HUKUM ISLAM SEBAGAI DIVINE LAW. Oleh: Y. SONAFIST *
|
|
- Yuliana Devi Tanudjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 111 HUKUM ISLAM SEBAGAI DIVINE LAW Oleh: Y. SONAFIST * Abstract : There are some Muslim who declared jurist law as Islamic law along with Shariah or vice versa. Meaning that Islamic law is God law plus jurist law. But, one thing is clear that Islamic law contains regulations and principles which ordained by Allah and which man deduced from those principles. This law then applied to all Muslims. And subtantive law (fiqh) as rational product of jurists constitutes a part of shariah which directly determined either by the Qur an, Sunnah or human rationalization. I. Pendahuluan N.J. Coulson menyebut adanya dua kategori hukum Islam; hukum Tuhan (divine law) dan hukum fukaha (jurist law). 1 Yang ia maksudkan dengan hukum Tuhan adalah sistem perintah Tuhan yang ditetapkan secara Ilahiyah. Hukum ini merupakan pemberian Tuhan; Tuhanlah yang menentukan nilai tertinggi dan tujuan hidup manusia. Orang Islam harus tunduk kepada hukum Tuhan itu dan menolaknya berarti meninggalkan keyakinan Islam. 2 Berseberangan dengan itu, hukum fukaha adalah hukum yang ditetapkan dari hasil kerja intelektual muslim (dalam hal ini fukaha). Para fukaha memahami dan menemukan isyarat dari kehendak Tuhan lalu menterjemahkannya ke dalam sebuah sistem hak-kewajiban yang secara hukum dapat diterapkan. Antara hukum yang diberikan oleh Tuhan dan hukum yang ditetapkan oleh para fuqaha sering kali berbeda, Coulson menyebutnya penuh konflik dan ketegangan. Melalui serangkaian kuliahnya yang kemudian dibukukan menjadi Conflicts and Tensions in Islamic Jurisprudence, Coulson berusaha membuktikan adanya konflik dan ketegangan dalam hukum Islam; antara wahyu dan akal sebagai sumber hukum; antara stabilitas dan perubahan dalam hukum, antara * Dr. Alumni UIN Sarif Hidayatullah, Dosen Filsafat Hukum Islam STAIN Kerinci dan Dosen Pascasarjana IAIN STS Jambi. 1 N.J. Coulson, Conflicts and Tension in Islamic Jurisprudence, (Chicago: The Chicago University Press. 1969). h. 3 2 Ibid., h. 1
2 112 otoritarianisme dan liberalisme dalam menetapkan hukum; antara Idealisme dan realisme; antara hukum dan moral, dan antara keseragaman hukum dan keragamannya. Namun, dalam pandangan Muhammad Muslehuddin, usaha Coulson itu sia-sia belaka. Keseluruhan tulisan dalam buku itu salah karena bertitik dari konsepsi Coulson yang salah tentang hukum Islam. Apa yang disebut oleh Coulson sebagai hukum fukaha, menurut Muslehuddin, bukanlah hukum. "Pendapat ahli hukum sama sekali tidak bisa dianggap sebagai hukum, karena itu hanyalah suatu usaha memaharni atau menemukan hukum, bukan untuk menciptakan atau menentukannya. 3 Ia tampaknya ingin menegaskan bahwa hanya hukum Tuhan yang dapat disebut sebagai hukum Islam. Muslehuddin bisa saja menyebut hukum fukaha sebagai bukan hukum Islam, tetapi cukup banyak sarjana muslim yang menyebut hukum fukaha sebagai hukum Islam bersama syariah. Artinya, yang disebut hukum Islam itu adalah hukum Tuhan ditambah hukum fukaha sama dengan pandangan Coulson. Pertanyaannya adalah apakah perbedaan antara hukum Tuhan di satu sisi dan hukum fukaha di sisi lain, harus selalu berarti konflik dan saling bersitegang? Pertanyaan ini menjadi satu persoalan yang akan dibahas dalam makalah ini bersama beberapa persoalan lainnya sekitar pengertian hukum Islam, hukum Tuhan, dan karaktristiknya. II. Hukum Islam Istilah hukum Islam, agaknya, tidak berasal dari khazanah Islam di bidang hukum. Hukum Islam merupakan terjemahan dari istilah Inggris Islamic Law. Ketika istilah hukum Islam ingin disepadankan dengan istilah hukum dalam Islam, para ahli hukum Islam berbeda pendapat. Sebagian berpendapat bahwa hukum Islam hanya Syariah dan sebagian yang lainnya berpendapat bahwa hukum Islam mencakup tidak hanya syariah, tetapi juga fikih sekaligus. 3 Muhammad Muslehuddin, Filsafat Hukum Islam dan Pemikiran Irintalis, Studi Perbandingan Sistem Hukum Islam, (Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya, 1997), h. 157
3 113 Muslehuddin, seperti sudah disinggung sekilas di atas, mensinonimkan hukum Islam dengan syariah. Dengan mengutip teori klasik, Muslehuddin mendefinisikan syariah sebagai perintah Tuhan yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW. Hukum Islam sudah ada sebelum negara atau masyarakat Islam ada. Hukum Islam mengontrol negara dan masyarakat Islam dan bukan sebaliknya. Dengan mengutip Qs. 12:40, 12:67, 12:80, dan 57:5, Muslehuddin menegaskan bahwa hak membuat k.eputusan untuk menetapkan hukum hanya milik Allah. 4 Pendapat ulama dan putusan hakim semata-mata, menurut Muslehuddin, hanyalah pendapat bukan hukum. Pendapat ulama atau keputusan hakim baru bisa menjadi hukum jika sudah diperkuat oleh ijmak. Khamar, misalnya, haram hukumnya. Namun, sanksi hukum bagi peminum khamar tidak pernah menjadi hukum sampai datangnya masa kekhalifahan Usman bin Affan. Rasulullah, Khalifah Abu Bakar, dan Umar bin Khathab berbeda-beda dalam menetapkan sanksi hukuman bagi peminum khamar. Ketika Usman bin Affan naik menjadi Khalifah. Dewan Penasehat Khalifah, melalui usulan Ali bin Abi Talib, menetapkan hukuman cambuk 80 kali bagi peminum khamar. Keputusan Dewan ini kemudian menjadi hukum karena telah diterima oleh Ijmak. Berbeda dari contoh ini, pendapat Umar bahwa pembunuhan yang dilakukan oleh banyak orang diberlakukan hukum qisas untuk setiap orang yang terlibat dalam pembunuhan itu, tidak dapat menjadi hukum meskipun telah menjadi putusan hakim dan didukung oleh Imam Syafii dan Imam Malik, karena tidak dikuatkan dengan Ijmak. Muslehuddin membangun argumentasi untuk menolak pendapat ulama dan putusan hakim menjadi hukum adalah dengan mengatakan bahwa memeriksa sumber hukum dari mana peraturan disimpulkan merupakan kewajiban setiap orang yang memenuhi syarat. 5 Kemungkinan terjadinya perselisihan paham dalam "memeriksa sumber hukum" sangat besar. Oleh karena itu, Tuhan memerintahkan orang-orang yang berselisih paham itu untuk kembali kepada Al-Quran dan 4 Ibid., h 45 5 Ibid., h. 115
