ANALISIS VARIANS. (One Way Anava dan Post Hoc)
|
|
- Ari Dharmawijaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ANALISIS VARIANS (One Way Anava dan Post Hoc) A. DASAR TEORI Anava satu jalur atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama One way anava yaitu merupakan salah satu cara statistika parametrik untuk menganalisiskan variabel dari hasil eksperimen atau pengamatan sehingga dapat digunakan untuk menguji perbedaan rata-rata skor. Dengan kata lain anava satu jalur dapat digunakan untuk menguji adanya perbedaan antara 3 atau lebih data kelompok berskala interval dan atau rasio dari satu variabel bebas. Cara untuk menghitung anava satu jalur yaitu: - Dengan perhitungan jumlah kuadrat (sum of squares) total (JKt) rentang antar kelompok (JKa) dan rentang dalam kelompok (JKd). Untuk menghitung masing-masing nilai JK digunakan rumus : 1. Jk t Dimana: 2. Jk a x 2 N x 2 N x 2 adalah suku koreksi (sk) atau corection factor (c) 2 2 x1 x2 xk n 1 n 2... n sk 3. Jkd Jkt Jka - Menghitung derajat kebebasan (degree of freedom ) total (dbt) antar kelompok (dba) dalam kelompok (dbd) rumusnya yaitu : 1. dbt = N-1 2. dba = K-1 3. dbd = N-k Dimana N = jumlah subyek K= jumlah kelompok data k 2 1
2 Menghitung rata- rata kuadrat (mean of squares) antar kelompok (RKa) dan dalam kelompok yaitu (RKd) dengan rumus : 1. Jk Rk a db a a 2. Rk d Jk db d d - Menghitung nisbah atau rasio F dengan rumus yaitu : F Rk Rk a d - Melakukan uji signifikansi taraf 1%. Dengan cara membandingkan harga F hitung dengan F tabel dengan taraf 5%, dan Post Hoc Test (LCD dan HSD) Uji F dalam analisis varians (One way anava) hanya memberikan indikasi ada tidaknya beda antara-antara mean populasi. Jika tedapat beda signifikan, peneliti lebih lanjut ingin mengetahui bagaimana signifikanya beda-beda tersebut. Dan uji F sendiri tidak memberikan berapa besar derajat beda antara satu mean dan satu mean lainya. Oleh karena itu diperlukan uji Post hoc test, post hoc test adalah uji yang digunakan dalam menentukan derajat beda dua mean, terdapat dua uji yaitu: - Uji HSD (Higly significance difference) HSD 0.05 antara X 1 dan X 2 = q (0,005) = MS n E MS 1 n 2 E 2
3 Dimana : MSE : mean square error pada tabel anava n 1 = ukuran sampel 1 n 2 = ukuran sampel 2 q 0,05 = dicari pada tabel Q dengan df = DF E dan jumlah perlakuan k - Uji LSD (Least significance difference) yaitu LSD 0,05 t 0,05; df n k MS n 1 E MS n 2 E Dimana : MSE : mean square error pada tabel anava n 1 = ukuran sampel 1 n 2 = ukuran sampel 2 q 0,05 = dicari pada tabel Q dengan df = DF E dan jumlah perlakuan k B. PERMASALAHAN Tugas 4 A : berdasarkan datanya sendiri mahasiswa mengaplikasikan : 1. Uji beda mean Anava 1 jalur. 2. Uji Post Hoc 3
4 C. PEMBAHASAN Dimisalkan sebuah SMK jurusan elektro terdapat 3 kelas yaitu TAV1, TAV2 dan TAV3. Masing masing telah menempuh ujian mata pelajaran radio menghasilkan nilai berbeda tiap kelas. Berikut tabel data tiap kelas: TAV1 : 15 siswa TAV 2 : 15 siswa TAV3 : 15 siswa Tabel kerja Anava 1 jalur No. TAV 1 TAV 2 TAV 3 TOTAL X1 X1 2 X2 X2 2 X3 X3 2 XT XT , , , ,00 220, , , , , ,00 185, , , , , ,00 2, , , , , ,00 200, ,00 4
5 5 65, , , ,00 2, , , , , ,00 230, , , , , ,00 2, , , , , ,00 220, , , , , ,00 220, ,00 45, , , ,00 165, , , , , ,00 230, , , , , ,00 220, , , , , ,00 195, , , , , ,00 215, , , , , ,00 185, ,00 Σ 40, ,00 05, ,00 70, , , ,00 Menghitung nilai JKt, JKa, JKd JKt = Xt 2 - ( Xt)2 N = (3115)2 45 = ,22 = 4297,78 JKa ( X1)2 = [ + n 1 ( X2)2 n 2 + ( X3)2 n 3 ] - SK = [ (40) (05) (70 15 ] ,22 = (726, ,67) ,22 = , ,22 = 141,12 5
6 JKd = JKt - JKa = 4297,78 141,12 = 4156,66 Menghitung nilai dbt, dba, dan dbd dbt = N 1 = 45 1 = 59 dba = K 1 dbd = 3 1 = 2 = N K = 45 3 = 42 Menghitung nilai RKa, dan RKd RKa = JKa dba = 141,12 2 = 70,56 RKd = JKd dbd = 4156,66 42 = 188,94 Menghitung nilai rasio F F = RKa RKd F = 70,56 188,94 = 0,373 6
7 Melakukan Uji Signifikansi. Dari perhitungan diatas diperoleh bahwa dba = 2, dbd = 42. Didapat pula nilai F empirik = 0,373. Nilai F teoritis dicari menggunakan taraf 5% dan 1%, untuk membuktikan bahwa nilai F empirik lebih besar atau lebih kecil daripada nilai F teoritis. Dengan melihat tabel F dapat disimpulkan bahwa untuk taraf 5% mempunyai nilai 3.22 dan taraf 1% mempunyai nilai terbukti bahwa nilaif empiris lebih kecil dari pada nilai F teoritis yang mempunyai taraf 5% dan 1%. Dengan demikian bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil nilai ujian radio 3 kelas tersebut. Membuat tabel ringkasan anava. Tabel Ringkasan Anava Sumber Jk db Rk Fempirik Fteoritis Interpretasi Antar Klp. 141, ,56 0,373 3,22 Non Signifikan Dalam Klp. 4156, ,56-5,15 Non Total 4297, Signifikan Perhitungan ANAVA. Menentukan daerah penolakan hipotesis : - Tolak H0, Terima H1, jika F Fa ; f1 ; f2 - Terima H0, Terima H1, jika F< Fa ; f1 ; f2 Menggunakan tabel distribusi F dengan tingkat signifikansi 5% atau 1% derajat bebas f1 dan f2. 7
8 Contoh : No. Golongan A Golongan B Golongan C Golongan D 1. 75,00 70, ,00 85, ,00 50, ,00 70, ,00 75, , , , , ,
9 Uji apakah ada perbedaan kualitas jagung dalam keempat golongan tersebut? Pembahasan : 1. Rumus hipotesis : H0 : μ 1 = μ 2 = μ 3 = μ 4 ; H1 : μ 1 μ 2 μ 3 μ 4 ; 1. Tmenentukan besar sampel dan total anggota sampel : n1 =, n2 =15, n3 =, n4 = n = = Menentukan level signifcance : 0.05 dan Hitung CF, SST, SSP, SSE, DF, MS dan buat tabel ANAVA Analisis : No. Golongan A Golongan B Golongan C Golongan D 1. 75,00 70, ,00 85, ,00 50, ,00 70, ,00 75, , , ,
10 9. 65, , Jumlah 690,00 30,00 670,00 725, ,00 Hasil : T1 = 690 T2= 30 T3 = 670 T4 = 725 Jika T = T1+ T2 + T3 + T4 = X ij = Maka CF = ( X ij) 2 n = (3115)2 45 =215627,22 - Perhitungan SST = (X ij ) 2 - CF = ,22 = 4297,78
