PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR,"

Transkripsi

1 PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR, Menimbang Mengingat : a. bahwa guna kelancaran dan ketertiban penyelenggaraan Pemerintahan perlu diatur mekanisme dan tata cara Pemilihan dan Pengangkatan Perangkat ; b. bahwa Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 84 Tahun 2009 tentang dan Perangkat beserta perubahannya sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan keadaan; c. bahwa dengan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan b maka perlu diatur dan ditetapkan dalam Peraturan Bupati. : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah; 2. Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 3. Undang Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587); 5. Peraturan Daerah Kabupaten Karanganyar Nomor 24 Tahun 2006 tentang dan Perangkat (Lembaran Daerah Kabupaten Karanganyar Tahun 2006 Nomor 24) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Karanganyar Nomor 9 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Karanganyar Nomor 24 Tahun 2006 tentang dan Perangkat (Lembaran Daerah Kabupaten Karanganyar Tahun 2009 Nomor 9).

2 MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini, yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Karanganyar; 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati, dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah; 3. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 4. Bupati adalah Bupati Karanganyar; 5. Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai Perangkat Daerah Kabupaten Karanganyar; 6. Camat adalah Camat di wilayah Kabupaten Karanganyar; 7. adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia yang berada di Kabupaten Karanganyar ; 8. Pemerintahan adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah dan Badan Permusyawaratan dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia ; 9. Pemerintah adalah dan Perangkat sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan ; 10. adalah di Kabupaten Karanganyar; 11. Badan Permusyawaratan, selanjutnya disingkat BPD, adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan Pemerintahan sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan ; 12. Perangkat adalah unsur staf yang bertugas membantu dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya yang terdiri dari Sekretaris dan Perangkat lainnya; 13. Perangkat lainnya adalah Dusun, Seksi dan Urusan; 14. Peraturan adalah produk hukum desa yang dibuat oleh BPD bersama ; 15. Keputusan adalah produk hukum desa yang ditandatangani oleh yang bersifat menetapkan; 16. Kartu Tanda Penduduk yang selanjutnya disingkat KTP adalah identitas resmi penduduk sebagai bukti diri yang diterbitkan oleh instansi Pelaksana yang berlaku di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia; 17. Kartu Keluarga yang selanjutnya disingkat KK adalah Kartu Identitas keluarga yang memuat data tentang nama, susunan, dan hubungan dalam keluarga, serta identitas anggota keluarga; 18. Penggunaan hak pilih adalah pemberian tanda memilih pada kartu suara yang dapat berupa centang, contreng, titik, lingkaran, garis, silang dan penandaan lainnya kecuali dengan tulisan, kata atau kalimat.

3 BAB II PEMILIHAN KEPALA DESA Bagian Kesatu Tahapan Pelaksanaan Tahapan pelaksanaan Pemilihan ditetapkan sebagai berikut : a. Pembentukan Panitia Pemilihan ; b. Pengumuman pendaftaran lamaran Bakal Calon ; c. Pendaftaran pemilih, meliputi kegiatan : 1. Pencatatan data pemilih; 2. Pencatatan Daftar Pemilih Sementara (DPS); 3. Pengumuman Daftar Pemilih Sementara (DPS); 4. Pendaftaran Pemilih Tambahan; 5. Penetapan Daftar Pemilih Tetap (DPT). d. Pembuatan kartu suara, undangan, perlengkapan pemungutan dan penghitungan suara ; e. Penyaringan Bakal Calon ; f. Penetapan Calon yang berhak ikut dalam pemilihan dan pengumuman Calon ; g. Kampanye Calon ; h. Pemungutan suara dan Penghitungan suara; i. Penetapan Calon Terpilih; j. Pengusulan dan pengesahan Calon Terpilih menjadi k. Pelantikan. Bagian Kedua Pembentukan Panitia Pemilihan Pasal 3 (1) BPD membentuk Panitia Pemilihan yang keanggotaannya terdiri dari unsur Perangkat, Pengurus Lembaga Kemasyarakatan dan Tokoh masyarakat. (2) Susunan Panitia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari : a. Ketua b. Wakil Ketua c. Sekretaris d. Bendahara e. Seksi Pendaftaran Pemilih f. Seksi Penerima lamaran dan penelitian berkas lamaran g. Seksi Pemungutan Suara h. Seksi Perlengkapan i. Seksi Keamanan j. Seksi Publikasi k. Seksi Konsumsi l. Seksi lain sesuai kebutuhan (3) Masing masing seksi terdiri atas Ketua Seksi dan Anggota. (4) Panitia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertugas menyelenggarakan Pemilihan secara Langsung, Umum, Bebas, Rahasia, Jujur, Adil, Tertib, Lancar dan Aman. Pasal 4 Tugas dan wewenang Panitia Pemilihan adalah; a. menetapkan jadwal pemilihan ; b. mengumumkan akan diadakannya pengisian kekosongan ; c. menyusun dan mengajukan rencana anggaran pemilihan kepada Pemerintah ; d. mengadakan pendaftaran pemilih ; e. mengumumkan Daftar Pemilih Sementara;

4 f. mengadakan pendaftaran pemilih tambahan; g. mengesahkan dan mengumumkan Daftar Pemilih Tetap; h. menerima berkas lamaran Bakal Calon ; i. mengadakan penyaringan/seleksi Bakal Calon ; j. membuat Berita Acara pelaksanaan penyaringan/seleksi Bakal Calon ; k. menetapkan tempat dan waktu pelaksanaan pemungutan suara; l. menyiapkan kartu suara, Berita Acara Jalannya Rapat Pemungutan Suara, Berita Acara Penghitungan Suara, dan memasukkannya dalam kotak suara yang kemudian disegel. m. menyiapkan dan menyampaikan undangan serta administrasi lainnya yang diperlukan; n. mengumumkan nama calon yang berhak mengikuti pemilihan; o. mengadakan persiapan untuk menjamin supaya pelaksanaan pemilihan berjalan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, adil, tertib, lancar dan aman; p. melaksanakan pemungutan suara; q. melaksanakan penghitungan suara; r. mengumumkan hasil penghitungan suara; s. membuat Berita Acara Jalannya Rapat Pemungutan Suara dan Berita Acara Penghitungan Suara serta melaporkan hasilnya kepada BPD dengan tembusan Camat dan ; t. melaporkan pelaksanaan pemilihan dan pertanggungjawaban biaya Pemilihan kepada BPD dengan tembusan Camat dan. Bagian Ketiga Pengumuman Pendaftaran Lamaran Bakal Calon Pasal 5 Panitia Pemilihan mengumumkan pendaftaran lamaran Bakal Calon melalui Ketua RT dan RW serta ditempelkan pada tempat tempat yang mudah dibaca oleh umum. Pasal 6 (1) Surat lamaran pencalonan ditulis tangan sendiri di atas kertas bermaterai cukup, ditujukan kepada Bupati melalui Panitia Pemilihan dengan dilengkapi persyaratan sebagai berikut : a. bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa dibuktikan dengan surat pernyataan sebagaimana tersebut pada Lampiran I format C; b. setia kepada Pancasila sebagai Dasar Negara, Undang - Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta Pemerintah yang dibuktikan dengan surat pernyataan sebagaimana tersebut pada Lampiran I format D; c. berpendidikan paling rendah tamat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dan / atau sederajat dibuktikan dengan foto kopi ijasah yang dilegalisir oleh pejabat yang berwenang; d. berusia paling rendah 25 (dua puluh lima) tahun pada saat hari pemungutan suara yang dibuktikan dengan Akta Kelahiran; e. sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan Surat Keterangan dari Dokter Pemerintah; f. bebas Narkoba dibuktikan dengan surat keterangan dari pejabat yang berwenang; g. bersedia dicalonkan menjadi, yang dibuktikan dengan surat pernyataan sebagaimana tersebut pada Lampiran I format E;

5 h. penduduk desa setempat dan terdaftar sebagai penduduk dan bertempat tinggal tetap di yang bersangkutan, sekurang - kurangnya 2 (dua) tahun terakhir dengan tidak terputus putus, yang dibuktikan dengan Kartu Tanda Penduduk dan Kartu Keluarga, kecuali bagi Putra yang berada di luar yang bersangkutan; i. tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana kejahatan dengan hukuman paling singkat 5 (lima) tahun, yang dibuktikan dengan Surat Keterangan dari Pengadilan Negeri; j. tidak dicabut hak pilihnya sesuai dengan keputusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap, yang dibuktikan dengan Surat Keterangan dari Pengadilan Negeri; k. belum pernah menjabat sebagai paling lama 10 (sepuluh) tahun atau dua kali masa jabatan baik secara berturut - turut maupun tidak berturut turut, yang dibuktikan dengan surat pernyataan sebagaimana tersebut pada Lampiran I format F. l. Surat keterangan dari Bupati perihal tindaklanjut hasil pemeriksaan bagi calon incumbent. (2) Pegawai Negeri Sipil, Anggota TNI, dan Anggota POLRI yang mencalonkan diri sebagai selain harus memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) juga harus memperoleh izin tertulis dari atasan yang berwenang mengeluarkan izin sesuai dengan ketentuan yang berlaku. (3) Anggota BPD yang mencalonkan diri menjadi selain harus memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) juga harus mendapat izin tertulis dari Bupati atau Pejabat yang ditunjuk dan apabila terpilih dan dilantik harus mengundurkan diri dari anggota BPD. (4) Perangkat yang mencalonkan diri sebagai selain harus memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) juga harus mendapatkan izin tertulis dari dan apabila terpilih dan dilantik harus mengundurkan diri dari jabatan sebelumnya. (5) Persyaratan golongan / kepangkatan dari Pegawai Negeri Sipil, Anggota TNI dan Anggota POLRI yang mencalonkan diri sebagai tanpa memperhatikan golongan kepangkatannya, apabila terpilih maka yang bersangkutan diberhentikan untuk sementara waktu dari jabatan organiknya selama menjadi tanpa kehilangan statusnya sebagai Pegawai Negeri Sipil, Anggota TNI dan Anggota POLRI kecuali ditentukan lain. (6) Bagi Putra yang berada diluar desa yang bersangkutan yang mencalonkan diri sebagai harus dibuktikan dengan surat /Struk Kelahiran asli dari setempat dan atau Surat Pernyataan sebagai Putra yang disaksikan oleh 2 (dua) orang penduduk yang usianya lebih tua dari bakal calon serta diketahui oleh dan disahkan oleh Camat sebagaimana tersebut pada Lampiran I format G. (7) Calon yang terpilih dan ditetapkan menjadi terhitung mulai tanggal pelantikan sebagai harus bertempat tinggal di desa yang bersangkutan. Pasal 7 (1) Bagi Bakal Calon yang tidak dapat menunjukkan ijasah / STTB asli sebagai pengganti dibuktikan dengan Surat Keterangan bermeterai cukup dan disahkan oleh Pejabat yang berwenang sesuai dengan peraturan yang berlaku. (2) Bagi Bakal Calon yang ijasah / STTB nya rusak harus dilengkapi dengan Surat Keterangan bermeterai cukup dan disahkan oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan Peraturan yang berlaku.

6 Pasal 8 (1) Sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan sebelum masa jabatan berakhir dilakukan pemeriksaan akhir masa jabatan oleh Inspektorat. (2) Bagi incumbent yang akan mencalonkan kembali sebagai harus menyelesaikan tugas dan kewajiban sebagai. (3) sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus menyelesaikan hasil temuan Inspektorat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selambatlambatnya 14 (empat belas) hari kerja sebelum pendaftaran lamaran Bakal Calon. (4) Hasil penyelesaian sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilaporkan kepada Bupati dengan tembusan Camat selambat-lambatnya 12 (dua belas) hari kerja sebelum pendaftaran bakal calon. (5) Bupati atas pertimbangan Inspektorat memberikan surat keterangan bahwa hasil pemeriksaan telah selesai ditindaklanjuti. (6) yang tidak dapat menyelesaikan temuan hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) maka yang bersangkutan tidak dapat mencalonkan menjadi Bakal Calon. Bagian Keempat Pendaftaran Pemilih Pasal 9 Yang berhak memilih adalah Penduduk Warga Negara Republik Indonesia yang : a. terdaftar sebagai Penduduk yang bersangkutan secara sah yang dibuktikan dengan KTP dan atau KK setempat ; b. sudah mencapai usia 17 (tujuh belas) tahun pada saat pemilihan dilaksanakan atau telah kawin.apabila karena sesuatu hal hari pelaksanaan pemilihan ditunda,maka tidak mempengaruhi daftar pemilih yang telah disahkan. c. tidak dicabut hak pilihnya berdasarkan Putusan Pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap. Pasal 10 (1) Petugas melakukan pendaftaran pemilih yang memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 Peraturan Bupati ini dalam Daftar Pemilih. (2) Daftar Pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah daftar nama Penduduk yang disusun menurut abjad untuk masing-masing Dusun atau wilayah pendaftaran. (3) Panitia Pemilihan menyusun Daftar Pemilih Sementara (DPS) berdasarkan daftar pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Daftar Pemilih Sementara (DPS) sebagaimana dimaksud pada ayat (3) oleh Panitia Pemilihan, paling lambat dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sebelum Rapat Pemungutan Suara Pemilihan diselenggarakan, harus sudah diumumkan kepada masyarakat di masingmasing Dusun / wilayah pendaftaran atau tempat yang mudah dibaca oleh umum, dimana penduduk dapat mengajukan tanggapan, usul, saran dan atau perbaikan dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari. (5) Apabila terdapat tanggapan, usul, saran, tambahan pemilih dan perbaikan terhadap Daftar Pemilih Sementara (DPS), harus disertai bukti-bukti dan saksi yang kuat disampaikan kepada Panitia Pemilihan untuk mendapatkan penyelesaian. (6) Tanggapan, usul, saran, tambahan pemilih dan perbaikan terhadap Daftar Pemilih Sementara (DPS) yang diajukan melewati batas waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (4) tidak akan dipertimbangkan lagi dan tidak mempengaruhi hasil pemilihan.

7 (7) Ketua Panitia Pemilihan mengesahkan Daftar Pemilih Sementara (DPS) yang telah diteliti dan diperbaiki menjadi Daftar Pemilih Tetap (DPT) paling lambat dalam jangka waktu 8 (delapan) hari kerja sebelum rapat pemungutan suara. Bagian Kelima Penyaringan Bakal Calon Pasal 11 (1) Surat lamaran beserta berkas persyaratan bakal Calon diserahkan kepada Panitia Pemilihan sesuai dengan jadwal waktu yang ditentukan. (2) Panitia Pemilihan meneliti semua berkas lamaran Bakal Calon yang diterima dan apabila setelah diteliti ternyata terdapat kekurangan dan atau keragu raguan tentang syarat yang telah ditetapkan, maka yang bersangkutan diberi kesempatan untuk melengkapi persyaratan. (3) Kesempatan untuk melengkapi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak pemberitahuan oleh Panitia Pemilihan. (4) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Bakal Calon tidak dapat melengkapi persyaratan yang ditentukan, maka yang bersangkutan dinyatakan gugur sebagai Bakal Calon. (5) Bakal Calon dinyatakan gugur oleh Panitia Pemilihan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan rapat pemungutan suara. Bagian Keenam Pembuatan Kartu Suara, Surat Undangan, Perlengkapan Pemungutan dan Penghitungan Suara Pasal 12 (1) Panitia Pemilihan menyediakan kartu suara sebanyak Daftar Pemilih Tetap (DPT) ditambah 2 % (dua persen) dari jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan pemungutan suara. (2) Kartu suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat gambar foto, nomor urut dan nama Calon. (3) Nomor urut calon sebagaimana dimaksud pada ayat (2) penempatannya berdasarkan nomor urut pendaftaran Bakal Calon. (4) Apabila terdapat Bakal Calon yang gugur maka nomor urut pendaftarannya diisi Bakal Calon pendaftar berikutnya secara berurutan. (5) Format kartu suara pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah sebagaimana tersebut pada Lampiran I format K. Pasal 13 (1) Panitia Pemilihan menyediakan blangko surat undangan sebanyak Daftar Pemilih Tetap (DPT) ditambah 2 % (dua persen) dari jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan pemungutan suara. (2) Panitia Pemilihan menyampaikan undangan pemungutan suara paling lambat 3 (tiga) hari sebelum pelaksanaan pemungutan suara.

8 (3) Pemilih yang belum mendapatkan undangan, diberikan kesempatan untuk mengambil undangan pada Panitia Pemilihan sampai dengan hari pelaksanaan pemungutan suara. (4) Surat Undangan terdiri 3 rangkap yaitu : a. 1 rangkap untuk Panitia Pemilihan ; b. 1 rangkap untuk pemilih; c. 1 rangkap untuk desa. (5) Format surat Undangan pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) adalah sebagaimana tersebut pada Lampiran I format L. (6) Apabila surat undangan hilang atau rusak maka pemilih dapat memperoleh arsip undangan di Panitia Pemilihan pada saat hari pemungutan suara dengan menunjukkan KTP dan KK desa setempat dengan membuat surat pernyataan bahwa surat undangannya hilang atau rusak. Pasal 14 (1) Panitia Pemilihan menyiapkan perlengkapan pemungutan dan penghitungan suara paling lambat 3 (tiga) hari sebelum pelaksanaan pemungutan suara. (2) Perlengkapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain terdiri atas : a. bilik pemungutan suara; b. alat untuk memberikan tanda berupa spidol warna merah; c. kotak suara; d. meja dan alat kelengkapan pemungutan suara; e. kertas dan alat penghitungan suara ; f. tinta. Bagian Ketujuh Penetapan Calon Pasal 15 (1) Hasil penelitian terhadap berkas lamaran Bakal Calon dituangkan dalam Berita Acara yang ditanda tangani oleh Ketua dan Sekretaris Panitia Pemilihan. (2) Bakal Calon yang memenuhi syarat ditetapkan sebagai Calon dan berhak mengikuti pemilihan. (3) Panitia Pemilihan wajib melaporkan hasil penyaringan beserta kelengkapan persyaratannya kepada BPD untuk ditetapkan sebagai Calon serta menyampaikan tembusannya kepada Bupati melalui Camat. (4) Pengumuman Calon yang berhak mengikuti pemilihan dilakukan oleh Panitia Pemilihan 1 (satu) hari sebelum pelaksanaan pemungutan suara. Bagian Kedelapan Pengunduran Diri Calon Pasal 16 (1) Dalam hal terdapat Bakal Calon yang mengundurkan diri, hanya dapat dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum pemungutan suara (2) Pernyataan pengunduran diri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditulis sendiri oleh Calon yang bersangkutan dengan bermeterai cukup dan ditujukan kepada Ketua Panitia Pemilihan disertai alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.

9 Bagian Kesembilan Kampanye Calon Pasal 17 (1) Kampanye dilaksanakan oleh Calon setelah pengumuman penetapan Calon yang berhak mengikuti pemilihan sampai dengan pukul WIB. (2) Pelaksanaan Kampanye oleh Calon harus dilaksanakan secara aman,tertib, santun dan terkendali. (3) Bentuk kampanye sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa pidato kampanye dari masing-masing Calon yang merupakan forum penyampaian visi,misi dan program kerja apabila terpilih sebagai. (4) Dalam pelaksanaan kampanye dilarang : a. mempersoalkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945; b. menghina seseorang, agama, suku, ras, golongan, Calon lainnya; c. menghasut atau mengadu domba perseorangan, dan atau kelompok masyarakat; d. menggunakan kekerasan, ancaman kekerasan, atau menganjurkan penggunaan kekerasan kepada perseorangan dan atau kelompok masyarakat; e. mengganggu keamanan, ketentraman dan ketertiban umum; f. merusak dan atau menghilangkan alat peraga Calon lainnya; g. menggunakan fasilitas dan anggaran Pemerintah, Pemerintah Daerah dan atau Pemerintah ; h. menggunakan tempat ibadah dan gedung Pemerintah; i. melakukan pawai atau arak arakan yang dilakukan dengan berjalan kaki atau dengan kendaraan di jalan raya; j. memberikan sesuatu baik langsung maupun tidak langsung atau menjanjikan sesuatu dengan nama atau dalih apapun dalam usaha untuk memenangkan dirinya dalam pemilihan. (5) Pemasangan foto, slogan dan alat peraga dilarang pada : a. tempat ibadah; b. fasilitas pendidikan; c. fasilitas pemerintah; d. bangunan warga masyarakat tanpa izin pemiliknya; e. pohon yang ada di sepanjang jalan desa; f. radius 200 (dua ratus) meter dari tempat tinggal Calon yang lain. (6) Foto, slogan dan alat peraga harus sudah dibersihkan atau diturunkan oleh Calon atau simpatisan/pendukungnya paling lambat pukul WIB 1 (satu) hari sebelum pemungutan suara. (7) Apabila Foto, slogan dan alat peraga sebagaimana dimaksud pada ayat (6) tidak diturunkan oleh Calon atau simpatisan/pendukungnya, maka dapat diturunkan oleh Panitia Pemilihan. Bagian Kesepuluh Pemungutan Suara Pasal 18 (1) Sekurang-kurangnya 1 (satu) hari sebelum pemungutan suara dilaksanakan, Panitia Pemilihan segera menyiapkan, meneliti dan menghitung kartu suara, Berita Acara Jalannya Rapat Pemungutan Suara Pemilihan, Berita Acara Penghitungan Suara Kelompok, Berita Acara Penghitungan Suara Pemilihan dan memasukkannya dalam kotak suara yang kemudian disegel.

10 (2) Panitia Pemilihan menyiapkan: a. ruang panitia; b. ruang pemungutan dan penghitungan suara; c. ruang tunggu para pemilih; d. ruang tamu undangan; e. tempat duduk para Calon ; f. tempat duduk para saksi; g. foto Calon ; h. bilik suara. (3) Bilik suara untuk pemungutan suara jumlahnya disesuaikan dengan jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) dengan perbandingan 1 (satu) bilik suara paling banyak untuk 500 (lima ratus) pemilih. (4) Dalam bilik suara sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disediakan : a. ; b. Meja; c. Spidol warna merah. Pasal 19 Paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum pemilihan dilaksanakan, Panitia Pemilihan memberitahukan kepada penduduk yang berhak memilih dengan mengumumkan di tempat terbuka tentang akan diadakannya Pemilihan. Pasal 20 (1) Rapat pemungutan suara pemilihan dipimpin oleh Ketua Panitia Pemilihan atau yang mewakilinya apabila yang bersangkutan berhalangan. (2) Rapat pemungutan suara pemilihan dimulai pada pukul WIB dan ditutup pada pukul WIB, dengan acara sebagai berikut: a. pembukaan rapat pemungutan suara; b. pelaksanaan pemungutan suara; c. penghitungan suara; d. pengumuman Calon Terpilih; e. penutupan. (3) Sebelum pemungutan suara dilaksanakan, Panitia Pemilihan melaksanakan kegiatan sebagai berikut : a. memberikan penjelasan kepada para pemilih mengenai tata cara pemilihan yaitu : 1) menggunakan alat yang telah disediakan; 2) menggunakan hak pilihnya dengan memberikan tanda memilih dapat berupa centang, contreng, titik, lingkaran, garis, silang dan penandaan lainnya pada satu kotak yang memuat nomor urut, foto dan nama Calon ; 3) tidak boleh membubuhkan tulisan, kata atau kalimat dan catatan lain pada kartu suara; 4) kartu suara yang terdapat tulisan dan atau catatan lain, kartu suara tersebut dinyatakan tidak sah. b. mengeluarkan dan menghitung kartu suara dari dalam kotak suara yang disegel sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1). c. membuka kotak suara dan menunjukkan kotak suara kepada para calon pemilih dan saksi Calon bahwa kotak suara dalam keadaan kosong serta menutupnya kembali, mengunci dan menyegel dengan menggunakan kertas yang dibubuhi cap atau stempel Panitia Pemilihan ; d. bersama sama Calon dan atau saksi meneliti bilik suara beserta perlengkapan yang diperlukan.

