PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 123/KA/VIII/2007 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT KERJA DI LINGKUNGAN BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 123/KA/VIII/2007 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT KERJA DI LINGKUNGAN BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL"

Transkripsi

1 PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL SALINAN : NOMOR : 123/KA/VIII/2007 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT KERJA DI LINGKUNGAN BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, Menimbang : bahwa sebagai tindak lanjut Peraturan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional Nomor 392/KA/XI/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Tenaga Nuklir Nasional, dipandang perlu meninjau kembali Keputusan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional Nomor 077/KA/II/2003 tentang Rincian Tugas Unit Kerja di Lingkungan Badan Tenaga Nuklir Nasional. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3676); 2. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2005; 3. Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang Susunan Organisasi dan Tugas Eselon I Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 52 Tahun 2005; 4. Keputusan Presiden Nomor 16/M Tahun 2007; 5. Peraturan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional Nomor 392/KA/XI/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Tenaga Nuklir Nasional; MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT KERJA DI LINGKUNGAN BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL. 1

2 BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI Bagian Pertama Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Pasal 1 (1) Badan Tenaga Nuklir Nasional yang selanjutnya dalam Peraturan ini disingkat BATAN, adalah Lembaga Pemerintah Non Departemen yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. (2) BATAN dipimpin oleh seorang Kepala dan dikoordinasikan oleh Menteri Negara Riset dan Teknologi. Pasal 2 BATAN mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang penelitian, pengembangan dan pemanfaatan tenaga nuklir sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 3 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, BATAN menyelenggarakan fungsi : a. pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang penelitian, pengembangan dan pemanfaatan tenaga nuklir; b. koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BATAN; c. fasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang penelitian, pengembangan dan pemanfaatan tenaga nuklir; d. penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum, persandian, perlengkapan dan rumah tangga. Pasal 4 Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, BATAN mempunyai kewenangan : a. penyusunan rencana nasional secara makro di bidang ketenaganukliran; b. perumusan kebijakan di bidang ketenaganukliran untuk mendukung pembangunan secara makro; c. kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu : 1) perumusan dan pelaksanaan kebijakan dalam program penelitian dasar dan terapan, pengembangan teknologi dan energi nuklir, pengembangan teknologi daur bahan nuklir dan rekayasa serta pendayagunaan hasil penelitian dan pengembangan dan pemasyarakatan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir; 2) penetapan pedoman penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir dan penggunaan tenaga nuklir. 2

3 Bagian Kedua Susunan Organisasi Pasal 5 Susunan organisasi BATAN terdiri dari : a. Kepala; b. Sekretariat Utama; c. Deputi Bidang Penelitian Dasar dan Terapan; d. Deputi Bidang Pengembangan Teknologi dan Energi Nuklir; e. Deputi Bidang Pengembangan Teknologi Daur Bahan Nuklir dan Rekayasa; f. Deputi Bidang Pendayagunaan Hasil Penelitian dan Pengembangan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir; g. Inspektorat; h. Pusat Standardisasi dan Jaminan Mutu Nuklir; i. Pusat Pendidikan dan Pelatihan. BAB II K E P A L A Pasal 6 Kepala mempunyai tugas : a. memimpin BATAN sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; b. menyiapkan kebijakan nasional dan kebijakan umum sesuai dengan tugas BATAN; c. menetapkan kebijakan teknis pelaksanaan tugas BATAN yang menjadi tanggung jawabnya; d. membina dan melaksanakan kerja sama dengan instansi dan organisasi lain. BAB III SEKETARIAT UTAMA Bagian Pertama Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Pasal 7 (1) Sekretariat Utama adalah unsur pembantu pemimpin yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala. (2) Sekretariat Utama dipimpin oleh Sekretaris Utama. Pasal 8 Sekretariat Utama mempunyai tugas mengkoordinasikan perencanaan, pembinaan, dan pengendalian program, administrasi dan sumber daya di lingkungan BATAN. 3

4 Pasal 9 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, Sekretariat Utama menyelenggarakan fungsi : a. koordinasi, sinkronisasi dan integrasi di lingkungan BATAN; b. koordinasi perencanaan dan perumusan kebijakan teknis BATAN; c. pembinaan dan pelayanan administrasi ketatausahaan, organisasi dan ketatalaksanaan, kepegawaian, keuangan, kearsipan, persandian, perlengkapan dan rumah tangga BATAN; d. koordinasi penyusunan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan tugas BATAN; e. koordinasi penyusunan laporan BATAN. Bagian Kedua Susunan Organisasi Pasal 10 Sekretariat Utama terdiri dari : a. Biro Perencanaan; b. Biro Sumber Daya Manusia; c. Biro Umum; d. Biro Kerja Sama, Hukum, dan Hubungan Masyarakat. Bagian Ketiga Biro Perencanaan Pasal 11 Biro Perencanaan mempunyai tugas melaksanakan perencanaan, penyusunan anggaran, dan evaluasi pelaksanaan program penelitian, pengembangan dan perekayasaan, diseminasi serta manajemen kelembagaan. Pasal 12 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11, Biro Perencanaan menyelenggarakan fungsi : a. pelaksanaan perencanaan program; b. pelaksanaan penyusunan anggaran; c. evaluasi pelaksanaan program. 4

5 Biro Perencanaan terdiri dari : a. Bagian Perencanaan Program; b. Bagian Penyusunan Anggaran; c. Bagian Evaluasi Program. BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL Pasal 13 Pasal 14 Bagian Perencanaan Program mempunyai tugas melaksanakan perencanaan program penelitian, pengembangan dan perekayasaan, diseminasi, dan manajemen kelembagaan serta urusan tata usaha Biro. Pasal 15 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14, Bagian Perencanaan Program menyelenggarakan fungsi : a. penyiapan bahan perencanaan program penelitian, pengembangan, dan perekayasaan; b. penyiapan bahan perencanaan program diseminasi; c. penyiapan bahan perencanaan program manajemen kelembagaan; d. pelaksanaan urusan tata usaha Biro. Pasal 16 Bagian Perencanaan Program terdiri dari : a. Subbagian Program Penelitian, Pengembangan, dan Perekayasaan; b. Subbagian Program Diseminasi; c. Subbagian Program Manajemen Kelembagaan; d. Subbagian Tata Usaha. Pasal 17 (1) Subbagian Program Penelitian, Pengembangan, dan Perekayasaan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perencanaan program penelitian, pengembangan, dan perekayasaan, dengan rincian tugas sebagai berikut : a. melakukan penelaahan lingkungan strategis, penyiapan bahan dan pengumpulan informasi dalam rangka penyusunan rencana strategis; b. melakukan penyiapan bahan dan masukan untuk penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP), Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dalam bentuk Kerangka Kerja Logis (KKL); c. melakukan penjabaran kebijakan-kebijakan pimpinan (Kepala BATAN dan Eselon I) dalam bentuk program dan kegiatan BATAN untuk 2 tahun ke depan; d. melakukan sinkronisasi Usulan Program, Kegiatan BATAN dengan Program dan Kegiatan RPJM. e. menyiapkan dan mengumpulkan bahan program dan kegiatan melalui proses seleksi usulan kegiatan oleh peer group/kelompok pakar ; f. sebagai pengarah menyiapkan bahan untuk Rapat Kerja; 5

