Latihan Kondisi Fisik (Latihan Kemampuan Dasar) Oleh: dr. Hamidie Ronald,M.Pd, AIFO
|
|
- Leony Sugiarto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Latihan Kondisi Fisik (Latihan Kemampuan Dasar) Oleh: dr. Hamidie Ronald,M.Pd, AIFO
2 Latihan Ergosistema Primer 1. Latihan kerangka flexibilitas 2. Latihan Otot : a. Latihan kekuatan dan daya tahan statis. b. Latihan daya tahan dinamis c. Latihan a dan b bersama-sama 3. Latihan saraf : a. melatih kemampuan koordinasi gerak dasar b. Melatih kemampuan koordinasi gerak ketrampilan teknik cabor.
3 1. Latihan kelentukan (Flexibilitas) Ada 4 metode pelatihan : A. Dinamis B. Statis C. Pasif D. PNF (Proprioceptor Neuromuscular Facilitation)
4 Anatomi dan fisiologi proprioseptor otot Otot mempunyai 2 prorioseptor a. Muscle spindle : - Di dalam jaringan otot sejajar dgn serabut otot. - Bentuk fusiform td bag tengah disebut equator dan kedua ujungnya disebut kutib proximal dan kutub distal. - Kutubnya td jar. Otot = otot intrafusal. Jar. Otot di luar muscle spindle = otot extrafutsal. - ada 2 macam reseptor yg yterletak di equator yaitu : * anulospiral * Flower spray
5 b. Golgi tendon organ - di dalam jaringan urat (tendo) terletak dalam posisi seri dengan serabut otot extra fusal - Dgn demikian oto mempunyai 3 reseptor yaitu : * anulospiral * Flower spray * Golgi tendon organ
6
7
8
9
10 1. Anulospiral - Strecth receptor yg akan merespon perubahan khususnya peningkatan regangan (panjang) otot yg bersifat mendadak. - Rangsang ---- anulospiral serabut saraf alpha aferen ke pusat refleks (medula spinalis) --- kontraksi kosentrik utk melawan peningkatan regangan.= strecth reflex (reflexks tegang) = reflex Myotatic = reflex noniceptic yaitu mencegah terjadinya regangan otot yg berlebihan yg bisa menyebankan ruptura otot.
11 2. Flower spray - Terletak di equator berfungsi utk mendeteksi dan mengatur perubahan panjang dan ketegangan muscle spindle, agar panjang dan ketengannya selalu sesuai dengan panjang dan ketegangan otot extrafusal. - Rangsang yg diterima flower spray dislurkan ke serabut saraf gamma eferen ke pusat reflex dan dihantarkan melalui serabut saraf gamma eferen.
12 3. Golgi tendon organ. - Mendeteksi besar ketegangan yg terjadi dlm otot-tendo. - Fungsi mengetahui berapa besar tegangan yg ada pd saat itu. - Makin besar tegangan yg ada, makin besar rangsangan yg diterima golgi tendon organ. - Oleh karena tegangan otot demikian besar maka golgi tendon organ mengirim hambatan yg begitu kuat thd pool motor neuron alpha sehingga kontraksi berhenti (relaksasi pd otot) = stress reflex (kebalikan dari stretch reflex)
13 Metoda Latihan Peregangan 1. Metode Latihan Dinamis - Dilakukan dg melakukan renggutan dg maksud mencapai sebesar mungkin luas pergerakan persendian melampaui batas kemampuan yg ada. - Akan mendapat hambatan dengan adanya stretch refleks
14 2. Metoda statis - Perbaikan dari metoda dinamis - Tidak ada renggutan. - Mempeluas ruang gerak sendi secara kontinu dan dipertahankan beberapa waktu dan diulang beberapa kali (secukupnya) - Tidak terkendala oleh stretch refleks 3. Metoda Pasif - Kelanjutan dari metoda statis - Setelah melakukan peregangan metoda statis sesuai kemampuan, seorang teman membantu mendorong gerakan itu lebih lanjut sampai dirasakan nyeri, dipertahankan bebrapa saat dan diulang beberapa kali.
15 4. Metoda PNF - Kelanjutan dari metoda pasif. - Melibatkan Golgi tendon organ. - Setelah melakukan peregengan metoda pasif, dorongan dilakukan lebih jauh dg menambah kekuatan dorongan, harus dilawan lebih kuat dan seterusnya. - Ketegangan otot krn melakukan kontraksi isometrik ini suatu saat akan mengalami stress refleks sehingga pendorong kehilangan perlawanan sehingga dapat meningkatkan luas pergerakan persendian lebih jauh lagi. - Harus dilakukan oleh org yang berpengalaman utk mencegah terjadinya over shoot (kebablasan) mendorong.
16 Latihan Otot Pengertian/batasan : - Kekuatan : kemampuan otot utk mengembangkan ketegangan max tanpa memperhatikan faktor waktu - Daya tahan statis : kemampuan otot mengembangkan ketegangan max dan mempertahankannya dlm waktu yg max - Daya tahan dinamis : kemempuan mengulang kontraksi dg frekuensi max dan dlm waktu yg max (tanpa memperhatikan faktor beban)
17 Pada dasarnya ada 2 kontraksi otot: 1. Kontraksi isometrik : menimbulkan ketegangan otot tanpa adanya perubahan pada panjangnya 2. Kontrkasi isotonik : meimbulkan ketegangan otot yg kemudian diikuti dgn perubahan panjang-nya.