11 - Perhitungan SSP =( ( T 1) 2 n 1 + ( T 2) 2 n 2 + ( T 3) 2 n 3 + ( T 4) 2 n 4 ) - CF =( (690)2 = ( (30) (670) (725) ) CF ) ,22 = ( , ,5) ,22 = , ,22 = 161,95 - Perhitungan SSE = SST - SSP = 4297,78 161,95 = 4135,83 - Nilai DFP = k 1 = 4 1 = 3 - Nilai DFT = n 1 = 45 1 =44 - Nilai DFE = DFT - DFP = 44 3 = 41 - Nilai MSP = SS P DF P = 161,95 3 = 53,98 11
12 - Nilai MSE = SS E DF E = 4135,83 41 = 0,87 - Nilai F = MS P MS E = 53,98 0,87 =0,54 Tabel ANAVA tingkat kualitas jagug Sumber Variansi DF SS MS F Antar variasi 3 161,95 53,98 0,54 Error ,85 0,87 Total ,8 164,85 4. Cari statistik F pada tabel Distribusi F. Dari tabel ANAVA dapat dilihat : MS terbesar adalah 0,87 dengan DF = 41; f1 = 41 MS terkecil adalah 53,98 dengan DF = 3; f1 = 3 Harga F pada tabel adalah F0.05 = 2.83 F0.01 = 4,29 12
13 5. Daerah penolakan : Tolak H0, terima H1, jika : F 2.83 pada taraf 0.05 F 4.29 pada taraf 0.01 Terima H0, tolak H1, jika : F < 2.83 pada taraf 0.05 F > 4.29 pada taraf 0.01 Kesimpulan : karena nilai F lebih kecil dari pada 2.83 pada taraf 0.05 dan 4.29 pada taraf 0.01 maka hiopotesis diterima. Beda rata rata keempat golongan jagung adalah non signifikan. Post Hoc Test (LSD dan HSD) Cara 1 untuk membedakan mean dari tingkat kualitas jagung. Gunakan HSD0.05 untuk membedakan mean mean dari tingkat kualitas jagung diatas. 1. Melakukan beda antara golongan A dan golongan B : A vs B = HSD0.05 = (q0.05) ( MS E n 1 + MS E n 2 ) = 3.79 ( 0,87 + 0,87 15 ) = 3.79 x 4,1 = 15,54 13
14 2. Melakukan beda antara golongan A dan golongan C : A vs C = HSD0.05 = (q0.05) ( MS E n 1 + MS E n 3 ) = 3.79 ( 0,87 + 0,87 ) = 3.79 x 4,49 = 17,02 3. Melakukan beda antara golongan A dan golongan D : A vs D = HSD0.05 = (q0.05) ( MS E n 1 + MS E n 4 ) = 3.79 ( 0,87 + 0,87 ) = 3.79 x 4,49 = 17,02 4. Melakukan beda antara golongan C dan golongan B : C vs B = HSD0.05 = (q0.05) ( MS E n 3 + MS E n 2 ) = 3.79 ( 0,87 + 0,87 15 ) = 3.79 x 4.1 = 15,54 14
15 5. Melakukan beda antara golongan C dan golongan D : C vs D = HSD0.05 = (q0.05) ( MS E n 3 + MS E n 4 ) = 3.79 ( 0,87 + 0,87 ) = 3.79 x 4,49 = 17,02 6. Melakukan beda antara golongan B dan golongan D : B vs D = HSD0.05 = (q0.05) ( MS E n 2 + MS E n 4 ) = 3.79 ( 0, ,87 ) = 3.79 x 4,1 = 15,54 Mencari beda dua mean signifikan jika : beda = ( - X ) X 1 2 No. X1 X2 X3 X ,00 70, ,00 85, ,00 50, ,00 70,
16 5. 65,00 75, , , , , , Jumlah 690,00 30,00 670,00 725,00 A vs B = x 1 x 2 = x 1 x 2 = 690 n 1 n 2 A vs C = x 1 x 3 = x 1 x 3 = 690 n 1 n 3 A vs D = x 1 x 4 = x 1 x 4 = 690 n 1 n 4 C vs B = x 3 x 2 = x 3 x 2 = 670 n 3 n 2 C vs D = x 3 x 4 = x 3 x 4 = 670 n 3 n 4 B vs D = x 2 x 4 = x 2 x 4 = 80 n 2 n = 69 68, 67 = = = 2 = 69 72, 5 = 3, 5 = 67 68, 67 = 1, 67 = 67 72, 5 = 5, = 68, 67 72, 5 = 3, 83 16
17 Bandingakan antara harga HSD dengan beda mean : Beda Besar beda HSD0.05 Kesimpulan A vs B 0, 33 15,54 Tidak signifikan A vs C 2 17,02 Tidak signifikan A vs D 3, 5 17,02 Tidak signifikan C vs B 1, 67 15,54 Tidak signifikan C vs D 5, 5 17,02 Tidak signifikan B vs D 3, 83 15,54 Tidak signifikan Cara 2 untuk membedakan mean dari tingkat kualitas jagung. Cara lain untuk membedakan mean mean adalah dengan memakai LSD0.05 LSD0.05 X 1 dan X 2 adalah : LSD0.05 = t0.05 ; df = n k ( MS E + MS E ) n 1 n 2 X 1 X 2 LSD0.05 : beda signifikan. X 1 X 2 < LSD0.05 : beda tidak signifikan. df = n k = 45 4 = 41 17
18 t0.05 = 1 - α 2 t0.05 = Melakukan beda antara golongan A dan golongan B : A vs B = LSD0.05 = (t0.05) ( MS E n 1 + MS E n 2 ) = 2,02 ( 0,87 + 0,87 15 ) = 2.02 x 4.1 = 8,28 2. Melakukan beda antara golongan A dan golongan C : A vs C = LSD0.05 = (t0.05) ( MS E n 1 + MS E n 3 ) = 2.02 ( 0,87 + 0,87 ) = 2.02 x 4,49 = 9,07 3. Melakukan beda antara golongan A dan golongan D : A vs D = LSD0.05 = (t0.05) ( MS E n 1 + MS E n 4 ) = 2.02 ( 0,87 + 0,87 ) = 2.02 x 4,49 = 9,07 18
19 4. Melakukan beda antara golongan C dan golongan B : C vs B = LSD0.05 = (t0.05) ( MS E n 3 + MS E n 2 ) = 2.02 ( 0,87 + 0,87 15 ) = 2.02 x41 = 8,28 5. Melakukan beda antara golongan C dan golongan D : C vs D = LSD0.05 = (t0.05) ( MS E n 3 + MS E n 4 ) = 2.02 ( 0,87 + 0,87 ) = 2.02 x4,49 = 9,07 6. Melakukan beda antara golongan B dan golongan D : B vs D = LSD0.05 = (t0.05) ( MS E n 2 + MS E n 4 ) = 2.02 ( 0, ,87 ) = 2.02 x4,1 = 8,27 19
20 Bandingakan antara harga LSD dengan beda mean : Beda Besar beda LSD0.05 Kesimpulan A vs B 0, 33 8,28 Beda tidak signifikan A vs C 2 9,06 Beda tidak signifikan A vs D 3, 5 9,06 Beda tidak signifikan C vs B 1, 67 8,28 Beda tidak signifikan C vs D 5, 5 9,06 Beda tidak signifikan B vs D 3, 83 8,28 Beda tidak signifikan D. KESIMPULAN Uji Signifikansi nilai radio 3 kelas : Dari perhitungan diatas diperoleh bahwa dba = 2, dbd = 42. Didapat pula nilai F empirik = 0,373. Nilai F teoritis dicari menggunakan taraf 5% dan 1%, untuk membuktikan bahwa nilai F empirik lebih besar atau lebih kecil daripada nilai F teoritis. Dengan melihat tabel F dapat disimpulkan bahwa untuk taraf 5% mempunyai nilai 3.22 dan taraf 1% mempunyai nilai terbukti bahwa nilaif empiris lebih kecil dari pada nilai F teoritis yang mempunyai taraf 5% dan 1%. Dengan demikian bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil nilai radio 3 kelas tersebut. Kesimpulannya rata rata nilai ketiga kelas tersebut tidak ada perbedaan yang signifikan. 20
21 Tabel Ringkasan Anava Sumber Jk db Rk Fempirik Fteoritis Interpretasi Antar Klp. 141, ,56 0,373 3,22 Non Signifikan Dalam Klp. 4156, ,56-5,15 Non Total 4297, Signifikan Tabel ANAVA tingkat kualitas jagung Sumber Variansi DF SS MS F Antar variasi 3 161,95 53,98 0,54 Error ,85 0,87 Total ,8 164,85 Harga F pada tabel adalah F0.05 = 2,83 F0.01 = 4,29 21
22 Daerah penolakan : Tolak H0, terima H1, jika : F 2.83 pada taraf 0.05 F 4.29 pada taraf 0.01 Terima H0, tolak H1, jika : F < 2.83 pada taraf 0.05 F > 4.29 pada taraf 0.01 Kesimpulan : karena nilai F lebih kecil dari pada 2.83 pada taraf 0.05 dan 4,29 pada taraf 0.01 maka hiopotesis diterima. Beda rata rata keempat golongan jagung adalah non signifikan. Bandingakan antara harga HSD dengan beda mean : Beda Besar beda HSD0.05 Kesimpulan A vs B 0, 33 15,54 Tidak signifikan A vs C 2 17,02 Tidak signifikan A vs D 3, 5 17,02 Tidak signifikan C vs B 1, 67 15,54 Tidak signifikan C vs D 5, 5 17,02 Tidak signifikan B vs D 3, 83 15,54 Tidak signifikan 22
23 Bandingakan antara harga LSD dengan beda mean : Beda Besar beda LSD0.05 Kesimpulan A vs B 0, 33 8,28 Beda tidak signifikan A vs C 2 9,06 Beda tidak signifikan A vs D 3, 5 9,06 Beda tidak signifikan C vs B 1, 67 8,28 Beda tidak signifikan C vs D 5, 5 9,06 Beda tidak signifikan B vs D 3, 83 8,28 Beda tidak signifikan Kesimpulan yang di dapat dari perhitungan manual anava 1 jalur dengan perhitungan SPSS menunjukan nilai yang sama, tapi ada perbedaan nilai dikarenakan pembulatan. Jadi nilai HSD dan LSD manual dengan SPSS sama. E. Daftar Pustaka Basuki, Ismet Handout 4 Mata Kuliah Statistika (Print Out Power Point). Sudjana Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. Riduwan Dasar - dasar Statistika. Bandung: Alfabeta. 23
24 F. Lampiran Lampiran I: Hasil perhitungan dengan software SPSS ONEWAY Nilai BY Kelas /STATISTICS DESCRIPTIVES /PLOT MEANS /MISSING ANALYSIS /POSTHOC=TUKEY LSD ALPHA(0.05). Descriptives Nilai 95% Confidence Interval for Mean N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum Total ANOVA Nilai Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups Within Groups Total Post Hoc Tests 24
25 Multiple Comparisons Dependent Variable:Nilai (I) (J) Mean Difference 95% Confidence Interval Kelas Kelas (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound Tukey HSD LSD Homogeneous Subsets Nilai Subset for alpha = 0.05 Kelas N 1 Tukey HSD a Sig..464 Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size =
26 Homogeneous Subsets 26
27 Lampiran II: Lampiran Data Induk. Implementasi Peer Teaching pada Mata Pelajaran Pendidikan Kwarganegaraan dalam Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII D SMP N 1 Balong Bendo, Sidoarjo SKRIPSI Kusumawati Indah Nita A UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS ILMU SOSIAL JURUSAN PMP-KN PRODI PPKn 20 27
28 No Nama Siswa Siklus I Hasil Belajar Siklus II 1 Adinda Citra Dyah Afinda Siti Fatimah Ahmad Zuhri Ainun Choiriyah Alfi Fauzan D Alif Galih S Andi Ahmad Burhanudin R Devi Rosanti Diki Argha A Dirgantara Fajar Dony Priambodo Edwin Setyawan P Vernanda Ari P Firda Ivayana Gita Maya Novita Indriawati Kusuma Inggrid Wulansari Lusi Indah L Moch. Afian P Much. Masal Z Muh. Hanafi Nadirotul Jannah Nueri Nurhalikah Riduwan Rikki Septiawan Rista Puspita S
29 28 Rizal Yuli K Rizky Dwi A Rizky Agung F Siti Norhayati Sulistyawati Titik Dwi F Widi Setiawan Yogi Chandra A
30 Lampiran III: Hasil scan dengan software Plagiarsm Detect 30
LATIHAN SPSS I. A. Entri Data
A. Entri Data LATIHAN SPSS I Variabel Name Label Type Nama Nama Mahasiswa String NIM Nomor Induk Mahasiswa String JK Numeris 1. 2. TglLahir Tanggal Lahir Date da Daerah Asal Numeris 1. Perkotaan 2. Pinggiran
Lebih terperinciLAMPIRAN. Cases. VolumeUdem KontrolNegatif % 0.0% % VolumeUdem KontrolNegatif Mean % Confidence Interval for Mean
LAMPIRAN Lampiran 1. Interpretasi hasil SPSS Case Processing Summary Cases Kelompok Perlakuan Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent VolumeUdem KontrolNegatif 13 100.0% 0.0% 13 100.0% Pembanding
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS
54 LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS 1. Perhitungan Dosis Asetosal Dosis Asetosal untuk menimbulkan tukak pada tikus = 800 mg/kg BB (Soewarni Mansjoer, 1994) Berat badan rata-rata tikus = ± 150 gram Dosis Asetosal
Lebih terperinciCara perhitungan dosis ekstrak etanol Bawang Putih
Lampiran 1 Cara perhitungan dosis ekstrak etanol Bawang Putih Cara perhitungan dosis buah Bawang Putih Dosis buah bawang putih untuk manusia = 0,5g / kg BB Faktor konversi untuk manusia ke mencit 20g =
Lebih terperinciLampiran 1 Jaringan Kolon Mencit Kelompok Kontrol Negatif
56 Lampiran 1 Jaringan Kolon Mencit Kelompok Kontrol Negatif Mukosa normal (perbesaran objektif 4x) Dinding normal(perbesaran objektif 10x) Sel Goblet (+)(perbesaran objektif 40x) 57 Lampiran 2 Jaringan
Lebih terperinciJenis Pupuk o B1 B2 B3 B4
TUTORIAL SPSS RANCANGAN ACAK KELOMPOK (RAK) oleh : Hendry http://teorionline.wordpress.com/ Rancangan acak kelompok (RAK) sering disebut dengan randomized complete block design (RCBD). Pada rancangan ini
Lebih terperinciLampiran 1. Analisis presentase karkas ayam pedaging. Perlakuan
Lampiran 1. Analisis presentase karkas ayam pedaging Perlakuan 1 2 3 4 5 total Rata-rata P0 61.50 61.23 61.51 62.00 61.02 307.26 61.45 P1 61.19 62.30 62.06 62.46 62.00 310.01 62.002 P2 62.30 63.20 63.20
Lebih terperinciLampiran Universitas Kristen Maranatha
Lampiran 1 Cara Pembuatan Ekstrak Etanol Biji Mahoni 1. Biji mahoni yang sudah dikupas kemudian dikeringkan dan digiling hingga halus. 2. Serbuk simplisia tersebut di bungkus dengan kain kasa dan dimasukkan
Lebih terperinciLAMPIRAN II HASIL PERHITUNGAN KONVERSI DOSIS
LAMPIRAN 1 61 LAMPIRAN II HASIL PERHITUNGAN KONVERSI DOSIS 1. Larutan Glibenklamid Dosis manusia untuk Glibenklamid sebesar 5 mg dan konversi dosis dari manusia ke mencit = 0,0026 (Sunthornsaj N,et al,
Lebih terperinciLAMPIRAN I SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT)
LAMPIRAN I SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) Yang bertanda tangan di bawah ini, Nama lengkap : Tgl lahir : NRP : Alamat : Menyatakan bersedia dan tidak berkeberatan
Lebih terperinciSel dihitung menggunakan kamar hitung Improved Neaubauer dengan metode perhitungan leukosit (4 bidang sedang) dibawah mikroskop cahaya.
59 LAMPIRAN 1 Penghitungan Jumlah Sel Sebelum Perlakuan Sel dihitung menggunakan kamar hitung Improved Neaubauer dengan metode perhitungan leukosit (4 bidang sedang) dibawah mikroskop cahaya. Hasil penghitungan
Lebih terperinciANALISIS DATA TERHADAP MUTU KIMIA ph KEFIR SUSU KACANG TANAH
74 LAMPIRAN 1 ANALISIS DATA TERHADAP MUTU KIMIA ph KEFIR SUSU KACANG TANAH Variasi Bahan Inokulum Ulangan Jumlah Rataan Baku (G) (F) 1 Perlakuan Perlakuan F1 4,4 4,5 8,900 4,450 G1 F 4,5 4,5 9,000 4,500
Lebih terperinciLAMPIRAN A HASIL STANDARISASI SPESIFIK EKSTRAK
LAMPIRAN A HASIL STANDARISASI SPESIFIK EKSTRAK 1. Hasil Perhitungan Kadar sari larut air Replikasi Berat ekstrak (g) Berat cawan kosong (g) Berat cawan + ekstrak setelah pemanasan % kadar sari larut air
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 PEMBUATAN EKSTRAK ETANOL BIJI PALA
LAMPIRAN 1 PEMBUATAN EKSTRAK ETANOL BIJI PALA Biji pala diperoleh dari Bogor karena dari penelitian yang dilakukan oleh jurusan Farmasi FMIPA ITB dengan menggunakan destilasi uap diketahui bahwa biji pala
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Yogyakarta masih berada pada level physiological needs dengan
32 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan Studi Mengenai Hubungan Motivasi Kerja Dan Waktu Kerja Tukang Pada Proyek Konstruksi, dapat diambil kesimpulan
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS. Perhitungan dosis pembanding (Andriol)
LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS Perhitungan dosis pembanding (Andriol) Kandungan Andriol (1 kaplet/tablet)= 40 mg Faktor konversi dari dosis manusia (80 mg/70 kg BB) ke dosis mencit yang beratnya 20 g adalah
Lebih terperinciKeterangan : E = L 2 + a 2 + b 2 E = intensitas warna L, a, b = dapat dilihat dari hasil pengukuran menggunakan chromameter
7. LAMPIRAN Lampiran 1. Perhitungan Nilai Intensitas Warna Rumus : Keterangan : E = L 2 + a 2 + b 2 E = intensitas warna L, a, b = dapat dilihat dari hasil pengukuran menggunakan chromameter Tepung tempe
Lebih terperinciSTATISTICAL STUDENT OF IST AKPRIND
E-mail : statistikaista@yahoo.com Blog : Contoh Kasus One Way Anova dan Two Way Anova Menggunakan SPSS Lisensi Dokumen: Copyright 2010 ssista.wordpress.com Seluruh dokumen di ssista.wordpress.com dapat
Lebih terperinciHasil Penelitian dengan Microsoft Excel
Hasil Penelitian dengan Microsoft Excel Lampiran 1 Pengembalian Saham Individual dan Pengembalian Pasar Subsektor NO KODE Ri Rm Energi Jalan Tol, Bandara, Pelabuhan dan Telekomunikasi Transportasi 1 PGAS
Lebih terperinciKomang Suardika, S.Pd (Pendidikan Fisika, Undiksha) 2013
Komang Suardika, S.Pd (Pendidikan isika, Undiksha) 013 Anova Satu Jalur (One Way Anova) Suatu penelitian dilakukan di SMA N 1 Banjar untuk mengetahui perbedaan rata-rata dengan lima metode pembelajaran
Lebih terperinciLampiran 1 dari Kulit Udang serta Transformasi Kitin menjadi Kitosan 1. Gambar Persiapan Bahan
55 Lampiran 1 Proses Isolasi Kitin dari Kulit Udang serta Transformasi Kitin menjadi Kitosan 1. Gambar Persiapan Bahan kulit udang setelah dikeringkan Penghalusan kulit udang Pengayakann dengan ukuran
Lebih terperinciHari ke-1 Pembelian mencit dari FMIPA ITB Bandung. Hari ke-1 sampai ke-7 Aklitimasi/adaptasi mencit hingga mencapai usia dan berat ideal
Lampiran 1: Rencana Kerja Penelitian Hari ke-1 Pembelian mencit dari FMIPA ITB Bandung Hari ke-1 sampai ke-7 Aklitimasi/adaptasi mencit hingga mencapai usia dan berat ideal Hari ke-8 Induksi aloksan untuk
Lebih terperinciPerlakuan Lama Waktu 2 minggu. 4 Minggu. Ket: (I). Inti, (S).Sinusoid. Ket: (I). Inti, (L).Lemak. Ket: (I). Inti, (S).Sinusoid
LAMPIRAN Lampiran 1. Gambar Histologi Preparat Jaringan Hati Tikus Putih (Rattus norvegicus) pada luasan sel 25 µm dengan menggunakan mikroskop cahaya perbesaran 10 x 10. Perlakuan Lama Waktu 2 Kontrol
Lebih terperinciPengujian One-Way ANOVA dengan manual dan dilengkapi analisis dengan SPSS 19 SOWANTO-KEMPO ANALYSIS OF VARIANS (ANOVA)
ANALYSIS OF VARIANS (ANOVA) A. Memahami ANOVA Analysis of variance (ANOVA) atau Analisis Variansi (ANAVA) adalah tehnik statistik yang dikembangkan dan diperkenalkan pertama kali oleh Sir. R. A. Fisher.
Lebih terperinciLampiran 1: Data Sebelum Dan Sesudah Perlakuan. Kadar Glukosa Darah Puasa (mg%) Setelah Induksi Aloksan. Setelah Perlakuan
Lampiran 1: Data Sebelum Dan Sesudah Perlakuan Kelompok Perlakuan (n = 4) Kadar Glukosa Darah Puasa (mg%) Setelah Induksi Aloksan Setelah Perlakuan Penurunan Persentase penurunan (%) I 211 51 160 75.83
Lebih terperinciTabel. Pengamatan Jumlah Mortalitas Larva Instar III Plutella xylostella Hama yang diinfeksikan. Persentase Mortalitas (%)Pengamatan ke-
LAMPIRAN 1. Data Pengaruh Pemberian Larutan Pestisida Nabati Perasan Daun Kayu Kuning (Arcangelisia flava L.) terhadap Mortalitas Hama Plutella xylostella pada Tanaman Sawi (Brassica juncea L.) Tabel.
Lebih terperinciLampiran 1. Surat Permohonan Ijin Penelitian di Laboratorium Mikrobiologi FK UKM
Lampiran 1 Surat Permohonan Ijin Penelitian di Laboratorium Mikrobiologi FK UKM 79 80 Lampiran 2 Surat Permohonan Ijin Peminjaman Alat di Laboratorium Biologi FK UKM 81 Lampiran 3 Perhitungan Statistik
Lebih terperinciLampiran 1. Data Penentuan ph. Jenis Formula I II III IV Rata-Rata 4,8 4,8 4,9 4,83
Lampiran 1 Data Penentuan ph Tabel 7. Data Hasil Penentuan ph Sediaan PH Jenis Formula I II III IV 1 2 3 Rata-Rata 5,2 5,5 5,4 5,37 4,8 4,8 4,9 4,83 4,4 4,5 4,4 4,43 4,1 4,0 4,0 4,03 Lampiran 2 Data Penentuan
Lebih terperinci= 0,5 gr daun pegagan kering dilarutkan dalam 100 ml akuades.
47 Lampiran : Perhitungan dosis : Dosis 5% Dosis 3% Dosis % Dosis % Dosis 0,5% = 5 gr daun pegagan kering dilarutkan dalam 00 ml akuades. = 3 gr daun pegagan kering dilarutkan dalam 00 ml akuades. = gr
Lebih terperinciLampiran 1. Diagram Pembuatan Tepung Kaki Ayam Broiler. Kaki Ayam Broiler. Direbus pada suhu 80 0 C selama 60 menit. Dioven pada suhu 40 0 C.
79 Lampiran 1. Diagram Pembuatan Tepung Kaki Ayam Broiler Kaki Ayam Broiler Direbus pada suhu 80 0 C selama 60 menit Tulang dan daging dipisahkan untk mempermudah pengeringan Dioven pada suhu 40 0 C Penggilingan
Lebih terperinciLAMPIRAN I SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT)
LAMPIRAN I SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) Yang bertanda tangan di bawah ini, Nama lengkap : Tgl lahir : NRP : Alamat : Menyatakan bersedia dan tidak berkeberatan
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Bahan Uji Dan Pembanding. x = g/kgbb/hr
LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Bahan Uji Dan Pembanding Dosis buah belimbing wuluh sebagai penurun kolesterol total untuk manusia 2 buah belimbing wuluh segar dijus dan diminum 3 kali sehari (BPOM, 2006).
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 KONVERSI DOSIS
LAMPIRAN 1 KONVERSI DOSIS Berat rerata hewan coba yang digunakan dalam penelitian = 22 gram. A. Dosis Asetosal Dosis asetosal = 30 mg/100 g tikus (Wahjoedi, 1989) Konversi dari tikus 200 g untuk mencit
Lebih terperinciLampiran 1 Identifikasi Tumbuhan
Lampiran 1 Identifikasi Tumbuhan Lampiran 2 Karakteristik Tumbuhan Temu Giring Tumbuhan Temu giring Rimpang Temu Giring Simplisia Rimpang Temu Giring Lampiran 2 (sambungan) 1 2 3 4 5 6 Mikroskopik serbuk
Lebih terperinciLampiran 1 Hasil Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah Sesudah Induksi dan sesudah Perlakuan
Lampiran 1 Hasil Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah Sesudah Induksi dan sesudah Perlakuan 1 kelompok 2 3 4 5 Kadar Glukosa Darah Mencit (mg%) Persentase Penurunan Penurunan Sebelum Setelah Kadar Glukosa Darah
Lebih terperinciBAB 08 ANALISIS VARIAN 8.1 ANALISIS VARIAN SATU JALAN
BAB 08 ANALISIS VARIAN Sebagaimana yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa salah satu statistik parametrik yang sering digunakan dalam penelitian pendidikan yaitu Analisis Varian. Oleh karena itu pada bagian
Lebih terperinciLAMPIRAN A SURAT DETERMINASI TANAMAN MONDOKAKI
LAMPIRAN A SURAT DETERMINASI TANAMAN MONDOKAKI 85 LAMPIRAN B SERTIFIKAT ANALISIS ETANOL 96% 86 LAMPIRAN C HASIL PEMERIKSAAN STANDARISASI PARAMETER NON SPESIFIK SIMPLISIA DAUN MONDOKAKI A. Perhitungan randemen
Lebih terperinciLampiran 1 Lembar Persetujuan Komisi Etik
59 Lampiran 1 Lembar Persetujuan Komisi Etik 59 60 Lampiran 2 Perhitungan Dosis Ekstrak Etanol Coklat Hitam, Fluoxetin 1. Dosis Ekstrak Etanol Coklat Hitam Dosis coklat hitam untuk manusia adalah 85 gram
Lebih terperinciANALISA RAGAM DATA (UJI ANOVA)
MATERI III ANALISA RAGAM DATA (UJI ANOVA) STMIK KAPUTAMA BINJAI Wahyu S. I. Soeparno, SE., M.Si Analisa Ragam Satu Arah (Oneway) Analisa ragam satu arah ( oneway ANOVA) digunakan untuk membandingkan mean
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Gambar minyak kemangi. Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN Lampiran 1. Gambar minyak kemangi Lampiran 2. Gambar sediaan pasta gigi A Keterangan : A : Saat selesai dibuat B : Setelah penyimpanan 12 minggu F1 : Sediaan mengandung minyak kemangi 0,1% F2
Lebih terperinciLAMPIRAN A. HASIL STANDARISASI SPESIFIK EKSTRAK TEH (Camellia sinensis Linn.) 1 5,40 2 5,42 3 5,42 x ± SD 5,41 ± 0,01.
LAMPIRAN A HASIL STANDARISASI SPESIFIK EKSTRAK TEH (Camellia sinensis Linn.) 1. Hasil Perhitungan ph Replikasi ph 1 5,40 2 5,42 3 5,42 x ± SD 5,41 ± 0,01 2. Hasil Perhitungan Kadar Sari Larut Air Replikasi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian yang telah dilakukan di SMP
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian yang telah dilakukan di SMP N 28 Padang, yang terdiri dari deskripsi data dan analisis data, penguraian hipotesis dan pembahasan
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan
Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan 43 Lampiran 2. Komite Etik Penelitian Hewan 44 Lampiran 3. Gambar Tumbuhan Pecut Kuda 45 Lampiran 4. Bagan alur penelitian uji toksisitas subkronik EEPK Hewan uji
Lebih terperinciAnalisis of Varians (Anova) Uji F uji beda mean tiga atau lebih sampel. Oleh: Roni Saputra, M.Si
Analisis of Varians (Anova) Uji F uji beda mean tiga atau lebih sampel Oleh: Roni Saputra, M.Si Kegunaan Menguji perbedaan mean dari beberapa kelompok (lebih dari dua kelompok) dengan menggunakan analisis
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1 Komisi Etik Penelitian
LAMPIRAN Lampiran 1 Komisi Etik Penelitian 37 38 Lampiran 2 PERSIAPAN PENELITIAN A. Persiapan hewan coba Hewan coba yang digunakan adalah mencit galur Swiss Webster jantan dewasa berumur 6-8 minggu dengan
Lebih terperinciLAMPIRAN 1. Prosedur Kerja
LAMPIRAN 1 Prosedur Kerja Hewan coba yang digunakan adalah mencit Swiss Webster jantan dewasa berusia 6-8 minggu dengan berat badan 25-30 gram sebanyak 25 ekor. Hewan coba diperoleh dari Laboratorium Biologi
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Bahan Uji dan Pembanding
LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Bahan Uji dan Pembanding Dosis buah belimbing wuluh sebagai penurun berat badan untuk manusia 2 buah belimbing wuluh segar dijus dan diminum 3 kali sehari (BPOM, 2006). 2 buah
Lebih terperincik = 1 k = 2 j = 1 j = 2 j = 1 j = 2 i = 1 i = 2 i = 3 Output SPSS:
CONTO Ingin diuji efek dari fee schedule (faktor A), scope of work (faktor B), dan type of supervisory control (faktor C) terhadap kualitas kerja dengan level faktor sebagai berikut: Faktor A Fee Level
Lebih terperinciPerhitungan dosis aloksan, glibenklamid, dan Ekstrak etanol buah mengkudu.
Lampiran 1 : Perhitungan dosis aloksan, glibenklamid, dan Ekstrak etanol buah mengkudu. 1. Dosis aloksan : Dosis aloksan pada tikus 120 mg/kgbb Pada tikus 200 g : = ( 200 g/1000 g ) x 120 mg/kgbb = 24
Lebih terperinciLAMPIRAN. Test of Homogeneity of Variances. Menit ke Levene Statistic df1 df2 Sig
LAMPIRAN Lampiran 1 Uji Oneway ANOVA post hoc Duncan Perbandingan antar perlakuan (tanpa anestesi dan anetesi) pada sudut pandang laterolateral (LL) Oneway [DataSet3] G:\data\ajeng\input_LL (perbedaan
Lebih terperinciLampiran 1. Surat Hasil Identifikasi Tumbuhan
Lampiran 1. Surat Hasil Identifikasi Tumbuhan Lampiran 2. Tumbuhan rumput laut merah Kappaphycus alvarezii Lampiran 3. Gambar Simplisia dan Serbuk Kasar Simplisia Rumput Laut Merah Kappaphycus alvarezii
Lebih terperinciLAMPIRAN Lampiran 1 PERSIAPAN PENELITIAN. A. Persiapan Hewan Coba
LAMPIRAN Lampiran 1 PERSIAPAN PENELITIAN A. Persiapan Hewan Coba Hewan coba yang digunakan adalah 25 ekor mencit jantan galur Swiss Webster berumur delapan minggu dengan berat badan 20 25 g, diperoleh
Lebih terperinciLampiran 1. Kode etik penelitian
Lampiran 1. Kode etik penelitian 38 Lampiran 2. Skema Penelitian 1. Pembuatan Seduhan Teh Hijau dan Teh Hitam Ditimbang teh hijau dan teh hitam sebanyak 1750 /kg, 3500 /kg dan 7000 /kg Seduhan teh dosis1750
Lebih terperinciMencit yang dipilih adalah mencit yang berumur 2-3 bulan dengan berat. rata-rata g dan dipelihara di Labaratorium Biokimia Fakultas
a. Pemeliharaan hewan coba Mencit yang dipilih adalah mencit yang berumur 2-3 bulan dengan berat rata-rata 20-30 g dan dipelihara di Labaratorium Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Kandang
Lebih terperinciLAMPIRAN 1. ONE WAY ANOVA
50 LAMPIRAN 1. ONE WAY ANOVA Descriptives Konsentrasi Xylitol Statistic Std. Error Komposisi Kalsium konsentrasi 20% Mean 42,8020 1,95318 95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 37,3791 Upper Bound
Lebih terperinciRancangan Percobaan dengan SPSS 13.0 (Untuk kalangan sendiri)
Rancangan Percobaan dengan SPSS 13.0 (Untuk kalangan sendiri) Statistical Product and Service Solution (SPSS) merupakan salah satu perangkat lunak/software statistik yang dapat digunakan sebagai alat pengambil
Lebih terperinciLampiran 1 PERHITUNGAN DOSIS. Dosis mencit: 1,4x0,14(konversi dari tikus ke mencit 20 g)= 0,196 mg BB rata-rata Mencit : 26 gram
Lampiran 1 PERHITUNGAN DOSIS sisplatin Dosis untuk tikus= 7mg/kg Dosis absolute pada tikus : 7x0,2=1.4 mg Dosis mencit: 1,4x0,14(konversi dari tikus ke mencit 20 g)= 0,196 mg BB rata-rata Mencit : 26 gram
Lebih terperinciLampiran 1 : Perhitungan Dosis
Lampiran 1 : Perhitungan Dosis Perhitungan dosis infusa kulit jengkol (IKJ) Penelitian yang dilakukan menggunakan variabel dosis IKJ 10%, 20%, 40% dan 80%. Pembuatan dosis IKJ 10% dibuat dengan prosedur
Lebih terperinciPembuatan Ekstrak Menggunakan Pelarut Organik
60 LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS Pembuatan Simplisia Kering Akar Pasak Bumi Iris atau rajang bahan baku (akar Pasak Bumi) dengan ketebalan 1 2 cm kemudian masukkan ke dalam oven dengan suhu 500 selama 2
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Penyajian Statistik Deskripsi Hasil Penelitian 1. Kemampuan Awal Siswa Dalam penelitian ini seperti telah dijelaskan pada bab III, analisis tentang data kemampuan awal digunakan
Lebih terperinciLAMPIRAN A DETERMINASI BUAH NAGA MERAH (HYLOCEREUS POLYRHIZUS)
LAMPIRAN A DETERMINASI BUAH NAGA MERAH (HYLOCEREUS POLYRHIZUS) 95 LAMPIRAN B SERTIFIKASI TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR 96 LAMPIRAN C HASIL PERHITUNGAN KLT Hasil Perhitungan Harga Rf pada pemeriksaan
Lebih terperinciLampiran 1. Data Iklim Kabupaten Bima
LAMPIRAN 75 Lampiran 1. Data Iklim Kabupaten Bima 76 Lanjutan Lampiran 1 77 Lanjutan Lampiran 1 78 Lanjutan Lampiran 1 79 80 Lanjutan Lampiran 1 Prakiraan Curah Hujan Bulan Agustus Oktober Tahun 2011 81
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 PEMBUATAN EKSTRAK ETANOL BIJI PALA
LAMPIRAN 1 PEMBUATAN EKSTRAK ETANOL BIJI PALA Biji pala yng digunakan pada penelitian diperoleh dari Bogor karena berdasarkan penelitian jurusan Farmasi FMIPA ITB dengan destilasi uap diketahui bahwa biji
Lebih terperinciFORMULIR DAYA TERIMA (UJI KESUKAAN) MIE BASAH JAMUR TIRAM
Lampiran 1 FORMULIR DAYA TERIMA (UJI KESUKAAN) MIE BASAH JAMUR TIRAM Nama : Tanggal : Nama Produk : Mie Basah Jamur Tiram Dihadapan Saudara terdapat empat sampel produk mie basah. Saudara diminta untuk
Lebih terperinciPROSEDUR PEMBUATAN INFUSA KULIT KAYU RAPAT (Parameria laevigata (Juss.) Moldenke)
49 LAMPIRAN 1 PROSEDUR PEMBUATAN INFUSA KULIT KAYU RAPAT (Parameria laevigata (Juss.) Moldenke) Pembuatan dilakukan di Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung
Lebih terperinciOleh: Lulut Sunarya ( ) Ghufran Rahmat Putra ( ) Debbiela Fajrina Septierly ( ) Miranti Nurbayani ( )
LAPORAN Analisis Perbedaan Rata-Rata Menggunakan Uji Scheffe Laporan ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Desain Eksperimen I Dosen : Yeny Krista Franty, S.Si., M.Si. Oleh: Lulut Sunarya (140610009007)
Lebih terperinciLampiran 1 Perhitungan konsentrasi Perhitungan temephos 1 ppm
Lampiran 1 Perhitungan konsentrasi: Konsentrasi 1 ppm = 1000 mg didalam 1.000.000 ml akuades. = 1 mg didalam 1.000 ml akuades. Konsentrasi 1100 ppm = 1100 mg / 1000 ml akuades. Konsentrasi 1300 ppm = 1300
Lebih terperinciKONVERSI DOSIS. Berat rerata hewan coba yang digunakan dalam penelitian = 22.5 gram. Dosis Asetosal = 30 mg/100 g tikus ( Wahjoedi, 1989)
LAMPIRAN 1 KONVERSI DOSIS Berat rerata hewan coba yang digunakan dalam penelitian = 22.5 gram A. Dosis Asetosal Dosis Asetosal = 30 mg/100 g tikus ( Wahjoedi, 1989) Konversi dari tikus 200 g untuk mencit
Lebih terperinciStatistika untuk Keteknikan Analisis Ragam
Statistika untuk Keteknikan Analisis Ragam Teknik Analisis Ragam : Pengolahan data anova satu arah dan anova dua arah dengan rumus statistik dan SPSS. Oleh Delvi Yanti, S.TP, MP Page 0 1.1 Rumus Anova
Lebih terperinciLampiran 1 Gambar buah kelapa hijau (cocos nucifera)
Lampiran 1 Gambar buah kelapa hijau (cocos nucifera) Lampiran 2. Data pengukuran berat badan dan KGD pada tikus diabetes dengan perlakuan yang berbeda Pengamatan NORMAL H1 H3 H6 Nama perlakuan No BB BB
Lebih terperinciLAMPIRAN LAMPIRAN 1 GAMBAR PENELITIAN
LAMPIRAN LAMPIRAN 1 GAMBAR PENELITIAN Tikus Jantan Galur Wistar Tikus diberi makan pelet standar Pakan Tinggi Kolesterol Mortir + stamfer 38 39 Buah Belimbing Wuluh Juicer Tikus dipanaskan Pengambilan
Lebih terperinciSURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT)
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) Yang bertanda tangan di bawah ini, Nama lengkap : Rina Napitupulu Tgl lahir : 8 Juni 1987 NRP : 0510111 Alamat : Jl. Surya
Lebih terperinciUji hedonik (uji kesukaan)
ILMU TEKNOLOGI PANGAN Uji hedonik (uji kesukaan) Disusun Oleh : WAHIDATUL LAENI SA ADAH P07131011 047 MEJA :III SEMESTER IV KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MATARAM
Lebih terperinciPerhitungan dosis ekstrak etanol buah mengkudu (EEBM) (Morinda citrifolia)
42 LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS Perhitungan dosis asetosal Dosis asetosal 30 mg /100 g BB tikus (Wahjoedi, Yun Astuti N., B. Nuratmi, 1997) Faktor konversi dari tikus yang beratnya ± 200 g ke mencit yang
Lebih terperinciLampiran 1 : Pembuatan Infusa daun Sirih (IDS)
Lampiran 1 : Pembuatan Infusa daun Sirih (IDS) Penelitian ini menggunakan dosis dengan dasar penelitian Vivin K (2008) yang menggunakan ekstrak daun sirih dengan dosis 0,01% sampai 0,1%. Diketahui : 240
Lebih terperinciLampiran 1. Surat Keterangan Determinasi Tanaman Ceplukan (Physalis angulata L).
Lampiran 1. Surat Keterangan Determinasi Tanaman Ceplukan (Physalis angulata L). 1 Lampiran 1. Lanjutan 2 3 Lampiran 2. Hasil Pemeriksaan Organoleptis, Daya Lekat, Kekentalan, Susut Pengeringan Ekstrak
Lebih terperinciKaki Ayam Broiler. Direbus pada suhu 80 0 C selama 60 menit. Tulang dan daging dipisahkan untk mempermudah pengeringan. Dioven pada suhu 40 0 C
90 Lampiran 1. Diagram Pembuatan Tepung Kaki Ayam Broiler Kaki Ayam Broiler Direbus pada suhu 80 0 C selama 60 menit Tulang dan daging dipisahkan untk mempermudah pengeringan Dioven pada suhu 0 0 C Penggilingan
Lebih terperinciLampiran 1. Data Bobot Badan Ayam Arab (Gallus turcicus) Sebelum Diberi Perlakuan dan Perhitungan Koefisiensi Keragaman Bobot Badan
67 Lampiran 1. Data Bobot Badan Ayam Arab (Gallus turcicus) Sebelum Diberi Perlakuan dan Perhitungan Koefisiensi Keragaman Bobot Badan Perlakuan Bobot Badan Awal Simpangan (x-x) Kuadrat simpangan (x-x)
Lebih terperinciLampiran I. Diagram Pembuatan Tepung Kaki Ayam Broiler. Kaki Ayam Broiler. Direbus pada suhu 80 0 C selama 60 menit. Dioven pada suhu 40 0 C
70 Lampiran I. Diagram Pembuatan Tepung Kaki Ayam Broiler Kaki Ayam Broiler Direbus pada suhu 80 0 C selama 60 menit Tulang dan daging dipisahkan untk mempermudah pengeringan Dioven pada suhu 40 0 C Penggilingan
Lebih terperinciPerhitungan Uji Keseragaman & Keseragaman Data Menggunakan Excel Nama. Dicatat Oleh: Waktu Penyelesaian (detik)
Perhitungan Uji Keseragaman & Keseragaman Data Menggunakan Excel Tanggal 06/Mei/2013 Waktu 07.00-14.00 Nama WIB Proses: Operator Pak. Septian Kebisingan 70-80 db Dicatat Oleh: Jumlah Waktu Penyelesaian
Lebih terperinciLAMPIRAN A STANDARISASI SIMPLISIA HASIL PERHITUNGAN SUSUT PENGERINGAN SERBUK Hasil susut pengeringan daun alpukat
LAMPIRAN A STANDARISASI SIMPLISIA HASIL PERHITUNGAN SUSUT PENGERINGAN SERBUK Replikasi Hasil susut pengeringan daun alpukat Hasil susut pengeringan daun belimbing manis 1 5,30 % 6,60% 2 5,20 % 6,80% 3
Lebih terperinciLampiran 1. Perhitungan Dosis Phenylephrine. Phenylephrine dosis mencit 25 gr. = 0,5 x 0,14. = 0,07 mg / 25 gram mencit
Lampiran 1. Perhitungan Dosis Phenylephrine Phenylephrine dosis tikus Phenylephrine dosis tikus 250 gr Phenylephrine dosis mencit 25 gr = 2 mg / kg = 0,5 mg = dosis 250 gram tikus x faktor konversi = 0,5
Lebih terperinciBAB 09 ANALISIS VARIAN DISAIN FAKTORIAL
BAB 09 ANALISIS VARIAN DISAIN FAKTORIAL Sebagaimana yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa salah satu statistik parametrik yang sering digunakan dalam penelitian pendidikan yaitu Analisis Varian. Analisis
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS
LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS Berdasarkan jurnal A Dose-Response Study on the Effects of Purified Lycopene Supplementation on Biomarkers of Oxidative Stress, disebutkan bahwa dosis likopen 30 mg/hari pada
Lebih terperinciUji Komparasi Dengan SPSS. Oleh Zulkifli Matondang
Uji Komparasi Dengan SPSS Oleh Zulkifli Matondang Pengantar Analisis komparasi bertujuan untuk melihat perbedaan rata-rata variabel terikat antara dua kelompok atau lebih. Uji komparasi (variabel terikat)
Lebih terperinciLampiran 1. Surat keterangan sampel
Lampiran 1. Surat keterangan sampel 70 Lampiran 2. Hasil identifikasi sampel penelitian 71 Lampiran 3. Gambar Karakteristik Tumbuhan Temu Giring Tumbuhan Temu Giring 72 Lampiran 3. (lanjutan) Rimpang Temu
Lebih terperinciDosis 1 : 0,02g/0,25cc aquadestper ekor mencit 1 dosis manusia Dosis 2 : 0,02 g x 5 = 0,1 g/0,25 cc aquadest per ekor mencit 5 dosis
LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Daun Salam Berat 50 lembar daun salam segar = 60 g Berat 50 lembar daun salam kering = 20,75 g Penggunaan empiris daun salam pada manusia sebagai antidiare: ~ 20 lembar= 8,3g
Lebih terperincidata expost facto : sikap mhs th 2010, 2011, 2012 terhadap dosennya data experimen: Perbedaan metode Latihan A, metode B dan metode C terhadap
Anava = analisis varians atau Anova = analisis of variance Anava untuk menguji rata rata hitung lebih dari 2 kelompok sampel Hasil perhitungan uji anava dinyatakan dengan nilai F Anava ditemukan oleh Ronald
Lebih terperinciLampiran I. Diagram Pembuatan Tepung Limbang Udang Terfermentasi. Limbah udang (kulit) 1000 gram. Dibersihkan dari benda asing
78 Lampiran I. Diagram Pembuatan Tepung Limbang Udang Terfermentasi Limbah udang (kulit) 1000 gram Dibersihkan dari benda asing Direndam dengan Filtrat Abu Air Sekam (FAAS) selama 48 jam Dikukus selama
Lebih terperinciPerhitungan Dosis Bahan Uji Dan Pembanding
LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Bahan Uji Dan Pembanding Dosis buah belimbing wuluh sebagai penurun trigliserida untuk manusia 2 buah belimbing wuluh segar dijus dan diminum 3 kali sehari (BPOM, 2006). 2
Lebih terperinciMATERI / BAHAN PRAKTIKUM
MODUL II ANOVA A. Tujuan Praktikum 1. Untuk mengetahui dan memahami uji statistik dengan menggunakan Anova, yaitu ANOVA satu arah dan ANOVA dua arah. 2. Untuk mengetahui persoalan dan masalah-masalah yang
Lebih terperinciANALISIS BIVARIAT DATA KATEGORIK DAN NUMERIK Uji t dan ANOVA
ANALISIS BIVARIAT DATA KATEGORIK DAN NUMERIK Uji t dan ANOVA Uji t Independen Sebagai contoh kita gunakan data ASI Eksklusif yang sudah anda copy dengan melakukan uji hubungan perilaku menyusui dengan
Lebih terperinciPendahuluan RRL Model Pengaruh Tetap Model Pengaruh Random
RANCANGAN RANDOM LENGKAP Pendahuluan RRL RRL atau Rancangan Random Lengkap merupakan rancangan di mana unit eksperimen yang dikenai perlakuan secara random dan menyeluruh lengkap untuk setiap perlakuan.
Lebih terperinciLampiran 1. Data Hasil Pengamatan Biji Kenari. A. Data Hasil Pengamatan Presentase Jumlah Kecambah Yang Dihitung Pada Hari Ke- 14 Setelah Tanam (hst)
Lampiran 1. Data Hasil Pengamatan Biji Kenari A. Data Hasil Pengamatan Presentase Jumlah Kecambah Yang Dihitung Pada Hari Ke- 14 Setelah Tanam (hst) Konsentrasi (%) Lama perendaman (jam) Ulangan Total
Lebih terperinciFormula I II III IV 1 7,9 7,9 7,9 7,9 2 7,9 7,9 7,9 7,9 3 7,9 7,9 7,9 7,9 Rata-rata 7,9 7,9 7,9 7,9
Lampiran 1. Data Penukuran ph Sediaan Perlakuan Formula I II III IV 1 7,9 7,9 7,9 7,9 7,9 7,9 7,9 7,9 3 7,9 7,9 7,9 7,9 Rata-rata 7,9 7,9 7,9 7,9 Lampiran. Data Penentuan Viskositas Sediaan Hara Viskositas
Lebih terperinciLEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN
LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN Kepada Yth Ibu... Di tempat Perkenalkan nama saya adalah Dharamjit Singh A/L Hambar Shingh. Saya adalah mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan dokter
Lebih terperinciLampiran 1. Dosis infusa rimpang kunyit yang dipakai pada percobaan sebelumnya untuk mencit = 7,8 mg / 0,5 ml (Joao M.C.Ximenes, 2010).
Lampiran 1 Perhitungan Dosis Perhitungan Dosis Kunyit Dosis infusa rimpang kunyit yang dipakai pada percobaan sebelumnya untuk mencit = 7,8 mg / 0,5 ml (Joao M.C.Ximenes, 2010). Berat serbuk rimpang kunyit
Lebih terperinciLEMBAR PEMERIKSAAN GIGI HUBUNGAN PERAN IBU DALAM MEMBERSIHKAN RONGGA MULUT DENGAN PENGALAMAN KARIES ANAK UMUR 1-3 TAHUN DI DESA PAYA GELI
LEMBAR PEMERIKSAAN GIGI HUBUNGAN PERAN IBU DALAM MEMBERSIHKAN RONGGA MULUT DENGAN PENGALAMAN KARIES ANAK UMUR 1-3 TAHUN DI DESA PAYA GELI Tanggal pemeriksaan : Nama ibu : Nama anak : Tanggal lahir : Alamat
Lebih terperinciPerhitungan Dosis Ekstrak Etanol Daun Papaya (EEDP)
Lampiran 1 Perhitungan dosis dan Proses Ektraksi Daun pepaya Perhitungan Dosis Ekstrak Etanol Daun Papaya (EEDP) Dosis daun papaya sebagai antidiare untuk manusia dengan berat badan 70 kg adalah 1 lembar
Lebih terperinci1. Persentasi penyerapan zat besi dari tiga jenis makanan sebagai berikut (data fiktif)
TUGAS ANALISIS REGRESI (Hal 31-33) NAMA : FADLAN WIDYANANDA NIM : 201432005 SESI : 03 1. Persentasi penyerapan zat besi dari tiga jenis makanan sebagai berikut (data fiktif) Roti Roti + Kedele Roti + Kedele
Lebih terperinci