BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Semarang. Luas wilayah Kecamatan Tuntang adalah 56,24 km 2,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Semarang. Luas wilayah Kecamatan Tuntang adalah 56,24 km 2,"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Gambaran Umum Kecamatan Tuntang Kecamatan Tuntang merupakan salah satu kecamatan yang berada diwilayah Kabupaten Semarang. Luas wilayah Kecamatan Tuntang adalah 56,24 km 2, sedangkan luas tanahnya 5.624,20 Ha yang terdiri dari luas pertanian 3.442,88 Ha dan luas tanah bukan pertanian 2.181,32 Ha, dengan ketinggian ratarata 480 meter diatas permukaan laut Kecamatan Tuntang memiliki jumlah penduduk sebanyak jiwa dengan jumlah kepala keluarga KK, penduduk lakilaki berjumlah jiwa dan penduduk perempuan berjumlah jiwa. Adapun batas wilayah Kecamatan Tuntang adalah Sebelah Barat : Kecamatan Bawen Rawa Pening Sebelah Timur : Kecamatan Pabelan Kecamatan Bringin Sebelah Utara : Kecamatan Bawen Sebelah Selatan : Kota Salatiga Kecamatan Getasan 43) Kecamatan Tuntang dipilih oleh peneliti sebagai tempat penelitian berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan pada bagian pendahuluan. Peneliti juga mempunyai pertimbangan lain yaitu waktu dan biaya yang praktis karena peneliti tinggal di Kecamatan Tuntang. Kinerja di Kecamatan Tuntang secara umum menunjukkan perkembangan yang baik. Hal ini ditujukkan dengan pelayanan yang 43) Badan Pusat Statistik, 2013, Kecamatan Tuntang Dalam Angka 2013, hal.1. 41

2 diberikan oleh Kecamatan Tuntang semakin baik. CAMAT JABATAN FUNGSIONAL SEKCAM KASI PEMERINTAHAN KASI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KASI KESEJAHTERAAN RAKYAT KASI TRANTIB Gambar 4.1 Struktur Organisasi Pegawai di Kecamatan Tuntang Kebupaten Semarang Berikut ini merupakan Tugas Pokok dan Fungsi Pegawai Kecamatan Tuntang: 1. Camat yang bertugas melaksanakan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan oleh Bupati untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah. 2. Sekretaris kecamatan yang bertugas melaksanakan sebagian tugas Camat di bidang penyusunan perencanaan, pengelolaan administrasi keuangan, administrasi umum dan administrasi kepegawaian. 3. Seksi tata pemerintahan yang bertugas melaksanakan sebagian tugas Camat di bidang tata pemerintahan. 4. Seksi pembangunan, pemberdayaan masyarakat, dan desa yang bertugas melaksanakan sebagian tugas Camat di bidang pembangunan, pemberdayaan masyarakat, dan desa. 42

3 5. Seksi kesejahteraan rakyat yang bertugas melaksanakan sebagian tugas Camat di bidang kesejahteraan rakyat. 6. Seksi ketenteraman dan ketertiban umum yang bertugas melaksanakan sebagian tugas Camat di bidang ketenteraman dan ketertiban umum. Adapun uraian tugas pokok dan fungsi pada Kecamatan Tuntang tercantum pada Peraturan Bupati Semarang Nomor 92 Tahun 2011 tentang Tugas Pokok, Fungsi, dan Rincian Tugas Kecamatan dan Kelurahan. Untuk lebih jelasnya pada (lampiran) disajikan Peraturan Bupati Semarang Tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Rincian Tugas Kecamatan dan Kelurahan. Visi Kecamatan Tuntang Terwujudnya Pelayanan Prima dengan dukungan sumber daya manusia yang handal. Misi Kecamatan Tuntang 1) Peningkatan kerja aparatur pemerintahan kecamatan. 2) Meningkatkan Kualitas sistem pelayanan kepada masyarakat 3) Melaksanakan pencapaian dan penegakan peraturan perundangundangan. 4) Melaksanakan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat kecamatan. 5) Mengoptimalkan pembinaan penyelenggaraan pemerintahan. 6) Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat Motto Kecamatan Tuntang Kami menjalankan tugas pelayanan tuntas anda pasti puas. Kondisi Pegawai Kecamatan Tuntang 43

4 a) Jumlah Pegawai Jumlah keseluruhan pegawai yang bekerja di Kecamatan Tuntang adalah orang b) Waktu Kerja 1) Berdasarkan Peraturan Daerah waktu kerja ditetapkan 5 hari kerja, yaitu hari Senin sampai dengan hari Jumat. 2) Jam Kerja Hari SeninKamis : Hari Jum at : ) Untuk jam istirahat waktu yang ditentukan selama 1 ( satu ) jam yaitu pukul WIB. c) Hari Libur Setiap pegawai (PNS) yang bekerja di Kecamatan Tuntang berhak atas libur resmi yang ditetapkan oleh pemerintah. d) Jaminan Sosial Pemerintah memberikan jaminan sosial kepada seluruh pegawainya (PNS) berupa asuransi kesehatan (ASKES) Penilaian Kinerja Pegawai di Kecamatan Tuntang Penilaian Kinerja pegawai dibutuhkan untuk mendorong kinerja pegawainya. Di Kantor Kecamatan Tuntang setiap satu tahun sekali mengadakan penilaian dengan menggunakan Daftar Pelaksanaan Penilaian Pekerjaan dengan menggunakan standar 44

5 yang sudah ditetapkan. Berikut ini Daftar Pelaksanaan Penilaian Pekerjaan pegawai di Kantor Kecamatan Tuntang tahun Tabel 4.1 Transkrip Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai No Item Nilai DP3 Kategori Nilai DP3 Jumlah Ket AB B CB KB TB pegawai Kesetiaan Prestasi Kerja Tanggung Jawab Ketaatan Kejujuran Kerja sama Prakarsa Kepemimpinan Sumber : Nilai pegawai Kecamatan Tuntang tahun 2013 Penilaian seperti dalam tabel diatas jelas menunjukkan nilai Daftar Pelaksanaan Penilaian Pekerjaan (DP3) pegawai pada umumnya sangat baik. Hal ini tidak sesuai dengan kondisi kinerja pegawai yang sesungguhnya. Penilaian kesetiaan dan prestasi kerja memang sangat obyektif, namun tidak demikian halnya dengan penilaianpenilaian lainnya. Pelaksanaan Penilaian kinerja pegawai di Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang pada umumnya tidak disesuaikan dengan standar yang sudah ditetapkan. Penilaian kinerja pegawai yang menjadi catatan yaitu pemberian nilai dirasa terlalu longgar karena adanya unsur memudahkan dan tidak ingin mempersulit. Penilaian dalam setiap indikator juga belum sepenuhnya sesuai dengan standar jika dilihat dari kinerjanya. Ketaatan misalnya, pada pagi hari justru loket masih sering terlihat kosong karena ada diantara pegawai yang bertugas datang terlambat sehingga masyarakat harus menunggu dulu untuk mendapatkan pelayanan. 45

6 Kualitas beberapa indikator seperti tanggung jawab, kejujuran, kerja sama atau indikator lainnya juga perlu perbaikan Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pegawai di Kecamatan Tuntang Penilaian kinerja pegawai di Kecamatan Tuntang pada umumnya mecakup delapan hal penting yaitu kesetiaan, prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerjasama, prakarsa, dan kepemimpinan. Berikut ini merupakan penjelasan dari hasil data yang diperoleh ketika di lapangan terkait dengan pelaksanaan penilaian kinerja pegawai. Tabel 4.2 Unsur Penilaian Kinerja Pegawai di Kecamatan Tuntang No Unsur yang Dinilai Sub unsur yang dinilai 1. Kesetiaan 1. Peangabdian kepada Pancasila dan UUD Menjungjung tinggi kehormatan Negara 3. Mengutamakan kepentingan Negara 4. Berdaya guna 2. Prestasi Kerja 1. Kecakapan 2. Kesungguhan kerja 3. Bardaya guna 4. Hasil Kerja Uraian 1. Tidak pernah menentang kebenaran Pancasila, baik dalam ucapan, sikap, tingkah laku, dan selalu menjunjung tinggi kehormatan Negara, serta senantiasa mengutamakan kepentingan Negara. 2. Pada umumnya tidak pernah menentang kebenaran Pancasila, baik dalam ucapan, sikap dan tigkah laku, pada umumnya menunjung tinggi kehormatan Negara, serta senantiasa menutamakan kepentingan Negara. 3. Adakalanya menentang kebenaran Pancasila baik dalam ucpaan maupun tindakan, adakalanya menjunjung tinggi kehormatan Negara. 4. Kurang mampu menjunjung tinggi kehormatan Negara dan kurang mengutamakan kepentingan Negara. 5. Sering menentang kebenaran Pancasila baik dalam ucapan maupun tindakan, sering tidak mengutamakan kepentingan Negara. 1. Mempunyai kecakapan, selalu bersungguhsungguh menjalankan tugas, selalu berdaya guna dan hasil kerjanya melebihi ratarata yang ditentukan. 2. Mempunyai kecakapan, selalu bersungguhsungguh menjalankan tugas, pada umumnya berdaya guna, dan hasil kerjanya sesuai ratarata yang ditentukan. 3. Kecakapannya cukup, bersungguhsungguh menjalankan tugas jika ada dorongan, ada kalanya tidak menjalankan tugas dengan berdaya guna. Nilai Amat Baik : Baik : Cukup : Sedang : Kurang bawah : 50 ke Amat Baik : Baik : Cukup :

