SEBAGAI STRATEGI PENGEMBANGAN MINAT DAN BUDAYA BACA
|
|
- Ratna Tanudjaja
- 8 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 SEBAGAI STRATEGI PENGEMBANGAN MINAT DAN BUDAYA BACA Disajikan Dalam Rangka Memenuhi Tugas Pelatihan Petugas Perpustakaan Oleh VEGASARI YUNIATI BADAN ARSIP DAN PERPUSTAKAAN KOTA SURABAYA
2 Sesal Seandainya aku remaja kan kugali potensi diri Kulebur dalam kompetisi Dan aku menang Seandainya aku dewasa kan kucipta karya Dengan segala nuansa dan aku bangga Kini ku renta sudah Kulihat remaja dan dewasa Tanpa karya, tanpa karsa Bahagia semu yang sia-sia -Gede Prama- 2
3 KATA PENGANTAR Allahmdulillahrobbil alamin. Segala puji bagi Allah Yang Maha Esa, Tuhan semesta alam, yang senantiasa melimpahkan segala rahmat dan karunia-nya sehingga karya tulis ilmiah yang berjudul Teater Boneka Sebagai Strategi Pengembangan Minat dan Budaya Baca dapat diselesaikan. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan dukungan selama proses penyelesaian karya tulis ilmiah ini: 1. Kepala Badan Arsip dan Perpustakaan Kota Surabaya; 2. Panitia Diklat Bimbingan Teknik Petugas Perpustakaan; 3. Teman teman dan semua pihak yang membantu; Semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat dan menambah pengetahuan pada semua pihak yang menumbuhkan minat dan budaya baca. Penulis mengharapkan saran dan kritik untuk perbaikan dan penyempurnaan karya tulis ilmiah. Surabaya, 13 Oktober 2010 Vegasari Yuniati 3
4 DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL... 1 HALAMAN MOTTO KATA PENGANTAR... 3 DAFTAR ISI... 4 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penulisan Manfaat Penulisan Gagasan Kreatif... 8 BAB II TELAAH PUSTAKA Pengkajian Sebelumnya Landasan Teori BAB III Metode Penulisan Prosedur Penyampaian Data Analisis Data BAB IV PEMBAHASAN Pengembangan Minat dan Budaya Baca Kota Surabaya Teater Boneka sebagai Strategi Pengembangan Minat dan Budaya Baca BAB V PENUTUP DAFTAR PUSTAKA
5 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persoalan menumbuhkan dan meningkatkan semangat baca¹ serta menjadikan membaca sebagai budaya masyarakat Indonesia secara umum, dan masyarakat Surabaya secara khusus merupakan salah satu persoalan yang sangat menarik untuk dibicarakan. Hal ini disebabkan penumbuhan semangat baca mampu membawa pada titik keidealan sebuah bangsa. Bangsa yang ideal merupakan cita-cita luhur sebuah bangsa, karena bangsa yang ideal merupakan ciri dari bangsa yang maju dan beradab. Sehingga diperlukan cara yang tepat untuk membawa pada kondisi ideal. Salah satu kunci dasar tersebut yaitu dengan membaca. Karena, seseorang yang gemar membaca, pasti memiliki gagasan, dan jika memiliki gagasan, diikuti usaha membangun gagasan tersebut menjadi kenyataan.² 5
6 1 Usaha untuk mengembangkan minat dan budaya baca yang dilakukan oleh pemerintah kota Surabaya lebih terfokus pada persoalan sarana dan prasarana seperti perpustakaan, taman bacaan, perpustakaan keliling, dan koleksi buku bacaan yang ditambah tiap tahunnya dilingkungan sekolah. mengembangkan minat dan budaya baca kota Surabaya sebaiknya tidak hanya terfokus pada sarana prasarana. Tetapi juga diperlukan usaha pendekatan pada masyarakat untuk mensosialisasikan program tersebut dengan menggunakan metode terbaik. Hal ini dikarenakan masyarakat yang kesulitan menerima sesuatu yang baru lebih-lebih membudayakan sesuatu yang sebelumnya merupakan sebuah hal yang jarang dilakukan yaitu membaca. 1. Menumbuhkan semangat baca pernyataan tersebut yang digunakan dalam penulisan ini. Penggunaan pernyataan tersebut diyakini yang paling tepat karena menumbuhkan berarti membuat jadi ada semangat baca masyarakat yang tadinya belum ada. 2. Dikutip dari pernyataan: Kepala Badan Arsip dan Perpustakaan Kota Surabaya (Informasi Perpustakaan, 2010:01) dan sesuai pula dengan pernyataan Setiawan Hartadi Pustakawan STIE Perbanas Surabaya: Negara disebut maju dan berkembang kalau penduduknya atau masyarakatnya mempunyai minat baca yang tinggi dengan dibuktikan dari jumlah buku yang diterbitkan dan jumlah perpustakaan yang ada di negeri tersebut. 6
7 Oleh karena itu, melalui penulisan karya ilmiah ini berusaha melengkapi usaha pemerintah kota dalam mengembangkan minat dan budaya baca yaitu dengan menggunakan metode pendekatan. Metode pendekatan ini khususnya diperuntukkan oleh para orang tua dan juga pada anak-anak. metode yang akan diulas ini merupakan metode pengembangan dari Story Telling yang menggunakan media mainan. 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana cara mengembangkan minat dan budaya baca kota Surabaya? Bagaimana cara mengembangkan minat dan budaya baca melalui strategi Teater Boneka? 1.3 Tujuan Penulisan Mengetahui cara mengembangkan minat dan budaya baca kota Surabaya Mengetahui cara mengembangkan minat dan budaya baca melalui strategi Teater Boneka. 1.4 Manfaat Penulisan Hasil penulisan ini diharapkan dapat membantu program pemerintah kota dalam menumbuhkan semangat baca masyarakat Surabaya pada umumnya dan anak-anak Surabaya pada khususnya melalui pengembangan metode story telling dengan menggunakan media mainan yaitu Teater Boneka. 7
8 Hasil penulisan ini diharapkan dapat membantu para orang tua dalam menumbuhkan minat dan budaya baca pada anak yang sedikit sulit dalam mewujudkannya, sehingga melalui media mainan yang disukai oleh anakanak dapat terwujud minat dan budaya baca pada anak-anak. 1.5 Gagasan Kreatif Menggunakan media mainan yaitu Teater Boneka yang merupakan pengembangan dari metode story telling sebagai usaha mengembangkan minat dan budaya baca bagi masyarakat pada umunya dan bagi anak-anak pada khususnya. 8
9 BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1 Pengkajian Sebelumnya Penulisan mengenai cara menumbuhkan minat dan budaya baca pada anak telah banyak ditemui. Tetapi mengenai strategi khusus untuk mengembangkan minat dan budaya baca pada anak sangat minim. Beberapa literature cara menumbuhkan minat dan budaya baca pada anak antara lain seperti tersebut berikut: Riris K Toha Sarumpaet meneliti dan menuliskan bacaan anak melalui skripsi yang kemudian dibukukan berjudul Bacaan Anak-Anak: Suatu Penyelidikan Pendahuluan ke dalam Hakikat Sifat dan Corak Bacaan Anak- Anak serta Minat Anak pada Bacaannya (1975); Setiawan Hartadi menulisakan dalam bentuk artikel mengenai Kenapa Minat Baca Masyarakat Indonesia Rendah? (2010). Anak cerdas adalah dambaan setiap orang tua. Kecerdasan intelektual, meurut penelitian Daniel Goleman, hanya berperan 20 % dalam mencapai kesuksesan hidup seseorang. Selebihnya ditentukan oleh kecerdasan yang lain, termasuk kecerdasan emosinya. Namun, baik kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional sama pentingnya. Oleh karena itu diperlukan memperkenalkan buku bacaan khusunya cerita-cerita rakyat yang di dalamnya banyak mengandung ajaran-ajaran moral. Sehingga luaran yang dihasilkan 9
10 tidak hanya mampu menumbuhkan minat dan budaya baca tetapi juga menumbuhkan kecerdasan emosional pada anak-anak. 2.2 Landasan Teori Rumusan Khusus Bacaan Anak Bacaan anak adalah kesusasteraan untuk anak-anak. Menurut Davis (1967:13-18) ada empat titik tolak yang dapat diambil untuk merumuskan secara khusus apa yang disebut bacaan anak, yaitu: 1. Tradisionil Bacaan anak adalah bacaan yang tumbuh dari lapisan rakyat sejak zaman dahuu kala dalam bentuk mitologi, cerita-cerita binatang, dongeng, legenda, dan kisah-kisah kepahlawanan yang romantis. 2. Idealistis Bacaan anak harus bersifat patut dan universiil dalam arti, didasarkan pada bahan-bahan terbaik yang diambil dari zaman yang telah lalu dan penulis-penulis terbaik masa kini. 3. Populer Bacaan anak adalah bacaan yang bersifat menghibur, sesuatu yang menyenangkan anak-anak. 10
11 4. Teoretis Bacaan anak adalah bacaan yang dikonsumsir anak-anak dengan bimbingan dan pengarahan anggota-anggota dewasa suatu masyarakat, sedangkan penulisannya juga dilakukan oleh orangorang dewasa. Rumusan (1) menunjuk terutama pada sumber-sumber materi cerita anak-anak, sedangkan rumusan (2) terlalu eksklusif sifatnya. Selain itu bisa diperdebatkan, apa yang dimaksud dengan patut dan universiil, dan siapa yang merupakan penulis-penulis terbaik masa kini, apa kriterianya. Rumusan (3) menyiratkan anggapan bahwa semua buku yang disenangi anakanak bersifat baik dan sesuai untuk mereka. Dalam kenyataannya tidak selalu demikian, tinggal mempertimbangkan kemungkinan mengambil titik tolak keempat. Kemungkinan rumusan keempat tersebut mempunyai potensi menyatukan segi-segi positif dari ketiga rumusan yang mendahuluinya. Apalagi dengan disebutkannya secara tersurat dan jelas faktor penulisan dan pembimbingan serta pengarahan oleh orang-orang dewasa. Dalam hal inilah letak perbedaan utama antara bacaan anak-anak dan orang dewasa. 11
12 Sehubungan dengan hal tersebut di atas, bacaan anak mempunyai beberapa ciri khas tertentu yang membedakan dengan bacaan orang dewasa. Beberapa ciri khas tersebut adalah: 1. Adanya sejumlah pantangan. Artinya, karena pembacanya anak-anak dari berbagai kelompok usia, maka hanya hal-hal tertentu dapat dikisahkan pada anak-anak dari kelompok-kelompok usia tertentu. Dalam hal inilah, dapat dimanfaatkan sumber-sumber sebagaimana tersebut dalam rumusan (1) secara efektif, juga sasaran-sasaran termaksud dalam (2) dan (3), masing-masing dalam konteksnya yang sesuai (Sarumpaet, 1976:24). Pantangan berkaitan dengan tema dan amanat cerita. Tema dan amanat cerita yang disajikan harus sesuai dengan usia anak. Tidak semua tema yang lazimnya ditemukan dalam buku-buku untuk orang dewasa dapat dipersoalkan dan disajikan pada anak-anak, misalnya masalah seks, cinta yang erotis, kebencian, kekejaman, dll. Seandainya perlu memaparkan tentang kemiskinan atau kejahatan, maka amanatnya biasanya disederhanakan dengan menyediakan akhir kisah yang indah (Sarumpaet, 1976: 29-30). 2. Penyajian dengan gaya langsung 12
13 Artinya, tidak bertele-tele atau berbelit-belit. Penyajian dengan gaya langsung merupaan deskripsi yang sesingkat mungkin dan menuju sasarannya langsung, mengetengahkan aksi (action) yang dinamis dan jelas sebab musababnya. Deskripsi tersebut diselingi dialog yang wajar, organis, dan hidup. Melalui pengisahan dan dialog tersebut terwujud suasana dan tersaji tokoh-tokoh yang jelas, baik sifat, peran maupun fungsinya dalam cerita (Davis, 1974: 3-4). 3. Adanya fungsi terapan Semua bacaan anak ditandai oleh selalu adanya hal-hal yang informatif, oleh adanya elemen-elemen yang bermanfaat, baik untuk pengetahuan umum atau ketrampilan, maupun untuk pertumbuhan anak-anak. Fungsi terapan dalam bacaan anak ditunjukkan antara lain oleh adanya unsur-unsur yang dapat menambah pengetahuan umum. Penyajian elemen-elemen terapan dan informatif dapat dilakukan dengan cara langsung tanpa menimbulkan kesan menggurui ataupun menyelubungi informasi serta ajaran-ajaran dengan baju kisah yang indah-indah. Ajaranajaran dan informasi-informasi dapat dijalin dalam cerita secara wajar, dapat disiratkan dalam dialog-dialog dan tindakan-tindakan tokohnya (Soewargana, 1970: 14, 20). 13
14 Anak-Anak dan Kreatifitas Kreatifitas adalah usaha untuk menghasikan sesuatu yang baru atau melakukan sesuatu yang lain daripada biasanya. Kreatifitas juga mencakup usaha untuk melakukan sesuatu hal yang merupakan penggabungan dari hal-hal lama yang telah kita kenal. Hal yang dapat mendukung kreativitas di antaranya adalah suasana yang tenang atau kondusif. Sebaliknya, keadaan tertekan akan menghambat kreaifitas. Kreatifitas diperoleh oleh anak melalui membaca. 14
15 BAB III METODE PENULISAN 3.1 Prosedur Penyampaian Data Penulisan ini digunakan metode informal. Metode informal merupakan metode penyajian hasil analisis dengan menggunakan kata-kata biasa atau kalimat biasa. (Sudaryanto, 1993:16). Sehingga, penulisan ini memaparkan serta mendeskripsikan setiap masalah dan fenomena dalam bentuk rumusan yang deskriptif dan jelas. 3.2 Analisis Data Langkah-langkah yang dilakukan dalam penulisan ini adalah: 1. Menentukan objek penulisan, yaitu menggunakan media mainan (Teater Boneka) sebagai pengembangan dari metode story telling untuk mengembangkan minat dan budaya baca pada anak; 2. Menganalisis objek penulisan, yaitu bagaimana teater boneka mampu mengembangkan minat dan budaya baca pada anak; 3. Menganalisis strategi teater boneka sebagai pengembangan dari metode story telling untuk mengembangkan minat dan budaya baca pada anak. 15
16 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Pengembangan Minat dan Budaya Baca Kota Surabaya Kota Surabaya belakangan ini disibukkan dengan agenda mengembangkan minat dan budaya baca. Hal ini disebabkan keinginan untuk menjadikan kota Surabaya sebagai kota Baca. Sehingga, pemerintah kota berusaha mengembangkan minat dan budaya baca kota Surabaya. Tetapi, usaha untuk mengembangkan minat dan budaya baca yang dilakukan oleh pemerintah kota Surabaya lebih terfokus pada persoalan sarana dan prasarana seperti perpustakaan, taman bacaan, perpustakaan keliling, dan koleksi buku bacaan yang ditambah tiap tahunnya dilingkungan sekolah. Padahal untuk mengembangkan minat dan budaya baca kota Surabaya sebaiknya tidak hanya terfokus pada sarana prasarana. Tetapi juga diperlukan usaha pendekatan pada masyarakat untuk mensosialisasikan program tersebut dengan menggunakan metode terbaik. Hal ini dikarenakan masyarakat yang kesulitan menerima sesuatu yang baru lebih-lebih membudayakan sesuatu yang sebelumnya merupakan sebuah hal yang jarang dilakukan yaitu membaca. Oleh karena itu, melalui penulisan karya ilmiah ini berusaha melengkapi usaha pemerintah kota dalam mengembangkan minat dan budaya baca yaitu dengan menggunakan metode pendekatan. Metode pendekatan ini 16
17 khususnya diperuntukkan oleh para orang tua dan juga pada anak-anak. metode yang akan diulas ini merupakan metode pengembangan dari Story Telling yang menggunakan media mainan. Media mainan lebih diterima karena pengemasannya yang tidak membosankan atau menjenuhkan. Media tersebut yaitu Teater Boneka. Melalui media mainan teater boneka setidaknya mampu menumbuhkan minat baca para orang tua dan juga anak-anak sebagai bahan untuk berteatrikal dengan boneka. Selain itu mampu mengajarkan nilai-nilai moral pada anak, karena cerita yang dijadikan materi teater boneka dapat berupa cerita rakyat yang sarat akan ajaran moral. 4.2 Teater Boneka sebagai Strategi Pengembangan Minat dan Budaya Baca Anak-anak erat kaitannya dengan kreativitas. Dalam pembelajaran bahasa Inggris pada anak-anak, unsur kreativitas memegang peranan penting sebagai kunci utama pengembangan kemampuan berbahasa.. Mengenali dunia anak merupakan salah satu cara mengembangkan minat dan budaya baca pada anak. Maka anak-anak diberikan motivasi untuk lebih aktif dalam proses mengembangkan minat dan budaya baca. Hal ini dimaksudkan, agar anakanak terlibat secara langsung dan mempraktekkan hasil bacaannya dalam kesehariannya. 17
18 Salah satu metode yang bisa digunakan dalam pengembangan minat dan budaya baca pada anak-anak dapat dilakukan setiap hari adalah metode bercerita. Andrew Wrigt dalam karyanya Creating Stories with Children, pelajaran bahasa Inggris menggunakan metode bercerita membangkitkan semangat para murid untuk bereksplorasi dalam kata-kata, frase, dan kalimat, yang kemudian menjadi serangkaian kalimat berbahasa Inggris untuk mengekspresikan sebuah ide. Salah satu pengembangan metode dalam story telling ini adalah dengan menggunakan media mainan; dalam hal ini adalah boneka dan atau boneka tangan. Di sini, orang tua atau anak bisa menggunakan cerita untuk memainkan boneka tersebut dalam bentuk teater sehingga minat dan budaya baca dengan seiring waktu akan berkembang dengan baik, karena dikemas dengan tampak lebih hidup. 18
19 BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Usaha-usaha pemerintah dalam menumbuhkan minat dan budaya baca pada masyarakat kota Surabaya sebaiknya tidak hanya terfokus pada penyediaan sarana dan prasarana. Tetapi juga diperlukan metode khusus untuk menarik perhatian masyarakat agar minat dan budaya bacanya dapat berkembang dengan baik. Metode tersebut yaitu Story Telling. Tetapi, lebih pada media yang digunakan yaitu media mainan. Media mainan tersebut adalah teater boneka. Melalui teater boneka anak akan tersugesti untuk membaca cerita yang dijadikan tema pentas teater boneka. Setelah itu anak-anak akan berusaha melakukan pertunjukan teater boneka sendiri setelah membaca. Sehingga dari media tersebut terdapat dua manfaat yang dapat diambil yaitu minat dan budaya baca pada anak semakin baik dan menumbuhkan kecerdasan emosional pada anak karena cerita-cerita yang dibaca untuk dijadikan teater boneka merupakan cerita yang sarat akan nilai moral. Misalnya cerita rakyat. 19
20 5.2 Saran Bagi pemerintah kota hendaknya menerapkan wacana yang diungkapkan dalam penulisan kali ini dan segera mensosialisasikan pada masyarakat luas. Sehingga, harapan kota Surabaya sebagai kota Baca tidak hanya menjadi sebuah harapan platonis. 20
21 DAFTAR PUSTAKA Chasanah, Ida Nurul. Representasi Pengenalan Nilai-Nilai Moral dan Khazanah Budaya Jawa pada Anak melalui Dongeng Aji Saka, diterbitkan dalam Jurnal Penelitian Dinamika Sosial, Vol. 4, No. 2, Agustus 2005; Lembaga Penelitian Universitas Airlangga. Goleman, Daniel Emotional Intelligence. Jakarta: Gramedia Kecerdasan Emosi untuk Mencapai Puncak Prestasi. Jakarta: Gramedia. Sarumpaet, Riris K. Toha Bacaan Anak-Anak. Jakarta: Pustaka Jaya. 21
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Maslah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Maslah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciPEMBELAJARAN SASTRA ANAK MELALUI PEMAHAMAN CERITA FABEL
PEMBELAJARAN SASTRA ANAK MELALUI PEMAHAMAN CERITA FABEL Vidya Mandarani Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Kampus I Jl. Mojopahit 666B Sidoarjo Surel: vmandarani@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan seni tari seyogyanya mengarah pada pencapaian tiga domain
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan seni tari seyogyanya mengarah pada pencapaian tiga domain dalam pendidikan, yakni domain kognitif, afektif, dan psikomotor. Tetapi pada kenyataannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lepas dari bantuan dan mengadakan interaksi sosial.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makluk sosial yang mempunyai dorongan untuk mengadakan hubungan sosial dengan orang lain. Selain sebagai makhluk individu yang memenuhi kebutuhannya
Lebih terperinciPENTINGNYA KECERDASAN EMOSIONAL SAAT BELAJAR. Laelasari 1. Abstrak
