PENGARUH KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) TERHADAP IMPLEMENTASI SISTEM AKUNTANSI INSTANSI (SAI) DI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI GORONTALO.
|
|
- Ade Sumadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGARUH KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) TERHADAP IMPLEMENTASI SISTEM AKUNTANSI INSTANSI (SAI) Abstrak DI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI GORONTALO Oleh ARIF SUMA NIM: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Kapasitas Sumber Daya (SDM) Manusia terhadap implementasi Sistem Akuntansi Instansi (SAI) di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Gorontalo. Adapun yang terpilih menjadi sampel penelitian berdasarkan metode pengambilan sampel purposive sebanyak 18 pegawai/responden. Analisis data penelitian dengan menggunakan analisis regresi ordinal. Hasil penelitian menunjukan bahwa kapasitas sumber daya manusia berpengaruh positif tidak signifikan terhadap implementasi sistem akuntansi instansi di Komisi Pemilihan Umum Provinsi Gorontalo. Ini terlihat dari koefisien regresi yang positif. Menunjukkan jika kapasitas SDM yang dimiliki meningkat maka implementasi SAI juga akan semakin baik. koeifisien determinasi dari kapasitas sumber daya manusia terhadap implementasi SAI sebesar 0,093. Ini menunjukkan 9,3% keberhasilan implementasi sistem akuntansi instansi dipengaruhi oleh kapasitas sumber daya manusia yang ada di Komisi Pemilihan Umum Provinsi Gorontalo sedangkan sisanya sebesar 91,7% dipengaruhi oleh variabel lain. Kata Kunci : Kapasitas Sumber Daya Manusia, Implementasi Sistem Akuntansi Instansi
2 PENDAHULUAN Tata kelolah penyelenggaraan keuangan yang baik dalam suatu Negara merupakan kebutuhan yang tak terelakan. Dalam rangka mewujudkan tata kelolah yang baik (good governance), pemerintah sangat berperan dalam melakukan usaha-usaha untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolahan keuangan Negara. Usaha-usaha tersebut mencakup bidang peraturan perundangundangan kelembagaan, system dan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, dan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2012 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2012, Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai Pengguna Anggaran/Barang mempunyai tugas antara lain menyusun dan menyampaikan laporan keuangan Kementerian Negara/Lembaga yang dipimpinnya. Badan Pembinaan Akuntansi lnstansi adalah salah satu entitas pelaporan yang berkewajiban menyelenggarakan akuntansi dan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dengan menyusun laporan keuangan berupa Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Untuk menjamin kualitas penyajian laporan keuangan pada Lembaga/Badan pemerintahan, diperlukan suatu sistem informasi akuntansi yang mampu menciptakan transparansi dan akuntabilitas serta mengacu pada Standar Akuntansi keuangan (SAK) terhadap penggunaan setiap sumber keuangan daerah yang dapat dipertanggungjawabkan secara transparan baik dari aspek penggunaan dana sendiri maupun aspek penanggung jawab pengguna dana tersebut. Dalam pelaksanaanya, penyusunan Laporan Keuangan Badan Pembinaan Akuntansi Instansi mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 233/PMK.05/2011 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat serta Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang
3 Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga. Informasi yang disajikan didalamnya telah disusun sesuai ketentuan perundangundangan yang berlaku. Peraturan Pemerintah ini menjadi dasar bagi semua entitas pelaporan dalam menyajikan laporan keuangan sebagai pertanggungjawaban kepada berbagai pihak khususnya pihak-pihak di luar eksekutif. Standar akuntansi berguna bagi penyusun laporan keuangan dalam menentukan informasi yang harus disajikan kepada pihak-pihak di luar organisasi. Para pengguna laporan keuangan di luar organisasi akan dapat memahami informasi yang disajikan jika disajikan dengan kriteria/persepsi yang dipahami secara sama dengan penyusun laporan keuangan. Bagi auditor, khususnya eksternal auditor, standar akuntansi digunakan sebagai kriteria dalam menilai informasi yang disajikan apakah sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum. Dengan demikian SAP menjadi pedoman untuk menyatukan persepsi antara penyusun, pengguna, dan auditor. Dengan adanya pedoman Standar Akuntansi Pemerintahan, diharapkan sistem dan prosedur pengelolaan pembukuan keuangan mengalami perubahan dengan tersedianya kebijakan akuntansi, kode rekening, sistem dan prosedur akuntansi, dokumen dan formulir serta catatan akuntansi yang pada akhirnya diharapkan pemerintah dapat menyusun laporan keuangan sesuai dengan pedoman Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) tersebut. Oleh karena itu perlu adanya pemgembangan secara berkelanjutan terhadap sistem yang diterapkan disetiap instansi pemerintah. Sistem Akuntansi Instansi (SAI) merupakan salah satu sistem yang dilaksanakan oleh kementerian negara/lembaga dalam memproses transaksi keuangan baik arus uang maupun barang. Untuk dapat melaksanakan sistem tersebut, instansi-instansi membentuk unit-unit akuntansi sesuai dengan hirarki organisasi yang disebut dengan satuan kerja (Satker). Sistem akuntansi instansi merupakan bagian dari sistem akuntansi pemerintah pusat yang bertujuan untuk menghasilkan laporan