7 3. Tanggung Jawab 1. Pelaksanaan tugas 2. Dedikasi 3. Pertanggungjawab 4. Keberanian mengambil resiko 5. Memelihara 4. Ketaatan 1. Disiplin 2. Perintah Dinas 3. Ketetntuan Jam Kerja 4. Pelayanan terhadap masyarakat 5. Sopan santun 5. Kejujuran 1. Keikhlasan melaksanakan tugas 2. Penggunaan wewenang 3. Laporan hasil kerja 6. Kerjasama 1. Memahami hubungan tugasnya dengan bidang lain 2. Menghargai pendapat orang lain 4. Kecakapan sedang, adakalanya tidak bersungguh dalam menjalankan tugas, berkalikali tidak mencapai hasil kerja. 5. Kurang kecakapan, tidak bersungguhsungguh dan tidak pernah mencapai hasil yang sudah ditentukan. 1. Selalu menyelesaikan tugas dengan baik, selalu mengutamakan kepentingan dinas, bertanggung jawab dan berani mengambil resiko. 2. Pada umumnya menyelesaikan tugas dengan baik,pada umumnya mengutamakan kepentingan dinas, pada umumnya berani mengambil resiko dan memeliraha barang kantor dengan baik. 3. Ada kalanya terlambat melaksanakan tugas, pada umumnya mengutamakan kepentingan dinas, pada umumnya berani mengambil resiko dan memeliraha barang kantor dengan baik. 4. Tidak tepat waktu, kurang mengutamakan kepentingan dinas, tidak berani memikul resiko dan tidak baik dalam hal menyimpan barang kantor. 5. Tidak dapat menyelesaikan tugas, sering mengabaikan tugas dinas. 1. Selalu menaati peraturan kedinasan dan selalu memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan baik. 2. Pada umumnya menaati peraturan, adakalanya terlambat masuk kerja, sopan. 3. Adakalanya mengabaikan peraturan kedinasan dan adakalanya kurang baik memberikan pelayanan. 4. Adakalanya mengabaikan peraturan kedinasan dan kurang baik dalam pelayanan 5. Sering mengabaikan peraturan, sering terlambat dan tidak sopan. 1. Selalu melaksanakan tugas dengan ikhlas, tidak pernah menyalagunakan wewenang dan selalu memberikan laporan kerja. 2. Pada umumnya melaksanakan tugas dengan ikhlas, pada umumnya tidak menyalahgunakan wewenang. 3. Adakalanya kurang ikhlas dalam tugas, adakalanya menyalahgunakan wewenang, adakalanya tidak laporan hasil kerja. 4. Adakalanya tidak ihklas, adakalanya menyimpang dari wewenang, kadang berbohong di laporan hasil kerja. 5. Sering tidak ihklas, sering menyimpang dari wewenang dan sering berbohong dalam hasil kerja 1. Mengetahui secara mendalam tugas orang lain, selalu menghargai pendapat, selalu dapat menerima usul orang lain. 2. Pada umumnya mengetahui tugas orang lain, menghargai pendapat dan pada umumnya mau menerima usul. Sedang : Kurang : 50 ke bawah Amat Baik : Baik : Cukup : Sedang : Kurang : 50 ke bawah Amat Baik : Baik : Cukup : Sedang : Kurang bawah : 50 ke Amat Baik : Baik : Cukup : Sedan : Kurang bawah : 50 ke Amat Baik : Baik :

8 3. Penyesuaian pendapat 4. Mempertimbangka n dan menerima usul 5. Kemampuan kerja sama 7. Prakarsa 1. Inisiatif 2. Mencari tatakerja baru 3. Memberikan sarn 8. Kepemimpina n 1. Penguasaan tugas 2. Kemampuan mengambil keputusan 3. Komunikasi 4. Penentuan prioritas tugas 5. Ketegasan dan objektifitas 6. Panutan 7. Koordinasi 8. Memahami kemamuan bawahan 9. Motivasi 10. Pembinaan 11. Menghargai saransaran 3. Mengetahui secara garis besar bidang tugas orang lain, adakalanya menghargai pendapat, adakalanya kurang mampu bekerja sama dengan orang lain. 4. Kurang mengetahui bidang tugas orang lain, adakalanya sulit menghargai pendapat dan adakalanya tidak mampu bekerja sama dengan orang lain. 5. Sering tidak mengetahui tugas orang lain, sering tidak dapat menyesuaiakan pendapat,dll. 1. Tanpa menunggu pentunjuk atau perintah atasan dalam melaksanakan tugas, selalu mencari tata kerja baru, selalu memberikan saran yang dipandangnya baik,dll. 2. Dalam keadaan mendesak tanpa menunggu perintah, pada umumnya mencari tata kerja baru, dll. 3. Adakalanya terlambat melaksanakan tugas, adakalaanya mencari tata kerja baru, mau memberikan saran apabila diminta. 4. Raguragu dalam menjalankan tugas, kurang berusaha mencari tata kerja baru,kurang berani memberikan saran. 5. Tanpa perintah tidak berani menjalankan tugas, tidak berusaha mencari tata kerja baru dan tidak berani memberikan saran. 1. Menguasai sepenuhnya bidang tugasnya,selalu mampu mengemukakan pendapat,selalu mampu mengutamakan prioritas dengan tepat, selalu bertindak tegsa dan selalu memberikan teladan yang baik. 2. Pada umumnya menguasai sepenuhnya bidang tugasnya,mampu mengemukakan pendapat,pada umumnya mampu mengutamakan prioritas dengan tepat,bertindak tegsa dan memberikan teladan yang baik. 3. Menguasai secara garis besar tugasnya, adakalanya kurang jelas mengutarakan pendapat, adakalanya kurang mampu bertindak tegas dan adakalanya kurang mampu memberikan teladan yang baik. 4. Kurang menguasai tugas,kurang jelas mengemukakan pendapat, kurang mampu bertindak tegas da kurang mampu memberikan teladan yang baik. 5. Sering kurang menguasai tugasnya,sering tidak jelas mengemukakan pendapat, sering tidak mampu bertindak tegas dan sering tidak mempu memberikan teladan yang baik Cukup : Sedang : Kurang bawah : 50 ke Amat Baik : Baik : Cukup : Sedang : Kurang bawah : 50 ke Amat Baik : Baik : Cukup : Sedang : Kurang bawah : 50 ke 48

9 1. Kesetiaan Kesetian merupakan faktor penting mengingat bahwa pegawai negeri sipil sebagai unsur aparatur Negara, abdi Negara dan abdi masyarakat wajib setia, taat dan mengabdikan sepenuhnya kepada Pancasila dan UUD 1945 dan Pemerintah. Kecamatan Tuntang juga memberikan penilaian tentang kesetiaan terkait dengan kinerja pegawai. Kondisi kesetiaan pegawai dilingkungan Kecamatan Tuntang berdasarkan data yang diperoleh dari wawancara dan dokumentasi Daftar Pelaksanaan Penilaian Pekerjaan (DP3) pada umumnya sangat baik, dimana dari pegawai yang dinilai kesetiaannya terhadap Pancasila, Negara dan pemerintah pada umumnya memperoleh nilai ratarata 91. Kesetiaan terhadap Pancasila, Negara dan pemerintah memang dirasa agak sulit menentukan tolak ukurnya. Akan tetapi paling tidak berdasarkan hasil wawancara terhadap pegawai Kecamatan Tuntang baik Kepala Camat, Seksiseksi yang menilai kinerja diperoleh keterangan bahwa kondisi sesungguhnya kesetiaan Pegawai di lingkungan Kecamatan Tuntang berada pada kategori sedang. Hal ini terlihat dari sikap dan perilaku serta kepatuhannya terhadap Pancasila, UUD 1945 tersebut. Dalam kesetiaan sudah tercantum bahwa pegawai harus mengutamakan kepentingan Negara, tetapi kenyataanya diantara pegawai datang terlambat dan tidak melakukan apel pagi dengan alasan masih ada kesibukan dirumah yang harus dikerjakan terlebih dahulu, dan pada saat masyarakat ada yang datang meminta permohonan mereka tidak langsung ditangani dan dibiarkan menunggu padahal melayani masyarakat merupakan tugas dari setiap pegawai di Kecamatan. 49

10 2. Prestasi Kerja Prestasi kerja merupakan hasil kerja yang dicapai oleh seorang pegawai. Prestasi kerja pegawai di Kecamatan Tuntang mengacu pada hasil kerja yang sudah dilakukan. Prestasi kerja selama ini kebanyakan dilihat dari hasil tugas pokok dan fungsi setiap pegawai. Sebagai Kantor yang bertugas memberikan pelayanan kepada masyarakat, Kecamatan Tuntang menyadari bahwa ketersediaan pegawai disana terbatas. Hal ini dikarenakan belum adanya penambahan pegawai dari Bagian Kepegawaian Daerah. Prestasi kerja pegawai selama ini bisa dilihat dengan keterbatasan pegawai dan banyaknya tugas yang harus dikerjakan namun pekerjaan bisa terselesaikan. Setiap organisasi mempunyai standar kinerja sendirisendiri dalam mengukur kinerja pegawainya, seperti halnya Kecamatan Tuntang untuk penilaian prestasi kerja standarnya berada pada batas terendah baik atau antara nilai Padahal tidak semua pegawai di Kecamatan Tuntang memiliki prestasi kerja yang baik. Beberapa diantara pegawai ada yang tidak mampu mengoperasikan komputer akhirnya pekerjaan dilakukan secara manual, pekerjaan yang seharusnya bisa terselesaikan secara cepat jika menggunakan komputer karena pegawai tidak bisa maka pekerjaanpun kadang terselesaikan tidak tepat pada waktunya. Pada saat jam kerja justru diantara pegawai ada yang malah membaca koran atau bahkan ngobrol bersama rekan kerja lain. 3. Tanggung Jawab Tanggung jawab kantor tentu melibatkan seluruh pegawai kantor. Bentuk tanggung jawab yang harus dilaksanakan adalah camat sebagai penanggung jawab 50

11 tertinggi untuk mengatur dan mengkoordinasi kinerja seluruh pegawainya baik para seksi maupun staff sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang sudah diberikan. Sejauh ini tanggung jawab pegawai terhadap pekerjaan atau tupoksi masih kurang, hal ini terlihat pada pekerjaan yang sering terlambat dalam penyelesaiannya, tugas yang seharusnya menjadi tanggung jawab salah satu pegawai terkadang pegawai tersebut meminta tolong kepada pegawai lain untuk mengerjakannya dengan alasan banyaknya pekerjaan yang harus dikerjakan. Ada juga pegawai yang meminta ijin tidak berangkat melalui telephone dengan alasan ada acara di rumah, padahal mereka mempunyai tanggung jawab untuk bekerja sesuai peraturan yang ditetapkan. 4. Ketataan Ketaatan merupakan salah satu unsur yang penting dalam kinerja dimana ketaatan adalah tunduk dan patuh terhadap perintah pimpinan maupun perintah dari kedinasan. Ketaatan pegawai di Kecamatan Tuntang selama ini dinilai masih kurang, pada saat pagi hari justru loket pelayanan masih terlihat kosong ini di karenakan pegawai yang datang terlambat padahal ada masyarakat yang akan meminta pelayanan. Dari hasil observasi banyak pegawai yang tidak melakukan apel pagi, mereka datang melebihi dari ketentuan jam kerja. Ada juga di Kecamatan Tuntang setelah jam istirahat pegawai tidak kembali ke kantor dan diantara pegawai pada saat jam kerja malah membaca koran. Ketaatan yang harus dilaksanakan pegawai jelas sudah tercantum dalam tata tertib Kecamatan yang dibuat oleh pemerintah, tetapi sejauh ini pegawai Kecamatan kurang menaatinya. 51

12 5. Kejujuran Pada umumnya yang dimaksud dengan kejujuran adalah ketulusan hati seorang pegawai untuk melaksanakan tugas dan kemampuan untuk tidak menyalahgunakan wewenang yang diberikan kepadanya. Hasil observasi dan wawancara selama ini kejujuran di Kantor Kecamatan Tuntang masih harus diperbaiki. Pegawai yang tidak melakukan apel pagi tetapi dalam absen terdapat tanda tangan apel pagi itu sudah merupakan hal biasa yang sering dilakukan pegawai dan setelah jam istirahat ada diantara pegawai yang pulang dengan alasan ada tugas dinas. Kejujuran pegawai dalam hal jam kerja masih belum diperbaiki, sehingga kejujuran pegawai dinilai masih kurang. 6. Kerjasama Kerjasama merupakan hubungan yang saling menguatkan dalam proses operasional pekerjaan. Kerjasama akan terwujud jika dilandasi pemahaman yang sama dan komunikasi yang aktif dengan dilandasi saling ketergantungan satu sama lain dalam berlangsungnya uraian tugas. Di Kecamatan Tuntang dengan pekerjaan yang banyak dengan pegawai yang terbatas sering terjadi tumpang tindih pekerjaan dalam arti satu pegawai bisa mengerjakan beberapa pekerjaan yang bukan merupakan pekerjaannya, hal itu membutuhkan kerja sama agar pekerjaan selesai dengan rapi. Di Kecamatan Tuntang sudah menjadi hal yang biasa kalau seorang pegawai merasa bahwa pekerjaannya terlalu banyak padahal harus terselesaikan, pasti pegawai tersebut meminta kepada pegawai lain untuk membantunya, seperti contohnya waktu itu Sekertaris Camat meminta tolong kepada Seksi Pemerintahan untuk segera 52

13 membantu pekerjaannya karena pekerjaan itu harus segera di selesaikan. Pada saat pagi hari petugas loket di Kecamatan Tuntang belum datang padahal ada masyarakat mengajukan permohonan maka pegawai lain yang sudah datangpun untuk sementara menggantikman pegawai yang belum datang tersebut untuk melaksanakan tugasnya menjaga loket agar masyarakat tidak menunggu dan segera dilayani. 7. Prakarsa Prakarsa merupakan kemampuan seorang pegawai untuk mengambil keputusan, langkahlangkah atau melaksanakan sesuatu tindakan yang diperlukan dalam melaksanakan tugas pokok tanpa menunggu perintah dari atasan. Selama ini di Kecamatan Tuntang ada pegawai yang melaksanakan tugasnya menunggu perintah dari atasan, namun ada juga pegawai yang melaksanakan tugasnya atas kesadarannya sendiri bahwa itu memang tugasnya dan harus segera dilaksanakan. Prakarsa di Kecamatan Tuntang masih perlu perbaikan, hal ini terlihat pada saat observasi ada pegawai yang diminta pekerjaan yang diberikan sebelumnya oleh atasannya tetapi ternyata pekerjaan tersebut belum terselesaikan akhirnya pekerjaan itu baru dikerjaan pada saat itu setelah diingatkan oleh atasannya. Berdasarkan wawancara pada salah satu pegawai di Kecamatan Tuntang ternyata pegawai tersebut merupakan pegawai yang baru saja bekerja disitu, karena merasa baru bekerja di Kecamatan Tuntang makanya pegawai tersebut tidak berani memberikan saran maupun pendapat padahal pegawai tersebut mengatakan kinerja pegawai di Kecamatan Tuntang dinilai kurang baik dari ketaatan, kejujuran maupun hal lain tetapi kembali lagi bahwa karena 53

14 pegawai tersebut baru bekerja maka pada saat rapat dia tidak berani untuk memberikan saran atau pendapat untuk membenahi kinerja. 8. Kepemimpinan Kepemimpinan merupakan kemampuan mengelola pegawai dengan dukungan sumber daya yang ada sehingga pegawai dapat mendukung terhadap tujuan organisasi dan target yang ingin dicapai dari seorang pemimpin. Kepemimpinan dikembangkan melaui pendidikan dan pelatihan maupun mempelajari/mencontoh pigur pimpinan yang memiliki pengalaman yang baik. di dalam Kantor Kecamatan Tuntang dipimpin oleh seorang camat yang berwenang untuk mengatur para bawahannya. Di Kecamatan Tuntang jiwa seorang pemimpin kurang maksimal, hal ini terlihat pada saat pegawainya datang terlambat tidak ada teguran dari camat dan salah satu pegawainya pulang setelah jam istirahat juga tidak ada teguran. Pernyataan dari beberapa pegawainya hal itu dikarenakan dulu pak camat merupakan pegawai biasa disni dan berpindah tugas ke Kecamatan lain dan kemudian kembali lagi ke Kecamatan Tuntang dan menjadi camat, hal itu yang menyebabkan camat merasa canggung atau sungkan untuk menegur pegawainya, dari hal itu berarti tidak ada ketegasan dari camat dalam membina pegawainya. 4.2 Pembahasan Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pegawai di Kecamatan Tuntang Suatu instansi didirikan karena mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Keberhasilan mencapai tujuan tergantung kepada perilaku dan sikap orangorang dalam menyatukan sumber daya, termasuk sumber daya manusia, sumber daya alam, 54

15 ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan kata lain, keberhasilan mencapai tujuan tergantung pada kecakapan dan kemampuan pegawai yang mengoperasikan unitunit kerja yang terdapat dalam instansi bersangkutan. Kinerja pegawai Kecamatan Tuntang pun perlu dinilai untuk mengetahui seberapa besar tingkat kemampuan pegawai dalam bekerja memberikan pelayanan kepada masyarakat wilayah Kecamatan Tuntang pada khususnya. Menilai kinerja pegawai Kecamatan Tuntang diperlukan suatu aspek penilaian kinerja pegawai yang sesuai keputusan dan kesepakatan bersama. Pelaksanaan penilaian kinerja pegawai yang digunakan Kecamatan Tuntang yaitu dengan menggunakan Daftar Pelaksanaan Penilaian Pekerjaan (DP3). Di dalam DP3 terdapat beberapa unsur indikator yang perlu dinilai untuk mengetahui bagaimana kualitas kinerja pegawai selama satu periode atau satu tahun. 1. Kesetiaan Kesetiaan yang dinilai dalam Daftar Pelaksanaan Penilaian Pekerjaan (DP3) adalah kesetiaan terhadap Pancasila, UUD 1945, Negara dan pemerintah. Serta dalam hal ini tidak mengamalkan seluruh nilainilai dan kaidahkaidah Pancasila dan UndangUndang Dasar Kesetiaan yaitu kesetiaan, ketaatan, dan pengabdian kepada Pancasila, UndangUndang Dasar 1945, Negara dan Pemerintah Republik Indonesia. 44) Kesetiaan ini merupakan unsur utama yang dinilai terhadap pegawai. Penilaian kinerja pegawai di Kecamatan Tuntang tentang kesetiaan dilakukan oleh Kepala Ke 44) Wirawan, hal 1. 55

16 camatan Tuntang dan pihak penilai atau atasan dari pihak yang dinilai. Penilaian kesetiaan biasanya dilihat dari sikap, tingkah laku dan perbuatan pegawai yang tidak menentang kebenaran Pancasila, serta menjunjung tinggi kehormatan Negara dan senantiasa mengutamakan kepentingan Negara daripada kepentingan diri sendiri, seseorang, atau golongan. Tujuan adanya penilaian tentang kesetiaan adalah untuk meningkatkan rasa setia, patuh dan disiplin terhadap aturan umum yang berlaku bagi bangsa Indonesia paling tidak dapat dijadikan pedoman terutama dalam mengamalkan lima sila dalam Pancasila dan dalam mematuhi aturanaturan yang berlaku bagi Pegawai seperti normanorma disiplin dan perilaku dalam kehidupan bermasyarakat. Penilaian Kinerja di Kecamatan Tuntang dilakukan setiap satu tahun sekali yaitu akhir desember dan dilakukan ditempat dimana pegawai melakukan segala aktivitas pekerjaannya. Tolak ukur yang akan dipergunakan untuk mengukur kinerja para pegawai adalah dengan berorientasi pada masa lalu dan berdasarkan standar kinerja. Dalam hal ini standar yang ditetapkan dalam unsur kesetiaan adalah untuk mendapatkan promosi (kenaikan pangkat, kenaikan gaji, atau jabatan), nilai unsur kesetiaan seorang pegawai minimal harus mencapai nilai 91 atau amat baik. jika nilai dibawah 91 maka pegawai akan mengalami rotasi atau perpindahan tugas. 2. Prestasi Kerja Prestasi Kerja yang dicapai oleh pegawai di dalam suatu organisasi, hal ini terwujud karena adanya dorongan atau motivasi baik dari diri sendiri maupun dari pihak lain. Jika pegawai sudah mempunyai motivasi yang tinggi dalam bekerja, maka 56

17 pegawai tersebut pasti akan bersungguhsungguh dalam menjalankan setiap tugas dan tanggung jawabnya. Prestasi Kerja adalah suatu hasil kerja yang secara nyata dapat dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. Prestasi kerja tersebut akan di pengaruhi oleh kecakapan, ketrampilan, dan kesungguhan kerja pegawai yang bersangkutan. 45) Penilaian atas prestasi kerja para pegawai harus terdapat interaksi positif antara para pejabat pimpinan dan bagian kepegawaian. Hal inilah yang diperoleh peneliti dari hasil wawancara dan observasi bahwa interaksi positif tersebut tidak hanya menjamin persyaratan objektifitas dan pendokumentasian yang rapi, akan tetapi juga memuaskan bagi para pegawai yang pada gilirannya menumbuhkan lo yalitas dan semangat kerja karena mereka merasa memperoleh perlakuan yang adil. Telah dimaklumi tidak hanya di Kecamatan Tuntang bahwa merasa diperlakukan dengan adil merupakan salah satu prinsip manajemen sumber daya manusia yang sangat umum sifatnya dan karenanya harus dipegang teguh. Penilaian Prestasi Kerja di Kecamatan Tuntang dilakukan oleh tiga pihak, Kepala Camat, pihak yang menilai dan atasan langsung. Bentuk penilaian itu yaitu kecakapan, ketrampilan dan kesungguhan dalam bekerja. Wirawan juga mengatakan bahwa bentuk penilaian prestasi kerja antara lain : Kecakapan, ketrampilan, pengalaman yang luas, selalu bersungguhsungguh dalam menjalankan setiap tugasnya dan hasil kerjanya jauh melebihi hasil kerja rata 44) Wirawan, ibid, hal 1. 57

18 rata yang ditentukan, baik dalam arti mutu maupun jumlah. 46) Pihak yang terlibat dalam penilaian harus memahami bahwa penilaian prestasi kerja merupakan suatu sistem yang bukan saja efektif, melainkan juga diterima oleh pihakpihak yang berkepentingan. Penilaian Prestasi kerja yang baik sangat bermanfaat untuk berbagai kepentingan seperti berikut : a. Mendorong peningkatan prestasi kerja. Dengan mengetahui hasil prestasi kerja, ketiga pihak yang terlihat dapat mengambil berbagai langkah yang diperlukan agara prestasi kerja para pegawai lebih meningkat lagi di masamasa yang akan datang. b. Sebagai bahan pengambilan keputusan dalam pemberian imbalan. Telah dimaklumi bahwa imbalan yang diberikan oleh organisasi kepada para anggotanya tidak hanya berbatas pada upah dan gaji yang merupakan penghasilan tetap bagi para anggota yang bersangkutan, akan tetapi juga berbagai imbalan lainnya seperti bonus pada akhir tahun, hadiah pada harihari besar tertentu, dan bahkan juga oleh banyak organisasi niaga pemilikan sejumlah saham perusahaan. Keputusan tentang siapa yang berhak menerima berbagai imbalan tersebut dapat didasarkan antara lain pada hasil penilaian atas prestasi kerja pegawai yang bersangkutan. c. Untuk kepentingan mutasi pegawai. Prestasi kerja seseorang dimasa lalu 45) Wirawan, ibid, hal.1. 58

19 merupakan dasar bagi pengambilan keputusan mutasi baginya diamasa de pan, apapun bentuk mutasi tersebut seperti promosi, alih tugas, alih wilayah maupun demosi. d. Membantu para pegawai menentukan rencana kariernya dan dengan bantuan bagian kepegawaian menyusun program pengembangan karir yang paling tepat, dalam arti sesuai dengan kebutuhan para pegawai dan dengan kepentingan organisasi. Penilaian prestasi kerja yang dilakukan setiap satu tahun sekali di Kecamatan Tuntang itu dilaksanakan setiap akhir bulan desember ditempat dimana pegawai melakukan segala aktivitas pekerjaannya. 3. Tanggung Jawab Setiap pegawai harus bertanggung jawab terhadap setiap pekerjaannya, karena tanggung jawab setiap pegawai sangat menentukan kinerja pegawai tersebut. Ada tiga sub unsur yang dinilai dalam penilaian tanggung jawab yaitu pelaksanaan tugas, dedikasi dan bertanggung jawab. Pelaksanaan tugas berarti selalu menyelesaikan tugas sebaikbaiknya tepat pada waktunya. Dedikasi berarti selalu mengutamakan kepentingan dinas daripada kepentingan pribadi/golongan. Sedangkan bertanggung jawab berarti tidak pernah berusaha melepaskan kesalahan yang dibuatnya kepada orang lain. 47) Penilaian tanggung jawab menjadikan setiap pegawai bersungguh sungguh menyelesaikan setiap pekerjaannya karena untuk menghindari penundaan penyelesaian pekerjaan. Hasil observasi di Kecamatan Tuntang terlihat 46) Wirawan, Ibid, hal.1 59

