TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Proyek adalah kegiatan yang dilakukan dengan tujuan untuk mewujudkan sasaran program sebagai bagian dari usaha merealisasikan tujuan umum yang telah dicanangkan. Kegiatan dijalankan dengan memanfaatkan sumber daya ekonomi dengan kombinasi yang mematuhi norma kapasitas ekonomi yang optimal (Salim Basalamah, dkk. 1988) Menurut Iman Soeharto (1999) proyek investasi akan mempergunakan sumbersumber yang ada pada saat sekarang ini dengan harapan bahwa pemakaian sumber daya tersebut mampu menyumbangkan manfaat ekonomis yang lebih besar di masa yang akan datang. Proyek investasi umumnya memerlukan dana yang cukup besar dan mempengaruhi perusahaan dalam jangka panjang, oleh karena itu untuk menghindari keterlanjuran penanaman modal yang terlalu besar untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan perlu diadakan studi kelayakan. Menurut Roslan K (2011) dalam Mini Hydro Power Development mengatakan bahwa alternatif dalam menghadapi peningkatan harga jual minyak dunia adalah mengurangi penggunaan bahan bakar minyak sebagai sumber energi listrik dan diharapkan dapat mengganti dengan sumber daya energi terbarukan seperti air, angin, dan matahari. Dengan pertimbangan efisiensi biaya waktu dan ketersediaannya di alam, maka air merupakan alternatif sumber energi yang dapat diandalkan saat ini. Agus H. W. (1987) menyimpulkan bahwa kriteria yang digunakan dalam menentukan alternatif terbaik adalah perhitungan investment kriteria, dimana alternatif yang paling baik akan memberikan harga Net Present Value positif yang optimal dan Net BCR yang optimal pula. Nanang Sulistianto (2011) di dalam penelitiannya pada Studi Kelayakan Pembangunan PLTA Pada Waduk Pacal, menyimpulkan bahwa besarnya energi listrik yang dihasilkan dengan analisis debit andalan outflow sebesar KWh sedang berdasarkan hasil simulasi pola operasi waduk adalah KWh.

2 Keuntungan dari rencana pembangunan unit PLTA yang dihitung dengan keandalan outflow waduk adalah Rp ,00 sedang berdasarkan analisis operasi waduk adalah Rp ,00. Besarnya biaya investasi diperkirakan sebesar Rp ,00 sedang berdasarkan analisis ekonomi menghasilkan BCR sebesar 1,05 dan nilai IRR sebesar 12,33% lebih besar dari nilai suku bunga yang diasumsikan untuk digunakan yaitu sebesar 12% sehingga pelaksanaan proyek pembangunan PLTA layak untuk dilaksanakan. Tinawati (2015) pada Perencanaan Dasar Bangunan PLTA Kalibeber Kabupaten Wonosobo menggunakan debit banjir 50 tahunan sebesar 373,175 m 3 /detik sebagai dasar dalam desain bangunan bendung pada PLTA Kalibeber. Dari hasil perhitungan diperoleh tinggi mercu 5 m, jari-jari mercu 2,5 m, tinggi vertikal bendung 16,5 m, panjang bendung 12,5 m dan pajang kolam olak 32 m. Debit andalan dengan probabilitas 90% sebesar 2,07 m 3 /det dan data debit inflow PLTA Garung sebesar 1,39 m 3 /det digunakan untuk desain bangunan utama PLTA. Dari hasil perhitungan diperoleh dimensi intake dengan lebar pintu 2 m, tinggi pintu 1,4 m, dan jumlah pintu 2 buah. Bangunan pembilas bendung dengan lebar pintu pembilas 1,5 m, tinggi pintu pembilas 1 m, jumlah pintu pembilas 2 buah. Saluran terbuka dengan lebar 4 m, tinggi 1,5 m, tinggi jagaan 0,6 m dan kemiringan saluran 1:1,5. Kantong lumpur dengan lebar 8,5 m dan panjang 70 m. Bak penenang dengan lebar 9 m, panjang 27 m dan kedalaman bak penenang 4 m. Pipa pesat (penstok) dengan diameter 1,5 m dan tebal 6 mm. Besarnya daya yang dihasilkan oleh sistem PLTA Kalibeber dengan debit 3,46 m 3 /detik adalah 1.218,73 kw. Analisis produksi energi listrik dilakukan dengan periode 15 harian, dengan jumlah produksi energi listrik yang dihasilkan setiap tahun adalah 10,463,342 kwh Dasar Teori Teori Studi Kelayakan Pengertian Studi Kelayakan Studi kelayakan proyek adalah pengkajian menyeluruh dan teliti terhadap rencana pengeluaran suatu modal investasi. Hasil perbandingan antara biaya investasi dengan manfaat yang akan diperoleh digunakan sebagai dasar apakah rencana investasi tersebut memenuhi syarat atau tidak untuk dilaksanakan (Salim Basalamah, 1988).

