BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Kasmir dan Jakfar (2010) Studi Kelayakan Bisnis (SKB) adalah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Kasmir dan Jakfar (2010) Studi Kelayakan Bisnis (SKB) adalah"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Bisnis Menurut Kasmir dan Jakfar (2010) Studi Kelayakan Bisnis (SKB) adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu usaha atau bisnis yang dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut dijalankan. Mempelajari secara mendalam artinya meneliti secara mendalam dan sungguh sungguh data dan informasi yang ada, kemudian diukur dihitung dan dianalisis hasil penelitian tersebut dengan metode metode yang akan digunakan dalam penelitian sehingga akan diperoleh hasil yang maksimal. Kelayakan artinya setelah dilakukan penelitian yang mendalam maka untuk menentukan apakah dari usaha tersebut akan mendatangkan manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan biaya yang akan dikeluarkan. Sedangkan pengertian bisnis adalah usaha yang dijalankan dengan tujuan utamanya yaitu untuk memperoleh keuntungan finansial. 2.2 Aspek aspek dalam Studi Kelayakan Bisnis Ada beberapa aspek yang perlu dilakukan studi yang saling berkaitan yang harus dipenuhi. Dalam penelitian ini penulis akan membahas 5 (lima) aspek yaitu : aspek pasar, aspek teknis/operasi, aspek manajemen, aspek keuangan dan aspek hukum. 6

2 2.2.1 Aspek Pasar Menurut Kasmir dan Jakfar (2010) secara sederhana pasar dapat diartikan sebagai tempat bertemunya para penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi. Pasar memiliki tempat atau lokasi tertentu sehingga memungkinkan pembeli dan penjual bertemu untuk melakukan transaksi jual beli produk baik barang maupun jasa. Dalam arti luas pasar merupakan kumpulan atau himpunan dari para pembeli, baik pembeli nyata maupun pembeli potensial atas suatu produk atau jasa tertentu. Pasar nyata yaitu himpunan konsumen yang memiliki minat, pendapatan dan akses pada suatu produk tertentu, dalam pasar nyata konsumen.pasti melakukan transaksi. Sementara pasar potensial menurut Kotler dan Keller (2009) adalah sekumpulan konsumen yang menyatakan level minat yang memadai atas tawaran pasar tertentu. a. Struktur Pasar Berdasarkan jenis struktur pasar dapat dikelompokkan ke dalam : 1) Pasar persaingan sempurna Pasar persaingan sempurna adalah suatu pasar dimana terdapat sejumlah besar penjual dan pembeli, sehingga tindakan penjual secara individu tidak dapat mempengaruhi harga barang di pasar. Produk yang dihasilkan relatif sama (homogen), sehingga suatu produsen merupakan pelengkap sempurna bagi hasil produsen lain. 2) Pasar persaingan monolistik 7

3 Pasar persaingan monolistik adalah suatu pasar dimana terdapat banyak penjual atau perusahaan dan memiliki ukuran ukuran yang relatif sama besarnya. Produk yang dihasilkan beda corak, sehingga secara fisik mudah dibedakan antara suatu produsen suatu perusahaan dengan perusahaan lain. Perusahaan mempunyai sedikit kekuatan dalam menentukan dan mempengaruhi tingkat harga, sehingga untuk memperoleh penjualan yang tinggi memerlukan promosi yang sangat besar. 3) Pasar Oligopoli Pasar oligopoli adalah sebuah stuktur pasar yang hanya terdapat sedikit penjual. Barang yang dijual adalah barang yang standar dan barang berbeda corak. Hambatan untuk masuk industri sedikit sulit, hal ini disebabkan modal yang diperlukan relatif besar. Peran iklan sangat besar dalam rangka meningkatkan penjualan. 4) Pasar Monopoli Pasar monopoli adalah struktur pasar dimana hanya terdapat satu penjual. Barang yang dihasilkan tidak mempunyai barang pengganti yang mirip, kesulitan dalam industri ini karena berbagai hambatan sebagai berikut : a) Penguasaan bahan mentahyang strategis oleh pihak pihak tertentu b) Terdapat skala ekonomi c) Peraturan Pemerintah Kekuatan menentukan harga sangat kuat, untuk memperoleh keuntungan yang maksimal perusahaan harus mampu menentukan tingkat harga dan jumlah 8

4 produk yang harus dijual secara bersamaan, dalam hal ini promosi kurang diperlukan. Menurut Kotler dan Keller (2009) pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Oleh karena itu, dalam praktiknya kelompok pasar terdiri dari : 1) Pasar konsumen, adalah pasar dimana individu dan rumah tangga bisa membeli/memperoleh barang dan jasa untuk dikonsumsi sendiri. 2) Pasar industrial, adalah dimana pihak pihak yang membeli barang dan jasa digunakan kembali untuk menghasilkan barang dan jasa lain atau disewakan kepada pihak lain untuk mengambil hukum. 3) Pasar reseller, adalah suatu pasar yang terdiri dari individu dan organisasi yang melakukan penjualan kembali barang dan jasa untuk mendapatkan keuntungan. 4) Pasar pemerintah, terdiri dari unit unit pemerintah yang membeli atau menyewa barang dan jasa untuk melaksanakan fungsi pertama pemerintah. b. Marketing Mix Satu lukisan tradisional tentang kegiatan pemasaran adalah dari segi bauran pemasaran yang telah didefinisikan sebagai perangkat alat pemsaran yang digunakan perusahaan untuk mengejar tujuan pemasarannya, Kotler dan Keller (2009). 9

5 J. McCarthy mengklasifikasikan alat alat menjadi empat kelompok besar, yang disebut empat P tentang pemasaran yaitu : produk (product), harga (price), tempat (place) dan promosi (promotion). Empat P menggambarkan pandangan penjual tentang alat pemasaran yang tersedia untuk mempengaruhi pembeli. Gambar 2.1 Empat Komponen P dalam Bauran Pemasaran Marketing Mix Produk Keragaman Produk Kualitas Design Ciri Nama Merek Kemasan Ukuran Pelayanan Garansi Imbalan Pasar Sasaran Harga Daftar Harga Rabat/Diskon Periode Pembayaran Syarat Kredit Promosi Promosi penjualan Periklanan Tenaga Penjualan Kehumasan Pemasaran Langsung Sumber : Philip Kotler & Kevin Lane Keller (2009) Tempat Saluran Pemasaran Cakupan pasar Pengelompokkan Lokasi Persediaan Transportasi c. Peramalan di Masa Yang Akan Datang Peramalan merupakan pengetahuan dan seni untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang pada saat sekarang. Dalam melakukan permalan penulis terlebih dahulu mencari data dan informasi sejak Kebab Turki Baba Rafi di Pancoran berdiri dengan berbagai kondisi pada saat itu. 10

