METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian"

Transkripsi

1 34 METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, Jawa Barat (Gambar 2). Pemilihan kampung untuk lokasi penelitian di daerah Baduy dilakukan pada kantor Desa Kanekes, yang merupakan kantor Jaro Pamarentah. Jaro Pamarentah yang bernama Jaro Dainah bertanggung jawab atas segala masalah selain masalah adat terutama untuk hubungan masyarakat Baduy dengan masyarakat luar desa Kanekes. Untuk lokasi penelitian pada Desa Kanekes, dipilih sebuah kampung yang merupakan permukiman masyarakat Baduy Dalam yaitu Kampung Cibeo. Penelitian di

2 35 Kampung Cibeo dan Desa Kanekes, Provinsi Banten (Gambar 2). Secara geografis, Desa Kanekes terletak pada 6 o o 30 0 Lintang Selatan dan 106 o o 3 9 Bujur Timur. Penelitian di lapangan dilakukan mulai tanggal 8 sampai dengan 11 Agustus 2008 dikarenakan ada maksimal waktu untuk tinggal di Desa Kanekes bagi para pengunjung. Pengambilan data untuk melengkapi data yang diperlukan dilakukan beberapa kali pada tahun 2009 dan Pembuatan gambar rekonstruksi dilakukan pada pertengahan Agustus 2008 sampai bulan Oktober Pembuatan model dari bangunan rekonstruksi dilakukan pada bulan Oktober Pengambilan data pada model untuk validasi data dilakukan pada tanggal 12 sampai dengan 15 November 2009 di Leuwikopo, Laboratorium Lapangan Bagian Lingkungan dan Bangunan Pertanian, Departemen Teknik Mesin & Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Pembuatan gambar lokasi permukiman Kampung Cibeo dengan Geographic Information System dan studi pustaka dilakukan pada tahun 2008 di Laboratory of Landscape Ecology and Management (Sandwich Program), Department Environtment Ecology for Sustainability, Faculty of Agriculture, Iwate University, Japan selama empat bulan. Pengolahan data dan analisis dilakukan di Wisma Wageningen, Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor dan Laboratorium Fluida, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan dua tahap sebagai berikut. Pada tahap pertama dilakukan penelitian pendahuluan tentang : a. Mendapatkan data sekunder tentang masyarakat Baduy b. Kemungkinan penelitian ini dapat dilaksanakan c. Mencari cara yang sesuai dan efektif untuk melakukan penelitian Penelitian pendahuluan ini penting untuk dilakukan mengingat masyarakat Baduy Dalam terkenal sangat tertutup sehingga tidak mudah untuk mendapatkan data yang diinginkan dan lokasi permukiman masyarakat Baduy Dalam sangat sulit untuk dicapai sehingga perlu penjajagan.

3 36 Setelah diketahui bahwa penelitian ini mungkin untuk dilakukan dan teknik yang sesuai untuk melakukan penelitian maka dilanjutkan pada penelitian tahap selanjutnya yaitu pengambilan data penelitian. Gambar 2 Peta Desa Kanekes Sumber Bakosurtanal 2005; skala 1 :60.000

4 37 Kerangka Penelitian Tahapan dalam pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada Gambar 3. Dalam kerangka penelitian digambarkan hasil dari setiap tujuan penelitian. Tujuan Penelitian Ke Bidang Kajian Hasil Aspek Ekologis 1.Kajian Keberlanjutan Masyarakat Baduy Dalam Berdasarkan CSA Aspek Sosial Tingkat Keberlanjutan Masyarakat Baduy Dalam Aspek Spiritual 2. Merekonstruksi Tata Letak, Desain & Struktur Rumah Tataletak Rumah Tataletak Ruang Struktur Rumah Gambar Rumah Baduy Dalam Miniatur Rumah Baduy Dalam Analisis desain tata letak dan rumah Analisis orientasi & tata letak rumah Analisis desain rumah Konsep desain ekologis X-Axis 3. Menganalisis kearifan lokal konsep desain rumah Baduy Dalam berdasarkan CSA Analisis pengudaraan pasif bangunan Pengukuran kondisi suhu,rh, ventilasi pada miniatur rumah Baduy Dalam Perbandingan hasil verifikasi dengan simulasi Simulasi kondisi suhu, Rh, ventilasi rumah Baduy Dalam Kearifan lokal konsep rumah Baduy Dalam berdasarkan CSA Gambar 3 Kerangka penelitian

5 38 Teknik Pengambilan Data Pada penelitian tahap pertama dilakukan penelitian pendahuluan berupa pengambilan data-data sekunder dari peneliti-peneliti terdahulu dan dilakukan survey pustaka mengenai topik yang diteliti baik data yang telah ada di perpustakaan, internet maupun toko buku. Selain itu pada tahap ini juga dilakukan penelitian pendahuluan tentang kemungkinan dilaksanakannya penelitian ini dan bagaimana cara pelaksanaan pengambilan data yang paling efektif dan apakah medan pada lokasi penelitian memungkinkan dilakukannya penelitian ini. Hal ini perlu dilakukan mengingat lokasi penelitian terkenal sulit untuk dicapai dan masyarakat Baduy Dalam adalah suatu masyarakat yang sangat tertutup bagi orang diluar komunitas tersebut. Penelitian pendahuluan ini dilakukan dengan cara berdiskusi dengan Kepala Desa Kanekes yaitu Jaro Pamarentah. Setelah penelitian tahap pertama dilakukan dan diketahui bahwa penelitian ini mungkin untuk dilaksanakan, medan untuk mencapai lokasi masih mungkin untuk dapat dicapai dan teknik yang memungkinkan untuk pelaksanaan pengambilan data sudah diketahui, maka dapat dilanjutkan dengan penelitian tahap kedua yaitu pengambilan data di lokasi penelitian. Pada penelitian tahap ke dua dilakukan pengambilan data untuk penelitian. Pengambilan data dilakukan dengan beberapa langkah sebagai berikut: a. Menentukan lokasi penelitian. Sesuai dengan tujuan penelitian ini, maka pengambilan data dilakukan di Kampung Cibeo, Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, Jawa Barat. Dalam penelitian ini dilakukan wawancara dengan menggunakan kuesioner dari CSA dan untuk melakukan konfirmasi dan pemahaman tentang lokasi maka dilakukan survey pengamatan pada lokasi. Dasar pemilihan kampung untuk lokasi penelitian adalah kampung yang masih asli dan belum terpengaruh oleh teknologi modern pada masyarakatnya, pola perkampungannya, budaya, dan pola arsitektur bangunannya dan memungkinkan untuk disurvey. Hal yang mendasari pemilihan lokasi penelitian ini karena tujuan

