Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan - 2011"

Transkripsi

1 Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan

2 Sekilas Tentang Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus Padekanmalang, Situbondo - Jawa Timur SEKILAS TENTANG Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus Padekanmalang Situbondo hlm, 21 x 15 cm ISBN : Diterbitkan oleh : Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan Jl. Palagan Tentara Pelajar Km. 15, Purwobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta Indonesia Telp : (0274) Fax : (0274) breeding@biotifor.or.id web :

3 Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan KATA PENGANTAR Sekilas tentang Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus Padekanmalang Situbondo disusun dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi mengenai kegiatan penelitian yang dikelola oleh Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan (BBPBPTH) Yogyakarta. Sejalan dengan semakin kompleksnya perkembangan IPTEK dan program litbang Kementerian Kehutanan, diperlukan pula sarana dan prasarana pendukung litbang berupa Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus Padekanmalang Situbondo diarahkan untuk kegiatan penelitian dengan core research adalah konservasi genetik. Agar KHDTK ini dapat dikembangkan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, maka diperlukan penataan kembali dengan mengacu pada tujuan peningkatan statusnya menjadi Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus melalui Keputusan Menteri Kehutanan No.SK 455/Kpts-II/2005. Sejak Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus Padekanmalang Situbondo dikelola oleh BBPBPTH, kegiatan penelitian diupayakan terus berjalan seiring dengan program Badan Litbang Kehutanan. Semoga tulisan ini bermanfaat Yogyakarta, 2011 Kepala Balai Besar, Dr. Ir. Amir Wardhana, M.For.Sc NIP

4 Sekilas Tentang Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus Padekanmalang, Situbondo - Jawa Timur DAFTAR ISI I. KATA PENGANTAR 3 II. DAFTAR ISI 4 A. Pendahuluan 5 B. Lokasi 7 C. Kondisi Klimatologi 8 D. Kondisi Topografi 8 E. Tanaman Penggangu 8 F. Core Research 9 G. Status Kegiatan Penelitian 9 H. Jenis Tanaman 12

5 Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan A. Pendahuluan Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus Padekanmalang-Sitobondo, Propinsi Jawa Timur dibangun tahun 1952 dengan luas 21,4 ha, pada awalnya dikelola oleh Lembaga Penelitian Hutan (LPH) Bogor yang kemudian bernama Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam (P3HKA), dan pada awal 2011 bernama Pusat Penelitian dan Pengembangan Rehabilitasi dan Konservasi. Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus Padekanmalang-Situbondo ini (masih bernama kebun penelitian) diserahkan pengelolaannya kepada Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BP2TPDAS - IBB) Surakarta tahun 1997, selanjutnya dilimpahkan kepada Pusat Litbang Bioteknologi dan Pemulian Tanaman Hutan pada tahun Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan No. 294/KptsII/2003 tanggal 26 Agustus 2003 ditetapkan penggunaan kawasan hutan seluas 21,4 ha di Padekanmalang, Situbondo sebagai KHDTK untuk tujuan penelitian. KHDTK

6 Sekilas Tentang Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus Padekanmalang, Situbondo - Jawa Timur Jalan Inspeksi di KHDTK Situbondo/jalan setapak di dalam hutan penelitian Padekanmalang-Situbondo memiliki koleksi tanaman hutan sebanyak 26 jenis, berasal dari 13 lokasi baik dari dalam maupun luar negeri yang mewakili jenisjenis tanaman dataran rendah. Jumlah tanaman yang ada sebanyak pohon (tidak termasuk tanaman rehabilitasi jati tahun 2003 dan trubusan jati).khdtk Padekanmalang-Situbondo memiliki koleksi tanaman hutan sebanyak 26 jenis, berasal dari 13 lokasi baik dari dalam maupun luar negeri yang mewakili jenis-jenis tanaman dataran rendah. Jumlah tanaman yang ada sebanyak pohon (tidak termasuk tanaman rehabilitasi jati tahun 2003 dan trubusan jati). Pada saat dikelola oleh BP2TPDAS-IBB Surakarta kegiatan penelitian yang dilakukan di KHDTK Padekanmalang dititikberatkan pengamatan pertumbuhan tanaman, pembungaan, kajian konservasi tanah, inventarisasi petak dan kajian sosial ekonomi. Sejak pengelolaannya diserahkan dari BP2TPDAS-IBB Surakarta kepada P3BPTH tahun 2000, kegiatan yang dilaksanakan P3BPTH adalah kegiatan pengamanan, pemeliharaan dan penataan ulang. Penataan ulang yang telah