18 Mekanisme peningkatan Kemampuan fungsional Otot. 1. Meningkatkan kekuatan dan daya tahan statis. - menciptakan keadaan anaerobik di dalam otot disebabkan keadaan ischemia (kekurangan darah). - Dijumpai pada kontraksi isometrik 2. Meningkatkan daya tahan dinamis - menciptakan keadaan aerobik di dlm otot - di jumpai pada kontraksi isotonik dg beban agar terjadi frekuensi optimum utk mempertinggi efektivitas pompa otot.
19 Perubahan anatomi, kimiawi dan 1 Perubahan anatomi fisiologi otot - Latihan otot akan menyebebkan otot menjadi besar, oleh karena : a. Membesarnya serabut otot (hypertropi otot) b. Bertambahnya jmlah kapiler dlm otot c. Bertambahnya jumlah jaringan ikat di dlm otot.
20 Hypertrofi otot. - Disebabkan oleh karena: a. bertambahnya unsur kontraktil (aktin dan myosin) di dlm otot meningkatkan kekuatan kontraksi otot (kekuatan aktif otot) b. Menebalnya dan menjadi kuatnya sarcolemma dan bertambahnya jar. Ikat antar sel (serabut otot) meningkatkan kekuatan pasif otot. c. Bertambahnya jumlah kapiler di dlm otot (khususnya yg dilatoh utk daya tahan).
21 2. Perubahan Biokimia - Meliputi bertambahnya jumlah phospocreatine, glikogen otot dan enzym oksidatif di dala mitochondria. - Latihan anerobik meningkatkan jumlah PC dan glykogen otot (2-3 x lebih banyak) - Latihan aerobik meningkatkan jumlah myoglobin (otot berwarna lebih merah) dan enzym oksidatif (meningkat 2x pd saat dilatih)
22 Latihan Ergosistem sekunder - Kapasitas aerobik ialah kemampuan aerobik yg bersifat sistemik yg mampu mendukung kondisi aerobik pada sejumlah besar otot tubuh (+ 40%) yg melakukan aktivitas daya tahan dinamis secara simultan. - Peningkatan kemampuan fungsional ergosistema sekunder lebih lanjut hanya akan dapat dilakukan bila kemam[ua ergositema primer terlebih dahulu ditingkatkan. - Ergosistema sekunder diperlukan juga utk keperluan pemulihan perlu dilakukan bagi semua olahragawan baik yg anerobik maupun aerobik.
Perwujudan kerja ditampilkan oleh rangka yg digerakkan oleh otot-otot. Gerakan otot-otot diatur oleh syaraf
Perwujudan kerja ditampilkan oleh rangka yg digerakkan oleh otot-otot. Gerakan otot-otot diatur oleh syaraf SKELET OTOT SARAF KESATUAN PERTAMA YG MELAKSANAKAN GERAK ERGOSISTEMA I MENDUKUNG DARAH & CAIRAN
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) ILMU FAAL OLAHAGA DAN PRAKTIKUM
(SAP) ILMU FAAL OLAHAGA DAN PRAKTIKUM 1. Tjetjep Habibudin Drs. M.Pd. 2. Surdiniaty Ugelta Dra. M.Kes. 3. H. Ronald dr. 4. Lucky A R. dr. 5. Neng Tine K, Dr., dr., M.Kes. 6. Ambar Sulianti. dr. M.Kes.
Lebih terperinciBAB IV OLAHRAGA DAN OLAHRAGA KESEHATAN
BAB IV OLAHRAGA DAN OLAHRAGA KESEHATAN SASARAN BELAJAR: 1. Memahami macam-macam OR 2. Sasaran Olahraga Kesehatan 3. Dosis Olahraga (kesehatan) 4. Indikator untuk menilai intensitas aktivitas fisik 5. Hasil
Lebih terperinciLATIHAN OTOT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FUNGSIONAL-NYA PERLU MENGGUNAKAN BEBAN BEBAN : BERAT BADAN SENDIRI BEBAN YG BERASAL DARI LUAR.
LATIHAN OTOT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FUNGSIONAL-NYA PERLU MENGGUNAKAN BEBAN BEBAN : BERAT BADAN SENDIRI BEBAN YG BERASAL DARI LUAR. PEMBERIAN BEBAN HARUS FISIOLOGIS, YAITU: SESUAI DGN KEMAMPUAN YG
Lebih terperinciKetahanan dan kelelahan berkaitan dengan batas kemampuan maksimal (BKM) dan merupakan 2 kutub yg berlawanan dalam aktivitas fisik.
Ketahanan dan kelelahan berkaitan dengan batas kemampuan maksimal (BKM) dan merupakan 2 kutub yg berlawanan dalam aktivitas fisik. BKM adalah kemampuan maksimal seseorang dalam menampilkan aktivitas fisiknya.
Lebih terperinciOLAHRAGA PADA ANAK. OLEH dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO
OLAHRAGA PADA ANAK OLEH dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO KARAKTERISTIK ANAK 1. Anatomis & fisiologis anak berbeda dg dewasa oleh karena itu: - kegiatan fisik disesuaikan dg perkembangan jasmani dan rohani
Lebih terperinciTinjauan Umum dan Peran Sport Medicine dalam Meningkatkan Prestasi Atlet. Oleh : dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO
Tinjauan Umum dan Peran Sport Medicine dalam Meningkatkan Prestasi Atlet Oleh : dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO Olah Fisik organ tubuh Kesehatan Olahraga (Sport Health) Sport Medicine Kedokteran Olahraga
Lebih terperinciSTUDI PERBANDINGAN BERBAGAI MACAM METODE LATIHAN PEREGANGAN DALAM MENINGKATKAN KELENTUKAN
STUDI PERBANDINGAN BERBAGAI MACAM METODE LATIHAN PEREGANGAN DALAM MENINGKATKAN KELENTUKAN DRA. TITE JULIANTINE M.Pd Abstrak. Kelentukan merupakan salah satu komponen kondisi fisik yang memegang peranan
Lebih terperinciLATIHAN PENDAHULUAN DAN LATIHAN PENUTUP PADA OLAHRAGA
LATIHAN PENDAHULUAN DAN LATIHAN PENUTUP PADA OLAHRAGA LATIHAN PENDAHULUAN Ergosistema I adalah perangkat gerak Latihan pendahuluan dimaksudkan untuk mempersiapkan raga utuk menjalani latihan inti atau
Lebih terperinciFLEKSIBILITAS PENGERTIAN FLEKSIBILITAS
FLEKSIBILITAS PENGERTIAN FLEKSIBILITAS Fleksibilitas mengandung pengertian, yaitu luas gerak satu persendian atau beberapa persendian. Ada dua macam fleksibilitas, yaitu (1) fleksibilitas statis, dan (2)
Lebih terperinciKuntarti, SKp, MBiomed. motorik. Sistem saraf. PDF Created with deskpdf PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
Sistem saraf motorik Kuntarti, SKp, MBiomed PDF Created with deskpdf PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com Bagian Aferen Somatik SISTEM SARAF PUSAT (Otak & Med.Spinalis) SISTEM SARAF TEPI Viseral
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis
Lebih terperinciOtot rangka tersusun dari serat-serat otot yang merupakan unit. penyusun ( building blocks ) sistem otot dalam arti yang sama dengan
MORFOLOGI Organisasi Otot rangka tersusun dari serat-serat otot yang merupakan unit penyusun ( building blocks ) sistem otot dalam arti yang sama dengan neuron yang merupakan unit penyusun sistem saraf.
Lebih terperinciPENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK. Kuntarti, SKp
PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK Kuntarti, SKp tanggal upload : 23 April 2009 FISIOLOGI Ilmu yang mempelajari fungsi biologis tubuh yang bekerja dalam rentang normal Tubuh individu
Lebih terperinciPENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK. Kuntarti, SKp
PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK Kuntarti, SKp FISIOLOGI Ilmu yang mempelajari fungsi biologis tubuh yang bekerja dalam rentang normal Tubuh individu pengorganisasian biologis sel yang
Lebih terperinciPENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK
PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK Kuntarti, SKp, M.Biomed PDF Created with deskpdf PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com FISIOLOGI Ilmu yang mempelajari fungsi biologis tubuh
Lebih terperinciPEMBINAAN KEBUGARAN JASMANI OLEH: YUNYUN YUDIANA
PEMBINAAN KEBUGARAN JASMANI OLEH: YUNYUN YUDIANA DEFINISI Kebugaran Jasmani adalah kemampuan untuk menyelesaikan tugas sehari-hari dengan tenaga dan kesiap siagaan, tanpa kelelahan yang berarti dan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan anggota gerak bawah. Yang masing-masing anggota gerak terdiri atas
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu bergerak dalam menjalankan aktivitasnya. Sering kita jumpai seseorang mengalami keterbatasan gerak dimana hal tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang dinamis, dimana pada hakekatnya selalu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang dinamis, dimana pada hakekatnya selalu bergerak dan beraktivitas dalam kehidupannya. Semua bentuk kegiatan manusia selalu memerlukan dukungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. globalisasi telah berkembang sangat pesat. Hal tersebut menjadikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknogi (IPTEK) pada zaman globalisasi telah berkembang sangat pesat. Hal tersebut menjadikan pekerjaan manusia lebih hemat waktu,
Lebih terperinciLATIHAN KETERAMPILAN TEKNIK DAN KELELAHAN PADA OLAHRAGA PRESTASI
LATIHAN KETERAMPILAN TEKNIK DAN KELELAHAN PADA OLAHRAGA PRESTASI PEMBINAAN OLAHRAGA PRESTASI KEMAMPUAN DASAR DAN TEKNIK TINGGI EFSIENSI WAKTU EFSIENSI TENAGA EFSIENSI BIAYA PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN
Lebih terperinciSkeletal: Otot: Sendi: Fasia Hubungan sistem muskuloskeletal dengan reproduksi wanita
Skeletal: Struktur jaringan tulang Klasifikasi tulang Tulang tengkorak, rangka dada, tulang belakang, panggul, ekstremitas atas dan bawah Sendi: Klasifikasi berdasarkan gerakan Klasifikasi berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kebugaran serta dilakukan dengan aturan tertentu, dimana dengan tujuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga adalah suatu kegiatan fisik yang merupakan salah satu cara untuk dapat meningkatkan kebugaran serta dilakukan dengan aturan tertentu, dimana dengan tujuan
Lebih terperinciTinjauan Umum Jaringan Otot. Tipe Otot
Tinjauan Umum Jaringan Otot Tipe Otot Otot rangka menempel pada kerangka, lurik, dapat dikontrol secara sadar Otot jantung menyusun jantung, lurik, dikontrol secara tidak sadar Otot polos, berada terutama
Lebih terperinciBAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir Pada remaja kemampuan berkembang secara fisik masih sangat baik. Waktu utama untuk pertumbuhan otot yang optimal adalah
Lebih terperinciBIOMEKANika olahraga. dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO. Biomekanika/ikun/2003 1
