PENGGUNAAN PREPOSISI PADA BERITA UTAMA DALAM SURAT KABAR HARIAN JOGJA EDISI NOVEMBER 2015

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGGUNAAN PREPOSISI PADA BERITA UTAMA DALAM SURAT KABAR HARIAN JOGJA EDISI NOVEMBER 2015"

Transkripsi

1 PENGGUNAAN PREPOSISI PADA BERITA UTAMA DALAM SURAT KABAR HARIAN JOGJA EDISI NOVEMBER 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Oleh: Filomena Surya PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 i

2 PENGGUNAAN PREPOSISI PADA BERITA UTAMA DALAM SURAT KABAR HARIAN JOGJA EDISI NOVEMBER 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Oleh: Filomena Surya PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 i

3

4

5 PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: Tuhan Mahakuasa yang telah memberikan saya kesehatan, semangat untuk memperlancar proses penyelesaian skripsi ini Kedua orangtuaku bapak Frans Karut dan Yasinta E. Vin yang telah memberikan dukungan dan doa kepada saya Kakak saya Sikstus Karvin S. IP dan Fr. Orgis Karvin yang telah memberikan motivasi kepada saya iv

6 MOTO Kesuksesan tidak dapat diraih tanpa adanya kerja keras dan keyakinan diri untuk mencapainya -Filomena Surya- Jangan pernah menyia-nyiakan waktu dan kesempatan karena keduanya tidak akan pernah terulang lagi -Filomena Surya- Pendidikan mempunyai akar yang pahit, tapi buahnya manis -Aristoteles- v

7 PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tutis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecualiyang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana halnya penulisan karya ilmiah. Yogyakarta, 16 Juni 2016 Yang membuat pernyataan Filomena Surya VI

8 LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan <Ii bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dhanna : Nama : Filomena Surya NomormahaSiswa : Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya m~berikan karya ilmiah kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dhanna yang berjudul : "PENGGUNAANPREPOSISI PADA BERITA UTAMA DALAM SURAT KADAR HARlAN JOGJA EDISI NOVEMBER 2015" Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan menipublikasikariiiya dfiiitenief atau media lain urituk kepentingan akademis tanpa..» perlu meminta izin darisaya ata:u' memberikan royalti kepada saya selam.a tetap mencantumkan' nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya' buat dengan sebenamya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal16 Juni 2016 Yang menyatakan, Filomena Surya vii

9 ABSTRAK Surya, Filomena Penggunaan Preposisi pada Berita Utama dalam Surat Kabar Harian Jogja Edisi November Skripsi. Yogyakarta: PBSI, JPBS, FKIP, USD. Penelitian ini mengkaji penggunaan preposisi pada berita utama dalam surat kabar Harian Jogja edisi November Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan penggunaan jenis preposisi dan kesalahan penggunaan preposisi pada berita utama dalam surat kabar Harian Jogja edisi November Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan mengambil berita utama, memotong setiap berita utama yang ada, kemudian potongan data yang berupa berita utama tersebut dikumpulkan dan selanjutnya diurutkan sesuai dengan tanggal terbit, selanjutnya peneliti membaca berita utama surat kabar dan menggaris bawahi kalimat yang termasuk preposisi pada berita utama utama dalam surat kabar harian jogja edisi November Data dianalisis dengan mengelompokkan preposisi yang terdapat pada berita utama berdasarkan jenis-jenis preposisi, mencermati penggunaan preposisi satu persatu pada berita utama, dan mendeskripsikan kesalahan penggunaan preposisi yang ditemukan dalam surat kabar Harian Jogja edisi November Dari analisis data dalam penelitian ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat 10 jenis preposisi dan buah preposisi yang digunakan pada berita utama serta 7 kesalahan preposisi dalam surat kabar Harian Jogja edisi November Jenis preposisi yang digunakan dibedakan menjadi preposisi tempat berada, tempat asal, tempat tujuan, asal waktu, perbandingan, pelaku, alat, hal, pembatasan, tujuan. Preposisi tempat berada meliputi di (1080), pada (22 ), dalam (28), antara (8), preposisi tempat asal dari (17), preposisi tempat tujuan meliputi ke (22), kepada (17), preposisi asal waktu meliputi dari (45), sejak (7), preposisi perbandingan daripada (2), preposisi pelaku oleh (9), preposisi alat dengan (28), preposisi hal mengenai (2), tentang sebanyak (4), preposisi pembatasan sampai (2), hingga (7), dan yang terakhir preposisi tujuan agar (8). Adapun kesalahan penggunaan preposisi meliputi preposisi di (1), pada (1), dari (1) dan ke (4). Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memberikan saran kepada peneliti lain agar dapat dijadikan salah satu bahan refrensi khususnya tentang preposisi, dan bagi editor surat kabar harus lebih memperhatikan penggunaan preposisi dengan baik dan benar. viii

10 ABSTRACT Surya, Filomena The Use of Prepositions in Headlines on Harian Jogja Newspapers November 2015 Edition. Thesis. Yogyakarta: PBSI, JPBS, FKIP. USD. This study examines the use of prepositions in the Harian Jogja Newspapers headlines November 2015 edition. The purpose of this study was to describe the types of prepositions used and prepositional usage errors on the headlines in the Harian Jogja Newspaper November 2015 edition. This research is qualitative descriptive research. The data collection is done by taking the headlines, cuting out the newspaper headlines, then the chunks of data that were collected and then sorted according to the date of issue, hereinafter researchers read the newspaper headlines and underlined sentence that includes the preposition on the Harian Jogja Newspaper headlines November 2015 edition. Data were analyzed by grouping preposition contained in the headlines by the types of prepositions, noting the use of prepositions one by one on the headlines, and describing the misuse of prepositions found on the Harian Jogja Newspaper headlines November 2015 edition. From the data analysis of this study, it can be concluded that there are 10 types of prepositions and there are prepositions used in the headlines and 7 preposition errors in the headlines of Harian Jogja Newspaper November 2015 edition. The types of preposition used are divided into prepositional place, place of origin, destination, the origin of time, comparison, actors, tools, terms, restrictions, goals. Prepositions of place is include di (1080), pada (22), dalam (28), antara (8), prepositions of place of origin dari (17), destination prepositions include dari (22) kepada (17), prepositions origin of time covering dari (45), sejak (7), comparison prepositions daripada (2), actor prepositions oleh (9), tool prepositions dengan (28), tool prepositions mengenai (2), tentang (4), limits prepositions sampai (2), hingga (7), and goals proposition agar (8). As for the misuse of prepositions included prepositions di (1), pada (1), dari (1) and ke (4). Based on the results, the researcher sugets the other researchers that this research can be one of the reference particularly in preposition and for the newspaper editor, they must pay attention on the use of preposition well and correctly. ix

11 KATA PENGANTAR Puji dan syukur peneliti haturkan pada Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas berkat dan rahmat-nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi berjudul Penggunaan Preposisi pada Berita Utama dalam Surat Kabar Harian Jogja Edisi November Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat terselesaikan tanpa adanya bantuan, dukungan, motivasi, bimbingan, doa, nasihat dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. 2. Dr. Yuliana Setiyaningsih, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Universitas Sanata Dharma, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 3. Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum. selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Universitas Sanata Dharma, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 4. Dr. Y. Karmin, M. Pd. selaku dosen pembimbing yang telah membimbing saya dengan penuh kesabaran, teliti, dorongan, dan semangat kepada peneliti agar dapat menyelesaikan skripsi dengan baik. x

12 5. Seluruh dosen PBSI yang dengan segenap hati memberikan ilmu pengetahuan kepada peneliti agar nantinya ilmu dapat berguna bagi peneliti agar mampu menjadi guru yang cerdas, humanis dan profesional. 6. Robertus Marsidiq, selaku karyawan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia yang dengan sabar memberikan pelayanan administratif sehingga peneliti bisa menyelesaikan dengan baik. 7. Kedua orang tua peneliti Bapak Frans Karut dan Ibu Yasinta E.Vin yang telah memberikan dukungan, semangat, doa, nasihat dan arahan agar peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. 8. Kakak Sikstus Karvin, S.IP dan Fr. Orgis Karvin, Cs yang telah memberikan dukungan dan motivasi sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. 9. Sahabat seperjuangan saya Elin, Elen, Deno, Erto, Iren, Santi, Andir, kakak Sandra, kakak Emi dan teman-teman PBSI Angkatan 2012 yang telah memberikan motivasi, dukungan, arahan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Peneliti menyadari skripsi ini masih mengalami banyak sekali kekurangan. Namun, peneliti berharap skripsi ini memberikan manfaat bagi pembaca. Filomena Surya xi

13 DAFTAR ISI halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN.... PERSEMBAHAN..... MOTO.... PERNYATAAN HASIL KARYA. ii iii iv v vi PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS... ABSTRAK.. ABSTRAC... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... vii viii ix x xii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Batasan Istilah Sistematika Penulisan... 4 xii

14 BAB II LANDASAN TEORI Penelitian yang Relevan Pengertian Preposisi Jenis-jenis Preposisi Jumlah Preposisi Bahasa Indonesia Tempat Preposisi dalam Kalimat Berita Utama BAB III METODOLOGI PENELITIAN Jenis Penelitian Sumber Data Penelitian Instrumen Penelitian Teknik Pengumpulan Data Teknik Analisis Data BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Data Analisis Data Preposisi pada Berita Utama Preposisi Tempat Berada Preposisi Tempat Asal Preposisi Asal Waktu Preposisi Tempat Tujuan xiii

15 Preposisi Tempat Tertentu Preposisi Perbandingan Preposisi Pelaku Preposisi Alat Preposisi Hal Preposisi Pembatasan Preposisi Tujuan Kesalahan Penggunaan Preposisi BAB V KESIMPULAN HASIL PENELITIAN Kesimpulan Implikasi Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 52 BIODATA PENELITI xiv

16 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Surat kabar merupakan salah satu media massa yang menyajikan ragam informasi kepada masyarakat baik itu tentang pendidikan, politik, budaya, ekonomi, maupun sosial. Surat kabar memuat berita yang menarik khalayak untuk membacanya. Kesadaran masyarakat terhadap informasi pun dipandang terus meningkat, lebih-lebih terhadap berita yang mempengaruhi aspek kehidupan masyarakat. Salah satu jenis berita yang terdapat dalam surat kabar adalah berita utama. Berita utama adalah berita yang disusun untuk menyampaikan kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa yang secepatnya harus diketahui oleh pembaca atau anggota masyarakat (Abdul Chaer, 2010: 16). Penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi bertujuan agar dalam penyampaian gagasan dapat dilakukan secara efesien dan efektif. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki untuk dapat menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah kemampuan dalam pembentukan kata (morfologi). Bahasa tulis dan bahasa lisan sangat berbeda, hal ini dilihat dengan memperhatikan kebakuan dan maksud agar sampai ke lawan bicara. Dalam bahasa tulisan formal seperti surat kabar terlebih khusus lagi berita utama harus lebih memperhatikan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Sebagai contohnya 1

17 2 adalah penggunaan preposisi yang baik dan benar dan harus sesuai dengan konteks tulisan. yang baik dan benar dalam berita utama pada surat kabar memiliki nilai yang sangat penting karena dengan memperhatikan kaidah-kaidah kebahasaan, berita utama tersebut akan semakin dipahami masyarakat pada umumnya, alasan lain juga yaitu berita utama yang terdapat dalam surat kabar adalah berita yang sangat aktual yang pada umumnya memberikan informasi kepada khalayak pada umumnya. Dalam berita utama ini penggunaan preposisi dipandang sebagai hal yang sangat penting karena berita utama merupakan berita yang dibaca pertama oleh pembaca untuk mendapatkan informasi dari surat kabar. Bertitik tolak dari hal di atas, peneliti bermaksud untuk membahas tentang penggunaan preposisi pada berita utama dalam surat kabar Harian Jogja edisi november tahun Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Apa sajakah preposisi yang digunakan dalam Berita Utama pada Harian Jogja edisi November 2015? b. Preposisi apa saja yang salah digunakan dalam Berita Utama pada Harian Jogja edisi November 2015?