7 Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan dilakukan adalah kegiatan pengamatan tentang lokasi-lokasi yang masih kosong dan memungkinkan untuk dijadikan areal penelitian baru. Pada tahun 2003 dilakukan kegiatan rehabilitasi tanaman jati dengan luas 10 ha. Pemeliharaan dan pengamatan terhadap hasil rehabilitasi terus dilakukan. Setelah diserahkan kepada BBPBPTH, pada tahun 2006 kegiatan di KHDTK Padekanmalang masih tetap yaitu pengamanan, pemeliharaan dan penataan ulang sesuai core research yang diemban oleh BBPBPTH, satu diantaranya adalah konservasi lahan kering. B. Lokasi Secara administratif Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus Padekanmalang terletak di Desa Paowan, Kecamatan Panarukan, Kabupaten Situbondo, Propinsi Jawa Timur. Dari kota Situbondo ke lokasi dapat ditempuh kurang lebih 20 menit melaju jalan darat dengan kondisi jalan beraspal.

8 Sekilas Tentang Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus Padekanmalang, Situbondo - Jawa Timur C. Kondisi Klimatologi Menurut Schmidt dan Ferguson KHDTK Padekanmalang termasuk tipe iklim D, curah hujan 1300 mm/tahun, hari hujan terbanyak bulan Januari dan bulan Februari curah hujan sudah berkurang. D. Kondisi Topografi Jenis tanah asosiasi latosol coklat, rata-rata kelerengan berkisar 0-10% dan merupakan fisiografi dataran serta ketinggian ± 13 m diatas permukaan laut. E. Tanaman Penggangu Tanaman penggangu yang sering ditemukan adalah pertumbuhan gulma berupa semak (putri malu, alang-alang), namun kondisi ini tidak signifikan, mengingat tegakan yang ada sudah relatif besar sehingga tidak mengganggu pertumbuhan tanaman keras yang ada.

9 Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan F. Core Research Pada tahun 2004, sejalan dengan perkembangaan kebijakan Badan Litbang Kehutanan untuk memantapkan status kawasan hutan penelitian, telah diusulkan hutan penelitian menjadi KHDTK. Hutan Penelitian Padekanmalang-Situbondo dalam pengembanggan diarahkan menjadi KHDTK dengan core research konservasi genetik untuk mendukung program pemuliaan dan kontribusi terhadap konservasi biodiversitas serta program lain yang relevan (rehabilitasi lahan kering). Pada lokasi tersebut akan dimanfaaatkan seoptimal mungkin sehingga memungkinkan untuk dikembangkan berbagai jenis terutama jenis-jenis yang dapat tumbuh pada kondisi ekologis hutan dataran rendah dangan tipe iklim kering. G Status Kegiatan Penelitian KHDTK Padekanmalang-Situbondo yang dibangun tahun 1952 sebagai kebun uji coba introduksi jenis yang secara ekologis dapat tumbuh pada hutan dataran rendah dengan tipe iklim kering, sampai

10 Sekilas Tentang Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus Padekanmalang, Situbondo - Jawa Timur saat ini terdapat 26 jenis tanaman dari 13 lokasi baik dalam maupun luar negeri. Sejak dikelola BP2TPDAS-IBB Surakarta sampai dengan tahun 2000, jenis-jenis kegiatan yang telah dilakukan antara lain kegiatan pengamatan pertumbuhan tanaman dan pembungaan, kajian konservasi tanah, kajian kesesuaian jenis tanaman, inventarisasi petak, pengamatan erosi dan kajian sosial ekonomi, serta pembuatan peta kontur dan peta tanaman. Sejak diserahkan kepada P3BPTH pada tahun 2000, kegiatan masih terbatas karena berbagai pertimbangan termasuk kondisi lapangan dan keamanan tanaman penelitian. Kegiatan masih difokuskan pada pemeliharaan, pengamanan dan identifikasi serta penataan kembali lokasi-lokasi yang kosong. Pada akhir tahun 2003 dilakukan kegiatan rehabilitasi dengan penanaman tanaman jati dan pemeliharaan trubusan jati seluas 10 ha. Rehabilitasi lahan dilaksanakan dengan penanaman jati sebanyak bibit dan ditanam diantara trubusan jati. Benih tanaman berasal dari hutan jati di Pasir Putih, Situbondo. Hutan jati Pasir Putih adalah tanaman jati pohon plus untuk tujuan wana 10