20 bahwa rasa tanggung jawab tidak nampak di sebagian pegawai. Hal ini dapat dilihat dari hasil pekerjaan yang sering salah dan tertunda. Tanggung jawab ini bisa dilihat dan diukur melalui evaluasi kerja secara harian terhadap beban tugas yang diberikan kepada pegawai, apakah pekerjaan tersebut dapat terselesaikan atau tertunda sesuai dengan batas waktu yang diberikan dan yang akhirnya dari evaluasievaluasi kinerja tersebut kemudian akan dilakukan penilaian setiap akhir tahunnya dengan berdasarkan standar yang sudah ditetapkan di Kecamatan Tuntang dan penilaian akan dilakukan di tempat kerja bagian masingmasing pegawai dan akan dinilai oleh atasan yang dinilai dan Kepala Camat. 4. Ketataan Setiap pegawai harus taat terhadap ketentuanketentuan yang berlaku, tugas dan pimpinan. Memiliki tingkat disiplin yang tinggi dan berdedikasi. Ketaatan adalah kesanggupan seorang pegawai negri sipil untuk menaati segala peraturan perundangundangan dan peraturan kedinasan yang berlaku, menaati perintah kedinasan yang di berikan atasan yang berwenang, serta kesanggupan untuk tidak melanggar larangan yang ditentukan. 48) Penilaian kinerja digunakan untuk berbagai tujuan dalam organisasi. Setiap organisasi menekankan pada tujuan yang berbedabeda dan organisasi yang lain dapat juga menekankan tujuan yang berbeda dengan sistem penilaian yang sama. Manfaat penilaian kinerja bagi semua pihak adalah agar mereka me 48) Wirawan, Ibid, hal.1. 60

21 ngetahui manfaat yang dapat mereka harapkan seperti halnya penilaian ketaatan pegawai di Kecamatan Tuntang yang mempunyai peran sangat penting bagi kinerja pegawainya, misalnya dengan adanya penilaian ketataan pegawai menjadi termotivasi untuk lebih meningkatkan ketaatannya terhadap peraturan yang sudah ditetapkan. Tetapi dari hasil observasi dan wawancara penilaian ketaatan di Kecamatan Tuntang masih kurang obyektif dari kondisi yang sesungguhnya, hal ini terlihat dari pegawai yang sering datang terlambat dan tidak melakukan apel pagi dan ada diantara pegawai yang pulang setelah jam istirahat. Tetapi dalam daftar pelaksanaan penilaian pekerjaan (DP3) yang dilaksanakan penilainnya setiap akhir tahun di Kecamatan Tuntang oleh atasan dari pegawai yang dinilai dan Kepala Camat justru memberikan penilaian ketaatan ratarata pegawai mendapatkan nilai 81 atau kategori baik. Ini menggambarkan bahwa penilaian yang dilakukan oleh atasan penilai masih belum sesuai dengan kondisi yang sebenarnya terjadi di lingkungan kerja. 4. Kejujuran Setiap pegawai harus berlaku jujur dan adil terhadap diri sendiri maupun terhadap rekan sekerja dan juga terhadap pimpinan. Kejujuran yaitu ketulusan hati seorang pegawai dalam melaksanakan tugas dan kemampuan untuk tidak menyalahgunakan wewenang yang diberikan kepadanya. 49) Pada dasarnya kejujuran tidak dapat dilihat begitu saja secara kasat mata, tetapi kujujuran bisa 48) Wirawan, Ibid, hal.1. 61

22 saja dilihat aktifitas keseharinya di kantor, misalnya di Kecamatan Tuntang laporan hasil kerja apakah benarbenar sudah sesuai dengan apa yang dikerjakannya atau belum. Terdapat beberapa pegawai yang kurang jujur dalam hal jam kerja contohnya pegawai tidak melakukan apel pagi tetapi dalam absen terdapat tanda tangannya. Penilaian kejujuran pegawai yang dilaksanakan setiap satu tahun sekali di Kecamatan Tuntang seharusnya pihak yang menilai benarbenar melihat bagaimana kejujuran dari pegawai yang dinilainya agar penilaian berjalan secara obyektif yang nantinya bisa menjadi motivasi pegawai yang dinilainya untuk melakukan pekerjaannya secara ikhlas. Nilai sesungguhnya kejujuran di dalam Daftar Pelaksanaan Penilaian Pekerjaan (DP3) harus sesuai dengan sesungguhnya. Artinya penilaian DP3 harus mencerminkan kondisi sesungguhnya dengan kinerja yang ada di Kecamatan Tuntang. 5. Kerjasama Setiap pegawai dituntut untuk dapat melakukan kerja sama, karena dalam proses kerja di dalam Kantor apalagi di Kantor Kecamatan Tuntang dengan keterbatasan pegawai kerjasama merupakan kunci utama untuk mencapai tujuan. Kerjasama adalah kemampuan seorang pegawai negeri sipil untuk bekerja sama dengan orang lain dalam menyelesaikan suatu tugas yang ditentukan sehingga mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesarbesarnya. 50)) Penilaian kinerja pegawai di Kecamatan Tuntang tentang kerjasama dila 50) Wirawan, Ibid, hal.1. 62

23 kukan oleh Kepala Kecamatan Tuntang dan pihak penilai atau atasan dari pihak yang dinilai. Penilaian kerjasama biasanya dilihat dari sikap, tingkah laku dan perbuatan pegawai yang pada saat bekerja sama dengan pegawai lainnya. Keterbatasan pegawai di Kecamatan Tuntang dan banyaknya tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan secara tidak langsung menuntut antar pegawai untuk saling bekerjasama dalam menyelesaikan pekerjaan agar pekerjaan selesai tepat pada waktunya. Adanya bentuk kerjasama bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang baik antar pegawai dalam bekerjasama dengan orang lain, disamping itu dengan adanya penilaian kerjasama antar pegawai akan saling menghargai pendapat maupun saran orang lain dan menjadikan pegawai lebih mengusai berbagai tugas tidak hanya yang menjadi tugasnya saja. Penilaian Kinerja di Kecamatan Tuntang dilakukan setiap satu tahun sekali yaitu akhir desember dan dilakukan ditempat dimana pegawai melakukan segala aktivitas pekerjaannya. Tolak ukur yang akan dipergunakan untuk mengukur kinerja para pegawai adalah berdasarkan standar kinerja. 6. Prakarsa Gagasan, ide, inisiatif setiap pegawai sangat diperlukan dalam pelaksanaan tugas. Oleh sebab itu setiap pegawai tidak hanya menunggu instruksi atau perintah dari atasan tapi lebih diharapkan mampu memberikan konstribusi pemikiran, ide, gagasan dan inisiatif. 63

24 Prakarsa adalah kemampuan seorang pegawai negeri sipil untuk mengambil keputusan, langkahlangkah, atau melaksanakan suatu tindakan yang diperlukan dalam melaksanakan tugas pokok tanpa menunggu perintah. 51) Penilaian kinerja pegawai di Kecamatan Tuntang tentang prakarsa dilakukan oleh Kepala Kecamatan Tuntang dan pihak penilai atau atasan dari pi hak yang dinilai. Penilaian prakarsa biasanya dilihat dari inisiatif, mencari tata kerja baru, dan dalam memberikan saran saran. Prakarsa yang dimiliki bisa meningkatkan rasa inisiatif seorang pegawai agar pegawai tersebut tidak terlihat pasif di dalam Kantor tetapi justru pegawai tersebut akan kelihatan aktif dan benarbenar menjalankan pekerjaannya dengan kesadarannya sendiri tanpa harus dipaksapaksa oleh atasan. Penilaian prakarsa di Kecamatan Tuntang dilakukan setiap satu tahun sekali yaitu akhir desember dan dilakukan ditempat dimana pegawai melakukan segala aktivitas pekerjaannya. Tolak ukur yang akan dipergunakan untuk mengukur prakarsa adalah sama dengan yang lain yaitu berorientasi pada masa lalu dengan berdasarkan standar kinerja. 7. Kepemimpinan Kepemimpinan memimpin diri sendiri dalam unit kerja maupun dalam organisasi merupakan suatu kebutuhan dalam proses kerja. Kepemimpinan adalah kemampuan seorang pegawai negeri sipil untuk meyakinkan orang lain sehingga dapat dikerahkan secara maksimal untuk melaksanakan tugas pokok. Dimensi ini hanya dinilai bagi pegawai negeri sipil golongan II/a ke atas yang mempunyai jabatan. 52) 50) Wirawan, Ibid, hal.1. 52) Wirawan, op.cit, hal.2 64