4 keuangan pemerintah pusat. Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 233/PMK.05/2011, SAI adalah serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pada Kementerian Negara/Lembaga. Kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan di instansi dilaksanakan secara berjenjang oleh unit-unit akuntansi baik di tingkat kantor pusat instansi maupun di daerah. Sesuai dengan tujuan dari penerapan sistem akuntansi instansi perlu diukur efektifitas penerapan sistem informasi yang pada akhirnya dapat digunakan sebagai umpan balik dalam desain, penerapan dan pengawasan atas jalannya sistem informasi. (Jalil. 2008) Dalam menerapkan suatu sistem, diperlukan suatu perencanaan dan pengimplementasian yang hati-hati, untuk menghindari adanya penolakan terhadap sistem yang dikembangkan. Suatu keberhasilan implementasi sistem tidak hanya ditentukan pada penguasaan teknis belaka, namun banyak penelitian menunjukkan terdapat beberapa faktor yang berpengaruh pada kinerja Sistem Informasi Akuntansi, antara lain keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem, kemampuan teknik, personal SI, ukuran organisasi, dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan SI, program pelatihan dan pendidikan pemakai (Soegiharto 2001). Penelitian tentang sistem akuntansi instansi yang dilakukan oleh Rahmi (2009) menunjukkan bahwa kesalahan yang timbul dari pelaksanaan SAI biasanya dikarenakan oleh Human Eror (kesalahan manusia). Hal ini menunjukkan bahwa dalam pengimplementasian sistem baru, perlu dipertimbangkan faktor-faktor seperti komitmen dari sumber daya yang terlibat, karna secara keseluruhan kemampuan seseorang pada hakikatnya terdiri dari dua faktor, yaitu kemampuan intelektual dan kemampuan fisik. Dalam pekerjaan terkait kegiatan administrasi pada suatu organisasi, kemampuan intelektual tentu lebih dominan. Kemampuan intelektual seseorang dalam menyelesaikan pekerjaan tertentu bersumber dari latar belakang pendidikan dan pengalaman yang dimilikinya.(robins 2006: 52)
5 Penelitian ini untuk menguji pengaruh kapasitas Sumber daya manusia terhadap implementasi sistem akuntansi instansi di Komisi Pemilihan Umum Provinsi Gorontalo. METODE PENELITIAN Tempat penelitian yang dijadikan lokasi penilitian adalah Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Gorontalo yang beralamat di jalan Tinaloga nomor 24 desa Toto Utara, Kecamatan Tilongkabila, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. Penelitian ini akan dilaksanakan dari bulan Mei sampai dengan bulan Juli Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kausal, menurut Sugiyono (2011) deskriptif analisis adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi, sedangkan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat untuk mengetahui hubungan antara variabel X terhadap Y. Dengan metode yang dipergunakan adalah metode kuantitatif. HASIL DAN PEMBAHASAN Sistem Akuntansi Instansi (SAI) adalah serangkaian prosedur manual maupun terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pada kementrian negara/lembaga. Dengan diterapkannya Sistem Akuntansi Instansi ini pemerintah mengharapkan penerapan sistem akuntansi instansi dari setiap lembaga pemerintah akan sesuai dengan pedoman Standar Akuntansi Pemerintah (SAP). Selain itu dengan adanya sistem akuntansi instansi ini akan membantu setiap permasalahan yang biasanya terjadi dan tidak ada lagi keterlambatan dalam penyampaian laporan keuangan maupun kesalahan dalam pengimputan data serta akan membantu mempermudah administrator yang tidak berlatar belakang akuntansi dalam memahami dan menguasai sistem akuntansi instansi pada saat mengoperasikannya.
6 Dalam menerapkan suatu sistem, diperlukan suatu perencanaan dan pengimplementasian yang hati-hati,untuk menghindari adanya penolakan terhadap sistem yang dikembangkan. Suatu keberhasilan implementasi sistem tidak hanya ditentukan pada penguasaan teknis belaka, namun banyak penelitian menunjukkan terdapat beberapa faktor yang berpengaruh pada kinerja Sistem Informasi Akuntansi,antara lain keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem, kemampuan teknik, personal SI, ukuran organisasi, dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan SI, program pelatihan dan pendidikan pemakai Komisi Pemilihan Umum Provinsi Gorontalo sebagai salah satu lembaga negara yang telah lama menerapkan sistem akuntansi instansi dalam menyusun laporan keuangannya. Meskipun telah sejak lama menerapkan sistem akuntansi instansi, dirasakan masih sering menghadapi berbagai kendala di lapangan. Salah satunya adalah ketersediaan sumber daya manusia yang mendukung pelaksanaan sistem tersebut diantaranya masih terbatasnya SDM yang berlatar belakang ekonomi/akuntansi atau teknik informasi. Keterbatasan SDM ini merupakan salah satu kendala yang sering berdampak pada terlambatnya penyampaian laporan keuangan di KPPN, serta penyusunan laporan keuangan berdasarkan sistem akuntasi instansi baik secara bulanan, triwulan, dan tahunan yang akhirnya sering terjadi kesalahan-kesalahan dalam penginputan data. Sehingga dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Komisi Pemilihan Umum Provinsi Gorontalo khususnya pada sub bagian keuangan, umum dan logistik masih merasakan adanya kekurangan dalam pengelolaan keuangan dan barang milik Negara. Kenyataan ini didukung oleh hasil analisis koeifisien regresi variabel kapasitas sumber daya manusia yang bertanda positif. Ini menunjukkan terdapat pengaruh yang positif dari kapasitas sumber daya manusia terhadap implementasi sistem akuntansi instansi. Dengan kata lain jika kapasitas sumber daya manusia semakin baik maka implementasi sistem akuntansi instansi yang dihasilkan akan lebih baik
7 pula. Namun berdasarkan hasil analisis statistik yang diperoleh dengan pengujian secara model menunjukan nilai Chi Square- hitung sebesar 1,769 lebih kecil dari pada nilai Chi Square- tabel yaitu sebesar 3,841. Serta pengujian secara signifikan menunjukan nilai Wald sebesar 1,480 lebih kecil dibandingkan dengan nilai chi square- tabel yaitu sebesar 3,841 menunjukkan tidak adanya pengaruh yang signifikan dari kapasitas sumber daya manusia terhadap implementasi sistem akuntansi instansi di KPU Provinsi Gorontalo. Dari hasil penelitian tersebut dapat dijelaskan bahwa kapasitas sumber daya manusia yang meliputi deskripsi jabatan, pendidikan dan pelatihan, keterampilan, pengetahuan serta kemampuan, selama ini memberikan dampak terhadap implementasi sistem akuntansi instansi di Komisi Pemilihan Umum Provinsi Gorontalo. Adapun besar koeifisien determinasi dari kapasitas sumber daya manusia terhadap implementasi SAI sebesar 0,093. Ini menunjukkan 9,3% keberhasilan implementasi sistem akuntansi instansi dipengaruhi oleh kapasitas sumber daya manusia yang ada di Komisi Pemilihan Umum Provinsi Gorontalo sedangkan sisanya sebesar 91,7% dipengaruhi oleh variabel lain. Hal ini menunjukkan bahwa kapasitas sumber daya manusia yang ada di instansi pemerintah tersebut masih belum memadai. Kapasitas sumber daya manusia yang masih minim ini mungkin memiliki pengaruh terhadap pelaksanaan serta pengembangan sistem akuntansi dilingkungan instansi pemerintahan, karena dengan minimnya pengetahuan SDM, akan berdampak pada kurangnya pemanfaatan teknologi informasi di lingkungan pemerintahan. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Desi dan Ertambang (2009), apabila sistem akuntansi yang dibangun sudah baik tetapi sumber daya manusianya tidak memiliki kapasitas untuk melaksanakannya, maka akan menimbulkan hambatan dalam pelaksanaan fungsi akuntansi yang akhirnya informasi akuntansi sebagai produk dari sistem akuntansi bisa jadi kualitasnya buruk. Informasi yang dihasilkan menjadi informasi yang kurang atau tidak memiliki nilai. Dengan kata lain bahwa memang pada dasarnya kapasitas sumber
8 daya manusia merupakan salah satu asset berharga bagi organisasi yang positif dapat mempengaruhi dalam pengimplementasian sistem akuntansi instansi. Selanjutnya, sama halnya dengan penelitian terdahulu sebagaimana yang diteliti oleh Rahmi (2009) dengan judul Penerapan sistem akuntansi instansi pada satuan kerja pengembangan kinerja pengelolaaan penyehatan lingkungan pemukiman sumatera utara (studi kasus pada satuan kerja pengembangan kinerja pengelolaan penyehatan lingkungan pemukiman sumatera utara) mengemukakan hasil penelitiannya bahwa Pelaksanaan SAI pada satuan kerja pengembangan kinerja pengelolaan penyehatan lingkungan pemukimana sudah sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. Kesalahan yang timbul dari pelaksanaan SAI biasanya dikarenakan oleh Human Eror( kesalahan manusia) yaitu kesalahan dalam perekaman data SPM dan SP2D, kesalahan yang terjadi misalnya, dalam pengetikan kode SPM dan SP2D, sehingga pada saat melakukan proses rekonsiliasi dengan KPPN akan memunculkan status tidak sama. SIMPULAN Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan di atas, maka peneliti dapat menarik beberapa simpulan yang dapat disebutkan sebagai berikut: 1. Kapasitas Sumber Daya Manusia berpengaruh positif terhadap Implementasi Sistem Akuntansi Instansi di Komisi Pemilihan Umum Provinsi Gorontalo. Terlihat dari besar koeifisien determinasi dari kapasitas sumber daya manusia terhadap implementasi SAI sebesar 0,093. Ini menunjukkan 9,3% keberhasilan implementasi sistem akuntansi instansi dipengaruhi oleh kapasitas sumber daya manusia yang ada di Komisi Pemilihan Umum Provinsi Gorontalo sedangkan sisanya sebesar 91,7% dipengaruhi oleh variabel lain. 2. Kapasitas Sumber Daya Manusia berpengaruh tidak signifikan terhadap Implementasi Sistem Akuntansi Instansi di Komisi Pemilihan Umum Provinsi Gorontalo. Hal ini dibuktikan dengan pengujian secara model menunjukan nilai Chi Square-hitung sebesar 1,769 lebih kecil dari pada nilai Chi-Square tabel yaitu sebesar 3,841. Serta pengujian secara signifikan menunjukan nilai
9 Wald sebesar 1,480 lebih kecil dibandingkan dengan nilai chi square yaitu sebesar 3,841. SARAN Berdasarkan simpulan di atas, maka dapat dikemukakan saran sebagai berikut. 1. Komisi Pemilihan Umum perlu meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia di bidang tegnologi informasi, walaupun hasil penelitian menunjukan tidak adanya pengaruh signifikan antara sumber daya manusia terhadap sistem akuntansi, namun secara positif keberhasilan suatu sistem ditentukan oleh sumber daya yang menjalankannya. Oleh karena itu diharapkan Komisi Pemilihan Umum Provinsi Gorontalo perlu lebih meningkatkan sosialisasi dan pendidikan serta pelatihan mengenai sistem akuntansi di lingkungan organisasi. Sehingga dalam menjalankan fungsi dan tugasnya, Komisi Pemilihan Umum Provinsi Gorontalo dapat meminimalisasi setiap masalah yang berhubungan dengan sistem akuntansi. 2. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperhatikan serta mengkaji beberapa variabel lain selain kapasitas sumber daya manusia yang dapat mempengaruhi implementasi sistem akuntansi instansi diantaranya dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan sistem, ukuran organisasi dan program pelatihan dan pendidikan pemakai. Sehingga dapat memperluas lagi ruang lingkup penelitian tentang sistem akuntansi instansi. DAFTAR PUSTAKA Desi, Indriasari. Ertambang, Nahartyo Pengaruh kapasitas SDM, Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Pengendalian Intern Akuntansi terhadap Keterandalan dan Ketepatwaktuan Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah, Studi pada Pemerintah kota Palembang dan Kabupaten Ogan Ilir. Jurnal Akuntansi. Jalil, Abdul 2008 Studi empiris tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Pengguna Akhir atas Aplikasi Sistem akuntansi instansi dan Sistem Akuntansi Aset Tetap Pada jajaran kanwil departemen agama
10 Provinsi jawa tengah. Tesis Program Studi Magister Sains Akuntansi Universitas Diponegoro. Peraturan Direktur Jenderal perbendaharaan Nomor PER 55/PB/2012 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/lembaga. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 233/PMK.05/2011 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat, Rahmi, Desi Penerapan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) pada Satuan Kerja Pengembangan Kinerja Pengelolaan Penyehatan Lingkungan Permukiman Sumatera Utara. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Robbins, Stephen P Perilaku Organisasi. Edisi Ke-10. Terjemahan Drs. Benyamin Molan. Jakarta: PT Indeks Wijayanti, Ririn Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Implementasi Sistem Akuntansi Instansi (Survey Pada Kementerian Sosial RI). Soegiharto Influence Factors Affecting The Performance Of Accounting Information System. Gajah Mada International Journal of Business Volume III No. 2. Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta Bandung.
BAB I PENDAHULUAN. Berkaitan dengan pengelolaan keuangan negara, pemerintah dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berkaitan dengan pengelolaan keuangan negara, pemerintah dengan persetujuan DPR RI telah berhasil menetapkan paket perundang-undangan di bidang keuangan negara
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 76/PMK.05/2008 TENTANG PEDOMAN AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM MENTERI KEUANGAN,
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 76/PMK.05/2008 TENTANG PEDOMAN AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tata kelola keuangan yang baik merupakan prinsip pokok yang harus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tata kelola keuangan yang baik merupakan prinsip pokok yang harus diberlakukan di seluruh negara di dunia termasuk Indonesia. Untuk menciptakan tata kelola
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang menghasilkan produk berupa jasa pelayanan, baik pelayanan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor publik (pemerintahan) pada dasarnya adalah perusahaan yang menghasilkan produk berupa jasa pelayanan, baik pelayanan yang bersifat langsung dinikmati
Lebih terperinciSISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN BANDI
SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN BANDI PMK 76 /PMK.05/2008 tentang PEDOMAN AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM MENIMBANG (a) dalam rangka pelaksanaan pengembangan dan penerapan sistem akuntansi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Instansi pemerintah secara umum berperan dalam pemberian. pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan bidangnya masing-masing
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Instansi pemerintah secara umum berperan dalam pemberian pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan bidangnya masing-masing baik ditingkat pusat maupun daerah. Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memahami garis besar lingkup pengelolaan keuangan unit-unit kerja yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan sistem pengelolaan keuangan kementrian/kelembagaan adalah memahami garis besar lingkup pengelolaan keuangan unit-unit kerja yang ada di bawah organisasi/kelembagaan,
Lebih terperinciLaporan Keuangan Satker Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Tengah (05) Dana Dekonsentrasi Kementerian Pertanian Semester II TA. 2014
KATA PENGANTAR Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 19 Tahun 2012 tentang
Lebih terperinciBAGIAN ANGGARAN 089 LAPORAN KEUANGAN PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA BARAT SEBAGAI UNIT KUASA PENGGUNA ANGGARAN
BAGIAN ANGGARAN 089 LAPORAN KEUANGAN PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA BARAT SEBAGAI UNIT KUASA PENGGUNA ANGGARAN SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2014 PERIODE YANG BERAKHIR
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 119/PMK.05/2007 TENTANG
Page 1 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 119/PMK.05/2007 TENTANG PERSYARATAN ADMINISTRATIF DALAM RANGKA PENGUSULAN DAN PENETAPAN SATUAN KERJA INSTANSI PEMERINTAH
Lebih terperinciKATA PENGANTAR REVIU LAPORAN KEUANGAN OLEH INSPEKTORAT
KATA PENGANTAR Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang RI Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2012 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2012,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Reformasi tata kelola pemerintahan dan organisasi sektor publik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reformasi tata kelola pemerintahan dan organisasi sektor publik merupakan fenomena besar dalam konteks akuntansi sektor publik, hal ini bukan saja terjadi di Indonesia
Lebih terperinciLAPORAN KEUANGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2014 (AUDITED)
BAGIAN ANGGARAN 065 LAPORAN KEUANGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2014 (AUDITED) Jl. Jenderal Gatot Subroto No.44 Jakarta Selatan 12190 KATA PENGANTAR Sebagaimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rangka mewujudkan good governance mutlak diperlukan suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka mewujudkan good governance mutlak diperlukan suatu pertanggungjawaban keuangan secara akuntabel dan transparan, oleh karena itu Undang-undang Keuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan sebagai pengguna anggaran negara, wajib untuk melakukan pengelolaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Reformasi keuangan pemerintah telah mengusung gagasan tentang perlunya akuntabilitas, profesionalitas serta transparansi dalam pengelolaan keuangan negara. Instansi
Lebih terperinciSISTEMATIKA DAN CONTOH FORMAT PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN TINGKAT KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
SISTEMATIKA DAN CONTOH FORMAT PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN TINGKAT KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA Dalam penyusunan laporan keuangan serta untuk mempermudah Kementerian Negara/Lembaga dalam penyajian laporan
Lebih terperinciPEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT
PERATURAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59/PMK.06/2005 TENTANG KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT I. PENDAHULUAN I.1. Umum Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR : PER-21/PB/2005 TENTANG PELAKSANAAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. menyatakan bahwa keuangan negara adalah semua hak dan kewajiban negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara menyatakan bahwa keuangan negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sistem informasi berperan penting dalam pelaksanaan kegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem informasi berperan penting dalam pelaksanaan kegiatan pada suatu instansi pemerintah atau perusahaan, hal ini ditujukan untuk memperlancar operasional
Lebih terperinciPERATURAN SEKRETARIS MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI NOMOR : 01 /PER/SM/II/2008
KEMNETERIAN NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI PERATURAN SEKRETARIS MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI NOMOR : 01 /PER/SM/II/2008 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN SEKRETARIS MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI
Lebih terperinciGUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 62 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM AKUNTANSI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI BALI
GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 62 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM AKUNTANSI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang :
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR : PER-21/PB/2005 TENTANG PELAKSANAAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59/PMK.06/2005 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT
SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 59/PMK.06/2005 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 7 ayat (2) huruf
Lebih terperinciTENTANG MENTERI KEUANGAN,
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 07/PMK.02/2006 TENTANG PERSYARATAN ADMINISTRATIF DALAM RANGKA PENGUSULAN DAN PENETAPAN SATUAN KERJA INSTANSI PEMERINTAH UNTUK MENERAPKAN POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 63/PMK.05/2010 TENTANG MEKANISME PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ATAS BEA MASUK DITANGGUNG PEMERINTAH
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 63/PMK.05/2010 TENTANG MEKANISME PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ATAS BEA MASUK DITANGGUNG PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini pengetahuan mengenai perusahaan atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Di era globalisasi saat ini pengetahuan mengenai perusahaan atau suatu lembaga dapat bersaing dengan lainnya tidak terlepas dari masalah apakah mereka mampu memberikan
Lebih terperinciPENGELOLAAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PADA UAPPA/B-W KEMENTERIAN PERTANIAN DI PROPINSI BENGKULU TAHUN 2014
RENCANA OPERASIONAL KEGIATAN TIM MANAJEMEN (ROKTM) PENGELOLAAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PADA UAPPA/B-W KEMENTERIAN PERTANIAN DI PROPINSI BENGKULU TAHUN 2014 WILDA MIKASARI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO
Badan Layanan Umum Daerah Unit Pelaksana Teknis Dinas Pusat Kesehatan Masyarakat; BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 82 TAHUN : 2013 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 82 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 228/PMK.05/2010 TENTANG MEKANISME PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PAJAK DITANGGUNG PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN
Lebih terperinciTENTANG PEDOMAN AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM MENTERI KEUANGAN,
SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 76/PMK.05/2008 TENTANG PEDOMAN AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan pengembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Didalam menjalankan operasional kerja di setiap Kementerian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Didalam menjalankan operasional kerja di setiap Kementerian Negara/Lembaga dibentuk Instansi-instansi yang disebut Satuan/Unit Kerja atau yang secara kelembagaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, teknologi berkembang sangat pesat seiring dengan semakin
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, teknologi berkembang sangat pesat seiring dengan semakin banyaknya kegiatan-kegiatan manusia yang semakin kompleks. Kebutuhan akan informasi
Lebih terperinciBAGIAN ANGGARAN 109 LAPORAN KEUANGAN BADAN PENGEMBANGAN WILAYAH SURAMADU (PER 31 DESEMBER 2014) TAHUN ANGGARAN 2014 ( AUDITED )
BAGIAN ANGGARAN 109 LAPORAN KEUANGAN BADAN PENGEMBANGAN WILAYAH SURAMADU (PER 31 DESEMBER 2014) TAHUN ANGGARAN 2014 ( AUDITED ) B A D A N PELAKSANA BADAN PENGEMBANGAN WILAYAH SURABAYA MADURA Jl. Tambak
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 2046, 2014 KEMENKEU. Akutansi. Keuangan. Pusat. Sistem. Pelaporan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 262/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemerintah daerah selaku penyelenggara urusan pemerintahan daerah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah daerah selaku penyelenggara urusan pemerintahan daerah berdasarkan Undang-undang no 32 tahun 2004 berkewajiban untuk menyampaikan pertanggungjawaban
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.44, 2012 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. PSAK. Politeknik. Ilmu Pelayaran. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 2 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN SISTEM AKUNTANSI
Lebih terperinciKomisi Pemilihan Umum Kabupaten Magetan
Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Magetan LAPORAN BARANG MILIK NEGARA Untuk Periode Yang Berakhir 30 Juni 2016 TAHUN ANGGARAN 2016 KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MAGETAN Jl. Karya Dharma No. 70 Magetan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. agar fungsi APBN dapat berjalan secara maksimal, maka sistem anggaran dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Peranan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau Anggaran Sektor Publik menjadi semakin signifikan. Seiring dengan perkembangan, APBN telah
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.85, 2009 DEPARTEMEN KEUANGAN. Mekanisme. Pertanggungjawaban. Bea Masuk. Pelaksanaan.
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.85, 2009 DEPARTEMEN KEUANGAN. Mekanisme. Pertanggungjawaban. Bea Masuk. Pelaksanaan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87/PMK.05/2009 TENTANG MEKANISME
Lebih terperinci228/PMK.05/2010 MEKANISME PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PAJAK DITANGGUNG PEMERINTAH
228/PMK.05/2010 MEKANISME PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PAJAK DITANGGUNG PEMERINTAH Contributed by Administrator Monday, 20 December 2010 Pusat Peraturan Pajak Online PERATURAN MENTERI KEUANGAN
Lebih terperinciANALISIS HASIL AUDIT LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN/LEMBAGA
ANALISIS HASIL AUDIT LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN/LEMBAGA Diana Tambunan Manajemen Administrasi ASM BSI Jakarta JL. Jatiwaringin Raya No.18, Jakarta Timur diana.dtb@bsi.ac.id ABSTRACT: This study aimed
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Reformasi Keuangan Negara yang ditandai dengan lahirnya paket Undang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Reformasi Keuangan Negara yang ditandai dengan lahirnya paket Undang Undang Keuangan Negara yaitu Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. melalui satu paket undang-undang di bidang keuangan negara. Reformasi ini
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reformasi manajemen keuangan negara telah dicanangkan di Indonesia melalui satu paket undang-undang di bidang keuangan negara. Reformasi ini mencakup perencanaan, penganggaran,
Lebih terperinciWALIKOTA TEBING TINGGI PROVINSI SUMATERA UTARA
WALIKOTA TEBING TINGGI PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN WALIKOTA TEBING TINGGI NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM AKUNTANSI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. H. KUMPULAN PANE
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengawasan oleh stakeholders atas pengelolaan keuangan negara/daerah. Bentuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Reformasi pengelolaan keuangan negara/daerah menuju tata kelola yang baik. Perubahan sistem hubungan keuangan pusat/pemerintahan & daerah dengan pengawasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dalam beberapa dekade terakhir membawa implikasi terhadap hampir semua sektor. Pengaruh signifikan dari teknologi dirasakan dengan terjadinya
Lebih terperincimensyaratkan bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu upaya mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara adalah penyampaian laporan pertanggungjawaban keuangan pemerintah yang memenuhi
Lebih terperinciPP NOMOR 23 TAHUN 2006 PASAL 26 dan Perdirjen 67/PB/2007Pasal 2
Pencatatan PNBP Pendidikan Tinggi Berdasarkan BAS RAHMAT MULYONO DIREKTORAT AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN WORKSHOP PERENCANAAN, PELAKSANAAN DAN PELAPORAN SATKER PT
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 262/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PUSAT
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 262/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PUSAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciProgram Studi Magister Akuntansi Pasaca Sarjana Universitas Riau 2. Fakultas Ekonomi Universitas Riau
Jurnal SOROT Vol 9 No 1 April hal 1 121 Lembaga Penelitian Universitas Riau PENGARUH KOMPETENSI DAN SISTEM AKUNTANSI TERHADAP KUALITAS PERTANGGUNGJAWABAN LAPORAN KEUANGAN PADA SATUAN KERJA DI LINGKUNGAN
Lebih terperinci1. Sampul Luar Merupakan sampul luar dari laporan keuangan, memuat informasi mengenai Eselon I dan periode penyampaian laporan keuangan.
BAGIAN ANGGARAN 015 LAPORAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN ANGGARAN 2010 AUDITED Jl. Gatot Subroto Kav. 40-42 Jakarta Selatan SISTEMATIKA PENYAJIAN LAPORAN
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 SISTEM INFORMASI AKUNTANSI 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Dalam informasi akuntansi dijelaskan hal-hal yang berkaitan dengan data keuangan suatu perusahaan. Data
Lebih terperinci2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang
No.2139, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Belanja Subsidi. Pelaporan Keuangan. Sistem Akuntansi. Perubahan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 217/PMK.05/2016 TENTANG PERUBAHAN
Lebih terperinciSISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN BANDI
SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN BANDI PMK 07/PMK.02/2006 tentang PERSYARATAN ADMINISTRATIF DALAM RANGKA PENGUSULAN DAN PENETAPAN SATUAN KERJA INSTANSI PEMERINTAH UNTUK MENERAPKAN POLA PENGELOLAAN KEUANGAN
Lebih terperinciKomisi Pemilihan Umum Kabupaten Magetan
Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Magetan LAPORAN BARANG MILIK NEGARA Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2015 TAHUN ANGGARAN 2015 KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MAGETAN Jl. Karya Dharma No. 70 Magetan
Lebih terperinci2016, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lem
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.391, 2016 KEMENHUB. Pelaporan Keuangan. Berbasis Akrual. Sistem dan Prosedur Akuntansi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 21 TAHUN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tata kelola pemerintah yang baik dalam penyelenggaraan negara, dapat dilakukan melalui pengelolaan keuangan negara secara professional, terbuka, dan bertanggung jawab
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER- 51 /PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Lebih terperinciBAGIAN ANGGARAN 089 LAPORAN KEUANGAN
BAGIAN ANGGARAN 089 LAPORAN KEUANGAN PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA BARAT SEBAGAI UNIT KUASA PENGGUNA ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2013 PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER
Lebih terperinci2016, No Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indo
No.847, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. PSAK. Poltekpel. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 63 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN POLITEKNIK PELAYARAN
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 265/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BELANJA LAIN-LAIN
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 265/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BELANJA LAIN-LAIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Pertanggungjawaban. Bea Masuk. Prosedur.
No.139, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Pertanggungjawaban. Bea Masuk. Prosedur. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK NOMOR 63/PMK.05/2010 TENTANG MEKANISME PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 43 /PB/2007 TENTANG PETUNJUK PENYALURAN DAN PENCAIRAN DANA PROGRAM KELUARGA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pelaporan keuangan sektor publik khususnya laporan keuangan. pemerintah adalah wujud dan realisasi pengaturan pengelolaan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaporan keuangan sektor publik khususnya laporan keuangan pemerintah adalah wujud dan realisasi pengaturan pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan pemerintah
Lebih terperinciBUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM AKUNTANSI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM NEGARA
1 BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM AKUNTANSI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA, Menimbang :
Lebih terperinciManual Sistem dan Prosedur Akuntansi Pelaporan Keuangan Daerah BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan pemerintah daerah (pemda), salah satu upaya yang dapat dilakukan dengan melalui penyampaian laporan
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 260/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BADAN LAINNYA
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 260/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BADAN LAINNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperoleh informasi mengenai posisi keuangan dan apa saja hasil-hasil yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan hal yang sangat penting guna untuk memperoleh informasi mengenai posisi keuangan dan apa saja hasil-hasil yang telah dicapai selama
Lebih terperinciKAK/ TOR PER KELUARAN KEGIATAN TAHUN DOKUMEN PERENCANAAN/PENGANGGARAN/PELAPORAN/MONITORING DAN EVALUASI
F-3.1.0.1 Rev.0 KAK/ TOR PER KELUARAN KEGIATAN TAHUN 2015 184.005 DOKUMEN PERENCANAAN/PENGANGGARAN/PELAPORAN/MONITORING DAN EVALUASI Kementerian Negara/Lembaga : KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN (019) Unit Eselon
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Landasan Teori Nilai Informasi Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Nilai Informasi Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah Nilai informasi pelaporan keuangan pemerintah daerah yang baik sangat diperlukan oleh pemerintah
Lebih terperinciSISTEMATIKA DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN DITJEN BADILAG
SISTEMATIKA DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN DITJEN BADILAG Dalam penyusunan laporan keuangan serta untuk mempermudah Satuan Kerja dalam penyajian laporan keuangan, maka kami sampaikan sistematika penyajian
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1527, 2013 KEPOLISIAN. Keuangan. Sistem Akuntasi. Rumah Sakit. Pengelolaan. PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyelenggaran pemerintahan yang baik (good governance), salah. satunya termasuk negara Indonesia. Pemerintahan yang baik adalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap negara harus memberlakukan prinsip tata kelola penyelenggaran pemerintahan yang baik (good governance), salah satunya termasuk negara Indonesia. Pemerintahan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 04 /PRT/M/2013 TENTANG
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 04 /PRT/M/2013 TENTANG PEDOMAN AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM BIDANG PENDANAAN SEKRETARIAT BADAN PENGATUR JALAN TOL DENGAN
Lebih terperinci2017, No pengelola penerimaan negara bukan pajak panas bumi diatur secara terpisah di dalam Peraturan Menteri Keuangan tersendiri; c. bahwa un
No.1965, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Akuntansi PNBP Kegiatan Usaha Panas Bumi. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 221/PMK.02/2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS AKUNTANSI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dewasa ini adalah menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Fenomena yang terjadi dalam perkembangan sektor publik di Indonesia dewasa ini adalah menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik, baik di
Lebih terperinciBAGIAN ANGGARAN 015 LAPORAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN ANGGARAN 2011 AUDITED
BAGIAN ANGGARAN 015 LAPORAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN ANGGARAN 2011 AUDITED Jl. Gatot Subroto Kav. 40-42 Jakarta Selatan SISTEMATIKA PENYAJIAN LAPORAN
Lebih terperinciBALAI BESAR INSEMINASI BUATAN SINGOSARI
BALAI BESAR INSEMINASI BUATAN SINGOSARI Laporan Keuangan Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2014 Ds. Toyomarto Kec. Singosari Kab.Malang Kotak Pos 8 Singosari 65153 Telp.0341-458359 KATA PENGANTAR
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik, baik di pusat
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan sektor publik di Indonesia dewasa ini ditandai dengan menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik, baik di pusat maupun daerah. Dalam
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 130/PMK.05/2010 TENTANG
SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 130/PMK.05/2010 TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN, PENCAIRAN, DAN PERTANGGUNGJAWABAN DANA FASILITAS LIKUIDITAS PEMBIAYAAN PERUMAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.912, 2011 KEMENTERIAN SOSIAL. PNBP. Pedoman Pengelolaan. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 183 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PENERIMAAN NEGARA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akuntansi dan didukung oleh sebuah sistem akuntansi yang handal.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu upaya konkrit untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara adalah penyampaian laporan pertanggungjawaban keuangan pemerintah
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1545,2014 KEMENDIKBUD. Satuan Kerja. Pengelolaan. Keuangan. BLU. Pedoman. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 112 TAHUN 2014 TENTANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Reformasi keuangan pemerintah telah mengusung gagasan tentang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Reformasi keuangan pemerintah telah mengusung gagasan tentang perlunya akuntabilitas, profesionalitas serta transparansi dalam pengelolaan keuangan negara.
Lebih terperinciA. DASAR-DASAR KEBIJAKAN TENTANG KEUANGAN
A. DASAR-DASAR KEBIJAKAN TENTANG KEUANGAN 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2003 tanggal 5 April 2003, tentang Keuangan Negara. 2. Undang-undang Nomor 1 tahun 2004 tanggal 14 Januari 2004,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Reformasi di bidang keuangan Negara yang telah dilaksanakan sejak
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Reformasi di bidang keuangan Negara yang telah dilaksanakan sejak bergulirnya Paket peraturan perundang-undangan diantaranya: Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR : PER-24/PB/2006 TENTANG PELAKSANAAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu dasar penting dalam pengambilan keputusan. Steccolini (2002;24) mengungkapkan bahwa :
1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perubahan sistem politik, sosial, dan kemasyarakatan serta ekonomi yang dibawa oleh arus reformasi, telah menyebabkan tuntutan yang beragam tentang pengelolaan
Lebih terperinciCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN ( CALK )
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN ( CALK ) SEMESTER I RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANTEN TAHUN ANGGARAN 2014 RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANTEN Jl.Syeh Nawawi Al-Bantani, Kel.Banjarsari Kec.Cipocok Jaya Kota Serang
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN SISTEM PELAPORAN KEUANGAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL
PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN SISTEM PELAPORAN KEUANGAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN INFORMASI
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 210/PMK.05/2013 TENTANG
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 210/PMK.05/2013 TENTANG PEDOMAN REKONSILIASI DALAM RANGKA PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN LINGKUP BENDAHARA UMUM NEGARA DAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA Menimbang
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : 40 /PMK.05/2009 TENTANG SISTEM AKUNTANSI HIBAH MENTERI KEUANGAN,
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : 40 /PMK.05/2009 TENTANG SISTEM AKUNTANSI HIBAH MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal
Lebih terperinciKAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN
KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN Kementerian Negara/Lembaga : KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN Unit Eselon I : BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI Program : Program Penelitian dan Pengembangan Industri Hasil
Lebih terperinciINSPEKTORAT JENDERAL KEMENRISTEKDIKTI REVIU LAPORAN KEUANGAN
INSPEKTORAT JENDERAL KEMENRISTEKDIKTI REVIU LAPORAN KEUANGAN Disampaikan pada SOSIALISASI SISTEM MONITORING DAN INFORMASI PENGAWASAN Batam, 23 Mei 2017 : 2 LAPORAN KEUANGAN Laporan Keuangan yang disusun
Lebih terperinciLAPORAN KEUANGAN DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA SERANG TAHUN ANGGARAN 2016 (AUDITED)
LAPORAN KEUANGAN DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA SERANG TAHUN ANGGARAN 2016 (AUDITED) JUNI 2017 PEMERINTAH KOTA SERANG DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL Jl. Jendral Sudirman No. 5 Serang-Banten
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Pengelolaan Dana Kas Kecil Bendahara Pengeluaran adalah orang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan
Lebih terperinciBAB III PENCAIRAN DAN PENYALURAN DANA
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 22/PB/2006 TENTANG PETUNJUK PENYALURAN DAN PENCAIRAN DANA BANTUAN SOSIAL
Lebih terperinciBAB II SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN
BAB II SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN A. Sistem Akuntansi Keuangan SAK merupakan subsistem SAI yang digunakan untuk memproses transaksi anggaran dan realisasinya, sehingga menghasilkan Laporan Realisasi Anggaran.
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG UNIT AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinci