FGD PENYELARASAN ROADMAP INDUSTRI DAN PASAR BAJA NASIONAL
|
|
- Yuliani Chandra
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 FGD PENYELARASAN ROADMAP INDUSTRI DAN PASAR BAJA NASIONAL Disampaikan oleh : Direktur Industri Material Dasar Logam Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian Jakarta, 21 Januari 2015
2 DAFTAR ISI 1. DASAR HUKUM 2. ROADMAP INDUSTRI BAJA 3. SUPPLY DEMAND PRODUK BAJA 5. PERMASALAHAN DAN REKOMENDASI LAMPIRAN : PRODUK INDUSTRI BAJA NASIONAL 2
3 1. DASAR HUKUM 3
4 UUD 1945 Cabang-cabang produksi yang penting dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara (Pasal 33 ayat 2) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat (Pasal 33 ayat 3) UU No.4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara Pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi wajib meningkatkan nilai tambah mineral melalui pengolahan dan pemurnian di dalam negeri atau bekerjasama dengan Pemegang IUP lain (Pasal 95, 102 dan 103) Pemegang Kontrak Karya (KK) yang sudah berproduksi wajib melakukan pemurnian selambatlambatnya 5 (lima) tahun sejak UU 4 tahun 2009 diundangkan (Pasal 170) UU No.3 Tahun 2014 tentang Perindustrian Dalam rangka peningkatan nilai tambah Industri guna pendalaman dan penguatan struktur Industri dalam negeri, Pemerintah dapat melarang atau membatasi ekspor sumber daya alam (Pasal 32). PP No 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara Pemegang IUP Operasi Produksi mineral wajib melakukan pengolahan dan pemurnian untuk meningkatkan nilai tambah mineral, baik secara langsung maupun melalui kerja sama dengan pemegang IUP lain (Pasal 93 dan 95) Inpres No.3 Tahun 2013 tentang Percepatan Peningkatan Nilai Tambah Mineral melalui Pengolahan dan Pemurnian Mineral di Dalam Negeri : Menteri Perindustrian diamanatkan untuk menyusun Roadmap (Peta Jalan) Industri Berbasis Mineral yang diantaranya adalah Besi dan Baja. 4
5 2. ROADMAP INDUSTRI BAJA 5
6 POHON INDUSTRI BESI BAJA 6
7 NILAI TAMBAH MINERAL BESI 5 6 Slab / Billet (490 US$ / Ton) 8 CRC (715 US$ / Ton) HRC (619 US$ / Ton) 9 10 Galvanized Sheet (828 US$ / Ton) Sponge Iron (400 US$ / Ton) 1 Iron Ore (50 US$/Ton) 7
8 GAMBARAN INDUSTRI BESI BAJA POTRET INDUSTRI BIJIH BESI/PASIR BESI LOGAM Sumber daya : bijih besi (712 juta ton); Pasir besi ( 2 milyar ton) Cadangan : Bijih besi (65 juta ton) ; Pasir besi (173 juta ton) Produksi: No. 16 di dunia (2011) Produksi Baja : 6 Juta Ton Konsumsi Domestik : 8,6 Juta Ton (2012) PRODUK ANTARA DAN HILIR Ekspor produk 200 ribu ton Impor produk 2,02 juta ton (2012) KONSUMSI PER KAPITA Saat ini: 29.6 kg (2012) Target : 70 kg (2025) SEKTOR INDUSTRI PENGGERAK TRANSPORTASI Terutama untuk industri pembuatan mobil dan perkapalan Pertumbuhan 12% per tahun KONSTRUKSI BANGUNAN Didominasi oleh kebutuhan untuk pembangunan infrastruktur dan konstruksi bangunan INFRASTRUKTUR ENERGI Utamanya digunakan pada pipa industri Minyak, Gas, Geothermal Pertumbuhan 10% per tahun ENGINEERING PROCUREMENT CONSTRUCTION Utamanya digunakan untuk produk produk engineering Pertumbuhan 10% per tahun 8
9 KONSUMSI BAJA PER KAPITA VS GDP Indonesia : 2012 : 29.6 kg 2020 : 55,9 kg 2025 : 70 kg 9
10 Juta Ton 25 Kebutuhan dan Pasokan Baja (Crude Steel) Taget penambahan kapasitas produksi 6 juta ton dan tambahan energi 480 MW Penambahan kapasitas produksi 4 juta ton dan tambahan energi 374 MW 10,84 Juta Ton Penambahan kapasitas produksi 4 juta ton dan tambahan energi 320 MW 14,84 Juta Ton 14,57 Juta Ton 20,84 Juta Ton 19,12 Juta Ton 10 10,29 Juta Ton 5 1, 71 Juta Ton 0, 55 Juta Ton 0, 26 Juta Ton Produksi Demand Impor 10
11 Penjelasan Kebutuhan dan Pasokan Baja 1. Pada tahun 2015, KS Posco mulai berproduksi dengan kapasitas 3 juta ton crude steel dan peningkatan kapasitas produksi KS sebesar 1 juta ton crude steel, sehingga menambah kapasitas produksi domestik menjadi 10,84 Juta Ton. 2. Pada Tahun 2020 ditargetkan penambahan kapasitas sebesar 4 Juta Ton dari perluasan PT. Krakatau Posco tahap II (3 Juta Ton) dan pengolahan produk yang dihasilkan PT. Jogja Magasa Iron (1 juta Ton), sehingga menambah kapasitas produksi domestik menjadi 3. Pada Tahun 2025 ditargetkan tambahan produksi 6 Juta Ton untuk memenuhi kebutuhan crude steel pada tahun 2025 yang diperkirakan mencapai 20 Juta Ton. 4. Total Investasi yang dibutuhkan s.d tahun 2025 guna membangun fasilitas smelter industri besi baja dengan total kapasitas 14 Juta Ton adalah USD ± 14 miliar atau setara Rp 140 Triliun. 5. Total Kebutuhan Energi s.d tahun 2025 guna membangun fasilitas smelter industri besi baja dengan total kapasitas 14 Juta Ton adalah sebesar MW. 6. Untuk memenuhi demand produk besi/baja dari tahun 2013 s/d tahun 2025 dengan mengoptimalkan bahan baku dari dalam negeri, diperkirakan setidaknya harus membutuhkan bahan baku bijih besi sebesar 250 juta ton dan pasir besi sebesar 110 juta ton. 11
12 Kebutuhan Logam, Mineral, dan listrik KEBUTUHAN LOGAM (Ribu Ton) KEBUTUHAN MINERAL (Ribu Ton) KEBUTUHAN LISTRIK (MW) Crude Steel ,34 23,24 33, Aluminium Ingot Copper Cathode Stainless Steel
13 3. SUPPLY DEMAND PRODUK BAJA 13