3 Tujuan dan Manfaat Studi Kelayakan Tujuan dilakukannya studi kelayakan menurut Suad Hasnan & Suwarsono (1993) adalah untuk menghindari keterlanjuran penanaman modal yang terlalu besar untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan. Menurut Salim Basalamah (1988), manfaat dilaksanakan studi kelayakan adalah : 1. Memandu pemilik dana / investor untuk mengoptimalkan penggunaan dana yang dimilikinya itu. 2. Memperkecil resiko keputusan investasi, sekaligus memperbesar peluang keberhasilannya. 3. Mengungkapkan alternatif investasi yang didukung oleh hasil kuantitas yang teruji kecermatannya, sehingga manajer puncak mudah mengambil keputusan akurat. Mengungkap keseluruhan aspek proyek seutuhnya sehingga keputusan menerima atau menolak sebuah usulan proyek tidak hanya dikhususkan atas kelayakan finansial saja, melainkan atas seluruh aspek berpengaruh Aspek Studi Kelayakan Menurut Kadariah (1986), ada beberapa aspek dalam evaluasi proyek, yaitu aspek teknis, aspek manajerial dan administrasi, aspek organisasi, aspek komersil, aspek finansial dan aspek ekonomis. 1) Aspek Teknis Aspek teknis meliputi evaluasi tentang input dan output berupa barang dan jasa yang akan diperlukan dan dihasilkan proyek. 2) Aspek Manajerial dan Administrasi Aspek ini menyangkut kemampuan staf proyek menjalankan administrasi kegiatan dalam skala besar (large scale activities). 3) Aspek Komersial Aspek ini menganalisa penawaran input (barang dan jasa) yang diperlukan proyek, baik pada waktu membangun proyek maupun ketika proyek sudah berproduksi, dan menganalisa pasaran output yang akan dihasilkan proyek. 4) Aspek Finansial Pada aspek finansial, menyelidiki terutama perbandingan antara pengeluaran dan pendapatan (revenue earnings) proyek, apakah proyek itu

4 akan terjamin dana yang diperlukan, apakah proyek akan berkembang sedemikian rupa sehingga secara finansial dapat berdiri sendiri. 5) Aspek Ekonomi Menyelidiki apakah proyek itu akan memberikan sumbangan atau mempunyai peranan yang cukup besar dalam pembangunan ekonomis seluruhnya, dan apakah peranannya cukup besar untuk membenarkan penggunaan yang langka. Bahwa hampir semua kegiatan ekonomi menyangkut pula aspek hukumnya. Pembelian tanah, pembelian gedung, penjualan saham, pemasangan mesin, pemasaran hasil produksi, pendirian agen penjualan, semuanya mempunyai aspek hukum. Penelitian aspek hukum sepantasnya dilakukan oleh ahli hukum termasuk seorang notaris. Banyak usaha pendirian proyek (swasta) terhenti atau gagal karena melupakan aspek hukum ini (Soetrisno PH, 1983) Analisa Ekonomi Dalam Studi Kelayakan Menurut Salim Basalamah (1988), studi mengenai ekonomi keuangan harus menjawab dengan menyelesaikan masalah yang menyangkut : 1. Jumlah dana yang diperlukan, baik untuk keperluan investasi awal maupun untuk kebutuhan modal kerja 2. Sumber dana, biaya modal & rancangan struktur modal yang layak. 3. Proyeksi anggaran kas yang merinci perkiraan arus kas masuk dan arus kas keluar. Proyeksi arus kas ini berguna untuk melaksanakan analisis kelayakan finansial dengan menggunakan Payback Period (PP), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan Benefit Cost Ratio (BCR). 4. Pembuatan laporan keuangan pertama, analisis sumber dan penggunaan dana, serta analisis titik impas (Break Event Point / BEP) Analisis Finansial Dalam Studi Kelayakan Aspek ekonomi finansial mengkaji manfaat dan biaya bagi masyarakat secara menyeluruh misalnya untuk keperluan negara/publik. Disini digunakan pendekatan analisis Cost and Benefit & Cost Effectiveness (Iman Soeharto, 1999). Menurut Salim Basalamah (1988), aspek ekonomi harus bisa menyelesaikan :

