PEMETAAN PERSEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS DI KABUPATEN JEMBER TAHUN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMETAAN PERSEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS DI KABUPATEN JEMBER TAHUN"

Transkripsi

1 PEMETAAN PERSEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS DI KABUPATEN JEMBER TAHUN Faiqatul Hikma1 2 3 Abstract Keywords: Abstrak Tuberkulosis TB paru sampai saat ini masih menjadi masalah utama kesehatan masyarakat dan secara global masih menjadi isu kesehatan global di semua negara. Apabila tidak segera ditangani maka dapat menyebabkan setiap penderita aktif yang menginfeksi. Penelitian ini bertujuan membuat Peta Digital Persebaran Penyakit Tuberkolusis Di Kabupaten Jember Dengan Menggunakan Aplikasi Desain pada penelitian ini adalah deskriptif berupa pemetaan penyakit Tuberkolusis menggunakan aplikasi Quantum GIS dengan data yang di ambil dari Dinkes Kabupaten Jember yang kemudian dibuat dalam bentuk website. Hasil dari penelitian ini adalah sebuah peta digital yang menampilkan persebaran penyakit Tuberkulosis pada semua Kecamatan di Kabupaten Jember menampilkan data yang di peroleh dari Dinkes. Data yang diperoleh meliputi jumlah penderita Tuberkulosis BTA+, Extra Paru, MDR dan Badan Pusat Statistik yang meliputi data jumlah kepadatan penduduk perkecamatan, jumlah puskesmas yang tersebar di Kabupaten Jember yang kemudian diaplikasikan dalam bentuk. Diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat menambahkan atribut fasilitas kesehatan, serta pembuatan website yang lebih dinamis sehingga dapat di update langsung tanpa masuk dalam data. Kata Kunci: Pemetaan, Tuberkulosis, Quantum GIS PENDAHULUAN Berdasarkan Kementrian Kesehatan Tahun 2011, Indonesia sekarang berada pada ranking kelima negara dengan beban penyakit TB tertinggi di dunia. Estimasi prevalensi penyakit TB pada semua kasus adalah sebesar dan estimasi insidensi penyakit TB berjumlah kasus baru per tahunnya. Jumlah kematian akibat penyakit TB diperkirakan kematian per tahun. Sedangkan pada tahun 2013 prevalensi penduduk Indonesia Tuberkulosis(TB) merupakan penyakit menular yang di sebabkan oleh, TB paru sampai saat ini masih menjadi masalah utama kesehatan masyarakat dan secara global masih menjadi isu kesehatan global di semua negara.apabila tidak segera ditangani maka dapat menyebabkan setiap penderita aktif yang menginfeksi

2 Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia Vol. 4 No.1 Maret 2016 ISSN: (online); X (Printed) yang didiagnosis penyakit TB berdasarkan tenaga kesehatan adalah 0.4 %, tidak berbeda dengan tahun Lima provinsi dengan TB paru tertinggi adalah Jawa Barat (0.7%), Papua (0.6%), DKI Jakarta (0.6%), Gorontalo (0.5%), Banten (0.4%) dan Papua Barat (0.4%). Me skipun sec ara nasio nal perkembanga n menunjukkan peningkatan dalam penemuan kasus dan tingkat kesembuhan, tetapi di tingkat provinsi masih menunjukkan disparitas antar wilayah, sebanyak 28 provinsi di Indonesia belum bisa tercapai angka penemuan kasus (CDR) 70% dan hanya 5 provinsi yaitu Jawa Barat, DKI Jakarta, Maluku, Sulawesi Utara, dan Banten yang telah mencapai angka CDR 70% dan 85% kesembuhan (Kemenkes RI Ditjen PP& PL, 2011 dalam penelitian Zaima,2014). Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu penyumbang jumlah penemuan penderita TB Paru terbanyak kedua di bawah Provinsi Jawa Barat. Angka penemuan kasus baru BTA Positif ( Case ) merupakan proporsi penemuan kasus TB BTA Positif dibanding dengan perkiraan kasus dalam persen. Pada tahun 2012, angka CDR sebesar 63.03% dengan jumlah kasus baru (positif dan negatif) sebanyak penderita dan BTA Positif baru sebanyak kasus. tersebut masih jauh dari target CDR yang ditetapkan yaitu Dengan semakin majunya teknologi informasi untuk mendeteksi lingkungan yang rentan penyakit dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi yang merupakan suatu sistem yang mamapu mengolah, memperbaiki, memperbaruhi, dan menganalisis data, khususnya data spesial secara cepet. Dengan GIS data dihasilkan dapat diolah, disimpan dan ditampilkan dengan cepat sesuai dengan yang diharapkan. Sistem informasi ini mengandalkan dari aplikasi. dapat merubah data biasa menjadi data spasial sesuai dengan kebutuhan sistem informasi geografis, dan kemampuan dalam mengolah data spasial tidak diragukan lagi. ini juga banyak digunakan dalam berbagai pekerjaan, seperti: analisis wilayah, perencanaan wilayah, dll. Dengan wilayah-wilayah yang terjangkit penyakit Tuberkolusis tinggi dapat di petakan berdasarkan data primer pada masingmasing daerah di Kabupaten Jember. Hasil dari pemetakan yang dibuat mengunakan Quantum berguna sebagai bahan laporan oleh Dinas Kesehatan, sehingga persebaran penyakit TB dapat cepat terdeteksi dan segara mendapat tindakan agar penyebaran penyakit TB tidak semakin meluas ke daerah-daeran sekitarnya. Karena selama ini pada DINKES masih menggunakan atau menyajiakan dalam data manual. Dimana data manual tersebuh masih sulit untuk di impretasikan pada pihak lain yang kurang paham terhadap data manual yang tersedia. Banyak cara untuk dan peta. Peta sendiri mempunyai kelebihan dapat menganalisis penyebaran berdasarkan faktor Melihat dari kondisi yang telah di jabarkan di atas peneliti tertarik untuk membuat peta digital persebaran penyakit TB di wilayah Kabupaten Jember dengan menggunakan aplikasi Tujuan penelitian ini adalah membuat peta digital persebaran penyakit Tuberkolusis di Kabupaten Jember dengan menggunakan aplikasi METODE Desain pada penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan Kualitatif berupa Pemetaan Penyakit Tuberkolusis Menggunakan Aplikasi dengan data TB Paru perkecamatan yang di ambil dari Dinkes Kabupaten Jember mengenai penyakit Tuberkulosis. HASIL DAN PEMBAHASAN Tahap Tahap ini merupakan tahap untuk mengkaji permasalahan yang akan diterapkan pada system kemudian didefinisikan. Tahap definisi masalah dikakukan dengan cara mengumpulkan data-data pendukung secara tertulis maupun mengamati masalah pada suatu system yang telah ada. Berikut data-data pendukung peta digital persalinan dukun dan tenaga kesehatan,antara lain: 1) Peta Kabupaten Jember dengan (.kml), b) Data persebaran Tuberkulosis per kecamata dikabupaten Jember pada tahun

3 Faiqatul Hikma, dkk. Pemetaan Persebaran Penyakit Tuberkulosis di Kabupaten Jember... Pengambilan data jumlah persebaran penyakit TB di setiap kecamatan dari tahun di Kabupaten Jember dilakukan di Dinas Kesehatan Kabupaten Jember. Data ini adalah data pokok yang akan dimasukkan di dalam peta digital. Selain itu peneliti juga menambahkan data kepadatan penduduk sebagai data tembahan di dalam. Setelah itu hasil vektor baru di simpan dalam folder Tahap Perancangan peta digital akan diawali dengan mendesain tampilan fisik peta dengan aplikasi Quantum GIS,desai Quantum GIS terdiri atas digitasi peta beserta atributnya, serta desain warna peta. Pewarnaan peta didasarkan pada data persebaran penyakit TB dengan gradasi warna berdasarkan besar nilai. Setelah itu desain akan disempurnakan dengan aplikasi Geoserver, dan pada akhirnya peta akan ditampilakn pada laman website. Tahap Pada tahap ini dilakukan desain peta digital berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan secara lengkap pada tahap sebelumnya.aplikasi yang digunakan adalah quantum GIS versi untuk digitasi peta, sehingga atribut data pada peta digital dapat dimasukkan.dalam proses ini peneliti meload(upload) peta yang telah dilakukan digitasi sebelumnya dan telah berupa dengan ekstensi.kml (Jember.kml) kedalam aplikasi Quantum GIS. Selanjutnya memasukkan data atribut sebagai peta. Proses pembuatan data atribut diawali bengan menaktifkan icon toogle editing, dan icon atribut. Gambar 4 Mengaktifkan Gambar 5 Memasukkan Data Atribut 29