6 Kondisi yang menyebabkan perilaku data dan informasi tersebut dapat dijadikan acuan bagi kondisi sekarang dan di masa yang akan datang. Dalam melakukan peramalan kondisi tersebut dapat dijadikan alat untuk melakukan peramalan, apa yang mungkin akan terjadi di masa yang akan datang dengan asumsi asumsi tertentu. Hal ini dilakukan karena di masa yang akan datang penuh dengan berbagai ketidakpastian. Gambar 2.2 Diagram Langkah langkah Peramalan Pengumpulan Data Mengolah Data Menentukan Metode Peramalan Memproyeksikan Data Mengambil Keputusan Sumber : Kasmir,S.E.,M.M. & Jakfar,S.E.,M.M. (2010) d. Analisis Deret Waktu dengan Regresi Linear Dalam analisis deret waktu linier adalah analisis pola hubungan yang dicari dengan satu variabel yang mempengaruhinya, yaitu waktu. Untuk menjelaskan metode ini, digunakan notasi matematis sebagai berikut: Y = f (x) 11

7 Dimana : Y = Dependent Variable (Variabel yang dicari) X = Independent Variable (variabel yang mempengaruhinya) Notasi regresi sederhana dengan menggunakan regresi linier (garis lurus) dapat digunakan sebagai berikut: Y = a + b x Dimana a dan b adalah merupakan parameter (koefisien regresi) yang harus dicari. Untuk mencari nilai a dapat menggunakan rumus: Kemudian nilai b dapat dicari dengan rumus: Aspek Teknis/Operasi Penentuan kelayakan bisnis perusahaan menyangkut hal hal yang berkaitan dengan teknis/operasi, sehingga apabila tidak dianalisis dengan baik, maka akan berakibat fatal bagi perusahaan dalam perjalanannya di kemudian hari. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam aspek ini adalah masalah penentuan lokasi, luas produksi, tata letak (layout), penyusunan peralatan dan proses produksinya termasuk pemilihan teknologi. Dalam kaitannya dengan studi kelayakan bisnis hal yang paling kompleks dan rumit adalah penentuan lokasi, mengingat banyaknya pertimbangan yang harus diperhitungkan sebelum suatu lokasi diputuskan. Pertimbangannya adalah apakah lokasi dekat dengan baku atau dekat pasar atau dekat konsumen. 12

8 Kemudian dalam melakukan pertimbangan adalah faktor biaya yang harus dikeluarkan untuk suatu lokasi. Penilaian lokasi nantinya dapat dilakukan dengan hasil penilaian value dan perbandingan biaya. a. Tujuan aspek teknis/operasi Secara umum ada beberapa hal yang hendak dicapai dalam penilaian aspek teknis/operasi, yaitu : 1) Agar perusahaan dapat menentukan lokasi yang tepat Dan baik. 2) Agar perusahaan dapat menentukan layout yang sesuai dengan proses produksi, sehingga dapat memberikan efisiensi. 3) Agar perusahaan bisa menentukan teknologi yang paling tepat dalam menjalankan produksi. 4) Agar perusahaan bisa menentukan metode persediaan yang paling baik dan sesuai untuk dijalankan. 5) Agar dapat menentuka kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan sekaran dan di masa yang akan datang. b. Penentuan lokasi Ada 2 (dua) faktor yang menjadi pertimbangan, yaitu : 1) Faktor Primer Pertimbangan utama dalam penentuan lokasi adalah : a) Dekat dengan Pasar b) Dekat dengan bahan baku c) Tersedia tenaga kerja, baik jumlah maupun kualifikasi yang diinginkan 13

9 d) Terdapat fasilitas pengangkutan e) Tersedia sarana dan prasarana f) Perilaku konsumen 2) Faktor Sekunder Pertimbangan sekunder dalam penentuan lokasi adalah : a) Biaya untuk investasi di lokasi b) Prospek perkembangan harga atau kemajuan di lokasi tersebut di masa yang akan datang c) Kemungkinan untuk perluasan lokasi d) Terdapat fasilitas penunjang lain, seperti perumahan atau pusat perbelanjaan e) Iklim dan tanah f) Masalah pajak dan peraturan perburuhan di daerah setempat Penilaian lokasi yang tepat akan memberikan berbagai keuntungan bagi perusahaan, baik dari segi finansial maupun nonfinansial. Keuntungan yang diperoleh antara lain : 1) Pelayanan yang diberikan kepada konsumen dapat lebih memuaskan 2) Kemudahan dalam memperoeh tenaga kerja yang diinginkan baik jumlah maupun kualifikasinya 3) Kemudahan dalam memperoleh bahan baku atau bahan penolong dalam jumlah yang diinginkan secara terus menerus 4) Kemudahan dalam memperluas lokasi usaha 14

10 5) Memiliki nilai atau harga ekonomis yan lebih tinggi di masa yang akan datang 6) Meminimalkan terjadinya konflik terutama dengan masyarakat dan pemerintah setempat. c. Metode penilaian lokasi Untuk menilai lokasi yang sesuai dengan keinginan perusahaan dapat digunakan berbagai metode sesuai dengan kebutuhan, yaitu : 1) Metode penilaian hasil value Faktor faktor yang menjadi pertimbangan dalam metode penilaian hasil value antara lain adalah : a) Pasar b) Bahan baku c) Transportasi d) Tenaga kerja e) Pertimbangan lainnya 2) Metode perbandingan biaya Faktor faktor yang menjadi pertimbangan dalam metode perbandingan biaya antara lain adalah : a) Bahan baku b) Bahan bakar dan listrik c) Biaya operasi d) Biaya umum e) Biaya lainnya 15

11 3) Metode analisis ekonomi Faktor faktor yang menjadi pertimbangan dalam metode analisis ekonomi antara lain adalah : a) Biaya Sewa b) Biaya tenaga kerja c) Biaya pengangkutan d) Biaya bahan bakar dan listrik e) Pajak f) Perumahan g) Sikap masyarakat h) Dan lainnya d. Tata Letak (Layout) Layout merupakan suatu proses dalam penentuan bentuk dan penempatan fasilitas yang dapat menentukan efisiensi produksi/operasi. Layout dirancang berkenaan dengan produk, proses, sumber daya manusia dan lokasi sehingga dapat tercapai efisiensi operasi. Dengan adanya layout akan diperoleh berbagai keuntungan antara lain : 1) Memberikan ruang gerak yang memadai untuk beraktivitas dan pemeliharaan. 2) Pemakaian ruangan yang efisien. 3) Mengurangi biaya produksi maupun investasi. 4) Aliran material menjadi lancar. 5) Pengangkutan material dan barang jadi yang rendah. 16

12 6) Kebutuhan persediaan yang rendah. 7) Memberikan kenyamanan, kesehatan dan keselamatan kerja yang lebih baik. Untuk memperoleh layout yang baik maka perusahaan perlu menentukan hal hal berikut : 1) Kapasitas dan tempat yang dibutuhkan. Dengan mengetahui tentang pekerja, mesin dan perlengkapan yang dibutuhkan, maka dapat ditentukan layout dan penyediaan tempat atau ruangan untuk setiap komponen tersebut. 2) Peralatan untuk menangani material dan bahan baku. Alat yang digunakan tergantung pada jenis material atau bahan yang dipakai. 3) Lingkungan dan estetika Keleluasaan dan kenyamanan juga mendasari keputusan tentang layout, misalnya jendela, sirkulasi udara. 4) Arus informasi Pertimbangan tentang cara terbaik untuk memindahkan informasi atau melakukan komunikasi perlu juga dibuat. 5) Biaya perpindahan antara tempat kerja yang berbeda. Pertimbangan disini lebih ditekankan pada tingkat kesulitan pemindahan alat dan bahan. e. Pemilihan Teknologi 17

13 Yang menjadi perhatian di sini adalah seberapa jauh derajat mekanisasi yang diinginkan dan manfaat ekonomi yang dikerjakan. Jadi yang perlu diperhatikan dalam pemilihan teknologi adalah: 1) Ketepatan teknologi dengan bahan bakunya. 2) Keberhasilan teknologi di tempat lain. 3) Pertimbangan teknolgi lanjutan. 4) Besarnya biaya investasi dan biaya pemeliharaan. 5) Kemampuan tenaga kerja dan kemungkinan pengembangannya. 6) Pertimbangan pemerintah dalam hal tenaga kerja. 7) Dan pertimbangan lainnya. f. Safety Stock (SS) Merupakan persediaan pengaman atau persediaan tambahan yang dilakukan perusahaan agar tidak terjadi kekurangan bahan. Safety stock sangat diperlukan guna mengantisipasi membludaknya permintaan akibat dari permintaan yang tak terduga. Terdapat beberapa faktor penentu dalam menghitung besarnya safety slock, yaitu antara lain: 1) Penggunaan bahan baku rata-rata. 2) Faktor waktu. 3) Biaya yang digunakan. Di samping faktor penentu di atas dalam menentukan safety stock diperlukan standar kuantitas yang harus dipenuhi, yaitu: 18

14 1) Persediaan minimum. 2) Besarnya pesanan standar. 3) Persediaan maksimum. 4) Tingkat pemesanan kembali. 5) Administrasi persediaan. g. Reorder Point (ROP) ROP merupakan waktu perusahaan akan memesan kembali atau batas waktu pemesanan kembali dengan melihat jumlah minimal persediaan yang ada. Hal ini penting agar supaya jangan sampai terjadi kekurangan bahan pada saat dibutuhkan. Jumlah pemesanan kembali dihitung dengan probabilitas atau kemungkinan terjadinya kekurangan stock dan dihitung selama tenggang waktu. Terdapat banyak model reorder point yang dapat digunakan sesuai dengan kondisi perusahaan. Dalam penelitian ini hanya akan dibahas model jumlah permintaan maupun masa tenggang waktu konstan (constant demand rate, constant lead time). Rumus yang digunakan sebagai berikut: ROP = D yang diharapkan + SS selama tenggang waktu (leadtime) Aspek Manajemen Walaupun suatu usaha telah dinyatakan layak untuk dilaksanakan tanpa didukung dengan manajemen dan organisasi yang baik, bukan tidak mungkin akan mengalami kegagalan. Aspek manajemen merupakan aspek yang penting untuk dianalisa dalam kelayakan suatu usaha. a. Fungsi fungsi Manajemen 19

15 Tujuan perusahaan akan lebih mudah tercapai jika memenuhi tahapan dalam proses manajemen, proses manajemen akan tergambar dari masing masing fungsi dalam manajemen yang dapat diuraikan sebagai berikut : 1) Perancanaan (Planning) Perencanaan adalah proses menentukan arah yang akan ditempuh dan kegiatan kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam proses ini ditentukan tentang apa yang harus dilakukan, kapan, dan bagaimana melakukannya serta dengan cara apa hal tersebut dilaksanakan 2) Pengorganisasian (Organizing) Pengorganisasian adalah proses mengelompokan kegiatan kegiatan atau pekerjaan pekerjaan dalam unit unit. Tujuannya adalah supaya tertata dengan jelas antara tugas, wewenang dan tanggungjawab serta hubungan kerja dengan sebaik mungkin dalam bidang masing masing. 3) Pelaksanaan (Actuating) Menggerakkan atau melaksanakan adalah proses untuk menjalankan kegiatan/pekerjaan dalam organisasi. Dalam menjalankan organisasi para pimpinan atau manager harus menggerakkan bawahannya (para karyawan) untuk mengerjakan pekerjaan yang telah ditentukan dengan cara memimpin, memberi perintah, memberi petunjuk, dan memberi motivasi. 4) Pengawasan (Controlling) 20

16 Pengawasan adalah proses untuk mengukur dan menilai pelaksanaan tugas apakah telah sesuai dengan rencana. Jika dalam proses tersebut terjadi penyimpangan, maka akan segera dikendalikan. Gambar 2.3 Diagram Fungsi Fungsi Manajemen Manajemen Perencanaan Pengorganisasian Pelaksanaan Pengawasan Tujuan organisasi atau perusahaan Sumber : Kasmir,S.E.,M.M. & Jakfar,S.E.,M.M. (2010) b. Manajemen Pembangunan proyek Pada umumnya setiap proyek yang relatif besar meliputi tiga tahapan yaitu perencanaan, penjadwalan dan pengawasan atau pengendalian. 1) Perencanaan Proyek Rencana proyek menggambarkan mengapa dan bagaimana suatu proyek perlu dianalisis rencana kerja yang meliputi jenis pekerjaan (aktivitas), waktu penyelesaian 2) Penjadwalan Proyek Jadwal proyek adalah menentukan aktivitas aktivitas proyek dalam urutan waktu tertentu. Penjadwalan proyek digunakan untuk beberapa tujuan berikut : a) Menggambarkan hubungan dari setiap aktivitas dari keseluruhan proyek. 21

17 b) Mengidentifikasi hubungan yang harus didahulukan antara aktivitas aktivitas yang ada. c) Memperkirakan waktu, biaya yang realistis untuk setiapaktivitas. d) Membantu penggunaan orang, uang dan sumber daya peralatan yang lebih baik dengan mengidentifikasi jalur kritis dan kemacetan dalam proyek. e) Memperbaiki dan memeperbarui rencana atau jadwal semula. 3) Pengawasan Proyek Mengawasi atau mengendalikan proyek dilakukan untuk menjaga agar proyek selesai tepat pada waktunya. Mengawasi proyek meliputi monitoring terhadapsumber daya, biaya, kualitas, dan anggaran. Pengawasan juga berarti menyimpulkan umpan balik untuk memperbaiki rencana proyek dan memindahkan sumber daya ke tempat dimana yang paling dibutuhkan. c. Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia merupakan suatu konsep yang berkaitan dengan kebijaksanaan, prosedur dan praktik bagaimana mengelola atau mengatur orang dalam perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 1) Analisis Jabatan Analisis jabatan merupakan suatu proses yang sistematis untuk mengumpulkan, menganalisis, dan mensintesiskan data jabatan. Dari analisis jabatan akan diperoleh uraian jabatan dan spesifikasi jabatan atau persyaratan jabatan. 22

18 2) Perencanaan Sumber Daya Manusia Perkiraan tentang kebutuhan tenaga kerja yang diperlukan perusahaan didasarkan pada berbagai pertimbangan antara lain rencana produksi atau jasa yang dihasilkan sesuai dengan jenis atau bidang investasi yang dijalankan. Setelah melakukan perkiraan terhadap jumlah barang atau jasa yang dihasilkan selanjutnya perkiraan diubah ke dalam jumlah orang yang dibutuhkan untuk mengerjakan/melaksanakan aktivitas tersebut. 3) Pengadaan Tenaga Kerja Setelah struktur organisasi terbentuk, uraian jabatan dan persyaratan jabatan tersedia, serta jumlah sumber daya manusia telah direncanakan, maka langkah selanjutnya adalah mencari tenaga kerja untuk mengisi jabatan yang tersedia sesuai dengan rencana atau kebutuhan perusahaan. 4) Pengadaan Tenaga Kerja (procurement) Merupakan upaya untuk memperoleh jumlah dan jenis tenaga kerja yang tepat untuk memenuhi kebutuhan organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Pengadaan tenaga kerja meliputi penarikan, seleksi dan penempatan. 5) Penarikan (recruitment) Adalah upaya mencari calon karyawan yang memenuhi syarat tertentu sehingga dari mereka perusahaan dapat memilih orang-orang yang paling tepat untuk mengisi lowongan yang ada. Calon karyawan atau tenaga kerja dapat diperoleh melalui dua sumber yaitu sumber dari dalam organisasi (internal) atau sumber dari luar organisasi (eksternal). 23

19 6) Penempatan (Placement) Penempatan berkaitan dengan pencocokan seseorang dengan jabatan yang akan dijabatnya berdasarkan kebutuhan jabatan. 7) Kompensasi Pada umumnya kompensasi dapat berupa finansial dan non finansial. Program kompensasi yang baik akan mendapatkan : a) Memperoleh tenaga kerja yang potensial dan profesional, sehingga perusahaan akan mendapatkan orang yang tepat pada waktu yang tepat dan untuk pekerjaan/jabatan yang tepat. b) Mempertahankan karyawan yang baik. c) Meningkatkan produktivitas. d) Memudahkan sasaran strategi Aspek Keuangan Menurut Prof. Dr. Manahan P. Tampubolon (2013) fungsi manajemen keuangan merupakan proses; perencanaan anggaran (budgeting) dimulai dengan forecasting sumber pendanaan (source fund), pengorganisasian kegiatan penggunaan dana secara efektif dan efisien, serta mengantisipasi semua resiko (risk ability). Aspek keuangan dalam studi kelayakan memiliki tujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan, dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.secara keseluruhan penilaian dalam aspek keuangan meliputi hal-hal seperti: 1. Sumber-sumber dana yang akan diperoleh. 24

20 2. Kebutuhan biaya investasi. 3. Estimasi pendapatan dan biaya investasi selama beberapa periode termasuk jenis-jenis dan jumlah biaya yang dikeluarkan selama umur investasi. 4. Proyeksi neraca dan laporan laba/rugi untuk beberapa periode ke depan. 5. Kriteria penilaian investasi. 6. Rasio keuangan yang digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan. a. Sumber Dana Untuk memenuhi kebutuhan investasi, modal dapat dicari dari berbagai sumber dana yang ada. Sumber dana yang dicari dapat dipilih, apakah dengan cara menggunakan modal sendiri atau modal pinjaman (modal asing) atau gabungan dari keduanya, tergantung dari jumlah modal yang dibutuhkan dengan pertimbangan untung dan rugi. Kebutuhan modal untuk melakukan investasi terdiri dari dua macam, yaitu modal investasi dan modal kerja. Modal investasi digunakan untuk membeli aktiva tetap. Modal kerja yaitu modal yang digunakan untuk membiayai operasional perusahaan selama perusahaan beroperasi. Jangka waktu penggunaan modal kerja relatif pendek. b. Aliran kas (cash flow) Besar kecilnya keuntungan sangat berperan dalam pengembalian dana usaha, oleh karena itu perlu dibuat estimasi pendapatan dan biaya sebelum usaha dijalankan yang akan dituangkan dalam aliran kas (cash flow) perusahaan selama periode usaha. 25

21 Komponen utama cash flow terdiri dari : 1) Initial cash flow atau kas awal yang merupakan pengeluaran pengeluaran pada awal periode untuk investasi, pola aliran kas yang berhubungan dengan investasi harus diidentifikasikan dan mengetahui bagaimana pembayaran untuk sewa tempat. 2) Operational Cash Flow merupakan kas yang diterima atau dikeluarkan pada saat operasi usaha, seperti penghasilan yang diterima dan pengeluaran yang dikeluarkan pada satu periode. Dalam aliran kas ini menggunakan rumus : Laba Setelah Pajak + Penyusutan, karena investasi dilakukan dengan 100% modal sendiri. c. Kriteria penilaian investasi Kriteria yang biasa digunakan dalam penilaian investasi yaitu : 1) Payback Period (PP) merupakan tehnik penilaian terhadap jangka waktu pengambilan investasi suatu proyek atau usaha. Perhitungan ini dilihat dari perhitungan kas bersih (proceed) yang diperoleh setiap tahun. Nilai kas bersih merupakan penjumlahan laba setelah pajak ditambah penyusutan karena investasi menggunakan modal sendiri. Dalam menghitung masa pengembalian dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : 2) Average Rate of Return (ARR) Average Rate of Return (ARR) merupakan cara untuk mengukur rata-rata pengembalian bunga dengan cara membandingkan antara Average Earning 26

22 After Tax (EAT) dengan rata-rata investasi. Rumus untuk menghitung ARR adalah sebagai berikut: 3) Net Present Value (NPV) Metode ini menghitung selisih antara PV kas bersih (PV of Proceed) dengan PV Investasi (Capital Outlays) selama umur investasi. Untuk menghitung NPV, terlebih dahulu mengetahui berapa PV kas bersihnya, PV kas bersih dapat dicari dengan jalan membuat dan menghitung dari cash flow perusahaan selama umur investasi tersebut. Rumus yang digunakan dalam menghitung NPV adalah sebagai berikut : 4) Internal Rate of Return (IRR) IRR merupakan alat untuk mengukur tingkat pengembalian hasil intern. Ada dua cara yang digunakan untuk mencari IRR, yaitu : Dimana : = tingkat bumga 1 (tingkat discount rate yang menghasilkan NPV1) = tingkat bumga 2 (tingkat discount rate yang menghasilkan NPV2) 27