5 1. Proyek yang dikerjakan dapat member pengaruh pada publik dan negara. 2. Membuka kesempatan kerja bagi masyarakat dan mendorong perkembangan teknologi aplikatif. 3. Kegunaan umum yang disumbangkan kepada masyarakat seperti jalan lingkungan, penerangan listrik dan fasilitas lainnya. 4. Hubungan proyek dengan proyek lainnya, khususnya berbagai output dan input apakah proyek menjadi pembekal proyek dengan proyek lainnya (industri hulu) atau pasar dari proyek lainnya (industri hilir) Bangunan Inti PLTA dan Konsep Dasar Analisis Ekonomi Bangunan Inti PLTA Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) merupakan pembangkit listrik yang memanfaatkan tenaga aliran air dengan keluaran daya yang dihasilkan mencapai lebih dari 200 kw (Anton Hermanto, 2013) Dasar analisis ekonomi rencana pembangunan PLTA adalah estimasi biaya konstruksi pembangunan, disertai dengan biaya langsung dan tidak langsung yang dihitung sebagai modal awal investasi proyek. Menurut Anton Hermanto (2013) Perencanaan bangunan inti sistem pembangkit tenaga listrik air terdiri dari : a) Bendung, didefinisikan sebagai bangunan yang berada melintang sungai yang berfungsi untuk meninggikan muka air sungai. Konstruksi bendung bertujuan untuk meninggikan dan mengontrol tinggi muka air dalam sungai secara signifikan sehingga elevasi muka air cukup untuk dialihkan ke dalam intake (saluran pengambil) pembangkit air. b) Saluran pembawa (headrace channel) untuk mengalirkan air dari intake ke bak penenang (forebay) dan untuk mempertahankan kestabilan debit air. c) Kantong lumpur Fungsi dan karakteristik bangunan ini adalah : 1) Bangunan yang menghubungkan intake dengan bak pengendap sehingga panjangnya harus dibatasi 2) Pengatur aliran air dari saluran penyalur sehingga harus mencegah aliran turbulen serta mengurangi kecepatan aliran masuk ke bak pengendap, sehingga perlu bagian yang melebar.

6 3) Bangunan untuk mengendapkan sedimen dimana untuk desainnya perlu dihitung dengan formulasi hubungan panjang bak, kedalaman bak, antara kecepatan pengendapan dan kecepatan aliran. d) Bak penenang (forebay), merupakan tempat penenangan air dan pengendapan akhir, penyaringan akhir setelah kantong lumpur, untuk menyaring bendabenda yang masih terbawa dalam aliran air. Forebay merupakan tempat permulaan pipa pesat (penstock) yang mengendalikan aliran minimum, sebagai antisipasi aliran yang cepat pada turbin, tanpa menurunkan elevasi muka air yang berlebihan dan menyebabkan arus balik pada saluran. e) Pipa Pesat (Penstock Pipe) sebagai saluran tertutup (pipa) aliran air yang menuju turbin yang ditempatkan di rumah pembangkit. Saluran ini yang akan berhubungan dengan peralatan mekanik seperti turbin. f) Rumah pembangkit (power house) adalah bangunan yang berfungsi untuk melindungi peralatan mekanikal elektrikal seperti turbin, generator, panel control dan yang lain dari gangguan berupa cuaca, pencegahan dari pihak yang tidak berkepentingan dan pencurian peralatan barang tersebut. g) Saluran Pembuang (tail race) merupakan saluran pembuang aliran air dari rumah pembangkit dan menggerakkan turbin. Saluran ini bersatu dengan rumah pembangkit dan aliran sungai Komponen Mekanikal Elektrikal PLTA Komponen mekanikal elektrikal di dalam sistem pembangkit listrik tenaga air terdiri atas: a. Turbin Menurut Soepriono (2011), turbin merupakan komponen putar yang berfungsi mengubah energi potensial air menjadi energi mekanik. Pemilihan turbin pada sistem PLTA berdasarkan head/tinggi jatuh dan kapasitas daya yang dihasilkan. b. Generator Generator berfungsi untuk mengkonversi daya mekanik pada poros turbin yang disalurkan ke poros generator menjadi daya listrik. Jenis generator yang direkomendasikan adalah generator tanpa sikat karbon (brushless synchronous generator) yang dilengkapi dengan AVR (Automatic Voltage Regulator) untuk pengaturan tegangan (Soepriono, 2011).

7 c. Governor Governor adalah alat pengatur jumlah air yang masuk ke dalam turbin agar tenaga air yang sesuai dengan daya listrik yang dikeluarkan oleh pembangkit, sehingga putaran akan konstan (Soepriono, 2011). d. Transformator Transformator (trafo) adalah alat untuk menaikkan atau menurunkan tegangan dari pembangkit menuju gardu induk maupun dari gardu induk menuju gardu hubung dan saluran transmisi. Tujuan menaikkan dan menurunkan tegangan adalah untuk memperkecil kerugian kerugian daya listrik pada saluran transmisi. (Hanif Guntoro, 2010). e. Jaringan Tegangan Menengah Jaringan tegangan menengah merupakan klasifikasi saluran distribusi tegangan listrik dengan tegangan 30 kv, 70 kv dan 150 kv. Pada umumnya jaringan ini menjadi tempat pengaturan untuk membagi suplai listrik sesuai beban puncak. Namun jika jaringan langsung melayani beban konsumsi listrik pelanggan, maka disebut juga jaringan distribusi (Kristian Mairi, 2010). Penggunaan jaringan dimulai dari pembangkit dan dihitung berdasarkan lama operasi dalam sehari selama setahun, sebagai berikut: Pemakaian energi sendiri = 0.8 x besar tegangan x jumlah jam operasi /hari x jumlah operasi /tahun. f. Rugi-rugi Daya Rugi-rugi daya merupakan kehilangan daya listrik yang tersalurkan pada jaringan distribusi maupun pada trafo akibat komponen elektrik seperti tembaga kabel penghantar, inti trafo, dan panas akibat arus. Rugi-rugi daya maksimum yang dialami oleh unit pembangkit dalam setiap lama operasi pembangkit dapat diasumsi sebesar 1% dari produksi energi yang dihasilkan (Restu Dwi, 2008). Potensi listrik merupakan kapasitas listrik yang akan dihasilkan dalam usaha pembangkitan energi listrik, berdasarkan sistem operasional yang dijalankan selama jumlah jam dalam hari. Kapasitas yang dihasilkan kemudian digunakan sebagai pendapatan utama dari investasi yang dikeluarkan setelah dikalikan dengan tarif dasar listrik yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

8 Harga Pembelian Tenaga Listrik Dari Pembangkit Listrik Tenaga Air Pasal 4 ayat (1) pada Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 12 Tahun 2014 menerangkan bahwa harga pembelian tenaga listrik dari PLTA dengan kapasitas sampai dengan 10 MW (sepuluh megawatt) ditetapkan dengan memperhatikan tegangan jaringan listrik PT PLN (Persero), dan lokasi /wilayah pembangkit (faktor F) dengan besaran sebagaimana yang telah ditetapkan. Dalam hal ini PLTA Kalibeber dengan kapasitas pembangkit tegangan menengah sebesar kw yang termasuk pada wilayah Jawa, Bali dan Madura, harga rata-rata tertimbang adalah Rp 880,0 x F dengan faktor F = 1,00. Sehingga harga pembelian listrik adalah Rp 880,00 x 1,00 = Rp 880,0 /Kwh Konsep Dasar Analisa Ekonomi Konsep dasar analisa ekonomi menurut Rochmanhadi (1996), adalah sebagai berikut: 1) Biaya (cost) Biaya (cost) adalah semua barang dan jasa yang mengurangi pendapatan bersih pihak-pihak yang terkait. Jenis biaya dalam ekonomi proyek: a. Biaya investasi (investment cost) adalah biaya atau modal yang diperlukan untuk pelaksanaan proyek. b. Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang tidak terpengaruh oleh adanya kegiatan-kegiatan, misalnya gaji. c. Biaya variabel (variable cost), adalah biaya yang langsung berhubungan dengan kegiatan-kegiatan, misalnya biaya bahan baku. d. Biaya hilang (sunk cost), yaitu biaya yang dikeluarkan pada waktu yang lalu sebelum kepastian pelaksanaan proyek. 2) Manfaat (benefit) Manfaat (benefit) adalah peningkatan penerimaan barang ataupun jasa yang meningkatkan pendapatan bersih pihak-pihak terkait. Terdapat dua macam benefit, yaitu: a. Direct benefit atau manfaat langsung, yaitu manfaat yang langsung diperoleh sesuai dengan tujuan investasi.