4 114 Sunnah (Qs 4:59). Artinya, yang menetapkan hukum pada dasarnya adalah Tuhan. Selain itu, Muslehudin mengemukakan beberapa hadis yang mendorong terjadinya ijtihad. Salah satunya hadis yang menyatakan bahwa hakim bila berijtihad, hasilnya salah apalagi benar, mendapat pahala. Yang disimpulkan oleh Muslehudriin dari hadis ini adalah bahwa ijtihad itu mengandung kemungkinan salah dan hukum Tuhan tidak mungkin salah. Lebih lanjut, Muslehuddin berdalih bahwa ulama-ulama ahli hukum yang mendirikan mazhab-mazhab hukum berkeberatan bila pendapat mereka dijadikan hukum seperti Abu Hanifah, seperti dikutip dari Ibnu Qayim, menyatakan, "Seseorang tidak boleh mengikuti pendapat kami kecuali ia mempelajari sumber dari mana kami mengambil pendapat." Imam Malik pernah memperingatkan Khalifah Harun al-rasyid untuk tidak menerapkan ajaran mazhabnya pada masyarakat. Ia mengatakan, "Aku hanyalah manusia biasa yang dapat benar dan salah. Perhatikan pendapatku dengan seksama, apa saja yang sesuai dengan Al- Quran dan Sunnah, terimalah: apa saja yang bertentangan dengannya, singkirkanlah. Imam Syafii mengatakan: "Jika kau menemukan pernyataanku bertentangan dengan pernyataan Nabi maka ikutilah pernyataan Nabi, jangan meniruku." Terakhir, Imam Ahmad mengatakan, "Jangan meniruku, Malik, Syafii, atau al-sauri, tetapi pelajarilah sumber yang mereka pelajari." Semua pernyataan para imam tersebut, menurut Muslehuddin, membuktikan bahwa mujtahid bisa salah. 6 Berbeda dari Muslehuddin, banyak ahli hukum Islam yang berpendapat bahwa hukum Islam mencakup syariah dan fikih. Mereka berpendapat demikian, sebagian karena memandang syariah dan fikih itu satu dan sebagian lain karena menganggap syariah dan fikih adalah dua hal yang berbeda, tetapi sangat berkait. Yang pertama terlihat pada definisi hukum Islam yang ditulis oleh M. Hasbi ash- Shiddiegy, "Hukum Islam yang sebenarnya tidak lain daripada fiqh Islam atau Syariat Islam, yaitu 'Koleksi daya upaya para fugaha dalam menerapkan Syariat Islam sesuai denqan kebutuhan masyarakat. 7 Yang kedua tampak pada 6 Ibid., h M. Hasbi ash-shiddieqy, Falsafah Hukum Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1986), h. 44
5 115 komentar Fathurrahman Djamil terhadap definisi hukum Islam yang dikemukakan oleh Amir Syarifuddin, yaitu, "Seperangkat peraturan berdasarkan wahyu Allah dan Sunnah Rasul tentang tingkah laku manusia mukallaf yang diakui dan diyakini berlaku dan mengikat untuk semua umat yang beragama Islam." Menurut Fathurrahman, definisi hukum Islam ini memberikan pemahaman bahwa hukum Islam mencakup hukum syariah dan hukum fikih. 8 Ketiga definisi hukum Islam di atas--definisi Muslehuddin, Hasbi ash- Shiddieqy, dan Amir Syariuddin-- memerlukan penjelasan-penjelasan lebih lanjut. Muslehuddin menyatakan bahwa hukum Islam hanyalah syariat sambil menegaskan bahwa hukum fuqaha bukanlah hukum. Pernyataan ini segera menqundang pertanyaan, "Bagaimana bisa syariat--dalam arti perintah Tuhan yang terdapat dalam wahyu--yang jumlahnya terbatas dan tidak mungkin bertambah lagi, dapat menghadapi peristiwa-peristiwa hukum yang belum pernah terjadi sebelumnya yang sangat berbeda." Hasbi ash-shiddieqy mengatakan bahwa hukum Islam adalah fikih atau syariat. Pendapat ini sulit diterima karena fikih dan syariat memang dua hal yang berbeda; syariat ciptaan Tuhan dan fikih hasil pemikiran manusia. Sementara itu, definisi yang dikemukakan oleh Amir Syarifuddin menimbulkan pertanyaan, apakah yang dimaksudkan dengan penggalan kalimat "peraturan berdasarkan wahyu Allah dan Sunnah Rasul". Agaknya yang dimaksud adalah fikih. Kalau ini benar, penggalan kalimat lainnya "berlaku dan mengikat untuk semua umat yang beragama Islam" menjadi tidak benar karena fikih tidak bisa mengikat semua orang. Definisi hukum memang tidak ada yang sempurna. Meskipun begitu, definisi syariat yang dirumuskan oleh Mahmud Syaltut atau Abdurrahman I Doi dapat disempurkan untuk diterima sebagai definisi hukum Islam yang memadai. Mahmud Syaltut menulis bahwa: 9 8 Fathurrahman Djamil, Filsafat Hukum Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), h.12 9 Mahmud Syaltut, Al-Islam 'Aqidah wa Syari'ah, (T.t.p.: Dar al-qalam, 1966), h. 12
6 116 Artinya : Hukum Islam atau syariah yang dimaksud oleh Mahmud Syaltut adalah peraturan-peraturan yang disyariatkan--bukan peraturanperaturan berdasarkan oleh Allah atau prinsip-prinsip peraturan vang disyariatkan Allah dan peraturan-peraturan yang disimpulkan manusia dari prinsip-prinsip tersebut. Yang terakhir ini, agakn-ya, maksudnya adalah fikih. Abdurrahman I Doi menulis bahwa syariah berasal dari perintah Allah secara langsung. Namun, ada pula sedikit bagian atau wewenang yang diberikan kepada manusia untuk menginterpretasikan dan menjabarkan perintah tersebut, baik dengan cara deduksi analogis maupun dengan cara dan proses lainnya. 10 Kedua tokoh terakhir ini memberi peluang kepada hukum fukaha untuk masuk ke dalam hukum Islam, meskipun yang terakhir agak membatasinya. Oleh karena itu, definisi hukum Islam yang mendekati kesempurnaan adalah dengan menggantungkan definisi Syaltut dengan Amir Syarifuddin, yaitu "Peraturanperaturan atau prinsip-prinsipnya yanq disyariatkan Allah dan peraturan-peraturan yang disimpulkan manusia dari prinsip itu yang berlaku dan mengikat untuk seluruh umat Islam." Rumusan ini mengakomodir fikih dengan syarat fikih yang telah mendapat legitimasi umat melalui ijmak. III. Hukum Tuhan Dari perdebatan tentang pengertian hukum Islam di atas, sudah dapat dilihat apa yang dimaksud dengan hukum Tuhan. Bagi Muslehuddin, hukum Islam adalah hukum Tuhan yaitu hukum yanq bersumber dari Al-Quran, Sunnah, h Abdurrahman I Doi, Syari'ah Kodifikasi Hukum Islam, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993),
7 117 Ijmak, dan Qiyas. Keabsahan ijmak sebagai sumber hukum Islam dijamin oleh Nabi, "Umatku tidak akan bersepakat untuk melakukan sesuatu yang salah." 11 Ijmak di sini diartikan sebagai persetujuan para ahli hukum Islam pada masa tertentu tentang hukum Islam. Muslehuddin membuat ketentuan yang longgar untuk Ijmak. "Ijmak tidak. dapat dibatasi oleh waktu dan negara tertentu." 12 Dengan demikian, ia menolak pembatasan ijmak yang dilakukan oleh Malik, Syafii, dll. Hal ini dilakukan oleh Muslehuddin karena ia ketat terhadap penggunaan qiyas dan tidak menganggap hasil ijtihad semata sebagai hukum Ijmak baginya berfungsi untuk menentukan apakah hasil ijtihat benar atau salah dan mengangkat qiyas ke posisi hukum. Qiyas secara umum diterjemahkan menjadi analogi. Muslehudd memahaminya sebagai "perluasan hukum dari nash ke dalam kasus khusus melalui sebab umum atau illat." Jadi, menurutnya, qiyas hanya membantu mencari illat untuk penetapan hukum, dan ini tidak berarti penetapan hukum baru melalui qiyas. Alasannya adalah proses pencarian illat dengan qiyas tetap bersandar kepada apa yang mungkin saja salah. Inilah empat sumber hukum Islam yang dakui oleh Muslehuddin yang dinilainya mampu, bersama hukum darurat, untuk mengakomodasi perubahan dan menqhadapi berbagai peristiwa. 13 Pembatasan Muslehuddin terhadap hukum Islam hanya untuk hukum Tuhan berkait dengan kriteria atau sifat hukum yang digambarkannya. 1. Hukum Islam adalah sistem yanq ditentukan Tuhan dari kehendak Tuhan yang pasti benar yang bersumber dari Al-Quran dan Sunnah 2. Hukum Islam bersifat universal dan untuk sepanjang zaman terutama sekali karena jangkauannya tidak hanya dunia tetapi juga akhirat. 3. Hukum Islam tidak pernah berubah (Qs 35:43). Hukum tidak bisa berubah karena keputusan akhir terletak pada nash dan nash tidak mungkin berubah. Hukum Islam tidak. boleh berubah karena tujuannya adalah mengontrol masyarakat. 11 Muslehuddin, Op. Cit.,h Ibid., h Ibid., h. 149
8 118 Kesan yang dapat diambil dari tulisan Muslehuddin adalah bahwa ia terlihat memaksakan diri untuk membangun argumentasi dalam menentang pendapat Coulson bahwa hukum Islam terdiri dari hukum Tuhan dan hukum fukaha. Ia berusaha keras menentang hukum fukaha dikatakan sebagai hukum sambi1 menambahkan bahwa sumber-sumber hukum Islam--Alquran, Sunnah, Ijmak, Qiyas, dan Hukum darurat--mampu menyelesaikan persoalan hukum umat Islam. Pertanyaannya adalah ketika hukum darurat hendak diterapkan, tidakkah ketentuan-ketentuannya mengikuti hukum fukaha? Ini tidak berarti Coulson benar. Kekeliruan Coulson adalah kecenderungannya menganggap perbedaan sebagai konflik. Misalnya keputusan sebuah pengadilan di Maroko yang mengabulkan gugat cerai istri yang merasa tersiksa oleh suaminya yang kawin lagi. 14 Di sini, Coulson merasa ada konflik dalam hukum Islam, padahal hanya beda penafsiran. Hasbi ash-shiddieqy, tampaknya, tidak ada menyebut-nyebut tentang hukum Tuhan. Ia justru menyebut "hukum kemanusiaan" sebagai salah satu ciri khas hukum Islam. Maksudnya adalah bahwa hukum Islam adalah hukum yang sungguh memberikan perhatian yang penuh kepada manusia, memelihara segala yang berpautan dengan manusia. Oleh karena itu, Islam tidak mendasarkan hukum atas pemaksaan, menghilangkan kemerdekaan manusia, dan tidak membatasi geraknya. 15 Ciri khas Islam yang dikemukakan oleh Hasbi ini tampaknya berbeda dari gambaran hukum Islam Muslehuddin yang dikatakan "mengontrol". Apakah Hasbi tidak memandang ada hukum Tuhan? Tentu saja ada, tetapi terbatas. Menurutnya, Syariat (hukum) Islam adalah hukum-hukum yang bersifat umum lagi kulli yang dapat diterapkan dalam perkembangan hukum Islam menurut kondisi dan situasi masyarakat dan masa. Namun, mengingat bahwa Hasbi menganggap sama antara syariah dan fikih ada dua kemungkinan; ia menganggap hukum Tuhan dominan dalam hukum Islam, atau sebaliknya. Tampaknya yang terakhirlah yang lebih tepat dengan mempertimbangkan watak hukum Islam yang dikemukakannya sebagai berikut, yaitu takamul, wasatiyah, 14 Coulson, Op. Cit., h Hasbi, op. cit., h
9 119 dan harakah. Yang pertama nenunjukkan bahwa hukum Islam itu lengkap, sempurna dan bulat, berkumpul padanya segala pandangan hidup. Yang kedua menunjukkan hukum Islam itu moderat, tidak berat ke sebelah dunia dengan mengabaikan akhirat, dsb. Yang terakhir menunjukkan bahwa hukum Islam mempunyai kemampuan untuk berkembang, mempunyai daya hidup, dan mampu membentuk diri sesuai dengan kemajuan zaman. 16 Karaktristik yang agak senada dikemukakan oleh Fathurrahman Djamil. Hanya saja yang terakhir menambahkan sifat ta'aqquli dan ta'abbudi ke dalam karaktristik hukum Islam. Penambahan ini agaknya menegaskan kehati-hatiannya. Sebab, baginya, fikih merupakan bagian dari syariah. "Syariah tertuju atau digunakan untuk menunjukkan hukum-hukum Islam, baik yang ditetapkan langsung oleh Al-Quran dan Sunnah, maupun yang telah dicampuri oleh pemikiran manusia (ijtihad)." 17 IV. Penutup Para ahli hukum Islam sepakat bahwa perintah Tuhan yang disampaikan melalui wahyu yang disebut syariah adalah hukum Tuhan. Akan tetapi mereka berbeda pendapat tentang penjabaran dari syariah itu; apakah hukum Tuhan atau tidak. Bagi sebagian kelompok, penjabaran yang bersandar pada nalar tidak termasuk hukum Tuhan. Kelompok ini pun terbagi dua; kelompok yanq menganggap jabaran syariah bukan sebagai hukum Tuhan sekaligus bukan hukum Islam, dan; kelompok yang menganggap jabaran syariah bukan hukum Tuhan tetapi masih hukum Islam. Ketiga, kelompok yang menganggap baik syariah maupun jabarannya adalah hukum Tuhan. 16 Ibid., h Fathurrahman, Op. Cit., h. 8
Etimologis: berasal dari jahada mengerahkan segenap kemampuan (satu akar kata dgn jihad)
PENGANTAR Sumber hukum tertinggi dalam Islam adalah Al- Quran dan Sunnah. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, banyak permasalahan baru yang dihadapi umat Islam, yang tidak terjadi pada masa Rasulullah
Lebih terperinciKerangka Dasar Agama dan Ajaran Islam
Kerangka Dasar Agama dan Ajaran Islam Istilah addin al-islam Tercantum dalam Al-Qur an Surat al-maaidah (5) ayat 3, mengatur hubungan manusia dengan Allah (Tuhan), yang bersifat vertikal, hubungan manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada zaman Rasulullah SAW, hadis belumlah dibukukan, beliau tidak sempat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada zaman Rasulullah SAW, hadis belumlah dibukukan, beliau tidak sempat membimbing para sahabat dalam membukukan hadis. Hal tersebut disebabkan beberapa faktor,
Lebih terperinciBAB III PROSES IJMA MENURUT ABDUL WAHAB KHALLAF DAN PROSES PENETAPAN HUKUM DALAM KOMISI FATWA MUI
BAB III PROSES IJMA MENURUT ABDUL WAHAB KHALLAF DAN PROSES PENETAPAN HUKUM DALAM KOMISI FATWA MUI A. Abdul Wahab Khallaf 1. Biografi Abdul Wahab Khallaf Abdul Wahab Khallaf merupakan seorang merupakan
Lebih terperinciKAIDAH FIQHIYAH. Pendahuluan
KAIDAH FIQHIYAH Pendahuluan Jika dikaitkan dengan kaidah-kaidah ushulliyah yang merupakan pedoman dalam mengali hukum islam yang berasal dari sumbernya, Al-Qur an dan Hadits, kaidah FIQHIYAH merupakan
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. Universitas Indonesia Islam kultural..., Jamilludin Ali, FIB UI, 2010.
BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Islam kultural dalam konsep Nurcholish Madjid tercermin dalam tiga tema pokok, yaitu sekularisasi, Islam Yes, Partai Islam No, dan tidak ada konsep Negara Islam atau apologi
Lebih terperinciTINJAUAN UMUM Tentang HUKUM ISLAM SYARIAH, FIKIH, DAN USHUL FIKIH. Dr. Marzuki, M.Ag. PKnH-FIS-UNY 2015
TINJAUAN UMUM Tentang HUKUM ISLAM SYARIAH, FIKIH, DAN USHUL FIKIH Dr. Marzuki, M.Ag. PKnH-FIS-UNY 2015 1 Beberapa Istilah Terkait dengan HUKUM ISLAM 1. Hukum 2. Hukum Islam 3. Syariah 4. Fikih 5. Ushul
Lebih terperinciDIPLOMA PENGAJIAN ISLAM. WD4013 USUL FIQH (Minggu 1)
DIPLOMA PENGAJIAN ISLAM WD4013 USUL FIQH (Minggu 1) PENSYARAH: Ustazah Dr Nek Mah Batri PhD Pendidikan Agama Islam (UMM) PhD Fiqh Sains & Teknologi (UTM) DEFINISI USULFIQH Usul Bahasa: Apa yg dibina diatasnya.
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. A. Kesimpulan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Ramli Abdul Wahid seorang pakar hadis, yang saat ini menjabat Direktur Pascasarjana Universitas Islam Sumatera Utara Medan. Ia berkomentar terhadap pemikiran T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy,
Lebih terperinciSUMBER SUMBER HUKUM ISLAM
SUMBER SUMBER HUKUM ISLAM 1. Al Quran Al quran menurut bahasa (Etimologi), al Quran berarti bacaan, adapun menurut Istilah (Termonologis), yaitu Firman Allah SWT. Yang merupakan mukjizat yang diturunkan
Lebih terperinciRESUME. MATA KULIAH STUDI ISLAM BAB I s.d. BAB VI. oleh: Muhammad Zidny Naf an ( / TI 1C)
RESUME MATA KULIAH STUDI ISLAM BAB I s.d. BAB VI oleh: Muhammad Zidny Naf an (107091002928 / TI 1C) JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS dan TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
Lebih terperinciPENDAHULUAN BAB I. A. Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Sejarah menunjukan bahwa, Islam sebagai salah satu bagian dalam sejarah dunia, telah menorehkan sebuah sejarah yang sulit bahkan tidak mungkin terlupakan dalam sejarah
Lebih terperinciBAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM
BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM A. Dasar Pertimbangan Hakim Mahkamah Agung Terhadap Putusan Waris Beda Agama Kewarisan beda agama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. benda tapi tidak sampai batas nisab zakat, namun ada pula yang tidak memiliki harta
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya semua isi alam ini diciptakan oleh Allah swt. untuk kepentingan seluruh umat manusia. Keadaan tiap manusia berbeda, ada yang memiliki banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berbicara tentang warisan menyalurkan pikiran dan perhatian orang ke arah suatu
BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Masalah Berbicara tentang warisan menyalurkan pikiran dan perhatian orang ke arah suatu kejadian penting dalam suatu masyarakat tertentu, yaitu ada seorang anggota dari
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HEDGING TERHADAP KENAIKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK-BBM DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM
BAB IV ANALISIS HEDGING TERHADAP KENAIKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK-BBM DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM Analisis Hedging Terhadap Dampak Kenaikan Harga BBM Ditinjau Dari Hukum Islam. Sebagaimana dijelaskan
Lebih terperinciHUKUM DAN HAM DALAM ISLAM
HUKUM DAN HAM DALAM ISLAM KELOMPOK 3B : Aria Trimadya 10510016 Hardany Triasmanto 10510020 Diar Luthfi Hawari 10510027 Shendy Arya 10510049 Achmad Noufal 10510058 Muhammad Reza 10510066 Peta Konsep ISLAM
Lebih terperinciPendidikan Agama Islam
Modul ke: Pendidikan Agama Islam Sumber-Sumber Ajaran Islam Fakultas Tehnik Ust. H. Lathif Hakim, Lc. Dipl. DNP. MIE... Program Studi Tehnik Mesin www.mercubuana.ac.id TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS A. Menjelaskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu persoalan berada pada tangan beliau. 2. Rasulullah, penggunaan ijtihad menjadi solusi dalam rangka mencari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur an sebagai firman Allah dan al-hadits merupkan sumber dan ajaran jiwa yang bersifat universal. 1 Syari at Islam yang terkandung dalam al- Qur an telah mengajarkan
Lebih terperinciPendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam Modul ke: Sumber Ajaran Islam Fakultas PSIKOLOGI Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Dian Febrianingsih, M.S.I Pengantar Ajaran Islam adalah pengembangan agama Islam. Agama
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PENDAPAT MAZHAB H{ANAFI DAN MAZHAB SYAFI I TENTANG STATUS HUKUM ISTRI PASCA MULA> ANAH
BAB IV ANALISIS PENDAPAT MAZHAB H{ANAFI DAN MAZHAB SYAFI I TENTANG STATUS HUKUM ISTRI PASCA MULA> ANAH A. Persamaan Pendapat Mazhab H{anafi Dan Mazhab Syafi i Dalam Hal Status Hukum Istri Pasca Mula> anah
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP PRAKTIK PENJATUHAN TALAK SEORANG SUAMI MELALUI TELEPON DI DESA RAGANG KECAMATAN WARU KABUPATEN PAMEKASAN