25 Penilaian kinerja pegawai di Kecamatan Tuntang tentang kepemimpinan dilakukan oleh pihak Kabupaten. Penilaian kepemimpinan biasanya dilihat dari penguasaan tugas, kemampuan mengambil keputusan, komunikasi dan penentuan prioritas kerja. Tujuan adanya penilaian tentang kepemimpinan adalah untuk melihat apakah camat di Kecamatan Tuntang sudah memiliki jiwa kepemimpinan. Jiwa kepemimpinan yang dimiliki oleh Kepala Camat di Kecamatan Tuntang memang dirasa masih kurang. Melihat pegawai yang menyalahi aturan namun tidak ada ketegasan dari Kepala Camat untuk menegur. Tidak adanya teguran bisa disebabkan oleh dua hal yang pertama Kepala Camat ingin melihat bentuk kesadaran dari pegawainya atau yang kedua memang Kepala Camat sungkan untuk menegur. Kepala Camat merupakan atasan yang seharusnya bisa menjadi contoh dan panutan bagi pegawainya, Kepala Camat berhak menegur apabila pegawainya tidak menaati aturan karena itu memang merupakan kewajiban yang dijalankan sebagai atasan di Kantor Kecamatan. Adanya sikap ketegasan dan jiwa kepemimpinan yang kuat secara langsung akan menciptakan rasa hormat pegawai kepada Kepala Camatnya dan pegawai akan lebih patuh terhadap apa yang diperintahkan oleh Kepala Camat. Penilaian Kepemimpinan di Kecamatan Tuntang dilakukan setiap satu tahun sekali yaitu akhir desember dan dilakukan ditempat dimana Kepala Camat melakukan segala aktivitas pekerjaannya baik pada saat di Kantor Kecamatan maupun pada saat dinas di Kabupaten atau diluar kantor. 65

Lampiran 1 Pedoman Wawancara

Lampiran 1 Pedoman Wawancara LAMPIRAN 71 Lampiran 1 Pedoman Wawancara 1. Apakah visi dan misi Kecamatan Tuntang? 2. Apakah sejauh mana Kecamatan Tuntang sudah melakukan pelayanan publik dengan baik? Apakah masih ada yang harus dibenahi?

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1979 TENTANG PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1979 TENTANG PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1979 TENTANG PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka usaha menjamin obyektivitas

Lebih terperinci

I. Kesetiaan. Karena kurang pengetahuan pernah. mengeluarkan ucapan

I. Kesetiaan. Karena kurang pengetahuan pernah. mengeluarkan ucapan I. Kesetiaan 1 Tidak pernah menyangsikan kebenaran Pancasila baik dalam ucapan, sikap, tingkah laku dan perbuatan. 2 Selalu menjunjung tinggi kehormatan Negara dan atau Pemerintah, serta senantiasa mengutamakan

Lebih terperinci

Penilaian Kinerja PNS

Penilaian Kinerja PNS Penilaian Kinerja PNS Penilaian kinerja Pegawai Negeri Sipil, adalah penilaian secara periodik pelaksanaan pekerjaan seorang Pegawai Negeri Sipil. Tujuan penilaian kinerja adalah untuk mengetahui keberhasilan

Lebih terperinci

BUPATI SAMPANG PERATURAN BUPATI SAMPANG NOMOR : 6 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI SAMPANG PERATURAN BUPATI SAMPANG NOMOR : 6 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI SAMPANG PERATURAN BUPATI SAMPANG NOMOR : 6 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERHENTIAN, SANKSI, PEMBAYARAN HONOR DAN PENILAIAN PEKERJAAN TENAGA HONORER DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1979 TENTANG PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL. Presiden Republik Indonesia

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1979 TENTANG PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL. Presiden Republik Indonesia Salinan hal 1 dari 20 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1979 TENTANG PEAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL Presiden Republik Indonesia Menimbang : a. bahwa dalam rangka usaha

Lebih terperinci

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN Nomor: 395/A.51.01/Unwidha/VII/2014 tentang PEDOMAN PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN Nomor: 395/A.51.01/Unwidha/VII/2014 tentang PEDOMAN PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN Nomor: 395/A.51.01/Unwidha/VII/2014 tentang PEDOMAN PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI Rektor Universitas Widya Dharma Klaten, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Disiplin Kerja 2.1.1 Pengertian Disiplin Menurut Sastrohadiwiryo (2005:291) Disiplin Kerja adalah suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan

Lebih terperinci

PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1979 Tanggal 15 Mei 1979 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1979 Tanggal 15 Mei 1979 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1979 Tanggal 15 Mei 1979 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka usaha menjamin obyektivitas

Lebih terperinci

PANDUAN PENILAIAN PEGAWAI MELALUI DAFTAR PELAKSANAAN PEKERJAAN (DP3)

PANDUAN PENILAIAN PEGAWAI MELALUI DAFTAR PELAKSANAAN PEKERJAAN (DP3) PANDUAN PENILAIAN PEGAWAI MELALUI DAFTAR PELAKSANAAN PEKERJAAN (DP3) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU 2013 PANDUAN PENILAIAN PEGAWAI MELALUI DAFTAR PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN (DP3) 1. PENGERTIAN a.

Lebih terperinci

SOSIALISASI PP 53 TAHUN 2010

SOSIALISASI PP 53 TAHUN 2010 1 SOSIALISASI PP 53 TAHUN 2010 Latar Belakang : Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 disusun dalam rangka menyempurnakan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 16 Tahun 2016 Seri E Nomor 11 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 16 Tahun 2016 Seri E Nomor 11 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BOGOR Nomor 16 Tahun 2016 Seri E Nomor 11 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG KINERJA DAN DISIPLIN PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BOGOR Diundangkan dalam Berita

Lebih terperinci

PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL 1. UMUM a. Dalam rangka usaha untuk lebih menjamin obyektifitas dalam pembinaan Pegawai Negeri Sipil berdasarkan sistem karier dan sistem prestasi kerja,

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 17, 1979 PEGAWAI NEGERI. Aparatur. Data. Kondite. Penilaian. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengelolaan Negara baik secara desentralisasi maupun secara otonomi

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengelolaan Negara baik secara desentralisasi maupun secara otonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pegawai Negeri Sipil merupakan abdi negara yang diberikan kewenangan dalam pengelolaan Negara baik secara desentralisasi maupun secara otonomi daerah. Secara hukum,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, SALINAN NOMOR 37/E, 2010 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 49 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MALANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 23 TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 23 TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG DISIPLIN KERJA PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

KODE ETIK DAN PERATURAN DISIPLIN KARYAWAN IKIP VETERAN SEMARANG. BAB I Ketentuan Umum

KODE ETIK DAN PERATURAN DISIPLIN KARYAWAN IKIP VETERAN SEMARANG. BAB I Ketentuan Umum KODE ETIK DAN PERATURAN DISIPLIN KARYAWAN IKIP VETERAN SEMARANG BAB I Ketentuan Umum Pasal 1 1. Karyawan adalah setiap pegawai IKIP Veteran Semarang baik sebagai tenaga administrasi maupun tenaga penunjang.

Lebih terperinci

BUPATI KUNINGAN PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI KUNINGAN PROVINSI JAWA BARAT BUPATI KUNINGAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 59 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN PENEGAKAN DISIPLIN DAN KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN

Lebih terperinci

BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG PEGAWAI NON PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

1. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, Negara, dan Pemerintah,

1. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, Negara, dan Pemerintah, Disiplin PNS Pembinaan Disiplin Keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai sesuatu tujuan selain sangat ditentukan oleh dan mutu profesionalitas juga ditentukan oleh disiplin para anggotanya. Bagi aparatur

Lebih terperinci

PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)

PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) Dwi Heri Sudaryanto, S.Kom. *) ABSTRAK Dalam rangka usaha memelihara kewibawaan Pegawai Negeri Sipil, serta untuk mewujudkan Pegawai Negeri sebagai Aparatur

Lebih terperinci

PP 10/1979, PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL. Tentang: PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PP 10/1979, PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL. Tentang: PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PP 10/1979, PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 10 TAHUN 1979 (10/1979) Tanggal: 15 MEI 1979 (JAKARTA) Kembali ke Daftar Isi Tentang: PENILAIAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. Disiplin Kerja. Pegawai Negeri Sipil. BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN. REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. Disiplin Kerja. Pegawai Negeri Sipil. BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN. REPUBLIK INDONESIA No.1095, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN. Disiplin Kerja. Pegawai Negeri Sipil. KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA

Lebih terperinci

BUPATI TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TULUNGAGUNG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

KODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH

KODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH KODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH RIAU UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHH RIAU 2011 VISI Menjadikan Universitas Muhammadiyah Riau sebagai lembaga pendidikan tinggi yang bermarwah dan bermartabat dalam

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL I. UMUM Dalam rangka mewujudkan PNS yang handal, profesional, dan bermoral sebagai penyelenggara