23 = Net Present Value 1 = Net Present Value 2, atau dengan formula lain, yaitu : Dimana : P1 = Tingkat bunga 1 P2 = Tingkat bunga 2 C1 = NPV 1 C2 = NPV2 5) Profitability Index (PI) PI atau benefit and cost ratio (B/C Ratio) merupakan rasio aktivitasdari jumlah nilai sekarang penerimaan bersih dengan nilai sekarang pengeluaran investasi selama umur investasi. Rumus yang digunakan untuk mencari PI adalah sebagai berikut : Aspek Hukum Tujuan dari aspek hukum adalah untuk meneliti keabsahan, kesempurnaan dan keaslian dari dokumen dokumen yang dimiliki. Penelitian ini sangat penting mengingat sebelum usaha dijalankan, maka segala prosedur yang berkaitan dengan izin izin atau berbagai persyaratan harus terlebih dahulu sudah dipenuhi. a. Badan Hukum Usaha 28

24 Badan hukum di Indonesia sangat beragam, masing masing badan hukum mempunyai kelebihan dan kekurangan tersendiri. Kelebihan dan kekurangan dapat dilihat dari luasnya bidang usaha yang akan dijalankan, modal yang dimiliki, batas tanggung jawab dan kewajiban masing masing pemilik, serta pembagian keuntungan masing masing badan usaha. Perusahaan Kebab Turki Baba Rafi berbadan hukum Perseroan Terbatas (PT). Pengertian Perseroan Terbatas dalam undang undang adalah : Badan hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian yang melakukan kegiatan usaha dengan modal tertentu, yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang undang ini serta peraturan pelaksanaannya Perseroan Terbatas (PT) adalah badan hukum yang paling banyak digunakan dan diminati oleh para pengusaha, karena memiliki banyak kelebihan jikadibandingkan dengan badan hukum lainnya. Kelebihan tersebut antara lain luasnya bidang usaha yang dimiliki, kewenangan dan tanggung jawab yang dimiliki terbatas kepada modal yang disetor. b. Pengertian Waralaba Menurut Kotler and Armstrong (2008) waralaba adalah asosiasi kontraktual antara produsen, pedagang grosir, atau organisasi jasa (pewaralaba) dan pebisnis independen (terwaralaba) yang membeli hak untuk memiliki dan mengoperasikan satu unit atau lebih dalam sistem waralaba. 29

25 Menurut Kurtz (2008) Franchaise adalah pengaturan kontraktual yang disetujui oleh pedagang besar maupun pengecer untuk memenuhi kebutuhan operasi dari suatu pabrik produksi atau Franchise lainnya. c. Hak dan kewajiban Franchisee (terwaralaba) 1) Hak Franchisee a) Mendapatkan perlengkapan penjualan. b) Mennndapatkan 1 (satu) buah Outlet. c) Pemakaian merk KTBR d) Menggunakan dan melaksanakan Standard Operating Procedure (SOP) sebagai arahan kerja. e) Berhak memiliki Outlet beserta semua peralatannya, kecuali SOP dan CD software (status pinjam pakai). 2) Kewajihan Franchisee a) Bersemangat dan serius dalam usaha penjualan produk KTBR. b) Melakukan fungsi kontrol terhadap tenaga pelaksana dalam semua kegiatan usaha. c) Menerima, melaksanakan dan menjaga konsep sistem usaha bersama KTBR. d) Membuat laporan keuangan tiap bulan dan menyerahkan pada PT. Baba Rafi Indonesia. e) Menyediakan dana dalam semua aktifitas usaha. f) Memberikan alternatif lokasi usaha. g) Komitmen dengan perjanjian. 30

26 h) Membayar kewajiban setiap bulan secara Auto debet melalui rekening Bank Mandiri. Teknis pembayaran diatur dalam SOP. i) Tidak menjalankan bidang usaha sejenis baik memakai nama Kebab Turki Baba Rafi" ataupun memakai nama dagang yang lain. 31

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. KERANGKA TEORI 2.1.1. Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Studi Kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang kegiatan atau usaha atau bisnis

Lebih terperinci

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si Aspek Keuangan Dosen: ROSWATY,SE.M.Si PENGERTIAN ASPEK KEUANGAN Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek keuangan memberikan gambaran yang

Lebih terperinci

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 23 BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 4.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 4.1.1 Studi Kelayakan Usaha Proyek atau usaha merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan manfaat (benefit) dengan menggunakan sumberdaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Landasan Penelitian Terdahulu Hellen Mayora Violetha (2014) Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang melakukan penelitian dengan judul Evaluasi Kelayakan

Lebih terperinci

Manajemen Investasi. Febriyanto, SE, MM. LOGO

Manajemen Investasi. Febriyanto, SE, MM.  LOGO Manajemen Investasi Febriyanto, SE, MM. www.febriyanto79.wordpress.com LOGO 2 Manajemen Investasi Aspek Keuangan Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan.

Lebih terperinci

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M.

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. ASPEK KEUANGAN Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. PENDAHULUAN Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek keuangan memberikan gambaran

Lebih terperinci

BAB V ASPEK TEKNIS / OPERASI

BAB V ASPEK TEKNIS / OPERASI BAB V ASPEK TEKNIS / OPERASI A. PENGERTIAN ASPEK TEKNIS/ OPERASI Aspek teknis atau operasi juga dikenal sebagai aspek produksi. Penilaian untuk kelayakan terhadap aspek ini sangat penting dilakukan sebelum

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Gittinger (1986) menyebutkan bahwa proyek pertanian adalah kegiatan usaha yang rumit karena menggunakan sumber-sumber

Lebih terperinci

PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING)

PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING) Modul ke: PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING) Fakultas FEB MEILIYAH ARIANI, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi http://www.mercubuana.ac.id Penganggaran Modal ( Capital Budgeting) Istilah penganggaran

Lebih terperinci

12/23/2016. Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA

12/23/2016. Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA Bagaimana kesiapan permodalan yang akan digunakan untuk menjalankan bisnis dan apakah bisnis yang akan dijalankan dapat memberikan tingkat pengembalian yang menguntungkan?

