Analisis Saluran Pemasaran dan Transmisi Harga Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit pada Petani Swadaya (Ermi Tety, Evy Maharani & Selviana Deswita)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Analisis Saluran Pemasaran dan Transmisi Harga Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit pada Petani Swadaya (Ermi Tety, Evy Maharani & Selviana Deswita)"

Transkripsi

1 Analss Saluran Pemasaran dan Transms Harga Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawt pada Petan Swadaya (Erm Tety, Evy Maharan & Selvana Deswta) ANALISIS SALURAN PEMASARAN DAN TRANSMISI HARGA TANDAN BUAH SEGAR (TBS) KELAPA SAWIT PADA PETANI SWADAYA DI DESA SARI GALUH KECAMATAN TAPUN KABUPATEN KAMPAR Erm Tety, Evy Maharan, dan Selvana Deswta Fakultas Pertanan Unverstas Rau ABSTRACT The purpose of ths research s to fnd out and analyze: channels and marketng margns of TBS as well as palm ol prces receved by Swadaya Farmers; the correlaton or relatonshp between the prce of ol palm pad PKS wth the prce receved by swadaya farmers and the effect of prce (prce transmsson elastcty) from ol palm at PKS wth the prce receved by swadaya farmers at sar galuh vllage, tapung dstrct, kampar subdstrct. Ths research was conducted from March 2012 to August The method that the reasearch used was survey method. The sample take used by purposve samplng. The samplng of the reaserch was 42 swadaya farmers wth the age of palm trees between 8-12 years, whereas for traders and pks used by method snowball samplng by followng marketng chanel. The results of ths research show only one market by channel from swadaya farmers tbs, from farmer to traders than to PKS and marketng margns used the perodc tme seres data from January to December 2011 Rp. 223,12. The prce that receved by farmer s 85,05%. The correlaton value of the prce from swadaya farmers wth the prce PKS was 0,983. The value of the elastcty of prce transmsson between the prce receved from swadaya farmers and the prce of ol palm by PKS was 0,085. Keywords: Marketng channels, margns, prce transmsson, swadaya farmers. LATAR BELAKANG PENELITIAN Pembangunan pertanan sampa saat n mash menjad prortas dalam pembangunan nasonal, dmana sektor n memberkan kontrbus yang besar dalam pembangunan ekonom nasonal dan mendorong berkembangnya sektor ndustr dan sektor-sektor lannya. Sektor pertanan yang potensal dkembangkan d Indonesa salah satunya adalah sub sektor perkebunan. Pengembangan sub sektor perkebunan khususnya kelapa sawt telah memberkan dampak postf terhadap perekonoman Indonesa, bak dar seg kontrbusnya terhadap pendapatan negara maupun penyerapan tenaga kerja dsektor ndustr. Prospek yang cerah dalam perkebunan kelapa sawt mendorong pemerntah Indonesa untuk terus mengembangkan areal kelapa sawt. Salah satu sentra perkebunan kelapa sawt d Provns Rau adalah Desa Sar Galuh Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar. Secara umum pengembangan usaha perkebunan d Kabupaten Kampar dlaksanakan melalu 2 bentuk usaha yatu Usaha Perkebunan Rakyat dan Usaha Perkebunan Besar Swasta. Petan pola swadaya merupakan pengusahaan atau pengelolaan kebun yang dlakukan oleh masyarakat secara swadaya dengan dana sendr dan usaha sendr yang dmula dar pengadaan sarana dan prasarana produks sampa pemasaran hasl panen kelapa sawt yatu berupa Tandan Buah 13

2 Pekbs Jurnal, Vol.5, No.1, Maret 2013: Segar (TBS) yang pada umumnya dlakukan melalu pedagang perantara atau lembaga pemasaran. Pada kenyataannya, petan swadaya serng menghadap permasalahan dalam hal pemasaran kelapa sawt yatu dalam bentuk TBS. Pada umumnya pemasaran TBS ke Pabrk Kelapa Sat (PKS), petan bekerjasama melalu lembaga pemasaran atau pedagang perantara.untuk tu dperlukan adanya penanganan yang lebh bak dar sstem pemasaran komodt kelapa sawt n. Karena dengan sstem pemasaran yang bak akan memberkan keuntungan yang lebh besar kepada petan dan juga akan merangsang petan untuk menngkatkan produksnya. Adapun tujuan dar peneltan n adalah untuk mengetahu dan menganalss (1) Saluran, margn pemasaran TBS kelapa sawt dan bagan harga yang dterma oleh petan ; (2) Korelas atau hubungan antara harga kelapa sawt yang dbayarkan PKS dengan harga yang dterma oleh petan swadaya; (3) Pengaruh perubahan harga (elaststas transms harga) kelapa sawt dtngkat PKS dengan harga dtngkat petan swadaya. KAJIAN PUSTAKA Kelapa Sawt Tanaman kelapa sawt (Elaes gunenss Jack.) berasal dar Ngera, Afrka Barat. Meskpun demkan, ada yang menyatakan bahwa kelapa sawt berasal dar Amerka Selatan yatu Brazl karena lebh banyak dtemukan speses kelapa sawt d hutan Brazl dbandngkan dengan Afrka. Pada kenyataannya tanaman kelapa sawt hdup subur dluar daerah asalnya, sepert Malaysa, Indonesa, Thaland, dan Papua Nugn. Bahkan mampu memberkan hasl produks per hektar yang lebh tngg. Kelapa sawt pertama masuk ke Indonesa pada tahun 1848, dbawa dar Maurtus dan Amsterdam oleh seorang warga Belanda. Bbt kelapa sawt yang berasal dar kedua tempat tersebut masng-masng berjumlah dua batang dan pada tahun tu juga dtanam d Kebun Raya Bogor. Kelapa sawt kn telah menyebar d Indonesa, bahkan sebagan besar perkebunan rakyat telah dalhfungskan menjad kebun kelapa sawt. Pengembangan perkebunan tdak hanya darahkan pada sentra-sentra produks sepert Sumatera dan Kalmantan, tetap daerah potens pengembangan sepert Sulawes dan Iran Jaya terus dlakukan. Data dlapangan menunjukkan kecenderungan penngkatan luas areal perkebunan kelapa sawt khususnya perkebunan rakyat. Kelapa sawt merupakan tanaman dengan nla ekonoms yang cukup tngg karena merupakan salah satu tanaman penghasl mnyak nabat. Bag Indonesa, kelapa sawt memlk art pentng karena mampu mencptakan kesempatan kerja bag masyarakat dan sebaga sumber perolehan devsa negara. Sampa saat n Indonesa merupakan salah satu produsen utama mnyak sawt (CPO) duna selan Malaysa dan Ngera (Fauz, 2002). Pemasaran Pemasaran adalah proses perencanaan dan penerapan konseps, penetapan harga, dan dstrbus barang, jasa, dan de untuk mewujudkan pertukaran yang memenuh tujuan ndvdu atau organsas (Mahmud, 2007). Pemasaran pertanan adalah proses alran komodt yang dserta perpndahan hak mlk dan pencptaan guna waktu, guna tempat dan guna bentuk yang dlakukan oleh lembaga-lembaga pemasaran dengan melaksanakan satu atau lebh fungs-fungs pemasaran (Sudyono, 2001). Sedangkan menurut Rahm, dkk (2007) pemasaran komodtas pertanan merupakan kegatan/proses pengalran komodtas pertanan dar produsen (petan, peternak dan nelayan) sampa ke 14

3 Analss Saluran Pemasaran dan Transms Harga Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawt pada Petan Swadaya (Erm Tety, Evy Maharan & Selvana Deswta) konsumen/pedagang perantara (tengkulak, pengumpul, pedagang besar, dan pengecer) berdasarkan pendekatan sstem pemasaran (marketng system approach), kegunaan pemasaran (marketng utlty) dan fungs-fungs pemasaran (marketng functon). Soekartaw (2004) menyatakan cr produk pertanan akan mempengaruh mekansme pemasaran. Oleh karena tu serng terjad harga produks pertanan yang dpasarkan menjad fluktuas secara tajam, dan kalau saja harga produks pertanan berfluktuas, maka yang serng drugkan adalah d phak petan atau produsen. Karena kejadan semacam n maka petan atau produsen memerlukan kekuatan dar dr sendr atau berkelompok dengan yang lan untuk melaksanakan pemasaran. Lembaga pemasaran adalah badan usaha atau ndvdu yang menyelenggarakan pemasaran, menyalurkan jasa dan komodt dar produsen kepada konsumen akhr serta mempunya hubungan dengan badan usaha atau ndvdu lannya Lembaga pemasaran tmbul karena adanya kengnan konsumen untuk memperoleh komodt yang sesua dengan waktu, tempat, dan bentuk yang dngnkan konsumen. Tugas lembaga pemasaran adalah menjalankan fungs pemasaran serta memenuh kengnan konsumen semaksmal mungkn. Konsumen memberkan balas jasa kepada lembaga pemasaran berupa margn pemasaran (Rahm, dkk 2007). Pemasaran dkatakan efsen jka telah memenuh dua syarat, yatu mampu menyampakan hasl atau produk dar produsen kepada konsumen dengan baya semurah-murahnya dan mampu melakukan pembagan yang adl kepada semua phak yang terlbat dalam kegatan produks dan pemasaran produk tersebut (Sudyono, 2001). Saluran Pemasaran Aspek lan dar mekansme produks pertanan adalah aspek pemasaran, pemasaran pada prnspnya adalah alran barang dar produsen ke konsumen. Alran barang n dapat terjad karena adanya peranan lembaga pemasaran. Peranan lembaga pemasaran sangat tergantung dar sstem pasar yang berlaku serta karakterstk alran barang yang dgunakan. Oleh karena tu dkenal stlah saluran pemasaran. Fungs saluran pemasaran n sangat pentng, khususnya untuk melhat tngkat harga masng-masng lembaga pemasaran. Saluran pemasaran n dapat berbentuk sederhada dan dapat rumt. Hal demkan tergantung dar macam komodt lembaga pemasaran dan sstem pemasaran (Soekartaw, 2002). Ada beberapa saluran dstrbus yang dapat dgunakan untuk menyalurkan barang bak melalu perantara maupun tdak. Perantara adalah lembaga bsns yang berorentas dantara produsen dan konsumen atau pembel ndustr. Adapun beberapa perantara tu adalah pedagang pengumpul desa dan pedagang pengumpul kecamatan. Perantara n mempunya fungs yang hampr sama, yang berbeda hanya status kepemlkan barang serta skala penjualan (Swastha, 2001). Menurut Kotler dalam dalam Iga (2009), saluran pemasaran dan panjangnya berbeda - beda sesua tngkat saluran pemasaranya, sehngga dapat dlhat pada Gambar 1. Panjang-pendeknya saluran pemasaran yang dlalu oleh suatu hasl komodtas pertanan tergantung pada beberapa faktor, antara lan: pertama, jarak antara produsen dan konsumen. Makn jauh jarak antara produsen dan konsumen basanya makn panjang saluran pemasaran yang dtempuh oleh produk; Kedua, cepat tdaknya produk rusak. Produk yang cepat atau mudah rusak harus segera dterma konsumen dan dengan demkan menghendak saluran yang pendek dan 15

4 Pekbs Jurnal, Vol.5, No.1, Maret 2013: cepat; Ketga, skala produks. Bla produks berlangsung dengan ukuran-ukuran kecl, maka jumlah yang dhaslkan berukuran kecl pula, hal n akan tdak menguntungkan bla produsen langsung menjual ke pasar; Keempat, poss keuangan pengusaha. Produsen yang poss keuangannya kuat cenderung untuk memperpendek saluran pemasaran (Rahm, dkk, 2007). - Saluran Tngkat Satu Produsen - Saluran Tngkat Satu - Saluran Tngkat Dua Konsumen Produsen Pengecer Konsumen - Produsen Grosr - Saluran Tngkat Tga Pengecer Konsumen Produsen Gros Pemborong Pengecer Konsumen Gambar 1 Saluran Pemasaran Margn Pemasaran, Integras Pasar dan Transms Harga Margn pemasaran adalah perbedaan harga yang dbayar kepada penjual pertama dengan harga yang dbayar oleh pembel terakhr atau dapat dkatakan bahwa margn pemasaran adalah selsh antara harga yang dbayar oleh konsumen dengan harga yang dterma produsen. Margn pemasaran dapat ddefnskan dengan dua cara, yatu : Pertama, margn pemasaran merupakan perbedaan antara harga yang dbayar konsumen dengan harga yang dterma petan; Kedua, margn pemasaran merupakan baya dar jasa-jasa pemasaran yang dbutuhkan sebaga akbat permntaan dan penawaran jasa-jasa pemasaran. Margn pemasaran dapat dtnjau dar dua ss, yatu sudut pandang harga dan baya pemasaran. Pada analss pemasaran yang serng menggunakan konsep margn pemasaran yang dpandang dar ss harga n, margn pemasaran merupakan selsh harga yang dbayar konsumen akhr dan harga yang dterma petan produsen. Dengan menganggap bahwa selama proses pemasaran terdapat beberapa lembaga pemasaran yang terlbat dalam aktftas pemasaran n, maka dapat danalss dstrbus margn pemasaran dantara lembaga-lembaga pemasaran yang terlbat (Sudyono, 2001). Menurut Karjono dalam Rahm dan Hastut (2007) menjelaskan bahwa ntegras pasar ddefnskan sebaga pergerakan harga yang berhubungan dengan dua pasar atau lebh. Lebh jauh djelaskan bahwa hal tersebut dgunakan untuk mengetahu seberapa besar pembentukan harga suatu komodtas pada suatu tngkat lembaga pemasaran dpengaruh oleh harga dtngkat lembaga pemasaran lannya. Salah satu upaya untuk menganalss harga yang terjad antara produsen dengan pedagang adalah dengan memperhatkan ntegras pasar. Integras n merupakan salah satu proses ekonom yang secara fungsonal berkatan dengan penggabungan dar beberapa proses produks yang terpsah-psah menjad satu kesatuan. Integras pasar adalah suatu konsep tentang penggabungan harga dalam pasar yang berbeda, berhubungan satu sama lannya (Harrs-Whte dalam Hertut, 2004). 16

5 Analss Saluran Pemasaran dan Transms Harga Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawt pada Petan Swadaya (Erm Tety, Evy Maharan & Selvana Deswta) Dnamka jangka pendek harga komodtas pertanan d daerah konsumen pada umumnya memlk pola yang sama dengan dnamka harga d daerah produsen karena permntaan yang dhadap petan d daerah produsen merupakan turunan dar permntaan d daerah konsumen. Jka terjad kenakan harga d pasar konsumen akbat naknya permntaan maka pedagang akan meneruskan kenakan harga tersebut kepada petan sehngga harga d pasar produsen juga mengalam penngkatan. Akan tetap proses transms harga dar pasar konsumen ke pasar produsen tersebut umumnya tdak sempurna dan bersfat asmetrs, artnya jka terjad kenakan harga d pasar konsumen, maka kenakan harga tersebut dteruskan kepada petan secara lamban dan tdak sempurna, sebalknya jka terjad penurunan harga. Pola transms sepert n menyebabkan fluktuas harga d pasar konsumen cenderung lebh tngg dbandng fluktuas harga d pasar produsen dan perbedaan fluktuas harga tersebut akan semakn besar apabla transms harga yang terjad semakn tdak sempurna (Irawan, 2007). Adapun transms harga mencermnkan nefsens pemasaran karena hal tu menunjukkan bahwa perubahan harga yang terjad d tngkat konsumen tdak seluruhnya dteruskan kepada petan, dengan kata lan transms harga berlangsung secara tdak sempurna. Pola transms harga sepert n basanya terjad jka pedagang memlk kekuatan monopson sehngga mereka dapat mengendalkan harga bel dar petan. Petan Swadaya Pola swadaya merupakan pengusahaan atau pengelolaan kebun yang dlakukan oleh masyarakat secara swadaya dengan dana sendr dan usaha sendr. Usaha swadaya n memegang peranan pentng sebaga sumber pendapatan untuk menopang hdup keluarga walaupun pada kenyataannya produktftaas tanaman kelapa sawt yang dusahakan secara swadaya mash rendah dbandngkan dengan produktftas dar kebun petan plasma maupun pola pengembangan perkebunan kelapa sawt yang lan sepert perkebunan besar (Edram dkk, 2007). Pengelolaan perkebunan kelapa sawt pola swadaya n pada dasarnya tdak lebh bak darpada para petan plasma dtnjau dar seg kegatan pengusahaannya, luas lahan yang dusahakan, baya yang dgunakan sebaga baya produks dan baya lannya. Pengelolaan usahatan pekebun plasma kelapa sawt pola PIR dapat dkatakan relatf bak keadaannya dar pola pengembangan secara swadaya, karena adanya pengawasan dan pembnaan langsung dar petugas perusahaan nt dsampng dar asoek pemasaran, produks tandan buah segar (TBS) pekebun plasma langsung djual melalu Koperas Unt Desa (KUD) ke pabrk mlk perusahaan nt. Kedudukan petan swadaya mash belum dkatakan bak karena sub sektor perkebunan Indonesa memlk karakterstk yang khas dengan sstem manajemen dan efsens antara perkebunan rakyat, perkebunan swasta dan perkebunan besar mash tdak bermbang. Struktur dualstk n tentunya akan berdampak pada ndustr lanjutan dar hasl perkebunan sebaga komodt ekspor/penghasl devsa dmasa mendatang (Arfn, 2001). Hal n basanya menyebabkan ketdakpastan menmpa petan kelapa sawt yang mengusahakan dan mengelola usahatan kelapa sawt secara swadaya. Keadaan petan swadaya tdak lebh bak dar petan yang melakukan usahatannya dengan mengkut program kemtraan. 17

6 METODE PENELITIAN Pekbs Jurnal, Vol.5, No.1, Maret 2013: Peneltan n dlaksanakan d Desa Sar Galuh Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar Provns Rau. Lokas peneltan n dtentukan secara sengaja (purposve) dengan pertmbangan bahwa Kecamatan Tapung merupakan sentra perkebunan kelapa sawt yang terluas d Kabupaten Kampar dan Desa Sar Galuh merupakan salah satu sentra pengembangan perkebunan kelapa sawt petan swadaya d Kecamatan Tapung. Peneltan n dlaksanakan dengan metode surve, pengamblan sampel dlakukan dengan cara purposve samplng terhadap petan kelapa sawt pola swadaya yang tanaman kelapa sawtnya berumur 8-12 tahun dengan pertmbangan pada umur tersebut merupakan masa-masa produktf tanaman kelapa sawt petan pola swadaya d Desa Sar Galuh. Jumlah sampel untuk petan dtentukan sebanyak 50% dar jumlah populas yatu 84 orang petan swadaya sehngga petan sampel yang dambl adalah sebanyak 42 orang petan swadaya d Desa Sar Galuh Kecamatan Tapung. Pengamblan sampel terhadap pedagang dan PKS melalu metode snow ball samplng dengan mengkut saluran pemasarannya. Yatu 5 orang pedagang pengumpul dan 1 PKS (PKS PT.PN V Se Galuh). Data dambl terdr dar data prmer dan data sekunder. Analss Data Data yang dkumpulkan selanjutnya dtabulaskan dan danalss sesua dengan tujuan peneltan. 1. Margn Pemasaran Analss margn pemasaran dgunakan untuk mengetahu dstrbus baya dar aktvtas pemasaran dan keuntungan dar setap lembaga perantara dengan kata lan analss margn pemasaran dlakukan dengan mengetahu tngkat kompets dar para pelaku pemasaran yang terlbat dalam pemasaran/dstrbus. Secara matemats margn pemasaran dhtung dengan formulas sebaga berkut (Sudyono, 2001): MP = Pr Pf keterangan: MP = Margn Pemasaran (Rp/kg) Pr = Harga dtngkat PKS (Rp/kg) Pf = Harga dtngkat pedagang pengumpul (Rp/kg) 2. Bagan yang dterma petan Bagan yang dterma petan merupakan perbandngan antar harga yang dterma oleh petan dengan harga yang dbayarkan oleh konsumen. Menurut Hanafah dalam Den Helfra (2010), untuk menghtung bagan yang dterma petan dgunakan rumus : LP = HP x 100% HK Keterangan : LP = Bagan atau persentase yang dterma petan (%) HP = Harga yang dterma petan (Rp/kg) HK = Harga pada konsumen (Rp/kg) 3. Analss Koefsen Korelas Harga (r) Koefsen korelas dapat dgunakan untuk memberkan penafsran sampa berapa jauh pembentukan harga suatu komodtas pada suatu tngkat pasar dpengaruh oleh pasar lannya. Korelas harga dukur dengan menggunakan data berkala (tme seres data) berupa data harga d tngkat pedagang pengumpul (Pf) 18

7 Analss Saluran Pemasaran dan Transms Harga Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawt pada Petan Swadaya (Erm Tety, Evy Maharan & Selvana Deswta) dan d tngkat PKS (Pr) selama perode Bulan Januar-Desember Jka dar hasl perhtungan dperoleh angka korelas harga (r) mendekat satu, maka n menunjukkan keeratan hubungan harga pada tngkat pasar tersebut dan juga untuk melhat sstem persangan pasar yang terjad. Untuk mencar korelas antara harga yang dbayarkan PKS dengan harga yang dterma petan, dhtung dengan menggunakan rumus (Sudyono, 2001): r = Pr. Pf 2 ( Pr 2. Pf ) 5 keterangan: r : Korelas antara harga dtngkat PKS dengan harga dtngkat petan Pr : Harga dtngkat PKS (Rp/Kg) Pf : Harga dtngkat pedagang pengumpul (Rp/Kg) 4. Analss Transms Harga Analss transms harga bertujuan untuk mengetahu penampakan pasar antara pasar tngkat produsen dan pasar tngkat konsumen (Azzano, 1982 dalam Suharyanto, 2005). Pada peneltan n, analss transms harga dukur dar harga dtngkat pedagang pengumpul dan PKS dengan menggunakan model regres sederhana sebaga berkut: P f = b 0 + b 1 P r dtransformaskan dalam bentuk lner menjad : nσ Pr Pf ( Σ Pr )( ΣPf ) b1 = nσ Pr 2 ( Σ Pr ) 2 npf 2 ( Pf ) 2 { }{ } keterangan: b0 : Intersept b1 : Koefsen transms harga P r : Harga rata-rata tngkat PKS (Rp/Kg) P f : Harga rata-rata tngkat pedagang pengumpul (Rp/Kg) n : Jumlah sampel Nla koefsen regres b 1 menggambarkan besarnya elaststas transms harga antara harga dtngkat petan dengan harga dtngkat konsumen. Jka b = 1, berart perbedaan harga tngkat produsen dan konsumen hanya dbedakan oleh margn pemasaran yang tetap. Jka b > 1, persentase kenakan harga tngkat konsumen lebh tngg jka dbandngkan dengan tngkat produsen. Jka b < 1, persentase kenakan harga tngkat konsumen lebh kecl dbandng tngkat produsen. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Identtas Petan Swadaya Data dlapangan menunjukkan bahwa jumlah petan sampel terbanyak berada pada kelompok umur tahun yatu sebanyak 11 orang dengan persentasenya 26,19% sedangkan jumlah petan sampel terkecl berada pada kelompok umur >65 tahun yatu sebanyak 1 orang dengan persentasenya 2,38%. Sebagan besar petan sampel yang lama penddkan tahun merupakan tamatan SLTA dengan jumlah 17 atau 40,47 persen, kemudan kut petan sampel yang lama penddkan 1-6 tahun merupakan tamatan SD dengan jumlah 16 atau 38,09 persen, petan sampel yang lama penddkan tahun merupakan tamanan Perguruan Tngg dengan jumlah 6 atau 14,28 persen dan petan sampel yang lama penddkan 7-9 tahun merupakan tamatan SLTP dengan jumlah 3 atau 7,14 persen. Dar uraan 19

8 20 Pekbs Jurnal, Vol.5, No.1, Maret 2013: datas menunjukkan bahwa tngkat penddkan petan sampel d desa Sar Galuh sudah cukup bak. Pengalaman berusahatan memegang peranan pentng dalam proses usahatan kelapa sawt. Semakn lama pengalaman berusahatan petan maka akan semakn bak proses pengalokasam faktor-faktor produks sehngga usahatan akan semakn bak. Sebanyak 57,14% petan swadaya yang menjad sampel sudah memlk pengalaman berusahatan berksar antara 11 hngga 15 tahun, bahkan ada petan yang memlk pengalaman berusahatan selama lebh dar 20 tahun. Luas lahan sangat mempengaruh hasl produks karena semakn luas lahan pertanan yang dusahakan semakn besar pula haslnya dan sebalknya semakn kecl lahan pertanan yang dusahakan semakn kecl pula haslnya. Dsampng tu luas lahan yang dmlk petan erat katannya dengan modal dan pengalokasan faktor-faktor produks, semakn luas lahan yang dmlk petan akan semakn besar pula modal yang harus dmlk demkan juga dengan pengalokasan faktor produks menjad lebh banyak. Berdasarkan pengamatan dlapangan menunjukkan bahwa luas lahan usaha tan kelapa sawt pola swadaya d Desa Sar Galuh antara 1-3 hektar dmlk oleh sebanyak 32 orang petan sampel atau 76,19 persen dan luas lahan petan kelapa sawt pola swadaya antara 4-6 hektar dmlk oleh 8 orang petan sampel atau 19,04 persen dan ssanya adalah petan yang memlk lahan 7-9 hektar berjumlah 2 orang atau 4,76 persen. Sedangkan dlhat dar jumlah tanggungan keluarga, petan sampel lebh ddomnas dalam ksaran 1-3 orang dengan jumlah persentase mencapa 59,52%, ssanya 40,47% memlk tanggungan keluarga yatu 4-6 orang. 2. Identtas Pedagang Pengumpul Proses pamasaran TBS d Desa Sar Galuh, pedagang pengumpul memegang peranan palng besar. Hal n dkarenakan tdak semua petan memlk akses untuk masuk ke dalam PKS. Dalam peneltan n pengamblan sampel untuk pedagang pengumpul yatu menggunakan metode snow ball dengan mengkut saluran pemasaran TBS dar petan dan d peroleh pedagang pengumpul sebanyak 5 orang. Hasl peneltan dperoleh umur pedagang sampel berada pada ksaran tahun yatu sebanyak 40%. Dengan demkan dapat dketahu bahwa umur pedagang sampel merupakan usa produktf dalam menjalankan usaha sehngga memberkan kontrbus pemkran dan kemampuan fsk yang bak dalam melakukan usaha. Untuk persentase tngkat penddkan, pedagang sampel berada pada tngkat penddkan formal yang bak, dmana jenjang penddkan terendah pedagang sampel yatu tamat SD sebanyak 2 orang atau 40%; tamat SLTP sebanyak 2 orang atau 40%; tamat SLTA sebanyak 1 orang atau 20 %. Pengalaman berdagang akan mempengaruh keberhaslan usaha pedagang. Semakn lama usaha berdagangnya maka akan semakn banyak pengetahuan dan keteramplan berdagang yang dperolehnya. Hasl peneltan menunjukkan bahwa pengalaman berdagang terlama yatu antara tahun berjumlah 3 orang atau 60% dan pengalaman terkecl antara 3-8 tahun berjumlah 2 orang atau 40%. Hal n menunjukkan bahwa pengalaman berdagang yang dmlk pedagang pengumpul sudah cukup tngg dan dapat dkatakan dengan pengalaman tersebut pedagang pengumpul sudah berpengalaman dalam menghadap masalah dan tahu bagamana cara untuk mengatasnya. Dar hasl wawancara lapangan ddapatkan bahwa anggota keluarga pedagang berada pada tngkat kecl yatu berksar antara 2 sampa 3 orang. Sehngga jumlah tanggungan keluarga tdak memberkan dampak yang besar terhadap pendapatan dan pengeluaran keluarga.

9 Analss Saluran Pemasaran dan Transms Harga Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawt pada Petan Swadaya (Erm Tety, Evy Maharan & Selvana Deswta) 3. Pabrk Kelapa Sawt D Kecamatan Tapung terdapat 8 Pabrk Kelapa Sawt (PKS) yatu PT. Peputra Masterndo, PT. Tunggul Yunus Estate, PT. Rama Jaya Pramukt, PT. PN V Se Garo, PT. PN V Se Galuh, PT. Sewang Sawt Sejahtera, PT. Bum Mentar Karya dan PT. Int Karya Plasma Perkasa (pada Lampran 3). Dar hasl peneltan Pabrk Kelapa Sawt yang menjad tujuan tempat pengolahan TBS oleh responden adalah PT.PN V Se Galuh. Dalam memasarkan TBS petan dengan leluasa memlh PKS yang menjad tujuan mereka karena tdak adanya kontrak atau perjanjan antara pedagang pengumpul dengan PKS. Tentunya pedagang akan memlh PKS yang mau membel TBS kelapa sawt mereka dengan harga yang tngg dbandngkan PKS yang lannya. Selama peneltan, PKS yang menjad tujuan pedagang untuk menjual TBS kelapa sawt adalah PT.PN V Se Galuh. PT.PN V Se Galuh berada d Desa Panta Cermn Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar PT.PN V Se Galuh berdr pada tahun 1989 dengan lokas pabrk adalah ± 1 km dengan konds jalan masuk pabrk adalah jalan tanah. PT.PN V Se Galuh memlk karyawan sebanyak 160 orang yang bergerak dalam bdang pengolahan TBS kelapa sawt menjad CPO yang memlk kapastas produks 60 ton per jam. PT. PN V Se Galuh mengelola sawt yang berasal dar kebun petan swadaya dar daerah sektar dan ada juga yang berasal dar laur daerah sepert Sak, Perawang, Bangknang, Kernc dan lannya. Selan dar kebun petan swadaya PT.PN V Se Galuh juga mengelola sawt dar kebun petan plasma melalu KUD serta dar kebun mlk PT.PN V Se Galuh tu sendr. 4. Saluran Pemasaran Kelapa Sawt Petan Swadaya Hasl peneltan menunujukkan bahwa d Desa Sar Galuh Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar hanya terdapat satu saluran pemasaran atau bersfat homogen pada pemasaran TBS kelapa sawt pola swadaya, yatu dar Petan Pedagang Pengumpul PKS. Harga terendah yang terjad dtngkat pedagang adalah Rp ,33 dan harga tertngg dtngkat pedagang adalah Rp ,34. Sedangkan untuk harga terendah dtngkat PKS adalah Rp ,13 dan harga tertngg dtngkat PKS adalah Rp ,87. Untuk harga rata-rata dtngkat pedagang selama tahun 2011 adalah Rp. 1382,21 dan harga rata-rata dtngkat PKS selama tahun 2011 adalah Rp. 1605,33. Margn pemasaran selama peneltan adalah sebesar Rp. 223,31 dan untuk bagan yang dterma petan adalah sebesar 85,05%. Sstem pembayaran pada pemasaran TBS n dapat dlakukan melalu dua cara yatu dengan pembayaran tuna dan pembayaran dengan sstem bon. Pembayaran tuna dlakukan secara langsung oleh pedagang pengumpul kepada petan pada saat pedagang menjemput hasl panen d TPH, sedangkan pembayaran dengan sstem bon yatu pembayarannya dlakukan sesua dengan waktu yang telah dsepakat oleh kedua belah phak (petan dan pedagang) basanya satu atau dua har setelah panen. 5. Analss Margn Pemasaran Harga rata-rata terendah dtngkat pedagang terjad pada bulan Oktober 2011 pada pekan kelma yatu berada pada poss Rp ,33 sedangkan untuk harga tertngg dtngkat pedagang terjad d bulan Februar 2011 pada pekan kedua yatu berada pada poss Rp ,34. Untuk harga dtngkat PKS, poss harga terendah berada pada bulan Oktober 2011 pekan keempat yatu berada pada poss Rp ,13 sedangkan harga tertngg dtngkat PKS terjad pada bulan Januar 2011 pekan keempat yatu pada poss Rp ,87. Rata-rata harga dtngkat pedagang 21

10 22 Pekbs Jurnal, Vol.5, No.1, Maret 2013: selama tahun 2011 adalah Rp. 1382,21 sedangkan untuk rata-rata harga dtngkat PKS selama tahun 2011 adalah Rp. 1605,33. Dar hasl analss margn pemasaran dperoleh margn pemasaran rata-rata dar PKS ke petan swadaya d Desa Sar Galuh Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar selama perode tahun 2011 adalah sebesar Rp. 223,12. Margn terbesar adalah Rp. 251,16 yatu pada bulan September Untuk margn terendah yatu Rp. 190,13 yang terjad pada bulan Jul Bagan yang dterma petan Untuk menghtung besarnya bagan yang dterma petan kelapa sawt swadaya adalah dengan melhat perbandngan antara bagan harga pada petan dengan harga pada konsumen akhr. Dalam peneltan n konsumen akhrnya adalah Pabrk Kelapa Sawt (PKS). Dar hasl peneltan dketahu bahwa besarnya bagan yang dterma petan adalah sebesar 85,05%, besarnyan bagan yang dterma petan swadaya d Desa Sar Galuh dsebabkan karena petan yang memasarkan TBS hanya melalu satu saluran saja. Karena apabla semakn panjang saluran pemasaran yang dlalu maka semakn kecl bagan yang akan dterma oleh petan. 7. Analss Korelas Harga Analss korelas harga yang dgunakan dalam peneltan n adalah menggunakan data tme seres mngguan harga kelapa sawt dtngkat pedagang pengumpul dan dtngkat PKS selama perode tahun Koefsen korelas harga bertujuan untuk memberkan penafsran sampa berapa jauh pembentukan harga suatu komodtas pada suatu tngkat pasar dpengaruh oleh pasar lannya atau mengetahu keeratan hubungan harga pada tngkat pasar. Selan tu, koefsen korelas juga menunjukkan adanya hubungan lnear antara harga dtngkat pedagang dengan harga dtngkat PKS berdasarkan tngkat keeratan sebesar koefsen korelasnya. Hasl analss korelas harga dtngkat petan dengan harga dtngkat pedagang dengan menggunakan perhtungan SPSS dperoleh nla koefsen korelas r sebesar postf 0,983. Nla koefsen korelas postf n menunjukkan bahwa sstem pasar berntegras secara efsen. Koefsen korelas n juga menunjukkan adanya hubungan lner antara harga dtngkat petan (Pf) dengan harga dtngkat pedagang (Pr) dengan tngkat keeratan 0,983. Dengan nla r < 1, berart kedua pasar berntegras tdak sempurna. 8. Analss Transms Harga Analss elaststas transms harga dgunakan untuk mengetahu persentas perubahan harga dtngkat produsen akbat perubahan harga dtngkat konsumen, dengan menggunakan model ln Pf = b0 + b1 ln Pr. Dar hasl analss regres sederhana dperoleh koefsen regres b1 sebesar 0,999, nla koefsen regres b1 n menunjukkan nla elaststas transms harga. Dan dperoleh nla elaststas transms harga lebh kecl dar satu (Et<1) dapat dartkan bahwa perubahan harga sebesar 1% dtngkat pedagang akan mengakbatkan perubahan harga sebesar 0,999% dtngkat petan atau dapat juga dartkan bahwa perubahan harga dtngkat produsen sebesar 99.9% dpengaruh oleh perubahan harga dtngkat konsumen. Selan menunjukkan besarnya perubahan harga dtngkat petan dan pedagang, nla elaststas transms harga juga dapat menyatakan tngkat kompets suatu pasar, penampakan atau struktur pasar yang terbentuk. Nla elaststas transms harga (b1) sebesar (lebh kecl

11 Analss Saluran Pemasaran dan Transms Harga Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawt pada Petan Swadaya (Erm Tety, Evy Maharan & Selvana Deswta) dar satu) mengndkaskan bahwa transms harga yang terbentuk antara pasar petan dengan pasar konsumen lemah sehngga struktur pasar yang terbentuk bukan pasar persangan sempurna. KESIMPULAN Pada Desa Sar Galuh Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar hanya terdapat satu saluran pemasaran TBS Kelapa Sawt pada petan swadaya atau bersfat homogen. Margn pemasaran rata-rata dar PKS ke petan swadaya d Desa Sar Galuh Kecamatan Tapung selama perode tahun 2011 adalah sebesar Rp. 223,12 dan bagan yang dterma petan adalah Rp. 85,05%. Nla korelas harga untuk dtngkat petan dengan harga dtngkat pedagang adalah sebesar Rp. 0,983 yang artnya bahwa nla korelas yang mendekat 1 menunjukkan keeratan hubungan yang tngg antara harga dtngkat PKS dengan harga dtngkat petan. Dengan nla r < 1, berart kedua pasar berntegras tdak sempurna. Integras pasar yang tdak sempurna maka struktur pasar yang terbentuk bukan merupakan pasar persangan sempurna dan mengarah ke pasar monopson. Nla transms harga antara harga dtngkat petan dan pedagang dperoleh adalah b1 (0,999) atau b1 < 1 dapat dartkan bahwa perubahan harga sebesar 1% dtngkat PKS akan mengakbatkan perubahan harga sebesar 0,999% dtngkat petan atau dapat juga dartkan bahwa perubahan harga dtngkat petan sebesar 99.9% dpengaruh oleh perubahan harga dtngkat PKS. DAFTAR PUSTAKA Arfn, B Spektrum Kebjakan Pertanan Indonesa. Penebt Erlangga. Jakarta. Fauz, Y. dan Erna Wdyastut Y Kelapa sawt, Buddaya-Pemanfaatan Hasl dan Lmbah-Analss usaha dan pemasaran. Penebar Swadaya. Jakarta. Irawan, B Fluktuas Harga, Transms Harga dan Margn Pemasaran Sayuran dan Buah. Jurnal Analss Kebjakan Pertanan. Volume 5 No. 4, Desember 2007 : pdffles/art5-4c.pdf. Dakses pada tanggal 22 Januar Mahmud, M Pengantar Bsns Modern. Penerbt And Yogyakarta. Yogyakarta. Retnomo, Iga Analss Pemasaran Tandan Buah Segar (TBS) Petan Pola Swadaya D Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar. Skrps Fakultas Pertanan Unverstas Rau. Pekanbaru. (Tdak dpublkaskan). Rahm. A dan Dah Retno Dw Hastut Ekonomka Pertanan. Penebar Swadaya. Depok. Soekartaw Agrbsns Jakarta. Teor dan Aplkasnya. Raja Grafndo Persada. Sudyono, A Pemasaran Pertanan. Unverstas Muhammadyah Malang. Malang. Swastha, B. Sudkodjo. I, Pengantar Bsns Modern. Lberty Offset. Yogyakarta 23

Ermi Tety, Evy Maharani, dan Muhammad Setiawan. Fakultas Pertanian Universitas Riau ABSTRACT

Ermi Tety, Evy Maharani, dan Muhammad Setiawan. Fakultas Pertanian Universitas Riau ABSTRACT Pekbs Jurnal, Vol.4, No.1, Maret 2012: 34-43 ANALISIS TRANSMISI HARGA TANDAN BUAH SEGAR (TBS) DARI PABRIK KELAPA SAWIT (PKS) Ke PETANI SWADAYA DI KELURAHAN SOREK SATU KECAMATAN PANGKALAN KURAS KABUPATEN

Lebih terperinci

ANALISIS SALURAN PEMASARAN DAN TRANSMISI HARGA PADA PETANI BOKAR DI DESA SEI TONANG KECAMATAN KAMPAR UTARA KABUPATEN KAMPAR

ANALISIS SALURAN PEMASARAN DAN TRANSMISI HARGA PADA PETANI BOKAR DI DESA SEI TONANG KECAMATAN KAMPAR UTARA KABUPATEN KAMPAR ANALISIS SALURAN PEMASARAN DAN TRANSMISI HARGA PADA PETANI BOKAR DI DESA SEI TONANG KECAMATAN KAMPAR UTARA KABUPATEN KAMPAR Ftra Nngsh, Erm Tety, Evy Maharan Fakultas Pertanan Unverstas Rau Ftra_Iskam@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

Keywords: Marketing Channels, Margins, Price Transmission, Swadaya Farmers.

Keywords: Marketing Channels, Margins, Price Transmission, Swadaya Farmers. 1 ANALISIS SALURAN PEMASARAN DAN TRANSMISI HARGA TANDAN BUAH SEGAR (TBS) KELAPA SAWIT PADA PETANI SWADAYA DI DESA SARI GALUH KECAMATAN TAPUNG KABUPATEN KAMPAR Selviana Deswita, Ermi Tety dan Evy Maharani

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan penjualan. Sebelum penjualan dlakukan basanya akan dsepakat terlebh dahulu bagamana cara pembayaran

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan d Sunga Sak, Kota Pekanbaru, Provns Rau. Penentuan lokas dlakukan secara tertuju (purposve) karena sunga n termasuk dalam 13 sunga

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konds persangan dalam berbaga bdang ndustr saat n dapat dkatakan sudah sedemkan ketatnya. Persangan dalam merebut pasar, adanya novas produk, mencptakan kepuasan pelanggan

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negosas Negosas dapat dkategorkan dengan banyak cara, yatu berdasarkan sesuatu yang dnegosaskan, karakter dar orang yang melakukan negosas, protokol negosas, karakterstk dar nformas,

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA SAING EKSPOR KARET ALAM (NATURAL RUBBER) INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL

ANALISIS DAYA SAING EKSPOR KARET ALAM (NATURAL RUBBER) INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL ANALISIS DAYA SAING EKSPOR KARET ALAM (NATURAL RUBBER INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL EXPORT COMPETITIVENESS ANALYSIS OF NATURAL RUBBER INDONESIA IN THE INTERNATIONAL MARKET Yog Rahmad Syahputra 1, Suard

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penermaan terpentng d Indonesa. Oleh karena tu Pemerntah selalu mengupayakan bagamana cara menngkatkan penermaan Pajak. Semakn tngg penermaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB TIJAUA KEPUSTAKAA.1. Gambaran Umum Obyek Peneltan Gambar.1 Lokas Daerah Stud Gambar. Detal Lokas Daerah Stud (Sumber : Peta Dgtal Jabotabek ver.0) 7 8 Kawasan perumahan yang dplh sebaga daerah stud

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2 LNDSN TEORI 2. Teor engamblan Keputusan Menurut Supranto 99 keputusan adalah hasl pemecahan masalah yang dhadapnya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang past terhadap suatu pertanyaan.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang Dalam kehdupan sehar-har, serngkal dumpa hubungan antara suatu varabel dengan satu atau lebh varabel lan. D dalam bdang pertanan sebaga contoh, doss dan ens pupuk yang dberkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia)

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia) PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Stud Kasus pada Data Inflas Indonesa) Putr Noorwan Effendy, Amar Sumarsa, Embay Rohaet Program Stud Matematka Fakultas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab n akan menjelaskan latar belakang pemlhan metode yang dgunakan untuk mengestmas partspas sekolah. Propns Sumatera Barat dplh sebaga daerah stud peneltan. Setap varabel yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I 4. LATAR BELAKANG Kesultan ekonom yang tengah terjad akhr-akhr n, memaksa masyarakat memutar otak untuk mencar uang guna memenuh kebutuhan hdup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.. KERANGKA ANALISIS Kerangka analss merupakan urutan dar tahapan pekerjaan sebaga acuan untuk mendapatkan hasl yang dharapkan sesua tujuan akhr dar kajan n, berkut kerangka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA Sensus Penduduk 2010 merupakan sebuah kegatan besar bangsa Badan Pusat Statstk (BPS) berdasarkan Undang-undang Nomor 16

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Banjarbaru, Januari Plh. Kepala Dinas, IR. FATHURRAHMAN NIP

KATA PENGANTAR. Banjarbaru, Januari Plh. Kepala Dinas, IR. FATHURRAHMAN NIP KATA PENGANTAR Berdasarkan Surat Gubernur Kalmantan Selatan Nomor : 065/01140/ORG tanggal Desember 2013 perhal Penyampaan LAKIP Satuan Kerja Perangkat Daerah Provns Kalmantan Selatan Tahun 2013. Maka Dnas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR Resa Septan Pontoh 1), Neneng Sunengsh 2) 1),2) Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran 1) resa.septan@unpad.ac.d,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjadwalan Baker (1974) mendefnskan penjadwalan sebaga proses pengalokasan sumber-sumber dalam jangka waktu tertentu untuk melakukan sejumlah pekerjaan. Menurut Morton dan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA

REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bntaro Sektor 7, Bntaro Jaya Tangerang Selatan 15224 PENDAHULUAN Bangktan perjalanan (Trp generaton model ) adalah suatu tahapan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

ZULIA HANUM Jurnal Ilmiah Ekonomikawan ISSN: Edisi 11 Des 2012 ABSTRAK

ZULIA HANUM Jurnal Ilmiah Ekonomikawan ISSN: Edisi 11 Des 2012 ABSTRAK PENGARUH WITH HOLDING TA SYSTEM PADA PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (STUDI KASUS KPP PRATAMA MEDAN PETISAH) ZULIA HANUM Jurnal Ilmah Ekonomkawan ISSN: 1693-7600 Eds 11

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data terdr dar dua data utama, yatu data denyut jantung pada saat kalbras dan denyut jantung pada saat bekerja. Semuanya akan dbahas pada sub bab-sub bab berkut. A. Denyut Jantung

Lebih terperinci

Peramalan Produksi Sayuran Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcasting

Peramalan Produksi Sayuran Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcasting Peramalan Produks Sayuran D Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcastng Esrska 1 dan M. M. Nzam 2 1,2 Jurusan Matematka, Fakultas Sans dan Teknolog, UIN Sultan Syarf Kasm Rau Jl. HR. Soebrantas No. 155

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PENDAPATAN USAHA INDUSTRI KEMPLANG RUMAH TANGGA BERBAHAN BAKU UTAMA SAGU DAN IKAN

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PENDAPATAN USAHA INDUSTRI KEMPLANG RUMAH TANGGA BERBAHAN BAKU UTAMA SAGU DAN IKAN ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PENDAPATAN USAHA INDUSTRI KEMPLANG RUMAH TANGGA BERBAHAN BAKU UTAMA SAGU DAN IKAN (THE ANALYSIS OF ADDED VALUE AND INCOME OF HOME INDUSTRY KEMPLANG BY USING FISH AND TAPIOCA AS

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I ENDHULUN. Latar elakang Mengambl keputusan secara aktf memberkan suatu tngkat pengendalan atas kehdupan spengambl keputusan. lhan-plhan yang dambl sebenarnya membantu dalam penentuan masa depan. Namun

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUKTIVITAS DAN NILAI TAMBAH KELAPA RAKYAT (Studi kasus di 3 kecamatan di Kabupaten Halmahera Utara)

ANALISIS PRODUKTIVITAS DAN NILAI TAMBAH KELAPA RAKYAT (Studi kasus di 3 kecamatan di Kabupaten Halmahera Utara) ANALISIS PRODUKTIVITAS DAN NILAI TAMBAH KELAPA RAKYAT (Stud kasus d 3 kecamatan d Kabupaten Halmahera Utara) Polteknk Perdamaan Halmahera ABSTRACT ISSN : 1907-7556 The research amed to determne (1) coconut

Lebih terperinci

Model Potensial Gravitasi Hansen untuk Menentukan Pertumbuhan Populasi Daerah

Model Potensial Gravitasi Hansen untuk Menentukan Pertumbuhan Populasi Daerah Performa (2004) Vol. 3, No.1: 28-32 Model Potensal Gravtas Hansen untuk Menentukan Pertumbuhan Populas Daerah Bambang Suhard Jurusan Teknk Industr, Unverstas Sebelas Maret, Surakarta Abstract Gravtaton

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusa dlahrkan ke duna dengan ms menjalankan kehdupannya sesua dengan kodrat Illah yakn tumbuh dan berkembang. Untuk tumbuh dan berkembang, berart setap nsan harus

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci

I. PENGANTAR STATISTIKA

I. PENGANTAR STATISTIKA 1 I. PENGANTAR STATISTIKA 1.1 Jens-jens Statstk Secara umum, lmu statstka dapat terbag menjad dua jens, yatu: 1. Statstka Deskrptf. Statstka Inferensal Dalam sub bab n akan djelaskan mengena pengertan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Sebuah jarngan terdr dar sekelompok node yang dhubungkan oleh busur atau cabang. Suatu jens arus tertentu berkatan dengan setap busur. Notas standart untuk menggambarkan sebuah jarngan

Lebih terperinci

UKURAN S A S MPE P L P of o. D r D. r H. H Al A ma m s a d s i d Sy S a y h a z h a, SE S. E, M P E ai a l i : l as a y s a y h a

UKURAN S A S MPE P L P of o. D r D. r H. H Al A ma m s a d s i d Sy S a y h a z h a, SE S. E, M P E ai a l i : l as a y s a y h a UKURAN SAMPEL Prof. Dr. H. Almasd Syahza, SE., MP Emal: asyahza@yahoo.co.d Webste: http://almasd. almasd.staff. staff.unr.ac.d Penelt Senor Unverstas Rau Penentuan Sampel Peneltan lmah hampr selalu hanya

Lebih terperinci

Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik

Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik Pendeteksan Data Penclan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Dagnostk Sally Indra 1, Dod Vonanda, Rry Srnngsh 3 1 Student of Mathematcs Department State Unversty of Padang,

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4. PENGUJIAN PENGUKURAN KECEPATAN PUTAR BERBASIS REAL TIME LINUX Dalam membuktkan kelayakan dan kehandalan pengukuran kecepatan putar berbass RTLnux n, dlakukan pengujan dalam

Lebih terperinci

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani /

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani    / KORELASI DAN REGRESI LINIER 9 Debrna Puspta Andran www. E-mal : debrna.ub@gmal.com / debrna@ub.ac.d 2 Outlne 3 Perbedaan mendasar antara korelas dan regres? KORELASI Korelas hanya menunjukkan sekedar hubungan.

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemkran Untuk mencapa tujuan peneltan sebagamana durakan pada BAB 1, maka secara sstemats pendekatan masalah peneltan mengkut alur pkr kerangka pendekatan sstem yang

Lebih terperinci