SKEMA SERTIFIKASI TEKNIK TRANFUSI DARAH LSP BIDANG KETEKNISIAN MEDIK SNI ISO/IEC : 2012

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SKEMA SERTIFIKASI TEKNIK TRANFUSI DARAH LSP BIDANG KETEKNISIAN MEDIK SNI ISO/IEC : 2012"

Transkripsi

1 SKEMA SERTIFIKASI TEKNIK TRANFUSI DARAH LSP BIDANG KETEKNISIAN MEDIK SNI ISO/IEC : 2012 RSUP NASIONAL DR. CIPTO MANGUNKUSUMO JAKARTA 2015

2 TEKNIK TRANFUSI DARAH NO KODE UNIT KOMPETENSI HALAMAN 1. BKM01/TTD-1/2009/Rev BKM01/TTD-2/2009/Rev BKM01/TTD-3/2009/Rev BKM01/TTD-4/2009/Rev BKM01/TTD-5/2009/Rev-001 Melakukan pelayanan transfusi darah dasar Melakukan pelayanan transfusi darah menengah Melakukan pelayanan transfusi darah lanjutan Melakukan pelayanan transfusi darah penyelia Melakukan pelayanan transfusi darah ahli

3 KODE UNIT JUDUL UNIT DESKRIPSI UNIT : BKM01/TTD-1/2009/Rev-001 : Melakukan Pelayanan Transfusi Darah Dasar : Unit kompetensi ini mempersyaratkan pengetahuan dan sikap yang mampu melakukan pelayanan transfusi darah dasar dalam pelayanan transfusi darah. Elemen Kompetensi 1. Melakukan pemakaian alat pelindung diri (APD) 2. Melakukan persiapan bahan dan peralatan pemeriksaan loket penerimaan permintaan darah 3. Menyiapkan bahan dan peralatan uji silang serasi/ CROSSMATCH 4. Menyiapkan peralatan penyimpanan komponen darah 5. Menyiapkan peralatan pendistribusian darah Kriteria Unjuk Kerja 1.1. Alat pelindung diri yang sesuai standar untuk petugas teknisi transfusi darah di kenali 1.2. Desinfeksi tangan dilakukan 1.3. Alat pelindung diri digunakan sesuai dengan urutan yang benar 2.1. Bahan dan peralatan yang diperlukan di loket penerimaan dikenali 2.2. Meja loket penerimaan permintaan darah ditata secara ergonomis 2.3. Bak pemeriksaan golongan darah ABO dan Rhesus di loket penerimaan permintaan darah disiapkan 2.4. Bahan antisera golongan darah ABO dan Rhesus disiapkan 3.1. Bahan dan peralatan yang diperlukan untuk uji silang serasi/ CROSSMATCH dikenali 3.2. Meja pemeriksaan uji silang serasi ditata secara ergonomis 3.3. Bak pemeriksaan uji silang serasi disiapkan 3.4. Suhu incubator untuk pemeriksaan uji silang serasi dipastikan sesuai standar 3.5. Bahan anti sera pemeriksaan golongan darah ABO dan Rhesus disiapkan 3.6. Bahan anti sera pemeriksaan uji silang serasi disiapkan 3.7. Saline pembilas disiapkan 4.1. Karakteristik peralatan penyimpanan komponen darah dikenali 4.2. Pengukuran suhu peralatn penyimpanan komponen darah dilakukan 4.3. Komponen-komponen darah disimpan berdasarkan suhu simpan masing masing komponen 5.1. Karakteristik peralatan pendistribusian darah di kenali 5.2. Jenis alur pendistribusian darah diketahui 5.3. Peralatan pendistribusian darah dari UTD PMI ke BDRS disiapkan 5.4. Peralatan pendistribusian darah dari BDRS ke ruang perawatan pasien disiapkan Metode Penilaian Langsung /Observasi Langsung /Observasi Langsung /Observasi Langsung /Observasi Langsung /Observasi 1

4 5.5. Pengukuran alat pendistrubusian darah dilakukan BATASAN VARIABLE 1. KONTEKS VARIABLE Unit ini berlaku untuk mampu pada bank darah rumah sakit. melakukan pelayanan transfuse darah dasar 2. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN Jas laboratorium, sarung tangan, masker, sepatu Buku tamu, lembar bukti pengambilan darah, lembar droping darah, lembar pengembalian formulir, lembar permintaan emergency crossmatch, pulpen, spidol, Peralatan : wadah limbah cair, wadah limbah padat, gelas aqua, pipet, slide golongan darah, lidi pengaduk, rak tabung, Bahan : Anti-A, anti-b, anti- D, saline 0.9% dan Aquadest Rak tabung, tabung reaksi, incubator bersuhu 37 C, pipet, bak pemeriksaan, wadah limbah cair, wadah limbah padat, gelas aqua 4 buah, gunting, lidi pengaduk, slide kertas golongan darah, timer, sentrifuge, klat kerja validasi reagensia, klat kerja crossmath Aquadest, saline 0.9%, anti-a, anti-b, anti- AB, anti-d, bovine albumin 6% dan 22%, sel A5%, Sel B %, Sel O%, Combs serum, darah donor, sampel pasien. Thermometer Blood bank, Agitator platelet, Freezer dan termometer digital Cool box, Ice pack, gabus penyekat, thermometer 3. PERATURAN YANG DIPERLUKAN PER/05/M.PAN/4/2007 tentang jabatan fungsional teknisi transfuse darah dan angka kreditnya PP No. 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil menjelaskan bahwa Jabatan fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seorang PNS dalam satuan organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian (Profesi dan Kompetensi) dan atau keterampilan tertentu Permenkes no 46 tahun 2013 tentang registrasi tenaga kesehatan PANDUAN PENILAIAN 1. PROSEDUR PENILAIAN Unit ini dapat dinilai pada lingkungan tempat bekerja dengan metode yang sesuai dengan uji tulis dan praktek, Penilaian kompetensi terdiri dari penilaian uji tulis 40% dan uji praktek 60%. Uji tulis berupa pilihan ganda dan atau essay sedangkan uji praktek menggunakan acuan kriteria unjuk kerja dari elemen kompetensi dengan menggunakan metode tertentu. Standar penilaian kesesuaian kompetensi minimal mencapai nilai 70 dari uji tulis dan uji praktek. 2. PERSYARATAN KOMPETENSI Lulus minimal D1 Teknisi Trasfusi Darah Memiliki STR/ SIK Telah mengikuti pelatihan pelayanan transfusi darah dasar Calon peserta telah bekerja minimal 1 tahun Sehat Jasmani 2

5 3. PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN YANG DIPERLUKAN Mampu mengenali peralatan-peralatan yang diperlukan dalam pelayan transfusi darah dasar dan terampil dalam menyiapkannya dengan memperhatikan aspek ergonomis 4. SIKAP KERJA YANG DIPERLUKAN Kompetensi ini diujikan dalam lingkungan kerja yang aman dan nyaman. Ruang lingkup uji kompetensi yang dilakukan harus sesuai dengan standar profesi teknisi transfusi darah. 5. ASPEK KRITIS Harus mampu melakukan persiapan peralatan dari setiap elemen elemen dan mampu melakukan penataan transportasi darah dari UTD PMI ke BDRS dan dari BDRS ke ruang perawatan. 6. TAHAPAN SERTIFIKASI A. SERTIFIKASI AWAL a. Pemohon mengajukan permohonan sertifikasi ke LSP Bidang Keteknisian Medik dengan mengisi secara lengkap dan benar formulir permohonan sertifikasi kompetensi,formulir skema sertifikasi, formulir persetujuan asesmen, formulir penilaian mandiri serta syarat dan ketentuan LSP Bidang Keteknisian Medik yang telah dipahami dan ditandatangani pemohon. Dokumen permohonan wajib melampirkan: fotocopy ijazah, fotocopy KTP, logbook ruang lingkup kompetensi yang diajukan selama minimal 3 (tiga) bulan terakhir, Foto 4x6 sebanyak 2 lembar berlatar belakang berwarna merah, sertifikat pelatihan dengan ruang lingkup kompetensi yang diajukan, surat keterangan bekerja bagi yang sudah bekerja dan bukti pembayaran permohonan sertifikasi. Pemohon akan diberikan informasi syarat dan ketentuan LSP Bidang Keteknisian Medik ditandatangani oleh pemohon dan pemberi informasi b. Staf Administrasi 2.1 melakukan verifikasi kelengkapan dokumen permohonan paling lama 3 (tiga) hari kerja dari permohonan masuk, apabila dokumen sudah lengkap staf administrasi 2.1, menyerahkan dokumen kelengkapan dan data pendukung ke Koordinator Pengembangan Profesi Dan Okupasi untuk dilakukan analisis konflik ketidakberpihakkan sesuai dengan ruang lingkup sertifikasi kompetensi menggunakan formulir penilaian konflik ketidakberpihakan yang ditandatangani oleh Koordinator Pengembangan Profesi dan Okupasi serta Kepala LSP Bidang Keteknisian Medik dengan proses paling lama 6 (enam) hari kerja setelah administrasi 2.1 menyerahkan dokumen pemohon yang lengkap ke Koordinator Pengembangan Profesi dan Okupasi. Apabila dokumen tidak lengkap, dokumen pemohon dikembalikan ke pemohon untuk dilengkapi dan respon time pelayanan permohonan diperhitungkan kembali pada saat dokumen pemohon dikembalikan dan lengkap. Prosedur penilaian konflik ketidakberpihakkan dijelaskan lebih lanjut didalam prosedur ketidakberpihakkan. c. Dokumen pada poin a dan b setelah lengkap dan benar diserahkan kembali ke administrasi 2.1 untuk penentuan dan dibuatkan jadwal asesmen kompetensi. Jadwal asesmen ditandatangani oleh Staf administrasi 2.1 dan Koordinator Pengembangan Profesi dan Okupasi, dikeluarkan paling lama 7 (tujuh) hari kerja terhitung poin a dan b 3

6 dilakukan. Pelaksanaan uji kompetensi dilakukan setelah 15 (lima belas) hari kerja dari dikeluarkannya jadwal d. Staf administrasi 2.1 menyerahkan dokumen poin a, b, c ke staf administrasi 2.2 untuk dibuatkan konsep surat tugas asesor yang akan diusulkan ke Kepala Bidang Keteknisian Medik. Konsep surat tugas diparaf oleh Koordinator Pengembangan profesi dan okupasi dan diajukan ke Kepala Bidang Keteknisian Medik melalui staf administrasi 1.1. Surat tugas asesor diproses dan dikeluarkan paling lama 3 (tiga) hari kerja. e. Dokumen a-d, diserahkan ke koordinator 1.1 untuk diinventarisir dan diserahkan ke asesor yang terkait. Dokumen ini diterima paling lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah surat tugas dikeluarkan. f. Asesor melakukan penilaian asesmen kompetensi yang disesuaikan dengan metode penilaian asesemen berdasarkan skema kompetensi sampai dikeluarkannya rekomendasi paling lama prosesnya berlangsung 20 (dua puluh) hari kerja dari proses penilaian asesmen mulai dilaksanakan. Penilaian uji tulis dinilai jumlah benar soal yang diujikan menggunakan formulir perangkat asesmen pertanyaan tertulis dan lembar jawaban, sedangkan uji praktek dinilai pada tingkat kemampuan dari tingkat penilaian kompetensi 1 sampai dengan 5 dengan menggunakan formulir perangkat asesmen praktek, yaitu : 1. Penilaian 1 Tahu (Knowledge) yaitu Tingkatan Kemampuan seseorang untuk mengetahui dan mengingat tentang sesuatu pekerjaan, tetapi tidak bisa menjelaskan kepada orang lain tentang apa yang diketahuinya tersebut. Pengetahuannya hanya tahu untuk diri sendiri 2. Penilaian 2 Mengerti (Understand) adalah Kemampuan untuk menerjemahkan atau menginterpretasikan informasi. Pada level ini, seseorang sudah tahu tentang suatu pekerjaan tertentu dan bisa menjelaskan kepada orang lain tentang segala sesuatu dari apa yang diketahuinya tersebut, akan tetapi belum bisa melakukan pekerjaan tersebut dengan baik 3. Penilaian 3 Bisa (Application) adalah Kemampuan untuk mengaplikasikan informasi yang telah diketahui dan dipahaminya. Pada level ini, seseorang sudah memahami tentang suatu pekerjaan tertentu dan bisa menjelaskan kepada orang lain tentang segala sesuatu apa yang diketahuinya dan ia bisa melakukan pekerjaan tersebut dengan baik 4. Penilaian 4 Analisis (Analysis) adalah Kemampuan untuk memahami informasi ketingkat analisis dan bisa menjelaskan bagaimana semua itu bisa bekerja secara bersamaan. Pada level ini seseorang sudah memahami tentang suatu pekerjaan tertentu dan bisa menjelaskan kepada orang lain tentang segala sesuatu dari apa yang diketahuinya tersebut dan bisa melakukan pekerjaan tersebut dengan baik dan ia bisa menganalisis serta mengatasi segala permasalahan yang muncul yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut, akan tetapi ia belum bisa memberikan pelatihan tentang 4