11 Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan wisata, mempunyai pohon induk yang baik dan memungkinkan untuk dikembangkan menjadi areal produksi benih. Kegiatan rehabilitasi dimaksudkan untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan terutama lahan-lahan kosong dan lahan yang masih terbuka sehingga dapat mengurangi evapotranspirasi mengingat kondisi iklim di lokasi tersebut kering (tipe iklim D menurut Schimidt dan Ferguson). Berdasarkan hasil evaluasi bulan April 2004, jumlah tanaman jati hasil rehabilitasi yang tumbuh sebanyak batang (25,28%). Disamping tanaman jati, terdapat pula trubusan jati sebanyak batang. Identifikasi di lapangan menunjukkan bahwa keberhasilan tanaman sangat dipengaruhi oleh peranan tanaman bawah dan kelerengan lahan. Pada kondisi lahan datar dengan tanaman tertutup oleh tumbuhan bawah memberikan keberhasilan hidup mencapai 66,34%. Bahkan hasil uji coba bibit jati dari beberapa produsen yaitu PT Katama Surya Bumi (Jati Emas), PT. Fiotex (Jati Unggul), KBP Lamongan (Jati Jul), Jati biji Cepu (PT. Agromiliarto), Jati dari CSO dan Jati lokal Situbondo memperlihatkan keberhasilan 72,23% dengan kondisi tertutup 11

12 Sekilas Tentang Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus Padekanmalang, Situbondo - Jawa Timur tanaman bawah, topografi datar dan solum ah tebal. Namun sebaliknya kondisi lahan dengan kelerengan 8% tanpa tanaman bawah keberhasilannya sekitar 10%. Hasil pengamatan menunjukan bahwa penanaman pada lahan datar dan turtutup tananam bawah keberhasilannya signifikan dibandingkan tanpa tanaman bawah. Hal ini disebabkan oleh karena tanaman bawah dapat mengurangi evapotranspirasi mengingat kondisi iklim di Sitobondo sangat kering. Selain tanaman jati, di KHDTK Padekanmalang- Situbondo terdapat pula tanaman permudaan dengan sistem trubusan. Mengingat potensi trubusan cukup banyak yaitu 1448 batang, maka langkah awal yang telah dilakukan adalah melakukan inventarisasi trubusan. Pengukuran awal menunjukkan bahwa tinggi dan diameter rata-rata tanaman umur 3,5 tahun masing-masing adalah 6,5 m dan 8,55 cm. Mengacu pada core research yang telah ditetapkan yaitu konservasi genetik dan pertimbangan diatas, kegiatan penelitian yang memungkinkan dalam beberapa tahun mendatang antara lain berupa introduksi jenis-jenis tipe hutan dataran rendah iklim kering dari berbagai provenans, pengujian kesesuaian jenis-jenis tanaman, pengamatan trubusan jati. Arah pengembangan pada lokasi tersebut dimaksudkan menjadi penyedia materi genetik tanaman hutan pada tipe hutan daratan rendah dengan iklim kering sebagai materi dalam rangka program pemuliaan tanaman dan program terikat lainnya. G. Jenis Tanaman KHDTK Padekanmalang-Situbondo yang dibangun tahun 1952 memiliki 26 jenis tanaman. Untuk memperkaya koleksi tanaman, pada tahun 2003 telah dilakukan rehabilitasi hutan. 12

13 Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan Jenis tanaman yang terdapat di Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus Padekanmalang-Situbondo sebagaimana tabel berikut : No. Petak Jenis Tanaman Asal Tanaman Tahun Tanam 2 Eucalyptus sp (Ampupu) Guatemala Schleichera oleosa (Balsa) Jawa Casuarina junghuhniana (Cemara) Sumatera Tamarindus indicus Jawa Aegle marmelos (Maja) Jawa Acacia arabica Afrika Sterculia futida (Jangkang) Jawa Hymenaea courbaril Brazilia Enterolobium cyclocarpum (Sengon buto) Jamaica Enterolobium cyclocarpum (Sengon buto) Jamaica Enterolobium cyclocarpum Jamaica Acacia catechu Burma Khaya anthotheca (Khaya) Africa Acacia arabica Afrika Eucalyptus sp (Ampupu) Guatemala Pterocarpus indicus (Sono Kembang) Jawa Casuarina junghuhniana (Cemara) Sumatera

14 Sekilas Tentang Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus Padekanmalang, Situbondo - Jawa Timur No. Petak Jenis Tanaman Asal Tanaman Tahun Tanam 24 Acacia arabica Afrika Lanea grandis Amerika Prosopsis cylensis India Eucalyptus sp (Ampupu) Guatemala Acacia arabica Afrika Albizzia prosera (Jeunjing) Asia Trop Melia azedarach (Mindi) Jawa Enterolobium cyclocarpum (Sengon buto) Jamaica Enterolobium cyclocarpum (Sengon buto) Jamaica Eucalyptus sp (Ampupu) Guatemala Acacia arabica Afrika Hymenaea courbaril Brazilia Pithecolobium dulce (Asem londo) India Eucalyptus sp (Ampupu) Guatemala ,40,44, Tectona grandis (Jati) Situbondo Eucalyptus sp (Ampupu) Guatemala Eucalyptus plathyphylla Timor Zyzyphus talanai Maluku ,47,48,46 Sterculia futida Jawa Acacia arabica Afrika

15 Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan No. Petak Jenis Tanaman Asal Tanaman Tahun Tanam 48 Casia ciamea (Johar) India ,50,51,53 Acacia catechu Burma ,55,56, 54 Enterolobium cyclocarpum (Sengon buto) Jamaica ,58,59, 61 Eucalyptus sp (Ampupu) Guatemala ,61,62, 64 Khaya senegalensis (Khaya) Africa ,65,66, 67,68,69, 70,71,72, 73,74,75, 76,77,78, 79 Enterolobium cyclocarpum (Sengon buto) Jamaica , 81,82,83, 84 Acacia catechu Burma

16 Sekilas Tentang Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus Padekanmalang, Situbondo - Jawa Timur 16

EKSPLORASI BENIH NYAWAI

EKSPLORASI BENIH NYAWAI EKSPLORASI BENIH NYAWAI (Ficus variegata Blume) DI KECAMATAN LONG HUBUNG, KABUPATEN KUTAI BARAT, KALIMANTAN TIMUR Seed exploration of Nyawai (Ficus variegata Blume) at Long Hubung, West Kutai Distric,

Lebih terperinci

Pedoman Tata Cara Restorasi di Kawasan Konservasi

Pedoman Tata Cara Restorasi di Kawasan Konservasi Pedoman Tata Cara Restorasi di Kawasan Konservasi - Hutan Hujan Tropis Pegunungan dan Hutan Monsoon Tropis - Januari 2014 Project on Capacity Building for Restoration of Ecosystems in Conservasion Areas

Lebih terperinci

Sugeng Pudjiono 1, Hamdan Adma Adinugraha 1 dan Mahfudz 2 ABSTRACT ABSTRAK. Pembangunan Kebun Pangkas Jati Sugeng P., Hamdan A.A.

Sugeng Pudjiono 1, Hamdan Adma Adinugraha 1 dan Mahfudz 2 ABSTRACT ABSTRAK. Pembangunan Kebun Pangkas Jati Sugeng P., Hamdan A.A. Pembangunan Kebun Pangkas Jati Sugeng P., Hamdan A.A. & Mahfudz PEMBANGUNAN KEBUN PANGKAS JATI SEBAGAI SALAH SATU SUMBER BENIH UNTUK MENDAPATKAN BIBIT UNGGUL GUNA MENDUKUNG KEBERHASILAN PROGRAM PENANAMAN

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN/KOTA

PETUNJUK TEKNIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN/KOTA Lampiran II Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 20 Tahun 2008 Tanggal : 28 November 2008 PETUNJUK TEKNIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN/KOTA I. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG TATA HUTAN DAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN, SERTA PEMANFAATAN HUTAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG TATA HUTAN DAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN, SERTA PEMANFAATAN HUTAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG TATA HUTAN DAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN, SERTA PEMANFAATAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat 2011-2015 BAB I. PENDAHULUAN

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat 2011-2015 BAB I. PENDAHULUAN BAB I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan pertanian secara umum dan pembangunan sub sektor Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura telah memberikan sumbangan besar dalam pembangunan daerah Propinsi

Lebih terperinci

Pemeliharaan Permudaan Alam (PPA)

Pemeliharaan Permudaan Alam (PPA) Bab 5 Pemeliharaan Permudaan Alam (PPA) 5.1 Pendahuluan 5.1.1 Apa yang dimaksud dengan Pemeliharaan Permudaan Alam? Pemeliharaan Permudaan Alam (PPA) = Assisted Natural Regeneration atau disingkat dengan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang

Lebih terperinci

Berbasis Masyarakat di Indonesia

Berbasis Masyarakat di Indonesia Lahan Gambut Berbasis Masyarakat di Indonesia i3 Dipublikasikan oleh: Wetlands International Indonesia Programme PO. Box 254/BOO Bogor 16002 Jl. A. Yani 53 Bogor 16161 INDONESIA Fax.: +62-251-325755 Tel.:

Lebih terperinci

PedomanTeknis Pengelolaan Produksi Kacang Tanah, Kacang Hijau dan Aneka Kacang

PedomanTeknis Pengelolaan Produksi Kacang Tanah, Kacang Hijau dan Aneka Kacang KATA PENGANTAR Kacang tanah, kacang hijau dan aneka kacang merupakan komoditi strategis sebagai sumber pendapatan bagi petani yang memiliki arti dan peran dalam peningkatan kesejahteraan petani. Kacang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang

Lebih terperinci

TEKNIK KONSERVASI TANAH SECARA VEGETATIF

TEKNIK KONSERVASI TANAH SECARA VEGETATIF Seri Monograf No. 1 Sumber Daya Tanah Indonesia TEKNIK KONSERVASI TANAH SECARA VEGETATIF Penulis: Kasdi Subagyono, Setiari Marwanto, dan Undang Kurnia ISBN 979-9474-29-9 BALAI PENELITIAN TANAH Pusat Penelitian

Lebih terperinci

Menggunakan informasi spasial untuk meningkatkan multimanfaat REDD+ di Indonesia

Menggunakan informasi spasial untuk meningkatkan multimanfaat REDD+ di Indonesia Menggunakan informasi spasial untuk meningkatkan multimanfaat REDD+ di Indonesia Ulasan singkat tentang peta-peta Propinsi Sulawesi Tengah UN-REDD P R O G R A M M E Empowered lives. Resilient nations.

Lebih terperinci

MASTERPLAN DELTA API DESA GILI INDAH KECAMATAN PEMENANG KABUPATEN LOMBOK UTARA. Konsep Pembangunan Desa Medana 2013-2023

MASTERPLAN DELTA API DESA GILI INDAH KECAMATAN PEMENANG KABUPATEN LOMBOK UTARA. Konsep Pembangunan Desa Medana 2013-2023 MASTERPLAN DELTA API DESA GILI INDAH KECAMATAN PEMENANG KABUPATEN LOMBOK UTARA Konsep Pembangunan Desa Medana 2013-2023 i ii MASTERPLAN DELTA API DESA GILI INDAH KECAMATAN PEMENANG KABUPATEN LOMBOK UTARA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG SUNGAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG SUNGAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG SUNGAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka konservasi sungai, pengembangan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH A. Aspek Geografi dan Demografi 1. Letak Geografis dan Administrasi Kabupaten Barito Selatan adalah salah satu kabupaten di Provinsi Kalimantan Tengah dengan ibukotanya

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM LOKASIPENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM LOKASIPENELITIAN IV. KEADAAN UMUM LOKASIPENELITIAN 4.1. Letak Geografi dan Administrasi Secara goegrafis wilayah Kabupaten Halmahera Timur terletak di bagian timur dari wilayah Provinsi Maluku Utara. Kabupaten Halmahera

Lebih terperinci

PEDOMAN KRITERIA TEKNIS

PEDOMAN KRITERIA TEKNIS PEDOMAN KRITERIA TEKNIS KAWASAN BUDI DAYA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NO.41/PRT/M/2007 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG PEDOMAN PENATAAN RUANG KAWASAN REKLAMASI PANTAI

Lebih terperinci

Kredit Foto: WWF-Canon / Paul FORSTER. WWF-Canon / André BÄRTSCHI. WWF-Canon / Mark EDWARDS. Design and Layout: Aulia Rahman

Kredit Foto: WWF-Canon / Paul FORSTER. WWF-Canon / André BÄRTSCHI. WWF-Canon / Mark EDWARDS. Design and Layout: Aulia Rahman Kredit Foto: WWF-Canon / Paul FORSTER WWF-Canon / André BÄRTSCHI WWF-Canon / Mark EDWARDS Design and Layout: Aulia Rahman Daftar Isi Daftar Isi Daftar Gambar 2 Daftar Tabel 3 BAB 1 PENDAHULUAN 4 1.1 Latar

Lebih terperinci

Cadangan Karbon pada Berbagai Tipe Hutan dan Jenis Tanaman di Indonesia (Seri 2)

Cadangan Karbon pada Berbagai Tipe Hutan dan Jenis Tanaman di Indonesia (Seri 2) Cadangan Karbon pada Berbagai Tipe Hutan dan Jenis Tanaman di Indonesia (Seri 2) Yanto Rochmayanto Ari Wibowo Mega Lugina Tigor Butarbutar RM Mulyadin Dony Wicaksono Editor: Dr. Teddy Rusulono PENERBIT

Lebih terperinci

PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN LESTARI SECARA PARTISIPATIF DAN TERINTEGRASI DI KABUPATEN WONOSOBO

PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN LESTARI SECARA PARTISIPATIF DAN TERINTEGRASI DI KABUPATEN WONOSOBO PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN LESTARI SECARA PARTISIPATIF DAN TERINTEGRASI DI KABUPATEN WONOSOBO Kelola Lingkungan Kelola Sosial Kelola Ekonomi PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO 2006 0 BAB I PENDAHULUAN A.

Lebih terperinci

Laporan Kegiatan Keterlibatan Masyarakat Dalam Pengelolaan Kawasan Pesisir dan Laut

Laporan Kegiatan Keterlibatan Masyarakat Dalam Pengelolaan Kawasan Pesisir dan Laut Laporan Kegiatan Keterlibatan Masyarakat Dalam Pengelolaan Kawasan Pesisir dan Laut Studi Kasus : Kawasan Perlindungan Pesisir Desa Timbulsloko, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak Oleh : Apri Susanto Astra

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 41 Undang-Undang

Lebih terperinci

Lokakarya Proyek CoLUPSIA. di Tingkat Propinsi LAPORAN. (Collaborative Land Use Planning and Sustainable Institutional Arrangement Project)

Lokakarya Proyek CoLUPSIA. di Tingkat Propinsi LAPORAN. (Collaborative Land Use Planning and Sustainable Institutional Arrangement Project) LAPORAN Lokakarya Proyek CoLUPSIA (Collaborative Land Use Planning and Sustainable Institutional Arrangement Project) di Tingkat Propinsi Menakar Pembangunan dalam Konteks Tata Guna Lahan Kolaboratif:

Lebih terperinci

PEDOMAN TEKNIS DAN TATACARA PENYUSUNAN POLA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR

PEDOMAN TEKNIS DAN TATACARA PENYUSUNAN POLA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR 22/PRT/M/2009 TENTANG PEDOMAN TEKNIS DAN TATACARA PENYUSUNAN POLA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Presiden Republik Indonesia,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Presiden Republik Indonesia, Copyright 2002 BPHN UU 24/1992, PENATAAN RUANG *8375 Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 24 TAHUN 1992 (24/1992) Tanggal: 13 OKTOBER 1992 (JAKARTA) Sumber: LN 1992/115;

Lebih terperinci

Climate Change PILIHAN SKEMA PENGELOLAAN HUTAN BERBASIS MASYARAKAT DALAM MITIGASI PERUBAHAN IKLIM

Climate Change PILIHAN SKEMA PENGELOLAAN HUTAN BERBASIS MASYARAKAT DALAM MITIGASI PERUBAHAN IKLIM Climate Change PENGELOLAAN HUTAN BERBASIS MASYARAKAT DALAM MITIGASI PERUBAHAN IKLIM Diterbitkan oleh: Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH Forests and Climate Change Programme

Lebih terperinci

EVALUASI SISTEM SILVIKULTUR DI HUTAN RAWA GAMBUT BERDASARKAN KAJIAN PUSTAKA

EVALUASI SISTEM SILVIKULTUR DI HUTAN RAWA GAMBUT BERDASARKAN KAJIAN PUSTAKA III. EVALUASI SISTEM SILVIKULTUR DI HUTAN RAWA GAMBUT BERDASARKAN KAJIAN PUSTAKA 3.1 Sistem Silvikultur Berdasarkan Peraturan dan Perundang-undangan 3.1.1 Sejarah Perkembangan Sistem Silvikultur di Indonesia

Lebih terperinci