KEMAMPUAN PENGENALAN HURUF HIJAIYAH PADA SANTRI YANG BELAJAR BACA-TULIS AL- QURAN DENGAN METODE IQRA
|
|
- Suhendra Budiono
- 8 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KEMAMPUAN PENGENALAN HURUF HIJAIYAH PADA SANTRI YANG BELAJAR BACA-TULIS AL- QURAN DENGAN METODE IQRA HIJAIYAH LITERACY SKILLS IN STUDENTS WHO ARE LEARNING TO READ AND WRITE BY THE METHOD OF AL-QUR,AN IQRA Marlina Marzuki marzukimarlina@gmail.com Abstrak Tulisan ini mengkaji tentang kemampuan pengenalan huruf-huruf hijaiyah pada santri yang belajar baca-tulis Al-Quran dengan metode Iqra; salah satu metode pembalajaran cara baca Al-Quran yang popular di Indonesia dalam 20 tahun terakhir. Penelitian dilakukan dilakukan pada sekolah dasar di Kabupaten Bireuen, Propinsi Aceh. Selama ini metode Iqra telah mampu menggeser kepopuleran metode Baghdadiyah, satu-satunya metode pembelajaran konvensional cara baca Al-Quran yang telah digunakan di Indonesia selama ratusan tahun. Metode Iqra diunggulkan karena efektivitasnya, dimana siswa diajarkan langsung membaca tanpa diharuskan mengeja huruf. Bagaimanapun kelebihan dan keunggulan metode tersebut perlu dikaji secara mendalam, sehingga dapat menjadi pertimbangan bagi pemakainya. Hasil penelitian menunjukkan banyak peserta yang menggunakan metode Iqra tidak mampu menyebutkan nama-nama huruf Hijaiyah secara benar, meskipun mereka telah mampu membaca Al-Quran dengan baik. Kata kunci: metode iqra, huruf hijaiyah, baca-tulis, al-quran, metode baghdadiyah 1 Staf Pengajar Pada Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Lhokseumawe 31
2 Abstract This paper is aimed to study ability of students who learnt reading and writing Al-Quran scripts using Iqra method in spelling Arabic alphabets properly. The Iqra is a new introduced method that becomes popular during the last 20 years in Indonesia. The research has been conducted at 2 elementary schools in District of Bireuen, Province of Aceh. Since the Iqra method introduced, a conventional method of Baghdadiyah that has been used for long time in Indonesia became less popular. The Iqra method is consider as an attractive method because it directly introduces how to read words in Al-Quran without any spelling process. However, a deep study on advantages and disadvantages of the method are still needed. This research foundthat majority of respondents who used the Iqra method were not able to recognize the Arabic alphabets even though they able to read Al-Quran properly. Key words: iqra method, arabic alphabets, reading, al-quran, baghdadiyah method PENDAHULUAN Al-Quran adalah kitab suci yang menjadi petunjuk dan tuntunan bagi umat Islam. Setiap Muslim berkewajiban untuk mempelajari kitab suci yang diturunkan dalam Bahasa Arab tersebut. Oleh sebab itu, mempelajari cara membaca Al-Quran dengan sendirinya menjadi kewajiban, meskipun tidak semua Muslim mampu memahami Bahasa Arab. Selama ini, berbagai upaya telah dilakukan oleh para pendidik untuk memudahkan mempelajari cara baca-tulis Al-Quran dengan tepat, mulai dari metode konvensional sampai metode praktis yang modern. Kedua metode tersebut digunakan secara luas di Indonesia. Metode konvensional pembelajaran baca-tulis Al-Quran yang sering digunakan di Indonesia adalah Kaidah Baghdadiyah. Pada beberapa tempat, Kaidah Baghdadiyah lebih dikenal dengan nama Juz Amma atau Al-Quran Kecil karena kitab Kaidah Baghdadiyah biasanya disatukan dengan surah Al-Fatihah dan Juz Amma pada 32
3 bagian akhir. Cara mengajarkan Kaidah Baghdadiyah dimulai dengan menghafal huruf-huruf hijaiyah serta pengejaan bacaannya. Sedangkan metode modern merupakan metode-metode yang dikembangkan selama 20 tahun terakhir di Indonesia. Di antaranya adalah metode Iqra yang dikembangkan sejak tahun 1980-an oleh KH. As ad Humam dari Kotagede, Yogyakarta (Humam, 1995). Dalam metode Iqra, peserta diajarkan cara baca langsung tanpa ada kewajiban menghafal huruf-huruf hijaiyah dan pengejaanya. Dalam praktiknya, keberhasilan metode Iqra ini memang sangat cepat, peserta dapat membaca langsung Al-Quran sesuai dengan kaidah dalam masa kurang dari satu tahun. Mengingat sedemikian jelas perbedaan cara pembelajaran kaidah Baghdadiyah dengan metode Iqra, tentu saja akan ada beberapa kekurangan dan kelebihan dari masing-masing metode tersebut. Metode Iqra merupakan pola pengajaran cara membaca Al-Quran yang cepat tanpa melalui tahap-tahap penghafalan huruf-huruf hijaiyah secara alfabetis. Pada metode ini huruf-huruf hijaiyah yang dikenalkan sejak semula telah diberikan tanda baca/baris, baik berupa fatah (bunyi vokal a ), kasrah (bunyi vokal i ), atau dhammah (bunyi vokal u ). Sedangkan pada metode Baghdaiyah, tahap pertama pembelajaran para peserta diwajibkan melafalkan huruf-huruf hijaiyah secara benar. Setelah pelafalan huruf-huruf hijaiyah ini tepat, baru kemudian dikenalkan huruf-huruf hijaiyah yang telah diberikan tanda baca/baris pada bagian-bagian berikutnya. Pada sisi lain, pengenalan huruf hijaiyah secara tepat merupakan pengetahuan dasar yang diperlukan pada tahap pembelajaran cara baca Al-Quran yang lebih lanjut. Bacaan Al-Quran yang tepat adalah bacaan yang mengikuti kaidah-kaidah ilmu tajwid. Hukum-hukum dalam ilmu tajwid selalu dilandaskan pada sifat-sifat huruf hijaiyah (makharijul huruf) itu sendiri. Oleh karena itu, untuk memahami ilmu tajwid secara benar, kemampuan mengenal huruf hijaiyah secara tepat adalah mutlak diperlukan. Kemampuan ini tentu saja diperoleh pada saat pertama sekali diajarkan tata-cara membaca Al-Quran. Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji sejauh mana perbandingan efektivitas metode pembelajaran cara baca Al-Quran dengan metode metode Iqra, serta pengaruh penggunaan metode Iqra terhadap kemampuan pelajar dalam mengenal dan melafalkan huruf- 33