PENTINGNYA KECERDASAN EMOSIONAL SAAT BELAJAR Laelasari 1 1. Dosen FKIP Unswagati Cirebon Abstrak Pendidikan merupakan kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Manusia pada hakikatnya adalah sebagai makhluk individu dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Manusia pada hakikatnya adalah sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Sebagai makhluk individu dimana manusia mempunyai perasaan, jiwa, hati dan pikiran masing-masing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkualitas sehingga mampu memajukan dan mengembangkan bangsa atau negara,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap bangsa menginginkan negara itu berkembang dan maju. Maju dan berkembangnya suatu negara itu dipengaruhi oleh pendidikan dalam negara itu sendiri. Pendidikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan problematika yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan media berkomunikasi dengan orang lain. Tercakup semua
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan media berkomunikasi dengan orang lain. Tercakup semua cara untuk berkomunikasi, dimana pikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk lambang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat yang penting untuk berkomunikasi bagi setiap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat yang penting untuk berkomunikasi bagi setiap orang. Melalui bahasa anak akan mampu mengembangkan pergaulan (social skill) dengan orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lebih efektif, dinamis, efisien, dan positif, yang ditandai dengan adanya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu proses belajar mengajar merupakan suatu proses berkesinambungan dan tidak terbatas pada penyampaian materi pelajaran di kelas, tetapi yang lebih penting
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENDONGENG BAGI GURU TAMAN KANAK-KANAK DI KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG
PKMM-1-5-2 PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENDONGENG BAGI GURU TAMAN KANAK-KANAK DI KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG Wahyu Lestari, Ahmad Syaifudin, Asri Noorrodliyah Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia bukan mata pelajaran eksak, namun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata Pelajaran Bahasa Indonesia bukan mata pelajaran eksak, namun sering menjadi momok bagi peserta didik, bahkan banyak yang menganggap bahwa Bahasa Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran bahasa yang berlangsung di dunia. Salah satu tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia ini adalah meningkatkan
Lebih terperinciPERNYATAAN KEASLIAN TESIS
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya: Nama : Widiharto NIM : S200070130 Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang berjudul Peningkatan Keterampilan Berbicara dengan Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat terlepas dari kegiatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat terlepas dari kegiatan berkomunikasi, karena untuk mencapai segala tujuanya, manusia memerlukan sebuah alat atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keterampilan sosial dan keterampilan berbicara merupakan hal yang paling
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan sosial dan keterampilan berbicara merupakan hal yang paling kodrati dilakukan oleh semua orang. Begitu pula dengan seorang anak, sejak dalam kandungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelangsungan berbahasa Indonesia. Termasuk di dalam kegiatan pelangsungan berbahasa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada hakikatnya pembelajaran bahasa harus mencakup sebanyak mungkin kegiatan pelangsungan berbahasa Indonesia. Termasuk di dalam kegiatan pelangsungan berbahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hesti Pratiwi, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam berkomunikasi kita menggunakan bahasa verbal atau lisan, baik dalam menyampaikan atau menerima informasi. Bahasa memiliki peranan yang sangat penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kurikulum merupakan salah satu instrumen dalam upaya mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sejarah perkembangan pendidikan di Indonesia diwarnai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia. Kemampuan berbahasa seseorang dapat menunjukkan kepribadian serta pemikirannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini dikemukakan beberapa poin di antaranya latar belakang
1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini dikemukakan beberapa poin di antaranya latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan ruang lingkup penelitian. 1.1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban manusia sesuai dengan lingkungan karena pada dasarnya, karya sastra itu merupakan unsur
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, seseorang dengan menggunakan bahasa yang indah.
