PENGANTAR Mengingat Mengulang 5 W 1 H 5 W 1 H.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGANTAR Mengingat Mengulang 5 W 1 H 5 W 1 H."

Transkripsi

1 PENGANTAR Saa berpendapat bahwa Matematika adalah pelajaran ang mudah dan sederhana, hal ini didasarkan pada pengalaman saa selama mempelajari Matematika selama tiga tahun di SMA salah satu pelajaran favorit saa ) dan pengalaman mengajar privat anak anak SMA selama lima tahun. Matematika menjadi mudah bagi saa karena saa melihatna sebagi suatu rumus jadi ang langsung bisa diaplikasikan untuk menjawab soal, dan hebatna lagi pengalaman membuktikan bahwa soal-soal tersebut demikian adana dari dulu sampai sekarang. Lantas kenapa beberapa murid ang saa temui menganggap Matematika sebagai suatu hal ang sulit dan kompleks, padahal di SMA hana memerlukan M untuk mempelajari Matematika aitu Mengingat dan Mengulang Pengalaman kuliah di jurusan Matematika FMIPA UGM, memberikan pemahaman lebih mendalam kepada saa tentang Matematika, dan ternata saa menadari bahwa pendapat Matematika sebagai suatu hal ang sulit dan kompleks adalah benar adana. Suatu hal ang tidak pernah terpikirkan oleh saa sewaktu SMA dulu ang telah dipikirkan oleh beberapa murid SMA ang saa ajar. Kesulitan tersebut saa dapatkan karena saa tidak lagi mempelajari rumus jadi dan soal, tetapi saa harus mulai memikirkan darimana rumus tersebut berasal dan apa aplikasina dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa permasalahan malah tidak bisa dipecahkan dengan hitungan matematis, tetapi memakai hitungan logika. Saa harus mempertanakan suatu rumus atau theorema dengan menjawab pertanaan 5 W Wh, When, Where, Who, What ) dan 1 H How to). Buku ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman 5 W terhadap anak-anak SMA terhadap Matematika terutama kalkulus ), sehingga tingkat pemahaman mereka terhadap Matematika bukan sebatas 1 H. Dalam buku ini saa hana mengambil sebagian rumus atau teorema saja disertai dengan sejarahna, dengan harapan dapat memberikan motivasi bagi anak untuk lebih mengerti dan memahami tentang Matematika 1

2 PENDAHULUAN Apabila anda telah lulus SMA dan masuk ke PT maka anda akan mendapatkan mata kuliah Kalkulus di silabus kurikulum dasar. Kalkulus ini sebetulna adalah bagian dari Matematika ang sebetulna sebagian besar telah kita pelajari di SMA. Sejarah Kalkulus dapat kita temukan pertama kali di Yunani dimana para ahli matematikana mengalami kesulitan dalam menghitung keliling dengan menggunakan panjang, luas, dan volume, sampai kemudian Archimedes memberikan solusi untuk permasalahan tersebut Archimedes adalah cikal bakal penemu kalkulus tertua ang hidup tahun 5 Sebelum Masehi ), baru kemudian beberapa tokoh besar setelah Masehi mulai mengenalkan kalkulus sebagai bagian dari Matematika ang cukup penting. Dalam bagian selanjutna dari buku ini, kita akan mengenal beberapa tokoh penting dibalik laar beserta kontribusina terhadap kalkulus. Sedang di bagian akhir akan ada contoh aplikasi sehari-hari ang bisa diselesaikan menggunakan pendekatan kalkulus. Dalam bagian isi akan ada 9 tokoh ang berpengaruh dalam kalkulus, setiap tokoh akan dikupas tersendiri disertai dengan konsep dasar dan kesimpulan. Pada konsep dasar akan diambil sebagian rumus atau teorema saja karena tujuan buku ini bukan sebagai kumpulan rumus atau teorema lengkap, tetapi sebagai buku motivasi bagi pelajar untuk sedikit mengenal filosofi dari matematik, terutama kalkulus.

3 ISI Rene Descartes ) Lahir di Prancis dan seorang sarjana hukum ang juga seorang ahli matematika. Karana ang terbesar adalah La Geometrie 1637 ) ang menggabungkan geometri tua dengan aljabar ang pada waktu itu masih baru. Bersama dengan teman sejawatna, orang Prancis juga aitu Pierre Fermat ) melahirkan suatu pemikiran besar di bidang matematika aitu geometri analitik atau geometri koordinat. Kebiasaan unik ang dilakukan oleh Rene Descartes sepanjang hidupna adalah menghabiskan waktu pagina dengan belajar di tempat tidur. Konsep dasar: Gambarlah garis horizontal sumbu ) dan garis vertical sumbu ). Kedua garis tersebut akan saling berpotongan di titik asal label 0 ). Rene Descartes memberi nama koordinat ini sebagai koordinat cartesius. Sumbu dan sumbu ini disebut sebagai sumbu koordinat ang membagi empat daerah ang dinamakan kuadran ang diberi label I, II, III, dan IV. II 1 I III IV Berikutna kita akan menaruh satu titik P di koordinat tersebut. Titik P tersebut dapat dinatakan sebagai sepasang bilangan, ang memiliki koordinat Pa,b), dimana a disebut sebagai absis dan b disebut sebagai ordinat. 3

4 b 1 Pa,b) a Sekarang kita akan mencoba untuk membuat suatu penemuan lagi dari koordinat cartesius tersebut. Kita akan menggambar segitiga seperti pada gambar di bawah ini. Q, ) 1 1 R, 1 ) P 1, 1 ) Pthagoras mengatakan bahwa panjang sisi miring suatu segitiga sikusiku adalah akar kwadrat dari jumlah kwadrat kedua sisi lainna, sehingga segitiga di atas akan memiliki persamaan sbb: 4

5 5 [ ] ) ) ), ), ) ) ) ) ) Q P d Q P d PQ RQ PR Bravo! Kita telah menemukan rumus jarak antara titik P 1, 1 ) dan Q, ) adalah 1 1 ) ) ), Q P d + Sebelumna kita telah menggambar segitiga pada koordinat cartesius dan telah menemukan rumus jarak, berikutna kita akan menggambar lingkaran pada koordinat cartesius ang memiliki pusat 1, ) dan jari-jari 3 Seandaina,) adalah sembarang titik pada lingkaran maka menurut rumus jarak, jarak dari P1, ) ke, ) adalah 3 ) 1) ) 1) Eureka! Dari persamaan tersebut kita telah menemukan persamaan lingkaran dengan jari-jari r dan pusat a,b) adalah ) ) r b a +,) P1,) R3

6 catatan: kita bisa menggambar ellips, parabola, hperbola, atau bangun ang lain untuk menemukan persamaan ang lain.. Selanjutna kita akan membuat garis lurus sederhana pada koordinat cartesius temuan Descartes tersebut. 4 C,) B8,4) 4 A3,) garis ang kita buat melalui titik A3,) dan B8,4) akan memiliki kemiringan B A 4 m AB B A apabila kita menaruh titik C,) pada garis tersebut, maka AC akan memiliki kemiringan m AC C C A A 3 kita bisa melihat pada gambar tersebut bahwa titik A, B, dan titik C akan memiliki kemiringan ang sama, sehingga m m AB 5 3 3) 5 Bravo! Kita telah menemukan kemiringan titik dari persamaan sebuah garis pada titik 1, 1 ) dengan kemiringan m adalah m 1) AC 1 6

7 Kita akan membuat sedikit modifikasi pada persamaan di atas, apabila nilai 1 0 dan 1 0 maka m 1) 1 0 m 0) m + c Dimana c dapat kita sebut sebagai suatu konstanta Eureka! Kemiringan perpotongan dari persamaan sebuah garis dengan kemiringan m dan suatu konstanta c adalah m + c Kita akan mengadakan sedikit perhitungan pada persamaan garis berikut 4 + ) bentuk diatas dapat kita tulis ulang persamaan garis tersebut sebagai A + B + C 0 Bravo! Persamaan garis umum atau persamaan linear umum sebuah garis adalah A + B + C 0 kesimpulan Pada akhir bab ini kita telah mencoba untuk menelami pemikiran Descartes tentang Koordinat Cartesius dan telah menemukan lima rumus berkaitan dengan koordinat Cartesius tersebut, aitu: rumus jarak, persamaan lingkaran, kemiringan titik, kemiringan perpotongan, dan persamaan garis umum sebuah garis. 7

8 Augustin Louis Cauch ) Lahir di Paris dan dididik di Ecole Poltechnique. Ia menjadi guru besar di Ecole Poltechique, Sorbone, dan College de France. Produktivitas pemikiranna sangatlah tinggi sehingga Academ Paris memilih untuk membatasi ukuran makalahna dalam majalah ilmiah. Walaupun kalkulus diciptakan pada akhir abad 17, dasar-dasarna tetap kacau dan berantakan sampai Cauch dan teman sejawatna Gauss, Abel, dan Bolzano ) mengadakan ketelitian baku. Cauch memberikan pemikiran dasar kalkulus pada definisi ang jelas dari konsep limit. Konsep dasar Konsep limit membedakan kalkulus dengan cabang matematika ang lain. Bahkan ada ang mendefinisikan kalkulus adalah pengkajian tentang limit. Sebelum kita mendalami pemikiran Cauch kita akan melihat fungsi berikut: Fungsi pertama f ) 1 Apabila 1 maka kita akan mendapatkan f 1) 11 0 Fungsi kedua 1 f ) Apabila 1 maka kita akan mendapatkan f 0) 11 0 Catatan: Suatu bentuk ang boleh dikatakan tidak berarti karena pembagian dengan 0 ini disebut sebagai bentuk tak tentu ) Dari fungsi kedua, kita akan mencoba untuk mencari tahu apabila mendekati 1 seperti dalam tabel berikut beserta hasilna X 0,75 0,9 0,99 0, ,001 1,01 1,1 f) 1,75 1,9 1,99 1,999?,001,01,1 Dari tabel tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa apabila mendekati 1 maka f) akan mendekati. Oleh Cauch hal ini dituliskan sebagai berikut 1 lim 1 1 8

9 Pendekatan kedua untuk menelesaikan persoalan limit adalah dengan menggunakan pendekatan aljabar sbb: 1 1) + 1) lim lim lim + 1) 1 + 1) ) 1 Mengagumkan bukan! Suatu metode cerdik untuk menelesaikan limit fungsi dengan metode aljabar. Kesimpulan Pada akhir bab ini, kita telah melihat bahwa Cauch telah meletakkan konsep limit sebagai cikal bakal lahirna kalkulus. Pendekatan aljabar untuk menelesaikan persoalan limit fungsi merupakan metode cerdik ang pernah ditemukan dalam kalkulus dan masih dipakai sampai sekarang 9

10 Gottfried Wilhelm Leibniz ) Lahir di Leipzig, Jerman. Ia mendaftar di Universitas Leipzig dan meraih gelar doctor dari Universitas Altdorf. Bersama dengan Isaac Newton ), ia membagi penghargaan untuk penemuan kalkulus. Pertentangan antara Jerman dan Inggris memberikan dampak ang cukup menedihkan buat Leibniz. Sejarah mencatatkan Newton sebagai penemu kalkulus pertama, tetapi kenataan bahwa Leibniz juga menemukanna secara tersendiri tidak mendapat perhatian, Ia meninggal sebagai seorang ang kesepian bahkan pemakamanna hana dihadiri oleh seorang pelaat, aitu sekretarisna. Leibniz adalah pencipta lambang matematis terbesar, dari pemikiranna muncul nama nama seperti kalkulus diferensial, kalkulus integral, fungsi, dan kesamaan. Perkembangan pesat kalkulus di Eropa daripada di Inggris disebabkan oleh keunggulan perlambanganna. konsep dasar kita akan mengingat kembali konsep kemiringan garis pada bab sebelumna. 4 C,) B8,4) 4 A3,) Garis ang kita buat melalui titik A3,) dan B8,4) akan memiliki kemiringan m AB B B A A Kemiringan di atas sangat mudah ditemukan karena grafikna berupa garis lurus. Bagaimana jika grafikna seperti pada gambar berikut: 10

11 fc + h ) Bc+h,fc+h)) f) garis singgung fc) Ac,fc)) h fc+h) fc) c c + h Pada grafik di atas titik Ac,fc)) dan titik Bc+h,fc+h)) akan memiliki kemiringan m AB lim h 0 f c + h) h f c) Kita berhutang pada Cauch ang menemukan konsep limit sehingga dapat menemukan kemiringan grafik di atas. Selanjutna kita akan memberi nama m AB ini sebagai kemiringan garis AB ang f c + h) f c) sebetulna identik dengan m AB lim h 0 h Definisi ini memunculkan konsep baru dalam kalkulus ang dinamakan sebagai turunan Turunan fungsi f adalah fungsi f dibaca f aksen ) ang nilaina pada sembarang bilangan c adalah f c + h) f c) f ' c) lim h 0 h catatan: Apabila limit ini ada maka dikatakan bahwa f terdiferensialkan terturunkan ) di c, pencarian turunan disebut pendiferensialan; bagian kalkulus ang berhubungan dengan turunan disebut kalkulus diferensial. 11

12 Leibniz memberikan kontribusi besar dalam penulisan notasi turunan ang dikenal sebagai penulisan Leibniz, seperti tampak pada tabel berikut: Turunan Penulisan Penulisan f aksen aksen Pertama f ' ) ' Kedua f '' ) '' Penulisan d Penulisan Leibniz d D d D Ketiga f ''' ) ''' 3 D Keempat f '''' ) '''' 4 D Kelima 5) f ) Ke - n ) ) f n n) 5) 5 D d d 3 d 3 d 4 d 4 d 5 d 5 d D n n d n d Dari tabel di atas tampak bahwa Leibniz memberikan penulisan ang lebih manis daripada ang lain. kesimpulan Banak hal di dalam kalkulus diferensial menjadi terungkap dan mudah dengan penulisan notasi Leibniz ini. Berikutna kita akan melihat penerapan turunan oleh Newton ang sering disebut sebagai Bapak Kalkulus. 1

13 Isaac Newton ) Lahir di Inggris dari keluarga petani. Newton adalah seorang pemuda ang bosan dengan sekolah dan lebih senang membuat laangan, roda air, jam dan perkakas lain. Pamanna ang melihat bakat dari diri Newton menekolahkanna di Trinit College. Hasilna Newton mendapatkan gelar kemahaguruan dari Isaac Barrow seorang pakar ilmu agama dan mahaguru matematika ). Dalam waktu singkat Newton menemukan teorema binomial umum, elemen dari kalkulus diferensial dan integral, teori warna, dan hukum gravitasi universal. Lagrange ) memuji Newton sebagai seorang jenius terbesar ang pernah hidup. Konsep dasar Banak hal ang bisa digali dari pemikiran Newton, salah satuna adalah konsep maimum dan minimum suatu fungsi. maimum f minimum a c d b Pada gambar di atas fungsi f dibatasi oleh titik a dan b ang bisa kita tuliskan sebagai selang I[a,b], titik a dan titik b ini kemudian kita sebut sebagai titiktitik ujung. Dari f )0, kita menemukan titik c dan titik d ang kemudian kita sebut sebagai titik-titik stasioner. Dari definisi di atas kita dapat membuat suatu teorema ang kemudian kita sebut sebagai teorema titik kritis 13

14 Teorema Titik Kritis andaikan f didefinisikan pada selang I[a,b] ang memuat titik c. Jika c adalah titik ekstrim, maka c haruslah suatu titik kritis, akni c berupa salah satu: a. titik ujung dari I b. titik stasioner dari ff c)0) c. titik singular dari ff c) tidak ada ) Dari teorema titik kritis di atas kita dapat membuat suatu prosedur untuk mencari nilai maimum dan minimum suatu fungsi kontinu f pada selang tertutup I. Contoh kita akan mencari nilai maimum dan minimum dari fungsi 3 1 f ) + 3 ang memiliki selang, solusi: Hal pertama ang perlu kita lakukan adalah mencari titik-titik kritis fungsi tersebut. 1 a. titik kritis pertama adalah titik ujung dari selang aitu dan b. titik kritis kedua adalah titik stasioner dari fungsi tersebut ang dapat kita cari dengan f ' ) ) kita telah mendapatkan titik kritis kedua aitu titik stasioner 0 dan 1 c. cari nilai fungsi di titik-titik kritis tersebut, didapat: 1 f ) 1 f 0) 0 f 1) 1 f ) 4 Tampak dari hasil tersebut bahwa nilai maimum fungsi adalah 1 dicapai pada -1/ dan 1 ) dan nilai minimum fungsi adalah - 4 dicapai pada ). 14

15 Kesimpulan Dari contoh diatas kita tarik suatu kesimpulan bahwa turunan telah terbukti sebagai suatu metode ang cukup efektif dalam menghitung permasalahan maimum dan minimum suatu fungsi, hebatna lagi kita tidak perlu menggambar grafik fungsi tersebut. Banak permasalahan praktis maimum dan minimum sehari-hari ang dapat dipecahkan dengan metode ini. 15

16 Georg Friedrich Bernhard Riemann ) Rieman meraih gelar Ph D di bawah Gauss dari Universitas Gottingen. Dimana kemudian dia memilih tinggal di Gottingen dan mengajar di sana. Hidupna sangat singkat, hana 39 tahun tetapi Rieman menghasilkan makalah makalah matematika ang menetapkan arah baru dalam teori fungsi kompleks, memprakarsai studi mendalam tentang apa ang sekarang ini disebut topologi, dan dalam geometri memulai perkembangan ang memuncak 50 tahun kemudian dalam teori relativitas Einstein. Walaupun Newton dan Leibniz disebut sebagai penemu integral dan teorema dasar dari kalkulus integral, tetapi Riemanlah ang memberikan definisi modern tentang integral tentu. Yang kemudian untuk menghormatina disebut Integral Riemann. Konsep dasar Ada beberapa teorema dasar dalam Matematika, aitu: Teorema dasar aritmatika sebuah bilangan bulat dapat difaktorkan secara tunggal menjadi hasil kali dari bilangan-bilangan prima. Teorema dasar aljabar sebuah persamaan polinom derajat n tepat mempunai n penelesaian akar ), termasuk ang berulang. Teorema dasar kalkulus Teorema dasar kalkulus andaikan f kontinu karenana terintegralkan ) pada [a,b] dan andaikan F sebarang anti turunan dari f di atas, maka b a f ) d F b) F a) Munculna integral bermula dari operasi invers dalam matematika seperti: - penambahan dan pengurangan - perkalian dan pembagian - pemangkatan dan penarikan akar - pendiferensialan dan anti pendiferensialan 16

17 contoh: 1 Apabila 3 + maka d pendiferensialan ) 3 d Kita bisa membalik operasi di atas menjadi 1 3 d + c anti pendiferensialan ) 3 Kesimpulan Integral anti pendiferensialan ) sebetulna merupakan operasi balikan dari pendiferensialan. Konsep ini bermula dari adana fenomena operasi balikan dari matematika seperti penambahan/pengurangan, perkalian/pembagian, dsb. Rieman memberikan ide ang cukup kuat bagi Newton dan Leibniz ang kemudian melahirkan teorema dasar kalkulus. 17

18 Archimedes 87 1 BC ) Archimedes merupakan matematikawan terbesar dari zaman purbakala. Ia dikenal sebagai pencipta dan penemu praktis. Beberapa ciptaanna seperti sekrup Archimedes, model mekanis gerakan bulan dan planet, dan prinsip daa apung Archimedes. Tulisanna di bidang matematika dicurahkan ke bagian matematika ang sekarang dikenal sebagai kalkulus integral. Dengan memakai metode keletihan ia menjumlahkan sejumlah besaran-besaran ang sangat kecil. Sumbangan lainna adalah rumus luas lingkaran, luas dari potongan parabol, luas elips, volume dan luas permukaan bola, volume kerucut dan benda putar lain. Ia bahkan meminta kepada temanna agar di atas batu nisanna diletakkan sebuah bola berisi tabung berukir, ditulisi dengan hasil bagi volume bola dan tabung tersebut. Konsep dasar: Untuk menghormati keinginan Archimedes di saat terakhirna, kita akan membuat sebuah bola dengan tabung didalamna. Seandaina kita mempunai bola dengan jari-jari R dan tabung dengan jari-jari r maka kita akan mencari persamaan ang timbul dari kedua parameter tersebut. A C B 18

19 D Lihat segitiga ABC diatas: R r + h) R 0 C B R misalkan kita mempunai bola dengan R3 maka R 3 A r r + h) R 0 r + h) r 3h 0 3 r h 0 h 3 r h E ACCBRjari-jari bola DECRjari-jari tabung CDREtinggi tabung Maka: AC AD ER CB DE RB R R h h R r R r R h h 1 r R r R h) R r) hr apabila kita bandingkan volume bola dengan volume tabung seperti ang diminta oleh Archimedes ) maka kita akan dapatkan R rr hr + hr hr V V bola tabung 4 πr 3 π r h 4R 3r h kesimpulan Archimedes membuat suatu kontribusi penting di Yunani sekitar tahun 5 SM, lewat pemikiranna kita mengenal volume dan keliling sebuah lingkaran, volume dan luas kerucut dengan alas berbentuk ellips,volume dari semua bagian revolusi paraboloid dan sebagian untuk bagian revolusi hperboloid. 19

20 Leonard euler ) Lahir di dekat Basel, Swiss, ia belajar pada Johann Bernoulli dan telah menerbitkan makalah makalah pada usia 18 tahun. Pengarang matematika paling subur dalam sejarah. Ia memperkenalkan e sebagai bilangan dasar untuk logaritma asli. Kebutaan selama 17 tahun terakhir dari hidupna tidak menghambat karana. daa ingatna sangat luar biasa, ia mengetahui rumusrumus trigonometri dan analisis, ditambah banakna puisi dan seluruh aenid. Bahkan kabarna dia telah mengerjakan suatu perhitungan sampai 50 posisi decimal di kepalana. Konsep dasar Lewat pemikiran euler kita, dalam kalkulus kita bukan mengenal fungsi aljabar semata tetapi juga fungsi transenden. Fungsi transenden ini meliputi: fungsi logaritma, fungsi eksponen, fungsi trigonometri, fungsi hiperbol, dan fungsi invers. Lewat euler juga kita mengenal persamaan pertumbuhan dan peluluhan kt eksponensial aitu e o Sebagai contoh pada permulaan tahun 1975, penduduk dunia diperkirakan sebanak 4 milard. Menjelang tahun 000 menjadi 6,6 milard. Kita dapat meramalkan setelah berapa tahunkah lewat 1975, penduduk dunia akan mencapai 8 milard? Kita akan membandingkan fakta di lapangan dengan persamaan tersebut. Pada tahun 1975 kita akan mempunai k0,0198 dari pengamatan) dan 0 4 satuan milard ) berarti kita memiliki persamaan: 4e 0,0198t sehingga pada tahun 000, berarti t 5 kita dapat melihat bahwa 0,01985) 4e 6, 6milar apabila 8 milar maka kita akan memiliki persamaan 8 4e 0,0198t t 35tahun jadi kita dapat membuat estimasi bahwa setelah 35 tahun dari tahun 1975 ) penduduk dunia akan mencapai 8 milar. 0

21 Kesimpulan Di tangan euler, kalkulus menjadi sedemikian kompleks sehingga dapat memecahkan persoalan-persoalan ang melibatkan fungsi-fungsi transenden selain fungsi aljabar ). Kontribusi terbesar euler adalah pengenalan bilangan e ang pada akhirna banak dipakai dalam pertumbuhan dan peluruhan suatu unsur kimia, dan lewat fungsi eksponena kita dapat menemukan perhitungan bunga majemuk ang dipakai oleh bank-bank saat ini. 1

22 Johan Bernoulli ) johan dan saudarana Jacquess, setelah Newton dan Leibniz, merupakan perintisperintis terpenting dari kalkulus, keduana bersaing sengit satu sama lain. Bernoulli menangani semua jenis masalah dasar dalam kalkulus, termasuk titiktitik balik, panjang kurva, deret tak terhingga, dan teknik pengintegralan. Johan menulis buku ajar kalkulus ang pertama tahun 1691 dan 169, tetapi bagian tentang kalkulus integral tidak diterbitkan sampai tahun 174 dan tentang kalkulus diferensial sampai tahun 194. sebagai gantina pada tahun 1696, Hospital, mahasiswa Johan, menerbitkan naskah kalkulus ang pertama dengan bentuk ang diubah sedikit dari kara guruna. Pengaruh Johann ang paling baik dapat dilihat pada mahasiswana, Leonhadd Euler. Konsep dasar ub) uhv) ua) b vdu a b udv a b a b a udv u b) v b) u a) v a) udv [ uv] b a b a vdu b a vdu va) vb) Rumus di atas disebut sebagai integral parsial Kesimpulan Di tangan bernouli kita mengenal beberapa metode pengintegralan secara lebih mendalam. Lewat pemikiranna kita mengenal ang dinamakan metode pengintegralan dengan penggantian, pengintegralan parsial, pengintegralan trigonometri, dan pengintegralan fungsi rasional.

23 Guillaume F.A. de l Hospital ) Lahir dari orang tua bangsawan Prancis. Dengan sedikit bakat matematika dan banak uang, ia menunjang Johann Bernoulli untuk menerbitkan penemuanpenemuanna. Karana ang dikenal dengan nama Aturan l Hospital sebetulna merupakan kara Johann Bernoulli, hana saja Bernoulli tidak memiliki bukti untuk menuntutna. Sampai kemuidan pada tahun 1955, surat-surat antara Bernoulli dan l Hospital membenarkan tuntutan Bernoulli. Submangan l Hospital ang lain adalah buku pelajaran pertama tentang kalkulus differensial, ang diterbitakan tahun Konsep dasar Masih ingat Cauch ang menelesaikan limit dengan pendekatan aljabar ang kemudian kita sebut sebagai suatu metode ang sangat cerdik untuk menelesaikan bentuk tak tentu ) 1 1) + 1) lim lim lim + 1) 1 + 1) ) 1 L Hospital menerbitkan suatu buku ang berisi ang mengenalkan metode supercerdik untuk menelesaikan limit tak tentu ang disebut sebagai teorema L Hospital. f ) f ' ) lim lim g ) g' ) ang berarti soal di atas dapat diselesaikan sebagai berikut 1 lim lim sangat cerdik bukan! Kesimpulan Sebagai salah seorang murid Bernouli, L hospital boleh dikatakan sebagai murid ang tidak berbakti. Beberapa kara Bernouli diaku dan diterbitkan oleh L Hospital ang memang kaa dan beruntung. Kara orisinalna mungkin adalah tentang teori infinitesimal ang mengatakan bahwa jika dua besaran dibedakan suatu bilangan ang sangat kecil, mereka dapat dipandang sebagai sama. Oleh orang orang jenius seperti Newton, Leibniz, Bernouli, dan Euler ide ini digantikan oleh penemuan limit, tetapi ide ini kembali dihidupkan oleh cabang matematika baru saat ini ang disebut analisis tak baku. 3

24 APLIKASI Kasus: seorang konglomerat berencana untuk berinvestasi di kompleks perumahan Madu Kismo, pertimbanganna adalah kompleks tersebut berada di pinggir jalan ang ramai sehingga akan sangat strategis apabila dibangun ruko. Pihak kompleks perumahan Madu Kismo memberi harga kepada konglomerat tersebut sebagai berikut: Rp 5000 / m sisi horizontal dan Rp 000 / m sisi vertical, dan luas maimum ang bisa diambil adalah m Permasalahan: anda sebagai seorang consultant diminta untuk menentukan berapa ukuran tanah ang harus dia beli untuk meminimumkan harga belina. Solusi: Pertama kali ang anda lakukan adalah menggambarkan kasus tersebut sbb: JALAN RAYA L m Pihak Perumahan Madu Kismo memberikan harga Rp 5000 / m horizontal dan Rp 000 / m vertical, berarti biaa ang harus dikeluarkan oleh konglomerat tersebut dapat dituliskan sbb: B ) pihak perumahan Madu Kismo juga memberikan batasan bahwa luas tanah ang bisa diambil adalah m ang dapat dituliskan sbb: 4

25 ) kita akan memasukkan persamaan ) ke dalam persamaan 1) menjadi B B kita akan mencari titik stasioner persaman tersebut dengan mengikuti aturan B' ) ± 00 kita akan ambil 00 karena angka -00 tidak berarti ), dan akan melakukan test apakah nilai ini memang membuat Biaa menjadi minimum. Test bisa dilakukan dengan melakukan uji turunan kedua aitu apabila hasilna lebih dari nol berarti nilai itu adalah pembuat minimum ) B '' ) 50 3 lebih dari nol ) 00) 00 ternata setelah kita melakukan uji turunan kedua kita mendapatkan nilai ang lebih dari nol berarti memenuhi persaratan untuk pembuat minimum ) sehingga nilai 00 adalah pembuat minimum. Dengan memasukkan nilai ini ke persamaan ) kita mendapatkan 500. sehingga harga beli konglomerat tersebut dapat kita minimumkan dengan membeli 00 dan 500 ang berarti konglomerat tersebut harus meniapkan biaa sebesar B ) ) rupiah. Selamat anda bisa mengirimkan analisis ini ke konglomerat tersebut, dan jangan lupa anda meminta hak anda aitu komisi 10 % 5

26 Kasus: PT ANEKA TAMBANG berencana untuk membuat pipa ang menalurkan minak dari titik A sumber ) ke titik C perusahaan ) melewati hutan lebat. Seperti tertampil pada gambar dibawah ini. C 100 km 5 km HUTAN LEBAT B X A Pihak BOD Board of Director ) menginginkan pipa dari A ke C, akan melewati pinggir hutan AX) dan pada satu titik tertentu X) memotong hutan XC ). Dari pihat konstruksi sendiri menawarkan biaa Rp / km melewati pinggir hutan dan Rp / km memotong hutan. Permasalahan Kebetulan anda adalah analisis sstem di PT ANEKA TAMBANG, dan harus membuat presentasi ke BOD tentang biaa ang diperlukan untuk mengimplementasikan pipa tersebut dengan biaa minimum. Solusi: Pertama ang bisa anda lakukan adalah membuat persamaan untuk biaana dengan memperhatikan parameter parameter berikut: Misalkan BX maka AX 100 BX ) Lihat segititiga XBC: Teorema phthagoras mengatakan bahwa XB + BC XC + 5) XC XC + 5) ) dari persamaan 1) dan ) kita dapat menentukan biaa implementasi pipa adalah 6

27 B AC XC B ) ) B ) + 00 B dalam _ ribuan) + 65) 1/ untuk mencari nilai pembuat minimum kita lakukan uji turunan pertama B' ) ) ) ) 65 1/ ± 14, ) 1/ 100 1/ 0 1/ ) 0 kwadratkan _ kedua _ sisi) kita mendapatkan nilai 14, 43 dan dengan uji turunan kedua kita bisa membuktikan bahwa nilai ini adalah pembuat minimum B 14,43) > 0 ) berarti biaa minimum ang perlu dikeluarkan oleh PT ANEKA TAMBANG untuk implementasi pipa adalah B B ,43) + 00 B 1439 dalam _ ribuan) B dalam _ ribuan) 14, dalam _ ribuan) biaa minimum ang perlu dikeluarkan adalah Rp Bravo anda telah membuat analisis mengagumkan ang akan meningkatkan karier anda di perusahaan. 7

28 PENUTUP Buku BASIC CALCULUS FOR STUDENTS: mengenal kalkulus dengan pendekatan filosofis ini diharapkan dapat memberikan dasar wacana terhadap pelajaran matematika di SMA. Sehingga penampaian maupun penerapan materi menjadi lebih menenangkan dan tidak mematikan imaginasi maupun kreatifitas siswa maupun pengajar. Akhir kata Penghargaan tertinggi saa haturkan kepada Tuhan, mama, kakak, dan hone elfira sidharta. Selanjutna ucapan ucapkan terima kasih saa ucapkan kepada penerbit Gava Media, para guru, teman, dan murid-murid saa. Segala saran, kritik, dan masukan ang membangun bisa dilewatkan atau dengan mengirimkan ke DAFTAR PUSTAKA - Kalkulus dan Geometri Analitik: edisi keempat, jilid 1, Edwin Purcell, Dale Varberg, Erlangga, Jakarta - Aplied Mathematics for business, economics, and the social scince, 4 th edition, Frank S Budnic, McGraw Hill Inc, Sejarah Matematika Klasik dan modern, Salah Kaduri Haza s, Dastriningrum S, Ibnu Ngathoillah, UAD PRESS, 004 8

MAKALAH KALKULUS Integral Turunan Limit

MAKALAH KALKULUS Integral Turunan Limit MAKALAH KALKULUS Integral Turunan Limit KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunianya penulis dapat menyelesaiakan makalah ini tepat waktu

Lebih terperinci

FUNGSI TRIGONOMETRI, FUNGSI EKSPONENSIAL, dan FUNGSI LOGARITMA

FUNGSI TRIGONOMETRI, FUNGSI EKSPONENSIAL, dan FUNGSI LOGARITMA FUNGSI TRIGONOMETRI, FUNGSI EKSPONENSIAL, dan FUNGSI LOGARITMA Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kalkulus 1 Dosen Pengampu : Muhammad Istiqlal, M.Pd Disusun Oleh : 1. Sufi Anisa (23070160086)

Lebih terperinci

Matematikawan Abad XVII-XIX yang Membuat Perubahan. Hendra Gunawan 2016

Matematikawan Abad XVII-XIX yang Membuat Perubahan. Hendra Gunawan 2016 Matematikawan Abad XVII-XIX yang Membuat Perubahan Hendra Gunawan 2016 Galileo Galilei (1564-1642) Galileo Galilei adalah seorang astronom, fisikawan & matematikawan Italia yang terkenal dengan ucapannya

Lebih terperinci

PENDAHULUAN KALKULUS

PENDAHULUAN KALKULUS . BILANGAN REAL PENDAHULUAN KALKULUS Ada beberapa jenis bilangan ang telah kita kenal ketika di bangku sekolah. Bilangan-bilangan tersebut adalah bilangan asli, bulat, cacah, rasional, irrasional. Tahu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Latar Belakang Historis Fondasi dari integral pertama kali dideklarasikan oleh Cavalieri, seorang ahli matematika berkebangsaan Italia pada tahun 1635. Cavalieri menemukan bahwa

Lebih terperinci

BAB I. SISTEM KOORDINAT, NOTASI & FUNGSI

BAB I. SISTEM KOORDINAT, NOTASI & FUNGSI BAB I. SISTEM KRDINAT, NTASI & FUNGSI (Pertemuan ke 1 & 2) PENDAHULUAN Diskripsi singkat Pada bab ini akan dijelaskan tentang bilangan riil, sistem koordinat Cartesius, notasi-notasi ang sering digunakan

Lebih terperinci

yang tak terdefinisikan dalam arti keberadaannya tidak perlu didefinisikan. yang sejajar dengan garis yang diberikan tersebut.

yang tak terdefinisikan dalam arti keberadaannya tidak perlu didefinisikan. yang sejajar dengan garis yang diberikan tersebut. 3 Gariis Lurus Dalam geometri aksiomatik/euclide konsep garis merupakan salah satu unsur ang tak terdefinisikan dalam arti keberadaanna tidak perlu didefinisikan. Karakteristik suatu garis diberikan pada

Lebih terperinci

MODUL MATEMATIKA II. Oleh: Dr. Eng. LILYA SUSANTI

MODUL MATEMATIKA II. Oleh: Dr. Eng. LILYA SUSANTI MODUL MATEMATIKA II Oleh: Dr. Eng. LILYA SUSANTI DEPARTEMEN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL KATA PENGANTAR Puji sukur kehadirat Allah SWT

Lebih terperinci

TURUNAN DALAM RUANG DIMENSI-n

TURUNAN DALAM RUANG DIMENSI-n TURUNAN DALAM RUANG DIMENSI-n A. Fungsi Dua Variabel atau Lebih Dalam subbab ini, fungsi dua variabel atau lebih dikaji dari tiga sudut pandang: secara verbal (melalui uraian dalam kata-kata) secara aljabar

Lebih terperinci

Bab. Persamaan Garis Lurus. Pengertian Persamaan Garis Lurus Gradien Menentukan Persamaan Garis lurus

Bab. Persamaan Garis Lurus. Pengertian Persamaan Garis Lurus Gradien Menentukan Persamaan Garis lurus Bab Sumb er: Scien ce Enclopedia, 997 Persamaan Garis Lurus Dalam suatu perlombaan balap sepeda, seorang pembalap mengauh sepedana dengan kecepatan tetap. Setiap 5 detik, pembalap tersebut menempuh jarak

Lebih terperinci

Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I

Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I Oleh Hendra Gunawan, Ph.D. Departemen Matematika ITB Sasaran Belajar Setelah mempelajari materi Kalkulus Elementer I, mahasiswa diharapkan memiliki (terutama):

Lebih terperinci

Kalkulus II. Diferensial dalam ruang berdimensi n

Kalkulus II. Diferensial dalam ruang berdimensi n Kalkulus II Diferensial dalam ruang berdimensi n Minggu ke-9 DIFERENSIAL DALAM RUANG BERDIMENSI-n 1. Fungsi Dua Peubah atau Lebih 2. Diferensial Parsial 3. Limit dan Kekontinuan 1. Fungsi Dua Peubah atau

Lebih terperinci

Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Fungsi Dua Peubah

Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Fungsi Dua Peubah Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Fungsi Dua Peubah [MA114] Sistem Koordinat Kuadran II Kuadran I P(,) z P(,,z) Kuadran III Kuadran IV R (Bidang) Oktan 1 R 3 (Ruang) 7/6/007

Lebih terperinci

BAB I PRA KALKULUS. Nol. Gambar 1.1

BAB I PRA KALKULUS. Nol. Gambar 1.1 BAB I PRA KALKULUS. Sistem bilangan ril.. Bilangan ril Sistem bilangan ril adalah himpunan bilangan ril dan operasi aljabar aitu operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Biasana bilangan

Lebih terperinci

Bil Riil. Bil Irasional. Bil Bulat - Bil Bulat 0 Bil Bulat + maka bentuk umum bilangan kompleks adalah

Bil Riil. Bil Irasional. Bil Bulat - Bil Bulat 0 Bil Bulat + maka bentuk umum bilangan kompleks adalah ANALISIS KOMPLEKS Pendahuluan Bil Kompleks Bil Riil Bil Imaginer (khayal) Bil Rasional Bil Irasional Bil Pecahan Bil Bulat Sistem Bilangan Kompleks Bil Bulat - Bil Bulat 0 Bil Bulat + Untuk maka bentuk

Lebih terperinci

(A) 3 (B) 5 (B) 1 (C) 8

(A) 3 (B) 5 (B) 1 (C) 8 . Turunan dari f ( ) = + + (E) 7 + +. Turunan dari y = ( ) ( + ) ( ) ( + ) ( ) ( + ) ( + ) ( + ) ( ) ( + ) (E) ( ) ( + ) 7 5 (E) 9 5 9 7 0. Jika f ( ) = maka f () = 8 (E) 8. Jika f () = 5 maka f (0) +

Lebih terperinci

BAB I INTEGRAL TAK TENTU

BAB I INTEGRAL TAK TENTU BAB I INTEGRAL TAK TENTU TUJUAN PEMBELAJARAN: 1. Setelah mempelajari materi ini mahasiswa dapat menentukan pengertian integral sebagai anti turunan. 2. Setelah mempelajari materi ini mahasiswa dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

KALKULUS BAB I. PENDAHULUAN DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA

KALKULUS BAB I. PENDAHULUAN DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA KALKULUS BAB I. PENDAHULUAN DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA BAB I Bilangan Real dan Notasi Selang Pertaksamaan Nilai Mutlak Sistem Koordinat Cartesius dan Grafik Persamaan Bilangan Real dan Notasi Selang Bilangan

Lebih terperinci

ANALISA VARIABEL KOMPLEKS

ANALISA VARIABEL KOMPLEKS ANALISA VARIABEL KOMPLEKS Oleh: BUDI NURACHMAN, IR BAB I BILANGAN KOMPLEKS Dengan memiliki sistem bilangan real R saja kita tidak dapat menelesaikan persamaan +=0. Jadi disamping bilangan real kita perlu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas beberapa konsep dasar ang akan digunakan sebagai landasan berpikir seperti beberapa teorema dan definisi ang berkaitan dengan penelitian ini. Dengan begitu

Lebih terperinci

Bilangan Real. Modul 1 PENDAHULUAN

Bilangan Real. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Bilangan Real S PENDAHULUAN Drs. Soemoenar emesta pembicaraan Kalkulus adalah himpunan bilangan real. Jadi jika akan belajar kalkulus harus paham terlebih dahulu tentang bilangan real. Bagaimanakah

Lebih terperinci

Turunan Fungsi dan Aplikasinya

Turunan Fungsi dan Aplikasinya Bab 8 Sumber: www.duniacyber.com Turunan Fungsi dan Aplikasinya Setelah mempelajari bab ini, Anda harus mampu menggunakan konsep, sifat, dan aturan dalam perhitungan turunan fungsi; menggunakan turunan

Lebih terperinci

Fungsi Peubah Banyak. Modul 1 PENDAHULUAN

Fungsi Peubah Banyak. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Fungsi Peubah Banak Prof. Dr. Bambang Soedijono PENDAHULUAN D alam modul ini dibahas masalah Fungsi Peubah Banak. Dengan sendirina para pengguna modul ini dituntut telah menguasai pengertian mengenai

Lebih terperinci

yang tak terdefinisikan dalam arti keberadaannya tidak perlu didefinisikan.

yang tak terdefinisikan dalam arti keberadaannya tidak perlu didefinisikan. 3 Gariis Lurus Dalam geometri aksiomatik/euclide konsep garis merupakan salah satu unsur ang tak terdefinisikan dalam arti keberadaanna tidak perlu didefinisikan. Karakteristik suatu garis diberikan pada

Lebih terperinci

BAB 1 PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDER SATU

BAB 1 PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDER SATU BAB PERSAAA DIFERESIAL ORDER SATU PEDAHULUA Persamaan Diferensial adalah salah satu cabang ilmu matematika ang banak digunakan dalam memahami permasalahan-permasalahan di bidang fisika dan teknik Persamaan

Lebih terperinci

Kelompok Mata Kuliah : MKU Program Studi/Program : Teknik Tenaga Elektrik/S1 Status Mata Kuliah : Wajib Prasyarat : - : Aip Saripudin, M.T.

Kelompok Mata Kuliah : MKU Program Studi/Program : Teknik Tenaga Elektrik/S1 Status Mata Kuliah : Wajib Prasyarat : - : Aip Saripudin, M.T. DESKRIPSI MATA KULIAH TK-... Matematika Dasar: S1, 3 SKS, Semester I Mata kuliah ini merupakan kuliah dasar. Selesai mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan mampu memahami konsep-konsep matematika

Lebih terperinci

Kelompok Mata Kuliah : MKU Program Studi/Program : Pendidikan Teknik Elektro/S1 Status Mata Kuliah : Wajib Prasyarat : - : Aip Saripudin, M.T.

Kelompok Mata Kuliah : MKU Program Studi/Program : Pendidikan Teknik Elektro/S1 Status Mata Kuliah : Wajib Prasyarat : - : Aip Saripudin, M.T. DESKRIPSI MATA KULIAH TK-301 Matematika: S1, 3 SKS, Semester I Mata kuliah ini merupakan kuliah dasar. Selesai mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan mampu memahami konsep-konsep matematika dan

Lebih terperinci

BAB V. PENGGUNAAN TURUNAN

BAB V. PENGGUNAAN TURUNAN BAB V. PENGGUNAAN TURUNAN (Pertemuan ke 9 & 10) PENDAHULUAN Diskripsi singkat Pada bab ini ang dibahas adalah tentang nilai maksimum dan minimum, kemonotonan dan kean kurva, serta maksimum dan minimum

Lebih terperinci

Kelompok Mata Kuliah : MKU Program Studi/Program : Teknik Tenaga Elektrik/S1 Status Mata Kuliah : Wajib Prasyarat : - : Aip Saripudin, M.T.

Kelompok Mata Kuliah : MKU Program Studi/Program : Teknik Tenaga Elektrik/S1 Status Mata Kuliah : Wajib Prasyarat : - : Aip Saripudin, M.T. DESKIPSI MATA KULIAH EL-... Matematika Lanjut: S1, 3 SKS, Semester II Mata kuliah ini merupakan kuliah lanjut. Selesai mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan mampu memahami konsep-konsep matematika

Lebih terperinci

FUNGSI. Riri Irawati, M.Kom 3 sks

FUNGSI. Riri Irawati, M.Kom 3 sks FUNGSI Riri Irawati, M.Kom 3 sks Agenda 1. Sistem Koordinat Kartesius. Garis Lurus 3. Grafik persamaan Tujuan Agar mahasiswa dapat : Menggunakan sistem koordinat untuk menentukan titik-titik dan kurva-kurva.

Lebih terperinci

FUNGSI dan LIMIT. 1.1 Fungsi dan Grafiknya

FUNGSI dan LIMIT. 1.1 Fungsi dan Grafiknya FUNGSI dan LIMIT 1.1 Fungsi dan Grafiknya Fungsi : suatu aturan yang menghubungkan setiap elemen suatu himpunan pertama (daerah asal) tepat kepada satu elemen himpunan kedua (daerah hasil) fungsi Daerah

Lebih terperinci

KALKULUS 1 HADI SUTRISNO. Pendidikan Matematika STKIP PGRI Bangkalan. Hadi Sutrisno/P.Matematika/STKIP PGRI Bangkalan

KALKULUS 1 HADI SUTRISNO. Pendidikan Matematika STKIP PGRI Bangkalan. Hadi Sutrisno/P.Matematika/STKIP PGRI Bangkalan KALKULUS 1 HADI SUTRISNO 1 Pendidikan Matematika STKIP PGRI Bangkalan BAB I PENDAHULUAN A. Sistem Bilangan Real Untuk mempelajari kalkulus kita terlebih dahulu perlu memahami bahasan tentang sistem bilangan

Lebih terperinci

MAKALAH MATEMATIKA DASAR TURUNAN (DIFERENSIAL)

MAKALAH MATEMATIKA DASAR TURUNAN (DIFERENSIAL) MAKALAH MATEMATIKA DASAR TURUNAN (DIFERENSIAL) KATA PENGANTAR Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah

Lebih terperinci

MATEMATIKA INDUSTRI 1 RESUME INTEGRAL DAN APLIKASI

MATEMATIKA INDUSTRI 1 RESUME INTEGRAL DAN APLIKASI MATEMATIKA INDUSTRI 1 RESUME INTEGRAL DAN APLIKASI Nama : Syifa Robbani NIM : 125100301111002 Dosen Kelas : Nimas Mayang Sabrina S., STP, MP, MSc : L Nimas Nimas Mayang Sabrina S., STP, MP, MSc Mayang

Lebih terperinci

KALKULUS DIFERENSIAL DAN INTEGRAL OLEH FERMAT. Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Mataram

KALKULUS DIFERENSIAL DAN INTEGRAL OLEH FERMAT. Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Mataram ISSN 1907-1744 KALKULUS DIFERENSIAL DAN INTEGRAL OLEH FERMAT Laila Hayati 1 dan Mamika Ujianita Romdhini 2 Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Mataram Program Studi Matematika FMIPA Universitas

Lebih terperinci

2 Akar Persamaan NonLinear

2 Akar Persamaan NonLinear 2 Akar Persamaan NonLinear Beberapa metoda untuk mencari akar ang telah dikenal adalah dengan memfaktorkan atau dengan cara Horner Sebagai contoh, untuk mencari akar dari persamaan 2 6 = 0 ruas kiri difaktorkan

Lebih terperinci

BAB VIII BENTUK-BENTUK TAKTENTU

BAB VIII BENTUK-BENTUK TAKTENTU BAB VIII BENTUK-BENTUK TAKTENTU (Pertemuan ke 14) PENDAHULUAN Diskripsi singkat Pada bab ini yang dibahas adalah tentang bentuk-bentuk tak tentu, yaitu:, 0., -,.. Limit-limit tersebut tak dapat diselesaikan

Lebih terperinci

Silabus. 1 Sistem Bilangan Real. 2 Fungsi Real. 3 Limit dan Kekontinuan. Kalkulus 1. Arrival Rince Putri. Sistem Bilangan Real.

Silabus. 1 Sistem Bilangan Real. 2 Fungsi Real. 3 Limit dan Kekontinuan. Kalkulus 1. Arrival Rince Putri. Sistem Bilangan Real. Silabus 1 2 3 Referensi E. J. Purcell, D. Varberg, and S. E. Rigdon, Kalkulus, Jilid 1 Edisi Kedelapan, Erlangga, 2003. Penilaian 1 Ujian Tengah Semester (UTS) : 30 2 Ujian Akhir Semester (UAS) : 20 3

Lebih terperinci

MATEMATIKA TURUNAN FUNGSI

MATEMATIKA TURUNAN FUNGSI MATEMATIKA TURUNAN FUNGSI lim h 0 f ( x h) f( x) h KELAS : XII IIS SEMESTER GANJIL SMA Santa Angela Bandung Tahun Pelajaran 017/018 XII IIS Semester 1 Tahun Pelajaran 017/018 PENGANTAR : TURUNAN FUNGSI

Lebih terperinci

Pertemuan Minggu ke Bidang Singgung, Hampiran 2. Maksimum dan Minimum 3. Metode Lagrange

Pertemuan Minggu ke Bidang Singgung, Hampiran 2. Maksimum dan Minimum 3. Metode Lagrange Pertemuan Minggu ke-11 1. Bidang Singgung, Hampiran 2. Maksimum dan Minimum 3. Metode Lagrange 1. BIDANG SINGGUNG, HAMPIRAN Tujuan mempelajari: memperoleh persamaan bidang singgung terhadap permukaan z

Lebih terperinci

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 36

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 36 Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 36 Irisan Kerucut animation 1 animation 2 Irisan kerucut adalah kurva ang terbentuk dari perpotongan antara sebuah kerucut dengan bidang datar. Kurva irisan ini

Lebih terperinci

Soal UN 2009 Materi KISI UN 2010 Prediksi UN 2010

Soal UN 2009 Materi KISI UN 2010 Prediksi UN 2010 PREDIKSI UN 00 SMA IPA BAG. (Berdasar buku terbitan Istiyanto: Bank Soal Matematika-Gagas Media) Logika Matematika Soal UN 009 Materi KISI UN 00 Prediksi UN 00 Menentukan negasi pernyataan yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan (Trianto, 2014: 1). Sejalan dengan pendapat tersebut, Trianto (2014:

Lebih terperinci

Kelompok Mata Kuliah : MKU Program Studi/Program : Pendidikan Teknik Elektro/S1 Status Mata Kuliah : Wajib. : Aip Saripudin, M.T.

Kelompok Mata Kuliah : MKU Program Studi/Program : Pendidikan Teknik Elektro/S1 Status Mata Kuliah : Wajib. : Aip Saripudin, M.T. DESKIPSI MATA KULIAH EL-121 Matematika Teknik I: S1, 3 SKS, Semester II Mata kuliah ini merupakan kuliah lanjut. Selesai mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan mampu memahami konsep-konsep matematika

Lebih terperinci

Fungsi F disebut anti turunan (integral tak tentu) dari fungsi f pada himpunan D jika. F (x) = f(x) dx dan f (x) dinamakan integran.

Fungsi F disebut anti turunan (integral tak tentu) dari fungsi f pada himpunan D jika. F (x) = f(x) dx dan f (x) dinamakan integran. 4 INTEGRAL Definisi 4.0. Fungsi F disebut anti turunan (integral tak tentu) dari fungsi f pada himpunan D jika untuk setiap D. F () f() Fungsi integral tak tentu f dinotasikan dengan f ( ) d dan f () dinamakan

Lebih terperinci

ISTIYANTO.COM. memenuhi persamaan itu adalah B. 4 4 C. 4 1 PERBANDINGAN KISI-KISI UN 2009 DAN 2010 SMA IPA

ISTIYANTO.COM. memenuhi persamaan itu adalah B. 4 4 C. 4 1 PERBANDINGAN KISI-KISI UN 2009 DAN 2010 SMA IPA PERBANDINGAN KISI-KISI UN 009 DAN 00 SMA IPA Materi Logika Matematika Kemampuan yang diuji UN 009 UN 00 Menentukan negasi pernyataan yang diperoleh dari penarikan kesimpulan Menentukan negasi pernyataan

Lebih terperinci

Respect, Professionalism, & Entrepreneurship. Mata Kuliah : Kalkulus Kode : CIV Turunan. Pertemuan 3, 4, 5, 6, 7

Respect, Professionalism, & Entrepreneurship. Mata Kuliah : Kalkulus Kode : CIV Turunan. Pertemuan 3, 4, 5, 6, 7 Mata Kuliah : Kalkulus Kode : CIV - 101 SKS : 3 SKS Turunan Pertemuan 3, 4, 5, 6, 7 Kemampuan Akhir ang Diharapkan Mahasiswa mampu : - menjelaskan arti turunan ungsi - mencari turunan ungsi - menggunakan

Lebih terperinci

(D) 2 x < 2 atau x > 2 (E) x > Kurva y = naik pada

(D) 2 x < 2 atau x > 2 (E) x > Kurva y = naik pada f =, maka fungsi f naik + 1 pada selang (A), 0 (D), 1. Jika ( ) (B) 0, (E) (C),,. Persamaan garis singgung kurva lurus + = 0 adalah (A) + = 0 (B) + = 0 (C) + + = 0 (D) + = 0 (E) + + = 0 = ang sejajar dengasn

Lebih terperinci

Geometri di Bidang Euclid

Geometri di Bidang Euclid Modul 1 Geometri di Bidang Euclid Dr. Wono Setya Budhi G PENDAHULUAN eometri merupakan ilmu pengetahuan yang sudah lama, mulai dari ribuan tahun yang lalu. Berpikir secara geometris dari satu bentuk ke

Lebih terperinci

INTEGRAL ( MAT ) Disusun Oleh : Drs. Pundjul Prijono. Nip PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS PENDIDIKAN

INTEGRAL ( MAT ) Disusun Oleh : Drs. Pundjul Prijono. Nip PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS PENDIDIKAN MODUL MATEMATIKA INTEGRAL ( MAT 12.1.1 ) Disusun Oleh : Drs. Pundjul Prijono Nip. 19580117.198101.1.003 PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 6 Jalan Mayjen Sungkono No. 58 Telp. (0341) 752036

Lebih terperinci

ANALISIS VARIABEL REAL 2

ANALISIS VARIABEL REAL 2 2012 ANALISIS VARIABEL REAL 2 www.alfirosyadi.wordpress.com UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 1/1/2012 IDENTITAS MAHASISWA NAMA : NIM : KELAS : KELOMPOK : 2 PENDAHULUAN Modul ini disusun untuk membantu mahasiswa

Lebih terperinci

Respect, Professionalism, & Entrepreneurship. Pengantar Kalkulus. Pertemuan - 1

Respect, Professionalism, & Entrepreneurship. Pengantar Kalkulus. Pertemuan - 1 Mata Kuliah Kode SKS : Kalkulus : CIV-101 : 3 SKS Pengantar Kalkulus Pertemuan - 1 Kemampuan Akhir ang Diharapkan : Mahasiswa mampu menjelaskan sistem bilangan real Mahasiswa mampu menelesaikan pertaksamaan

Lebih terperinci

BAB I SISTEM KOORDINAT

BAB I SISTEM KOORDINAT BAB I SISTEM KOORDINAT 1.1 Sistem Koordinat Sistem koordinat adalah suatu cara ang digunakan untuk menentukan letak suatu titik pada bidang ( R ) atau ruang ( R ). Beberapa macam sistem koordinat ang kita

Lebih terperinci

INTEGRAL ( MAT ) Disusun Oleh : Drs. Pundjul Prijono. Nip PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS PENDIDIKAN

INTEGRAL ( MAT ) Disusun Oleh : Drs. Pundjul Prijono. Nip PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS PENDIDIKAN MODUL MATEMATIKA INTEGRAL ( MAT 12.1.1 ) Disusun Oleh : Drs. Pundjul Prijono Nip. 19580117.198101.1.003 PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 6 Jalan Mayjen Sungkono No. 58 Telp. (0341) 752036

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Dua orang Perancis telah berjasa untuk gagasan tentang sistem koordinat. Pieree Fermat adalah seorang pengacara yang menggemari matematika. Pada tahun 169 dia menulis

Lebih terperinci

LIMIT DAN KEKONTINUAN

LIMIT DAN KEKONTINUAN LIMIT DAN KEKONTINUAN Departemen Matematika FMIPA IPB Bogor, 2012 (Departemen Matematika FMIPA IPB) Kalkulus I Bogor, 2012 1 / 37 Topik Bahasan 1 Limit Fungsi 2 Hukum Limit 3 Kekontinuan Fungsi (Departemen

Lebih terperinci

Pertemuan Minggu ke Keterdiferensialan 2. Derivatif berarah dan gradien 3. Aturan rantai

Pertemuan Minggu ke Keterdiferensialan 2. Derivatif berarah dan gradien 3. Aturan rantai Pertemuan Minggu ke-10 1. Keterdiferensialan 2. Derivatif berarah dan gradien 3. Aturan rantai 1. Keterdiferensialan Pada fungsi satu peubah, keterdiferensialan f di x berarti keujudan derivatif f (x).

Lebih terperinci

INTEGRAL PARSIAL DENGAN TEKNIK TURIN. Mintarjo SMK Negeri 2 Gedangsari Gunungkidul

INTEGRAL PARSIAL DENGAN TEKNIK TURIN. Mintarjo SMK Negeri 2 Gedangsari Gunungkidul INTEGRAL PARSIAL DENGAN TEKNIK TURIN Mintarjo SMK Negeri Gedangsari Gunungkidul email : tarjamint@gmailcom Abstrak Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang memiliki sifat universal Salah satu cabang

Lebih terperinci

RPS MATA KULIAH KALKULUS 1B

RPS MATA KULIAH KALKULUS 1B RPS MATA KULIAH KALKULUS 1B CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH: 1. Mempunyai pengetahuan dibidang matematika, statistika, komputasi (algoritma), dan pengetahuan dasar dalam menyelesaikan permasalahan dibidang

Lebih terperinci

SILABUS MATAKULIAH. Revisi : 2 Tanggal Berlaku : September Indikator Pokok Bahasan/Materi Strategi Pembelajaran

SILABUS MATAKULIAH. Revisi : 2 Tanggal Berlaku : September Indikator Pokok Bahasan/Materi Strategi Pembelajaran SILABUS MATAKULIAH Revisi : 2 Tanggal Berlaku : September 2014 A. Identitas 1. Nama Matakuliah : A11. 54101 / Kalkulus I 2. Program Studi : Teknik Informatika-S1 3. Fakultas : Ilmu Komputer 4. Bobot sks

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) Mata Kuliah Kode Mata Kuliah SKS Durasi Pertemuan Pertemuan ke : Kalkulus : TSP-102 : 3 (tiga) : 150 menit : 1 (Satu) A. Kompetensi: a. Umum : Mahasiswa dapat menggunakan

Lebih terperinci

KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN MATEMATIKA PEMINATAN TP 2015 / 2016

KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN MATEMATIKA PEMINATAN TP 2015 / 2016 KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN MATEMATIKA PEMINATAN TP 2015 / 2016 Nama Sekolah : SMA NEGERI 56 JAKARTA Mata Pelajaran : MATEMATIKA PEMINATAN Kurikulum : KUR 2013 MATERI KELAS X P1 P2 P3 mor 1. Menganalisis

Lebih terperinci

Turunan Fungsi. h asalkan limit ini ada.

Turunan Fungsi. h asalkan limit ini ada. Turunan Fungsi q Definisi Turunan Fungsi Misalkan fungsi f terdefinisi pada selang terbuka I yang memuat a. Turunan pertama fungsi f di =a ditulis f (a) didefinisikan dengan f ( a h) f ( a) f '( a) lim

Lebih terperinci

INTEGRAL. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com. Integral tak tentu Fungsi aljabar Derivatif Antiderivatif A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR

INTEGRAL. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com. Integral tak tentu Fungsi aljabar Derivatif Antiderivatif A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR Bab INTEGRAL A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR Kompetensi Dasar Setelah mengikuti pembelajaran integral siswa mampu:. Mampu mentransformasi diri dalam berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah,

Lebih terperinci

Matematika I: APLIKASI TURUNAN. Dadang Amir Hamzah. Dadang Amir Hamzah Matematika I Semester I / 70

Matematika I: APLIKASI TURUNAN. Dadang Amir Hamzah. Dadang Amir Hamzah Matematika I Semester I / 70 Matematika I: APLIKASI TURUNAN Dadang Amir Hamzah 2015 Dadang Amir Hamzah Matematika I Semester I 2015 1 / 70 Outline 1 Maksimum dan Minimum Dadang Amir Hamzah Matematika I Semester I 2015 2 / 70 Outline

Lebih terperinci

Matematika Teknik 1, Bab 3 BAB III LIMIT. (Pertemuan ke 4)

Matematika Teknik 1, Bab 3 BAB III LIMIT. (Pertemuan ke 4) BAB III LIMIT (Pertemuan ke 4) PENDAHULUAN Diskripsi singkat Pada bab ini dibahas tentang limit, antara lain mengenai pengertian limit secara intuisi/tak formal, pengertian persis tentang limit, pengkajian

Lebih terperinci

Bagian 7 Koordinat Kutub

Bagian 7 Koordinat Kutub Bagian 7 Koordinat Kutub Bagian 7 Koordinat Kutub mempelajari bagaimana teknik integrasi yang telah Anda pelajari dalam bagian sebelumnya dapat digunakan untuk menyelesaikan soal yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

Implementasi Metode Jumlah Riemann untuk Mendekati Luas Daerah di Bawah Kurva Suatu Fungsi Polinom dengan Divide and Conquer

Implementasi Metode Jumlah Riemann untuk Mendekati Luas Daerah di Bawah Kurva Suatu Fungsi Polinom dengan Divide and Conquer Implementasi Metode Jumlah Riemann untuk Mendekati Luas Daerah di Bawah Kurva Suatu Fungsi Polinom dengan Divide and Conquer Dewita Sonya Tarabunga - 13515021 Program Studi Tenik Informatika Sekolah Teknik

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN SATUAN ACARA 1. PROGRAM STUDI : Pendidikan Matematika/Matematika 2. MATA KULIAH/KODE/SEMESTER : Kalkulus II/MT 307/2 3. PRASYARAT : Kalkulus I 4. JENJANG / SKS : S1/3 SKS 5. LOMPOK MATA KULIAH : Matakuliah

Lebih terperinci

INTEGRAL MATERI 12 IPS ( MAT ) Disusun Oleh : Drs. Pundjul Prijono. Nip PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS PENDIDIKAN

INTEGRAL MATERI 12 IPS ( MAT ) Disusun Oleh : Drs. Pundjul Prijono. Nip PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS PENDIDIKAN MODUL MATEMATIKA INTEGRAL MATERI 12 IPS ( MAT 12.1.1 ) Disusun Oleh : Drs. Pundjul Prijono Nip. 19580117.198101.1.003 PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 6 Jalan Mayjen Sungkono No. 58 Telp.

Lebih terperinci

MAKALAH SISTEM TRANSFORMASI KOORDINAT 2 DIMENSI DISUSUN OLEH : HERA RATNAWATI 16/395027/TK/44319

MAKALAH SISTEM TRANSFORMASI KOORDINAT 2 DIMENSI DISUSUN OLEH : HERA RATNAWATI 16/395027/TK/44319 MAKALAH SISTEM TRANSFORMASI KOORDINAT DIMENSI DISUSUN OLEH : HERA RATNAWATI 16/9507/TK/19 DEPARTEMEN TEKNIK GEODESI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA 017 1 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat

Lebih terperinci

APLIKASI INTEGRAL DALAM MENGHITUNG BANYAK POLUTAN YANG MASUK KE DALAM EKOSISTEM

APLIKASI INTEGRAL DALAM MENGHITUNG BANYAK POLUTAN YANG MASUK KE DALAM EKOSISTEM APLIKASI INTEGRAL DALAM MENGHITUNG BANYAK POLUTAN YANG MASUK KE DALAM EKOSISTEM KALKULUS I Oleh Reyka Bella Desvandai 121810101080 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

MATEMATIKA TURUNAN FUNGSI

MATEMATIKA TURUNAN FUNGSI MATEMATIKA TURUNAN FUNGSI lim h 0 f ( x h) f( x) h KELAS : XI MIA SEMESTER : (DUA) SMA Santa Angela Bandung Tahun Pelajaran 06-07 XI MIA Semester Tahun Pelajaran 06 07 PENGANTAR : TURUNAN FUNGSI Modul

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN 1. PROGRAM STUDI : Pendidikan Matematika 2. MATA KULIAH/KODE/SEMESTER : Kalkulus I 3. PRASYARAT : -- 4. JENJANG / SKS : S1/3 SKS 5. LOMPOK MATA KULIAH : MPK / MPB / MKK/ MKB/ MBB

Lebih terperinci

Bagian 2 Turunan Parsial

Bagian 2 Turunan Parsial Bagian Turunan Parsial Bagian Turunan Parsial mempelajari bagaimana teknik dierensiasi diterapkan untuk ungsi dengan dua variabel atau lebih. Teknik dierensiasi ini tidak hana akan diterapkan untuk ungsi-ungsi

Lebih terperinci

GEOMETRI ANALITIK BIDANG DAN RUANG. sofyan mahfudy-iain Mataram

GEOMETRI ANALITIK BIDANG DAN RUANG. sofyan mahfudy-iain Mataram GEOMETRI ANALITIK BIDANG DAN RUANG PERKENALAN Nama : Sofyan Mahfudy Tempat tgl lahir : Pacitan, 29 Maret 1985 Status : Menikah Pendidikan : Universitas Muhammadiyah Surakarta dan Universitas Sebelas Maret

Lebih terperinci

Kalkulus: Fungsi Satu Variabel Oleh: Prayudi Editor: Kartono Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2006 Hak Cipta 2005 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN INTEGRAL. 1. Menghitung luas suatu daerah yang dibatasi oleh kurva dan sumbu-sumbu koordinat. 2. Menghitung volume benda putar.

PENGGUNAAN INTEGRAL. 1. Menghitung luas suatu daerah yang dibatasi oleh kurva dan sumbu-sumbu koordinat. 2. Menghitung volume benda putar. PENGGUNAAN INTEGRA 1. Menghitung luas suatu daerah ang dibatasi oleh kurva dan sumbu-sumbu koordinat.. Menghitung volume benda putar. 9 uas daerah di bawah kurva Volume benda putar ang diputar mengelilingi

Lebih terperinci

AB = AB = ( ) 2 + ( ) 2

AB = AB = ( ) 2 + ( ) 2 Nama Siswa Kelas LEMBAR AKTIVITAS SISWA HUBUNGAN ANTAR GARIS Titik Tengah Sebuah Segmen Garis : : Kompetensi Dasar (KURIKULUM 2013): 3.10 Menganalisis sifat dua garis sejajar dan saling tegak lurus dan

Lebih terperinci

KALKULUS INTEGRAL 2013

KALKULUS INTEGRAL 2013 KALKULUS INTEGRAL 0 PENDAHULUAN A. DESKRIPSI MATA KULIAH Isi pokok mata kuliah ini memuat pemahaman tentang: () Anti turunan: pengertian anti turunan, teorema-teorema, dan teknik anti turunan, () Integral

Lebih terperinci

BAB 2. FUNGSI & GRAFIKNYA

BAB 2. FUNGSI & GRAFIKNYA . Fungsi BAB. FUNGSI & GRAFIKNYA Seara intuitif, kita pandang sebagai fungsi dari jika terdapat aturan dimana nilai (tunggal) mengkait nilai. Contoh:. a. 5 b. Definisi: Suatu fungsi adalah suatu himpunan

Lebih terperinci

Respect, Professionalism, & Entrepreneurship. Mata Kuliah : Mekanika Bahan Kode : TSP 205. Analisis Penampang. Pertemuan 4, 5, 6

Respect, Professionalism, & Entrepreneurship. Mata Kuliah : Mekanika Bahan Kode : TSP 205. Analisis Penampang. Pertemuan 4, 5, 6 Mata Kuliah : Mekanika Bahan Kode : TSP 05 SKS : SKS nalisis Penampang Pertemuan 4, 5, 6 TU : Mahasiswa dapat menghitung properti dasar penampang, seperti luas, momen statis, momen inersia TK : Mahasiswa

Lebih terperinci

Fakultas Teknik UNY Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif INTEGRASI FUNGSI. 0 a b X A. b A = f (X) dx a. Penyusun : Martubi, M.Pd., M.T.

Fakultas Teknik UNY Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif INTEGRASI FUNGSI. 0 a b X A. b A = f (X) dx a. Penyusun : Martubi, M.Pd., M.T. Kode Modul MAT. TKF 20-03 Fakultas Teknik UNY Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif INTEGRASI FUNGSI Y Y = f (X) 0 a b X A b A = f (X) dx a Penyusun : Martubi, M.Pd., M.T. Sistem Perencanaan Penyusunan Program

Lebih terperinci

SISTEM BILANGAN RIIL DAN FUNGSI

SISTEM BILANGAN RIIL DAN FUNGSI SISTEM BILANGAN RIIL DAN FUNGSI Matematika Juni 2016 Dosen : Dadang Amir Hamzah MATEMATIKA Juni 2016 1 / 67 Outline 1 Sistem Bilangan Riil Dosen : Dadang Amir Hamzah MATEMATIKA Juni 2016 2 / 67 Outline

Lebih terperinci

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH TAHUN 2016

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH TAHUN 2016 KISI-KISI UJIAN SEKOLAH TAHUN 2016 MATA PELAJARAN : MATEMATIKA WAJIB Penyusun : Team MGMP Matematika JENJANG : SMA SMA DKI Jakarta KURIKULUM : Kurikulum 2013 No Urut Kompetensi Dasar Bahan Kls/Smt Materi

Lebih terperinci

Persamaan Diferensial Orde Satu

Persamaan Diferensial Orde Satu Modul Persamaan Diferensial Orde Satu P PENDAHULUAN Prof. SM. Nababan, Ph. ersamaan Diferensial (PD) adalah salah satu cabang matematika ang banak digunakan untuk menjelaskan masalah-masalah fisis. Masalahmasalah

Lebih terperinci

Melukis Grafik Irisan Kerucut Tanpa Transformasi Sumbu-sumbu Koordinat

Melukis Grafik Irisan Kerucut Tanpa Transformasi Sumbu-sumbu Koordinat JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA VOLUME NOMOR JANUARI 0 Melukis Grafik Irisan Kerucut Tanpa Transformasi Sumbu-sumbu Koordinat La Arapu (Lektor pada Program Pendidikan Matematika FKIP Universitas Haluoleo)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Ilmu pengetahuan merupakan hal yang mengalami perkembangan secara terus-menerus. Diantaranya teori integral yaitu ilmu bidang matematika analisis yang

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UJIAN SEKOLAH SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)

KISI-KISI SOAL UJIAN SEKOLAH SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) 0 KISI-KISI UJIAN SEKOLAH SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) MATA PELAJARAN : MATEMATIKA KELAS : XII KELOMPOK : TEKNOLOGI, PERTANIAN DAN KESEHATAN BENTUK & JMl : PILIHAN GANDA = 35 DAN URAIAN = 5 WAKTU :

Lebih terperinci

SRI REDJEKI KALKULUS I

SRI REDJEKI KALKULUS I SRI REDJEKI KALKULUS I KLASIFIKASI BILANGAN RIIL n Bilangan yang paling sederhana adalah bilangan asli : n 1, 2, 3, 4, 5,. n n Bilangan asli membentuk himpunan bagian dari klas himpunan bilangan yang lebih

Lebih terperinci

= + atau = - 2. TURUNAN 2.1 Definisi Turunan fungsi f adalah fungsi yang nilainya di setiap bilangan sebarang c di dalam D f diberikan oleh

= + atau = - 2. TURUNAN 2.1 Definisi Turunan fungsi f adalah fungsi yang nilainya di setiap bilangan sebarang c di dalam D f diberikan oleh JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FPMIPA-UPI BANDUNG HAND OUT TURUNAN DAN DIFERENSIASI OLEH: FIRDAUS-UPI 0716 1. GARIS SINGGUNG 1.1 Definisi Misalkan fungsi f kontinu di c. Garis singgung ( tangent line )

Lebih terperinci

Arief Ikhwan Wicaksono, S.Kom, M.Cs

Arief Ikhwan Wicaksono, S.Kom, M.Cs Arief Ikhwan Wicaksono, S.Kom, M.Cs ariefikhwanwicaksono@gmail.com masawik.blogspot.com @awik1212 Kalkulus (Bahasa Latin: calculus, artinya "batu kecil", untuk menghitung) adalah cabang ilmu matematika

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER Program Studi: Statistika Fakultas: Sains dan Matematika Mata Kuliah: Kalkulus I Kode: AST21-312 SKS: 3 Sem: I Dosen Pengampu: Drs. Agus Rusgiyono, M.Si., Sutrisno, S.Si,

Lebih terperinci

BAGIAN KEDUA. Fungsi, Limit dan Kekontinuan, Turunan

BAGIAN KEDUA. Fungsi, Limit dan Kekontinuan, Turunan BAGIAN KEDUA Fungsi, Limit dan Kekontinuan, Turunan 51 52 Hendra Gunawan Pengantar Analisis Real 53 6. FUNGSI 6.1 Fungsi dan Grafiknya Konsep fungsi telah dipelajari oleh Gottfried Wilhelm von Leibniz

Lebih terperinci

Bagian 1 Sistem Bilangan

Bagian 1 Sistem Bilangan Bagian 1 Sistem Bilangan Dalam bagian 1 Sistem Bilangan kita akan mempelajari berbagai jenis bilangan, pemakaian tanda persamaan dan pertidaksamaan, menggambarkan himpunan penyelesaian pada selang bilangan,

Lebih terperinci

Unit 2 KONSEP DASAR ALJABAR. Clara Ika Sari Pendahuluan

Unit 2 KONSEP DASAR ALJABAR. Clara Ika Sari Pendahuluan Unit KONSEP DASAR ALJABAR Clara Ika Sari Pendahuluan P ada unit ini kita akan mempelajari beberapa konsep dasar dalam aljabar seperti persamaan dan pertidaksamaan ang berbentuk linear dan kuadrat, serta

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham. Integral dan Persamaan Diferensial

Sudaryatno Sudirham. Integral dan Persamaan Diferensial Sudaratno Sudirham Integral dan Persamaan Diferensial Bahan Kuliah Terbuka dalam format pdf tersedia di www.buku-e.lipi.go.id dalam format pps beranimasi tersedia di www.ee-cafe.org Bahasan akan mencakup

Lebih terperinci

09. Mata Pelajaran Matematika A. Latar Belakang B. Tujuan

09. Mata Pelajaran Matematika A. Latar Belakang B. Tujuan 09. Mata Pelajaran Matematika A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab II ini dibahas teori-teori pendukung yang digunakan untuk pembahasan selanjutnya yaitu tentang Persamaan Nonlinier, Metode Newton, Aturan Trapesium, Rata-rata Aritmatik dan

Lebih terperinci

KALKULUS BAB II FUNGSI, LIMIT, DAN KEKONTINUAN. DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA Universitas Indonesia

KALKULUS BAB II FUNGSI, LIMIT, DAN KEKONTINUAN. DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA Universitas Indonesia KALKULUS BAB II FUNGSI, LIMIT, DAN KEKONTINUAN DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA Universitas Indonesia BAB II. FUNGSI, LIMIT, DAN KEKONTINUAN Fungsi dan Operasi pada Fungsi Beberapa Fungsi Khusus Limit dan Limit

Lebih terperinci