menunjang roda perekonomian. Bank sebagai lembaga keuangan, merupakan wadah yang menghimpun dana dari
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan pemohon kredit (Firdaus 2009:184). Pengambilan keputusan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengambilan Keputusan Kredit 2.1.1 Teori Pengambilan keputusan kredit adalah semacam studi kelayakan atas perusahaan pemohon kredit (Firdaus 2009:184). Pengambilan keputusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Bank merupakan jantung perekonomian di suatu Negara.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bank merupakan jantung perekonomian di suatu Negara. Kemajuan suatu bank di suatu negara dapat pula dijadikan ukuran kemajuan negara yang bersangkutan. Semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat
9 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ekonomi nasional dewasa ini menunjukkan arah yang semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat menunjang sekaligus dapat berdampak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia telah mengalami perkembangan ekonomi yang sangat cepat. Perkembangan tersebut tidak lepas dari peran bank sebagai lembaga keuangan yang mengatur,
Lebih terperinciANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI SALAH SATU UPAYA MEMENUHI PERSYARATAN PENGAJUAN KREDIT PT PVC PADA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO).
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI SALAH SATU UPAYA MEMENUHI PERSYARATAN PENGAJUAN KREDIT PT PVC PADA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO). Nurul Parlina Universitas Gunadarma nurulparlina@yahoo.com Sudaryono,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian di Indonesia salah satunya dipengaruhi oleh transaksi saham yang berlaku dalam lantai bursa pasar modal. Hal ini dimungkinkan karena
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS A. Kerangka Teoritis 1. Agency Theory Dalam penelitian ini, teori yang digunakan adalah teori agensi. Jensen and Meckling (1976) menjelaskan hubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang No.10 tahun 1998
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini bank memiliki peranan yang strategis dalam menunjang roda perekonomian. Bank sebagai lembaga keuangan, merupakan wadah yang menghimpun dana dari masyarakat
Lebih terperinciRISIKO PERBANKAN ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN RISIKO
RISIKO PERBANKAN ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN RISIKO Introduction Bank adalah sebuah institusi yang memiliki surat izin bank, menerima tabungan dan deposito, memberikan pinjaman, dan menerima serta
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. 10 November 1998 tentang perbankan, menyatakan bahwa yang dimaksud
6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, menyatakan bahwa yang dimaksud dengan bank adalah badan
Lebih terperinciPERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kelangsungan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Menurut Undang-undang No 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan,yang dimaksud dengan Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
47 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Risiko Pembiayaan di KSPPS Marhamah Cabang Wonosobo Dalam setiap pembiayaan yang terjadi di lembaga keuangan baik Bank maupun
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS EFEKTIVITAS PENANGANAN PEMBIAYAAN MACET DAN EKSEKUSI JAMINAN PRODUK KPR AKAD MURA>BAH}AH DI BNI
BAB IV ANALISIS EFEKTIVITAS PENANGANAN PEMBIAYAAN MACET DAN EKSEKUSI JAMINAN PRODUK KPR AKAD MURA>BAH}AH DI BNI SYARIAH KANTOR CABANG PEMBANTU MOJOKERTO A. Analisis Mekanisme Penanganan Pembiayaan Macet
Lebih terperinciWenda Purnama Sari Program Studi Akuntansi, Jurusan Manajemen Bisnis Politeknik Negeri Batam Jl. Ahmad Yani, Batam Center, Batam, 29461, Indonesia
Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis Vol. 1, No. 2, December 2013, 161-166 p-issn: 2337-7887 Article History Received October, 2013 Accepted November, 2013 Analisis Laaporan Keuangan Sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak tahun 2007 hingga 2010 proporsi jumlah bank gagal dari jumlah bank yang ditetapkan dalam pengawasan khusus cenderung meningkat sesuai dengan Laporan Tahunan Lembaga
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan media yang penting untuk menilai prestasi serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat mengambil suatu keputusan
Lebih terperinciRINGKASAN SKRIPSI ABSTRAK
RINGKASAN SKRIPSI ABSTRAK Bank syariah menjadi salah satu alternatif masyarakat untuk melakukan transaksi perbankan dan transaksi bisnis para pengusaha, hal ini dapat kita lihat dengan semakin pesatnya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Signaling Theory 2.1.1. Pengertian Signaling Theory Menurut Jama an (2008) Signaling Theory mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada
Lebih terperinciModul Tujuh: ASPEK KEUANGAN
Modul Tujuh: ASPEK KEUANGAN SASARAN-SASARAN BELAJAR Merancang jumlah kebutuhan dan sumber permodalan untuk menjalankan usaha; Menyusun proyeksi kinerja keuangan perusahaan; Menganalisis kelayakan perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Dalam rangka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi sebagai bagian dari pembangunan nasional, merupakan salah satu upaya untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Fundamental Teori fundamental adalah teori yang didasarkan pada fundamental ekonomi suatu perusahaan. Teori ini menitikberatkan pada rasio finansial
Lebih terperinciPERANAN INFORMASI AKUNTANSI DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN PERBANKAN PADA PT. BPR GUNUNG LAWU DELANGGU PERIODE SKRIPSI
PERANAN INFORMASI AKUNTANSI DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN PERBANKAN PADA PT. BPR GUNUNG LAWU DELANGGU PERIODE 2005-2006 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional yang berfungsi sebagai financial intermediary. berharga serta penanaman dana lainnya.
1 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Situasi dan kondisi perbankan penuh dengan tantangan dan kendala yang harus dihadapi. Peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu negara sangatlah
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur pengertian prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha sangat dipengaruhi oleh ada atau tidaknya iklim
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha sangat dipengaruhi oleh ada atau tidaknya iklim yang memungkinkan peraturan menjamin dan melindungi para pelaku ekonomi, melalui lembaga-lembaga
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. peranan sangat strategis dalam struktur perekonomian nasional. Karena
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha mikro dan kecil merupakan sektor usaha yang mempunyai peranan sangat strategis dalam struktur perekonomian nasional. Karena jumlah industrinya yang besar dan terdapat
Lebih terperinciSURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA. Perihal: Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum
No. 7/ 3 /DPNP Jakarta, 31 Januari 2005 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA Perihal: Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum Sehubungan dengan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Berdasarkan penelitian, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: terhadap Audit Delay tidak terdukung. Dengan demikian profitabilitas
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Profitabilitas perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap Audit Delay pada perusahaan perbankan yang
Lebih terperinciSTIE DEWANTARA Pengelolaan Risiko Kredit
Pengelolaan Risiko Kredit Manajemen Risiko, Sesi 6 Latar Belakang 1. Risiko Kredit didefinisikan sebagai risiko akibat kegagalan debitur dan/atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban kepada Bank. 2. Pada
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH. Yudiana Febrita Putri 1. Isti Fadah 2
Suwandi, Sularso, Suroso, Pengaruh Kualitas Layanan... ISSN : 1412-5366 e-issn : 2459-9816 ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH Yudiana Febrita Putri 1 Isti Fadah 2
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisa yang telah diuraikan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisa yang telah diuraikan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan melalui analisa rasio
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah adalah Bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank Syariah adalah Bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Perbankan Syariah di Indonesia telah mengalami perkembangan dengan pesat dari
Lebih terperinci2 meningkatkan kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi terutama yang berpihak kepada usaha mikro, kecil, dan menengah; d. bahwa berdasarkan pertimbangan
No.198, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN. OJK. Kehati-hatian. Perekonomian Nasional. Bank Umum Syariah. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5735). PERATURAN
Lebih terperinciANALISA PEMBIAYAAN MITRA BINAAN PKBL BUMN SECARA CEPAT DAN AKURAT DENGAN SKORING pembiayaan. Ardito Bhinadi presents
ANALISA PEMBIAYAAN MITRA BINAAN PKBL BUMN SECARA CEPAT DAN AKURAT DENGAN SKORING pembiayaan Ardito Bhinadi presents Yogyakarta, 13 November2013 Filosofi Pembiayaan Produk yang unik. Mengapa? Harus dikembalikan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut :
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kredit 2.1.1.1 Pengertian Kredit Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut : Permberian prestasi oleh
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Berdasarkan pembahasan mengenai pengaruh pembiayaan qardhul hasan. maka bisa diambil kesimpulan sebagai berikut:
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan mengenai pengaruh pembiayaan qardhul hasan terhadap pengembangan ekonomi nasabah di BNI Syariah cabang Pekalongan maka bisa diambil kesimpulan sebagai
Lebih terperinciANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PT. JAKARTA SETIABUDI INTERNATIONAL TBK
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PT. JAKARTA SETIABUDI INTERNATIONAL TBK Latar Belakang Masalah Suatu laporan keuangan (financial statement) akan menjadi lebih bermanfaat untuk pengambilan keputusan, apabila
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bisnis jasa keuangan yang dikelola oleh Desa Pekraman atau Desa Adat. Badan usaha
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Lembaga Perkreditan Desa (LPD) yang tersebar di wilayah Bali merupakan bisnis jasa keuangan yang dikelola oleh Desa Pekraman atau Desa Adat. Badan usaha LPD
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Sebuah perusahaan pastilah memerlukan pencatatan keuangan atas transaksi-transaksi bisnis yang telah dilakukan agar perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang memiliki kelebihan dana dengan pihak-pihak yang membutuhkan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin majunya perkembangan perekonomian saat ini maka semakin banyak pula bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber dana
Lebih terperinciOleh. A. Solikhin. (Dosen pada Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid Surakarta) ABSTRAK
ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KEMAMPUAN PEMBERIAN KREDIT PADA NASABAH DI PT. BPR GROGOL JOYO SUKOHARJO Oleh A. Solikhin (Dosen pada Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid Surakarta) ABSTRAK Dengan kemajuan
Lebih terperinciPERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/18/PBI/2004 TENTANG GUBERNUR BANK INDONESIA,
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/18/PBI/2004 TENTANG KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kinerja dan kelangsungan usaha Bank Perkreditan
Lebih terperincikemudian hari bagi bank dalam arti luas;
KAJIAN PUSTAKA Pengertian dasar tentang kredit bermasalah Dalam kasus kredit bermasalah, debitur mengingkari janji membayar bunga dan pokok pinjaman mereka yang telah jatuh tempo, sehingga dalam hal ini
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PEMBIAYAAN BERMASALAH DAN PENANGANANNYA DI KOSPIN JASA LAYANAN SYARIAH PEMALANG
BAB IV ANALISIS PEMBIAYAAN BERMASALAH DAN PENANGANANNYA DI KOSPIN JASA LAYANAN SYARIAH PEMALANG A. Analisis Pembiayaan Bermasalah di Kospin Jasa Layanan Syariah Pemalang Keluarnya Keputusan Menteri Negara
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Fungsi pokok bank sebagai lembaga intermediasi sangat membantu dalam siklus aliran dana dalam perekonomian suatu negara. Sektor perbankan berperan sebagai penghimpun dana
Lebih terperinci