4 Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia Vol. 4 No.1 Maret 2016 ISSN: (online); X (Printed) Langkah selanjutnya menyempurnakan peta digital dengan aplikasi. Langkah pertama adalah login pada aplikasi lalu pembuatan. Gambar 6 Hasil Data Atribut Langkah selatjutnya adalah membuat gradasi warna pada peta. Gradasi warna dalam peta ini, peneliti menekankan pada TB BTA+ karena merupakan jenis Tb yang paling tinggi dan paling umum menjangkiti masyarakat Kabupaten Jember. Gambar 9 Login Aplikasi Gambar 10 Pembuatan Setelah itu klik pada yang telah kita buat lalu beri tanda centang pada, dan services. Gambar 7 Pembuatan Gradasi Warna Selanjutnya data peta digital disimpan dalam ekstensi.sld dalam satu folder. Gambar 11 Pemberian Tanda Centang Selanjutnya adalah pembuatan store baru dan meng- Gambar 8 Penentuan Warna dan Kategori Gambar 12 Pembuatan Store Baru 30

5 Faiqatul Hikma, dkk. Pemetaan Persebaran Penyakit Tuberkulosis di Kabupaten Jember... Gambar 13 Memilih File.shp Gambar 17 Gambar 14 Pembuatan Store Dalam Workspace Selanjutnya Pembuatan style peta digital dengan quantum GIS. Gambar 18 Memilih Style Selanjutnya adalah proses memdapatkan kode peta digital yang akan kita masukkan dalam script website Publish map, lalu copy kode yang muncul untuk di masukkan ke dalam script website. Gambar 15 Pembuatan Style Baru Gambar 19 Fitur Gambar 16 Upload peta.sld Selanjutnya adalah mempublish peta digital pada sebelumnya. Hasil dapat kita lihat dengan open layer. Gambar 21 Publish Map 31

6 Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia Vol. 4 No.1 Maret 2016 ISSN: (online); X (Printed) perkampungan, tambak rawa, semak dan tanah rusak(kabupaten Jember dalam Angka, 2012). Ditinjau dari letak astronomi, Kabupaten Jember terletak diantara Lintang Selatan dan Bujur Timur. Berikut ini adalah batas-batas wilayah Kabupaten Jember : Gambar 22 Kode Peta Digital a. Sebelah Utara: Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Probolinggo b. Sebelah Timur: Kabupaten Banyuwangi c. Sebelah Selatan: Samudera Indonesia d. Sebelah Barat : Kabupaten Lumajang Berikut merupakan tampilan dari Website Peta Digital persebaran penyakit Tuberkulosis yang terdapat pada wilayah Kabupaten Jember: Gambar 3.21 Tampilan Home Website Mendeskripsikan persebaran penyakit Tuberkolusis berdasarkan jumlah kasus penderita Iklim Kabupaten Jember mengikuti pola perubahan musim dua iklim seperti halnya daerah lain di Indonesia, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Pada tahun 2011, musim hujan diawali mulai bulan Oktober dan berakhir pada bulan Juni, dengan curah hujan tertinggi di kecamatan di Kecamatan Ledokombo dan Bangsalsari. Rata-rata curah hujan yang tercatat di Kabupaten Jember selama tahun 2011 berkisar anatara 64,6mm. (Kabupaten Jember dalam Angka, 2012). Banayaknya curah hujan disuatu tempat dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain: keadaan iklim, angin. Oleh karena itu, banyaknya curah hujan beragam menurut letak dan waktu. TB MDR di wilayah Kabupaten Jember Menurut Dinas Kesehatan Kabupaten Jember dalam menyatakan Secara umum wilayah Kabupaten yang relatif datar dan subur pada bagian tengah dan selatan, dikelilingi pegunungan sepanjang batas utara dan timur, serta Samudera Indonesia sepanjang batas selatan dengan Pulau Nusa Barong yang merupakan satu-satunya pulau di Kabupaten Jember. Luas wilayah Kabupaten Jember secara keseluruhan adalah sekitar 3.293,34 km², dengan 86,9% merupakan kawasan hutan, sawah ladang dan tanah perkebunan, sedangkan 13,1% merupakan kawasan Secara Administratif Kabupaten Jember terbagi menjadi 31 kecamatan. Jumlah desa/kelurahan yang ad di Kabupaten Jember sebanyak 248 desa/ kelurahan dengan 966 dusun/lingkungan, Rukun Warga(RW) dan Rukun Tetangga (RT). Kecamatan dengan wilayah terluas adalah Kecamatan Tempurejo dengan luas 523,46 km dan yang tersempit adalah Kecamatan Kaliwates dengan luas 24,94 km. Kabupaten Jember memiliki predikat sebagai salah satu lumbung pangan Jawa timur, hal ini tercermin pada potensi desa/kelurahan dimana 85% desa/ kelurahan berpotensi di bidang pertanian yang sebagian besar berupa sawah dan ladang. Sedangkan 15% sisanya berpotensi di bidang jasa/perdagangan dan industri. 32

7 Faiqatul Hikma, dkk. Pemetaan Persebaran Penyakit Tuberkulosis di Kabupaten Jember... Konposisi penduduk Kabupaten Jember merupakak kelompok umur, menunjukkan bahwa penduduk yang berusia muda (0-14 tahun) sebesar24,7% dan penduduk >64 tahun besar 7,16%, sedangkan penduduk yang berusia produktif (15-64 tahun) sebesar 68,12%. Dengan demikian rasio beban tanggungan (dependency ratio) penduduk Kabupaten Jember pasa tahun 2012 sebesar 46,78%. Rincian jumlah penduduk menurut kelompok umur, jenis kelamin dan rasio beban tangguangan dapat diihat pada lampiran tabel 2. Pendududuk Kabupaten Jember memiliki latar belakang agama yang bermacam-macam dan dapat hidup bersampingan antara penduduk beragama satu dengan yang lainnya. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010 sebagian besar penduduk Kabupaten Jember memeuk agama Islam yaitu jiwa, agama Katolik jiwa, agama Protestan jiwa, agama Hindu jiwa, agama Budha jiwa, dan lain-lain (Kabupaten Jember dalam Angka, 2012). Guna menunjang umat beragama tersebut, terdapat sarana beribadah yang memadai. Jumlah masjid dan langgar yang tercatat sampai dengan tahun 2011 di dan buah. Gereja Kristen Protestan dan Katolik masing-masing sebanyak 72 dan 14 buah. dalam angkka, 2012). Pendidikan Apabila ditinjau dari sarana pendidikan, Kabupaten Jember memiliki sarana pendidikan yang cukup lengkap baik yang berstatus negeri maupun swasta, diantaranya terdapat Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah, 441 terbuka, 233 SMUsederajat, dan 11 Universitas/ Akademi salah satu diantaranya adalah Universitas Jember yang merupakan universitas negeri (Kabupaten Jember dalam Angka, 2012). Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2010, sebagian besar pendidikan terakhir tertinggi yang pernah ditamatkan penduduk berusia 5 tahun keatas di Kabupaten Jember yaitu tidak/belum tamat Sd sebesar (38,52%) dan tamat SD/sederajat sebesar jiwa(33,96%). Sedangkan jumlah penduduk 10 tahun keatas yang melek huruf tercatat sebesar 84,64% (Kabupaten Jember dalam Angka, 2012). Pekerjaan Jenis pekerjaan penduduk Kabupaten Jember berdasarkan lapangan pekerjaan beraneka ragam. Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2010, diketahui sebagian besar penduduk berusia 15 tahun keatas bekerja dibidang pertanian sebanyak jiwa (51,89%), kemudian diikuti dengan bekerja di bidang perdagangan sebanyak jiwa (17,64%) (Kabupaten Jember dalam Angka,2012). Situasi Perekonomian Struktur ekonimi masyarakat Jember dipotong oleh sektor pertanian (15,89%), sektor perdagangan (17,64%), sektor industri pengelolahan (5,19%), usaha bangunan (4,25%) dan angkutan dan komunikasi (3,85%) (Kabupaten Jember dalam Angka, 2012). Kabupaten Jember tahun Pengambilan data jumlah persebaran penderita Tuberkulosis di Kabupaten Jember per kecamatan dari tahun yang dilakukan di Dinas Kesehatan Kabupaten Jember. Data tersebut merupakan data yang akan dimasukkan dalam peta digitl. Data persebaran penderita Tuberkulosis diambil oleh peneliti pada bulan Agustus tahun 2015 di Dinas Kesehatan Kabupaten Jember. Berikut merupan tabel laporan dari DINKES terhadap persebaran penyakit TB di Kabupaten Jember