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si PENDAHULUAN Keputusan investasi yang dilakukan perusahaan sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Bisnis 2.1.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Kata bisnis berasal dari bahasa Inggris busy yang artinya sibuk, sedangkan business artinya kesibukan. Bisnis dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup menarik dan menguntungkan tentu saja akan mendorong para pengusaha untuk masuk

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 17 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Proyek adalah suatu kegiatan yang mengeluarkan uang atau biaya-biaya dengan harapan akan memperoleh hasil yang secara logika merupakan wadah

Lebih terperinci

KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI

KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI 4.1. KONSEP INVESTASI Penganggaran modal adalah merupakan keputusan investasi jangka panjang, yang pada umumnya menyangkut pengeluaran yang besar yang akan memberikan

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada akhirnya setelah penulis melakukan penelitian langsung ke perusahaan serta melakukan perhitungan untuk masing-masing rumus dan mencari serta mengumpulkan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Pada bagian ini dijelaskan tentang konsep yang berhubungan dengan penelitian kelayakan Usaha pembenihan dan pembesaran ikan lele Sangkuriang di

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoretis Kerangka pemikiran teoretis merupakan suatu penalaran peneliti yang didasarkan pada pengetahuan, teori, dalil, dan proposisi untuk menjawab suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian oleh Dwi Susianto pada tahun 2012 dengan judul Travel AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Bisnis 2.1.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Menurut Brockhouse dan Wadsworth (2010:1) studi kelayakan adalah alat yang digunakan dalam proses pengembangan bisnis

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Studi Kelayakan Proyek Proyek merupakan suatu kegiatan untuk membangun sistem yang belum ada. Sistem dibangun dahulu oleh proyek, kemudian dioperasionalkan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Menurut Husnan dan Suwarsono (2000), proyek pada dasarnya merupakan kegiatan yang menyangkut pengeluaran modal (capital

Lebih terperinci

Bab 7 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 2)

Bab 7 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 2) M a n a j e m e n K e u a n g a n 103 Bab 7 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 2) Mahasiswa diharapkan dapat memahami, menghitung, dan menjelaskan mengenai penggunaan teknik penganggaran modal yaitu Accounting

Lebih terperinci

Bab 5 Penganggaran Modal

Bab 5 Penganggaran Modal M a n a j e m e n K e u a n g a n 90 Bab 5 Penganggaran Modal Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan mengenai teori dan perhitungan dalam investasi penganggaran modal dalam penentuan keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan tidak dapat bersaing, maka perusahaan tersebut dapat kalah dalam persaingan dan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN 1

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN 1 ABSTRAK Seorang investor pemilik PT X menilai permintaan dan pangsa pasar di kota Bandung terlihat masih menjanjikan untuk bisnis Depot air Minum isi ulang AMIRA. Tetapi sebelum investor menanamkan modalnya

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam suatu bentuk kesatuan dengan mempergunakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang. 42 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Dalam upaya mengembangkan usaha bisnisnya, manajemen PT Estika Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang. Langkah pertama

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 41 BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Pilihan Analisis Untuk menganalisis kelayakan usaha untuk dapat melakukan investasi dalam rangka melakukan ekspansi adalah dengan melakukan penerapan terhadap

Lebih terperinci

Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1)

Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1) M a n a j e m e n K e u a n g a n 96 Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1) Mahasiswa diharapkan dapat memahami, menghitung, dan menjelaskan mengenai penggunaan teknik penganggaran modal yaitu Payback

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis pada PT X, mengenai Peranan Capital Budgeting Dalam Pengambilan Keputusan Investasi Untuk Pembelian Mesin

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Pengertian Investasi Kasmir dan Jakfar (2009) menyatakan bahwa investasi adalah penanaman modal dalam suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penerapan kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penerapan kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Penerapan kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan usaha dalam membuka cabang baru adalah dengan melakukan penghitungan

Lebih terperinci

Ruang Lingkup Studi Kelayakan Bisnis

Ruang Lingkup Studi Kelayakan Bisnis Ruang Lingkup Studi Kelayakan Bisnis Pertemuan 1 1 Studi Kelayakan Bisnis Studi Kelayakan Proyek Bisnis atau Usaha Bukan Merupakan Pekerjaan Sendiri Melibatkan Banyak tim dari berbagai keahlian 2 Penggolongan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang dipergunakan adalah metode deskriptif. Penelitian deskriptif ini merupakan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Kerangka pemikiran penelitian ini diawali dengan melihat potensi usaha yang sedang dijalankan oleh Warung Surabi yang memiliki banyak konsumen

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan kemanfaatan (benefit),

Lebih terperinci

9 Universitas Indonesia

9 Universitas Indonesia BAB 2 TINJAUAN LITERATUR 2.1. Studi Kelayakan Studi kelayakan atau feasibility study adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan atau usaha atau bisnis yang akan dijalankan,

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan permasalahan serta maksud dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: 1. Estimasi incremental

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produksi daging ayam dinilai masih kurang. Berkenaan dengan hal itu, maka

BAB I PENDAHULUAN. produksi daging ayam dinilai masih kurang. Berkenaan dengan hal itu, maka 1 BAB I PENDAHULUAN I.A. Latar Belakang Masalah Peluang usaha di bidang peternakan ayam pada saat ini terbilang cukup baik, karena kebutuhan akan daging ayam setiap tahunnya meningkat, sementara produksi

Lebih terperinci

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11 Aspek Ekonomi dan Keuangan Pertemuan 11 Aspek Ekonomi dan Keuangan Aspek ekonomi dan keuangan membahas tentang kebutuhan modal dan investasi yang diperlukan dalam pendirian dan pengembangan usaha yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan dengan meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai sektor industri baik dalam industri yang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab V Kesimpulan dan Saran BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil perhitungan analisis Capital Budgeting dan analisis sensitivitas pada perusahaan Dian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Objek dan lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah Ciafe yang merupakan jenis usaha yang bergerak dibidang jasa jahit dilihat dari aspek pasar dan

Lebih terperinci

Penganggaran Modal 1 BAB 10 PENGANGGARAN MODAL

Penganggaran Modal 1 BAB 10 PENGANGGARAN MODAL Penganggaran Modal 1 BAB 10 PENGANGGARAN MODAL Penganggaran Modal 2 KERANGKA STRATEGIK KEPUTUSAN PENGANGGARAN MODAL Keputusan penganggaran modal harus dihubungkan dengan perencanaan strategi perusahaan

Lebih terperinci

VII. RENCANA KEUANGAN

VII. RENCANA KEUANGAN VII. RENCANA KEUANGAN Rencana keuangan bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Bisnis (Business) Bisnis menurut (Griffin dan Ebert, 2008) merupakan aktifitas yang menyediakan barang atau jasa yang diperlukan atau diinginkan oleh konsumen. Dapat dilakukan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis mengemukakan teori-teori terkait penelitian. Teori-teori tersebut antara lain pengertian proyek, keterkaitan proyek dengan