6 g. melakukan penyiapan dan penyusunan program dan kegiatan yang akan dibiayai hasil pembahasan Rapat Kerja dan menyerahkan ke Bagian Penyusunan Anggaran; h. melakukan kegiatan butir a sampai dengan g untuk program penelitian, pengembangan, dan perekayasaan iptek nuklir. (2) Subbagian Program Diseminasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perencanaan program diseminasi, dengan rincian tugas sebagai berikut : a. melakukan penelaahan lingkungan strategis, penyiapan bahan dan pengumpulan informasi dalam rangka penyusunan rencana strategis; b. melakukan penyiapan bahan dan masukan untuk penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP), Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dalam bentuk Kerangka Kerja Logis (KKL); c. melakukan penjabaran kebijakan-kebijakan pimpinan (Kepala BATAN dan Eselon I) dalam bentuk program dan kegiatan BATAN untuk 2 tahun ke depan; d. melakukan sinkronisasi Usulan Program, Kegiatan BATAN dengan Program dan Kegiatan RPJM. e. menyiapkan dan mengumpulkan bahan program dan kegiatan melalui proses seleksi usulan kegiatan oleh peer group/kelompok pakar ; f. sebagai pengarah menyiapkan bahan untuk Rapat Kerja; g. melakukan penyiapan dan penyusunan program dan kegiatan yang akan dibiayai hasil pembahasan Rapat Kerja dan menyerahkan ke Bagian Penyusunan Anggaran; h. melakukan kegiatan butir a sampai dengan g untuk program diseminasi iptek nuklir. (3) Subbagian Program Manajemen Kelembagaan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perencanaan program manajemen kelembagaan, dengan rincian tugas sebagai berikut : a. melakukan penelaahan lingkungan strategis, penyiapan bahan dan pengumpulan informasi dalam rangka penyusunan rencana strategis; b. melakukan penyiapan bahan dan masukan untuk penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP), Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dalam bentuk Kerangka Kerja Logis (KKL); c. melakukan penjabaran kebijakan-kebijakan pimpinan (Kepala BATAN dan Eselon I) dalam bentuk program dan kegiatan BATAN untuk 2 tahun ke depan; d. melakukan sinkronisasi Usulan Program, Kegiatan BATAN dengan Program dan Kegiatan RPJM. e. menyiapkan dan mengumpulkan bahan program dan kegiatan melalui proses seleksi usulan kegiatan oleh peer group/kelompok pakar ; f. sebagai pengarah menyiapkan bahan untuk Rapat Kerja; g. melakukan penyiapan dan penyusunan program dan kegiatan yang akan dibiayai hasil pembahasan Rapat Kerja dan menyerahkan ke Bagian Penyusunan Anggaran; h. melakukan kegiatan butir a sampai dengan g untuk program manajemen kelembagaan iptek nuklir. 6

7 (4) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan tata usaha Biro, dengan rincian tugas sebagai berikut : a. melakukan urusan tata persuratan; b. melakukan urusan tata kearsipan; c. melakukan urusan administrasi kepegawaian; d. melakukan urusan pengelolaan administrasi keuangan; e. melakukan urusan pengelolaan administrasi perlengkapan; f. melakukan koordinasi penyusunan dan pelaporan program dan kegiatan. Pasal 18 Bagian Penyusunan Anggaran mempunyai tugas melaksanakan penyusunan anggaran program penelitian, pengembangan, dan perekayasaan, diseminasi serta manajemen kelembagaan. Pasal 19 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18, Bagian Penyusunan Anggaran menyelenggarakan fungsi : a. penyiapan bahan penyusunan anggaran program penelitian, pengembangan, dan perekayasaan; b. penyiapan bahan penyusunan anggaran program diseminasi; c. penyiapan bahan penyusunan anggaran program manajemen kelembagaan. Pasal 20 Bagian Penyusunan Anggaran terdiri dari : a. Subbagian Anggaran Penelitian, Pengembangan, dan Perekayasaan; b. Subbagian Anggaran Diseminasi; c. Subbagian Anggaran Manajemen Kelembagaan. Pasal 21 (1) Subbagian Anggaran Penelitian, Pengembangan, dan Perekayasaan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan anggaran program penelitian, pengembangan, dan perekayasaan, dengan rincian tugas sebagai berikut : a. melakukan penyusunan Harga Satuan Biaya Kegiatan (HSBK) tahunan; b. melakukan penyiapan bahan dan penelaahan pagu program dalam rangka penyusunan anggaran tahunan dengan didasarkan dari bahan Rapat Kerja; c. melakukan sinkronisasi anggaran antara usulan anggaran unit kerja dengan kebijakan program BATAN dan melakukan penyusunan RKA-KL berdasarkan pagu indikatif, pagu sementara, dan pagu definitif; d. melakukan penyiapan dan penyusunan pagu program dan kegiatan yang akan dibiayai; e. melakukan penelaahan RKA-KL berdasarkan pagu sementara bersama Direktorat Jenderal Anggaran dan Perimbangan Keuangan (DJAPK) dan BAPPENAS, dan finalisasi DIPA bersama Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb); 7

8 f. melakukan perubahan atau revisi RKA-KL dan DIPA berdasarkan permintaan unit kerja ke DJAPK dan Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb). Menyerahkan Dokumen Final Kegiatan dan pembiayaan ke Bagian Evaluasi; g. melakukan kegiatan butir a sampai dengan f untuk program penelitian, pengembangan, dan perekayasaan iptek nuklir. (2) Subbagian Anggaran Diseminasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan anggaran program diseminasi, dengan rincian tugas sebagai berikut : a. melakukan penyusunan Harga Satuan Biaya Kegiatan (HSBK) tahunan; b. melakukan penyiapan bahan dan penelaahan pagu program dalam rangka penyusunan anggaran tahunan dengan didasarkan dari bahan Rapat Kerja; c. melakukan sinkronisasi anggaran antara usulan anggaran unit kerja dengan kebijakan program BATAN dan melakukan penyusunan RKA-KL berdasarkan pagu indikatif, pagu sementara, dan pagu definitif; d. melakukan penyiapan dan penyusunan pagu program dan kegiatan yang akan dibiayai; e. melakukan penelaahan RKA-KL berdasarkan pagu sementara bersama Direktorat Jenderal Anggaran dan Perimbangan Keuangan (DJAPK) dan BAPPENAS, dan finalisasi DIPA bersama Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb); f. melakukan perubahan atau revisi RKA-KL dan DIPA berdasarkan permintaan unit kerja ke DJAPK dan Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb). Menyerahkan Dokumen Final Kegiatan dan pembiayaan ke Bagian Evaluasi; g. melakukan kegiatan butir a sampai dengan f untuk program diseminasi iptek nuklir. (3) Subbagian Anggaran Manajemen Kelembagaan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan anggaran program manajemen kelembagaan, dengan rincian tugas sebagai berikut : a. melakukan penyusunan Harga Satuan Biaya Kegiatan (HSBK) tahunan; b. melakukan penyiapan bahan dan penelaahan pagu program dalam rangka penyusunan anggaran tahunan dengan didasarkan dari bahan Rapat Kerja; c. melakukan sinkronisasi anggaran antara usulan anggaran unit kerja dengan kebijakan program BATAN dan melakukan penyusunan RKA-KL berdasarkan pagu indikatif, pagu sementara, dan pagu definitif; d. melakukan penyiapan dan penyusunan pagu program dan kegiatan yang akan dibiayai; e. melakukan penelaahan RKA-KL berdasarkan pagu sementara bersama Direktorat Jenderal Anggaran dan Perimbangan Keuangan (DJAPK) dan BAPPENAS, dan finalisasi DIPA bersama Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb); f. melakukan perubahan atau revisi RKA-KL dan DIPA berdasarkan permintaan unit kerja ke DJAPK dan Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb). Menyerahkan Dokumen Final Kegiatan dan pembiayaan ke Bagian Evaluasi; g. melakukan kegiatan butir a sampai dengan f untuk program manajemen kelembagaan iptek nuklir. 8

9 Pasal 22 Bagian Evaluasi Program mempunyai tugas melaksanakan evaluasi dan laporan pelaksanaan program penelitian, pengembangan dan perekayasaan, diseminasi, manajemen kelembagaan, serta urusan dokumentasi. Pasal 23 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22, Bagian Evaluasi Program menyelenggarakan fungsi : a. penyiapan bahan evaluasi dan laporan pelaksanaan program penelitian, pengembangan, dan perekayasaan; b. penyiapan bahan evaluasi dan laporan pelaksanaan program diseminasi; c. penyiapan bahan evaluasi dan laporan pelaksanaan program manajemen kelembagaan; d. pelaksanaan urusan dokumentasi. Pasal 24 Bagian Evaluasi Program terdiri dari : a. Subbagian Evaluasi Program Penelitian, Pengembangan, dan Perekayasaan; b. Subbagian Evaluasi Program Diseminasi; c. Subbagian Evaluasi Program Manajemen Kelembagaan; d. Subbagian Dokumentasi. Pasal 25 (1) Subbagian Evaluasi Program Penelitian, Pengembangan, dan Perekayasaan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan evaluasi dan laporan pelaksanaan program penelitian, pengembangan, dan perekayasaan, dengan rincian tugas sebagai berikut : a. melakukan analisis pencapaian sasaran program kegiatan dan anggaran BATAN berdasarkan RPJP, RPJM dan Rencana Strategis; b. melakukan penyusunan rencana kegiatan pemantauan program kegiatan dan anggaran BATAN; c. melakukan pembinaan dan koordinasi pelaksanaan pemantauan program kegiatan dan anggaran BATAN dengan objek program dan kegiatan; d. melakukan koordinasi evaluasi dan penyusunan laporan berkala pelaksanaan program kegiatan dan anggaran BATAN dalam bentuk laporan Triwulanan, Tahunan dan laporan Eksekutif; e. melakukan koordinasi dan pembinaan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BATAN; f. melakukan penyiapan bahan Rapat Dengar Pendapat DPR-RI, Nota Keuangan dan bahan Lampiran Pidato Presiden yang berkaitan dengan program dan anggaran; g. Memberi masukan ke Bagian Perencanaan Program sebagai bahan penyusunan program h. melakukan kegiatan butir a sampai dengan g untuk program penelitian, pengembangan, dan perekayasaan iptek nuklir. 9

10 (2) Subbagian Evaluasi Program Diseminasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan evaluasi dan laporan pelaksanaan program diseminasi, dengan rincian tugas sebagai berikut : a. melakukan analisis pencapaian sasaran program kegiatan dan anggaran BATAN berdasarkan RPJP, RPJM dan Rencana Strategis; b. melakukan penyusunan rencana kegiatan pemantauan program kegiatan dan anggaran BATAN; c. melakukan pembinaan dan koordinasi pelaksanaan pemantauan program kegiatan dan anggaran BATAN dengan objek program dan kegiatan; d. melakukan koordinasi evaluasi dan penyusunan laporan berkala pelaksanaan program kegiatan dan anggaran BATAN dalam bentuk laporan Triwulanan, Tahunan dan laporan Eksekutif; e. melakukan koordinasi dan pembinaan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BATAN; f. melakukan penyiapan bahan Rapat Dengar Pendapat DPR-RI, Nota Keuangan dan bahan Lampiran Pidato Presiden yang berkaitan dengan program dan anggaran; g. Memberi masukan ke Bagian Perencanaan Program sebagai bahan penyusunan program h. melakukan kegiatan butir a sampai dengan g untuk program diseminasi iptek nuklir. (3) Subbagian Evaluasi Program Manajemen Kelembagaan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan evaluasi dan laporan pelaksanaan program manajemen kelembagaan, dengan rincian tugas sebagai berikut : a. melakukan analisis pencapaian sasaran program kegiatan dan anggaran BATAN berdasarkan RPJP, RPJM dan Rencana Strategis; b. melakukan penyusunan rencana kegiatan pemantauan program kegiatan dan anggaran BATAN; c. melakukan pembinaan dan koordinasi pelaksanaan pemantauan program kegiatan dan anggaran BATAN dengan objek program dan kegiatan; d. melakukan koordinasi evaluasi dan penyusunan laporan berkala pelaksanaan program kegiatan dan anggaran BATAN dalam bentuk laporan Triwulanan, Tahunan dan laporan Eksekutif; e. melakukan koordinasi dan pembinaan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BATAN; f. melakukan penyiapan bahan Rapat Dengar Pendapat DPR-RI, Nota Keuangan dan bahan Lampiran Pidato Presiden yang berkaitan dengan program dan anggaran; g. Memberi masukan ke Bagian Perencanaan Program sebagai bahan penyusunan program h. melakukan kegiatan butir a sampai dengan g untuk program manajemen kelembagaan iptek nuklir. (4) Subbagian Dokumentasi mempunyai tugas melakukan urusan dokumentasi serta penyelenggaraan pertemuan, dengan rincian tugas sebagai berikut : a. melakukan dokumentasi perencanaan dan pelaksanaan program dan kegiatan litbangyasa, diseminasi dan manajemen kelembagaan iptek nuklir; 10

11 b. melakukan koordinasi dan penyelenggaraan pertemuan Komisi Ahli Tenaga Nuklir, Rapat Kerja, Rapat Pimpinan dan Rapat Koordinasi yang berkaitan dengan program dan anggaran; a. Penysunan hasil-hasil Rapat Pimpinan; b. Penyusunan draf Buku Perencanaan BATAN tahun anggaran yang akan berjalan dengan berkoordinasi dengan Bagian Perencanaan Program dan Penyusunan Anggaran dan penerbitan. Bagian Keempat Biro Sumber Daya Manusia Pasal 26 Biro Sumber Daya Manusia mempunyai tugas melaksanakan perencanaan dan pengembangan sumber daya manusia, mutasi kepegawaian, kegiatan umum kepegawaian dan kegiatan organisasi dan ketatalaksanaan. Pasal 27 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26, Biro Sumber Daya Manusia menyelenggarakan fungsi : a. pelaksanaan perencanaan dan pengembangan sumber daya manusia; b. pelaksanaan mutasi kepegawaian; c. pelaksanaan kegiatan umum kepegawaian; d. pelaksanaan kegiatan organisasi dan ketatalaksanaan. Pasal 28 Biro Sumber Daya Manusia terdiri dari : a. Bagian Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia; b. Bagian Mutasi Kepegawaian; c. Bagian Umum Kepegawaian ; d. Bagian Organisasi dan Ketatalaksanaan. Pasal 29 Bagian Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia mempunyai tugas melaksanakan perencanaan, pengembangan, dan pengolahan data sumber daya manusia. Pasal 30 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29, Bagian Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia menyelenggarakan fungsi : a. penyiapan bahan perencanaan sumber daya manusia; b. penyiapan bahan pengembangan sumber daya manusia; c. penyiapan bahan pengolahan data sumber daya manusia. 11

12 Pasal 31 Bagian Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia terdiri dari : a. Subbagian Perencanaan Sumber Daya Manusia; b. Subbagian Pengembangan Sumber Daya Manusia; c. Subbagian Data Sumber Daya Manusia. Pasal 32 (1) Subbagian Perencanaan Sumber Daya Manusia mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perencanaan sumber daya manusia dengan rincian tugas sebagai berikut : a. melakukan penyusunan analisis jabatan; b. melakukan penyusunan pola pembinaan karier; c. melakukan penyusunan pola kebutuhan sumber daya manusia; d. melakukan penyusunan formasi pegawai. (2) Subbagian Pengembangan Sumber Daya Manusia mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pengembangan sumber daya manusia, dengan rincian tugas sebagai berikut : a. melakukan kegiatan pengembangan, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan analisis jabatan dalam rangka penataan sumber daya manusia; b. melakukan kegiatan pengembangan, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pembinaan karier; c. melakukan kegiatan pengembangan, pemantauan dan evaluasi potensi serta pengadaan sumber daya manusia; d. melaksanakan ujian dinas/penyesuaian ijazah, seleksi tugas belajar dan perencanaan diklat jabatan structural/fungsional. (3) Subbagian Data Sumber Daya Manusia mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pengolahan data sumber daya manusia, dengan rincian tugas sebagai berikut : a. melakukan pengelolaan sistem informasi manajemen SDM; b. melakukan pengelolaan pangkalan data SDM; c. memelihara dan menjaga validitas data kepegawaian; d. melakukan penyajian besetting/keadaan pegawai; e. melakukan penyusunan Daftar Urut Kepangkatan (DUK) golongan III a ke atas di lingkungan BATAN berdasarkan masukan dari unit kerja. Pasal 33 Bagian Mutasi Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan mutasi kepegawaian. 12

13 Pasal 34 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33, Bagian Mutasi Kepegawaian menyelenggarakan fungsi : a. penyiapan bahan mutasi jabatan struktural, mutasi pegawai di lingkungan Sekretariat Utama, Inspektorat dan Pusat Pendidikan dan Pelatihan, dan layanan administrasi Sekretariat Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan serta urusan tata usaha kepegawaian; b. penyiapan bahan mutasi pegawai di lingkungan kedeputian, Pusat Standardisasi dan Jaminan Mutu Nuklir, dan Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir, gaji, dan pangkat serta peraturan kepegawaian; c. penyiapan bahan mutasi jabatan fungsional Peneliti, Perekayasa dan Teknisi Penelitian dan Perekayasaan serta jabatan fungsional lain yang akan ditentukan; d. penyiapan bahan mutasi jabatan fungsional Pranata Nuklir, Pengawas Radiasi, Pranata Komputer, Pustakawan, Arsiparis, Widyaiswara, Dokter, Perawat, Analis Kepegawaian, Perencana, Pengendali Dampak Lingkungan, Perancang Peraturan Perundang-undangan, Pranata Humas dan jabatan fungsional lain yang akan ditentukan.. Pasal 35 Bagian Mutasi Kepegawaian terdiri dari : a. Subbagian Mutasi Pegawai I; b. Subbagian Mutasi Pegawai II; c. Subbagian Mutasi Jabatan Fungsional I; d. Subbagian Mutasi Jabatan Fungsional II. Pasal 36 (1) Subbagian Mutasi Pegawai I mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan mutasi jabatan struktural, mutasi pegawai di lingkungan Sekretariat Utama, Inspektorat dan Pusat Pendidikan dan Pelatihan, dan layanan administrasi Sekretariat Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan serta urusan tata usaha kepegawaian, dengan rincian tugas sebagai berikut : a. melakukan penyiapan pelaksanaan mutasi jabatan struktural yaitu pengangkatan, alih tugas dan pemberhentian; b. melakukan penyiapan pelaksanaan rapat Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan; c. melakukan pembuatan surat keputusan tentang mutasi jabatan struktural dan surat atau surat keputusan lain yang berhubungan dengan kepegawaian; d. melakukan pengelolaan administrasi pejabat struktural; e. melakukan penyiapan pelaksanaan mutasi pegawai yaitu pengangkatan, alih tugas, kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala, pemberhentian, dan pensiun di lingkungan Sekretariat Utama, Inspektorat, dan Pusat Pendidikan dan Pelatihan; f. melakukan pembuatan surat atau surat keputusan tentang mutasi pegawai yaitu pengangkatan, alih tugas, kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala, pemberhentian, dan pensiun di lingkungan Sekretariat Utama, Inspektorat, dan Pusat Pendidikan dan Pelatihan; 13