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada diri pembaca. Karya juga merupakan ungkapan pikiran dan perasaan, baik tentang
Lebih terperinciKARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS
KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Kemajuan suatu bangsa tergantung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak yang mendapat bimbingan, pembinaan dan rangsangan sejak dini akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini merupakan fondasi bagi dasar perkembangan anak. Anak yang mendapat bimbingan, pembinaan dan rangsangan sejak dini akan meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan oleh sastrawan untuk dinikmati dan dipahami serta dimanfaatkan oleh masyarakat pembaca. Karya sastra memberikan kesenangan dan pemahaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dirinya, budayanya serta budaya orang lain. Pembelajaran bahasa juga dapat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat untuk melakukan komunikasi dan bekerja sama dengan orang lain serta alat untuk mengidentifikasi diri. Bahasa memiliki peranan didalam perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. SD, mulai kelas 1-3 SD, antara umur 5-10 tahun. Selain itu dongeng juga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dongeng merupakan kisah yang disampaikan dengan cara bercerita. Dongeng biasanya disampaikan dan dibacakan oleh guru TK, SD, mulai kelas 1-3 SD, antara umur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia, selain memberikan hiburan juga sarat dengan nilai, baik nilai keindahan maupun nilai- nilai ajaran
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN SEBAGAI UPAYA PENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SKRIPSI
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN SEBAGAI UPAYA PENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA ( PTK Pembelajaran Matematika kelas VII C SMP Muhammadiyah 2
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Martinis Yamin dan Jamilah Sabri Sanan, Panduan PAUD Pendidikan Anak Usia Dini, Referensi Gaung Persada, Jakarta, 2013, Hlm.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini merupakan upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun yang dilakukan dengan pemberian stimulus pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. budaya dan sejarah yang dimiliki masing-masing bangsa. Pada umumnya, cerita
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat Indonesia memiliki banyak cerita rakyat atau dongeng berbentuk fabel. Cerita rakyat adalah cerita yang berasal dari masyarakat dan berkembang dalam masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karya sastra tidak lahir dalam situasi kekosongan budaya, budaya tidak hanya. konvensi atau tradisi yang mengelilinginya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan oleh pengarang untuk dipahami dan dinikmati oleh pembaca pada khususnya dan oleh masyarakat pada umumnya. Hal-hal yang diungkap oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan teknologi dan informasi pada zaman modern ini membuka peluang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi dan informasi pada zaman modern ini membuka peluang yang lebih besar bagi kita untuk mendapatkan informasi yang lebih luas, salah satunya buku
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara terencana dengan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara terencana dengan sadar dan dengan cara yang sistematis diberikan kepada anak didik oleh pendidik, dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari kejadian atau peristiwa di masa lalu yang sungguh-sungguh terjadi. Dalam sejarah, terkandung nilai-nilai yang dijadikan
Lebih terperinciPEMBELAJARAN SASTRA MENGEMBANGKAN KARAKTER ANAK BANGSA
PEMBELAJARAN SASTRA MENGEMBANGKAN KARAKTER ANAK BANGSA Tri Mulyono*) Pendahuluan Dikemukan Steven R Covey (1997) bahwa sukses seseorang bukan ditentukan oleh kepribadian, melainkan oleh karakter. Kepribadian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dan dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu berupa akal, cipta, rasa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau kelompok individu terutama kelompok minoritas atau kelompok yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seseorang dapat bertutur dengan bahasa tertentu secara tiba-tiba dalam situasi penuturan baik bersifat formal maupun yang bersifat informal. Mengganti bahasa diartikan
Lebih terperincie-journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 4 Tahun 2014)
e-journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 4 Tahun 2014) PENINGKATAN KEMAMPUAN DASAR BERBAHASA DAN KEMAMPUAN SOSIAL MELALUI IMPLEMENTASI METODE
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini banyak kebudayaan yang sudah mulai ditinggalkan, baik kebudayaan daerah dan luar negeri. Karena
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. keduanya. Sastra tumbuh dan berkembang karena eksistensi manusia dan sastra
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra bukanlah hal yang asing bagi manusia, bahkan sastra begitu akrab karena dengan atau tanpa disadari terdapat hubungan timbal balik antara keduanya.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eli Hermawati, 2013
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan keterampilan yang dibutuhkan oleh anak sejak memasuki lembaga pendidikan. Melalui menulis anak dapat menyampaikan isi hatinya, gagasan ataupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan anak-anak supaya memiliki visi dan masa depan sangat penting
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan generasi penerus bangsa. Di pundaknya teremban amanat guna melangsungkan cita-cita luhur bangsa. Oleh karena itu, penyiapan kader bangsa yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Bahasa sudah diajarkan sejak dulu baik di keluarga maupun di. peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia pada dasarnya sangat membutuhkan bahasa dalam bermasyarakat. Bahasa sudah diajarkan sejak dulu baik di keluarga maupun di lingkungan formal. Bahasa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sangatlah berperan penting dalam kehidupan sehari-hari terlebih bagi dunia pendidikan. Bahasa merupakan sebuah jembatan bagi pemerolehan ilmu-ilmu pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan segala problematikanya yang begitu beragam. Fenomena-fenomena
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah karya sastra yang baik tidak dapat menghindar dari dimensi kemanusiaan, mempunyai keterkaitan dengan masalah kehidupan manusia, dan segala problematikanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cerita tidak hanya sekedar hiburan melainkan merupakan suatu cara yang dipandang cukup efektif digunakan dalam mencapai target pendidikan. Oleh karena itu melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Membaca merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang diajarkan sejak peserta didik mengikuti pendidikan formal di bangku sekolah. Membaca
Lebih terperincibercerita kurang mendapat perhatian. Padahal, dari kegiatan bercerita itu akan membantu anak didik meningkatkan pengetahuan dan daya pikirnya.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melihat anak usia 4 tahun sudah dapat membicarakan tentang apa yang dilihat dan apa yang didengar hal ini merupakan
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA MELALUI IMPLEMENTASI TEKNIK MIND MAPPING DI SEKOLAH DASAR
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana mutlak yang dipergunakan untuk mewujudkan masyarakat madani yang mampu menguasai, mengembangkan, mengendalikan dan memanfaatkan ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan modal utama dalam pembangunan bangsa Indonesia untuk dapat bertahan di era globalisasi. Peningkatan kualitas sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan induk dari seluruh disiplin ilmu. Pengetahuan sebagai hasil proses belajar manusia baru tampak nyata apabila dikatakan, artinya diungkapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang
1 BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang penelitian. Ruang lingkup penelitian dibatasi pada unsur intrinsik novel, khususnya latar dan objek penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal penting dalam kehidupan manusia sebagai upaya untuk memajukan peradaban dan mengembangkan ilmu pengetahuan seiring dengan kemajuan zaman.
Lebih terperinci2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan dasar bagi pengetahuan manusia. Bahasa juga dikatakan sebagai alat komunikasi yang digunakan oleh setiap manusia dengan yang lain. Sebagai alat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik, dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. sekitar serta individu lainnya, maupun berdirinya suatu komunitas bangsa dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak seorang bayi lahir dari rahim ibunya dan mulai berinteraksi dengan alam sekitar serta individu lainnya, maupun berdirinya suatu komunitas bangsa dan mengikrarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia yang mandiri. Begitu pentingnya pendidikan bagi diri sendiri, dan teknologi agar bangsa semakin maju dan berkembang.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu proses pendidikan yang berlangsung di Indonesia yang terdiri dari pendidikan formal dan non formal. Di samping itu pendidikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. ketrampilan, penanaman nilai-nilai yang baik, serta sikap yang layak dan. Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan,
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan kemajuan di segala bidang aspek kehidupan suatu bangsa dan negara tidak lepas dari perkembangan dan kemajuan dibidang pendidikan. Pada dasarnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. permainan modern seperti game on line dan play station. Dongeng dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni budaya merupakan salah satu warisan dari leluhur atau nenek moyang yang menjadi keanekaragaman suatu tradisi dan dimiliki oleh suatu daerah. Seiring dengan berkembangnya
Lebih terperinciPEMBELAJARAN SASTRA YANG KONTEKSTUAL DENGAN MENGADOPSI CERITA RAKYAT AIR TERJUN SEDUDO DI KABUPATEN NGANJUK
PEMBELAJARAN SASTRA YANG KONTEKSTUAL DENGAN MENGADOPSI CERITA RAKYAT AIR TERJUN SEDUDO DI KABUPATEN NGANJUK Ermi Adriani Meikayanti 1) 1) Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, IKIP PGRI Madiun Email: 1)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran sastra merupakan pembelajaran yang dapat memperkaya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Pembelajaran sastra merupakan pembelajaran yang dapat memperkaya pengalaman anak dan menjadikannya lebih tanggap terhadap peristiwa-peristiwa di sekelilingnya.
Lebih terperinciPENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEGURUAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010
1 PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI DONGENG DENGAN MEDIA VISUAL MANIPULATIF BONEKA PADA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 1 GATAK, SUKOHARJO Tahun Ajar 2009 / 2010 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi berbagai kebutuhan di setiap aspek kehidupan. Berkembangnya sebuah masyarakat juga berasal dari komunikasi baik yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi menjadi komponen penting dalam kehidupan bermasyarakat untuk memenuhi berbagai kebutuhan di setiap aspek kehidupan. Berkembangnya sebuah masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berekspresi dan salah satunya adalah menulis puisi. Puisi dalam Kamus Besar. penataan bunyi, irama, dan makna khusus; sajak.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek, yakni (1) keterampilan menyimak, (2) keterampilan berbicara, (3) keterampilan membaca, (4) keterampilan menulis.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan apa yang ingin diutarakan pengarang. Hal-hal tersebut dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbicara tentang fenomena kesusastraan tentu tidak lepas dari kemunculannya. Hal ini disebabkan makna yang tersembunyi dalam karya sastra, tidak lepas dari maksud pengarang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha untuk memanusiakan manusia itu sendiri, yaitu membudayakan manusia. Pendidikan secara umum mempunyai arti suatu proses kehidupan dalam
Lebih terperinciMENINGKATKAN KECERDASAN EMOSIONAL ANAK MELALUI PEMBELAJARAN SANDIWARA BONEKA DI TK GENENGAN 2, KELOMPOK B KECAMATAN JUMANTONO, KABUPATEN
MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSIONAL ANAK MELALUI PEMBELAJARAN SANDIWARA BONEKA DI TK GENENGAN 2, KELOMPOK B KECAMATAN JUMANTONO, KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) SEBAGAI UPAYA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS RESENSI
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) SEBAGAI UPAYA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS RESENSI (Penelitian dan Pengembangan pada Mata Pelajaran Bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut tersebar di daerah-daerah sehingga setiap daerah memiliki kebudayaan yang berbeda-beda.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. juga memberikan pengalaman dan gambaran dalam bermasyarakat.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan cerminan keadaan sosial masyarakat yang dialami pengarang, yang diungkapkan kembali melalui perasaannya ke dalam sebuah tulisan. Dalam tulisan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terampil menulis, agar mereka dapat mengungkapkan ide, gagasan, ataupun
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada pembelajaran bahasa Indonesia, salah satunya siswa dituntut untuk terampil menulis, agar mereka dapat mengungkapkan ide, gagasan, ataupun pendapat. Menulis merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan serta memiliki kesempatan yang seluas-luasnya untuk mengikuti pendidikan agar memperoleh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak lepas dari kegiatan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak lepas dari kegiatan berkomunikasi. Alat komunikasi antarmanusia adalah bahasa, baik itu bahasa lisan atau tulisan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. orang lain serta alat untuk mengidentifikasi diri. Bahasa memiliki peranan dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah alat untuk melakukan komunikasi dan bekerja sama dengan orang lain serta alat untuk mengidentifikasi diri. Bahasa memiliki peranan dalam perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru adalah usaha sadar yang sengaja direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Guru bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah sebuah proses, pada proses tersebut adanya perubahan dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran adalah sebuah proses, pada proses tersebut adanya perubahan dan perkembangan yang terjadi pada peserta didik. Supaya perubahan pada peserta didik dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Bahasa juga pada umumnya digunakan untuk menyampaikan perasaan,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi dalam kehidupan manusia. Bahasa juga pada umumnya digunakan untuk menyampaikan perasaan, pikiran, juga sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Larasita Puji Daniar, 2014 Legenda Ciung Wanara Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Legenda merupakan salah satu warisan budaya yang harus dilestarikan. Di Indonesia terdapat berbagai macam legenda yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya mencapai kedewasaan subjek didik yang mencakup segi intelektual, jasmani dan rohani, sosial maupun emosional. Undang-Undang Sisdiknas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Komunikasi akan lancar apabila perbendaharaan katanya cukup memadai. Hal ini
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa sebagai sarana yang sangat penting dalam berkomunikasi. Komunikasi akan lancar apabila perbendaharaan katanya cukup memadai. Hal ini disebabkan dalam kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat memberikan tanggapannya dalam membangun karya sastra.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. karya sastra. Di zaman modern seperti sekarang ini, karya sastra sudah berkembang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra adalah suatu hal yang yang tidak bisa lepas dari diri seorang manusia, dalam pribadi setiap manusia pasti memiliki rasa cinta atau rasa ingin tahu terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN KAJIAN KETERBACAAN DAN NILAI KARAKTER TEKS ARTIKEL HARIAN KOMPAS SERTA UPAYA PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR MEMBACA KRITIS
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membaca merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan keterampilan dasar terpenting manusia yaitu berbahasa. Oleh karena itu, keterampilan membaca
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. program bimbingan, pengajaran dan latihan dalam membantu peserta didik agar mampu
BAB V PEMBAHASAN Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistimatis melaksanakan program bimbingan, pengajaran dan latihan dalam membantu peserta didik agar mampu mengembangkan potensinya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seseorang maka semakin besar kesempatan untuk meraih sukses hidup di
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah pendidikan merupakan masalah yang sangat penting, karena pendidikan itu akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan hidup manusia. Dengan semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau. perubahan-perubahan dalam diri seseorang. Untuk mengetahui sampai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan untuk meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berbahasa dan bersastra dan meningkatkan kemampuan berpikir dan bernalar serta kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan istilah catur- tunggal. Keempat keterampilan tersebut yaitu : keterampilan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan berbahasa mempunyai empat komponen keterampilan. Keempat keterampilan ini pada dasarnya merupakan suatu kesatuan dan dikenal dengan istilah catur-
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Hari-hari di Rainnesthood..., Adhe Mila Herdiyanti, FIB UI, Universitas Indonesia
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah bentuk tiruan kehidupan yang menggambarkan dan membahas kehidupan dan segala macam pikiran manusia. Lingkup sastra adalah masalah manusia, kehidupan
Lebih terperinciBAB I P E N D A H U L U A N. produktif yang memiliki potensi untuk berkembang. Dalam kehidupan
BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Masalah Manusia pada dasarnya merupakan makhluk berbudi, cerdas, kreatif dan produktif yang memiliki potensi untuk berkembang. Dalam kehidupan bermasyarakat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. layanan pendidikan diperoleh setiap individu pada lembaga pendidikan secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang dibutuhkan oleh setiap individu. Sejak lahir, setiap individu sudah membutuhkan layanan pendidikan. Secara formal, layanan pendidikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. diajarkan agar siswa dapat menguasai dan menggunakannya dalam berkomunikasi
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi Negara Indonesia diajarkan pada jenjang pendidikan dari sekolah dasar hingga sekolah menenengah atas. Bahasa Indonesia diajarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. belum dewasa sehingga perlu diberi pendidikan (Samino, 2011:19). membangun bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh orang dewasa (pendidik) kepada orang yang belum dewasa (peserta didik) untuk memperoleh kedewasaan, baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan, dan pendapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu negara ditentukan oleh Sumber Daya Manusia (SDM)
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu negara ditentukan oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada dalam negara. SDM yang akan mampu memajukan dan mengembangkan negara adalah SDM yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditangani, dan tidak akan pernah selesai untuk dikerjakan dari waktu ke
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proyek kemanusiaan yang tiada henti-hentinya ditangani, dan tidak akan pernah selesai untuk dikerjakan dari waktu ke waktu. Pendidikan
Lebih terperinci