14 Indikator Kinerja Utama Industri Besi Baja No. Uraian Jumlah Perusahaan Unit Jumlah Tenaga Kerja Orang Pertumbuhan ** % -2,04-4,28 2,30 12,85 6,43 10,74 4 Utilisasi ** % 59,8 58,81 60,28 65,03 63,15 68,59 5 Ekspor Juta USD 2.428, , , , , ,0 6 Impor Juta USD , , , , , ,4 7 Total Investasi (1 US$ : Rp Rp ) Triliun Rp. 32,6 34,6 35,6 37,2 38,4 55,8 a. Investasi dalam USD Juta USD 1.972, , , , , ,5 b. Investasi dalam Rp. Miliar Rp , , , , , ,6 Catatan : *) Angka Pertumbuhan dan Utilisasi pada kolom Trend (%) ( ) adalah angka rata-rata ( ) 14
15 Perkembangan Kapasitas Industri Besi Baja No. Kelompok Jumlah Persh Kapasitas Besi Spons , , , , ,0 2 Slab Baja , , , , ,2 3 Billet/Ingot/Bloom , , , , ,1 4 Besi Beton/Profile , , , , ,1 5 Batang Kawat Baja ,1 922, , , ,5 6 HRC , , , , ,2 7 Plate ,3 818,7 848,8 879,0 914,7 8 Pipa Las Lurus/Spiral ,2 669,5 681,7 704,6 727,6 9 CRC ,5 829,9 872,3 914,7 957,1 10 BjLS/warna ,0 379,0 401,8 424,5 447,3 11 Tin Plate ,9 104,3 108,7 110,0 111,3 15
16 PROYEKSI DEMAND BAJA NASIONAL BAJA UTAMA Satuan: 1000 MT Produk HRC 4,494 4,045 4,344 4,665 5,011 5,381 5,780 6,207 Steel Plate 1,701 1,531 1,710 1,796 1,885 1,980 2,079 2,182 CRC 2,152 1,937 2,043 2,155 2,274 2,399 2,531 2,670 Bj. Tul. B 2,085 2,241 2,398 2,566 2,746 2,938 3,144 3,364 Bj. Profil Wire Rod 1,361 1,463 1,573 1,691 1,818 1,954 2,100 2,258 Sumber data: SEAISI, IISIA, Perindustrian
17 PROYEKSI KAPASITAS DAN SUPPLY BAJA NASIONAL PROYEKSI KAPASITAS Satuan: 1000 MT Produk HRC Plate CRC Bj. Tulangan Bj. Profil Wire Rod PROYEKSI SUPPLY DN Satuan: 1000 MT Produk HRC Plate CRC Bj. Tulangan Bj. Profil Wire Rod Sumber data: SEAISI, IISIA, Perindustrian
18 UTILISASI KAPASITAS PRODUK BAJA UTAMA Produk HRC 69% 85% 85% 85% 85% 90% 90% 90% Steel Plate 91% 90% 90% 90% 90% 90% 90% 90% CRC 56% 59% 70% 70% 75% 75% 80% 80% Bj. Tul. B 45% 45% 60% 55% 60% 60% 65% 70% Bj. Profil 29% 30% 48% 40% 40% 40% 40% 40% Wire Rod 78% 82% 90% 90% 90% 90% 90% 90% 18
19 5. PERMASALAHAN DAN REKOMENDASI 19
20 Permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan industri logam berbasis mineral NO ASPEK PERMASALAHAN 1 Bahan Baku Belum adanya data sumber daya dan cadangan mineral dan batubara. Belum adanya penyediaan pasokan bahan baku (Domestic M arket Obligation) Belum adanya jaminan kemudahan suplai bahan baku impor jika pasokan dalam negeri tidak mencukupi. Belum tepatnya pembangunan smelter dengan teknologi yang sesuai dengan potensi sumber daya yang ada. 2 Energi Belum tersedianya penyediaan pasokan energi listrik untuk smelter Belum adanya jaminan harga listrik yang sesuai untuk smelter 3 Infrastruktur Belum meratanya dukungan pemerintah membangun infrastruktur (jalan, pelabuhan, bandara) melalui APBN atau Public Private Partnership (PPP) 4 Insentif Belum optimalnya insentif untuk smelter (tax holiday, tax allowance) 5 Pasar Belum optimalnya TKDN untuk pengadaan barang pemerintah, BUMN, dan BUMD Penerapan safeguard, SNI, anti-dumping yang masih belum optimal Produk smelter yang belum terdiversifikasi 6 Perijinan Belum jelasnya perijinan smelter (IUI vs IUP-OP) Perlu terobosan mempercepat penyelesaian RTRW dan kepemilikan lahan 7 Lingkungan Perlunya mempercepat pembicaraan pengelolaan limbah B3 Perlunya desentralisasi penanganan limbah sesuai prinsip Good Governance 20
21 Dukungan Pemerintah yang diharapkan dalam Pengembangan Industri Logam Berbasis Mineral NO ASPEK PEMERINTAH PUSAT PEMERINTAH DAERAH 1 Bahan Baku - Integrasi data sumber daya dan cadangan mineral dan batubara - Pasokan bahan baku (Domestic Market Obligation) - Kemudahan supply bahan baku impor 2 Energi - Pasokan energi listrik untuk smelter - Jaminan harga listrik yang bersahabat 3 Infrastruktur Dukungan pemerintah dalam bentuk pembangunan infrastruktur (jalan, pelabuhan, bandara) melalui APBN atau skema Public Private Partnership 4 Insentif Insentif smelter seperti Tax Holiday, Tax Allowance, dan Pembebasan Bea Masuk Barang Modal Untuk Investasi dan Perluasan 5 Pasar Optimalisasi TKDN dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah termasuk juga BUMN 6 Perijinan Memperjelas status perijinan smelter (IUI vs IUP- OPP) 7 Lingkungan - Kejelasan tata cara pengelolaan limbah B3 - Desentralisasi penanganan limbah sesuai prinsip good governance Dukungan pemerintah dalam bentuk pembangunan infrastruktur (jalan, pelabuhan, bandara) melalui APBD atau skema Public Private Partnership Optimalisasi TKDN dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah termasuk juga BUMD - Fasilitasi percepatan penyelesaian RT/RW daerah Provinsi / Kabupaten - Fasilitasi kemudahan pengurusan izin seperti izin lokasi dan izin lingkungan - Fasilitasi pembebasan lahan rencana peruntukan smelter Kejelasan pengaturan baku mutu lingkungan daerah setempat 21
22 22
23 LAMPIRAN : PRODUK INDUSTRI BAJA NASIONAL 23
24 Produk Baja Kawat Baja Beton Pratekan : PC Strand Produsen: PT. Kingdom Indah PT. Sumiden Serasi Wire Products PT. Walsin Lippo Kapasitas: Ton/Tahun 24
25 Produk Baja Kawat Baja Beton Pratekan : PC Wire Perusahaan: PT. Kingdom Indah PT. Sumiden Serasi Wire Products PT. Walsin Lippo Kapasitas: Ton/Tahun 25
26 Produk Baja Kawat Baja Beton Pratekan : PC Bar Perusahaan: PT. Kingdom Indah PT. Sumiden Serasi Wire Products Kapasitas: Ton/Tahun 26