14 g. melakukan penyiapan formasi kepangkatan dan kenaikan gaji berkala (rencana KP/rencana KGB) di lingkungan Sekretariat Utama, Inspektorat, dan Pusat Pendidikan dan Pelatihan; h. melakukan pengelolaan administrasi mutasi pegawai di lingkungan Sekretariat Utama, Inspektorat, dan Pusat Pendidikan dan Pelatihan. (2) Subbagian Mutasi Pegawai II mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan mutasi pegawai di lingkungan kedeputian, Pusat Standardisasi dan Jaminan Mutu Nuklir, dan Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir, gaji, dan pangkat serta peraturan kepegawaian, dengan rincian tugas sebagai berikut : a. melakukan penyiapan pelaksanaan dan pemantauan proses usul mutasi pegawai yaitu pengangkatan, alih tugas, kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala, pemberhentian, dan pensiun di lingkungan Kedeputian, Pusat Standardisasi dan Jaminan Mutu Nuklir, dan Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir; b. melakukan pembuatan surat atau surat keputusan tentang mutasi pegawai yaitu pengangkatan, alih tugas, kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala, dan pemberhentian di lingkungan Kedeputian, Pusat Standardisasi dan Jaminan Mutu Nuklir, dan Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir; c. melakukan penyiapan formasi kepangkatan dan kenaikan gaji berkala (rencana KP/rencana KGB) di lingkungan Kedeputian, Pusat Standardisasi dan Jaminan Mutu Nuklir, dan Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir; d. melakukan penelaahan dan penyiapan bahan penerapan peraturan kepegawaian; e. melakukan pengelolaan administrasi mutasi pegawai di lingkungan Kedeputian, Pusat Standardisasi dan Jaminan Mutu Nuklir, dan Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir. (3) Subbagian Mutasi Jabatan Fungsional I mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan mutasi jabatan fungsional Peneliti, Perekayasa dan Teknisi Penelitian dan Perekayasaan serta jabatan fungsional lain yang akan ditentukan, dengan rincian tugas sebagai berikut : a. melakukan pemeriksaan dan evaluasi berkas usulan penilaian jabatan fungsional; b. melakukan penyiapan bahan rapat penilaian jabatan fungsional; c. melakukan Usulan Penetapan Angka Kredit ke instansi terkait; d. melakukan pembuatan Penetapan Angka Kredit; e. melakukan usulan pengangkatan jabatan fungsional utama ke Presiden; f. melakukan pembuatan surat keputusan mutasi jabatan fungsional yaitu pengangkatan, kenaikan jabatan, pembebasan sementara dan pemberhentian; g. melakukan penyiapan bahan dan penyelenggaraan presentasi ilmiah dan pengukuhan Profesor Riset bersama instansi terkait; h. melakukan penelaahan dan penyiapan bahan untuk penerapan peraturan jabatan fungsional; i. melakukan pengelolaan administrasi Jabatan Fungsional. 14

15 (4) Subbagian Mutasi Jabatan Fungsional II mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan mutasi jabatan fungsional Pranata Nuklir, Pengawas Radiasi, Pranata Komputer, Pustakawan, Arsiparis, Widyaiswara, Dokter, Perawat, Analis Kepegawaian, Perencana, Pengendali Dampak Lingkungan, Perancang Peraturan Perundang-undangan, Pranata Humas dan jabatan fungsional lain yang akan ditentukan, dengan rincian tugas sebagai berikut : a. melakukan pemeriksaan berkas usulan penilaian jabatan fungsional; b. melakukan penyiapan bahan rapat penilaian jabatan fungsional; c. melakukan Usulan Penetapan Angka Kredit ke instansi terkait; d. melakukan pembuatan Penetapan Angka Kredit; e. melakukan usulan pengangkatan jabatan fungsional utama ke Presiden; f. melakukan pembuatan surat keputusan mutasi jabatan fungsional yaitu pengangkatan, kenaikan jabatan, pembebasan sementara dan pemberhentian; g. melakukan penelaahan dan penyiapan bahan untuk penerapan peraturan jabatan fungsional; h. melakukan pengelolaan administrasi Jabatan Fungsional. Pasal 37 Bagian Umum Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan urusan tata persuratan, arsip dan dokumentasi, kesejahteraan pegawai, dan urusan tata usaha Biro. Pasal 38 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37, Bagian Umum Kepegawaian menyelenggarakan fungsi : a. pelaksanaan urusan tata persuratan; b. pelaksanaan urusan arsip dan dokumentasi; c. pelaksanaan urusan kesejahteraan pegawai; d. pelaksanaan urusan tata usaha Biro. Bagian Umum Kepegawaian terdiri dari : a. Subbagian Tata Persuratan; b. Subbagian Arsip dan Dokumentasi; c. Subbagian Kesejahteraan Pegawai; d. Subbagian Tata Usaha. Pasal 39 Pasal 40 (1) Subbagian Tata Persuratan mempunyai tugas melakukan urusan tata persuratan, dengan rincian tugas sebagai berikut : a. melakukan urusan tata persuratan; b. melakukan pengembangan pelayanan tata persuratan. 15

16 (2) Subbagian Arsip dan Dokumentasi mempunyai tugas melakukan urusan arsip, tata naskah dan dokumentasi, dengan rincian tugas sebagai berikut : a. melakukan urusan kearsipan dan dokumentasi; b. melakukan akuisisi arsip; c. melakukan pengembangan pelayanan kearsipan dan dokumentasi; d. penyiapan dan pelaksanaan bimbingan pengelolaan berkas di unit kerja; e. pemantauan dan evaluasi penerapan sistem kearsipan; f. pelaksanaan pengelolaan arsip inaktif; g. pelaksanaan penyusunan arsip. (3) Subbagian Kesejahteraan Pegawai mempunyai tugas melakukan urusan kesejahteraan pegawai, dengan rincian tugas sebagai berikut : a. melakukan pemrosesan usulan Tunjangan Bahaya Nuklir (TBN); b. melakukan pemrosesan usulan Tunjangan Jabatan Fungsional; c. melakukan pemrosesan usulan Tunjangan Jabatan Fungsional Umum; d. melakukan penyiapan pemrosesan pegawai yang akan memperoleh tanda penghargaan/kehormatan; e. melakukan pemrosesan dan pembinaan mengenai disiplin pegawai; f. melakukan administrasi Bapertarum dan sejenisnya; g. melakukan pemrosesan izin perkawinan dan izin untuk melakukan perceraian; h. melakukan penyiapan kelengkapan dokumentasi untuk proses TGR Karya Siswa wanprestasi; i. melakukan pemrosesan cuti di luar tanggungan Negara. (4) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan tata usaha Biro, dengan rincian tugas sebagai berikut : a. melakukan urusan tata persuratan Biro; b. melakukan urusan administrasi kepegawaian, keuangan, dan perlengkapan BSDM; c. melakukan urusan K3; d. menyiapkan bahan laporan BSDM; e. melaksanakan evaluasi kehadiran pegawai BSDM dan BATAN; f. melakukan urusan tata kearsipan dan dokumentasi BSDM; g. melakukan kesekretariatan BSDM; h. melakukan pemrosesan usul kartu askes dan taspen pegawai BATAN; i. melakukan administrasi cuti dan lembur pegawai di lingkungan Sekretariat Utama; j. melakukan pemrosesan DP-3, Karpeg, Karis/Karsu, laporan keluarga BATAN, dan lain-lain. Pasal 41 Bagian Organisasi dan Ketatalaksanaan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan, perumusan, dan evaluasi organisasi dan ketatalaksanaan serta kegiatan pelayanan kesehatan. 16

17 Pasal 42 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41, Bagian Organisasi dan Ketatalaksanaan menyelenggarakan fungsi : a. penyiapan bahan penyusunan, perumusan, dan evaluasi organisasi; b. penyiapan bahan penyusunan, perumusan, dan evaluasi ketatalaksanaan; c. pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan. Pasal 43 Bagian Organisasi dan Ketatalaksanaan terdiri dari : a. Subbagian Organisasi; b. Subbagian Ketatalaksanaan; c. Subbagian Pelayanan Kesehatan. Pasal 44 (1) Subbagian Organisasi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan penyusunan, perumusan, dan evaluasi organisasi, dengan rincian tugas sebagai berikut : a. melakukan perumusan tugas, fungsi dan struktur organisasi serta rincian tugas; b. melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi; c. melakukan perumusan dan penyusunan Surat Keputusan BATAN yang berkaitan dengan organisasi. (2) Subbagian Ketatalaksanaan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan penyusunan, perumusan, dan evaluasi ketatalaksanaan, dengan rincian tugas sebagai berikut : a. melakukan penyiapan bahan dan perumusan standardisasi formulir, sistem dan prosedur, petunjuk kerja, perangkat kerja dan tata ruang kantor ; b. melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas seperti pada huruf a; c. melakukan perumusan dan penyusunan Surat Keputusan BATAN yang berkaitan dengan tata laksana. (3) Subbagian Pelayanan Kesehatan mempunyai tugas melakukan kegiatan pelayanan kesehatan di lingkungan Kantor Pusat BATAN, dengan rincian sebagai berikut : a. melakukan penyediaan obat-obatan; b. melakukan pemeriksaan dan pelayanan kesehatan; c. memberikan pelayanan surat rujukan; d. melakukan administrasi pemeriksaan kesehatan pegawai; e. melaksanakan administrasi Check Up pejabat teras BATAN. 17

18 Bagian Kelima Biro Umum Pasal 45 Biro Umum mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan perlengkapan, rumah tangga, keuangan, akuntansi dan pelaporan keuangan, serta melaksanakan pengamanan. Pasal 46 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45, Biro Umum menyelenggarakan fungsi : a. pelaksanaan kegiatan pengelolaan perlengkapan; b. pelaksanaan kegiatan rumah tangga; c. pelaksanaan kegiatan pengelolaan keuangan; d. pelaksanaan kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan; e. pelaksanaan kegiatan pengamanan. Pasal 47 Biro Umum terdiri dari : a. Bagian Perlengkapan; b. Bagian Rumah Tangga; c. Bagian Keuangan; d. Bagian Akuntansi dan Pelaporan Keuangan; e. Bagian Pengamanan. Pasal 48 Bagian Perlengkapan mempunyai tugas melaksanakan pengadaan sarana, inventarisasi dan urusan tata usaha Biro dan Pemimpin. Pasal 49 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48, Bagian Perlengkapan menyelenggarakan fungsi : a. pelaksanaan pengadaan sarana dalam negeri dan luar negeri; b. pelaksanaan inventarisasi sarana; c. pelaksanaan urusan tata usaha Biro dan Pemimpin. Bagian Perlengkapan terdiri dari : a. Subbagian Pengadaan Sarana; b. Subbagian Inventarisasi; c. Subbagian Tata Usaha. Pasal 50 18

19 Pasal 51 (1) Subbagian Pengadaan Sarana mempunyai tugas melakukan pengadaan sarana dalam negeri dan luar negeri, dengan rincian tugas sebagai : a. melakukan penyusunan rencana kebutuhan barang dan jasa di lingkungan Sekretariat Utama; b. melakukan pengadaan barang dan jasa dalam negeri di lingkungan Sekretariat Utama; c. melakukan penyimpanan dan penyaluran barang pakai habis di lingkungan Sekretariat Utama; d. melakukan pemrosesan pengadaan barang dan jasa luar negeri dengan Letter of Credit (L/C), transfer, dan bantuan luar negeri; e. melakukan pemeriksaan dan penganalisisan kelengkapan dokumen pengurusan barang; f. melakukan pemrosesan perizinan impor dan ekspor; g. melakukan pemrosesan pembebasan bea masuk dan pajak pajak impor serta pengurusan kepabeanan; h. melakukan penyusunan laporan barang persediaan di lingkungan Sekretariat Utama; (2) Subbagian Inventarisasi mempunyai tugas melakukan penyimpanan, distribusi, inventarisasi, dan penghapusan sarana, dengan rincian tugas sebagai berikut : a. melakukan akuntansi Barang Milik Negara (BMN) selaku UAKPB; b. melakukan akuntansi Barang Milik Negara (BMN) selaku UAPPB-W, UAPPB- E1 dan UAPB; c. melakukan penginventarisasian BMN; d. melakukan penyimpanan dan pendistribusian BMN di lingkungan Sekretariat Utama; e. melakukan pemeriksaan dan penganalisisan laporan BMN; f. melakukan penatausahaan dokumen dan pemantauan pelaksanaan SABMN; g. melakukan penyusunan laporan BMN secara berkala; h. melakukan pemrosesan Tuntutan Ganti Rugi (TGR) BMN; i. melakukan pemrosesan penghapusan BMN; (3) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan tata usaha Biro dan Pemimpin, dengan rincian tugas sebagai berikut : a. melakukan urusan tata persuratan; b. melakukan urusan tata kearsipan dan dokumentasi; c. melakukan urusan tata usaha kepegawaian; d. melakukan kegiatan kesekretariatan Kepala, para Deputi, dan Sekretaris Utama. Pasal 52 Bagian Rumah Tangga mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan kendaraan dinas, bangunan dan urusan dalam, peralatan kantor, dan percetakan. 19

20 Pasal 53 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52, Bagian Rumah Tangga menyelenggarakan fungsi : a. pengelolaan kendaraan dinas; b. pengelolaan bangunan dan urusan dalam; c. pengelolaan peralatan kantor dan percetakan. Pasal 54 Bagian Rumah Tangga terdiri dari : a. Subbagian Kendaraan; b. Subbagian Bangunan dan Urusan Dalam; c. Subbagian Peralatan. Pasal 55 (1) Subbagian Kendaraan mempunyai tugas melakukan pengelolaan kendaraan dinas, dengan rincian tugas sebagai berikut : a. melakukan pengaturan penggunaan kendaraan dinas; b. melakukan perawatan dan pemeliharaan kendaraan dinas; c. melakukan pengurusan surat-surat kendaraan dinas; d. melakukan penatausahaan dokumen kendaraan dinas; e. menyusun laporan pengelolaan kendaraan secara berkala. (2) Subbagian Bangunan dan Urusan Dalam mempunyai tugas melakukan pengelolaan bangunan dan urusan dalam, dengan rincian tugas sebagai berikut : a. melakukan penyusunan rencana kebutuhan pemeliharaan sarana dan prasarana; b. melakukan pemrosesan dan pengawasan pemeliharaan sarana dan prasarana; c. melakukan pemantauan kebersihan ruangan dan halaman lingkungan kantor; d. melakukan pelaksanaan penyediaan makan siang; e. melakukan penyiapan ruang rapat dan konsumsi; f. melakukan pengelolaan kebutuhan air bersih; g. melakukan pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana fisik gedung dan laboratorium BATAN Jakarta; h. melakukan penyusunan laporan pemeliharaan bangunan, penyediaan makan siang, dan penyelenggaraan rapat. (3) Subbagian Peralatan mempunyai tugas melakukan pengelolaan peralatan kantor dan percetakan, dengan rincian tugas sebagai berikut : a. melakukan penyiapan rencana pemeliharaan dan perawatan serta pengoperasian peralatan; b. melakukan pelaksanaan pengoperasian peralatan; c. melakukan pelaksanaan pemeliharaan dan perawatan peralatan; d. melakukan pemenuhan kebutuhan instalasi mekanikel dan elektrikel (M/E) gedung dan laboratorium BATAN Jakarta; e. melakukan penatausahaan dokumen peralatan; f. melakukan pengawasan pelaksanaan pemeliharaan dan perawatan peralatan; g. melakukan penyusunan laporan pengelolaan peralatan secara berkala. 20

21 Pasal 56 Bagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengelolaan keuangan. Pasal 57 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56, Bagian Keuangan menyelenggarakan fungsi : a. pelaksanaan kegiatan pengelolaan perbendaharaan dan pembiayaan; b. pelaksanaan kegiatan penerimaan negara bukan pajak. Pasal 58 Bagian Keuangan terdiri dari : a. Subbagian Perbendaharaan; b. Subbagian Penerimaan Negara Bukan Pajak. Pasal 59 (1) Subbagian Perbendaharaan mempunyai tugas melakukan kegiatan pengelolaan perbendaharaan dan pembiayaan, dengan rincian tugas sebagai berikut : a. melakukan penyiapan pedoman teknis pelaksanaan kegiatan pengelolaan perbendaharaan dan pembiayaan; b. Melakukan pengujian dokumen permintaan pembayaran, penerbitan surat perintah membayar, dan penetapan Surat Keterangan Penghentian Pembayaran (SKPP); c. melakukan penilaian dan pengesahan pelaksanaan kegiatan pengelolaan perbendaharaan dan pembiayaan; d. melakukan penatausahaan dokumen pelaksanaan kegiatan pengelolaan perbendaharaan dan pembiayaan; e. melakukan penyusunan laporan realisasi pelaksanaan kegiatan pengelolaan perbendaharaan dan pembiayaan; f. melakukan akuntansi pelaksanaan kegiatan pengelolaan perbendaharaan dan pembiayaan serta penyusunan laporan keuangan Kantor Pusat BATAN. (2) Subbagian Penerimaan Negara Bukan Pajak mempunyai tugas melakukan kegiatan penerimaan negara bukan pajak, dengan rincian tugas sebagai berikut : a. melakukan penyusunan rumusan rencana, penghitungan, pelaksanaan, intensifikasi dan ekstensifikasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP); b. melakukan pemantauan pelaksanaan pungutan PNBP; c. melakukan tindak lanjut pemrosesan Tuntutan Ganti Rugi (TGR); d. melakukan pengelolaan Tuntutan Perbendaharaan (TP); e. melakukan pengkoordinasian dengan instansi yang terkait dengan PNBP dan masalah kerugian negara. 21

22 Pasal 60 Bagian Akuntansi dan Pelaporan Keuangan mempunyai tugas melaksanakan akuntansi anggaran dan menyusun laporan keuangan serta verifikasi penerimaan negara bukan pajak. Pasal 61 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60, Bagian Akuntansi dan Pelaporan Keuangan menyelenggarakan fungsi : a. pelaksanaan akuntansi anggaran; b. pelaksanaan pelaporan keuangan; c. pelaksanaan verifikasi penerimaan negara bukan pajak. Pasal 62 Bagian Akuntansi dan Pelaporan Keuangan terdiri dari : a. Subbagian Akuntansi; b. Subbagian Pelaporan; c. Subbagian Verifikasi Penerimaan Negara Bukan Pajak. Pasal 63 (1) Subbagian Akuntansi mempunyai tugas melakukan akuntansi anggaran, dengan rincian tugas sebagai berikut : a. melakukan penatausahaan bahan akuntansi; b. melakukan pemeriksaan kebenaran laporan realisasi anggaran dan neraca masing-masing satuan kerja; c. melakukan pemeriksaan atas dokumen (kelengkapan dokumen) pertanggungjawaban masing-masing satuan kerja; d. melakukan pembukuan/pencatatan realisasi belanja masing-masing Satuan Kerja; e. melakukan pemantauan pelaksanaan Sistem Akuntansi Keuangan di masingmasing Satuan Kerja. (2) Subbagian Pelaporan mempunyai tugas melakukan pelaporan keuangan, dengan rincian tugas sebagai berikut : a. melakukan penggabungan laporan keuangan dari UAKPA (Satker) yang telah direkonsiliasi dengan KPPN setiap bulan dan dari UAPPA-W yang telah direkonsiliasi dengan Kanwil Ditjen Perbendaharaan setiap triwulan; b. melakukan verifikasi data antara UAPPA-W dengan UAPPB-W Jakarta dan antara UAPPA-E1 dengan UAPPB-E1, antara UAPA dengan UAPB; c. melakukan rekonsiliasi dengan Kanwil Ditjen Perbendaharaan Jakarta XI, dan dengan Ditjen Perbendaharaan Cq. Direktorat Informasi dan Akuntansi (DIA); d. melakukan penganalisisan Laporan Keuangan masing-masing UAKPA (Satker); e. melakukan penyusunan Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan Atas Laporan Keuangan secara berkala. 22

23 (3) Subbagian Verifikasi Penerimaan Negara Bukan Pajak mempunyai tugas melakukan verifikasi penerimaan negara bukan pajak, dengan rincian tugas sebagai berikut : a. melakukan pemeriksaan bukti pertanggungjawaban pengelolaan PNBP; b. melakukan pembukuan/pencatatan realisasi PNBP; c. melakukan penganalisisan PNBP sebagai masukan untuk membuat Catatan Atas Laporan Keuangan; d. melakukan penyusunan laporan realisasi PNBP. Pasal 64 Bagian Pengamanan mempunyai tugas melaksanakan pengamanan instalasi dan bahan nuklir, perlengkapan, peralatan, dan personel. Pasal 65 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64, Bagian Pengamanan mempunyai fungsi : a. penyiapan bahan pelaksanaan koordinasi pengamanan instalasi dan bahan nuklir; b. pengamanan personel dan pemeliharaan ketertiban di lingkungan Kantor Pusat BATAN. Pasal 66 Bagian Pengamanan terdiri dari : a. Subbagian Pengamanan Instalasi Nuklir; b. Subbagian Pengamanan Dalam. Pasal 67 (1) Subbagian Pengamanan Instalasi Nuklir mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan koordinasi pengamanan instalasi dan bahan nuklir, dengan rincian tugas sebagai berikut : a. melakukan perencanaan sistem pengamanan proteksi fisik; b. melakukan pembinaan, pengaturan, dan peningkatan kemampuan SDM Guskamtib; c. melakukan penganalisisan potensi ancaman; d. melakukan pengelolaan peralatan pengamanan; e. melakukan pembinaan pengamanan proteksi fisik instalasi nuklir, bahan nuklir, zat radioaktif, dan transportasi bahan nuklir; f. melakukan pengelolaan dan evaluasi sistem pengamanan proteksi fisik; g. melakukan koordinasi pengamanan dengan aparat/instansi terkait; h. melakukan pengamanan pengawalan bahan nuklir dan zat radioaktif; i. melakukan evaluasi dan penyusunan laporan sumber daya pengamanan. 23

24 (2) Subbagian Pengamanan Dalam mempunyai tugas melakukan pengamanan personel dan pemeliharaan ketertiban di lingkungan Kantor Pusat BATAN, dengan rincian tugas sebagai berikut : a. melakukan perencanaan sistem pengamanan termasuk Bahan Keterangan (BAKET); b. melakukan penertiban dan pengamanan dalam; c. melakukan pengelolaan kedaruratan; d. melakukan pelaksanaan kesamaptaan personel Guskamtib; e. melakukan investigasi peristiwa, pengambilan dan pemrosesan sidik jari pegawai BATAN dan personel yang terkait; f. melakukan pengawalan dan pengamanan VIP serta pengambilan/pengiriman uang dan barang; g. melakukan koordinasi pengamanan dengan aparat/instansi terkait; h. melakukan penyusunan laporan hasil pengamanan kawasan kerja secara berkala. Bagian Keenam Biro Kerja Sama, Hukum, dan Hubungan Masyarakat Pasal 68 Biro Kerja Sama, Hukum, dan Hubungan Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan kegiatan di bidang perjanjian, pengelolaan bantuan teknis, hukum, dan hubungan masyarakat. Pasal 69 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 68, Biro Kerja Sama, Hukum, dan Hubungan Masyarakat menyelenggarakan fungsi : a. perumusan perjanjian; b. pengelolaan bantuan teknis; c. pelaksanaan kegiatan di bidang hukum; d. pelaksanaan kegiatan di bidang hubungan masyarakat. Pasal 70 Biro Kerja Sama, Hukum, dan Hubungan Masyarakat terdiri dari : a. Bagian Perjanjian; b. Bagian Pengelolaan Bantuan Teknis; c. Bagian Hukum; d. Bagian Hubungan Masyarakat. Pasal 71 Bagian Perjanjian mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan penelaahan dan perumusan perjanjian dalam negeri dan luar negeri serta urusan tata usaha Biro. 24

25 Pasal 72 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71, Bagian Perjanjian menyelenggarakan fungsi : a. penyiapan bahan penelaahan dan perumusan perjanjian dalam negeri; b. penyiapan bahan penelaahan dan perumusan perjanjian luar negeri; c. pelaksanaan urusan tata usaha Biro. Bagian Perjanjian terdiri dari : a. Subbagian Perjanjian Dalam Negeri; b. Subbagian Perjanjian Luar Negeri; c. Subbagian Tata Usaha. Pasal 73 Pasal 74 (1) Subbagian Perjanjian Dalam Negeri mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penelaahan dan perumusan perjanjian dalam negeri, dengan rincian tugas sebagai berikut : a. melakukan penyiapan, pembahasan, dan perumusan naskah perjanjian kerja sama dengan lembaga pemerintah, swasta dan lembaga lain di dalam negeri di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir; b. melakukan pemantauan perjanjian kerja sama dengan lembaga pemerintah, swasta dan lembaga lain di dalam negeri. (2) Subbagian Perjanjian Luar Negeri mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penelaahan dan perumusan perjanjian luar negeri, dengan rincian tugas sebagai berikut : a. melakukan penyiapan, pembahasan, dan perumusan naskah perjanjian kerja sama dengan lembaga di luar negeri di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir; b. melakukan pemantauan perjanjian kerja sama luar negeri; c. melakukan penelaahan aspek hukum konvensi internasional di bidang nuklir; d. melakukan pemberian pertimbangan dalam aspek hukum penyusunan kerja sama/kontrak dalam dan luar negeri. (3) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan tata usaha Biro, dengan rincian tugas sebagai berikut : a. melakukan urusan tata persuratan; b. melakukan urusan tata kearsipan dan dokumentasi; c. melakukan urusan administrasi kepegawaian; d. melakukan urusan K3; e. melakukan kegiatan anggaran Biro. Pasal 75 Bagian Pengelolaan Bantuan Teknis mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan bantuan teknis bilateral dan regional serta multilateral. 25

26 Pasal 76 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75, Bagian Pengelolaan Bantuan Teknis menyelenggarakan fungsi : a. penyiapan bahan penyusunan rencana dan evaluasi pelaksanaan program pengelolaan bantuan teknis bilateral dan regional; b. penyiapan bahan penyusunan rencana dan evaluasi pelaksanaan program pengelolaan bantuan teknis multilateral. Pasal 77 Bagian Pengelolaan Bantuan Teknis terdiri dari : a. Subbagian Pengelolaan Bantuan Teknis Bilateral dan Regional; b. Subbagian Pengelolaan Bantuan Teknis Multilateral. Pasal 78 (1) Subbagian Pengelolaan Bantuan Teknis Bilateral dan Regional mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana dan evaluasi pelaksanaan program pengelolaan bantuan teknis bilateral dan regional, dengan rincian tugas sebagai berikut : a. melakukan penyiapan rencana dan evaluasi program pelaksanaan proyek bantuan teknis bilateral dan regional; b. melakukan penyiapan rencana permintaan dan penerimaan, pelaksanaan, dan evaluasi bantuan tenaga ahli, fellowship dan peralatan dalam rangka bantuan teknis bilateral dan regional; c. melakukan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi training, workshop, seminar dan pertemuan ilmiah lain yang terselenggara atas bantuan teknis bilateral dan regional; d. melakukan penyiapan bahan untuk pertemuan bantuan teknis bilateral dan regional. (2) Subbagian Pengelolaan Bantuan Teknis Multilateral mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana dan evaluasi pelaksanaan program pengelolaan bantuan teknis multilateral, dengan rincian tugas sebagai berikut : a. melakukan penyiapan rencana dan evaluasi program pelaksanaan proyek bantuan teknis dari badan internasional; b. melakukan penyiapan rencana permintaan dan penerimaan, pelaksanaan, dan evaluasi bantuan tenaga ahli, fellowship, dan peralatan dari badan internasional; c. melakukan penyiapan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi training, workshop, seminar dan pertemuan ilmiah lain yang terselenggara atas kerja sama antara BATAN dengan negara anggota badan internasional; d. melakukan penyiapan bahan untuk pertemuan badan internasional. 26

PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT KERJA DI BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT KERJA DI BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT KERJA DI BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

Lebih terperinci

2 3. Keputusan Presiden Nomor 72/M Tahun 2012; 4. Peraturan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional Nomor 14 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja

2 3. Keputusan Presiden Nomor 72/M Tahun 2012; 4. Peraturan Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional Nomor 14 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2055, 2014 BATAN. Rincian Tugas. Unit Kerja. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT KERJA DI BADAN

Lebih terperinci

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 31/M-DAG/PER/7/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM 60 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM 60 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM 60 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN, Menimbang : a. bahwa sebagai tindak

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT KERJA DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT JENDERAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT KERJA DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT JENDERAL SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT KERJA DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT JENDERAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT KERJA DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN INOVASI KEMENTERIAN

Lebih terperinci

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas dan Fungsi. Pasal 1

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas dan Fungsi. Pasal 1 - 2-5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82); 6. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 20 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 20 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 20 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KELIMA ATAS PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR KM. 43 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN PERHUBUNGAN SEBAGAIMANA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK

Lebih terperinci

ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 08/PRT/M/2010 TANGGAL 8 JULI 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2005 TENTANG PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT JENDERAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG NAMA DAN KELAS JABATAN DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG NAMA DAN KELAS JABATAN DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG NAMA DAN KELAS JABATAN DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. No.585, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1144/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

- 1 - PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI - 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT JENDERAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT JENDERAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT JENDERAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 17 /PER/M.KOMINFO/10/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 189 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 189 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 189 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 12/MEN/VIII/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN TENAGA

Lebih terperinci

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 12/MEN/VIII/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN TENAGA

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 43/Permentan/OT.010/8/2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERTANIAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 43/Permentan/OT.010/8/2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERTANIAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 43/Permentan/OT.010/8/2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PENYETARAAN DAN PENEMPATAN PEGAWAI PADA JABATAN DI BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG. RINCIAN TUGAS UNIT KERJA Dl LINGKUNGAN INSPEKTORAT JENDERAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG. RINCIAN TUGAS UNIT KERJA Dl LINGKUNGAN INSPEKTORAT JENDERAL SALINAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT KERJA Dl LINGKUNGAN INSPEKTORAT

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR : KEP 03 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR : KEP 03 TAHUN 2009 TENTANG PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR : KEP 03 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI,

Lebih terperinci

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 50 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 50 TAHUN 2008 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 50 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT KERJA DI LINGKUNGAN PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG. RINCIAN TUGAS UNIT KERJA Dl LINGKUNGAN INSPEKTORAT JENDERAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG. RINCIAN TUGAS UNIT KERJA Dl LINGKUNGAN INSPEKTORAT JENDERAL PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT KERJA Dl LINGKUNGAN INSPEKTORAT JENDERAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang :

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM 60 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM 60 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM 60 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN, Menimbang : a. bahwa sebagai tindak

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL, PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23/PERMEN-KP/2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23/PERMEN-KP/2015 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23/PERMEN-KP/2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN

Lebih terperinci

DRAFT PER TGL 22 OKT 2008

DRAFT PER TGL 22 OKT 2008 DRAFT PER TGL 22 OKT 2008 BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 37 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA BUPATI PURWAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 62 TAHUN 2008 TENTANG FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

BKN. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan.

BKN. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan. No.998, 2014 BKN. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR : PER-11/M.EKON/08/ 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Rincian Tugas. Unit Kerja. Inspektorat Jenderal PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Rincian Tugas. Unit Kerja. Inspektorat Jenderal PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN No.155, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Rincian Tugas. Unit Kerja. Inspektorat Jenderal PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT KERJA DI LINGKUNGAN INSPEKTORAT JENDERAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT KERJA DI LINGKUNGAN INSPEKTORAT JENDERAL SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT KERJA DI LINGKUNGAN INSPEKTORAT JENDERAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

Masing-masing Sub Bagian sebagaimana dimaksud dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris.

Masing-masing Sub Bagian sebagaimana dimaksud dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris. Sekretaris mempunyai fungsi : a. penyusunan program kerja di bidang kesekretariatan Dinas; b. penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan perumusan kebijakan teknis di bidang Perhubungan, Komunikasi dan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2013 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT KERJA Dl LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PUSAT STATISTIK KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK,

PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PUSAT STATISTIK KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK, BADAN PUSAT STATISTIK PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PUSAT STATISTIK KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN SUMBAWA

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN SUMBAWA PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG -1- BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI WAY KANAN NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN

Lebih terperinci

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 56 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR PERPUSTAKAAN DAERAH

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 56 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR PERPUSTAKAAN DAERAH DRAFT PER TGL 14 OKT 2008 BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 56 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR PERPUSTAKAAN DAERAH BUPATI PURWAKARTA, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 541 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SUMBER DAYA AIR DAN PERTAMBANGAN KABUPATEN GARUT

PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 541 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SUMBER DAYA AIR DAN PERTAMBANGAN KABUPATEN GARUT 1 PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 541 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SUMBER DAYA AIR DAN PERTAMBANGAN KABUPATEN GARUT BUPATI GARUT, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 32 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA BATU

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 32 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA BATU SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 32 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI. Biro Organisasi dan Kepegawaian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI. Biro Organisasi dan Kepegawaian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI Biro Organisasi dan Kepegawaian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian (Permentan No.30 Tahun 2011) A. BAGIAN ORGANISASI 1. Subbagian Evaluasi Organisasi Subbagian Evaluasi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.653, 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Rincian Tugas. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

DAFTAR STANDAR PELAYANAN DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT NEGARA TAHUN 2008

DAFTAR STANDAR PELAYANAN DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT NEGARA TAHUN 2008 Lampiran 1 DAFTAR STANDAR PELAYANAN DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT NEGARA TAHUN 2008 Satuan Organisasi/Unit Kerja A. Rumah Tangga Kepresidenan 1. Deputi Kepala Rumah Tangga Kepresidenan Bidang Kerumahtanggaan

Lebih terperinci

- 4 - BAB III SEKRETARIAT JENDERAL. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas, dan Fungsi

- 4 - BAB III SEKRETARIAT JENDERAL. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas, dan Fungsi - 4 - BAB III SEKRETARIAT JENDERAL Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Pasal 5 (1) Sekretariat Jenderal berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri. (2) Sekretariat Jenderal dipimpin oleh

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

Bagian Keempat. Sekretariat Menteri Sekretaris Negara. Pasal 542

Bagian Keempat. Sekretariat Menteri Sekretaris Negara. Pasal 542 -203- Bagian Keempat Sekretariat Menteri Sekretaris Negara Pasal 542 (1) Sekretariat Menteri Sekretaris Negara dipimpin oleh Sekretaris Menteri Sekretaris Negara, berkedudukan di bawah dan bertanggung

Lebih terperinci

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT,

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT, Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 47 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS UNIT DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL 2 TAHUN 2014 TENTANG KELAS JA DAN PENEMPATAN PEGAWAI PADA KELAS JA DI BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 15/PRT/M/2015 TANGGAL 21 APRIL 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 20-E TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WALIKOTA SURAKARTA,

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 20-E TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WALIKOTA SURAKARTA, PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 20-E TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WALIKOTA SURAKARTA, Menimbang : a. bahwa sebagai tindak lanjut ditetapkannya

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, BUPATI KLATEN PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN SUSUNAN ORGANISASI TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN KLATEN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PARIWISATA

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PARIWISATA SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT KERJA

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 19-M TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 19-M TAHUN 2009 TENTANG PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 19-M TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) WALIKOTA SURAKARTA, Menimbang : a. bahwa sebagai

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN

PERATURAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN SALINAN PERATURAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SEKRETARIS

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKN. Kepegawaian. Jabatan. Pencabutan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKN. Kepegawaian. Jabatan. Pencabutan. No.2028, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKN. Kepegawaian. Jabatan. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA MOR 39 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN DI LINGKUNGAN BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

Lebih terperinci

KEPUTUSAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3/K/I-XIII.2/7/2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PELAKSANA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

KEPUTUSAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3/K/I-XIII.2/7/2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PELAKSANA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN KEPUTUSAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3/K/I-X.2/7/2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PELAKSANA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH, PENDIDIKAN, DAN PELATIHAN

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH, PENDIDIKAN, DAN PELATIHAN BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH, PENDIDIKAN, DAN PELATIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang

Lebih terperinci

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER. 14/MEN/VII/2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

Lebih terperinci

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

Menteri Perindustrian Republik Indonesia Menteri Perindustrian Republik Indonesia PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 107/M-IND/PER/11/2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 114 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 114 TAHUN 2008 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 114 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DIREKTUR, WAKIL DIREKTUR, BIDANG, BAGIAN SEKSI DAN SUB BAGIAN Dl RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA PROVINSI JAWA

Lebih terperinci

DRAFT PER TGL 22 OKT 2008

DRAFT PER TGL 22 OKT 2008 DRAFT PER TGL 22 OKT 2008 BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 46 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL BUPATI PURWAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONE NOMOR : 21/Permentan/OT.040/5/2016 TANGGAL : 20 Mei 2016

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONE NOMOR : 21/Permentan/OT.040/5/2016 TANGGAL : 20 Mei 2016 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONE NOMOR : 21/Permentan/OT.040/5/2016 TANGGAL : 20 Mei 2016 URAIAN TUGAS PEKERJAAN UNIT KERJA ESELON IV LINGKUP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 19 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 329 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 19 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 329 TAHUN 2010 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 19 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 329 TAHUN 2010 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 470 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 470 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 470 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN KEGIATAN ORGANISASI DI LINGKUNGAN KANTOR PUSAT DIREKTORAT

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAN

Lebih terperinci

WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 50 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH WALIKOTA MADIUN,

WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 50 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH WALIKOTA MADIUN, WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 50 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH WALIKOTA MADIUN, Menimbang : a. bahwa sebagai tindak lanjut ketentuan Pasal 37 Peraturan

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 20-G TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA WALIKOTA SURAKARTA,

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 20-G TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA WALIKOTA SURAKARTA, PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 20-G TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA WALIKOTA SURAKARTA, Menimbang : a. bahwa sebagai tindak lanjut ditetapkannya

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN BUPATI BANGKA NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN PAJAK DAN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 113 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 113 TAHUN 2008 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 113 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DIREKTUR, WAKIL DIREKTUR, BIDANG, BAGIAN, SEKSI DAN SUB BAGIAN Dl RUMAH SAKIT JIWA MENUR PROVINSI JAWA TIMUR

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KELAS B DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PM.07/HK.001/MPEK/2012

PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PM.07/HK.001/MPEK/2012 PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PM.07/HK.001/MPEK/2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF KEMENTERIAN PARIWISATA DAN

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA,

WALIKOTA TASIKMALAYA, WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KABUPATEN GARUT Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);

Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8); - 2-3. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4746); 4. Undang-Undang Nomor 39 Tahun

Lebih terperinci

GAMBARAN PELAYANAN DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN KABUPATEN BANDUNG

GAMBARAN PELAYANAN DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN KABUPATEN BANDUNG GAMBARAN PELAYANAN DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN KABUPATEN BANDUNG Susunan Organisasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bandung berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bandung No. 16

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR : 19-A TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR : 19-A TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR : 19-A TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH WALIKOTA SURAKARTA, Menimbang : a. bahwa sebagai tindaklanjut

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 110 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 110 TAHUN 2008 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 110 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS SEKRETARIAT, BIDANG, SUB BAGIAN DAN SUB BIDANG BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR

Lebih terperinci

DRAFT PER TGL 17 OKT 2008

DRAFT PER TGL 17 OKT 2008 DRAFT PER TGL 17 OKT 2008 BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 48 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL BUPATI PURWAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 51 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 51 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 51 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATAKERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PETALA BUMI PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN NOMOR: PER- 367/MENKO/POLHUKAM/10/2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN NOMOR: PER- 367/MENKO/POLHUKAM/10/2010 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR PERATURAN MENTERI KOORDINATOR NOMOR: PER- 367/MENKO/POLHUKAM/10/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KOORDINATOR Program Penerapan Kepemerintahan Yang Baik Tahun 2010

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BEKASI

BERITA DAERAH KABUPATEN BEKASI BERITA DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR : 2009 PERATURAN BUPATI BEKASI NOMOR : 44 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA BUPATI BEKASI Menimbang : a. bahwa dengan telah diundangkannya

Lebih terperinci

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK

Lebih terperinci

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG -1- BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI WAY KANAN NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN WAY KANAN DENGAN

Lebih terperinci