6 39 penelitian yang utama adalah untuk mempreservasi dengan mendokumentasikan salah satu budaya milik bangsa Indonesia yang sangat bernilai agar tidak punah di masa mendatang. b. Teknik pengambilan data penelitian Data untuk penelitian ini terdiri atas data sekunder dan data primer. Untuk mendapatkan data penelitian akan dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1. Data sekunder antara lain peta rupa bumi skala 1 : dari Bakosurtanal tahun Data monogram Kampung Cibeo diperoleh dari kantor Desa Kanekes. Tulisan tentang masyarakat Baduy diperoleh dari toko buku dan hasil penelitian sebelumnya. 2. Mencari data primer dilakukan dengan survey kuesioner dan pengamatan lokasi. c. Mengkaji tingkat keberlanjutan masyarakat Baduy Dalam berdasarkan CSA. Pada penelitian pertama untuk mengkajian tentang keberlanjutan masyarakat Baduy Dalam dipergunakan kuesioner CSA. CSA adalah alat untuk mengukur tingkat keberlanjutan suatu masyarakat dalam kerangka pikir ecovillage dari GEN. Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan wawancara dengan menggunakan kuesioner CSA (Lampiran 1). Teknik wawancara yang digunakan adalah Focus Group Discussion (FGD) dengan sampel sebanyak 10 orang informan kunci. Semua informan ditetapkan dengan strategi purposif yaitu yang sungguh-sungguh mengetahui masalah yang ditanyakan pada kuesioner. Informan kunci terdiri dari pemuka adat, sesepuh kampung dan pejabat Desa Kanekes seperti Jaro Pamarentah, Jaro Tangtu, wakil Jaro Tangtu antara lain Ayah Mursid, Jaro Sami, Jaro Daenah dan Sarmidi. Teknik yang di pergunakan dalam FGD di kampung Cibeo awalnya dilakukan modifikasi dari kuesioner asli ke dalam bahasa Indonesia. Untuk pertanyaan yang sudah jelas tidak ada di lokasi penelitian tidak ditanyakan. Semua informan dikumpulkan pada satu ruangan kuesioner dipegang oleh penulis dan menanyakan seluruh pertanyaan dalam CSA dan menuliskan jawaban mereka di kuesioner. Informan yang mengetahui jawaban yang ditanyakan akan menjawab dilengkapi dengan jawaban dari

7 40 informan lainnya. Acuan nilai untuk aspek ekologis, sosial dan spiritual tertera pada Tabel 1. Wawancara dilakukan sampai data diperoleh lengkap dan memuaskan. Waktu pengambilan data terutama saat malam hari setelah informan sudah kembali dari ladang. Informan biasa di Kampung Cibeo adalah Arman, Sarpin, Naja, Away dan warga lainnya. Selain itu dilakukan pengamatan lokasi dengan merekam seluruh faktor yang penting dengan membuat sketsa dan catatan. Alat yang dipergunakan adalah kompas, anemometer, Global Positioning System (GPS) hanya di luar Kampung Cibeo. d. Merekonstruksi tata letak, desain dan struktur rumah Baduy Dalam. Teknik pengambilan data untuk melakukan rekonstruksi adalah: Melakukan wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan dengan wakil pemuka adat, melakukan pengukuran untuk mengambil data primer dan pengamatan pada lokasi. 1. Data-data yang ditanyakan antara lain aktifitas sehari-hari penghuni di dalam rumah, fungsi ruang, material bangunan, elemen dan komponen struktur bangunan. Komponen data yang di ambil di lapangan adalah bentuk dan ukuran rumah, teknik dan material konstruksi termasuk elemen-elemen dan komponennya, sistem pengawetan, asal material dan sistem pembangunan. 2. Melakukan pengukuran dimensi rumah yang dilakukan tanpa alat bantu. Jadi hanya dipergunakan anggota tubuh saja. Pengukuran panjang menggunakan langkah kaki dan panjang tangan, pengukuran tinggi menggunakan tinggi badan dan tangan. Hasil pengukuran dicatat dan bentuk-bentuk dari bangunan digambarkan dengan sketsa dan catatan. 3. Melakukan pengamatan, untuk memperjelas hasil wawancara dan data sekunder maka dilakukan pengamatan pada rumah dan lokasi permukiman. Hasil survey didokumentasikan berupa catatan dan sketsa dari bangunan. Data didokumentasikan dengan dibuat sketsa dan tulisan. Rekonstruksi dilakukan dengan membuat gambar teknik menggunakan program SketchUp 8. Gambar yang dibuat antara lain adalah gambar piktorial denah lokasi, denah rumah, tampak potongan dan detail. Selanjutnya dibuat miniatur bangunan dengan ukuran 1: 10.

8 41 e. Menganalisis kearifan lokal konsep desain rumah Baduy Dalam berdasarkan CSA Menganalisis konsep desain rumah Baduy Dalam meliputi konsep tata letak dan dan orientasi rumah, desain fisik dan pengudaraan pasif bangunan. Data untuk konsep tata letak, orientasi dan desain fisik diambil bersamaan dengan penelitian ke 2 yaitu merekonstruksi dan menggunakan hasil dari penelitian ke 2. Untuk pengudaraan pasif bangunan, dikarenakan di kampung Cibeo tidak diperkenankan untuk mengukur dengan alat dipergunakan teknik simulasi. Simulasi penting dilakukan untuk mengetahui kondisi pengudaraan didalam bangunan sebelum pelaksanan pembangunan (Chunhai, 2008). Simulasi dibuat menggunakan program SolidWork Untuk melakukan simulasi dilakukan dengan beberapa tahapan seperti telah diuraikan pada kerangka penelitian ( Gambar 3). Pengambilan data pada miniatur yaitu di laboratorium lapang Departemen Teknik Pertanian di Leuwikopo, Kampus Institut Pertanian Bogor, Darmaga. Pengambilan data di miniatur bertujuan untuk mengetahui nilai kepercayaan dari hasil simulasi dengan memvalidasikan dengan hasil simulasi. Untuk pengambilan data dan simulasi dipergunakan miniatur rumah. Pembuatan miniatur berdasarkan gambar teknik hasil rekonstruksi yang dibuat dengan skala 1 : 10, berukuran 0,6 m x 0,6 m x 0,6 m dan tinggi 50 cm. Miniatur rumah dibuat dengan menggunakan bahan bangunan yang sama dengan bahan yang dipergunakan di Baduy Dalam dengan skala. Pengambilan data pada miniatur dilakukan di laboratorium lapang Departemen Teknik Mesin dan Biosistem di Leuwikopo, Kampus Institut Pertanian Bogor, Darmaga. Miniatur ditempatkan di tempat terbuka agar angin lingkungan dan radiasi matahari tidak terhalangi dan diletakkan 0.5 m dari atas tanah. Pengambilan data untuk validasi meliputi suhu ruang, dinding dan atap miniatur. Pada miniatur diambil data temperatur sebanyak 14 titik. Suhu ruang diambil 4 titik pada masing-masing ruang menggunakan thermocoppel yang diletakkan pada tengah-tengah ruang setinggi 5 cm (Gambar 4). Selain itu diukur 3 titik pada atap bagian dalam bangunan sejarak 6 cm dari puncak atap sejarak 1 cm dari sisi Utara dan Selatan dan di tengah-tengah atap.(gambar 5). Pengukuran suhu dinding dan atap juga menggunakan thermocouple sebanyak 4 titik pada setiap dinding bangunan.dan 3 titik pada

9 42 penutup atap (Gambar 6). Data disimpan pada hybrid recorder (Gambar 7). Pengambilan data kelembaban menggunakan RH meter yang diletakkan pada titik yang sama dengan suhu. Pengambilan data kecepatan dan arah angin di dalam bangunan menggunakan bandul kertas dan anemometer. Pengambilan data tentang kondisi lingkungan dipergunakan Weather Station (Gambar 8). Data yang diperoleh divalidasikan dengan hasil simulasi untuk mengetahui nilai kepercayaan dari simulasi. Pengambilan data dilakukan selama 3 hari sejak 12 sampai 14 November Pengambilan data dilakukan setiap jam selama 24 jam sehari. Sebagai data masukan untuk simulasi dipergunakan data tanggal 13 Nopember Pengambilan data untuk verifikasi meliputi kondisi suhu pada bangunan, dinding dan atap miniatur, di dalam dan di luar miniatur rumah dengan menggunakan wheather station, hybrid recorder, thermocouple, anemometer dan RH meter. Untuk mengambil data angin lingkungan dipergunakan baling-baling (Gambar 9). Gambar 4 Titik pengambilan data ruang Gambar 5 Titik pengambilan data atap Gambar 6 Titik Pengambilan data di atap dan dinding luar Gambar 7 Hybrid Recorder

10 43 Gambar 8 Weather station Gambar 9 Baling-baling Metode Evaluasi Data a. Mengkaji Tingkat Keberlanjutan Masyarakat Baduy Dalam Berdasarkan CSA Penelitian pertama tentang kesesuaian dengan konsep eco-village dan kondisi keberlanjutan masyarakat Baduy berdasarkan kriteria CSA. Evaluasi dilaksanakan dengan menjumlahkan nilai dari setiap parameter menurut kriteria dari CSA (Tabel 1) untuk mengetahui tentang keberlanjutan dari setiap aspek. Setelah seluruh nilai diperoleh maka dijumlahkan hasil nilai dari setiap aspek. Total nilai yang diperoleh dari penjumlahan nilai setiap parameter dalam setiap aspek akan menunjukkan tingkat keberlanjutan dari masyarakat Baduy Dalam. Menurut CSA suatu masyarakat dikatakan berkelanjutan mencapai nilai yang disajikan pada Tabel 2. Tabel 1 Parameter aspek-aspek dalam CSA Parameter Bobot Aspek Ekologis 1. Makna dari tempat tinggal * 2. Ketersediaan makanan ( produksi & distribusi ) * 3. Infrastruktur (bangunan & transportasi) * 4. Pola (konsumsi & Pengelolaan limbah padat) * 5. Air (sumber, kualitas & pola penggunaan) * 6. Manajemen (limbah cair & polusi air) * 7. Energi (sumber& penggunaan) * Total nilai untuk aspek ekologis Aspek Sosial 1. Keterbukaan ( kepercayaan & keamanan; ruang bersama) * 2. Komunikasi (aliran gagasan & informasi) * 3. Jaringan (pencapaian & jasa) * A

11 44 4. Keberlanjutan sosial * 5. Pendidikan * 6. Pelayanan kesehatan * 7. Keberlanjutan ekonomi (kesehatan ekonomi local) * Total nilai untuk aspek sosial B Aspek Spiritual 1. Keberlanjutan budaya * 2. Seni dan rekreasi * 3. Keberlanjutan Spiritual * 4. Keterikatan masyarakat * 5. Ketahanan masyarakat * 6. Holographic baru (pandangan dunia/global) * 7. Kedamaian dan pemikiran global * Total nilai aspek spiritual C Total nilai keseluruhan T Tabel 2 Nilai dan kondisi keberlanjutan masyarakat Keterangan Nilai Kondisi Keberlanjutan Masyarakat Parameter ( * ) 50 + Menunjukkan progress sangat baik menuju keberlanjutan Menunjukkan permulaan yang baik menuju keberlanjutan Menunjukkan harus dilakukan tindakan untuk dapat berkelanjutan Aspek (A,B,C ) Menunjukkan progress sangat baik menuju keberlanjutan : Menunjukkan permulaan yang baik menuju keberlanjutan Menunjukkan harus dilakukan tindakan untuk dapat berkelanjutan Total Setiap Aspek (T ) Menunjukkan progress sangat baik menuju keberlanjutan Menunjukkan permulaan yang baik menuju keberlanjutan Menunjukkan harus dilakukan tindakan untuk dapat berkelanjutan Sumber Hildur,2006 b. Merekonstruksi Tata Letak, Desain dan Struktur Rumah Masyarakat Baduy Dalam Penelitian kedua melakukan rekonstruksi tata letak dan rumah masyarakat Baduy Dalam, Kampung Cibeo. Rekonstruksi dibuat untuk mendokumentasikan rancangan permukiman dan rumah Baduy Dalam. Dalam merekonstruksi desain rumah dilakukan dengan cara berikut ini: 1. Melakukan penerjemahan dari ukuran anggota badan hasil survey ke dalam ukuran metrik. Penerjemahan menggunakan data gambar sketsa dan kuesioner hasil survey. Anggota badan seperti lengan, tangan dan langkah kaki diukur dengan meteran. Lalu ukuran hasil survey dikalikan dengan ukuran anggota badan. Sketsa gambar bangunan dibuat berdasarkan ukuran tersebut, hasil kuesioner dan pengamatan.

12 45 2. Merekonstruksi rumah masyarakat Baduy Dalam dibuat dengan menggunakan gambar teknik. Gambar teknik dibuat dengan menterjemahkan sketsa gambar yang sudah berukuran metrik. Merekonstruksi rumah dilakukan dengan menggunakan program komputer SketchUp 8. Program sketchup dipilih karena lebih mudah untuk menampilkan hasil rekonstruksi secara 3 dimensi. Dengan tampilan 3 dimensi maka pengertian gambar akan lebih jelas. Gambar yang dibuat adalah gambar denah lokasi, denah bangunan, tampak, potongan beserta detail. Gambar Denah merupakan potongan horisontal bangunan untuk memperlihatkan susunan dan pembagian ruang yang ada di dalam bangunan. Gambar Tampak dibuat untuk memperlihatkan seluruh bentuk bangunan. Gambar Potongan adalah irisan vertikal bangunan. Gambar Potongan ini berfungsi untuk memperlihatkan bentuk dan dimensi struktur bangunan secara keseluruhan. Gambar Potongan yang dibuat adalah potongan melintang bangunan (Gambar 4) 3. Selanjutnya dibuat miniatur rumah masyarakat Baduy Dalam. Pembuatan miniatur menggunakan skala 1 : 10. Material yang dipergunakan disesuaikan dengan material yang digunakan di Kampung Cibeo agar hasilnya lebih akurat. c. Menganalisis Kearifan Lokal Konsep Desain Eco-house Baduy Dalam Berdasarkan CSA 1. Melakukan Analisis Orientasi, Tata Letak dan Desain Bangunan Berdasarkan CSA Dalam menganalisis konsep desain ekologis maka perlu dianalisis bagaimana tata letak dan orientasi rumah di lokasi permukiman. Menganalisis desain bangunan dan tata letak ruang yang akan mempengaruhi kenyamanan bangunan. 2. Melakukan simulasi pada miniatur Simulasi dilakukan pada miniatur bangunan yang berskala 1 : 10. Simulasi dibuat menggunakan teknik CFD menggunakan program Solid Work Hasil simulasi dievaluasi dengan memvalidasikannya dengan

13 46 hasil pengukuran data. Karena alat pengukuran terbatas maka validasi dilakukan pada suhu di titik-titik pengukuran data di lapangan. d. Melakukan validasi data Untuk mengetahui besar eror data hasil simulasi maka hasil simulasi tersebut dibandingkan dengan data hasil pengukuran. Nilai eror dari kedua teknik pengambilan data tersebut diuji dengan root mean square error (RMSE). Apabila nilai kepercayaannya di bawah 5% maka berarti hasil simulasi dapat dipercaya berarti hasil simulasi dapat dipergunakan untuk menduga kondisi rumah Baduy Dalam. Pengambilan data pada miniatur bangunan Melakukan simulasi pada miniatur Membandingkan hasil pengukuran dengan simulasi R2 = > 5% R2= < 5% Melakukan simulasi pada bangunan Baduy Dalam Gambar 10 Tahapan simulasi Kondisi iklim mikro bangunan Baduy Dalam Selanjutnya dilakukan simulasi pada bangunan berskala 1: 1. Simulasi ini dilakukan dengan kondisi lingkungan Darmaga untuk mengetahui kondisi pengudaraan pasif di dalam bangunan Baduy Dalam. Hasil simulasi yang dibuat adalah besar temperatur, RH, dan aliran udara pada bangunan Baduy Dalam. Setelah itu dianalisa kesesuaiannya dengan standard kenyamanan bangunan ada.

BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN. 4.2 ALAT DAN BAHAN 1) Rumah petani tradisional (Baduy) dan Modern

BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN. 4.2 ALAT DAN BAHAN 1) Rumah petani tradisional (Baduy) dan Modern BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 WAKTU DAN TEMPAT Penelitian dilaksanakan selama 3 hari terhitung mulai dari tanggal 4 Juni 2009 sampai dengan 7 Juni 2009. Bertempat disalah satu rumah petani modern dan

Lebih terperinci

METODOLOGI. Gambar 2. Peta orientasi lokasi penelitian (Sumber: diolah dari google)

METODOLOGI. Gambar 2. Peta orientasi lokasi penelitian (Sumber: diolah dari google) METODOLOGI Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai perencanaan lanskap agrowisata berkelanjutan ini dilakukan di Desa Sukaharja dan Desa Tajurhalang, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Propinsi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. Gambar 1. Peta Administratif Desa Pasireurih

III. METODOLOGI. Gambar 1. Peta Administratif Desa Pasireurih III. METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Kegiatan penelitian dilaksanakan di dua kampung, yaitu Kampung Sindang Barang (meliputi RW 03, RW 04, RW 05) dan Dukuh Menteng (termasuk Kampung Budaya Sindang Barang),

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Suhu Udara Hasil pengukuran suhu udara di dalam rumah tanaman pada beberapa titik dapat dilihat pada Gambar 6. Grafik suhu udara di dalam rumah tanaman menyerupai bentuk parabola

Lebih terperinci

EVALUASI KEBERLANJUTAN MASYARAKAT BADUY DALAM BERDASARKAN COMMUNITY SUSTAINABILITY ASSESSMENT

EVALUASI KEBERLANJUTAN MASYARAKAT BADUY DALAM BERDASARKAN COMMUNITY SUSTAINABILITY ASSESSMENT EVALUASI KEBERLANJUTAN MASYARAKAT BADUY DALAM BERDASARKAN COMMUNITY SUSTAINABILITY ASSESSMENT Evaluation of the Inner Baduy Community s Sustainability Based on Community Sustainability Assessment Mieske

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Baduy merupakan salah satu suku adat di Indonesia yang sampai

BAB I PENDAHULUAN. Baduy merupakan salah satu suku adat di Indonesia yang sampai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Baduy merupakan salah satu suku adat di Indonesia yang sampai sekarang masih mempertahankan nilai-nilai budaya dasar yang dimiliki dan diyakininya,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Rumah tanaman yang digunakan terletak di Laboratorium Lapangan Siswadhi Soepardjo Leuwikopo, Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kaum Petani dengan kultur agraris khas pedesaan Indonesia bermukim di perumahan dengan bentuk bangunan yang mempunyai tata ruang dan tata letak sederhana. Hampir seluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tanah bagi manusia memiliki arti yang sangat penting. Hubungan antara manusia

BAB I PENDAHULUAN. Tanah bagi manusia memiliki arti yang sangat penting. Hubungan antara manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Tanah bagi manusia memiliki arti yang sangat penting. Hubungan antara manusia dan tanah tidak dapat dipisahkan. Manusia diciptakan dari tanah, hidup

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada musim kemarau yaitu bulan Mei sampai Juli 2007 berlokasi di Laboratorium Lapangan Bagian Ternak Perah, Departemen Ilmu

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di laboratorium Energi dan Elektrifikasi Pertanian serta di dalam rumah tanaman yang berada di laboratorium Lapangan Leuwikopo,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 25 HASIL DAN PEMBAHASAN Profil Iklim Mikro Rumah Tanaman Tipe Standard Peak Selama 24 jam Struktur rumah tanaman berinteraksi dengan parameter lingkungan di sekitarnya menghasilkan iklim mikro yang khas.

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan secara obyektif. Penelitian dengan cara. dan alat untuk menyelesaikan permasalahan.

BAB II METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan secara obyektif. Penelitian dengan cara. dan alat untuk menyelesaikan permasalahan. RUMAH TRADISIONAL (Studi Kasus Rumah Tradisional Kejang Lako Dirantau Panjang Provinsi Jambi) METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan secara obyektif. Penelitian dengan cara pengukuran di lapangan dengan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat BAHAN DAN METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2007 sampai dengan Mei 2007 di Greenhouse Departemen Teknik Pertanian, Leuwikopo, IPB. Bahan dan Alat Greenhouse Greenhouse

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN KENYAMANAN TERMAL GEDUNG KULIAH B1, FEM IPB DENGAN MENGGUNAKAN ATAP BETON DAN GREEN ROOF (TANAMAN HIAS) YUNIANTI

ANALISIS PERBANDINGAN KENYAMANAN TERMAL GEDUNG KULIAH B1, FEM IPB DENGAN MENGGUNAKAN ATAP BETON DAN GREEN ROOF (TANAMAN HIAS) YUNIANTI ANALISIS PERBANDINGAN KENYAMANAN TERMAL GEDUNG KULIAH B, FEM IPB DENGAN MENGGUNAKAN ATAP BETON DAN GREEN ROOF (TANAMAN HIAS) YUNIANTI DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Arsitektur merupakan bidang studi yang selalu berkaitan dengan kegiatan manusia, serta kebutuhannya terhadap sebuah ruang. Secara garis besar, ruang untuk kegiatan

Lebih terperinci

V. PERCOBAAN. alat pengering hasil rancangan, berapa jenis alat ukur dan produk gabah sebagai

V. PERCOBAAN. alat pengering hasil rancangan, berapa jenis alat ukur dan produk gabah sebagai BAB V PERCOBAAN V. PERCOBAAN 5.1. Bahan dan alat Bahan dan peralatan yang digunakan dalam percobaan ini terdiri dari model alat pengering hasil rancangan, berapa jenis alat ukur dan produk gabah sebagai

Lebih terperinci

Gambar 6.1 Alternatif Gambar 6.2 Batara Baruna. 128 Gambar 6.3 Alternatif Gambar 6.4 Alternatif Gambar 6.

