PENYUSUNAN APBD BERBASIS KINERJA
|
|
- Suryadi Budiono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 179 PENYUSUNAN APBD BERBASIS KINERJA Rolly Yandra dan Endang Sutrisna FISIP Universitas Riau, Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru Abstract: Making APBD Based Performance. This study aims to empirically examine and analyze whether the commitment factor of all components of the organization, improve system administration, sufficient resources, rewards are clear and the penalties / sanctions (punishment) that affect firm performance-based APBD in Siak. To test the hypothesis of the influence of all components of the organization's commitments, improving administrative systems, sufficient resources, rewards are clear and the penalties/sanctions that affect firm performance-based APBD simultaneously and used partial F test and t test. Results of this study demonstrate that the commitment of all components of the organization, improve system administration, sufficient resources, rewards are clear and the penalties/sanctions which expressly simultaneously significant effect on the performance-based APBD. In partial commitment of all components of the organization, completion of system administration, sufficient resources are not significantly influence the performance-based APBD, while the reward and punishment variables significantly influence the performance-based APBD. Abstrak: Penyusunan APBD Berbasis Kinerja. Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris dan menganalisis apakah faktor komitmen dari seluruh komponen organisasi, penyempurnaan sistem administrasi, sumber daya yang cukup, penghargaan yang jelas dan hukuman/ sanksi yang tegas berpengaruh terhadap APBD berbasis kinerja di Kabupaten Siak. Untuk menguji hipotesis pengaruh komitmen dari seluruh komponen organisasi, penyempurnaan sistem administrasi, sumber daya yang cukup, penghargaan yang jelas dan hukuman/sanksi yang tegas berpengaruh terhadap APBD berbasis kinerja secara simultan dan parsial digunakan uji F dan uji t. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa komitmen dari seluruh komponen organisasi, penyempurnaan sistem administrasi, sumber daya yang cukup, penghargaan yang jelas dan hukuman/ sanksi yang tegas secara simultan berpengaruh signifikan terhadap APBD berbasis kinerja. Secara parsial variabel komitmen dari seluruh komponen organisasi, penyempurnaan sistem administrasi, sumber daya yang cukup tidak berpengaruh signifikan terhadap APBD berbasis kinerja, sedangkan variabel reward and punishment berpengaruh signifikan terhadap penyusunan APBD berbasis kinerja. Kata Kunci: komitmen organisasi, sistem administrasi, APBD berbasis kinerja PENDAHULUAN. Sebelum adanya Undang-undang Otonomi Daerah yang ditandai dengan hadirnya UU No. 22 Tahun 1999 dan UU No. 25 Tahun 1999 yang kemudian diganti dengan UU No. 32 Tahun 2004 dan UU No. 33 Tahun 2004, ternyata sistem penatausahaan pembiayaan daerah sudah menerapkan konsep pemisahan keuangan antara pemerintahan pusat dan daerah. Namun sistem tersebut belum didasarkan pada kontribusi setiap daerah dalam hal pendapatan yang diperoleh dari sumber daya alam yang dieksploitasi. Distribusi dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang diberikan ke pemerintah daerah masih banyak terpusat pada daerah Jawa saja, yang relatif dekat dengan pusat pemerintahan di Jakarta, sehingga pembangunan yang dilakukan pun tidak merata antara pusat dan daerah. Setelah adanya reformasi, perubahan peraturan dan perundang-undangan seiring dengan semangat reformasi tersebut juga berpengaruh terhadap pengelolaan keuangan negara/daerah. Pengelolaan keuangan negara/daerah telah banyak mengalami perubahan atau perbaikan seiring dengan semangat reformasi manajeman keuangan pemerintah untuk mencapai keberhasilan otonomi daerah. Hal ini ditandai dengan dikeluarkannya beberapa paket peraturan perundang-undangan dibidang keuangan negara serta peraturan-peraturan turunannya yang telah banyak mengalami revisi dan penyempurnaan. 179
2 180 Jurnal Kebijakan Publik, Volume 4, Nomor 2, Oktober 2013, hlm Beberapa peraturan terkait yang telah dikeluarkan adalah paket undang-undang bidang keuangan negara, yakni UU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, dan UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. Dalam rangka pengimplementasian undang-undang bidang keuangan negara tersebut, telah dikeluarkan berbagai peraturan pelaksana dalam bentuk Peraturan Pemerintah (PP) antara lain PP No. 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah dan PP No. 24 Tahun 2004 tentang Standar Akuntansi Pemerintah (SAP). UU No. 32 Tahun 2004 dan No. 33 Tahun 2004 membuka peluang yang luas bagi daerah untuk mengembangkan dan membangun daerahnya sesuai dengan kebutuhan dan prioritasnya masing-masing. Dengan berlakunya kedua undang-undang tersebut membawa konsekuensi bagi daerah dalam bentuk pertanggungjawaban atas pengalokasian dana yang dimiliki dengan cara yang efisien dan efektif, khususnya dalam upaya peningkatan kesejahteraan dan pelayanan umum kepada masyarakat. Hal tersebut dapat dipenuhi dengan menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-SKPD) seperti yang disebut dalam UU No. 17 Tahun 2003 pasal 19 (1) dan (2), yaitu pendekatan berdasarkan prestasi kerja yang akan dicapai. Dengan membangun suatu sistem penganggaran yang dapat memadukan perencanaan kinerja dengan anggaran tahunan akan terlihat adanya keterkaitan antara dana yang tersedia dengan hasil yang diharapkan. Sistem penganggaran seperti ini disebut juga dengan Anggaran Berbasis Kinerja (ABK). ABK merupakan metode penganggaran bagi manajemen untuk mengaitkan setiap biaya yang dituangkan dalam kegiatan-kegiatan dengan manfaat yang dihasilkan. Manfaat tersebut didiskripsikan pada seperangkat tujuan dan dituangkan dalam target kinerja pada setiap unit kerja. Seperti yang disebutkan dalam penelitian Suprasto (2006) bahwa anggaran berbasis kinerja juga mengisyaratkan penggunaan dana yang tersedia dengan seoptimal mungkin untuk menghasilkan peningkatan pelayanan dan kesejahteraan yang maksimal bagi masyarakat. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan Atiek (2005) di Lampung tentang melakukan penelitian tentang hubungan peranan Bappeda dalam melaksanakan perencanaan sesuai anggaran berbasis kinerja dengan pemahaman sumber daya manusia mengenai anggaran berbasis kinerja dan hubungan penerapan anggaran berbasis kinerja dengan arah kebijakan umum pemerintah kabupaten. Hasil penelitian Atiek ini menyebutkan terdapat hubungan antara sumber daya manusia masih sedikit yang mengerti dan memahami anggaran berbasis kinerja berpengaruh dalam pelaksanaan perencanaan dan terdapat penyimpangan program yang dilaksanakan dari arah kebijakan umum dengan belum diterapkan anggaran berbasis kinerja. Demikian juga dengan penelitian Raharto (2008) di Makasar yang menyebutkan adanya hubungan antara keluaran dan hasil yang diharapkan termasuk efisiensi dalam pencapaian hasil dari keluaran dengan penerapan anggaran berbasis kinerja. Buku Pedoman Penyusunan Anggaran Berbasis Kinerja yang diterbitkan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) tahun 2005 dinyatakan bahwa tuntutan pentingnya pelaksanaan penyusunan anggaran berbasis kinerja, ternyata membawa konsekuensi yang harus disiapkan beberapa faktor keberhasilan implementasi penggunaan anggaran berbasis kinerja, yaitu: 1. Kepemimpinan dan komitmen dari seluruh komponen organisasi. 2. Fokus penyempurnaan administrasi secara terus menerus. 3. Sumber daya yang cukup untuk usaha penyempurnaan tersebut (uang, waktu dan orang). 4. Penghargaan (reward) dan sanksi (punishment) yang jelas. 5. Keinginan yang kuat untuk berhasil. Provinsi Riau merupakan provinsi yang kaya akan SDA yang berlimpah. Kekayaan SDA ini