7 pekerjaan atau keahlian dari pekerjaannya tersebut kepada orang lain 5. Penilaian 5 Sintesa adalah Kemampuan untuk memahami informasi ketingkat analisis dan bisa menjelaskan bagaimana semua itu bisa bekerja secara bersamaan. Pada level ini seseorang sudah memahami tentang suatu pekerjaan tertentu dan bisa menjelaskan kepada orang lain tentang segala sesuatu dari apa yang diketahuinya tersebut dan bisa melakukan pekerjaan tersebut dengan baik dan ia bisa menganalisis serta mengatasi segala permasalahan yang muncul yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut, serta bisa memberikan pelatihan tentang pekerjaan atau keahlian dari pekerjaannya tersebut kepada orang lain Penilaian uji tulis dinilai sebesar 40% dari jumlah poin yang benar dibagi dari jumlah seluruh soal uji tulis yang ada dikali 100 dan untuk uji praktek dinilai 60% dari jumlah penilaian yang ada dibagi jumlah standar nilai minimal pencapaian kompetensi dikali 100. Standar pencapaian pada asesmen awal minimal penilaian kompetensinya 3 (tiga) pada setiap kriteria unjuk kerja skema kompetensi g. Pelaksanaan uji tulis diawasi pelaksanaannya oleh Tim Pengawas serta tim monitoring dan pelaksanaan uji praktek diawasi oleh tim monitoring. Laporan tim pengawas dan tim monitoring dilaporkan ke LSP Bidang Keteknisian Medik pada hari yang sama pada pelaksanaan kegiatan asesmen dilakukan. h. Asesor menyerahkan dokumen penilaian asesmen kompetensi ke Bidang Keteknisian Medik melalui staf administrasi 1.1 paling lambat 20 (dua puluh) hari kerja dari pelaksanaan asesmen untuk ditindaklanjuti dalam proses keputusan sertifikasi yang dirumuskan oleh 3 (tiga) koordinator Bidang Keteknisian Medik dan hasil rumusan diajukan ke Kepala Bidang Keteknisian Medik untuk ditetapkan keputusan sertifikasi yang diujikan. Proses ini dilakukan selama 7 (tujuh) hari kerja setelah berkas penilaian asesmen dan rekomendasi asesor diterima. i. Keputusan dinyatakan asesi kompeten diajukan untuk dikeluarkannya sertifikat kompetensi dengan ruang lingkup yang diajukan paling lambat sertifikat terbit 7 (tujuh) hari setelah keputusan Kepala Bidang Keteknisian Medik dikeluarkan. Apabila asesi dinyatakan tidak kompeten, dikeluarkan surat pernyataan keputusan paling lambat 7 (tujuh) hari setelah ada keputusan Kepala Bidang Keteknisian Medik untuk ditindaklanjuti perbaikan kompetensi melalui pelatihan ataupun bimbingan dengan ruang lingkup kompetensi yang diujikan dan dapat mengajukan kembali paling lambat 90 (sembilan puluh) hari kerja setelah surat keputusan dikeluarkan dan tidak dikenakan biaya. Apabila dalam 90 (sembilan puluh) hari kerja tidak ada perbaikan dan pengajuan kembali diputuskan bahwa asesi tersebut tidak kompeten dan jika permohonan diajukan kembali pemohon dikenakan biaya permohonan sesuai dengan standar pembiayaan LSP Bidang Keteknisian Medik yang ditetapkan 5

8 B. SERTIFIKASI ULANG a. Pemohon mengajukan permohonan sertifikasi ulang ke LSP Bidang Keteknisian Medik paling lambat minimal 90 (sembilan puluh) hari kerja sebelum masa sertifikat kompetensi habis dengan mengisi secara lengkap dan benar formulir permohonan sertifikasi kompetensi, formulir skema sertifikasi, formulir persetujuan asesmen, formulir penilaian mandiri serta syarat dan ketentuan LSP Bidang Keteknisian Medik yang telah dipahami dan ditandatangani pemohon. Dokumen permohonan wajib melampirkan: sertifikat kompetensi lama, logbook ruang lingkup kompetensi yang diajukan selama minimal 3 (tiga) bulan terakhir, bukti pengiriman logbook setiap 1 (satu) tahun sekali yang dikirimkan ke LSP Bidang Keteknisian Medik selama sertifikat kompetensi berlaku dan bukti pembayaran permohonan sertifikasi. Pemohon akan diberikan informasi syarat dan ketentuan LSP Bidang Keteknisian Medik ditandatangani oleh pemohon dan pemberi informasi b. Staf Administrasi 2.1 melakukan verifikasi kelengkapan dokumen permohonan paling lama 3 (tiga) hari kerja dari permohonan masuk, apabila dokumen sudah lengkap staf administrasi 2.1, menyerahkan dokumen kelengkapan dan data pendukung ke Koordinator Pengembangan Profesi Dan Okupasi untuk dilakukan analisis konflik ketidakberpihakkan sesuai dengan ruang lingkup sertifikasi kompetensi menggunakan formulir penilaian konflik ketidakberpihakan yang ditandatangani oleh Koordinator Pengembangan Profesi dan Okupasi serta Kepala LSP Bidang Keteknisian Medik dengan proses paling lama 6 (enam) hari kerja setelah administrasi 2.1 menyerahkan dokumen pemohon yang lengkap ke Koordinator Pengembangan Profesi dan Okupasi. Apabila dokumen tidak lengkap, dokumen pemohon dikembalikan ke pemohon untuk dilengkapi dan respon time pelayanan permohonan diperhitungkan kembali pada saat dokumen pemohon dikembalikan dan lengkap. Prosedur penilaian konflik ketidakberpihakkan dijelaskan lebih lanjut didalam prosedur ketidakberpihakkan. c. Dokumen pada poin a dan b setelah lengkap dan benar diserahkan kembali ke administrasi 2.1 untuk penentuan dan dibuatkan jadwal asesmen kompetensi. Jadwal asesmen ditandatangani oleh Staf administrasi 2.1 dan Koordinator Pengembangan Profesi dan Okupasi, dikeluarkan paling lama 7 (tujuh) hari kerja terhitung poin a dan b dilakukan. Pelaksanaan uji kompetensi dilakukan setelah 15 (lima belas) hari kerja dari dikeluarkannya jadwal d. Staf administrasi 2.1 menyerahkan dokumen poin a, b, c ke staf administrasi 2.2 untuk dibuatkan konsep surat tugas asesor yang akan diusulkan ke Kepala Bidang Keteknisian Medik. Konsep surat tugas diparaf oleh Koordinator Pengembangan profesi dan okupasi dan diajukan ke Kepala Bidang Keteknisian Medik melalui staf administrasi 1.1. Surat tugas asesor diproses dan dikeluarkan paling lama 3 (tiga) hari kerja. e. Dokumen a-d, diserahkan ke koordinator 1.1 untuk diinventarisir dan diserahkan ke asesor yang terkait. Dokumen ini diterima paling lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah surat tugas dikeluarkan. f. Asesor melakukan penilaian asesmen kompetensi yang disesuaikan dengan metode penilaian asesemen berdasarkan skema kompetensi 6

9 sampai dikeluarkannya rekomendasi paling lama prosesnya berlangsung 20 (dua puluh) hari kerja dari proses penilaian asesmen mulai dilaksanakan. Penilaian uji tulis dinilai jumlah benar soal yang diujikan menggunakan formulir perangkat asesmen pertanyaan tertulis dan lembar jawaban, sedangkan uji praktek dinilai pada tingkat kemampuan dari tingkat penilaian kompetensi 1 sampai dengan 5 dengan menggunakan formulir perangkat asesmen praktek, yaitu : 1. Penilaian 1 Tahu (Knowledge) yaitu Tingkatan Kemampuan seseorang untuk mengetahui dan mengingat tentang sesuatu pekerjaan, tetapi tidak bisa menjelaskan kepada orang lain tentang apa yang diketahuinya tersebut. Pengetahuannya hanya tahu untuk diri sendiri 2. Penilaian 2 Mengerti (Understand) adalah Kemampuan untuk menerjemahkan atau menginterpretasikan informasi. Pada level ini, seseorang sudah tahu tentang suatu pekerjaan tertentu dan bisa menjelaskan kepada orang lain tentang segala sesuatu dari apa yang diketahuinya tersebut, akan tetapi belum bisa melakukan pekerjaan tersebut dengan baik 3. Penilaian 3 Bisa (Application) adalah Kemampuan untuk mengaplikasikan informasi yang telah diketahui dan dipahaminya. Pada level ini, seseorang sudah memahami tentang suatu pekerjaan tertentu dan bisa menjelaskan kepada orang lain tentang segala sesuatu apa yang diketahuinya dan ia bisa melakukan pekerjaan tersebut dengan baik 4. Penilaian 4 Analisis (Analysis) adalah Kemampuan untuk memahami informasi ketingkat analisis dan bisa menjelaskan bagaimana semua itu bisa bekerja secara bersamaan. Pada level ini seseorang sudah memahami tentang suatu pekerjaan tertentu dan bisa menjelaskan kepada orang lain tentang segala sesuatu dari apa yang diketahuinya tersebut dan bisa melakukan pekerjaan tersebut dengan baik dan ia bisa menganalisis serta mengatasi segala permasalahan yang muncul yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut, akan tetapi ia belum bisa memberikan pelatihan tentang pekerjaan atau keahlian dari pekerjaannya tersebut kepada orang lain 5. Penilaian 5 Sintesa adalah Kemampuan untuk memahami informasi ketingkat analisis dan bisa menjelaskan bagaimana semua itu bisa bekerja secara bersamaan. Pada level ini seseorang sudah memahami tentang suatu pekerjaan tertentu dan bisa menjelaskan kepada orang lain tentang segala sesuatu dari apa yang diketahuinya tersebut dan bisa melakukan pekerjaan tersebut dengan baik dan ia bisa menganalisis serta mengatasi segala permasalahan yang muncul yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut, serta bisa memberikan pelatihan tentang pekerjaan atau keahlian dari pekerjaannya tersebut kepada orang lain Penilaian uji tulis dinilai sebesar 40% dari jumlah poin yang benar dibagi dari jumlah seluruh soal uji tulis yang ada dikali 100 dan 7

10 untuk uji praktek dinilai 60% dari jumlah penilaian yang ada dibagi jumlah standar nilai minimal pencapaian kompetensi dikali 100. Standar pencapaian pada asesmen ulang periode kedua minimal penilaian kompetensinya 3 (tiga) pada setiap kriteria unjuk kerja skema kompetensi, sertifikasi ulang periode ketiga - keempat minimal penilaian pencapaian kompetensinya 4 (empat) pada kriteria unjuk kerja skema kompetensi dan sedangkan sertifikasi ulang periode kelima sampai seterusnya minimal penilaian pencapaian kompetensinya 5 (lima) pada kriteria unjuk kerja skema kompetensi. g. Pelaksanaan uji tulis diawasi pelaksanaannya oleh Tim Pengawas serta tim monitoring dan pelaksanaan uji praktek diawasi oleh tim monitoring. Laporan tim pengawas dan tim monitoring dilaporkan ke LSP Bidang Keteknisian Medik pada hari yang sama pada pelaksanaan kegiatan asesmen dilakukan. h. Asesor menyerahkan dokumen penilaian asesmen kompetensi ke Bidang Keteknisian Medik melalui staf administrasi 1.1 untuk ditindaklanjuti dalam proses keputusan sertifikasi yang dirumuskan oleh 3 (tiga) koordinator Bidang Keteknisian Medik dan hasil rumusan diajukan ke Kepala Bidang Keteknisian Medik untuk ditetapkan keputusan sertifikasi yang diujikan. Proses ini dilakukan selama 7 (tujuh) hari kerja setelah berkas penilaian asesmen dan rekomendasi asesor diterima. i. Keputusan dinyatakan asesi kompeten diajukan untuk dikeluarkannya sertifikat kompetensi dengan ruang lingkup yang diajukan paling lambat sertifikat terbit 7 (tujuh) hari setelah keputusan Kepala Bidang Keteknisian Medik dikeluarkan. Apabila asesi dinyatakan tidak kompeten, dikeluarkan surat pernyataan keputusan paling lambat 7 (tujuh) hari setelah ada keputusan Kepala Bidang Keteknisian Medik untuk ditindaklanjuti perbaikan kompetensi melalui pelatihan ataupun bimbingan dengan ruang lingkup kompetensi yang diujikan dan dapat mengajukan kembali paling lambat 90 (sembilan puluh) hari kerja setelah surat keputusan dikeluarkan dan tidak dikenakan biaya. Apabila dalam 90 (sembilan puluh) hari kerja tidak ada perbaikan dan pengajuan kembali diputuskan bahwa asesi tersebut tidak kompeten dan jika permohonan diajukan kembali pemohon dikenakan biaya permohonan sesuai dengan standar pembiayaan LSP Bidang Keteknisian Medik yang ditetapkan C. PERLUASAN, PENGURANGAN PEMBEKUAN DAN PENCABUTAN SERTIFIKASI C.1 PERLUASAN SERTIFIKASI a. Pemohon dapat mengajukan permohonan sertifikasi perluasan dengan ketentuan minimal paling sedikit dalam jangka 1 (satu) tahun setelah sertifikat terakhir dikeluarkan oleh LSP Bidang Keteknisian Medik dan pengajuan perluasan dapat dilakukan bersamaan dengan pengajuan sertifikasi ulang b. Pengajuan perluasan skema sertifikasi tahapannya sesuai dengan proses sertifikasi awal c. Permohonan perluasan sertifikasi harus melampirkan logbook ruang lingkup perluasan sertifikasi yang diajukan 8

11 d. Pembiayaan perluasan skema sertifikasi dibebankan diluar sertifikasi ulang apabila pengajuan permohonannya bersamaan. C. 2 PENGURANGAN, PEMBEKUAN DAN PENCABUTAN SERTIFIKASI a. Tenaga Kesehatan yang telah disertifikasi dapat dikenakan pengurangan dan pencabutan sertifikasi apabila : 1. Dari hasil surveilan menunjukkan bahwa kesesuaian kompetensi terhadap skema kompetensi yang diacu tidak dapat dipertahankan dan ketidaksesuaian yang terjadi tidak dapat diatasi dalam jangka waktu yang ditentukan. 2. Atas keinginan sendiri secara tertulis b. Apabila tidak ada perbaikan yang dipenuhi selama 3 (tiga) bulan dari ditemukannya dan atau dilaporkannya ketidaksesuaian kompetensi dengan sertifikasi kompetensi yang telah diperolehnya maka Kepala Bidang Keteknisian Medik dapat menetapkan pembekuan sertifikat, dan apabila hasil dari keputusan tidak termasuk dalam moral hazard dan ada perbaikan dengan melampirkan bukti minimal 3 (tiga) bulan dari dibekukannya sertifikat tersebut, dapat diusulkan kembali dengan hasil penilaian sesuai sertifikat sebelumnya tetap ataupun berkurang sertifikasinya sesuai dengan penilaian asesmen dan apabila hasil keputusan terkandung moral hazard yang bersangkutan ditetapkan pencabutan sertifikasi dan tidak dapat mengusulkan kembali dengan ruang lingkup sertifikasi tersebut dan yang bersangkutan tidak boleh menggunakan semua acuan berkenaan dengan status sertifikasi. 7. MASA BERLAKU DAN PEMANTAUAN SERTIFIKASI TENAGA KESEHATAN Periode (masa berlaku) sertifikat Tenaga Kesehatan adalah 3 (tiga) tahun. Setelah periode tersebut, Tenaga Kesehatan diharuskan melakukan sertifikasi ulang kepada LSP Bidang Keteknisian Medik. Monitoring bertujuan untuk mengawasi dan memastikan bahwa pelaksanaan uji kompetensi telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh LSP Bidang Keteknisian Medik. Monitoring terhadap Tenaga Kesehatan dilakukan setiap setahun sekali tenaga kesehatan melaporkan kegiatan sesuai dengan ruang lingkup sertifikasi yang dilaporkan ke LSP Bidang Keteknisian Medik. 9

12 KODE UNIT JUDUL UNIT DESKRIPSI UNIT : BKM01/TTD-2/2009/Rev-001 : Melakukan Pelayanan Transfusi Darah Menengah :Unit kompetensi ini mempersyaratkan pengetahuan dan sikap yang mampu melakukan pelayanan transfusi darah menengah dalam pelayanan transfusi darah Elemen Kompetensi 1. Mencatat dan mendokumenta sikan kantong darah donor 2. Melakukan penerimaan permintaan darah di loket penerimaan permintaan 3. Memeriksa konfirmasi golongan darah ABO dan Rhesus pada loket penerimaan 4. Melakukan penyimpanan darah sesuai standar 5. Melakukan pengontrolan dan pencatatan suhu simpan darah Kriteria Unjuk Kerja 1.1. Jenis jenis komponen darah dikenali 1.2. Nomor kantong darah di barcode sesuai dengan jenis komponen darah 1.3. Data nomor kantong darah, tanggal produksi komponen darah, tanggal kadaluarsa komponen darah diinput kedalam computer 1.4. Komponen darah rusak ditulis pada buku laporan darah rusak 2.1. Karakteristik kelengkapan formulir permintaan darah dan sampel darah pasien diketahui 2.2. Alur penerimaan permintaan darah dipahami 2.3. Golongan darah pasien dilakukan pemeriksaan 2.4. Ketersediaan stok darah dipastikan kembali sesuai dengan jumlah dan jenis permintaan darah pasien 3.1. Pembacaan hasil reaksi golongan darah metode slide dipahami 3.2. Slide kertas golongan darah ABO dan rhesus disiapkan 3.3. Sampel darah pasien disiapkan 3.4. Pemeriksaan konfirmasi golongan darah dan Rhesus dilakukan 3.5. Hasil pemeriksaan konfirmasi golongan darah dan Rhesus disimpulkan 4.1. Karakteristik alat suhu simpan darah tiap komponen darah dikenali 4.2. Tiap komponen darah dipisahkan sesuai dengan suhu simpan masing masing komponen darah 4.3. Komponen darah disimpan sesuai dengan alat dan suhu simpan masing masing komponen darah 4.4. Komponen darah ditata secara ergonomis 5.1. Suhu simpan tiap komponen darah dipahami 5.2. Pengukuran suhu apal penyimpanan darah dilakukan dengan melihat parameter suhu pada digital thermometer Metode Penilaian Langsung /Observasi Portofolio Langsung /Observasi Langsung /Observasi Portofolio 10

13 6. Mencatat dan mendokumenta sikan hasil uji silang serasi / CROSSMATCH 5.3. Hasil pengukuran suhu penyimpanan darah dituliskan pada lembar pencatatan suhu 5.4. Apabila suhu alat penyimpanan darah tidak sesuai standar penyimpanan darah maka harus dilaporkan pada petugas teknik 5.5. Pemindahan penyimpanan komponen darah dilakukan apabila terjadi peningkatan suhu pada alat simpan komponen darah 6.1. Cara pengisian klat kerja dipahami 6.2. Hasil identifikasi formulir permintaan darah,sampel darah pasien dan identitas kantong darah donor dituliskan pada klat kerja uji silang serasi 6.3. Hasil reakasi pemeriksaan uji silang serasi dituliskan pada klat kerja 6.4. Pada formulir permintaan darah dilingkari kesimpulan hasil pemeriksaan uji silang serasi 6.5. Pada label kantong darah dituliskan nomor kantong darah,hasil reaksi pemeriksaan, tanggal kadaluarsa, jenis komponen darah, tanggal pemeriksaan dan nama petugas pemeriksa Portofolio BATASAN VARIABLE 1. KONTEKS VARIABLE Unit ini berlaku untuk melakukan elemen elemen meliputi pencatatan dan pendokumentasian komponen darah donor, melakukan penerimaan permintaan darah pada loket penerimaan permintaan darah, pemeriksaan konfirmasi golongan darah ABO dan Rhesus pada loket penerimaan permintaan darah, melakukan penyimpanan darah sesuai standar, melakukan pengontrolan dan pencatatan suhu simpan darah sesuai standar, dan mencatat dan mendokumentasikan hasil ujisilang serasi/ CROSSMATCH 2. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN Kantong darah, barcode darah Komputer Buku laporan darah rusak 3. PERATURAN YANG DIPERLUKAN PER/05/M.PAN/4/2007 tentang jabatan fungsional teknisi transfuse darah dan angka kreditnya PP No. 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil menjelaskan bahwa Jabatan fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seorang PNS dalam satuan organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian (Profesi dan Kompetensi) dan atau keterampilan tertentu Permenkes no 46 tahun 2013 tentang registrasi tenaga kesehatan 11

14 PANDUAN PENILAIAN 1. PROSEDUR PENILAIAN Unit ini dapat dinilai pada lingkungan tempat bekerja dengan metode yang sesuai dengan uji tulis dan praktek, Penilaian kompetensi terdiri dari penilaian uji tulis 40% dan uji praktek 60%. Uji tulis berupa pilihan ganda dan atau essay sedangkan uji praktek menggunakan acuan kriteria unjuk kerja dari elemen kompetensi dengan menggunakan metode tertentu. Standar penilaian kesesuaian kompetensi minimal mencapai nilai 70 dari uji tulis dan uji praktek. 2. PERSYARATAN KOMPETENSI Lulus minimal D1 Teknisi Trasfusi Darah Memiliki STR/ SIK Telah mengikuti pelatihan pelayanan transfusi darah menengah Calon peserta telah bekerja minimal 5 tahun Sehat Jasmani 3. PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN YANG DIPERLUKAN Mampu melakukan pelayanan transfusi darah menengah yang meliputi pencatatan dan pendokumentasian komponen darah donor, melakukan penerimaan permintaan darah pada loket penerimaan permintaan darah, pemeriksaan konfirmasi golongan darah ABO dan Rhesus pada loket penerimaan permintaan darah, melakukan penyimpanan darah sesuai standar, melakukan pengontrolan dan pencatatan suhu simpan darah sesuai standar, dan mencatat dan mendokumentasikan hasil ujisilang serasi/ CROSSMATCH 4. SIKAP KERJA YANG DIPERLUKAN Kepatuhan terhadap International Pasien Safety Goal Pada elemen 2 dan 4 5. ASPEK KRITIS Harus mampu melakukan penerimaan formulir permintaan darah dan sampel yang benar, mampu melakukan pemeriksaan golongan darah yang benar dan mampu melakukan penyimpanan darah yang benar. 6. TAHAPAN SERTIFIKASI A. SERTIFIKASI AWAL a. Pemohon mengajukan permohonan sertifikasi ke LSP Bidang Keteknisian Medik dengan mengisi secara lengkap dan benar formulir permohonan sertifikasi kompetensi,formulir skema sertifikasi, formulir persetujuan asesmen, formulir penilaian mandiri serta syarat dan ketentuan LSP Bidang Keteknisian Medik yang telah dipahami dan ditandatangani pemohon. Dokumen permohonan wajib melampirkan: fotocopy ijazah, fotocopy KTP, logbook ruang lingkup kompetensi yang diajukan selama minimal 3 (tiga) bulan terakhir, Foto 4x6 sebanyak 2 lembar berlatar belakang berwarna merah, sertifikat pelatihan dengan ruang lingkup kompetensi yang diajukan, surat keterangan bekerja bagi yang sudah bekerja dan bukti pembayaran permohonan sertifikasi. Pemohon akan diberikan informasi syarat dan ketentuan LSP Bidang Keteknisian Medik ditandatangani oleh pemohon dan pemberi informasi b. Staf Administrasi 2.1 melakukan verifikasi kelengkapan dokumen permohonan paling lama 3 (tiga) hari kerja dari permohonan masuk, apabila dokumen sudah lengkap staf administrasi 2.1, menyerahkan 12

15 dokumen kelengkapan dan data pendukung ke Koordinator Pengembangan Profesi Dan Okupasi untuk dilakukan analisis konflik ketidakberpihakkan sesuai dengan ruang lingkup sertifikasi kompetensi menggunakan formulir penilaian konflik ketidakberpihakan yang ditandatangani oleh Koordinator Pengembangan Profesi dan Okupasi serta Kepala LSP Bidang Keteknisian Medik dengan proses paling lama 6 (enam) hari kerja setelah administrasi 2.1 menyerahkan dokumen pemohon yang lengkap ke Koordinator Pengembangan Profesi dan Okupasi. Apabila dokumen tidak lengkap, dokumen pemohon dikembalikan ke pemohon untuk dilengkapi dan respon time pelayanan permohonan diperhitungkan kembali pada saat dokumen pemohon dikembalikan dan lengkap. Prosedur penilaian konflik ketidakberpihakkan dijelaskan lebih lanjut didalam prosedur ketidakberpihakkan. c. Dokumen pada poin a dan b setelah lengkap dan benar diserahkan kembali ke administrasi 2.1 untuk penentuan dan dibuatkan jadwal asesmen kompetensi. Jadwal asesmen ditandatangani oleh Staf administrasi 2.1 dan Koordinator Pengembangan Profesi dan Okupasi, dikeluarkan paling lama 7 (tujuh) hari kerja terhitung poin a dan b dilakukan. Pelaksanaan uji kompetensi dilakukan setelah 15 (lima belas) hari kerja dari dikeluarkannya jadwal d. Staf administrasi 2.1 menyerahkan dokumen poin a, b, c ke staf administrasi 2.2 untuk dibuatkan konsep surat tugas asesor yang akan diusulkan ke Kepala Bidang Keteknisian Medik. Konsep surat tugas diparaf oleh Koordinator Pengembangan profesi dan okupasi dan diajukan ke Kepala Bidang Keteknisian Medik melalui staf administrasi 1.1. Surat tugas asesor diproses dan dikeluarkan paling lama 3 (tiga) hari kerja. e. Dokumen a-d, diserahkan ke koordinator 1.1 untuk diinventarisir dan diserahkan ke asesor yang terkait. Dokumen ini diterima paling lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah surat tugas dikeluarkan. f. Asesor melakukan penilaian asesmen kompetensi yang disesuaikan dengan metode penilaian asesemen berdasarkan skema kompetensi sampai dikeluarkannya rekomendasi paling lama prosesnya berlangsung 20 (dua puluh) hari kerja dari proses penilaian asesmen mulai dilaksanakan. Penilaian uji tulis dinilai jumlah benar soal yang diujikan menggunakan formulir perangkat asesmen pertanyaan tertulis dan lembar jawaban, sedangkan uji praktek dinilai pada tingkat kemampuan dari tingkat penilaian kompetensi 1 sampai dengan 5 dengan menggunakan formulir perangkat asesmen praktek, yaitu : 1. Penilaian 1 Tahu (Knowledge) yaitu Tingkatan Kemampuan seseorang untuk mengetahui dan mengingat tentang sesuatu pekerjaan, tetapi tidak bisa menjelaskan kepada orang lain tentang apa yang diketahuinya tersebut. Pengetahuannya hanya tahu untuk diri sendiri 2. Penilaian 2 Mengerti (Understand) adalah Kemampuan untuk menerjemahkan atau menginterpretasikan informasi. Pada level ini, seseorang sudah tahu tentang suatu pekerjaan tertentu dan bisa menjelaskan kepada orang lain tentang segala sesuatu dari apa yang 13

16 diketahuinya tersebut, akan tetapi belum bisa melakukan pekerjaan tersebut dengan baik 3. Penilaian 3 Bisa (Application) adalah Kemampuan untuk mengaplikasikan informasi yang telah diketahui dan dipahaminya. Pada level ini, seseorang sudah memahami tentang suatu pekerjaan tertentu dan bisa menjelaskan kepada orang lain tentang segala sesuatu apa yang diketahuinya dan ia bisa melakukan pekerjaan tersebut dengan baik 4. Penilaian 4 Analisis (Analysis) adalah Kemampuan untuk memahami informasi ketingkat analisis dan bisa menjelaskan bagaimana semua itu bisa bekerja secara bersamaan. Pada level ini seseorang sudah memahami tentang suatu pekerjaan tertentu dan bisa menjelaskan kepada orang lain tentang segala sesuatu dari apa yang diketahuinya tersebut dan bisa melakukan pekerjaan tersebut dengan baik dan ia bisa menganalisis serta mengatasi segala permasalahan yang muncul yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut, akan tetapi ia belum bisa memberikan pelatihan tentang pekerjaan atau keahlian dari pekerjaannya tersebut kepada orang lain 5. Penilaian 5 Sintesa adalah Kemampuan untuk memahami informasi ketingkat analisis dan bisa menjelaskan bagaimana semua itu bisa bekerja secara bersamaan. Pada level ini seseorang sudah memahami tentang suatu pekerjaan tertentu dan bisa menjelaskan kepada orang lain tentang segala sesuatu dari apa yang diketahuinya tersebut dan bisa melakukan pekerjaan tersebut dengan baik dan ia bisa menganalisis serta mengatasi segala permasalahan yang muncul yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut, serta bisa memberikan pelatihan tentang pekerjaan atau keahlian dari pekerjaannya tersebut kepada orang lain Penilaian uji tulis dinilai sebesar 40% dari jumlah poin yang benar dibagi dari jumlah seluruh soal uji tulis yang ada dikali 100 dan untuk uji praktek dinilai 60% dari jumlah penilaian yang ada dibagi jumlah standar nilai minimal pencapaian kompetensi dikali 100. Standar pencapaian pada asesmen awal minimal penilaian kompetensinya 3 (tiga) pada setiap kriteria unjuk kerja skema kompetensi g. Pelaksanaan uji tulis diawasi pelaksanaannya oleh Tim Pengawas serta tim monitoring dan pelaksanaan uji praktek diawasi oleh tim monitoring. Laporan tim pengawas dan tim monitoring dilaporkan ke LSP Bidang Keteknisian Medik pada hari yang sama pada pelaksanaan kegiatan asesmen dilakukan. h. Asesor menyerahkan dokumen penilaian asesmen kompetensi ke Bidang Keteknisian Medik melalui staf administrasi 1.1 paling lambat 20 (dua puluh) hari kerja dari pelaksanaan asesmen untuk ditindaklanjuti dalam proses keputusan sertifikasi yang dirumuskan oleh 3 (tiga) koordinator Bidang Keteknisian Medik dan hasil rumusan diajukan ke Kepala Bidang Keteknisian Medik untuk ditetapkan keputusan sertifikasi yang diujikan. 14

17 Proses ini dilakukan selama 7 (tujuh) hari kerja setelah berkas penilaian asesmen dan rekomendasi asesor diterima. i. Keputusan dinyatakan asesi kompeten diajukan untuk dikeluarkannya sertifikat kompetensi dengan ruang lingkup yang diajukan paling lambat sertifikat terbit 7 (tujuh) hari setelah keputusan Kepala Bidang Keteknisian Medik dikeluarkan. Apabila asesi dinyatakan tidak kompeten, dikeluarkan surat pernyataan keputusan paling lambat 7 (tujuh) hari setelah ada keputusan Kepala Bidang Keteknisian Medik untuk ditindaklanjuti perbaikan kompetensi melalui pelatihan ataupun bimbingan dengan ruang lingkup kompetensi yang diujikan dan dapat mengajukan kembali paling lambat 90 (sembilan puluh) hari kerja setelah surat keputusan dikeluarkan dan tidak dikenakan biaya. Apabila dalam 90 (sembilan puluh) hari kerja tidak ada perbaikan dan pengajuan kembali diputuskan bahwa asesi tersebut tidak kompeten dan jika permohonan diajukan kembali pemohon dikenakan biaya permohonan sesuai dengan standar pembiayaan LSP Bidang Keteknisian Medik yang ditetapkan B. SERTIFIKASI ULANG a. Pemohon mengajukan permohonan sertifikasi ulang ke LSP Bidang Keteknisian Medik paling lambat minimal 90 (sembilan puluh) hari kerja sebelum masa sertifikat kompetensi habis dengan mengisi secara lengkap dan benar formulir permohonan sertifikasi kompetensi, formulir skema sertifikasi, formulir persetujuan asesmen, formulir penilaian mandiri serta syarat dan ketentuan LSP Bidang Keteknisian Medik yang telah dipahami dan ditandatangani pemohon. Dokumen permohonan wajib melampirkan: sertifikat kompetensi lama, logbook ruang lingkup kompetensi yang diajukan selama minimal 3 (tiga) bulan terakhir, bukti pengiriman logbook setiap 1 (satu) tahun sekali yang dikirimkan ke LSP Bidang Keteknisian Medik selama sertifikat kompetensi berlaku dan bukti pembayaran permohonan sertifikasi. Pemohon akan diberikan informasi syarat dan ketentuan LSP Bidang Keteknisian Medik ditandatangani oleh pemohon dan pemberi informasi b. Staf Administrasi 2.1 melakukan verifikasi kelengkapan dokumen permohonan paling lama 3 (tiga) hari kerja dari permohonan masuk, apabila dokumen sudah lengkap staf administrasi 2.1, menyerahkan dokumen kelengkapan dan data pendukung ke Koordinator Pengembangan Profesi Dan Okupasi untuk dilakukan analisis konflik ketidakberpihakkan sesuai dengan ruang lingkup sertifikasi kompetensi menggunakan formulir penilaian konflik ketidakberpihakan yang ditandatangani oleh Koordinator Pengembangan Profesi dan Okupasi serta Kepala LSP Bidang Keteknisian Medik dengan proses paling lama 6 (enam) hari kerja setelah administrasi 2.1 menyerahkan dokumen pemohon yang lengkap ke Koordinator Pengembangan Profesi dan Okupasi. Apabila dokumen tidak lengkap, dokumen pemohon dikembalikan ke pemohon untuk dilengkapi dan respon time pelayanan permohonan diperhitungkan kembali pada saat dokumen pemohon dikembalikan dan lengkap. Prosedur penilaian konflik ketidakberpihakkan dijelaskan lebih lanjut didalam prosedur ketidakberpihakkan. 15

18 c. Dokumen pada poin a dan b setelah lengkap dan benar diserahkan kembali ke administrasi 2.1 untuk penentuan dan dibuatkan jadwal asesmen kompetensi. Jadwal asesmen ditandatangani oleh Staf administrasi 2.1 dan Koordinator Pengembangan Profesi dan Okupasi, dikeluarkan paling lama 7 (tujuh) hari kerja terhitung poin a dan b dilakukan. Pelaksanaan uji kompetensi dilakukan setelah 15 (lima belas) hari kerja dari dikeluarkannya jadwal d. Staf administrasi 2.1 menyerahkan dokumen poin a, b, c ke staf administrasi 2.2 untuk dibuatkan konsep surat tugas asesor yang akan diusulkan ke Kepala Bidang Keteknisian Medik. Konsep surat tugas diparaf oleh Koordinator Pengembangan profesi dan okupasi dan diajukan ke Kepala Bidang Keteknisian Medik melalui staf administrasi 1.1. Surat tugas asesor diproses dan dikeluarkan paling lama 3 (tiga) hari kerja. e. Dokumen a-d, diserahkan ke koordinator 1.1 untuk diinventarisir dan diserahkan ke asesor yang terkait. Dokumen ini diterima paling lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah surat tugas dikeluarkan. f. Asesor melakukan penilaian asesmen kompetensi yang disesuaikan dengan metode penilaian asesemen berdasarkan skema kompetensi sampai dikeluarkannya rekomendasi paling lama prosesnya berlangsung 20 (dua puluh) hari kerja dari proses penilaian asesmen mulai dilaksanakan. Penilaian uji tulis dinilai jumlah benar soal yang diujikan menggunakan formulir perangkat asesmen pertanyaan tertulis dan lembar jawaban, sedangkan uji praktek dinilai pada tingkat kemampuan dari tingkat penilaian kompetensi 1 sampai dengan 5 dengan menggunakan formulir perangkat asesmen praktek, yaitu : 1. Penilaian 1 Tahu (Knowledge) yaitu Tingkatan Kemampuan seseorang untuk mengetahui dan mengingat tentang sesuatu pekerjaan, tetapi tidak bisa menjelaskan kepada orang lain tentang apa yang diketahuinya tersebut. Pengetahuannya hanya tahu untuk diri sendiri 2. Penilaian 2 Mengerti (Understand) adalah Kemampuan untuk menerjemahkan atau menginterpretasikan informasi. Pada level ini, seseorang sudah tahu tentang suatu pekerjaan tertentu dan bisa menjelaskan kepada orang lain tentang segala sesuatu dari apa yang diketahuinya tersebut, akan tetapi belum bisa melakukan pekerjaan tersebut dengan baik 3. Penilaian 3 Bisa (Application) adalah Kemampuan untuk mengaplikasikan informasi yang telah diketahui dan dipahaminya. Pada level ini, seseorang sudah memahami tentang suatu pekerjaan tertentu dan bisa menjelaskan kepada orang lain tentang segala sesuatu apa yang diketahuinya dan ia bisa melakukan pekerjaan tersebut dengan baik 4. Penilaian 4 Analisis (Analysis) adalah Kemampuan untuk memahami informasi ketingkat analisis dan bisa menjelaskan bagaimana semua itu bisa bekerja secara bersamaan. Pada level ini seseorang sudah memahami tentang suatu pekerjaan tertentu dan bisa menjelaskan kepada orang lain tentang segala sesuatu dari apa 16