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN BISNIS PENGEMBANGAN USAHA AIR MINUM ISI ULANG DESMOND

STUDI KELAYAKAN BISNIS PENGEMBANGAN USAHA AIR MINUM ISI ULANG DESMOND STUDI KELAYAKAN BISNIS PENGEMBANGAN USAHA AIR MINUM ISI ULANG DESMOND LATAR BELAKANG Salah satu usaha yang sering kita jumpai dan banyak diminati pada saat ini adalah usaha air minum isi ulang. Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini ditandai dengan semakin. meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai bidang usaha, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini ditandai dengan semakin. meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai bidang usaha, hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha dewasa ini ditandai dengan semakin meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai bidang usaha, hal ini menyebabkan banyak perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS CAPITAL BUDGETING SEBAGAI PENILAIAN EKSPANSI USAHA (Studi Kasus pada PT. Wijaya Karya Beton, Tbk)

ANALISIS CAPITAL BUDGETING SEBAGAI PENILAIAN EKSPANSI USAHA (Studi Kasus pada PT. Wijaya Karya Beton, Tbk) ANALISIS CAPITAL BUDGETING SEBAGAI PENILAIAN EKSPANSI USAHA (Studi Kasus pada PT. Wijaya Karya Beton, Tbk) Aditya Satriawan Topowijono Achmad Husaini Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Lebih terperinci

Aspek Keuangan. Studi Kelayakan (Feasibility Study) Sumber Dana. Alam Santosa

Aspek Keuangan. Studi Kelayakan (Feasibility Study) Sumber Dana. Alam Santosa Alam Santosa Aspek Keuangan Studi Kelayakan (Feasibility Study) Analisis Aspek Keuangan Menentukan sumber dana Menghitung kebutuhan dana untuk aktiva tetap dan modal kerja Aliran Kas Penilaian Investasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi. Dalam bersosialisasi, terdapat berbagai macam jenis hubungan yang

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi. Dalam bersosialisasi, terdapat berbagai macam jenis hubungan yang BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan, penulis akan menyampaikan beberapa hal yang berhubungan dengan proses pengerjaan penelitian ini. Antara lain berkenaan dengan latar belakang penelitian, identifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari

BAB I PENDAHULUAN. Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari semakin menginginkan pola hidup yang sehat, membuat adanya perbedaan dalam pola konsumsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia usaha pada masa sekarang ini menuntut pelaku

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia usaha pada masa sekarang ini menuntut pelaku BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Persaingan dalam dunia usaha pada masa sekarang ini menuntut pelaku ekonomi untuk bertindak seefektif dan seefisien mungkin. Tindakan yang efektif dan efisien

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA RUMAH MAKAN AYAM BAKAR TERASSAMBEL

STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA RUMAH MAKAN AYAM BAKAR TERASSAMBEL STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA RUMAH MAKAN AYAM BAKAR TERASSAMBEL Nama : Marlina Fitri Annisa Npm : 15213303 Kelas : 4EA33 Fakultas : Ekonomi Jurusan : Manajemen Pembimbing : Christera Kuswahyu Indira,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Menurut William F.S dan Chuek (2008) investasi adalah mengorbankan dollar sekarang untuk dollar dimasa datang. Dari pengertian ini tergantung

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Table 3.1 Definisi Kelayakan Investasi. Aspek Studi Kelayakan Bisnis

BAB 3 METODE PENELITIAN. Table 3.1 Definisi Kelayakan Investasi. Aspek Studi Kelayakan Bisnis BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Penetapan Kriteria Kelayakan berikut: Penetapan kriteria optimasi dalam penelitian ini akan dijabarkan sebagai Aspek Studi Kelayakan Bisnis Aspek Pasar dan Pemasaran Aspek Sumber

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pesaing diantaranya MyMeal caetering, Myma s Kitchen dan La Dolce. YUMMY CATERING. Keunggulan YUMMY CATERING dibandingkan

BAB III METODE PENELITIAN. pesaing diantaranya MyMeal caetering, Myma s Kitchen dan La Dolce. YUMMY CATERING. Keunggulan YUMMY CATERING dibandingkan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang diambil adalah di Semarang. Dengan beberapa pesaing diantaranya MyMeal caetering, Myma s Kitchen dan La Dolce Vita Bistro yang bergerak

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan kumpulan teori yang digunakan dalam penelitian. Teori-teori ini berkaitan dengan permasalahan yang ada dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Budget Budget adalah ungkapan kuantitatif dari rencana yang ditujukan oleh manajemen selama periode tertentu dan membantu mengkoordinasikan apa yang dibutuhkan untuk diselesaikan

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA JASA PENYEWAAN SOUND SYSTEM ECHO PRODUCTIONS DI RAWA LUMBU BEKASI

ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA JASA PENYEWAAN SOUND SYSTEM ECHO PRODUCTIONS DI RAWA LUMBU BEKASI ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA JASA PENYEWAAN SOUND SYSTEM ECHO PRODUCTIONS DI RAWA LUMBU BEKASI Nama : Felika Tabita NPM : 13213396 Fakultas : Ekonomi Jurusan : Manajemen Pembimbing : Dr. Ir. Riskayanto

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Citra Jaya Putra Utama merupakan salah satu perusahaan jasa yang bergerak di bidang distribusi farmasi. Perusahaan saat ini ingin melakukan investasi modal dalam bentuk cabang baru di Surabaya

Lebih terperinci

MAKALAH STUDI KELAYAKAN BISNIS PENILAIAN INVESTASI DAN RESIKO INVESTASI

MAKALAH STUDI KELAYAKAN BISNIS PENILAIAN INVESTASI DAN RESIKO INVESTASI MAKALAH STUDI KELAYAKAN BISNIS PENILAIAN INVESTASI DAN RESIKO INVESTASI Disusun Oleh: Paulina Sari 201210170311004 Aulia Pratiwi 201210170311033 Satria Sukanda 201210170311041 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan peternakan sapi perah di CV. Cisarua Integrated Farming, yang berlokasi di Kampung Barusireum, Desa Cibeureum, Kecamatan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di peternakan milik Bapak Sarno yang bertempat di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia bisnis di zaman globalisasi ini kian hari semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia bisnis di zaman globalisasi ini kian hari semakin ketat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Persaingan di dunia bisnis di zaman globalisasi ini kian hari semakin ketat. Untuk mempertahankan eksistensinya, suatu perusahaan harus mampu bersaing dengan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis mengemukakan teori-teori terkait penelitian. Teori-teori tersebut antara lain pengertian proyek, keterkaitan proyek dengan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xii ABSTRAK Penelitian ini membahas mengenai perusahaan yang bergerak di bidang makloon konveksi. Karena kapasitas produksi yang tidak mencukupi, maka perusahaan bermaksud untuk melakukan ekspansi berupa penambahan

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN

BAB VI ASPEK KEUANGAN BAB VI Bagian ini akan menjelaskan tentang kebutuhan dana, sumber dana, proyeksi neraca, proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas, dan penilaian kelayakan investasi. Proyeksi keuangan ini akan dibuat dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan oleh penulis dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan oleh penulis dalam penelitian ini 44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang akan digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu metode yang menggambarkan keadaan yang sebenarnya