27 Produk Baja Profil: Baja Profil Siku Sama Kaki Perusahaan: PT. Ispat Bukit Baja PT. Karawang Prima Sejahtera Steel PT. Inti General Jaya Steel PT.Gunung Gahapi Sakti PT. Growth Sumatera Industry PT.Krakatau Waja Tama Kapasitas: Ton/Tahun 27
28 Produk Baja Profil: Baja Profil H Beam Perusahaan: PT. Gunung Garuda PT. Cigading H-Beam PT. Krakatau Waja Tama Kapasitas: Ton/Tahun 28
29 Produk Baja Profil: Baja Profil I Beam Perusahaan: PT. Gunung Garuda PT. Krakatau Waja Tama Kapasitas: Ton/Tahun 29
30 Produk Baja Profil: Baja Profil WF Perusahaan: PT. Gunung Garuda PT. Krakatau Waja Tama Kapasitas: Ton/Tahun 30
31 Produk Baja Profil: Baja Profil Kanal U Perusahaan: PT. Jatim Taman Steel Mfg PT. Karawang Prima Sejahtera Steel PT. Krakatau Waja Tama Kapasitas: Ton/Tahun 31
32 Produk Baja Long Product: Baja Tulangan Beton Perusahaan: (Daftar terlampir, 26 perusahaan) Kapasitas: Ton/Tahun 32
33 Lampiran: Produsen BTB dan Baja Profil No NAMA PERUSAHAAN KAPASITAS PRODUKSI PRODUK 1 PT Alim Ampuh 110 Baja Profil 2 PT Cigading H-Beam 100 Baja Profil H 3 PT Ispat Bukit Baja 120 BJ P profil siku sama kaki 4 PT Karawang Prima Sejahtera Steel 100 Bj P profil siku sama kaki, Bj P profil kanal U 5 PT BANGUN SARANA BAJA 120 Bj TB 6 PT Bhirawa Steel 250 Bj TB 7 PT Hanil Jaya Steel 300 Bj TB 8 PT Indo Baja Daya Tama 350 Bj TB 9 PT Inter World Steel 230 BJ TB 10 PT Ispat Panca Putera 200 Bj TB 11 PT Jakarta Cakra Tunggal Steel 360 Bj TB 12 PT Jakarta Central Asia 650 Bj TB 13 PT Lautan Steel Indonesia 200 Bj TB 14 PT Power Steel Indonesia 120 Bj TB 15 PT Pulo Gadung Steel 110 Bj TB 16 PT Tobu Steel Indonesia 120 Bj TB 17 PT Toyogiri Iron & Steel 200 Bj TB 18 PT Tunggal Jaya Steel 600 Bj TB 19 The Master Steel Mfg 360 Bj TB 20 PT Central Steel Indonesia 144 Bj TB & Billet 21 PT Gunung Gahapi Sakti 120 Bj TB, Billet, Wire Rod, Bar in Coil, Profil Siku, 22 PT Jatim Taman Steel Mfg 140 Bj TB, Bj P kanal 23 PT Inti General Jaya Steel 100 Bj TB, Bj P siku sama kaki 24 PT Krakatau Waja Tama 150 Bj TB, Bj Profil 25 PT Pangeran Karang Murni 395 Bj TB, Bj profil Wire Rod 26 PT Gunung Garuda 300 Bj TB, Profil (I, H, WF), Wire rod 33
34 Produk Baja Long Product: Baja Tulangan Beton Dalam Bentuk Gulungan Perusahaan: PT. Gunung Gahapi Sakti Kapasitas: Ton/Tahun 34
35 Produk Baja Tulangan Beton dan Baja Profil/Beam: Aplikasi High Rise Buiding Apartment Hotel Office Building Landmarks Gas Processing & Distribution Terminal & Cargo Handling System Low Rise Building Housing/Residence Hospital Office Building Airport/Hangar School Bridges Girder Bridging Truss Bridging Cantilever Bridging Arch Bridging Suspension Bridging Cable-stayed Bridging Railway Bridging Commercial Building Show Room Supermarket & Hypermarket Industrial Buildings Air Pollution Control Cement Plants Chemical & Petroleum Plant Factory Iron & Steel Mill Oil Refinery Pulp, Paper Mill & Wood Process Warehouse Workshop Towers Transmission Tower Substation Tower Telecommunication Tower Pole Tower Monumental Tower Billboard Monitoring Tower Watertank Tower 35
36 Produk Baja Flat Product : Baja Canai Panas (BjP/HRC/HRP) Perusahaan: PT. Krakatau Steel PT. Gunung Rajapaksi PT. Gunawan Dianjaya Steel PT. Jayapari Steel PT. Krakatau Posco Kapasitas: Ton/Tahun 36
37 Produk Baja Flat Product : Baja Canai Dingin (BjD/CRC/CRP) Perusahaan: PT. Krakatau Steel PT.Essar Indonesia PT. Little Giant PT. Gunung Raja Paksi PT.Raja Besi Kapasitas: Ton/Tahun 37
38 Produk Baja Flat Product : Pipa Spiral SAW (Submerged Arc Welding) dan Pipa ERW (Electric Resistance Welding) Perusahaan: SAW Pipe: PT KHI Pipe Industies PT Indal Steel Pipe PT Swarna Baja PT Bumi Kaya Steel Pipe PT Gunung Garuda PT Steel Pipe Indonesia PT Alim Ampuh Kapasitas SAW : Ton/Tahun; Kapasitas ERW: Ton/Tahun ERW Pipe: Bakrie Pipe Industries South East Asia Pipe Steel Pipe Industry of Indonesia Indonesia Steel Tube Works PT Super Tata Raya Steel PT Alim Surya Co. PT Bumi Kaya Steel Industies Others (11 companies) 38
HILIRISASI PEMBANGUNAN INDUSTRI BERBASIS MINERAL TAMBANG
HILIRISASI PEMBANGUNAN INDUSTRI BERBASIS MINERAL TAMBANG Disampaikan oleh : Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Jakarta, 16 Februari 2016 1 TOPIK BAHASAN A PENDAHULUAN
Lebih terperinciHILIRISASI PEMBANGUNAN INDUSTRI BERBASIS MINERAL TAMBANG
HILIRISASI PEMBANGUNAN INDUSTRI BERBASIS MINERAL TAMBANG Disampaikan oleh : Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Jakarta, 16 Februari 2016 1 TOPIK BAHASAN A PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi saat ini, pertumbuhan industri dunia yang mencapai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini, pertumbuhan industri dunia yang mencapai sekitar 5% pertumbuhan tiap tahunnya (www.indexmundi.com) menunjukkan bahwa industri
Lebih terperinciBAB III PROFIL PERUSAHAAN
BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1 Tinjauan Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Singkat PT Krakatau Steel adalah perusahaan baja terbesar di indonesia. BUMN yang didirikan pada tahun 1971, PT Krakatau Steel adalah
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. ada baru mampu memproduksi 4 juta ton per tahun.
BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN Di dalam negeri, kebutuhan besi baja industri nasional belakangan ini begitu tinggi. Namun, produksi industri besi baja nasional belum mampu menutupi kebutuhan, akibatnya pintu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sektor properti dan infrastruktur, dengan pertumbuhan Compound Annual
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permintaan baja yang masih terus tumbuh didukung oleh pembangunan sektor properti dan infrastruktur, dengan pertumbuhan Compound Annual Growth Rate/CAGR (2003 2012)
Lebih terperinciPROFIL INDUSTRI BAJA
PROFIL INDUSTRI BAJA Profil Industri Baja I. Pendahuluan Sesuai dengan amanah Undang-Undang No. 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian, peran pemerintah dalam mendorong kemajuan sektor industri ke depan dilakukan
Lebih terperinciREPUBLIK INDONESIA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN HILIRISASI INDUSTRI DALAM RANGKA MENCAPAI TARGET PERTUMBUHAN INDUSTRI NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN HILIRISASI INDUSTRI DALAM RANGKA MENCAPAI TARGET PERTUMBUHAN INDUSTRI NASIONAL Jakarta, 12 Februari 2013 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
Lebih terperinciSAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN Pada Peresmian Pabrik Pelapisan Pipa Dan Laboratorium Services PT. Bakrie Pipe Industries.
SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN Pada Peresmian Pabrik Pelapisan Pipa Dan Laboratorium Services PT. Bakrie Pipe Industries 21 Mei 2015 Yang Saya Hormati: 1. Walikota Bekasi; 2. CEO dan Direksi PT. Bakrie
Lebih terperinciMenteri Perindustrian Republik Indonesia PENGARAHAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA FORUM DIALOG DENGAN PIMPINAN REDAKSI JAKARTA, 30 JUNI 2015
Menteri Perindustrian Republik Indonesia PENGARAHAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA FORUM DIALOG DENGAN PIMPINAN REDAKSI JAKARTA, 30 JUNI 2015 Yth. : Para Pimpinan Redaksi dan hadirin yang hormati;
Lebih terperinciKEBIJAKAN UMUM SEKTOR PERTAMBANGAN
KEBIJAKAN UMUM SEKTOR PERTAMBANGAN Disampaikan pada Diklat Evaluasi RKAB Perusahaan Pertambangan Batam, Juli 2011 Sumber: Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
Lebih terperinciKonsumsi Baja per Kapita Tahun 2014
Kg/Kapita BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Industri baja merupakan salah satu industri pendukung pembangunan nasional yang sesuai dengan rencana strategis yang sedang direncanakan oleh Pemerintah Indonesia
Lebih terperinciJakarta, 15 Desember 2015 YANG SAYA HORMATI ;
Sambutan Menteri Perindustrian Pada Acara Pengukuhan Pengurus Asosiasi Perusahaan Industri Pengolahan dan Pemurnian Indonesia (AP3I) & Talkshow Realita dan Arah Keberlanjutan Industri Pengolahan dan Pemurnian
Lebih terperinciLAPORAN INDUSTRI INDUSTRI BATUBARA DI INDONESIA
2016 LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI BATUBARA DI INDONESIA LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI BATUBARA DI INDONESIA 2016 Diterbitkan Oleh: PT. Indo Analisis Copyright @ 2016 DISCALIMER Semua informasi dalam Laporan Industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikategorikan sebagai industri hilir yang banyak digunakan baik untuk. aplikasi struktural maupun sebagai media pengaliran.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pipa baja merupakan salah satu produk turunan dari baja yang dikategorikan sebagai industri hilir yang banyak digunakan baik untuk aplikasi struktural maupun sebagai
Lebih terperinciTentang Pemurnian dan Pengolahan Mineral di Dalam Negeri
Tentang Pemurnian dan Pengolahan Mineral di Dalam Negeri LATAR BELAKANG 1. Selama ini beberapa komoditas mineral (a.l. Nikel, bauksit, bijih besi dan pasir besi serta mangan) sebagian besar dijual ke luar
Lebih terperinciAKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian
AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN 2012-2014 Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Jakarta, 1 Februari 2012 Daftar Isi I. LATAR BELAKANG II. ISU STRATEGIS DI SEKTOR INDUSTRI III.
Lebih terperinciBedah Permen ESDM No. 7 Tahun Tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral Melalui Kegiatan Pengolahan dan Pemurnian Mineral
Bedah Permen ESDM No. 7 Tahun 2012 Tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral Melalui Kegiatan Pengolahan dan Pemurnian Mineral LATAR BELAKANG 1. Selama ini beberapa komoditas mineral (a.l. Nikel, bauksit,
Lebih terperinciRINGKASAN EKSEKUTIF INDONESIA ENERGY OUTLOOK 2008
RINGKASAN EKSEKUTIF INDONESIA ENERGY OUTLOOK 2008 Indonesia Energy Outlook (IEO) 2008 disusun untuk menggambarkan kecenderungan situasi permintaan dan penyediaan energi Indonesia hingga 2030 dengan mempertimbangkan
Lebih terperinciLAPORAN INDUSTRI INDUSTRI BATUBARA DI INDONESIA
2017 LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI BATUBARA DI INDONESIA BAB I: PELUANG DAN TANTANGAN INDUSTRI BATUBARA 1 1.1. PELUANG INDUSTRI BATUBARA 2 1.1.1. Potensi Pasar 2 Grafik 1.1. Prediksi Kebutuhan Batubara untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan dibagi menjadi beberapa bagian. Bagian pertama akan menjabarkan
1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan dibagi menjadi beberapa bagian. Bagian pertama akan menjabarkan tentang hubungan antara perkekonomian negara dengan industri manufaktur yang telah dijalankan oleh PT. Krakatau
Lebih terperinciSosialisasi: Peraturan Menteri ESDM No. 48/2017 tentang Pengawasan Pengusahaan di Sektor ESDM (Revisi atas Permen ESDM No.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Sosialisasi: Peraturan Menteri ESDM. 48/2017 tentang Pengawasan Pengusahaan di Sektor ESDM (Revisi atas Permen ESDM. 42 Tahun 2017) Jakarta, 7 Agustus 2017 #EnergiBerkeadilan
Lebih terperinciKEYNOTE SPEECH BIMBINGAN TEKNIS REKLAMASI DAN PASCATAMBANG