19 yang diketahuinya tersebut dan bisa melakukan pekerjaan tersebut dengan baik dan ia bisa menganalisis serta mengatasi segala permasalahan yang muncul yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut, akan tetapi ia belum bisa memberikan pelatihan tentang pekerjaan atau keahlian dari pekerjaannya tersebut kepada orang lain 5. Penilaian 5 Sintesa adalah Kemampuan untuk memahami informasi ketingkat analisis dan bisa menjelaskan bagaimana semua itu bisa bekerja secara bersamaan. Pada level ini seseorang sudah memahami tentang suatu pekerjaan tertentu dan bisa menjelaskan kepada orang lain tentang segala sesuatu dari apa yang diketahuinya tersebut dan bisa melakukan pekerjaan tersebut dengan baik dan ia bisa menganalisis serta mengatasi segala permasalahan yang muncul yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut, serta bisa memberikan pelatihan tentang pekerjaan atau keahlian dari pekerjaannya tersebut kepada orang lain Penilaian uji tulis dinilai sebesar 40% dari jumlah poin yang benar dibagi dari jumlah seluruh soal uji tulis yang ada dikali 100 dan untuk uji praktek dinilai 60% dari jumlah penilaian yang ada dibagi jumlah standar nilai minimal pencapaian kompetensi dikali 100. Standar pencapaian pada asesmen ulang periode kedua minimal penilaian kompetensinya 3 (tiga) pada setiap kriteria unjuk kerja skema kompetensi, sertifikasi ulang periode ketiga - keempat minimal penilaian pencapaian kompetensinya 4 (empat) pada kriteria unjuk kerja skema kompetensi dan sedangkan sertifikasi ulang periode kelima sampai seterusnya minimal penilaian pencapaian kompetensinya 5 (lima) pada kriteria unjuk kerja skema kompetensi. g. Pelaksanaan uji tulis diawasi pelaksanaannya oleh Tim Pengawas serta tim monitoring dan pelaksanaan uji praktek diawasi oleh tim monitoring. Laporan tim pengawas dan tim monitoring dilaporkan ke LSP Bidang Keteknisian Medik pada hari yang sama pada pelaksanaan kegiatan asesmen dilakukan. h. Asesor menyerahkan dokumen penilaian asesmen kompetensi ke Bidang Keteknisian Medik melalui staf administrasi 1.1 untuk ditindaklanjuti dalam proses keputusan sertifikasi yang dirumuskan oleh 3 (tiga) koordinator Bidang Keteknisian Medik dan hasil rumusan diajukan ke Kepala Bidang Keteknisian Medik untuk ditetapkan keputusan sertifikasi yang diujikan. Proses ini dilakukan selama 7 (tujuh) hari kerja setelah berkas penilaian asesmen dan rekomendasi asesor diterima. i. Keputusan dinyatakan asesi kompeten diajukan untuk dikeluarkannya sertifikat kompetensi dengan ruang lingkup yang diajukan paling lambat sertifikat terbit 7 (tujuh) hari setelah keputusan Kepala Bidang Keteknisian Medik dikeluarkan. Apabila asesi dinyatakan tidak kompeten, dikeluarkan surat pernyataan keputusan paling lambat 7 (tujuh) hari setelah ada keputusan Kepala Bidang Keteknisian Medik untuk ditindaklanjuti perbaikan kompetensi melalui pelatihan ataupun bimbingan dengan ruang lingkup kompetensi yang diujikan dan dapat mengajukan kembali paling lambat 90 (sembilan puluh) hari kerja setelah surat keputusan dikeluarkan dan tidak dikenakan biaya. Apabila 17

20 dalam 90 (sembilan puluh) hari kerja tidak ada perbaikan dan pengajuan kembali diputuskan bahwa asesi tersebut tidak kompeten dan jika permohonan diajukan kembali pemohon dikenakan biaya permohonan sesuai dengan standar pembiayaan LSP Bidang Keteknisian Medik yang ditetapkan C. PERLUASAN, PENGURANGAN PEMBEKUAN DAN PENCABUTAN SERTIFIKASI C.1 PERLUASAN SERTIFIKASI a. Pemohon dapat mengajukan permohonan sertifikasi perluasan dengan ketentuan minimal paling sedikit dalam jangka 1 (satu) tahun setelah sertifikat terakhir dikeluarkan oleh LSP Bidang Keteknisian Medik dan pengajuan perluasan dapat dilakukan bersamaan dengan pengajuan sertifikasi ulang b. Pengajuan perluasan skema sertifikasi tahapannya sesuai dengan proses sertifikasi awal c. Permohonan perluasan sertifikasi harus melampirkan logbook ruang lingkup perluasan sertifikasi yang diajukan d. Pembiayaan perluasan skema sertifikasi dibebankan diluar sertifikasi ulang apabila pengajuan permohonannya bersamaan. C. 2 PENGURANGAN, PEMBEKUAN DAN PENCABUTAN SERTIFIKASI a. Tenaga Kesehatan yang telah disertifikasi dapat dikenakan pengurangan dan pencabutan sertifikasi apabila : 1. Dari hasil surveilan menunjukkan bahwa kesesuaian kompetensi terhadap skema kompetensi yang diacu tidak dapat dipertahankan dan ketidaksesuaian yang terjadi tidak dapat diatasi dalam jangka waktu yang ditentukan. 2. Atas keinginan sendiri secara tertulis b. Apabila tidak ada perbaikan yang dipenuhi selama 3 (tiga) bulan dari ditemukannya dan atau dilaporkannya ketidaksesuaian kompetensi dengan sertifikasi kompetensi yang telah diperolehnya maka Kepala Bidang Keteknisian Medik dapat menetapkan pembekuan sertifikat, dan apabila hasil dari keputusan tidak termasuk dalam moral hazard dan ada perbaikan dengan melampirkan bukti minimal 3 (tiga) bulan dari dibekukannya sertifikat tersebut, dapat diusulkan kembali dengan hasil penilaian sesuai sertifikat sebelumnya tetap ataupun berkurang sertifikasinya sesuai dengan penilaian asesmen dan apabila hasil keputusan terkandung moral hazard yang bersangkutan ditetapkan pencabutan sertifikasi dan tidak dapat mengusulkan kembali dengan ruang lingkup sertifikasi tersebut dan yang bersangkutan tidak boleh menggunakan semua acuan berkenaan dengan status sertifikasi. 18

21 7. MASA BERLAKU DAN PEMANTAUAN SERTIFIKASI TENAGA KESEHATAN Periode (masa berlaku) sertifikat Tenaga Kesehatan adalah 3 (tiga) tahun. Setelah periode tersebut, Tenaga Kesehatan diharuskan melakukan sertifikasi ulang kepada LSP Bidang Keteknisian Medik. Monitoring bertujuan untuk mengawasi dan memastikan bahwa pelaksanaan uji kompetensi telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh LSP Bidang Keteknisian Medik. Monitoring terhadap Tenaga Kesehatan dilakukan setiap setahun sekali tenaga kesehatan melaporkan kegiatan sesuai dengan ruang lingkup sertifikasi yang dilaporkan ke LSP Bidang Keteknisian Medik. 19

22 KODE UNIT JUDUL UNIT DESKRIPSI UNIT : BKM01/TTD-3/2009/Rev-001 : Melakukan Pelayanan Transfuse Darah Lanjutan : Unit kompetensi ini mempersyaratkan pengetahuan dan sikap yang mampu melakukan pelayanan transfusi darah lanjutan dalam pelayanan transfusi darah yang meliputi melakukan stok opname darah, melakukan pemeriksaan golongan darah ABO dan Rhesus kasus sedang, dan melakukan bimbingan distribusi darah donor Elemen Kompetensi 1. Melakukan stok opname komponen darah donor 2. Melakukan pemeriksaan golongan darah ABO dan Rhesus kasus sedang 3. Melakukan bimbingan distribusi darah BATASAN VARIABLE Kriteria Unjuk Kerja 1.1. Jumlah kebutuhan komponen darah diketahui 1.2. Stok tiap komponen darah dihitung kembali 1.3. Permintaan droping darah ke UTDD PMI DKI dilakukan 1.4. Tiap jenis komponen darah ditata di dalam alat penyimpanan dengan system FEFO ( first expired first out ) 2.1. Jenis jenis metode pemeriksaan golongan darah dipahami 2.2. Pembacaan hasil reaksi antara antigenantibody dalam pemeriksaan golongan darah diketahui 2.3. Sampel pemeriksaan disiapkan sesuai dengan Sop Pemeriksaan golongan darah ABO dan Rhesus Dilakukan dengan metode tube test dan automatic 2.4. Hasil Pemeriksaan golongan darah ABO dan Rhesus ditentukan 3.1. Sistem pendistribusian darah di BDRS dipahami 3.2. Petugas / keluarga pasien diedukasi tata cara transportasi dan pendistribusian darah yang aman 3.3. Cara penyusunan darah, ice pack dan penyekat di dalam cool box dicontohkan Metode Penilaian Langsung/ Observasi Langsung/ Observasi Simulasi 1. KONTEKS VARIABLE Unit ini berlaku untuk melakukan elemen elemen meliputi, melakukan stok opname darah, melakukan pemeriksaan golongan darah ABO dan Rhesus kasus sedang, melakukan bimbingan distribusi darah donor. 2. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN Formulir droping Blood bank, freezer, agitator platelet 20

SKEMA SERTIFIKASI RUANG LINGKUP PEREKAM MEDIS LSP BIDANG KETEKNISIAN MEDIK SNI ISO/IEC : 2012

SKEMA SERTIFIKASI RUANG LINGKUP PEREKAM MEDIS LSP BIDANG KETEKNISIAN MEDIK SNI ISO/IEC : 2012 SKEMA SERTIFIKASI RUANG LINGKUP PEREKAM MEDIS LSP BIDANG KETEKNISIAN MEDIK SNI ISO/IEC 17024 : 2012 RSUP NASIONAL DR. CIPTO MANGUNKUSUMO JAKARTA 2015 PEREKAM MEDIS NO. KODE UNIT KOMPETENSI HALAMAN 1 BKM01/PM-1.1/2009/Rev-001

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI RADIOGRAFER LSP BIDANG KETEKNISIAN MEDIK SNI ISO/IEC : 2012

SKEMA SERTIFIKASI RADIOGRAFER LSP BIDANG KETEKNISIAN MEDIK SNI ISO/IEC : 2012 SKEMA SERTIFIKASI RADIOGRAFER LSP BIDANG KETEKNISIAN MEDIK SNI ISO/IEC 17024 : 2012 RSUP NASIONAL DR. CIPTO MANGUNKUSUMO JAKARTA 2015 RADIOGRAFER No. Kode Unit Kompetensi Unit Kompetensi Halaman 1. BKM01/RAD-1/2009/Rev-001

Lebih terperinci

KUMPULAN SKEMA SERTIFIKASI RUANG LINGKUP REFRAKSIONIS OPTISIEN LSP BIDANG KETEKNISIAN MEDIK SNI ISO/IEC : 2012

KUMPULAN SKEMA SERTIFIKASI RUANG LINGKUP REFRAKSIONIS OPTISIEN LSP BIDANG KETEKNISIAN MEDIK SNI ISO/IEC : 2012 KUMPULAN SKEMA SERTIFIKASI RUANG LINGKUP REFRAKSIONIS OPTISIEN LSP BIDANG KETEKNISIAN MEDIK SNI ISO/IEC 17024 : 2012 RSUP NASIONAL DR. CIPTO MANGUNKUSUMO JAKARTA 2015 REFRAKSIONIS OPTISIEN NO KODE UNIT

Lebih terperinci

KUMPULAN SKEMA SERTIFIKASI RUANG LINGKUP FISIOTERAPI

KUMPULAN SKEMA SERTIFIKASI RUANG LINGKUP FISIOTERAPI KUMPULAN SKEMA SERTIFIKASI RUANG LINGKUP FISIOTERAPI LSP BIDANG KETEKNISIAN MEDIK SNI ISO/IEC 17024 : 2012 RSUP NASIONAL DR. CIPTO MANGUNKUSUMO JAKARTA 2015 1 FISIOTERAPI Kode Unit Kompetensi Unit Kompetensi

Lebih terperinci

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA MARKAS BESAR SKEMA SERTIFIKASI PETUGAS PENINDAKAN PELANGGARAN LALU LINTAS

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA MARKAS BESAR SKEMA SERTIFIKASI PETUGAS PENINDAKAN PELANGGARAN LALU LINTAS KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA MARKAS BESAR SKEMA SERTIFIKASI PETUGAS PENINDAKAN PELANGGARAN LALU LINTAS JAKARTA, 8 FEBRUARI 2017 0 1 1. LATAR BELAKANG 1.1 Penegakan hukum yang dilakukan oleh polisi

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI AHLI KESELAMATAN JALAN

SKEMA SERTIFIKASI AHLI KESELAMATAN JALAN 1. Justifikasi 1.1 Tuntutan persyaratan kompetensi Tenaga kerja untuk pekerjaan perencana, pengawas dan pelaksana jasa konstruksi harus bersertifikat keahlian kerja dan atau keterampilan kerja (UU No.