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, SALINAN NOMOR 13/E, 2010 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG PROSEDUR TETAP PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MALANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

SURAT EDARAN NOMOR: 02/SE/1980 TENTANG PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

SURAT EDARAN NOMOR: 02/SE/1980 TENTANG PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL Jakarta, 11 Pebruari 1980 Kepada : Yth. 1. Semua Menteri yang memimpin Departemen. 2. Jaksa Agung. 3. Semua Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara. 4. Semua Pimpinan Lembaga Pemerintah

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR : 9 TAHUN 2006 SERI : D NOMOR : 7 Menimbang : Mengingat PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG TENAGA HONORER DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN

Lebih terperinci

BUPATI MALUKU TENGGARA

BUPATI MALUKU TENGGARA BUPATI MALUKU TENGGARA PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA NOMOR 3.b TAHUN 2012 TENTANG PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

- 1 - GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG

- 1 - GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG - 1 - GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

ANALISIS PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2014

ANALISIS PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2014 ANALISIS PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2014 (Studi Penelitian: Penilaian Sasaran Kerja Pegawai dan Perilaku Kerja Pegawai ) Oleh: Puspita Ardi

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 063 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 063 TAHUN 2017 TENTANG PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 063 TAHUN 2017 TENTANG PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN SECARA ONLINE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

2013, No Menetapkan : 3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

2013, No Menetapkan : 3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu No.156, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTAHANAN. Kode Etik. Disiplin Kerja. PNS PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 42 TAHUN 2017 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 42 TAHUN 2017 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 42 2017 SERI : E PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 42 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PEMBINAAN TENAGA KONTRAK KERJA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 26 TAHUN 2O16 TENTANG

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 26 TAHUN 2O16 TENTANG SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 26 TAHUN 2O16 TENTANG DISIPLIN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PEMBINAAN DISIPLIN A. DASAR HUKUM B. PENJELASAN 1. Maksud 2. Tujuan 1. Kewajiban,

PEMBINAAN DISIPLIN A. DASAR HUKUM B. PENJELASAN 1. Maksud 2. Tujuan 1. Kewajiban, PEMBINAAN DISIPLIN A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1966 tentang Pemberhentian/Pemberhentian Sementara Pegawai Negeri;

Lebih terperinci

KEBIJAKAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN

KEBIJAKAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN KEBIJAKAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN KEWAJIBAN PNS 1. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, Negara, dan Pemerintah, 2. Mengutamakan kepentingan Negara di atas kepentingan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Samsudin (2006: 22) Manajemen Sumber Daya Manusia (Human Resources Management) adalah suatu kegiatan pengelolaan yang meliputi

Lebih terperinci

KETUA SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NURUL JADID

KETUA SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NURUL JADID KEPUTUSAN KETUA STT NURUL JADID PAITON PROBOLINGGO NOMOR : NJ-T06/0204/A.1.1/08-2011 TENTANG PEDOMAN ETIKA DOSEN SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NURUL JADID PAITON PROBOLINGGO KETUA SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NURUL

Lebih terperinci

BUPATI SAMBAS PERATURAN BUPATI SAMBAS NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG DISIPLIN JAM KERJA BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL

BUPATI SAMBAS PERATURAN BUPATI SAMBAS NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG DISIPLIN JAM KERJA BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL BUPATI SAMBAS PERATURAN BUPATI SAMBAS NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG DISIPLIN JAM KERJA BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SAMBAS,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1980 TENTANG PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1980 TENTANG PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1980 TENTANG PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk menjamin terpeliharanya tata tertib dan

Lebih terperinci

BAB III. POLIGAMI MENURUT PP No. 45 TAHUN Ketentuan Poligami Bagi Pegawai Negeri Sipil

BAB III. POLIGAMI MENURUT PP No. 45 TAHUN Ketentuan Poligami Bagi Pegawai Negeri Sipil BAB III POLIGAMI MENURUT PP No. 45 TAHUN 1990 1. Ketentuan Poligami Bagi Pegawai Negeri Sipil Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 1990 mengatur tentang perubahan atas PP No. 10 Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi untuk membantu mewujudkan tujuan organisasi itu sendiri. Siswanto

BAB I PENDAHULUAN. organisasi untuk membantu mewujudkan tujuan organisasi itu sendiri. Siswanto BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keberhasilan suatu organiasi atau lembaga dalam mencapai tujuannya tidak terlepas dari sumber daya manusia yang dimiliki, karena sumber daya manusia yang

Lebih terperinci

MATRIKS PERUBAHAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL

MATRIKS PERUBAHAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL MATRIKS PERUBAHAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL NO PP NOMOR 30 TAHUN 1980 TENTANG PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL 1 Menimbang : a. bahwa untuk menjamin terpeliharanya

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 120 Undang-undang

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 39 TAHUN 2005

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 39 TAHUN 2005 Menimbang LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 39 TAHUN 2005 PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 39 TAHUN 2005 TENTANG KETENTUAN POKOK PEGAWAI TIDAK TETAP DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 5 TAHUN 2O17 TENTANG DISIPLIN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 5 TAHUN 2O17 TENTANG DISIPLIN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 5 TAHUN 2O17 TENTANG DISIPLIN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

Lebih terperinci

TATA NILAI, BUDAYA KERJA, DAN KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENRISTEKDIKTI BIRO SUMBER DAYA MANUSIA KEMENRISTEKDIKTI JAKARTA 2018

TATA NILAI, BUDAYA KERJA, DAN KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENRISTEKDIKTI BIRO SUMBER DAYA MANUSIA KEMENRISTEKDIKTI JAKARTA 2018 TATA NILAI, BUDAYA KERJA, DAN KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENRISTEKDIKTI BIRO SUMBER DAYA MANUSIA KEMENRISTEKDIKTI JAKARTA 2018 DASAR HUKUM Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Peraturan Pemerintah Nomor

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Peraturan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS BAITURRAHMAH No. 403/F/Unbrah/VIII/2013 PERATURAN DISIPLIN TENAGA KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS BAITURRAHMAH No. 403/F/Unbrah/VIII/2013 PERATURAN DISIPLIN TENAGA KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS BAITURRAHMAH No. 403/F/Unbrah/VIII/2013 Tentang PERATURAN DISIPLIN TENAGA KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH REKTOR UNIVERSITAS BAITURRAHMAH Menimbang : a. bahwa Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara dan Abdi Masyarakat yang selalu hidup ditengah masyarakat dan bekerja

BAB I PENDAHULUAN. Negara dan Abdi Masyarakat yang selalu hidup ditengah masyarakat dan bekerja 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pegawai negeri bukan saja unsur Aparat Negara tetapi juga merupakan Abdi Negara dan Abdi Masyarakat yang selalu hidup ditengah masyarakat dan bekerja untuk

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDO... NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDO... NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG 1 of 17 8/18/2012 9:24 AM PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL I. UMUM Dalam rangka mewujudkan PNS yang handal, profesional,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 7 TAHUN 2005 SERI : D PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 7 TAHUN 2005 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 7 TAHUN 2005 SERI : D PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 7 TAHUN 2005 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 7 TAHUN 2005 SERI : D PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 7 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN MAJALENGKA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 1 BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 25 Tahun 2014 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG DISIPLIN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL LINGKUP PEMERINTAH PROVINSI NUSA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Seperti yang tercantum di dalam

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Seperti yang tercantum di dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Telah kita ketahui bahwa tujuan pembangunan bangsa Indonesia adalah untuk menciptakan suatu masyarakat yang adil dan makmur, merata baik material maupun spiritual

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2005 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2005 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2005 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

JENIS DAN BENTUK SANKSI PELANGGARAN KODE ETIK

JENIS DAN BENTUK SANKSI PELANGGARAN KODE ETIK 2012, No.778 10 LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PENEGAKAN KODE ETIK DAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR DAN PELANGGARAN KODE

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2079, 2014 BNPB. Pegawai. Hari dan Jam Kerja. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG HARI DAN JAM KERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 74 TAHUN 2010 TENTANG KETENTUAN BAGI TENAGA KONTRAK PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 74 TAHUN 2010 TENTANG KETENTUAN BAGI TENAGA KONTRAK PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 74 TAHUN 2010 TENTANG KETENTUAN BAGI TENAGA KONTRAK PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No. 43 Tahun 1999 tentang Perubahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No. 43 Tahun 1999 tentang Perubahan 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pegawai Negeri Sipil. Menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No. 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian,

Lebih terperinci

SASARAN KERJA PEGAWAI

SASARAN KERJA PEGAWAI Lampiran 1 Formulir Sasaran Kerja Pegawai (SKP) SASARAN KERJA PEGAWAI NO I. PEJABAT PENILAI NO II. PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG DINILAI 1 Nama 1 Nama 2 NIP 2 NIP 3 Pangkat/Gol.Ruang 3 Pangkat/Gol.Ruang 4