8 Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia Vol. 4 No.1 Maret 2016 ISSN: (online); X (Printed) Tabel 1 Data Angka Tuberkulosis yang memiliki sebaran tertinggi yaitu kecamatan Patrang dan kecamatan Ambulu 3 penderita, jumlah persebaran terendah pada tahun ini berada pada delapan kecamatan yaitu Sumbersari, Jelbuk, Kalisat, Tempurejo, Panti, Semboro, Puger, Wuluhan dengan 1 penderita. Tahun 2015 dalam periode 9 bulan jumlah persebaran TB BTA+ tertinggi pada kecamatan Bangsalsari sebanyak 89 pederita, terendah pada kecamatan Jelbuk dengan 15 penderita. TB EP(Extra Paru) terdapat dua kecamatan yang memiliki persebaran TB tertinggi yaitu kecamatan Kaliwates dan Sumbersari sebanyak 14 penderita dan terendah pada kecamatan Tempurejo dan Umbulsari sebanyak 1 penderita. Selanjutnya TB MDR mempunyai lima kecamatan tertinggi yaitu Kaliwates, Kalisat, Tempurejo, Wuluhan, Balung sebanyak 2 penderita. Dan terendah ada tuju kecamatan yaitu Patrang, Mumbulsari, Silo, Rambipuji, Sukorambi, Gumukmas, Umbulsari sebanyak 1 penderita. : EP = Extra Paru, MDR = Multi Drug Resistant, BTA+ = Bakteri Tahan Asam Positif Data di ambil per 3 Bulan Berdasarkan hasil observasi pada DINKES Kabupaten Jember diketahui bahwa pada tahun 2013 dalam periode 12 bulan jumlah penderita Tuberkulosis BTA+ tertinggi terdapat pada kecamatan Kaliwates sebar 150 penderita sedangkanterendah pada Kecamatan Jelbuk sebanyak 17 penderita. TB EP(Extra Paru) terbanayak terdapat dua Kecamatan yang yaitu Kecamatan Kaliwates dan Sumberjambe sebanyak 21 penderita sedangkan terendah di Kecamatan Jombang dan Jelbuk sebanyak 1 penderita. Kemudian TB MDR terdapat tiga kecamatan yaitu Kecamatan Sukorambi, Gumukmas, Balung dengan masing-masing memiliki jumlah 1 penderita. Pada tahun 2014 dalam periode 12 bulan jumlah persebaran TB BTA+ tertinggi di kecamatan Tanggul sebanyak 138 penderita sedangkan terendah berada pada kecamatan Jelbuk 18 penderita. TB EP(Extra Paru) tertinggi pada kecamatan Kaliwates 18 penderita sedangkan yang memiliki jumlah sebaran terendah terdapat tiga kecamatan yaitu Jelbuk, Tempurejo, Semboro sebesar 1 penderita. Kemudian untuk TB MDR terdapat dua kecamatan paten Jember Gambar 22 Tampilan Peta TB BTA+ Gambar 23 Tampilan Peta TB MDR

9 Faiqatul Hikma, dkk. Pemetaan Persebaran Penyakit Tuberkulosis di Kabupaten Jember... Gambar 24 Tampilan Peta TB Etra Paru Menurut responden Dinas Kesehatan dalam wawancara tentang persebaran penyakit Tuberkulosisi di Kabupaten Jember bahwa pada setiap tahunya mengalami peningkatan. Ada beberapa faktor yang menyebabkan tinginya persebaran TB, salahsatunya yaitu dikarenakan ketidak patuhan pasien penderita TB dalam mengkonsumsi obat yang telah di berikan oleh petugas medis. Berdasarkan data yang di ambil pada Dinkes Kabupaten Jember, pemetaan persebaran yang dibuat oleh peneliti memfokuskan pada tipe TB BTA+ dan TB MDR. Menurut responden Dinas Kesehatan TB BTA+ merukan Tuberkulosis yang sudah melalui proses laboraturium bahwa TB tersebut sudah terdeteksi BTA positif. TB MDR merukan tipe TB yang mengalami resistan obat dimana penderita tipe ini biasanya disebabkan karena ketidak patuhan pasien dalam mengkonsumsi obat secara teratur, sehingga obat yang biasa di gunakan sudah di kenal oleh bakteri TB pada umumnya. Namun pada TB MDR sudah dapat disembuhkan dalam tiga tahun belakangan in Menurut responden petugas promkes RS Paru, menjelaskan bahwa TB MDR merupakan TB yang kebal terhadap obat. Ada beberapa faktor penyebab terjadinya TB MDR yaitu disebabkan dari penderita TB BTA+ yang tidak patuh dalam memkonsumsi obat yang sudah diberikan oleh petugas medis. Selajutnya TB MDR juga dapat disebabkan karena adanya kontak langsung dengan pasien yang telah positif terdiagnosa TB MDR. Namun untuk TB MDR sendiri sudah dapat disembuhkan, kurang lebih pada tahun 2013 obat untuk TB MDR sudah ditemukan. Pada awalnya untuk wilayah Kabupaten Jember pengobatan hanya dapat dilakukan di RS Paru saja, tetapi seiring berjalannya proses penanggulangan persebaran TB MDR pada tahun penderita TB MDR dapat berobat di puskesmas di setiap wilayah di Kabupaten Jember. Pasien TB MDR harus mengkonsumsi obat kurang lebih 29 kapsul dan satu kali injeksi setiap harinya, dimana proses tersebut harus di lakukan didepan petugas medis secara teratur dalam waktu pengobatan 1 setengah tahun sampai 2 tahun lamanya. Dilihat dari rumit dan lamanya pengobatan pada TB MDR maka tidak sedikit pasien penderita TB MDR yang memutus proses pengobatanya. Berdasarkan peta di atas mengapa letak wilayah yang memiliki persebaran TB MDR tinggi tidak berada pada wilayah TB yang memiliki TB BTA+ tinggi pula. Menurut responden promkes RS Paru, tingginya persebaran TB BTA+ tidak selalu mempengaruhi jumlah atau munculnya TB MDR pada wilayah itu juga. Tetapi tingginya persebaran TB MDR itu ada di wilayah lain dikarenakan penderita TB BTA+ yang tidak terlaporkan pada periode sebelumnya tetapi setelah melakukan pengobatan sudah terdeteksi mengidap TB MDR, perbatasan wilayah penderita TB MDR yang berdekatan dan padatnya penduduk pada wilayah tersebut juga dapat mempengaruhi munculnya penderita TB MDR. Menurut Bambang Ruswanto (2010) penularan Tuberkulosis Paru melalui percikan dahak (droplet) sumber penularan adalah penderita tuberkulosis paru BTA(+), pada waktu penderita tuberkulosis paru batuk atau bersin. yang mengandung kuman TB dapat bertahan di udara pada suhu kamar selama beberapa jam, sekali batuk dapat menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak. Luas wilayah 51,02 km 2 Ketinggian 51,02 m/dpl Kepadatan Penduduk 1.593,85 jiwa Jumlah Penderita 27 penderita Jumlah Fasyankes 2 Wilayah Kecamatan Jenggawah dalam periode tiga bulan di tahun 2015 memiliki angka persebaran TBsebanyak 27 penderita. Hal ini dikarenakan 35