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI AHLI TEKNIK JALAN

SKEMA SERTIFIKASI AHLI TEKNIK JALAN 1. Justifikasi 1.1 Tuntutan persyaratan kompetensi Tenaga kerja untuk pekerjaan perencana, pengawas dan pelaksana jasa konstruksi harus bersertifikat keahlian kerja dan atau keterampilan kerja (UU No.

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI PENYIDIK DAN PENYIDIK PEMBANTU TINDAK PIDANA KEJAHATAN ANTAR WILAYAH (12)

SKEMA SERTIFIKASI PENYIDIK DAN PENYIDIK PEMBANTU TINDAK PIDANA KEJAHATAN ANTAR WILAYAH (12) MARKAS BESAR KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SKEMA SERTIFIKASI PENYIDIK DAN PENYIDIK PEMBANTU TINDAK PIDANA KEJAHATAN ANTAR WILAYAH (12) JAKARTA, 21 MARET 2016 1 MARKAS

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI UNIT KOMPETENSI BIDANG DISTRIBUSI SUB BIDANG PENERTIBAN PEMAKAIAN TENAGA LISTRIK (P2TL)

SKEMA SERTIFIKASI UNIT KOMPETENSI BIDANG DISTRIBUSI SUB BIDANG PENERTIBAN PEMAKAIAN TENAGA LISTRIK (P2TL) SKEMA SERTIFIKASI UNIT KOMPETENSI BIDANG DISTRIBUSI SUB BIDANG PENERTIBAN PEMAKAIAN TENAGA LISTRIK (P2TL) 1. Latar Belakang 1.1 Tenaga teknik yang bekerja di bidang ketenagalistrikan wajib memiliki sertifikat

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI AHLI TEKNIK LANSEKAP

SKEMA SERTIFIKASI AHLI TEKNIK LANSEKAP 1. Justifikasi 1.1 Tuntutan persyaratan kompetensi Tenaga kerja untuk pekerjaan perencana, pengawas dan pelaksana jasa konstruksi harus bersertifikat keahlian kerja dan atau keterampilan kerja (UU No.

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI AHLI TEKNIK TEROWONGAN

SKEMA SERTIFIKASI AHLI TEKNIK TEROWONGAN 1. Justifikasi 1.1 Tuntutan persyaratan kompetensi Tenaga kerja untuk pekerjaan perencana, pengawas dan pelaksana jasa konstruksi harus bersertifikat keahlian kerja dan atau keterampilan kerja (UU No.

Lebih terperinci

MEMUTUSKTKN : PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL TENTANG SERTIFIKASI DAN REGISTRASI TENAGA TERAMPIL. BAB I KETENTUAN UMUM

MEMUTUSKTKN : PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL TENTANG SERTIFIKASI DAN REGISTRASI TENAGA TERAMPIL. BAB I KETENTUAN UMUM tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi (Lembaran Negara RI Tahun 2010 Nomor 157). 2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 51/PRT/M/2015 tentang Tata Cara Pemilihan Pengurus,

Lebih terperinci

KOP DINAS KESEHATAN KOTA DEPOK BERITA ACARA PEMERIKSAAN PELAYANAN DARAH (UTD)

KOP DINAS KESEHATAN KOTA DEPOK BERITA ACARA PEMERIKSAAN PELAYANAN DARAH (UTD) FORMULIR XXII KOP DINAS KESEHATAN KOTA DEPOK BERITA ACARA PEMERIKSAAN PELAYANAN DARAH (UTD) Nama sarana :... Alamat :......... Telepon :... Tanggal pemeriksaan :... 1. Ketenagaan a. dokter bersertifikat

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL TENTANG SERTIFIKASI DAN REGISTRASI TENAGA AHLI. BAB I KETENTUAN UMUM.

MEMUTUSKAN : PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL TENTANG SERTIFIKASI DAN REGISTRASI TENAGA AHLI. BAB I KETENTUAN UMUM. an Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2000 tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi (Lembaran Negara RI Tahun 2010 Nomor 157); 2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI PENYIDIK DAN PENYIDIK PEMBANTU TINDAK PIDANA PERBANKAN (14)

SKEMA SERTIFIKASI PENYIDIK DAN PENYIDIK PEMBANTU TINDAK PIDANA PERBANKAN (14) MARKAS BESAR KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SKEMA SERTIFIKASI PENYIDIK DAN PENYIDIK PEMBANTU TINDAK PIDANA PERBANKAN (14) JAKARTA, 21 MARET 2016 1 MARKAS BESAR KEPOLISIAN

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI PERSONEL ASSOCIATE SISTEM PLAMBING & ADVANCED ASSOCIATE SISTEM PLAMBING

SKEMA SERTIFIKASI PERSONEL ASSOCIATE SISTEM PLAMBING & ADVANCED ASSOCIATE SISTEM PLAMBING Approved by RD Page 1 of 5 I. STANDAR ACUAN PT IAPMO Group Indonesia menggunakan beberapa acuan untuk mengembangkan menetapkan skema sertifikasi personel, di mana standar acuan tersebut digunakan sebagai

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI BIDANG PEMELIHARAAN DALAM KEADAAN BERTEGANGAN SUB BIDANG PDKB GI / GITET

SKEMA SERTIFIKASI BIDANG PEMELIHARAAN DALAM KEADAAN BERTEGANGAN SUB BIDANG PDKB GI / GITET SKEMA SERTIFIKASI BIDANG PEMELIHARAAN DALAM KEADAAN BERTEGANGAN SUB BIDANG PDKB GI / GITET 1. Latar Belakang 1.1 Tenaga teknik yang bekerja di bidang ketenagalistrikan wajib memiliki sertifikat kompetensi

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI PENYIDIK DAN PENYIDIK PEMBANTU TINDAK PIDANA KEAMANAN NEGARA DAN SEPARATIS (08)

SKEMA SERTIFIKASI PENYIDIK DAN PENYIDIK PEMBANTU TINDAK PIDANA KEAMANAN NEGARA DAN SEPARATIS (08) MARKAS BESAR KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SKEMA SERTIFIKASI PENYIDIK DAN PENYIDIK PEMBANTU TINDAK PIDANA KEAMANAN NEGARA DAN SEPARATIS (08) JAKARTA, 21 MARET 2016

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI UNIT KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGKIT

SKEMA SERTIFIKASI UNIT KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGKIT SKEMA SERTIFIKASI UNIT KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGKIT 1. Latar Belakang 1.1 Perencana konstruksi dan pengawas konstruksi orang perseorangan harus memiliki sertifikat

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI KLASTER PELAKSANA PEMBERDAYAAN KESEHATAN MASYARAKAT DOMPET DHUAFA Madya 2

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI KLASTER PELAKSANA PEMBERDAYAAN KESEHATAN MASYARAKAT DOMPET DHUAFA Madya 2 2017 LSP DOMPET DHUAFA SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI KLASTER PELAKSANA PEMBERDAYAAN KESEHATAN MASYARAKAT DOMPET DHUAFA Madya 2 Disusun berdasarkan SKKNI tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI KLASTER KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SUPERVISI KONSTRUKSI TRANSMISI/JARINGAN

SKEMA SERTIFIKASI KLASTER KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SUPERVISI KONSTRUKSI TRANSMISI/JARINGAN SKEMA SERTIFIKASI KLASTER KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SUPERVISI KONSTRUKSI TRANSMISI/JARINGAN 1. Latar Belakang 1.1 Perencana konstruksi dan pengawas konstruksi orang perseorangan harus memiliki

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI UNIT KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGKIT

SKEMA SERTIFIKASI UNIT KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGKIT SKEMA SERTIFIKASI UNIT KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGKIT 1. Latar Belakang 1.1 Perencana konstruksi dan pengawas konstruksi orang perseorangan harus memiliki sertifikat

Lebih terperinci

S O P PEMBERIAN SERTIFIKAT KOMPETENSI

S O P PEMBERIAN SERTIFIKAT KOMPETENSI Halaman : 1 / 10 1 Tujuan : Melakukan pengendalian dan memastikan terlaksananya proses sertifikasi kompetensi sampai dengan pemberian sertifikasi kompetensi kepada peserta 2 Ruang lingkup : Meliputi prosedur

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI PERSONEL SPESIALIS SISTEM PLAMBING BERSERTIFIKAT & ADVANCED SPESIALIS SISTEM PLAMBING BERSERTIFIKAT

SKEMA SERTIFIKASI PERSONEL SPESIALIS SISTEM PLAMBING BERSERTIFIKAT & ADVANCED SPESIALIS SISTEM PLAMBING BERSERTIFIKAT Approved by RD Page 1 of 6 I. STANDAR ACUAN PT IAPMO Group Indonesia menggunakan beberapa acuan untuk mengembangkan menetapkan skema sertifikasi personel, di mana standar acuan tersebut digunakan sebagai

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI PENYIDIK DAN PENYIDIK PEMBANTU TINDAK PIDANA NARKOTIKA (20)

SKEMA SERTIFIKASI PENYIDIK DAN PENYIDIK PEMBANTU TINDAK PIDANA NARKOTIKA (20) MARKAS BESAR KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SKEMA SERTIFIKASI PENYIDIK DAN PENYIDIK PEMBANTU TINDAK PIDANA NARKOTIKA (20) JAKARTA, 21 MARET 2016 1 MARKAS BESAR KEPOLISIAN

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI BIDANG DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

SKEMA SERTIFIKASI BIDANG DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK SKEMA SERTIFIKASI BIDANG DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 1. Latar Belakang 1.1 Tenaga teknik yang bekerja di bidang ketenagalistrikan wajib memiliki sertifikat

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI PERSONEL SPESIALIS DRAINASE DAN PEMBUANGAN & ADVANCED SPESIALIS DRAINASE DAN PEMBUANGAN

SKEMA SERTIFIKASI PERSONEL SPESIALIS DRAINASE DAN PEMBUANGAN & ADVANCED SPESIALIS DRAINASE DAN PEMBUANGAN Approved by RD Page 1 of 6 I. STANDAR ACUAN PT IAPMO Group Indonesia menggunakan beberapa acuan untuk mengembangkan menetapkan skema sertifikasi personel, di mana standar acuan tersebut digunakan sebagai

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1756, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKES. Pelayanan Darah. Unit Transfusi Darah. Bank Darah. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2014 UNIT TRANSFUSI

Lebih terperinci

SUB BIDANG BATUBARA. 1. Latar Belakang 1.1 Personel pengujian kualitas batubara harus memiliki sertifikat kompetensi

SUB BIDANG BATUBARA. 1. Latar Belakang 1.1 Personel pengujian kualitas batubara harus memiliki sertifikat kompetensi SKEMA SERTIFIKASI BIDANG SUMBERDAYA ALAM DAN ENERGI SUB BIDANG BATUBARA 1. Latar Belakang 1.1 Personel pengujian kualitas batubara harus memiliki sertifikat kompetensi 2. Ruang Lingkup 2.1 Kompetensi Petugas

Lebih terperinci

SUB BIDANG BATUBARA. 1. Latar Belakang 1.1 Personel pengujian kualitas batubara harus memiliki sertifikat kompetensi

SUB BIDANG BATUBARA. 1. Latar Belakang 1.1 Personel pengujian kualitas batubara harus memiliki sertifikat kompetensi SKEMA SERTIFIKASI BIDANG SUMBERDAYA ALAM DAN ENERGI SUB BIDANG BATUBARA 1. Latar Belakang 1.1 Personel pengujian kualitas batubara harus memiliki sertifikat kompetensi 2. Ruang Lingkup 2.1 Kompetensi Petugas

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI PERSONEL SPESIALIS SUPLAI AIR & ADVANCED SPESIALIS SUPLAI AIR

SKEMA SERTIFIKASI PERSONEL SPESIALIS SUPLAI AIR & ADVANCED SPESIALIS SUPLAI AIR Approved by RD Page 1 of 6 I. STANDAR ACUAN PT IAPMO Group Indonesia menggunakan beberapa acuan untuk mengembangkan menetapkan skema sertifikasi personel, di mana standar acuan tersebut digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N BAB I P E N D A H U L U A N A. LATAR BELAKANG Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 2013 tentang Pedoman Pengembangan Sistem Pendidikan dan Pelatihan Berbasis Kompetensi di Lingkungan Kementerian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. darah yang hilang akibat perdarahan, luka bakar, mengatasi shock dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. darah yang hilang akibat perdarahan, luka bakar, mengatasi shock dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Transfusi darah Transfusi darah adalah proses pemindahan atau pemberian darah dari seseorang (donor) kepada orang lain (resipien). Transfusi bertujuan mengganti darah yang hilang

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PROSES SERTIFIKASI

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PROSES SERTIFIKASI 1/20 DIBUAT OLEH KASUBBAG SERTIFIKASI DISAHKAN OLEH KA LSP TITA MEITIA, S.Sos., M.Pd. AKBP NRP. 61050330 Drs. SUROTO, M.Si. KOMBES POL. NRP.65040678 1. Tujuan Untuk memastikan seluruh kegiatan proses sertifikasi