9 b. Indirect benefit atau manfaat tidak langsung, yaitu manfaat yang merupakan dampak dari adanya proyek suatu investasi. Sedangkan menurut Johar Arifin (2000), analisa ekonomi proyek harus terperinci secara detail mengenai faktor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap pelaksanaan proyek, sebagai berikut: 1) Modal Sendiri (Capital Equity) Modal sendiri adalah modal yang ditanamkan untuk membiayai pekerjaanpekerjaan pra konstruksi, seperti pembebasan tanah, perencanaan dan penasehat hukum. 2) Modal pinjaman (borrowed capital) Modal pinjaman adalah pembiayaan proyek yang berasal dari : a) Kredit langsung dari bank atau institusi keuangan lainnya b) Dana dari pasar uang dan modal (hasil penjualan saham obligasi, surat berharga dan lain lain). 3) Perbandingan modal pinjaman terhadap modal sendiri (loan equity ratio) Perbandingan ini tidak mutlak, tergantung jenis proyek yang mempengaruhi resiko proyek. 4) Suku bunga (interest) Suku bunga atas sesuatu pinjaman adalah sejumlah uang sebagai imbalan atas jasa yang dinikmati oleh pemberi pinjaman. Hal ini juga berkaitan dengan perubahan nilai terhadap waktu. Suku bunga dinyatakan dalam persen pertahun. 5) Masa Konstruksi (construction periode) Untuk proyek komersil yang dibiayai dengan modal pinjaman yang dikenakan bunga meskipun proyek belum mulai menghasilkan pendapatan, masa konstruksi diusahakan sesingkat-singkatnya agar beban bunga selama masa periode sekecil-kecilnya. Kreditur umumnya memberi keringanan berupa penangguhan pokok kredit dan bunganya selama masa konstruksi (grace periode). Adakalanya diberikan penangguhan pembayaran pokok kreditnya saja dan bunganya harus dibayar.

10 6) Masa pelunasan proyek (pay out time) Masa pelunasan kredit adalah jangka waktu kredit dikurangi masa konstruksi. Panjangnya jangka waktu kredit adalah tergantung situasi, kondisi dan jenis proyek. Untuk proyek komersil sekitar tahun. 7) Depresiasi Depresiasi adalah nilai ganti rugi pertahun yang harus dikeluarkan atas beban pendapatan sebelum pajak yang besarnya tergantung dari umur pendapatan sebelum pajak yang besarnya tergantung dari umur ekonomis (useful life). Harga peroleh nilai sisa Biaya penyusutan = Umur ekonomis (2.1) 8) Pajak penghasilan (Taxiable Profit) Pajak penghasilan merupakan besarnya pajak yang dibebankan terhadap laba kena pajak. Laba kena pajak ialah pendapatan kotor dikurangi dengan : a) Pengeluaran untuk pembayaran modal pinjaman b) Pengeluaran untuk pajak atas bunga c) Depresiasi / penyusutan gedung dan peralatan d) Asuransi e) Biaya operasi gedung Analisis Ekonomi Teknik Perubahan nilai uang terhadap waktu (Discount Factor) Nilai mata uang dapat berubah terhadap waktu berdasarkan tingkat perekonomian suatu negara serta nilai tukar mata uang terhadap mata uang asing, dalam hal ini berdasarkan keadaan perekonomian dunia Perhitungan Bunga (Interest) Menurut Iman S. (1995), keputusan investasi diambil berdasarkan konsep bahwa nilai rupiah sebagai mata uang saat ini. dapat berubah menjadi lebih tinggi di waktu mendatang. Jika periode investasi berlangsung multi tahun, maka pengaruh waktu terhadap nilai uang mutlak diperhitungkan sebagai pertimbangan kelayakan secara ekonomi. Ini dirumuskan sebagai bunga (interest) atau tingkat arus pengembalian (rate of return).