10 Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia Vol. 4 No.1 Maret 2016 ISSN: (online); X (Printed) tingkat kepadatan penduduk yang tinggiyaitu sejumlah 1593,85 jiwa dengan luas wilayah 51,02 km².pada Kecamatan tersebut terdapat dua sarana fasilitas kesehatan yang dapat digunakan, dari pernyataan tersebut dapat di nyatakan bahwa persebaran TB di Kecamatan Jenggawah cukup tinggi dan masih kurangnya sarana fasilitas kesehatan yang tersedia. penduduk yang tinggi yaitu sejumlah 413,82 jiwa, luas wilayah 199,99 km² dan 2 fasilitas kesehatan yang tersedia.persebaran TB di wilayah tersebut tinggi dikarenakan ada pengaruh dari batasan wilayahnya, sehingga batasan wilayah ini juga berdampak pada terhadap persebaran penyakit TB. Umbulsari Berdasarkan data persebaran Tuberkulosis yang di dapat dari DINKES Kabupaten Jember, berikut adalah kondisi geografis dan non geografis KecamatanUmbulsari. Luas wilayah 70,52 km 2 Ketinggian 70,52 m/dpl Kepadatan Penduduk 986,09 jiwa Jumlah Penderita 87 penderita Jumlah Fasyankes 2 Kecamatan Umbulsari memiliki angka persebaran TB tertinggi sebanyak 87 penderita, dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi yaitu sejumlah 986,09 jiwa dan luas wilayah 70,52 km². Hal tersebut dikarenakan wilayah Umbulsari berbatasan dengan Kec.Bangsalsari dan Kec.Tanggul yang sama-sama memiliki tingkat persebaran dan kepadatan penduduk yang tinggi dengan sarana fasilitas kesehatan yang kurang, yaitu hanya terdapat 2 fasilitas kesehatan. Sehingga persebaran penyakit TB sendiri sangat mudah untuk menyebar pada lingkungan masyarakat sendiri. Luas wilayah 175,28 km 2 Ketinggian 175,28 m/dpl Kepadatan Penduduk 649,85 jiwa Jumlah Penderita 89 penderita Jumlah Fasyankes 2 Kecamatan Bangsalsarimerupakan wilayah yang mempunyai persebaran penyakit TB tertinggi kedua dari tujuh kecamatan lainnya yaitu 89 penderita.hal ini dikarenakan tingginya kepadatan penduduk dan hanya memiliki dua fasiltas kesehatan di daerah tersebut.luas wilayah 175,28 km² dengan kepadatan penduduk 649,85 jiwa. Panti Luas wilayah 160,7 km 2 Ketinggian 160,7 m/dpl Kepadatan Penduduk 370 jiwa Jumlah Penderita 65 penderita Jumlah Fasyankes 1 Luas wilayah 199,99 km 2 Ketinggian 199,99 m/dpl Kepadatan Penduduk 413,82 jiwa Jumlah Penderita 78 penderita Jumlah Fasyankes 2 WilayahKecamatan Tanggul dalam periode tiga bulan di tahun 2015 memiliki angka persebarantb sebanyak 78 penderita. Dengan tingkat kepadatan Wilayah Kecamatan Panti memiliki angka persebaran TB BTA+ sebanyak 65 penderita. Hal ini dikarenakan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi yaitu sejumlah 370 jiwa dengan luas wilayah 160,7km². Tingginya persebaran TB di wilayah ini juga disebabkan kurangnya fasilitas kesehatan yang tersedia, sementara ini fasilitas kesehatan yg tersedia hanya terdapat 1 uni. Sehingga tidak sebanding dengan luas wilayah dan jumlah penduduknya yang sangak padat di wilayah tersebut. 36

11 Faiqatul Hikma, dkk. Pemetaan Persebaran Penyakit Tuberkulosis di Kabupaten Jember... Kaliwates Luas wilayah 24,94 km 2 Ketinggian 24,94 m/dpl Kepadatan Penduduk 4.485,20 jiwa Jumlah Penderita 86 penderita Jumlah Fasyankes 3 Fasilitas kesehatan di wilayah ini sudah cukup memadahi yaitu mempunyai tiga fasilitas kesehatan yang tersedia. Masih tingginya persebaran TB di wilayah ini dikarenakan memiliki kepadatan penduduknya 4.485,20 jiwa tidak sepanding dengan luas wilayah yang hanya 24,94 km². Padatnya penduduk dapat mempengaruhi kelembapan pada wilayah tersebut sehingga pertumbuhan penyakit TB cepat meluas. Dengan memiliki penderita TB sebanyak 86 penderita. Berdasarkan data persebaran Tuberkulosis yang di dapat dari DINKES Kabupaten Jember, berikut adalah kondisi geografis dan non geografis Kecamatan Patrang. Luas wilayah 36,99 km 2 Ketinggian 36,99 m/dpl Kepadatan Penduduk jiwa Jumlah Penderita 80 penderita Jumlah Fasyankes 1 Wilayah Kecamatan Patrang memiliki angka persebaran TB BTA+ sebanyak 80 penderita. Hal ini dikarenakan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi yaitu sejumlah jiwa dengan luas wilayah 36,99km². Tingginya persebaran TB di wilayah ini juga disebabkan kurangnya fasilitas kesehatan yang tersedia, sementara ini fasilitas kesehatan yg tersedia hanya terdapat 1 uni. Sehingga tidak sebanding dengan luas wilayah dan jumlah penduduknya yang sangak padat di wilayah tersebut. Luas wilayah 148,99 km 2 Ketinggian 148,99 m/dpl Kepadatan Penduduk 769 jiwa Jumlah Penderita 80 penderita Jumlah Fasyankes 2 Wilayah Kecamatan Puger yang memiliki persebaran TB tinggi yaitu dengan kepadatan penduduk sejumlah 769 jiwa, luas wilayah 148,99 km² dengan jumlah 80 penderita pada tahun 2015 ini. Beberapa faktor yang mempengaruhi tingginya persebaran TB di wilayah ini karena jumlah fasyankes yang kurang dan letak wilayah yang berdekatan dengan kecamatan yang memiliki jumlah penderita TB tinggi seperti Kec.Umbulsari. Sehingga mycrobacterium tubercolusis yang terbawa oleh udara dapat menyebar pada wilayah sekitarnya dan dapat menimbulkan penderita baru. Tuberkulosis MDR Berdasarkan data persebaran Tuberkulosis yang di dapat dari DINKES Kabupaten Jember dalam 9 bulan pada tahun 2015, ada lima kecamatan yang diketahui terdeteksi penyakit TB MDR yaitu kecamatan Wuluhan, Ambulu, Tempurejo, Kaliwates, Kalisat. Munculnya penderita TB MDR dikarenakan kepadatan penduduk yang dialami di wilayah tersebut dan berdekatan dengan wilayah yang memiliki persebaran TB yang tinggi. Karena munculnya TB MDR atau resistant obat ini di karenakan lalainya atau ketidak patuhan pasien penderita TB BTA+ dalam mengkonsumsi obat sesuai anjuran yang berlaku, sehingga bakteri TB kebal terhadap obat....penularan TB MDR kebanyakan disebabkan oleh pasien yang awalnya terdiagnosis BTA+, namun pasien yang bersangkutan tidak patuh dalam pengobatan yang sudah di berikan oleh petugas kesehatan. Sehingga bakteri BTA+ kebal 37

12 Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia Vol. 4 No.1 Maret 2016 ISSN: (online); X (Printed) terhadap obat dan menjadi resistant obat atau yang di sebut TB MDR. Kurang lebih pada tahun 2013 sudah ditemukan obatnya, jadi untuk saat ini TB MDR sudah dapat di sembuhkan namun konsumsi obatnya haris benar-benar dilihat oleh petugas medis. Pasien TB MDR biasanya mengkonsumsi obat kurang lebih 29 kapsul dan satu kali injeksi setiap harinya dalam jangan waktu pengobatan selama 1 setangah tahun sapai dua tahun...( responden petugas promkes RS.Paru 25 tahun ) Menurut Permenkes RI no.13 tahun 2013 faktor utama penyebab terjadinya resistansi kuman terhadap OAT adalah ulah manusia sebagai akibat tata laksana pengobatan pasien TB yang tidak dilaksanakan dengan baik. Penatalaksanaan pasien TB yang tidak adekuat tersebut dapat ditinjau dari sisi : 1) Diagnosis tidak tepat, 2) Pengobatan tidak menggunakan paduan yang tepat, 3) Dosis, jenis, jumlah obat dan jangka waktu pengobatan tidak adekuat, 4) Penyuluhan kepadapasien yang tidak adequat, 5) Tidak mematuhi anjuran dokter/ petugas kesehatan, 6) Tidak teratur menelan paduan OAT, 7) Menghentikan pengobatan secara sepihak sebelum waktunya, 8) Gangguan penyerapan obat, 9)Persediaan OAT yang kurang, 10) Kualitas OAT yang disediakan rendah (Pharmaco-vigillance) Berdasarkan data persebaran Tuberkulosis yang di dapat dari DINKES Kabupaten Jember dalam 9 bulan pada tahun 2015, ada empat kecamatan yang diketahui terdeteksi penyakit TB Extra Paru tertinggi di Kabupaten Jember yaitu Patrang meliki 10 penderita, Kaliwates 14 penderita, Sumbersari 14 penderita, dan Silo 10 penderita. Faktor yang mempengaruhi munculnya penderita TB Extra Paru di wilayah tersebut tinggi, karenakan padatnya penduduk yang dialami di wilayah tersebut berdekatan dengan wilayah yang memiliki persebaran TB yang tinggi dan kurangnya fasilitas kesehatan yang tersedia. Persebaran Penyakit Tuberculosis Kepadatan penduduk Besarnya angka kepadatan penduduk sangat berpengaruh terhadap kondisi lingkungan terutama kesehatan lingkungan. Lingkungan yang padat akan mudah tercemar dan kotor,sehingga persebaran bibit penyakit akan lebih mudah. Hal ini juga berlaku dalam persebaran virus TBC yang akan dengan cepat menyebar lewat udara dalam lingkungan padat dan kurang sehat. Jarak Jarak fasilitas kesehatan juga berpengaruh pada keterjangkauan masyarakat terhaadap layanan kesehatan. Penanganan penderita TBC yang menuntut kontinuitas akan dirasa sangat berat bagi masyarakat yang tinggal jauh dari pusat layanan kesehatan. Jumlah fasyankes Jumlah fasilitas kesehatan (FasYanKes) dalam suatu wilayah berepengaruh terhadap penanggulangan persebaran penyakit TBC. Hal ini mengacu pada cakupan puskesmas terhadap wilayah, dan jumlah penduduk di wilayah tersebut. Salah satu cara yang dapat dilakukan saat ini dalam menanggulangi TB adalah melakukan penyuluhan tentang penyakit dan penanggulangan TB terhadap masyarakat, untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pelayanan kesehatan. Hal ini dikemukakan oleh Drs. Tri Krianto, M.Kes dalam teori promosi kesehatannya, yaitu sebuah proses dalam meningkatkan kemampuan mengontrol faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan, sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatannya. Analisis persebaran Tuberkulusis diatas menunjukkan bahwa foktor yang paling dominan dalam persebaran penyakit Tuberkulosis yaitu jumlah kepadatan penduduk dalam suatu wilayah. Sama seperti penelitian yang diteliti oleh Bambang Ruswanto (2010) pada Kabupaten Pekalongan dimana makin padatnya jumlah penduduk di suatu wilayah dapat mempengaruhi padatnya hunian, padatnya hunian dapat mempengaruhi kelembapan yang dapat mempercepat bertumbuhan bakteri TB sehingga persebaran penyakit Tuberkulosis cepat menular pada masyarakat. Dalam pembuatan program ini masih mengalami beberapa kekurangan diantaranya website ini tidak dapat langsung mengupdate data pada wabsite tersebut sehingga peneliti harus mengupload lagi setelah data tersebut telah selesai di edit pada. 38

13 Faiqatul Hikma, dkk. Pemetaan Persebaran Penyakit Tuberkulosis di Kabupaten Jember... SIMPULAN 1. Angka persebaran Tuberkulosis di Kabupaten Jember pada tiga tahun terakhir yaitu di tahun 2013 TB BTA+ memiliki 1981 penderita, TB Extra Paru memiliki 220 penderita, TB MDR memiliki 3 penderita. Tahun 2014 TB BTA+ sebanyak 2055 penderita, TB Extra Paru 190 penderita, TB MDR memiliki 22 penderita. Dan pada tahun 2015 TB BTA+ sebanyak 527, Extra Paru memiliki 62 penderita, TB MDR memiliki 4 penderita yang di ambil pada tiga periode terakhir pada Dinkes Kabupaten Jember. 2. Peta Digital persebaran penyakit Tuberkulosis pada semua Kecamatan di Kabupaten Jember menampilkan data yang di peroleh dari Dinkes meliputi data jumlah penderita Tuberkulosis BTA+, Extra Paru, MDR dan Badan Pusat Statistik yangmeliputi data jumlah kepadatan penduduk perkecamatan, jumlah puskesmas yg tersebar di Kabupaten Jember yang kemudian di aplikasikan dalam bentuk website. 3. Kecamatan Jenggawah, Umbulsari, Tanggul, Bangsalsari, Pakusari, Kaliwates, Sumbersari merupakan tujuh daerah yang memiliki persebaran Tuberkulosis tertinggi di Kabupaten Jember. Faktor yang berpengaruh dari tingginya persebaran TBC di wilayah tersebut dikarenakan jumlah penduduk yang terlalu padat dan jumlah fasilitas kesehatan yang kurang.tb BTA+ merupakan tipe yang paling mendominasi dibanding tipe Extra Paru dan TB MDR. DAFTAR PUSTAKA Aditya, Hari Yogyakarta.. Edisi Pertama. UGM. Departemen Kesehatan Republik Indonesia Pedoman Nasional Penanggulangan. Edisi 2. Jakarta. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Surabaya. Jalu, Kukuh Politeknik Negeri Jember. Jember. Putra, Aji P. Bogor.. Skripsi. Ruswanto, Bambang Analisis Spasial Sebaran Kasus Tuberkulosis Paru Di Tinjau Dari Faktor Lingkungan Dalam Dan Luar Rumah Di Kabupaten Pekalongan.. Universitas Diponegoro Semarang. Semarang. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Pedoman Manajemen Terpadu Pengendalian Tuberkulosis Resistan Obat Nomor 13 Tahun Jakarta. Notoatmodjo, Soekidjo Promosi Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. Sudarma, Momon Sosiologi Kesehatan. Jakarta. Febriyan, Rendy Perancangan Peta Digital Dan Analisis Geospasial Penyakit HIV(Human Dan Di Kabupaten Jember Berdasarkan Tahun Skripsi. Politeknik Negeri Jember. Jember. 39

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penanggulangan Tuberkulosis (TB) di Indonesia sudah berlangsung sejak zaman penjajahan Belanda namun terbatas pada kelompok tertentu. Setelah perang kemerdekaan, TB

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan terutama di Negara berkembang seperti di Indonesia. Penyebaran

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan terutama di Negara berkembang seperti di Indonesia. Penyebaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) sampai saat ini masih menjadi masalah utama kesehatan terutama di Negara berkembang seperti di Indonesia. Penyebaran penyakit Tuberkulosis yang begitu

Lebih terperinci

HASIL SENSUS PENDUDUK 2010 DATA AGREGAT PER KECAMATAN KABUPATEN JEMBER

HASIL SENSUS PENDUDUK 2010 DATA AGREGAT PER KECAMATAN KABUPATEN JEMBER HASIL SENSUS PENDUDUK 2010 DATA AGREGAT PER KECAMATAN KABUPATEN JEMBER BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JEMBER Jl. Cendrawasih No. 20 Jember Telp. 0331-487642 Fax. 0331-427533 E-mail : bps3509@bps.go.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di kenal oleh masyarakat. Tuberkulosis disebabkan oleh Mycobacterium

BAB I PENDAHULUAN. di kenal oleh masyarakat. Tuberkulosis disebabkan oleh Mycobacterium BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular kronis yang telah lama di kenal oleh masyarakat. Tuberkulosis disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, bakteri ini mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman tuberkulosis ( mycobacterium tuberculosa) yang ditularkan melalui udara (droplet nuclei) saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB paru) merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Bakteri Tahan Asam (BTA) Mycobacterium tuberculosa. Sebagian besar bakteri ini menyerang paru-paru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya bangsa yang maju, mandiri, dan sejahtera. Salah satu ciri

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya bangsa yang maju, mandiri, dan sejahtera. Salah satu ciri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan yang ingin dicapai bangsa Indonesia adalah tercapainya bangsa yang maju, mandiri, dan sejahtera. Salah satu ciri bangsa yang maju adalah mempunyai derajat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) Tahun 2011, kesehatan adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) Tahun 2011, kesehatan adalah suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu aspek penting yang dicari oleh semua orang. Menurut World Health Organization (WHO) Tahun 2011, kesehatan adalah suatu keadaan sehat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis, dengan gejala klinis seperti batuk 2

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis, dengan gejala klinis seperti batuk 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia masih menjadi salah satu negara dengan kasus Tuberkulosis (TB) yang tinggi dan masuk dalam ranking 5 negara dengan beban TB tertinggi di dunia 1. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari golongan penyakit infeksi. Pemutusan rantai penularan dilakukan. masa pengobatan dalam rangka mengurangi bahkan kalau dapat

BAB I PENDAHULUAN. dari golongan penyakit infeksi. Pemutusan rantai penularan dilakukan. masa pengobatan dalam rangka mengurangi bahkan kalau dapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penyakit tuberkulosis (TB Paru) sampai saat ini masih masih menjadi masalah kesehatan masyarakat, dimana hasil Survai Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 menunjukan

Lebih terperinci

PPDB TAHUN 2017/ 2018

PPDB TAHUN 2017/ 2018 PENDAFTARAN PPDB TAHUN 2017/ 2018 SMA NEGERI 2 JEMBER Jl. JAWA No. 16 Telp. 0331-321375 Web site : www.sman2jember.sch.id E mail : smada_jr@yahoo.com 1. Jalur Prestasi 1. SHUN atau Surat Keterangan Kelulusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit menular merupakan masalah kesehatan yang belum dapat diselesaikan sampai saat ini, salah satu penyakit menular tersebut adalah Tuberkulosis. Tuberkulosis

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab 1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Diperkirakan sekitar sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi oleh Mycobacterium tuberkulosis. Pada Tahun 1995, WHO (World Health Organisation) mencanangkan kedaruratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya interaksi antara manusia dengan lingkungan. Terutama

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya interaksi antara manusia dengan lingkungan. Terutama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi sanitasi lingkungan yang buruk dapat menjadi media penularan penyakit. Terjadinya penyakit berbasis lingkungan disebabkan karena adanya interaksi antara manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Departemen Kesehatan RI (2008) tuberkulosis merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Departemen Kesehatan RI (2008) tuberkulosis merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Menurut Departemen Kesehatan RI (2008) tuberkulosis merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycrobacterium tuberculosis. Mikrobakterium ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular bahkan bisa menyebabkan kematian, penyakit ini menyebar melalui droplet orang yang telah terinfeksi basil tuberkulosis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditemukannya kuman penyebab tuberkulosis oleh Robert Koch tahun 1882

BAB I PENDAHULUAN. ditemukannya kuman penyebab tuberkulosis oleh Robert Koch tahun 1882 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit TB Paru telah dikenal lebih dari satu abad yang lalu, yakni sejak ditemukannya kuman penyebab tuberkulosis oleh Robert Koch tahun 1882 menurut (Mansjoer,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. TB (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar bakteri TB menyerang paru, tetapi

BAB 1 PENDAHULUAN. TB (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar bakteri TB menyerang paru, tetapi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh bakteri TB (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar bakteri TB menyerang paru, tetapi dapat

Lebih terperinci

BUPATI JEMBER PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI JEMBER PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI JEMBER PROVINSI JAWA TIMUR RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBER, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di dunia walaupun upaya pengendalian dengan strategi Directly

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di dunia walaupun upaya pengendalian dengan strategi Directly BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis Paru (TB Paru) masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia walaupun upaya pengendalian dengan strategi Directly Observed Treatment Short-course

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit TB paru merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit TB paru merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit TB paru merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis dan merupakan penyakit infeksi kronis menular yang menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Penyakit TBC banyak menyerang usia kerja produktif, kebanyakan dari

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Penyakit TBC banyak menyerang usia kerja produktif, kebanyakan dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit TBC (Tuberculosis) masih merupakan masalah kesehatan masyarakat dunia. Penyakit TBC banyak menyerang usia kerja produktif, kebanyakan dari kelompok sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit ini menular dan menyebar melalui udara, apabila tidak diobati

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit ini menular dan menyebar melalui udara, apabila tidak diobati BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Penyakit ini menular dan menyebar melalui udara, apabila tidak diobati menyebabkan setiap orang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis (Alsagaff,H, 2006). Penyakit ini juga

BAB I PENDAHULUAN. oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis (Alsagaff,H, 2006). Penyakit ini juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Tuberkulosis (TB) paru merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis (Alsagaff,H, 2006). Penyakit ini juga dapat menyebar

Lebih terperinci

1 Universitas Kristen Maranatha

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, yang dapat menyerang berbagai organ, terutama paru-paru

Lebih terperinci

SKRIPSI. Penelitian Keperawatan Komunitas

SKRIPSI. Penelitian Keperawatan Komunitas SKRIPSI HUBUNGAN PERILAKU PENDERITA TB PARU DAN KONDISI RUMAH TERHADAP TINDAKAN PENCEGAHAN POTENSI PENULARAN TB PARU PADA KELUARGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LUBUK BUAYA PADANG TAHUN 2011 Penelitian Keperawatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bertambah, sedangkan insiden penyakit menular masih tinggi. Salah satu penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. bertambah, sedangkan insiden penyakit menular masih tinggi. Salah satu penyakit BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia kini mengalami beban ganda akibat penyakit tidak menular terus bertambah, sedangkan insiden penyakit menular masih tinggi. Salah satu penyakit infeksi menular

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Herdianti STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis :

PENDAHULUAN. Herdianti STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis : HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI SERTA PERAN KELUARGA TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN PENULARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PERAWATAN SUBAN KECAMATAN BATANG ASAM TAHUN 2015 Herdianti STIKES

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. karena penularannya mudah dan cepat, juga membutuhkan waktu yang lama

BAB 1 PENDAHULUAN. karena penularannya mudah dan cepat, juga membutuhkan waktu yang lama BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberkulosis. Penyakit ini umumnya menyerang pada paru, tetapi juga dapat menyerang bagian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru-paru,

BAB 1 PENDAHULUAN. (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru-paru, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang TB Paru masih menjadi masalah kesehatan yang mendunia. Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. infeksi kuman Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini dapat menyebar. dan HIV/AIDS, Tuberkulosis menjadi salah satu penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. infeksi kuman Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini dapat menyebar. dan HIV/AIDS, Tuberkulosis menjadi salah satu penyakit yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi kuman Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini dapat menyebar melalui droplet orang yang telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh bakteri mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh bakteri mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit TB dapat menyebar melalui droplet

BAB I PENDAHULUAN. bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit TB dapat menyebar melalui droplet BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit TB dapat menyebar melalui droplet orang yang terinfeksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) paru merupakan satu penyakit menular yang dapat menyebabkan kematian. Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh infeksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencanangkan TB sebagai kegawatan dunia (Global Emergency), terutama

BAB I PENDAHULUAN. mencanangkan TB sebagai kegawatan dunia (Global Emergency), terutama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa situasi Tuberkulosis (TB) dunia semakin memburuk, dimana jumlah kasus TB meningkat dan banyak yang tidak berhasil disembuhkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Tuberkulosis adalah penyakit infeksi menular yang masih tetap merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia. Penyakit ini termasuk salah satu prioritas nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menular (dengan Bakteri Asam positif) (WHO), 2010). Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan global utama dengan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. menular (dengan Bakteri Asam positif) (WHO), 2010). Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan global utama dengan tingkat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan yang penting saat ini. WHO menyatakan bahwa sekitar sepertiga penduduk dunia tlah terinfeksi kuman Tuberkulosis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mycobacterium tuberculosis merupakan kuman penyebab penyakit Tuberkulosis yang sampai saat ini masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat di dunia walaupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. pengobatan. Pada era Jaminan Kesehatan Nasional saat ini pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. pengobatan. Pada era Jaminan Kesehatan Nasional saat ini pembangunan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Program pembangunan kesehatan nasional mencakup lima aspek pelayanan yaitu bidang promosi kesehatan, kesehatan lingkungan, kesehatan ibu dan anak, termasuk keluarga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tergantung pada potensi biologinya. Tingkat tercapainya potensi biologi seorang