BIOMEKANika olahraga dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO Biomekanika/ikun/2003 1 Definisi Ilmu yang menerapkan prinsip-prinsip mekanika terhadap struktur tubuh manusia pada saat melakukan olahraga. Penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebugaran jasmani adalah kemampuan tubuh untuk menjalankan aktivitas harian tanpa adanya rasa lelah yang berlebih (Kisner & Colby, 2012). Di era globalisasi yang penuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan sehari-hari manusia dalam bekerja dan beraktivitas selalu melibatkan anggota gerak tubuhnya. Manusia adalah makhluk yang memerlukan gerak karena hampir seluruh
Lebih terperinciPATOFISIOLOGI CEDERA
PATOFISIOLOGI CEDERA Dr.dr.BM.Wara Kushartanti, MS FIK-UNY Ada dua jenis cedera yang sering dialami oleh atlet, yaitu trauma akut dan Overuse Syndrome (Sindrom Pemakaian Berlebih). Trauma akut adalah suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia adalah mahluk yang bergerak. Dalam melakukan aktifitasnya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga merupakan suatu kebutuhan bagi setiap manusia.dikarenakan manusia adalah mahluk yang bergerak. Dalam melakukan aktifitasnya manusia tidak pernah terlepas
Lebih terperinciMateri 10: Peran Syaraf terhadap Perkembangan Motorik. Sistem syaraf merupakan sistem yang paling rapi dan paling kompleks. Syaraf
Mata Kuliah Kode Mata Kuliah : IOF 220 : Perkembangan Motorik Materi 10: Peran Syaraf terhadap Perkembangan Motorik Sistem Syaraf Sistem syaraf merupakan sistem yang paling rapi dan paling kompleks. Syaraf
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mana jika kesehatan terganggu maka akan dapat mempengaruhi. kemampuan seseorang dalam melakukan aktifitas sehari-hari.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan di mana jika kesehatan terganggu maka akan dapat mempengaruhi kemampuan seseorang dalam melakukan aktifitas
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MOTORIK SUATU PENGANTAR. Suharjana FIK UNY
PENGEMBANGAN MOTORIK SUATU PENGANTAR SESI LATIHAN SUSUNAN SATU SESI LATIHAN 1. Pembukaan (Pengantar) 5 2. Pemanasan (Warming Up) 15-30 3. Bagian Utama (Inti) 60-90 4. Penutup (Warming Down) 15 PENGANTAR
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Otot Rangka 2.1.1. Anatomi otot rangka Otot rangka manusia terbentuk dari kumpulan sel-sel otot dengan rata-rata panjang 10 cm dan berdiameter 10-100 µm yang berasal secara
Lebih terperinciSPASME OTOT (M62.83) Lusia Pujianita, dr. Pembimbing : Marina Moeliono, dr, Sp.KFR Penguji :Tertianto Prabowo, dr, Sp.KFR
Tinjauan Kepustakaan 1 Senin, 27 Januari 2014 SPASME OTOT (M62.83) Lusia Pujianita, dr. Pembimbing : Marina Moeliono, dr, Sp.KFR Penguji :Tertianto Prabowo, dr, Sp.KFR PENDAHULUAN SPASME OTOT statik Kontraksi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mmhg jika pemeriksaan menggunakan manometer air raksa, artinya gaya yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tekanan darah adalah sejumlah gaya yang bekerja setiap satuan luas dinding luas pembuluh darah. Tekanan darah biasanya dinyatakan dalam satuan mmhg jika pemeriksaan
Lebih terperinciAda beberapa bentuk metode atau tipe latihan yang dapat diaplikasikan oleh pasien stroke diantaranya adalah :
FISIOTERAPI Penanganan fisioterapi pasca stroke adalah kebutuhan yang mutlak bagi pasien untuk dapat meningkatkan kemampuan gerak dan fungsinya. Berbagai metode intervensi fisioterapi seperti pemanfaatan
Lebih terperinciDasar-Dasar ANATOMI. dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO. Penataran Pelatih Tingkat Muda PBSI Jakarta November 2009
Dasar-Dasar ANATOMI dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO Penataran Pelatih Tingkat Muda PBSI Jakarta 15 21 November 2009 A First Look at Anatomy Anatomi manusia adalah ilmu tentang struktur tubuh manusia. Kata
Lebih terperinciBAB III SISTEM KOORDINASI (SARAF)
BAB III SISTEM KOORDINASI (SARAF) Standar Kompetensi : Sistem koordinasi meliputi sistem saraf, alat indera dan endokrin mengendalikan aktivitas berbagai bagian tubuh. Sistem saraf yang meliputi saraf
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan mobilisasi yang baik, tidak ada keluhan dan keterbatasan gerak terutama
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG WHO menyatakan Health is a state of complete physical, mental and social well being and not merely the absence of deaseas or infirmity. Sehat adalah suatu keadaan
Lebih terperinciSKRIPSI PENGARUH KONTRAKSI KONSENTRIK DAN EKSENTRIK TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT BICEPS BRACHII
SKRIPSI PENGARUH KONTRAKSI KONSENTRIK DAN EKSENTRIK TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT BICEPS BRACHII Disusun Oleh SUPRIN HUMONGGIO J 110 070 060 Diajukan untuk memenuhi tugas dan syarat syarat guna memperoleh
Lebih terperinciNeuromuskulator. Laboratorium Fisiologi Veteriner PKH UB 2015
Neuromuskulator Laboratorium Fisiologi Veteriner PKH UB 2015 STRUKTUR SARAF 3/12/2015 2 SIFAT DASAR SARAF 1. Iritabilitas/eksisitaas : kemampuan memberikan respon bila mendapat rangsangan. Umumnya berkembang
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. tahun dengan diagnosa medis CTS dextra diperoleh permasalahan berupa
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Setelah dilakukan proses assessment pada pasien Ny. DA usia 44 tahun dengan diagnosa medis CTS dextra diperoleh permasalahan berupa nyeri tekan dan gerak pada pergelangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah transisi epidemiologi, dimana masih tingginya jumlah kejadian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang saat ini sedang mengalami masa peralihan, dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Indonesia juga
Lebih terperinciSISTEM MUSKULOSKELETAL PADA MANUS. Regita Tanara / B1
SISTEM MUSKULOSKELETAL PADA MANUS Regita Tanara 102015121 / B1 SKENARIO Seorang anak 5 tahun dibawa ibunya ke UGD rumah sakit dengan keluhan jari telunjuknya memar akibat terjepit daun pintu IDENTIFIKASI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laktat merupakan produk akhir dari metabolisme anaerobik, proses ini berlangsung tanpa adanya oksigen.