Lebih terperinci

JUDUL SKEMA: PENGEMBANG APLIKASI WEB

JUDUL SKEMA: PENGEMBANG APLIKASI WEB 2015 ORGANISASI: LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI PIHAK KETIGA (LSP P3) LSP KOMPUTER FR. SKEMA-03 JUDUL SKEMA: PENGEMBANG APLIKASI WEB Skema sertifikasi kompetensi kerja sebagai Pengembang Aplikasi Web disusun

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 3 / BNSP / III / 2014 TENTANG PEDOMAN KETENTUAN UMUM LISENSI LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI

PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 3 / BNSP / III / 2014 TENTANG PEDOMAN KETENTUAN UMUM LISENSI LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 3 / BNSP / III / 2014 TENTANG PEDOMAN KETENTUAN UMUM LISENSI LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN NASIONAL SERTIFIKASI

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI KLASTER KOMPETENSI BIDANG DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PELAYANAN TEKNIK

SKEMA SERTIFIKASI KLASTER KOMPETENSI BIDANG DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PELAYANAN TEKNIK SKEMA SERTIFIKASI KLASTER KOMPETENSI BIDANG DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PELAYANAN TEKNIK 1. Latar Belakang 1.1 Tenaga teknik yang bekerja di bidang ketenagalistrikan wajib memiliki sertifikat

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI KLASTER KOMPETENSI BIDANG DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PELAYANAN TEKNIK

SKEMA SERTIFIKASI KLASTER KOMPETENSI BIDANG DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PELAYANAN TEKNIK SKEMA SERTIFIKASI KLASTER KOMPETENSI BIDANG DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PELAYANAN TEKNIK 1. Latar Belakang 1.1 Tenaga teknik yang bekerja di bidang ketenagalistrikan wajib memiliki sertifikat

Lebih terperinci

Lembaga Sertifikasi Profesi Himpunan Ahli Konservasi Energi. SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI OKUpasi AUDITOR Energi

Lembaga Sertifikasi Profesi Himpunan Ahli Konservasi Energi. SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI OKUpasi AUDITOR Energi Lembaga Sertifikasi Profesi Himpunan Ahli Konservasi Energi SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI OKUpasi AUDITOR Energi Skema sertifikasi Kompetensi Auditor Energi merupakan skema sertifikasi yang dikembangkan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PROFESI PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PROFESI PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN 5 2013, No.640 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45/PERMENTAN/OT.140/4/2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PROFESI PENYULUH PERTANIAN PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan pemberian transfusi darah yang aman. tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 83

BAB I PENDAHULUAN. dengan pemberian transfusi darah yang aman. tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 83 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Dalam perkembangan pelayanan kesehatan dewasa ini, kebutuhan akan pelayanan darah yang berkualitas, mudah didapat dan jumlah yang semakin bertambah khususnya

Lebih terperinci

Visi Menjadi LSP terbaik di Indonesia yang melahirkan profesional handal dan berdaya saing global dalam upaya pemberantasan korupsi

Visi Menjadi LSP terbaik di Indonesia yang melahirkan profesional handal dan berdaya saing global dalam upaya pemberantasan korupsi Profil LSP KPK Dalam upaya mendukung percepatan pemberantasan korupsi di Indonesia agar lebih efektf, profesional, dan berdampak, KPK membentuk Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) yang bersifat indenpenden.

Lebih terperinci

FORMULIR PENDAFTARAN

FORMULIR PENDAFTARAN FORMULIR PENDAFTARAN Saya yang bertandatangan di bawah ini: Nama :... NIM :... Program Studi :... Alamat :... No Telepon :... bermaksud mengajukan sertifikasi kompetensi pada skema : Analisa Prosedur Dasar

Lebih terperinci

2016, No Nomor 157 tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2007 tentang Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa P

2016, No Nomor 157 tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2007 tentang Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa P No.1877, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LKPP. Pejabat Fungsional. Pengelola Pengadaan Barang/ Jasa. Pengembangan dan Pembinaan Kompetensi. Pencabutan. PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI BIDANG PEMELIHARAAN DALAM KEADAAN BERTEGANGAN SUB BIDANG PDKB GI / GITET

SKEMA SERTIFIKASI BIDANG PEMELIHARAAN DALAM KEADAAN BERTEGANGAN SUB BIDANG PDKB GI / GITET SKEMA SERTIFIKASI BIDANG PEMELIHARAAN DALAM KEADAAN BERTEGANGAN SUB BIDANG PDKB GI / GITET 1. Latar Belakang 1.1 Tenaga teknik yang bekerja di bidang ketenagalistrikan wajib memiliki sertifikat kompetensi

Lebih terperinci

Lembaga Sertifikasi Profesi Himpunan Ahli Konservasi Energi. SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI OKUpasi Manajer Energi

Lembaga Sertifikasi Profesi Himpunan Ahli Konservasi Energi. SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI OKUpasi Manajer Energi Lembaga Sertifikasi Profesi Himpunan Ahli Konservasi Energi SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI OKUpasi Manajer Energi Skema sertifikasi Kompetensi Manajer Energi merupakan skema sertifikasi yang dikembangkan

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI PENYIDIK DAN PENYIDIK PEMBANTU TINDAK PIDANA PERTAMBANGAN (27)

SKEMA SERTIFIKASI PENYIDIK DAN PENYIDIK PEMBANTU TINDAK PIDANA PERTAMBANGAN (27) MARKAS BESAR KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SKEMA SERTIFIKASI PENYIDIK DAN PENYIDIK PEMBANTU TINDAK PIDANA PERTAMBANGAN (27) JAKARTA, 21 MARET 2016 1 MARKAS BESAR

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 42/Permentan/SM.200/8/2016 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI DIREKTUR TINGKAT 1 BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR)

SKEMA SERTIFIKASI DIREKTUR TINGKAT 1 BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) 2017 SKEMA SERTIFIKASI DIREKTUR TINGKAT 1 BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) Ditetapkan tanggal: 01 Juni 2017 Disahkan tanggal: 01 Juni 2017 Oleh: Oleh: Joko Suyanto Ketua Dewan Sertifikasi I Nyoman Yudiarsa

Lebih terperinci

FORMULIR PENDAFTARAN

FORMULIR PENDAFTARAN FORMULIR PENDAFTARAN Saya yang bertandatangan di bawah ini: :... NIM :... Program Studi :... Alamat :... No Telepon :... bermaksud mengajukan sertifikasi kompetensi pada skema : Analisa Prosedur Dasar

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI BIDANG PEMELIHARAAN DALAM KEADAAN BERTEGANGAN SUB BIDANG PDKB GI / GITET

SKEMA SERTIFIKASI BIDANG PEMELIHARAAN DALAM KEADAAN BERTEGANGAN SUB BIDANG PDKB GI / GITET SKEMA SERTIFIKASI BIDANG PEMELIHARAAN DALAM KEADAAN BERTEGANGAN SUB BIDANG PDKB GI / GITET 1. Latar Belakang 1.1 Tenaga teknik yang bekerja di bidang ketenagalistrikan wajib memiliki sertifikat kompetensi

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI TEKNISI PEMASANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS) TIPE PENERANGAN JALAN UMUM (PJU)

SKEMA SERTIFIKASI TEKNISI PEMASANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS) TIPE PENERANGAN JALAN UMUM (PJU) 2016 LSP ENERGI TERBARUKAN SKEMA SERTIFIKASI TEKNISI PEMASANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS) TIPE Skema Sertifikasi Teknisi Pemasangan PLTS Tipe PJU dikembangkan oleh Komite Skema Sertifikasi

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI BIDANG INFORMASI GEOSPASIAL SUB BIDANG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS JENJANG KOMPETENSI OPERATOR 2018

SKEMA SERTIFIKASI BIDANG INFORMASI GEOSPASIAL SUB BIDANG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS JENJANG KOMPETENSI OPERATOR 2018 X SKEMA SERTIFIKASI BIDANG INFORMASI GEOSPASIAL SUB BIDANG SISTEM INFORASI GEOGRAFIS OPERATOR 1. Latar Belakang 1.1. Undang-undang Nomor 4 tahun 2011 tentang Informasi Geospasial mengamanatkan bahwa informasi

Lebih terperinci

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK Halaman : 1 dari 8 1.0 Tujuan Sebagai petunjuk pelaksanaan proses Sertifikasi Produk. 2.0 Ruang Lingkup Mencakup tata cara proses sertifikasi produk secara rinci, surveilan, resertifikasi dan perubahan

Lebih terperinci

P E N G U M U M A N NOMOR : KP.01.02/II/5789/2017. PENERIMAAN PEGAWAI NON PEGAWAI NEGERI SIPIL (NON PNS) KONTRAK RSUP Dr. SARDJITO TAHUN 2017

P E N G U M U M A N NOMOR : KP.01.02/II/5789/2017. PENERIMAAN PEGAWAI NON PEGAWAI NEGERI SIPIL (NON PNS) KONTRAK RSUP Dr. SARDJITO TAHUN 2017 P E N G U M U M A N NOMOR : KP.01.02/II/5789/2017 PENERIMAAN PEGAWAI NON PEGAWAI NEGERI SIPIL (NON PNS) KONTRAK RSUP Dr. SARDJITO TAHUN 2017 1. PERSYARATAN PELAMAR a. Warga Negara Republik Indonesia. b.

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Organisasi Perusahaan 3.1.1 Sejarah dan PerkembanganPerusahaan Pengiriman tenaga kerja di luar negeri sangat dirasakan manfaatnya, selain untuk memperoleh

Lebih terperinci

LSP Teknologi Informasi Indonesia

LSP Teknologi Informasi Indonesia 2017 LSP Teknologi Informasi Indonesia SKEMA SERTIFIKASI Analis Bisnis Teknologi Informasi (IT Business Analyst) Skema sertifikasi Analis Bisnis Teknologi Informasi (IT Business Analyst) merupakan skema

Lebih terperinci

LSP Teknologi Informasi Indonesia

LSP Teknologi Informasi Indonesia 2017 LSP Teknologi Informasi Indonesia SKEMA SERTIFIKASI CHIEF INFORMATION OFFICER Skema sertifikasi Chief Information Officer merupakan skema okupasi yang telah dikembangkan oleh Komite Skema sertifikasi

Lebih terperinci

PANDUAN UJI KOMPETENSI

PANDUAN UJI KOMPETENSI PANDUAN UJI KOMPETENSI KLASTER BASIC PROGRAMMING LSP TIK INDONESIA Jl. Pucang Anom Timur 23 Surabaya 60282, Jawa Timur Telp: +62 31 5019775 Fax: +62 31 5019776 Daftar Isi 1. Latar Belakang... 2 2. Persyaratan

Lebih terperinci

SUPERVISOR PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA

SUPERVISOR PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA 2015 LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA INDONESIA FR. SKEMA-03 SUPERVISOR PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA Ditetapkan tanggal: Oleh: Mahmud Ketua Komite Skema Dinarwulan Sutoto Ketua

Lebih terperinci

Pedoman KAN KLASIFIKASI KETIDAKSESUAIAN

Pedoman KAN KLASIFIKASI KETIDAKSESUAIAN Pedoman KAN KLASIFIKASI KETIDAKSESUAIAN 1. Pendahuluan Untuk mengharmonisasikan hasil asesmen laboratorium yang dilaksanakan oleh KAN, diperlukan Pedoman tentang Klasifikasi Ketidaksesuaian. Pedoman KAN

Lebih terperinci

SOP (STANDARD OPERATING PROCEDURE)

SOP (STANDARD OPERATING PROCEDURE) (STANDARD OPERATING PROCEDURE) LSP SMK PENERBANGAN AAG ADISUCIPTO STATUS DISTRIBUSI TERKENDALI TIDAK TERKENDALI SALINAN NOMOR EDISI 2 TANGGAL EDISI 28-10- 2014 TIPE DOKUMEN SOP TANGGAL REVISI 28-10- 2014

Lebih terperinci

Badan Nasional Sertifikasi Profesi. ==================================== Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Profesi Cabang (LSP Cabang)

Badan Nasional Sertifikasi Profesi. ==================================== Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Profesi Cabang (LSP Cabang) Badan Nasional Sertifikasi Profesi PEDOMAN BNSP 207-2007 ==================================== Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Profesi Cabang (LSP Cabang) Badan Nasional Sertifikasi Profesi DAFTAR

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI TEKNISI PEMASANGAN INSTALASI BIOGAS KONSTRUKSI SERAT KACA UNTUK PEMBAKARAN SKALA RUMAH TANGGA

