HUBUNGAN ANTARA DERAJAT ANEMIA SEBAGAI FAKTOR PREDIKTIF LETAK TUMOR PADA KEGANASAN KOLOREKTAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN ANTARA DERAJAT ANEMIA SEBAGAI FAKTOR PREDIKTIF LETAK TUMOR PADA KEGANASAN KOLOREKTAL"

Transkripsi

1 HUBUNGAN ANTARA DERAJAT ANEMIA SEBAGAI FAKTOR PREDIKTIF LETAK TUMOR PADA KEGANASAN KOLOREKTAL CORRELATION BETWEEN STAGING OF ANEMIA AS A PREDICTIVE FACTOR OF TUMOR SITE OF CARCINOMA COLORECTAL ARTIKEL ILMIAH Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratanguna mencapai derajat sarjana strata-1 kedokteran umum LULUK QURROTA AINI G2A PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN U N I V E R S I T A S D I P O N E G O R O TAHUN 2010

2 PENDAHULUAN Karsinoma kolorektal (KKR) merupakan penyebab kematian akibat kanker paling banyak nomor tiga di dunia dengan perkiraan lebih dari pasien meninggal setiap tahunnya. 1 Risiko untuk mendapatkan KKR mulai meningkat setelah umur 40 tahun dan meningkat tajam pada umur 50 sampai 55 tahun, risiko meningkat dua kali lipat setiap dekade berikutnya. 2 Kunci utama keberhasilan penanganan KKR adalah ditemukannya karsinoma dalam stadium dini, sehingga terapi dapat dilaksanakan secara bedah kuratif. Namun, sekitar 30% penderita yang didiagnosis sebagai KKR datang sudah dengan metastasis, dan 25-30% lainnya berlanjut menjadi metastastik. 3 Padahal prognosis berdasarkan five years survival pada early operated patients/eop (terdiagnosis sebelum 3 bulan) sebanyak 65.9%, berbeda jauh jika dibandingan dengan pada late operated patients/lop (terdiagnosis setelah 3 bulan) yang hanya 26.5% (χ 2 = 28.16, p < 0.01). 4 Di Amerika Serikat, deteksi dini atau screening KKR dengan pemeriksaan digital rektum dan fecal occult blood testing (FOB) telah menjadi bagian dari evaluasi fisik rutin setelah usia 40 tahun yang dilakukan bersama-sama dengan screening test untuk kanker prostat pada laki-laki, menjadi salah satu komponen dalam pemeriksaan panggul pada perempuan, dan bersama-sama dengan pemeriksaan fisik untuk memeriksa adanya massa di rektum. 5 The American Cancer Society menyarankan untuk dilakukannya Hemmocult screening setiap tahun dan fleksibel sigmoidoskopi setiap lima tahun, dimulai dari usia 50 tahun bagi individu yang asimtomatik yang tidak memiliki faktor risiko. Ditemukannya polip secara dini saat screening sehingga bisa dilakukan pengangkatan sebelum bertransformasi menjadi KRR, dan ditemukannya kejadian KRR dalam stadium dini sehingga lebih mudah diterapi telah menurunkan angka kematian akibat KKR di Amerika Serikat selama lebih dari 20 tahun. Sebagai hasilnya, sekarang ini ada lebih dari satu juta pasien dapat bertahan hidup. 6 Di Indonesia terdapat kesenjangan fasilitas screening di berbagai daerah dan belum tersosialisasikannya screening ini dengan baik di kalangan medis

3 maupun masyarakat umum. Penderita sering kali baru datang ke rumah sakit dalam stadium lanjut karena tidak jelasnya gejala awal dan tidak menganggap penting gejala dini yang terjadi. Akibatnya, angka survival rendah, terlepas dari terapi yang diberikan. 3 Onset dan jelas tidaknya gejala dan tanda KKR bervariasi dan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain letak tumor, ukuran tumor, ada tidaknya metastasis, dan stadium klinisnya. Anemia, sebagai salah satu gejala dini KKR yang mudah ditegakkan diagnosisnya, diharapkan dapat membantu dokter untuk memperkirakan kemungkinan ada tidaknya KKR dan mempertimbangkan pemeriksaan yang sesuai untuk lokasi tumor yang diperkirakan. Anemia defisiensi besi pada penderita KKR, selain karena reaksi sistem imun juga seringkali dikaitkan dengan efek langsung dari keganasan berupa perdarahan kronik. 7,8 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara derajat anemia sebagai faktor prediktif letak tumor pada keganasan kolorektal. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang anemia pada pasien karsinoma kolorektal. Dengan mengetahui pola anemia, diharapkan dapat meningkatkan penemuan dini penderita karsinoma kolorektal sehingga memungkinkan dilakukannya tindakan kuratif dan memberikan pertimbangan pemilihan pemeriksaan penunjang yang lebih efektif untuk diagnosis karsinoma kolorektal serta dapat digunakan sumber acuan dalam penelitian selanjutnya. METODE Penelitian ini dilakukan selama bulan Juni sampai Juli 2010 di ruang Rekam Medik RSUP Dr. Kariadi Semarang. Desain peneltian yang digunakan adalah observasional dengan pendekatan cross-sectional. Variabel bebas pada penelitian ini adalah derajat anemia. Pengelompokan derajat anemia dilakukan berdasarkan kriteria National Cancer Institute (NCI) Amerika. 9 Derajat anemia dibagi menjadi ringan (10-12 gram% untuk perempuan dan gram% untuk laki-laki), sedang (Hb=8-9.9 gram%) dan berat (Hb<8 gram%), jadi skala pengukurannya adalah skala ordinal. Sedangkan variabel terikat pada penelitian

4 ini adalah letak tumor pada keganasan kolorektal yang dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kolon kanan (meliputi sekum, kolon asendens, fleksura hepatika dan kolon transversum), dan kolon kiri (meliputi fleksura lienalis, kolon desendens, kolon sigmoid, rektosigmoid dan rektum). Skala pengukurannya adalah nominal. Data yang digunakan merupakan data sekunder dari rekam medik (RM) pasien karsinoma kolorektal yang diperoleh dengan cara consecutive sampling. Sampel penelitian ini adalah pasien karsinoma kolorektal (KKR) yang dirawat di RSUP Dr. Kariadi dari bulan Januari 2008 sampai bulan Desember 2009 yang memenuhi kriteria inklusi. Kriteria inklusi tersebut meliputi adanya data pada rekam medik mengenai usia, jenis kelamin, letak tumor, tipe histologi dan kadar hemoglobin pasien sesuai dengan kriteria diagnosis anemia (Hb 12 g/dl untuk perempuan dan Hb 14 g/dl untuk laki-laki). Sampel dieksklusi bila pada RM didapatkan informasi bahwa pasien memiliki riwayat penyakit kronik, anemia hemolitik, kelainan sumsum tulang dan riwayat keganasan yang lain. Pasien yang sudah pernah menderita karsinoma kolorektal sebelumnya (kasus residif) dan pasien yang sudah menjalani terapi untuk karsinoma kolorektal, termasuk pembedahan, kemoterapi, dan terapi radiasi juga disingkirkan. Analisis data yang digunakan adalah metode analitik observasional dengan menggunakan program SPSS 15.0 for windows. Uji hipotesis yang digunakan adalah uji komparasi Chi-Square bila memenuhi syarat dan bila tidak, yang digunakan adalah uji Fisher sebagai alternatifnya. Data profil pasien anemia yang menderita karsinoma kolorektal akan disajikan secara deskriptif dalam bentuk tabel dan grafik.

5 Pasien karsinoma kolorektal dengan anemia Data tentang kadar Hb Data tentang letak tumor Anemia ringan Anemia sedang Anemia berat Kolon kanan Kolon kiri Pengolahan dan Analisis Data Data pasien tentang usia, jenis kelamin, tipe histologi, dan ada tidaknya metastasis/infiltrasi HASIL Sampel diperoleh dengan cara consecutive sampling dan didapatkan jumlah sampel sebanyak 113 pasien, 39 perempuan (35%) dan 74 laki-laki (65%). Jumlah ini telah memenuhi jumlah sampel minimum yaitu sebanyak 96 pasien. Rata-rata usia pasien adalah tahun, dengan nilai median 50 tahun. Usia pasien paling muda adalah 16 sedangkan pasien paling tua berusia 82 tahun. Secara statistik, tidak ada perbedaan bermakna antara derajat anemia pada pasien laki-laki dan perempuan dengan nilai p=0.328, begitu pula di antara kelompok usia pasien yang <60 tahun dan 60 tahun (p=0.262). Sebanyak 79 pasien menderita anemia ringan dan 34 sisanya menderita anemia sedang dan berat.

6 Gambar 1. Jumlah pasien karsinoma kolorektal yang anemia pada kelompok umur 60 tahun, tahun, tahun, tahun, dan <30 tahun Gambar 2. Jumlah anemia ringan dan anemia sedang-berat pada pasien karsinoma kolorektal Didapatkan 5 dari 12 pasien karsinoma kolon kanan (41.7%) dan 74 dari 101 pasien karsinoma kolon kiri (73.3%) mengalami anemia ringan. Anemia sedang dan berat dijumpai pada 7 dari 12 pasien keganasan di kolon kanan (58.3%) dan 27 dari 101 pasien keganasan di kolon kiri (26.7%). Secara deskriptif nampak baik jumlah pasien anemia ringan ataupun anemia sedang-berat mayoritas adalah pasien dengan karsinoma kolon kiri karena memang lokasi tumor mayoritas di kolon kiri. Pada penelitian ini lokasi tumor terbanyak adalah rektum (77 pasien). Pasien yang tumornya terletak di sekum dan fleksura hepatika tidak ditemukan. Persebaran jumlah pasien berdasarkan letak tumor secara spesifik ini dapat dilihat pada Gambar 5.

7 Gambar 5. Persebaran data jumlah pasien berdasarkan lokasi spesifik tumor pada karsinoma kolorektal yang anemia Distribusi pasien berdasarkan diferensiasi histopatologis KKR ditunjukkan pada Gambar 6., dimana sebagian besar pasien tidak terdapat informasi tentang diferensiasi ini di rekam mediknya (44 dari 113 sampel; 39%). Dari 69 pasien yang memiliki catatan tentang diferensiasi KKR, persentase diferensiasi baik, sedang dan buruk adalah sebesar 33%, 19%, dan 9% secara berturut-turut. Gambar 6. Persentase jumlah pasien karsinoma kolorektal yang anemia berdasarkan diferensiasi histopatologis

8 Sebagian besar pasien KKR tidak mengalami metastasis (55%). Terdapat 11 pasien yang data di rekam mediknya tidak memberikan informasi tentang ada tidaknya metastasis. Gambar 7. menggambarkan persentase jumlah pasien yang mengalami metastasis dan tidak serta yang sudah terjadi infiltrasi organ sekitar. Gambar 7. Persentase jumlah pasien karsinoma kolorektal yang anemia berdasarkan ada tidaknya metastasis dan infiltrasi Derajat anemia sebagai variabel bebas dibagi berdasarkan kriteria National Cancer Institute (NCI) Amerika, menjadi anemia ringan (10-12 gram% untuk perempuan dan gram% untuk laki-laki), sedang (Hb=8-9.9 gram%) dan berat (Hb<8 gram%). Sementara letak tumor spesifik yang disebutkan sebelumnya dikelompokkan menjadi kolon kanan (meliputi sekum, kolon asendens, fleksura hepatika dan kolon transversum) dan kolon kiri (meliputi fleksura lienalis, kolon desendens, kolon sigmoid, rektosigmoid dan rektum) sebagai variabel terikat. Hubungan kedua variabel tersebut diuji signifikansinya secara statistik dengan uji Chi-Square. Akan tetapi tabel 3x2 ini tidak layak diuji dengan Chi- Square karena sel yang memiliki nilai expected kurang dari lima ada 33.3% dari jumlah sel, maka dilakukan penggabungan sel. Penggabungan sel dilakukan pada kelompok anemia sedang dan kelompok anemia berat karena jumlah subyek yang termasuk ke dalam kelompok anemia berat sedikit (sembilan subyek) sehingga digabungkan dengan kelompok subyek anemia sedang.

9 Uji Chi-Square dilakukan kembali. Untuk tabel 2x2 ini ternyata juga tidak layak untuk diuji dengan uji Chi-Square karena sel yang nilai expected-nya kurang dari lima ada 25% jumlah sel sehingga uji yang dipakai adalah uji alternatifnya, yaitu uji Fisher. Dari uji Fisher didapatkan nilai signifikansi p=0.041 untuk 2-sided (two tail) dan p=0.031 untuk 1-sided (one-tail). Karena nilai p<0.05, maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara derajat anemia dengan letak tumor pada karsinoma kolorektal. Anemia derajat ringan lebih banyak dijumpai pada keganasan di kolon kiri sedangkan anemia derajat sedang dan berat lebih sering dijumpai pada keganasan di kolon kanan. Gambar 8. Perbandingan jumlah pasien karsinoma kolorektal yang menderita anemia ringan dan anemia sedang-berat pada kolon kiri dan kolon kanan PEMBAHASAN Di Indonesia terjadi kenaikan jumlah kejadian karsinoma kolorektal (KKR) dan termasuk lima besar kelompok keganasan penyebab kematian tertinggi selain kanker leher rahim, kanker paru, kanker nasofaring dan kanker kulit. 3 Sayangnya, sebagian besar penderita di Indonesia datang dalam stadium lanjut padahal kunci keberhasilan penanganan KKR adalah penemuan kasus dalam stadium dini sehingga terapi dapat dilaksanakan secara bedah kuratif. Gejala dini KKR sering tersamar dan tidak disadari oleh penderita serta tergantung dari karakteristik tumor itu sendiri, termasuk lokasinya. Anemia merupakan salah satu gejala KKR. 3,5,6,10 Anemia pada pasien keganasan secara umum memang sering terjadi terkait dengan penyebab dan

10 mekanisme yang kompleks dan multifaktor. 7,8 Pada keganasan kolorektal sebagaimana keganasan saluran cerna yang lain, anemia yang terjadi dikaitkan dengan perdarahan akut ataupun kronik selain juga merupakan akibat reaksi sel kanker dengan sistem imun dan sistem inflamasi. Insidensi anemia pada pasien KKR yang pernah diteliti berbeda-beda mengingat kriteria anemia yang digunakan juga berbeda. S. Sadahiro dkk 11 melaporkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan kadar Hb diantara pasien laki-laki dan perempuan (p=0.319), sebagaimana juga ditemukan dalam penelitian ini (p=0.328). Dalam penelitian tersebut digunakan kadar Hb<10 g/dl sebagai kriteria anemia baik untuk laki-laki maupun perempuan yang pada penelitian ini merupakan cut-off point anemia ringan dan anemia sedang-berat. Usia rata-rata pasien KKR yang menderita anemia pada penelitian ini adalah tahun. Penelitian oleh W. Hamilton dkk 12 menyebutkan bahwa nilai prediktif positif untuk KKR pada laki-laki dengan Hb<11 g/dl dan perempuan dengan Hb<10 g/dl meningkat setelah usia di atas 60 tahun. Pada populasi umum, anemia lebih sering terjadi seiring dengan bertambahnya usia. Prevalensi anemia di Amerika Serikat tahun 2004, dengan kriteria anemia untuk laki-laki adalah kadar Hb<13 g/dl dan <12 g/dl untuk perempuan, didapatkan angka 4.4% laki-laki dan 6.6% perempuan dengan anemia pada rentang usia tahun. Akan tetapi, analisis dengan Chi-square untuk mencari hubungan antara derajat anemia dengan usia pasien KKR pada penelitian ini yang dikelompokkan menjadi <60 tahun dan 60 tahun menunjukkan hasil yang tidak signifikan (p=0.262), serupa dengan penelitian oleh Dunne J.R. 13 terhadap 311 pasien KKR. Lokasi tumor terbanyak pada penelitian ini ditemukan di rektum (68.1%), sesuai dengan data Unit Endoskopi Divisi Gastroenterologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM, Jakarta 2005 dimana lokasi terbanyak KKR ada di rektum (51.5%) 14. Beberapa penelitian di negara lain menyebutkan pula bahwa lokasi tumor pada KKR yang paling sering adalah di rektum. 10,15 Dalam penelitian ini diperoleh data bahwa anemia sedang dan berat (Hb<10 g/dl) lebih sering ditemui pada pasien KKR dengan lokasi tumor di kolon kanan (58.3%) dibandingkan dengan kolon kiri (26.7%). Perbedaan itu signifikan

11 secara statistik dengan nilai signifikansi uji Fisher p=0.041 untuk 2-sided (two tail) dan p=0.031 untuk 1-sided (one-tail). Penelitian lain oleh Saidi HS dkk 16 melaporkan juga hal bahwa kadar Hb lebih rendah secara signifikan pada keganasan di kolon kanan. Tanpa membedakan anemia menjadi derajar ringan, sedang, dan berat, hasil serupa juga dilaporkan oleh Chao-Hung Ho dkk 15 yang menggunakan kriteria anemia jika kadar Hb<12 g/dl. Penelitian tersebut menemukan sebanyak 74% pasien dengan keganasan di kolon kanan menderita anemia dan 44% pasien dengan keganasan di kolon kiri. Pada kesimpulannya, disebutkan bahwa faktor risiko terjadinya anemia pada pasien KKR adalah jenis kelamin perempuan, diameter tumor 3cm dan letak tumor di kolon kanan. D.W. Spell dkk 17 juga melaporkan bahwa perbandingan pasien keganasan di kolon kanan dan kolon kiri yang menderita anemia sebanyak 69% dan 44%. Anemia merupakan salah satu gejala KKR dan dari penelitian ini didapatkan data bahwa anemia derajat sedang dan berat lebih banyak dijumpai pada keganasan di kolon kanan. D. Kanellos dkk secara khusus meneliti tentang anemia sebagai gejala karsinoma kolon kanan. 18 Dari penelitian tersebut diperoleh data sebanyak 87.2% pasien keganasan di kolon kanan menderita anemia dengan nilai rata-rata Ht sebesar 33.00% tanpa ada perbedaan bermakna untuk kedua jenis kelamin. Penelitian-penelitian sebelumnya telah pula mencari gejala dan tanda yang bernilai prediktif untuk kejadian KKR. Anemia bersama dengan usia di atas 50 tahun, jenis kelamin laki-laki dan didapatinya nyeri abdomen juga merupakan prediktif faktor yang signifikan untuk KKR disumpulkan oleh Yan M. Tan dkk. 19 Stéphane Nahon dkk. 20 mengusulkan bahwa prediktif faktor disarankannya endoskopi untuk mengetahui ada tidaknya lesi traktus gastrointestinal antara lain adanya gejala abdomen, usia lebih dari 50 tahun dan Hb<9 g/dl. Olde B.M dkk 21 menemukan bahwa anemia memiliki nilai diagnositik paling tinggi untuk KKR dengan spesifitas sebesar 0.95 (95% CI: ), bersama dengan usia di atas 60 tahun, penurunan berat badan, dan perubahan pola defeksi meskipun masih diperlukan pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis. Untuk pasien rawat jalan dengan anemia defisiensi besi, dari penelitiannya, Capurso G dkk 22

12 menyimpulkan bahwa kolonoskopi sebaiknya dilakukan pada pasien yang berusia lebih dari 50 tahun, khususnya pasien laki-laki yang tanpa gejala gastrointestinal atas dan dengan kadar MCV dan Hb yang rendah. Kesimpulan serupa juga diperoleh dari penelitian oleh Bafandeh Y dkk 23 di Iran bahwa usia lanjut dan anemia yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya merupakan prediktor independen kejadian KKR, sedangkan gejala seperti diare, nyeri abdomen, perdarahan rektal, konstipasi, riwayat kanker, polip, dan fisura secara statistik tidak dapat disimpulkan sebagai prediktor adanya KKR. Pemeriksaan kadar Hb sebagai salah satu komponen pemeriksaan darah rutin sebaiknya dilakukan pada pasien yang direncanakan akan dilakukan kolonoskopi, colon in loop, atau enema barium kontras ganda. Panduan klinis nasional tentang Pengelolaan Karsinoma Kolorektal juga merekomendasikan dilakukannya pemeriksaan seluruh kolon dan rektum untuk penderita dengan anemia defisiensi besi (Hb<11 g/dl untuk laki-laki dan Hb<10 g/dl untuk perempuan paska menopause). 3 Anemia pada pasien keganasan dapat merupakan gejala awal dan apabila tidak dikoreksi dapat menjadi penyulit terapi untuk kanker tersebut. Penelitian mengenai anemia pada KKR yang telah dilakukan di berbagai negara menunjukkan hasil yang tidak selalu sama, mengingat kriteria anemia yang digunakan di setiap negara, bahkan institusi pelayanan kesehatan juga berbeda. Namun, secara konstan diperoleh data bahwa anemia merupakan salah satu gejala KKR, khususnya di kolon kanan. Oleh sebab itu, KKR sebaiknya dijadikan diagnosis banding untuk pasien dengan anemia tanpa sebab yang jelas. Data dari Rekam Medik yang diperoleh seringkali tidak dapat memberikan informasi yang lengkap mengenai pasien ataupun hasil pemeriksaan dan terapi yang pernah dilakukan, misalnya hasil pemeriksaan patologi anatomi dan laporan operasi. Untuk penelitian dengan data sekunder yang lebih baik selanjutnya diperlukan pencatatan yang baik, lengkap dan jelas.

13 SIMPULAN Dari penelitian terhadap 113 pasien karsinoma kolorektal yang juga menderita anemia didapatkan persentase terjadinya anemia ringan sebesar 41.7% dari 12 pasien karsinoma kolon kanan dan 73.3% dari 101 pasien karsinoma kolon kiri. Anemia sedang dan berat dijumpai pada 58.3% pasien keganasan di kolon kanan dan 26.7% pasien keganasan di kolon kiri. Uji Fisher untuk memperbandingkan dua variabel ini menunjukkan nilai signifikansi p=0.041 untuk 2-sided (two tail) dan p=0.031 untuk 1-sided (one-tail). Karena nilai p<0.05, maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara derajat anemia dengan letak tumor pada karsinoma kolorektal. SARAN Penelitian ini dapat diperbaiki dan dilanjutkan dengan sampel yang lebih banyak dan dengan memperinci jenis anemia yang dialami pasien karsinoma kolorektal. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dr. Abdul Mughni, Msi.Med, Sp.B selaku dosen pembimbing yang telah dengan sabar berbagi ilmu, mengarahkan dan membimbing penulis. Terima kasih juga terucap untuk dosen-dosen dan teman-teman angkatan 2006 di Fakultas Kedokteran Undip serta untuk staf rekam medik rawat inap RSUP Dr. Kariadi. DAFTAR PUSTAKA 1. Bakta IM. Pendekatan terhadap pasien anemia. In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, editors. Buku ajar ilmu penyakit dalam 4th ed Vol II. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI, 2007; p

14 2. Tracking and treating anemia in elderly patients [homepage on the internet] [updated 2009 January 7; cited 2010 January 30]. Available from: 3. Kelompok kerja adenoma kolorektal Indonesia. Pengelolaan karsinoma kolorektal: suatu panduan klinis nasional [homepage on the internet] [updated 2004 November; cited 2010 January 23]. Available from: 4. Zdravković D, Bilanović D, Randelović T, Zdravković M, Tosković B. Implication of late diagnosis for survival of patients with colorectal carcinoma. Vojnosanit Pregl [serial online] [updated 2009 February; cited 2010 January 15]; 66(2): Available from: Pubmed 5. Mayer RJ. Gastrointestinal Tract Cancer. In: Fauci AS, Kasper DL, editors. Harrison s Principles of Internal Medicine 17th ed Vol I. New York: McGraw-Hill Medical, 2008; p American cancer society. What are the key statistics for colorectal cancer? [homepage on the internet] [updated 2009 May 18; cited 2010 January 9]. Available from: 7. Kar AS. Pengaruh anemia pada kanker terhadap kualitas hidup dan hasil pengobatan [homepage on the internet] [no date ; cited 2010 January 22]; Available from: digilib.usu.ac.id. 8. Saba H. I. Anemia in cancer patient. Moffitt cancer center [cited 2010 July 30]; Available from: 9. Huff M. Anemia [image on the internet]. No date [cited 2010 February 10]. Available from: Nahon S, et al. Predictive factors of GI lesions in 241 women with iron deficiency anemia [homepage on the internet] [updated 2001 September 27; cited 2010 March 8]. Available from: Wiley online library. 11. S. Sadahiro, et al. Anemia in patients with colorectal cancer. Journal of gastroenterology [serial online] [update 2004; cited 2010 January May 31]; 33: Available from: Springer-Verlag. 12. W. Hamilton, et al. The importance of anaemia in diagnosing colorectal cancer: a case control study using electronic primary care records. British journal of cancer [serial online] [updated 2008 January 29; cited 2010 August 9 ]; 98(2): Available from: Pubmed.

15 13. Dunne J.R., et al. Preoperative anemia in colon cancer: assessment of risk factors. Am Surg [serial online] [updated 2002 June; cited 2010 August 9]; 68(6): Available from: Pubmed. 14. Abdullah M. Tumor kolorektal. In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, ALwi I, Simadibrata M, Setiati S, editors. Buku ajar ilmu penyakit dalam 4th ed Vol I. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI, 2007; p Ho CH, You YB, Wu PH. The prevalence of iron deficiency anemia and its clinical implications in patients with colorectal carcinoma. J Chin Med Assoc [serial online] [updated 2008 March; cited 2010 January 2]; Vol 71. No 3. Available from: JCMA. 16. Saidi H.S, Karuri D, Nyaim E.O. Correlation of clinical data, anatomical site and disease stage in colorectal cancer. East Afr Med J [serial online] [updated 2008 June; cited 2010 August 3]; 85(6): Available from: Pubmed. 17. Spell D.W., et al. The value of a complete blood count in predicting cancer of the colon. The international journal of cancer epidemiology, detection, and prevention [serial online] [updated 2004 March 5; cited 2010 July 28]; 28 (1): Available from: Elsevier. 18. Kanellos D, et al. Anemia as a symptom of right colon cancer. Tech coloproctol [serial online] [update 2004; cited 2010 January 24]; 8:S62-S64. Available from: Pubmed. 19. Tan, YM, Rosmawati M, Ranjeev P, Goh KL. Predictive factors by multivariate analysis for colorectal cancer in malaysian patients undergoing colonoscopy [serial online] [updated 2002 March; cited 2010 March 8]; 17(3): (4). Available from: Nahon S, et al. Predictive factors of GI lesions in 241 women with iron deficiency anemia [homepage on the internet] [updated 2001 September 27; cited 2010 March 8]. Available from: Wiley online library. 21. B.M. Olde. Diagnostic accuracy systematic review of rectal bleeding in combination with other symptoms, signs and tests in relation to colorectal cancer. Br J Cancer [serial online] [updated 2009 November 24; cited 2010 July 20];102(1): Available from: Pubmed.

16 22. G. Capurso, et al. Can patient characteristics predict the outcome of endoscopic evaluation of iron deficiency anemia: a multiple logistic regression analysis. Gastrointest Endosc [serial online] [updated 2004 June; cited 2010 July 20]; 59(7): Available from: Pubmed. 23. Y. Bafandeh, et al. Clinical predictors of colorectal polyps and carcinoma in a low prevalence region: results of a colonoscopy based study. World J Gastroenterol [serial online] [updated 2008 March 14; cited 2010 August 20];14(10): Available from: Pubmed.

BAB I PENDAHULUAN. dan fungsi dari organ tempat sel tersebut tumbuh. 1 Empat belas juta kasus baru

BAB I PENDAHULUAN. dan fungsi dari organ tempat sel tersebut tumbuh. 1 Empat belas juta kasus baru BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker adalah suatu keganasan yang terjadi karena adanya sel dalam tubuh yang berkembang secara tidak terkendali sehingga menyebabkan kerusakan bentuk dan fungsi dari

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Onkologi dan Bedah digestif; serta Ilmu Penyakit Dalam. Penelitian dilaksanakan di Instalasi Rekam Medik RSUP Dr.

BAB IV METODE PENELITIAN. Onkologi dan Bedah digestif; serta Ilmu Penyakit Dalam. Penelitian dilaksanakan di Instalasi Rekam Medik RSUP Dr. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Bedah khususnya Ilmu Bedah Onkologi dan Bedah digestif; serta Ilmu Penyakit Dalam. 4. Tempat dan Waktu Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang ilmu bedah digestif, ilmu bedah onkologi, dan ilmu gizi 4.2 Tempat dan waktu Lokasi penelitian ini adalah ruang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tumor kolorektal merupakan neoplasma pada usus besar yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Tumor kolorektal merupakan neoplasma pada usus besar yang dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tumor kolorektal merupakan neoplasma pada usus besar yang dapat bersifat jinak atau ganas. Neoplasma jinak sejati (lipoma, tumor karsinoid, dan leiomioma) jarang terjadi

Lebih terperinci

PERBEDAAN DERAJAT DIFERENSIASI ADENOKARSINOMA KOLOREKTAL PADA GOLONGAN USIA MUDA, BAYA, DAN TUA DI RSUP DR.KARIADI SEMARANG JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

PERBEDAAN DERAJAT DIFERENSIASI ADENOKARSINOMA KOLOREKTAL PADA GOLONGAN USIA MUDA, BAYA, DAN TUA DI RSUP DR.KARIADI SEMARANG JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA PERBEDAAN DERAJAT DIFERENSIASI ADENOKARSINOMA KOLOREKTAL PADA GOLONGAN USIA MUDA, BAYA, DAN TUA DI RSUP DR.KARIADI SEMARANG JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai

Lebih terperinci

HUBUNGAN INDEKS ERITROSIT DAN KADAR HEMOGLOBIN TERHADAP LOKASI TUMOR PADA PASIEN KANKER KOLOREKTAL Studi Kasus di RSUP Dr. Kariadi

HUBUNGAN INDEKS ERITROSIT DAN KADAR HEMOGLOBIN TERHADAP LOKASI TUMOR PADA PASIEN KANKER KOLOREKTAL Studi Kasus di RSUP Dr. Kariadi HUBUNGAN INDEKS ERITROSIT DAN KADAR HEMOGLOBIN TERHADAP LOKASI TUMOR PADA PASIEN KANKER KOLOREKTAL Studi Kasus di RSUP Dr. Kariadi JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker kolorektal merupakan keganasan ketiga terbanyak dari seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Kanker kolorektal merupakan keganasan ketiga terbanyak dari seluruh 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker kolorektal merupakan keganasan ketiga terbanyak dari seluruh penderita kanker dan penyebab kematian keempat dari seluruh kematian pada pasien kanker di dunia.

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PEMERIKSAAN KOLONOSKOPI PADA PASIEN KELUHAN BERAK DARAH DENGAN KEJADIAN TUMOR KOLOREKTAL DI RSUP DR.

HUBUNGAN ANTARA PEMERIKSAAN KOLONOSKOPI PADA PASIEN KELUHAN BERAK DARAH DENGAN KEJADIAN TUMOR KOLOREKTAL DI RSUP DR. HUBUNGAN ANTARA PEMERIKSAAN KOLONOSKOPI PADA PASIEN KELUHAN BERAK DARAH DENGAN KEJADIAN TUMOR KOLOREKTAL DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Disusununtuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Kanker kolorektal merupakan salah satu penyebab utama

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Kanker kolorektal merupakan salah satu penyebab utama BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kanker kolorektal merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas diseluruh dunia. Keganasan ini berkontribusi terhadap 9% seluruh kanker di dunia (World

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang Ilmu Telinga Hidung Tenggorokan Kepala Leher. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kanker kolorektal merupakan kanker ketiga terbanyak dan penyebab

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kanker kolorektal merupakan kanker ketiga terbanyak dan penyebab 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kanker kolorektal merupakan kanker ketiga terbanyak dan penyebab kematian ketiga yang disebabkan oleh kanker baik secara global maupun di Asia sendiri.

Lebih terperinci

HUBUNGAN USIA DAN STATUS NUTRISI TERHADAP KEJADIAN ANEMIA PADA PASIEN KANKER KOLOREKTAL JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

HUBUNGAN USIA DAN STATUS NUTRISI TERHADAP KEJADIAN ANEMIA PADA PASIEN KANKER KOLOREKTAL JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA HUBUNGAN USIA DAN STATUS NUTRISI TERHADAP KEJADIAN ANEMIA PADA PASIEN KANKER KOLOREKTAL JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana strata-1 kedokteran

Lebih terperinci

HASIL KOLONOSKOPI PADA PASIEN DENGAN PERDARAHAN SALURAN CERNA BAGIAN BAWAH DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN PADA TAHUN 2012

HASIL KOLONOSKOPI PADA PASIEN DENGAN PERDARAHAN SALURAN CERNA BAGIAN BAWAH DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN PADA TAHUN 2012 1 HASIL KOLONOSKOPI PADA PASIEN DENGAN PERDARAHAN SALURAN CERNA BAGIAN BAWAH DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN PADA TAHUN 2012 Oleh : RAHMAT HIDAYAT 090100005 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perdarahan pada saluran cerna bagian bawah terjadi sekitar 20% dari semua

BAB I PENDAHULUAN. Perdarahan pada saluran cerna bagian bawah terjadi sekitar 20% dari semua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdarahan pada saluran cerna bagian bawah terjadi sekitar 20% dari semua kasus perdarahan gastrointestinal. Lower gastrointestinal bledding (LGIB) didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan meliputi Anestesiologi dan terapi intensive. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat penelitian Tempat penelitian adalah

Lebih terperinci

HUBUNGAN KADAR CARCINOEMBRYONIC ANTIGEN (CEA) DAN ALBUMIN SERUM DENGAN LOKASI KANKER KOLOREKTAL LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN KADAR CARCINOEMBRYONIC ANTIGEN (CEA) DAN ALBUMIN SERUM DENGAN LOKASI KANKER KOLOREKTAL LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN KADAR CARCINOEMBRYONIC ANTIGEN (CEA) DAN ALBUMIN SERUM DENGAN LOKASI KANKER KOLOREKTAL Studi Kasus di RSUP Dr. Kariadi LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kanker kolorektal merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kanker kolorektal merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kanker merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk menjelaskan adanya kanker di bagian colon dan rectum. Kanker kolon dan kanker rectum sering dikelompokan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu anestesi dan terapi intensif.

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu anestesi dan terapi intensif. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu anestesi dan terapi intensif. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat Penelitian Tempat penelitian adalah

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Tropis. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Dalam: Infeksi 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-Juni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker atau karsinoma merupakan istilah untuk pertumbuhan sel abnormal dengan kecepatan pertumbuhan melebihi normal dan tidak terkontrol. (World Health Organization,

Lebih terperinci

Profil Karsinoma Kolorektal di Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Priode Januari 2009 sampai Desember 2011

Profil Karsinoma Kolorektal di Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Priode Januari 2009 sampai Desember 2011 398 Artikel Penelitian Profil Karsinoma Kolorektal di Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Priode Januari 2009 sampai Desember 2011 Muflikal Hamdi 1, Asril Zahari 2, Aswiyanti

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Bedah Digestif. rekam medik RSUP Dr. Kariadi Semarang.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Bedah Digestif. rekam medik RSUP Dr. Kariadi Semarang. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Bedah Digestif. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni 2014 di ruang

Lebih terperinci

PERBEDAAN KADAR CARCINOEMBRYONIC ANTIGEN (CEA) SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI PADA PASIEN DENGAN KARSINOMA KOLOREKTAL ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH

PERBEDAAN KADAR CARCINOEMBRYONIC ANTIGEN (CEA) SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI PADA PASIEN DENGAN KARSINOMA KOLOREKTAL ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH PERBEDAAN KADAR CARCINOEMBRYONIC ANTIGEN (CEA) SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI PADA PASIEN DENGAN KARSINOMA KOLOREKTAL THE DIFFERENCE IN CARCINOEMBRYONIC ANTIGEN (CEA) LEVELS BEFORE AND AFTER THERAPY IN PATIENT

Lebih terperinci

Kata kunci: kanker kolorektal, jenis kelamin, usia, lokasi kanker kolorektal, gejala klinis, tipe histopatologi, RSUP Sanglah.

Kata kunci: kanker kolorektal, jenis kelamin, usia, lokasi kanker kolorektal, gejala klinis, tipe histopatologi, RSUP Sanglah. ABSTRAK KARAKTERISTIK KLINIKOPATOLOGI KANKER KOLOREKTAL PADA TAHUN 2011 2015 BERDASARKAN DATA HISTOPATOLOGI DI LABORATORIUM PATOLOGI ANATOMI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT (RSUP) SANGLAH DENPASAR BALI Kanker kolorektal

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PEMERIKSAAN KOLONOSKOPI PADA PASIEN KELUHAN BERAK DARAH DENGAN KEJADIAN TUMOR KOLOREKTAL DI RSUP DR.

HUBUNGAN ANTARA PEMERIKSAAN KOLONOSKOPI PADA PASIEN KELUHAN BERAK DARAH DENGAN KEJADIAN TUMOR KOLOREKTAL DI RSUP DR. HUBUNGAN ANTARA PEMERIKSAAN KOLONOSKOPI PADA PASIEN KELUHAN BERAK DARAH DENGAN KEJADIAN TUMOR KOLOREKTAL DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. Semarang, dimulai pada bulan Mei 2014 sampai dengan Juni 2014.

BAB 4 METODE PENELITIAN. Semarang, dimulai pada bulan Mei 2014 sampai dengan Juni 2014. BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam divisi Pulmonologi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Tempat penelitian ini adalah Rumah Sakit

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dari penelitian adalah mencakup bidang Ilmu

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dari penelitian adalah mencakup bidang Ilmu 20 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan dari penelitian adalah mencakup bidang Ilmu Kesehatan Anak. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang Ilmu Kedokteran khususnya adalah Ilmu Penyakit Dalam, Sub-bagian

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang Ilmu Kedokteran khususnya adalah Ilmu Penyakit Dalam, Sub-bagian BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Bidang Ilmu Kedokteran khususnya adalah Ilmu Penyakit Dalam, Sub-bagian Gastroentero-Hepatologi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian 2014. Penelitian ini

Lebih terperinci

ABSTRAK. Wilianto, 2010 Pembimbing I :dr. July Ivone.,M.K.K.,M.Pd.Ked Pembimbing II :dr. Sri Nadya S., M.Kes

ABSTRAK. Wilianto, 2010 Pembimbing I :dr. July Ivone.,M.K.K.,M.Pd.Ked Pembimbing II :dr. Sri Nadya S., M.Kes ABSTRAK PREVALENSI KARSINOMA PROSTAT BERDASARKAN UMUR, KADAR PSA,DIAGNOSIS AWAL, DAN GAMBARAN HISTOPATOLOGI DI RUMAH IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI 2007-31 DESEMBER 2009 Wilianto, 2010 Pembimbing I

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 8,2 juta orang. Berdasarkan Data GLOBOCAN, International Agency

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 8,2 juta orang. Berdasarkan Data GLOBOCAN, International Agency BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah penyakit tidak menular yang ditandai dengan pertumbuhan sel tidak normal/terus-menerus dan tidak terkendali yang dapat merusak jaringan sekitarnya serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kanker yang paling sering ditemukan pada wanita, setelah kanker mulut

BAB I PENDAHULUAN. kanker yang paling sering ditemukan pada wanita, setelah kanker mulut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker payudara adalah keganasan pada jaringan payudara yang berasal dari epitel duktus atau lobulus. 1 Di Indonesia kanker payudara berada di urutan kedua sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat pada

Lebih terperinci

Kanker Usus Besar. Bowel Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Usus Besar. Bowel Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Kanker Usus Besar Kanker usus besar merupakan kanker yang paling umum terjadi di Hong Kong. Menurut statistik dari Hong Kong Cancer Registry pada tahun 2013, ada 66 orang penderita kanker usus besar dari

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN INDEKS ERITROSIT DAN KADAR HEMOGLOBIN TERHADAP LOKASI TUMOR PADA PASIEN KANKER KOLOREKTAL Studi Kasus di RSUP Dr. Kariadi LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. dengan kerusakan jaringan ( Davis dan Walsh, 2004). Nyeri merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. dengan kerusakan jaringan ( Davis dan Walsh, 2004). Nyeri merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nyeri merupakan pengalaman sensoris atau emosional yang berhubungan dengan kerusakan jaringan ( Davis dan Walsh, 2004). Nyeri merupakan salah satu gejala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kejang demam merupakan salah satu kejadian bangkitan kejang yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kejang demam merupakan salah satu kejadian bangkitan kejang yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kejang demam merupakan salah satu kejadian bangkitan kejang yang sering dijumpai pada anak. Bangkitan kejang ini disebabkan oleh demam dimana terdapat kenaikan suhu

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER SERVIKS DI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG TAHUN 2010 JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER SERVIKS DI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG TAHUN 2010 JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER SERVIKS DI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG TAHUN 2010 JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA Disusun untuk memenuhi tugas dan melengkapi persyaratan dalam menempuh Program Pendidikan Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker kolorektal adalah penyebab utama morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia. Hal ini dikarenakan kanker kolorektal menyumbang 9% dari semua kejadian kanker

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker adalah penyakit tidak menular yang timbul akibat pertumbuhan tidak normal sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker. Pertumbuhan sel tersebut dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan kematian. Lebih dari satu juta orang per tahun di dunia meninggal

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan kematian. Lebih dari satu juta orang per tahun di dunia meninggal BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker paru masih merupakan masalah kesehatan karena masih banyak menyebabkan kematian. Lebih dari satu juta orang per tahun di dunia meninggal karena kanker paru.

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU TENTANG FAKTOR RISIKO PENYAKIT SEREBROVASKULAR TERHADAP KEJADIAN STROKE ISKEMIK ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU TENTANG FAKTOR RISIKO PENYAKIT SEREBROVASKULAR TERHADAP KEJADIAN STROKE ISKEMIK ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU TENTANG FAKTOR RISIKO PENYAKIT SEREBROVASKULAR TERHADAP KEJADIAN STROKE ISKEMIK ASSOCIATION BETWEEN KNOWLEDGE, ATTITUDE AND BEHAVIOUR ABOUT RISK FACTOR OF CEREBROVASKULAR

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL. Korelasi stadium..., Nurul Nadia H.W.L., FK UI., Universitas Indonesia

BAB 4 HASIL. Korelasi stadium..., Nurul Nadia H.W.L., FK UI., Universitas Indonesia BAB 4 HASIL 4.1 Pengambilan Data Data didapatkan dari rekam medik penderita kanker serviks Departemen Patologi Anatomi RSCM pada tahun 2007. Data yang didapatkan adalah sebanyak 675 kasus. Setelah disaring

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menyerang saluran pencernaan. Lebih dari 60 persen tumor ganas kolorektal

BAB I PENDAHULUAN. yang menyerang saluran pencernaan. Lebih dari 60 persen tumor ganas kolorektal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker kolorektal ( colo rectal carcinoma) atau yang biasa disebut sebagai kanker usus besar merupakan suatu tumor ganas terbayak diantara tumor lainnya yang menyerang

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. Semarang Jawa Tengah. Data diambil dari hasil rekam medik dan waktu

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. Semarang Jawa Tengah. Data diambil dari hasil rekam medik dan waktu BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Kariadi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Angka Kejadian Karsinoma Mammae di Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode Januari 2007 Desember 2009

ABSTRAK. Angka Kejadian Karsinoma Mammae di Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode Januari 2007 Desember 2009 ABSTRAK Angka Kejadian Karsinoma Mammae di Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode Januari 2007 Desember 2009 Fifi, 2010. Pembimbing I: Laella Kinghua Liana, dr., Sp.PA, M.Kes Pembimbing II: Evi Yuniawati,

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Bedah Digestif

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Bedah Digestif BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Bedah Digestif 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni 2014 di RSUP Dr.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik yaitu penelitian

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik yaitu penelitian 34 III. METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik yaitu penelitian diarahkan untuk menjelaskan suatu keadaan atau situasi. Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik di dunia maupun di Indonesia (Anonim, 2008b). Di dunia, 12%

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana terkandung dalam Al Baqarah ayat 233: "Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh,.

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana terkandung dalam Al Baqarah ayat 233: Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh,. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Payudara merupakan salah satu bagian tubuh wanita yang memiliki kedudukan istimewa baik secara lahir dan batin. Selain memiliki nilai estetika, bagian tubuh

Lebih terperinci

HUBUNGAN USIA TERHADAP DERAJAT DIFERENSIASI KANKER PAYUDARA PADA WANITA LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN USIA TERHADAP DERAJAT DIFERENSIASI KANKER PAYUDARA PADA WANITA LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN USIA TERHADAP DERAJAT DIFERENSIASI KANKER PAYUDARA PADA WANITA LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti ujian proposal Karya Tulis Ilmiah mahasiswa Program

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kanker kolorektal adalah kanker urutan ketiga yang banyak yang menyerang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kanker kolorektal adalah kanker urutan ketiga yang banyak yang menyerang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kanker Kolorektal 2.1.1 Epidemiologi Kanker kolorektal adalah kanker urutan ketiga yang banyak yang menyerang pria dengan persentase 10,0% dan yang kedua terbanyak pada wanita

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. napas bagian bawah (tumor primer) atau dapat berupa penyebaran tumor dari

BAB 1 PENDAHULUAN. napas bagian bawah (tumor primer) atau dapat berupa penyebaran tumor dari BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker paru adalah penyakit keganasan yang berasal dari sel epitel saluran napas bagian bawah (tumor primer) atau dapat berupa penyebaran tumor dari organ lain (tumor

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA HIPERGLIKEMI DAN KEJADIAN KARSINOMA KOLOREKTAL DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR.KARIADI SEMARANG ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA HIPERGLIKEMI DAN KEJADIAN KARSINOMA KOLOREKTAL DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR.KARIADI SEMARANG ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN ANTARA HIPERGLIKEMI DAN KEJADIAN KARSINOMA KOLOREKTAL DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR.KARIADI SEMARANG THE ASSOCIATION BETWEEN HYPERGLYCAEMIA AND THE INCIDENCE OF COLORECTAL CARCINOMA IN KARIADI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan reproduksi adalah kesejahteraan fisik, mental, sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan sistem, fungsi, dan proses reproduksi. 1 Pada saat

Lebih terperinci

ABSTRAK PREVALENSI DAN GAMBARAN PASIEN KARSINOMA NASOFARING DI RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

ABSTRAK PREVALENSI DAN GAMBARAN PASIEN KARSINOMA NASOFARING DI RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014 ABSTRAK PREVALENSI DAN GAMBARAN PASIEN KARSINOMA NASOFARING DI RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014 Jennifer Christy Kurniawan, 1210134 Pembimbing I : Dr. Hana Ratnawati, dr., M.Kes.,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Karsinoma prostat ialah keganasan pada laki-laki yang sangat sering didapat. Angka kejadian diduga 19% dari semua kanker pada pria dan merupakan karsinoma terbanyak

Lebih terperinci

PERBEDAAN KADAR HEMOGLOBIN PADA PASIEN KARSINOMA NASOFARING SEBELUM dan SETELAH RADIOTERAPI (Studi Observasional di RSUP Dr Kariadi Semarang)

PERBEDAAN KADAR HEMOGLOBIN PADA PASIEN KARSINOMA NASOFARING SEBELUM dan SETELAH RADIOTERAPI (Studi Observasional di RSUP Dr Kariadi Semarang) PERBEDAAN KADAR HEMOGLOBIN PADA PASIEN KARSINOMA NASOFARING SEBELUM dan SETELAH RADIOTERAPI (Studi Observasional di RSUP Dr Kariadi Semarang) HEMOGLOBIN LEVELS OF NASOPHARYNGEAL CANCER PATIENTS BEFORE

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. inklusi penelitian. Subyek penelitian ini terdiri dari kelompok kasus dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. inklusi penelitian. Subyek penelitian ini terdiri dari kelompok kasus dan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian dilaksanakan pada 36 pasien yang memenuhi kriteria inklusi penelitian. Subyek penelitian ini terdiri dari kelompok kasus dan kelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker paru merupakan penyebab kematian terbanyak di dunia akibat kanker, baik pada pria maupun wanita di dunia. Di seluruh dunia, kematian akibat kanker paru sendiri

Lebih terperinci

PERBEDAAN KADAR HEMOGLOBIN PASIEN MULTIPEL MIELOMA PADA BERBAGAI TAHAP PEMBERIAN KEMOTERAPI ( Studi Observasional di RSUP Dr. Kariadi Semarang )

PERBEDAAN KADAR HEMOGLOBIN PASIEN MULTIPEL MIELOMA PADA BERBAGAI TAHAP PEMBERIAN KEMOTERAPI ( Studi Observasional di RSUP Dr. Kariadi Semarang ) 1 PERBEDAAN KADAR HEMOGLOBIN PASIEN MULTIPEL MIELOMA PADA BERBAGAI TAHAP PEMBERIAN KEMOTERAPI ( Studi Observasional di RSUP Dr. Kariadi Semarang ) THE DIFFERENCE OF HEMOGLOBIN LEVEL ON VARIOUS CYCLES OF

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. perubahan. Masalah kesehatan utama masyarakat telah bergeser dari penyakit infeksi ke

BAB 1 : PENDAHULUAN. perubahan. Masalah kesehatan utama masyarakat telah bergeser dari penyakit infeksi ke BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perubahan pola hidup masyarakat maka pola penyakit pun mengalami perubahan. Masalah kesehatan utama masyarakat telah bergeser dari penyakit infeksi

Lebih terperinci

PERBEDAAN KADAR ALBUMIN PADA PASIEN KANKER NASOFARING DENGAN BERBAGAI STADIUM (Studi Observasional di RSUP Dr Kariadi Semarang)

PERBEDAAN KADAR ALBUMIN PADA PASIEN KANKER NASOFARING DENGAN BERBAGAI STADIUM (Studi Observasional di RSUP Dr Kariadi Semarang) PERBEDAAN KADAR ALBUMIN PADA PASIEN KANKER NASOFARING DENGAN BERBAGAI STADIUM (Studi Observasional di RSUP Dr Kariadi Semarang) DIFFERENCE OF ALBUMIN CONTENT IN NASOPHARYNG CANCER PATIENTS WITH DIFFERENTIAL

Lebih terperinci

Profil tumor solid pada pasien rawat inap di Bagian KSM Ilmu Penyakit Dalam RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Januari 2013-Desember 2014

Profil tumor solid pada pasien rawat inap di Bagian KSM Ilmu Penyakit Dalam RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Januari 2013-Desember 2014 Jurnal e-clinic (ecl), Volume 5, Nomor 1, Januari-Juni 217 Profil tumor solid pada pasien rawat inap di Bagian KSM Ilmu Penyakit Dalam RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Januari 21-Desember 214

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup disiplin ilmu penyakit dalam sub bagian endokrinologi 4.2 Tempat dan waktu penelitian 1. Tempat penelitian :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keganasan yang berasal dari sel epitel yang melapisi daerah nasofaring (bagian. atas tenggorok di belakang hidung) (KPKN, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. keganasan yang berasal dari sel epitel yang melapisi daerah nasofaring (bagian. atas tenggorok di belakang hidung) (KPKN, 2015). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker masih menjadi masalah serius bagi dunia kesehatan. Hal ini terbukti dengan meningkatnya morbiditas dan mortalitas akibat kanker di seluruh dunia. Terdapat 14

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Instalasi Rekam Medik RSUP dr. Kariadi,

BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Instalasi Rekam Medik RSUP dr. Kariadi, 36 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan penelitian ini mencakup Ilmu Penyakit Dalam subbagian Reumatologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan studi kasus-kontrol (case control) yaitu suatu penelitian untuk menelaah

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI DISTRIBUSI DERAJAT ANEMIA PADA PASIEN KANKER KOLOREKTAL DI RSU DR. SOEDARSO PONTIANAK TAHUN SITI AISYAH NIM I

NASKAH PUBLIKASI DISTRIBUSI DERAJAT ANEMIA PADA PASIEN KANKER KOLOREKTAL DI RSU DR. SOEDARSO PONTIANAK TAHUN SITI AISYAH NIM I NASKAH PUBLIKASI DISTRIBUSI DERAJAT ANEMIA PADA PASIEN KANKER KOLOREKTAL DI RSU DR. SOEDARSO PONTIANAK TAHUN 007-0 SITI AISYAH NIM I0708 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

ABSTRAK PREVALENSI KANKER PAYUDARA DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN, BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2009

ABSTRAK PREVALENSI KANKER PAYUDARA DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN, BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2009 ABSTRAK PREVALENSI KANKER PAYUDARA DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN, BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2009 Ervina, 2011 Pembimbing I : dr. July Ivone, MKK, Mpd Ked Pembimbing II : dr. Sri Nadya Saanin M.Kes

Lebih terperinci

ABSTRAK PREVALENSI KARSINOMA MAMAE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI 31 DESEMBER 2008

ABSTRAK PREVALENSI KARSINOMA MAMAE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI 31 DESEMBER 2008 ABSTRAK PREVALENSI KARSINOMA MAMAE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI 31 DESEMBER 2008 Cory Primaturia, 2009, Pembimbing I : dr.freddy Tumewu A.,M.S Pembimbing II : dr. Hartini Tiono Karsinoma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Paradigma mengenai kanker bagi masyarakat umum. merupakan penyakit yang mengerikan.

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Paradigma mengenai kanker bagi masyarakat umum. merupakan penyakit yang mengerikan. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Paradigma mengenai kanker bagi masyarakat umum merupakan penyakit yang mengerikan. Banyak orang yang merasa putus harapan dengan kehidupannya setelah terdiagnosis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Pada tahun 2012, berdasarkan data GLOBOCAN, International

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Pada tahun 2012, berdasarkan data GLOBOCAN, International BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama di seluruh dunia. Pada tahun 2012, berdasarkan data GLOBOCAN, International Agency for Research on Cancer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kanker payudara merupakan lesi yang sering ditemukan pada wanita dan berbahaya, serta merupakan penyebab kematian kedua setelah kanker leher rahim. Kanker payudara

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Infeksi dan Penyakit Tropis dan Mikrobiologi Klinik. RSUP Dr. Kariadi Semarang telah dilaksanakan mulai bulan Mei 2014

BAB IV METODE PENELITIAN. Infeksi dan Penyakit Tropis dan Mikrobiologi Klinik. RSUP Dr. Kariadi Semarang telah dilaksanakan mulai bulan Mei 2014 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kesehatan Anak Divisi Infeksi dan Penyakit Tropis dan Mikrobiologi Klinik. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Pengambilan

Lebih terperinci

ABSTRAK INSIDENSI DAN GAMBARAN PENDERITA KANKER SERVIKS DI RSUP DR HASAN SADIKIN BANDUNG TAHUN 2014

ABSTRAK INSIDENSI DAN GAMBARAN PENDERITA KANKER SERVIKS DI RSUP DR HASAN SADIKIN BANDUNG TAHUN 2014 ABSTRAK INSIDENSI DAN GAMBARAN PENDERITA KANKER SERVIKS DI RSUP DR HASAN SADIKIN BANDUNG TAHUN 2014 Gizella Amanagapa, 2015 Pembimbing : Dr. Hana Ratnawati, dr., M.kes., PA(K) Dr. Teresa L.W., S.Si., M.kes.,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. dari saluran pencernaan yang berfungsi menyerap sari makanan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. dari saluran pencernaan yang berfungsi menyerap sari makanan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kanker kolorektal didefinisikan sebagai tumor ganas yang terjadi pada kolon dan rektum. Kolon berada di bagian proksimal usus besar dan rektum di bagian distal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tingginya angka mortalitas (kematian) dan morbiditas (kesakitan)

BAB I PENDAHULUAN. Tingginya angka mortalitas (kematian) dan morbiditas (kesakitan) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tingginya angka mortalitas (kematian) dan morbiditas (kesakitan) yang disebabkan oleh penyakit yang tidak menular, termasuk dalam kategori ini adalah penyakit

Lebih terperinci

Prevalensi Kanker Kolorektal di Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode Januari 2005 Desember 2007

Prevalensi Kanker Kolorektal di Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode Januari 2005 Desember 2007 Prevalensi Kanker Kolorektal di Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode Januari 2005 Desember 2007 Emilia P. Winarto, July Ivone, Sri Nadya J. Saanin Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha, Bandung

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan rancangan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan rancangan 32 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan rancangan penelitian case control. Yakni efek penyakit atau status kesehatan (karsinoma kolorektal)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. saat ini menjadi permasalahan dunia, tidak hanya di negara berkembang

I. PENDAHULUAN. saat ini menjadi permasalahan dunia, tidak hanya di negara berkembang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini pemerintah disibukkan dengan penyakit kanker payudara yang saat ini menjadi permasalahan dunia, tidak hanya di negara berkembang tetapi juga di negara maju.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tubuh yang berlebihan terhadap infeksi. Sepsis sering terjadi di rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. tubuh yang berlebihan terhadap infeksi. Sepsis sering terjadi di rumah sakit BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepsis adalah penyakit mengancam jiwa yang disebabkan oleh reaksi tubuh yang berlebihan terhadap infeksi. Sepsis sering terjadi di rumah sakit misalnya pada pasien

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT KANKER OVARIUM DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI 2011-DESEMBER 2011

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT KANKER OVARIUM DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI 2011-DESEMBER 2011 ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT KANKER OVARIUM DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI 2011-DESEMBER 2011 Adindha, 2012; Pembimbing I : Laella K. Liana, dr., Sp. PA., M. Kes. Pembimbing II : Rimonta

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai bulan sesudah diagnosis (Kurnianda, 2009). kasus baru LMA di seluruh dunia (SEER, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai bulan sesudah diagnosis (Kurnianda, 2009). kasus baru LMA di seluruh dunia (SEER, 2012). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Leukemia Mieloid Akut (LMA) adalah salah satu kanker darah yang ditandai dengan transformasi ganas dan gangguan diferensiasi sel-sel progenitor dari seri mieloid. Bila

Lebih terperinci

ABSTRAK PERBANDINGAN KADAR RET HE, FE, DAN TIBC PADA PENDERITA ANEMIA DEFISIENSI FE DENGAN ANEMIA KARENA PENYAKIT KRONIS

ABSTRAK PERBANDINGAN KADAR RET HE, FE, DAN TIBC PADA PENDERITA ANEMIA DEFISIENSI FE DENGAN ANEMIA KARENA PENYAKIT KRONIS ABSTRAK PERBANDINGAN KADAR RET HE, FE, DAN TIBC PADA PENDERITA ANEMIA DEFISIENSI FE DENGAN ANEMIA KARENA PENYAKIT KRONIS Renaldi, 2013 Pembimbing I : dr. Fenny, Sp.PK., M.Kes Pembimbing II : dr. Indahwaty,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah neurologi dan psikiatri.

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah neurologi dan psikiatri. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah neurologi dan psikiatri. 3.2 Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional

Lebih terperinci

ABSTRAK PREVALENSI KARSINOMA SERVIKS DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI - DESEMBER 2009

ABSTRAK PREVALENSI KARSINOMA SERVIKS DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI - DESEMBER 2009 ABSTRAK PREVALENSI KARSINOMA SERVIKS DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI - DESEMBER 2009 Pitaria Rebecca, 2011 Pembimbing I : dr. July Ivone., MKK., M.Pd.Ked. Pembimbing II: dr. Sri Nadya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi analitik dengan desain studi cross-sectional.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi analitik dengan desain studi cross-sectional. 37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan studi analitik dengan desain studi cross-sectional. Menurut Notoadmojo (2010) dalam penelitian cross sectional variabel sebab

Lebih terperinci

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO 2012

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO 2012 HUBUNGAN KELENGKAPAN PEMBERIAN INFORMED CONCENT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI BANGSAL BEDAH RSUP DR. KARIADI SEMARANG (MEI - JUNI 2012) JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA KANKER PARU DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2011

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA KANKER PARU DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2011 ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA KANKER PARU DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI 2011- DESEMBER 2011 Christone Yehezkiel P, 2013 Pembimbing I : Sri Utami Sugeng, Dra., M.Kes. Pembimbing II :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat pada jaringan payudara, bisa berasal dari komponen kelenjarnya (epitel maupun lobulusnya) dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Kementrian Kesehatan RI, 2010). Kanker payudara bisa terjadi pada perempuan

BAB I PENDAHULUAN. (Kementrian Kesehatan RI, 2010). Kanker payudara bisa terjadi pada perempuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar, saluran kelenjar, dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit payudara (Kementrian Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia insiden karsinoma tiroid mengalami peningkatan setiap tahun (Sudoyo,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia insiden karsinoma tiroid mengalami peningkatan setiap tahun (Sudoyo, 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Karsinoma tiroid merupakan keganasan pada kelenjar tiroid dan merupakan keganasan kelenjar endokrin yang paling sering ditemukan. Di Indonesia insiden karsinoma tiroid

Lebih terperinci

ABSTRACT. CHARACTERISTICS OF CERVICAL CARCINOMA AT HASAN SADIKIN HOSPITAL BANDUNG in 1 JANUARY DECEMBER 2010

ABSTRACT. CHARACTERISTICS OF CERVICAL CARCINOMA AT HASAN SADIKIN HOSPITAL BANDUNG in 1 JANUARY DECEMBER 2010 ABSTRACT CHARACTERISTICS OF CERVICAL CARCINOMA AT HASAN SADIKIN HOSPITAL BANDUNG in 1 JANUARY 2010-31 DECEMBER 2010 Fadhli Firman Fauzi, 2012 Tutor I : dr. Rimonta Gunanegara, Sp.OG Tutor II : dr. Sri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Karsinoma serviks uteri merupakan masalah penting dalam onkologi ginekologi di

BAB 1 PENDAHULUAN. Karsinoma serviks uteri merupakan masalah penting dalam onkologi ginekologi di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Karsinoma serviks uteri merupakan masalah penting dalam onkologi ginekologi di Indonesia. Penyakit ini merupakan tumor ganas yang paling banyak dijumpai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. defisiensi besi sebanyak 25 sebagai kasus dan 37 anak dengan Hb normal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. defisiensi besi sebanyak 25 sebagai kasus dan 37 anak dengan Hb normal BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian dilaksanakan pada 62 data rekam medis yang memenuhi kriteria inklusi penelitian. Subyek penelitian ini adalah anak dengan diagnosis

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN 20 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Pengambilan Data Data didapatkan dari rekam medik penderita kanker serviks Departemen Patologi Anatomi RSCM Jakarta periode tahun 2004. Data yang didapatkan adalah sebanyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada perempuan. Menurut riset yang dilakukan oleh International Agency for

BAB I PENDAHULUAN. pada perempuan. Menurut riset yang dilakukan oleh International Agency for BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara merupakan salah satu masalah kesehatan yang penting pada perempuan. Menurut riset yang dilakukan oleh International Agency for Reasearch on Cancer (IARC)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengobati kondisi dan penyakit terkait dengan proses menua (Setiati dkk, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. mengobati kondisi dan penyakit terkait dengan proses menua (Setiati dkk, 2009). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Geriatri adalah pelayanan kesehatan untuk lanjut usia (lansia) yang mengobati kondisi dan penyakit terkait dengan proses menua (Setiati dkk, 2009). Menurut UU RI No.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan pendekatan cross sectional study yang merupakan suatu penelitian untuk mempelajari dinamika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di seluruh dunia kanker serviks atau kanker leher rahim menempati urutan ketujuh dari seluruh kejadian keganasan pada manusia (Cancer Research United Kingdom, 2010).

Lebih terperinci