digilib.uns.ac.id 18 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laktat merupakan produk akhir dari metabolisme anaerobik, proses ini berlangsung tanpa adanya oksigen. Selama latihan fisik akan terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan, dan gizi yang lebih baik, maka mereka hidup lebih lama dari
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Populasi penduduk usia lanjut (usila) di dunia terus meningkat tanpa disadari. Dengan adanya kemajuan teknologi kedokteran, perbaikan pelayanan kesehatan,
Lebih terperinciLATIHAN FLEKSIBILITAS DENGAN METODE PNF
LATIHAN FLEKSIBILITAS DENGAN METODE PNF Oleh Satriyo Pamungkas Abstrak PENDAHULUAN Komponen fleksibilitas merupakan unsur yang penting dalam pembinaan olahraga prestasi. Oleh karena fleksibilitas sangat
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. gerak: nyeri cukup berat, sedangkan pada terapi ke-6 didapatkan hasil bahwa
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Nyeri Hasil evaluasi nyeri dengan menggunakan VDS didapatkan hasil bahwa pada terapi ke-0 nyeri diam: tidak nyeri, nyeri tekan: nyeri ringan, nyeri gerak: nyeri
Lebih terperinciAskep Kebutuhan Mobilitas dan Immobilitas
Askep Kebutuhan Mobilitas dan Immobilitas Jenti Sitorus, SST Mekanika Tubuh Suatu usaha mengordinasikan sist m skletal dan sistem saraf dalam m tahankan keseimbangan, postur, dan kesejajaran tubuh selama
Lebih terperinciFungsi. Sistem saraf sebagai sistem koordinasi mempunyai 3 (tiga) fungsi utama yaitu: Pusat pengendali tanggapan, Alat komunikasi dengan dunia luar.
Pengertian Sistem saraf adalah sistem yang mengatur dan mengendalikan semua kegiatan aktivitas tubuh kita seperti berjalan, menggerakkan tangan, mengunyah makanan dan lainnya. Sistem Saraf tersusun dari
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS. yang dibatasi setiap satu setnya terdiri dari 25 poin dengan sistem rally point dan
6 BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakikat Permainan Bola Voli Permainan bola voli dilakukan oleh dua regu yang saling berhadapan dengan dipisahkan oleh
Lebih terperinciBio Psikologi. Firman Alamsyah, MA. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi
Bio Psikologi Modul ke: Fakultas Psikologi SISTEM SENSORI MOTOR 1. Tiga Prinsip Fungsi Sensorimotor 2. Korteks Asosiasi Sensorimotor 3. Korteks Motorik Sekunder 4. Korteks Motorik Primer 5. Serebelum dan
Lebih terperinciSISTEM SARAF SEBAGAI SISTEM PENGENDALI TUBUH
SISTEM SARAF SEBAGAI SISTEM PENGENDALI TUBUH dr. Sawitono Amin Singgih, PFK Departemen Ilmu Faal FKUI Pendahuluan Tubuh manusia dapat dilihat sebagai suatu sistem yang dapat berubah-ubah kinerjanya bergantung
Lebih terperinciBAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Sindroma miofasial adalah kumpulan gejala dan tanda dari satu atau
61 BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir Sindroma miofasial adalah kumpulan gejala dan tanda dari satu atau beberapa titik picu (trigger points) dan dicirikan
Lebih terperinciMUSCLE SOARNESS & MUSCLE CRAMPS
MUSCLE SOARNESS & MUSCLE CRAMPS Muscle soarness Muscle soarness (pegal otot) tidak hanya dikenal pada atlet melainkan juga oleh masyarakat umum Terjadi setelah melaksanakan olahraga/aktivitas cukup berat
Lebih terperinciPENGARUH PNF (PROPIOCEPTIVE NEUROMUSCULAR FACILITATION) TERHADAP FLEKSIBILITAS OTOT MEMBER FITNESS CENTRE PESONA MERAPI DI YOGYAKARTA SKRIPSI
PENGARUH PNF (PROPIOCEPTIVE NEUROMUSCULAR FACILITATION) TERHADAP FLEKSIBILITAS OTOT MEMBER FITNESS CENTRE PESONA MERAPI DI YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri
Lebih terperinciMANIPULASI ORGAN GOLGI TENDON UNTUK MENGURANGI TINGKAT SPASTISITAS OTOT-OTOT PENGGERAK LENGAN PASCA STROKE INFARK