11 Istilah dan Rumus Dalam Analisis Ekonomi Beberapa istilah penting yang akan dipakai dalam analisis ekonomi sebagai berikut: i = Interest (bunga), yaitu besarnya suku bunga tahunan (%) P = Present Value (nilai sekarang), yaitu sejumlah nilai uang pada saat ini F = Future Value (nilai yang akan datang), yaitu sejumlah uang pada saat yang akan datang A = Annual payment (pembayaran tahunan), yaitu sejumlah uang yang dibayarkan setiap tahun N = jumlah tahun G = Gradient series, yaitu annual yang jumlah nilainya tidak konstan, membentuk suatu kenaikan atau penurunan yang teratur. Rumus dasar yang digunakan untuk analisis ekonomi berdasarkan sistem bunga berganda (interest compound) dan metode penggandaan yang berperiode (discrete compounding) menurut Robert J. Kodoatie (1995) adalah : 1) F = P(1 + i) n (2.2) 2) P = F (1 + i) n (2.3) Fi 3) A = (1 + i) n - 1 (2.4) 4) A = Pi(1 + i) n (1 + i) n - 1 (2.5) A[(1 + i) n 1] 5) F = i (2.6) 6) P = A[(1 + i) n 1] i(1 + i) n (2.7) 7) G = G 1 n i (1 + i) n - 1 (2.8) Dalam analisa yang sifatnya rumit, untuk memperkecil kemungkinan terjadinya kesalahan data dibuat dalam bentuk tabel sesuai kondisi, periode waktu dan tingkat suku bunga. Penulisan rumus berdasarkan kondisi tersebut adalah sebagai berikut: 1) F = P(F/P, i %, n) (2.9) 2) P = F(P/F, i %, n) (2.10)

12 3) A = F(A/F, i %, n) (2.11) 4) A = P(A/P, i %, n) (2.12) 5) F = A(F/A, i %, n) (2.13) 6) P = A(P/A, i %, n) (2.14) 7) A = X(A/G, i %, n) (2.15) Diagram Aliran Kas (cash flow diagram) Diagram aliran kas dibuat sebagai bentuk visualisasi flow (aliran) dari pembayaran maupun penerimaan uang pada suatu periode waktu tertentu. Notasi yang digunakan pada diagram aliran kas seperti yang telah dijelaskan pada Subbab P A i = % F Gambar 2.1. Diagram rumus kondisi, tingkat suku bunga dan periode waktu Faktor pembayaran tahunan (annuity) harus selalu digambarkan, walaupun dalam persoalan disebutkan bahwa pembayaran tahunan dilakukan pada awal tahun (Robert J.K, 1994) Titik Impas (Break Event Point) Analisis titik impas (break event point) menjadi salah satu faktor dalam pengambilan keputusan. Keadaan dimana manfaat atau pendapatan yang diperoleh telah sama dengan besarnya pengeluaran sebagai investasi, maka dalam hal ini titik impas dianggap telah tercapai. Makin rendah faktor okupasi impasnya makin kecil resiko investasi proyek. Pada proyek pembangunan PLTA, berapa harga jual listrik ditentukan berdasarkan tarif dasar listrik minimum, dan dianalisis pada tahun ke berapa keuntungan dapat menutup biaya investasi awal Teknik Penilaian Investasi Pembahasan kriteria penilaian investasi diawali oleh konsep ekuivalen yang memberikan bobot kuantitatif faktor waktu terhadap nilai uang seperti bunga dan rate of return. (Iman Soeharto, 1995).

13 Dalam analisis proyek ada beberapa kriteria yang dipakai untuk diterima tidaknya suatu usulan proyek, atau untuk menentukan pilihan antara berbagai macam proyek. Dalam semua kriteria itu baik benefit maupun biaya bisa dinyatakan worth present value-nya. Masing-masing kriteria ada kebaikan dan keburukannya (Kadariah, 1986) Periode Pengembalian (Payback Period) Amalisis periode pengembalian digunakan untuk mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan biaya investasi awal. Jika periode yang dihasilkan kurang dari atau lebih cepat daripada umur ekonomis, maka investasi dianggap layak. Dalam analisis ini, nilai uang terhadap waktu tidak diperhitungkan. Bila aliran kas tiap tahun berubah, maka garis kumulatif aliran kas tidak lurus, dalam hal ini digunakan rumus : PP = (n-1) + Cf Ʃ An Dimana : Cf An n = Biaya pertama = aliran kas pada tahun n = tahun pengembalian Rasio Biaya dan Manfaat (Benefit Cost ratio/bcr) BCR adalah perbandingan antara nilai ekuivalen dari benefit (manfaat) dengan nilai ekuivalen dari cost (biaya) pada suatu titik waktu yang sama misalnya present worth (sekarang), future worth (yang akan datang) atau annual worth (tahunan). Secara umum rumus untuk perhitungan nilai ini dapat diuraikan sebagai berikut : BCR = i = n i = 1 Ʃ Dengan : ( ) : n=1 i i = n i = 1 Ʃ ( ) 1 An Bt = benefit pada tiap tahun (Rp) Ct = cost pada tiap tahun (Rp) 1/(1+1)t = rumus present value (pv) t = 1,2,3,., n = jumlah tahun (th) i = tingkat bunga (%) apabila :

14 BCR 1, maka proyek layak untuk dilaksanakan BCR<1, maka proyek tidak layak untuk dilaksanakan Nilai Sekarang Neto (Net Present Value/NPV) Kriteria nilai sekarang neto (Net Present Value NPV) didasarkan pada konsep mendiskonto seluruh aliran kas ke nilai sekarang. Dengan mendiskontokan semua aliran kas masuk dan keluar selama umur proyek (investasi) ke nilai sekarang kemudian menghitung angka neto, maka akan diketahui selisihnya dengan memakai dasar yang sama, yaitu harga (pasar) saat ini. Berarti sekaligus dua faktor yang telah diperhatikan, yaitu faktor nilai waktu dari uang dan (selisih) besar aliran kas masuk dan keluar. Dengan demikian amat membantu pengambil keputusan untuk menentukan pilihan. NPV menunjukkan jumlah lumpsump yang dengan arus diskonto tertentu memberikan angka berapa besar nilai usaha (Rp) tersebut saat ini. Perhitungan NPV bila ddikemukakan dalam formula adalah : NPV = Dengan : Ʃ i = n i = 1 (1+ ) Bt = benefit pada tiap tahun (Rp) Ct = cost pada tiap tahun (Rp) 1/(1+1)t = rumus present value (PV) t = 1,2,3,., n = jumlah tahun (th) i = tingkat bunga (%) apabila : NPV positif atau > 0, maka proyek layak untuk dilaksanakan. NPV negatif atau <0, maka proyek tidak layak untuk dilaksanakan Arus pengembalian Internal (Internal of Return/IRR) IRR merupakan nilai suku bunga yang diperoleh jika BCR bernilai sama dengan 1 atau nilai suku bunga yang diperoleh jika NPV bernilai sama dengan 0 (nol). IRR dihitung atas dasar pendapatan pertahun bersih dari tiotal investasi yang diperlukan. Nilai IRR ini sangat penting diketahui untuk melihat sejauh mana kemampuan proyek ini dapat dibiayai dengan melihat nilai suku bunga pinjaman yang berlaku. Perhitungan nilai IRR dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan berikut :

15 IRR = ( ) = 0 ( ) Dengan : Bt = benefit pada tiap tahun (Rp) Ct = cost pada tiap tahun (Rp) 1/(1+i)t = rumus present value (PV) t = 1,2,3,., n = jumlah tahun (th) i = tingkat bunga (%) Apabila : IRR > suku bunga yang ditetapkan, proyek layak untuk dilaksanakan IRR < suku bunga yang ditetapkan, proyek tidak layak untuk dilaksanakan Indeks Profitabilitas Variasi lain dari kriteria NPV adalah indeks profitabilitas (IP), yang menunjukkan kemampuan mendatangkan laba per-satuan nilai investasi. Didefinisikan sebagai berikut : Indeks profitabilitas = nilai sekarang aliran kas masuk nilai sekarang aliran kas keluar Dengan demikian dalam batas atau syarat tertentu indeks profitabilitas dapat digunakan untuk membandingkan secara langsung menarik tidaknya usulan investasi suatu proyek.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Tugas Akhir Analisis Kelayakan Investasi nilai Jual Minimum Perumahan Bale Maganda Kahuripan BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Tugas Akhir Analisis Kelayakan Investasi nilai Jual Minimum Perumahan Bale Maganda Kahuripan BAB II LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Secara umum setiap proyek harus dianalisis dari berbagai aspek. Maksud dari analisis proyek adalah untuk memperbaiki pemilihan investasi. Pemilihan berbagai macam

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Metode Kelayakan Investasi Evaluasi terhadap kelayakan ekonomi proyek didasarkan pada 2 (dua) konsep analisa, yaitu analisa ekonomi dan analisa finansial. Analisa ekomoni bertujuan

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.

Lebih terperinci

VII. RENCANA KEUANGAN

VII. RENCANA KEUANGAN VII. RENCANA KEUANGAN Rencana keuangan bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Untuk melakukan

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN EKONOMI PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIKTENAGA AIR (PLTA) KALIBEBER KABUPATEN WONOSOBO

STUDI KELAYAKAN EKONOMI PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIKTENAGA AIR (PLTA) KALIBEBER KABUPATEN WONOSOBO STUDI KELAYAKAN EKONOMI PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIKTENAGA AIR (PLTA) KALIBEBER KABUPATEN WONOSOBO Vika Arini 1), Siti Qomariyah 2), Agus Hari Wahyudi 3 ) 1) Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Universitas