55 BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP PRAKTIK PENJATUHAN TALAK SEORANG SUAMI MELALUI TELEPON DI DESA RAGANG KECAMATAN WARU KABUPATEN PAMEKASAN A. Analisis Tentang Praktik Penjatuhan Talak Seorang Suami Melalui
Lebih terperinciKELOMPOK 1 : AHMAD AHMAD FUAD HASAN DEDDY SHOLIHIN
KELOMPOK 1 : AHMAD AHMAD FUAD HASAN DEDDY SHOLIHIN A. Al-Qur an Sebagai Sumber Ajaran Islam Menurut istilah, Al-Qur an adalah firman Allah yang berupa mukjizat, diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, ditulis
Lebih terperinciHUKUM ISLAM DAN KONTRIBUSI UMAT ISLAM INDONESIA
HUKUM ISLAM DAN KONTRIBUSI UMAT ISLAM INDONESIA Waldi Nopriansyah, S.H.I., M.S.I Oleh: I. Sumber Hukum Islam Secara umum keberadaan sumber hukum Islam dapat digambarkan dalam diagram berikut : Al-Qur an
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak mau seorang manusia haruslah berinteraksi dengan yang lain. Agar kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang akan saling membutuhkan satu sama lain sampai kapanpun, hal tersebut dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan. Maka dari itu mau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Amir Syarifudin, Hukum Kewarisan Islam, Fajar Interpratama Offset, Jakarta, 2004, hlm.1. 2
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Hukum Islam merupakan hukum Allah. Dan sebagai hukum Allah, ia menuntut kepatuhan dari umat Islam untuk melaksanakannya sebagai kelanjutan dari keimanannya kepada Allah
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM DALAM MEMUTUS PERKARA MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF
BAB IV ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM DALAM MEMUTUS PERKARA MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF A. Persamaan Pertimbangan Majelis Hakim Dalam Memutus Perkara Menurut Hukum Positif dan Hukum Islam
Lebih terperinciBAB II PEMBAHASAN TENTANG MASLAHAH
BAB II PEMBAHASAN TENTANG MASLAHAH A. Pengertian Maslah}ah} Maslah}ah} berasal dari kata s}alah}a yang secara arti kata berarti baik lawan dari kata buruk atau rusak. Maslah}ah} adalah kata masdar s}alah}
Lebih terperinciPEMIKIRAN HARUN NASUTION TENTANG IJTIHAD DAN PERKEMBANGAN HUKUM ISLAM
PEMIKIRAN HARUN NASUTION TENTANG IJTIHAD DAN PERKEMBANGAN HUKUM ISLAM Beni Firdaus * Abstract: Even though, Harun Nasution is not known as an expert of Islamic law, but he has some ideas about Islamic
Lebih terperinciLandasan Sosial Normatif dan Filosofis Akhlak Manusia
Landasan Sosial Normatif dan Filosofis Akhlak Manusia A. Landasan Sosial Normatif Norma berasal dari kata norm, artinya aturan yang mengikat suatu tindakan dan tinglah laku manusia. Landasan normatif akhlak
Lebih terperinciPELEMBAGAAN HUKUM ISLAM DI INDONESIA. Oleh: Dr. Marzuki, M.Ag. sendiri. Jadi, hukum Islam mulai ada sejak Islam ada. Keberadaan hukum Islam di
PELEMBAGAAN HUKUM ISLAM DI INDONESIA Oleh: Dr. Marzuki, M.Ag. I Hukum Islam telah ada dan berkembang seiring dengan keberadaan Islam itu sendiri. Jadi, hukum Islam mulai ada sejak Islam ada. Keberadaan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dipaparkan simpulan dan saran berdasarkan hasil penelitian mengenai permasalahan yang penulis kaji. Sebagaimana yang telah dikaji
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu bentuk pengalihan hak selain pewarisan adalah wasiat. Wasiat
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Pengaturan Wasiat 1. Pengertian Wasiat Salah satu bentuk pengalihan hak selain pewarisan adalah wasiat. Wasiat merupakan pesan terakhir dari seseorang yang mendekati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seluruh alam, dimana didalamnya telah di tetapkan ajaran-ajaran yang sesuai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam adalah agama yang sempurna, agama yang memberi rahmat bagi seluruh alam, dimana didalamnya telah di tetapkan ajaran-ajaran yang sesuai bagi ummat manusia didalam
Lebih terperinciPendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam Modul ke: 02Fakultas Ekonomi dan Bisnis Pokok Bahasan : SUMBER AJARAN ISLAM Dr. Achmad Jamil, M.Si Program Studi S1 Manajemen AL QUR AN. Secara etimologi Alquran berasal dari kata
Lebih terperinciIMAMAH DALAM PANDANGAN POLITIK SUNNI DAN SYI AH
IMAMAH DALAM PANDANGAN POLITIK SUNNI DAN SYI AH SKRIPSI Disusun Untuk Melengkapi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam Jurusan Syari ah Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciMATERI PERTEMUAN II. Kerangka Dasar Agama Islam Dan Ajaran Hukum Islam (Bagian Pertama)
MATERI PERTEMUAN II Kerangka Dasar Agama Islam Dan Ajaran Hukum Islam (Bagian Pertama) Tujuan Instruksional Umum: Agar mahasiswa memahami Kerangka dasar Agama Islam dan Hukum Islam serta keterkaitan keduanya
Lebih terperinciKRITIK PENDAPAT ULAMA KALAM TENTANG ALIRAN MURJI AH. Disusun Guna Memenuhi Tugas. Mata kuliah : Ilmu Tauhid. Dosen Pengampu : Drs.