KEYNOTE SPEECH BIMBINGAN TEKNIS REKLAMASI DAN PASCATAMBANG Yogyakarta, 19 Juni 2012 DIREKTORAT JENDERAL MINERAL DAN BATUBARA KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DAFTAR ISI I. KEBIJAKAN SUBSEKTOR
Lebih terperinciASSOSIASI MASYARAKAT BAJA INDONESIA (AMBI)
ASSOSIASI MASYARAKAT BAJA INDONESIA (AMBI) KICK OF MEETING DAN PELATIHAN PELAKSANA DAN PENGAWAS PEMBANGUNAN RUSUNAWA T.A. 2012 Pengenalan Material Baja Oleh : Sjafei Amri Ketua III Bidang Standardisasi
Lebih terperinciDIREKTORAT JENDERAL MINERAL DAN BATUBARA KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
Bahan Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Disampaikan Pada Koordinasi dan Sosialisasi Mineral dan Batubara Jakarta, 6 Februari 2014 DIREKTORAT JENDERAL MINERAL DAN BATUBARA KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang. Baja merupakan bahan baku penting dalam proses industri sehingga
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Baja merupakan bahan baku penting dalam proses industri sehingga konsumsi baja dapat digunakan sebagai indikasi kemajuan suatu negara (Hudson, 2010). Kecenderungan konsumsi
Lebih terperinciRingkasan Eksekutif INDONESIA ENERGY OUTLOOK 2009
INDONESIA ENERGY OUTLOOK 2009 Pusat Data dan Informasi Energi dan Sumber Daya Mineral KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 2009 Indonesia Energy Outlook (IEO) 2009 adalah salah satu publikasi tahunan
Lebih terperinciKontribusi Ekonomi Nasional Industri Ekstraktif *) Sekretariat EITI
Kontribusi Ekonomi Nasional Industri Ekstraktif *) Sekretariat EITI *) Bahan disusun berdasarkan paparan Bappenas dan Kemen ESDM dalam Acara Sosialisasi EITI di Jogjakarta, Agustus 2015 2000 2001 2002
Lebih terperinciMenteri Perindustrian Republik Indonesia. Menghidupkan Kembali Sektor Industri Sebagai Penggerak Ekonomi Nasional
Menteri Perindustrian Republik Indonesia Menghidupkan Kembali Sektor Industri Sebagai Penggerak Ekonomi Nasional Surabaya, 8 Oktober 2015 DAFTAR ISI Hal I Kinerja Makro Sektor Industri 3 II Visi, Misi,
Lebih terperinciIndustrialisasi Sektor Agro dan Peran Koperasi dalam Mendukung Ketahanan Pangan Nasional. Kementerian Perindustrian 2015
Industrialisasi Sektor Agro dan Peran Koperasi dalam Mendukung Ketahanan Pangan Nasional Kementerian Perindustrian 2015 I. LATAR BELAKANG 2 INDUSTRI AGRO Industri Agro dikelompokkan dalam 4 kelompok, yaitu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi dunia akan semakin besar seiring dengan pesatnya perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap terpenuhi agar roda
Lebih terperinciMenteri Perindustrian Republik Indonesia
Menteri Perindustrian Republik Indonesia BUTIR-BUTIR BICARA MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA RAPAT KOORDINASI PEMERINTAH PUSAT, PEMERINTAH DAERAH, DAN BANK INDONESIA MEMPERCEPAT DAYA SAING INDUSTRI UNTUK
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 591 /PMK.010/2004 TENTANG
SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 591 /PMK.010/ TENTANG PROGRAM HARMONISASI TARIF BEA MASUK TAHUN 2005-2010 UNTUK PRODUK-PRODUK PERTANIAN, PERIKANAN, PERTAMBANGAN, FARMASI, KERAMIK, DAN BESI-BAJA
Lebih terperinciBAB I: PENDAHULUAN. dengan negara lain, seperti Filipina yang mencapai 72 kg/kapita, Malaysia sudah
BAB I: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri baja merupakan salah satu industri pendukung pembangunan nasional yang sesuai dengan rencana strategis yang sedang direncanakan oleh Pemerintah Indonesia
Lebih terperinciRENCANA AKSI HILIRISASI PEMBANGUNAN INDUSTRI BERBASIS MINERAL TAMBANG
RENCANA AKSI HILIRISASI PEMBANGUNAN INDUSTRI BERBASIS MINERAL TAMBANG Disampaikan oleh : Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Jakarta, 17 Februari 2016 1 TOPIK BAHASAN
Lebih terperinciV. PENGEMBANGAN ENERGI INDONESIA DAN PELUANG
V. PENGEMBANGAN ENERGI INDONESIA 2015-2019 DAN PELUANG MEMANFAATKAN FORUM G20 Siwi Nugraheni Abstrak Sektor energi Indonesia mengahadapi beberapa tantangan utama, yaitu kebutuhan yang lebih besar daripada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bisnis global adalah merupakan kegiatan atau aktivitas pemenuhan kebutuhan dengan membeli dan menjual barang dan jasa dari atau ke Negara yang berbeda. Aktivitas global
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hasil tambang baik mineral maupun batubara merupakan sumber
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hasil tambang baik mineral maupun batubara merupakan sumber daya alam yang tidak terbaharukan (non renewable) yang dikuasai negara, oleh karena itu pengelolaannya
Lebih terperinciPERUBAHAN ATAS PP NO. 23 TAHUN 2010 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA
PERUBAHAN ATAS PP NO. 23 TAHUN 2010 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA NO PENJELASAN 1. Judul: Judul: PERATURAN PEMERINTAH PENJELASAN REPUBLIK INDONESIA ATAS NOMOR 23
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. alam. Meskipun minyak bumi dan gas alam merupakan sumber daya alam
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan minyak bumi dan gas alam. Meskipun minyak bumi dan gas alam merupakan sumber daya alam strategis tidak terbarukan,
Lebih terperinciMENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA PAPARAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA RAPAT PIMPINAN NASIONAL KADIN TAHUN 2012 YOGYAKARTA, 3 OKTOBER 2012
MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA PAPARAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA RAPAT PIMPINAN NASIONAL KADIN TAHUN 202 YOGYAKARTA, 3 OKTOBER 202 DAFTAR ISI I. KINERJA INDUSTRI NASIONAL 3 II. III. IV. PENGAMANAN
Lebih terperinciNERACA BAHAN BAKAR BATUBARA SAMPAI DENGAN TAHUN 2040
NERACA BAHAN BAKAR BATUBARA SAMPAI DENGAN TAHUN 2040 Oleh : M. Taswin Kepala Subdirektorat Perencanaan Produksi dan Pemanfaatan Mineral dan Batubara Jakarta, 23 Juni 2016 DIREKTORAT JENDERAL MINERAL DAN
Lebih terperinciPokok Bahasan PENDAHULUAN PERANAN DAN PERTUMBUHAN INDUSTRI PROGRAM KERJA DITJEN BIM 2012 PENINGKATAN PENGGUNAAN PRODUK DALAM NEGERI (P3DN)