4 huruf hijaiyah secara tepat. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi lembaga-lembaga pendidikan Al-Quran, masyarakat dan instansi pemerintah yang terkait tentang efektifitas dari metode-metode pebelajaran cara baca Al-Quran yang telah digunakan di Indonesia selama ini. TINJAUAN PUSTAKA Kitab Suci Al-Quran Al-Quran merupakan kitab suci bagi umat Islam yang ditulis dalam Bahasa Arab diturunkan oleh Allah Subhanahu wata ala (SWT) kepada Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam (SAW) melalui Malaikat Jibril Alaihissalam (AS). Secara harfiah Al-Quran bermakna bacaan, namun dalam pandangan yang lebih lengkap di dalamnya terkandung berbagai aspek kehidupan beragama baik berupa hudan (petunjuk), bayyinah (penjelas) dan furqan (pembeda). Karena itu merupakan kewajiban bagi setiap umat Islam terhadap Al Quran untuk meyakini kebenaran isi yang terkandung di dalamnya, mempelajari cara membacanya dan senantiasa membacanya, mempelajari isinya (artinya) dan menjadikannya sebagai petunjuk, serta mengamalkannya (Hamid, 2006). Al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW secara berangsur-angsur dalam waktu sekitar 23 tahun. Wahyu pertama pada Surat Al- Alaq Ayat 1-5 dan sampai dengan Surat Al-Maidah Ayat 3, sebagai ayat yang terakhir. Keseluruhan Al-Qur an terdiri dari 30 Juz dan 114 Surat. Kemurnian Al-Quran sangat terjaga, sejak pertama kali diturunkan sampai dengan sekarang. Sejarah permurnian Al-Quran juga berlanjut pada masa pemerintahan khulafaurrasyidin (Khalifah yang empat setelah Rasullulah SAW wafat). Pada masa Khalifah Abu Bakar ( M), Umar bin Khatab menyarankan untuk membukukan Al-Quran. Perkembangan Agama Islam pada masa khalifah Usman Bin Affan ( ) semakin pesat. Perbedaan dialek Bahasa Arab semakin meluas sehingga semakin banyak perbedaan bacaan Al-Quran terjadi sesama pemeluk Islam. Khalifah Usman berinisiatif melakukan standarisasi dalam dialek fushah; yaitu dialek standar Bahasa Arab Modern yang digunakan oleh Suku Quraisy. Khalifah Usman bin 34
5 Affan memperbanyak salinan Al-Quran berdasarkan standar yang dibukukan pada masa Khalifah Abu Bakar, serta memusnahkan tulisan-tulisan yang lain untuk menjaga kemurnian Al-Quran. Salinan ini dikenal sebagai Al-Quran Mushaf Usmani yang dipergunakan oleh umat Islam hingga sekarang (Al- Azami, 2005). Kaidah Baghdadiyah Sebelum tahun 80-an hanya dikenal satu metode pendidikan cara baca Al-Quran di Indonesia, yaitu metode kaidah Baghdadiyah. Metode yang dikenal dengan istilah Juz Amma ini juga digunakan secara luas, paling tidak dalam wilayah Asia Tenggara (Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 1994). Kaidah Baghdadiyah di Aceh lebih dikenal dengan nama Quran Kecil (Kuru-an Ubit) yang diajarkan kepada anak-anak di rumah-rumah, tempat pengajian (rumoh beut), langgar (meunasah), dan pesantren (dayah) (Ismail, 2005). Berdasarkan dari namanya, kemungkinan besar Kaidah Baghdadiyah dikembangkan di Baghdad pada masa Khalifah Bani Abassiah ( M). Sejauh ini penulis belum mendapatkan referensi nama penemu metode tersebut. Namun demikian efektivitas metode ini telah teruji dalam kurun waktu yang sangat lama. Sebagian besar alim-ulama, penghafal Al-Quran (hafidz), dan cendikiawan yang kita kenal dulu dan sekarang belajar membaca Al-Quran dengan menggunakan metode kaidah Baghdadiyah ini. Kaidah Baghdadiyah merupakan metode pembelajaran cara baca Al-Quran dengan menekankan pengejaan huruf. Materi-materi dalam metode Baghdadiyah diajarkan secara gradual dengan urutan dari materi yang paling mudah ke materi yang sukar dan dari materi yang bersifat umum ke materi yang bersifat khusus. Secara garis besar, Kaidah Baghdadiyah memerlukan 17 langkah. 30 huruf hijaiyyah selalu ditampilkan secara utuh dalam tiap langkah. Seolaholah sejumlah tersebut menjadi tema sentral dengan berbagai variasi. Variasi dari tiap langkah menimbulkan rasa estetika bagi siswa (enak didengar) karena bunyinya bersajak berirama. Indah dilihat karena penulisan huruf yang sama. Metode ini diajarkan secara klasikal maupun privat (Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 1994). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelebihankelebihan kaidah Baghdadiyah antara lain karena susunan materi pelajaran yang sekuensif, penekanan pada pengenalan huruf-huruf 35
6 hijaiyah sehingga hampir selalu ditampilkan pada setiap tahap pembelajaran secara utuh sebagai tema sentral, bacaan disusun berdasarkan pola bunyi dan susunan huruf (wazan) yang rapi, penekanan ketrampilan mengeja, dan penyisipan materi tajwid secara terpadu pada setiap tahap pembelajaran. Meskipun demikian, sebagian pengajar, terutama pengembang metode pembelajaran car abaca Al-Quran moderen di Indonesia berpendapat bahwa penyajian Kaidah Baghdadiyah menjemukan, penampilan huruf yang hampir-hampir mirip sehingga menyulitkan pembaca, dan membutuhkan waktu yang lama untuk mampu membaca Al-Quran secara sempurna (Komari, 2008). Metode Iqra Setelah tahun 80-an, metode pembelajaran cara baca Al-Quran di Indonesia telah banyak yang dikembangkan. Di antara metodemetode tersebut, yang terkenal adalah adalah metode Iqra, Qiraati, Al- Barqy, dan Tilawah. Namun demikian, hanya konsep pembelajaran metode Iqra yang akan disajikan dalam makalah ini. Metode Iqra disusun oleh K.H. As'ad Humam dari Kotagede Yogyakarta (Humam, 1995). Dalam pelaksanaannya, metode tersebut kemudian dikembangkan oleh Angkatan Muda Masjid dan Musholla (AMM) Yogyakarta dengan membuka Taman Kanak-kanak Al-Quran (TKA) dan Taman Pengajian Al-Quran (TPA). Metode Iqra berkembang dan menyebar merata di Indonesia karena dukungan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Badan Koordinasi Pemuda dan Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI). Untuk menarik perhatian siswa, 6 jilid metode Iqra juga dikemas dalam sampul yang bervariasi, mengingat targetnya adalah anak-anak pra-sekolah dan sekolah dasar. Tata cara baca Al-Quran dan metode-metode pengajaran dalam buku-buku Iqra disajikan dalam bentuk bacaan langsung, sesuai dengan sistem pembelajaran Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) yang sedang digiatkan pemerintah pada masa yang bersamaan. Pembelajaran metode Iqra lebih difokuskan pada program privat, berlaku sistem modul, dan asistensi. Meskipun target lembaga pendidikan yang utama adalah TKA dan TPA, metode ini juga dapat digunakan pada pengajian-pengajian semi tradisional di masjid dan mushalla, kursus baca tulis Al-Quran, program ekstra 36