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... Halaman ABSTRAKSI.. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang Penelitian 1

DAFTAR ISI... Halaman ABSTRAKSI.. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang Penelitian 1 ABSTRAKSI Dalam menghadapi persaingan dunia usaha yang semakin ketat, maka perusahaan memerlukan strategi yang tepat untuk selalu dapat unggul dalam persaingan. Karena bila salah dalam menerapkan strategi

Lebih terperinci

Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha

Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha ANALISIS BISNIS DAN STUDI KELAYAKAN USAHA MAKALAH ARTI PENTING DAN ANALISIS DALAM STUDI KELAYAKAN BISNIS OLEH ALI SUDIRMAN KELAS REGULER 3 SEMESTER 5 KATA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam semua aspek kehidupan manusia, air bersih merupakan kebutuhan yang sangat hakiki karena sel-sel dalam tubuh manusia terdiri dari 68% kadar air. Bagi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Manajemen, Pemasaran, dan Manajemen Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran sering diartikan oleh banyak orang sebagai kegiatan atau aktivitas dalam menjual

Lebih terperinci

Bab V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab V KESIMPULAN DAN SARAN Bab V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Analisa kelayakan untuk rencana ekspansi yang akan dilaksanakan oleh perusahaan X menggunakan lima metode Capital Budgeting yaitu Payback Period, Accounting Rate

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Terkait penulisan skripsi ini, ada beberapa penulis terdahulu yang telah melakukan penelitian yang membahas berbagai persoalan mengenai analisis kelayakan usaha. Adapun skripsi

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis finansial bertujuan untuk menghitung jumlah dana yang diperlukan dalam perencanaan suatu industri melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pemikiran. 3.2 Metode Penelitian

III. METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pemikiran. 3.2 Metode Penelitian III. METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Ketersediaan bahan baku ikan hasil tangkap sampingan yang melimpah merupakan potensi yang besar untuk dijadikan surimi. Akan tetapi, belum banyak industri di Indonesia

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerupuk Menurut UU RI No. 5 tahun 1984 Pasal 1 tentang perindustrian, definisi Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi,

Lebih terperinci

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di sebuah lokasi yang berada Desa Kanreapia Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Propinsi Sulawesi Selatan. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU EDIE SHOES. : Bayu Aji Prasetyo NPM : Jurusan : Manajemen Fakultas : Ekonomi

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU EDIE SHOES. : Bayu Aji Prasetyo NPM : Jurusan : Manajemen Fakultas : Ekonomi ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU EDIE SHOES Nama : Bayu Aji Prasetyo NPM : 11208350 Jurusan : Manajemen Fakultas : Ekonomi UNIVERSITAS GUNADARMA DEPOK 2011 Latar Belakang Masalah Kondisi

Lebih terperinci

ANALISIS ASPEK KEUANGAN DALAM MANAJEMEN PROYEK *)

ANALISIS ASPEK KEUANGAN DALAM MANAJEMEN PROYEK *) ANALISIS ASPEK KEUANGAN DALAM MANAJEMEN PROYEK *) A. Dasar Dasar Proyek 1. Batasan Proyek Clive Gray mendifinisikan proyek sebagai kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam satu

Lebih terperinci

ANALISIS CAPITAL BUDGETING SEBAGAI SALAH SATU ALAT UNTUK MENGUKUR KELAYAKAN INVESTASI (Studi Pada PT. Wahana Makmur Bersama Gresik)

ANALISIS CAPITAL BUDGETING SEBAGAI SALAH SATU ALAT UNTUK MENGUKUR KELAYAKAN INVESTASI (Studi Pada PT. Wahana Makmur Bersama Gresik) ANALISIS CAPITAL BUDGETING SEBAGAI SALAH SATU ALAT UNTUK MENGUKUR KELAYAKAN INVESTASI (Studi Pada PT. Wahana Makmur Bersama Gresik) Anandhayu Mahatma Ratri Moch. Dzulkirom Achmad Husaini Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kelayakan usaha adalah sebagai berikut: 1. Pemilihan Wilayah: Menentukan dua wilayah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Proyek Dalam menilai suatu proyek, perlu diadakannya studi kelayakan untuk mengetahui apakah proyek tersebut layak untuk dijalankan atau tidak. Dan penilaian tersebut

Lebih terperinci

II. KERANGKA PEMIKIRAN

II. KERANGKA PEMIKIRAN II. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan kumpulan teori yang digunakan dalam penelitian. Teori-teori ini berkaitan erat dengan permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab empat, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Sebelum melakukan analisis

Lebih terperinci

Minggu-15. Budget Modal (capital budgetting) Penganggaran Perusahaan. By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM

Minggu-15. Budget Modal (capital budgetting) Penganggaran Perusahaan. By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Penganggaran Perusahaan Minggu-15 Budget Modal (capital budgetting) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Further Information : Mobile : 08122035131 Email: ailili1955@gmail.com 1 Pokok Bahasan Pengertian Penganggaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran sering diartikan oleh banyak orang sebagai kegiatan atau aktivitas dalam menjual beli barang di pasaran. Sebenarnya

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek memiliki beberapa pengertian. Menurut Kadariah et al. (1999) proyek ialah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis uraikan dalam bab sebelumnya, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Sampai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Usaha 4.1.1 Sejarah Perusahaan UKM Flamboyan adalah salah satu usaha kecil menengah yang mengolah bahan pertanian menjadi berbagai macam produk makanan olahan.

Lebih terperinci

Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal

Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal Disarikan Gitman dan Sumber lain yang relevan Pendahuluan Investasi merupakan penanaman kembali dana yang dimiliki oleh perusahaan ke dalam suatu aset dengan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Kampung Budaya Sindangbarang, Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Produksi Secara umum produksi diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan (input) menjadi hasil keluaran (output). Dalam arti sempit, pengertian

Lebih terperinci

ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU PADA USAHA JASA FOTOKOPI DAULAY JAYA

ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU PADA USAHA JASA FOTOKOPI DAULAY JAYA ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU PADA USAHA JASA FOTOKOPI DAULAY JAYA Nama : Rani Eva Dewi NPM : 16212024 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Nenik Diah Hartanti, SE.,MM Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB V KEPUTUSAN INVESTASI

BAB V KEPUTUSAN INVESTASI BAB V KEPUTUSAN INVESTASI A. Tujuan Kompetensi Khusus Setelah mengikuti perkuliahan, diharapkan mahasiswa mampu: Memahami Pentingnya Keputusan Investasi Mampu Menghitung Cash Flow Proyek Investasi Memahami

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek dan Lokasi Penelitian Obyek penelitian yang akan diangkat pada penelitian ini adalah Perencanaan budidaya ikan lele yang akan berlokasi di Desa Slogohimo, Wonogiri.

Lebih terperinci