Pokok Bahasan I II III IV V PENDAHULUAN PERANAN DAN PERTUMBUHAN INDUSTRI PROGRAM KERJA DITJEN BIM 2012 PENINGKATAN PENGGUNAAN PRODUK DALAM NEGERI (P3DN) ISU STRATEGIS DITJEN BIM 2012 2 I PENDAHULUAN PERMENPERIN
Lebih terperinciSAMBUTAN MENTERIPERINDUSTRIAN
SAMBUTAN MENTERIPERINDUSTRIAN PADA PEMBUKAAN PAMERAN PRODUK INDUSTRI MATERIAL DASAR LOGAM DENGAN TEMA PROMOSI KEMAMPUAN INDUSTRI MATERIAL DASAR LOGAM HILIR Di Plasa Pameran Industri, Kementerian Perindustrian
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN. Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan pertanian memiliki peran strategis dalam menunjang perekonomian Indonesia. Sektor pertanian berperan sebagai penyedia bahan pangan, pakan ternak, sumber bahan baku
Lebih terperinciCAPAIAN SUB SEKTOR MINERAL DAN BATUBARA SEMESTER I/2017
CAPAIAN SUB SEKTOR MINERAL DAN BATUBARA SEMESTER I/2017 #energiberkeadilan Jakarta, 9 Agustus 2017 LANDMARK PENGELOLAAN MINERBA 1 No Indikator Kinerja Target 2017 1 Produksi Batubara 477Juta Ton 2 DMO
Lebih terperinciAgus Rusli. External Relation GM PT. Harita Prima Abadi Mineral SARI
KOMITMEN DAN KENDALA PEMBANGUNAN INDUSTRI ALUMINA REFINERY Agus Rusli External Relation GM PT. Harita Prima Abadi Mineral agus.rusli@haritamineral.com SARI Indonesia sekarang ini sedang berusaha keras
Lebih terperinciKebijakan Percepatan Pembangunan Industri Perikanan Nasional
Policy Brief TR 2016 02 Kebijakan Percepatan Pembangunan Industri Perikanan Nasional Nazla Mariza, M.A.; Bambang Wicaksono, M.Si.; Joanna Octavia, M.Sc. Ringkasan Industri perikanan nasional Indonesia
Lebih terperinciLAPORAN INDUSTRI INDUSTRI BATUBARA DI INDONESIA
2017 LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI BATUBARA DI INDONESIA BAB I: PELUANG DAN TANTANGAN INDUSTRI BATUBARA 1 1.1. PELUANG INDUSTRI BATUBARA 2 1.1.1. Potensi Pasar 2 Grafik 1.1. Prediksi Kebutuhan Batubara untuk
Lebih terperinciInsentif fiskal dan Instrument Pembiayaan untuk Pengembangan Energi Terbarukan dan Pengembangan Listrik Perdesaan
Focus Group Discussion Pendanaan Energi Berkelanjutan Di Indonesia Jakarta, 20 Juni 2013 Insentif fiskal dan Instrument Pembiayaan untuk Pengembangan Energi Terbarukan dan Pengembangan Listrik Perdesaan
Lebih terperinciMenteri Perindustrian Republik Indonesia
Menteri Perindustrian Republik Indonesia KEYNOTE SPEECH MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA DISKUSI TERBATAS DENGAN TEMA TINGKAT KANDUNGAN DALAM NEGERI (TKDN) DALAM PROYEK-PROYEK INFRASTRUKTUR JAKARTA, 12 MEI
Lebih terperinciKEBIJAKAN MINERAL DAN BATUBARA
KEBIJAKAN MINERAL DAN BATUBARA Jakarta, 25 Januari 2017 DIREKTORAT JENDERAL MINERAL DAN BATUBARA KEMENTERIAN ENERI DAN SUMBER DAYA MINERAL DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN II. KEBIJAKAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN
Lebih terperinciKEBIJAKAN KONSERVASI ENERGI NASIONAL
KEBIJAKAN KONSERVASI ENERGI NASIONAL Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Sosialisasi Program ICCTF 2010-2011 Kementerian Perindustrian
Lebih terperinciProf. DR. Ir. H.M. Nurdin Abdullah, M.Agr Bupati Bantaeng Jakarta, 16 November 2016
Prof. DR. Ir. H.M. Nurdin Abdullah, M.Agr Bupati Bantaeng Jakarta, 16 November 2016 Luas Wilayah 395,83 Km 2 Bantaeng Profile Populasi Penduduk 192 rb 485 jiwa/km2 Keunggulan Komparatif Adm Zone 8 sub
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Kondisi umum Tujuan dan Sasaran Strategi 1 Rencana Strategis Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara
BAB I PENDAHULUAN Sesuai dengan tema RPJMN Tahun 2015-2019 atau RPJM ke-3, yaitu: Memantapkan pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian yang berbasis
Lebih terperinciIndonesia Water Learning Week
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU, TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI Indonesia Water Learning Week DisampaikAllan oleh: Alihuddin Sitompul- Direktur Aneka Energi
Lebih terperinciSAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN Pada Acara SEMINAR DAMPAK PENURUNAN HARGA MINYAK BUMI TERHADAP INDUSTRI PETROKIMIA 2015 Jakarta, 5 Maret 2014
SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN Pada Acara SEMINAR DAMPAK PENURUNAN HARGA MINYAK BUMI TERHADAP INDUSTRI PETROKIMIA 2015 Jakarta, 5 Maret 2014 Bismillahirrohmanirrahim Yth. Ketua Umum INAplas Yth. Para pembicara
Lebih terperinciTabel 3.1. Indikator Sasaran dan Target Kinerja
Selanjutnya indikator-indikator dan target kinerja dari setiap sasaran strategis tahun 2011 adalah sebagai berikut: Tabel 3.1. Indikator Sasaran dan Target Kinerja Sasaran Indikator Target 2011 1. Meningkatnya
Lebih terperinciPEMASARAN PRODUK INDUSTRI KONSTRUKSI PRACETAK PRATEGANG
PEMASARAN PRODUK INDUSTRI KONSTRUKSI PRACETAK PRATEGANG Dibawakan oleh Bp. Ir. Wilfred I. A. singkali *) PENGERTIAN PASAR : Pasar Produk Industri Pracetak dan Prategang : Adalah pasar konstruksi yang menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepulauan Indonesia dengan jumlah yang sangat besar seperti emas, perak, nikel,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Indonesia memiliki sumber daya mineral yang tersebar di seluruh kepulauan Indonesia dengan jumlah yang sangat besar seperti emas, perak, nikel, timah hitam,
Lebih terperinciMenteri Perindustrian Republik Indonesia PAPARAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA RAKER KEMENTERIAN PERDAGANGAN JAKARTA, 27 JANUARI 2016
Menteri Perindustrian Republik Indonesia PAPARAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA RAKER KEMENTERIAN PERDAGANGAN JAKARTA, 27 JANUARI 2016 Yth. : 1. Menteri Perdagangan; 2. Menteri Pertanian; 3. Kepala BKPM;
Lebih terperinciKEBIJAKAN EKSPOR PRODUK PERTAMBANGAN HASIL PENGOLAHAN DAN PEMURNIAN