7 kurikuler sekolah, atau digunakan di majelis-majelis ta'lim setelah mengelami beberapa pengembangan. Metode Iqra Dewasa, Iqra Terpadu, dan Iqra Klasikal merupakan metode pengembangan dari konsep-konsep metode Iqra. Metode Iqra Dewasa pertama kali dikembangkan untuk pembelajaran cara baca Al-Quran orang dewasa. Sedangkan Metode Iqra terpadu merupakan penyempurnaan dari Metode Iqra Dewasa. Jumlah pertemuan pada metode Iqra Dewasa sebanyak 20 kali, pada metode Iqra Terpadu dirangkaskan menjadi 10 kali pertemuan saja. Metode Iqra Terpadu juga dilengkapi dengan latihan membaca dan menulis. Metode Iqra Klasikal dikembangkan oleh Tim Tadarrus AMM Yogyakarta sebagai pemampatan dari buku Iqra 6 jilid. Iqra Klasikal diperuntukkan bagi siswa sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah (SD/MI). Metode ini diajarkan secara klasikal dan mengacu pada kurikulum sekolah formal. Baik pada metode Iqra dasar maupun pada metode Iqra yang telah dikembangkan, keduanya berpedoman pada bacaan langsung dan tidak perlu pengejaan huruf demi huruf. Satu persatu huruf-huruf hijaiyah yang telah diberikan tanda baris dikenalkan bacaannya pada siswa. Mulai dari huruf tunggal sampai pada gabungan beberapa huruf dengan berbagai variasi tanda baris disajikan untuk memudahkan siswa mengingatnya. Setelah dasar-dasar bacaan dikuasai, siswa mulai dikenalkan bacaan huruf-huruf yang disambung, tanda-tanda baca sampai dengan kaidah tajwid yang lengkap. Selain tidak dikenalkan nama-nama huruf hijaiyah, metode Iqra juga tidak mengenalkan nama-nama tanda baca dan istilah-istilah hukum tajwid kepada siswa secara keseluruhan kecuali hukum bacaannya. METODE PENELITIAN Desain, Populasi, Sampel, Instrumen, dan Diskusi Etis Penelitian ini merupakan survey non eksperimental, tujuannya adalah untuk mengumpulkan data dalam skala yang lebih luas sehingga dapat diperoleh generalisasi yang bisa digunakan secara statistik. Untuk mencapai tujuan penelitian tersebut telah diadakan pengumpulan dan analisa data secara kuantitatif dari beberapa pelajar yang dipilih. Untuk memperdalam analisa dari penelitian ini juga 37
8 diadakan kajian kualitatif. Demikian penelitian ini merupakan gabungan dari kajian data secara kuantitaif dan kualitatif, mengingat penelitian kualitaif semata agak mempersulit proses generalisasi karena jumlah responden yang dipilih terlalu sedikit. Data kuantitatif diambil berdasarkan kuesioner yang diberikan kepada murid-murid yang telah mampu membaca Al-Quran. Muridmurid tersebut dipilih secara acak dan diberikan npertanyaan menyangkut latar belakang metode yang digunakan selama belajar membaca Al-Quran. Selanjutnya mereka diberikan tes kecil menyangkut dengan kemampuan mereka mengenal huruf-huruf hijaiyah secara personal. Populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah para pelajar yang telah mampu membaca Al-Quran. Pada penelitian ini akan digunakan metode stage sampling karena keterbatasan waktu, akses dan biaya. Metode stage sampling melibatkan sampel-sampel yang dipilih dalam tahap-tahap dimana sampel dipilih di dalam sekelompok sampel. (Cohen, et al., 2000 ). Sampel atau objek dalam penelitian ini adalah sejumlah pelajar yang dipilih secara acak dalam sekolah tertentu. Peserta yang akan dilibatkan dalam penelitian ini perbedaan gender sangat proposional. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dan data sekunder. Data sekunder merupakan data-data referensi yang berasal dari berbagai sumber kepustakaan dan internet. Data sekunder kemudian dibandingkan dengan data kuesioner. (Cohen et al. 2000, ) menjelaskan bahwa kuesioner digunakan secara luas dan merupakan instrumen yang sangat bermanfaat untuk pengumpulan informasi penelitian. Metode tersebut dapat dibuat dibentuk terstruktur atau data numeris yang mudah dalam pengelolaannya. Data kuesioner agak lebih mudah dianalisa. Pada penelitian ini, kuesioner dibuat dalam bentuk beragam antara rating scale sampai dengan pertanyaan langsung. Untuk memfasilitasi indentifikasi, pengumpulan, analisa data, dan penyampaian laporan dalam penelitian ini, peneliti sangat memperhatikan etis penelitian terhadap manusia. Peneliti menjamin bahwa peserta yang dipilih dalam penelitian ini sepenuhnya setuju untuk dilibatkan tanpa ada paksaan. Demikian juga peneliti menjamin kerahasiaan data dari pada responden untuk digunakan dalam 38
9 penelitian ini. Berdasarkan isu-isu etis tersebut, proses pengumpulan data dilakukan sebagai penjelasan pada bagian di bawah ini. Kuesioner didistribusikan kepada responden pada sekolah yang dipilih. Para responden ditanyakan kesediaannya untuk mengikuti kuesioner. Setiap pertanyaan yang ada dalam kuesioner dijelaskan secara terperinci sehingga memudahkan responden untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Kepada responden juga dijelaskan manfaat-manfaat dari penelitian ini sehingga memberikan kenyamanan bagi mereka untuk mengikuti. Prosedur Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan Maret 2011 pada beberapa Sekolah Dasar di Bireuen, Propinsi Aceh. Sebanyak 40 siswa dipilih secara acak dari SD Negeri 1 dan SD Negeri 15 Bireuen. Kuesioner yang dibagikan kepada responden berisi pertanyaan dua bagian. Bagian pertama kuesioner berisi seputar kesediaan peserta untuk menjawab, latar belakang lembaga dan metode serta lama dan efektivitas dari metode yang digunakan sewaktu pertama kali belajar membaca Al-Quran menurut pandangan peserta. Pada bagian kedua pertanyaan dari kuesioner berupa ujian kemampuan peserta terhadap pengenalan huruf-huruf hijaiyah. Untuk menjaga validitas data yang diberikan, penulis membagikan dan mengawal proses pengisian data secara langsung. Sebelum pengisian data, peserta juga diberikan petunjuk ringkas sehingga dapat memahami maksud dan tujuan dari pertanyaan yang diberikan tersebut. Namun demikian, penulis tidak sekali-kali memberikan atau mengarahkan jawaban kepada peserta. Analisis Data Analisa data yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian, dan verivikasi. Data sekunder dikumpulkan dengan metode triangulasi yang menggabungkan dua atau lebih sumber data untuk objek tertentu. Cara seperti ini akan memberikan kepercayaan yang signifikat terhadap data yang dianalisa (Cohen et al., 2000,). Data sekunder akan dikumpulkan berdasarkan hasil laporan dan tulisan mengenai efektifitas metode pengajaran cara baca Al-Quran yang telah digunakan di Indonesia selama ini. 39
10 Proses reduksi data diperlukan ketika data dikumpulkan terlalu banyak. Reduksi data untuk data yang tidak dipublikasi dan data sekunder yang dipublikasi dilakukan dengan proses dokumentasi, rangkuman, dan pemilihan yang fokus dengan maksud dan tujuan penelitian. Untuk kuesioner, data yang didapat telah diedit sebelum dilakukan data reduksi untuk mengidentifikasi dan mengurangi kesalahan yang dibuat oleh responden. Data reduksi umumnya meliputi pengkodean data secara manual dalam rangka untuk persiapan data analisis. Semua jawaban yang dibuat oleh responden dikodekan untuk kemudahan pembacaan. Sesudah dilakukan reduksi, data tersebut ditampilkan dan divisualisasi untuk memudahkan pembacaan dan proses analisa. Data sekunder ditampilkan dalam bentuk grafik dan tabel. Cara visualisasi demikian dapat membrikan gambaran kecnederungan dan hubunganhubungan tertentu dari data itu sendiri. Kemudian kedua data tersebut, data sekunder dan kuesioner dipresentasikan dalam bentuk narasi untuk pembahasan. Pada tahap terakhir dari analisa data dilakukan verifikasi data dan pencarian gambaran kesimpulan yang mungkin dapat ditarik dari penelitian ini. Kesimpulan tersebut diambil berdasarkan validitas dan konsistensi data. Kesimpulan merupakan jawaban dari topik yang difokuskan dan dicari sejak awal dalam penelitian ini. Kesimpulan tersebut tidak harus sesuai dengan asumsi dasar, tetapi juga boleh berubah atau berkembang dari apa yang telah direncanakan. HASIL DAN PEMBAHASAN Profil Responden Sebanyak 40 siswa sekolah dasar telah menyatakan secara suka rela untuk berperan serta dalam penelitian ini. Peserta semuanya berasal dari Sekolah Dasar Negeri 1 dan Sekolah Dasar Negeri 15, Kapupaten Bireuen, Provinsi Aceh. Peserta berumur antara 10 sampai 12 tahun, dimana mereka adalah siswa kelas 5 dan kelas 6 dari kedua sekolah tersebut. Sebanyak 17 orang responden berjenis kelamin lakilaki dan 23 orang peserta perempuan. Berdasarkan metode pembelajaran cara belajar Al-Quran yang pertama sekali digunakan, sebanyak 15 orang peserta mengaku belajar 40
11 cara membaca Al-Quran dilakukan pada Taman Pendidikan Al-Quran. Sebanyak 6 orang peserta mengaku belajar di lembaga pengajian tradisional semisal meunasah atau rumah-rumah pengajian. Hanya satu orang peserta yang belajar membaca Al-Quran di rumah dan sisanya tidak menyebutkan secara spesifik lokasi pengajian mereka. Secara umum hampir semua peserta mulai belajar membaca Al-Quran sejak berusia dini. Sebanyak 16 peserta mulai belajar Al- Quran pada usia pra sekolah, 3 sampai 6 tahun. Sementara 23 peserta mengaku mulai belajar membaca Al-Quran pada usia memasuki jenjang pendidikan dasar, yaitu dari 7 sampai 10 tahun dan hanya satu peserta yang memulainya pada usia di atas 10 tahun. Dalam usia belajar yang relatif dini tersebut, sebanyak 12 peserta mengaku mampu membaca Al- Quran dalam waktu kurang dari satu tahun. Sebanyak 19 peserta mengaku mampu membaca Al- Quran dalam masa 1 sampai 2 tahun. Sedangkan 3 peserta mengaku mampu membacanya dalam masa 3 sampai 4 tahun dan sisanya di atas 6 tahun. Dipandang dari metode yang digunakan, sebanyak 12 peserta mengaku menggunakan metode Iqra. Sedangkan sebanyak 10 peserta mengaku menggunakan metode Bagdadiyah dan sisanya menggunakan metode lain tetapi tidak disebutkan secara spesifik metode yang digunakannya. Meskipun demikian, kecuali hanya satu orang pengguna metode Baghdadiyah murni, seluruh peserta yang non-iqra yang lain mengaku juga pernah mempelajari metode Iqra. Kemampuan Pengenalan Huruf Hijaiyah Berdasarkan hasil pengujian kemampuan pengenalan hurufhuruf Hijaiyah, sebanyak 16 peserta mampu mengenali huruf secara keseluruhan. Dari jumlah tersebut hanya 6 peserta yang merupakan lulusan metode Iqra, sedangkan sisanya merupakan lulusan metode Bagdadiyah dan metode lain yang tidak disebutkkan secara spesifik. Kuat dugaan penulis, peserta yang menggunakan metode yang lain tersebut adalah peserta yang menggunakan metode Bagdadiyah. Hanya saja mereka tidak mengetahui nama metode yang digunakan secara pasti. Berbeda dengan metode Iqra yang telah dikenal namanya, metode Bagdadiyah tidak dikenal nama. Bahkan di banyak tempat, metode tersebut disebut dengan Quran Kecil. 41
12 Selain itu, sebanyak 6 peserta yang menggunakan metode non- Iqra hanya melakukan satu kesalahan pengenalan huruf saja, yaitu huruf Lam-Alif.(لا) Huruf-huruf seperti Jim,(ج) Dal,(د) Dzal,(ذ) Zai merupakan huruh yang terbanyak salah (ك) dan Kaf,(ق) Qaf,(ز) pengucapan oleh peserta metode Iqra. Mereka umumnya responden melafalkan huruf-huruf tersebut dengan bacaan yang sama dengan,(ذ) Dza,(د) Da,(ج) huruf yang bertanda baris di atas (kasrah), yaitu Ja Za,(ز) Qa,(ق) dan Ka.(ك) Ada sebagian kecil peserta metode Bagdadiyah yang juga melakukan kesalahan pelafalan huruf-huruf hijayaiyah tersebut di atas, hal ini sangat beralasan mengingat mereka juga mengaku pernah menggunakan metode Iqra di tempat pengajian sekolah misalnya. Sehingga mungkin saja pola pengetahuan hurufhuruf hiajaiyah mereka telah terinduksi dengan pola metode Iqra. Berdasarkan hasil pengujian tersebut, penulis juga menemukan bahwa beberapa pengguna metode Iqra umumnya gagal dalam mengenal nama huruf Hijaiyah berupa Jim,(ج) Dal,(د) Dzal,(ذ) Zai,(غ ( Ghain ), ع) Ain,(ض ( Dhad (ص ( Shad,(ش ( Syain ), س) Sin,(ز).(و) dan Wau,(ن ( Nun ), م) Mim,(ل ( Lam,(ك) Kaf,(ق) Qaf Selayaknya penggguna metode Iqra, mereka secara spontan menambahkan bacaan kasrah pada huruf-huruf Hijaiyah tersebut di atas. Dengan demikian, bacaan huruf-huruf tersebut menjadi Ja untuk Jim,(ج) Da untuk dal,(د) Dza untuk Dzal,(ذ) Za untuk Zai,(ز) Sa untuk Sin س) ), Sya untuk Syain (,(ش Sha untuk Shad (,(ص Dha untuk Dhad (,(ض A untuk Ain ع) ), Gha untuk Ghain (,(غ Qa untuk Qaf,(ق) Ka untuk Kaf,(ك) La untuk Lam (,(ل Ma untuk Mim م) ), Na untuk Nun (,(ن dan Wa untuk Wau.(و) Huruf-huruf hijaiyah yang tidak pernah salah dilafalkan oleh semua responden adalah huruf Ba,(ف) Fa,(ظ) Dla,(ط) Tha,(ر) Ra,(خ) Kha,(ح) Ha,(ث) Tsa,(ت) Ta (ٻ) dan Ya.(ي) Secara kebetulan huruf-huruf tersebut berbunyi sama dengan atau tanpa tanda baca kasrah. Efektivitas Metode Pembelajaran Salah satu keunggulan yang sering dipromosikan dalam metode Iqra adalah efektivitas metode pembelajarannya. Berdasarkan buku panduan disebutkan bahwa metode Iqra mampu mempercepat kemampuan peserta membaca Al-Quran selama 3 bulan atau kurang dari satu tahun. Sedangkan metode Baghdadiyah terlanjur dipercaya sebagai metode yang lamban, bahkan dipercaya peserta yang 42