11 Pasal 21 (1) Panitia Pemilihan memeriksa surat undangan setiap pemilih yang hadir dan dicocokkan dengan Daftar Pemilih Tetap (DPT). (2) Setiap pemilih mendapat satu kartu suara yang ditanda tangani oleh Ketua Panitia Pemilihan dan dibubuhi stempel Panitia Pemilihan. (3) Apabila kartu suara dalam keadaan rusak, pemilih dapat meminta ganti kartu suara kepada Panitia Pemilihan. (4) Permintaan mengganti kartu suara sebagaimana dimaksud pada ayat (3) hanya diberikan untuk 1 (satu) kali. (5) Kartu suara yang telah digunakan dilipat kembali dan dimasukkan ke dalam kotak suara. (6) Bagi pemilih yang tuna netra atau pemilih yang sakit sehingga tidak mampu menggunakan hak pilihnya dan telah datang di tempat pemungutan suara untuk menggunakan hak pilihnya, maka dibantu oleh Panitia Pemilihan. Pasal 22 (1) Setelah pemungutan suara selesai dilaksanakan, Ketua dan Sekretaris Panitia Pemilihan serta Calon menandatangani Berita Acara Jalannya Rapat Pemungutan Suara sebagaimana tersebut pada Lampiran I format P. (2) Apabila terdapat Calon yang tidak bersedia menandatangani Berita Acara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) maka Berita Acara Pemungutan Suara dimaksud tetap sah. Bagian Kesebelas Penghitungan Suara Pasal 23 (1) Setelah pemungutan suara selesai dilaksanakan, Panitia Pemilihan membuka kotak suara dan menghitung jumlah suara yang masuk dengan teliti dan disaksikan oleh para saksi masing masing Calon. (2) Kartu suara dinyatakan sah dengan ketentuan sebagai berikut: a. kartu suara ditandatangani oleh Ketua Panitia Pemilihan dan dibubuhi stempel Panitia Pemilihan ; b. bentuk pemberian tanda memilih dapat berupa centang, contreng, titik, lingkaran, garis, silang dan penandaan lainnya; c. pemberian tanda memilih harus masuk dalam salah satu garis kotak yang memuat nomor urut, foto dan nama Calon ; d. pemberian tanda memilih masuk sebagian atau seluruhnya pada salah satu garis kotak yang memuat nomor urut, foto dan nama Calon ; e. pemberian tanda memilih lebih dari satu pada salah satu garis kotak yang memuat nomor urut, foto dan nama calon ; f. menggunakan alat yang telah disediakan. h. pemberian tanda memilih pada salah satu kotak yang memuat nomor urut, foto dan nama Calon dan terdapat tanda memilih diluar garis kotak yang memuat nomor urut, foto dan nama calon ; (3) Pemberian tanda pada kartu suara yang dinyatakan sah sebagaimana tersebut pada Lampiran I format M. (4) Kartu suara dinyatakan tidak sah dengan ketentuan sebagai berikut : a. kartu suara tidak ditandatangani oleh Ketua Panitia Pemilihan dan tidak dibubuhi stempel Panitia Pemilihan ; b. kartu suara dicoblos;

12 c. kartu suara dilubangi; d. kartu suara diberi tulisan dengan kata kata atau kalimat apapun; e. pemberian tanda memilih lebih dari satu kotak yang memuat nomor urut, foto dan nama calon ; f. pemberian tanda memilih berada di luar kotak yang memuat nomor urut, foto dan nama calon ; g. pemberian tanda memilih mengenai lebih dari 1 (satu) kotak yang memuat nomor urut, foto dan nama calon ; h. tidak ada pemberian tanda apapun; i. pemberian tanda menggunakan alat lain. (5) Pemberian tanda pada kartu suara yang dinyatakan tidak sah sebagaimana tersebut pada Lampiran I format N. (6) Setelah penghitungan suara selesai, Panitia Pemilihan menunjukkan kepada para saksi calon bahwa kotak suara telah kosong, selanjutnya mengumumkan jumlah perolehan suara masing masing calon. (7) Setelah proses penghitungan suara selesai, maka Ketua dan Sekretaris Panitia Pemilihan serta calon menandatangani Berita Acara Penghitungan Suara sebagaimana tersebut pada Lampiran I format R. (8) Berita Acara Penghitungan Suara sebagaimana dimaksud pada ayat (7) dilaporkan kepada BPD paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah pelaksanaan Pemilihan dengan tembusan Camat dan. (9) Apabila terdapat calon tidak bersedia menandatangani Berita Acara sebagaimana dimaksud pada ayat (7) maka Berita Acara Penghitungan Suara dinyatakan tetap sah. Pasal 24 (1) Calon yang dinyatakan terpilih adalah Calon yang mendapatkan jumlah dukungan suara terbanyak. (2) Apabila Calon hanya terdapat 1 (satu) orang, maka calon tersebut baru dinyatakan terpilih apabila mendapat jumlah dukungan suara paling sedikit 1/2 (setengah) ditambah 1 (satu) dari jumlah suara yang sah. (3) Calon terpilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan dengan Keputusan BPD berdasarkan laporan dan Berita Acara Penghitungan Suara dari Panitia Pemilihan. (4) Keputusan BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah laporan dan Berita Acara Penghitungan Suara diterima. (5) Keputusan BPD tentang Penetapan Calon Terpilih dikirim kepada Bupati melalui Camat untuk memperoleh pengesahan paling lambat 3 (tiga) hari kerja sejak ditetapkan. (6) Calon terpilih disahkan oleh Bupati dengan Keputusan Bupati tentang Pengesahan Terpilih. (7) Keputusan Bupati sebagaimana dimaksud pada ayat (6) ditetapkan paling lama 15 (lima belas) hari kerja setelah Keputusan BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (5) diterima. BAB III PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN PEMILIHAN KEPALA DESA Pasal 25 (1) Untuk membantu kelancaran penyelenggaraan proses pemilihan, Camat membentuk Tim Pengarah dan Pengendali yang terdiri dari : a. Camat sebagai Ketua ; b. Seksi Tata Pemerintahan Kecamatan sebagai Sekretaris ;

13 c. Sekretaris Kecamatan sebagai Anggota; d. Kepolisian Sektor sebagai Anggota ; e. Komandan Rayon Militer sebagai Anggota ; f. Seksi Ketentraman dan Ketertiban Kecamatan sebagai Anggota. (2) Tugas Tim Pengarah dan Pengendali sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah : a. mengarahkan dan mengendalikan proses pemilihan. b. memberikan petunjuk teknis pelaksanaan Pemilihan ; c. memberikan saran dan atau pertimbangan kepada Panitia Pemilihan ; d. mengambil langkah-langkah yang diperlukan apabila terjadi permasalahan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; e. melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada Bupati. Pasal 26 (1) Untuk membantu kelancaran penyelenggaraan proses pemilihan, Bupati membentuk Tim Pengawas Pemilihan yang terdiri dari : a. Asisten Pemerintahan sebagai Ketua; b. Bagian Pemerintahan dan Kelurahan sebagai Wakil Ketua; c. Sub Bagian Perangkat dan Lembaga dan Kelurahan sebagai Sekretaris; d. Inspektur sebagai anggota; e. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik sebagai anggota; f. Bagian Hukum sebagai anggota; g. Satuan Polisi Pamong Praja sebagai anggota. (2) Tugas Tim Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah: a. mengawasi proses pelaksanaan pemilihan ; b. melakukan monitoring pelaksanaan kegiatan pemilihan ; c. memberikan saran dan atau pertimbangan yang diperlukan kepada Panitia Pemilihan dan Tim Pengarah dan Pengendali; d. mengambil langkah-langkah yang diperlukan apabila terjadi permasalahan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; e. memberikan saran dan atau pertimbangan kepada Bupati dalam rangka penyelesaian permasalahan pemilihan ; f. melaporkan hasil pelaksanaan pengawasan pemilihan kepada Bupati. BAB IV TATA CARA PENYELESAIAN PENGADUAN DAN PENYELESAIAN MASALAH Pasal 27 (1) Apabila terjadi permasalahan dalam pelaksanaan pemilihan, maka permasalahan dilaporkan secara tertulis : a. Apabila permasalahan menyangkut administrasi dilaporkan kepada Panitia Pemilihan tembusan kepada Bupati melalui Camat. b. Apabila terjadi permasalahan menyangkut dugaan tindak pidana dilaporkan kepada Penyidik/Kepolisian. (2) Mekanisme penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada pihak yang berwenang paling lama 7 (tujuh) hari sejak pelaksanaan Pemungutan suara. (3) Pihak-pihak yang menerima laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib menindaklanjuti laporan dimaksud.

14 Pasal 28 (1) Permasalahan yang menyangkut administrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1) huruf a Peraturan Bupati ini antara lain : a. kelengkapan dan keabsahan persyaratan Bakal Calon ; b. keabsahan Daftar Pemilih Sementara (DPS) dan Daftar Pemilih Tetap (DPT); c. serta permasalahan administrasi lain yang menyangkut proses pemilihan. (2) Permasalahan yang menyangkut dugaan tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1) huruf b Peraturan Bupati ini antara lain : a. pemalsuan berkas persyaratan Bakal Calon ; b. pemberian sesuatu baik langsung maupun tidak langsung kepada pemilih dalam usaha memperoleh suara terbanyak ; c. pelanggaran larangan kampanye sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (4 ) Peraturan Bupati ini, kecuali huruf g, h dan i. Pasal 29 (1) Penyelesaian permasalahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (1) Peraturan Bupati ini dilakukan secara bertahap dengan pengaturan sebagai berikut : a. tahap pertama, diselesaikan oleh Panitia Pemilihan yang bersangkutan; b. apabila langkah penyelesaian oleh Panitia Pemilihan belum dapat diselesaikan maka penyelesaian dilakukan oleh Tim Pengarah dan Pengendali tingkat kecamatan; c. apabila langkah penyelesaian oleh Tim Pengarah dan Pengendali belum dapat diselesaikan maka penyelesaian dilakukan oleh Tim Pengawas tingkat Kabupaten; (2) Dalam rangka penanganan permasalahan tersebut dimungkinkan adanya koordinasi dan konsultasi antara Panitia Pemilihan, Tim Pengarah dan Pengendali maupun Tim Pengawas dengan pihak-pihak terkait. (3) Apabila penyelesaian permasalahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) belum dapat diselesaikan maka penyelesaian dapat dilakukan melalui jalur hukum. (4) Permasalahan yang terkait dengan dugaan tindak pidana, diselesaikan melalui jalur hukum sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB V TATA CARA PENGAMBILAN SUMPAH / JANJI KEPALA DESA Pasal 30 (1) terpilih dilantik oleh Bupati atau Pejabat yang ditunjuk paling lama 15 (lima belas) hari terhitung tanggal penerbitan Keputusan Bupati. (2) Pengambilan sumpah /janji dan pelantikan diselenggarakan di Kantor/Balai, Kantor Kecamatan atau di Kabupaten dalam suatu upacara yang dihadiri oleh Pejabat Pemerintah, BPD, Perangkat, tokoh masyarakat dan Lembaga Kemasyarakatan. Pasal 31 (1) Tata urutan acara dalam pengambilan sumpah / janji dan pelantikan adalah sebagai berikut : a. pembacaan Keputusan Bupati; b. pengambilan sumpah / janji jabatan oleh Bupati atau Pejabat yang ditunjuk;

15 c. penandatanganan berita acara pengambilan sumpah / janji; d. prakata pelantikan oleh Bupati atau pejabat yang ditunjuk; e. penyematan tanda jabatan oleh Bupati atau pejabat yang ditunjuk; f. penandatanganan Berita Acara Serah Terima Jabatan; g. sambutan Bupati; h. pembacaan doa. (2) Pakaian pada saat acara pelantikan ditentukan sebagai berikut : a. yang akan dilantik memakai Pakaian Dinas Upacara (PDU); b. Istri yang dilantik memakai pakaian kebaya nasional; c. Suami yang dilantik memakai pakaian sipil lengkap (jas berdasi); d. Penjabat memakai Pakaian Sipil Lengkap (jas berdasi); e. Undangan lain menyesuaikan. BAB VI BIAYA PEMILIHAN KEPALA DESA Pasal 32 (1) Rencana biaya pemilihan disusun oleh Panitia Pemilihan dan disahkan oleh. (2) Biaya penyelenggaraan Pemilihan bersumber dari : a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; b. Anggaran Pendapatan dan Belanja (APB); c. Swadaya Bakal Calon. (3) Swadaya Bakal Calon sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c harus sudah dibayar lunas selambat lambatnya 1 (satu) hari sebelum pelaksanaan pengumuman Calon. (4) Pembayaran swadaya Bakal Calon sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dituangkan dalam kesepakatan antara Panitia Pemilihan dan para Bakal Calon. (5) Biaya penyelenggaraan Pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dituangkan dalam APB. (6) Biaya pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dipergunakan untuk : a. administrasi penyelenggaraan pemilihan (pengumuman, kartu undangan, pembuatan kotak dan kartu suara, pembuatan foto calon dan biaya lain yang sejenis); b. pendaftaran pemilih; c. pembuatan bilik / kamar tempat pemilihan; d. penelitian syarat syarat calon; e. Biaya Pelantikan; f. honorarium / operasional Panitia dan petugas, konsumsi biaya rapat serta biaya akomodasi lainnya. BAB VII MEKANISME PENERAPAN SANKSI KEPALA DESA Pasal 33 (1) yang melanggar larangan dan tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2009 dikenakan sanksi administratif. (2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara tertulis dengan tahapan yaitu : a. Teguran pertama, dari BPD;

16 b. Teguran kedua, apabila dalam jangka waktu 15 (lima belas) hari terhitung tanggal pemberian teguran pertama, belum dapat menyelesaikan permasalahannya, maka BPD memberikan teguran kedua dengan tembusan Camat dan Bupati; c. Teguran ketiga, apabila dalam jangka waktu 15 (lima belas) hari terhitung tanggal pemberian teguran kedua sebagaimana dimaksud pada huruf b, belum dapat menyelesaikan permasalahannya maka BPD mengusulkan kepada Bupati agar yang bersangkutan diberikan teguran ketiga. d. Bupati setelah menerima usulan sebagaimana dimaksud pada huruf c memberikan teguran ketiga, setelah memperoleh pertimbangan dari Tim yang dibentuk oleh Bupati. e. Dalam jangka waktu 15 (lima belas) hari setelah teguran sebagaimana dimaksud pada huruf d belum dapat menyelesaikan permasalahannya, maka Bupati memberhentikan sementara yang bersangkutan. f. Pemberhentian Sementara sebagaimana dimaksud huruf e paling lama 3 (tiga) bulan dan dapat diperpanjang paling lama selama 3 (tiga) bulan berikutnya. g. Apabila selama pemberhentian sementara tahap pertama dan tahap kedua belum dapat menyelesaikan kewajibannya Bupati dapat memberhentikan tidak dengan hormat yang bersangkutan dari jabatan. BAB VIII PEMBERHENTIAN KEPALA DESA Pasal 34 (1) berhenti karena : a. meninggal dunia; b. permintaan sendiri ; c. diberhentikan. (2) diberhentikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c karena : a. berakhir masa jabatannya dan telah dilantik pejabat yang baru ; b. tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau berhalangan tetap secara berturut- turut selama 6 (enam) bulan; c. tidak lagi memenuhi syarat sebagai ; d. dinyatakan melanggar sumpah/ janji jabatan; e. tidak melaksanakan kewajiban ; f. melanggar larangan bagi. (3) Usul pemberhentian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan b dan ayat (2) huruf a dan b diusulkan oleh Pimpinan BPD kepada Bupati melalui Camat berdasarkan Keputusan Musyawarah BPD. (4) Usul pemberhentian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c, d, e dan f disampaikan oleh BPD kepada Bupati melalui Camat berdasarkan Keputusan Musyawarah BPD yang dihadiri paling sedikit 2/3 (dua per tiga) dari jumlah anggota BPD. (5) Pemberhentian karena melanggar sumpah/ janji jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d didasarkan pada keputusan pengadilan. (6) Pemberhentian karena tidak lagi memenuhi syarat sebagai, tidak melaksanakan kewajiban dan dinyatakan melanggar larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c, e dan f didasarkan pada rekomendasi Tim yang dibentuk oleh Bupati.

17 (7) Pemberhentian sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan (4) ditetapkan dengan Keputusan Bupati paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak usulan diterima. (8) Setelah dilakukan pemberhentian sebagaimana dimaksud pada ayat (7) Bupati atau pejabat yang ditunjuk mengangkat Penjabat. BAB IX CUTI DAN IZIN KEPALA DESA Bagian Kesatu Cuti Sakit Pasal 35 (1) yang menderita sakit selama 7 (tujuh) hari kerja sampai dengan 14 (empat belas) hari kerja berhak atas cuti sakit, dengan ketentuan bahwa yang bersangkutan harus mengajukan permohonan secara tertulis kepada Camat dengan melampirkan surat keterangan dari dokter, selanjutnya Camat menerbitkan surat izin cuti sakit dengan tembusan Bupati. (2) yang menderita sakit lebih dari 14 (empat belas) hari berhak atas cuti sakit, dengan ketentuan bahwa mengajukan permohonan secara tertulis kepada Bupati melalui Camat dengan melampirkan surat keterangan dari dokter. (3) Surat keterangan dokter sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) antara lain menyatakan tentang perlunya diberikan cuti, lamanya cuti dan keterangan lain yang dipandang perlu. Bagian Kedua Cuti melahirkan Pasal 36 (1) Untuk persalinan anaknya yang pertama,kedua dan ketiga berhak atas cuti bersalin paling lama 3 (tiga) bulan. (2) Untuk cuti bersalin yang bersangkutan mengajukan permohonan secara tertulis kepada Bupati melalui Camat disertai surat keterangan dari dokter. Bagian Ketiga Cuti Karena Alasan Penting Pasal 37 (1) yang akan menikah atau berhalangan karena alasan penting dapat mengajukan permohonan cuti paling lama 7 (tujuh) hari kerja kepada Camat secara tertulis dengan menyebutkan alasan-alasannya. (2) yang menunaikan ibadah umroh atau haji mengajukan permohonan cuti paling lama 45 (empat puluh lima) hari kerja kepada Bupati melalui Camat dengan melampirkan surat keterangan dari atau Pejabat Kantor Kementerian Agama.

18 Bagian Keempat Izin Karena Alasan Penting Pasal 38 yang tidak dapat menjalankan tugas kedinasan 1 (satu) hari sampai dengan 6 (enam) hari kerja karena alasan penting harus mengajukan permohonan izin kepada Camat. Bagian Kelima Berhalangan Sementara Pasal 39 (1) Dalam hal berhalangan sementara dan tidak dapat menjalankan tugas kedinasan, maka Sekretaris ditunjuk sebagai Pelaksana Harian (Plh) oleh Camat atas masukan BPD. (2) Dalam hal Sekretaris berhalangan untuk menjalankan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) maka Camat menunjuk salah satu Perangkat lainnya. BAB X MEKANISME PENGANGKATAN PERANGKAT DESA Pasal 40 Tahapan pelaksanaan Pengangkatan Perangkat diatur sebagai berikut : a. Pendaftaran meliputi kegiatan sebagai berikut : 1. Pembentukan Panitia Pengangkatan Perangkat oleh ; 2. Pengumuman dan Pendaftaran bakal calon Perangkat ; 3. Penerimaan dan penelitian administrasi berkas pencalonan; 4. Pengumuman hasil penelitian administrasi. b. Pelaksanaan ujian penyaringan; c. Pengumuman hasil ujian penyaringan; d. Pengangkatan. Pasal 41 (1) Dalam rangka pengisian lowongan Perangkat selain Sekretaris dibentuk Panitia Pengangkatan Perangkat dengan Keputusan yang keanggotaannya terdiri dari unsur Pemerintah, BPD dan Lembaga Kemasyarakatan selanjutnya dilaporkan kepada Bupati melalui Camat. (2) Panitia Pengangkatan Perangkat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas, wewenang dan tanggungjawab sebagai berikut : a. mengumumkan adanya lowongan jabatan Perangkat ; b. menyusun dan mengajukan rencana anggaran; c. menerima berkas lamaran bakal calon Perangkat ; d. meneliti persyaratan administrasi bakal calon Perangkat ; e. menyiapkan naskah ujian tertulis yang menjadi kewenangan desa; f. melaksanakan dan mengawasi ujian tertulis; g. mengoreksi hasil ujian tertulis materi soal yang dibuat oleh Panitia Pengangkatan Perangkat ;

19 h. membuat Berita Acara Koreksi Hasil Ujian Tertulis bagi naskah yang dibuat oleh Panitia Pengangkatan Perangkat, Berita Acara Hasil Seleksi Calon Perangkat dan mengumumkan hasil ujian tertulis kepada Calon Perangkat ; i. melaporkan pelaksanaan seleksi administrasi dan ujian tertulis pengangkatan Perangkat kepada. Pasal 42 (1) Surat Lamaran Perangkat selain Sekretaris ditulis tangan sendiri diatas kertas bermeterai cukup ditujukan kepada melalui Panitia Pengangkatan Perangkat dilengkapi persyaratan sebagai berikut: a. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang dibuktikan dengan surat pernyataan sebagaimana tersebut pada Lampiran II format C; b. setia kepada Pancasila sebagai Dasar Negara, Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta Pemerintah, yang dibuktikan dengan surat pernyataan sebagaimana tersebut pada Lampiran II format D; c. berpendidikan paling rendah tamat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dari / atau sederajat dibuktikan dengan foto kopi ijasah yang dilegalisir oleh pejabat yang berwenang; d. berumur paling rendah 20 (dua puluh) tahun dan paling tinggi 54 (lima puluh empat) tahun pada saat penutupan pendaftaran yang dibuktikan dengan akta kelahiran; e. sehat jasmani dan rohani, yang dibuktikan dengan Surat Keterangan dari Dokter Pemerintah; f. bebas Narkoba dibuktikan dengan surat keterangan dari pejabat yang berwenang; g. penduduk desa setempat dan terdaftar sebagai penduduk dan bertempat tinggal tetap di yang bersangkutan, paling sedikit 2 (dua) tahun terakhir dengan tidak terputus putus yang dibuktikan dengan Kartu Tanda Penduduk dan atau Kartu Keluarga, kecuali bagi Putra yang berada di luar desa yang bersangkutan; h. tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana kejahatan dengan hukuman paling singkat 5 (lima) tahun, yang dibuktikan dengan surat keterangan dari Pengadilan Negeri; i. tidak dicabut hak pilihnya sesuai dengan keputusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap, yang dibuktikan dengan surat keterangan dari Pengadilan Negeri; j. tidak mempunyai hubungan darah dengan sampai derajat kesatu baik keatas, kebawah maupun kesamping, suami atau istri yang dibuktikan dengan surat pernyataan sebagaimana tersebut pada Lampiran II format E. (2) Anggota BPD yang mencalonkan diri menjadi Perangkat selain harus memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) juga harus mendapat ijin tertulis dari Bupati atau Pejabat yang ditunjuk dan apabila diangkat sebagai perangkat desa harus mengundurkan diri dari anggota BPD. (3) Bagi Putra yang berada diluar yang bersangkutan yang mencalonkan diri sebagai Perangkat harus dilengkapi dengan surat asli kelahiran desa setempat yang dibuktikan dengan surat kelahiran (struk kelahiran) atau surat pernyataan sebagai Putra yang disaksikan oleh 2 (dua) orang penduduk desa diketahui oleh dan disahkan oleh Camat sebagaimana tersebut pada Lampiran II format F.

20 (4) Bagi calon Dusun yang berasal dari dusun lain apabila diangkat menjadi Dusun harus bertempat tinggal di dusun yang bersangkutan. (5) Bagi Putra sebagaimana dimaksud pada ayat (3) setelah diangkat menjadi Perangkat terhitung mulai tanggal pelantikan sebagai Perangkat harus bertempat tinggal tetap di yang bersangkutan. Pasal 43 (1) Bagi bakal calon yang tidak dapat menunjukkan ijasah /STTB asli, sebagai pengganti dibuktikan dengan surat keterangan bermeterai cukup dan disahkan oleh Pejabat yang berwenang, sesuai dengan peraturan yang berlaku. (2) Bagi Bakal calon yang ijasah/sttb nya rusak harus dilengkapi dengan surat keterangan bermeterai cukup dan disahkan oleh Pejabat yang berwenang sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pasal 44 (1) Surat lamaran beserta berkas persyaratan Bakal Calon Perangkat diserahkan kepada Panitia Pengangkatan sesuai dengan jadwal waktu yang ditentukan. (2) Panitia Pengangkatan meneliti semua berkas lamaran Bakal Calon Perangkat yang diterima dan apabila setelah diteliti ternyata terdapat kekurangan dan atau keragu raguan tentang syarat yang telah ditetapkan, maka yang bersangkutan diberi kesempatan untuk melengkapi persyaratan. (3) Kesempatan untuk melengkapi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) paling lama 7 (tujuh) hari sejak pemberitahuan oleh Panitia Pengangkatan. (4) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (3) bakal calon Perangkat tidak dapat melengkapi persyaratan yang ditentukan, maka yang bersangkutan dinyatakan gugur sebagai Bakal Calon Perangkat. Pasal 45 (1) Bagi bakal calon Perangkat yang dinyatakan lulus seleksi administrasi berhak mengikuti ujian tertulis. (2) Bakal Calon Perangkat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diumumkan kepada masyarakat pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan atau dibaca oleh umum. (3) Soal ujian tertulis Pengangkatan Perangkat sejumlah 50 % (Lima puluh per seratus) dibuat oleh Pemerintah Daerah dan 50% (Lima puluh per seratus) dibuat oleh Panitia Pengangkatan Perangkat. (4) Materi Soal Ujian Tertulis terdiri dari : a. Pancasila dan UUD 1945; b. Bahasa Indonesia; c. Pengetahuan Umum; d. Pengetahuan tentang Pemerintahan Daerah. e. Pengetahuan tentang Pemerintahan. (5) Materi soal ujian tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (4) Pasal ini disusun oleh : a. Panitia Pengangkatan Perangkat menyusun materi soal : 1. Pengetahuan Umum 2. Pengetahuan tentang Pemerintahan.

21 b. Tim Kabupaten menyusun materi soal : 1. Pancasila dan UUD 1945; 2. Bahasa Indonesia; 3. Pengetahuan tentang Pemerintahan Daerah. (6) Soal Ujian tertulis sebagaimana di maksud pada ayat (5) berbentuk pilihan ganda dengan jumlah sebanyak 200 (dua ratus) soal. (7) Masing-masing soal ujian tertulis dengan bobot nilai 0,5 (nol koma lima). (8) Dalam rangka pembuatan soal ujian tertulis dan koreksi ujian tertulis sebagaimana dimaksud pada huruf b ayat (5) Bupati membentuk Tim. (9) Hasil koreksi ujian tertulis ditetapkan dalam berita acara yang ditanda tangani oleh korektor, untuk selanjutnya disampaikan kepada Panitia Pengangkatan Perangkat. (10) Hasil ujian tertulis yang telah mendapatkan koreksi Panitia merupakan dokumen negara yang bersifat rahasia. (11) Berita Acara koreksi ujian tertulis dari Panitia Pengangkatan Perangkat dan Tim Koreksi Kabupaten dituangkan dalam Berita Acara Hasil Seleksi Ujian Tertulis Calon Perangkat yang ditanda tangani oleh Ketua dan Sekretaris Panitia Pengangkatan Perangkat. Pasal 46 (1) Apabila terdapat bakal calon Perangkat yang lulus dengan nilai tertinggi sama lebih dari satu, maka diadakan ujian tertulis ulang sampai diperoleh satu calon yang mendapat nilai tertinggi. (2) Ujian tertulis ulang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan pada hari pelakasanaan ujian tertulis dan pengumuman hasil ujian tertulis. (3) Soal Ujian Tertulis ulang dengan jumlah soal sebanyak 100 (seratus) soal dengan pembagian 50 (lima puluh) soal dibuat oleh Tim seleksi ujian Tertulis Kabupaten dan 50 (lima puluh) soal dibuat oleh Panitia Pengangkatan Perangkat dengan bobot nilai 1 (satu). (4) Paling lambat 2 ( dua) hari kerja setelah pelaksanaan ujian tertulis Panitia Pengangkatan Perangkat melaporkan hasilnya kepada. Pasal 47 (1) Calon Perangkat yang berhak diangkat menjadi Perangkat adalah Calon yang memperoleh nilai ujian tertinggi. (2) Pengangkatan Perangkat ditetapkan dengan Keputusan. (3) Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan paling lama 3 (tiga) hari kerja setelah menerima laporan dari Panitia Pengangkatan Perangkat. BAB XI TATA CARA MUTASI DAN PROMOSI PERANGKAT DESA Pasal 48 (1) Untuk menunjang kelancaran penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan serta peningkatan pelayanan masyarakat, dapat memutasikan dan atau mempromosikan Perangkat ; (2) Mutasi dan promosi Perangkat ditetapkan dengan Keputusan. (3) Persyaratan pelaksanaan mutasi dan promosi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini diatur sebagai berikut : a. Persyaratan Mutasi : 1) Mempunyai masa kerja paling sedikit 2 (dua) tahun dalam jabatan terakhir;

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN

Lebih terperinci

L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2007 T E N T A N G

L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2007 T E N T A N G L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2007 T E N T A N G TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN

Lebih terperinci

SALINAN L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2007 T E N T A N G

SALINAN L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2007 T E N T A N G 1 SALINAN L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2007 T E N T A N G TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 0TAHUN 2007 T E N T A N G TATACARA PEMILIHAN, PENCALONAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 0TAHUN 2007 T E N T A N G TATACARA PEMILIHAN, PENCALONAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 0TAHUN 2007 T E N T A N G TATACARA PEMILIHAN, PENCALONAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK, Menimbang :

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 4 TAHUN : 2010 SERI : E PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 4 TAHUN : 2010 SERI : E PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 4 TAHUN : 2010 SERI : E PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENGISIAN PERANGKAT DESA LAINNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI KEPULAUAN MERANTI

BUPATI KEPULAUAN MERANTI [[ BUPATI KEPULAUAN MERANTI PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 14 TAHUN 20112011 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN, PENCALONAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 8 TAHUN 2006 T E N T A N G TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DI KABUPATEN MURUNG RAYA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN, PENCALONAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KARANGANYAR

PEMERINTAH KABUPATEN KARANGANYAR PEMERINTAH KABUPATEN KARANGANYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR, Menimbang :a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR 5 TAHUN 2007 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR 5 TAHUN 2007 T E N T A N G PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR 5 TAHUN 2007 T E N T A N G TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN, PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLITAR, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN, PENCALONAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO D E S A P A D I Jln. Raya Padi Pacet No.26 Kec. Gondang Tlp PERATURAN DESA PADI NOMOR : 06 TAHUN 2002

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO D E S A P A D I Jln. Raya Padi Pacet No.26 Kec. Gondang Tlp PERATURAN DESA PADI NOMOR : 06 TAHUN 2002 PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO D E S A P A D I Jln. Raya Padi Pacet No.26 Kec. Gondang Tlp. 0321 690957 PERATURAN DESA PADI NOMOR : 06 TAHUN 2002 T E N T A N G TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG PEMERINTAH KABUPATEN MALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MALANG, Menimbang Mengingat : a. bahwa Desa sebagai kesatuan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG PENGISIAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG PENGISIAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG PENGISIAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BONE PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 04 TAHUN 2007 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BONE PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 04 TAHUN 2007 TENTANG 1 PEMERINTAH KABUPATEN BONE PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 04 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN, PENCALONAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS

PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN, PENCALONAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU 1 SALINAN BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PEMILIHAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BINTAN, Menimbang :

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LINGGA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

P E M E R I N T A H K A B U P A T E N K E D I R I

P E M E R I N T A H K A B U P A T E N K E D I R I S A L I N A N P E M E R I N T A H K A B U P A T E N K E D I R I PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEDIRI NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA LAINNYA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO D E S A P A D I Jln. Raya Padi Pacet No.26 Kec. Gondang Tlp

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO D E S A P A D I Jln. Raya Padi Pacet No.26 Kec. Gondang Tlp PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO D E S A P A D I Jln. Raya Padi Pacet No.26 Kec. Gondang Tlp. 0321 690957 PERATURAN DESA PADI KECAMATAN GONDANG KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR : 02 TAHUN 2001 T E N T A N G TATA

Lebih terperinci

P E M E R I N T A H K A B U P A T E N K E D I R I

P E M E R I N T A H K A B U P A T E N K E D I R I S A L I N A N P E M E R I N T A H K A B U P A T E N K E D I R I PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEDIRI NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN, PENCALONAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR : 5 TAHUN : 2007

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR : 5 TAHUN : 2007 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR : 5 TAHUN : 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

TATA CARA PEMILIHAN KEPALA DESA DI KABUPATEN KEDIRI

TATA CARA PEMILIHAN KEPALA DESA DI KABUPATEN KEDIRI TATA CARA PEMILIHAN KEPALA DESA DI KABUPATEN KEDIRI A. PROSES PELAKSANAAN PEMILIHAN KEPALA DESA. 1. Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa. a. Pemilihan Kepala Desa dilaksanakan secara serentak di seluruh wilayah

Lebih terperinci

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEDIRI NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN, PENCALONAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEDIRI NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN, PENCALONAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA 1 SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEDIRI NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN, PENCALONAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI LAMONGAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI LAMONGAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN 1 BUPATI LAMONGAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA DI KABUPATEN LAMONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG

PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG DHARMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN, PENCALONAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA

Lebih terperinci

BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG 30 0000 BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TATA CARA PEMILIHAN, PENGANGKATAN, DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 8 TAHUN 2007 SERI E =============================================================

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 8 TAHUN 2007 SERI E ============================================================= LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 8 TAHUN 2007 SERI E ============================================================= PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 9 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 9 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 9 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT, Menimbang:

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TEBO

PEMERINTAH KABUPATEN TEBO PEMERINTAH KABUPATEN TEBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEBO NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN, PENCALONAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN, PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DAN PENGANGKATAN PENJABAT KEPALA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 4 TAHUN 2009 T E N T A N G TATA CARA PEMILIHAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 4 TAHUN 2009 T E N T A N G TATA CARA PEMILIHAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 4 TAHUN 2009 T E N T A N G TATA CARA PEMILIHAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN SELAYAR, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMILIHAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMILIHAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO, PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMILIHAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang

Lebih terperinci

P E R A T U R A N D A E R A H

P E R A T U R A N D A E R A H P E R A T U R A N D A E R A H KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN, PENCALONAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENJARINGAN DAN PENYARINGAN PERANGKAT DESA DI KABUPATEN BANYUMAS BUPATI BANYUMAS, Menimbang : bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Kepala Desa; LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 2 TAHUN : 2015 PERATURAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA NOMOR : 7 TAHUN 2006 T E N T A N G

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA NOMOR : 7 TAHUN 2006 T E N T A N G LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA NOMOR : 7 TAHUN 2006 T E N T A N G PEMILIHAN, PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2016

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2016 BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2016 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2015 BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENCALONAN, PEMILIHAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN, DAN PEMBERHENTIAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR : 5 TAHUN 2007 SERI : D NOMOR : 5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a. PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a. bahwa dalam rangka terwujudnya penyelenggaraan pemerintah desa

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENGISIAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENGISIAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENGISIAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 117 TAHUN 2015 TENTANG PEMILIHAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG WALIKOTA DENPASAR PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN, PENCALONAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN SERTA PENGANGKATAN PENJABAT KEPALA DESA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 8 TAHUN 2004 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 8 TAHUN 2004 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 8 TAHUN 2004 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO,

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 44

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 44 BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 44 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 44 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 36 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN, PELANTIKAN, DAN PEMBERHENTIAN KEPALA BAGIAN DAN KEPALA URUSAN PADA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARO JAMBI NOMOR 04 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUARO JAMBI, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 9 TAHUN 2007 TENTANG PENGISIAN PERANGKAT DESA LAINNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KULON PROGO, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR : 24 TAHUN 2001 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN BADAN PERWAKILAN DESA BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR Menimbang : bahwa sebagai tindak lanjut pelaksanaan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 6 TAHUN 2010 SERI D.3

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 6 TAHUN 2010 SERI D.3 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 6 TAHUN 2010 SERI D.3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PEMILIHAN, PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN KUWU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PEMILIHAN KEPALA DESA, PENGANGKATAN PERANGKAT DESA, DAN PENGISIAN KEANGGOTAAN BADAN PERMUSYAWARATAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 28 Tahun : 2013

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 28 Tahun : 2013 BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 28 Tahun : 2013 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 19 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN, PENCALONAN,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 2 Tahun : 2013

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 2 Tahun : 2013 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 2 Tahun : 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN,

Lebih terperinci

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PEMILIHAN KEPALA DESA SECARA SERENTAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

KEPALA DESA KALITEKUK KECAMATAN SEMIN KABUPATEN GUNUNGKIDUL

KEPALA DESA KALITEKUK KECAMATAN SEMIN KABUPATEN GUNUNGKIDUL KEPALA DESA KALITEKUK KECAMATAN SEMIN KABUPATEN GUNUNGKIDUL PERATURAN KEPALA DESA KALITEKUK NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG TATA TERTIB PENJARINGAN DAN PENYARINGAN ATAU SELEKSI CALON PERANGKAT DESA KALITEKUK

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN, PENCALONAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 49 TAHUN 2017 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 49 TAHUN 2017 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 49 TAHUN 2017 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR : 6 TAHUN : 2007

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR : 6 TAHUN : 2007 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR : 6 TAHUN : 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA 1 PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GRESIK Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA PERATURAN BUPATI BANGKA NOMOR TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN PENCALONAN DAN PEMILIHAN KEPALA DESA BUPATI BANGKA,

BUPATI BANGKA PERATURAN BUPATI BANGKA NOMOR TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN PENCALONAN DAN PEMILIHAN KEPALA DESA BUPATI BANGKA, BUPATI BANGKA PERATURAN BUPATI BANGKA NOMOR TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN PENCALONAN DAN PEMILIHAN KEPALA DESA BUPATI BANGKA, Menimbang : a. bahwa guna menindaklanjuti Peraturan Daerah

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI E.7 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PEMILIHAN,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKALAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKALAN NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO KECAMATAN PACET DESA NOGOSARI PERATURAN DESA NOGOSARI KECAMATAN PACET, KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR: 07 TAHUN 2002

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO KECAMATAN PACET DESA NOGOSARI PERATURAN DESA NOGOSARI KECAMATAN PACET, KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR: 07 TAHUN 2002 PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO KECAMATAN PACET DESA NOGOSARI PERATURAN DESA NOGOSARI KECAMATAN PACET, KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR: 07 TAHUN 2002 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN ATAU PENGANGKATAN,

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 38 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 38 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 38 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG N0M0R 14 TAHUN 2005 SERI E ===================================================== PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG TATA CARA PENCALONAN,

Lebih terperinci

BUPATI MAMUJU UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU UTARA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI MAMUJU UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU UTARA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI MAMUJU UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU UTARA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN, DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN DUKUH

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN DUKUH PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN DUKUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI SLEMAN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839);

2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839); PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 19 TAHUN 2002 T E N T A N G PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 12 TAHUN 2000 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN, PENCALONAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

QANUN ACEH NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN DAN PEMBERHENTIAN IMUM MUKIM DI ACEH

QANUN ACEH NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN DAN PEMBERHENTIAN IMUM MUKIM DI ACEH QANUN ACEH NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN DAN PEMBERHENTIAN IMUM MUKIM DI ACEH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH, Menimbang: a. bahwa imum mukim

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH NOMOR 19 TAHUN 2000

PERATURAN DAERAH NOMOR 19 TAHUN 2000 PERATURAN DAERAH NOMOR 19 TAHUN 2000 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN ATAU PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA (LD. TH. 2000 NO 12 SERI C) PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO

Lebih terperinci

BUPATI TULUNGAGUNG SALINAN PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG SALINAN PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI TULUNGAGUNG SALINAN PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 04 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN

Lebih terperinci

4. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

4. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PEMILIHAN PERBEKEL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH \ \ K PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH NOMOR 08 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN, PENCALONAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 6 TAHUN 2007 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 6 TAHUN 2007 T E N T A N G PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 6 TAHUN 2007 T E N T A N G TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN, DAN PEMBERHENTIAN PERBEKEL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 08 TAHUN 2012 TENTANG PAMONG DESA

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 08 TAHUN 2012 TENTANG PAMONG DESA BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 51 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 08 TAHUN 2012 TENTANG PAMONG DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BUPATI TANA TORAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TANA TORAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANA TORAJA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN, PENCALONAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN, DAN PEMBERHENTIAN KEPALA LEMBANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 5 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 5 TAHUN 2008 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 5 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN, PENCALONAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BUTON NOMOR 53 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BUTON NOMOR 53 TAHUN 2008 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BUTON NOMOR 53 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUTON NOMOR 5 TAHUN 2008 T E N T A N G PEMILIHAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BUTON, Menimbang : a.

Lebih terperinci

KEPALA DESA NGLANGGERAN KECAMATAN PATUK KABUPATEN GUNUNGKIDUL

KEPALA DESA NGLANGGERAN KECAMATAN PATUK KABUPATEN GUNUNGKIDUL KEPALA DESA NGLANGGERAN KECAMATAN PATUK KABUPATEN GUNUNGKIDUL PERATURAN KEPALA DESA NGLANGGERAN NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG TATA TERTIB PENJARINGAN DAN PENYARINGAN ATAU SELEKSI CALON DUKUH NGLANGGERAN WETAN

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 151 TAHUN 2000 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN, PENGESAHAN, DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a.

Lebih terperinci

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PEMILIHAN KEPALA DESA

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PEMILIHAN KEPALA DESA BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PEMILIHAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 15 TAHUN 2006 TENTANG PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SRAGEN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 15 TAHUN 2006 TENTANG PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SRAGEN, 1 SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 15 TAHUN 2006 TENTANG PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SRAGEN, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 203 Undang-

Lebih terperinci

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA BAGIAN HUKUM DAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2006 SERI E ================================================================= PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG PERUBAHAN

Lebih terperinci

BUPATI BARITO SELATAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN KEPALA DESA

BUPATI BARITO SELATAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN KEPALA DESA BUPATI BARITO SELATAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO SELATAN,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 5 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 5 TAHUN 2008 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 5 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN, PENCALONAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA

Lebih terperinci

BAGIAN HUKUM SETDA KABUPATEN INDRAMAYU

BAGIAN HUKUM SETDA KABUPATEN INDRAMAYU Salinan NO : 10/LD/2010 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 10 TAHUN 2010 SERI : D.2 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 10 TAHUN 2010 SERI : D.2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 38 Tahun : 2015

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 38 Tahun : 2015 BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 38 Tahun : 2015 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 38 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL

Lebih terperinci