KEBIJAKAN EKSPOR PRODUK PERTAMBANGAN HASIL PENGOLAHAN DAN PEMURNIAN Kementerian Perdagangan Januari 2017 1 Dasar Hukum Peningkatan Nilai Tambah UU 4/2009 Pasal 103: Kewajiban bagi Pemegang IUP dan IUPK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting bagi industri-industri secara keseluruhan, baik untuk infrastruktur
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri baja sebagai industri strategis yang digunakan sebagai bahan baku penting bagi industri-industri secara keseluruhan, baik untuk infrastruktur (pembangunan
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN
BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Deskripsi Perusahaan Perusahaan publik yang tercatat di Bursa Efek Indonesia diklasifikasikan kedalam sembilan sektor industri yang telah ditetapkan oleh JASICA (
Lebih terperinciPERBAIKAN IKLIM INVESTASI
PERBAIKAN IKLIM INVESTASI KEPASTIAN HUKUM & KEPASTIAN BERUSAHA Disajikan dalam rangka Energi Berkeadilan Untuk Kesejahteraan Rakyat Dan Investasi Berkelanjutan Ido H. Hutabarat Ketua Umum API / IMA Jakarta,
Lebih terperinciRINGKASAN EKSEKUTIF PERTEMUAN TAHUNAN PENGELOLAAN ENERGI NASIONAL 2010
RINGKASAN EKSEKUTIF PERTEMUAN TAHUNAN PENGELOLAAN ENERGI NASIONAL 2010 Pertemuan Tahunan Pengelolaan Energi Nasional merupakan kegiatan rutin yang diselenggarakan oleh Pusat Data dan Informasi Energi dan
Lebih terperinciPeluang & Tantangan Pengembangan Ketenagalistrikan di Kalbar
Peluang & Tantangan Pengembangan Ketenagalistrikan di Kalbar Oleh : Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Kalimantan Barat Pada Acara Seminar dan Workshop MKI Wilayah Kalimantan Barat 2013 Pontianak. 13 Maret
Lebih terperinciMetodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Baja
Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia Juli 2014 Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Baja Industri baja memainkan peran yang penting dalam pertumbuhan ekonomi. Baja merupakan komponen umum pada beberapa
Lebih terperinciLAPORAN ANALISIS KEBIJAKAN PENGAMANAN PERDAGANGAN PRODUK BESI BAJA NASIONAL
LAPORAN ANALISIS KEBIJAKAN PENGAMANAN PERDAGANGAN PRODUK BESI BAJA NASIONAL PUSAT KEBIJAKAN PERDAGANGAN LUAR NEGERI BADAN PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN PERDAGANGAN KEMENTERIAN PERDAGANGAN 2015
Lebih terperinciCAPAIAN SUB SEKTOR MINYAK DAN GAS BUMI SEMESTER I/2017
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL CAPAIAN SUB SEKTOR MINYAK DAN GAS BUMI SEMESTER I/2017 #energiberkeadilan Jakarta, 8 Agustus 2017 MINYAK DAN GAS BUMI LIFTING Minyak Bumi 779 (2016) 1 802 (2017)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Pemanfaatan cadangan..., Mudi Kasmudi, FT UI, 2010.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki sumber daya mineral yang tersebar diseluruh kepulauan Indonesia. Jumlah sumber daya mineral yang merupakan
Lebih terperinciCakupan Paparan : Outlook industri pulp dan kertas (IPK) Gambaran luasan hutan di indonesia. menurunkan bahan baku IPK
Cakupan Paparan : Outlook industri pulp dan kertas (IPK) Gambaran luasan hutan di indonesia Kebutuhan bahan baku IPK Pasal-pasal regulasi gambut yang berpotensi menurunkan bahan baku IPK Potensial loss
Lebih terperinciSUPPLY DEMAND MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI DALAM RANGKA MENDUKUNG INVESTASI INFRASTRUKTUR NASIONAL
SUPPLY DEMAND MATERIAL DAN PERALATAN KONSTRUKSI DALAM RANGKA MENDUKUNG INVESTASI INFRASTRUKTUR NASIONAL Disampaikan dalam rangka CONBUILD MINING and RENEWABLE INDONESIA 2012 PUBLICWORKS DAY : SEMINAR NASIONAL
Lebih terperinciBoks 1. Dampak Pembangunan Industri Hilir Kelapa Sawit di Provinsi Riau : Preliminary Study IRIO Model
Boks 1 Dampak Pembangunan Industri Hilir Kelapa Sawit di Provinsi Riau : Preliminary Study IRIO Model I. Latar Belakang Perkembangan ekonomi Riau selama beberapa kurun waktu terakhir telah mengalami transformasi.
Lebih terperinciDisampaikan Pada: FGD Penyelarasan Road Map Industri & Pasar Baja Nasional Komunitas Teknik Industri Indonesia PII LPPI Kemang, 21 Januari 2015
PERANAN DAN PROSPEK INDUSTRI BAJA NASIONAL Disampaikan Pada: FGD Penyelarasan Road Map Industri & Pasar Baja Nasional Komunitas Teknik Industri Indonesia PII LPPI Kemang, 21 Januari 2015 1 Peranan Industri
Lebih terperinciPAPARAN PUBLIK TAHUN 2017 PT KMI Wire and Cable Tbk
PAPARAN PUBLIK TAHUN 2017 PT KMI Wire and Cable Tbk Perusahaan Berdiri Tahun 1972 Sebagai PMA Jerman Luas Pabrik 10 ha Perusahaan Terbuka 8 Juni 1992 Jumlah Karyawan Per 31 Maret 2017 877 Ekuitas Per 31
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.903, 2013 KEMENTERIAN PERDAGANGAN. Ekspor. Timah. Pemanfaatan. Pemenuhan. Perubahan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32/M-DAG/PER/6/2013 TENTANG
Lebih terperinciRencana Kegiatan Pembinaan Penyusunan RUED
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA Rencana Kegiatan Pembinaan Penyusunan RUED Workshop Nasional Kick Off Penyusunan RUED 13 Maret 2017 1 1 Landasan Perencanaan Energi Nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. faktor, di Indonesia sendiri banyak yang mengemukakan bahwa faktor-faktor
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kekuatan struktur modal perusahaan banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, di Indonesia sendiri banyak yang mengemukakan bahwa faktor-faktor yang terkait
Lebih terperinciTadinya, PT Freeport mematok penjualan emas akan 50,5% dibanding tahun lalu
Tadinya, PT Freeport mematok penjualan emas akan 50,5% dibanding tahun lalu JAKARTA. FT Freeport Indonesia (PTFI) kemungkinan gagal memenuhi target peningkatan produksi maupun penjualan emas dan tembaga,
Lebih terperinciKebijakan Kapasitas Nasional Kegiatan Usaha Hulu Migas. 24 Agustus 2016 Surabaya
Kebijakan Kapasitas Nasional Kegiatan Usaha Hulu Migas 24 Agustus 2016 Surabaya Pergeseran Paradigma: beyond revenue.. Because it s limited we need to optimize the exploitation Old Approach: Revenue Maker
Lebih terperinciPembangunan Pertambangan Nasional. Apakah Divestasi Sebagai Salah satu Jawaban?