3 Penyusunan APBD Berbasis Kinerja (Rolly Yandra dan Endang Sutrisna) 181 menjadi nilai tambah bagi Provinsi Riau dalam meningkatkan nilai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBD)-nya untuk biaya pembangunan daerah. Kabuaten Siak merupakan salah satu kabupaten yang terdapat di Provinsi Riau. Kabupaten Siak memiliki APBD yang lebih besar jika dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Provinsi Riau. Hal ini disebabkan Kabupaten Siak memiliki SDA yang berlimpah jika dibandingkan kabupaten/kota lain, sehingga Pendapatan dan Belanja Daerah yang dihasilkan juga tinggi. APBD Siak Tahun Anggaran 2010 menempati posisi ketiga lebih besar dibandingkan kabupaten/kota lain di Provinsi Riau. Nilai APBD yang besar ini hendaknya didukung dengan penyusunan APBD yang berbasis kinerja agar dapat dimanfaatkan secara maksimal. Namun Pemerintah Kabupaten Siak dalam menyusun APBD belum sepenuhnya berdasarkan penganggaran berbasis kinerja. Hal ini tampak pada pengisian pengukuran indikator kinerja pada RKASKPD dan DPA-SKPD belum menggambarkan kaitan yang erat dengan proses pengelolaan pencapaian (management for results). Juga belum ada standar analisis belanja, standar biaya, standar pelayanan minimal, perencanaan kinerja dan target kinerja. Hal ini disebabkan Pemerintah Kabupaten Siak belum menetapkan instrumen pengukuran capaian kinerja keberhasilan suatu program dan kegiatan. Demikian juga sumber daya yang cukup untuk peningkatan implementasi anggaran berbasis kinerja berupa adanya upaya penyediaan sarana dan prasarana peningkatan kualitas implementasi anggaran berbasis kinerja masih belum terselenggara secara berkelanjutan dalam upaya perbaikan penganggaran berbasis kinerja. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mencari bukti empiris bahwa komitmen dari seluruh komponen organisasi, penyempurnaan system administrasi, sumber daya yang cukup, penghargaan dan sanksi sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan APBD yang berbasis kinerja secara simultan dan parsial di Kabupaten Siak. METODE Penelitian ini dapat dikatakan sebagai penelitan kausal (causal) yaitu untuk melihat hubungan beberapa variabel yang belum pasti. Umar (2008) menyebutkan desain kausal berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi lain. Juga berguna pada penelitian yang bersifat eksperimen dimana variabel independennya diperlakukan secara terkendali oleh peneliti untuk melihat dampaknya pada variabel dependen secara langsung. Peneliti menggunakan desain penelitian ini untuk mengetahui apakah kepemimpinan dan komitmen, penyempurnaan adminsitrasi, sumber daya yang cukup, serta system reward and punishment berpengaruh terhadap penyusunan APBD berbasis kinerja pada SKPD yang ada di lingkungan Kabupaten Siak baik secara parsial maupun secara simultan. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis regresi berganda. Analisis ini digunakan untuk mengetahui tingkat signifikansi masingmasing variabel independen. HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Validitas Pengujian validitas instrumen dengan bantuan perangkat lunak SPSS, nilai validitas dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation. Jika angka korelasi yang diperoleh lebih besar dari pada angka kritik (r hitung > r tabel) maka instrumen tersebut dikatakan valid. Nilai r tabel pada penelitian ini dengan taraf signifikan 5% dan sampel sebanyak 30 adalah 0,296. Berdasarkan pengujian validitas instrumen, nilai corrected item-total correlation bernilai positif dan di atas nilai r tabel 0,361 yang artinya semua butir pertanyaan dapat dikatakan valid. Hasil uji validitas variabel APBD berbasis kinerja (Y), komitmen dari seluruh komponen organisasi (X1), penyempurnaan sistem administrasi (X2), sumber daya yang cukup (X3), penghargaan yang jelas dan sanksi yang tegas (X4) adalah sebagai berikut:
4 182 Jurnal Kebijakan Publik, Volume 4, Nomor 2, Oktober 2013, hlm penyusunan APBD Berbasis Kinerja (Y) dapat diambil kesimpulan bahwa semua item pernyataan valid. Hal ini dapat dilihat bahwa rhitung varibel Penyusunan APBD berbasis kinerja lebih tinggi daripada nilai r tabel. Dimana nilai r tabel untuk sampel sebanyak 30 adalah 0,296. Sedangkan nilai r hitung pada semua pernyataan variabel Penyusunan APBD berbasis kinerja lebih besar daripada nilai r tabel. Ini berarti bahwa seluruh instrument pernyataan yang digunakan pada variabel penyusunan APBD berbasis kinerja, dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur atau dengan kata lain dapat mengungkapkan apa yang hendak diungkapkan dalam meneliti variabel penyusunan APBD berbasis kinerja, maka hasilnya juga dapat menggambarkan keadaan sesungguhnya. Sehingga untuk pengolahan data selanjutnya, semua pertanyaan dapat digunakan. komitmen dari seluruh komponen organisasi (X1) dapat disimpulkan bahwa ada 2 (dua) dari 11 item pertanyaan yang tidak valid, yaitu item pertanyaan nomor 8 dan 9. Oleh sebab itu item tersebut tidak dimasukkan sebagai item pertanyaan untuk mengolah data selanjutnya. Hal ini dapat dilihat bahwa r hitung item pertanyaan variabel komitmen dari seluruh komponen organisasi (X1) tersebut lebih rendah dari nilai r tabel. Dimana nilai r tabel untuk sampel sebanyak 30 adalah 0,296. Sedangkan nilai r hitung pada r hitung item pertanyaan 8 dan 9 lebih kecil daripada r tabel. Ini berarti bahwa 2 (dua) item pertanyaan tersebut tidak dapat mengukur apa yang seharusnya diukur pada variabel komitmen dari seluruh komponen organisasi (X1), maka hasilnya juga tidak dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Sehingga untuk mengolah data selanjutnya, kedua item pertanyaan tersebut dihilangkan. Penyempurnaan Sistem adminsitrasi (X2) dapat diambil kesimpulan bahwa semua item pernyataan valid. Hal ini dapat dilihat bahwa r hitung varibel Penyempurnaan Sistem Administrasi (X2) lebih tinggi daripada nilai r tabel. Di mana nilai r tabel untuk sampel sebanyak 30 adalah 0,296. Sedangkan nilai r hitung pada semua pernyataan variabel Penyempurnaan Sistem Admnistrasi (X2) lebih besar daripada nilai r tabel. Ini berarti bahwa seluruh instrument pernyataan yang digunakan pada variabel Penyempurnaan Sistem Adminsitrasi (X2), dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur atau dengan kata lain dapat mengungkapkan apa yang hendak diungkapkan dalam meneliti variabel Penyempurnaan Sistem Administrasi (X2), maka hasilnya juga dapat menggambarkan keadaan sesungguhnya. Sehingga untuk pengolahan data selanjutnya, semua pertanyaan dapat digunakan. Sumber daya yang cukup (X3) dapat disimpulkan bahwa ada satu item pertanyaan tidak valid, yaitu item pertanyaan 5. Hal ini dapat dilihat bahwa r hitung item pertanyaan variabel lebih kecil dari nilai r tabel. Dimana nilai r tabel untuk sampel sebanyak 30 adalah 0,296. Sedangkan nilai r hitung untuk pertanyaan item 5 variabel Sumber daya yang cukup (X3) lebih kecil daripada r tabel. Ini berarti item pertanyaan ke 5 tersebut tidak dapat mengukur apa yang hendak diukur pada variabel penyempurnaan system admnistrasi (X3), maka hasilnya juga tidak dapat menggambarkan keadaan sesungguhnya Sehingga dalam pengolahan data selanjutnya item pertanyaan tersebut tidak dipakai. Reward and Punishment (X4) dapat disimpulkan bahwa ada 1 (satu) dari 9 item pertanyaan yang tidak valid, yaitu item pertanyaan nomor 3. Oleh sebab itu item tersebut tidak dimasukkan sebagai item pertanyaan untuk mengolah data selanjutnya. Hal ini dapat dilihat bahwa r hitung item pertanyaan variabel Reward and punishment (X4) tersebut lebih rendah dari nilai r tabel. Dimana nilai r tabel untuk sampel sebanyak 30 adalah 0,296. Sedangkan nilai r hitung pada r hitung item pertanyaan 3 lebih kecil daripada r tabel. Ini berarti bahwa 1 (satu) item pertanyaan tersebut tidak dapat mengukur apa yang seharusnya diukur pada variabel reward and punishment (X4), maka hasilnya juga tidak dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya.
5 Penyusunan APBD Berbasis Kinerja (Rolly Yandra dan Endang Sutrisna) 183 Sehingga untuk mengolah data selanjutnya, ke dua item pertanyaan tersebut dihilangkan. Uji Reliabilitas Setelah dilakukan uji validitas, langkah selanjutnya adalah melakukan uji reliabilitas data yaitu dengan melihat nilai cronbachs alpha. Jika nilai Cronbachs alpha lebih besar dari 0,6 maka kuesioner penelitian tersebut dinyatakan reliabel. Hasil pengujian data menunjukkan bahwa nilai cronbachs alpha lebih besar daripada 0,6. Hal ini menunjukkan bahwa data penelitian dinyatakan reliabel. Menurut Nunnally dalam Ghozali (1967) suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbachs alpha > 0,60. Semua kategori data reliabel atau telah konsisten jika dilakukan oleh peneliti yang lain atau oleh peneliti yang sama dalam kejadian berbeda. Sehingga data yang dianggap reliabel akan dapat menunjukkan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk-konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam suatu bentuk kuesioner. Berdasarkan data yang telah dikumpulkan, maka diperoleh deskripsi data penelitian sebagai berikut: 1. Nilai rata-rata (mean) dari variabel Komitmen dari seluruh komponen organisasi (X1) adalah sebesar 3,62 pada skala 4 dengan standar deviasi 0,33 dan Variance 0,11. Hasil ini menunjukkan bahwa komitmen dari seluruh komponen organisasi pada responden yang ada di Pemkab Siak sudah baik 2. Nilai rata-rata (mean) dari variabel Penyempurnaan system administrasi (X2) adalah sebesar 3,51 pada skala 4 dengan standar deviasi 0,49 dan variance 0,24. Hasil ini menunjukkan bahwa penyempurnaan system administrasi pada Pemkab Siak telah berjalan dengan baik 3. Nilai rata-rata (mean) dari variabel sumber daya yang cukup (X3) adalah sebesar 3,64 pada skala 4 dengan standar deviasi 0,36 dan variance 0,13. Hasil ini menunjukkan bahwa sumber daya berdasarkan jawaban responden pada Pemkab Siak telah cukup tersedia. 4. Nilai rata-rata (mean) dari variabel Reward and Punishment (X4) adalah sebesar 3,75 pada skala 4 dengan standar deviasi 0,38 dan variance 0,14. Hasil ini menunjukkan bahwa system reward and punishment berdasarkan jawaban responden pada Pemkab Siak berjalan dengan baik. 5. Nilai rata-rata (mean) dari variabel Penyusunan APBD berbasis kinerja (Y) adalah sebesar 3,72 pada skala 4 dengan standar deviasi 0,43 dan variance 0,18. Hasil ini menunjukkan bahwa penyusunan APBD berbasis kinerja berdasarkan jawaban responden pada Pemkab Siak berjalan dengan baik. Pengaruh Komitmen Seluruh Komponen Organisasi Hipotesis pertama menyatakan bahwa Komitmen dari seluruh komponen organisasi secara parsial berpengaruh terhadap Penyusunan APBD berbasis Kinerja. Hasil pengujian statistik menunjukkan tingkat signifikan komitmen dari seluruh komponen organisasi sebesar 0,468 yang lebih besar dari tingkat signifikan 0,05 sehingga hipotesis penelitian ditolak. Hasil penelitian ini bertentangan dengan teori yang dikemukakan oleh BPKP yang menyatakan bahwa komitmen dari seluruh komponen organisasi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi penyusunan APBD berbasis kinerja. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan/penurunan dari komitmen dari seluruh komponen organisasi belum tentu memberikan perngaruh terhadap penyusunan APBD berbasis kinerja. Perbedaan hasil penelitian ini dengan hipotesis yang disusun mungkin saja terjadi karena dalam penyusunan APBD berbasis kinerja, lebih bayak ditentukan oleh pihak yang memiliki wewenang dalam penyusunan APBD, seperti bagian perencanaan pada SKPD dan juga Kepala SKPD. Pihak yang memilki wewenang tersebut memiliki pengaruh yang besar dalam
6 184 Jurnal Kebijakan Publik, Volume 4, Nomor 2, Oktober 2013, hlm menentukan penyusunan anggaran di SKPDnya masing-masing. Di mana dalam penyusunan APBD terkadang lebih banyak mengakomodir kepentingan pihak tertentu ataupun memprioritas kan suatu program tertentu sehingga program lain yang disusun oleh komponen lain menjadi terabaikan. Dengan demikian komitmen seluruh komponen organisasi tidak memiliki peranan yang signifikan dalam penyusunan APBD. Pengaruh Penyempurnaan Sistem Administrasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa Penyempurnaan Sistem Admnistrasi tidak berpengaruh terhadap Penyusunan APBD berbasis kinerja. Hasil pengujian statistik menunjukkan tingkat signifikan Penyempurnaan Sistem Administrasi sebesar 0,219 yang lebih besar dari tingkat signifikan 0,05 sehingga hipotesis yang dibuat ditolak. Hasil penelitian ini bertentangan dengan teori yang dikemukakan oleh BPKP yang menyatakan bahwa penyempurnaan system administrasi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi penyusunan APBD berbasis kinerja. Hal ini menunjukkan bahwa variabel penyempurnaan system administrasi kurang memiliki peranan penting dalam penyusunan APBD berbasis kinerja di Kabupaten Siak. Perbedaan hasil penelitian dengan hipotesis ini disebabkan Pemerintah Kabupaten Siak dalam Penyusunan APBD lebih memprioritaskan ketepatan waktu yang dicapai dalam penyusunan APBD dibandingkan dengan melakukan proses adminsitrasi yang berbelit. Hal ini sering terjadi karena dalam penyusunan APBD Pemerintah kabupaten Siak memiliki waktu yang terbatas, sehingga untuk mengejar batas waktu tersebut terkadang langkah-langkah yang harus ditempuh dalam system administrasi yang ada menjadi terlewatkan. Dengan demikian penyempurnaan sistem admninistrasi kurang berpengaruh signifikan terhadap