MANIPULASI ORGAN GOLGI TENDON UNTUK MENGURANGI TINGKAT SPASTISITAS OTOT-OTOT PENGGERAK LENGAN PASCA STROKE INFARK Muhammad Mudatsir Syatibi, Suhardi Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia setiap hari melakukan gerakan untuk melakukan suatu tujuan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia setiap hari melakukan gerakan untuk melakukan suatu tujuan atau aktivitas sehari-hari dalam kehidupannya. Salah satu contoh aktivitas seharihari adalah bersekolah,kuliah,bekerja
Lebih terperinciINTERVENSI DYNAMIC REVERSALS
INTERVENSI DYNAMIC REVERSALS LEBIH BAIK DARIPADA RHYTHMIC STABILIZATION DALAM MENINGKATKAN FLEKSIBILITAS OTOT UPPER TRAPEZIUS PADA PEGAWAI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA I PUTU YUDI PRAMANA PUTRA
Lebih terperinciPENGARUH LATIHAN PROPRIOCEPTIVE NEUROMUSCULAR FACILITATION (PNF) PASCA CEDERA BAHU TERHADAP PERBAIKAN RANGE OF MOTION (ROM) E-JOURNAL
PENGARUH LATIHAN PROPRIOCEPTIVE NEUROMUSCULAR FACILITATION (PNF) PASCA CEDERA BAHU TERHADAP PERBAIKAN RANGE OF MOTION (ROM) E-JOURNAL Oleh: Agung Budiono 12603141026 PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN FAKULTAS
Lebih terperinciTAJUK 5 SENAMAN FLEKSIBILITI (KELEMBUTAN)
TAJUK 5 SENAMAN FLEKSIBILITI (KELEMBUTAN) 5.1 Apa dia fleksibiliti (kelembutan)? a. Julat pergerakan (range of motion, ROM) pada sesuatu sendi atau satu siri sendi. b. Fleksibiliti pada satu sendi adalah
Lebih terperinciBAHAN PENATARAN DI BPMD. OLEH: DRA. Hj. TITE JULIANTINE M.Pd
BAHAN PENATARAN DI BPMD OLEH: DRA. Hj. TITE JULIANTINE M.Pd ANATOMI DAN FISIOLOGI OLAHRAGA A. PENDAHULUAN Mempelajari tubuh manusia melibatkan beberapa ilmu pengetahuan. Masing-masing ilmu menyumbangkan
Lebih terperinciFISIOLOGI MANUSIA. Dr. Panggung Sutapa,MS. LAB. FISIOLOGI FIK UNY
FISIOLOGI MANUSIA Dr. Panggung Sutapa,MS. LAB. FISIOLOGI FIK UNY PENDAHULUAN Fisiologi mempelajari fungsi/kerja tubuh Ilmu ini perlu penghayatan dan pemahaman bagi guru olahraga karena semua yang garap
Lebih terperinciCEDERA OLAHRAGA. By : Faidillah Kurniawan
CEDERA OLAHRAGA By : Faidillah Kurniawan CEDERA OLAHRAGA Menurut penyebabnya: 1. Overuse injury 2. Traumatic injury Overuse injury disebabkan oleh gerakan berulang yang terlalu banyak dan terlalu cepat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fisik dengan menggunakan anggota tubuhnya. Biasanya anggota yang. badan, pergerakan tersebut bisa terjadi pada saat beraktivitas.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk hidup yang banyak melakukan kerja fisik dengan menggunakan anggota tubuhnya. Biasanya anggota yang sering digunakan terutama bagian kaki. Gerak
Lebih terperinciOLAHRAGA DAN OLAHRAGA KESEHATAN
OLAHRAGA DAN OLAHRAGA KESEHATAN OLAHRAGA Serangkaian gerak raga yg teratur dan terencana yg dilakukan orang dengan sadar u/ meningkatkan kemampuan fungsionalnya. Berdasarkan sifat dan tujuannya, olahraga
Lebih terperinciOleh Cerika Rismayanthi, M.Or. Ahmad Nasrulloh, M.Or. Fatkhurahman Arjuna, M.Or. (TIM PENGAMPU)
Oleh Cerika Rismayanthi, M.Or. Ahmad Nasrulloh, M.Or. Fatkhurahman Arjuna, M.Or. (TIM PENGAMPU) ahmadnarulloh@yahoo.co.id DIPENGARUHI OLEH FAKTOR (Bompa, 2000): 1. Kondisi Fisik 2. Kemampuan Teknik 3.
Lebih terperinciMETODE PASKA KONTRAKSI TERHADAP PENINGKATAN FLEKSIBILITAS HAMSTRING
METODE PASKA KONTRAKSI TERHADAP PENINGKATAN FLEKSIBILITAS HAMSTRING NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: BUDI SUSILO J I20101019 PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
Lebih terperinciSistem Muskuloskeletal. Yuliati Departemen Biologi Oral
Sistem Muskuloskeletal Yuliati Departemen Biologi Oral Sistem Muskuloskeletal Bones internal framework Muscles generate force and movement Ligaments connect bones Tendons connect muscles to bone Semua
Lebih terperinciModul ke: Anatomi Sistem Saraf. Fakultas PSIKOLOGI. Ellen Prima, S.Psi., M.A. Program Studi PSIKOLOGI
Modul ke: Anatomi Sistem Saraf Fakultas PSIKOLOGI Ellen Prima, S.Psi., M.A. Program Studi PSIKOLOGI http://www.mercubuana.ac.id Susunan Umum Sistem Saraf Sistem saraf terdiri atas 2 bagian yaitu central
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci: muscle energy technique isometric, static stretching, fleksibilitas, hamstring.
MUSCLES ENERGY TECHNIQUE ISOMETRIC LEBIH MENINGKATKAN FLEKSIBILITAS OTOT HAMSTRING DARI PADA STATIC STRETCHING PADA PEMAIN SEPAK BOLA PHYSIO TEAM FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA HUN 1 I Made Wahyu
Lebih terperinciKEKUATAN PENGERTIAN KEKUATAN
KEKUATAN PENGERTIAN KEKUATAN Kekuatan merupakan komponen biomotor yang penting dan sangat diperlukan untuk meningkatkan daya tahan otot dalam mengatasi beban selama berlangsungnya aktivitas olahraga. Secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ada empat dasar yang menjadi tujuan seseorang melakukan kegiatan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga merupakan bagian dari budaya kehidupan yang telah lama dianggap sebagai cara yang tepat untuk meningkatkan kesehatan baik sehat jasmani maupun rohani, disamping
Lebih terperinciK. J. Gambar 1. Hubungan Antar Komponen Kemampuan Biomotorik (Bompa, 1999:317) E.S. I E.S. II. Komponen Dasar. Fisiologis (Kualitas Fungsi Dasar)
dan tujuan kebugaran jasmani dalam pembelajaran penjas berbeda dengan konsep kebugaran jasmani yang dilakukan diluar pembelajaran penjas. Karena dari jumlah pertemuan saja telah berbeda, pembelajaran penjas
Lebih terperinciFISIOLOGI PEMBULUH DARAH. Kuntarti, SKp
FISIOLOGI PEMBULUH DARAH Kuntarti, SKp Overview Struktur & Fungsi Pembuluh Darah Menjamin keadekuatan suplay materi yg dibutuhkan jaringan tubuh, mendistribusikannya, & membuang zat sisa metabolisme Sebagai
Lebih terperinciSPORTS MEDICINE: ADAPTASI PADA OTOT RANGKA SETELAH MELAKUKAN LATIHAN BEBAN (HIGH-RESISTANCE EXERCISE) DAN OLAHRAGA KETAHANAN OTOT (ENDURANCE EXERCISE)
SPORTS MEDICINE: ADAPTASI PADA OTOT RANGKA SETELAH MELAKUKAN LATIHAN BEBAN (HIGH-RESISTANCE EXERCISE) DAN OLAHRAGA KETAHANAN OTOT (ENDURANCE EXERCISE) LENY PURNAMASARI 14711018 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB II PENJALARAN IMPULS SARAF. Ganglia basalis merupakan bagian dari otak yang memiliki peranan penting antara lain
BAB II PENJALARAN IMPULS SARAF 2.1 Ganglia basalis dan subthalamik nukleus Ganglia basalis merupakan bagian dari otak yang memiliki peranan penting antara lain dalam menghasilkan gerakan motorik terutama
Lebih terperinciLATIHAN FLEKIBILITAS
LATIHAN FLEKIBILITAS mansur@uny.ac.id 1. Fleksibilitas mengacu pada berbagai gerakan di sekitar sendi. Meningkatkan fleksibilitas adalah elemen dasar dari sebuah program latihan atlet muda 2. Fleksibilitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat yang dapat diperoleh dari pertisipasi aktif dalam aktivitas jasmani di sepanjang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kebugaran Jasmani Para siswa seharusnya diajarkan dan dididik untuk memahami faktor yang mengandung resiko bagi kesehatannya. Dan mendapat pengetahuan mengenai ancaman terhadap
Lebih terperinciFISIOLOGI VETERINER FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN 2018
FISIOLOGI VETERINER FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN 2018 Sistem Saraf merupakan serangkaian mekanisme kerja yang kompleks dan berkesinambungan, yang bertugas menghantarkan impuls listrik yang terbentuk akibat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fungsional untuk menjadikan manusia menjadi berkualitas dan berguna
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepanjang hidupnya, manusia tidak terlepas dari proses gerak. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia melakukan berbagai macam aktifitas yang dipengaruhi oleh tugas, kepribadian,
Lebih terperinciBAB II PEMBAHASAN. Manifestasi fisiologi nyeri
BAB II PEMBAHASAN 1. PROSES TERJADINYA NYERI DAN MANIFESTASI FISIOLOGIS NYERI Pengertian nyeri, menurut International Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah merupakan pengalaman sensoris subyektif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebiasaan gerak tubuh yang benar maka akan terus menerus dipertahankan di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat pertumbuhan pada manusia ada empat fase, yaitu fase anak-anak, remaja, dewasa dan lansia. Remaja adalah fase yang sangat penting yang menjadi kunci pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan satu kesatuan dari tulang, sendi, otot dan saraf. Anggota gerak ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia bekerja dan beraktifitas melakukan kegiatan yang melibatkan seluruh anggota gerak tubuh. Setiap anggota gerak merupakan satu kesatuan
Lebih terperinciPENGARUH DURASI STATIC STRETCHING OTOT HAMSTRING TERHADAP PENINGKATAN EKSTENSI SENDI LUTUT PADA LANJUT USIA DI POSYANDU SERANGAN DESA BLULUKAN
PENGARUH DURASI STATIC STRETCHING OTOT HAMSTRING TERHADAP PENINGKATAN EKSTENSI SENDI LUTUT PADA LANJUT USIA DI POSYANDU SERANGAN DESA BLULUKAN Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. terdiri dari 3 kumpulan otot diantaranya otot semitendinosus, otot