Pembangunan Pertambangan Nasional Apakah Divestasi Sebagai Salah satu Jawaban? Kebijakan divestasi itu sendiri sudah ada sejak tahun 2009, dalam Undang-Undang 4/2009 tentang Mineral dan Batubara. Aturan
Lebih terperinciPublic Expose. 20 Desember 2016
Public Expose KANTOR PUSAT Jl. Industri No. 5 P.O. Box 14 Cilegon, Banten 42435 Telepon : (+62 254) 392159, 392003 (Hunting) Faksimili : (+62 254) 372246 20 Desember 2016 KANTOR JAKARTA Gedung Krakatau
Lebih terperinciBAB 11. PENDAPATAN REGIONAL CHAPTER 11. REGIONAL INCOME
BAB 11. PENDAPATAN REGIONAL Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Jambi Tahun 2013 Atas Dasar Harga Konstan tahun 2000 mengalami kenaikan sebesar 7,88 persen. Kenaikan ini merupakan
Lebih terperinciEMISI GAS RUMAH KACA PADA INDUSTRI SEMEN, BAJA, PULP, KERTAS DAN TEKSTIL DI INDONESIA
J Tek Ling Edisi Khusus Hal 35-39 Jakarta, Juni 2009 ISSN 1441-318X EMISI GAS RUMAH KACA PADA INDUSTRI SEMEN, BAJA, PULP, KERTAS DAN TEKSTIL DI INDONESIA Widiatmini Sih Winanti, Prasetiyadi, Wiharja, Teguh
Lebih terperinciDitulis oleh David Dwiarto Kamis, 21 Februari :41 - Terakhir Diperbaharui Kamis, 21 Februari :47
Oleh : Hendra Sinadia & Joko Susilo Meskipun pemerintah telah menerbitkan Peraturan Menteri (Permen) ESDM No. 11 Tahun 2012 sebagai revisi dari Permen ESDM No. 7 Tahun 2012, namun Kementerian ESDM merasa
Lebih terperinciPAPARAN PUBLIK TAHUN 2017 PT KMI Wire and Cable Tbk
PAPARAN PUBLIK TAHUN 2017 PT KMI Wire and Cable Tbk 1 Perusahaan Berdiri Tahun 1972 Sebagai PMA Jerman Luas Pabrik 10 ha Perusahaan Terbuka 8 Juni 1992 Jumlah Karyawan Per 31 Maret 2017 877 Ekuitas Per
Lebih terperinciSalam sejahtera bagi kita semua
Menteri Perindustrian Ropublik Indonesia SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA MEMPERINGATI HARI KAKAO INDONESIA JAKARTA, 18 SEPTEMBER 2013 Yth. : 1. Sdr. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Rl
Lebih terperinciDISAMPAIKAN OLEH : DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI AGRO PADA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2013 JAKARTA, FEBRUARI 2013 DAFTAR ISI
DISAMPAIKAN OLEH : DIREKTUR JENDERAL AGRO PADA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERAN TAHUN 2013 JAKARTA, FEBRUARI 2013 DAFTAR ISI I. KINERJA AGRO TAHUN 2012 II. KEBIJAKAN PENGEMBANGAN AGRO III. ISU-ISU STRATEGIS
Lebih terperinciINSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN INDUSTRI PERIKANAN NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN INDUSTRI PERIKANAN NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka percepatan pembangunan industri perikanan nasional
Lebih terperinciKementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Laporan Perkembangan Deregulasi 2015
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Laporan Perkembangan Deregulasi 2015 Jakarta, 22 September 2015 A. RPP Tempat Penimbunan Berikat, (D1) B. RPP Perubahan PP Nomor 23 Tahun 2010, (F3) C. RPerpres
Lebih terperinciSTRATEGI KEN DALAM MEWUJUDKAN KETAHANAN ENERGI NASIONAL
STRATEGI KEN DALAM MEWUJUDKAN KETAHANAN ENERGI NASIONAL SEMINAR OPTIMALISASI PENGEMBANGAN ENERGI BARU DAN TERBARUKAN MENUJU KETAHANAN ENERGI YANG BERKELANJUTAN Oleh: DR. Sonny Keraf BANDUNG, MEI 2016 KETAHANAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki cadangan gas yang cukup besar dan diperkirakan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi hingga 59 tahun mendatang (ESDM, 2014). Menurut Kompas
Lebih terperinciBAB I 1. PENDAHULUAN
BAB I 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi bauran energi primer Indonesia pada tahun 2010 masih didominasi oleh energi dari bahan bakar fosil khususnya minyak bumi seperti diberikan pada Tabel 1.1
Lebih terperinciPT Lionmesh Prima Tbk
PT Lionmesh Prima Tbk Public Expose Hotel JW Marriott, 06 Juni 2017 Daftar Isi Profil Perusahaan Tinjauan Ekonomi Kinerja Perusahaan Tanggung Jawab Sosial (CSR) Prospek Usaha 2017 Target Usaha 2017 Pabrik
Lebih terperinciPENCAPAIAN TAHUN 2015
ESDM Dalam Angka PENCAPAIAN TAHUN 2015 Jakarta, 29 Desember 2015 1 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Daftar Isi 3 4-5 6-8 9-11 12 13 14 15 16 17-18 7 Perubahan Sistemik Energi Baru, Terbarukan
Lebih terperinciMateri Paparan Menteri ESDM Strategi dan Implementasi Program MW: Progres dan Tantangannya
Materi Paparan Menteri ESDM Strategi dan Implementasi Program 35.000 MW: Progres dan Tantangannya Bandung, 3 Agustus 2015 Kementerian ESDM Republik Indonesia 1 Gambaran Umum Kondisi Ketenagalistrikan Nasional
Lebih terperinciPeran BARISTAND INDUSTRI SURABAYA LOGO. Dalam Pelaksanaan Standardisasi
LOGO Peran BARISTAND INDUSTRI SURABAYA Dalam Pelaksanaan Standardisasi SURABAYA, 20 Oktober 2016 Sejarah Add Your Text Add Your Text Add Your Text LAB. KIMIA LAB. PENCEMARAN LAB. FISIKA LAB. ELEKTRONIKA
Lebih terperinciL a t a r B e l a k a n g
RINGKASAN EKSEKUTIF Kajian Rantai Pasok Baja Konstruksi Untuk Mendukung Investasi Infrastruktur L a t a r B e l a k a n g Ketersediaan Infrastruktur yang baik merupakan salah satu faktor utama yang diperlukan
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN MANFAAT INDUSTRI EKSTRAKTIF BAGI DAERAH DAN MASYARAKAT RISWAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 2015
UPAYA MENINGKATKAN MANFAAT INDUSTRI EKSTRAKTIF BAGI DAERAH DAN MASYARAKAT RISWAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 2015 Pengantar Industri Ekstraktif adalah segala kegiatan yang mengambil
Lebih terperinci