SKEMA SERTIFIKASI TEKNISI PEMASANGAN INSTALASI BIOGAS KONSTRUKSI SERAT KACA UNTUK PEMBAKARAN SKALA RUMAH TANGGA 2016 LSP ENERGI TERBARUKAN SKEMA SERTIFIKASI TEKNISI PEMASANGAN INSTALASI BIOGAS KONSTRUKSI SERAT KACA UNTUK PEMBAKARAN SKALA RUMAH TANGGA Skema Sertifikasi Teknisi Pemasangan Instalasi Biogas Konstruksi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 45/Permentan/OT.140/4/2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PROFESI PENYULUH PERTANIAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 45/Permentan/OT.140/4/2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PROFESI PENYULUH PERTANIAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 45/Permentan/OT.140/4/2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PROFESI PENYULUH PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA MENTERI PERTANIAN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Unit Transfusi Darah atau disingkat UTD sebagai salah satu fasilitas pelayanan darah menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no. 83 tahun 2014 pasal

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Sejarah Unit Donor Darah PMI PMI selalu berpegang teguh pada tujuh prinsip dasar Gerakan Internasional Palang Merah dan Bulan sabit merah yaitu kemanusiaan, kesamaan,

Lebih terperinci

PANDUAN UJI KOMPETENSI

PANDUAN UJI KOMPETENSI PANDUAN UJI KOMPETENSI KLASTER GRAFIKA KOMUNIKASI LSP TIK INDONESIA Jl. Pucang Anom Timur 23 Surabaya 60282, Jawa Timur Telp: +62 31 5019775 Fax: +62 31 5019776 Daftar Isi 1. Latar Belakang... 2 2. Persyaratan

Lebih terperinci

PERSYARATAN UMUM TEMPAT UJI KOMPETENSI LSP PPT MIGAS

PERSYARATAN UMUM TEMPAT UJI KOMPETENSI LSP PPT MIGAS PERSYARATAN UMUM TEMPAT UJI KOMPETENSI LSP PPT MIGAS 1. RUANG LINGKUP DAN ACUAN Ruang lingkup: Pedoman ini menguraikan kriteria Tempat Uji Kompetensi Tenaga Kerja yang mencakup persyaratan manajemen dan

Lebih terperinci

Pertama : Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi ini merupakan acuan bagi Lembaga Sertifikasi Profesi untuk pembentukan tempat uji kompetensi.

Pertama : Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi ini merupakan acuan bagi Lembaga Sertifikasi Profesi untuk pembentukan tempat uji kompetensi. PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 5 / BNSP / VII / 2014 TENTANG PEDOMAN PERSYARATAN UMUM TEMPAT UJI KOMPETENSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI,

Lebih terperinci

Edisi/Revisi : 01/00. Tanggal Berlaku : 13 April Halaman : 1 dari 4 LSP SMK NEGERI 57 JAKARTA. No SOP Acuan Normatif Kode SOP Formulir

Edisi/Revisi : 01/00. Tanggal Berlaku : 13 April Halaman : 1 dari 4 LSP SMK NEGERI 57 JAKARTA. No SOP Acuan Normatif Kode SOP Formulir IDENTIFIKASI FORMULIR No. Dokumen : FR. Ident. /LSPSMKN57/IV/2017/PR.17 Halaman : 1 dari 4 LSP SMK NEGERI 57 JAKARTA No Acuan Normatif Kode Formulir Ket. Tidak Ada Ada 1. Mengelola Ketidakberpihakan 2.

Lebih terperinci

2018, No profesi dan penyusunan okupasi atau jabatan nasional yang ditetapkan oleh Instansi Teknis; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaima

2018, No profesi dan penyusunan okupasi atau jabatan nasional yang ditetapkan oleh Instansi Teknis; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaima No. 307, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-LHK. Standar dan Sertifikasi Kompetensi Penanggung Jawab Operasional Instalasi Pengendalian Pencemaran Udara dan Penanggung Jawab Pengendalian Pencemaran

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017

- 1 - PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 - 1 - PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENERBITAN SERTIFIKAT PENERAPAN PROGRAM MANAJEMEN MUTU TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Data WHO melaporkan bahwa kebutuhan akan darah secara global setiap tahunnya meningkat 1%, sementara jumlah darah yang didonasikan turun 1% setiap tahunnya. Di Indonesia,

Lebih terperinci

PEDOMAN VERIFIKASI TUK OLEH TUK

PEDOMAN VERIFIKASI TUK OLEH TUK Badan Nasional Sertifikasi Profesi Republik Indonesia Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi Nomor : 12/BNSP.214/XII/2013 Tentang PEDOMAN VERIFIKASI TUK OLEH TUK Versi 0 Desember 2013 Lampiran :

Lebih terperinci

SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM DAN LEMBAGA INSPEKSI

SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM DAN LEMBAGA INSPEKSI KAN 01 Rev. 5 SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM DAN LEMBAGA INSPEKSI Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia Gedung I BPPT, Lt. 14 Jl. MH Thamrin No. 8, Kebon Sirih,

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG 1 PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG AKREDITASI LEMBAGA PENILAIAN KESESUAIAN PENYEDIA JASA DI BIDANG INFORMASI GEOSPASIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Donor darah atau transfusi darah adalah salah satu hal penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Donor darah atau transfusi darah adalah salah satu hal penting dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Donor darah atau transfusi darah adalah salah satu hal penting dalam operasi bedah. Keberadaan donor darah sangat dibutuhkan bagi pasien dan dokter dalam perawatan.

Lebih terperinci

PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL NOMOR : 7 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL NOMOR : 7 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL NOMOR : 7 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NOMOR 05 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA REGISTRASI

Lebih terperinci

PANDUAN UJI KOMPETENSI

PANDUAN UJI KOMPETENSI PANDUAN UJI KOMPETENSI KLASTER COPYWRITING LSP TIK INDONESIA Jl. Pucang Anom Timur 23 Surabaya 60282, Jawa Timur Telp: +62 31 5019775 Fax: +62 31 5019776 Daftar Isi 1. Latar Belakang... 2 2. Persyaratan

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI TEKNISI PEMBESARAN UDANG

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI TEKNISI PEMBESARAN UDANG KOMPETENSI Disusun atas dasar permintaan otoritas kompeten bidang budidaya perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan RI dan Lembaga Sertifikasi Profesi Akuakultur Indonesia untuk membangun, memelihara

Lebih terperinci

PANDUAN UJI KOMPETENSI

PANDUAN UJI KOMPETENSI PANDUAN UJI KOMPETENSI KLASTER TECHNICAL SUPPORT LSP TIK INDONESIA Jl. Pucang Anom Timur 23 Surabaya 60282, Jawa Timur Telp: +62 31 5019775 Fax: +62 31 5019776 Daftar Isi 1. Latar Belakang... 2 2. Persyaratan

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 4/ BNSP / VII / 2014 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN DAN PEMELIHARAAN SKEMA SERTIFIKASI PROFESI

PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 4/ BNSP / VII / 2014 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN DAN PEMELIHARAAN SKEMA SERTIFIKASI PROFESI PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 4/ BNSP / VII / 2014 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN DAN PEMELIHARAAN SKEMA SERTIFIKASI PROFESI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN NASIONAL

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN DARAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN DARAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN DARAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 92

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DATA. Sampel uji diterima oleh Manajer Teknis. Kaji ulang terhadap permintaan pemeriksaan Permintaan Ditolak NOT OK

BAB V ANALISA DATA. Sampel uji diterima oleh Manajer Teknis. Kaji ulang terhadap permintaan pemeriksaan Permintaan Ditolak NOT OK BAB V ANALISA DATA 5.1 Perbaikan Alur Kerja Penanganan Sampel Uji Sesudah Proses Akreditasi ISO 17025:2008 5.1.1 Alur Kerja Penanganan Sampel Uji Sebelum Proses Akreditasi Sampel uji diterima oleh Manajer

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2014

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2014 PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2014 UNIT TRANSFUSI DARAH, BANK DARAH RUMAH SAKIT, DAN JEJARING PELAYANAN TRANSFUSI DARAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN

Lebih terperinci

LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI POLITEKNIK ATI PADANG

LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI POLITEKNIK ATI PADANG LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI POLITEKNIK ATI PADANG FORMULIR No. Formulir FOR-APL 02 ASESMEN MANDIRI Edisi 1 Revisi 2 Berlaku Efektif Februari 2016 Nama Peserta : Tanggal/Waktu :, Nama Asesor : TUK : Sewaktu/Tempat

Lebih terperinci

PANDUAN PELAYANAN DARAH DI BANK DARAH RUMAH SAKIT SENTRA MEDIKA CIBINONG BAB I

PANDUAN PELAYANAN DARAH DI BANK DARAH RUMAH SAKIT SENTRA MEDIKA CIBINONG BAB I PANDUAN PELAYANAN DARAH DI BANK DARAH RUMAH SAKIT SENTRA MEDIKA CIBINONG BAB I DEFINISI A. Definisi Transfusi Darah Transfusi darah adalah pemindahan darah dari donor ke dalam peredaran darah penerima

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/Permentan/SM.200/6/2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/Permentan/SM.200/6/2015 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/Permentan/SM.200/6/2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM DAN LEMBAGA INSPEKSI

SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM DAN LEMBAGA INSPEKSI KAN 01 SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM DAN LEMBAGA INSPEKSI Terbitan Nomor: 4 Februari 2012 Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia Gedung Manggala Wanabakti, Blok

Lebih terperinci

PANDUAN UJI KOMPETENSI

PANDUAN UJI KOMPETENSI PANDUAN UJI KOMPETENSI KLASTER GRAFIKA FUNDAMENTAL LSP TIK INDONESIA Jl. Pucang Anom Timur 23 Surabaya 60282, Jawa Timur Telp: +62 31 5019775 Fax: +62 31 5019776 Daftar Isi 1. Latar Belakang... 2 2. Persyaratan

Lebih terperinci

Komite Akreditasi Nasional

Komite Akreditasi Nasional PEDOMAN 501-2003 Penilaian Kesesuaian Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Personel Adopsi dari ISO/IEC 17024 : 2003 Komite Akreditasi Nasional 1 dari 14 Penilaian Kesesuaian - Persyaratan Umum Lembaga

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI Analisa Laboratorium Kimia

SKEMA SERTIFIKASI Analisa Laboratorium Kimia 2016 Lembaga Sertifikasi Profesi Politeknik Negeri Samarinda () SKEMA SERTIFIKASI Disusun Berdasarkan Kebutuhan Kompetensi Laboratorium Industri Pembuatan Pupuk, Pencairan Gas Alam, Fraksinasi Minyak Bumi

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI PENYIDIK DAN PENYIDIK PEMBANTU TINDAK PIDANA KORUPSI (19)

SKEMA SERTIFIKASI PENYIDIK DAN PENYIDIK PEMBANTU TINDAK PIDANA KORUPSI (19) MARKAS BESAR KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SKEMA SERTIFIKASI PENYIDIK DAN PENYIDIK PEMBANTU TINDAK PIDANA KORUPSI (19) JAKARTA, 21 MARET 2016 1 MARKAS BESAR KEPOLISIAN

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI FASILITATOR PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

SKEMA SERTIFIKASI FASILITATOR PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 2012 Lembaga Sertifikasi Profesi Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat (LSP FPM) FR. SKEMA SKEMA SERTIFIKASI FASILITATOR PEMBERDAYAAN MASYARAKAT LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI FASILITATOR PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

User Guide. System Sertifikasi LSP TIK Indonesia LSP TIK INDONESIA

User Guide. System Sertifikasi LSP TIK Indonesia LSP TIK INDONESIA User Guide System Sertifikasi LSP TIK Indonesia LSP TIK INDONESIA DAFTAR ISI 1. Registrasi Akun... 2 2. Forgot Password... 8 3. Daftar Asesmen... 13 4. Asesmen Mandiri... 17 5. Pemeliharaan Sertifikat...

Lebih terperinci

MANAJER PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA

MANAJER PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA 2015 LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA INDONESIA FR. SKEMA-03 MANAJER PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA Ditetapkan tanggal: Oleh: Mahmud Ketua Komite Skema Dinarwulan Sutoto Ketua

Lebih terperinci

Terbitan Nomor : 4 Desember 2012

Terbitan Nomor : 4 Desember 2012 KAN 02 SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI PENYELENGGARA UJI PROFISIENSI (PUP) Terbitan Nomor : 4 Desember 2012 Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia Gedung Manggala W anabakti,

Lebih terperinci

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK PT. ANUGERAH GLOBAL SUPERINTENDING DOKUMEN PENDUKUNG KETENTUAN DAN TATA CARA SERTIFIKASI PRODUK Depok, 22 Juni 2016 Disahkan oleh, Nurhayati Syarief General Manager Edisi : A No. Revisi : 0 Halaman : 1

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG SERTIFIKASI AMIL ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG SERTIFIKASI AMIL ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG SERTIFIKASI AMIL ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci