BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. Pemerintah Nomor : 1 tahun 1996 tanggal 14 Februari 1996 dan akte Notaris Nomor: 11

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. Pemerintah Nomor : 1 tahun 1996 tanggal 14 Februari 1996 dan akte Notaris Nomor: 11"

Transkripsi

1 BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA III.1. Sejarah dan perkembangan perusahaan PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor : 1 tahun 1996 tanggal 14 Februari 1996 dan akte Notaris Nomor: 11 Maret 1996 yang merupakan penggabungan dari PT Perkebunan X (Persero), PT Perkebunan XXXI (Persero), Eks Proyek PT PerkebunanXI di Lahat dan Eks proyek XXXIII (Persero) di Bengkulu. Akte pendirian perusahaan oleh Notaris Harun Kamil SH tersebut telah diubah dengan Akte No.08 tanggal 11 Oktober 2002 oleh Notaris Sri Rahayu Hadi Prasetyo, S.H. Pada 11 Maret1996, dalam rangka restrukturisasi Badan Usaha Milik Negara di bidang pekebunan, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1996, 14 Februari 1996, pemerintah telah melaksanakan relokasi pengelolaan daerah perkebunan dibawah BUMN perkebunan. Sehunbungan dengan relokasi pengelolaan daerah perkebunan tersebut, PT Perkebunan X (Persero), PT Perkebunan XXXI (Persero), eks Proyek PT Perkebunan XXIII (Persero) di propinsi Bengkulu telah dinyatakan bubar dan sejak tanggal tersebut telah digabung ke dalam perusahaan baru (PT Perkebunan Nusantara VII (Persero). Sesuai Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan perusahaan meliputi : a. pengusahaan budidaya tanaman, yang meliputi pembukaan dan pengolahan lahan, pembibitan, penanaman dan pemeliharaan serta melakukan kegiatan lain sehubungan dengan pengusahaan budidaya tanaman tersebut.

2 b. produksi meliputi pemungutan hasil tanaman, pengolahan hasil tanaman sendiri maupun dari pihak lain menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. c. perdagangan meliputi penyelenggaraan kegiatan pemasaran berbagai macam hasil produksi serta melakukan kegiatan perdagangan barang lainnya yang berhubungan dengan kegiatan usaha Perusahaan. d. pengembangan usaha di bidang perkebunan, agro wisata dan agro bisnis. e. usaha-usaha lain yang langsung menunjang usaha pokok diatas. Pusat kegiatan usaha Perusahaan berada di Kantor Direksi yang berlokasi di Jl. Teuku Umar no. 300 Bandar Lampung dengan unit usaha yang dikelola sebanyak 26 unit usaha perkebunan yang tersebar di Propinsi Lampung, Sumatra Selatan, Bengkulu. Jumlah areal perkebunan yang telah mendapatkan sertifikat Hak Guna Usaha dan Hak Guna Bangunan sampai dengan periode 31 Desember 2006 adalah seluas Ha yang terdiri atas Ha berlokasi di Propinsi Sumatra Selatan, Ha di propinsi Bengkulu dan Ha di Propinsi Lampung. HGU tersebut akan berakhir pada periode antara tahun , namun masih bisa dimintakan persetujuan perpanjangan. PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) didirikan dengan maksud untuk turut serta dalam melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan dan Program Pemerintah di bidang ekonomi dan Pembangunan Nasional pada umumnya serta Subsektor Perkebunan pada khususnya dengan tujuan memupuk keuntungan berdasarkan prinsip-prinsip perusahaan yang sehat berlandaskan azas Tri Dharma Perkebunan yaitu : 1. mempertahankan dan meningkatkan sumbangan dibidang Perkebunan bagi Pendapatan Nasional upaya produksi dan pemasaran dari berbagai jenis komoditi

3 Perkebunan untuk kepentingan konsumsi dalam negeri maupun eksport non migas (devisa). 2. memperluas lapangan kerja dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat pada umumnya serta meningkatkan taraf hidup petani dan karyawan pada umumnya. 3. memelihara kelestarian sumber daya alam dan lingkungan, air serta kesuburan tanah. Disamping itu terdapat juga visi dan misi Perusahaan yaitu: Visi Menjadi perusahaan agribisnis dan agroindustri yang tangguh dan berkarakter global. Misi 1. menjalankan usaha agribisnis perkebunan dengan komoditas karet, kelapa sawit, teh dan tebu. 2. mengembangkan usaha berbasis bisnis inti yang mengarah ke integrasi vertikal. 3. menggunakan tekhnologi budidaya dan proses yang efisien dan akrab dengan lingkungan untuk menghasilkan produk berstandar, baik untuk pasar domestik maupun internasional. 4. memperhatikan kepentingan shareholders, khususnya pekerja, mitra petani,pemasok, dan mitra usaha untuk bersama-sama mewujudkan daya saing guna menumbuhkembangkan perusahaan. Sesuai akte pendirian Perusahaan, tujuan perusahaan adalah : 1. melaksankan pembangunan dan pengembangan agribisnis sektor perkebunan sesuai prinsip perusahaan yang sehat, kuat dan tumbuh dalam skala usaha yang ekonomis.

4 2. menjadi perusahaan yang berkemampulabaan (profitable), makmur (wealth) dan bekelanjutan (sustainable) sehingga dapat berperan lebih jauh dalam akselerasi pembangunan regional dan nasional. III.2. Bidang Usaha Saat ini komoditi yang sedang dibudidayakan mencakup 4 jenis yaitu karet, kelapa sawit, tebu dan teh yang semuanya dikelola dengan tekhnologi modern, manajemen terpadu dan didukung sumber daya manusia yang profesional di bidangnya masing-masing. Wilayah kerja pengelolaan tersebut tersebar di propinsi Lampung (10 unit usaha), dan Bengkulu (3 unit usaha) dengan luas areal tanaman menghasilkan (TM) Inti hektar dan Plasma hektar. PT. Perkebunan Nusantara VII ini memiliki 4 jenis budidaya, yaitu : 1. Budidaya karet PT Perkebunan Nusantara VII saat ini memiliki 4 unit pabrik karet produk olahan RSS dengan kapasitas 29 ton KK sehari, 6 unit pabrik karet produk olahan SIR-HG dengan kapasitas 140 ton KK sehari dan 4 unit pabrik karet olahan SIR-LG dengan kapasitas 120 ton KK sehari. Dari areal tanaman menghasilkan karet seluas Ha, pada tahun 2006 mampu menghasilkan bahan baku karet ton. Komoditas karet ini menduduki urutan pertama dalam perolehan pendapatan (40,1 %) bagi PT Perkebunan Nusantara VII yaitu dengan perolehan pendapatan sebesar Rp. 941,0 milyar dari hasil penjualan karet sebanyak ton. Dari total volume penjualan karet sebesar ton, 73% diantaranya mengisi pangsa pasar ekspor di mancanegara seperti Amerika Serikat, China, Pakistan, Jepang, Kanada dan Korea, dan sisanya 27% mengisi pasar lokal.

5 Membaiknya harga karet sejalan dengan konsistensi atas mutu produk yang dihasilkan dan mekanisme supply dan demand yang berpengaruh positif terhadap harga jual karet, memantapkan posisis komoditas karet sebagai penyumbang kontribusi pendapatan yang paling dominan. 2. Budidaya kelapa sawit Indonesia adalah produsen minyak kelapa sawit kedua terbesar di dunia. Oleh karena itu pemerintah telah mencanangkan industri kelapa sawit sebagai unggulan dalam peolehan devisa bagi negara. Komoditas unggulan ini juga menjadi andalan PT Perkebunan Nusantara VII mengingat peranan dan kontribusinya yang cukup besar bagi perkembangan perusahaan. Pada tahun 2006, nilai penjualanya mencapai Rp 677,4 milyar atau 28,8% dari total pendapatan perseroan. Dari areal tanaman menghasilkan kelapa sawit seluas hektar, perusahaan telah menghasilkan total produksi tandan buah segar ton terdiri dari ton berasal dari kebun intinya dan sisanya dari pembelian/plasma ton didukung oleh 7 unit pabrik kelapa sawit yang beroperasi 20 jam sehari dan berkapasitas total 261 ton TBS/jam, pada tahun 2006 mampu menghasilkan kelapa sawit sebanyak ton dan ton inti kelapa sawit. Peningkatan permintaan minyak nabati di pasaran dunia dan meningkatnya permintaan minyak sawit untuk bahan baku biodiesel, menjadi faktor utama meningkatnya harga jual CPO, sehingga rata-rata harga jual CPO pada tahun 2006 meningkatkan nilai nilai jual komoditas kelapa sawit sehingga meningkat 29,2% diatas realisasi tahun lalu.

6 3. Budidaya tebu Areal tebu PT Perkebunan Nusantara VII terbesar di Propinsi Lampung dan Sumatra Selatan dengan total luas tanaman dipanen mencapai hektar. Melalui kedua unit pabriknya yang berkapasits total ton tebu/hari pada tahun 2006 diolah ton tebu sehingga menghasilkan gula milik sendiri sebesar ton gula dan ton tetes. Tahun 2006 adalah prestasi yang kedua kalinya bagi salah satu pabrik gula Bungamayang yang berhasil mencapai produksi pada level ton. Nilai penjualan produksi gula pada tahun 2006 sebesar Rp 704,4 milyar yang berasal dari penjualan ton gula dan ton tetes masing-masing senilai Rp 638,1 milyar dan Rp 66,3 milyar. Regulasi pemerintah tentang tataniaga gula pada awal 2006 yang mematok harga minimum gula sebesar Rp 4800, gula semakin memastikan bahwa prospek komoditas gula pada masa mendatang tetap cerah dan semanis rasanya. 4. Budidaya teh tingkat permintaan teh saat ini cukup tinggi, baik dari pasar domestik maupun pasar internasional, sehingga masih terserap mengingat produksinya juga relatif rendah yaitu di kisaran ton teh kering setiap tahun. Pada tahun 2006 hasil produksi teh kering tersebut dioptimalkan untuk diekspor ke mancanegara terutama ke Malaysia, Rusia, Pakistan, India, Inggris, Belanda dan Australia. Volume penjualan tercapai ton (lebih dari 60% untuk mengisi pasar ekspor) dengan realisasi nilai penjualan sebesar Rp 26,1 milyar sehingga memberikan kontribusi sebesar 1,2% dari total nilai penjualan. Produksi teh kering dihasilkan dari ha areal TM yang terletak di dataran tinggi propinsi Sumatra Selatan. Dari ton

7 pucuk segar yang dipetik ratusan pekerja dan diolah pada 1 unit pengolahan berkapasitas 40 ton pucuk segar per hari berhasil diproduksi teh kering sebanyak ton. III.3. Struktur Organisasi Perusahaan memiliki karyawan pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005 masing-masing sejumlah orang dan orang. Berdasarkan salinan Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia (BUMN RI) No. KEP-18/MBU/2006 tanggal 11 September 2006 Mengangkat Harun Sulkam, SH Sebagai Anggota Komisaris PT Perkebunan Nusantara VII (persero). Dengan demikian susunan Dewan Komisaris per 31 Desember 2006 menjadi : Komisaris Utama : Ir. Subagyono Darmowiyono Komisaris : Prof DR. Ir M. Saleh Ali, M.Sc Komisaris : Soemeidi, B. Sc Komisaris : Harun Sulkam, SH. Komisaris : Drs. Chris Sopontjo Berdasarkan salinan Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor : KEP-134/MBU/2006 tanggal 27 Desember 2006 tentang pemberhentian dan pengangkatan anggota-anggota Direksi Perusahaan Perseroan PT Perkebunan Nusantara VII. Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara selaku Rapat Pemegang Saham Perusahaan Perseroan PT Perkebunan Nusantara VII, memutuskan pemberhentian dan pengangkatan anggota-anggota direksi Perusahaan Perseroan PT Perkebunan Nusantara VII mengukuhkan pemberhentian dengan hormat sebagai Direksi Perusahaan Perseroan PT Perkebunan Nusantara VII:

8 Ir. H. Amri Siregar : sebagai Direktur Utama Ir. H. Erwin Nasution : sebagai Direktur Produksi Ir. Boyke Budiono, MM : sebagai Direktur Keuangan Ir. H. M. Dharwin Karim : sebagai Direktur SDM dan Keuangan Ir. H. Hendra Iskaq, MBA : sebagai Direktur Pemasaran Pemberhentian dan pengangkatan tersebut berlaku efektif pada saat pengangakatan tanggal 25 Januari PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero) mempunyai struktur organisasi, deskripsi tugas, wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut : Komisaris : Bertanggung jawab untuk mengawasi kebijakan yang diambil oleh direktur dalam melaksanakan opersional perusahaan. Melindungi penggunaan sumber daya perusahaan. Berwenang dalam pengambilan keputusan yang menyangkut pelaksanaan kegiatan perusahaan. Mengawasi tindakan General Manager agar sejalan dengan tujuan perusahaan. Memberikan saran dan pertimbangan-pertimbangan untuk keperluan pengambilan keputusan oleh direktur. Direktur Utama: Memiliki wewenang untuk mengambil keputusan yang menyangkut kepentingan perusahaan secara menyeluruh. Menganalisis semua laporan dan informasi yang diberikan.

9 Bertanggung jawab pada perusahaan, memonitor dan mengevaluasi semua kegiatan perusahaan pada tiap-tiap bagian dari Direktur Produksi, Direktur SDM&Umum, Direktur Keuangan, Direktur Pemasaran. Direktur Produksi : Dengan bawahan, - Bagian Tanaman : Melaksanakan Kebijakan Direksi dalam bidang pengelolaan tanaman di seluruh wilayah kerja PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero) yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, kontrol dan evaluasi di bidang investasi, pemeliharaan, pemungutan hasil, sesuai standar tekhnis budidaya serta melaksanakan pengawasan dan pengendalian usaha dengan menitikberatkan pada produktivitas dan efisiensi baik dari tekhnis maupun finansial. Berwenang mengatur pelaksanaan tugas pekerjaan dibidangnya secara - Bagian Tekhnik : efisien dan efektif, termasuk melakukan koordinasi dengan bagian lain. Memimpin dan mengkoordinir pelaksanaan Pekerjaan Bagian Tehknik. Mengkoordinir penyusunan dan pembahasan Coorporate Plan, Rencana Jangka Panjang dan mengkoordinir penyusunan dan pembahasan Rencana Kerja Operasional. Mengkoordinir perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan serta mengevaluasi keadaan seluruh asset bidang tekhnik dalam rangka perbaikan dan pemeliharaan. Berwenang mengatur pelaksanaan tugas pekerjaan dibidangnya secara

10 efisien dan efektif, termasuk melakukan koordinasi dengan bagian lain. - Bagian Pengolahan : Memimpin dan mengkoordinir pelaksanaan Pekerjaan Bagian Pengolahan. Mengkoordinir penyusunan dan pembahasan Coorporate Plan, Rencana Jangka Panjang dan mengkoordinir penyusunan dan pembahasan Rencana Kerja Operasional. Mengkoordinir perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan serta mengevaluasi keadaan seluruh asset bidang pengolahan dalam rangka perbaikan mutu hasil oleh. Berwenang mengatur pelaksanaan tugas pekerjaan dibidangnya secara Direktur SDM&Umum : Dengan bawahan, - Bagian SDM : efisien dan efektif, termasuk melakukan koordinasi dengan bagian lain. Melaksanakan Kebijakan Direksi dalam bidang Pembinaan Sumber Daya Manusia di seluruh wilayah kerja PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero) yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian Sumber Daya Manusia dalam rangka menigkatkan produktivitas dan profesionalisme Sumber Daya Manusia. Berwenang mengatur pelaksanaan tugas pekerjaan dibidangnya secara efisien dan efektif, termasuk melakukan koordinasi dengan bagian lain.

11 - Bagian Umum : Memimpin dan mengkoordinir pelaksanaan Pekerjaan Bagian Umum. Mengkoordinir penyusunan dan pembahasan Coorporate Plan, Rencana Jangka Panjang dan mengkoordinir penyusunan dan pembahasan Rencana Kerja Operasional yang berhubungan dengan bidang Umum. Mengkoordinir penyelesaian persoalan hukum yang menyangkut Perusahaan. Berwenang mengatur pelaksanaan tugas pekerjaan dibidangnya secara efisien dan efektif, termasuk melakukan koordinasi dengan bagian lain. - Bagian Sekretariat : Mengkoordinir penyusunan RKAP Kantor Direksi sejalan dengan perkembangan perusahaan serta mengawasi pelaksanaanya. Mengkoordinir pengaturan penggunaan dan pemeliharaan rumah dinas, Mess, kendaraan Kantor Direksi serta menyelenggarakan administrasinya. Mengkoordinir pengurusan persiapan perjalanan dinas Direksi dan Pekerja serta perhitungan uang jalannya dan mengatur penerimaan tamu Perusahaan. Berwenang mengatur pelaksanaan tugas pekerjaan dibidangnya secara efisien dan efektif, termasuk melakukan koordinasi dengan bagian lain.

12 Direktur Keuangan : Dengan bawahan, - Bagian keuangan : Melaksanakan kebijakan Direksi dalam rangka pelaksanaan Administrasi di bidang keuangan serta mengkoordinir pendayagunaan dan pengembangan sumber dana perusahaan, rencana kerja, dan Anggaran Perusahaan fisik serta pembiayaan finansial perusahaan. Berwenang mengatur pelaksanaan tugas pekerjaan dibidangnya secara - Bagian Akuntansi: efisien dan efektif, termasuk melakukan koordinasi dengan bagian lain. Mengkoordinir penyusunan laporan keuangan, laporan Manajemen Bulanan, triwulan beserta analisisnya. Mengkoordinir pelaksanaan administrasi aktiva dan hutang piutang. Menyusun pedoman kerja bidang akuntansi untuk kelancaraan dan peningkatan hasil pelaksanaan kerja sesuai dengan Struktur Organisasi Perusahaan. Berwenang mengatur pelaksanaan tugas pekerjaan dibidangnya secara Direktur Pemasaran : Dengan bawahan, - Bagian Pengadaan : efisien dan efektif, termasuk melakukan koordinasi dengan bagian lain. Melaksanaan penyusunan dan pembahasan Coorporate Plan, Rencana Jangka Panjang, Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan, Rencana Operasional bidang pengadaan barang dan jasa sejalan dengan sasaran dan pekembangan Perusahaan.

13 Mengkoordinir penyusunan daftar harga barang dan jasa untuk dasar penyusunan RKAP. Mengkoodinir pelaksanaan pengadaan barang dan jasa untuk keperluan Perusahaan dengan harga yang wajar, mutu yang baik dan melalui proses yang benar sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Mengusahakan penyelesaian proses pengadaan barang dan jasa sesuai dengan kebutuhan Perusahaan. Berwenang mengatur pelaksanaan tugas pekerjaan dibidangnya secara efisien dan efektif, termasuk melakukan koordinasi dengan bagian lain. - Bagian Pemasaran : Melaksanaan penyusunan dan pembahasan Coorporate Plan, Rencana Jangka Panjang, Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan, Rencana Operasional bidang pengadaan barang dan jasa sejalan dengan sasaran dan pekembangan Perusahaan. Mengkoordinir penyusunan strategi pemasaran yang meliputi distribusi dan pemasaran bekerjasama dengan bagian terkait dalam rangka mencapai tujuan Perusahaan. Mengkoordinir perencanaan penerimaan bulanan dan menyusun rencana pemasaran hasil produksi.

14 STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN RUPS Dewan Komisaris Direktur Utama Direktur Direktur SDM Direktur Direktur Bagian Tanaman & Bagian Umum SDM Keuangan Produksi Bagian Tekhnik Bagian Umum Bagian Keuangan Bagian Pemasaran Pengadaan Bagian Pengolahan Bagian Sekretariat Bagian Akuntansi Bagian Pemasara Bagian Satuan Pengawasan Intern Bagaian Pengkajian Pengembangan Unit-unit Usaha Wilayah Lampung Wilayah Usaha Banyuasin Wilayah Muaraenim Wilayah Usaha Bengkulu Unit-unit Usaha Unit-unit Usaha Unit-unit Usaha Gambar 3.1

15 III.4. Kebijakan Akuntansi PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VII (Persero) dalam menjalankan usahanya, dibutuhkan kebijakan akuntansi yang telah disesuaikan dan diaudit berdasarkan dengan yang telah ditetapkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia dan standar audit pemerintahan. Kebijakan-kebijakan akuntansi yang digunakan perusahaan adalah : Dasar penyajian laporan keuangan Laporan keuangan ini disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, dan peraturan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) serta peraturan pemerintah lainnya yang berlaku dalam penyajian laporan keuangan perusahaan perkebunan. Dasar penyusunan laporan keuangan, kecuali untuk laporan arus kas, adalah dasar akrual dan dasar pengukuran dalam penyusunan laporan keuangan ini adalah konsep biaya perolehan kecuali untuk investasi dalam efek tertentu yang dicatat sebesar nilai wajarnya (fair value) dan persediaan yang dinyatakan sebesar nilai realisasi bersih (the lower of cost or net realizable value). Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung (direct method) dengan mengelompokkan penerimaan dan pengeluaran kas dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan ini adalah mata uang rupiah (Rp).

16 Transaksi dan saldo dalam mata uang asing Pembukuan Perusahaan diselenggarakan dalam mata uang rupiah. Transaksitransaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat berdasarkan nilai tukar yang selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat berdasarkan nilai tukar yang berlaku pada tanggal terjadinya transaksi tersebut. Pada tanggal neraca, seluruh aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah dengan menggunakan nilai tukar tengah yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dari penjabaran tersebut dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi tahun bersangkutan, kecuali keuntungan atau kerugian akibat penjabaran pinjaman dalam mata uang asing yang digunakan untuk mendanai pembangunan aktiva tetap dan tanaman belum menghasilkan, dikapitalisasi dan menambah harga perolehan aktiva tetap dan tanaman belum menghasilkan tersebut. Nilai tukar rupiah yang digunakan pada tanggal 31 Desember 2006 adalah dan pada tahun 2005 adalah Transaksi hubungan istimewa Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah : a. perusahaan baik langsung maupun melalui satu atau lebih perantara, mengendalikan atau dikendalikan oleh, atau berada dibawah pengendalian bersama, dengan Perusahaan (termasuk holding companies, subsudiaries dan fellow subsudiaries); b. perusahaan asosiasi; c. perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di Perusahaan yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut ( yang

17 dimaksudkan dengan anggota keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan Perusahaan); karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan Perusahaan, yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari Perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut; d. perusahaan dimana suatu kepentingan subtansial dalam hak suara dimiliki baik secara lansung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam butir (3) dan (4) atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaanperusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari Perusahaan dan perusahaan-perusahaan yang mempunayi anggota manajemen kunci yang sama dengan perusahaan. Penggunaan estimasi Penyusunan laporan keuangan sesuai dangan prisip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aktiva dan kewajiban yang dilaporkan dan pengungkapan aktiva dan kewajiban kontijensi pada tanggal laporan keuangan serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Karena adanya unsur ketidakpastian yang melekat dalam melakukan estimasi, maka jumlah sesungguhnya pada periode yang akan datang dapat berbeda dangan jumlah diestimasikan.

18 Kas dan Setara kas Kas dan setara kas meliputi kas, bank dan deposito yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatanya dan tidak dijaminkan serat tidak dibatasi penggunaaanya. Penyisihan piutang ragu-ragu Penyisihan piutang ragu-ragu ditetapkan berdasarkan penelaahan terhadap kemungkinan tidak tertagihnya piutang tersebut pada tanggal neraca. Persediaan Persediaan termasuk tanaman perkebunan semusim yaitu tanaman yang langsung memberikan hasil dalam satu musim tanam. Akun tanaman semusim merupakan akumulasi beban-beban yang berhubungan dengan pengadaan bahan, pemupukan, dan perawatan bibit hingga panen. Sedangkan beban-beban yang berhubungan dengan pengadaaan dan perawatan bibit tanaman semusim yang belum siap untuk berproduksi dicatat sebagai aktiva lain-lain. Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara harga pokok perolehan dan nilai realisasi bersih. Harga perolehan persediaan bahan baku dihitung berdasarkan metode rata-rata bergerak. Penyisihan persediaan usang ditentukan berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan persediaan pada tanggal neraca. Nilai bersih yang dapta direalisasikan adalah taksiran harga jual yang wajar setelah dikurangi dengan taksiran biaya untuk menyelesaikan dan menjual persediaan barang jadi yang dihasilkan.

19 Investasi Investasi pada perusahan asosiasi Perusahaan asosiasi adalah suatu badan usaha yang dimiliki perusahaan, baik langsung maupun tidak langsung. 20% atau lebih hak suara di badan usaha tersebut, atau perusahaan memiliki pengaruh signifikan terhadap badan usaha itu, akan tetapi Perusahaan tidak mengendalikan badan usaha tersebut. Investasi Perusahaan dengan kepemilikan saham antara 20% sampai dengan 50% dicatat dengan mengggunakan model ekuitas. Dalam metode ekuitas, saldo penyertaan yang disajikan dalam neraca adalah harga perolehan dari penyertaan ditambah atau dikurangi dengan bagian Perusahaan atas laba atau rugi bersih Perusahaan asosiasi sejak tanggal perolehan serta dikurangi dengan pendapatan deviden. Investasi jangka panjang lainnya Investasi jangka panjang lainnya merupakan investasi untuk dimiliki oleh Perusahaan dalam jangka waktu lebih dari 12 bulan. Investasi ini dapat berbentuk: i. kepemilikan saham kurang dari 20% dicatat sebesar nilai terendah antara harga perolehan dan nilai bersih yang dapat direalisasi; ii. investasi jangka panjang dalam bentuk penyertaan saham yang nilai wajarnya tidak tersedia dicatat sebesar nilai terendah antara harga perolehan dan nilai bersih yang dapat direalisasi. Tanaman perkebunan Tanaman perkebunan diklasifikasikan menjadi 2 golongan yaitu tanaman produksi dan persediaan. Tanaman produksi dibedakan menjadi tanaman belum menghasilkan

20 dan tanaman telah menghasilkan. Tanaman yang diklasifikasikan sebagi persediaan adalah tanaman yang langsung memberikan hasil dalam satu musim tanam. Tanaman belum menghasilkan dinyatakan sebesar harga perolehannya yang meliputi: a. biaya langsung seperti biaya-biaya pembibitan, persiapan lahan, penanaman, pemupukan dan pemeliharaan; b. bagian biaya tidak langsung, seperti alokasi umum dan administrasi; c. kapitalisasi beban keuangan atas pinjaman yang digunakan untuk mengembangkan tanaman selama tanaman tersebut belum menghasilkan, sesuai dengan ketentuan yang disebutkan di bawah ini : untuk pinjaman yang dikapitalisasi ditentukan dengan mengalikan tingkat kapitalisasi dengan pengeluaran untuk aktiva tertentu. Tingkat kapitalisasi adalah rata-rata tertimbang biaya pinjaman dari seluruh pinjaman terkait dalam periode, dengan mengecualikan jumlah pinjaman secara khusus digunakan unutk pembangunan aktiva tertentu. Tanaman belum menghsilkan dicatat sebagai aktiva tidak lancar dan tidak disusutkan. Tanaman telah menghasilkan. Biaya perolehan tanaman belum menghasilkan direklasifikasi ke akun tanaman telah menghasilkan pada saat tanaman tersebut mulai menghasilkan. Jangka waktu suatu tanaman dinyatakan mulai menghasilkan ditentukan oleh pertumbuhan vegetatif dan berdasarkan taksiran manajemen dengan ketentuan sebagai berikut : a. tanaman kelapa sawit dinyatakan sebagai tanaman menghasilkan apabila telah berumur 3 tahun dan 60% dari jumlah seluruh pohon per blok telah

21 menghasilkan tandan buah atau 2 lingkaran tandan telah matang atau berat rata-rata buah per tandan telah mencapai 3 kilogram atau lebih. b. Tanaman karet dinyatakan sebagai tanaman menghasilkan apabila telah berumur 5 tahun dan 60% dari jumlah seluruh pohon per blok sudah dapat dideres dan mempnyai ukuran lilit batang 45 cm yang diukur pada ketinggian satu meter dari pertautan okulasi. c. Tanaman teh dinyatakan sebagai tanaman menghasilkan apabila telah berumur 3 tahun dan 60% dari jumlah seluruh pohon per blok dapat dipetik. Penyusutan tanaman telah menghasilkan dimulai sejak dipindahkan dari tanaman belum menghasilkan, dihitung dengan cara sebagi berikut : Jenis Tanaman Aktiva Metode Tarif Penyusutan per tahun Tanaman telah menghasilkankaret Garis lurus 4% Tanaman telah menghasilkan- Garis lurus 4% kelapa sawit Tanaman telah menghasilkan- teh Garis lurus 4% Aktiva tetap Aktiva tetap dinyatakan berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan. Biaya perolehan mencakup pengeluaran untuk perbaikan, penggantian, pemugaran dan peningkatan daya guna aktiva tetap yang jumlahnya signifikan serta pembangunan aktiva tetap. Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan. Aktiva tetap kecuali tanah, disusutkan dimulai sejak tanggal perolehan atau jika dibangun sendiri, aktiva dalam penyelesaian tersebut telah selesai dan siap

22 untuk digunakan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aktiva tetap. Penyusutan aktiva tetap dihitung dengan cara sebagai berikut : Jenis aktiva tanaman Metode Tarif penyusutan per tahun Bangunan Garis lurus 5% Mesin dan instalasi pabrik Garis lurus 12,5% Jalan, jembatan dan Garis lurus 6,25% saluran Peralatan angkut Garis lurus 25% Peralatan kebun Garis lurus 25% Peralatan kantor Garis lurus 25% Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya. Aktiva tetap yang sudah tidak dipergunakan lagi atau yang dijual dikeluarkan dari kelompok aktiva tetap sebesar nilai bukunya dan laba atau rugi yang terjadi dilaporkan dalam operasi yang bersangkutan. Bangunan dan prasarana dalam pembangunan merupakan akumulasi biaya bahan baku dan biaya-biaya lain yang termasuk biaya pinjaman yang digunakan untuk membiayai aktiva selama masa pembangunan sampai saat aktiva tersebut telah selesai pembangunannya dan siap untuk digunakan. Beban keuangan Beban atas pinjaman yang digunakan untuk membiayai pembangunan aktiva tetap dan tanaman belum menghasilkan dikapitalisasi sampai saat pembanguna aktiva

23 tetap telah selesai dan siap untuk digunakan atau saat tanaman mulai menghasilkan. Beban pinjaman ini mencakup beban bunga, selisih kurs dan biaya pinjaman lainnya. Biaya tangguhan Biaya yang mempunyai masa manfaat di kemudian hari dan melebihi akhir periode pembukuan dikapitalisasi dan diamortisasikan selama taksiran masa manfaatnya dengan menggunakan metode garis lurus, termasuk biaya yang terjadi sehubungan dengan pengurusan legal hak atas tanah. Beban tangguhan lainnya diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya. Pengakuan pendapatan dan beban Pendapatan dari penjualan barang diakui pada saat Perusahaan telah secara signifikan memindahkan risiko dan manfaat kepemilikan barang kepada pembeli. Pendapatan bunga diakui pada saat terjadinya. Beban diakui pada saat terjadinya, beban diamortisasi menjasi beban bulanan secara proporsional berdasarkan metode garis lurus. Imbalan kerja karyawan Perusahaan memberikan program pensiun imbalan pasti untuk semua karyawan tetapnya. Perusahaan membukukan imbalan kerja untuk karyawan sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Tunjangan karyawan 1. Tantiem : sebelum tahun 2001, tantiem diselenggarakan berdasakan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 853/kpts/KP.630/9/97. Tantiem merupakan bagian dari laba bersih Perusahaan pada tahun buku tertentu yang diperuntukkan bagi Dewan Komisaris, Direksi dan karyawan pimpinan. Jumlah tantiem untuk

24 setiap tahun buku ditetapkan dan disahkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham dan dikategorikan sebagai bagian dari pembagian laba yang dibebankan ke saldo laba. 2. Bonus : bonus ditetapkan berdasarkan estimasi manajemen Perusahaan dan disahkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham. Selisih antara jumlah bonus yang diestimasi oleh manajemen dengan jumlah yang disahkan oleh pemegang saham dibebankan atau dikreditkan pada periode dimana bonus tersebut disahkan oleh RUPS. Laba/Rugi bersih per saham Laba bersih per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah tertimbang saham ditempatkan dan disetor penuh selama tahun yang bersangkutan. Penggunaan saldo laba berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Penggunaan saldo laba yang dilakukan atas dasar keputusan Rapat Umum Pemegang Saham diperlakukan sesuai dengan isi keputusan tersebut. Penggunaan tersebut tidak terbatas pada pembagian deviden, pembagian tantiem, penyisihan atas cadangan umum dan alokasi Program Kemitraan dan Bina Lingkungan. Biaya untuk mendapatkan pinjaman Biaya untuk mendapatkan pinjaman yang terjadi sehubungan dengan pinjaman obligasi diamortisasikan selama periode pinjaman tersebut. Sesuai dengan surat keputusan BAPEPAM Nomor : Kep-06/PM/2000 atas Amandemen Peraturan Nomor: VIII.G.7 tanggal 13 Maret 2000, biaya untuk mendapatkan pinjaman telah dilaporkan sebagai pengurang saldo hutang obligasi.

25 III.5. Kebijakan Pajak Penghasilan Kebijakan pajak pada perusahaan ini diurus oleh bagian akuntansi yang dipimpin oleh Manajer Akuntansi dengan bawahanya yang dibagi sesuai bidangnya yaitu : - Kepala Urusan Akuntansi dengan tugas membantu Manajer Akuntansi dalam kegiatan akuntansi secara umum dan Laporan Keuangan Perusahaan, dengan wewenang mengatur pelaksanaan tugas pekerjaan secara efektif dan efisien termasuk melakukan koordinasi dengan urusan lain. - Kepala Urusan Verifikasi dengan tugas membantu Manajer Akuntansi dalam pelaksanaan kegiatan verifikasi dokumen pembayaran maupun verifikasi laporan manajemen unit usaha dan bertanggung jawab kepada Manajer Akuntansi. - Kepala Urusan PDE dan Sistem Informasi Manajemen dengan tugas melaksanakan dan bertanggung jawab atas kelancaran pekerjaan di urusan Sistem Informasi Manajemen. Dan dalam urusan perpajakan beban pajak saat ini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan diakui untuk seluruh perbedaan temporer yang boleh dikurangkan dan saldo rugi fiskal yang dapat dikompensasikan dan belum digunakan, apabila besar kemungkinan perbedaaan temporer dan kompensasi rugi fiskal tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba fiskal pada masa yang akan datang.

26 Nilai tercatat aktiva pajak tangguhan ditinjau kembali pada setiap tanggal neraca dan nilai tercatat tersebut diturunkan apabila laba fiskal tidak mungkin memadai untuk dikompensasikan dengan sebagian atau seluruh aktiva pajak tangguhan. Pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang kemungkinan diberlakukan pada saat aktiva pajak tersebut dipulihkan dan kewajiban pajak yang ada dipenuhi berdasarkan tarif pajak yang berlaku atau secara subtansial telah diberlakukan pada tanggal neraca. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi. Koreksi terhadap kewajiban perpajakan diakui pada saat surat ketetapan pajak diterima atau pada saat keputusan atau keberatan dan atau banding telah ditetapkan jika mengajukan keberatan atau banding.

BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan

BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS III.1 Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan PT MMS didirikan di Jakarta berdasarkan Akta No.14 tanggal 4 Oktober 1989 dari Notaris Winnie Hadiprojo, SH., notaris

Lebih terperinci

PT. PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 30 Juni 2010 dan 2009

PT. PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 30 Juni 2010 dan 2009 1. UMUM a. Pendirian dan Informasi Umum PT. Primarindo Asia Infrastructure, Tbk. (Perusahaan) didirikan di Bandung berdasarkan Akta No. 7 tanggal 1 Juli 1988 dan Notaris Nany Sukarja, S. H. Akta Pendirian

Lebih terperinci

PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) LAPORAN KEUANGAN PERIODE 01 JANUARI JUNI 2009 DAN PERIODE 01 JANUARI JUNI 2008.

PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) LAPORAN KEUANGAN PERIODE 01 JANUARI JUNI 2009 DAN PERIODE 01 JANUARI JUNI 2008. LAPORAN KEUANGAN PERIODE 01 JANUARI 2009-30 JUNI 2009 DAN PERIODE 01 JANUARI 2008 30 JUNI 2008 Daftar Isi Halaman Neraca... 1-2 Laporan Laba Rugi... 3 Laporan Perubahan Ekuitas... 4 Laporan Arus Kas...

Lebih terperinci

PT SIANTAR TOP Tbk LAPORAN KEUANGAN UNTUK ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2007 DAN 2006 (TIDAK DIAUDIT)

PT SIANTAR TOP Tbk LAPORAN KEUANGAN UNTUK ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2007 DAN 2006 (TIDAK DIAUDIT) PT SIANTAR TOP Tbk LAPORAN KEUANGAN UNTUK ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2007 DAN 2006 (TIDAK DIAUDIT) 1 PT SIANTAR TOP Tbk NERACA PER TANGGAL 30 JUNI 2007 DAN 2006 (TIDAK DIAUDIT) Catatan

Lebih terperinci

PT. INTANWIJAYA INTERNASIONAL, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2009 DAN 2008

PT. INTANWIJAYA INTERNASIONAL, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2009 DAN 2008 Halaman 8 PT. INTANWIJAYA INTERNASIONAL, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2009 DAN 2008 1. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN a. Pendirian Perusahaan PT. Intanwijaya Internasional Tbk. (Perusahaan) didirikan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 4.1 PT. Perkebunan Nusantara IV 4.1.1 Riwayat Singkat Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara IV dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 09 tahun 1996 tentang penggabungan

Lebih terperinci

PT BNI SECURITIES LAPORAN KEUANGAN UNTUK 3 BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2008 DAN 2007 (UNAUDITED)

PT BNI SECURITIES LAPORAN KEUANGAN UNTUK 3 BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2008 DAN 2007 (UNAUDITED) PT BNI SECURITIES LAPORAN KEUANGAN UNTUK 3 BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2008 DAN 2007 (UNAUDITED) 0 PT BNI SECURITIES LAPORAN KEUANGAN UNTUK 3 BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2008 DAN 2007 (UNAUDITED) Daftar

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Perbedaan antara Laba Komersial dan Laba Fiskal. Perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usaha diwajibkan untuk menyusun

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Perbedaan antara Laba Komersial dan Laba Fiskal. Perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usaha diwajibkan untuk menyusun BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perbedaan antara Laba Komersial dan Laba Fiskal Perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usaha diwajibkan untuk menyusun laporan keuangan setiap akhir periode, dan laporan keuangan

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI PT INDO EVERGREEN. UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 dan 2010

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI PT INDO EVERGREEN. UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 dan 2010 LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI PT INDO EVERGREEN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER dan DAFTAR ISI Halaman LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Laporan Posisi Keuangan... 1. Laporan Laba Rugi Komprehensif...

Lebih terperinci

PT Perkebunan Nusantara VII (Persero)

PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Laporan keuangan beserta laporan auditor independen tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 LAPORAN KEUANGAN BESERTA LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

Lebih terperinci

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2010 DAN 2009 (MATA UANG INDONESIA)

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2010 DAN 2009 (MATA UANG INDONESIA) PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2010 DAN 2009 (MATA UANG INDONESIA) PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2010 DAN 2009 Daftar Isi Halaman Neraca... 2-3 Laporan

Lebih terperinci

PT SURYA TOTO INDONESIA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 Juni 2010 dan 2009 ( Dalam Rupiah )

PT SURYA TOTO INDONESIA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 Juni 2010 dan 2009 ( Dalam Rupiah ) 1 UMUM a. Pendirian Perusahaan PT. Surya Toto Indonesia Tbk. ("Perusahaan") didirikan tanggal 11 Juli 1977 dalam rangka Undang-Undang Penanaman Modal Asing No. 1, tahun 1967 berdasarkan akte yang dibuat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI ANALISIS

BAB III METODOLOGI ANALISIS 59 BAB III METODOLOGI ANALISIS 3.1 Kerangka Pemikiran Pembahasan tesis ini, didasarkan pada langkah-langkah pemikiran sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi objek pajak perusahaan dan menganalisis proses

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAPORAN KEUANGAN PEMANFAATAN HUTAN PRODUKSI DAN PENGELOLAAN HUTAN (DOLAPKEU PHP2H)

PEDOMAN PELAPORAN KEUANGAN PEMANFAATAN HUTAN PRODUKSI DAN PENGELOLAAN HUTAN (DOLAPKEU PHP2H) PEDOMAN PELAPORAN KEUANGAN PEMANFAATAN HUTAN PRODUKSI DAN PENGELOLAAN HUTAN (DOLAPKEU PHP2H) Pelatihan APHI 18 MEI 2011 Dwi Martani & Taufik Hidayat Staf Pengajar Departemen Akuntansi FEUI Tim Penyusun

Lebih terperinci

Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut: Tahun 2011 Tahun 2010

Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut: Tahun 2011 Tahun 2010 1. UMUM a. Pendirian dan Informasi Umum PT. Primarindo Asia Infrastructure, Tbk. (Perusahaan) didirikan di Bandung berdasarkan Akta No. 7 tanggal 1 Juli 1988 dan Notaris Nany Sukarja, S. H. Akta Pendirian

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) didirikan berdasarkan Peraturan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) didirikan berdasarkan Peraturan 48 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Perusahaan PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1996 tentang Perusahaan Perseroan (Persero),

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN. PT UG didirikan dengan akta notaris Abdul Latief, SH, No.104 tertanggal 29

BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN. PT UG didirikan dengan akta notaris Abdul Latief, SH, No.104 tertanggal 29 BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN III.1. Objek Penelitian III.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT UG didirikan dengan akta notaris Abdul Latief, SH, No.104 tertanggal 29 Oktober 1971 di Jakarta,

Lebih terperinci

Catatan 31 Maret Maret 2010

Catatan 31 Maret Maret 2010 NERACA KONSOLIDASI ASET Catatan 31 Maret 2011 31 Maret 2010 ASET LANCAR Kas dan setara kas 2f, 3 220.361.019.579 10.981.803.022 Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu Pihak yang

Lebih terperinci

1,111,984, ,724,096 Persediaan 12 8,546,596, f, ,137, ,402,286 2h, 9 3,134,250,000 24,564,101,900

1,111,984, ,724,096 Persediaan 12 8,546,596, f, ,137, ,402,286 2h, 9 3,134,250,000 24,564,101,900 NERACA KONSOLIDASI` PER 30 SEPTEMBER 2009 DAN 2008 3 CATATAN ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 2c, 2l, 4, 24 Rp 3,111,393,145 Rp 1,677,351,069 Investasi jangka pendek 2d, 5 5,348,940,000 6,606,593,125

Lebih terperinci

PT SIANTAR TOP Tbk. LAPORAN KEUANGAN INTERIM UNTUK TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2009 DAN 2008 (TIDAK DIAUDIT)

PT SIANTAR TOP Tbk. LAPORAN KEUANGAN INTERIM UNTUK TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2009 DAN 2008 (TIDAK DIAUDIT) PT SIANTAR TOP Tbk. LAPORAN KEUANGAN INTERIM UNTUK TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2009 DAN 2008 (TIDAK DIAUDIT) - 1 - PT SIANTAR TOP Tbk NERACA PER TANGGAL 30 JUNI 2009 DAN 2008 (TIDAK DIAUDIT)

Lebih terperinci

PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA Tbk

PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA Tbk PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA Tbk LAPORAN KEUANGAN TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TANGGAL 31 MARET 2009 DAN 2008 ( Tidak Diaudit ) PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA Tbk NERACA 31 Maret 2009 dan 2008 ( Disajikan

Lebih terperinci

JUMLAH AKTIVA

JUMLAH AKTIVA NERACA 31 DESEMBER 2007 AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan bank 3 866.121.482 3.038.748.917 Piutang usaha - bersih Hubungan istimewa 2b, 2c, 4, 5, 8 2.635.991.416 328.548.410 Pihak ketiga - setelah dikurangi

Lebih terperinci

PT. AKBAR INDO MAKMUR STIMEC Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008

PT. AKBAR INDO MAKMUR STIMEC Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 1. UMUM a. Pendirian Perusahaan PT. Akbar Indo Makmur Stimec Tbk ( Perusahaan ) didirikan pada tanggal

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Bab ini akan menguraikan tentang pengakuan, pengukuran dan penyajian

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Bab ini akan menguraikan tentang pengakuan, pengukuran dan penyajian BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Pendekatan Pembahasan Bab ini akan menguraikan tentang pengakuan, pengukuran dan penyajian yang dilaporkan oleh salah satu perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan devisa. PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero) adalah satu Badan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan devisa. PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero) adalah satu Badan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini komoditas perkebunan masih memegang peran penting dalam menghasilkan devisa. PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero) adalah satu Badan Usaha Milik

Lebih terperinci

PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA Tbk

PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA Tbk PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA Tbk LAPORAN KEUANGAN SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TANGGAL 30 SEPTEMBER 2009 DAN 2008 ( Tidak Diaudit ) PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA Tbk NERACA 30 September 2009

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pada tanggal 16 Januari 1985 berdasarkan akta notaris Ridwan Suselo, S.H., No. 27.

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pada tanggal 16 Januari 1985 berdasarkan akta notaris Ridwan Suselo, S.H., No. 27. BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN III.1 Sejarah Perusahaan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. ( Perusahaan ) didirikan di Indonesia pada tanggal 16 Januari 1985 berdasarkan akta notaris Ridwan Suselo,

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara III disingkat PTPN III (Persero), merupakan salah satu dari 14 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Perkebunan yang bergerak dalam

Lebih terperinci

P.T. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2008 DAN 2007

P.T. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2008 DAN 2007 P.T. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2008 DAN 2007 P.T. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN DAFTAR ISI Halaman

Lebih terperinci

L2

L2 L1 L2 L3 L4 L5 L6 L7 L8 L9 L10 L11 L12 L13 L14 L15 L16 L17 L18 L19 Tabel 4.1 PT KALBE FARMA, Tbk LAPORAN PERUBAHAN MODAL KERJA TAHUN 2006-2007 Dalam Rupiah (Rp) 31 Desember Perubahan Modal Kerja 2006 2007

Lebih terperinci

IV. PROFILE PTPN VII

IV. PROFILE PTPN VII 45 IV. PROFILE PTPN VII 4.1 Gambaran Umum PTPN VII PTPN VII 1 dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor : 12 Tahun 1996 tanggal 14 Pebruari 1996 dan pendirian perseroan tersebut oleh Notaris Harun

Lebih terperinci

AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2c,2e,4, Penyertaan sementara 2c,2f,

AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2c,2e,4, Penyertaan sementara 2c,2f, NERACA KONSOLIDASIAN (UNAUDITED) AKTIVA Catatan 2008 2007 AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2c,2e,4,43 10.942.829 10.828.433 Penyertaan sementara 2c,2f,43 182.685 188.139 Piutang usaha 2c,2g,5,36,43 Pihak

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 4.1 Analisis Kondisi Perseroan Sesuai Dengan Standar Akuntansi Yang Ada

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 4.1 Analisis Kondisi Perseroan Sesuai Dengan Standar Akuntansi Yang Ada BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Analisis Kondisi Perseroan Sesuai Dengan Standar Akuntansi Yang Ada Dalam bab ini, dilakukan analisis dengan membandingkan standar standar akuntansi yang ada di Indonesia

Lebih terperinci

PT. AKBAR INDO MAKMUR STIMEC Tbk

PT. AKBAR INDO MAKMUR STIMEC Tbk Laporan Keuangan Dan Laporan Auditor Independen Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007 DAFTAR ISI Halaman Laporan Auditor Independen i Neraca 1 Laporan Laba Rugi 2 Laporan

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Gambaran Umum Perusahaan PT. Sehat Sukses Sentosa

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Gambaran Umum Perusahaan PT. Sehat Sukses Sentosa BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1. PENYAJIAN DATA 4.1.1. Gambaran Umum Perusahaan PT. Sehat Sukses Sentosa PT. Sehat Sukses Sentosa merupakan subjek pajak yang telah didaftar dan memiliki Nomor Pokok

Lebih terperinci

PT Selamat Sempurna Tbk. Dan Anak Perusahaan

PT Selamat Sempurna Tbk. Dan Anak Perusahaan PT Selamat Sempurna Tbk. Dan Anak Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasi Dan Laporan Auditor Independen (Mata Uang Indonesia) Laporan Auditor Independen Laporan No. 36797S Pemegang Saham, Dewan Komisaris

Lebih terperinci

TUGAS PRAKTIK AUDITING MODUL 1 DISUSUN OLEH : DAULAT HASIBUAN AKBAR ANWARI LUBIS MUCHTI WIRAHADINATA

TUGAS PRAKTIK AUDITING MODUL 1 DISUSUN OLEH : DAULAT HASIBUAN AKBAR ANWARI LUBIS MUCHTI WIRAHADINATA TUGAS PRAKTIK AUDITING MODUL 1 DISUSUN OLEH : DAULAT HASIBUAN 130522063 AKBAR ANWARI LUBIS 130522064 MUCHTI WIRAHADINATA 130522065 DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk Laporan Keuangan Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2010 dan 2009 (Tidak diaudit) PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA Tbk NERACA 30 September 2010 dan

Lebih terperinci

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2007 (DENGAN ANGKA PERBANDINGAN UNTUK TAHUN 2006) (MATA UANG INDONESIA) 1 MUSTIKA

Lebih terperinci

PT Citatah Tbk Laporan Posisi Keuangan 30 September 2011 dengan angka perbandingan 31 Desember 2010 (Dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT Citatah Tbk Laporan Posisi Keuangan 30 September 2011 dengan angka perbandingan 31 Desember 2010 (Dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Laporan Posisi Keuangan 30 September 2011 dengan angka perbandingan 31 Desember 2010 Catatan Aset Aset lancar Kas dan setara kas 2d,4 10.051.209.650 10.812.416.225 Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan

Lebih terperinci

PT Selamat Sempurna Tbk. Dan Anak Perusahaan

PT Selamat Sempurna Tbk. Dan Anak Perusahaan PT Selamat Sempurna Tbk. Dan Anak Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasi (Mata Uang Indonesia) - 1 - NERACA KONSOLIDASI 30 Juni 2002 2001 AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas (Catatan 2c, 3 dan 26)

Lebih terperinci

PT ANEKA KEMASINDO UTAMA Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 SEPTEMBER 2009 DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TAHUN 2008 (MATA UANG INDONESIA)

PT ANEKA KEMASINDO UTAMA Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 SEPTEMBER 2009 DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TAHUN 2008 (MATA UANG INDONESIA) LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 SEPTEMBER 2009 DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TAHUN 2008 (MATA UANG INDONESIA) LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2009 DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TAHUN 2008 Daftar Isi Halaman

Lebih terperinci

Laporan Keuangan - Pada tanggal 31 Desember 2008 dan untuk periode sejak 8 April 2008 (tanggal efektif) sampai dengan 31 Desember 2008

Laporan Keuangan - Pada tanggal 31 Desember 2008 dan untuk periode sejak 8 April 2008 (tanggal efektif) sampai dengan 31 Desember 2008 Daftar Isi Halaman Laporan Auditor Independen 1 Laporan Keuangan - Pada tanggal 31 Desember 2008 dan untuk periode sejak 8 April 2008 (tanggal efektif) Laporan Aset dan Kewajiban Laporan Operasi Laporan

Lebih terperinci

PT. PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 30 JUNI 2014 DAN 31 DESEMBER 2013

PT. PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 30 JUNI 2014 DAN 31 DESEMBER 2013 1. UMUM a. Pendirian dan Informasi Umum PT. Primarindo Asia Infrastructure, Tbk. (Perusahaan) didirikan di Bandung berdasarkan Akta No. 7 tanggal 1 Juli 1988 dan Notaris Nany Sukarja, S. H. Akta Pendirian

Lebih terperinci

JUMLAH ASET LANCAR

JUMLAH ASET LANCAR LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) KONSOLIDASI 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 30 September 2011 31Desember 2010 ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 50948250925 80968763439 Investasi 1963117500 2016231750

Lebih terperinci

PT PENYELENGGARA PROGRAM PERLINDUNGAN INVESTOR EFEK INDONESIA

PT PENYELENGGARA PROGRAM PERLINDUNGAN INVESTOR EFEK INDONESIA Daftar Isi Halaman Laporan Auditor Independen Laporan Keuangan Untuk Periode yang Dimulai dari 18 Desember 2012 (Tanggal Pendirian) sampai dengan 31 Desember 2012 Laporan Posisi Keuangan 1 Laporan Laba

Lebih terperinci

PT TEMPO SCAN PACIFIC Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 Maret 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT TEMPO SCAN PACIFIC Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 Maret 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Ekshibit A NERACA KONSOLIDASI 31 Maret 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) A S E T ASET LANCAR Kas dan setara kas 2c,2p,3,25 1,349,564,406,813 1,205,030,845,882 Investasi jangka

Lebih terperinci

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 31 MARET 2011 DAN 2010 (MATA UANG INDONESIA)

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 31 MARET 2011 DAN 2010 (MATA UANG INDONESIA) PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 31 MARET 2011 DAN 2010 (MATA UANG INDONESIA) PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2011 DAN 2010 Daftar Isi Halaman Neraca... 2-3 Laporan

Lebih terperinci

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit)

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit) PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit) DAFTAR ISI Halaman Surat Pernyataan Direksi Laporan Auditor Independen

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN (Tidak Diaudit) 30 September 2008 dan PT Asahimas Flat Glass Tbk

LAPORAN KEUANGAN (Tidak Diaudit) 30 September 2008 dan PT Asahimas Flat Glass Tbk LAPORAN KEUANGAN (Tidak Diaudit) 30 September 2008 dan 2007 PT Asahimas Flat Glass Tbk Rusli Pranadi Manager Corporate Finance Samuel Rumbajan Direktur Keuangan NERACA (Tidak diaudit) 30 September 2008

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III MEDAN. PT Perkebunan Nusantara III disingkat PTPN III (Persero), merupakan

BAB II PROFIL PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III MEDAN. PT Perkebunan Nusantara III disingkat PTPN III (Persero), merupakan BAB II PROFIL PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III MEDAN A. Sejarah Singkat Perusahaan PT Perkebunan Nusantara III disingkat PTPN III (Persero), merupakan salah satu dari 14 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Perkebunan

Lebih terperinci

PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA Tbk. NERACA 30 JUNI 2002 DAN 2001 ( Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Nilai Nominal per Saham ) KEWAJIBAN DAN EKUITAS

PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA Tbk. NERACA 30 JUNI 2002 DAN 2001 ( Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Nilai Nominal per Saham ) KEWAJIBAN DAN EKUITAS PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA Tbk. NERACA 30 JUNI DAN ( Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Nilai Nominal per Saham ) AKTIVA KEWAJIBAN DAN EKUITAS Catatan Catatan AKTIVA LANCAR KEWAJIBAN LANCAR Kas dan setara kas

Lebih terperinci

PRAKTIKUM PENGAUDITAN & PDE MODUL 1: KERTAS KERJA NERACA, KERTAS KERJA LABA RUGI, SURAT PERIKATAN, RENCANA PEMERIKSAAN

PRAKTIKUM PENGAUDITAN & PDE MODUL 1: KERTAS KERJA NERACA, KERTAS KERJA LABA RUGI, SURAT PERIKATAN, RENCANA PEMERIKSAAN PRAKTIKUM PENGAUDITAN & PDE MODUL : KERTAS KERJA NERACA, KERTAS KERJA LABA RUGI, SURAT PERIKATAN, RENCANA PEMERIKSAAN OLEH: EKO ARIE WICAKSONO 5366 STAR PRO BPKP BATCH UNIVERSITAS LAMPUNG 6 ASET Keterangan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Neraca Konsolidasi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk

Lampiran 1. Neraca Konsolidasi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Lampiran 1. Neraca Konsolidasi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk L1 ASET PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2008, 2009, DAN 2010 Periode Analisis Horizontal

Lebih terperinci

PT SARASA NUGRAHA Tbk NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham)

PT SARASA NUGRAHA Tbk NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham) NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham) AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan Bank 2.b, 4 7.079.491 4.389.630 Investasi Jangka Pendek 2.d, 5 6.150 6.150 Piutang Usaha 2.b,

Lebih terperinci

BAB IV. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT GUDANG GARAM Tbk. modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Hal ini berarti bahwa

BAB IV. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT GUDANG GARAM Tbk. modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Hal ini berarti bahwa BAB IV ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT GUDANG GARAM Tbk IV.1 Analisis Laporan Arus Kas Kas merupakan aktiva yang paling likuid atau merupakan salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya.

Lebih terperinci

BAB II PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) Negara. Setiap perusahaan mempunyai sejarah masing-masing. Sejarah

BAB II PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) Negara. Setiap perusahaan mempunyai sejarah masing-masing. Sejarah BAB II PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) A. PROFIL PERUSAHAAN PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Merupakan Badan Usaha Milik Negara. Setiap perusahaan mempunyai sejarah masing-masing. Sejarah

Lebih terperinci

PT. INTI KAPUAS AROWANA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Laporan Auditor Independen

PT. INTI KAPUAS AROWANA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Laporan Auditor Independen PT. INTI KAPUAS AROWANA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Laporan keuangan konsolidasi Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 Beserta Laporan Auditor Independen DAFTAR ISI Laporan

Lebih terperinci

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 SEPTEMBER 2011 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (MATA UANG INDONESIA)

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 SEPTEMBER 2011 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (MATA UANG INDONESIA) PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 SEPTEMBER 2011 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (MATA UANG INDONESIA) PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 30 SEPTEMBER 2010 Daftar

Lebih terperinci

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 (dalam Ribuan Rupiah, kecuali di nyatakan lain)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 (dalam Ribuan Rupiah, kecuali di nyatakan lain) NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 AKTIVA LANCAR K E T E R A N G A N 2003 2002 Kas dan setara kas 5,048,154 5,040,625 Piutang usaha Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 19,943,324 21,928,185 Pihak ketiga-setelah

Lebih terperinci

Neraca 1. Perhitungan Hasil Usaha 2. Laporan Perubahan Ekuitas 3. Laporan Arus Kas 4. Catatan Atas Laporan Keuangan 5

Neraca 1. Perhitungan Hasil Usaha 2. Laporan Perubahan Ekuitas 3. Laporan Arus Kas 4. Catatan Atas Laporan Keuangan 5 DAFTAR ISI Halaman LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN LAPORAN KEUANGAN Neraca 1 Perhitungan Hasil Usaha 2 Laporan Perubahan Ekuitas 3 Laporan Arus Kas 4 Catatan Atas Laporan Keuangan 5 N E R A C A 31 Desember

Lebih terperinci

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN MEMBACA LAPORAN KEUANGAN Denny S. Halim Jakarta, 31 Juli 2008 1 Outline Pengertian Akuntansi Proses Akuntansi Laporan Keuangan Neraca Laporan Rugi Laba Laporan Arus Kas Pentingnya Laporan Keuangan Keterbatasan

Lebih terperinci

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk LAPORAN KEUANGAN PADA TANGGAL 30 JUNI 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 30 JUNI 2011 DAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang tangguh dalam perekonomian dan memiliki peran sebagai penyangga pembangunan nasional. Hal ini terbukti pada saat Indonesia

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. PT Dinamika Cipta Sentosa berdiri sejak Tahun 1993, bidang usaha yang dijalani oleh

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. PT Dinamika Cipta Sentosa berdiri sejak Tahun 1993, bidang usaha yang dijalani oleh BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1 Objek penelitian III. 1.1 Sejarah Singkat PT Dinamika Cipta Sentosa berdiri sejak Tahun 1993, bidang usaha yang dijalani oleh perusahaan adalah dalam bidang perkebunan

Lebih terperinci

PT BANK MUTIARA Tbk LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

PT BANK MUTIARA Tbk LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 A S E T Catatan 31 Maret 2012 31 Desember 2011 Kas 3.c, 3.e, 3.f, 4, 44 198,875 140,997 Giro pada Bank Indonesia 3.c, 3.e, 3.g,5, 44 949,568

Lebih terperinci

PT Wicaksana Overseas International Tbk Dan Anak Perusahaan

PT Wicaksana Overseas International Tbk Dan Anak Perusahaan PT Wicaksana Overseas International Tbk Dan Anak Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasi Dan Laporan Auditor Independen (Mata Uang Indonesia) Laporan Auditor Independen Laporan No. 35574S Pemegang Saham

Lebih terperinci

PT PANCA WIRATAMA SAKTI Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PT PANCA WIRATAMA SAKTI Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Halaman : 8 1. GAMBARAN UMUM PERSEROAN a. Pendirian Perseroan Perseroan didirikan dengan nama PT Panca Jasa Wira Sakti dengan akte notaris Mirah Dewi Ruslim Sukmadjaja SH (pengganti notaris Samsul Hadi

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Laporan Keuangan PT Astra Graphia Tbk

LAMPIRAN. Laporan Keuangan PT Astra Graphia Tbk L1 LAMPIRAN Laporan Keuangan PT Astra Graphia Tbk Aset Aset lancar PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2007, 2008 DAN 2009 Kas dan setara kas 151.020.114 132.737.259

Lebih terperinci

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk Laporan Keuangan Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2010 dan 2009 (Tidak diaudit) PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA Tbk NERACA 30 Juni 2010 dan 2009 (Disajikan

Lebih terperinci

PT TUNAS BARU LAMPUNG Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2010 DAN 2009

PT TUNAS BARU LAMPUNG Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2010 DAN 2009 PT TUNAS BARU LAMPUNG Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2010 DAN 2009 PT TUNAS BARU LAMPUNG Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN DAFTAR ISI Halaman

Lebih terperinci

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC, Tbk LAPORAN KEUANGAN

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC, Tbk LAPORAN KEUANGAN LAPORAN KEUANGAN LAPORAN KEUANGAN PER 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2010 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) LAPORAN

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III. 1. Sejarah Singkat Perkembangan Perusahaan. PI adalah perusahaan yang berbadan hukum CV (Commanditaire

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III. 1. Sejarah Singkat Perkembangan Perusahaan. PI adalah perusahaan yang berbadan hukum CV (Commanditaire BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA III. 1. Sejarah Singkat Perkembangan Perusahaan PI adalah perusahaan yang berbadan hukum CV (Commanditaire Vennotschap/ Perseroan Komanditer). Perusahaan ini didirikan oleh

Lebih terperinci

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d,

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d, NERACA KONSOLIDASIAN AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2d,4 121.433.163.880 119.658.017.889 Deposito berjangka 5 2.135.930.652 2.424.600.790 Piutang usaha 2e (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu

Lebih terperinci

PT LIPPO SECURITIES Tbk DAN PERUSAHAAN ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (TIDAK DIAUDIT) UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA 30 JUNI 2007 DAN 2006

PT LIPPO SECURITIES Tbk DAN PERUSAHAAN ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (TIDAK DIAUDIT) UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA 30 JUNI 2007 DAN 2006 LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (TIDAK DIAUDIT) UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA 30 JUNI 2007 DAN 2006 NERACA KONSOLIDASIAN Per 30 Juni 2007 dan 2006 Catatan A K T I V A KAS DAN SETARA KAS Pihak Ketiga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejarah Indonesia sejak masa kolonial sampai sekarang tidak dapat dipisahkan dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejarah Indonesia sejak masa kolonial sampai sekarang tidak dapat dipisahkan dari BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah Indonesia sejak masa kolonial sampai sekarang tidak dapat dipisahkan dari sektor pertanian dan perkebunan, karena sektor-sektor ini memiliki arti yang sangat

Lebih terperinci

dan Nyonya Sulistiowati Rudyono berdasarkan Akte Notaris Rachman Umar, SH HT TH'95 tertanggal 10 Agustus 1995 dan mendapatkan persetujuan dari

dan Nyonya Sulistiowati Rudyono berdasarkan Akte Notaris Rachman Umar, SH HT TH'95 tertanggal 10 Agustus 1995 dan mendapatkan persetujuan dari BAB JII METODOLOGI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Perusahaan PT. HILLCON JAYA SAKTI didirikan pada tahun 1995 oleh Tuan Ir. Hersan, dan Nyonya Sulistiowati Rudyono berdasarkan Akte Notaris Rachman Umar,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisa Perlakuan Akuntansi pada Penggabungan Usaha

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisa Perlakuan Akuntansi pada Penggabungan Usaha BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisa Perlakuan Akuntansi pada Penggabungan Usaha 1. Bentuk Penggabungan Usaha Penggabungan usaha yang dilakukan oleh PT MB Tbk, PT KS, PT MS dan PT TS, merupakan

Lebih terperinci

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2011 DAN 30 JUNI 2010 (MATA UANG INDONESIA)

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2011 DAN 30 JUNI 2010 (MATA UANG INDONESIA) PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2011 DAN 30 JUNI 2010 (MATA UANG INDONESIA) PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2011 DAN 30 JUNI 2010 Daftar Isi Halaman Laporan

Lebih terperinci

BAB IV REKONSILIASI KEUANGAN FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK. TERUTANG PADA PT. KERAMIKA INDONESIA ASSOSIASI. Tbk

BAB IV REKONSILIASI KEUANGAN FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK. TERUTANG PADA PT. KERAMIKA INDONESIA ASSOSIASI. Tbk BAB IV REKONSILIASI KEUANGAN FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK TERUTANG PADA PT. KERAMIKA INDONESIA ASSOSIASI. Tbk IV.1 Laba Rugi Secara Komersial Keuntungan (laba) atau kerugian adalah salah satu tolak ukur

Lebih terperinci

ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI

ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI P.T. PEMBANGUNAN JAYA ANCOL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2004 DAN 2003 AKTIVA 2004 2003 (Disajikan Rental' - Catatan 38) AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 161.020.965.269 41.211.323.789

Lebih terperinci

Laporan Keuangan Untuk Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2011 Dan PT SUGIH ENERGY Tbk TIDAK DIAUDIT

Laporan Keuangan Untuk Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2011 Dan PT SUGIH ENERGY Tbk TIDAK DIAUDIT Laporan Keuangan Untuk Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2011 Dan 2010 PT SUGIH ENERGY Tbk TIDAK DIAUDIT PT SUGIH ENERGY Tbk LAPORAN KEUANGAN UNTUK ENAM BULAN YANG BERAKHIR Juni 2011 DAN 2010 Daftar Isi

Lebih terperinci

Daftar Isi. Neraca Laporan Laba Rugi Laporan Perubahan Ekuitas Laporan Arus Kas Catatan Atas Laporan Keuangan...

Daftar Isi. Neraca Laporan Laba Rugi Laporan Perubahan Ekuitas Laporan Arus Kas Catatan Atas Laporan Keuangan... LAPORAN KEUANGAN DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN Daftar Isi Halaman Laporan Auditor Independen Neraca... 1-2 Laporan Laba Rugi... 3 Laporan Perubahan Ekuitas... 4 Laporan Arus Kas... 5 Catatan Atas Laporan

Lebih terperinci

PT BNI SECURITIES LAPORAN KEUANGAN UNTUK 6 BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2008 DAN 2007 (UNAUDITED)

PT BNI SECURITIES LAPORAN KEUANGAN UNTUK 6 BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2008 DAN 2007 (UNAUDITED) PT BNI SECURITIES LAPORAN KEUANGAN UNTUK 6 BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2008 DAN 2007 (UNAUDITED) 0 PT BNI SECURITIES LAPORAN KEUANGAN UNTUK 6 BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2008 DAN 2007 (UNAUDITED) Daftar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Lokasi Penelitian Penelitian untuk skripsi ini dilakukan di PT. Esstar Indorim yang beralamat di Jl. Yos Sudarso No. 1 Tegal Jawa Tengah

Lebih terperinci

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASI Per (Tidak Diaudit) ASET 31 Desember 2010 ASET LANCAR Kas dan Setara Kas Piutang Usaha Pihak Ketiga Piutang Lainlain Pihak Ketiga Persediaan Bersih Biaya Dibayar di

Lebih terperinci

PT SUPARMA Tbk LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2018 DAN 2017

PT SUPARMA Tbk LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2018 DAN 2017 PT SUPARMA Tbk LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2018 DAN 2017 - 1 - PT SUPARMA Tbk LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) PER 31 MARET 2018 DAN 31 DESEMBER 2017 ASET

Lebih terperinci

Salinan Surat Pernyataan tentang Tanggung Jawab Direksi atas Laporan Keuangan untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 PT Citatah Tbk

Salinan Surat Pernyataan tentang Tanggung Jawab Direksi atas Laporan Keuangan untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 PT Citatah Tbk DAFTAR ISI Halaman Salinan Surat Pernyataan tentang Tanggung Jawab Direksi atas Laporan Keuangan untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 PT Citatah Tbk Laporan Auditor Independen 1 LAPORAN

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.161, 2010 KEUANGAN NEGARA. Pajak Penghasilan. Penghitungan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5183) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

PT WICAKSANA OVERSEAS INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PT WICAKSANA OVERSEAS INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Laporan Keuangan Konsolidasi Dengan Laporan Auditor Independen Tahun Yang Berakhir pada Tanggal-tanggal PT WICAKSANA OVERSEAS INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DENGAN LAPORAN

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Mata uang

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Mata uang BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Akuntansi Dana Pensiun KWI 1. Deskriptif Kualitatif a. Penyajian Laporan Keuangan Laporan keuangan Dana Pensiun KWI disusun dengan menggunakan prinsip dan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94 TAHUN 2010 TENTANG PENGHITUNGAN PENGHASILAN KENA PAJAK DAN PELUNASAN PAJAK PENGHASILAN DALAM TAHUN BERJALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

Laporan Keuangan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2005 dan PT ADIRA DINAMIKA MULTI FINANCE Tbk.

Laporan Keuangan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2005 dan PT ADIRA DINAMIKA MULTI FINANCE Tbk. Laporan Keuangan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2005 dan 2004 PT ADIRA DINAMIKA MULTI FINANCE Tbk. LAPORAN KEUANGAN PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2005 DAN

Lebih terperinci

I. UMUM II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1. Cukup jelas. Pasal 2

I. UMUM II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1. Cukup jelas. Pasal 2 I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94 TAHUN 2010 TENTANG PENGHITUNGAN PENGHASILAN KENA PAJAK DAN PELUNASAN PAJAK PENGHASILAN DALAM TAHUN BERJALAN Dengan diundangkannya

Lebih terperinci

PT LIPPO SECURITIES Tbk DAN PERUSAHAAN ANAK

PT LIPPO SECURITIES Tbk DAN PERUSAHAAN ANAK PT LIPPO SECURITIES Tbk DAN PERUSAHAAN ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (TIDAK DIAUDIT) UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA 30 SEPTEMBER 2006 DAN 2005 Jakarta, 30 Oktober 2006 Peter Lembong Direktur NERACA

Lebih terperinci

30 Juni 31 Desember

30 Juni 31 Desember LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 30 Juni 31 Desember ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 73102500927 63710521871 Investasi 2072565000 1964636608 Piutang usaha - setelah

Lebih terperinci

PT Yanaprima Hastapersada Tbk. Laporan Keuangan (tidak diaudit) 30 Juni 2010 Dengan Angka Perbandingan Periode 2009 (Mata Uang Rupiah Indonesia)

PT Yanaprima Hastapersada Tbk. Laporan Keuangan (tidak diaudit) 30 Juni 2010 Dengan Angka Perbandingan Periode 2009 (Mata Uang Rupiah Indonesia) PT Yanaprima Hastapersada Tbk Laporan Keuangan (tidak diaudit) 30 Juni 2010 Dengan Angka Perbandingan Periode 2009 (Mata Uang Rupiah Indonesia) LAPORAN KEUANGAN (tidak diaudit) Daftar Isi Halaman Neraca...

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) KEBUN SAWIT LANGKAT

BAB II PROFIL PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) KEBUN SAWIT LANGKAT BAB II PROFIL PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) KEBUN SAWIT LANGKAT A. Sejarah Ringkas PT Perkebunan Nusantara IV Kebun Sawit Langkat ini merupakan unit kebun sawit langkat (disingkat SAL) berdiri sejak

Lebih terperinci

PT. Nusantara Inti Corpora, Tbk

PT. Nusantara Inti Corpora, Tbk 2010 PT. Nusantara Inti Corpora, Tbk PT. NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI Per 31 Desember 2010 dan 2009 Catatan 2010 2009 ASET Kas dan Setara Kas

Lebih terperinci

PT. PELITA SEJAHTERA ABADI Tbk Catatan Atas Laporan Keuangan Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2010 dan 2009

PT. PELITA SEJAHTERA ABADI Tbk Catatan Atas Laporan Keuangan Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 1. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PT. Pelita Sejahtera Abadi didirikan pada tanggal 14 Januari 2002 berdasar akta notaris No: 16 dari notaris Ny. O. Hartati, SH. Akta Notaris tersebut telah mendapat pengesahan

Lebih terperinci