LEGAL PROTECTION OF THE TRADING SYSTEM AND SETTLEMENT FAILURE IN THE SCRIPLESS TRADING SYSTEM FOR INVESTOR IN INDONESIA S CAPITAL MARKET

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LEGAL PROTECTION OF THE TRADING SYSTEM AND SETTLEMENT FAILURE IN THE SCRIPLESS TRADING SYSTEM FOR INVESTOR IN INDONESIA S CAPITAL MARKET"

Transkripsi

1 PERLINDUNGAN HUKUM BAGI INVESTOR ATAS KEGAGALAN SISTEM PERDAGANGAN DAN PENYELESAIAN TRANSAKSI EFEK DALAM PELAKSANAAN SISTEM PERDAGANGAN EFEK TANPA WARKAT (SCRIPLESS TRADING) DI PASAR MODAL INDONESIA LEGAL PROTECTION OF THE TRADING SYSTEM AND SETTLEMENT FAILURE IN THE SCRIPLESS TRADING SYSTEM FOR INVESTOR IN INDONESIA S CAPITAL MARKET Novianti Fathiyyah, Juajir Sumardi, Oky Deviani Program Kenotariatan, Fakultas Hukum, Universitas Hasanuddin, Makassar Alamat Korespondensi: Novianti Fathiyyah Fakultas Hukum Program Pascasarjana Magister Kenotariatan Universitas Hasanuddin Makassar, HP : noviantii@yahoo.com 1

2 ABSTRAK Pelaksanaan Perdagangan Efek Tanpa Warkat (Scripless Trading) dimaksudkan untuk menciptakan pasar modal yang tertib, teratur, efisien serta memberikan keamanan dan kenyamanan bagi investor dalam bertransaksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami (1) pelaksanaan Scripless Trading di Pasar Modal Indonesia dengan adanya kegagalan sistem perdagangan dan penyelesaian transaksi (2) perlindungan hukum bagi investor apabila terjadi kegagalan sistem perdagangan maupun kegagalan penyelesaian transaksi efek melalui sistem Scripless Trading di Pasar Modal Indonesia. Penelitian ini berbentuk penelitian normatif-empiris. Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah (a) kepustakaan, (b) wawancara dan (c) dokumentasi. Data diolah dengan menggunakan metode kualitatif yaitu dengan mendeskripsikan data yang diperoleh berupa data sekunder dan data primer kemudian dilakukan penafsiran dan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada pelaksanaan Scripless Trading masih ditemukan kasus kegagalan sistem perdagangan yaitu tidak dapat dilakukannya perdagangan efek secara lancar, tertib dan teratur karena masalah teknis pada sistem perdagangan dan juga kegagalan penyelesaian transaksi (gagal serah / gagal bayar). Upaya untuk melindungi investor atas pelaksanaan Scripless Trading adalah dengan perlindungan preventif diantaranya yaitu dengan peningkatan mekanisme pengawasan, perawatan (maintenance) sistem dan peningkatan (up-grade) sistem. Represif yaitu dengan ketegasan dalam penegakan hukum, serta pemberian sanksi-sanksi seperti pembayaran denda dan suspensi perdagangan untuk menimbulkan efek jera. Kata Kunci :Scripless Trading, Perlindungan Hukum. ABSTRACT The Implementation of Scripless Trading is intended to achieve an orderly, organized, efficient, and safety and comfort providing for investors in the capital markets transaction. This study intended to identify and understand (1) the implementation of Scripless Trading in Indonesian Capital Market with the failure of trading and settlement systems (2) legal protection for investors in case of failure system or failure of trade settlement of securities transactions through the Scriptless Trading system in Indonesian Capital Market. This research studies the form of normative-empirical research. Data collection methods are: (a) literature, (b) interviews and (c) documentation. Data were processed is using qualitative methods by describing the obtained data in the form of secondary data and primary data then do the interpretation and conclusions. The results showed that the implementation of Scripless Trading is still found the system failure case that the securities trading can not be done expeditly, orderly and organized due to technical problems in the system and also trade settlement failure (fail to deliver / failure to pay). The Efforts to protect the investor from the failure of Scripless Trading implementation are the preventive protection are the mechanisms increased oversight, system maintenance and an upgrade system regurarly. The repressive protection are the law enforcement firmness, as well as the sanctions determine such as to pay a fines and trading suspension as a deterrent effect. Keywords : Scripless Trading, Legal Protection. 2

3 PENDAHULUAN Scripless Trading adalah sistem perdagangan efek di pasar modal tanpa menggunakan warkat, dimana efek-efek, misalnya saham yang biasanya diperdagangkan dalam bentuk kertas-kertas saham dan dilakukan secara manual, maka dengan sistem ini perdagangan itu dilakukan secara elektronik seperti yang ada pada rekening perbankan, mekanisme penyelesaian dan penyimpanannya adalah secara elektronik dengan mengubah sertifikat saham kedalam bentuk elektronik (Safitri, 1999). Pelaksanaan Scripless Trading secara resmi dimulai di bursa pada tanggal 11 Juli 2000, sebagai pengganti atau pembaharuan atas sistem perdagangan Efek sebelumnya yang menggunakan sertifikat Efek pada setiap transaksinya. Dimulai dengan perdagangan tanpa warkat untuk 4 (empat) Efek dari 4 (empat) perusahaan yaitu PT. Multipolar, PT. Suparma, PT. Sari Husada dan PT. Dankos Laboratories.(Darmadji dkk, 2001) Diberlakukannya scripless trading di Indonesia salah satu tujuannya adalah untuk menjawab tantangan global yaitu terjadinya persaingan antara pasar modal, oleh karena itu pasar modal Indonesia harus mengikuti perkembangan dan kaidah-kaidah yang berlaku di dunia internasional. Pengembangan harus mengedepankan unsur keamanan (safety) dan menghindarkan adanya praktek-praktek yang bersifat manipulatif. Di samping itu penegakan hukum (law enforcement) mutlak diperlukan. Dengan demikian diharapkan investor akan semakin bertambah yang pada akhirnya akan meningkatkan likuiditas pasar. Terdapat empat tujuan yang hendak dicapai dengan sistem ini, yaitu Proses penyelesaian transaksi tanpa warkat, meningkatkan kualitas jasa pelayanan dalam penyelesaian transaksi, meminimalkan risiko, meningkatkan likuiditas (Nasarudin, 2004). Seluruh proses penyelesaian transaksi Efek dalam sistem Scripless Trading dilakukan secara elektronis, berupa pemindahbukuan Efek dari suatu rekening ke rekening lainnya, serta pemindahan dana dari satu rekening ke rekening lainnya. Seluruh proses harus dilakukan pada hari yang sama untuk menghindari terjadinya ketidak cocokan. PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dan dan PT. Kliring Penjaminan Efek Indonesi (KPEI) harus selalu memantau jumlah dana maupun jumlah efek yang ada dalam rekening anggota bursa, untuk menghindari terjadinya gagal serah maupun gagal bayar. Pada kenyataannya, pelaksanaan Perdagangan Efek Tanpa Warkat (Scripless Trading) masih memiliki kelemahan-kelemahan, diantaranya adalah masih terjadinya gagal sistem perdagangan dan juga gagal penyelesaian transaksi efek (gagal settlement). Contoh kasus gangguan sistem perdagangan adalah yang terjadi di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 27 Agustus 2012, Terganggunya sistem ini terjadi sejak perdagangan sesi pertama. Pelaku 3

4 pasar baru dapat melakukan transaksi pada pukul Jakarta Automated System (JATS), atau lebih lambat dari waktu normal yaitu pukul JATS. Perdagangan sesi pertama ditutup 30 menit lebih awal dari yang seharusnya yaitu pada pukul JATS. Gangguan tersebut masih belum dapat diatasi pada perdagangan sesi kedua. BEI akhirnya mempercepat penutupan perdagangan sesi kedua pada pukul JATS, atau lebih cepat 30 menit dari waktu normal yaitu JATS. Terganggunya perdagangan di BEI ini menyebabkan nilai transaksi pada hari itu hanya mencapai Rp ,- (satu trilyun enam milyar Rupiah), jauh dibawah transaksi harian normal yang biasanya mencapai Rp ,- (empat trilyun Rupiah) sampai dengan Rp ,- (lima trilyun Rupiah). (Anonim, 2012) Kegagalan sistem perdagangan ini menyebabkan kerugian di pihak investor yaitu hilangnya kesempatan bertransaksi dan juga tidak bisa memantau harga. Menurut Budi Wibowo analisis e-trading Securities, kekacauan sistem perdagangan ikut merusak analisis teknikal, yaitu membuat beberapa saham tidak terbaca. Hal ini menimbulkan dampak psikologis, yakni sebagian investor menjadi was-was melakukan perdagangan (Anonim, 2012). Kasus kegagalan pada sistem penyelesaian transaksi (gagal settlement), contohnya adalah kasus gagal bayar PT. Danatama Makmur ( 2008). Gagal bayar dalam terminologi bursa memiliki berbagai makna, namun intinya pada saat waktu penyelesaian transaksi tiba (settlement), broker terkait tidak dapat memenuhi kewajibannya. Kasus Danatama ini berkaitan dengan belum dipenuhinya kewajiban (gagal bayar) penyelesaian transaksi saham sampai dengan batas jatuh tempo penyelesaian transaksi yaitu T+3. Dengan terjadinya kegagalan dalam penyelesaian transaksi Efek baik secara sistem maupun kegagalan settlement (gagal serah dan gagal bayar), maka akan ada pihak yang dirugikan antara lain investor. Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) Nomor VI.A.3 Perihal Rekening Efek pada Kustodian, mensyaratkan tersedianya dana dan Efek pada rekening Efek dan kesepadanan Efek pada penerapan sistem ini sehingga seharusnya hal tersebut tidak boleh terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pelaksanaan perdagangan efek tanpa warkat (Scripless Trading) di Pasar Modal Indonesia yang mengalami kegagalan sistem perdagangan dan kegagalan penyelesaian transaksi serta bagaimanakah hukum bagi investor apabila terjadi kegagalan sistem perdagangan maupun kegagalan penyelesaian transaksi efek melalui sistem perdagangan efek tanpa warkat (Scripless Trading) di Pasar Modal indonesia. 4

5 METODE PENELITIAN Lokasi dan Rancangan Penelitian Penelitian dilakukan di DKI Jakarta dan Makassar, di DKI Jakarta karena Lembagalembaga yang bergerak di bidang Pasar Modal terdapat di DKI Jakarta. Sedangkan di Makassar dijadikan lokasi penelitian karena terdapat investor-investor pasar modal. Desain Penelitian Tipe penelitian ini adalah penelitian Normatif - Empiris, selain mengkaji hukum secara teoritik dan normatif, juga akan mengkaji hukum dalam pelaksanaannya. Kesesuaian antara hukum dalam perspektif normatif dan hukum dalam perspektif empiris merupakan sebuah tuntutan realitas untuk mengefektifkan hukum dalam kehidupan. Populasi dan sampel Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan dari Pihak-pihak yang terlibat langsung dalam Perdagangan tanpa Warkat (Scripless Trading) di Pasar Modal Indonesia, yaitu Investor, Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP), Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP), dan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) yang sejak tanggal 1 Januari 2013 telah berubah nama menjadi Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dari populasi penelitian yang ada, maka peneliti mengambil sampel penelitian adalah Investor sebanyak 4 (empat) orang, PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) sebanyak 1 (satu) orang, PT. Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) sebanyak 1 (satu) orang, PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) sebanyak 1 (satu) orang, Badan Pengawas Pasar Modal Lembaga Keuangan (Bapepam LK, sekarang OJK) sebanyak 1 (satu) orang. Jadi total sampel yang menjadi Responden dalam penelitian ini yaitu: 8 (delapan) orang. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: Wawancara dengan mendatangi responden dengan melakukan tanya jawab langsung, maupun melalui telepon. Tipe pertanyaan teratur dan terstruktur, Kuesioner dengan menyediakan daftar pertanyaan tertulis yang disusun secara sistematis yang ditujukan kepada responden, dan Dokumentasi untuk mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan penelitian ini. Analisis Data Data yang diperoleh baik data primer maupun data sekunder dan tersier dianalisis dengan menggunakan metode kualitatif yaitu dengan mendeskripsikan data yang diperoleh berupa data sekunder dan data primer kemudian dilakukan penafsiran dan kesimpulan. Dengan metode ini diharapkan dapat diperoleh gambaran yang menyeluruh dan jelas mengenai Perlindungan Hukum Bagi Investor atas Kegagalan Sistem Perdagangan dan 5

6 Penyelesaian Transaksi Efek Dalam Pelaksanaan Sistem Perdagangan Efek Tanpa Warkat (Scripless Trading) HASIL Perdagangan Efek di Pasar Modal memiliki Mekanisme tersendiri, seperti yang terlihat dalam skema perdagangan dan penyelesaian pada Lampiran, Gambar 1. Sebelum melakukan transaksi, terlebih dahulu investor harus membuka rekening (menjadi nasabah) di Perusahaan Efek atau kantor broker. Di Bursa Efek Indonesia (BEI) terdapat 116 (seratus enam belas) Perusahaan Efek yang menjadi anggota BEI. Pertama kali investor melakukan pembukaan rekening dengan mengisi dokumen pembukaan rekening. Di dalam dokumen pembukaan rekening memuat identitas nasabah lengkap (termasuk tujuan investasi dan keadaan keuangan) serta keterangan tentang investasi yang akan dilakukan. Dalam perdagangan efek, pada dasarnya terdapat 2 (dua) proses, yaitu proses transaksi (pembelian / penjualan efek) dan proses penyelesaian transaksi. Pada Transaksi Pembelian / Penjualan Efek diawali dengan order (pesanan) untuk harga tertentu. Pesanan tersebut dapat disampaikan secara tertulis maupun via telepon, untuk kemudian disampaikan kepada Perusahaan efek melalui sales / dealer, dan harus menyebutkan jumlah yang akan dibeli atau dijual dengan harga tertentu yang diinginkan. Proses Penyelesaian Transaksi adalah suatu proses yang diakhiri dengan terpenuhinya semua hak dan kewajiban atas terjadinya transaksi perdagangan Efek. Transaksi di bursa secara umum bukanlah transaksi yang bersifat tunai, untuk itu apabila transaksi dilakukan pada hari ini, maka penyerahan Efek (saham) dan pembayaran harus diselesaikan masingmasing melalui KPEI dan KSEI pada hari bursa ke-3 (T+3) atau tiga hari kemudian setelah transaksi. Pada kasus gagal bayar Danatama, kewajiban pembayaran pada T+3 tidak dapat dipenuhi karena ketidakcukupan dana. Sehingga dinyatakan gagal bayar. Setelah transaksi terjadi maka bursa menerbitkan daftar transaksi bursa sebagai dasar penyelesaian transaksi. Daftar tersebut dikirimkan ke anggota bursa yaitu perusahaan Efek, KPEI, dan KSEI sebagai dasar penyelesaian transaksi. Berdasarkan daftar tersebut, ditentukan hak dan kewajiban masing-masing anggota bursa. Dalam proses pemenuhan kewajiban tersebut, KPEI berfungsi sebagai lembaga kliring dan penjaminan antara anggota bursa. Sedangkan KSEI berfungsi sebagai lembaga penyimpanan dan penyelesaian yaitu sebagai sentral penyimpanan Efek yang ditransaksikan di bursa. PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) berperan penting dalam pengembangan sistem perdagangan tanpa warkat di Indonesia, yaitu dengan melakukan perencanaan, 6

7 pengembangan dan penerapan sistem penyelesaian transaksi secara pemindahbukuan di Bursa Efek Indonesia. Melalui sistem ini, investor diwajibkan memiliki rekening di KSEI yang bertindak sebagai depository central. Dengan demikian, penyelesaian transaksi dilakukan melalui sistem pemindahbukuan dengan melakukan debet dan / atau kredit atas rekening mereka pada depository central seperti layaknya transaksi perbankan, seluruh pergerakan fisik saham, dana, maupun efek yang lainnya ditiadakan. Dengan demikian, proses penyelesaian transaksi menjadi lebih cepat, efisien dan aman. Transaksi Efek yang telah terjadi membawa konsekuensi kepada nasabah jual/beli untuk menerima/menyerahkan dana/efek melalui perusahaan Efek masing-masing sesuai dengan pesanan yang telah sesuai (matched). Gagal bayar dan gagal serah akan sangat berkurang dengan pelaksanaan Scripless Trading, tetapi gagal serah atau gagal bayar masih sangat mungkin terjadi dalam transaksi bursa, karena pada proses transaksi di bursa efek terjadi penawaran jual dan penawaran beli yang dilaksanakan oleh dua pihak yang berbeda, yaitu Perusahaan Efek / broker (yang mewakili Pembeli) berkewajiban untuk menyerahkan dana, sedangkan Perusahaan Efek / broker lainnya (yang mewakili penjual) berkewajiban untuk menyerahkan Efek. Gagal bayar dalam terminologi bursa memiliki berbagai makna. Namun pada intinya yaitu pada saat penyelesaian transaksi (settlement) tiba, broker terkait tidak dapat menyelesaikan kewajibannya. Latar belakang gagal bayar dapat berupa keterlambatan teknis akibat kliring antar bank, atau investor (broker) tidak memiliki cukup dana untuk memenuhi kewajibannya pada saat settlement, serta penipuan. Jadi dapat disimpulkan bahwa gagal bayar merupakan gagal dalam penyerahan sejumlah dana yang ditransaksikan dalam suatu transaksi bursa. PEMBAHASAN Penelitian ini menemukan bahwa pada pelaksanaan Scripless Trading masih terdapat kasus kegagalan sistem perdagangan Efek dan Kegagalan Penyelesaian Transaksi Efek. Contoh kasus kegagalan Sistem Perdagangan adalah terjadi pada tanggal 27 Agustus PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) menjelaskan bahwa masalah yang terjadi pada hari tersebut ada pada koneksi sistem Remote Trading utama BEI, sehingga perdagangan dilakukan melalui sistem Disaster Recovery Centre (DRC). DRC adalah sistem pendukung (back up system) yang menggantikan sistem utama apabila terjadi kerusakan atau masalah sistem, namun terdapat masalah dikarenakan ada sekitar 40 (empat puluh) Anggota Bursa (AB) yang tidak pernah ikut ujicoba DRC sehingga mereka gagal terkoneksi bahkan selanjutnya koneksi data dari DRC mati, sehingga AB tidak dapat mengetahui bagaimanakah 7

8 status transaksi yang telah dilakukan apakah sudah terjadi atau tidak. Adanya beberapa AB / Pelaku pasar yang tidak terkoneksi dengan DRC juga dikarenakan BEI tidak memiliki aturan yang mewajibkan semua pelaku pasar terkoneksi dengan sistem utama harus juga terkoneksi dengan sistem pendukung (DRC), hal ini masih merupakan suatu pilihan. Seharusnya menjadi kewajiban bagi seluruh pelaku pasar untuk terhubung juga dengan DRC, sehingga apabila sistem perdagangan utama mengalami gangguan, maka seluruh pelaku pasar dapat terkoneksi dengan DRC dan proses perdagangan dapat terselenggara dengan lancar. Kegagalan sistem perdagangan yang terjadi di BEI juga mendapat tanggapan dari anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. Anggota Komisi XI DPR RI, Harry Azhar Azis, menilai adanya indikasi kelalaian pada pihak otoritas dalam pemilihan Direksi Bursa Efek. Pasalnya, dalam peraturan Pasar Modal Nomor III.A.3 tentang Direksi Bursa Efek, disebutkan jelas bahwa khusus bagi calon Direktur Bursa Efek yang bertanggung jawab di bidang teknologi informasi, wajib berpengalaman dalam posisi manajerial pada bidang teknologi informasi paling kurang lima tahun, sedangkan Adikin Basirun yang kini menjabat Direktur TI dan Manajemen Risiko BEI tidak memiliki latar belakang pendidikan formal di bidang TI. Kegagalan sistem yang terjadi pada tanggal 27 Agustus 2012 tersebut menyebabkan kerugian di pihak investor yaitu hilangnya kesempatan bertransaksi dan juga tidak bisa memantau harga. Sedangkan dari pihak Perusahaan Efek, Vibiet S Putri dari Analisis BNI Securities telah mengkalkulasi potensi hilangnya total fee transaksi yang mencapai Rp (dua ratus milyar Rupiah) (anonim, 2012). Menurut salah satu investor yang peneliti wawancara, kegagalan sistem tersebut mengakibatkan kerugian baginya karena tidak dapat melakukan transaksi seperti biasanya melalui Perusahaan Efek tempatnya terdaftar sebagai Investor. Kasus yang terkait dengan kegagalan penyelesaian transaksi di back office (kegagalan settlement) adalah yang terjadi pada kasus gagal bayar PT. Danatama Makmur (Danatama). Hal ini diakibatkan Danatama tidak dapat memenuhi kewajiban pembayaran atas transaksi yang dilakukan sampai dengan jatuh tempo pembayaran yang ditetapkan bursa yaitu T+3. Pada kasus seperti ini PT. Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) selaku Lembaga Kliring Penjaminan (LKP) bertugas untuk memastikan kegagalan penyelesaian transaksi dapat dihindari dengan memberikan dana talangan, dan Danatama berkewajiban untuk melunasinya (Triatmodjo, 2008). Kewajiban Danatama yaitu membayar dana talangan KPEI berikut dendanya saja, tetapi juga diberi peringatan tertulis oleh BEI karena Danatama tidak melaksanakan verifikasi atas kecukupan dana dan Efek Nasabah sebelum pelaksanaan 8

9 transaksi sebagaimana diatur dalam peraturan Bapepam dan LK Nomor V.D.3 Tentang Pengendalian Intern dan Penyelenggaraan Pembukuan oleh Perusahaan Efek. Sanksi lainnya yaitu diwajibkan untuk membayar denda sebesar Rp ,- (lima ratus juta Rupiah) kepada BEI, diwajibkan membentuk manajemen risiko sehingga kejadian serupa tidak terjadi lagi, dan diberlakukannya suspend sehingga Danatama tidak dapat melakukan aktifitas perdagangan selama sanksi suspend tersebut belum dicabut. Penjatuhan sanksi suspensi oleh BEI terhadap Danatama dilatar belakangi surat dari PT. Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) Nomor : KPEI-0722/DIR/1008 tanggal 7 Oktober 2008 perihal Laporan Kegagalan, berdasarkan surat tersebut maka BEI mengeluarkan surat pengumuman Nomor PENG-0154/BEI.ANG/ tanggal 7 Oktober 2007 yang menyatakan bahwa PT. Danatama Makmur tidak diperkenankan untuk melakukan aktivitas perdagangan di bursa sampai dengan pemberitahuan lebih lanjut. Suspensi Danatama tesebut dicabut 29 (dua puluh sembilan) hari kemudian dengan Surat Pengumuman Nomor PENG-169/BELANG/I tanggal 17 November 2012 sehingga Danatama dapat kembali melakukan aktivitas perdagangan di Bursa. Berdasarkan hasil hipotesis pada penelitian yang lain (Reinata, 2009) ditemukan bahwa pada pelaksanaan Scripless Trading masih ditemukan kasus gagal settlement (gagal bayar / gagal serah), tetapi hal tersebut dapat ditanggulangi oleh PT. Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) artinya kasus gagal bayar tersebut bukan merupakan kesalahan dari KPEI. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara peneliti dengan KPEI, bahwa sampai dengan peneliti melakukan wawancara tersebut belum pernah terjadi kasus gagal bayar yang diakibatkan oleh kesalahan atau ketidaksiapan KPEI dalam melaksanakan tugasnya dalam menyelesaikan transaksi (Yunus, 2013). Gagal bayar Danatama tersebut tidak merugikan investor secara langsung, karena pembayarannya telah diselesaikan oleh KPEI dan Danatama yang selanjutnya harus bertanggung jawab terhadap KPEI. Tetapi akibat dari dijatuhkannya sanksi suspensi kepada Danatama tersebut menimbulkan kerugian bagi investor lainnya, terutama investor yang terdaftar di Perusahaan Efek Danatama. Hasil wawancara peneliti dengan investor (Sustiyono, 2013) pada Perusahaan Efek PT. E- Trading Securities. Menurutnya apabila perusahaan efek tempatnya terdaftar selaku investor disuspend oleh BEI selama 29 (dua puluh sembilan) hari, maka ia akan merasa dirugikan karena tidak bisa melakukan perintah pembelian ataupun penjualan Efek sampai dengan suspend berakhir. Sehingga tidak dapat keuntungan dengan cara menjual efeknya apabila ternyata efek yang dimilikinya mengalami kenaikan harga (capital gain), ataupun tidak dapat meminimalisasi kerugian apabila efek yang 9

10 dimilikinya mengalami penurunan harga (capital loss). Sedangkan menurut Investor lainnya (Ginting, 2013), Investor pada Perusahaan Efek PT. Danareksa Sekuritas. Menurutnya apabila perusahaan efek tempatnya terdaftar selaku investor disuspend oleh BEI maka ia akan merasa dirugikan, karena tidak dapat melakukan perintah jual apabila ternyata efek yang dimilikinya mengalami kenaikan harga, maka ia tidak akan mendapatkan capital gain. Perlindungan hukum preventif bagi investor karena kegagalan sistem perdagangan yaitu dengan perawatan (maintenance) berkala terhadap perangkat teknis perdagangan untuk meminimalisasi kegagalan sistem perdagangan. Sistem pengganti (back up system yaitu Disaster Recovery System (DRC) harus diwajibkan kepada seluruh pelaku pasar yang terhubung dengan sistem utama sehingga apabila terjadi kegagalan sistem, para pelaku pasar dapat langsung terhubung dengan DRC dan melaksanakan aktifitas perdagangan seperti biasanya. Pengawasan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) harus semakin ditingkatkan. Perlindungan represif yaitu dengan memberikan sanksi penghapusan kontrak secara sepihak oleh BEI apabila data vendor menolak untuk terhubung dengan Disaster Recovery System (DRC). Begitu pula BEI akan diberi sanksi oleh OJK apabila kejadian serupa terulang. (Anuwar, 2013) Aturan hukumnya harus disusun dan diberlakukan terlebih dahulu. Perlindungan hukum Preventif bagi investor akibat kegagalan penyelesaian transaksi Efek yaitu dengan memberikan edukasi terhadap calon investor dalam hal pemilihan Perusahaan Efek (PE). PE yang dipilih haruslah memiliki track record yang baik dalam mengurus aset investornya, artinya tidak pernah terkena kasus penyelewengan dana investor maupun pernah terkena sanksi dari Self Regulatory Organization (SRO) di Pasar Modal Indonesia. Pelaksanaan pengawasan yang lebih ketat oleh Self Regulatory Organization (SRO) yaitu BEI, KPEI dan KSEI dan juga oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merupakan hal yang sangat penting untuk meminimalisasi terulangnya kejadian serupa. Perlindungan Represif yaitu dengan menjatuhkan sanksi kepada pihak yang melakukan pelanggaran, diwajibkan untuk membentuk Manajemen Risiko sehingga kejadian gagal bayar tidak terulang lagi dengan selalu memperhatikan faktor kecukupan modal, dan yang terakhir dijatuhi sanksi suspensi. Apabila termasuk pelanggaran berat, maka akan dicabut izinnya sehingga tidak dapat melakukan kegiatannya selaku broker / PE. Apabila ternyata ditengarai ada unsur kejahatan maka akan diberlakukan ketentuan pidana pasar modal. 10

11 KESIMPULAN DAN SARAN Sistem Perdagangan Efek Tanpa Warkat (Scripless Trading) dalam pelaksanaannya masih memiliki kelemahan, diantaranya adalah terjadinya Kegagalan sistem perdagangan, seperti yang terjadi pada tanggal 27 Agustus 2012 mengakibatkan investor (melalui Perusahaan Efek / Broker) tidak dapat melakukan aktivitas jual dan / atau beli Efek maupun memantau pergerakan Efek secara real time. Disaster Recovery Centre (DRC) yang merupakan sistem pengganti (back up) dari sistem utama tidak berfungsi maksimal, dikarenakan tidak semua pelaku pasar terhubung dengan DRC, hal ini dikarenakan belum adanya aturan yang mewajibkan pelaku pasar yang terkoneksi dengan sistem utama harus terhubung juga dengan sistem penggantinya (DRC), sedangkan kegagalan penyelesaian Transaksi Efek (gagal serah/gagal bayar), seperti yang terjadi pada kasus PT. Danatama Makmur (Danatama), terjadi dikarenakan pada T+3 setelah terjadinya transaksi di front office (Bursa Efek), Broker tidak dapat melakukan pembayaran atas efek yang dibelinya, sehingga terjadi gagal bayar sehingga penyelesaiiannya dilakukan oleh PT. Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI). Sanksi suspend yang.dijatuhkan kepada Danatama menyebakan kerugian bagi investor yang terdaftar di Danatama, sehingga tidak mendapatkan hak-haknya selaku investor terhadap dana maupun efeknya. Perlindungan bagi Investor dilakukan dengan cara Preventif yaitu melakukan langkah-langkah mencegah terjadinya gagal sistem perdagangan dan gagal penyelesaian transaksi juga meningkatkan sistem pengawan pelaksanaan Scripless Trading di Pasar Modal Indonesia Sedangkan Perlindungan bagi Investor secara Represif yaitu melakukan penegakan hukum secara tegas untuk menimbulkan efek jera sehingga kejadian serupa tidak akan terulang lagi. 11

12 DAFTAR PUSTAKA Anonim. (2012). read/2012/08/29/32/668194/direksi-bei-diancam-sanksi. Retrieved April 2013, from Anonim (2012, Agustus). Bursa-macet-ini-alasan-bei. Retrieved April 2013, from Anuwar, B. (2013). OJK (eks.bapepam). (Novianti, Interviewer) Darmadji, T., & Fakhruddin, H. M. (2001). Pasar Modal Indonesia. Jakarta: PT. Salemba Empat Patria. Fakhruddin, T. D. (2001). Pasar Modal Indonesia. Jakarta: PT. Salemba Empat Patria. Ginting, G. (2013). (Novianti, Interviewer) (2008). Retrieved April 2013, from cerita-di-balik-kasus-gagalbayar-danatama. Mekanisme Perdagangan. (2013). Retrieved April 2013, from Nasarudin, M. I. (2004). Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Profil anggota bursa. (2013). Retrieved April 29, 2013, from Reinata, Y. (2009). Efektivitas Scripless Trading di Pasar Modal, Tesis, Universitas Indonesia. Safitri, I. (1999). Aspek Yuridis Scripless Trading di Indonesia. Legal Journal From Indonesian Capital and Investment Market. SU, I. B. (2008). Retrieved Nopember 2008, from Sustiyono, I. (2013). (Novianti, Interviewer) Transaksi Terganggu, Investor Gugat Bursa Efek. (2012). Retrieved April 2013, from Triatmodjo, Y. (2008). BEI Usut Penyebab Gagal Bayar Danatama. Retrieved April 2012, from Widoatmodjo, S. (2009). Pasar Modal indonesia : Pengantar dan Studi Kasus. Bogor: Ghalia Indonesia. 12

13 Gambar 1. Sumber : (Web site Bursa Efek Indonesia) 13

BAB I PENDAHULUAN. atau pasar perdana (primary market) dan pasar sekunder (secondary market). 1

BAB I PENDAHULUAN. atau pasar perdana (primary market) dan pasar sekunder (secondary market). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu pasar primer atau pasar perdana (primary market) dan pasar sekunder (secondary market). 1 Pasar primer

Lebih terperinci

MEKANISME PASAR SEKUNDER DAN FUNGSI LEMBAGA NYA DALAM PASAR MODAL INDONESIA. Oleh : Ali Husein Mubarok. Abstract

MEKANISME PASAR SEKUNDER DAN FUNGSI LEMBAGA NYA DALAM PASAR MODAL INDONESIA. Oleh : Ali Husein Mubarok. Abstract MEKANISME PASAR SEKUNDER DAN FUNGSI LEMBAGA NYA DALAM PASAR MODAL INDONESIA Oleh : Ali Husein Mubarok Abstract Secondary market is the market for securities which have been listed on the Stock Exchange,

Lebih terperinci

PASAR MODAL. Tujuan Pembelajaran. Perbedaan Pasar Modal dan Pasar Uang. Perihal Pasar Modal Pasar Uang Tingkat bunga Relatif rendah Relatif tinggi

PASAR MODAL. Tujuan Pembelajaran. Perbedaan Pasar Modal dan Pasar Uang. Perihal Pasar Modal Pasar Uang Tingkat bunga Relatif rendah Relatif tinggi KTSP & K-13 ekonomi K e l a s XI PASAR MODAL Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami karakteristik pasar modal. 2. Memahami

Lebih terperinci

PERATURAN KSEI NOMOR II-D TENTANG PENDAFTARAN EFEK BERAGUN ASET DI KSEI

PERATURAN KSEI NOMOR II-D TENTANG PENDAFTARAN EFEK BERAGUN ASET DI KSEI Peraturan KSEI No. II-D Tentang Pendaftaran Efek Beragun Aset di KSEI (Lampiran Surat Keputusan Direksi KSEI No. KEP-0027/DIR/KSEI/0815 tanggal 25 Agustus 2015) PERATURAN KSEI NOMOR II-D TENTANG PENDAFTARAN

Lebih terperinci

BAGAIMANA SEKURITAS DIPERDAGANGKAN

BAGAIMANA SEKURITAS DIPERDAGANGKAN BAGAIMANA SEKURITAS DIPERDAGANGKAN 1. Transaksi Broker Broker atau Pialang adalah salah satu pelaku yang terkait di Pasar Modal yang berperan Membeli/Menjual efek atas nama Investor. Pemodal yang ingin

Lebih terperinci

BAB III PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PIHAK-PIHAK YANG MELAKUKAN TRANSAKSI SHORT SELLING

BAB III PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PIHAK-PIHAK YANG MELAKUKAN TRANSAKSI SHORT SELLING 66 BAB III PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PIHAK-PIHAK YANG MELAKUKAN TRANSAKSI SHORT SELLING 1. Perlindungan Hukum Terhadap Investor Beli dan Investor Jual Dalam Transaksi Short Selling Sebagaimana diuraikan

Lebih terperinci

KLIRING DAN PENJAMINAN PENYELESAIAN TRANSAKSI BURSA ATAS EFEK BERSIFAT EKUITAS

KLIRING DAN PENJAMINAN PENYELESAIAN TRANSAKSI BURSA ATAS EFEK BERSIFAT EKUITAS LAMPIRAN Keputusan Direksi PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia Nomor : KEP-012/DIR/KPEI/0916 Tanggal: 08-09-2016 PERATURAN KPEI NOMOR: II-5 KLIRING DAN PENJAMINAN PENYELESAIAN TRANSAKSI BURSA ATAS EFEK

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI SUSPENSI PERUSAHAAN EFEK OLEH BURSA EFEK INDONESIA. Diajukan oleh : CINTHYA CHRISTINA SIAHAAN NPM :

NASKAH PUBLIKASI SUSPENSI PERUSAHAAN EFEK OLEH BURSA EFEK INDONESIA. Diajukan oleh : CINTHYA CHRISTINA SIAHAAN NPM : NASKAH PUBLIKASI SUSPENSI PERUSAHAAN EFEK OLEH BURSA EFEK INDONESIA Diajukan oleh : CINTHYA CHRISTINA SIAHAAN NPM : 11 05 10695 Program Studi Program Kekhususan : Ilmu Hukum : Hukum Ekonomi dan Bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. transaksi jual beli saham yang terjadi di bursa. Berbeda dengan transaksi Over The

BAB I PENDAHULUAN. transaksi jual beli saham yang terjadi di bursa. Berbeda dengan transaksi Over The BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagaimana diketahui perdagangan saham yang terjadi di Bursa Efek lebih dikenal orang, seperti volume perdagangan saham, frekuensi perdagangan saham, perdagangan

Lebih terperinci

2. Pasar Perdana. A. Proses Perdagangan pada Pasar Perdana

2. Pasar Perdana. A. Proses Perdagangan pada Pasar Perdana B. Pasar Sekunder adalah pasar di mana efek-efek yang telah dicatatkan di Bursa diperjual-belikan. Pasar Sekunder memberikan kesempatan kepada para investor untuk membeli atau menjual efek-efek yang tercatat

Lebih terperinci

PERATURAN KSEI NOMOR VI-B TENTANG BIAYA LAYANAN JASA SISTEM PENGELOLAAN INVESTASI TERPADU DI KSEI

PERATURAN KSEI NOMOR VI-B TENTANG BIAYA LAYANAN JASA SISTEM PENGELOLAAN INVESTASI TERPADU DI KSEI Peraturan KSEI No. VI-B Tentang Biaya Layanan Jasa Sistem Pengelolaan Investasi Terpadu di KSEI (Lampiran Surat Keputusan Direksi KSEI No. KEP-0005/DIR/KSEI/0218 tanggal 1 Februari 2018) PERATURAN KSEI

Lebih terperinci

Direktorat Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan

Direktorat Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan Direktorat Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan Presentasi oleh Uriep Budhi Prasetyo Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan 26 Maret 2011 STRUKTUR PASAR MODAL INDONESIA Menteri Keuangan Bapepam - LK

Lebih terperinci

PERATURAN KPEI NOMOR: II-5 PENYELENGGARAAN KLIRING DAN PENYELESAIAN TRANSAKSI BURSA EFEK BERSIFAT EKUITAS

PERATURAN KPEI NOMOR: II-5 PENYELENGGARAAN KLIRING DAN PENYELESAIAN TRANSAKSI BURSA EFEK BERSIFAT EKUITAS LAMPIRAN Keputusan Direksi PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia Nomor : KEP-008/DIR/KPEI/0612 Tanggal: 11-06-2012 PERATURAN KPEI NOMOR: II-5 PENYELENGGARAAN KLIRING DAN PENYELESAIAN TRANSAKSI BURSA EFEK

Lebih terperinci

Bagaimana Menjadi Investor Saham

Bagaimana Menjadi Investor Saham Bagaimana Menjadi Investor Saham Saham Sebagai pilihan Investasi Saham merupakan salah satu surat berharga yang diperjualbelikan di pasar modal Saham merupakan bukti kepemilikan atau penyertaan modal dalam

Lebih terperinci

Peraturan KSEI No. I-C Tentang Sub Rekening Efek (Lampiran Surat Keputusan Direksi KSEI No. KEP- 0029/DIR/KSEI/1217 tanggal 22 Desember 2017)

Peraturan KSEI No. I-C Tentang Sub Rekening Efek (Lampiran Surat Keputusan Direksi KSEI No. KEP- 0029/DIR/KSEI/1217 tanggal 22 Desember 2017) Peraturan KSEI No. I-C Tentang Sub Rekening Efek (Lampiran Surat Keputusan Direksi KSEI No. KEP- 0029/DIR/KSEI/1217 tanggal 22 Desember 2017) PERATURAN KSEI NOMOR I-C TENTANG SUB REKENING EFEK 1. DEFINISI

Lebih terperinci

2 menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang

2 menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang No.361, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN. OJK. Transaksi. Bursa. Penjamin. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5635) PERATURAN OTORITAS JASA

Lebih terperinci

ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO

ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO Pasar Modal di Indonesia Pasar modal Indonesia dibentuk untuk menghubungkan investor (pemodal) dengan perusahaan atau institusi pemerintah. Investor

Lebih terperinci

PERATURAN KSEI NOMOR III-D TENTANG PENYIMPANAN EFEK BERAGUN ASET DI KSEI

PERATURAN KSEI NOMOR III-D TENTANG PENYIMPANAN EFEK BERAGUN ASET DI KSEI Peraturan KSEI No.III-D mengenai Penyimpanan Efek Beragun Aset di KSEI (Lampiran Surat Keputusan Direksi KSEI No. KEP-0028/DIR/KSEI/0815 tanggal 25 Agustus 2015) PERATURAN KSEI NOMOR III-D TENTANG PENYIMPANAN

Lebih terperinci

KLIRING DAN PENJAMINAN PENYELESAIAN TRANSAKSI KONTRAK BERJANGKA INDEKS EFEK

KLIRING DAN PENJAMINAN PENYELESAIAN TRANSAKSI KONTRAK BERJANGKA INDEKS EFEK Lampiran Keputusan Direksi PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia Nomor : Kep-001/DIR/KPEI/0116 Tanggal : 6-1-2016 PERATURAN KPEI NOMOR: III-2 KLIRING DAN PENJAMINAN PENYELESAIAN TRANSAKSI KONTRAK BERJANGKA

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKSI PT KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA

KEPUTUSAN DIREKSI PT KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA KEPUTUSAN DIREKSI PT KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA Nomor : Kep-005/DIR/KPEI/0505 Perihal : Perubahan Peraturan Kliring dan Penjaminan Penyelesaian Transaksi Kontrak Berjangka Tgl. Diterbitkan : 5 Mei

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 28 /POJK.04/2016 TENTANG SISTEM PENGELOLAAN INVESTASI TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 28 /POJK.04/2016 TENTANG SISTEM PENGELOLAAN INVESTASI TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 28 /POJK.04/2016 TENTANG SISTEM PENGELOLAAN INVESTASI TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 26/POJK.04/2014 TENTANG. Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 26/POJK.04/2014 TENTANG. Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 26/POJK.04/2014 TENTANG Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum 1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penulis melakukan penelitian selama kurang lebih 6 (enam) bulan dari bulan Februari s.d. Juli 2010 di Kantor PT Kustodian Sentral

Lebih terperinci

PERATURAN NOMOR III-H: TENTANG PELELANGAN DAN PEMBELIAN KEMBALI SAHAM BURSA

PERATURAN NOMOR III-H: TENTANG PELELANGAN DAN PEMBELIAN KEMBALI SAHAM BURSA LAMPIRAN Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia Nomor : Kep-00016/BEI/04-2012 Tanggal ditetapkan : 2 April 2012 Tanggal diberlakukan : 1 Mei 2012 PERATURAN NOMOR III-H: TENTANG PELELANGAN DAN PEMBELIAN

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DRAFT RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.04/2017 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN KEBERATAN DAN BANDING ADMINISTRATIF DI SEKTOR PASAR MODAL DENGAN

Lebih terperinci

CONTOH PERHITUNGAN TENOR

CONTOH PERHITUNGAN TENOR LAMPIRAN I TANGGAL 19 JUNI 2017 PERIHAL TRANSAKSI SERTIFIKAT DEPOSITO DI PASAR UANG CONTOH PERHITUNGAN TENOR Contoh 1: Bank A menerbitkan Sertifikat Deposito yang ditransaksikan di Pasar Uang sebagai berikut:

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/ 18 /PBI/2015 TENTANG PENYELENGGARAAN TRANSAKSI, PENATAUSAHAAN SURAT BERHARGA, DAN SETELMEN DANA SEKETIKA

- 1 - PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/ 18 /PBI/2015 TENTANG PENYELENGGARAAN TRANSAKSI, PENATAUSAHAAN SURAT BERHARGA, DAN SETELMEN DANA SEKETIKA - 1 - PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/ 18 /PBI/2015 TENTANG PENYELENGGARAAN TRANSAKSI, PENATAUSAHAAN SURAT BERHARGA, DAN SETELMEN DANA SEKETIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/ 7/PADG/2017 TENTANG TRANSAKSI SERTIFIKAT DEPOSITO DI PASAR UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/ 7/PADG/2017 TENTANG TRANSAKSI SERTIFIKAT DEPOSITO DI PASAR UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/ 7/PADG/2017 TENTANG TRANSAKSI SERTIFIKAT DEPOSITO DI PASAR UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ANGGOTA DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

Peraturan KPEI II-7 Nomor Kep-013/DIR/KPEI/0700 tentang Kegagalan Pemenuhan Hak dan Kewajiban Anggota Kliring Secara Pemindahbukuan dan Penanganannya

Peraturan KPEI II-7 Nomor Kep-013/DIR/KPEI/0700 tentang Kegagalan Pemenuhan Hak dan Kewajiban Anggota Kliring Secara Pemindahbukuan dan Penanganannya 55 BAB 4 ANALISA TERHADAP PENERAPAN PRINSIP MENGENAL NASABAH OLEH PERUSAHAAN EFEK DALAM KASUS TRANSAKSI PERDAGANGAN SAHAM PT SUGI SUMA PERSADA TBK DAN PT ARONA BINASEJATI TBK OLEH MENTARI SECURINDO 4.1

Lebih terperinci

PERATURAN NOMOR III-G: TENTANG SUSPENSI DAN PENCABUTAN PERSETUJUAN KEANGGOTAAN BURSA

PERATURAN NOMOR III-G: TENTANG SUSPENSI DAN PENCABUTAN PERSETUJUAN KEANGGOTAAN BURSA LAMPIRAN Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia Nomor : Kep-00086/BEI/10-2011 Tanggal dikeluarkan : 19 Oktober 2011 Tanggal diberlakukan : 19 Oktober 2011 PERATURAN NOMOR III-G: TENTANG SUSPENSI DAN

Lebih terperinci

PERATURAN NOMOR II-A: TENTANG PERDAGANGAN EFEK BERSIFAT EKUITAS

PERATURAN NOMOR II-A: TENTANG PERDAGANGAN EFEK BERSIFAT EKUITAS LAMPIRAN Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia Nomor : Kep-00399/BEI/11-2012 Tanggal ditetapkan : 14 November 2012 Tanggal diberlakukan : 2 Januari 2013 Diubah dengan: Keputusan Direksi PT Bursa Efek

Lebih terperinci

Mekanisme Perdagangan

Mekanisme Perdagangan Mekanisme Perdagangan (Sumber: http://www.idx.co.id) Proses Pelaksanaan Perdagangan di Bursa Proses Pelaksanaan Perdagangan secara Remote Pelaksanaan Perdagangan Pelaksanaan perdagangan Efek di Bursa dilakukan

Lebih terperinci

Menetapkan: PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PERANTARA PEDAGANG EFEK UNTUK EFEK BERSIFAT UTANG DAN SUKUK BAB I KETENTUAN UMUM

Menetapkan: PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PERANTARA PEDAGANG EFEK UNTUK EFEK BERSIFAT UTANG DAN SUKUK BAB I KETENTUAN UMUM RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2017 TENTANG PERANTARA PEDAGANG EFEK UNTUK EFEK BERSIFAT UTANG DAN SUKUK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN

Lebih terperinci

2. Saham Bursa adalah saham PT Bursa Efek Indonesia.

2. Saham Bursa adalah saham PT Bursa Efek Indonesia. LAMPIRAN Keputusan Direksi PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia Nomor : Kep-008/DIR/KPEI/0416 Tanggal : 25-04-2016 PERATURAN KPEI NOMOR: II-3 ANGGOTA KLIRING I. DEFINISI Dalam peraturan ini, yang dimaksud

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN HUKUM DALAM SISTEM PERDAGANGAN TANPA WARKAT TERHADAP PIHAK PENERIMA GADAI

PERLINDUNGAN HUKUM DALAM SISTEM PERDAGANGAN TANPA WARKAT TERHADAP PIHAK PENERIMA GADAI PERLINDUNGAN HUKUM DALAM SISTEM PERDAGANGAN TANPA WARKAT TERHADAP PIHAK PENERIMA GADAI Oleh Anak Agung Ayu Mirah Kartini Irawan IGN Parikesit Widiatedja Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana

Lebih terperinci

PASAR MODAL DI INDONESIA

PASAR MODAL DI INDONESIA MATERI 3 PASAR MODAL DI INDONESIA DAN MEKANISME PERDAGANGAN Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. PASAR MODAL DI INDONESIA Pasar modal Indonesia dibentuk untuk menghubungkan investor (pemodal) dengan perusahaan

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 6/ 8 /PBI/2004 TENTANG SISTEM BANK INDONESIA REAL TIME GROSS SETTLEMENT GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 6/ 8 /PBI/2004 TENTANG SISTEM BANK INDONESIA REAL TIME GROSS SETTLEMENT GUBERNUR BANK INDONESIA, -1- PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 6/ 8 /PBI/2004 TENTANG SISTEM BANK INDONESIA REAL TIME GROSS SETTLEMENT GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mendukung tercapainya sistem pembayaran

Lebih terperinci

PASAR MODAL DI INDONESIA

PASAR MODAL DI INDONESIA PASAR MODAL DI INDONESIA Pasar modal Indonesia dibentuk untuk menghubungkan investor (pemodal) dengan perusahaan atau institusi pemerintah. Investor merupakan pihak yang mempunyai kelebihan dana, sedangkan

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR UNTUK MENGHINDARI KERUGIAN AKIBAT PRAKTEK MANIPULASI PASAR DALAM PASAR MODAL

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR UNTUK MENGHINDARI KERUGIAN AKIBAT PRAKTEK MANIPULASI PASAR DALAM PASAR MODAL PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR UNTUK MENGHINDARI KERUGIAN AKIBAT PRAKTEK MANIPULASI PASAR DALAM PASAR MODAL Oleh Kadek Endra Bayu Sudiartha Made Subawa Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. Kegiatan jual beli saham dan obligasi dimulai pada abad-19. Menurut

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. Kegiatan jual beli saham dan obligasi dimulai pada abad-19. Menurut BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Kegiatan jual beli saham dan obligasi dimulai pada abad-19. Menurut buku Effectengids yang dikeluarkan oleh Verreniging voor den Effectenhandel pada

Lebih terperinci

No.10/29/DPM Jakarta, 2 September 2008 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA KUSTODIAN BUKAN BANK DI INDONESIA

No.10/29/DPM Jakarta, 2 September 2008 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA KUSTODIAN BUKAN BANK DI INDONESIA No.10/29/DPM Jakarta, 2 September 2008 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA KUSTODIAN BUKAN BANK DI INDONESIA Perihal : Tata Cara Pengajuan Permohonan, Pelaporan, dan Pengawasan Sub-Registry

Lebih terperinci

2 Beberapa rekomendasi IOSCO dan praktik yang lazim berlaku namun belum diadopsi dalam Peraturan Nomor III.B.6 tentang Penjaminan Penyelesaian Transak

2 Beberapa rekomendasi IOSCO dan praktik yang lazim berlaku namun belum diadopsi dalam Peraturan Nomor III.B.6 tentang Penjaminan Penyelesaian Transak TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI KEUANGAN. OJK. Transaksi. Bursa. Penjamin. Pencabutan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 361) PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN

Lebih terperinci

Dalam melakukan perdagangan efek di Bursa Efek, para pihak yang akan melakukan perdagangan efek baik sebagai emiten atau sebagai investor diwakili ole

Dalam melakukan perdagangan efek di Bursa Efek, para pihak yang akan melakukan perdagangan efek baik sebagai emiten atau sebagai investor diwakili ole BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal (capital market) sebagai salah satu bentuk investasi merupakan sarana untuk mempertemukan penjual dan pembeli dana. Penjual dana adalah para pemodal

Lebih terperinci

F A Q OBLIGASI NEGARA RITEL SERI ORI-012

F A Q OBLIGASI NEGARA RITEL SERI ORI-012 F A Q OBLIGASI NEGARA RITEL SERI ORI-012 1. Apakah yang dimaksud dengan Surat Utang Negara? Yaitu surat berharga yang berupa surat pengakuan hutang dari pemerintah dalam mata uang Rupiah maupun Valuta

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR../POJK.04/2014

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR../POJK.04/2014 OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR../POJK.04/2014 TENTANG PERIZINAN WAKIL PENJAMIN EMISI EFEK DAN WAKIL PERANTARA PEDAGANG EFEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

STIE DEWANTARA Pasar Modal

STIE DEWANTARA Pasar Modal Pasar Modal Manajemen Lembaga Keuangan, Sesi 3 Pengertian Dalam arti sempit Pasar Modal = Bursa efek, yaitu tempat terorganisasi yang mempertemukan penjual dan pembeli efek yang dilakukan secara langsung

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR KEP-258/BL/2008 TENTANG PEMBIAYAAN TRANSAKSI

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Draft 10042014 OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2013 TENTANG PENJAMINAN PENYELESAIAN TRANSAKSI BURSA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER

Lebih terperinci

LAMPIRAN Keputusan Direksi PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia Nomor : Kep-009/DIR/KPEI/1107 Tanggal :

LAMPIRAN Keputusan Direksi PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia Nomor : Kep-009/DIR/KPEI/1107 Tanggal : LAMPIRAN Keputusan Direksi PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia Nomor : Kep-009/DIR/KPEI/1107 Tanggal : 14-11-2007 PERATURAN NOMOR: II-10 JASA PINJAM MEMINJAM EFEK TANPA WARKAT 1. Definisi a) Kecuali diberi

Lebih terperinci

2016, No Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan

2016, No Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan No.61, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Investasi Kolektif. Real Estat. Bank Kustodian. Manajer Investasi. Pedoman. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Nomor 5867) PERATURAN

Lebih terperinci

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negar

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negar No.396, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN. OJK. Reksa Dana. Penjual. Agen. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5653) PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN

Lebih terperinci

PASAR MODAL. Oleh Dina Nur Hayati (A )

PASAR MODAL. Oleh Dina Nur Hayati (A ) PASAR MDAL leh Dina Nur Hayati (A210120089) Kompetensi Dasar Mengenal Jenis Produk Dalam Bursa Efek Indikator Pertemuan Pertama Menjelaskan pengertian dan fungsi pasar modal Menjelaskan factor-faktor yang

Lebih terperinci

Daftar Isi Peraturan Jasa Kustodian Sentral

Daftar Isi Peraturan Jasa Kustodian Sentral Daftar Isi Peraturan Jasa Kustodian Sentral Bab 1 : Ketentuan Umum... 1 1.1 Definisi... 1 1.2 Layanan Jasa... 4 1.3 Peraturan dan Prosedur Operasional Layanan Jasa... 5 1.4 Tempat dan Waktu Layanan Jasa...

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR / POJK.04 / 2016 TENTANG PELAPORAN TRANSAKSI EFEK

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR / POJK.04 / 2016 TENTANG PELAPORAN TRANSAKSI EFEK OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR / POJK.04 / 2016 TENTANG PELAPORAN TRANSAKSI EFEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKSI PT KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA

KEPUTUSAN DIREKSI PT KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA KEPUTUSAN DIREKSI PT KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA Nomor : Kep-006/DIR/KPEI/0505 Perihal : Perubahan Peraturan Kliring dan Penjaminan Penyelesaian Transaksi Opsi Saham. Tgl. Diterbitkan : 5 Mei 2005

Lebih terperinci

No. 6/7/DPM Jakarta, 16 Februari 2004 November 2003 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA. Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Umum

No. 6/7/DPM Jakarta, 16 Februari 2004 November 2003 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA. Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Umum No. 6/7/DPM Jakarta, 16 Februari 2004 November 2003 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA Perihal : Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Umum Sehubungan dengan ditetapkannya Peraturan Bank

Lebih terperinci

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2016 TENTANG SISTEM PENGELOLAAN INVESTASI TERPADU

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2016 TENTANG SISTEM PENGELOLAAN INVESTASI TERPADU RPOJK PERMINTAAN TANGGAPAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2016 TENTANG SISTEM PENGELOLAAN INVESTASI TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN SEKURITAS TERHADAP INVESTOR DALAM PERDAGANGAN SAHAM SECARA ELEKTRONIK

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN SEKURITAS TERHADAP INVESTOR DALAM PERDAGANGAN SAHAM SECARA ELEKTRONIK TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN SEKURITAS TERHADAP INVESTOR DALAM PERDAGANGAN SAHAM SECARA ELEKTRONIK Oleh Gusti Ayu Putu Leonita Agustini I Ketut Westra Desak Putu Dewi Kasih Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas

Lebih terperinci

2016, No Indonesia ke Otoritas Jasa Keuangan; g. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf f, perlu

2016, No Indonesia ke Otoritas Jasa Keuangan; g. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf f, perlu No.298, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Syariah. Unit Usaha. Bank Umum. Manajemen Risiko. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5988) PERATURAN OTORITAS

Lebih terperinci

PERJANJIAN PEMBUKAAN REKENING EFEK

PERJANJIAN PEMBUKAAN REKENING EFEK Pada hari ini, hari... tanggal... di Jakarta, telah dibuat Perjanjian Pembukaan Rekening Efek, oleh dan antara : 1. PT Primasia Securities, dalam hal ini diwakili oleh Heliodorus Sungguhria, dalam jabatannya

Lebih terperinci

No.10/ 33 /DPNP Jakarta, 15 Oktober Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN KONVENSIONAL DI INDONESIA

No.10/ 33 /DPNP Jakarta, 15 Oktober Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN KONVENSIONAL DI INDONESIA No.10/ 33 /DPNP Jakarta, 15 Oktober 2008 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN KONVENSIONAL DI INDONESIA Perihal : Giro Wajib Minimum Bank Umum pada Bank Indonesia dalam

Lebih terperinci

No. 11/10 /DASP Jakarta, 13 April 2009 S U R A T E D A R A N

No. 11/10 /DASP Jakarta, 13 April 2009 S U R A T E D A R A N No. 11/10 /DASP Jakarta, 13 April 2009 S U R A T E D A R A N Perihal : Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu Sehubungan dengan diberlakukannya Peraturan Bank Indonesia Nomor

Lebih terperinci

Bab 4 MEKANISME PERDAGANGAN SAHAM DI PASAR SEKUNDER

Bab 4 MEKANISME PERDAGANGAN SAHAM DI PASAR SEKUNDER Bab 4 MEKANISME PERDAGANGAN SAHAM DI PASAR SEKUNDER 4.1. Pengetian Pasar Sekunder Pasar Sekunder merupakan pasar yang difasilitasi oleh Bursa Efek untuk jual beli saham yang telah diperoleh di pasar perdana.

Lebih terperinci

Bagaimana Menjadi Investor Saham

Bagaimana Menjadi Investor Saham Bagaimana Menjadi Investor Saham Saham Sebagai pilihan Investasi Saham merupakan salah satu surat berharga yang diperjualbelikan di pasar modal Saham merupakan bukti kepemilikan atau penyertaan modal dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara. Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena

BAB I PENDAHULUAN. negara. Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal yang maju dan berkembang pesat merupakan impian banyak negara. Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 22 /POJK.04/2017 TENTANG PELAPORAN TRANSAKSI EFEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 22 /POJK.04/2017 TENTANG PELAPORAN TRANSAKSI EFEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 1 OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 22 /POJK.04/2017 TENTANG PELAPORAN TRANSAKSI EFEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS

Lebih terperinci

2017, No Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5253); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANG

2017, No Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5253); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANG LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.122, 2017 KEUANGAN OJK. Transaksi Efek. Pelaporan. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6069) PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP- 42/PM/1997 TENTANG TRANSAKSI EFEK KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, MEMUTUSKAN :

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP- 42/PM/1997 TENTANG TRANSAKSI EFEK KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, MEMUTUSKAN : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP- 42/PM/1997 Peraturan Nomor III.A.10 TENTANG TRANSAKSI EFEK KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang : bahwa dengan berlakunya Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK INDONESIA

SURAT KEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK INDONESIA SURAT KEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK INDONESIA Nomor : Kep-00005/BEI/01-2011 Perihal : Perubahan Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia Nomor: Kep-00400/BEI/12-2010 perihal Perubahan Peraturan Nomor

Lebih terperinci

KLIRING DAN PENJAMINAN PENYELESAIAN TRANSAKSI EFEK TIDAK DIJAMIN DAN TRANSAKSI DIPISAHKAN ATAS EFEK BERSIFAT EKUITAS

KLIRING DAN PENJAMINAN PENYELESAIAN TRANSAKSI EFEK TIDAK DIJAMIN DAN TRANSAKSI DIPISAHKAN ATAS EFEK BERSIFAT EKUITAS Lampiran Keputusan Direksi PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia Nomor : Kep-011/DIR/KPEI/1215 Tanggal : 28-12-2015 PERATURAN KPEI NOMOR: II-15 KLIRING DAN PENJAMINAN PENYELESAIAN TRANSAKSI EFEK TIDAK DIJAMIN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP-715/BL/2012 TENTANG DANA PERLINDUNGAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN Keputusan Direksi PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia Nomor : Kep-007/DIR/KPEI/0505 Tanggal :

LAMPIRAN Keputusan Direksi PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia Nomor : Kep-007/DIR/KPEI/0505 Tanggal : LAMPIRAN Keputusan Direksi PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia Nomor : Kep-007/DIR/KPEI/0505 Tanggal : 13-05-2005 Diubah dengan: Keputusan Direksi PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia Nomor : Kep-004/DIR/KPEI/0806

Lebih terperinci

Mekanisme Perdagangan (Sumber :

Mekanisme Perdagangan (Sumber : Mekanisme Perdagangan (Sumber : http://www.idx.co.id) PROSES PELAKSANAAN PERDAGANGAN DI BURSA PROSES PELAKSANAAN PERDAGANGAN SECARA REMOTE PELAKSANAAN PERDAGANGAN Pelaksanaan perdagangan Efek di Bursa

Lebih terperinci

PT PHILLIP SECURITIES INDONESIA

PT PHILLIP SECURITIES INDONESIA MEMORANDUM INFORMASI OBLIGASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA SERI ORI006 DALAM MATA UANG RUPIAH Tingkat Kupon Tetap 9,35% per tahun Jatuh Tempo 15 Agustus 2012 OBLIGASI NEGARA YANG DITAWARKAN INI SELURUHNYA

Lebih terperinci

PERATURAN NOMOR I-D: TENTANG PENCATATAN SERTIFIKAT PENITIPAN EFEK INDONESIA (SPEI) DI BURSA

PERATURAN NOMOR I-D: TENTANG PENCATATAN SERTIFIKAT PENITIPAN EFEK INDONESIA (SPEI) DI BURSA LAMPIRAN Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia Nomor : Kep-00389/BEI/06-2009 Tanggal dikeluarkan :12 Juni 2009 Tanggal diberlakukan : 12 Juni 2009 PERATURAN NOMOR I-D: TENTANG PENCATATAN SERTIFIKAT

Lebih terperinci

MENGENAL PASAR MODAL SYARIAH TRAINING OF TRAINER MODUL

MENGENAL PASAR MODAL SYARIAH TRAINING OF TRAINER MODUL MENGENAL PASAR MODAL SYARIAH TRAINING OF TRAINER MODUL Outline 1 3 Hasil Survey Nasional Keuangan Indonesia 2 Pengantar Investasi Konsep Umum dan Ruang Lingkup Pasar Modal 4 Pasar Modal Syariah 5 Layanan

Lebih terperinci

No. 11/ 32 /DPM Jakarta, 7 Desember 2009 SURAT EDARAN

No. 11/ 32 /DPM Jakarta, 7 Desember 2009 SURAT EDARAN No. 11/ 32 /DPM Jakarta, 7 Desember 2009 SURAT EDARAN Perihal : Tata Cara Lelang Surat Utang Negara di Pasar Perdana dan Penatausahaan Surat Utang Negara Sehubungan dengan diberlakukannya Peraturan Bank

Lebih terperinci

KETENTUAN DAN PERSYARATAN KHUSUS PEMBUKAAN REKENING INVESTOR Ketentuan dan Persyaratan Khusus Pembukaan Rekening Investor ini (berikut semua lampiran, perubahan dan atau pembaharuannya selanjutnya disebut

Lebih terperinci

SERI EDUKASI BEGINNER PART 1

SERI EDUKASI BEGINNER PART 1 SERI EDUKASI BEGINNER PART 1 Website : www.pans.co.id Online trading : www.post.co.id Customer care : 021-2977 3655 CONTENT A. Investasi Saham... 3 B. Lembaga Penunjang Pasar Modal... 5 C. Pasar Perdana

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP-552/BL/2010 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.272, 2015 KEUANGAN OJK. Bank Perkreditan Rakyat. Manajemen Risiko. Penerapan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5761). PERATURAN

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR DALAM PERDAGANGAN OBLIGASI SECARA ELEKTRONIK

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR DALAM PERDAGANGAN OBLIGASI SECARA ELEKTRONIK PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR DALAM PERDAGANGAN OBLIGASI SECARA ELEKTRONIK oleh : Kadek Devi Sudaryanti Ni Ketut Supasti Darmawan Ni Putu Purwanti Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana

Lebih terperinci

BAB 1 KETENTUAN UMUM

BAB 1 KETENTUAN UMUM BAB 1 KETENTUAN UMUM 1.1. Definisi Kecuali diberikan pengertian secara khusus, maka semua kata dan atau istilah dalam peraturan ini mempunyai pengertian yang sama sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang

Lebih terperinci

Berita Pers Berbagai Pengembangan Layanan Jasa KSEI: Mewujudkan Pasar Modal yang Kredibel

Berita Pers Berbagai Pengembangan Layanan Jasa KSEI: Mewujudkan Pasar Modal yang Kredibel Berita Pers Berbagai Pengembangan Layanan Jasa KSEI: Mewujudkan Pasar Modal yang Kredibel Jakarta, 15 Agustus 2013 - Hari ini, PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) bersama para Self Regulatory Organization

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK INDONESIA. : Kep-00010/BEI/ : PERATURAN NOMOR III-I TENTANG KEANGGOTAAN MARJIN DAN SHORT SELLING

SURAT KEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK INDONESIA. : Kep-00010/BEI/ : PERATURAN NOMOR III-I TENTANG KEANGGOTAAN MARJIN DAN SHORT SELLING SURAT KEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK INDONESIA Nomor Perihal Tgl. Dikeluarkan : 30 Januari 2009 Tgl. Diberlakukan : 01 Mei 2009 : Kep-00010/BEI/01-2009 : PERATURAN NOMOR III-I TENTANG KEANGGOTAAN MARJIN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 9/POJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TRANSAKSI REPURCHASE AGREEMENT BAGI LEMBAGA JASA KEUANGAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 9/POJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TRANSAKSI REPURCHASE AGREEMENT BAGI LEMBAGA JASA KEUANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 9/POJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TRANSAKSI REPURCHASE AGREEMENT BAGI LEMBAGA JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.84, 2010 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. Bank Indonesia. Bank Umum. Operasi Moneter. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5141) PERATURAN BANK INDONESIA

Lebih terperinci

asar odal ndonesia

asar odal ndonesia asar odal ndonesia ririkyunita@yahoo.co.id Sejarah Secara historis pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda, tepatnya

Lebih terperinci

Business Law. Surat berharga M-8. Tony Soebijono

Business Law. Surat berharga M-8. Tony Soebijono Business Law Surat berharga M-8 Tony Soebijono 1 SURAT BERHARGA Surat pengakuan hutang, wesel, saham, obligasi, sekuritas kredit atau setiap derivatif dan surat berharga atau kepentingan lain atau suatu

Lebih terperinci

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 39/POJK.04/2014 TENTANG AGEN PENJUAL EFEK REKSA DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 39/POJK.04/2014 TENTANG AGEN PENJUAL EFEK REKSA DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 39/POJK.04/2014 TENTANG AGEN PENJUAL EFEK REKSA DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 16, 1999 BURSA BERJANGKA. PERDAGANGAN. KOMODITI. Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi. BAPPEBTI. (Penjelasan

Lebih terperinci

2017, No tentang Kegiatan Perusahaan Efek di Berbagai Lokasi; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Neg

2017, No tentang Kegiatan Perusahaan Efek di Berbagai Lokasi; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Neg LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.294, 2017 KEUANGAN OJK. Perusahaan Efek. Berbagai Lokasi. Kegiatan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6162) PERATURAN OTORITAS JASA

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKSI PT KUSTODIAN SENTRAL EFEK INDONESIA Nomor : KEP-016/DIR/KSEI/1209 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN JASA KUSTODIAN SENTRAL

KEPUTUSAN DIREKSI PT KUSTODIAN SENTRAL EFEK INDONESIA Nomor : KEP-016/DIR/KSEI/1209 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN JASA KUSTODIAN SENTRAL KEPUTUSAN DIREKSI PT KUSTODIAN SENTRAL EFEK INDONESIA Nomor : KEP-016/DIR/KSEI/1209 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN JASA KUSTODIAN SENTRAL Menimbang : Bahwa dalam rangka implementasi layanan jasa baru PT Kustodian

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PP. No. : 45 Tahun 1995 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/8/PADG/2017 TENTANG PEMBIAYAAN LIKUIDITAS JANGKA PENDEK SYARIAH BAGI BANK UMUM SYARIAH

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/8/PADG/2017 TENTANG PEMBIAYAAN LIKUIDITAS JANGKA PENDEK SYARIAH BAGI BANK UMUM SYARIAH 1 PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/8/PADG/2017 TENTANG PEMBIAYAAN LIKUIDITAS JANGKA PENDEK SYARIAH BAGI BANK UMUM SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ANGGOTA DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA,

Lebih terperinci

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 41 /SEOJK.03/2017 TENTANG BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT BANK PERKREDITAN RAKYAT

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 41 /SEOJK.03/2017 TENTANG BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT BANK PERKREDITAN RAKYAT Yth. Direksi Bank Perkreditan Rakyat di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 41 /SEOJK.03/2017 TENTANG BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT BANK PERKREDITAN RAKYAT Sehubungan dengan Peraturan

Lebih terperinci

BAB II EFEKTIVITAS SCRIPLESS TRADING DI PASAR MODAL. 2.1 Sistem Scripless Trading (Perdagangan Efek Tanpa Warkat) Dalam Pasar Modal Indonesia

BAB II EFEKTIVITAS SCRIPLESS TRADING DI PASAR MODAL. 2.1 Sistem Scripless Trading (Perdagangan Efek Tanpa Warkat) Dalam Pasar Modal Indonesia 32 BAB II EFEKTIVITAS SCRIPLESS TRADING DI PASAR MODAL 2.1 Sistem Scripless Trading (Perdagangan Efek Tanpa Warkat) Dalam Pasar Modal 2.1.1. Dasar Hukum Sistem Scripless Trading ini dimulai di pada tahun

Lebih terperinci

No. 11/11/DASP Jakarta, 13 April 2009 S U R A T E D A R A N. Perihal : Uang Elektronik (Electronic Money)

No. 11/11/DASP Jakarta, 13 April 2009 S U R A T E D A R A N. Perihal : Uang Elektronik (Electronic Money) No. 11/11/DASP Jakarta, 13 April 2009 S U R A T E D A R A N Perihal : Uang Elektronik (Electronic Money) Sehubungan dengan diberlakukannya Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/12./PBI/2009 tanggal 13 April

Lebih terperinci

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 41 /SEOJK.03/2016 TENTANG TATA CARA PENERBITAN SERTIFIKAT DEPOSITO

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 41 /SEOJK.03/2016 TENTANG TATA CARA PENERBITAN SERTIFIKAT DEPOSITO Yth. Direksi Bank Umum Konvensional di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 41 /SEOJK.03/2016 TENTANG TATA CARA PENERBITAN SERTIFIKAT DEPOSITO Sehubungan dengan Peraturan Otoritas

Lebih terperinci