EVALUASI SIMPLE MOVING AVERAGE DAN RELATIVE STRENGTH INDEX DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI SAHAM BLUE CHIPS SEKTOR PERBANKAN.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EVALUASI SIMPLE MOVING AVERAGE DAN RELATIVE STRENGTH INDEX DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI SAHAM BLUE CHIPS SEKTOR PERBANKAN."

Transkripsi

1 EVALUASI SIMPLE MOVING AVERAGE DAN RELATIVE STRENGTH INDEX DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI SAHAM BLUE CHIPS SEKTOR PERBANKAN Oleh : SHELLINA DESSY olive_alone55@yahoo.com ABSTRACT The purpose of this study was to determine whether technical analysis Simple Moving Average ( SMA ) and the Relative Strength Index ( RSI ) with a level of accuracy has been able to provide a basis for investors to make investment decisions based on daily trading. This study uses the blue chips banking sub- sector listed in the Indonesia Stock Exchange ( IDX ) of 4 banks, Bank Central Asia ( BBCA ), Bank Negara Indonesia ( BBNI ), Bank Mandiri ( BMRI ) and Bank Rakyat Indonesia ( BBRI ) with period observations during July July The data used are secondary data obtained from Yahoo Finance website is using historical cost value. Simple moving average is calculated by looking at a double crossover between the two lines, namely SMA is SMA 10 and SMA 50. While the relative strength index is calculated with parameters From both the technical analysis will give a buy signal and sell signal which will see the truth of the signal. The results of the analysis show that the truth of the simple moving average signals for the four banks gained the level of accuracy of 95 % while the relative strength index gained 75 % accuracy rate. Key words: simple moving average, relative strength index, the level of accuracy I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keputusan investasi menurut Rusdin (2008) adalah keputusan yang bersifat individual dan tergantung sepenuhnya kepada investor sebagai pribadi yang bebas. Salah satu bidang investasi yang cukup menarik namun tergolong beresiko tinggi adalah investasi saham. Saham perusahaan go public, sebagai komoditi investasi beresiko tinggi, karna sifat komoditinya yang sangat peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi, baik perubahan diluar negeri maupun di dalam

2 negeri, perubahan dibidang politik, ekonomi, moneter, Undang-undang atau peraturan maupun perubahan yang terjadi dalam industri dan perubahan itu sendiri. Pasar modal menyediakan berbagai alternatif investasi selain alternatif investasi lainnya seperti: menabung di bank, membeli emas, asuransi, tanah, dan bangunan, dan sebagainya. Pasar modal bertindak sebagai penghubung antara para investor dengan perusahaan ataupun intuisi pemerintah melalui perdagangan instrumen keuangan jangka panjang seperti saham, obligasi, dan lainnya (Rusdin, 2008:1) Menurut IDX (2010), saham adalah surat berharga sebagai bukti penyertaan atau pemilikan individu maupun institusi dalam suatu perusahaan. Salah satu sektor saham yang paling menarik di Indonesia adalah perbankan. Sejak 5 tahun terakhir, secara statistik (sampling) dari 100 responden investor retail menyatakan bahwa mereka jarang mengalami kerugian fatal pada saat berinvestasi di saham-saham blue chips sektor perbankan. Pada saat krisis global tahun 2008 kita dapat melihat saham-saham perbankan seperti Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Bank Mandiri (BMRI), Bank Central Asia (BBCA), dan Bank Negara Indonesia (BBNI) memiliki prestasi yang brilian. Disisi lain, Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai sektor finansial dan perbankan merupakan sektor termatang yang sudah tercatat di Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Direktur Utama BEI, Ito Warsito, mengatakan dalam harian Tribunnews.Com, alasan sektor finansial dan perbankan merupakan sektor termatang di BEI adalah berdasarkan ukuran bahwa saat ini sudah tidak ada lagi bank besar yang tidak melepas sebagian sahamnya ke publik (go public). Saham yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah saham blue chips sektor perbankan, yaitu Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Mandiri, Bank Central Asia (BCA), dan Bank Negara Indonesia (BNI). Alasan pemilihan sektor perbankan karena harga saham perbankan diprediksi mengalami lonjakan setelah kinerja tahunan mereka berhasil melampaui prediksi/konsensus para analis. Pergerakan harga suatu saham dalam jangka pendek tidak dapat diterka secara pasti. Harga saham ditentukan menurut hukum permintaan dan penawaran atau kekuatan tawar menawar. Makin banyak orang yang ingin membeli saham, maka harga saham tersebut cenderung bergerak naik. Sebaliknya makin banyak orang yang ingin menjual saham, maka saham tersebut akan bergerak turun. Namun dalam jangka panjang, kinerja perusahaan emiten dan pergerakan harga saham umumnya bergerak searah. Meskipun demikian, tidak ada bursa saham yang terus menerus naik dan juga tidak ada bursa saham yang terus menerus turun. pergerakan harga saham

3 selama jangka waktu tertentu umumnya membentuk suatu pola tertentu. Untuk itulah diperlukan suatu analisis teknikal agar dapat memilih saham yang aman. Analisis teknikal hingga kini digunakan sebagian orang sebagai salah satu tools di dalam berinvestasi. Hampir tak terelakkan dari berbagai investasi tersebut tidak menggunakan indikator analisa teknikal. (IDX, 2010:94). Analisis teknikal yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu Simple Moving Average (SMA) dan Relative Strength Index (RSI) dengan periode pengamatan daily trading, selama bulan Juli 2012-Juli Simple moving average dan relative strength index merupakan salah satu penyusun sistem dalam trading. Keduanya memiliki tingkat keakuratan yang berbeda dalam penentuan sinyal jual dan sinyal beli. Simple moving average dapat dijadikan sebagai indikator untuk mengenali tren dengan membandingkan pergerakan harga terhadap garis SMA. Sebuah sinyal yang dihasilkan oleh simple moving average didasarkan pada crossover yang terjadi baik dengan harga maupun dengan SMA yang berbeda periode. Sedangkan RSI dapat didefinisikan sebagai indikator yang mengukur kekuatan relatif pasar berdasarkan perbandingan antara kenaikan dan penurunan, yang ditampilkan dalam bentuk indeks yang bergerak antara level 0 (nol) hingga Perumusan Masalah Apakah analisis teknikal Simple Moving Average (SMA) dan Relative Strength Index (RSI) dengan tingkat keakuratannya sudah bisa memberikan dasar bagi investor untuk mengambil keputusan investasi berdasarkan daily trading? 1.3 Tujuan Penelitian Untuk mengetahui apakah analisis teknikal Simple Moving Average (SMA) dan Relative Strength Index (RSI) dengan tingkat keakuratannya sudah bisa memberikan dasar bagi investor untuk mengambil keputusan investasi berdasarkan daily trading. 2. TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Pasar Modal Menurut Husnan (2001) secara formal, pasar modal (capital market) dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh

4 pemerintah, public authorities, ataupun yang diterbitkan oleh perusahaan swasta. Ada beberapa daya tarik pasar modal : 1. Diharapkan pasar modal ini akan bisa menjadi alternatif penghimpun dana selain sistem perbankan. 2. Pasar modal memungkinkan para pemodal mempunyai berbagai pilihan investasi yang sesuai dengan preferensi resiko mereka. 2.2 Saham (Stock) Menurut Rusdin (2008), saham adalah sertifikat yang menujukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan, dan pemegang saham yang memiliki klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan. Sedangkan menurut IDX (2010), saham adalah surat berharga sebagai bukti penyertaan atau pemilikan individu maupun institusi dalam suatu perusahaan. Karakteristik saham adalah: 1. Memperoleh deviden 2. Memiliki hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) 3. Dimungkinkan untuk memiliki hak memesan efek terlebih dahulu, dan 4. Terdapat potensial capital gain (keuntungan) atau capital loss (kerugian). Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham: 1. Faktor Fundamental Dimana harga saham dipengaruhi oleh keadaan ekonomi, industri dan perusahaan yang menerbitkan saham yang bersangkutan. 2. Faktor Tehnikal Dimana harga saham dipengaruhi oleh pergerakan harga jual beli saham, jumlah saham yang diperdagangkan dan data lain yang bersumber dari pasar. Baik fundamental maupun tehnikal digunakan sebagai analisa kuantitatif untuk mengetahui data sebelumnya mengenai suku bunga, variabel-variabel ekonomi dan nilai saham. Analisa ini sangat penting bagi investor untuk membuat keputusan berinvestasi di saham (IDX, 2010:48). Dalam praktiknya terdapat beberapa saham yang diperdagangkan dibedakan menurut cara peralihan dan manfaat yang diperoleh bagi pemegang saham. Dari berbagai jenis saham yang dikenal di bursa, yang diperdagangkan yaitu saham biasa (common stock) dan saham preferen (preferred stock). 1. Saham Biasa (Common Stock)

5 Saham biasa merupakan jenis efek yang paling sering dipergunakan oleh emiten untuk memperoleh dana dari masyarakat dan juga merupakan jenis yang paling popular di pasar berubah sejalan. Saham biasa memiliki karakteristik sebagai berikut: 1) Hak klaim terakhir atas aktiva perusahaan jika perusahaan dilikuidasi 2) Hak suara proporsional pada pemilihan direksi serta keputusan lain yang ditetapkan pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) 3) Deviden, jika perusahaan memperoleh dan disetujui di dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) 4) Hak tanggung jawab yang terbatas 5) Hak memesan efek terlebih dahulu sebelum efek tersebut ditawarkan kepada masyarakat Saham biasa dibedakan menjadi 6 jenis, yaitu: 1) Blue Chips Stock 2) Income Stock 3) Growth Stock 4) Cylical Stock 5) Defensive Stock 6) Speculatif Stock 2. Saham Preferen (Preferred Stock) Adalah saham yang berbentuk gabungan antara saham biasa dan obligasi. Jenis saham ini sering disebut sebagai sekuritas campuran. Keunggulan saham preferen: 1) Pendapatan yang tinggi dan dapat diprediksi 2) Memiliki keamanan 3) Biaya per unit rendah Kerugian saham preferen : 1) Rentan terhadap inflasi dan suku bunga yang tinggi 2) Sangat kurang berpotensi untuk peralihan modal 2.3 Investasi di Pasar Modal

6 Keputusan investasi menurut Rusdin (2008) adalah keputusan yang bersifat individual dan tergantung sepenuhnya kepada investor sebagai pribadi yang bebas. Oleh karenanya sebelum investor sampai pada suatu keputusan investasi, pertimbangan terlebih dahulu secara matang, sebaiknya investor melakukan konsultasi kepada orang-orang/badan usaha yang telah mempunyai reputasi baik dalam bidang investasi yang akan menjadi pilihan investasi. Keuntungan dan kerugian membeli saham bagi pemodal menurut Rusdin (2008): 1. Keuntungan: a. Capital gain, yaitu keuntungan dari hasil jual beli saham, berupa selisih antara nilai jual yang lebih tinggi daripada nilai beli saham, b. Deviden, yaitu bagian keuntungan perusahaan yang akan dibagikan kepada pemegang saham, c. Saham perusahaan, seperti juga tanah atau aktiva berharga sejenis, nilainya meningkat sejalan dengan waktu dan sejalan dengan perkembangan atau kinerja perusahaan, d. Saham juga dapat menjaminkan ke Bank untuk memperoleh kredit sebagai agunan tambahan dari agunan pokok. 2. Kerugian: a. Capital loss, yaitu kerugian dari hasil jual beli saham, berupa selisih antara nilai jual yang lebih rendah daripada nilai beli saham, b. Opportunity loss, kerugian berupa selisih suku bunga deposito dikurangi total hasil yang diperoleh total hasil yang diperoleh dari investasi saham, c. Kerugian karena perusahaan dilikuidasi, namun nilai likuidasinya lebih rendah dari harga beli saham. 2.4 Teknik Analisis dan Volatilitas Harga Menurut Anoraga dan Pakarti (2001), untuk dapat memilih investasi yang aman, diperlukan satu analisis yang cermat, teliti, dan didukung dengan data-data yang akurat. Teknik yang benar dalam analisis akan mengurangi resiko bagi investor dalam berinvestasi. Ada banyak teknik analisis yang dapat dipilih oleh investor atau calon investor, mulai dari yang paling sederhana sampai dengan analisis yang paling rumit. Secara umum, ada banyak teknik analisis dalam melakukan penilaian investasi, tetapi yang paling banyak dipakai adalah analisis ekonomi, dan analisis rasio keuangan, analisis fundamental, dan analisis teknikal.

7 Volatilitas adalah besarnya jarak antara fluktuasi / naik turunnya harga saham. Saham yang naik tinggi dengan cepat, lalu tiba-tiba turun dalam dengan cepat, disebut volatilitas nya tinggi. Baik saham yang volatilitas nya tinggi ataupun rendah keduanya sama menguntungkan, dengan perlakuan/strategi berbeda. Saham-saham yang volatilitas nya tinggi cocok untuk trader jangka pendek, dan trader yang cenderung agresif. Ada pula saham yang cenderung kalem, dalam arti pergerakan harganya tidak terlalu bergejolak. Biasanya saham-saham kalem / volatilitas rendah itu adalah saham-saham blue chips, lapis pertama, yang gerakannya lebih elegan. 2.5 Chart Pemakaian chart atau grafik dalam analisa tehnikal adalah hal yang sangat penting, karena satu satunya objek analisa tehnikal adalah pergerakan harga yang dapat di lihat dari chart. Terdapat tiga jenis chart yang paling sering di gunakan dalam analisa tehnikal saat ini yaitu: a. Line Chart Line chart atau grafik garis adalah merupakan jenis chart yang paling sederhana, line chart menggambarkan perubahan harga dari waktu ke waktu dengan satu jenis data saja, biasanya data yang di gunakan adalah harga penutupan, harga terakhir yang di catat pada akhir sesi perdagangan b. Bar Chart Bar Chart atau yang di kenal juga dengan Grafik OHLC merupakan salah satu grafik yang paling sering di gunakan dalam analisa tehnikal forex trading saat ini, hal ini di sebabkan karena grafik mengandung empat macam data yaitu: Open : Harga pembukaan atau harga yang tercatat pertama kali pada saat pembukaan sesi perdangan pada periode waktu tertentu. High : Harga tertinggi pada periode tertentu Low : Harga terendah pada periode waktu tertentu Close : Harga penutupan pada periode waktu tertentu Karena grafik ini mengandung keempat data di atas maka bar chart juga di sebut Grafik OHLC (Open, High, Low, Close).

8 c. Candlestick Chart Candlestick chart mengandung data yang sama dengan bar chart, perbedaannya hanya terletak tampilannya saja, candlestick chart, lebih menarik karena dapat di berikan warna warni, grafik jenis ini mempunyai tiga bagian penting yaitu : Kotak di antara Open dan Close di sebut Real Body Garis di atas Real Body di sebut dengan Upper Shadow Garis di bawah Real Body di sebut Lower Shadow Di beberapa contoh gambar candlestick chart, pada tipe grafik forex bearish di beri warnah merah sedangkan pada grafik forex bullish di beri warna hijau, saat ini pada umumnya trader lebih menyukai candlestick chart, karena lebih jelas menunjukkan pergerakan harga, baik bullish maupun bearish. 2.6 Analisis Tehnikal Menurut Husnan (2001), analisis ini merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham dengan mengamati perubahan harga saham tersebut (kondisi pasar) di waktu yang lalu. Pemikiran yang mendasari analisis tersebut adalah: 1. Bahwa harga saham mencerminkan informasi yang relevan 2. Bahwa informasi tersebut ditunjukkan oleh perubahan harga di waktu lalu, dan, 3. Karenanya perubahan harga saham akan mempunyai pola tertentu, dan pola tersebut akan berulang. Menurut Husnan (2001), analisis tehnikal dapat dilakukan untuk saham-saham individual maupun untuk kondisi pasar secara keseluruhan. Analisis tehnikal menggunakan grafik (charts) maupun berbagai indikator teknis. Informasi tentang harga dan volume perdagangan merupakan alat utama untuk analisis. Sebagai misal, peningkatan (penurunan) harga biasanya berkaitan dengan peningkatan (penurunan) volume perdagangan Moving Average (MA) Menurut Husnan (2001), teknik ini cukup banyak dipergunakan baik untuk saham-saham individual maupun untuk kondisi pasar secara keseluruhan. Moving average dihitung

9 berdasarkan atas sejumlah hari tertentu. Sedangkan menurut Gumilang (2012), moving average merupakan harga rata-rata pada periode tertentu. MA terdiri dari beberapa jenis yaitu : a. Simple Moving Average (SMA) Simple Moving Average (SMA) atau biasa disebut arithmetical moving average dihitung dengan menjumlahkan harga penutupan suatu instrumen dalam periode tertentu (contoh: 20 jam). Hasilnya dibagi dengan periode tersebut. b. Weighted Moving Average (WMA) Perhitungan WMA diambil berdasarkan pembagian dari jumlah keseluruhan periode. Misalnya, WMA 5 hari, merupakan penjumlahan seluruh data dibagi jumlah periode; =15. Perbedaan dengan SMA terletak pada tingkat sensitivasnya. WMA lebih sensitif dibanding SMA. Sehingga lebih cepat menghasilkan sinyal dibanding SMA, namun memiliki lebih banyak noise. c. Exponential Moving Average (EMA) EMA adalah MA yang berusaha menjawab persoalan antara SMA dan WMA, dengan perhitungan yang lebih rumit diantara ketiganya. Misalnya, untuk membuat EMA 20 hari, maka diperlukan data MA 20 hari terlebih dahulu, baru kemudian data ini dijadikan sebagai titik perhitungan awal, untuk diambil selisih dan pembaginya. Perhitungan EMA, sudah dilakukan otomatis oleh trading platform yang ada. EMA mampu mengenali perubahan tren lebih awal, dibanding SMA, namun memiliki noise yang lebih rendah dibanding WMA. 2.7 Double Crossover Moving Average Garis MA dengan periode yang lebih pendek akan "menempel" lebih dekat kepada harga komoditas atau dikatakan lebih sensitif. Hal ini ada sisi negatif dan positifnya. Dari sisi positifnya garis MA ini akan lebih cepat mengirimkan sebuah sinyal kepada traders, namun di sisi negatif kadang terjadi perpotongan yang terlalu sering menghasilkan bad signals (whipsaws). Sedangkan MA dengan periode yang panjang mempunyai kinerja yang lebih baik pada saat sedang memiliki trend (trending), namun konsekuensi dari sinyal yang "terlambat" pada MA periode panjang ini dapat membuat traders kehilangan sebagian profit yang semestinya sudah diperoleh. Karena kelemahan yang ditemukan dalam MA ini, sebagian dari kalangan traders menggunakan kombinasi dua garis MA sekaligus untuk saling konfirmasi atau memperkuat sinyal. Metode ini disebut Double Crossover Method. Terdapat beberapa kombinasi yang paling

10 umum digunakan, yaitu kombinasi MA-10 dengan MA-50 untuk perdagangan saham short-term, dan kombinasi MA-5 dengan MA-20 untuk futures traders yang biasanya memiliki time horizon lebih pendek lagi. Kombinasi MA-20 dengan MA-50 untuk medium-term, sedangkan kombinasi MA-50 dengan MA-200 sering digunakan untuk time horizon yang lebih long-term. Cara membaca sinyal pada metode double crossover ini sangat mudah, yaitu dengan memperhatikan perpotongan yang terjadi di antara kedua garis MA tersebut. Bila garis MA periode pendek "memotong ke atas" garis MA yang memiliki periode lebih panjang maka akan memberikan sinyal bullish, atau sering disebut dengan istilah golden cross. Sebaliknya bila garis MA periode pendek tersebut "memotong ke bawah" garis MA yang memiliki periode lebih panjang, maka disebut sebagai sinyal bearish atau death cross 2.8 Relative Strength Index (RSI) Menurut Gumilang (2012), RSI dikembangkan oleh Welles Wilder yang merupakan indikator momentum osciliator (RSI yang hanya bisa bergerak diantara selang penilaian) yang mengukur kecepatan dan perubahan pergerakan harga. Salah satu kegunaan RSI yang popular adalah untuk menentukan oversold (jenuh jual) dan overbought (jenuh beli). RSI pada umumnya ditentukan pada level point. bila RSI berada pada dilevel 30 indikasi oversold atau jenuh jual yaitu kebalikan dari overbought dimana kondisi ketika harga dianalisa secara tehnikal cukup murah. Bila RSI dilevel 70 overbought atau jenuh beli yaitu kondisi ketika harga dinilai terlalu tinggi dan sebaiknya investor yang telah memiliki saham dibawah harga ini dapat merealisasikan keuntungannya. Pada level dapat dijadikan range trading untuk jangka pendek 2.9 Penelitian Terdahulu 1. Analisis Teknikal Harga Saham Indeks Kompas Periode Februari Juli 2008 di Bursa Efek Indonesia, oleh Ganesh (2009). Penelitian dilakukan di PT Bursa Efek Indonesia yang berlokasi di Jl.Jend. Sudirman Kav Jakarta Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa time series harian dari Februari 2008 sampai Juli Pengolahan data dilakukan dengan perangkat lunak Microsoft Excel. Analisis yang dilakukan untuk mengolah data adalah analisis teknikal dengan pendekatan Simple Moving Average dan Moving Average Envelope, dan dilanjutkan dengan analisis deskriptif untuk memberikan gambaran umum tentang data yang telah diperoleh dan analisis teknikalnya. Perusahaan sektor pertambangan

11 yang masuk ke dalam indeks kompas 100 periode Februari sampai Juli 2008 terdiri dari 7 perusahaan, yaitu PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG), PT Inco Indonesia Tbk (INCO), PT Timah Tbk (TINS), PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Medco Tbk (MEDC). 2. Analisis Tehnikal Metode Relative Strength Index pada Index Saham dan Index Komposit, oleh Amiruddin (2013). Tesis ini mengkaji analisis teknikal yang dapat digunakan dalam pertimbangan menentukan strategi investasi di tengah banyaknya pilihan investasi.investasi di pasar modal merupakan satu bentuk alternatif yang dapat di pilih diantara pilihan lain seperti reksadana, unit link, obligasi, emas, valuta asing ataupun properti. Penelitian dilakukan untuk mengetahui seberapa besar ketepatan (akurasi) dari penerapan pilihan analisis teknikal yang diambil terhadap indeks saham individual dan indeks saham komposit. Penelitian dilakukan dengan melakukan pengukuran sensitivitas analisis teknikal relative strength index (RSI) terhadap harga saham enam belas perusahaan di Indonesia selam Juli-Oktober 2009 dan harga saham komposit di enam bursa saham internasional selama April-Oktober Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian studi kasus 3. Metodologi Penelitian 2.10 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Menurut Indriantoro dan Supomo (2002), penelitian kualitatif mempunyai tujuan untuk menyusun teori, memandang teori sebagai hasil proses induksi dari pengamatan terhadap fakta (pengumpulan informasi). Kemudian dideskripsikan dengan penjelasan-penjelasan yang mendukung hasil dari pengamatan tersebut. Analisis yang digunakan untuk mengolah data adalah analisis teknikal dengan menggunakan metode Simple Moving Average (SMA) dan Relative Strength Index (RSI) Sumber Data dan Sampel Data Sumber data dalam penelitian ini berupa data sekunder yang diperoleh dari website berupa nilai historical price dengan sampel data yaitu saham blue chips sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sejumlah 4 bank: 1. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, kode BBRI 2. Bank Mandiri (Persero) Tbk, kode BMRI 3. Bank Central Asia Tbk, kode BBCA

12 4. Bank Negara Indonesia Tbk, kode BBNI Data yang digunakan dari website tersebut yaitu data harga saham 1 (satu) tahun selama Juli 2012-Juli Alat Analisis Alat analisis dalam penelitian ini adalah 2 (dua) alat analisis tehnikal yaitu Simple Moving Average (SMA) dan Relative Strength Index (RSI). Alasan penggunaan SMA dan RSI ini adalah karena keduanya merupakan salah satu penyusun sistem dalam trading. Sehingga kebanyakan investor menggunakan dua alat analisis ini secara bersamaan untuk menghasilkan sinyal transaksi. SMA dan RSI memiliki tingkat keakuratan yang berbeda dalam penentuan sinyal jual dan sinyal beli. Sebuah sinyal yang dihasilkan oleh simple moving average didasarkan pada crossover yang terjadi baik dengan harga maupun dengan SMA yang berbeda periode. Sedangkan RSI dapat didefinisikan sebagai indikator yang mengukur kekuatan relatif pasar berdasarkan perbandingan antara kenaikan dan penurunan, yang ditampilkan dalam bentuk indeks yang bergerak antara level 0 (nol) hingga Simple Moving Average (SMA) Dalam penelitian ini, hanya akan melakukan perhitungan dengan menggunakan double crossover antara 2 (dua) garis Simple Moving Average (SMA). Crossover yang digunakan adalah kombinasi periode 10 dan 50. Kemudian perpotongan yang terjadi diantara kedua periode SMA tersebut, akan memberikan sinyal beli atau sinyal jual. Sinyal jual dan sinyal beli akan dikonfirmasi kebenarannya setelah 1 (satu) minggu terjadi perpotongan diantara kedua periode SMA. Jika SMA periode 10 memotong keatas SMA periode 50, maka akan terjadi bullish atau trend naik dimana terdapat sinyal untuk membeli. Begitu pula sebaliknya jika SMA periode 10 memotong kebawah SMA periode 50, maka akan terjadi bearish atau trend turun, dimana saatnya lebih baik untuk menjual saham tersebut. 1.5 Relative Strength Index (RSI) Sinyal jual maupun sinyal beli yang dihasilkan dari RSI, dapat dilihat melalui sebuah level overbought maupun oversold. Dalam penelitian ini akan menggunakan parameter dengan level 30-70, yang akan dikonfirmasi kebenaran sinyal tersebut 1 (satu) minggu berikutnya Jika grafik

13 garis melewati level 70 maka akan diindikasikan sebagai overbought atau jenuh beli, dimana lebih baik untuk menjual saham tersebut. Namun jika grafik garis melewati level 30, dinamakan oversold atau jenuh jual, dimana lebih baik untuk membeli saham tersebut. 2. Analisis Data 4.1 Analisis Data Dalam penelitian ini akan membandingkan keakuratan 2 (dua) alat analisis tehnikal dalam memberikan sinyal jual dan sinyal beli yaitu Simple Moving Average dan Relative Strength Index. Simple moving average yang digunakan adalah SMA periode 10 dan SMA periode 50, kemudian Relative strength index menggunakan level Dalam candlestick chart perpotongan simple moving average, SMA periode 10 (fast moving) akan ditampilkan dengan warna biru dan SMA periode 50 (slow moving) dengan warna hitam. Untuk RSI akan ditampilkan dengan warna merah yang dibatasi dengan garis level Kedua analisis tehnikal tersebut akan memberikan sinyal beli maupun sinyal jual dari keempat saham yaitu Bank Central Asia, Bank Negara Indonesia, Bank Mandiri, dan Bank Rakyat Indonesia Simple Moving Average Bank Central Asia Tbk (BBCA) Secara ringkas hasil analisis perpotongan grafik SMA 10 dan 50 dapat dilihat pada tabel 1. Tanggal Perpotongan Tanggal Konfirmasi Kondisi Tren Sinyal Kebenaran Sinyal 13 Juli Juli 2012 Bullish Beli Benar 11 Oktober Oktober 2012 Bullish Beli Benar 30 Mei Juni 2013 Bearish Jual Benar 23 Juli Juli 2013 Bullish Beli Benar Tabel 1. Hasil analisis perpotongan grafik SMA periode 10 dan 50 Bank Central Asia Tbk (BBCA) Berikut adalah grafik analisis harga saham Bank Central Asia berdasarkan perpotongan SMA periode 10 dan 50 pada gambar 10.

14 Gambar 10. Hasil Output AmiBroker MA periode 10 dan 50 Bank Central Asia Tbk (BBCA) Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) Secara ringkas hasil analisis perpotongan grafik SMA periode 10 dan 50 dapat dilihat pada tabel 2. Tanggal Perpotongan Tanggal Konfirmasi Kondisi Tren Sinyal 6 Juli Juli 2012 Bullish Beli Benar 16 Agustus Agustus 2012 Bearish Jual Benar 18 September September 2012 Bullish Beli Benar 15 November November 2012 Bearish Jual Benar 4 Januari Januari 2013 Bullish Beli Benar 31 Mei Juni 2013 Bearish Jual Benar Kebenaran Sinyal Tabel 2. Hasil analisis perpotongan grafik SMA periode 10 dan 50 Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) Berikut adalah grafik analisis harga saham Bank Negara Indonesia berdasarkan perpotongan SMA periode 10 dan SMA 50 pada gambar 11.

15 Gambar 11. Hasil Output Amibroker SMA periode 10 dan 50 Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) Secara ringkas hasil analisis perpotongan grafik SMA periode 10 dan 50 dapat dilihat pada tabel 3. Tanggal Perpotongan Tanggal Konfirmasi Kondisi Tren Sinyal 10 Desember Desember 2012 Bearish Jual Benar 16 Januari Januari 2012 Bullish Beli Benar 29 Mei Juni 2013 Bearish Jual Benar Kebenaran Sinyal Tabel 3. Hasil analisis perpotongan grafik SMA periode 10 dan 50 Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) Berikut adalah grafik analisis harga saham Bank Mandiri berdasarkan perpotongan SMA periode 10 dan 50 pada gambar 12.

16 Gambar 12. Hasil Output Amibroker SMA periode 10 dan 50 Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Secara ringkas hasil analisis perpotongan grafik SMA periode 10 dan 50 dapat dilihat pada tabel 4. Tanggal Perpotongan Tanggal Konfimasi Kondisi Tren Sinyal Kebenaran Sinyal 3 Juli Juli 2012 Bullish Beli Benar 6 November November 2012 Bearish Jual Benar 9 Januari Januari 2013 Bullish Beli Benar 11 April April 2013 Bearish Jual Salah 26 April Mei 2013 Bullish Beli Benar 7 Juni Juni 2013 Bearish Jual Benar 31 Juli Agustus 2013 Bearish Jual Benar Tabel 4. Hasil analisis perpotongan grafik SMA periode 10 dan 50 Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Berikut adalah grafik analisis harga saham Bank Rakyat Indonesia berdasarkan perpotongan SMA 10 dan SMA 50 pada gambar 13:

17 Gambar 13. Hasil Output Amibroker SMA periode 10 dan 50 Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) 4.3 Relative Strength Index Bank Central Asia Tbk ( BBCA) Pada periode Juli 2012 Juli 2013 terjadi beberapa sinyal jual dan beli pada RSI seperti yang ditunjukkan pada gambar 14.

18 Gambar 14. Hasil Output Amibroker RSI Bank Central Asia Tbk (BBCA) Secara ringkas hasil analisis sinyal jual dan sinyal beli dari RSI dapat dilihat pada tabel 5. Tanggal Tanggal Konfirmasi Kondisi Grafik Sinyal Kebenaran Sinyal 14 November November 2012 Overbought Jual Benar 4 Februari Februari 2013 Overbought Jual Benar 25 Februari Maret 2013 Overbought Jual Benar 11 Juni Juni 2013 Oversold Beli Benar Tabel 5. Sinyal jual dan sinyal beli dari RSI Bank Central Asia Tbk (BBCA) Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) Pada periode Juli 2012 Juli 2013 terjadi beberapa sinyal jual dan beli pada RSI seperti yang ditunjukkan pada gambar 15:

19 Gambar 15. Hasil Output Amibroker RSI Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) Secara ringkas hasil analisis sinyal jual dan sinyal beli dari RSI dapat dilihat pada tabel 6: Tanggal Tanggal Konfirmasi Kondisi Grafik Sinyal Kebenaran Sinyal 8 Januari Januari 2013 Overbought Jual Salah 1 Februari Februari 2013 Overbought Jual Benar 1 Maret Maret 2013 Overbought Jual Benar 13 Juni Juni 2013 Oversold Beli Salah 25 Juni Juli 2013 Oversold Beli Benar Tabel 7. Sinyal jual dan sinyal beli dari RSI Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) Pada periode Juli 2012 Juli 2013 terjadi beberapa sinyal jual dan beli pada RSI seperti yang ditunjukkan pada gambar 16:

20 Gambar 16. Hasil Output Amibroker Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) Secara ringkas hasil analisis sinyal jual dan sinyal beli dari RSI dapat dilihat pada tabel 7: Tanggal Tanggal Konfirmasi Kondisi Grafik Sinyal Kebenaran Sinyal 31 Juli Agustus 2012 Overbought Jual Benar 28 Februari Maret 2013 Overbought Jual Salah 12 Juni Juni 2013 Oversold Beli Benar 9 Juli Juli 2013 Oversold Beli Benar Tabel 7. Sinyal jual dan sinyal beli dari RSI Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) Bank Rakyat Indonesia ( Persero) Tbk (BBRI) Pada periode Juli 2012 Juli 2013 terjadi beberapa sinyal jual dan beli pada RSI seperti yang ditunjukkan pada gambar 17:

21 Gambar 17. Hasil Output Amibroker Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Secara ringkas hasil analisis sinyal jual dan sinyal beli dari RSI dapat dilihat pada tabel 8: Tanggal Tanggal Konfirmasi Kondisi Grafik Sinyal Kebenaran Sinyal 18 Januari Januari 2013 Overbought Jual Benar 13 Februari Februari 2013 Overbought Jual Benar 28 Februari Maret 2013 Overbought Jual Salah 1 Mei Mei 2013 Overbought Jual Benar 13 Juni Juni 2013 Oversold Beli Salah 25 Juni Juli 2013 Oversold Beli Benar Tabel 8. Sinyal jual dan sinyal beli dari RSI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) 4.4 Perbandingan Keakuratan antara Simple Moving Average dan Relative Strength Index Tabel 9 merupakan tabel kekuratan Simple Moving Average dan Tabel 10 merupakan tabel keakuratan Relative Strength Index pada 4 (empat) bank sektor perbankan saham Blue Chips pada periode Juli 2012 Juli 2013 dengan menggunakan kedua analisis tehnikal di atas, jika sinyal benar maka akan diberi nilai 1, dan jika sinyal salah maka nilainya 0.

22 No Bank Tanggal Sinyal Nilai SMA 1 Bank Central Asia 13 Juli 2012 Beli 1 11 Oktober 2012 Beli 1 30 Mei 2013 Jual 1 23 Juli 2013 Beli 1 2 Bank Negara Indonesia 6 Juli 2012 Beli 1 16 Agustus 2012 Jual 1 18 September 2012 Beli 1 15 November 2012 Jual 1 4 Januari 2013 Beli 1 31 Mei 2013 Jual 1 3 Bank Mandiri 10 Desember 2012 Jual 1 16 Januari 2013 Beli 1 29 Mei 2013 Jual 1 4 Bank Rakyat Indonesia 3 Juli 2012 Beli 1 6 November 2012 Jual 1 9 Januari 2013 Beli 1 11 April 2013 Jual 0 26 April 2013 Beli 1 7 Juni 2013 Jual 1 31 Juli 2013 Jual 1 Tingkat Keakuratan 95 % Tabel 10. Hasil keakuratan Simple Moving Average

23 No Bank Tanggal Sinyal Nilai RSI 1 Bank Central Asia 14 November 2012 Jual 1 4 Februari 2013 Jual 1 25 Februari 2013 Jual 1 11 Juni 2013 Beli 1 2 Bank Negara Indonesia 8 Januari 2013 Jual 0 1 Februari 2013 Jual 1 1 Maret 2013 Jual 1 13 Juni 2013 Beli 0 25 Juni 2013 Beli 1 3 Bank Mandiri 31 Juli 2012 Jual 1 28 Februari 2013 Jual 0 12 Juni 2013 Beli 1 9 Juli 2013 Beli 1 4 Bank Rakyat Indonesia 18 Januari 2013 Jual 1 13 Februari 2013 Jual 1 28 Februari 2013 Jual 0 1 Mei 2013 Jual 1 13 Juni 2013 Beli 0 25 Juni 2013 Beli 1 Tingkat Keakuratan 75% Tabel 11. Hasil keakuratan Relative Strength Index 5. Kesimpulan 5.1 Kesimpulan Analisis tehnikal dengan menggunakan simple moving average dan relative strength index memiliki hasil dan tingkat keakuratan yang berbeda. Kesimpulan yang dapat diambil dari evaluasi analisis tehnikal pada saham blue chips sektor perbankan periode Juli 2012-Juli 2013 adalah sebagai berikut :

24 1. Analisis tehnikal dengan menggunakan simple moving average pada keempat bank diperoleh tingkat keakuratan 95%, dimana terjadi 10 sinyal beli dan 10 sinyal jual. Dari ke 20 sinyal tersebut terdapat 1 sinyal yang keliru (false signal). 2. Analisis tehnikal dengan menggunakan relative strength index pada keempat bank diperoleh tingkat keakuratan 75%, dimana juga terjadi 10 sinyal beli dan 10 sinyal jual. Dari ke 20 sinyal tersebut terdapat 5 sinyal yang keliru (false signal). 3. Berdasarkan dua kesimpulan diatas dan dari kedua analisis tehnikal tersebut, simple moving average dapat dikatakan lebih akurat daripada relative strength index, dikarenakan ketika terjadi sinyal jual maupun beli, pada perpotongan garis simple moving average lebih memberikan sinyal yang benar setelah melihat pada 1 (satu) minggu setelah terjadinya perpotongan. Pada RSI, sinyal jual atau beli yang diberikan, belum pasti merupakan sinyal yang sebenarnya (false signal) meskipun setelah melakukan pengamatan selama 1 (minggu) kemudian dikarenakan pengaruh tren yang kuat terhadap grafik Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki keterbatasan, yaitu : 1. Penelitian ini hanya menggunakan dua alat analisis tehnikal, yaitu Simple Moving Average dan Relative Strength Index sehingga tingkat keakuratan hanya dapat dilihat dari dua alat tersebut. 5.3 Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya, dapat ditarik saran yaitu : 1. Penelitian selanjutnya, disarankan untuk menambah alat analisis tehnikal yang lainnya seperti Bollinger Band, sehingga lebih dapat melihat perbandingan keakuratan dalam mengambil keputusan investasi saham. 2. Menggunakan software analisis tehnikal yang lain, seperti Metastock. DAFTAR PUSTAKA Amiruddin Analisis Tehnikal Metode Relative Strength Index pada Index Sahan dan Index Komposit. 25 Maret

25 Anoraga, Pandji dan Piji Pakarti Pengantar Pasar Modal. PT. Asdi Mahasatya: Jakarta. Bagin, Villeesandy Menaken Analisis Pergerakan Mata Uang EUR/USD, USD/JPY DAN EUR/JPY Menggunakan Analsisis Teknikal Metode RSI, MACD DAN Bollinger Bands Periode 1 Januari Desember Oktober Ganesh, Andrian Analisis Teknikal Harga Saham Indeks Kompas 100 Sektor Pertambangan Periode Februari Juli Maret /H09aga.pdf?sequence=2 Gumilang, Husni Amibroker Sebuah Pengantar dan Charting Tools. HGU Publishing: Bogor Husnan, Suad Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Unit Penerbit dan Pencetak AMP YKPN: Yogyakarta. Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo Metodologi Penelitian Bisnis untuk Manajemen dan Akuntansi. BPFE: Yogyakarta. Lasantha. RSI. Belajar Teknikal. 5 Februari teknikal.blogspot.com/2011/05/rsi.html Noer, Maz. Daftar Perusahaan Blue Chips di Indonesia. Catatan Maz Noer. 31 Juli Rusdin, Drs Pasar Modal. Penerbit Alfabeta: Bandung. Sfgforex. Jenis-Jenis Chart. Sinyal Forex Gratis Harian. 16 Desember Wicaksono, Arif. Saham Perbankan Masih Potensial. Tribunnews.com. Sugiyarto (Ed). 15 Mei Sekolah Pasar Modal Bursa Efek Indonesia Kelas Basic Sekolah Pasar Modal Bursa Efek Indonesia Kelas Intermediate Daftar Perusahaan Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia. Wikipedia Ensiklopedia Bebas. 17 Mei perusahaan_ yang_tercatat_di_bursa_efek Indonesia Pedoman Penulisan Karya Imiah Universitas Lampung. Edisi Revisi. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

I. PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia ( BEI ) merupakan gabungan dari Bursa Efek atau pasar

I. PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia ( BEI ) merupakan gabungan dari Bursa Efek atau pasar I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bursa Efek Indonesia ( BEI ) merupakan gabungan dari Bursa Efek atau pasar modal yaitu Bursa Efek Jakarta ( Jakarta Stock Exchange ) dan Bursa Efek Surabaya (Surabaya

Lebih terperinci

Buletin Compiled by

Buletin Compiled by Volume XXII/2014 Buletin Compiled by at.research@phintracosecurities.com Analisa Investasi : Analisa Teknikal Melanjutkan ulasan Profits Buletin Volume XXI mengenai pentingnya Likuiditas Saham dalam memilih

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN masukan kedalam kriteria daftar indeks kompas 100. Analisis teknikal ini menggunakan pendekatan Simple Moving Average dan Moving Average Envelopes, karena dengan memakai dua indikator ini akan memberikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.2.1 Latar Belakang Analisa Saham Dedhy dan Liliana (2007) menyatakan bahwa pergerakan harga saham pada dasarnya dipengaruhi oleh teori ekonomi yang paling dasar, yaitu hukum permintaan

Lebih terperinci

ANALISIS TEKNIKAL MODERN MENGGUNAKAN METODE MACD, RSI, SO, DAN BUY AND HOLD UNTUK MENGETAHUI RETURN SAHAM OPTIMAL PADA SEKTOR PERBANKAN LQ 45

ANALISIS TEKNIKAL MODERN MENGGUNAKAN METODE MACD, RSI, SO, DAN BUY AND HOLD UNTUK MENGETAHUI RETURN SAHAM OPTIMAL PADA SEKTOR PERBANKAN LQ 45 ANALISIS TEKNIKAL MODERN MENGGUNAKAN METODE MACD, RSI, SO, DAN BUY AND HOLD UNTUK MENGETAHUI RETURN SAHAM OPTIMAL PADA SEKTOR PERBANKAN LQ 45 Agung Pramono 1 Iman Murtono Soenhadji 2 Septi Mariani 3 Ida

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Saham Pengertian Saham Jenis-Jenis Saham

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Saham Pengertian Saham Jenis-Jenis Saham BAB II DASAR TEORI Pada Bab II dari laporan Tugas Akhir ini akan diuraikan dasar-dasar teori yang mendukung pelaksanaan Tugas Akhir, yaitu mengenai saham dan pasar saham, analisis teknikal, serta konsep

Lebih terperinci

Dian Dwi Parama Asthri Topowijono Sri Sulasmiyati Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Dian Dwi Parama Asthri Topowijono Sri Sulasmiyati Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang ANALISIS TEKNIKAL DENGAN INDIKATOR MOVING AVERAGE CONVERGENCE DIVERGENCE UNTUK MENENTUKAN SINYAL MEMBELI DAN MENJUAL DALAM PERDAGANGAN SAHAM (Studi Pada Perusahaan Sub Sekto Makanan Dan Minuman Di Bei

Lebih terperinci

Rizky Watuseke

Rizky Watuseke TEKNIKAL MODERN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI DI PASAR MODAL (STUDI KASUS PADA SAHAM TELEKOMUNIKASI INDONESIA (Persero), Tbk) Rizky Watuseke 29211493 LATAR BELAKANG Pasar modal merupakan tempat

Lebih terperinci

TEKNIK ANALISA FOREX - 3

TEKNIK ANALISA FOREX - 3 - 3 MOVING AVERAGES BOLLINGER BANDS PARABOLIC SAR MACD STOCHASTIC RELATIVE STRENGHT INDEX (RSI) OSCILATOR & MOMENTUM TIME FRAME Moving Averages (MA) Moving Averages (MA) adalah pergerakan rata-rata harga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dari berbagai Negara. Mata uang memegang peranan yang sangat penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. dari berbagai Negara. Mata uang memegang peranan yang sangat penting dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Valuta asing (valas) atau yang lebih dikenal oleh sebagian banyak orang dengan sebutan foreign exchange (forex) adalah perdagangan nilai mata uang asing

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Teknikal Pergerakan Harga Saham BHIT

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Teknikal Pergerakan Harga Saham BHIT BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Analisis Teknikal Pergerakan Harga Saham BHIT Dalam analisa yang akan dilakukan, penulis menggunakan data transaksi harian saham BHIT, data yang digunakan oleh penulis adalah data

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1 Saldo Awal Minimal (Minimum Opening Balance) untuk melakukan perdagangan valas dibutuhkan langkah langkah awal

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1 Saldo Awal Minimal (Minimum Opening Balance) untuk melakukan perdagangan valas dibutuhkan langkah langkah awal BAB IV PEMBAHASAN IV. 1 Saldo Awal Minimal (Minimum Opening Balance) untuk melakukan perdagangan valas dibutuhkan langkah langkah awal menentukan apa pasangan mata uang yang ingin di perdagangkan. Dalam

Lebih terperinci

Fundamental Vs Technikal Psikologi Trading Scalper,Swinger,Investor. Chart Asumsi dalam Technical Analysis Support & Resistance Penentuan Trend

Fundamental Vs Technikal Psikologi Trading Scalper,Swinger,Investor. Chart Asumsi dalam Technical Analysis Support & Resistance Penentuan Trend Fundamental Vs Technikal Psikologi Trading Scalper,Swinger,Investor Price Pattern Reversal Pattern Continuation Pattern Chart Asumsi dalam Technical Analysis Support & Resistance Penentuan Trend Indicator

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia sejak tahun 1987 tidak bergantung lagi pada pendanaan dari sumber

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia sejak tahun 1987 tidak bergantung lagi pada pendanaan dari sumber 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era ekonomi modern seperti saat ini perusahaan sangat memerlukan tambahan modal agar kinerja perusahaan terus maju dan berkembang. Perusahaan di Indonesia sejak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan resiko yang harus ditanggung setiap investor terutama investor jangka

BAB I PENDAHULUAN. merupakan resiko yang harus ditanggung setiap investor terutama investor jangka BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Pergerakan harga saham di bursa efek Indonesia sangatlah fluktuatif, hal ini merupakan resiko yang harus ditanggung setiap investor terutama investor jangka

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan pasar modal Indonesia tercermin melalui peningkatan IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan), yang merupakan indeks yang menggambarkan perkembangan nilai pasar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab dua yang berisi berbagai landasan teori ini akan dibahas mengenai definisi dan konsep dari saham, force index, dan moving average. Landasan teori ini akan memberikan pemahaman

Lebih terperinci

Strategi EMA-50 Williams. oleh Admiral Markets Trading Camp

Strategi EMA-50 Williams. oleh Admiral Markets Trading Camp Strategi EMA-50 Williams oleh Admiral Markets Trading Camp Daftar Isi Sekilas Tentang Penulis Deskripsi Strategi Exponential Moving Average Williams Percent Range Stochastic Pivot Points Kesimpulan 3 4

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjang kegiatan operasionalnya, salah satunya melalui sarana pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. menunjang kegiatan operasionalnya, salah satunya melalui sarana pasar modal. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Secara umum pasar modal memiliki peranan penting dalam kemajuan perekonomian suatu negara, karena perusahaan dapat mendapatkan dana menunjang kegiatan operasionalnya,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Analisis Teknikal Analisis teknikal adalah teknik untuk memprediksi arah pergerakan harga saham dan indikator pasar saham lainnya berdasarkan pada data

Lebih terperinci

PENULISAN ILMIAH TEKNIKAL MODERN DALAM INVESTASI DI PASAR MODAL (STUDI. INTERNATIONAL, Tbk)

PENULISAN ILMIAH TEKNIKAL MODERN DALAM INVESTASI DI PASAR MODAL (STUDI. INTERNATIONAL, Tbk) PENULISAN ILMIAH TEKNIKAL MODERN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI DI PASAR MODAL (STUDI KASUS PADA SAHAM PT ASTRA INTERNATIONAL, Tbk) LATAR BELAKANG MASALAH Pasar modal merupakan tempat kegiatan perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS KEAKURATAN INDIKATOR BOLLINGER BANDS TERHADAP PERGERAKAN HARGA SAHAM: Studi Kasus pada Saham PT Astra Agro Lestari Tbk

ANALISIS KEAKURATAN INDIKATOR BOLLINGER BANDS TERHADAP PERGERAKAN HARGA SAHAM: Studi Kasus pada Saham PT Astra Agro Lestari Tbk ANALISIS KEAKURATAN INDIKATOR BOLLINGER BANDS TERHADAP PERGERAKAN HARGA SAHAM: Studi Kasus pada Saham PT Astra Agro Lestari Tbk Frankandinata; Yoyo Cahyadi Accounting and Finance Department, Faculty of

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan yang dikemukakan oleh para pakar ekonomi yang berbeda antara satu. ekonomi dalam memandang manajemen keuangan.

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan yang dikemukakan oleh para pakar ekonomi yang berbeda antara satu. ekonomi dalam memandang manajemen keuangan. BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan mengalami perkembangan dari waktu ke waktu, hal ini dapat diketahui dari banyaknya pengertian tentang manajemen keuangan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi saat ini telah menjadi kegiatan penting di dalam kehidupan masyarakat. Instrumen investasi juga telah beragam jenisnya misalnya properti, deposito,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Pasar Modal

II. TINJAUAN PUSTAKA Pasar Modal 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pasar Modal Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksadana,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pasar Modal Pasar Modal adalah kegiatan yang berhubungan dengan perdagangan modal, seperti obligasi dan efek. Pasar modal berfungsi menghubungkan investor, perusahaan dan institusi

Lebih terperinci

Bab IV PEMBAHASAN. membuat rencana perdagangan (trading plan), tujuannya sebagai dasar acuan penulis

Bab IV PEMBAHASAN. membuat rencana perdagangan (trading plan), tujuannya sebagai dasar acuan penulis Bab IV PEMBAHASAN IV.1 Rencana Perdagangan ( Trading Plan ) Dalam simulasi perdagangan yang akan dibahas pada bab ini penulis akan membuat rencana perdagangan (trading plan), tujuannya sebagai dasar acuan

Lebih terperinci

ANALISIS TEKNIKAL UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM PT. ASIA PACIFIC FIBERS, TBK PADA BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS TEKNIKAL UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM PT. ASIA PACIFIC FIBERS, TBK PADA BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS TEKNIKAL UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM PT. ASIA PACIFIC FIBERS, TBK PADA BURSA EFEK INDONESIA Liliana Halim 24210024 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma 2010 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 18 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Pasar modal merupakan wahana pengalokasian dana secara efisien. Oleh karena itu investor dapat melakukan investasi pada beberapa perusahaan melalui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. keuangan yang diperlukan, data ini diperlukan untuk penganalisisan secara

BAB III METODE PENELITIAN. keuangan yang diperlukan, data ini diperlukan untuk penganalisisan secara BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/subyek Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data keuangan perusahaan dan data pergerakan saham pada perusahaan yang menjadi sampel. Data keuangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam melakukan perdagangan saham, diperlukan analisis untuk memprediksi

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam melakukan perdagangan saham, diperlukan analisis untuk memprediksi BAB II LANDASAN TEORI II.1 Analisis Saham Dalam melakukan perdagangan saham, diperlukan analisis untuk memprediksi pergerakan harga saham, sehingga dapat memaksimalkan keuntungan dan menghindari kerugian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdampak pada pola pikir manusia dalam mencari dan menghasilkan uang, salah

BAB I PENDAHULUAN. berdampak pada pola pikir manusia dalam mencari dan menghasilkan uang, salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin cepatnya pertumbuhan ekonomi, teknologi dan ilmu pengetahuan berdampak pada pola pikir manusia dalam mencari dan menghasilkan uang, salah satu contohnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor ekonomi pada sebuah negara. Hal tersebut di dukung oleh peranan pasar modal yang sangat strategis

Lebih terperinci

PENERAPAN ANALISIS TEKNIKAL DENGAN METODE BOLLINGER SEBAGAI SALAH SATU INDIKATOR DALAM TRANSAKSI SHORT TIME PERDAGANGAN SAHAM

PENERAPAN ANALISIS TEKNIKAL DENGAN METODE BOLLINGER SEBAGAI SALAH SATU INDIKATOR DALAM TRANSAKSI SHORT TIME PERDAGANGAN SAHAM PENERAPAN ANALISIS TEKNIKAL DENGAN METODE BOLLINGER SEBAGAI SALAH SATU INDIKATOR DALAM TRANSAKSI SHORT TIME PERDAGANGAN SAHAM ( Studi Pada PT. E-Trading Securities Malang ) Marli, Dwi Danesty Deccasari

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHAS AN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai penerapan indikator Bollinger Bands dan RSI

BAB IV PEMBAHAS AN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai penerapan indikator Bollinger Bands dan RSI BAB IV PEMBAHAS AN Pada bab ini akan diuraikan mengenai penerapan indikator Bollinger Bands dan RSI dalam grafik saham Indofood. Hasil perhitungan Bollinger Bands dan RSI akan tersaji dalam bentuk grafik

Lebih terperinci

Strategi Quad EMA. oleh Admiral Markets Trading Camp

Strategi Quad EMA. oleh Admiral Markets Trading Camp Strategi Quad EMA oleh Admiral Markets Trading Camp Daftar Isi Sekilas Tentang Penulis Deskripsi Strategi Exponential Moving Average Awesome Oscillator MACD Kesimpulan 3 4 5 9 13 19 Sekilas Tentang Penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar keuangan indeks harga saham gabungan di perbankan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pasar keuangan indeks harga saham gabungan di perbankan di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan penting yang dimiliki oleh pasar uang dalam resiko investasi terhadap pasar keuangan indeks harga saham gabungan di perbankan di Indonesia memberikan manfaat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan

BAB II LANDASAN TEORI. Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengertian Pasar Modal Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal adalah pasar dengan berbagai instrumen keuangan jangka panjang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal adalah pasar dengan berbagai instrumen keuangan jangka panjang 14 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pasar Modal Pasar modal adalah pasar dengan berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa di perjual belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang

Lebih terperinci

ANALISIS TEKNIKAL SAHAM MENGGUNAKAN INDIKATOR BOLLINGER BANDS DAN RELATIVE STRENGTH INDEX UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI

ANALISIS TEKNIKAL SAHAM MENGGUNAKAN INDIKATOR BOLLINGER BANDS DAN RELATIVE STRENGTH INDEX UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI ANALISIS TEKNIKAL SAHAM MENGGUNAKAN INDIKATOR BOLLINGER BANDS DAN RELATIVE STRENGTH INDEX UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI Gidion Willy Roy Dr. Sri Hermuningsih, MM Fakultas Ekonomi Universitas Sarjanawiyata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. utama untuk memperoleh suatu keinginan, dengan uang tersebutlah suatu transaksi

BAB I PENDAHULUAN. utama untuk memperoleh suatu keinginan, dengan uang tersebutlah suatu transaksi BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perekonomian global uang merupakan alat transaksi manusia paling utama untuk memperoleh suatu keinginan, dengan uang tersebutlah suatu transaksi bisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil. Secara umum pendapatan penduduk

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil. Secara umum pendapatan penduduk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan laporan Organisasi Dana Moneter Internasional (IMF), Indonesia merupakan salah satu negara Asia Pasifik yang memiliki posisi penting dengan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu wadah yang memfasilitasi kegiatan investasi tersebut adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu wadah yang memfasilitasi kegiatan investasi tersebut adalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Investasi pada hakikatnya merupakan penanaman modal yang dilakukan saat ini dengan harapan keuntungan dimasa yang akan datang. Kegiatan investasi menjadi semakin berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pun semakin bervariasi salah satunya adalah berinvestasi di pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. pun semakin bervariasi salah satunya adalah berinvestasi di pasar modal. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan semakin majunya peradaban masyarakat, pilihan investasi pun semakin bervariasi salah satunya adalah berinvestasi di pasar modal. Perkembangan pasar modal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merambah dalam dunia perekonomian di Indonesia telah mengubah mind set

BAB I PENDAHULUAN. merambah dalam dunia perekonomian di Indonesia telah mengubah mind set BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan dunia Pasar Modal yang kini mulai merambah dalam dunia perekonomian di Indonesia telah mengubah mind set masyarakat Indonesia akan pentingnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Serikat Lehman Brothers mengumumkan kebangkrutannya yang terjadi karena krisis

BAB I PENDAHULUAN. Serikat Lehman Brothers mengumumkan kebangkrutannya yang terjadi karena krisis BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Pada 15 september 2008, perusahaan sekuritas terbesar keempat di Amerika Serikat Lehman Brothers mengumumkan kebangkrutannya yang terjadi karena krisis kredit

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. lembar saham biasa (Kieso dkk, 2007:379). berbagai aspek, salah satunya adalah Earnings Per Share (Nachrowi

BAB II LANDASAN TEORI. lembar saham biasa (Kieso dkk, 2007:379). berbagai aspek, salah satunya adalah Earnings Per Share (Nachrowi 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Earning Per Share (EPS) 1. Pengertian Earning Per Share (EPS) Earnings Per Share menunjukkan laba yang dihasilkan oleh setiap lembar saham biasa (Kieso dkk, 2007:379). Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghasilkan hasil yang memuaskan menjadi penyebab utama penduduk

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghasilkan hasil yang memuaskan menjadi penyebab utama penduduk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sulitnya untuk mendapatkan pekerjaan dan sumber penghasilan yang dapat menghasilkan hasil yang memuaskan menjadi penyebab utama penduduk Indonesia mencari

Lebih terperinci

Analisis Teknikal Menggunakan Grafik Candlestick Untuk Menentukan Daerah Beli dan Jual Pada Treding Saham PT. Unilever Indonesia, Tbk

Analisis Teknikal Menggunakan Grafik Candlestick Untuk Menentukan Daerah Beli dan Jual Pada Treding Saham PT. Unilever Indonesia, Tbk Analisis Teknikal Menggunakan Grafik Candlestick Untuk Menentukan Daerah Beli dan Jual Pada Treding Saham PT. Unilever Indonesia, Tbk Latar Belakang Dalam investasi finansial Analisis teknikal adalah suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kondusif dimana nilai tukar Rupiah cenderung terdepresiasi serta Produk

BAB I PENDAHULUAN. kondusif dimana nilai tukar Rupiah cenderung terdepresiasi serta Produk BAB I PEDAHULUA 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada tahun 2015 perkembangan pasar saham tidak sebaik tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan kondisi perekonomian nasional yang kurang kondusif dimana nilai

Lebih terperinci

ANALISA TEKNIKAL. Beberapa 'peralatan populer' yang digunakan dalam analisa teknikal adalah : 1. Chart. - Line - Candlesticks.

ANALISA TEKNIKAL. Beberapa 'peralatan populer' yang digunakan dalam analisa teknikal adalah : 1. Chart. - Line - Candlesticks. ANALISA TEKNIKAL Analisa Teknikal merupakan 'pelajaran sejarah' dalam menganalisa pergerakan harga. Dengan motto 'Sejarah akan terulang', pergerakan harga di masa lalu dipelajari untuk memprediksi arah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keyakinan bahwa ekonomi global akan pulih dan industri manufaktur akan membaik membuat investor berspekulasi akan naiknya kebutuhan komoditas yang otomatis mendorong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara. Pasar modal dapat menjadi salah satu sarana untuk menambah modal

BAB I PENDAHULUAN. negara. Pasar modal dapat menjadi salah satu sarana untuk menambah modal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal memiliki peran penting dalam kemajuan ekonomi suatu negara. Pasar modal dapat menjadi salah satu sarana untuk menambah modal usaha perusahaan. Terlebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan mendapatkan keuntungan di masa yang akan mendatang. Karena

BAB I PENDAHULUAN. tujuan mendapatkan keuntungan di masa yang akan mendatang. Karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Transaksi pada pasar saham terjadi karena perusahaan yang sudah going public membutuhkan dana dan kemudian perusahaan tersebut menawarkan sahamnya di BEI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Investasi Menurut Sunariyah (2003:4): Investasi adalah penanaman modal untuk waktu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan

Lebih terperinci

Ikhtisar Analisis Pasar. oleh Admiral Markets Trading Camp

Ikhtisar Analisis Pasar. oleh Admiral Markets Trading Camp Ikhtisar Analisis Pasar oleh Admiral Markets Trading Camp Daftar Isi Pendahuluan... 3 Analisis Teknikal vs Analisis Fundamental... 4 Analisis Fundamental... 5 Analisis Teknikal... 6 Indikator... 7 RSI...

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA S AHAM S EKTOR PROPERTI

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA S AHAM S EKTOR PROPERTI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam dunia investasi selalu mengandung unsur ketidakpastian atau risiko. Investor tidak tahu dengan pasti hasil yang akan diperolehnya dari investasi yang

Lebih terperinci

Pasar Modal Indonesia

Pasar Modal Indonesia Pasar Modal Indonesia Pasar Modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi

Lebih terperinci

Pengertian Pasar Modal.. (2) Pasar Modal Indonesia. Pengertian Pasar Modal..(1) Peran dan Manfaat Pasar Modal 10/9/2011

Pengertian Pasar Modal.. (2) Pasar Modal Indonesia. Pengertian Pasar Modal..(1) Peran dan Manfaat Pasar Modal 10/9/2011 Pasar Modal Indonesia Pasar Modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh sejumlah keuntungan di masa depan. Pihak pihak yang melakukan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh sejumlah keuntungan di masa depan. Pihak pihak yang melakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi merupakan kegiatan penanaman sejumlah dana maupun sumber daya lainnya pada satu atau lebih aset selama kurun waktu tertentu dengan harapan memperoleh

Lebih terperinci

: Retno Yuliyanti NPM : Pembimbing : Dr. Ambo Sakka Hadmar, SE., MSi

: Retno Yuliyanti NPM : Pembimbing : Dr. Ambo Sakka Hadmar, SE., MSi PERBANDINGAN EFISIENSI ANALISIS TEKNIKAL MODERN DENGAN MENGGUNAKAN RELATIVE STRENGTH INDEX DAN STOCHASTIC OSCILLATOR UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI DI PASAR MODAL ( STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN PROPERTY

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar Modal sebagai instrumen ekonomi menjadi pilar penting bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar Modal sebagai instrumen ekonomi menjadi pilar penting bagi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar Modal sebagai instrumen ekonomi menjadi pilar penting bagi masyarakat untuk melakukan investasi dan sekaligus menjadi sumber pembiayaan bagi perusahaan-

Lebih terperinci

PENGARUH CURRENT RATIO

PENGARUH CURRENT RATIO PENGARUH CURRENT RATIO, EARNINGS PER SHARE DAN RASIO PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010 2014 AHSAN ARYA GUNA NPM: 141090292 Mahasiswa

Lebih terperinci

Penentuan Tren Arah Pergerakan Harga Saham dengan Menggunakan Moving Average Convergence Divergence SKRIPSI

Penentuan Tren Arah Pergerakan Harga Saham dengan Menggunakan Moving Average Convergence Divergence SKRIPSI Penentuan Tren Arah Pergerakan Harga Saham dengan Menggunakan Moving Average Convergence Divergence (Studi Kasus Harga Saham pada 6 Anggota LQ 45) SKRIPSI Oleh : TRI MURDA AGUS RADITYA NIM : J2E 009 014

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Suatu perusahaan dapat menjual hak

I. PENDAHULUAN. bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Suatu perusahaan dapat menjual hak I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saham merupakan bukti penyertaan modal di suatu perusahaan, atau merupakan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Suatu perusahaan dapat menjual hak kepemilikannya dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menyebabkan adanya Foreign Exchange (Forex) dimana satu orang atau

BAB I PENDAHULUAN. yang menyebabkan adanya Foreign Exchange (Forex) dimana satu orang atau BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada perkembangan jaman yang terjadi sekarang ini, banyak perusahaan yang sudah menjalani bisnis sampai ke negara asing. Hal ini menyebabkan adanya perdagangan antar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Saham a. Pengertian Saham Saham menurut Anoraga (2006:57) didefinisikan sebagai surat berharga atas bukti penyertaan atau pemilikan individu maupun institusi

Lebih terperinci

Relative strength index (RSI) dan Moving average (MA) salah satu penyusun sistem dalam trading

Relative strength index (RSI) dan Moving average (MA) salah satu penyusun sistem dalam trading ANALISA TEHNIKAL I. Moving Average(MA) & Relative Strength Index(RSI) Relative strength index (RSI) dan Moving average (MA) salah satu penyusun sistem dalam trading Moving average (MA) dan Relative Strength

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di

BAB I PENDAHULUAN. di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurunnya nilai indeks bursa saham global dan krisis finansial di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di seluruh media massa dan dibahas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjang kegiatan operasionalnya, salah satunya melalui sarana pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. menunjang kegiatan operasionalnya, salah satunya melalui sarana pasar modal. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum pasar modal memiliki peranan penting dalam kemajuan perekonomian suatu negara, karena perusahaan dapat mendapatkan dana menunjang kegiatan operasionalnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan investasi dari mulai dengan memiliki emas, obligasi, property,

BAB I PENDAHULUAN. melakukan investasi dari mulai dengan memiliki emas, obligasi, property, BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kebebasan dalam hal keuangan adalah dambaan setiap manusia. Kebebasan secara keuangan tersebut dapat diraih dengan berbagai macam cara, salah satunya ialah dengan melakukan

Lebih terperinci

BAB III PERUMUSAN MASALAH

BAB III PERUMUSAN MASALAH BAB III PERUMUSAN MASALAH 3.1 Latar Belakang Masalah Setelah dilanda berbagai krisis di tahun 1997, perekonomian Indonesia mulai menunjukkan tanda tanda pemulihan. Tingkat suku bunga yang mulai menurun,

Lebih terperinci

How to Become a Swing Trader?

How to Become a Swing Trader? How to Become a Swing Trader? www.1jamprofit.com ILUSTRASI Dibalik Layar ini ada 1 lembar kartu REMI ADVANCE TRAINING Type Pemain Pasar Modal INVESTOR..., beli saat punya uang dan jual saat butuh uang.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Saham Saham (Jake D. Tedder, 1978, p.212) adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) atau disebut juga emiten. Pemilik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. seiring dengan pemerataan pendapatan dan pemerataan hasil pembangunan.

I. PENDAHULUAN. seiring dengan pemerataan pendapatan dan pemerataan hasil pembangunan. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi dalam pembangunan nasional harus berjalan seiring dengan pemerataan pendapatan dan pemerataan hasil pembangunan. Pembangunan suatu negara digambarkan

Lebih terperinci

Darma Hasudungan Siahaan

Darma Hasudungan Siahaan ANALISIS PERGERAKAN HARGA EMAS DENGAN MENGGUNAKAN MOVING AVERAGE, PARABOLIC SAR DAN STOCHASTIC OSCILLATOR Darma Hasudungan Siahaan Binus University,Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia Abstrak Dalam melakukan

Lebih terperinci

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2003-2005 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SIGNAL JUAL BELI SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE WILLIAMS %R DAN GEOMETRIC MOVING AVERAGE

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SIGNAL JUAL BELI SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE WILLIAMS %R DAN GEOMETRIC MOVING AVERAGE SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SIGNAL JUAL BELI SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE WILLIAMS %R DAN GEOMETRIC MOVING AVERAGE Harianto Kristanto, Umi Proboyekti Abstrak : Investasi saham merupakan salah satu jenis

Lebih terperinci

Bollinger Bands. Gambar 1. Bollinger Bands, MA 20 & STD 2

Bollinger Bands. Gambar 1. Bollinger Bands, MA 20 & STD 2 Bollinger Bands Menyiasati Bollinger Bands Sebagai penghasil sinyal transaksi Bollinger bands merupakan salah satu dari beberapa indikator yang populer bagi kalangan trader dunia. Banyak sekali strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cara memperjualbelikan sekuritas. Pasar modal juga merupakan bagian dari

BAB I PENDAHULUAN. cara memperjualbelikan sekuritas. Pasar modal juga merupakan bagian dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal merupakan wahana yang mempertemukan pihak yang kelebihan dana (investor) dan pihak yang membutuhkan dana (peminjam) dengan cara memperjualbelikan sekuritas.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. seperti melalui wawancara maupun menyebar kuesioner.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. seperti melalui wawancara maupun menyebar kuesioner. 42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Data dan Sumber Data 3.1.1. Data Primer Data yang dikumpulkan untuk penelitian dari tempat aktual terjadinya peristiwa, seperti melalui wawancara maupun menyebar kuesioner.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal di Indonesia mengalami perkembangan serta kemajuan yang sangat pesat sejak tahun 1989 setelah pemerintah mengambil keputusan dalam bidang keuangan akhir

Lebih terperinci

Bab 3 LANDASAN TEORI. modal, yaitu Analisa fundamental dan Analisa Teknikal. Analisa Fundamental adalah studi tentang ekonomi, industri, dan kondisi

Bab 3 LANDASAN TEORI. modal, yaitu Analisa fundamental dan Analisa Teknikal. Analisa Fundamental adalah studi tentang ekonomi, industri, dan kondisi 10 Bab 3 LANDASAN TEORI 3.1 Jenis Analisa dalam Pasar Modal Secara garis besar ada dua jenis analisa yang dapat digunakan dalam pasar modal, yaitu Analisa fundamental dan Analisa Teknikal 3.1.1 Fundamental

Lebih terperinci

Definisi dan asumsi dasar analisa teknikal Tipe grafik dan penggunaannya Konsep indikator dan oscillator

Definisi dan asumsi dasar analisa teknikal Tipe grafik dan penggunaannya Konsep indikator dan oscillator ANALISA TEHNIKAL I. Dasar Analisa Teknikal Bagian ini akan membahas: Definisi dan asumsi dasar analisa teknikal Tipe grafik dan penggunaannya Konsep indikator dan oscillator Berjalanlah ke area terbuka,

Lebih terperinci

Teori Portofolio ANALISIS TEKNIKAL. 1

Teori Portofolio ANALISIS TEKNIKAL. 1 Teori Portofolio ANALISIS TEKNIKAL ririkyunita@yahoo.co.id 1 2 Di Wall Street ada pepatah Bull makes money bear makes money but pig gets slaughtered 3 Harga bergerak dalam trend tertentu yang akan terjadi

Lebih terperinci

Pasar Modal EKO 3 A. PENDAHULUAN B. PRODUK PASAR MODAL PASAR MODAL. materi78.co.nr

Pasar Modal EKO 3 A. PENDAHULUAN B. PRODUK PASAR MODAL PASAR MODAL. materi78.co.nr Pasar Modal A. PENDAHULUAN Pasar modal (capital market) atau bursa efek adalah pasar tempat bertemunya permintaan dan penawaran dana-dana jangka panjang dalam bentuk jual-beli surat berharga. B. PRODUK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULAN. yang sedang berkembang (emerging market), kondisi makro ekonomi

BAB I PENDAHULAN. yang sedang berkembang (emerging market), kondisi makro ekonomi BAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini pasar modal merupakan instrumen penting dalam perekonomian suatu negara. Pasar modal yang ada di Indonesia merupakan pasar yang sedang

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. dunia yang terjadi disebabkan oleh krisis surat utang subprime mortgage

BAB I. PENDAHULUAN. dunia yang terjadi disebabkan oleh krisis surat utang subprime mortgage BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar keuangan dunia kembali mengalami resesi. Resesi ekonomi dunia yang terjadi disebabkan oleh krisis surat utang subprime mortgage di Amerika Serikat (AS). Indeks

Lebih terperinci

Bab II LANDASAN TEORI

Bab II LANDASAN TEORI Bab II LANDASAN TEORI II.1. Valas Valuta asing (Valas) atau biasa disebut juga Foreign Exchange (forex) merupakan transaksi perdagangan nilai tukar mata uang asing dari negara yang berbeda satu sama lain.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHAS AN. terkait pada periode 1 Desember 31 Januari Tahun dan pola-pola grafik

BAB IV PEMBAHAS AN. terkait pada periode 1 Desember 31 Januari Tahun dan pola-pola grafik BAB IV PEMBAHAS AN Ruang lingkup analisis market timing pada saham BUMI mencakup analisis berita terkait pada periode 1 Desember 31 Januari Tahun 2005 2008 dan pola-pola grafik yang dibentuk dari grafik

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pasar Modal 2.2 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pasar Modal 2.2 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pasar Modal Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta

Lebih terperinci

ANALISIS PERDAGANGAN SAHAM PT MNC INVESTAMA, TBK (BHIT) DENGAN MENGGUNAKAN METODE STOCHASTIC OSCILLATOR,

ANALISIS PERDAGANGAN SAHAM PT MNC INVESTAMA, TBK (BHIT) DENGAN MENGGUNAKAN METODE STOCHASTIC OSCILLATOR, ANALISIS PERDAGANGAN SAHAM PT MNC INVESTAMA, TBK (BHIT) DENGAN MENGGUNAKAN METODE STOCHASTIC OSCILLATOR, RELATIVE STRENGTH INDEX (RSI) DAN MOVING AVERAGE CONVERGENCE DIVERGENCE (MACD) PERIODE 1 JULI 2013

Lebih terperinci

INDOTRADERPEDIA BULETIN TRADER INDONESIA - Dalam trading, istilah momentum

INDOTRADERPEDIA BULETIN TRADER INDONESIA -  Dalam trading, istilah momentum VOLUME 3, ISSUE 6 SEPTEMBER - OKTOBER 2015 INDOTRADERPEDIA BULETIN TRADER INDONESIA - WWW.INDOTRADERPEDIA.COM Inside this issue: Candle Power : Identical Three Crow 6 Indicator : Donchian Channels 9 Charting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan dana pada satu atau beberapa objek investasi dengan harapan akan mendapatkan keuntungan di masa mendatang.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini pasar modal sebagai salah satu pilihan dalam melakukan invetasi telah banyak

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini pasar modal sebagai salah satu pilihan dalam melakukan invetasi telah banyak I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini pasar modal sebagai salah satu pilihan dalam melakukan invetasi telah banyak dikenal luas oleh masyarakat. Investasi dalam saham melalui pasar modal merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. lebih sedikit. Salah satu penyebabnya adalah gaya hidup yang boros dan tanpa

I. PENDAHULUAN. lebih sedikit. Salah satu penyebabnya adalah gaya hidup yang boros dan tanpa I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seringkali kita melihat seseorang yang memiliki penghasilan lebih besar tetapi asset atau hartanya lebih sedikit dibandingkan orang lain yang penghasilannya lebih sedikit.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mencari dana atau penghasilan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari tak melulu dengan cara perdagangan, bekerja di sebuah instansi pemerintah maupun swasta, membuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut (Gumanti, 2011:9) Investasi adalah penggunaan modal

BAB I PENDAHULUAN. Menurut (Gumanti, 2011:9) Investasi adalah penggunaan modal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut (Gumanti, 2011:9) Investasi adalah penggunaan modal keuangan sebagai suatu upaya untuk menciptakan uang lebih banyak (the use of financial capital in

Lebih terperinci

support (batas bawah), hal ini penting dilakukan sebagai informasi mengenai pergerakan

support (batas bawah), hal ini penting dilakukan sebagai informasi mengenai pergerakan 49 BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Teknikal Pergerakan Harga Saham TLKM Dalam analisa yang akan dilakukan oleh penulis, penulis menggunakan data transaksi harian saham TLKM yang didapat dari Pusat Referensi

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Sunarto (2001) yang berjudul Pengaruh Rasio Profitabilitas Dan

BAB II URAIAN TEORITIS. Sunarto (2001) yang berjudul Pengaruh Rasio Profitabilitas Dan BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Sunarto (2001) yang berjudul Pengaruh Rasio Profitabilitas Dan Leverage Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur Di BEJ, hasil penelitian menyatakan bahwa

Lebih terperinci