BAB 1 PENDAHULUAN. tergantung pada potensi biologinya. Tingkat tercapainya potensi biologi seorang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masa remaja merupakan suatu fase tumbuh kembang yang dinamis dalam kehidupan seorang individu. Masa ini merupakan periode transisi dari masa kanakkanak ke masa dewasa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. infeksi di seluruh dunia setelah HIV. Pada tahun 2014, WHO melaporkan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. infeksi di seluruh dunia setelah HIV. Pada tahun 2014, WHO melaporkan bahwa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan utama dunia terutama pada negara - negara berkembang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat secara global. TB Paru menduduki peringkat ke 2 sebagai

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat secara global. TB Paru menduduki peringkat ke 2 sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tuberkulosis paru (TB Paru) masih menjadi permasalahan kesehatan masyarakat secara global. TB Paru menduduki peringkat ke 2 sebagai penyebab utama kematian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit di seluruh dunia, setelah Human Immunodeficiency Virus (HIV). negatif dan 0,3 juta TB-HIV Positif) (WHO, 2013)

BAB I PENDAHULUAN. penyakit di seluruh dunia, setelah Human Immunodeficiency Virus (HIV). negatif dan 0,3 juta TB-HIV Positif) (WHO, 2013) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) masih menjadi masalah kesehatan global utama. Hal ini menyebabkan gangguan kesehatan pada jutaan orang setiap tahunnya dan merupakan peringkat kedua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis atau sering disebut dengan istilah TBC merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis atau sering disebut dengan istilah TBC merupakan penyakit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis atau sering disebut dengan istilah TBC merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh basil Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini biasanya menyerang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dunia. Tuberculosis menyebabkan 5000 kematian perhari atau hampir 2 juta

BAB I PENDAHULUAN. infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dunia. Tuberculosis menyebabkan 5000 kematian perhari atau hampir 2 juta 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN Penyakit Tuberkulosis Paru (TB Paru), merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dunia. Tuberculosis menyebabkan 5000 kematian perhari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular langsung yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular langsung yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular langsung yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Kuman ini paling sering menyerang organ paru dengan sumber

Lebih terperinci

Statistik Daerah Kabupaten Bintan

Statistik Daerah Kabupaten Bintan Statistik Daerah Kabupaten Bintan 2012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BINTAN TIMUR 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BINTAN TIMUR 2014 ISSN : No. Publikasi: 21020.1418 Katalog BPS : 1101001.2102.060 Ukuran Buku

Lebih terperinci

Identifikasi Faktor Resiko 1

Identifikasi Faktor Resiko 1 IDENTIFIKASI FAKTOR RESIKO TERJADINYA TB MDR PADA PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA KOTA MADIUN Lilla Maria.,S.Kep. Ners, M.Kep (Prodi Keperawatan) Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun ABSTRAK Multi Drug

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk mencapai kualitas hidup seluruh penduduk yang lebih baik. Oleh banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk mencapai kualitas hidup seluruh penduduk yang lebih baik. Oleh banyak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan secara umum sering diartikan sebagai upaya multidimensi untuk mencapai kualitas hidup seluruh penduduk yang lebih baik. Oleh banyak negara, pembangunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit Tuberkulosis merupakan penyakit yang mudah menular dimana dalam tahun-tahun terakhir memperlihatkan peningkatan dalam jumlah kasus baru maupun jumlah angka

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN LOBALAIN 2016

STATISTIK DAERAH KECAMATAN LOBALAIN 2016 STATISTIK DAERAH KECAMATAN LOBALAIN 2016 STATISTIK DAERAH KECAMATAN LOBALAIN 2016 ISSN : No. Publikasi: 5314.1615 Katalog BPS : 1101002.5314030 Ukuran Buku: 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : iv + 8 halaman

Lebih terperinci

SAFII, 2015 GAMBARAN KEPATUHAN PASIEN TUBERKULOSIS PARU TERHADAP REGIMEN TERAPEUTIK DI PUSKESMAS PADASUKA KECAMATAN CIBEUNYING KIDUL KOTA BANDUNG

SAFII, 2015 GAMBARAN KEPATUHAN PASIEN TUBERKULOSIS PARU TERHADAP REGIMEN TERAPEUTIK DI PUSKESMAS PADASUKA KECAMATAN CIBEUNYING KIDUL KOTA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuberkulosis (Tb) merupakan penyakit menular bahkan bisa menyebabkan kematian, penyakit ini menyebar melalui droplet orang yang telah terinfeksi basil tuberkulosis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyak orang di Indonesia telah meremehkan penyakit tuberkulosis paru atau yang dahulu sering disebut TBC yang kini menjadi sebutan TB Paru. Tuberkulosis Paru merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis complex (Depkes RI, 2008). Tingginya angka

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis complex (Depkes RI, 2008). Tingginya angka 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) paru yaitu salah satu penyakit menular yang menyerang organ paru-paru. Tuberkulosis adalah salah satu penyakit yang tertua yang dikenal oleh manusia

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Jember Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Jember Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Jember Tahun 2013 sebanyak 325.062 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Jember Tahun 2013 sebanyak 49 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak berbadan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tuberkulosis atau TB (singkatan yang sekarang ditinggalkan adalah TBC)

BAB 1 PENDAHULUAN. Tuberkulosis atau TB (singkatan yang sekarang ditinggalkan adalah TBC) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuberkulosis atau TB (singkatan yang sekarang ditinggalkan adalah TBC) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis. Pada tahun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dikategorikan high burden countries. Kasus baru Tuberkulosis di dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dikategorikan high burden countries. Kasus baru Tuberkulosis di dunia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Situasi TB di dunia semakin memburuk, sebahagian besar negara di dunia yang dikategorikan high burden countries. Kasus baru Tuberkulosis di dunia mengalami peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang pada umumnya menyerang jaringan paru, tetapi dapat menyerang organ

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia, menurut WHO 9 (sembilan) juta orang penduduk dunia setiap tahunnya

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia, menurut WHO 9 (sembilan) juta orang penduduk dunia setiap tahunnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit Tuberkulosis (TBC) saat ini masih menjadi masalah kesehatan dunia, menurut WHO 9 (sembilan) juta orang penduduk dunia setiap tahunnya menderita TBC. Diperkirakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuberkulosis paru (TBC) merupakan penyakit menular yang disebabkan adanya peradangan pada parenkim paru oleh mycobacterium tuberculosis, yaitu kuman jenis aerob

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkolusis paru merupakan suatu penyakit menular yang disebabkan oleh basil mikrobacterium tuberkolusis yang merupakan salah satu penyakit saluran pernafasan bagian

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN PASANGAN PENDERITA TB DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN TAHUN 2016

HUBUNGAN DUKUNGAN PASANGAN PENDERITA TB DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN TAHUN 2016 HUBUNGAN DUKUNGAN PASANGAN PENDERITA TB DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN TAHUN 2016 Yurida Olviani Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar tuberkulosis menyerang organ paru-paru, namun bisa juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjangkit jutaan orang tiap tahun dan menjadi salah satu penyebab utama

BAB I PENDAHULUAN. menjangkit jutaan orang tiap tahun dan menjadi salah satu penyebab utama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) masih menjadi masalah kesehatan global. Penyakit ini menjangkit jutaan orang tiap tahun dan menjadi salah satu penyebab utama kematian di seluruh

Lebih terperinci

Analisis Sebaran Hujan Kabupaten Jember Menggunakan Metode Thiessen SIG (Sistem Informasi Geografis) Ari Wahono 1)

Analisis Sebaran Hujan Kabupaten Jember Menggunakan Metode Thiessen SIG (Sistem Informasi Geografis) Ari Wahono 1) Analisis Sebaran Hujan Kabupaten Jember Menggunakan Metode Thiessen SIG (Sistem Informasi Geografis) Ari Wahono 1) 1) Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB. Sudirman 90 Jember Air merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis. Menurut World Health Organization (WHO)

I. PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis. Menurut World Health Organization (WHO) 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkolosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Menurut World Health Organization (WHO) dalam satu tahun kuman M.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sering ditemukan pada usia muda atau usia produktif yaitu tahun,

BAB I PENDAHULUAN. sering ditemukan pada usia muda atau usia produktif yaitu tahun, 1 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN Penyakit Tuberculosis (TB) Paru merupakan penyakit infeksi dan menular (Raynel, 2010). Penyakit ini dapat diderita oleh setiap orang, tetapi paling sering ditemukan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan dunia. Pada tahun 2012 diperkirakan 8,6 juta orang terinfeksi TB dan 1,3 juta orang meninggal karena penyakit ini (termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan World Health Organitation tahun 2014, kasus penularan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan World Health Organitation tahun 2014, kasus penularan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyakit Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. Menurut laporan World Health Organitation

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. secara global masih menjadi isu kesehatan global di semua Negara (Dave et al, 2009).