Gambar 6.1 Alternatif Gambar 6.2 Batara Baruna. 128 Gambar 6.3 Alternatif Gambar 6.4 Alternatif Gambar 6. DAFTAR ISI Contents HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vi ABSTRAKSI... xii BAB I... 1 PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.1.1 Kondisi Umum Kelautan di

Lebih terperinci

Gambar 3.1 (1) jalan setapak menuju kampung Cibeo, (2) kondisi rumahrumah di kampung Kadujangkung

Gambar 3.1 (1) jalan setapak menuju kampung Cibeo, (2) kondisi rumahrumah di kampung Kadujangkung BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian dilakukan di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, untuk wilayah Baduy Dalam penelitian akan dilakukan

Lebih terperinci

PERANCANGAN BANGUNAN HEMAT ENERGI DENGAN PENDEKATAN PERANCANGAN PASIF PADA ASRAMA ATLET DI SENAYAN ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

PERANCANGAN BANGUNAN HEMAT ENERGI DENGAN PENDEKATAN PERANCANGAN PASIF PADA ASRAMA ATLET DI SENAYAN ARSITEKTUR BERKELANJUTAN PERANCANGAN BANGUNAN HEMAT ENERGI DENGAN PENDEKATAN PERANCANGAN PASIF PADA ASRAMA ATLET DI SENAYAN ARSITEKTUR BERKELANJUTAN TUGAS AKHIR Semester Genap Tahun 2010/2011 Disusun Oleh: Nama: Jessica Novita

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Dimana permasalahan utama yang dihadapi oleh negara-negara berkembang termasuk indonesia adalah Pertumbuhan penduduk

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. Gambar 2. Peta lokasi penelitian di DAS Ciliwung bagian hulu

III. METODOLOGI. Gambar 2. Peta lokasi penelitian di DAS Ciliwung bagian hulu III. METODOLOGI 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Maret hingga September 2007 di hulu DAS Ciliwung, Provinsi Jawa Barat. Secara geografis, hulu DAS Ciliwung terletak pada 106º55

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada Al-quran dan hadist-hadist diantaranya dalam surat An-Nuur ayat ke-36

BAB I PENDAHULUAN. pada Al-quran dan hadist-hadist diantaranya dalam surat An-Nuur ayat ke-36 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keutamaan untuk beribadah dan memakmurkan mesjid banyak dijabarkan pada Al-quran dan hadist-hadist diantaranya dalam surat An-Nuur ayat ke-36 Bertasbih kepada Allah

Lebih terperinci

Perancangan Apartemen dengan Alat Bantu Software Simulasi Aliran Angin

Perancangan Apartemen dengan Alat Bantu Software Simulasi Aliran Angin G105 Perancangan Apartemen dengan Alat Bantu Software Simulasi Aliran Angin Abdun Nasir dan Wahyu Setyawan Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan penduduk kota kota di Indonesia baik sebagai akibat pertumbuhan penduduk maupun akibat urbanisasi telah memberikan indikasi adanya masalah perkotaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Ventilasi suatu bangunan merupakan salah satu elemen penting dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Ventilasi suatu bangunan merupakan salah satu elemen penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ventilasi suatu bangunan merupakan salah satu elemen penting dalam kenyamanan penggunaan bangunan tersebut oleh penghuni. Peletakan ventilasi yang baik dapat mempengaruhi

Lebih terperinci

Gambar 17. Tampilan Web Field Server

Gambar 17. Tampilan Web Field Server IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. KALIBRASI SENSOR Dengan mengakses Field server (FS) menggunakan internet explorer dari komputer, maka nilai-nilai dari parameter lingkungan mikro yang diukur dapat terlihat.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1. Jumlah Penduduk DKI Jakarta Sumber : diakses tanggal 2 Oktober 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1. Jumlah Penduduk DKI Jakarta Sumber :  diakses tanggal 2 Oktober 2015 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang pertumbuhan kotanya cenderung pesat. Sebagai ibu kota negara, Jakarta menjadi pusat dari berbagai kegiatan dibidang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Marzoeki Mahdi, Bogor, Jawa Barat. Penelitian dilakukan pada Agustus Oktober 2010, mencakup pelaksanaan penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN Penelitian pendahuluan telah dilakukan sejak tahun 2007 di pabrik gula baik yang konvensional maupun yang rafinasi serta tempat lain yang ada kaitannya dengan bidang penelitian.

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE 33 BAB III BAHAN DAN METODE 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Studi ini dilakukan di Kota Padang Panjang, Sumatera Barat. Secara administrasi pemerintahan Kota Padang Panjang terletak di Provinsi Sumatera

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan dalam maupun luar yang aman dan nyaman, sehingga. penghuninya terhindar dari keadaan luar yang berubah-ubah.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan dalam maupun luar yang aman dan nyaman, sehingga. penghuninya terhindar dari keadaan luar yang berubah-ubah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bangunan didirikan untuk mendapatkan perlindungan dari lingkungan dalam maupun luar yang aman dan nyaman, sehingga penghuninya terhindar dari keadaan luar yang berubah-ubah.

Lebih terperinci

lib.archiplan.ugm.ac.id

lib.archiplan.ugm.ac.id DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN...iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR BAGAN... xviii INTISARI... xix

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penentuan parameter. perancangan. Perancangan fungsional dan struktural. Pembuatan Alat. pengujian. Pengujian unjuk kerja alat

METODE PENELITIAN. Penentuan parameter. perancangan. Perancangan fungsional dan struktural. Pembuatan Alat. pengujian. Pengujian unjuk kerja alat III. METODE PENELITIAN A. TAHAPAN PENELITIAN Pada penelitian kali ini akan dilakukan perancangan dengan sistem tetap (batch). Kemudian akan dialukan perancangan fungsional dan struktural sebelum dibuat

Lebih terperinci

BAB III Metode Penelitian

BAB III Metode Penelitian BAB III Metode Penelitian Bab ini menguraikan mengenai kerangka pemikiran dari studi ini, metode dan pelaksanaan penelitian, Penetapan lokasi penelitian, rumah uji, penentuan variable penelitian, Pengujian

Lebih terperinci

APARTEMEN HEMAT ENERGI DAN MENCIPTAKAN INTERAKSI SOSIAL DI YOGYAKARTA DAFTAR ISI.

APARTEMEN HEMAT ENERGI DAN MENCIPTAKAN INTERAKSI SOSIAL DI YOGYAKARTA DAFTAR ISI. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.. LEMBAR PENGESAHAN... CATATAN DOSEN PEMBIMBING... HALAMAN PERNYATAAN PRAKATA. DAFTAR ISI. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR TABEL.. ABSTRAK. i ii iii iv v vii x xiii xv BAB I PENDAHULUAN..

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada saat ini keterbatasan lahan menjadi salah satu permasalahan di Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada saat ini keterbatasan lahan menjadi salah satu permasalahan di Jakarta BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada saat ini keterbatasan lahan menjadi salah satu permasalahan di Jakarta mengingat jumlah penduduk Jakarta yang terus bertambah, sehingga saat ini di Jakarta banyak

Lebih terperinci

III METODOLOGI. Desa Ketep. Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian. Tanpa Skala

III METODOLOGI. Desa Ketep. Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian. Tanpa Skala 14 III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi penelitian berada di Desa Ketep, Kecamatan Sawangan yang merupakan bagian dari Kawasan Agropolitan Merapi Merbabu, Kabupaten Magelang, Provinsi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 5.1. Tujuan Perencanaan dan Perancangan a. Merancang bangunan Showroom dan Service Station Vespa di Semarang yang mengakomodasi segala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bagian ini memaparkan pendahuluan dari penelitian yang dilakukan. Pendahuluan ini terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah dan sistematis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Urban Heat Island dan Kawasan Terbangun. terhadap lingkungan sekitarnya. Fenomena Urban Heat Island (UHI)

BAB 1 PENDAHULUAN Urban Heat Island dan Kawasan Terbangun. terhadap lingkungan sekitarnya. Fenomena Urban Heat Island (UHI) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Urban Heat Island dan Kawasan Terbangun. Pembangunan pada sebuah kawasan membawa perubahan terhadap lingkungan sekitarnya. Fenomena Urban Heat Island (UHI)

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KHUSUS

BAB III TINJAUAN KHUSUS BAB III TINJAUAN KHUSUS 3.1 Latar Belakang Tema Tema Green Architecture dipilih karena mengurangi penggunaan energi dan polusi, serta menciptakan hunian dengan saluran, penyekatan, ventilasi, dan material

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. pengumpulan data, analisis, dan proses sintesis atau konsep perancangan.

BAB III METODE PERANCANGAN. pengumpulan data, analisis, dan proses sintesis atau konsep perancangan. BAB III METODE PERANCANGAN Pada perancangan hotel resort dalam seminar ini merupakan kajian berupa penjelasan dari proses perancangan yang disertai dengan teori-teori dan data-data yang didapat dari studi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. letaknya ini, matahari dapat bersinar di wilayah Indonesia selama 12 jam per

BAB 1 PENDAHULUAN. letaknya ini, matahari dapat bersinar di wilayah Indonesia selama 12 jam per BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Iklim tropis yang ada di Indonesia diakibatkan karena letak Indonesia berada tepat di garis ekuator, yang berarti dekat dengan matahari. Dipengaruhi letaknya ini, matahari

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dilakukan secara bertahap dan tahapan pelaksanaan selengkapnya disajikan pada rancangan penelitian (Gambar 1). A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. dengan objek perancangan. Kerangka rancangan yang digunakan dalam proses

BAB III METODE PERANCANGAN. dengan objek perancangan. Kerangka rancangan yang digunakan dalam proses BAB III METODE PERANCANGAN Secara umum kajian perancangan dalam tugas ini, merupakan paparan dari langkah-langkah dalam proses merancang. Sedangkan analisis data dilakukan dengan metode berdasarkan logika,

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. mengasah keterampilan yaitu mengambil dari prinsip-prinsip Eko Arsitektur,

BAB V KONSEP. mengasah keterampilan yaitu mengambil dari prinsip-prinsip Eko Arsitektur, BAB V KONSEP 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah sebagai tempat menerima pendidikan dan mengasah keterampilan yaitu mengambil

Lebih terperinci

BAB III. Penelitian inii dilakukan. dan Danau. bagi. Peta TANPA SKALA

BAB III. Penelitian inii dilakukan. dan Danau. bagi. Peta TANPA SKALA 14 BAB III METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian inii dilakukan di Sentul City yang terletak di Kecamatan Babakan Madang dan Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat (Gambar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Judul Proyek. Kota Jakarta adalah tempat yang dianggap menyenangkan oleh mayoritas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Judul Proyek. Kota Jakarta adalah tempat yang dianggap menyenangkan oleh mayoritas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Judul Proyek Kota Jakarta adalah tempat yang dianggap menyenangkan oleh mayoritas orang di desa maupun orang yang telah lama tinggal di Jakarta. Kian hari kian berkembang,

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. RADIASI MATAHARI DAN SH DARA DI DALAM RMAH TANAMAN Radiasi matahari mempunyai nilai fluktuatif setiap waktu, tetapi akan meningkat dan mencapai nilai maksimumnya pada siang

Lebih terperinci

ANALISIS DESAIN FUNGSIONAL, STRUKTURAL DAN KONDISI IKLLM MIKRO PADA LUMBUNG PAD1 TRADISIONAL. Oleh : BUD1 SEPTIAWAN F

ANALISIS DESAIN FUNGSIONAL, STRUKTURAL DAN KONDISI IKLLM MIKRO PADA LUMBUNG PAD1 TRADISIONAL. Oleh : BUD1 SEPTIAWAN F /33 ANALISIS DESAIN FUNGSIONAL, STRUKTURAL DAN KONDISI IKLLM MIKRO PADA LUMBUNG PAD1 TRADISIONAL (LEUIT) MASYARAKAT BADW LUAR DI PROPWSI BANTEN Oleh : BUD1 SEPTIAWAN F14104038 2008 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. data-data sesuai dengan yang sebenarnya kemudian data-data tersebut disusun,

BAB III METODE PERANCANGAN. data-data sesuai dengan yang sebenarnya kemudian data-data tersebut disusun, BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metode Perancangan Perancangan adalah adalah aktivitas kreatif menuju sesuatu yang baru dan berguna yang tidak ada sebelumnya (http://ocw.gunadarma.ac.id). Terdapat bermacam-macam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Tanpa Skala. Gambar 2 Peta Lokasi Penelitian. Gambar 2 Lokasi Penelitian

BAB III METODOLOGI. Tanpa Skala. Gambar 2 Peta Lokasi Penelitian. Gambar 2 Lokasi Penelitian 15 BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan penelitian ini yaitu dimulai pada bulan Maret 2011 sampai dengan bulan September 2011. Lokasi yang dipilih

Lebih terperinci

B A B 1 P E N D A H U L U A N

B A B 1 P E N D A H U L U A N B A B 1 P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Fungsi utama dari arsitektur adalah mampu menciptakan lingkungan hidup yang lebih baik. Hal ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan unsurunsur iklim yang

Lebih terperinci

METODOLOGI. Peta Kabupaten Bogor (http://students.ukdw.ac.id, 2010) Peta Bukit Golf Hijau (Sentul City, 2009)

METODOLOGI. Peta Kabupaten Bogor (http://students.ukdw.ac.id, 2010) Peta Bukit Golf Hijau (Sentul City, 2009) 19 METODOLOGI Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di cluster Bukit Golf Hijau yang berada di dalam Sentul. Sentul terletak di Kecamatan Babakan Madang dan Kecamatan Sukaraja Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi di kota Jakarta mendorong perkembangan dari berbagai sektor, yaitu: hunian, perkantoran dan pusat perbelanjaan/ bisnis. Tanah Abang terletak di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam melakukan penelitian kali ini terdapat beberapa tahapan, berikut adalah gambaran tahapan penelitian yang dilakukan : Observasi Lapangan Penentuan Segmentasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kondisi Wisma Atlet di Senayan saat ini dapat dikatakan cukup memrihatinkan. Wisma yang awalnya bernama Wisma Fajar ini didirikan tahun 1974 oleh perusahaan Singapura

Lebih terperinci

PENGARUH SISTEM VEGETASI VERTIKAL TERHADAP KELEMBABAN DAN ALIRAN UDARA PADA HUNIAN TINGKAT RENDAH DI DAERAH TROPIS LEMBAB

PENGARUH SISTEM VEGETASI VERTIKAL TERHADAP KELEMBABAN DAN ALIRAN UDARA PADA HUNIAN TINGKAT RENDAH DI DAERAH TROPIS LEMBAB UJIAN TESIS PENGARUH SISTEM VEGETASI VERTIKAL TERHADAP KELEMBABAN DAN ALIRAN UDARA PADA HUNIAN TINGKAT RENDAH DI DAERAH TROPIS LEMBAB HATIFAH 3211 204 702 DOSEN PEMBIMBING Ir. I Gusti Ngurah Antaryama,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu

METODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di kawasan Kampung Setu Babakan-Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa-Kotamadya Jakarta Selatan (Gambar 6), dengan luas kawasan ± 165 ha, meliputi

Lebih terperinci

KONSEP KAMPUS HIJAU Green-Safe-Disaster Resilience (Hijau-Keselamatan-Ketahanan Bencana)

KONSEP KAMPUS HIJAU Green-Safe-Disaster Resilience (Hijau-Keselamatan-Ketahanan Bencana) KONSEP KAMPUS HIJAU Green-Safe-Disaster Resilience (Hijau-Keselamatan-Ketahanan Bencana) INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Sebuah Strategi Menuju Efisiensi Sumber Daya dan Keberlanjutan 2020 A Big Step towards

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL... i HALAMAN JUDUL... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN PERNYATAAN... iv KATA PENGANTAR... v INTISARI... vi ABSTRACT... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