penyusunan APBD berbasis kinerja. Pengaruh Sumber Daya yang Cukup Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sumber Daya yang cukup tidak berpengaruh signifikan terhadap penyusunan APBD berbasis kinerja. Pengujian statistik yang dilakukan menunjukkan bahwa nilai signifikansi variabel Sumber daya yang cukup sebesar 0,692 dimana lebih besar dari tingkat signifikan 0,05 sehingga hipotesis yang dibuat ditolak. Hasil penelitian ini bertentangan dengan teori yang dikemukakan oleh BPKP yang menyatakan bahwa sumber daya yang cukup adalah salah satu faktor yang mempengaruhi penyusunan APBD berbasis kinerja. Hal ini berarti apabila sumber daya yang tersedia cukup, belum tentu memberi pengaruh terhadap peningkatan penyusunan APBD berbasis kinerja, dan begitu juga sebaliknya. Maka sumber daya yang cukup kurang berperan penting dalam penyusunan APBD berbasis kinerja di lingkungan Pemerintah Kabupaten Siak. Perbedaan hasil penelitian dengan hipotesis yang disusun disebabkan Pemerintah Kabupaten Siak dalam penyusunan APBD berbasis kinerja lebih memperhatikan besaran nilai APBD dibandingkan dengan sumber daya yang tersedia. Sehingga terkadang dalam pelaksanaan APBD sering melibatkan pihak luar instansi untuk membantu keterbatasan sumber daya. APBD Siak yang tergolong besar jika dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Provinsi Riau lebih memungkinkan bagi pemerintahnya untuk melakukan kerjasama dengan pihak luar yang memilki sumber daya yang dibutuhkan. Sehingga sumber daya yang cukup dari internal Kabupaten Siak sendiri kurang berpengaruh terhadap penyusunan APBD berbasis kinerja. Pengaruh Reward dan Punishment Hipotesis penelitian yang keempat menyatakan reward dan punishment berpengaruh signifikan terhadap Penyusunan APBD berbasis Kinerja. Hasil pengujian statistik menunjukkan bahwa tingkat signifikansi variabel reward and punishment adalah sebesar 0,000 di mana lebih kecil dari pada tingkat signifikansi yaitu 0,05 yang berarti hipotesis diterima. Hasil penelitian ini mendukung teori yang dikemukakan oleh BPKP yang menyatakan bahwa reward and punishment adalah salah satu faktor yang mempengaruhi penyusunan APBD berbasis kinerja. Ini berarti
7 Penyusunan APBD Berbasis Kinerja (Rolly Yandra dan Endang Sutrisna) 185 bahwa apabila reward and punishment meningkat, maka akan berpengaruh terhadap peningkatan penyusunan APBD berbasis kinerja, dan begitu pula sebaliknya. Hasil penelitian ini mendukung hipotesis yang dibuat, di mana Pemerintah Kabupaten Siak telah menyusun suatu aturan yang memuat ketentuan terhadap penghargaan dan hukuman bagi SKPD dalam penyusunan APBD berbasis kinerja. SKPD yang telah melakukan penyusunan APBD sesuai dengan waktu yang ditetapkan dan dengan hasil yang baik maka akan mendapatkan penghargaan (reward) berupa kemudahan dalam melakukan pencairan anggaran untuk kegiatan, sebaliknya bagi SKPD yang terlambat dalam melakukan penyusunan APBD akan mendapatkan punishment berupa penundaan pencairan anggaran untuk kegiatannya. Hal ini tentu memberi pengaruh signifikan terhadap penyusunan APBD berbasis kinerja. SIMPULAN Hasil pengujian asumsi klasik yang dilakukan terhadap model regresi menunjukkan bahwa data yang diperoleh normal, model bebas multikolineritas, dan heteroskedastisitas. Hasil analisis data menunjukkan bahwa variabel bebas komitmen dari seluruh komponen organisasi (X1), penyempurnaan sistem administrasi (X2), sumber daya yang cukup (X3), sistem reward and punishment (X4) secara simultan berpengaruh positif secara signifikan terhadap penyusunan APBD berbasis kinerja (Y) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Siak. Ini berarti bahwa jika variabel bebas, yaitu variabel X1, X2, X3 dan X4 bertambah secara bersama-sama, maka akan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penyusunan APBD berbasis kinerja dan begitu juga jika terjadi hal sebaliknya. Hasil analisis data menunjukkan bahwa variabel bebas reward dan punishment secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penyusunan APBD berbasis kinerja. Hal ini berarti bahwa jika variabel reward and punishment bertambah baik, maka hal ini akan berpengaruh signifikan terhadap meningkatnya penyusunan APBD berbasis kinerja, dan begitu juga jika hal ini terjadi sebaliknya. Sedangkan variabel bebas komitmen dari seluruh komponen organisasi, penyempurnaan sistem admninistrasi dan sumber daya yang cukup secara parsial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penyusunan APBD berbasis kinerja. Ini berarti bahwa jika masing-masing variabel komitemen dari seluruh komponen organisasi bertambah baik, variabel penyempurnaan sistem administrasi bertambah baik dan variabel sumber daya yang cukup juga bertambah baik, maka hal ini tidak akan berpengaruh signifikan terhadap penyusunan APBD berbasis kinerja, dan begitu juga jika terjadi hal sebaliknya. DAFTAR RUJUKAN Asmoko, Hindri Pengaruh Penganggaran Berbasis Kinerja terhadap Efektivitas Pengendalian, Jurnal Akuntansi Pemerintah, 2 (2) Mardiasmo Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Yokyakarta: ANDI Mayangsari Analisis Pengaruh Independensi, Kualitas Audit, serta Mekanisme Corporate Governance Integritas Laporan Keuangan, Simposium Nasional Akuntansi VI, IAI Mawardi, Gusti Anggaran Belanja Daerah Pemerintah Daerah Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan Ditinjau dari Proses dan Pengalokasian, Yogyakarta. Milani, Ken The Relationship of Participation in Budget-Setting to Industrial Supervisor Performance and Attitudes: A Field Study, The Accounting Review, pp Munawar; Irianto, Gugus; Nurkhoilis Pengaruh Karakteristik Tujuan Anggaran terhadap Perilaku, Sikap, dan Kinerja Aparat Pemerintah Daerah di Kabupaten Kupang, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Sektor Publik, 8 (1) Suprasto, Bambang, H., Peluang dan Tantangan Implementasi Anggaran Berbasis Kinerja, Buletin Studi Ekonomi, 11 (3)
8 186 Jurnal Kebijakan Publik, Volume 4, Nomor 2, Oktober 2013, hlm Sadjiarto, Arja Akuntabilitas dan Pengukuran Kinerja Pemerintahan, Jurnal Akuntansi & Keuangan, 2 (2) Suhartono, Ehrmann; Solichin, Mochammad Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran terhadap Senjangan Anggaran Instansi Pemerintah Daerah dengan Komitmen Organisasi sebagai Pemoderasi, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Sektor Publik, 8 (1) Wahono, Romi Satria Pengantar Manajemen Organisasi. Jakarta: LIPI dan Saitama University
M. Rasuli Fakultas Ekonomi Universitas Riau ABSTRAK
Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Penyempurnaan Sistem Administrasi, Komitmen Dari Seluruh Komponen Organisasi, Kecukupan Sumber Daya, Dan Sistem Reward Punishment Terhadap Penyusunan APBD Berbasis Kinerja Di
Lebih terperinciPENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN (STUDI KASUS PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN)
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN (STUDI KASUS PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN) Ahmad Faishol Universitas Islam Lamongan ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Undang-undang (UU) No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah yang direvisi menjadi UU No. 32 Tahun 2004 dan diubah dengan Peraturan perundang-undangan
Lebih terperinciPartisipasi Penganggaran, Komitmen Organisasi dan Pemahaman Tugas Hubungan Terhadap Kinerja Aparatur pada Pemerintahan Kota Lhokseumwe
Partisipasi Penganggaran, Komitmen Organisasi dan Pemahaman Tugas Hubungan Terhadap Kinerja Aparatur pada Pemerintahan Kota Lhokseumwe Yusri Hazmi, SE. M. Si, Ak (Dosen: Politeknik Negeri Lhokseumawe)
Lebih terperinciPENGARUH KARAKTERISTIK TUJUAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA APARATUR PEMERINTAH DAERAH PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DI KABUPATEN MAGETAN
1 PENGARUH KARAKTERISTIK TUJUAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA APARATUR PEMERINTAH DAERAH PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DI KABUPATEN MAGETAN Andrea Anggrianti Nuritomo Program Studi Akuntansi, Fakultas
Lebih terperinciDETERMINASI HUBUNGAN PENGETAHUAN DEWAN TENTANG ANGGARAN DENGAN PENGAWASAN DEWAN PADA KEUANGAN DAERAH (APBD)
DETERMINASI HUBUNGAN PENGETAHUAN DEWAN TENTANG ANGGARAN DENGAN PENGAWASAN DEWAN PADA KEUANGAN DAERAH (APBD) (Studi Empiris pada DPRD Kabupaten Wonogiri) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan
Lebih terperinci: BRIGGIE PETRONELLA ANGRAINIE
NAMA NIM FAKULTAS PRODI/BAGIAN E-MAIL : BRIGGIE PETRONELLA ANGRAINIE : A31104018 : EKONOMI DAN BISNIS : AKUNTANSI : g.4bjad@gmail.com ABSTRAKSI BRIGGIE PETRONELLA ANGRAINIE. A31104018. PENGARUH PERFORMANCE
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penelitian ini, penelitian melakukan penelitian terhadap pegawai inspektorat provinsi Nusa Tenggara Barat. Penelitian akan dilakukan pada
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI ANGGARAN BERBASIS KINERJA (Studi Empiris pada Pemerintah Kabupaten Boyolali)
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI ANGGARAN BERBASIS KINERJA (Studi Empiris pada Pemerintah Kabupaten Boyolali) Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. manajemen untuk mengaitkan setiap biaya yang dituangkan dalam kegiatankegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anggaran Berbasis Kinerja merupakan metode penganggaran bagi manajemen untuk mengaitkan setiap biaya yang dituangkan dalam kegiatankegiatan dengan manfaat
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan bertujuan untuk menguji apakah motivasi,
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan bertujuan untuk menguji apakah motivasi, profesionalisme, dan independensi berpengaruh terhadap kualitas audit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengelolaan teknis keuangan daerah mulai berlaku sejak tanggal 1 Januari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, sebagai dasar pengelolaan teknis keuangan daerah mulai berlaku sejak tanggal 1 Januari 2007. Undang-Undang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
45 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Peneliti menggunakan metode kuantitatif dalam melaksanakan penelitian ini. Penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan
Lebih terperinciFAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH BERBASIS KINERJA DI PEMERINTAH KOTA SORONG
FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH BERBASIS KINERJA DI PEMERINTAH KOTA SORONG Santrinita.Trh.Jumame Herman karamoy Agus T Poputra santrinitayumame@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang Undang (UU) No. 5 Tahun 1974 tentang pokok-pokok. pemerintahan daerah, diubah menjadi Undang-Undang (UU) No.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang Undang (UU) No. 5 Tahun 1974 tentang pokok-pokok pemerintahan daerah, diubah menjadi Undang-Undang (UU) No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah yang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Daerah (SKPD) yang ada di pemerintah kabupaten/kota se-provinsi Lampung.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi yang akan digunakan dalam penelitian adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang ada di pemerintah kabupaten/kota se-provinsi Lampung.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-undang (UU) No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-undang (UU) No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah yang direvisi menjadi UU No. 32 Tahun 2004 dan diubah dengan Peraturan Perundang-undangan (Perpu)
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. BPKAD (Badan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah) dan DP2KAD (Dinas
27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Penelitian BPKAD (Badan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah) dan DP2KAD (Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah) merupakan satuan kerja yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang (UU) No. 5 Tahun 1974 tentang pokok-pokok. pemerintahan daerah, diubah menjadi Undang-Undang (UU) No.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Undang-Undang (UU) No. 5 Tahun 1974 tentang pokok-pokok pemerintahan daerah, diubah menjadi Undang-Undang (UU) No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah pejabat yang terlibat dalam proses penyusunan anggaran dan pejabat pelaksana anggaran di Satuan Kerja Perangkat Daerah
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. alat ukur yang digunakan dalam penelitian. Tabel 5.1 Hasil Uji Validitas. Variable Corrcted item total R tabel Keterangan
61 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Uji Kualitas Data 1. Uji Validitas Uji validitas bertujuan untuk menguji tingkat keandalan dan kesahihan alat ukur yang digunakan dalam penelitian. Tabel 5.1 Hasil Uji
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. di Inspektorat Kabupaten/Kota dan Provinsi di Lampung yang mendapatkan opini Wajar
29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh auditor fungsional yang bekerja di Inspektorat Kabupaten/Kota dan Provinsi di
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitiannya. Dengan menggunakan metode penelitian akan diketahui hubungan
23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Menurut Sugiyono (2010:2) pengertian metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian
Lebih terperinciPENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING. Oleh :
PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING Oleh : Desmiyawati Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Riau ABSTRAK Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia yang didasarkan pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia yang didasarkan pada undang-undang nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, sejak tahun 2001 berimplikasi pada
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai yang terlibat pada proses
21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi, Sampel dan Data Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai yang terlibat pada proses penyusunan anggaran, pelaksanaan anggaran dan yang mempertanggungjawabkan
Lebih terperinciSaid Herry Syafrizal Cut Aknawal
PENGARUH KARAKTERISTIK TUJUAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PEMERINTAH KOTA BANDA ACEH Said Herry Syafrizal Cut Aknawal Abstract :This
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat
Lebih terperinciOleh : Dewi SPA 1 dan Fadjar Harimurti 2 ABSTRAK
PENGARUH PENGAWASAN INTERNAL, SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP KINERJA KEUANGAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN KARANGANYAR (Survey pada DPPKAD Kabupaten Karanganyar)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semangat reformasi telah mendorong para pemimpin bangsa Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semangat reformasi telah mendorong para pemimpin bangsa Indonesia untuk melakukan perubahan terhadap pelaksaaan pemerintahan orde baru. Keinginan untuk melakukan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 110 responden yang berada di
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran umum responden Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 110 responden yang berada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mercu Buana Kampus Meruya Jakarta,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Tinjauan pustaka yang digunakan dalam penelitian ini berkaitan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka yang digunakan dalam penelitian ini berkaitan dengan tata kelola pemerintahan dalam penganggaran sektor publik, yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian Obyek pada penelitian ini adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang terdapat di Kabupaten Sleman. Subyek dari penelitian ini adalah karyawan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan otonomi daerah berdasarkan UU Nomor 23 Tahun 2014
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan otonomi daerah berdasarkan UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah bertujuan untuk meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat.
Lebih terperinciABSTRAK. Kata-kata kunci: audit internal dan good corprate governance
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis apakah terdapat pengaruh peranan audit internal terhadap penerapan good corporate governance pada perusahaan BUMN di Bandung. Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Obyek yang diteliti dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) yang terletak di Jakarta. Responden yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terwujudnya good public and corporate governance (Mardiasmo, 2009:27).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya era reformasi, terdapat tuntutan untuk meningkatkan kinerja organisasi sektor publik agar lebih berorientasi pada terwujudnya good public
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting. Otonomi daerah yang dilaksanakan akan sejalan dengan semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sesuai dengan tuntutan otonomi daerah, maka peranan pemerintah daerah dalam pelaksanaan tata kelola penyelenggaraan pemerintahan menjadi semakin penting. Otonomi daerah
Lebih terperinciAstari Kalsum. Eny Wahyuningsih Fakultas Ekonomi Universitas Islam Riau. Abstrak
83 PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, KEJELASAN TUJUAN ANGGARAN DAN EVALUASI ANGGARAN TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BENGKALIS Astari Kalsum Eny Wahyuningsih
Lebih terperinciPENGARUH KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA, PERENCANAAN ANGGARAN DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP SERAPAN ANGGARAN SKPA DI PEMERINTAH ACEH
ISSN 2302-0164 7 Pages pp. 43-49 PENGARUH KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA, PERENCANAAN ANGGARAN DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP SERAPAN ANGGARAN SKPA DI PEMERINTAH ACEH Fenny Yumiati 1, Islahuddin 2, Nadirsyah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Pemerintah
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian ini adalah satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Pemerintah Kota Bandarlampung. Pemilihan objek penelitian ini dengan pertimbangan
Lebih terperinciBab I PENDAHULUAN. berkeadilan sosial dalam menjalankan aspek-aspek fungsional dari
Bab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya era reformasi, pemerintah sebagai organisasi sektor publik terbesar bertanggungjawab penuh dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. bougette (Perancis) yang berarti sebuah tas kecil. Menurut Indra Bastian (2006),
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep, Konstruk, dan Variabel Penelitian 2.1.1 Anggaran 2.1.1.1 Definisi Anggaran Anggaran berasal dari kata budget (Inggris), sebelumnya dari kata bougette (Perancis) yang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh aparat Inspektorat yang ikut dalam
30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh aparat Inspektorat yang ikut dalam tugas pemeriksaan pada Inspektorat di kabupaten/kota yang mendapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Proses penganggaran daerah diatur dalam Permendagri Nomor 13 tahun
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses penganggaran daerah diatur dalam Permendagri Nomor 13 tahun 2006. Regulasi tersebut menjelaskan tentang pedoman dalam rancangan anggaran pendapatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam rangka pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang diikuti
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kausal, Umar (2008) menyebutkan model kausal berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. adalah Seluruh Karyawan pada PT. Aditama Graha Lestari. hubungan yang bersifat sebab akibat dimana variabel independen
47 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan PT. Aditma Graha Lestari yang beralamat di Komplek Ruko Puri Kembangan Indah No. 168 D, Kembangan Selatan,
Lebih terperinciPENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, DAN AKUNTABILITAS PUBLIK TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH
PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, DAN AKUNTABILITAS PUBLIK TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH Oleh: Fladimir Edwin Mbon Pembimbing: Ch. Heni Kurniawan, S.E.,
Lebih terperinciIKA NUR MAULIDA AFFIANI B
PENGARUH KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA, PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN PENGENDALIAN INTERN AKUNTANSI TERHADAP KETERANDALAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NASKAH PUBLIKASI
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. dan karyawan di bagian akuntansi dan keuangan pada 5 (lima) Perusahaan
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskriptif Data Umum Responden dalam penelitian ini adalah Satuan Pengawas Internal (SPI) dan karyawan di bagian akuntansi dan keuangan pada 5 (lima) Perusahaan Badan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. desentralisasi tersebut yaitu dengan diselenggarakannya otonomi daerah.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setelah adanya era reformasi, arus besar untuk mengelola daerah masingmasing semakin kuat. Untuk menyeimbangkan permintaan tersebut dalam hal pengelolaan
Lebih terperinciKeywords: management control systems, leadership style, performance company
ABSTRACT Management control system is a series of actions and activities that occur in all activities of the organization and running continuously. Management control is not a separate system within an
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi. Disusun oleh: ANDHIKA HERTAS P B
PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAHAP KUALITAS AUDIT INSPEKTORAT KOTA SURAKARTA DAN JOGJAKARTA DALAM PENGAWASAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Reformasi sistem penganggaran telah berjalan sejak disahkan paket. undang-undang keuangan negara yaitu Undang-Undang (UU) Nomor 17
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Reformasi sistem penganggaran telah berjalan sejak disahkan paket undang-undang keuangan negara yaitu Undang-Undang (UU) Nomor 17 Tahun 2003, UU Nomor 1 Tahun
Lebih terperinciBAB III. Metode Penelitian. penilitian terdiri dari variabel terikat (dependent variable) dan variabel bebas (independent
BAB III Metode Penelitian 1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Opersional Variabel 1.1.1 Variabel Penelitian Variabel adalah apa saja yang dapat membedakan variabel yang dipengaruhi dan yang tidak dapat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan dengan menggunakan kuisioner. Kuisioner berisi tentang persepsi
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini tergolong sebagai penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk menguji suatu teori dan menunjukan hubungan antar variabel. Data yang digunakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/ Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Yogyakarta, populasi dari penelitian ini adalah karyawan dan pegawai perusahaan asuransi syariah di Yogyakarta. B. Jenis
Lebih terperinciPENGARUH LATAR BELAKANG PENDIDIKAN, PENGALAMAN KERJA DAN INTEGRITAS TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN PADA INSPEKTORAT DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU
PENGARUH LATAR BELAKANG PENDIDIKAN, PENGALAMAN KERJA DAN INTEGRITAS TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN PADA INSPEKTORAT DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU UMI BAROKAH NIM :100462201304 PROGRAM STUDI AKUNTANSI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Otonomi daerah merupakan upaya pemberdayaan daerah dalam pengambilan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Otonomi daerah merupakan upaya pemberdayaan daerah dalam pengambilan keputusan daerah berkaitan dengan pengelolaan sumber daya yang dimiliki sesuai dengan kepentingan,
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI KARET PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XII JEMBER
ANALISIS FAKTOR KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI KARET PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XII JEMBER [FACTOR ANALYSIS OF RUBBER PRODUCTION PERFORMANCE OF EMPLOYEES PART PT. PLANTATION NUSANTARA XII JEMBER] Oleh:
Lebih terperinci(Studi pada SKPD Kabupaten Pati)
Pengaruh Kejelasan Tujuan, Gaya Kepemimpinan, Kinerja Keuangan Pemerintah dan Partisipasi Penyusunan Anggaran terhadap Kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Studi pada SKPD Kabupaten Pati) Skripsi ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan secara lebih adil dan berimbang. Perubahan paradigma ini antara lain
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era reformasi saat ini memberikan peluang bagi perubahan paradigma pembangunan nasional dari paradigma pertumbuhan menuju paradigma pemerataan pembangunan secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anggaran merupakan suatu hal yang sangat penting dalam suatu organisasi.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anggaran merupakan suatu hal yang sangat penting dalam suatu organisasi. Pada organisasi privat atau swasta, anggaran merupakan suatu hal yang sangat dirahasiakan,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitianpada dasarnya adalah suatu kegiatan pengumpulan,
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 JenisPenelitian Penelitianpada dasarnya adalah suatu kegiatan pengumpulan, pengolahan, penyajian, dan analisa data yang dilakukan dengan metode ilmiah secara efisien dan sistematis
Lebih terperinciAsri Eka Ratih (Universitas Maritim Raja Ali Haji)
PENGARUH PEMAHAMAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH, PENATAUSAHAAN KEUANGAN DAERAH DAN PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH TERHADAP KINERJA SKPD PADA PEMERINTAHAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU Asri Eka Ratih (Universitas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lembaga Administrasi Negara (LAN). LAN didirikan dengan Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 1957 tertanggal
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil Penelitian 1. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris apakah masing-masing unsur motivasi yang meliputi: motivasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di salah satu perusahaan yang bergerak di sektor jasa yaitu PT SIAPTEK. Penelitian dilakukan dari bulan Maret 2015 hingga
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH KOMPETENSI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PELAKSANA PADA KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
ANALISIS PENGARUH KOMPETENSI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PELAKSANA PADA KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Abd. Gafur Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diberlakukannya otonomi daerah. Sebelum menerapkan otonomi daerah,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintahan daerah di Indonesia mengalami perubahan seiring dengan diberlakukannya otonomi daerah. Sebelum menerapkan otonomi daerah, Indonesia menggunakan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kebon Jeruk Satu. mengoptimalkan penerimaan pajak.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kebon Jeruk Satu Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kebon Jeruk Satu merupakan salah satu kantor
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/Subyek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Cilacap.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang. Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah telah melakukan perubahan penting dan mendasar, dengan maksud untuk memperbaiki berbagai kekurangan yang ada serta upaya untuk mengakomodasi berbagai tuntutan
Lebih terperinciThe Influence of Communication Supervisor on Job Satisfaction and Affective Commitment Organization. Abstract
The Influence of Communication Supervisor on Job Satisfaction and Affective Commitment Organization Abstract This study was conducted to verificate communication supervisor and its impact on job satisfaction
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada tahun 2015.
40 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan tempat penelitian. Penelitian akan dilakukan di kantor pusat PT. Surya Madistrindo, di Jalan Ahmad Yani No. 79, Jakarta Pusat karena semua kebijakan tentang promosi
Lebih terperinciKata Kunci: Total Quality Management, Sistem Pengukuran Kinerja, Budaya Organisasi dan Kinerja Manajerial
1 Pengaruh Total Quality Management, Sistem Pengukuran Kinerja dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Manajerial (Studi Empiris Pada PT. Adiluhung Saranasegara Indonesia) Feisal Ananta Pertiwi Jurusan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Politik, akan tetapi dibidang keuangan negara juga terjadi, akan tetapi reformasi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reformasi yang terjadi di Indonesia pada tahun 1998 tidak hanya dibidang Politik, akan tetapi dibidang keuangan negara juga terjadi, akan tetapi reformasi ini dimulai
Lebih terperinci(Studi pada SKPD Kabupaten Temanggung) TESIS. Oleh PAMUDJI SANTOSO C4C PROGRAM STUDI ILMU AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH
PENGARUH PARTISIPASI DAN PROFESIONALISME APARAT TERHADAP EFEKTIVITAS PENGGUNAAN ANGGARAN DENGAN STRUKTUR ORGANISASI DESENTRALISASI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi pada SKPD Kabupaten Temanggung) TESIS
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Krisis ekonomi di Indonesia memiliki pengaruh yang sangat besar
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi di Indonesia memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kondisi perekonomian dan menuntut pemerintah agar mampu melaksanakan reformasi di segala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manajemen pemerintah pusat dan daerah (propinsi, kabupaten, kota). Hal tersebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu aspek penting dalam reformasi birokrasi adalah penataan manajemen pemerintah pusat dan daerah (propinsi, kabupaten, kota). Hal tersebut dinilai penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu indikator baik buruknya tata kelola keuangan serta pelaporan keuangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaksanaan otonomi daerah memberikan agenda baru dalam pemerintahan Indonesia terhitung mulai tahun 2001. Manfaat ekonomi diterapkannya otonomi daerah adalah pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Reformasi yang terjadi di Indonesia telah bergulir selama lebih dari satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reformasi yang terjadi di Indonesia telah bergulir selama lebih dari satu dekade dan hal itu menandakan pula bahwa pelaksanaan otonomi dalam penyelenggaraan pemerintah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Sleman yang
BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian Objek penelitian berlokasi di Pemerintahan Daerah Kabupaten Sleman. Populasi merupakan seluruh objek yang akan diteliti dalam sebuah penelitian. Populasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui Otonomi Daerah. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.22 tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia menganut asas desentralisasi yang memberikan kebebasan dan keleluasaan kepada Pemerintah Daerah dalam menyelenggarakan pemerintah melalui Otonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah Indonesia berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, serta
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH FAKTOR PERENCANAA TERHADAP PENYERAPAN ANGGARAN PADA DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA PROVINSI SUMATERA UTARA
ANALISIS PENGARUH FAKTOR PERENCANAA TERHADAP PENYERAPAN ANGGARAN PADA DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA PROVINSI SUMATERA UTARA HENDRIK SAMOSIR FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN ABSTRACT This study aims
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. jumlah sampel, nilai minimum, nilai maksimum, rata-rata (mean) dan standar
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data 1. Uji Statistik Deskriptif Pengujian ini dilakukan untuk memberikan gambaran umum mengenai jumlah sampel, nilai minimum, nilai maksimum, rata-rata
Lebih terperinciTHE FACTORS OF AFFECTING BUDGETARY OF REGIONAL REVENUE AND EXPENDITURE BASED ON PERFORMANCE
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH BERBASIS KINERJA THE FACTORS OF AFFECTING BUDGETARY OF REGIONAL REVENUE AND EXPENDITURE BASED ON PERFORMANCE Nurwira Rahayu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Organisasi sektor publik merupakan organisasi yang menjalankan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organisasi sektor publik merupakan organisasi yang menjalankan pemerintahan Daerah dan sumber legitimasinya berasal dari masyarakat. Oleh karena itu, kepercayaan yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
39 BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian Obyek penelitian dapat berupa tempat atau lokasi dilaksanakannya penelitian. Penelitian dilaksanakan di Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen. Subyek
Lebih terperinciBAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Rancangan penelitian diperlukan agar penelitian yang dilakukan dapat
BAB III 3.1 Rancangan Penelitian METODOLOGI PENELITIAN Rancangan penelitian diperlukan agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik, sistematis serta efektif. Lokasi penelitian ini adalah
Lebih terperinciBab III METODELOGI PENELITIAN
Bab III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian ini menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi pada hotel di Tangerang. Responden dalam
Lebih terperinciPembahasan. Uji Validitas dan Reliabilitas
Tujuan Penulisan 1. Untuk menganalisis variabel bebas (motivasi, persepsi, dan sikap konsumen) secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat (keputusan pembelian). 2. Untuk menganalisis
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Chooper (2005) menyatakan bahwa desain penelitian mengungkapkan
Lebih terperinciJurnal Analisis, Juni 2016, Vol. 5 No. 1 : ISSN X
Jurnal Analisis, Juni 2016, Vol. 5 No. 1 : 40 45 ISSN 2303-100X EFEK MODERASI DARI KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP HUBUNGAN ANTARA PENGENDALIAN INTERN DAN KEJELASAN SASARAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah di lingkup Dinas Pendidikan Kabupaten Cianjur. Penelitian difokuskan pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Lokasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah sebagai penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah sebagai penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori
Lebih terperinciABSTRACT. Keywords : Auditor, Time Budget Pressure, Audit Complexity, Quality Audit. vii Universitas Kristen Maranatha
ABSTRACT The purpose of this research is to analyze the factors which affect the quality of audit s result in Public Accounting Firm. This research is important to be done because the increase of financial
Lebih terperinci