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1313, 2014 KEMEN KUKM. Hari Kerja. Jam Kerja. PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07/PER/M.KUKM/IX/2014 TENTANG HARI KERJA

Lebih terperinci

PROGRAM I-MHERE. INDONESIA-Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (I-MHERE) Project Sub Component B.2a DOKUMEN

PROGRAM I-MHERE. INDONESIA-Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (I-MHERE) Project Sub Component B.2a DOKUMEN PROGRAM I-MHERE INDONESIA-Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (I-MHERE) Project Sub Component B.2a DOKUMEN Kode Etik dan Peraturan Disiplin Dosen Universitas Negeri Makassar Dokumen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Profil Badan Kepegawaian dan Diklat Surabaya. pemerintahan yang baik dan bertanggung jawab. Tugas pokok dan fungsi yang

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Profil Badan Kepegawaian dan Diklat Surabaya. pemerintahan yang baik dan bertanggung jawab. Tugas pokok dan fungsi yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Profil Badan Kepegawaian dan Diklat Surabaya Badan Kepegawaian dan Diklat Surabaya merupakan suatu dinas bentukan Pemerintah yang bertugas menangani Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Lebih terperinci

PENERAPAN DISIPLIN PNS

PENERAPAN DISIPLIN PNS PENERAPAN DISIPLIN PNS OLEH : BIRO KEPEGAWAIAN S E K R E T A R I A T J E N D E R A L K E M E N T E R I A N K E S E H A T A N R I 2 0 1 4 LATAR BELAKANG Tuntutan RB: PP 30 1980 tidak sesuai lagi Pelaksanaan

Lebih terperinci

2017, No tentang Kode Etik Pegawai Badan Keamanan Laut; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembara

2017, No tentang Kode Etik Pegawai Badan Keamanan Laut; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembara No.1352, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAKAMLA. Kode Etik Pegawai. PERATURAN KEPALA BADAN KEAMANAN LAUT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI BADAN KEAMANAN LAUT DENGAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pegawai negeri yang sempurna menurut Marsono adalah pegawai negeri yang

I. PENDAHULUAN. Pegawai negeri yang sempurna menurut Marsono adalah pegawai negeri yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pegawai negeri yang sempurna menurut Marsono adalah pegawai negeri yang penuh kesetiaan pada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 dan pemerintah serta bersatu padu, bermental

Lebih terperinci

K E M E N T E R I A N P E R T A N I A N. Biro Organisasi dan Kepegawaian

K E M E N T E R I A N P E R T A N I A N. Biro Organisasi dan Kepegawaian Biro Organisasi dan Kepegawaian Latar Belakang 1. 7 Target Strategis Kementerian Pertanian; Padi, Jagung, Kedelai, Tebu, Daging Sapi, Cabe dan Bawang Merah 2. Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3)

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 47 TAHUN 2017 TENTANG

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 47 TAHUN 2017 TENTANG GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 47 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL SURAT KEPUTUSAN Nomor : W13-A/0200/HM.00/ SK/I/2009 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL PENGADILAN TINGGI AGAMA SURABAYA KETUA PENGADILAN TINGGI AGAMA SURABAYA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan

Lebih terperinci

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG KINERJA DAN DISIPLIN PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANGANDARAN,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sadar. Keberhasilan pencapaian tujuan organisasi sangat dipengaruhi oleh peran

BAB I PENDAHULUAN. sadar. Keberhasilan pencapaian tujuan organisasi sangat dipengaruhi oleh peran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organisasi merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar. Keberhasilan pencapaian tujuan organisasi sangat dipengaruhi oleh peran dan kinerja para anggotanya.

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.64/MenLHK/Setjen/Kum.1/7/2016 TENTANG KODE ETIK REVOLUSI MENTAL APARATUR SIPIL NEGARA LINGKUP KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan dan pengayoman pada masyarakat serta kemampuan professional dan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan dan pengayoman pada masyarakat serta kemampuan professional dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam meningkatkan kualitas aparatur negara dengan memperbaiki kesejahteraan dan keprofesionalan serta memberlakukan sistem karir berdasarkan prestasi kerja dengan prinsip

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 25/PER/M.KOMINFO/12/2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 25/PER/M.KOMINFO/12/2011 TENTANG PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 25/PER/M.KOMINFO/12/2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 26 TAHUN 2016

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 26 TAHUN 2016 SALINAN WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG KODE ETIK APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MATARAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. misi dan tujuan yang telah ditetapkan.secanggih apapun peralatan dan perangkat

BAB I PENDAHULUAN. misi dan tujuan yang telah ditetapkan.secanggih apapun peralatan dan perangkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan sumber daya terpenting dalam suatu instansi pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan misi dan tujuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pegawai Negeri Sipil menurut undang-undang RI nomor 43 Tahun 1999 adalah

I. PENDAHULUAN. Pegawai Negeri Sipil menurut undang-undang RI nomor 43 Tahun 1999 adalah 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pegawai Negeri Sipil menurut undang-undang RI nomor 43 Tahun 1999 adalah warga negara Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN... NOMOR 01 TAHUN 2013

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN... NOMOR 01 TAHUN 2013 PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN... NOMOR 01 TAHUN 2013 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN UMUM KEPEGAWAIAN PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT JIWA SAMBANG LIHUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 120 Undangundang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan sumber daya terpenting dalam suatu instansi pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan misi dan tujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEGAWAI NEGERI SIPIL. kepada masyarakat yang berorientasi kerja, yang memandang kerja adalah sesuatu

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEGAWAI NEGERI SIPIL. kepada masyarakat yang berorientasi kerja, yang memandang kerja adalah sesuatu BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEGAWAI NEGERI SIPIL A. Pengertian Pegawai Negeri Sipil Di dalam masyarakat yang selalu berkembang, manusia senantiasa mempunyai kedudukan yang makin penting, meskipun negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara dengan memperbaiki kesejahteraan dan keprofesionalan serta

BAB I PENDAHULUAN. negara dengan memperbaiki kesejahteraan dan keprofesionalan serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagaimana telah diamanatkan di dalam peraturan perundangundangan, aparatur negara dalam meningkatkan kualitas aparatur negara dengan memperbaiki kesejahteraan

Lebih terperinci

MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENJATUHAN HUKUMAN DISIPLIN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN PERTAHANAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 59 TAHUN 2008 TENTANG DISIPLIN JAM KERJA BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 59 TAHUN 2008 TENTANG DISIPLIN JAM KERJA BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 59 TAHUN 2008 TENTANG DISIPLIN JAM KERJA BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL, Menimbang : bahwa dalam

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR KEPEGAWAIAN BADAN USAHA KREDIT PEDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Kiggundu dalam Gomes (2003:4-5), manajemen sumber daya adalah pengembangan dan pemanfaatan personil (pegawai) bagi pencapaian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Disiplin Kerja Pengertian Disiplin Kerja Disiplin kerja merupakan fungsi operatif keenam dari Manajemen

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Disiplin Kerja Pengertian Disiplin Kerja Disiplin kerja merupakan fungsi operatif keenam dari Manajemen BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini penulis akan menguraikan kajian pustaka yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Kajian pustaka akan menjelaskan mengenai tinjauan pustaka dan kerangka dasar penelitian

Lebih terperinci

BAB IV AKTIFITAS PENGAWASAN PEGAWAI/KARYAWAN PADA PT. SEMEN PADANG. 4.1 Pelaksanaan Fungi Pengawasan Pada PT.Semen Padang

BAB IV AKTIFITAS PENGAWASAN PEGAWAI/KARYAWAN PADA PT. SEMEN PADANG. 4.1 Pelaksanaan Fungi Pengawasan Pada PT.Semen Padang BAB IV AKTIFITAS PENGAWASAN PEGAWAI/KARYAWAN PADA PT. SEMEN PADANG 4.1 Pelaksanaan Fungi Pengawasan Pada PT.Semen Padang Manajemen yang baik terdiri dari beberapa unsur, selain unsur perencanaan, pengorganisasian

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2002 NOMOR 43 SERI E

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2002 NOMOR 43 SERI E BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2002 NOMOR 43 SERI E KEPUTUSAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 511 TAHUN 2002 TENTANG KETENTUAN PEMBERIAN HAK CUTI DAN PERATURAN DISIPLIN BAGI PEGAWAI TIDAK TETAP DAN

Lebih terperinci

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR : / 4078 / 2015

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR : / 4078 / 2015 PEMERINTAH DINAS Jalan Pahlawan No. 4, Telepon. (024) 8311708, 8311705, 8419826, 8417601, Fax. 8311707, 8451700 SEMARANG - 50241 KEPUTUSAN KEPALA DINAS NOMOR : 821.05 / 4078 / 2015 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI

Lebih terperinci