KRITIK PENDAPAT ULAMA KALAM TENTANG ALIRAN MURJI AH Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata kuliah : Ilmu Tauhid Dosen Pengampu : Drs. Ghofir Romas Disusun oleh: Shafira Caesar Savitri ( 1501016001 ) Rohmatul
Lebih terperinciISTINBATH HUKUM TERHADAP UPAH MENGAJAR AL-QUR'AN (ANALISIS PENDAPAT FUQAHA KLASIK DAN KONTEMPORER)
ISTINBATH HUKUM TERHADAP UPAH MENGAJAR AL-QUR'AN (ANALISIS PENDAPAT FUQAHA KLASIK DAN KONTEMPORER) TESIS Oleh: SYAHDIAN NOOR, LC. NIM: 11.0202.0767 INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI PROGRAM PASCASARJANA
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PENDAPAT IMAM AL-SYAFI I TENTANG KEWARISAN KAKEK BERSAMA SAUDARA. A. Analisis Pendapat Imam al-syafi i Tentang Kewarisan Kakek Bersama
58 BAB IV ANALISIS PENDAPAT IMAM AL-SYAFI I TENTANG KEWARISAN KAKEK BERSAMA SAUDARA A. Analisis Pendapat Imam al-syafi i Tentang Kewarisan Kakek Bersama Saudara Dan Relevansinya Dengan Sistem Kewarisan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semua makhluk Tuhan, baik pada manusia, hewan, maupun tumbuh-tumbuhan. 1
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berpasang-pasangan merupakan sunnatullah yang umum berlaku pada semua makhluk Tuhan, baik pada manusia, hewan, maupun tumbuh-tumbuhan. 1 Firmah Allah SWT dalam
Lebih terperinciMAQASHID SYARI AH (SUATU PERBANDINGAN) MARYANI, S. Ag, MHI ABSTRAK
1 MAQASHID SYARI AH (SUATU PERBANDINGAN) MARYANI, S. Ag, MHI ABSTRAK Hukum Islam memiliki tujuan mewujudkan kemaslahatan manusia di dunia dan kebahagiaan di akhirat. Untuk mengetahui dan menyelami tentang
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PERSAMAAN DAN PERBEDAAN KETENTUAN PASAL 182 KHI DAN PERSPEKTIF HAZAIRIN TENTANG BAGIAN WARIS SAUDARA PEREMPUAN KANDUNG
BAB IV ANALISIS PERSAMAAN DAN PERBEDAAN KETENTUAN PASAL 182 KHI DAN PERSPEKTIF HAZAIRIN TENTANG BAGIAN WARIS SAUDARA PEREMPUAN KANDUNG A. Analisis Terhadap Ketentuan Pasal 182 Kompilasi Hukum Islam Tentang
Lebih terperinciBAHAN AJAR PERADILAN AGAMA BAB I PENGANTAR
BAHAN AJAR PERADILAN AGAMA BAB I PENGANTAR A. Deskripsi Mata Kuliah Hukum Acara Peradilan Agama merupakan matakuliah wajib fakultas yang diberikan kepada mahasiswa pada semeter VI, setelah mahasiswa menempuh
Lebih terperinciHubungan Hadis dan Al-Quran Dr. M. Quraish Shihab
Hubungan Hadis dan Al-Quran Dr. M. Quraish Shihab Al-hadits didefinisikan oleh pada umumnya ulama --seperti definisi Al-Sunnah-- sebagai "Segala sesuatu yang dinisbahkan kepada Muhammad saw., baik ucapan,
Lebih terperinciKewajiban berdakwah. Dalil Kewajiban Dakwah
Kewajiban berdakwah Dalil Kewajiban Dakwah Sahabat, pada dasarnya setiap Muslim dan Muslimah diwajibkan untuk mendakwahkan Islam kepada orang lain, baik Muslim maupun Non Muslim. Ketentuan semacam ini
Lebih terperinciMazhab menurut bahasa: isim makan (kata benda keterangan tempat) dari akar kata dzahab (pergi) (Al-Bakri, I ânah ath- Thalibin, I/12).
Mazhab menurut bahasa: isim makan (kata benda keterangan tempat) dari akar kata dzahab (pergi) (Al-Bakri, I ânah ath- Thalibin, I/12). Jadi, mazhab itu secara bahasa artinya, tempat pergi, yaitu jalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sungguh, al-quran ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus... (Q.S. Al-Israa /17: 9) 2
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an merupakan pedoman yang abadi untuk kemaslahatan umat manusia, merupakan benteng pertahanan syari at Islam yang utama serta landasan sentral bagi tegaknya
Lebih terperinciSUMBER AJARAN ISLAM. Erni Kurnianingsih ( ) Nanang Budi Nugroho ( ) Nia Kurniawati ( ) Tarmizi ( )
SUMBER AJARAN ISLAM Erni Kurnianingsih (10301241001) Nanang Budi Nugroho (10301241012) Nia Kurniawati (10301241026) Tarmizi (10301249002) Dasar penggunaan sumber agama islam di dasarkan ayat al-qur an
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ilmu-ilmu al-quran Melalui Pendekatan Historis-Metodologis, (Semarang: Rasail, 2005), hlm. 37.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Muhammad Ali al-shabuni dalam kitab al-tibyan fi Ulum al-qur an sebagaimana yang dikutip oleh Mohammad Nor Ichwan mendefinisikan, bahwa al-qur an adalah
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS SIYASAH DUSTURIYAH TERHADAP PENYELENGGARAAN SISTEM PRESIDENSIAL DENGAN FORMAT KOALISI
BAB IV ANALISIS SIYASAH DUSTURIYAH TERHADAP PENYELENGGARAAN SISTEM PRESIDENSIAL DENGAN FORMAT KOALISI A. Analisis terhadap Penyelenggaraan Sistem Presidensial dengan Format Koalisi menurut UUD 1945 Koalisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW merupakan agama
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW merupakan agama yang mempunyai aturan yang lengkap dan sempurna, yang dalam ajarannya mengatur segala aspek kehidupan
Lebih terperinciBAB VII PENUTUP. Penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pendapat ulama Banjar terhadap akad nikah tidak tercatat secara resmi di
BAB VII PENUTUP A. Kesimpulan Penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pendapat ulama Banjar terhadap akad nikah tidak tercatat secara resmi di hadapan Pegawai Pencatat Nikah, hukum poligami
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HIBAH SEBAGAI PENGGANTI KEWARISAN BAGI ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI DESA PETAONAN
BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HIBAH SEBAGAI PENGGANTI KEWARISAN BAGI ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI DESA PETAONAN A. Analisis Terhadap Hibah Sebagai Pengganti Kewarisan Bagi Anak Laki-laki dan
Lebih terperinciIMA>MIYAH TENTANG HUKUM MENERIMA HARTA WARISAN DARI
BAB IV ANALISIS TERHADAP PANDANGAN IMAM SYAFI I DAN SYI> AH IMA>MIYAH TENTANG HUKUM MENERIMA HARTA WARISAN DARI PEWARIS NON MUSLIM A. Persamaan Pandangan Imam Syafi i dan Syi> ah Ima>miyah tentang Hukum
Lebih terperinciArticle Review. : Jurnal Ilmiah Islam Futura, Pascasarjana UIN Ar-Raniry :
Article Review Judul Artikel : Perubahan Sosial dan Kaitannya Dengan Pembagian Harta Warisan Dalam Perspektif Hukum Islam Penulis Artikel : Zulham Wahyudani Reviewer : Anna Rizki Penerbit : Jurnal Ilmiah
Lebih terperinciBAB V P E N U T U P. A. Kesimpulan. Sebagai akhir dari pembahasan, tulisan ini menyimpulkan beberapa kesimpulan penting sebagai berikut :
BAB V P E N U T U P A. Kesimpulan Sebagai akhir dari pembahasan, tulisan ini menyimpulkan beberapa kesimpulan penting sebagai berikut : 1. Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) tentang zakat, Sejak tahun
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PERNIKAHAN WANITA HAMIL DI LUAR NIKAH DI KUA KECAMATAN CERME KABUPATEN GRESIK
BAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PERNIKAHAN WANITA HAMIL DI LUAR NIKAH DI KUA KECAMATAN CERME KABUPATEN GRESIK A. Analisis Terhadap Prosedur Pernikahan Wanita Hamil di Luar Nikah di Kantor Urusan Agama
Lebih terperinciBAB IV. PERTIMBANGAN HAKIM DALAM PUTUSAN NOMOR 732/Pdt.G/2008/PA.Mks DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM
BAB IV PERTIMBANGAN HAKIM DALAM PUTUSAN NOMOR 732/Pdt.G/2008/PA.Mks DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM Analisis implementasi Hukum Islam terhadap ahli waris non-muslim dalam putusan hakim di Pengadilan Agama
Lebih terperinciIslam Satu-Satunya Agama Yang Benar
Islam Satu-Satunya Agama Yang Benar Khutbah Pertama:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????:?????????????????????????????????????????
Lebih terperinciBAB IV KUALITAS MUFASIR DAN PENAFSIRAN TABARRUJ. DALAM SURAT al-ahzab AYAT 33
59 BAB IV KUALITAS MUFASIR DAN PENAFSIRAN TABARRUJ DALAM SURAT al-ahzab AYAT 33 A. Kualitas Mufasir at-thabari Ditinjau dari latar pendidikannya dalam konteks tafsir al-qur an, penulis menilai bahwa at-thabari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pernikahan dalam agama Islam mempunyai kedudukan yang sangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pernikahan dalam agama Islam mempunyai kedudukan yang sangat penting, karena dalam suatu pernikahan mengandung nilai-nilai vertical ( hamba dengan Allah swt
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang wajar dan dalam ajaran nabi, pernikahan ditradisikan menjadi sunnah beliau. dan Anas melihatnya, dan beliau bersabda:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pernikahan merupakan wadah penyaluran kebutuhan biologis manusia yang wajar dan dalam ajaran nabi, pernikahan ditradisikan menjadi sunnah beliau. Sebagaimana
Lebih terperinciAdab Membaca Al-Quran, Membaca Sayyidina dalam Shalat, Menjelaskan Hadis dengan Al-Quran
Adab Membaca Al-Quran, Membaca Sayyidina dalam Shalat, Menjelaskan Hadis dengan Al-Quran MEMBACA AL-QURAN DALAM SATU SURAT PADA WAKTU SALAT TERBALIK URUTANNYA, MEMBACA SAYYIDINA DALAM SHALAT PADA WAKTU
Lebih terperinciBAB IV. Implementasi PMA No. 11 Tahun 2007 dan Analisis Mas}lah}ah Mursalah terkait
BAB IV Implementasi PMA No. 11 Tahun 2007 dan Analisis Mas}lah}ah Mursalah terkait Perubahan dan Perbaikan Biodata Akta Nikah di Pengadilan Agama Kabupaten Malang A. Implementasi PMA No. 11 tahun 2007
Lebih terperinciA. LATAR BELAKANG. Dari seluruh hukum yang ada dan berlaku dewasa ini di samping hukum
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dari seluruh hukum yang ada dan berlaku dewasa ini di samping hukum perkawinan, maka hukum kewarisan merupakan bagian dari hukum kekeluargaan yang memegang peranan yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Islam yang tidak terlalu penting untuk serius dipelajari dibandingkan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagian orang berpikir bahwa fiqh merupakan pelajaran agama Islam yang tidak terlalu penting untuk serius dipelajari dibandingkan dengan pelajaran umum lainnya.
Lebih terperinciPENGEJARAN DAN PEMBUNUHAN ISA AS. Pertanyaan Dari: H. Soekardi NBM , Baturetno (disidangkan pada hari Jum'at, 7 Shafar 1431 H / 22 Januari 2010)
PENGEJARAN DAN PEMBUNUHAN ISA AS Pertanyaan Dari: H. Soekardi NBM 701806, Baturetno (disidangkan pada hari Jum'at, 7 Shafar 1431 H / 22 Januari 2010) Pertanyaan: Apa sebab kaum Nasrani yang tidak setuju
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. A. Kesimpulan
81 A. Kesimpulan BAB V PENUTUP Berangkat dari uraian yang telah penulis paparkan dalam bab-bab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Makna tawassul dalam al-qur an bisa dilihat pada Surat al-
Lebih terperinciBABI PENDAHULUAN. iman.puasa adalah suatu sendi (rukun) dari sendi-sendi Islam. Puasa di fardhukan
1 BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Puasa Ramadhan adalah suatu pokok dari rangkaian pembinaan iman.puasa adalah suatu sendi (rukun) dari sendi-sendi Islam. Puasa di fardhukan atas umat islam yang mukallaf
Lebih terperinciOleh: Rokhmat S. Labib, M.E.I.
Oleh: Rokhmat S. Labib, M.E.I. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui (TQS al-hujurat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagi kaum muslimin untuk menapaki kehidupan fana di dunia ini dalam rangka
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur an dan sunnah Rasulullah saw. merupakan sumber tuntunan hidup bagi kaum muslimin untuk menapaki kehidupan fana di dunia ini dalam rangka menuju kehidupan kekal
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PERNIKAHAN DALAM MASA IDDAH. A. Analisis Pemikiran Pernikahan dalam Masa Iddah di Desa Sepulu Kecamatan
BAB IV ANALISIS PERNIKAHAN DALAM MASA IDDAH A. Analisis Pemikiran Pernikahan dalam Masa Iddah di Desa Sepulu Kecamatan Sepulu Kabupaten Bangkalan Syariat Islam telah menjadikan pernikahan menjadi salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhannya telah mampu merombak tatanan atau sistem kewarisan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hukum kewarisan, termasuk salah satu aspek yang diatur secara jelas dalam Al-Qur an dan Sunnah Rasul. Hal ini membuktikan bahwa masalah kewarisan cukup penting
Lebih terperinciPendahuluan. Ainol Yaqin. Pertemuan ke-1 M E T O D O L O G I S T U D I I S L A M
M E T O D O L O G I Pertemuan ke-1 S T U D I I S L A M Pendahuluan Ainol Yaqin Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten Kontrak Perkuliahan Pendahuluan Outline Kontrak Perkuliahan
Lebih terperinciULANGAN HARIAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS XI
ULANGAN HARIAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS XI 1. Khulafaurrasyidin yang terakhir adalah a. Abu kabar as Siddiq b. Umar bin khatab c. Ali bin abi thalib d. Abdurrahman bi auf e. Usman bin affan 2. Daulah
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan tersebut dan
170 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan tersebut dan sebagaimana yang telah dideskripsikan di dalam bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan
Lebih terperinciBAGAIMANA MEMILIH PENDAPAT DALAM BERAGAMA LIQA 23 JUNE Oleh Erwin Mazwardi
BAGAIMANA MEMILIH PENDAPAT DALAM BERAGAMA LIQA 23 JUNE 2012 Oleh Erwin Mazwardi Daftar Isi Tafsiran Rasulullah Tafsiran Sahabat Tafsiran Tabiin Sejarah Mazhab Tafsiran Agama Siapa? Terbentuknya Pemahaman
Lebih terperinciAl-Qur an Al hadist Ijtihad
Al-Qur an Al hadist Ijtihad Al-Qur'an sebagai kitab suci umat Islam adalah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia hingga akhir zaman (Saba'
Lebih terperinciBAB II PEMBAHASAN A. SUMBER HUKUM ISLAM. a. Al-quran. i. Arti Definisi Dan Pengertian Al Qur'an