Investigasi Ventilasi Gaya-Angin Rumah Tradisional Indonesia dengan Simulasi CFD

Investigasi Ventilasi Gaya-Angin Rumah Tradisional Indonesia dengan Simulasi CFD TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Investigasi Ventilasi Gaya-Angin Rumah Tradisional Indonesia dengan Simulasi CFD Suhendri, M. Donny Koerniawan KK Teknologi Bangunan, Program Studi Arsitektur, Sekolah Arsitektur

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR Prasato Satwiko. Arsitektur Sadar Energi tahun 2005 Dengan memfokuskan permasalahan, strategi penataan energi bangunan dapat dikembangkan dengan lebih terarah.strategi

Lebih terperinci

PENGHAWAAN DALAM BANGUNAN. Erick kurniawan Harun cahyono Muhammad faris Roby ardian ipin

PENGHAWAAN DALAM BANGUNAN. Erick kurniawan Harun cahyono Muhammad faris Roby ardian ipin PENGHAWAAN DALAM BANGUNAN Erick kurniawan Harun cahyono Muhammad faris Roby ardian ipin PENGHAWAAN Penghawaan adalah aliran udara di dalam rumah, yaitu proses pertukaran udara kotor dan udara bersih Diagram

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN BAB III METODE PERANCANGAN Dalam sebuah perancangan, dibutuhkan sebuah metode untuk memudahkan perancang dalam mengembangkan ide rancangan. Metode deskriptif analisis adalah salah satunya, metode ini berisi

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan Penelitian. Prosedur Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan Penelitian. Prosedur Penelitian METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan Januari hingga November 2011, yang bertempat di Laboratorium Sumber Daya Air, Departemen Teknik Sipil dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek BAB I PNDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Seni adalah bagian yang sangat penting dari sebuah kebudayaan yang mana memiliki suatu peran terhadap kondisi mental dan spiritual manusia. Salah satu bentuknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Jakarta adalah kota yang setiap harinya sarat akan penduduk, baik yang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Jakarta adalah kota yang setiap harinya sarat akan penduduk, baik yang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Jakarta adalah kota yang setiap harinya sarat akan penduduk, baik yang bertempat tinggal dan bekerja di dalam kota maupun yang berasal dari daerah pinggiran seperti,

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Lingkungan Mengetahui kondisi lingkungan tempat percobaan sangat penting diketahui karena diharapkan faktor-faktor luar yang berpengaruh terhadap percobaan dapat diketahui.

Lebih terperinci

ANALISIS TEMPERATUR DAN ALIRAN UDARA PADA SISTEM TATA UDARA DI GERBONG KERETA API PENUMPANG KELAS EKONOMI DENGAN VARIASI BUKAAN JENDELA

ANALISIS TEMPERATUR DAN ALIRAN UDARA PADA SISTEM TATA UDARA DI GERBONG KERETA API PENUMPANG KELAS EKONOMI DENGAN VARIASI BUKAAN JENDELA JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 ANALISIS TEMPERATUR DAN ALIRAN UDARA PADA SISTEM TATA UDARA DI GERBONG KERETA API PENUMPANG KELAS EKONOMI DENGAN VARIASI BUKAAN JENDELA Lustyyah Ulfa, Ridho

Lebih terperinci

PENDEKATAN PEMBENTUKAN IKLIM-MIKRO DAN PEMANFAATAN ENERGI ALTERNATIF SEBAGAI USAHA TERCAPAINYA MODEL PENDIDIKAN LINGKUNGAN BINAAN YANG HEMAT ENERGI

PENDEKATAN PEMBENTUKAN IKLIM-MIKRO DAN PEMANFAATAN ENERGI ALTERNATIF SEBAGAI USAHA TERCAPAINYA MODEL PENDIDIKAN LINGKUNGAN BINAAN YANG HEMAT ENERGI ABSTRAK PENDEKATAN PEMBENTUKAN IKLIM-MIKRO DAN PEMANFAATAN ENERGI ALTERNATIF SEBAGAI USAHA TERCAPAINYA MODEL PENDIDIKAN LINGKUNGAN BINAAN YANG HEMAT ENERGI Oleh : Erna Krisnanto Jurusan Pendidikan Teknik

Lebih terperinci

BAB V METODOLOGI DAN ALAT PENGUKURAN

BAB V METODOLOGI DAN ALAT PENGUKURAN BAB V METODOLOGI DAN ALAT PENGUKURAN A. Pengukuran Kenyamanan Termal 1. Titik Ukur Untuk pengukuran temperatur dan kelembaban udara, maka disiapkan denah untuk menentukan titik dimana kita akan melakukan

Lebih terperinci

Pendekatan Pembentukan Iklim-Mikro dan Pemanfaatan Energi Alternatif Sebagai Usaha Tercapainya Model Desain Rumah Susun Hemat Energi

Pendekatan Pembentukan Iklim-Mikro dan Pemanfaatan Energi Alternatif Sebagai Usaha Tercapainya Model Desain Rumah Susun Hemat Energi ABSTRAK Pendekatan Pembentukan Iklim-Mikro dan Pemanfaatan Energi Alternatif Sebagai Usaha Tercapainya Model Desain Rumah Susun Hemat Energi Oleh : Erna Krisnanto Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seperti kita ketahui, Indonesia adalah negara yang memiliki keanekaragaman budaya dan kesenian. Keberagaman budaya inilah yang membuat Indonesia dikenal oleh negara-negara

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN TEORI SUSTAINABLE ARCHITECTURE

BAB III TINJAUAN TEORI SUSTAINABLE ARCHITECTURE BAB III TINJAUAN TEORI SUSTAINABLE ARCHITECTURE 3.1. SUSTAINABLE ARCHITECTURE Sustainable Architecture (arsitektur berkelanjutan) memiliki tujuan untuk mencapai kesadaran lingkungan dan memanfaatkan sumber

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. Ide perancangan muncul setelah melihat potensi kebudayaan di Madura

BAB III METODE PERANCANGAN. Ide perancangan muncul setelah melihat potensi kebudayaan di Madura BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Ide Perancangan Ide perancangan muncul setelah melihat potensi kebudayaan di Madura yang tidak memiliki tempat yang layak untuk menjaga dan melestarikan kebudayaan tersebut.

Lebih terperinci

SOLUSI VENTILASI VERTIKAL DALAM MENDUKUNG KENYAMANAN TERMAL PADA RUMAH DI PERKOTAAN

SOLUSI VENTILASI VERTIKAL DALAM MENDUKUNG KENYAMANAN TERMAL PADA RUMAH DI PERKOTAAN SOLUSI VENTILASI VERTIKAL DALAM MENDUKUNG KENYAMANAN TERMAL PADA RUMAH DI PERKOTAAN Ronim Azizah, Qomarun Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol

Lebih terperinci

IV KONDISI UMUM TAPAK

IV KONDISI UMUM TAPAK IV KONDISI UMUM TAPAK 4.1 Letak, Luas, dan Batas Tapak Secara geografis kawasan Gunung Kapur Cibadak Ciampea terletak pada 16 32 BT 16 35 46 BT dan 6 36 LS 6 55 46 LS. Secara administratif terletak di

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Pembahasan perilaku termal dan pembangkitan energi mengkonfirmasi beberapa hasil riset terdahulu. Kebaruan dari riset ini adalah dihasilkannya optimalisasi kinerja

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PENGARUH IKLlM MIKRO TERHADAP KENYAMANAN THERMAL PERUMAHAN LIMAS INDAH KOTA PEKALONGAN BAB III METODE PENELITIAN BAB III

PENGENDALIAN PENGARUH IKLlM MIKRO TERHADAP KENYAMANAN THERMAL PERUMAHAN LIMAS INDAH KOTA PEKALONGAN BAB III METODE PENELITIAN BAB III -.. -- e---"l PENGENDALIAN PENGARUH IKLlM MIKRO TERHADAP KENYAMANAN THERMAL BAB III METODE PENELITIAN Pada penelitian mengenai Pengendalian Pengaruh Iklim Mikro terhadap Kenyamanan Thermal dengan mengambil

Lebih terperinci

`BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

`BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang `BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jakarta sebagai kota metropolitan dan ibukota negara menjumpai berbagai tantangan permasalahan. Salah satu tantangan tersebut adalah tantangan di bidang manajemen

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Lingkungan mikro di dalam rumah tanaman khususnya di daerah tropika asah perlu mendapat perhatian khusus, mengingat iri iklim tropika asah dengan suhu udara yang relatif panas,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode Penelitian kali ini dengan cara survey. Survey dilakukan untuk mendapat data mengenai: Keadaan tapak. Data lingkungan keadaan sekitar tapak. Banyaknya

Lebih terperinci

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar WARNA HEALING ENVIRONMENT. lingkungan yang. mampu menyembuhkan. Gambar 4. 1 Konsep Dasar

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar WARNA HEALING ENVIRONMENT. lingkungan yang. mampu menyembuhkan. Gambar 4. 1 Konsep Dasar BAB IV: KONSEP 4.1. Konsep Dasar WARNA HEALING ENVIRONMENT lingkungan yang mampu menyembuhkan SUASANA Menghubungkan ruang luar dengan ruang dalam terutama pada area yang difokuskan untuk kesembuhan pasien.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Proyek Perkembangan kota Jakarta sebagai ibukota negara berlangsung dengan cepat. Dengan banyaknya pembangunan disana-sini semakin mengukuhkan Jakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi merupakan salah satu hal yang harus dijamin keberadaan dan kelangsungannya oleh suatu negara. Tanpa ada transportasi yang baik, maka akan sulit bagi negara

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. 1. Kondisi kenyamanan thermal hasil simulasi eksisting: Kondisi eksisting penggal 1,2,3 titik terendah dan tertinggi pagi

BAB VI PENUTUP. 1. Kondisi kenyamanan thermal hasil simulasi eksisting: Kondisi eksisting penggal 1,2,3 titik terendah dan tertinggi pagi BAB VI PENUTUP VI.1. Kesimpulan 1. Kondisi kenyamanan thermal hasil simulasi eksisting: Kondisi eksisting penggal 1,2,3 titik terendah dan tertinggi pagi (07.00) secara keseluruhan dalam kondisi nyaman.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bayan 4 No. 20. Karakteristik bahan di sekitar lokasi Ke-1 didominasi oleh dinding

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bayan 4 No. 20. Karakteristik bahan di sekitar lokasi Ke-1 didominasi oleh dinding 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Simulasi 3.1.1. Lokasi Ke-1 Lokasi Ke-1 merupakan ruang semi tertutup yang terletak di Jalan Tambak Bayan 4 No. 20. Karakteristik bahan di sekitar lokasi Ke-1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sangat kaya dengan budaya yang berbeda-beda. Salah saru diantaranya adalah masyarakat Kanekes (Baduy) yang tinggal di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN UMUM

BAB V KESIMPULAN UMUM 177 BAB V KESIMPULAN UMUM Kesimpulan 1 Perilaku termal dalam bangunan percobaan menunjukan suhu pukul 07.00 WIB sebesar 24.1 o C,, pukul 13.00 WIB suhu mencapai 28.4 o C, pada pukul 18.00 WIB suhu mencapai

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL PERANCANGAN

BAB 6 HASIL PERANCANGAN BAB 6 HASIL PERANCANGAN Perancangan Hotel Resort Kota Batu yang mengintegrasikan konsep arsitektur tropis yang mempunyai karakter beradaptasi terhadap keadaan kondisi iklim dan cuaca di daerah Kota Batu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Eksistensi green desain pada dunia arsitektur dan interior merupakan hal yang sangat disadari bagi para pekerja dunia arsitektur dan interior desain. Pada saat ini,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah di Kota Jakarta Timur, dengan fokus pada Kecamatan Jatinegara. Kecamatan ini memiliki 8 Kelurahan yaitu Cipinang Cempedak, Cipinang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Sebagai strategi passive cooling dengan prinsip ventilasi, strategi night

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Sebagai strategi passive cooling dengan prinsip ventilasi, strategi night BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Sebagai strategi passive cooling dengan prinsip ventilasi, strategi night ventilative cooling masih kurang dikenal di Indonesia. Dalam riset-riset terdahulu,

Lebih terperinci

Perbedaan GH di daerah Tropis dan Sub Tropis. Keunggulan Tanaman dalam GH

Perbedaan GH di daerah Tropis dan Sub Tropis. Keunggulan Tanaman dalam GH BANGUNAN PERTANIAN SYARAT MUTU RUMAH TANAMAN GREENHOUSE BY : TIM PENGAMPU MK.MEKANISASI PERTANIAN DEPARTMENT OF AGRICULTURAL ENGINEERING FACULTY OF AGRICULTURAL TECHNOLOGY BRAWIJAYA UNIVERSITY SNI 7604-2010

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi tingkat kenyamanan termal manusia terhadap ruang (Frick, 2007:

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi tingkat kenyamanan termal manusia terhadap ruang (Frick, 2007: 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Peningkatan suhu akibat pemanasan global menjadi faktor dominan yang mempengaruhi tingkat kenyamanan termal manusia terhadap ruang (Frick, 2007: 28). Isu pemanasan

Lebih terperinci

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HABITAT SOSIAL

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HABITAT SOSIAL KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HABITAT SOSIAL Diajukan sebagai Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Universitas Sebelas Maret Disusun oleh: AKBAR HANTAR ROCHAMADHON NIM. I 0208092

Lebih terperinci

KAJIAN DAN REKONSTRUKSI KONSEP ECO-VILLAGE DAN ECO-HOUSE PADA PERMUKIMAN BADUY DALAM BERDASARKAN COMMUNITY SUSTAINABILITY ASSESSMENT MEISKE WIDYARTI

KAJIAN DAN REKONSTRUKSI KONSEP ECO-VILLAGE DAN ECO-HOUSE PADA PERMUKIMAN BADUY DALAM BERDASARKAN COMMUNITY SUSTAINABILITY ASSESSMENT MEISKE WIDYARTI i KAJIAN DAN REKONSTRUKSI KONSEP ECO-VILLAGE DAN ECO-HOUSE PADA PERMUKIMAN BADUY DALAM BERDASARKAN COMMUNITY SUSTAINABILITY ASSESSMENT MEISKE WIDYARTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

BANGUNAN PERTANIAN SYARAT MUTU RUMAH TANAMAN GREENHOUSE

BANGUNAN PERTANIAN SYARAT MUTU RUMAH TANAMAN GREENHOUSE BANGUNAN PERTANIAN SYARAT MUTU RUMAH TANAMAN GREENHOUSE BY : TIM PENGAMPU MK.MEKANISASI PERTANIAN DEPARTMENT OF AGRICULTURAL ENGINEERING FACULTY OF AGRICULTURAL TECHNOLOGY BRAWIJAYA UNIVERSITY SNI 7604-2010

Lebih terperinci