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Biomekanik 2.1.1 Otot Hamstring Otot hamstring merupakan salah satu group otot besar yang terdiri dari 3 kumpulan otot diantaranya otot semitendinosus, otot semimembranosus,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Sedangkan kebugaran mempunyai beberapa istilah yang sering
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan dan kebugaran sangat diperlukan oleh setiap mahluk hidup, karena tanpa kebugaran dan kesehatan yang baik manusia tidak mampu untuk menjalani aktivitas sehari-hari.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipergunakan dalam olahraga. Kelincahan pada umumnya didefinisikan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelincahan merupakan salah satu komponen fisik yang banyak dipergunakan dalam olahraga. Kelincahan pada umumnya didefinisikan sebagai kemampuan mengubah arah secara
Lebih terperinciSistem motorik mengurus pergerakan Rangkaian neuron-neuron dan otot : - Upper motor neuron (UMN) - Lower motor neuron (LMN) - Sambungan saraf otot
KELUMPUHAN Sistem motorik mengurus pergerakan Rangkaian neuron-neuron dan otot : - Upper motor neuron (UMN) - Lower motor neuron (LMN) - Sambungan saraf otot - Otot 1 U M N : - Sistem piramidalis - Sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. LatarBelakang Masalah. Lari jarak pendek (sprint) adalah lari yang menempuh jarak antara 100
BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Masalah Lari jarak pendek (sprint) adalah lari yang menempuh jarak antara 100 meter sampai dengan 400 meter (Yoyo, 2000). Lari sprint 100 meter merupakan nomor lari jarak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. termasuk pula kebanyakan orang indonesia. Remaja pun juga begitu. mereka tidak segan- segan melakukan banyak kegiatan ekstra selain
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tubuh ideal merupakan impian semua orang di dunia ini, tidak termasuk pula kebanyakan orang indonesia. Remaja pun juga begitu mereka tidak segan- segan melakukan banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh manusia, manusia sebagai makhluk yang mempunyai aktifitas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi yang serba berkembang ini banyak kegiatan yang dapat dilakukan oleh manusia, manusia sebagai makhluk yang mempunyai aktifitas sehari-hari tidak akan
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR LATIHAN OLEH CERIKA RISMAYANTHI, M.OR. AHMAD NASRULLOH, M.OR. FATKHURAHMAN ARJUNA, M.OR. (TIM PENGAMPU)
FAKTOR-FAKTOR LATIHAN OLEH CERIKA RISMAYANTHI, M.OR. AHMAD NASRULLOH, M.OR. FATKHURAHMAN ARJUNA, M.OR. (TIM PENGAMPU) AHMADNARULLOH@YAHOO.CO.ID FAKTOR-FAKTOR LATIHAN Persiapan Fisik Persiapan Teknik Persiapan
Lebih terperinciFISIOLOGI PEMBULUH DARAH DAN PENGATURAN TEKANAN DARAH
FISIOLOGI PEMBULUH DARAH DAN PENGATURAN TEKANAN DARAH ARTERI Membawa darah dari jantung ke seluruh jaringan tubuh Katup (-) Arteriol : arteri terkecil Anastomosis : persatuan cabang cabang arteri END ARTERI
Lebih terperinciStruktur bagian dalam ginjal
Sitem perkemihan Sistem perkemihan Terdiri atas: dua ginjal, dua ureter, vesika urinaria dan uretra Fungsi ginjal pembentukan urine Yang lain berfungsi sebagai pembuangan urine Fungsi lain ginjal: Pengaturan
Lebih terperinciOleh (Tim Pengampu) Cerika Rismayanthi, M.Or. Ahmad Nasrulloh, M.Or. Fatkhurahman Arjuna, M.Or.
Oleh (Tim Pengampu) Cerika Rismayanthi, M.Or. Ahmad Nasrulloh, M.Or. Fatkhurahman Arjuna, M.Or. ahmadnarulloh@yahoo.co.id SESI LATIHAN SUSUNAN SATU SESI LATIHAN 1. Pembukaan (Pengantar) 5 2. Pemanasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. stabilitas sendi dapat menurunkan proprioseptif dan koordinasi yang dapat. mengakibatkan meningkatkan risiko cedera.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kekuatan dan daya tahan otot saling mempengaruhi. Saat kekuatan otot meningkat, daya tahan juga meningkat dan sebaliknya. Lemahnya stabilitas sendi dapat menurunkan
Lebih terperinciBAHASAN SEKITARNYA YANG MERUPAKAN DASAR ADANYA GERAK DARI GERAK SISTEM OTOT TULANG TUBUH FUNGSIONAL LOKAL / KESELURUHAN
HAMBATAN MOTORIK BAHASAN 1. SISTEM OTOT TULANG, SENDI DAN OTOT SEKITARNYA YANG MERUPAKAN DASAR ADANYA GERAK 2. SISTEM OTOT SARAF : MENGENDALIKAN FUNGSI DARI GERAK SISTEM OTOT TULANG 3. SISTEM OTOT, TULANG,
Lebih terperinciBIOLISTRIK PADA SISTEM SARAF A. Hasil
BIOLISTRIK PADA SISTEM SARAF A. Hasil normal alkohol Saraf 3.50 menit 2.30 menit Otot 3.40 menit 1.20 menit B. Pembahasan Pada praktikum kali ini, praktikan mengamati kontraksi otot gastrocnemius pada
Lebih terperinci