13 menggunakan metode Baghdadiyah baru mampu membaca Al-Quran dalam hitungan bertahun-tahun. Sementara itu, berdasarkan data dari kuesioner diperoleh bahwa sebanyak 6 peserta Iqra malah mengaku baru mampu membaca Al-Quran dalam masa waktu lebih dari 6 tahun. Jumlah peserta yang mampu membaca Al-Quran dalam waktu kurang satu tahun antara yang menggunakan metode Iqra dan metode Bagdadiyah adalah sebanding. Bahkan sebagian besar peserta yang menggunakan metode Baghdadiyah atau metode lain non-iqra mampu membaca Al- Qurang dalam waktu hanya 1 hingga 2 tahun saja. Ini menunjukkan bahwa tidak beralasan menyebutkan bahwa metode Baghdadiyah tidak efektif. Metode tersebut akan sama efektifnya jika digunakan sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku. Sedangkan metode Iqra, meskipun mampu menghasilkan kemampuan yang cepat, sebenarnya prose belajar mereka belum selesai karena masih perlu melanjutkan tahap pengenal huruf-huruf Hijaiyah secara benar, sehingga dapat dijadikan bekal dalam belajar ilmu tajwid secara baik dan benar. KESIMPULAN Berdasarkan dari paparan hasil dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa: Kedua metode, baik Iqra maupun Baghdadiyah dipandang efektif digunakan dalam pembelajaran cara baca Al-Quran, asalkan kedua metode tersebut digunakan sesuai dengan aturannya yang berlaku. Secara signifikan menunjukkan lebih banyak peserta yang menggunakan metode Iqra tidak mampu menyebutkan nama-nama huruf Hijaiyah secara benar. Kesalahan penyebutan nama-nama huruf Hiajiyah umumnya karena metode Iqra mengajarkan cara baca langsung, sehingga peserta tidak perna mengenal nama huruf tersebut kecuali yang telah diberikan tanda baca. DAFTAR PUSTAKA Al-A'zami, M.M Sejarah Teks Al-Qur'an dari Wahyu sampai Kompilasi, (terjemahan), Jakarta: Gema Insani Press. Cohen, Louis, Manion, Lawrence and Keith, M., 2000, Research Methods in Education, London: Routledge, 43
14 Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Metode-metode mengajar Al-Qur'an di sekolah-sekolah Umum, Departmen Agama Republik Indonesia, Jakarta. Hamid, S. R., Pahala dan Keutamaan Membaca Al-Qur an. Samudra Hikmah. Bogor. Humam, A Pedoman Pengelolaan, Pembinaan Dan Pengembangan M3A. Yogyakarta: Balai Litbang LPTQ Nasional. Ismail,N Pendidikan Dayah dalam Konteks Sejarah dan Kekinian, Jurnal Seumike, Banda Aceh, Aceh Institute. Komari, Metode Pengajaran Baca Tulis al-qur'an, Pelatihan Nasional Guru dan Pengelola TK-TPA, Makassar. 44
BAB I PENDAHULUAN. al-qur an dalam kehidupan sehari-hari sudah menjadi komitmen yang sangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mengenal al-qur an sejak dini merupakan langkah yang utama dan pertama sebelum pembelajaran yang lainnya. Bagi setiap muslim menanamkan nilai-nilai al-qur an
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Muhammad SAW dan membaca kitab suci Al-Qur an merupakan suatu. memahami, mengamalkan dan mengajarkan kitab suci Al-Qur an kepada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Al-Qur an adalah kitab suci umat Islam yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan membaca kitab suci Al-Qur an merupakan suatu ibadah. Sebagai umat Islam, sudah menjadi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN Uraian dalam bab ini merupakan penyajian dan temuan data hasil penelitian yang diperoleh di lapangan, berdasarkan wawancara, observasi serta dokumentasi. Adapun penyajian data hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan kata Pembelajaran
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Pembelajaran merupakan upaya sengaja dan bertujuan yang berfokus kepada kepentingan, karakteristik, dan kondisi orang lain agar peserta didik dapat belajar dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang telah Allah turunkan kepada Rasul-Nya, Nabi mulia Muhammad SAW. Kitab suci
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Quran sebagai kitab suci umat Islam adalah salah satu dari empat kitab suci yang telah Allah turunkan kepada Rasul-Nya, Nabi mulia Muhammad SAW. Kitab suci
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebab itu, Islam dan pendidikan mempunyai hubungan yang sangat erat. 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan keyakinan orang mukmin dan penegasan Allah SWT, Islam adalah satu-satunya agama yang diridhai Allah dan diperintahkan kepada manusia untuk memeluknya.
Lebih terperinciRANCANGAN PENGAJARAN TAHUNAN PENDIDIKAN ISLAM KBSR TAHUN SATU (SEMESTER SATU)
RANCANGAN PENGAJARAN TAHUNAN PENDIDIKAN ISLAM KBSR TAHUN SATU (SEMESTER SATU) MINGGU BIDANG TAJUK KEMAHIRAN/ISI Iqra 1 (muka surat 1 hingga 10) 1 2.1 Rukun Iman - Pengertian Rukun Iman menulis huruf tunggal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lebih baik. Pada proses pembelajaran baca tulis Al-Qur an tersebut adalah dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dalam rangka membimbing siswa kearah yang lebih baik. Pada proses pembelajaran baca tulis Al-Qur an tersebut adalah dengan cara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan baik. Hal ini semata-semata karena Allah yang menjaga Al-Quran.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Al-Quran merupakan ayat-ayat Allah yang berupa kalamullah yang diturunkan dengan bahasa arab, yaitu satu-satunya bahasa yang terjaga dengan baik. Hal ini semata-semata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jangka waktu tertentu. Bila anak didik sudah mencapai pibadi dewasa susila,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses terhadap anak didik berlangsung terus sampai anak didik mencapai pribadi dewasa susila. Proses ini berlangsung dalam jangka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Alquran merupakan kitab suci bagi umat Islam. Secara definitif, Alquran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alquran merupakan kitab suci bagi umat Islam. Secara definitif, Alquran dirumuskan sebagai kalam Allah Swt yang merupakan mukjizat yang diturunkan (diwahyukan)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Dalam kehidupan pondok pesantren, khususnya kehidupan pondok pesantren Al-Ukhuwah Sukoharjo, dalam kesehariannya sangat banyak kebiasaan-kebiasaan khususnya kebiasaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Al-Quran merupakan kitab suci bagi umat Islam, karena ini menjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Quran merupakan kitab suci bagi umat Islam, karena ini menjadi pedoman untuk menjalani kehidupan ini, disamping itu Al-Quran memiliki sejarah otentik dibandingkan
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SD, MI, DAN SDLB
Lampiran 1 STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SD, MI, DAN SDLB 1. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Agama memiliki peran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur an al-karim adalah firman Allah SWT yang berisi serangkaian ajaran yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW untuk menunjukkan kepada manusia jalan kebahagiaan.
Lebih terperinciPROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QUR AN
SALINAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QUR AN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kekuasaan Allah swt. Semata. Al-Qur an juga mengandung nilai-nilai dan. ajaran-ajaran yang harus dilaksanakan oleh manusia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur an adalah kalamullah (firman Allah SWT) yang diturunkan melalui Jibril kepada Rasulullah SAW. Allah menguraikan segala sesuatu yang belum jelas di dalam Al-Qur
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR 15 TAHUN 2005 T E N T A N G GERAKAN BEBAS BUTA AKSARA DAN PANDAI BACA ALQURAN DALAM WILAYAH KABUPATEN MAROS
SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR 15 TAHUN 2005 T E N T A N G GERAKAN BEBAS BUTA AKSARA DAN PANDAI BACA ALQURAN DALAM WILAYAH KABUPATEN MAROS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAROS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seharusnya orang yang meyakini dan menganut ajaran Islam memiliki kepribadian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama samawi yang sempurna dan paripurna. Sudah seharusnya orang yang meyakini dan menganut ajaran Islam memiliki kepribadian yang sempurna ( insan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis. 1 Sedangkan Kata
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Membaca dan Menulis Alqur an Membaca Alqur an, terdiri dari dua kata yaitu baca dan Alqur an, baca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis. 1 Sedangkan
Lebih terperinciQANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR AN (TPA)
QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR AN (TPA) BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI SIMEULUE Menimbang : Mengingat :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Al-Quran sebagai kitab suci umat Islam adalah salah satu dari empat kitab
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Quran sebagai kitab suci umat Islam adalah salah satu dari empat kitab suci yang telah Allah turunkan kepada Rasul-Nya, Nabi mulia Muhamad SAW. Kitab suci yang
Lebih terperinciketerpeliharaannya Al-Qur an. Allah berfirman:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur an adalah wahyu Allah SWT yang disampaikan melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad saw. yang di bukukan, kemurnian dan eksistensinya serta pemeliharaannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam UU No.20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam UU No.20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) Pasal 3 disebutkan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
Lebih terperinciMandiri dan Berprestasi yang Madani maka untuk terwujudnya
PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG PANDAI BACA DAN TULIS HURUF AL QUR AN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI AGAM, Menimbang : a. Bahwa Al Qur an adalah Kitab Suci yang diturunkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Islam adalah agama yang sangat menekankan umatnya untuk menuntut ilmu, tidak terkecuali tua muda, laki-laki maupun perempuan, semua diisyaratkan untuk mencari ilmu.
Lebih terperinciP E R A T U R A N D A E R A H
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN 2005 NOMOR 35 SERI E NOMOR SERI 6 P E R A T U R A N D A E R A H KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 21 TAHUN 2005 TENTANG KETENTUAN KHATAM AL QUR AN
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN BACA-TULIS AL-QUR`AN BAGIAN HUKUM DAN PERUNDANG-UNDANGAN SETDA KABUPATEN WAKATOBI TAHUN 2012
Lebih terperinciIbM PELATIHAN MENGGUNAKAN APLIKASI ANIMASI BELAJAR BACA TULIS HURUF HIJAIYYAH PADA TK/TPA KHAIRUL ANAM MAKASSAR
IbM PELATIHAN MENGGUNAKAN APLIKASI ANIMASI BELAJAR BACA TULIS HURUF HIJAIYYAH PADA TK/TPA KHAIRUL ANAM MAKASSAR Rosnani 1), Dikwan Moeis. 2), Musdalifah 3) Program Studi Manajemen Informatika STMIK Profesional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad SAW dan ditulis di mushaf
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur an merupakan kitab suci bagi umat Islam. Secara definitif, Al- Qur an dirumuskan sebagai kalam Allah SWT yang merupakan mukjizat yang diturunkan (diwahyukan)
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENINGKATAN KEMAMPUAN BACA TULIS AL-QUR AN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENINGKATAN KEMAMPUAN BACA TULIS AL-QUR AN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BEKASI, Menimbang : a. bahwa pendidikan nasional berfungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara garis besar pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah atau. keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah Swt.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara garis besar pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah atau pondok pesantren pada prinsipnya dalam rangka menanamkan dasar-dasar keimanan dan ketaqwaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang keilmuan lainnya. Al-Qur an juga merupakan firman Allah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an merupakan anugerah yang diberikan kepada kita umat Islam sebagai anugerah. Allah memberikan banyak kemudahan bagi yang mau mempelajarinya. Baik dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran. Ada dua buah konsep
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran. Ada dua buah konsep pendidikan yang berkaitan
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SD / SD... Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam Tema : Aku Cinta Al-Qur an Subtema : Lafal Huruf Hijaiyah dan Harakatnya Kelas/Semester : I / I
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun di akhirat. Dengan pendidikan seseorang akan memperoleh bekal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Pendidikan merupakan salah satu faktor penting yang menentukan dalam mengantar seseorang untuk meraih kesejahteraan yang didambakan baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan agama merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan agama merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia tidak terkecuali Anak Usia Dini. Oleh karena itu menjadi kewajiban orangtua
Lebih terperinciBAB IV PENERAPAN METODE QIRA ATI DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA AL-QUR AN DI TPQ BINTANG KECIL 02 SEMARANG
BAB IV PENERAPAN METODE QIRA ATI DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA AL-QUR AN DI TPQ BINTANG KECIL 02 SEMARANG Bentuk penelitian dalam skripsi kualitatif, yakni penelitian dengan cara memaparkan dalam bentuk kualitatif
Lebih terperinciAlquran adalah kitab suci yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW. yang mengandung petunjuk-petunjuk bagi umat manusia dan menjadi pedoman
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Alquran adalah kitab suci yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW yang mengandung petunjuk-petunjuk bagi umat manusia dan menjadi pedoman hidup mereka yang ingin mencapai
Lebih terperinciPROGRAM TAHUNAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) KELAS I SEMESTER 1 SEKOLAH DASAR (SD)/MADRASAH IBTIDAIYAH (MI)
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) KELAS I SEMESTER 1 SEKOLAH DASAR (SD)/MADRASAH IBTIDAIYAH (MI) 1 TAHUN PELAJARAN :... SEKOLAH KELAS SEMESTER : : Pendidikan Agama Islam : I : 1 (Ganjil) Standar Kompetensi
Lebih terperinciKISI-KISI UTS AGAMA ISLAM TAHUN PELAJARAN 2016/2017
KISI-KISI UTS AGAMA ISLAM TAHUN PELAJARAN 2016/2017 KELAS : 1 1 6.1 Mengenal kisah teladan Nabi Idris as Siswa dapat mengetahui tempat kelahiran Nabi Idris as Siswa dapat mengetahui tentang nikmat Allah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bukunya Praktikum Qira at adalah Kalam Allah yang mengandung mukjizat
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an sebagaimana yang dikutip Abdul Majid Khon dalam bukunya Praktikum Qira at adalah Kalam Allah yang mengandung mukjizat (sesuatu yang luar biasa yang