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fiqih islam merupakan kumpulan hukum islam yang berkenaan dengan amal perbuatan, yang digali dari sumber/dalilnya secara terperinci. Dalil pokok yang merupakan sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. segala isinya adalah merupakan amanah Allah SWT yang diberikan kepada manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah khalifah di muka bumi, Islam memandang bumi dan beserta segala isinya adalah merupakan amanah Allah SWT yang diberikan kepada manusia sebagai
Lebih terperinciKONFLIK DALAM YURISPRUDENSI ISLAM (NOEL J. COULSON) Dadang Anwar Musqi STAI Miftahul Ulum Tasik Malaya
KONFLIK DALAM YURISPRUDENSI ISLAM (NOEL J. COULSON) Dadang Anwar Musqi STAI Miftahul Ulum Tasik Malaya dadangamusqi@yahoo.com Latar Belakang Kajian tentang hukum Islam rupanya masih menjadi primadona dan
Lebih terperinciPersatuan Islam dalam Perspektif Imam Shadiq
Persatuan Islam dalam Perspektif Imam Shadiq Pada Jumat, 17 Rabiul Awal 83 H (702 M), lahir seorang manusia suci dan penerus risalah Nabi Muhammad Saw. Pada hari yang bertepatan dengan maulid Rasulullah
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN CEK LEBIH PADA TOKO SEPATU UD RIZKI JAYA
54 BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN CEK LEBIH PADA TOKO SEPATU UD RIZKI JAYA A. Analisis terhadap mekanisme transaksi pembayaran dengan cek lebih Akad merupakan suatu perikatan
Lebih terperinciKEHUJJAHAN HADIS MENURUT IMAM MAZHAB EMPAT
93 Jurnal Hukum Diktum, Volume 9, Nomor 1, Januari 2011, hlm 93-98 KEHUJJAHAN HADIS MENURUT IMAM MAZHAB EMPAT M. Nasri Hamang Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Parepare Email: nasri_hamang@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2011), hlm. 9. (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2007), hlm Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia lahir ke alam dunia dalam keadaan yang paling sempurna. Selain diberi akal manusia juga diberi kesempurnaan jasmani. 1 Dengan akal dan jasmani yang sempurna
Lebih terperinciBAB III ANALISIS PASAL 209 KHI TENTANG WASIAT WAJIBAH DALAM KAJIAN NORMATIF YURIDIS
64 BAB III ANALISIS PASAL 209 KHI TENTANG WASIAT WAJIBAH DALAM KAJIAN NORMATIF YURIDIS A. Implikasi Yuridis Pasal 209 KHI Kedudukan anak angkat dan orang tua angkat dalam hokum kewarisan menurut KHI secara
Lebih terperinciBolehkah istri diperlakukan sebagai properti, seperti yang diakui oleh Manohara?
{mosimage}tiba-tiba Kasus Manohara kembali menghangat paska kepulangannya ke Indonesia beberapa waktu lalu. Berita, infotainment, masyarakat luas trerutama ibu-ibu rumah tangga banyak membahasnya. Namun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi merupakan suatu hal yang tidak bisa terlepas dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi merupakan suatu hal yang tidak bisa terlepas dari perilaku manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Bagi orang Islam, Al-Qur an merupakan
Lebih terperinciKata Kunci: Ajjaj al-khatib, kitab Ushul al-hadis.
MANHAJ AJJAJ AL-KHATIB (Analisis Kritis terhadap Kitab Ushul al-hadis, Ulumuh wa Mushtalahuh) Sulaemang L. (Dosen Jurusan Dakwah dan Komunikasi STAIN Kendari) Abstrak: Penelitian ini mebmahas Manhaj Ajjaj
Lebih terperinciBAB II KONSEP SYURA DALAM ISLAM ATAS PELAKSANAAN DEMOKRASI KONSTITUSIONAL DI INDONESIA
18 BAB II KONSEP SYURA DALAM ISLAM ATAS PELAKSANAAN DEMOKRASI KONSTITUSIONAL DI INDONESIA A. Konsep Syura dalam Islam Kata syura berasal dari kata kerja syawara>> yusyawiru yang berarti menjelaskan, menyatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Imam Ahmad bin Hanbal merupakan salah satu dari tokoh madzab dalam Agama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Imam Ahmad bin Hanbal merupakan salah satu dari tokoh madzab dalam Agama Islam. Di samping Imam Ahmad bin Hanbal terdapat pula Imam madzab lainnya seperti Imam
Lebih terperinciMAKALAH SUMBER HUKUM DAN AJARAN ISLAM
MAKALAH SUMBER HUKUM DAN AJARAN ISLAM Mata Kuliah : Pendidikan Agama 1 Dosen Pembimbing : Siti Istianah, S.Sos.i Disusun Oleh : Kelompok 6 : 1 Achmad Nikko Vanessa NPM : 2014 4350 1985 2 Ecky Kharisma
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkawinan memerlukan kematangan dan persiapan fisik dan mental karena
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan adalah salah satu bentuk ibadah yang kesuciannya perlu dijaga oleh kedua belah pihak baik suami maupun istri. Perkawinan bertujuan untuk membentuk keluarga
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMIMPIN. 1) Mengetahui atau mengepalai, 2) Memenangkan paling banyak, 3)
12 A. Terminologi Pemimpin BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMIMPIN Pemimpin dalam Kamus Bahasa Indonesia berarti: 1) Orang yang memimpin. 2) Petunjuk, buku petunjuk (pedoman), sedangkan Memimpin artinya:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai induk keburukan (ummu al-khabaits), di samping merusak akal, jiwa,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam melarang khamar 1 (minuman keras), karena khamar dianggap sebagai induk keburukan (ummu al-khabaits), di samping merusak akal, jiwa, kesehatan dan harta.
Lebih terperinciBukti Cinta Kepada Nabi
Bukti Cinta Kepada Nabi Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????
Lebih terperinciPARADIGMA HUKUM ISLAM INDONESIA Ahmad Arief*
81 PARADIGMA HUKUM ISLAM INDONESIA Ahmad Arief* The Islamic law is known in Indonesia after Islam spread in Indonesia. There is no agreement by experts when Islam entered in Indonesi and some experts expressed
Lebih terperinciMASALAH HAK WARIS ATAS HARTA BERSAMA DALAM PERKAWINAN KEDUA MENURUT HUKUM ISLAM
1 MASALAH HAK WARIS ATAS HARTA BERSAMA DALAM PERKAWINAN KEDUA MENURUT HUKUM ISLAM Mashari Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda,Samarinda.Indonesia ABSTRAK Masalah hak waris atas harta bersama
Lebih terperinciLahirnya ini disebabkan munculnya perbedaan pendapat
BAB IV ANALISIS PANDANGAN TOKOH NAHDLATUL ULAMA (NU) DAN MUHAMMADIYAH KOTA MADIUN TENTANG BPJS KESEHATAN A. Analisis Hukum Islam Terhadap Pandangan Tokoh Nahdlatul Ulama NU) Dan Muhammadiyah Kota Madiun
Lebih terperinci