IMPLEMENTASI BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK DALAM PRAKIRAAN CUACA DI DAERAH BALI SELATAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IMPLEMENTASI BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK DALAM PRAKIRAAN CUACA DI DAERAH BALI SELATAN"

Transkripsi

1 E-Jurnal Matemata Vol. 5 (4), November 2016, pp ISSN: IMPLEMENTASI BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK DALAM PRAKIRAAN CUACA DI DAERAH BALI SELATAN I Made Dw Udayana Putra 1, G. K. Gandhad 2, Luh Putu Ida Harn 3 1 Jurusan Matemata FMIPA Unverstas Udayana [dwudayana@gmal.com] 2 Jurusan Matemata FMIPA Unverstas Udayana [gandhadg@yahoo.com] 3 Jurusan Matemata FMIPA Unverstas Udayana [balldah@gmal.com] Correspondng Author ABSTRACT Weather nformaton has an mportant role n human lfe n varous felds, such as agrculture, marne, and avaton. The accurate weather forecasts are needed n order to mprove the performance of varous felds. In ths study, use artfcal neural networ method wth bacpropagaton learnng algorthm to create a model of weather forecastng n the area of South Bal. The am of ths study s to determne the effect of the number of neurons n the hdden layer and to determne the level of accuracy of the method of artfcal neural networ wth bacpropagaton learnng algorthm n weather forecast models. Weather forecast models n ths study use nput of the factors that nfluence the weather, namely ar temperature, dew pont, wnd speed, vsblty, and barometrc pressure.the results of testng the networ wth a dfferent number of neurons n the hdden layer of artfcal neural networ method wth bacpropagaton learnng algorthms show that the ncrease n the number of neurons n the hdden layer s not drectly proportonal to the value of the accuracy of the weather forecasts, the ncrease n the number of neurons n the hdden layer does not necessarly ncrease or decrease value accuracy of weather forecasts we obtan the best accuracy rate of % on a networ model wth three neurons n the hdden layer. Keywords : Artfcal neural networ method, Bac propagaton algorthm, Weather forecastng 1. PENDAHULUAN Cuaca mempunya peranan pentng bag ehdupan manusa dalam menalan atvtas terutama atvtas d tempat terbua. Informas cuaca sangat bermanfaat bag berbaga bdang, antara lan bdang pertanan, elautan, dan penerbangan. Bdang pertanan membutuhan nformas cuaca agar dapat menentuan pola musm tanam pertanan, nformas cuaca dalam bdang elautan bermanfaat untu menentuan watu berlayar yang tepat bag nelayan untu mencar an d laut, dan nformas cuaca dalam bdang penerbangan bermanfaat untu mencegah teradnya ecelaaan pesawat yang dabatan oleh fator cuaca. Praraan cuaca yang aurat sangat dbutuhan agar dapat menngatan nera dar bdang-bdang tersebut. Salah satu metode yang dapat dgunaan dalam membuat praraan cuaca adalah arngan syaraf truan arena metode arngan syaraf truan dapat memberan lasfas dar suatu cuaca (Ernawat, 2009). Jarngan syaraf truan merupaan salah satu bagan dar metode ecerdasan buatan, dmana metode n merepresentasan cara era ota manusa untu menyelesaan suatu masalah lasfas (Hermawan, 2006). Salah satu algortma dar arngan syaraf truan yang dapat dgunaan dalam menyelesaan masalah lasfas adalah algortma bac-propagaton. Bacpropagaton merupaan algortma yang menggunaan metode pembelaaran yang terawas dan termasu arngan banya lapsan. Pada arngan bacpropagaton terdapat tga lapsan, yatu lapsan nput, lapsan tersembuny, dan lapsan output. Setap lapsan 126

2 Putra, I M.D.U., G. K. Gandhad, L.P.I. Harn Implementas Bacpropagaton Neural Networ dar arngan meml satu atau lebh neuron (Hermawan, 2006). Lapsan nput terdr dar neuron-neuron yang merupaan nput dar arngan berupa fator-fator yang memengaruh cuaca yatu suhu udara, tt embun, ecepatan angn, ara pandang, dan teanan udara. Lapsan output merupaan solus dar arngan d mana neuron dar lapsan output bersan output dar arngan yatu hasl praraan cuaca. Jumlah neuron pada lapsan nput tergantung pada banyanya nput dar arngan dan umlah neuron pada lapsan output uga tergantung pada banyanya output dar arngan, aan tetap untu umlah neuron pada lapsan tersembuny tda dapat dtentuan secara langsung sehngga perlu dlauan analss untu menentuan umlah neuron pada lapsan tersembuny. Peneltan terat arngan syaraf truan algortma pembelaaran bacpropagaton dlauan oleh Pryanta untu mempraraan huan haran d daerah Kuta Selatan Bal. Pada peneltan tersebut, output yang dhaslan hanya dua eadan, yatu huan dan tda huan (Pryanta, 2014). Pada peneltan n dgunaan metode arngan syaraf truan algortma pembelaaran bacpropagaton untu mempraraan cuaca d daerah Bal Selatan output 15 eadan cuaca yatu cerah, cerah berawan, cerah berawan awan cumulonmbus (CB), berawan, berawan awan cumulonmbus (CB), bada guntur, huan rngan, huan rngan awan cumulonmbus (CB), huan sedang, huan sedang awan cumulonmbus (CB), huan lebat, huan lebat awan cumulonmbus (CB), huan rngan bada guntur, huan sedang bada guntur dan huan lebat bada guntur. Informas cuaca awan cumulonmbus (CB) sangat dteanan pada peneltan n arena awan cumulonmbus (CB) n sangat berbahaya dalam suatu penerbangan, mengngat banya ecelaaan pesawat yang dabatan oleh awan cumulonmbus (CB). 2. BACKPROPAGATION Bacpropagaton adalah salah satu algortma pada arngan syaraf truan yang serng dgunaan dalam mencar bobot optmal. Pada arngan bacpropagaton terdapat pola nput dan pola output yang dngnan. Pada saat arngan dberan suatu pola, nla bobotbobot dubah agar dapat memperecl perbedaan antara pola output dar arngan dan pola output yang dngnan. Pelathan arngan dlauan berulang-ulang sampa semua pola output dar arngan dapat mengenal pola output yang dngnan (Hermawan, 2006). 2.1 Insalsas Bobot Awal Insalsas bobot awal dar algortma n dperoleh dar proses aca atau dngan menggunaan algortma Nguyen-Wdrow. Algortma Nguyen-Wdrow merupaan algortma optmas nla bobot dan bas awal dar arngan bacpropagaton sehngga proses belaar arngan untu mencapa bobot optmal menad lebh cepat dbandngan pengn-salsasan secara random/aca. Algortma nsalsas Nguyen-Wdrow adalah (Fausett, 1994): 1. Tentuan: n = umlah neuron nput p = umlah neuron pada lapsan tersembuny = fator sala nla 0,7 n p 2. Insalsas bobot-bobot ( v (lama)) menggunaan nla aca antara -0,5 dan 0,5. 3. Htung v v v v n 4. Bobot yang dpaa sebaga nsalsas v ( lama) v v Nla bas yang dgunaan, antara dan. v 0 blangan aca 2.2 Fungs Atvas Fungs atvas yang dgunaan dalam bacpropagaton harus memenuh tga syarat, yatu ontnu, terdeferensal mudah, dan merupaan fungs tda turun (Fausett, 1994). 127

3 E-Jurnal Matemata Vol. 5 (4), November 2016, pp ISSN: Fungs atvas yang palng serng dgunaan dalam arngan syaraf truan adalah fungs sgmod bner dan ddefnsan sebaga berut. 1 f x 1 x e dan turunannya x f x f x f 1 Fungs sgmod bner mempunya nla masmum satu. Sehngga untu pola nput dan output nla lebh besar dar satu harus dtransformas agar setap polanya meml range nla yang sama fungs sgmod bner. 2.3 Algortma Pelathan Bacpropagaton Berut adalah algortma pelathan bacpropagaton (Hermawan, 2006): (1) Insalsas bobot awal blangan aca ecl. (2) Tentuan masmum teras, Target error yang dngnan, dan Learnng rate. (3) Bla onds berhent bernla FALSE, eraan langah-langah berut: 1. Untu setap pasangan elemen pelathan, eraan: Feedforward: a. Setap neuron nput x 1,2,3,,n, mendapat snyal x dan dterusan e semua neuron pada lapsan tersembuny. b. Setap neuron pada suatu lapsan tersembuny z 1,2,3,, p, menumlahan snyal-snyal nput berbobot: z _ net v 0 n 1 x v menerapan fungs atvas, htung snyal output pada lapsan tersembuny: z f z _ net selanutnya rman snyal tersebut e semua neuron d lapsan output. c. Setap neuron output y 1,2,3,,m, menumlahan snyalsnyal nput berbobot: y _ net w 0 p 1 menerapan fungs atvas, htung snyal output pada lapsan output: y f y _ net Catatan: langah (b) dlauan sebanya umlah lapsan tersembuny. Bacpropagaton: d. Setap neuron output y 1,2,3,,m, menerma target pola output yang beratan pola nput pelathan. Htung error pada lapsan output: t y f y _ net t z w adalah target output yang dharapan. Selanutnya htung perubahan bobot (dgunaan untu memperba nla bobot w ): w z Htung uga perubahan bobot bas (dgunaan untu memperba nla bobot w 0 ): w 0 Krman n e neuron pada lapsan tersembuny. e. Setap neuron pada lapsan tersembuny z 1,2,3,, p, menumlahan fator delta pada lapsan tersembuny : _ net m 1 w nla n dalan turunan dar fungs atvasnya dan dgunaan untu menghtung nformas error pada lapsan tersembuny: _ net f z _ net 128

4 Putra, I M.D.U., G. K. Gandhad, L.P.I. Harn Implementas Bacpropagaton Neural Networ selanutnya htung perubahan bobot (dgunaan untu memper-ba nla bobot v ) v x Selanutnya htung perubahan bobot bas (dgunaan untu memperba nla bobot v 0 ): v 0 Perubahan bobot f. Setap neuron output y 1,2,3,,m, memperbaharu bobot dan basnya 0,1,2,,, p: w w w setap neuron pada lapsan tersembuny z, memper-baharu bobot dan basnya 0, v v v 1,2,,n : 2. Tes onds berhent Konds penghentan yang dgunaan dalam algortma n adalah umlah masmum teras dan target error. Pelathan aan dhentan apabla umlah teras pelathan melebh umlah teras masmum atau a error yang dperoleh dalam pelathan lebh ecl dar target error. Pada tahap perubahan bobot dapat dmodfas menambahan momentum agar lebh cepat mencapa eonvergenan. Kecepatan overgens uga dapat dtngatan memodfas learnng rate menad adaptve dmana learnng rate aan berubah-ubah selama proses pelathan. Ja selsh antara error yang dperoleh dan error sebelumnya melebh nla masmum enaan nera maa nla bobot-bobot yang baru dabaan, dan nla leranng rate dturunan cara mengalan nla penurunan leranng rate. Sebalnya a selsh error yang dperoleh dan error sebelumnya urang dar masmum enaan nera, semua nla bobot yang baru aan dsmpan, dan nla learnng rate dtngatan cara mengalan nla enaan learnng rate (Hermawan, 2006). Setelah pelathan, dlauan penguan arngan bacpropagaton hanya menggunaan tahap feedforward menggunaan bobot yang dperoleh dar proses pelathan. 2.4 Penguuran Ketepatan Model Praraan Menguur etepatan model praraan dapat dhtung persamaan berut (Whdhash, Gurtman, & Supro, 2012): total praraan yang benar auras 100% total praraan 3. METODE PENELITIAN Peneltan n menggunaan data seunder, yang ddapat dar webste ogmet.com. Data yang dgunaan dalam peneltan n yatu ecepatan angn (not), ara pandang (meter), suhu udara ( o C), tt embun ( o C), teanan udara (mlbar) dan cuaca d daerah Bal Selatan. Data pada peneltan n dbag menad dua, yatu data pelathan yang dtetapan dar 1 Desember 2013 sampa 31 Januar 2014 dan data penguan yang dtetapan dar 1 Desember 2014 sampa 31 Januar Pemlhan perode data pada bulan-bulan tersebut darenaan pada bulan-bulan tersebut cuaca yang terad cuup bervaratf. Pada peneltan n ten analss data yang dgunaan adalah sebaga berut: 1. Menentuan banyanya neuron pada lapsan nput. Banyanya neuron yang dgunaan pada lapsan nput adalah lma buah neuron arena umlah nput yang dgunaan sebanya lma buah nput berupa fator yang memengaruh cuaca yatu suhu udara, tt embun, ecepatan angn, teanan udara, dan ara pandang. 2. Menganalss banyanya neuron pada lapsan tersembuny. Jumlah neuron pada lapsan tersembuny harus urang dar dua al umlah neuron pada lapsan nput (Yohannes & Mahmudy, 2015). Jumlah neuron pada lapsan nput adalah lma buah, sehngga dua al umlah neuron pada lapsan nput adalah 10. Oleh arena tu umlah neuron pada lapsan tersembuny harus urang dar 10 buah neuron. Pada 129

5 E-Jurnal Matemata Vol. 5 (4), November 2016, pp ISSN: peneltan n umlah neuron pada lapsan tersembuny aan danalss dar satu buah neuron hngga 10 buah neuron. 3. Menentuan umlah neuron pada lapsan output. Output yang dhaslan adalah 15 eadan cuaca yatu cuaca cerah, cerah berawan, cerah berawan awan cumulonmbus (CB), berawan, berawan awan cumulonmbus (CB), bada guntur, huan rngan, huan rngan awan cumulonmbus (CB), huan sedang, huan sedang awan cumulonmbus (CB), huan lebat, huan lebat awan cumulonmbus (CB), huan rngan bada guntur, huan sedang bada guntur dan huan lebat bada guntur. Output aan dbuat dalam empat buah neuron. Empat buah neuron pada lapsan output masng-masng aan bersan satu dgt blangan bner sehngga aan ada empat dgt blangan bner, dmana ombnas empat dgt blangan bner aan menghaslan 16 ombnas blangan bner. Oleh arena tu, 15 eadan cuaca aan dbuat e dalam empat buah neuron. 4. Insalsas bobot dan bas awal menggunaan algortma Nguyen-Wdrow. 5. Melauan pelathan arngan terhadap datadata pelathan. 6. Melauan penguan arngan menggunaan data-data penguan. Proses penguan arngan hanya menggunaan tahap feed-forward dan menggunaan bobotbobot yang dperoleh dar proses pelathan. 7. Valdas model praraan cuaca. Tahap n dlauan untu mengetahu persentase etepatan model praraan cuaca. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Praraan Cuaca Metode Jarngan Syaraf Truan Penerapan metode arngan syaraf truan algortma pembelaaran bacpropagaton pada data cuaca d daerah Bal Selatan menggunaan fungs atvas sgmod bner. 4.2 Transformas Data Fungs atvas sgmod bner meml nla masmum satu, pada peneltan n mengunaan data nla lebh dar satu, maa data harus dtransformas e selang [0,1 0,9] terlebh dahulu agar data tersebut meml range yang sama range nla dar fungs sgmod bner. 4.3 Pola Output Output atau target yang dngnan pada peneltan n berupa cuaca d daerah Bal Selatan dan terbag dalam 15 pola. lma belas pola output d buat dalam empat buah neuron pada lapsan output. Empat buah neuron pada lapsan output bersan empat dgt blangan bner dmana masng-masng neuron bersan satu dgt blangan bner. Pola dar output atau target yang dngnan dapat dlhat pada Tabel 1. Tabel 1 Pola output atau target No Cuaca Pola Output 1 Cerah Cerah Berawan Berawan Cerah Berawan dg Awan CB Berawan dg Awan CB Bada Guntur Huan Rngan Huan Sedang Huan Rngan dg Awan CB Huan Sedang dg Awan CB Huan Rngan dg Bada Guntur Huan Sedang dg Bada Guntur Huan Lebat Huan Lebat dg Awan CB Huan Lebat dg Bada Guntur Pelathan Jarngan Tahap pelathan arngan merupaan proses pembelaaran terhadap pola data yang aan denal. Tahap pelathan arngan dlauan dalam beberapa tahap, antara lan nsalsas bobot dan bas awal menggunaan algortma Nguyen-Wdrow, emudan dlath algortma pembelaaran bacpropagaton. 130

6 Putra, I M.D.U., G. K. Gandhad, L.P.I. Harn Implementas Bacpropagaton Neural Networ Tahap pelathan arngan menggunaan algortma pembelaaran bacpropagaton momentum dan adaptve learnng rate. Pelathan arngan dlauan menggunaan Matlab (R2009a). Proses pelathan dlauan menggunaan data-data pelathan target error dtentuan sebesar 0,01; untu nla learnng rate dtentuan sebesar 0,1; untu nla momentum dtentuan sebesar 0,9 dan masmum teras dtentuan teras. Pada proses pelathan, nla learnng rate bersfat adaptve yang berubah-ubah selama proses pelathan. Ja selsh antara error yang dperoleh dan error sebelumnya melebh nla masmum enaan nera maa nla bobotbobot yang baru dabaan, dan nla leranng rate dturunan cara mengalan nla penurunan leranng rate dmana nla penurunan lernng rate yang dtentuan sebesar 0,7. Sebalnya a selsh error yang dperoleh dan error sebelumnya urang dar ma-smum enaan nera, semua nla bobot yang baru aan dsmpan, dan nla learnng rate dtngatan cara mengalan nla enaan learnng rate dmana nla enaan lernng rate yang dtentuan sebesar 1,05. Nla masmum enaan nera dtentuan sebesar 1,04. Proses pelathan arngan aan berhent apabla umlah teras telah melebh batas masmum yang dtentuan yatu teras, atau pelathan aan dhentan a target error yang dtentuan telah tercapa. Tahap pelathan arngan aan menghaslan nla bobot dan bas yang aan dgunaan pada tahap penguan arngan. 4.5 Penguan Jarngan Tahap penguan arngan dgunaan untu mengu valdas data yang telah dlauan pada tahap pelathan memasuan data baru yang belum pernah dlath sebelumnya untu mengetahu nla auras yang dhaslan. Data yang dgunaan pada tahap penguan arngan n adalah data penguan. Tahap penguan arngan dlauan menggunaan nla bobot dan bas yang dperoleh dar tahap pelathan arngan. Pada tahap penguan arngan n hanya menggunaan tahap feedforward pada algortma pembelaaran bacpropagaton. Hasl yang ddapat pada tahap n adalah output berupa praraan cuaca. Setelah dperoleh hasl praraan cuaca, emudan dhtung auras ete-patan eadan cuaca yang sebenarnya hasl praraan cuaca meng-gunaan arngan syaraf truan algortma pembelaaran bacpropagaton.. Auras hasl praraan cuaca da-pat dlhat pada Tabel 2. No Tabel 2. Auras hasl praraan cuaca Jumlah Neuron pada Lapsan Input Jumlah Neuron pada Lapsan Tersembuny Jumlah Neuron pada Lapsan Output Auras (%) , , , , , , , , , ,7742 Penambahan umlah neuron pada lapsan tersembuny tda berbandng lurus nla auras hasl praraan cuaca. Nla auras tertngg terad pada model arngan tga buah neuron pada lapsan tersembuny nla auras sebesar 51,6129% sedangan nla auras terendah dperoleh pada model arngan enam buah neuron pada lapsan tersembuny nla auras sebesar 34,6774%. Model arngan satu buah neuron pada lapsan tersembuny mendapatan nla auras sebesar 45,1613%, namun terad penurunan nla auras pada model arngan dua buah neuron pada lapsan tersembuny yang mendapatan nla auras sebesar 39,5161%. Pada model arngan tga buah neuron mendapatan nla auras sebesar 51,6129% dmana terad penngatan 131

7 E-Jurnal Matemata Vol. 5 (4), November 2016, pp ISSN: nla auras dar nla auras model arngan dua buah neuron pada lapsan tersembuny. Hal n menandaan bertambahnya umlah neuron pada lapsan tersembuny tda serta merta menngatan atau menurunan nla auras praraan cuaca yang dperoleh metode arngan syaraf truan algortma pembelaaran bacpropagaton. Warna dan Testur Menggunaan Fuzzy Neural Networ. JIKA, Yohannes, E., & Mahmudy, W. F. (2015). Penentuan Upah Mnmum Kota Berdasaran Tngat Inflas Menggunaan Bacpropagaton Neural Networ (BPNN). Jurnal Tenolog Informas dan Ilmu Komputer (JTIIK), KESIMPULAN Berdasaran hasl dan pembahasan, dapat desmpulan sebaga berut: 1. Penambahan umlah neuron pada lapsan tersembuny tda berbandng lurus nla auras hasl praraan cuaca. Bertambahnya umlah neuron pada lapsan tersembuny tda serta merta menngatan atau menurunan nla auras praraan cuaca yang dperoleh metode arngan syaraf truan algortma pembelaaran bacpropagaton. 2. Hasl praraan cuaca d daerah Bal Selatan menggunaan metode a-rngan syaraf truan algortma pembelaaran bacpropagaton dperoleh tngat auras praraan cuaca terba sebesar 51,6129% pada model arngan tga buah neuron pada lapsan tersembuny. DAFTAR PUSTAKA Ernawat, S. (2009). Aplas Hopfeld Neural Networ untu Praraan Cuaca. Meteorolog dan Geofsa, Fausett, L. (1994). Fundamentals of Neural Networ. New Yor: Prentce Hall. Hermawan, A. (2006). Jarngan Syaraf Truan Teor dan Aplas. Yogyaarta: ANDI. Pryanta, I. B. (2014). Penerapan Algortma Geneta pada Jarngan Syaraf Truan dalam Praraan Huan Haran d Daerah Kuta Selatan Provns Bal. Srps. Program Stud Ten Informata Jurusan Ilmu Komputer Faultas Matemata dan Ilmu Pengetahuan Alam, Unverstas Udayana. But Jmbaran. Whdhash, R. N., Gurtman, S., & Supro, P. T. (2012). Klasfas Kematangan Buah Manggs Espor dan Loal Berdasaran 132

Benyamin Kusumoputro Ph.D Computational Intelligence, Faculty of Computer Science University of Indonesia METODE PEMBELAJARAN

Benyamin Kusumoputro Ph.D Computational Intelligence, Faculty of Computer Science University of Indonesia METODE PEMBELAJARAN METODE PEMBELAJARAN Sebelum suatu Jarngan Neural Buatan (JNB) dgunaan untu menglasfasan pola, terlebh dahulu dlauan proses pembelaaran untu menentuan strutur arngan, terutama dalam penentuan nla bobot.

Lebih terperinci

ANALISIS VARIASI PARAMETER BACKPROPAGATION ARTIFICIAL NEURAL NETWORK TERHADAP PENGENALAN POLA DATA IRIS

ANALISIS VARIASI PARAMETER BACKPROPAGATION ARTIFICIAL NEURAL NETWORK TERHADAP PENGENALAN POLA DATA IRIS ANALISIS VARIASI PARAMETER BACKPROPAGATION ARTIFICIAL NEURAL NETWORK TERHADAP PENGENALAN POLA DATA IRIS Ihwannul Khols, ST. MT. Unverstas 7 Agustus 945 Jaarta hols27@gmal.com Abstra Pengenalan pola data

Lebih terperinci

FUZZY BACKPROPAGATION UNTUK KLASIFIKASI POLA (STUDI KASUS: KLASIFIKASI KUALITAS PRODUK)

FUZZY BACKPROPAGATION UNTUK KLASIFIKASI POLA (STUDI KASUS: KLASIFIKASI KUALITAS PRODUK) Semnar Nasonal Aplas Tenolog Informas 00 (SNATI 00) ISSN: 0-0 Yogyaarta, Jun 00 FUZZY BACKPROPAGATION UNTUK KLASIFIKASI POLA (STUDI KASUS: KLASIFIKASI KUALITAS PRODUK) Sr Kusumadew Jurusan Ten Informata,

Lebih terperinci

Implementasi Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation Pada Aplikasi Pengenalan Wajah Dengan Jarak Yang Berbeda Menggunakan MATLAB 7.0

Implementasi Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation Pada Aplikasi Pengenalan Wajah Dengan Jarak Yang Berbeda Menggunakan MATLAB 7.0 Implementas Jarngan Saraf Truan Bacpropagaton Pada Aplas Pengenalan Waah Dengan Jara Yang Berbeda Menggunaan MATLAB 7.0 Syafe Nur Luthfe Jurusan Ten Informata, Unverstas Gunadarma Jl. Margonda Raya 100,

Lebih terperinci

Analisis Variasi Parameter Backpropagation Artificial Neural Network dan Principal Component Analysis Terhadap Sistem Pengenalan Wajah

Analisis Variasi Parameter Backpropagation Artificial Neural Network dan Principal Component Analysis Terhadap Sistem Pengenalan Wajah ELECTRANS, Jurnal Ten Eletro, Komputer dan Informata http://eournal.up.edu/ndex.php/electrans Analss aras Parameter Bacpropagaton Artfcal Neural Networ dan Prncpal Component Analyss Terhadap Sstem Pengenalan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB PENDAHULUAN. Latar Belaang Masalah Analss regres merupaan lmu peramalan dalam statst. Analss regres dapat dataan sebaga usaha mempreds atau meramalan perubahan. Regres mengemuaan tentang engntahuan

Lebih terperinci

FUZZY BACKPROPAGATION UNTUK KLASIFIKASI POLA (Studi kasus: klasifikasi kualitas produk)

FUZZY BACKPROPAGATION UNTUK KLASIFIKASI POLA (Studi kasus: klasifikasi kualitas produk) Semnar Nasonal plas enolog Informas (SNI ) Yogyaarta, Jun FUZZY BCKPROPGION UNUK KLSIFIKSI POL (Stud asus: lasfas ualtas produ) Sr Kusumadew Jurusan en Informata, Faultas enolog Industr Unverstas Islam

Lebih terperinci

PEMODELAN PENGELUARAN RUMAH TANGGA UNTUK KONSUMSI MAKANAN DI KOTA SURABAYA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MENGGUNAKAN PENDEKATAN REGRESI SPLINE

PEMODELAN PENGELUARAN RUMAH TANGGA UNTUK KONSUMSI MAKANAN DI KOTA SURABAYA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MENGGUNAKAN PENDEKATAN REGRESI SPLINE PEMODELAN PENGELUARAN RUMAH TANGGA UNTUK KONSUMSI MAKANAN DI KOTA SURABAYA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MENGGUNAKAN PENDEKATAN REGRESI SPLINE Dew Arfanty Azm, Dra.Madu Ratna,M.S. dan 3 Prof. Dr.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Pengendalan Kualtas Statst Pengendalan Kualtas statst merupaan suatu metode pengumpulan dan analss data ualtas, serta penentuan dan nterpretas penguuran-penguuran

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Untuk mengetahui pola perubahan nilai suatu variabel yang disebabkan oleh

BAB 2 LANDASAN TEORI. Untuk mengetahui pola perubahan nilai suatu variabel yang disebabkan oleh BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Untu mengetahu pla perubahan nla suatu varabel yang dsebaban leh varabel lan dperluan alat analss yang memungnan ta unut membuat perraan nla varabel tersebut pada nla

Lebih terperinci

BAB V MODEL SEDERHANA DISTRIBUSI TEMPERATUR DAN SIMULASINYA

BAB V MODEL SEDERHANA DISTRIBUSI TEMPERATUR DAN SIMULASINYA BAB V MOEL SEERHANA ISTRIBUSI TEMPERATUR AN SIMULASINYA Model matemata yang terdapat pada bab sebelumnya merupaan model umum untu njes uap pada reservor dengan bottom water. Model tersebut merupaan model

Lebih terperinci

JARINGAN SARAF TIRUAN UNTUK IDENTIFIKASI POLA KODE DERAU PALSU

JARINGAN SARAF TIRUAN UNTUK IDENTIFIKASI POLA KODE DERAU PALSU JARINGAN SARAF TIRUAN UNTUK IDENTIFIKASI POLA KODE DERAU PALSU Ea Saputra LF096585 Jurusan Ten Eletro Faultas Ten Unverstas Dponegoro Abstra Jarngan saraf truan merupaan suatu metode yang salah satunya

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN TEORI MARKOV DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERAWATAN TAHUNAN PADA PT. PUPUK KUJANG

USULAN PENERAPAN TEORI MARKOV DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERAWATAN TAHUNAN PADA PT. PUPUK KUJANG Usulan Penerapan Teor Marov Dalam Pengamblan Keputusan Perawatan Tahunan Pada Pt. Pupu Kujang USULAN PENERAPAN TEORI MARKOV DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERAWATAN TAHUNAN PADA PT. PUPUK KUJANG Nof Ern,

Lebih terperinci

Implementasi Metode Backpropagation untuk Mengenali Teks pada Natural Scene Image

Implementasi Metode Backpropagation untuk Mengenali Teks pada Natural Scene Image Jurnal Pengembangan Tenolog Informas dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 8, Agustus 2018, hlm. 2527-2533 http://-pt.ub.ac.d Implementas Metode Bacpropagaton untu Mengenal Tes pada Natural Scene

Lebih terperinci

ANALISIS DATA WORLD DEVELOPMENT INDICATORS MENGGUNAKAN CLUSTER DATA MINING

ANALISIS DATA WORLD DEVELOPMENT INDICATORS MENGGUNAKAN CLUSTER DATA MINING Semnar Nasonal Tenolog Informas dan Multmeda 207 STMIK AMIKOM Yogyaarta, 4 Februar 207 ANALIS DATA WORLD DEVELOPMENT INDICATORS MENGGUNAKAN CLUSTER DATA MINING Sgt Kamseno ), Bara Satya 2) ), 2) Ten Informata

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Analisis Kelompok

BAB II TEORI DASAR. Analisis Kelompok BAB II TORI DASAR II.. Analss Kelompo Istlah analss elompo pertama al dperenalan oleh Tryon (939). Ia memperenalan beberapa metode untu mengelompoan obye yang meml esamaan araterst (statsoft, 004). Kesamaan

Lebih terperinci

BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE

BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE 6B.1 Pelathan ADALINE Model ADALINE (Adaptve Lnear Neuron) dtemukan oleh Wdrow & Hoff (1960) Arstekturnya mrp dengan perseptron Perbedaan

Lebih terperinci

EKSPEKTASI SATU PEUBAH ACAK

EKSPEKTASI SATU PEUBAH ACAK EKSPEKTASI SATU PEUBAH ACAK Dalam hal n aan dbahas beberapa macam uuran yang dhtung berdasaran espetas dar satu peubah aca, ba dsrt maupun ontnu, yatu nla espetas, rataan, varans, momen, fungs pembangt

Lebih terperinci

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK DALAM PRAKIRAAN CUACA DI DAERAH BALI SELATAN HALAMAN JUDUL KOMPETENSI KOMPUTASI SKRIPSI

IMPLEMENTASI BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK DALAM PRAKIRAAN CUACA DI DAERAH BALI SELATAN HALAMAN JUDUL KOMPETENSI KOMPUTASI SKRIPSI IMPLEMENTASI BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK DALAM PRAKIRAAN CUACA DI DAERAH BALI SELATAN HALAMAN JUDUL KOMPETENSI KOMPUTASI SKRIPSI I MADE DWI UDAYANA PUTRA 1108405026 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

Perbandingan Masalah Optimasi TSP dengan Menggunakan Algoritma Ant Colony dan Jaringan Hopfield

Perbandingan Masalah Optimasi TSP dengan Menggunakan Algoritma Ant Colony dan Jaringan Hopfield Perbandngan Masalah Optmas TSP dengan Menggunaan Algortma Ant Colony dan Jarngan Hopfeld 1 Yulan, Moh.Isa Irawan, dan 3 Mardljah 1,, 3 Jurusan Matemata, Insttut Tenolog Sepuluh Noember Kampus ITS, Surabaya

Lebih terperinci

Probabilitas dan Statistika Distribusi Peluang Diskrit 1. Adam Hendra Brata

Probabilitas dan Statistika Distribusi Peluang Diskrit 1. Adam Hendra Brata Probabltas dan Statsta Dsrt Adam Hendra Brata Unform Bernoull Multnomal Setap perstwa aan mempunya peluangnya masng-masng, dan peluang terjadnya perstwa tu aan mempunya penyebaran yang mengut suatu pola

Lebih terperinci

Bab III. Plant Nonlinear Dengan Fase Nonminimum

Bab III. Plant Nonlinear Dengan Fase Nonminimum Bab III Plant Nonlnear Dengan Fase Nonmnmum Pada bagan n dbahas mengena penurunan learnng controller untu sstem nonlnear dengan derajat relatf yang detahu Dalam hal n hanya dperhatan pada sstem-sstem nonlnear

Lebih terperinci

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version)

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) Created by Smpo PDF Creator Pro (unregstered verson) http://www.smpopd.com Statst Bsns : BAB IV. UKURA PEMUSATA DATA. Pendahuluan Untu mendapatan gambaran yang lebh jelas tentang seumpulan data mengena

Lebih terperinci

Karakterisasi Matrik Leslie Ordo Tiga

Karakterisasi Matrik Leslie Ordo Tiga Jurnal Graden Vol No Januar 006 : 34-38 Karatersas Matr Lesle Ordo Tga Mudn Smanhuru, Hartanto Jurusan Matemata, Faultas Matemata dan Ilmu Pengetahuan Alam, Unverstas Bengulu, Indonesa Dterma Desember

Lebih terperinci

METODE OPTIMASI SELEKSI FITUR DENGAN ALGORITMA FAST BRANCH AND BOUND

METODE OPTIMASI SELEKSI FITUR DENGAN ALGORITMA FAST BRANCH AND BOUND METODE OPTIMASI SELEKSI FITUR DENGAN ALGORITMA FAST BRANCH AND BOUND Rully Soelaman, Suc Hatnng Rn dan Dana Purwtasar Faultas Tenolog Informas, Insttut Tenolog Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya, 60, Indonesa

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI POLA SIDIK JARI DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BIDIRECTIONAL ASSOCIATIVE MEMORY

IDENTIFIKASI POLA SIDIK JARI DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BIDIRECTIONAL ASSOCIATIVE MEMORY Anfudn Azz dan Tanzl Kurnawan, Identfkas Pola Jar IDENTIFIKASI POLA SIDIK JARI DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BIDIRECTIONAL ASSOCIATIVE MEMORY (Frnger Prnt Pattern Identfcaton by Bdrectonal Assocatve Memory

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI SISTEM NONLINIER DENGAN MENGGUNAKAN RECURRENT NEURAL NETWORK DAN ALGORITMA DEAD-ZONE KALMAN FILTER

IDENTIFIKASI SISTEM NONLINIER DENGAN MENGGUNAKAN RECURRENT NEURAL NETWORK DAN ALGORITMA DEAD-ZONE KALMAN FILTER IDENIFIKASI SISEM NONLINIE DENGAN MENGGUNAKAN ECUEN NEUAL NEOK DAN ALGOIMA DEAD-ZONE KALMAN FILE ully Soelaman, angga fa Faultas enolog Informas Insttut enolog Sepuluh Nopember Kampus Keputh, Suollo, Surabaya

Lebih terperinci

Analitik Data Tingkat Lanjut (Regresi)

Analitik Data Tingkat Lanjut (Regresi) 0 Oktober 206 Analtk Data Tngkat Lanut (Regres) Imam Cholssodn mam.cholssodn@gmal.com Pokok Bahasan. Konsep Regres 2. Analss Teknkal dan Fundamental 3. Regres Lnear & Regres Logstc (Optonal) 4. Regres

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mengenal dua macam variabel yaitu : 2. Variabel terikat (Y) yaitu : Hasil belajar Sejarah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mengenal dua macam variabel yaitu : 2. Variabel terikat (Y) yaitu : Hasil belajar Sejarah BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Varans Peneltan 3.1.1 Varabel Peneltan Peneltan n mengenal dua macam varabel yatu : 1. Varabel bebas (X) yatu : Berpr formal. Varabel terat (Y) yatu : Hasl belajar Sejarah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belaang Analss dsrmnan merupaan ten menganalss data, dmana varabel dependen merupaan data ategor ( nomnal dan ordnal ) sedangan varabel ndependen berupa data nterval atau raso.msalnya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.. Populas dan Sampel Populas adalah eseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngup yang ngn dtelt. Banyanya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut uuran populas, sedangan suatu nla

Lebih terperinci

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa

Lebih terperinci

PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM PRAKIRAAN HUJAN HARIAN DI DAERAH KUTA SELATAN PROVINSI BALI

PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM PRAKIRAAN HUJAN HARIAN DI DAERAH KUTA SELATAN PROVINSI BALI Vol. 7, No.1, Aprl 2014 ISSN 1979-5661 PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM PRAKIRAAN HUJAN HARIAN DI DAERAH KUTA SELATAN PROVINSI BALI Ida Bagus Gede Bayu Pryanta, I Gede Sant Astawa Jurusan Ilmu Komputer,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. 2.1 Konsep Dasar Infeksi, Saluran Pernafasan, Infeksi Akut, dan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. 2.1 Konsep Dasar Infeksi, Saluran Pernafasan, Infeksi Akut, dan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) BAB TINJAUAN TEORITIS. Knsep Dasar Infes, Saluran Pernafasan, Infes Aut, dan Infes Saluran Pernafasan Aut (ISPA.. Infes Infes adalah masunya uman atau mrrgansme e dalam tubuh manusan dan berembang ba sehngga

Lebih terperinci

BAB III METODE RESPONSE SURFACE DENGAN SIMULASI MONTE CARLO. solusi dari suatu masalah diberikan berdasarkan proses rendomisasi (acak).

BAB III METODE RESPONSE SURFACE DENGAN SIMULASI MONTE CARLO. solusi dari suatu masalah diberikan berdasarkan proses rendomisasi (acak). BAB III METODE RESPONSE SURFACE DENGAN SIMULASI MONTE CARLO 3. Smulas Monte Carlo Smulas Monte Carlo merupaan bentu smulas probablst dmana solus dar suatu masalah dberan berdasaran proses rendomsas (aca).

Lebih terperinci

PENGENALAN POLA TULISAN TANGAN AKSARA JAWA HA NA CA RA KA MENGGUNAKAN MULTI LAYER PERCEPTRON

PENGENALAN POLA TULISAN TANGAN AKSARA JAWA HA NA CA RA KA MENGGUNAKAN MULTI LAYER PERCEPTRON PENGENALAN POLA TULISAN TANGAN AKSARA JAWA HA NA CA RA KA MENGGUNAKAN MULTI LAYER PERCEPTRON Madha Chrstan Wbowo 1) Sandy Wrakusuma 2) 1) S1 Sstem Komputer, STIKOM Surabaya, emal: madha@stkom.edu 2) S1

Lebih terperinci

KLASTERISASI SINYAL SUARA MENGGUNAKAN METODE PARTICLE SWARM OPTIMIZATION PADA PENGEMBANGAN SISTEM PENGENALAN INDIVIDU BERBASIS SUARA UCAPAN

KLASTERISASI SINYAL SUARA MENGGUNAKAN METODE PARTICLE SWARM OPTIMIZATION PADA PENGEMBANGAN SISTEM PENGENALAN INDIVIDU BERBASIS SUARA UCAPAN KLASTERISASI SINYAL SUARA MENGGUNAKAN METODE PARTICLE SWARM OPTIMIZATION PADA PENGEMBANGAN SISTEM PENGENALAN INDIVIDU BERBASIS SUARA UCAPAN Abstra Nama: Moh. Bagus Had S (Nrp 1205 100 037) Dosen Pembmbng:

Lebih terperinci

PENGENALAN POLA TULISAN TANGAN AKSARA JAWA MENGGUNAKAN MULTI LAYER PERCEPTRON

PENGENALAN POLA TULISAN TANGAN AKSARA JAWA MENGGUNAKAN MULTI LAYER PERCEPTRON STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februar 2015 PENGENALAN POLA TULISAN TANGAN AKSARA JAWA MENGGUNAKAN MULTI LAYER PERCEPTRON Madha Chrstan Wbowo 1), I Dewa Gede Ra Mardana 2), Sandy Wrakusuma 3) 1), 2), 3)

Lebih terperinci

BAB 3 PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK EUCLID, PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK MAHALANOBIS, DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS PROPAGASI BALIK

BAB 3 PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK EUCLID, PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK MAHALANOBIS, DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS PROPAGASI BALIK BAB 3 PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK EUCLID, PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK MAHALANOBIS, DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS PROPAGASI BALIK Proses pengenalan dilauan dengan beberapa metode. Pertama

Lebih terperinci

JURUSAN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR

JURUSAN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR Jurnal ILMU KOMPUTER Volume 7 Nomor 1, Aprl 2014 Daftar Is : PURWARUPA APLIKASI PERANGKAT BERGERAK UNTUK ALIHBAHASA KALIMAT BAHASA INGGRIS KE BAHASA BALI MENGGUNAKAN PENDEKATAN BERBASIS ATURAN...1-6 Ngurah

Lebih terperinci

VI. KETIDAKPASTIAN. Contoh : Asih mengalami gejala ada bintik-bintik di wajahnya. Dokter menduga bahwa Asih terkena cacar

VI. KETIDAKPASTIAN. Contoh : Asih mengalami gejala ada bintik-bintik di wajahnya. Dokter menduga bahwa Asih terkena cacar VI. KETIDAKPASTIAN 12 Dalam enyataan sehar-har banya masalah dduna n tda dapat dmodelan secara lengap dan onssten. Suatu penalaran dmana adanya penambahan fata baru mengabatan etdaonsstenan, dengan cr-cr

Lebih terperinci

Jaringan Syaraf Tiruan (Artificial Neural Networks)

Jaringan Syaraf Tiruan (Artificial Neural Networks) Jarngan Syaraf Truan (Artfcal Neural Networks) BAB I PENDAHULUAN. Searah JST JST : merupakan cabang dar Kecerdasan Buatan (Artfcal Intellgence ) JST : menru cara kera otak mahluk hdup yatu sel syaraf (neuron)

Lebih terperinci

BAB 10. Menginterpretasikan Populasi Variabel Kanonik. Variabel kanonik secara umumnya artifisal. Jika variabel awal X (1) dan X (2)

BAB 10. Menginterpretasikan Populasi Variabel Kanonik. Variabel kanonik secara umumnya artifisal. Jika variabel awal X (1) dan X (2) BB 0 Mengnterpretasan Populas arabel Kanon arabel anon secara umumnya artfsal. Ja varabel awal X ( dan X ( dgunaan oefsen anon a dan b mempunya unt propors dar hmpunan X ( dan X (. Ja varabel awal yang

Lebih terperinci

Pengolahan lanjut data gravitasi

Pengolahan lanjut data gravitasi Modul 6 Pengolahan lanjut data gravtas 1. Transformas/proyes e bdang datar (metode Damney atau Euvalen Tt Massa). Pemsahan Anomal Loal/Resdual dan Anomal Regonal a. Kontnuas b. Movng average c. Polynomal

Lebih terperinci

U JIAN A KHIR S EMESTER M ATEMATIKA T EKNIK

U JIAN A KHIR S EMESTER M ATEMATIKA T EKNIK Jurusan Ten Spl dan Lngungan FT UGM U JIAN A KHIR S EMESTER M ATEMATIKA T EKNIK SENIN, 4 JANUARI 23 OPEN BOOK WAKTU MENIT PETUNJUK ) Saudara tda boleh menggunaan omputer untu mengerjaan soal- soal ujan

Lebih terperinci

INVERS DRAZIN DARI SUATU MATRIKS DENGAN MENGGUNAKAN BENTUK KANONIK JORDAN

INVERS DRAZIN DARI SUATU MATRIKS DENGAN MENGGUNAKAN BENTUK KANONIK JORDAN Buletn Ilmah ath. Stat. dan erapannya (Bmaster) Volume 5, No. 3 (6), hal 8. INVERS DRAZIN DARI SUAU ARIKS DENGAN ENGGUNAKAN BENUK KANNIK JRDAN Eo Sulstyono, Shanta artha, Ea Wulan Ramadhan INISARI Suatu

Lebih terperinci

BAB II DIMENSI PARTISI

BAB II DIMENSI PARTISI BAB II DIMENSI PARTISI. Defns dasar dan eteratannya dengan metrc dmenson Dalam pembahasan dmens parts, graf yang dbahas adalah graf terhubung sederhana dan tda meml arah. Sebelum mendefnsan graf yang dgunaan

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c 6 A PEMAHASA Pada bab sebelumnya telah dbahas teor-teor yang akan dgunakan untuk menyelesakan masalah program lner parametrk. Pada bab n akan dperlhatkan suatu prosedur yang lengkap untuk menyelesakan

Lebih terperinci

PENGENALAN HURUF BRAILLE BERBASIS JARINGAN SYARAF TIRUAN METODA HEBBRULE

PENGENALAN HURUF BRAILLE BERBASIS JARINGAN SYARAF TIRUAN METODA HEBBRULE 1 PENGENALAN HURUF BRAILLE BERBASIS JARINGAN SARAF TIRUAN METODA HEBBRULE un Ennggar 1, Wahyul Amen Syafe, ST, MT 2, Bud Setyono,ST,MT 2 Jurusan Teknk Elektro, Fakultas Teknk Unverstas, Dponegoro Jl. Prof.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DISKRIMINAN. Analisis diskriminan (discriminant analysis) merupakan salah satu metode

BAB III ANALISIS DISKRIMINAN. Analisis diskriminan (discriminant analysis) merupakan salah satu metode BAB III ANALISIS DISKRIMINAN 3. Analss Dsrmnan Analss dsrmnan (dscrmnant analyss) merupaan salah satu metode yan dunaan dalam analss multvarat. Dalam analss dsrmnan terdapat dua jens varabel yan terlbat

Lebih terperinci

PERANCANGAN JARINGAN AKSES KABEL (DTG3E3)

PERANCANGAN JARINGAN AKSES KABEL (DTG3E3) PERCG JRIG KSES KBEL (DTG3E3) Dsusun Oleh : Hafdudn,ST.,MT. (HFD) Rohmat Tulloh, ST.,MT (RMT) Prod D3 Teknk Telekomunkas Fakultas Ilmu Terapan Unverstas Telkom 015 Peramalan Trafk Peramalan Trafk Peramalan

Lebih terperinci

MODEL REGRESI SEMIPARAMETRIK SPLINE UNTUK DATA LONGITUDINAL PADA KASUS KADAR CD4 PENDERITA HIV. Lilis Laome 1)

MODEL REGRESI SEMIPARAMETRIK SPLINE UNTUK DATA LONGITUDINAL PADA KASUS KADAR CD4 PENDERITA HIV. Lilis Laome 1) Paradgma, Vol. 13 No. 2 Agustus 2009 hlm. 189 194 MODEL REGRESI SEMIPARAMERIK SPLINE UNUK DAA LONGIUDINAL PADA KASUS KADAR CD4 PENDERIA HIV Lls Laome 1) 1) Jurusan Matemata FMIPA Unverstas Haluoleo Kendar

Lebih terperinci

SISTEM JARINGAN SYARAF KABUR SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat. Memperoleh Gelar Sarjana Sains. Program Studi Matematika

SISTEM JARINGAN SYARAF KABUR SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat. Memperoleh Gelar Sarjana Sains. Program Studi Matematika SISTEM JARINGAN SYARAF KABUR SKRIPSI Dauan untu Memenuh Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarana Sans Program Stud Matemata Dsusun oleh: Ssra Mardawat NIM : 0534006 PROGRAM STUDI MATEMATIKA JURUSAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

PENYELESAIAN SHORTEST PATH PROBLEM DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN HOPFIELD

PENYELESAIAN SHORTEST PATH PROBLEM DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN HOPFIELD Semnar Nasonal Sstem dan Informatka 2007; Bal, 6 November 2007 PENYELESAIAN SHORTEST PATH PROBLEM DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN HOPFIELD Nur Hasanah ) Istkhomah 2) Taufq Hdayat 3) Sr Kusumadew 4) Jurusan

Lebih terperinci

Oleh : Wahyu Safi i Dosen Pembimbing : Drs. Soehardjoepri, M.Si

Oleh : Wahyu Safi i Dosen Pembimbing : Drs. Soehardjoepri, M.Si Analsa Penerapan Metode Robust Locally Weght Regresson Smoothng Scatterplots Pada Oblgas ( Analyss of Applcaton Robust Locally Weght Regresson Smoothng Scatterplots s Method n Oblgaton ) Oleh : Wahyu Saf

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL OPTIMASI LINIER INTEGER DENGAN BANYAK TUJUAN UNTUK PENGALOKASIAN PEKERJAAN

IMPLEMENTASI MODEL OPTIMASI LINIER INTEGER DENGAN BANYAK TUJUAN UNTUK PENGALOKASIAN PEKERJAAN SISFO-Jurnal Sstem Informas IMPLEMENTASI MODEL OPTIMASI LINIER INTEGER DENGAN BANYAK TUJUAN UNTUK PENGALOKASIAN PEKERJAAN Fazal Mahananto 1), Mahendrawath ER 2), Rully Soelaman 3) Jurusan Sstem Informas,

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORI DENGAN LOG LINIER MENGGUNAKAN PRINSIP HIRARKI (STUDI KASUS JUMLAH KECELAKAAN LALU LINTAS DI KOTA MAKASSAR TAHUN 2011).

ANALISIS DATA KATEGORI DENGAN LOG LINIER MENGGUNAKAN PRINSIP HIRARKI (STUDI KASUS JUMLAH KECELAKAAN LALU LINTAS DI KOTA MAKASSAR TAHUN 2011). ANALISIS DATA KATEGORI DENGAN LOG LINIER MENGGUNAKAN PRINSIP HIRARKI (STUDI KASUS JUMLAH KECELAKAAN LALU LINTAS DI KOTA MAKASSAR TAHUN 2011). Try Azsah Nurman Dosen Pada Jurusan Matemata, Faultas Sans

Lebih terperinci

Pengenalan Jenis Kelamin Berdasarkan Citra Wajah Menggunakan Metode Two-Dimensional Linear Discriminant Analysis

Pengenalan Jenis Kelamin Berdasarkan Citra Wajah Menggunakan Metode Two-Dimensional Linear Discriminant Analysis Konferens Nasonal Sstem & Informata 05 STMIK STIKOM Bal, 9-0 Otober 05 Pengenalan Jens Kelamn Berdasaran Ctra Wajah Menggunaan Metode Two-Dmensonal Lnear Dscrmnant Analyss Ftr Damayant Prod Manajemen Informata,

Lebih terperinci

adalah beban pada simpul i berturut-turut. θ adalah vektor sudut fasa dan B adalah elemen-elemen imajiner matriks admitansi simpul. Mengingat bahwa: 1

adalah beban pada simpul i berturut-turut. θ adalah vektor sudut fasa dan B adalah elemen-elemen imajiner matriks admitansi simpul. Mengingat bahwa: 1 ISSN 907-0500 Analss Kepeaan engembangan Sstem Transms Tenaga Lstr Ternternes Menggunaan Successve Frward Methd Stud Kasus: Sstem Transms 500 V Jawa-Bal engembangantahun 007 06 Nurhalm Jurusan Ten Eletr

Lebih terperinci

Tinjauan Algoritma Genetika Pada Permasalahan Himpunan Hitting Minimal

Tinjauan Algoritma Genetika Pada Permasalahan Himpunan Hitting Minimal 157 Vol. 13, No. 2, 157-161, Januar 2017 Tnjauan Algortma Genetka Pada Permasalahan Hmpunan Httng Mnmal Jusmawat Massalesse, Bud Nurwahyu Abstrak Beberapa persoalan menark dapat dformulaskan sebaga permasalahan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

Implementasi Algoritma Radix Sort dalam Berbagai Kasus Bilangan Dibandingkan Algoritma Pengurutan yang lain

Implementasi Algoritma Radix Sort dalam Berbagai Kasus Bilangan Dibandingkan Algoritma Pengurutan yang lain Abstra Implementas Algortma Radx Sort dalam Berbaga Kasus Blangan Dbandngan Algortma Pengurutan yang lan Dean Fathony Alfatwa, Ere Rahman Syah P 2, Fahrs Mumtaza Ahsan 3 Departemen Ten Informata, Insttut

Lebih terperinci

Pendekatan Hurdle Poisson Pada Excess Zero Data

Pendekatan Hurdle Poisson Pada Excess Zero Data SEMINAR NASIONAL MAEMAIKA DAN PENDIDIKAN MAEMAIKA UNY 05 Pendeatan Hurdle Posson Pada Excess Zero Data S - 7 Def Yust Fadah, Resa Septan Pontoh Departemen Statsta FMIPA Unverstas Padadaran def.yust@unpad.ac.d

Lebih terperinci

PEMILIHAN VARIABEL YANG RELEVAN PADA ATURAN FUZZY MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF

PEMILIHAN VARIABEL YANG RELEVAN PADA ATURAN FUZZY MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF PEMILIHAN VARIABEL YANG RELEVAN PADA ATURAN FUZZY MENGGUNAKAN JARINGAN YARAF r Kusumadew Jurusan Teknk Informatka, Fakultas Teknolog Industr Unverstas Islam Indonesa Yogyakarya emal: cce@ft.u.ac.d Abstrak

Lebih terperinci

RANCANGAN PROSES TRAINING UNTUK MENDUKUNG PENENTUAN KUALITAS AIR MINUM KEMASAN

RANCANGAN PROSES TRAINING UNTUK MENDUKUNG PENENTUAN KUALITAS AIR MINUM KEMASAN RANCANGAN PROSES TRAINING UNTUK MENDUKUNG PENENTUAN KUALITAS AIR MINUM KEMASAN Erfant Fatkhyah Jurusan Teknk Informatka, Fakultas Teknolog Industr, Insttut Sans & Teknolog AKPRIND Yogyakarta Emal: erfunthye@yahoocod

Lebih terperinci

PENJADWALAN PEKERJAAN DENGAN MENGGUNAKAN DISPATCHING RULES DI PT. TIGA SERANGKAI PUSTAKA MANDIRI

PENJADWALAN PEKERJAAN DENGAN MENGGUNAKAN DISPATCHING RULES DI PT. TIGA SERANGKAI PUSTAKA MANDIRI PENJADWALAN PEKERJAAN DENGAN MENGGUNAKAN DISPATCHING RULES DI PT. TIGA SERANGKAI PUSTAKA MANDIRI Yunarstanto 1 Irwan Iftad 1 Iwan Ngabd Raharjo 2 Abstract: Producton flow n PT. Tga Seranga Pustaa Mandr

Lebih terperinci

Prosedur Komputasi untuk Membentuk Selang Kepercayaan Simultan Proporsi Multinomial

Prosedur Komputasi untuk Membentuk Selang Kepercayaan Simultan Proporsi Multinomial SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 Prosedur Komputas untu Membentu Selang Kepercayaan Smultan Propors Multnomal S - 11 Bertho Tantular Departemen Statsta FMIPA UNPAD bertho@unpad.ac.d

Lebih terperinci

Hybrid intelligent system adalah kombinasi lebih dari dua teknologi cerdas.

Hybrid intelligent system adalah kombinasi lebih dari dua teknologi cerdas. Teny Handhayan Pendahuluan Hybrd ntellgent system adalah kombnas lebh dar dua teknolog cerdas. Contohnya kombnas Neural Network dengan Fuzzy membentuk Neuro-fuzzy system Perbandngan Expert Systems, Fuzzy

Lebih terperinci

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 6. No. 2, 59-70, Agustus 2003, ISSN :

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 6. No. 2, 59-70, Agustus 2003, ISSN : JURNA MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 6. No. 2, 59-70, Agustus 2003, ISSN : 1410-8518 MASAAH RUTE TERPENDEK PADA JARINGAN JAAN MENGGUNAKAN AMPU AU-INTAS Stud Kasus: Rute Peralanan Ngesrep Smpang ma Eko Bud

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

PENGENALAN WAJAH BERBASIS METODE TWO-DIMENSIONAL LINEAR DISCRIMINANT ANALYSIS

PENGENALAN WAJAH BERBASIS METODE TWO-DIMENSIONAL LINEAR DISCRIMINANT ANALYSIS PENGENALAN WAJAH BERBASIS MEODE WO-DIMENSIONAL LINEAR DISCRIMINAN ANALYSIS Ftr Damayant, Agus Zanal Arfn, Rully Soelaman Program Magster en Informata, Insttut enolog Sepuluh Nopember (IS) - Surabaya Kampus

Lebih terperinci

TEKNIK EKSTRAPOLASI RICHARDSON BERULANG PADA MODEL BINOMIAL FLEKSIBEL UNTUK MENENTUKAN HARGA OPSI JUAL AMERIKA

TEKNIK EKSTRAPOLASI RICHARDSON BERULANG PADA MODEL BINOMIAL FLEKSIBEL UNTUK MENENTUKAN HARGA OPSI JUAL AMERIKA IndoMS Journal on Statstcs Vol, No (4), Page 39-49 TEKNIK EKSTRAPOLASI RICHARDSON BERULANG PADA MODEL BINOMIAL FLEKSIBEL UNTUK MENENTUKAN HARGA OPSI JUAL AMERIKA Arum Handn Prmandar, Abdurahman Jurusan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam memlh sesuatu, mula yang memlh yang sederhana sampa ke hal yang sangat rumt yang dbutuhkan bukanlah berpkr yang rumt, tetap bagaman berpkr secara sederhana. AHP

Lebih terperinci

KAJIAN METODE SUMBER EKIVALEN TITIK MASSA PADA PROSES PENGANGKATAN DATA GRAVITASI KE BIDANG DATAR

KAJIAN METODE SUMBER EKIVALEN TITIK MASSA PADA PROSES PENGANGKATAN DATA GRAVITASI KE BIDANG DATAR Berala Fsa ISSN : 1410-966 Vol.8, No.1, Januar 005, hal 7-10 KAJIAN METODE SUMBER EKIVALEN TITIK MASSA PADA PROSES PENGANGKATAN DATA GRAVITASI KE BIDANG DATAR Agus Setyawan Laboratorum Geofsa, Jurusan

Lebih terperinci

Analisis Sensitivitas

Analisis Sensitivitas Analss Senstvtas Terdr dar aa : Analss Senstvtas, bla terad perubahan paraeter seara dsrt Progra Lnear Paraetr, bla terad perubahan paraeter seara ontnu Maa-aa perubahan pasa optu: Perubahan suu tetap,

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia)

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia) PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Stud Kasus pada Data Inflas Indonesa) Putr Noorwan Effendy, Amar Sumarsa, Embay Rohaet Program Stud Matematka Fakultas

Lebih terperinci

Strategi Meminimalkan Load Shedding Menggunakan Metode Sensitivitas Untuk Mencegah Voltage Collapse Pada Sistem Kelistrikan Jawa-Bali 500 kv

Strategi Meminimalkan Load Shedding Menggunakan Metode Sensitivitas Untuk Mencegah Voltage Collapse Pada Sistem Kelistrikan Jawa-Bali 500 kv 1 Strateg Memnmalan Load Sheddng Menggunaan Metode Senstvtas Untu Mencegah Voltage Collapse Pada Sstem Kelstran Jawa-Bal 500 V Rs Cahya Anugrerah Haebb, Ad Soepranto,, Ardyono Pryad Jurusan Ten Eletro,

Lebih terperinci

Pengaruh Kelembaban dan Seri Tanah Terhadap Mutu dan Produksi Tanaman Tembakau Temanggung dengan Metode MANOVA

Pengaruh Kelembaban dan Seri Tanah Terhadap Mutu dan Produksi Tanaman Tembakau Temanggung dengan Metode MANOVA Pengaruh Kelembaban dan Ser Tanah Terhadap Mutu dan Produs Tanaman Tembaau Temanggung dengan Metode MANOVA Mftala Al Rza ), Sutno ), dan Dumal ) ) Jurusan Statsta, Faultas MIPA, Insttut Tenolog Sepuluh

Lebih terperinci

e + Dengan menggunakan transformasi logit dari π(x), maka model regresi fungsi logit dapat didefinisikan sebagai berikut (2) π(x) e

e + Dengan menggunakan transformasi logit dari π(x), maka model regresi fungsi logit dapat didefinisikan sebagai berikut (2) π(x) e ANALISIS PEMAKAIAN KEMOTERAPI PADA KASUS KANKER PAYUDARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL (STUDI KASUS PASIEN DI RUMAH SAKIT X SURABAYA Aref Yudssanta, dan Dra. Madu Ratna, M.S Jurusan

Lebih terperinci

π(x) JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: X D-112

π(x) JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: X D-112 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol., No., (Sept. ) ISSN: 3-98X D- Analss Pemaaan Kemoterap pada Kasus Kaner Payudara dengan Menggunaan Metode Regres Logst Multnomal (Stud Kasus Pasen d Rumah Sat X Surabaya)

Lebih terperinci

Bab III Model Estimasi Outstanding Claims Liability

Bab III Model Estimasi Outstanding Claims Liability Bab III Model Estmas Outstandng Clams Lablty. Model ELRF Suatu model yang dgunaan untu menasr outstandng clams lablty, tda cuup hanya melbatan data pada run-off trangle saa. Sebab, pembayaran lam d masa

Lebih terperinci

V E K T O R Kompetensi Dasar :

V E K T O R Kompetensi Dasar : MODUL PEMELJRN I V E K T O R Kompetens Dasar : 1. Mahasswa mampu memaham perbedaan besaran vetor dan salar serta memberan contohcontohna dalam ehdupan sehar-har, 2. Mahasswa mampu melauan operas penumlahan

Lebih terperinci

Optimasi Baru Program Linear Multi Objektif Dengan Simplex LP Untuk Perencanaan Produksi

Optimasi Baru Program Linear Multi Objektif Dengan Simplex LP Untuk Perencanaan Produksi JURNA INFORMATIKA, Vol.4 No.2 September 27, pp. 222~229 ISSN: 2355-6579 E-ISSN: 2528-2247 222 Optmas Baru Program near Mult Objetf Dengan Smplex P Untu Perencanaan Produs Maxs Ary Am BSI Bandung e-mal:

Lebih terperinci

STATISTIKA. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com. Mean Median Modus Simpangan baku Varian Histogram Quartil Desil Persentil

STATISTIKA. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com. Mean Median Modus Simpangan baku Varian Histogram Quartil Desil Persentil Bab 7 STATISTIKA A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR Kompetens Dasar Setelah mengut pembelajaran n sswa mampu:. Menghayat dan mengamalan ajaran agama yang danutnnya. 2. Meml motvas nternal, emampuan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 65 BAB IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Penyaan Data Hasl Peneltan Data-ata hasl peneltan yang gunakan alam pengolahan ata aalah sebaga berkut: a. ata waktu kera karyawan b. ata umlah permntaan konsumen c. ata

Lebih terperinci

Pendahuluan. 0 Dengan kata lain jika fungsi tersebut diplotkan, grafik yang dihasilkan akan mendekati pasanganpasangan

Pendahuluan. 0 Dengan kata lain jika fungsi tersebut diplotkan, grafik yang dihasilkan akan mendekati pasanganpasangan Pendahuluan 0 Data-data ang bersfat dskrt dapat dbuat contnuum melalu proses curve-fttng. 0 Curve-fttng merupakan proses data-smoothng, akn proses pendekatan terhadap kecenderungan data-data dalam bentuk

Lebih terperinci

Peramalan (Forecasting) dalam Perencanaan Sentral

Peramalan (Forecasting) dalam Perencanaan Sentral Peramalan (Forecastng) dalam Perencanaan Sentral Pendahuluan Perencanaan arngan telepon ddasarkan pada estmas kebutuhan trafk masa depan Long-term forecast dbutuhkan dalam rencana pengembangan untuk menamn

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kendaraan bermotor merupakan alat yang palng dbutuhkan sebaga meda transportas. Kendaraan dbag menjad dua macam, yatu kendaraan umum dan prbad. Kendaraan umum

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS

BAB IV HASIL ANALISIS BAB IV HASIL ANALISIS. Standarda Varabel Dalam anal yang dtamplan pada daftar tabel, dar e-39 wadu yang meml fator-fator melput luaan DAS, apata awal wadu, 3 volume tahunan rerata pengendapan edmen, dan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. data, dan teknik analisis data. Kerangka pemikiran hipotesis membahas hipotesis

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. data, dan teknik analisis data. Kerangka pemikiran hipotesis membahas hipotesis BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN Pada bab n akan durakan kerangka pemkran hpotess, teknk pengumpulan data, dan teknk analss data. Kerangka pemkran hpotess membahas hpotess pengujan pada peneltan, teknk pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER 5.1 Pembelajaran Dengan Fuzzy Program Lner. Salah satu model program lnear klask, adalah : Maksmumkan : T f ( x) = c x Dengan batasan : Ax b x 0 n m mxn Dengan

Lebih terperinci

APLIKASI JARINGAN SARAF TIRUAN REKUREN PADA IDENTIFIKASI SISTEM NONLINIER DENGAN ALGORITMA OPTIMAL BOUNDED ELLIPSOID

APLIKASI JARINGAN SARAF TIRUAN REKUREN PADA IDENTIFIKASI SISTEM NONLINIER DENGAN ALGORITMA OPTIMAL BOUNDED ELLIPSOID APLIKASI JARINGAN SARAF IRUAN REKUREN PADA IDENIFIKASI SISEM NONLINIER DENGAN ALGORIMA OPIMAL BOUNDED ELLIPSOID Rully Soelaman, Mohammad Azs Efend Faultas enolog Informas, Insttut enolog Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penyusunan laporan tugas akhir ini dilakukan sesuai dengan langkahlangkah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penyusunan laporan tugas akhir ini dilakukan sesuai dengan langkahlangkah BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penyusunan laporan tugas ahr n dlauan sesua dengan langahlangah peneltan yang aan dperlhatan pada dagram d bawah n, agar peneltan n dapat berjalan secara ba dan terarah. Sehngga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2 Masalah Transportas Jong Jek Sang (20) menelaskan bahwa masalah transportas merupakan masalah yang serng dhadap dalam pendstrbusan barang Msalkan ada m buah gudang (sumber) yang

Lebih terperinci

BAB 4 PERHITUNGAN NUMERIK

BAB 4 PERHITUNGAN NUMERIK Mata kulah KOMPUTASI ELEKTRO BAB PERHITUNGAN NUMERIK. Kesalahan error Pada Penelesaan Numerk Penelesaan secara numers dar suatu persamaan matemats kadang-kadang hana memberkan nla perkraan ang mendekat

Lebih terperinci

PRA-PEMROSESAN DATA LUARAN GCM CSIRO-Mk3 DENGAN METODE TRANSFORMASI WAVELET DAUBECHIES UNTUK PEMODELAN STATISTICAL DOWNSCALING

PRA-PEMROSESAN DATA LUARAN GCM CSIRO-Mk3 DENGAN METODE TRANSFORMASI WAVELET DAUBECHIES UNTUK PEMODELAN STATISTICAL DOWNSCALING PRA-PEMROSESAN DATA LUARAN GCM CSIRO-M3 DENGAN METODE TRANSFORMASI WAVELET DAUBECHIES UNTUK PEMODELAN STATISTICAL DOWNSCALING Vvn Mandasar (306 00 069), Dr Ir Setawan, M S (960030 9870 00) Mahasswa Jurusan

Lebih terperinci