18 3 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Mendeskripsikan preposisi yang digunakan dalam Berita Utama pada Harian Jogja edisi November b. Mendeskripsikan kesalahan penggunaan preposisi dalam Berita Utama pada Harian Jogja edisi November Manfaat Penelitian Manfaat penelitian yang dapat diambil dalam dari penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Bagi peneliti lain Penelitian ini memberikan manfaat juga bagi peneliti lain untuk dapat dijadikan bahan referensi terlebih khusus tentang penggunaan preposisi. b. Bagi editor surat kabar Penelitian ini memberikan manfaat bagi para editor agar lebih mencermati lagi penggunaan preposisi yang baik dan benar agar berita yang ditulis dapat dipahami oleh masyarakat pada umumnya. 1.5 Batasan Istilah Dalam penelitian ini peneliti akan memberikan batasan masalah pada skripsi agar para pembaca mudah memahami. Adapun istilah-istilah yang peneliti kaji adalah sebagai berikut.

19 4 a. Preposisi Preposisi adalah kategori yang terletak di sebelah kiri nomina sehingga terbentuk sebuah frasa eksosentrik untuk mengisi fungsi keterangan dalam sebuah klausa atau kalimat (Abdul Chaer, 2009: 108). b. Berita utama Berita utama (headline) adalah berita langsung, apa adanya ditulis secara singkat dan lugas (Romli: ). c. Surat kabar Surat kabar adalah lembaran tercetak yang memuat laporan yang terjadi di masyarakat dengan ciri-ciri terbit secara periodik, bersifat umum dan aktual mengenai apa saja dan dimana saja di seluruh dunia untuk diketahui pembaca (Effendy, 1993: 241). d. Harian Jogja Harian Jogja adalah salah satu jenis media massa yang beralamat di Jl. AM. Sangaji No. 41 Jetis, Yogyakarta. 1.6 Sistematika Penulisan Laporan penelitian ini terdiri dari lima bab yaitu Bab I, Bab II, Bab III, Bab IV, dan Bab V. Bab I merupakan pendahuluan yang terdiri atas latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penyajian. Bab II merupakan landasan teori. Dalam bab ini dipaparkan tiga hal yaitu (A) penelitian relevan, (B) kajian teori yang terdiri dari pengertian preposisi, jenis-jenis preposisi, jumlah preposisi, tempat preposisi dalam kalimat, dan berita utama.

20 5 Bab III merupakan metode penelitian. Metode penelitian ini terdiri atas jenis penelitian, sumber penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, dan teknik analisis data. Bab IV merupakan hasil penelitian dan pembahasan. Hasil penelitian ini terdiri dari deskripsi data, analisis data dan pembahasan. Bab V merupakan penutup. Dalam bab ini terdiri dari kesimpulan, implikasi dan saran dari hasil pembahasan secara singkat.

21 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian yang Relevan Peneliti menemukan satu penelitian yang relevan dengan peneliti yaitu penelitian Afriyani Yanuarti berjudul Analisis Kesalahan Penggunaan Preposisi pada Karangan Siswa Kelas X Sma Negeri 1 Mojotengah Wonosobo Tahun Pelajaran 2011/2012. Penelitian ini termasuk penelitian deskripsi kualitatif. Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi. Dalam 38 karangan terdapat 827 kalimat yang belum disusun secara teratur dan efektif. Pada umumnya, siswa kelas X SMA 1 Mojotengah Wonosobo belum rapi dalam menuliskan kalimat-kalimat. Penggunaan huruf besar dan huruf kecil tidak dapat dipisahkan, misalnya penulisan huruf [t] yang seluruhnya ditulis kapital [T]. Siswa juga belum terbiasa menuliskan [f] kecil dan [r] kecil yang ditulis [F] dan [R], contohnya maaf-maafan yang ditulis maaf-maafan, bersama ditulis bersama. Di samping itu, siswa lebih banyak terinterferensi bahasa lisan (tuturan) ke dalam tulisan baik bahasa ibu maupun bahasa Indonesia nonbaku. Dari penelitian Afriyani Yanuarti memiliki relevansi dengan penelitian ini yaitu sama-sama menganalisis tentang penggunaan preposisi dan menggunakan metode penelitian deskripsi kualitatif, tetapi yang membedakan penelitian ini dengan penelitian Afriyani Yanuarti adalah Analisis kesalahan penggunaan preposisi pada karangan siswa kelas x Sma Negeri 1 Mojotengah Wonosobo tahun pelajaran 2011/2012 sedangkan peneliti membahas tentang analisis 6

22 7 penggunaan preposisi pada berita utama dalam surat kabar Harian Jogja edisi November tahun Peneliti di sini lebih menekankan pada penggunaan dan penggolongan preposisi berdasarkan teori dari Abdul Chaer. Adapun kelebihan penelitian ini adalah dapat menggolongkan berbagai jenis preposisi dan menganalisis penggunaan preposisi pada berita utama dalam surat kabar Harian Jogja edisi bulan November tahun Peneliti lebih menekankan pada teori yang dikemukakan oleh Abdul Chaer yang dibagi dalam beberapa macam penggolongan preposisi. 2.2 Pengertian Preposisi Chaer (2009: ) mengatakan preposisi adalah gabungan kata yang berfungsi menghubungkan kata atau frase sehingga terbentuk sebuah frasa eksosentrik untuk mengisi fungsi keterangan dalam sebuah klausa atau kalimat. Menurut Ramlan`(2008: 95) preposisi adalah kategori yang terletak di depan kategori lain (terutama nomina) sehingga terbentuk frase eksosentris direktif. Kridalaksana menjelaskan bahwa preposisi sebagai kategori yang terletak di depan kategori lain (terutama nomina) sehingga terbentuk frase eksosentrik direktif. Ada tiga jenis preposisi, yaitu: (1) preposisi dasar, (2) preposisi turunan, dan (3) preposisi yang berasal dari kategori lain, serta menurut Moeliono (1998: 288) dalam Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia mengklasifikasikan kata depan (preposisi) terdiri dari preposisi tunggal, yaitu preposisi yang hanya terdiri atas satu kata. Bentuk preposisi tunggal tersebut berupa kata dasar, misalnya di, ke, dari, daripada dan kata berafiks, seperti selama,mengenai, dan sepanjang dan

23 8 preposisi gabungan, preposisi yang terdiri dari dua unsur atau lebih. Preposisi gabungan terdiri atas preposisi berdampingan dan yang berkorelasi. Kesimpulan dari ketiga pendapat di atas preposisi merupakan gabungan kata yang menghubungkan kata atau frase sehingga terbentuk kategori agar membentuk satu kesatuan makna yang utuh dan padu. Jadi, peneliti menggunakan pendapat dari Abdul Chaer, karena lebih dominan digunakan dan ia menggolongkan preposisi menjadi 11 jenis. 2.3 Jenis-Jenis Preposisi Chaer (2009: ), mengatakan bahwa preposisi ini dibedakan atas preposisi yang menyatakan tempat berada, menyatakan tempat asal, menyatakan tempat tujuan, menyatakan asal bahan, menyatakan asal waktu, menyatakan perbandingan, menyatakan pelaku, menyatakan alat, menyatakan hal, menyatakan pembatasan, dan menyatakan tujuan Preposisi Tempat Berada Chaer (2009: 108) mengatakan bahwa preposisi tempat berada menyatakan tempat terjadinya peristiwa, tindakan, atau keadaan terjadi. Anggota preposisi ini adalah di, pada, dalam, dan antara. Preposisi di digunakan untuk menyatakan tempat berada diletakkan di sebelah kiri nomina yang menyatakan tempat sebenarnya. Preposisi ini menyatakan tempat berada dengan lebih terperinci preposisi di bisa diikuti oleh kata yang menyatakan bagian dari tempat itu. Contoh sebagai berikut. a) Buku itu terletak di atas meja.

24 9 Preposisi di pada kalimat a) di atas digunakan untuk menyatakan tempat berada diletakkan di sebelah kiri nomina yang menyatakan tempat sebenarnya. Preposisi pada digunakan untuk menyatakan tempat berada diletakkan di sebelah kiri. Preposisi pada diletakkan di sebelah kiri nama lembaga atau institusi, Contoh sebagai berikut. b) Ibunya menjadi guru pada sebuah SD swasta. Preposisi pada diletakkan di sebelah kiri nama diri, nama jabatan, nama pangkat, nama perkerabatan, dan kata ganti orang. Contoh sebagai berikut. c) Buku itu ada pada ayah saya. Preposisi pada terletak di sebelah kiri nomina yang menyatakan nama waktu. Contoh sebagai beikut: d) Pada hari sabtu yang lalu telah terjadi kebakaran di sana. Preposisi pada pada kalimat d) di atas terletak di sebelah kiri nomina yang menyatakan nama waktu. Preposisi dalam digunakan untuk menyatakan tempat berada dalam satu situasi atau peristiwa dan dalam satu jangka waktu, Contoh kalimat: kredit rumah diangsur dalam waktu 20 tahun. Preposisi antara digunakan untuk menyatakan tempat berada diletakkan di sebelah frasa (gabungan kata) nomina yang menyatakan tempat. Contoh sebagai berikut: e) Tabrakan itu terjadi di jalan raya antara Yogyakarta dan Solo. Preposisi antara pada kalimat (e) di atas digunakan untuk menyatakan tempat berada diletakkan di sebelah frasa (gabungan kata) nomina yang menyatakan tempat.

25 Preposisi Tempat Asal Chaer (2009: 111) mengatakan bahwa preposisi tempat asal adalah preposisi yang menyatakan tempat berasalnya nomina yang mengikuti, contoh preposisi tempat asal adalah preposisi dari. Penggunaannya adalah diletakkan di sebelah kiri nomina yang menyatakan tempat. Untuk menyatakan tempat asal, preposisi dari dapat diikuti oleh kata yang menyatakan bagian mana dari tempat yang dimaksud. Contoh kalimat sebagai berikut. a. Ia pulang dari Surabaya kemarin. Preposisi dari pada kalimat di atas dapat diikuti oleh kata yang menyatakan bagian mana dari tempat yang dimaksud. Tempat yang dimaksud pada kalimat di atas adalah Surabaya Preposisi Tempat Tujuan Chaer (2009: 112) mengatakan bahwa preposisi tempat tujuan adalah preposisi yang menyatakan tempat yang dituju dari perbuatan atau tindakan yang dilakukan. Di sini ada dua preposisi tempat tujuan, yaitu preposisi ke dan kepada. Aturan penggunaanya adalah preposisi ke diletakkan di sebelah kiri nomina yang menyatakan tempat dalam keadaan geografi, sedangkan verba yang menjadi predikatnya menyatakan gerak. Contoh sebagai berikut. a.ibu pergi ke Medan. Pada kalimat di atas preposisi ke menyatakan tempat yang dituju dengan lebih tepat, preposisi ke dapat diikuti kata yang menyatakan bagian mana dari tempat yang dituju, seperti dalam, tengah, dan samping. Contoh lainnya yaitu ke atas, ke depan, ke muka, ke hadapan, ke bawah, ke belakang, ke balik, ke celah, ke

26 11 kolong, ke sudut, dan sebagainya serta preposisi kepada diletakkan di sebelah kiri nomina orang atau yang diorangkan (kata perkerabatan, gelaran, pangkat, jabatan atau lembaga). Contoh sebagai berikut. a. Kami minta tolong kepada polisi. Preposisi kepada pada kalimat a. di atas diletakkan di sebelah kiri nomina orang atau yang diorangkan. Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam kalimat di atas polisi merupakan nomina orang Preposisi Asal Bahan Chaer (2009: 113) mengatakan bahwa preposisi asal bahan adalah preposisi yang menyatakan asal bahan pembuat sesuatu. Preposisi asal bahan ini adalah preposisi dari, yang diletakkan di sebelah kiri nomina yang menyatakan bahan pembuat sesuatu, sementara subjeknya merupakan barang jadian atau buatan. Contoh sebagai berikut. a. Kue ini terbuat dari gula dan terigu. Preposisi asal bahan ini adalah preposisi dari, yang diletakkan di sebelah kiri nomina yang menyatakan bahan pembuat sesuatu, sementara subjeknya merupakan barang jadian atau buatan. Pada kalimat a. di atas yang menyatakan bahan pembuat sesuatu adalah dari gula dan terigu Preposisi Asal Waktu Chaer (2009: 113) mengatakan bahwa preposisi asal waktu adalah preposisi yang menyatakan waktu mulai suatu kejadian, peristiwa atau tindakan. Preposisi ini adalah kata dari dan sejak, yang aturan penggunaanya adalah

27 12 preposisi asal waktu dari digunakan dengan meletakkan di sebelah kiri nomina yang menyatakan waktu. Contoh: sebagai berikut. a. Mereka berdemo dari minggu lalu. Preposisi asal waktu dari digunakan dengan meletakkan di sebelah kiri nomina yang menyatakan waktu. Pada kalimat di atas nomina yang menyatakan waktu adalah dari minggu lalu. Preposisi asal waktu sejak secara umum dapat digunakan untuk menggantikan preposisi asal waktu dari. Contoh sebagai berikut: a. Sejak kemarin saya belum makan. Preposisi sejak pada kalimat di atas menyatakan asal waktu. Nomina yang menyatakan waktu pada kalimat a. di atas adalah sejak kemarin Preposisi Waktu Tertentu Chaer (2009: 114) mengatakan bahwa preposisi waktu tertentu adalah preposisi yang menyatakan awal dan akhir dari suatu kejadian, peristiwa, atau tindakan. Preposisi waktu tertentu ini berupa preposisi dari disertai dengan preposisi sampai. Contoh sebagai berikut. a. Kami bekerja dari senin sampai jumat. Preposisi waktu tertentu pada kalimat a. di atas adalah dari senin sampai jumat. Preposisi ini menyatakan awal dan akhir dari suatu kejadian peristiwa dan kejadian Preposisi Tempat Tertentu Chaer (2009: 114) mengatakan bahwa preposisi tempat tertentu adalah preposisi yang menyatakan awal tempat kejadian hingga akhir tempat kejadian.

28 13 Preposisi tempat berupa preposisi dari yang disertai dengan preposisi sampai. Dalam hal ini preposisi dari dapat diganti dengan preposisi sejak, dan preposisi sampai dapat diganti dengan preposisi hingga. Dalam hal ini preposisi dari dapat diganti dengan preposisi sejak. Namun, harus diikuti oleh preposisi yang menyatakan tempat (di, dari, atau ke). Contoh sebagai berikut. a. Buku itu sudah saya baca dari halaman 15 sampai halaman 100. Preposisi Preposisi tempat tertentu adalah preposisi yang menyatakan awal tempat kejadian hingga akhir tempat kejadian. Nomina yang menyatakan tempat tertentu pada kalimat a. di atas adalah dari halaman 15 sampai halaman Preposisi Perbandingan Chaer (2009: 115) mengatakan bahwa preposisi perbandingan adalah preposisi yang menyatakan perbandingan antara dua tindakan atau dua hal. Preposisi perbandingan ini adalah preposisi daripada, yang aturan penggunaannya adalah menyatakan perbandingan dua tindakan preposisi daripada diletakkan di sebelah kiri verba disertai kata lebih. Contoh sebagai berikut. a. Bertemu langsung lebih terhormat daripada mengirim utusan. Preposisi daripada untuk menyatakan perbandingan dua buah keadaan preposisi daripada diletakkan di sebelah kiri kata berkategori adjektifa dan disertai kata lebih.. Contoh sebagai berikut. a. Rumahku lebih jauh daripada rumah beliau.

29 14 Preposisi daripada yang menyatakan perbandingan pada kalimat a. di atas adalah kata lebih jauh dan daripada rumah beliau. Preposisi daripada untuk menyatakan perbandingan dua buah keadaan preposisi daripada diletakkan di sebelah kiri kata berkategori adjektifa dan disertai kata lebih Preposisi Pelaku Chaer (2009: 116) mengatakan bahwa preposisi pelaku adalah preposisi yang menyatakan pelaku perbuatan atau tindakan yang disebutkan oleh predikat klausa. Preposisi pelaku ini adalah kata oleh. Digunakan dengan meletakkannya di sebelah kiri nomina yang menyatakan orang atau yang diorangkan. Contoh sebagai berikut. a. Surat itu dibaca oleh dokter. Preposisi oleh pada kalimat a. di atas adalah preposisi yang menyatakan pelaku perbuatan atau tindakan yang disebutkan oleh predikat klausa. Pelaku perbuatan pada kalimat di atas adalah oleh dokter Preposisi Alat Chaer (2009: 116) mengatakan bahwa preposisi alat adalah preposisi yang menyatakan alat untuk atau dalam melakukan perbuatan atau tindakan yang dinyatakan oleh predikat klausa yang bersangkutan. Contoh preposisi alat yang ada adalah kata dengan dan berkat. Penggunaannya adalah preposisi dengan digunakan untuk menyatakan alat diletakkan di sebelah kiri nomina atau frase nominal yang menyatakan alat kerja. Contoh sebagai berikut. a. Kakek menulis surat dengan pensil.

30 15 Preposisi yang menyatakan alat pada kalimat a. di atas adalah dengan pensil. preposisi alat adalah preposisi yang menyatakan alat untuk atau dalam melakukan perbuatan atau tindakan yang dinyatakan oleh predikat klausa yang bersangkutan. Preposisi berkat digunakan untuk menyatakan alat diletakkan di sebelah kiri nomina atau frase nominal yang menyatakan alat abstrak (tidak berwujud benda). Contoh sebagai berikut. a. Berkat kemurahan hati beliau saya bisa tiba di sini. Preposisi berkat pada kalimat a. di atas menyatakan alat abstrak (tidak berwujud benda). Alat abstrak yang dimaksudkan pada kalimat di atas adalah berkat kemurahan hati Preposisi Hal Chaer (2009: 117 ) mengatakan bahwa preposisi hal adalah preposisi yang menyatakan hal yang akan disebutkan dalam predikat klausanya. Preposisi hal yang ada adalah tentang dan mengenai. Penggunaannya adalah dengan meletakkannya di sebelah kiri nomina atau frase nominal yang mengikutinya. Contoh sebagai berikut. a. Mereka berbicara tentang rencana pemilihan ketua RT. Preposisi tentang pada kalimat di atas adalah preposisi yang diletakkan di sebelah kiri nomina atau frase nominal yang mengikutinya. Preposisi hal pada kalimat a. di atas adalah tentang rencana pemilihan ketua RT. Kemudian untuk preposisi mengenai, contohnya sebagai berikut:

31 16 a. Mengenai penyalahgunaan narkoba kita diwajibkan untuk turut memberantas orang-orang yang memakainya. Preposisi hal pada kalimat di atas adalah preposisi yang menyatakan hal dan diletakkan di sebelah kiri nomina yang mengikutinya. Preposisi yang menyatakan hal pada kalimat a. di atas adalah penyalahgunaan narkoba kita diwajibkan untuk turut memberantas orang-orang yang memakainya Preposisi Pembatasan Chaer (2009: 117) mengatakan bahwa preposisi pembatasan adalah preposisi yang menyatakan batas akhir dari suatu tindakan, tempat, atau waktu yang disebutkan dalam predikat klausanya. Preposisi pembatasan ini adalah preposisi sampai, dan hingga. Secara umum keduanya bisa saling menggantikan. Aturan penggunaannya adalah menyatakan batas tindakan preposisi sampai atau hingga diletakkan di sebelah kiri verba yang menyatakan keadaan dan menyatakan batas tempat. preposisi sampai atau hingga diletakkan di sebelah kiri nomina atau frase nomina yang menyatakan tempat dan untuk menyatakan batas waktu preposisi sampai atau hingga diletakkan di sebelah kiri nomina yang menyatakan waktu Preposisi Tujuan Chaer (2009: 118) mengatakan bahwa preposisi tujuan adalah preposisi yang menyatakan tujuan atau maksud dari perbuatan atau tindakannya yang disebutkannya dalam predikat klausanya. Contoh dari preposisi tujuan ini adalah kata agar dan supaya yang secara umum dapat saling menggantikan.

32 17 Penggunaannya adalah dengan cara meletakkannya di sebelah kiri kata atau frasa berkategori adjektifa atau verba keadaan. Contoh sebagai berikut. a. Setiap pagi dia berolahraga agar sehat. Preposisi agar diletakkan di sebelah kiri kata atau frasa berkategori adjektifa atau verba keadaan. Frasa berkategori adjektifa pada kalimat a. di atas adalah agar sehat. 2.4 Jumlah Preposisi Bahasa Indonesia Jumlah preposisi dalam bahasa Indonesia yang dikemukakan oleh ahli tata bahasa yaitu M. Ramlan, Harimurti Kridalaksana, serta Abdul Chaer. Ketiga ahli ini menggunakan frasa sebagai kriteria utama dalam mengidentifikasikan preposisi. Ramlan mencatat sebanyak 115 buah preposisi bahasa Indonesia, Harimurti Kridalaksana dan Abdul Chaer mencatat ada 85 buah. Salah satu perbedaannya yaitu berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ramlan mencatat kurang lebih sebanyak 100 buah preposisi Bahasa Indonesia, Harimurti Kridaklasana dan Abdul Chaer mencatat 84 buah. Salah satu perbedaanya yaitu Ramlan mencatat ada 21 buah preposisi yang didahului oleh dari, di dan ke, seperti di dalam, di atas, ke bawah, ke depan, di belakang, di samping dan di luar atau ke dalam, ke atas, kebawah, ke depan, ke belakang, ke samping, dan ke luar, atau dari dalam, dari atas, dari bawah, dari depan, dari belakang, dari samping, dan dari luar. Menurut Ramlan preposisi tersebut dapat berdiri sendiri-sendiri. Adapun preposisi yang tidak terdapat pada Ramlan adalah preposisi supaya, karena, guna, dari sampai, dari untuk, bak, laksana, sampai dengan, sampai pada, sejak sampai, semenjak, seiring dengan, berhubung dengan,

33 18 berkaitan dengan, berlainan dengan, berbeda dengan, bertentangan dengan, berhadapan dengan, bersamaan dengan, berkenaan dengan, sebanding dengan, sejajar dengan, sebanding dengan, sejajar dengan, sejalan dengan, selaras dengan, sehubungan dengan mengingat, bertitik tolak, dan berlawanan dengan. Sedangkan preposisi yang terdapat pada Abdul Chaer dan Kridalaksana adalah agar, karena, perihal, sebab, guna, dari sampai, dari untuk, bak, berkat, laksana, sampai dengan, sampai pada, sejak hingga, sejak sampai, semenjak, berhubungan dengan, berlainan dengan, bertentangan dengan, berhadapan dengan, bersamaan dengan, berkenaan dengan, sebanding dengan, sejajar dengan, sebanding dengan, sejajar dengan, sejalan dengan, selaras dengan, sehubungan dengan mengingat, bertitik tolak, dan berlawanan dengan. Melihat adanya beberapa perbedaan di atas yang mengakibatkan jumlah preposisi menjadi besar, dapat disimpulkan bahwa preposisi-preposisi yang sama dapat digabungkan menjadi satu preposisi berdasarkan cara penggunaannya. Dengan demikian jumlah preposisi yang ada tidak terlalu besar. Seperti yang dilakukan oleh Abdul Chaer dalam bukunya Penggunaan Preposisi dan Konjungsi Bahasa Indonesia, dari 80 buah preposisi hanya 30 buah yang diperlakukan sebagai preposisi. Preposisi-preposisi itu adalah di, pada, dalam, atau, antara, ke, kepada, terhadap, dari, daripada, sejak, sampai, hingga, oleh, dengan, untuk, buat, bagi, guna, demi, akan, tentang, mengenai, karena, kecuali, selain, berkat, seperti, tanpa, dan menurut. Preposisi seperti berhubung dengan, sesuai dengan, seiring dengan dan lain-lain hanyalah sebagai variasi dari 30 preposisi tadi.

34 Tempat Preposisi dalam Kalimat Secara umum setiap kalimat bahasa Indonesia terdiri dari unsur subjek (S), predikat (P), objek (O), dan keterangan (K) (Abdul Chaer, 1990:16). Contohnya, Ayah mengajak adik ke taman bermain. Dalam kalimat itu Ayah berfungsi sebagai P, adik berfungsi sebagai O, ke taman bermain berfungsi sebagai K. Namun, tidak selalu semua kalimat mempunyai fungsi sintaksis yang berurutan S-P-O-K dalam kenyataannya ada juga kalimat yang tidak berurutan misalnya, K-S-P-O, ada yang tidak lengkap tanpa salah satu fungsi sintaksis yang ada atau justru hanya terdiri dari satu fungsi sintaksis. Hal ini dapat terjadi karena dalam berbahasa kalimat-kalimat yang diucapkan saling berkaitan sehingga fungsi sintaksis yang kehadirannya sudah dimaklumi dan tidak perlu ditulis (Abdul Chaer, 1990: 16). Fungsi-fungsi sintaksis yang terdapat dalam sebuah kalimat memiliki golongan kata masing-masing. Menurut Abdul Chaer (1990: 16-17), biasanya subjek (S) dan objek (O) termasuk golongan kata benda, predikat (P) termasuk golongan kata kerja dan kata sifat, sedangkan keterangan (K) termasuk golongan kata keterangan (adverbia) atau sebuah frase preposisi yang komponen pertamanya adalah preposisi dan komponen keduanya adalah kata benda atau kata lain. Misalnya frase ke kantor. ke merupakan preposisi dan kantor merupakan kata benda. Preposisi mana yang digunakan di dalam sebuah kalimat tergantung dari macam keterangan yang diberikan. Misalnya menyatakan tempat berada digunakan preposisi di, dan untuk menyatakan keterangan pelaku digunakan preposisi oleh (Abdul Chaer, 1990:17). Abdul chaer menjelaskan lebih lanjut

35 20 dengan bagan untuk melihat bahwa preposisi memang menempati K (keterangan) dalam sebuah kalimat dan tidak terdapat dalam fungsi sintaksis lain. S P O K :kb :kk/ks :kb : pr dan kb Keterangan kb:kata benda kk:kata kerja ks:kata sifat pr:preposisi 2.6 Berita Utama Berita utama adalah berita yang disusun untuk menyampaikan kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa yang secepatnya harus diketahui oleh pembaca atau anggota masyarakat (Chaer, 2010: 16). Prinsip penulisannya adalah seperti piramid terbalik, maksudnya unsur-unsur yang penting dituliskan pada bagian pembukaan ataun teras berita, lalu bagian yang kurang penting diuraikan dibawahnya. Berita langsung ini lazim juga disebut sport news, yakni berita yang dihadapi oleh sang penulis. Andaikata sang penulis tidak dapat langsung menghadapinya, maka dia dapat merujuk pada presepsi orang lain. Lalu, berdasarkan persepsi orang lain itu, dia mencoba merekonstruksi (menyusun kembali) peristiwa yang akan ditulisnya.

36 21 Unsur penting pada sebuah berita langsung adalah adanya unsur keaktualan. Artinya, berita itu masih hangat karena baru tejadi. Peristiwa atau kejadian yang sudah lama terjadi tidak lagi bernilai untuk ditulis sebagai berita langsung, tetapi bila ada unsur kuat lain biasa ditulis sebagai berita ringan atau berita kisah. Persoalan kita, sudah berapa lama suatu kejadian dapat disebut aktual? Untuk surat kabar harian peristiwa yang terjadi dua hari yang lalu, atau yang sudah terjadi kemarin masih dianggap aktual, apalagi kalau belum diberitakan oleh surat kabar lain. Hanya perlu dicatat, apabila kejadian-kejadian telah dimuat oleh surat kabar lain, maka kejadian itu telah tidak aktual lagi. Namun, kejadian yang telah tidak aktual karena sudah dimuat oleh surat kabar lain, masih layak dijadikan berita dengan cara memberikan latar belakang lain yang bersifat manusiawi.

37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka. Selain itu, semua yang dikumpulkan mungkin menjadi kunci apa yang diteliti. Dengan demikian, laporan hasil penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan (Djunaidi Ghony dan Fauzan Almanshur, 34-35: 2014). Penelitian kualitatif adalah penelitian yang difokuskan pada pengalaman hidup individu seperti fenomenologi, studi kasus, teori dasar (grounded teory), dan study kritikal (Djunaidi Ghony dan Fauzan Almanshur, 51: 2014). Berdasarkan kedua pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa penelitian deskriptif kualitatif merupakan penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan suatu keadaan atau fenomena apa adanya dengan menggunakan kata-kata yang dilakukan oleh peneliti dengan pengumpulan data secara ilmiah atau alamiah. Objek penelitian ini adalah preposisi (kata depan) yang terdapat dalam berita utama pada koran harian jogja edisi november Sumber Data Penelitian Arikunto (2010: 172) mengatakan bahwa sumber data adalah subjek darimana data diperoleh. Penelitian ini tidak mengutamakan angka-angka dan statistik meskipun tidak menolak data kuantitatif. Sumber data penelitian ini adalah seluruh berita utama dalam surat kabar Harian Jogja edisi bulan November tahun 22

38 , dari tanggal 1 sampai dengan tanggal 30 November Jadi, jumlah keseluruhan berita utama surat kabar Harian Jogja edisi November sebanyak 30 berita utama. Berita utama selalu terdapat pada halaman 1 dan dilanjutkan pada halaman Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah, lebih cermat, lengkap, sistematis, dan muda untuk diolah (Arikunto, 2002:136). Dengan kata lain, instrumen penelitian adalah semua alat yang digunakan untuk mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan data secara sistematis dan objektif guna memecahkan sebuah masalah. Peneliti sendiri berkedudukan sebagai instrument penelitian. Peneliti merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsir data, dan pada akhirnya menjadi pelopor hasil penelitiannya. Instrumen utama dalam penelitian ini adalah alat tulis dan laptop untuk mempermudah peneliti dalam melakukan penelitian (Moeloeng 2006: 168). Jadi, instrumen penelitian yang peneliti gunakan adalah laptop dan alat tulis agar mempermudah peneliti. 3.4 Teknik Pengumpulan Data Dalam teknik pengumpulan data, Sugiyono (2008: 63) mengemukakan adanya empat teknik pengumpulan data, yaitu (a) observasi, (b) wawancara, (c) dokumentasi, dan (d) gabungan atau triangulasi. Secara khusus teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi atau teknik pemanfaatan dokumen. Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini ialah berita utama surat kabar Harian Jogja edisi November tahun 2015.

39 24 Menurut (Arikunto, 1987: 131) Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya Dalam teknik dokumentasi pemanfaatan dokumentasinya terbagi atas dua yaitu dokumen internal dan dokumen eksternal (Moleong, 2006: 219). Dokumen internal dapat berupa memo, pengumuman, instruksi, dan sebagainya. Dokumen eksternal berupa majalah, bulletin, surat kabar, dan berita yang disiarkan kepada media-media massa. Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini termasuk jenis dokumen resmi eksternal, yaitu berita yang disiarkan dalam media massa (surat kabar). Pemakaian data berupa dokumen seperti ini berguna untuk menggali informasi yang telah terjadi atau sudah terjadi di masa silam. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut. a) Peneliti mengumpulkan surat kabar Harian Jogja edisi November b) Memotong setiap berita utama yang ada, kemudian potongan data yang berupa berita utama tersebut dikumpulkan dan selanjutnya diurutkan sesuai dengan tanggal terbit. c) Peneliti membaca berita utama surat kabar Harian Jogja edisi November 2015 dan menggarisbawahi kata-kata yang termasuk dalam preposisi pada berita utama tersebut.

40 Teknik Analisis Data Analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensisntesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan dapat memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain (Biklen dan Bogdan dalam Moeleong, 2006: 248). Teknik analisis data yang digunakan peneliti adalah teknik analisis data kualitatif. Setelah data terkumpul langkah selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti adalah menganalisis data yang sudah ada. Adapun Cara yang dilakukan peneliti dalam menganalisis data adalah pertama, peneliti membuat tabel kode BUTP. Kode BUTP disini maksudnya BU untuk berita utama, T untuk tanggal, P untuk Paragraf. Kedua, mengelompokkan preposisi yang terdapat pada berita utama. Ketiga, mencermati penggunaan preposisi satu persatu pada berita utama. Keempat, menganalisis frekuensi kesalahan penggunaan preposisi yang terdapat pada berita utama dalam surat kabar Harian Jogja edisi November 2015, kemudian yang terakhir peneliti memperbaiki kesalahan dan memberi alasan.

41 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Data Preposisi yang terdapat dalam berita utama edisi November 2015 yaitu Preposisi tempat berada meliputi di, pada, dalam, antara, preposisi tempat asal meliputi dari, preposisi tempat tujuan meliputi ke dan kepada, preposisi asal waktu meliputi dari, preposisi asal waktu meliputi sejak, preposisi perbandingan meliputi daripada, preposisi pelaku meliputi oleh, preposisi alat meliputi dengan, preposisi hal meliputi mengenai dan tentang, preposisi pembatasan meliputi sampai dan hingga, dan yang terakhir preposisi tujuan meliputi agar. Adapun frekuensi penggunaan data yang terkumpul secara keseluruhan dalam penelitian ini meliputi 10 jenis preposisi dan yang terpakai pada berita utama dalam surat kabar Harian Jogja meliputi buah preposisi serta 3 jenis preposisi yang tidak tepat atau salah penggunaannya yaitu preposisi tempat berada meliputi di, preposisi tempat tujuan meliputi ke, preposisi tempat asal meliputi dari. Data yang diperoleh kemudian digolongkan menjadi preposisi tempat berada, tempat asal, tempat tujuan, asal waktu, perbandingan, pelaku, alat, hal, pembatasan dan tujuan. Adapun frekuensi penggunaan preposisi yang terdapat pada berita utama dalam surat kabar Harian Jogja edisi November 2015 adalah sebagai berikut. Preposisi tempat berada menyatakan di sebanyak 1080 kali, tempat berada yang menyatakan pada sebanyak 22 kali, tempat berada yang menyatakan dalam sebanyak 28, tempat berada yang menyatakan antara sebanyak 8 kali, preposisi tempat asal dari sebanyak 45 kali, preposisi tempat tujuan ke sebanyak 42 kali, 26

42 27 tempat tujuan kepada sebanyak 17 kali, preposisi asal waktu dari sebanyak 45 kali, preposisi asal waktu sejak sebanyak 7 kali, Preposisi perbandingan daripada sebanyak 2 kali,preposisi pelaku oleh sebanyak 7 kali, preposisi alat dengan sebanyak 28 kali, preposisi hal mengenai sebanyak 2 kali, tentang sebanyak 4 kali, preposisi pembatasan sampai sebanyak 2 kali, hingga sebanyak 7 kali, dan yang terakhir preposisi tujuan agar sebanyak 8 kali. 4.2 Analisis Data Berdasarkan data yang ditemukan, peneliti melakukan analisis data terhadap kesalahan- yang terdapat pada berita utama dalam surat kabar harian jogja edisi November Tidak semua data penggunaan preposisi dibahas dalam subbab ini. Peneliti mengambil beberapa data untuk mewakili setiap jenis contoh kalimat yang mengandung preposisi dan data selengkapnya akan dibahas lebih lengkap di bagian lampiran. Peneliti akan menunjukkan wujud kesalahan penggunaan preposisi dalam berita utama dalam surat kabar harian jogja edisi November Analisis data ini diklasifikasikan berdasarkan jenis-jenis preposisi. Selanjutnya, peneliti akan mengklasifikasikan berdasarkan kesalahan penggunaan preposisi dalam kalimat. Berikut ini adalah paparannya.

43 Preposisi pada Berita Utama dalam Surat Kabar Harian Jogja Edisi November Adapun jenis-jenis preposisi yang terdapat pada berita utama dalam surat kabar Harian Jogja edisi November 2015 berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Abdul Chaer. Data-data yang dibahas pada subbab ini mewakili setiap jenis penggunaan preposisi, selengkapnya data tersebut akan dibahas lebih terperinci di bagian lampiran Preposisi yang Menyatakan Tempat Berada Sebagai Berikut. a. Di Preposisi di digunakan untuk menyatakan tempat berada diletakkan di sebelah kiri nomina yang menyatakan tempat sebenarnya. Contoh kalimat sebagai berikut. 1) Tim pencari dan penyelamat dari otoritas Mesir menemukan bangkai di pesawat lokasi pengunungan terpencil sejauh 35 kilometer sebelah selatan kota pantai Al Arish, Sinai Utara. (1 November 2015). Pada kalimat 1. di atas preposisi di digunakan untuk menyatakan tempat berada diletakkan di sebelah kiri nomina yang menyatakan tempat sebenarnya. Dalam kalimat di atas tempat berada pada kalimat 1. adalah kalimat di pesawat. 2) Namun sumber keamanan Mesir menyatakan tidak ada indikasi pesawat jenis Airbus A-321 itu ditembak jatuh atau meledak di udara. (1 November 2015). Pada kalimat 2. di atas preposisi di digunakan untuk menyatakan tempat berada diletakkan di sebelah kiri nomina yang menyatakan tempat sebenarnya. Dalam kalimat di atas tempat berada pada kalimat 2. adalah kalimat di udara.

44 29 3) Selang 23 menit kemudian, pesawat gagal melakukan kontak dengan pihak Air Traffic Control (ATC) di Siprus dan tidak terdeteksi radar. (1 November 2015). Pada kalimat 3. di atas preposisi di digunakan untuk menyatakan tempat berada diletakkan di sebelah kiri nomina yang menyatakan tempat sebenarnya. Dalam kalimat di atas tempat berada pada kalimat 2. adalah kalimat di Siprus. 4) Kondisi mengerikan terlihat di lokasi jatuhnya pesawat. (1 November 2015). Pada kalimat 4. di atas preposisi di digunakan untuk menyatakan tempat berada diletakkan di sebelah kiri nomina yang menyatakan tempat sebenarnya. Dalam kalimat di atas tempat berada pada kalimat 4. adalah kalimat di lokasi. 5) Petugas penyelamat menyebut ada penumpang yang sudah tak bernyawa dan masih terduduk di kursinya. (1 November 2015). Pada kalimat 5. di atas preposisi di digunakan untuk menyatakan tempat berada diletakkan di sebelah kiri nomina yang menyatakan tempat sebenarnya. Dalam kalimat di atas tempat berada pada kalimat 5. adalah kalimat di kursinya. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kata depan di berfungsi untuk menyatakan tempat berada dan diletakkan di keterangan tempat. b. Pada Preposisi pada digunakan untuk menyatakan tempat berada diletakkan di sebelah kiri yang menyatakan nama waktu. Contoh kalimat sebagai berikut. 1) Sebelumnya, pada awal Oktober 2015, Rusia mulai mengirimkan pasukan untuk menyokong kekuatan Presiden Suriah, Bashar Al Assad sekaligus menumpas ISIS.( 2 November 2015).

NASKAH PUBLIKASI PEMAKAIAN PREPOSISI PADA KOLOM POS PEMBACA DI HARIAN SOLOPOS SKRIPSI

NASKAH PUBLIKASI PEMAKAIAN PREPOSISI PADA KOLOM POS PEMBACA DI HARIAN SOLOPOS SKRIPSI NASKAH PUBLIKASI PEMAKAIAN PREPOSISI PADA KOLOM POS PEMBACA DI HARIAN SOLOPOS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BASINDO Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya Vol 1 No 1 - April 2017 (14-24)

BASINDO Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya Vol 1 No 1 - April 2017 (14-24) BASINDO Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya Vol 1 No 1 - April 2017 (14-24) PERILAKU BENTUK VERBA DALAM KALIMAT BAHASA INDONESIA TULIS SISWA SEKOLAH ARUNSAT VITAYA, PATTANI, THAILAND

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selalu terlibat dalam komunikasi, baik bertindak sebagai komunikator

BAB I PENDAHULUAN. selalu terlibat dalam komunikasi, baik bertindak sebagai komunikator BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat sebagai sarana komunikasi. Setiap anggota masyarakat dan komunitas tertentu selalu terlibat dalam

Lebih terperinci

Kemampuan Siswa Kelas XI SMAN 8 Pontianak Menentukan Unsur Kebahasaan Dalam Teks Cerita Ulang Biografi

Kemampuan Siswa Kelas XI SMAN 8 Pontianak Menentukan Unsur Kebahasaan Dalam Teks Cerita Ulang Biografi Kemampuan Siswa Kelas XI SMAN 8 Pontianak Menentukan Unsur Kebahasaan Dalam Teks Cerita Ulang Biografi Astri Saraswati, Martono, Syambasril Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP UNTAN, Pontianak

Lebih terperinci

ANALISIS PREPOSISI PADA KARANGAN SEDERHANA SISWA KELAS IV SD NEGERI PENGKOK 4 T KECAMATAN KEDAWUNG, KABUPATEN SRAGEN TAHUN AJARAN 2012/2013

ANALISIS PREPOSISI PADA KARANGAN SEDERHANA SISWA KELAS IV SD NEGERI PENGKOK 4 T KECAMATAN KEDAWUNG, KABUPATEN SRAGEN TAHUN AJARAN 2012/2013 ANALISIS PREPOSISI PADA KARANGAN SEDERHANA SISWA KELAS IV SD NEGERI PENGKOK 4 T KECAMATAN KEDAWUNG, KABUPATEN SRAGEN TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI LILIK PURWASIH A 310 090 133 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong.

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia lebih banyak melakukan komunikasi lisan daripada komunikasi tulisan oleh sebab itu, komunikasi lisan dianggap lebih penting dibandingkan komunikasi dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna.

BAB 1 PENDAHULUAN. Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna. Ujaran-ujaran tersebut dalam bahasa lisan diproses melalui komponen fonologi, komponen

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN KOHESI DAN KOHERENSI DALAM KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X SMK SWASTA DHARMA PATRA PANGKALAN SUSU TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

ANALISIS KESALAHAN KOHESI DAN KOHERENSI DALAM KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X SMK SWASTA DHARMA PATRA PANGKALAN SUSU TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 ANALISIS KESALAHAN KOHESI DAN KOHERENSI DALAM KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X SMK SWASTA DHARMA PATRA PANGKALAN SUSU TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 Oleh Siti Sumarni (Sitisumarni27@gmail.com) Drs. Sanggup

Lebih terperinci

PENGGUNAAN PREPOSISI DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BONJOL KABUPATEN PASAMAN ARTIKEL ILMIAH MOMON PRATAMA NPM.

PENGGUNAAN PREPOSISI DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BONJOL KABUPATEN PASAMAN ARTIKEL ILMIAH MOMON PRATAMA NPM. PENGGUNAAN PREPOSISI DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BONJOL KABUPATEN PASAMAN ARTIKEL ILMIAH MOMON PRATAMA NPM. 09080103 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA ARAB KE DALAM BAHASA INDONESIA PADA MAJALAH MIMBAR SKRIPSI. Oleh Ahmad Syaifuddin Zuhri NIM

INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA ARAB KE DALAM BAHASA INDONESIA PADA MAJALAH MIMBAR SKRIPSI. Oleh Ahmad Syaifuddin Zuhri NIM INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA ARAB KE DALAM BAHASA INDONESIA PADA MAJALAH MIMBAR SKRIPSI Oleh Ahmad Syaifuddin Zuhri NIM 060210402143 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGGUNAKAN PREPOSISI PADA KARANGAN EKSPOSISI KELAS X DI SMA NEGERI 1 MOJOLABAN SKRIPSI

KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGGUNAKAN PREPOSISI PADA KARANGAN EKSPOSISI KELAS X DI SMA NEGERI 1 MOJOLABAN SKRIPSI KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGGUNAKAN PREPOSISI PADA KARANGAN EKSPOSISI KELAS X DI SMA NEGERI 1 MOJOLABAN SKRIPSI Usulan sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini sesuai dengan masalah yang akan dibahas peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu surat kabar yang beredar di masyarakat adalah Satelit Post. Surat

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu surat kabar yang beredar di masyarakat adalah Satelit Post. Surat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia tidak dapat lepas dari bahasa karena bahasa mempunyai fungsi utama, yaitu sebagai alat komunikasi. Bahasa dimanfaatkan untuk berinteraksi,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam kehidupan bermasyarakat atau berinteraksi dengan orang lain, bahasa menjadi hal yang sangat penting. Melalui bahasa, seseorang dapat menyampaikan gagasan,

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF DALAM TEKS BERITA SISWA KELAS VIII SMP N 2 LEMBAH GUMANTI ARTIKEL ILMIAH SURTI YULIA FAUZI NPM

PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF DALAM TEKS BERITA SISWA KELAS VIII SMP N 2 LEMBAH GUMANTI ARTIKEL ILMIAH SURTI YULIA FAUZI NPM PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF DALAM TEKS BERITA SISWA KELAS VIII SMP N 2 LEMBAH GUMANTI ARTIKEL ILMIAH SURTI YULIA FAUZI NPM 10080234 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN

Lebih terperinci

PENGARUH PENGUASAAN KOMPETENSI SINTAKSIS TERHADAP PRODUKSI KALIMAT EFEKTIF PADA KARANGAN EKSPOSISI

PENGARUH PENGUASAAN KOMPETENSI SINTAKSIS TERHADAP PRODUKSI KALIMAT EFEKTIF PADA KARANGAN EKSPOSISI PENGARUH PENGUASAAN KOMPETENSI SINTAKSIS TERHADAP PRODUKSI KALIMAT EFEKTIF PADA KARANGAN EKSPOSISI Fitri Rahmawati Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS, Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan kekacauan pada tindak berbahasa. Salah satu contoh penggunaan bentuk bersinonim yang dewasa ini sulit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alat untuk menyampaikan gagasan, pikiran, maksud, serta tujuan kepada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. alat untuk menyampaikan gagasan, pikiran, maksud, serta tujuan kepada orang lain. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkomunikasi merupakan suatu kegiatan yang mempergunakan bahasa sebagai alat untuk menyampaikan gagasan, pikiran, maksud, serta tujuan kepada orang lain.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Bentuk Penelitian 1. Metode Penelitian Dalam suatu penelitian penentuan metode penelitian sebagai cara dalam menjawab rumusan masalah penelitian merupakan suatu

Lebih terperinci

ANALISIS FUNGSI DAN PERAN KATA DALAM KALIMAT TAJUK RENCANA SURAT KABAR BATAM POS EDISI JANUARI 2015

ANALISIS FUNGSI DAN PERAN KATA DALAM KALIMAT TAJUK RENCANA SURAT KABAR BATAM POS EDISI JANUARI 2015 ANALISIS FUNGSI DAN PERAN KATA DALAM KALIMAT TAJUK RENCANA SURAT KABAR BATAM POS EDISI JANUARI 2015 E-JOURNAL Disusun Oleh NINING AGUSTINA NIM 100388201088 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian ke lapangan, seorang peneliti harus melakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian ke lapangan, seorang peneliti harus melakukan 60 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Sebelum melakukan penelitian ke lapangan, seorang peneliti harus melakukan persiapan yang sesuai dengan prosedur penelitian. Persiapan-persiapan ini akan membantu kelancaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengumpulkan data penelitianya (Arikonto, 2013: 203). Metode yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. mengumpulkan data penelitianya (Arikonto, 2013: 203). Metode yang digunakan 40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode Penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitianya (Arikonto, 2013: 203). Metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hidup bermasyarakat merupakan salah satu sifat manusia. Manusia tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hidup bermasyarakat merupakan salah satu sifat manusia. Manusia tidak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hidup bermasyarakat merupakan salah satu sifat manusia. Manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Dalam menjalin interaksi dengan orang lain, manusia

Lebih terperinci

ANALISIS POLA KALIMAT TUNGGAL PADA BUKU TEKS BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNTUK SMA TERBITAN YUDHISTIRA 2011

ANALISIS POLA KALIMAT TUNGGAL PADA BUKU TEKS BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNTUK SMA TERBITAN YUDHISTIRA 2011 1 ANALISIS POLA KALIMAT TUNGGAL PADA BUKU TEKS BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNTUK SMA TERBITAN YUDHISTIRA 2011 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Karakter merupakan hal yang sangat penting untuk ditanamkan dalam jiwa individu. Proses pendidikan karakter dapat dilakukan

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN SINTAKSIS PADA TEKS DALAM BUKU PAKET BAHASA INDONESIA KELAS X SMA KURIKULUM 2013

ANALISIS KESALAHAN SINTAKSIS PADA TEKS DALAM BUKU PAKET BAHASA INDONESIA KELAS X SMA KURIKULUM 2013 ANALISIS KESALAHAN SINTAKSIS PADA TEKS DALAM BUKU PAKET BAHASA INDONESIA KELAS X SMA KURIKULUM 2013 Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Itulah gunanya tertib berbahasa yang sehari-hari disebut tata bahasa. Tata

BAB I PENDAHULUAN. Itulah gunanya tertib berbahasa yang sehari-hari disebut tata bahasa. Tata 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa baku bahasa yang mempunyai pengaruh dalam segi bahasa di Indonesia. Tidak memandang siapapun yang memakai bahasa Indonesia, menggunakan dua macam bahasa yakni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat penting untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat penting untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi dalam kehidupan manusia. Bahasa sangat penting untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, bahasa berfungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya sarana agar komunikasi tersebut dapat berjalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya sarana agar komunikasi tersebut dapat berjalan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap individu di dalam kehidupan pasti tidak akan terlepas untuk melakukan komunikasi dengan individu lainnya. Dalam berkomunikasi diperlukan adanya sarana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling memahami maksud atau keinginan seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling memahami maksud atau keinginan seseorang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa maupun pembelajaran bahasa merupakan hal yang sangat penting untuk dipelajari. Hal ini dikarenakan bahasa memiliki peranan yang sangat penting dan

Lebih terperinci

ANALISIS KALIMAT PERINTAH PADA CERITA ANAK DALAM SURAT KABAR SOLOPOS EDISI OKTOBER-DESEMBER 2012

ANALISIS KALIMAT PERINTAH PADA CERITA ANAK DALAM SURAT KABAR SOLOPOS EDISI OKTOBER-DESEMBER 2012 ANALISIS KALIMAT PERINTAH PADA CERITA ANAK DALAM SURAT KABAR SOLOPOS EDISI OKTOBER-DESEMBER 2012 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Pendidikan

Lebih terperinci

KETIDAKEFEKTIFAN KALIMAT DALAM KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 15 KERINCI

KETIDAKEFEKTIFAN KALIMAT DALAM KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 15 KERINCI KETIDAKEFEKTIFAN KALIMAT DALAM KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 15 KERINCI Oleh: Reri Oktarina 1, Erizal Gani 2, Emidar 3 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam kelangsungan hidupnya manusia selalu membutuhkan orang lain untuk hidup bersama. Untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam penelitian ini, dijelaskan konsep bentuk, khususnya afiksasi, dan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam penelitian ini, dijelaskan konsep bentuk, khususnya afiksasi, dan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengantar Dalam penelitian ini, dijelaskan konsep bentuk, khususnya afiksasi, dan makna gramatikal. Untuk menjelaskan konsep afiksasi dan makna, penulis memilih pendapat dari Kridalaksana

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Analisis, Ejaan, Berita

ABSTRAK. Kata Kunci: Analisis, Ejaan, Berita Analisis Penggunaan Huruf Kapital dan Tanda Baca pada Kolom Tajuk Surat Kabar Haluan Kepri Edisis Maret 2014 oleh Puspawati. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Dosen Pembimbing I: Ahada Wahyusari,

Lebih terperinci

KETIDAKEFEKTIFAN KALIMAT DALAM BERITA UTAMA SURAT KABAR PADANG EKSPRES EDISI JANUARI TAHUN 2017

KETIDAKEFEKTIFAN KALIMAT DALAM BERITA UTAMA SURAT KABAR PADANG EKSPRES EDISI JANUARI TAHUN 2017 KETIDAKEFEKTIFAN KALIMAT DALAM BERITA UTAMA SURAT KABAR PADANG EKSPRES EDISI JANUARI TAHUN 2017 Novita Sari 1, Upit Yulianti², Asri Wahyuni Sari 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan dan menerima informasi atau pesan.

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan dan menerima informasi atau pesan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan manusia untuk mengungkapkan pesan kepada orang lain. Dengan bahasa itu, kita dapat menyampaikan dan menerima informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia menuntut siswa untuk mampu menuangkan pikiran serta perasaan dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Sehubungan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi

BAB I PENDAHULUAN. yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesalahan berbahasa ini tidak hanya terjadi pada orang-orang awam yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi tertentu, tetapi sering

Lebih terperinci

ANALISIS FRASE EKSOSENTRIK DAN ENDOSENTRIK RUBRIK BERITA PUAN DALAM SURAT KABAR TRIBUNNEWS EDISI 1-20 FEBRUARI 2016 E-JOURNAL

ANALISIS FRASE EKSOSENTRIK DAN ENDOSENTRIK RUBRIK BERITA PUAN DALAM SURAT KABAR TRIBUNNEWS EDISI 1-20 FEBRUARI 2016 E-JOURNAL ANALISIS FRASE EKSOSENTRIK DAN ENDOSENTRIK RUBRIK BERITA PUAN DALAM SURAT KABAR TRIBUNNEWS EDISI 1-20 FEBRUARI 2016 E-JOURNAL Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Lebih terperinci

Alat Sintaksis. Kata Tugas (Partikel) Intonasi. Peran. Alat SINTAKSIS. Bahasan dalam Sintaksis. Morfologi. Sintaksis URUTAN KATA 03/01/2015

Alat Sintaksis. Kata Tugas (Partikel) Intonasi. Peran. Alat SINTAKSIS. Bahasan dalam Sintaksis. Morfologi. Sintaksis URUTAN KATA 03/01/2015 SINTAKSIS Pengantar Linguistik Umum 26 November 2014 Morfologi Sintaksis Tata bahasa (gramatika) Bahasan dalam Sintaksis Morfologi Struktur intern kata Tata kata Satuan Fungsi Sintaksis Struktur antar

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode penelitian deskriptif analitik. Metode deskriptif merupakan metode penelitian yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

PENGGUNAAN DEIKSIS DALAM BAHASA INDONESIA

PENGGUNAAN DEIKSIS DALAM BAHASA INDONESIA PENGGUNAAN DEIKSIS DALAM BAHASA INDONESIA Roely Ardiansyah Fakultas Bahasa dan Sains, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Abstrak Deiksis dalam bahasa Indonesia merupakan cermin dari perilaku seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan sebagainya melalui bahasa, sehingga bahasa merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan sebagainya melalui bahasa, sehingga bahasa merupakan sarana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu melakukan komunikasi antar sesamanya. Setiap anggota masyarakat selalu terlibat dalam komunikasi, baik dia berperan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesistematisan dari jalan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulis. Menurut Chaer dan

BAB I PENDAHULUAN. kesistematisan dari jalan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulis. Menurut Chaer dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan. Ragam bahasa menurut sarananya dibatasi atas ragam lisan dan tulisan. Karena bahasa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah penerapan penentuan

BAB III METODE PENELITIAN. Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah penerapan penentuan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah penerapan penentuan biaya ijarah dalam rahn emas. Peneliti akan melakukan penelitian di bagian penetapan ujrah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang dilakukannya penelitian. Selanjutnya dalam Bab 1 ini, penulis juga menjelaskan tentang identifikasi masalah, pembatasan

Lebih terperinci

ARTIKEL E-JOURNAL. Oleh NORVAHANA NIM

ARTIKEL E-JOURNAL. Oleh NORVAHANA NIM ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN TANDA BACA DAN HURUF KAPITAL DALAM SURAT DINAS KELUAR KANTOR KEPALA DESA PAYALAMAN KECAMATAN PALMATAK KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS PROVINSI KEPULAUAN RIAU ARTIKEL E-JOURNAL

Lebih terperinci

SKRIPSI. oleh: Antonius Febrian Pulung N D

SKRIPSI. oleh: Antonius Febrian Pulung N D ASEAN PARAGAMES 2011 DALAM TEKS BERITA SOLOPOS DAN JAWA POS (Studi Analisis Isi Tentang Penyajian Berita ASEAN PARAGAMES 2011 di Surat Kabar Solo Pos dan Jawa Pos Edisi 1-31 Desember 2011) SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

KOHESI DAN KOHERENSI RUBRIK BERITA MAJALAH MANDUTA TAHUN SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

KOHESI DAN KOHERENSI RUBRIK BERITA MAJALAH MANDUTA TAHUN SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat KOHESI DAN KOHERENSI RUBRIK BERITA MAJALAH MANDUTA TAHUN 2013-2014 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd.) Pada Program Studi Bahasa Dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

DEIKSIS PADA BERITA HALAMAN UTAMA SURAT KABAR KOMPAS DAN RELEVANSINYA DENGAN MATERI PEMBELAJARAN MENULIS BERITA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

DEIKSIS PADA BERITA HALAMAN UTAMA SURAT KABAR KOMPAS DAN RELEVANSINYA DENGAN MATERI PEMBELAJARAN MENULIS BERITA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS DEIKSIS PADA BERITA HALAMAN UTAMA SURAT KABAR KOMPAS DAN RELEVANSINYA DENGAN MATERI PEMBELAJARAN MENULIS BERITA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS SKRIPSI Oleh : Wisnu Suharto Catur Wijaya K1212074 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial, yang tidak bisa hidup sendiri tanpa kehadiran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial, yang tidak bisa hidup sendiri tanpa kehadiran 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial, yang tidak bisa hidup sendiri tanpa kehadiran orang lain. Untuk menjalin hubungan dan kerja sama antar oarang lain, manusia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pemuda Hijau Indonesia) regional Yogyakarta ini menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Pemuda Hijau Indonesia) regional Yogyakarta ini menggunakan metode BAB III METODE PENELITIAN A. Bentuk Penelitian Penelitian tentang volunterisme pemuda kota dalam KOPHI (Koalisi Pemuda Hijau Indonesia) regional Yogyakarta ini menggunakan metode penelitian kualitatif

Lebih terperinci

KESALAHAN KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM TEKS ANEKDOT KARYA SISWA KELAS X SMAN 1 GUNUNG TALANG KABUPATEN SOLOK

KESALAHAN KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM TEKS ANEKDOT KARYA SISWA KELAS X SMAN 1 GUNUNG TALANG KABUPATEN SOLOK KESALAHAN KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM TEKS ANEKDOT KARYA SISWA KELAS X SMAN 1 GUNUNG TALANG KABUPATEN SOLOK Oleh: Fauzie Septria¹, Agustina², Ngusman³ Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN SINTAKSIS PADA KARANGAN NARASI EKSPOSITORIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BANGUNTAPAN, BANTUL, YOGYAKARTA SKRIPSI

ANALISIS KESALAHAN SINTAKSIS PADA KARANGAN NARASI EKSPOSITORIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BANGUNTAPAN, BANTUL, YOGYAKARTA SKRIPSI ANALISIS KESALAHAN SINTAKSIS PADA KARANGAN NARASI EKSPOSITORIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BANGUNTAPAN, BANTUL, YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyatu dengan pemiliknya. Sebagai salah satu milik, bahasa selalu muncul dalam

BAB I PENDAHULUAN. menyatu dengan pemiliknya. Sebagai salah satu milik, bahasa selalu muncul dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan satu wujud yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, sehingga dapat dikatakan bahwa bahasa itu adalah milik manusia yang telah menyatu

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN KATA SAMBUNG PADA KARANGAN SISWA SMP N 2 GATAK SUKOHARJO

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN KATA SAMBUNG PADA KARANGAN SISWA SMP N 2 GATAK SUKOHARJO EFEKTIVITAS PENGGUNAAN KATA SAMBUNG PADA KARANGAN SISWA SMP N 2 GATAK SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari lapisan atas sampai lapisan bawah. Bahasa surat kabar harus lancar agar

BAB I PENDAHULUAN. dari lapisan atas sampai lapisan bawah. Bahasa surat kabar harus lancar agar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang kita dapat dengan mudah memperoleh informasi mengenai berbagai peristiwa yang terjadi di dalam atau luar negeri melalui media elektronik atau cetak. Setiap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian yang digunakan untuk penelitian ini adalah kualitatif. Tujuan dari penelitian kualitatif ini ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan

Lebih terperinci

JENIS KALIMAT DAN VARIASI DIKSI DALAM KARTU UCAPAN ULANG TAHUN

JENIS KALIMAT DAN VARIASI DIKSI DALAM KARTU UCAPAN ULANG TAHUN JENIS KALIMAT DAN VARIASI DIKSI DALAM KARTU UCAPAN ULANG TAHUN SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Disusun oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Sesuai dengan judul penelitian ini yakni, Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Membentuk Perilaku Keagamaan Siswa di SMA Negeri 1 Tulungagung,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH ( SKRIPSI, TESIS, DISERTASI, ARTIKEL, MAKALAH, DAN LAPORAN PENELITIAN )

BAB I PENDAHULUAN PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH ( SKRIPSI, TESIS, DISERTASI, ARTIKEL, MAKALAH, DAN LAPORAN PENELITIAN ) BAB I PENDAHULUAN SKRIPSI, TESIS, DAN DISERTASI Skripsi, tesis, dan disertasi hasil penelitian lapangan adalah jenis penelitian yang berorientasi pada pengumpulan data empiris di lapangan. Ditinjau dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Para ahli bahasa selalu menghimbau agar pemakaian bahasa senantiasa berusaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. Para ahli bahasa selalu menghimbau agar pemakaian bahasa senantiasa berusaha untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Para ahli bahasa selalu menghimbau agar pemakaian bahasa senantiasa berusaha untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Ini menunjukkan bahwa, masih sering

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai kaum terpelajar siswa dan mahasiswa dituntut untuk bisa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai kaum terpelajar siswa dan mahasiswa dituntut untuk bisa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai kaum terpelajar siswa dan mahasiswa dituntut untuk bisa menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar dalam mengkomunikasikan ilmunya. Penentuan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ANAFORA DAN KATAFORA DALAM RUBRIK BERITA UTAMA HARIAN KOMPAS EDISI JUNI-JULI 2015 JURNAL ILMIAH NOVI TRI WAHYUNI NPM

PENGGUNAAN ANAFORA DAN KATAFORA DALAM RUBRIK BERITA UTAMA HARIAN KOMPAS EDISI JUNI-JULI 2015 JURNAL ILMIAH NOVI TRI WAHYUNI NPM PENGGUNAAN ANAFORA DAN KATAFORA DALAM RUBRIK BERITA UTAMA HARIAN KOMPAS EDISI JUNI-JULI 2015 JURNAL ILMIAH NOVI TRI WAHYUNI NPM 11080250 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

KETEPATAN PENGGUNAAN PREPOSISI DALAM BERITA UTAMA KORAN SINGGALANG

KETEPATAN PENGGUNAAN PREPOSISI DALAM BERITA UTAMA KORAN SINGGALANG KETEPATAN PENGGUNAAN PREPOSISI DALAM BERITA UTAMA KORAN SINGGALANG Nina Hayani Safitri 1, Gusnetti², Hj. Syofiani² 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 2) Dosen Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup suatu Bangsa dan Negara. Hal ini karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup suatu Bangsa dan Negara. Hal ini karena pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peran yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup suatu Bangsa dan Negara. Hal ini karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan merupakan satuan pendidikan formal yang

I. PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan merupakan satuan pendidikan formal yang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekolah Menengah Kejuruan merupakan satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs,

Lebih terperinci

ANALISIS KLAUSA SUBORDINASI DALAM WACANA BERITA OTOMOTIF PADA TABLOID OTOMOTIF NOVEMBER 2016

ANALISIS KLAUSA SUBORDINASI DALAM WACANA BERITA OTOMOTIF PADA TABLOID OTOMOTIF NOVEMBER 2016 ANALISIS KLAUSA SUBORDINASI DALAM WACANA BERITA OTOMOTIF PADA TABLOID OTOMOTIF NOVEMBER 2016 Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan oleh RIZKI SETYO WIDODO 1201040076 PROGRAM

Lebih terperinci

ANALISIS KALIMAT MAJEMUK SETARA RUBRIK SUPERSOCCER PADA KORAN SATELITEPOST

ANALISIS KALIMAT MAJEMUK SETARA RUBRIK SUPERSOCCER PADA KORAN SATELITEPOST ANALISIS KALIMAT MAJEMUK SETARA RUBRIK SUPERSOCCER PADA KORAN SATELITEPOST SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S-1) oleh HARIYANTO 1101040107 PROGRAM PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Analisis Penggunaan Kalimat Bahasa Indonesia pada Karangan Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 10 Sanur, Denpasar

Analisis Penggunaan Kalimat Bahasa Indonesia pada Karangan Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 10 Sanur, Denpasar Analisis Penggunaan Kalimat Bahasa Indonesia pada Karangan Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 10 Sanur, Denpasar Wayan Yuni Antari 1*, Made Sri Satyawati 2, I Wayan Teguh 3 [123] Program Studi Sastra Indonesia,

Lebih terperinci

ANALISIS KELAS KATA DAN POLA KALIMAT PADA TULISAN CERITA PENDEK SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI SKRIPSI

ANALISIS KELAS KATA DAN POLA KALIMAT PADA TULISAN CERITA PENDEK SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI SKRIPSI ANALISIS KELAS KATA DAN POLA KALIMAT PADA TULISAN CERITA PENDEK SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Oleh: YESI NUR

Lebih terperinci

KESALAHAN PENULISAN SURAT RESMI DI KANTOR CAMAT LUBUK TAROK KABUPATEN SIJUNJUNG

KESALAHAN PENULISAN SURAT RESMI DI KANTOR CAMAT LUBUK TAROK KABUPATEN SIJUNJUNG KESALAHAN PENULISAN SURAT RESMI DI KANTOR CAMAT LUBUK TAROK KABUPATEN SIJUNJUNG Gusmaweni 1), Gusnetti 2), Syofiani 2) 1. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 2. Dosen Program

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA TATARAN SINTAKSIS PADA PENULISAN TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA TATARAN SINTAKSIS PADA PENULISAN TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA TATARAN SINTAKSIS PADA PENULISAN TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 Oleh Eltita Natalia Fitriani Lubis, S.Pd., M.Pd. Penelitian ini

Lebih terperinci

BAHASA INDONESIA FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA

BAHASA INDONESIA FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA BAHASA INDONESIA FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA Fungsi Bahasa 1. Alat/media komunikasi 2. Alat u/ ekspresi diri 3. Alat u/ integrasi & adaptasi sosial 4. Alat kontrol sosial (Keraf,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lisan maupun tulisan. Bahasa menurut Kridalaksana (2001: 21) adalah sistem

BAB I PENDAHULUAN. lisan maupun tulisan. Bahasa menurut Kridalaksana (2001: 21) adalah sistem 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting bagi manusia baik lisan maupun tulisan. Bahasa menurut Kridalaksana (2001: 21) adalah sistem lambang bunyi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Istilah sintaksis berasal dari bahasa Yunani (Sun + tattein) yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. Istilah sintaksis berasal dari bahasa Yunani (Sun + tattein) yang berarti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah sintaksis berasal dari bahasa Yunani (Sun + tattein) yang berarti mengatur bersama-sama (Verhaar dalam Markhamah, 2009: 5). Chaer (2009: 3) menjelaskan bahwa

Lebih terperinci

1. Kita harus melaporkan kejadian itu besok, tetapi mereka sekarang tidak berada di sini.

1. Kita harus melaporkan kejadian itu besok, tetapi mereka sekarang tidak berada di sini. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Deiksis sebagai salah satu kajian pragmatik yang pemaknaan suatu bahasa harus disesuaikan dengan konteksnya. Pemakaian bahasa yang tidak teratur dan tidak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kualitatif, artinya data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka,

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kualitatif, artinya data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pengantar Bab ini menjelaskan tentang pendekatan yang dilakukan adalah melalui pendekatan kualitatif, artinya data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka, melainkan data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu enam bulan ini diharapkan dapat dimaksimalkan peneliti dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu enam bulan ini diharapkan dapat dimaksimalkan peneliti dalam 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Waktu yang diperlukan untuk melakukan penelitian ini yaitu selama enam bulan, dimulai dari 20 juli 2015 sampai 20 Januari

Lebih terperinci

KALIMAT. Menu SK DAN KD. Pengantar: Bahasa bersifat Hierarki 01/08/2017. Oleh: Kompetensi Dasar: 3. Mahasiwa dapat menjelaskan kalimat

KALIMAT. Menu SK DAN KD. Pengantar: Bahasa bersifat Hierarki 01/08/2017. Oleh: Kompetensi Dasar: 3. Mahasiwa dapat menjelaskan kalimat KELOMPOK 5 MATA KULIAH: BAHASA INDONESIA Menu KALIMAT Oleh: A. SK dan KD B. Pengantar C. Satuan Pembentuk Bahasa D. Pengertian E. Karakteristik F. Unsur G. 5 Pola Dasar H. Ditinjau Dari Segi I. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tampak dalam harian-harian dan majalah-majalah. Dengan fungsi yang

BAB I PENDAHULUAN. tampak dalam harian-harian dan majalah-majalah. Dengan fungsi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa jurnalistik adalah bahasa komunikasi massa sebagaimana tampak dalam harian-harian dan majalah-majalah. Dengan fungsi yang demikian itu bahasa tersebut haruslah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu alat paling penting dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi untuk berinteraksi

Lebih terperinci

THE CORRELATIVE CONJUNGTION IN HEADLINES OF PEKANBARU TRIBUN NEWSPAPER

THE CORRELATIVE CONJUNGTION IN HEADLINES OF PEKANBARU TRIBUN NEWSPAPER 1 THE CORRELATIVE CONJUNGTION IN HEADLINES OF PEKANBARU TRIBUN NEWSPAPER Mintari J. E. Sirait 1, Charlina 2, Mangatur Sinaga 3 mintarisirait74@gamil.com, charlinahadi@yahoo.com, mangatur.sinaga83162@gmail.com.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sarana komunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu. menggunakan bahasa dalam berbagai bentuk untuk mengungkapkan ide,

BAB I PENDAHULUAN. sarana komunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu. menggunakan bahasa dalam berbagai bentuk untuk mengungkapkan ide, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan salah satu ciri yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Salah satu fungsi bahasa bagi manusia adalah sebagai sarana komunikasi. Dalam

Lebih terperinci

Penulisan Huruf Kapital

Penulisan Huruf Kapital Syarat penulisan huruf kapital: Huruf pertama kata pada awal kalimat Huruf pertama petikan langsung Huruf pertama dalam kata dan ungkapan yang berhubungan dengan agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia hampir tidak dapat terlepas dari peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia memerlukan sarana untuk

Lebih terperinci

ANALISIS KATA KETERANGAN MODALITAS DALAM KOLOM OPINI HARIAN SERAMBI INDONESIA M.

ANALISIS KATA KETERANGAN MODALITAS DALAM KOLOM OPINI HARIAN SERAMBI INDONESIA M. ANALISIS KATA KETERANGAN MODALITAS DALAM KOLOM OPINI HARIAN SERAMBI INDONESIA M. Jakfar Is Dosen Program Studi Bahasa Indonesia FKIP Universitas Almuslim ABSTRAK Penelitian ini berjudul Analisis Kata Keterangan

Lebih terperinci

RELASI TEMPORAL ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA WACANA KUMPULAN CERPEN DARI SITUS SKRIPSI

RELASI TEMPORAL ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA WACANA KUMPULAN CERPEN DARI SITUS  SKRIPSI RELASI TEMPORAL ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA WACANA KUMPULAN CERPEN DARI SITUS WWW.SRITI.COM SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan

Lebih terperinci

KEKEEFEKTIFAN PENULISAN SURAT RESMI DI KANTOR CAMAT KECAMATAN KUMUN DEBAI KOTA SUNGAI PENUH

KEKEEFEKTIFAN PENULISAN SURAT RESMI DI KANTOR CAMAT KECAMATAN KUMUN DEBAI KOTA SUNGAI PENUH KEKEEFEKTIFAN PENULISAN SURAT RESMI DI KANTOR CAMAT KECAMATAN KUMUN DEBAI KOTA SUNGAI PENUH Eza dini fitri ¹), Syofiani²), Romi Isnanda²) 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi dengan manusia yang lain. Kebutuhan akan bahasa sudah jauh sebelum manusia mengenal

Lebih terperinci

STRUKTUR KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN DESKRIPSI MAHASISWA PROGRAM BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA.

STRUKTUR KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN DESKRIPSI MAHASISWA PROGRAM BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA. STRUKTUR KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN DESKRIPSI MAHASISWA PROGRAM BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA oleh Dra. Nunung Sitaresmi, M.Pd. FPBS UPI 1. Pendahuluan Bahasa

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN AFIKS PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 3 BINTAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 ARTIKEL E-JOURNAL

ANALISIS KESALAHAN AFIKS PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 3 BINTAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 ARTIKEL E-JOURNAL ANALISIS KESALAHAN AFIKS PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 3 BINTAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 ARTIKEL E-JOURNAL Oleh SRI HANDAYANI NIM 090388201313 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang dapat digunakan secara lisan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang dapat digunakan secara lisan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang dapat digunakan secara lisan yang disebut bahasa lisan maupun secara tertulis yang disebut bahasa tulis. Bahasa juga bisa

Lebih terperinci

KONJUNGTOR DAN PREPOSISI DALAM RUBRIK TAJUK SURAT KABAR LAMPOST. Oleh

KONJUNGTOR DAN PREPOSISI DALAM RUBRIK TAJUK SURAT KABAR LAMPOST. Oleh KONJUNGTOR DAN PREPOSISI DALAM RUBRIK TAJUK SURAT KABAR LAMPOST Oleh Rika Wildasari Wini Tarmini Muhammad Fuad Fakultas Pendidikan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung e-mail : orikakuimut_ikiktaby@yahoo.co.id

Lebih terperinci

RAGAM KALIMAT DALAM NOVEL SAMAN KARYA AYU UTAMI

RAGAM KALIMAT DALAM NOVEL SAMAN KARYA AYU UTAMI RAGAM KALIMAT DALAM NOVEL SAMAN KARYA AYU UTAMI NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah Disusun Oleh:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu dengan yang lainnya, yang kemudian disebut dengan komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi

Lebih terperinci