I. PENDAHULUAN. secara global masih menjadi isu kesehatan global di semua Negara (Dave et al, 2009). 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis Paru sampai saat ini masih menjadi masalah utama kesehatan masyarakat dan secara global masih menjadi isu kesehatan global di semua Negara (Dave et al, 2009).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. World. Health Organization (WHO) dalam Annual report on global TB

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. World. Health Organization (WHO) dalam Annual report on global TB 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Penyakit Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi kronis menular yang masih tetap merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. World Health

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Organisasi Kesehatan Dunia/World Health Organization (WHO) memperkirakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Organisasi Kesehatan Dunia/World Health Organization (WHO) memperkirakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit paling mematikan di dunia. Organisasi Kesehatan Dunia/World Health Organization (WHO) memperkirakan sepertiga dari

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. mengganti aktor pusat menjadi daerah dalam hal pengambilan kebijakan. dengan masyarakat. Dengan begitu, informasi tentang proses

BAB I. PENDAHULUAN. mengganti aktor pusat menjadi daerah dalam hal pengambilan kebijakan. dengan masyarakat. Dengan begitu, informasi tentang proses BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah mengatur pendelegasian fungsi atau kewenangan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Pendelegasian tersebut

Lebih terperinci

2016 GAMBARAN MOTIVASI KLIEN TB PARU DALAM MINUM OBAT ANTI TUBERCULOSIS DI POLIKLINIK PARU RUMAH SAKIT DUSTIRA KOTA CIMAHI

2016 GAMBARAN MOTIVASI KLIEN TB PARU DALAM MINUM OBAT ANTI TUBERCULOSIS DI POLIKLINIK PARU RUMAH SAKIT DUSTIRA KOTA CIMAHI BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut Depertemen Kesehatan RI (2008) Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis. Sampai saat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kadang-kadang juga berhenti minum obat sebelum masa pengobatan selesai,

BAB 1 PENDAHULUAN. kadang-kadang juga berhenti minum obat sebelum masa pengobatan selesai, 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tuberkulosis paru (TB Paru) adalah penyakit infeksi pada paru yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yaitu suatu bakteri tahan asam (Suriadi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis. Penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis. Penyakit ini BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG TB paru merupakan penyakit infeksi kronik dan menular yang erat kaitannya dengan keadaan lingkungan dan prilaku masyarakat. Penyakit TB paru merupakan penyakit infeksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka mencapai tujuan Nasional di bidang kesehatan diperlukan suatu tatanan yang mencerminkan upaya bangsa Indonesia untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULIAN. Tuberculosis paru (TB paru) adalah penyakit yang disebabkan oleh kuman

BAB I PENDAHULIAN. Tuberculosis paru (TB paru) adalah penyakit yang disebabkan oleh kuman BAB I PENDAHULIAN 1.1 Latar Belakang Tuberculosis paru (TB paru) adalah penyakit yang disebabkan oleh kuman mycobakterium tuberculosis, kuman yang berukuran satu sampai lima micrometer, penyebarannya lewat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kesehatan masyarakat yang penting di dunia ini. Pada tahun 1992 World Health

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kesehatan masyarakat yang penting di dunia ini. Pada tahun 1992 World Health 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar Belakang Penyakit Tuberkulosis paru (TBC paru) sampai saat ini masih menjadi masalah utama kesehatan masyarakat yang penting, karena masalah yang ditimbulkan bukan hanya masalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menular yang muncul dilingkungan masyarakat. Menanggapi hal itu, maka perawat

BAB 1 PENDAHULUAN. menular yang muncul dilingkungan masyarakat. Menanggapi hal itu, maka perawat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada era sekarang ini tantangan dalam bidang pelayanan keperawatan semakin meningkat. Hal tersebut ditunjukkan dengan semakin banyaknya berbagai penyakit menular yang

Lebih terperinci

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 3.1 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 3.1 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 3.1 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PENDAPATAN KABUPATEN JEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBER,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) sejak tahun 1993

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) sejak tahun 1993 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut WHO (World Health Organization) sejak tahun 1993 memperkirakan sepertiga dari populasi dunia telah terinfeksi Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis masih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB

BAB I PENDAHULUAN. oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuberkulosis atau TB adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Prevalensi TB Paru di Indonesia dan negara negara sedang berkembang lainnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Prevalensi TB Paru di Indonesia dan negara negara sedang berkembang lainnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit yang telah lama dikenal dan sampai saat ini masih menjadi penyebab utama kematian di dunia. Prevalensi TB Paru di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Indonesia saat ini berada pada ranking kelima negara

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Indonesia saat ini berada pada ranking kelima negara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuberkulosis Paru (TB Paru) merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Penyakit ini disebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, yang dapat menyerang berbagai organ, terutama paru-paru.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Asam) positif yang sangat berpotensi menularkan penyakit ini (Depkes RI, Laporan tahunan WHO (World Health Organitation) tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Asam) positif yang sangat berpotensi menularkan penyakit ini (Depkes RI, Laporan tahunan WHO (World Health Organitation) tahun 2003 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit menular yang tersebar hampir di sebagian besar negara di seluruh dunia dan menjadi masalah kesehatan masyarakat,

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN PROGRAM TB PARU UPTD PUSKESMAS BANDA RAYA KECAMATAN BANDA RAYA

KERANGKA ACUAN PROGRAM TB PARU UPTD PUSKESMAS BANDA RAYA KECAMATAN BANDA RAYA KERANGKA ACUAN PROGRAM TB PARU UPTD PUSKESMAS BANDA RAYA KECAMATAN BANDA RAYA I. PENDAHULUAN Tuberkulosis ( TB ) merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia terutama negara yang sedang berkembang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit yang disebabkan oleh sejenis mikroba atau jasad renik. Mikroba ini

BAB I PENDAHULUAN. penyakit yang disebabkan oleh sejenis mikroba atau jasad renik. Mikroba ini 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan terhadap penyakit menular masih tetap dirasakan, terutama oleh penduduk di negara yang sedang berkembang. Penyakit menular adalah penyakit yang disebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. tanah lembab dan tidak adanya sinar matahari (Corwin, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. tanah lembab dan tidak adanya sinar matahari (Corwin, 2009). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis (Price & Wilson, 2006). Penyakit ini dapat menyebar melalui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tuberkolusis 1. Definisi Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang paling sering (sekitar 80%) terjadi di paru-paru. Penyebabnya adalah suatu basil gram positif tahan asam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Tuberkulosis paru adalah penyakit menular langsung yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Tuberkulosis paru adalah penyakit menular langsung yang disebabkan 1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Tuberkulosis paru adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB, yaitu mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar kuman menyerang paru lewat saluran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. seluruh dunia. Jumlah kasus TB pada tahun 2014 sebagian besar terjadi di Asia

BAB 1 PENDAHULUAN. seluruh dunia. Jumlah kasus TB pada tahun 2014 sebagian besar terjadi di Asia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan di dunia. 1,5 juta orang meninggal akibat tuberkulosis pada tahun 2014. Insiden TB diperkirakan ada 9,6 juta (kisaran 9,1-10

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 111 GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Keadaan Geografis DKI Jakarta terletak di 6 0 12 lintang selatan dan 106 0 48 bujur timur dengan luas wilayah 661,26 km2, berupa daratan 661.52 km2 dan lautan 6,977,5

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan

I. PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Penularan langsung terjadi melalui aerosol yang mengandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit menular yang upaya pengendaliannya menjadi perhatian di dunia dan menjadi salah satu indikator dalam pencapaiaan tujuan pembangunan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 31 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Geografis Wilayah Secara astronomis, wilayah Provinsi Banten terletak pada 507 50-701 1 Lintang Selatan dan 10501 11-10607 12 Bujur Timur, dengan luas wilayah

Lebih terperinci