Lebih terperinciKOLABORASI METODE IQRA DAN KARTU HURUF DALAM PEMBELAJARAN AL-QUR AN
KOLABORASI METODE IQRA DAN KARTU HURUF DALAM PEMBELAJARAN AL-QUR AN Lia Suryanto SD Muhammadiyah Nitikan e-mail : liasuryanto13@gmail.com Abstrak Penelitian dengan kolaborasi metode iqra dan kartu huruf
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN MPENAJAM PASER UTARA NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QUR AN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN MPENAJAM PASER UTARA NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QUR AN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PENAJAM PASER UTARA, Menimbang : a. bahwa tujuan pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Roswilda Hadianti, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur an adalah kitab suci yang diturunkan Allah Ta ala melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam, yang merupakan kitab suci penyempurna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an adalah kalam Allah yang diturunkan oleh-nya, melalui malaikat Jibril kepada nabi Muhammad SAW, sebagai pedoman serta tuntunan bagi manusia, Al-Qur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah al-qur an adalah firman Allah SWT. yang menjadi petunjuk bagi umat manusia. Al-Qur an adalah bacaan yang mulia. Maha Pemurah Allah SWT. yang mengajarkan al-qur
Lebih terperinciURGENSI LAJNAH PENTASHIH AL-QUR AN DI INDONESIA 1 Oleh : FAIZAH ALI SYIBROMALISI
URGENSI LAJNAH PENTASHIH AL-QUR AN DI INDONESIA 1 Oleh : FAIZAH ALI SYIBROMALISI A. Latar Belakang Al-Qur an adalah Kalamullah, selain berfungsi sebagai bukti kebenaran risalah Nabi besar Muhammad saw.,
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN BARAT PANDAI BACA TULIS HURUF AL- QUR AN BAGI MURID SD, SISWA, SLTP, SLTA, DAN CALON PENGANTEN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN BARAT NOMOR : 9 TAHUN 2007 TENTANG PANDAI BACA TULIS HURUF AL- QUR AN BAGI MURID SD, SISWA, SLTP, SLTA, DAN CALON PENGANTEN BUPATI PASAMAN BARAT Menimbang : a. Bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an bagi umat Islam merupakan petunjuk jalan hidup (way of
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Al-Qur an bagi umat Islam merupakan petunjuk jalan hidup (way of life) untuk meraih sukses dalam kehidupan di dunia dan akhirat. Sehingga selain diwajibkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada hakektnya adalah usaha sadar manusia untuk mengembangkan kepribadian di dalam maupun di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Oleh karenanya agar
Lebih terperinciKISI-KISI SOAL UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TINGKAT SEKOLAH DASAR (SD) TAHUN PELAJARAN 2012/2013
KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TINGKAT SEKOLAH DASAR (SD) TAHUN PELAJARAN 2012/2013 NO STANDAR KOMPETENSI ULUSAN KEMAMPUAN YANG DIUJI INDIKATOR 1 Membaca Al-Qur an surat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertama, harus menguasai huruf Hijaiyyah beserta perubahannya. Kedua,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakekatnya belajar membaca al Qur`an adalah bukan suatu perkara yang sulit, tidak membosankan dan tidak membutuhkan waktu yang lama, karena pada prinsipnya hanya
Lebih terperinciBUPATI KABUPATEN OGAN ILIR PROVINSI SUMATERA SELATAN
BUPATI KABUPATEN OGAN ILIR PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN ILIR NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG WAJIB BACA TULIS AL-QURAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI OGAN ILIR, Menimbang
Lebih terperinci:a'. Islami (GERBANGSALAM) sangat mendorong. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
BUPATI PAMEKASAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN NOMOR 4 TAHUN 2OL4 TENTANG KETERAMPIL/IN MEMBACA AL-QUR'AIT BAGI PESERTA DIDIK BERAGAMA ISLAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perlahan-lahan sesuai harakat, makhraj, dan tajwidnya. 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alquran adalah wahyu Allah yang ditilawatkan dengan lisan secara mutawatir. Membacanya akan bernilai ibadah jika dilakukan secara tertib dan perlahan-lahan sesuai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Allah Swt menurunkan kitab-kitab kepada para Rasul-Nya yang wajib diketahui dan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Allah Swt menurunkan kitab-kitab kepada para Rasul-Nya yang wajib diketahui dan diimani oleh semua manusia, yaitu: Taurat, Zabur, Injil, dan Al-Qur'an. Masingmasing kitab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengantar seseorang untuk meraih kesejahteraan yang didambakan baik di dunia. dan keterampilan yang berguna dalam menjalani hidup.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah dan penegasan judul Pendidikan merupakan salah satu faktor penting yang menentukan dalam mengantar seseorang untuk meraih kesejahteraan yang didambakan baik
Lebih terperinciRANCANGAN QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN TAMAN PENDIDIKAN AL QUR AN
RANCANGAN QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN TAMAN PENDIDIKAN AL QUR AN BISMILLAHIRRAHMANIRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG ATAS RAHMAT ALLAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al Qur an adalah kitab umat islam yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw melalui malaikat Jibril yang berisi perintah dan larangan yang langsung turun dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. istilah tersebut adalah pendidikan dan pengajaran. Pengajaran merupakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam khazanah pemikiran pendidikan Islam, ada dua istilah penting yang saling memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lain. Dua istilah tersebut adalah
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PROGRAM PAKET A
Lampiran 1 STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PROGRAM PAKET A 01. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Tinjauan Historis Pondok Pesantren Nurul Amin Kaliwungu Berdirinya Pondok Pesantren Nurul Amin berawal dari sebuah Majlis Ta lim
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara mutlak Alquran merupakan perkataan yang paling agung dan paling
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alquran adalah firman Allah Swt. yang menjadi sumber akidah kita. Secara mutlak Alquran merupakan perkataan yang paling agung dan paling mulia, atau dengan
Lebih terperinciWALIKOTA PAREPARE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA PAREPARE NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QUR AN
WALIKOTA PAREPARE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA PAREPARE NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QUR AN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PAREPARE, Menimbang : a.
Lebih terperinciKISI-KISI SOAL UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TINGKAT SEKOLAH DASAR (SD) TAHUN PELAJARAN 2013/2014
KISI-KISI SOAL UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TINGKAT SEKOLAH DASAR (SD) TAHUN PELAJARAN 2013/2014 NO STANDAR KOMPETENSI KEMAMPUAN YANG DIUJI INDIKATOR 1 Membaca Al-Qur an surat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Muhammad Saw sebagai rahmat dan petunjuk bagi kehidupan manusia. Bagi
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Alquran adalah kitab suci yang diwahyukan Allah Swt kepada Nabi Muhammad Saw sebagai rahmat dan petunjuk bagi kehidupan manusia. Bagi ummat Islam Alquran merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Pendidikan dilakukan agar seseorang memperoleh pemahaman tentang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Pendidikan dilakukan agar seseorang memperoleh pemahaman tentang suatu ilmu. Pendidikan juga mempermudah seseorang menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar.
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI SKRIPSI
NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI IMPLEMENTASI IMMA (INTENSIF MEMBACA MENULIS AL-QUR AN) DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA AL-QUR AN SISWA KELAS X DAN XI DI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 JALALUDDIN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berlangsung diluar kelas. Pendidikan tidak hanya bersifat formal, akan tetapi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu aktifitas untuk mengembangkan seluruh aspek kepribadian manusia yang berjalan seumur hidup. Dengan kata lain, pendidikan tidak hanya berlangsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempunyai pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al -Qur an.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam sebagai ajaran yang sempurna dan rahmat bagi seluruh alam, mempunyai pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al -Qur an. Al-Qur an merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Al-Quran adalah kitab suci yang merupakan sumber utama dan utama
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Quran adalah kitab suci yang merupakan sumber utama dan utama ajaran islam yang menjadi petunjuk kehidupan umat manusia yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi
Lebih terperinciPENGERTIAN dan HUKUM ILMU TAJWID
No.19/Th.3/Jumadil Akhir 1430H/ Mei 2009 Jum at II PENGERTIAN dan HUKUM ILMU TAJWID Pengertian Tajwid menurut bahasa (ethimologi) adalah: memperindah sesuatu. Sedangkan menurut istilah, Ilmu Tajwid adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. begitu pesat dengan jenis yang beragam mulai dari game strategy, adventure,
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Seiring perkembangan teknologi informasi, saat ini perkembangan game begitu pesat dengan jenis yang beragam mulai dari game strategy, adventure, arcade, puzzle, sport,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alquran merupakan wahyu Allah Swt., pedoman umat Islam untuk keselamatan hidup di dunia dan di akhirat. Gerbang pertama dari pintu-pintu kebaikan dan keutamaan
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE KATA LEMBAGA SISWA KELAS I SD KARANGGAYAM ARTIKEL JURNAL
PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE KATA LEMBAGA SISWA KELAS I SD KARANGGAYAM ARTIKEL JURNAL Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan manusia akan selalu mencari model-model atau bentuk serta sistem
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan setiap mahkluk bernama manusia, dan manusia akan selalu mencari model-model atau bentuk serta sistem pendidikan yang dapat mempersiapkan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 4 TAHUN 2010 T E N T A N G PENDIDIKAN AL QUR AN
LEMBARAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 4 TAHUN 2010 T E N T A N G PENDIDIKAN AL QUR AN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SAWAHLUNTO, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciWALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG
WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG BACA TULIS AL QUR AN BAGI PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR / MADRASAH IBTIDAIYAH, SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang ditanamkan agar iman dan taqwa menjadi tumpuan harapan bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Siswa yang aktif dan kreatif merupakan pembekalan ilmu pengetahuan yang ditanamkan agar iman dan taqwa menjadi tumpuan harapan bagi pengembang individu-individu terdidik
Lebih terperinci1. lebih menitikberatkan pencapaian kompetensi secara utuh selain penguasaan materi;
5. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB-E) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS KEBIJAKAN PEMERINTAH KELURAHAN SAMPANGAN KOTA PEKALONGAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS LEMBAGA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
BAB IV ANALISIS KEBIJAKAN PEMERINTAH KELURAHAN SAMPANGAN KOTA PEKALONGAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS LEMBAGA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Pada bab ini, penulis akan menganalisis kebijakan pemerintah kelurahan
Lebih terperinciPENGARUH METODE IQRA DALAM PELAJARAN MEMBACA AKSARA SUNDA TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS AKSARA SUNDA
PENGARUH METODE IQRA DALAM PELAJARAN MEMBACA AKSARA SUNDA TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS AKSARA SUNDA Herni Apriani SMK Pasundan Subang Pos-el: apriani_herni@ymail.com ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, informasi memegang peranan yang penting dan salah satu fasilitas dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah Sejalan dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, informasi memegang peranan yang penting dan salah satu fasilitas dari informasi tersebut adalah komputer
Lebih terperinciA. Kasih Sayang Nabi Muhammad saw.
Pelajaran 1 Kasih Sayang Allah Maha Pengasih dan Penyayang. Amati dan ceritakan gambar berikut Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 1 A. Kasih Sayang Nabi Muhammad saw. Muhammad Rasulullah menyayangi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah yang berbunyi:
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an adalah firman Allah SWT. yang menjadi petunjuk bagi umat manusia. Al-Qur an adalah bacaan yang mulia. Diturunkan oleh Dzat yang telah menciptakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis,
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan agama merupakan segi pendidikan yang utama yang mendasari semua segi pendidikan lainnya. Betapa pentingnya pendidikan agama itu bagi setiap warga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Allah telah memerintahkan Rasulullah
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Al-Qur an merupakan pedoman hidup manusia yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Allah telah memerintahkan Rasulullah SAW untuk mengajarkan Al-Qur
Lebih terperinciSILABUS PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : Madrasah Ibtidaiyah Mata Pelajaran : Al- Kelas : II (Dua) Semester : Ganjil SILABUS PEMBELAJARAN Kompetensi Inti : KI-1 KI-2 KI-3 KI-4 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
Lebih terperinciPEMBELAJARAN MENULIS HURUF HIJAIYAH DI TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL BATURAN
PEMBELAJARAN MENULIS HURUF HIJAIYAH DI TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL BATURAN NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Analisis Implementasi Program Tartil dan Tahfidz di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah I Kudus. 1. Perencanaan Pembelajaran Al-Qur an Dari perencanaan pembelajaran Al-Qur'an
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. agama yang rahmatan lil alamin. Konsekuensinya adalah agama Islam harus
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam merupakan sebuah agama yang diturunkan oleh Allah SWT sebagai agama yang rahmatan lil alamin. Konsekuensinya adalah agama Islam harus mengatur seluk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagaimana diamanatkan dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. agama Islam yang mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul 1. Latar Belakang Masalah Pendidikan Islam merupakan pendidikan yang berisikan ajaran-ajaran agama Islam yang mempunyai peranan penting dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dijelaskan mengenai beberapa hal dasar dalam Tugas Akhir ini meliputi latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat pembuatan Tugas Akhir serta metodologi dan sistematika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekaligus Rasul terakhir yaitu Muhammad Saw. dengan perantaraan malaikat Jibril,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alquran adalah kalam Allah yang menjadi mukjizat, diturunkan kepada Nabi sekaligus Rasul terakhir yaitu Muhammad Saw. dengan perantaraan malaikat Jibril, tertulis
Lebih terperinciPERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL BUKU MENGENAL HURUF HIJAYAH DALAM KISAH ASMAUL HUSNA
PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL BUKU MENGENAL HURUF HIJAYAH DALAM KISAH ASMAUL HUSNA Nurul Adlina Universitas Bina Nusantara, Jl. K.H. Syahdan No.9 Kemanggisan/ Palmerah Jakarta Barat 11480, Indonesia, Telp.
Lebih terperinciBAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
1 SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG HARI NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG KEWAJIBAN MAMPU BACA TULIS AL-QUR AN DAN MELAKSANAKAN SHALAT FARDLU BAGI SISWA YANG BERAGAMA ISLAM Menimbang : a. DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan surat al-fatihah dan di akhiri dengan surat al-anas. 1
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an merupakan firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang memiliki kemukjizatan lafal, membacanya bernilai ibadah, diriwayatkan secara
Lebih terperinci