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Analisis Kelayakan Usaha Analisis Kelayakan Usaha atau disebut juga feasibility study adalah kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Usaha warnet sebetulnya tidak terlalu sulit untuk didirikan dan dikelola. Cukup membeli beberapa buah komputer kemudian menginstalnya dengan software,

Lebih terperinci

PEMILIHAN ALTERNATIF POTENSI SUMBER DAYA AIR DI WILAYAH DAS BRANTAS UNTUK DIKEMBANGKAN MENJADI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA)

PEMILIHAN ALTERNATIF POTENSI SUMBER DAYA AIR DI WILAYAH DAS BRANTAS UNTUK DIKEMBANGKAN MENJADI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA) PEMILIHAN ALTERNATIF POTENSI SUMBER DAYA AIR DI WILAYAH DAS BRANTAS UNTUK DIKEMBANGKAN MENJADI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA) Deviany Kartika, Miftahul Arifin, Rahman Darmawan Program Studi Teknik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Investasi Investasi merupakan kegiatan menanamkan modal jangka panjang, dimana selain investasi tersebut perlu pula disadari dari awal bahwa investasi akan diikuti

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Bisnis 2.1.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Kata bisnis berasal dari bahasa Inggris busy yang artinya sibuk, sedangkan business artinya kesibukan. Bisnis dalam

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam suatu bentuk kesatuan dengan mempergunakan

Lebih terperinci

Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1)

Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1) M a n a j e m e n K e u a n g a n 96 Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1) Mahasiswa diharapkan dapat memahami, menghitung, dan menjelaskan mengenai penggunaan teknik penganggaran modal yaitu Payback

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di peternakan milik Bapak Sarno yang bertempat di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Menurut Husnan dan Suwarsono (2000), proyek pada dasarnya merupakan kegiatan yang menyangkut pengeluaran modal (capital

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis finansial bertujuan untuk menghitung jumlah dana yang diperlukan dalam perencanaan suatu industri melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang digunakan dalam analisa dan pembahasan penelitian ini satu persatu secara singkat dan kerangka berfikir

Lebih terperinci

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6.1 Pendahuluan Industri surimi merupakan suatu industri pengolahan yang memiliki peluang besar untuk dibangun dan dikembangkan. Hal ini didukung oleh adanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian oleh Dwi Susianto pada tahun 2012 dengan judul Travel AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. KERANGKA TEORI 2.1.1. Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Studi Kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang kegiatan atau usaha atau bisnis

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN EKONOMI PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA) KALIBEBER KABUPATEN WONOSOBO SKRIPSI

STUDI KELAYAKAN EKONOMI PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA) KALIBEBER KABUPATEN WONOSOBO SKRIPSI STUDI KELAYAKAN EKONOMI PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA) KALIBEBER KABUPATEN WONOSOBO The Economic Analysis of Kalibeber Hydro Power Plant in Wonosobo District SKRIPSI Disusun Sebagai Salah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Terkait penulisan skripsi ini, ada beberapa penulis terdahulu yang telah melakukan penelitian yang membahas berbagai persoalan mengenai analisis kelayakan usaha. Adapun skripsi

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Pada bagian ini dijelaskan tentang konsep yang berhubungan dengan penelitian kelayakan Usaha pembenihan dan pembesaran ikan lele Sangkuriang di

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Kerangka pemikiran penelitian ini diawali dengan melihat potensi usaha yang sedang dijalankan oleh Warung Surabi yang memiliki banyak konsumen

Lebih terperinci

STRUKTUR HARGA PLTMH. Gery Baldi, Hasan Maksum, Charles Lambok, Hari Soekarno

STRUKTUR HARGA PLTMH. Gery Baldi, Hasan Maksum, Charles Lambok, Hari Soekarno STRUKTUR HARGA PLTMH Topik Utama Gery Baldi, Hasan Maksum, Charles Lambok, Hari Soekarno Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan, Energi Baru Terbarukan, dan Konservasi Energi h_maksum@yahoo.com

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual III. METODE PENELITIAN Nilai tambah yang tinggi yang diperoleh melalui pengolahan cokelat menjadi berbagai produk cokelat, seperti cokelat batangan merupakan suatu peluang

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan peternakan sapi perah di CV. Cisarua Integrated Farming, yang berlokasi di Kampung Barusireum, Desa Cibeureum, Kecamatan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek memiliki beberapa pengertian. Menurut Kadariah et al. (1999) proyek ialah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan

Lebih terperinci

ANALISIS ASPEK KEUANGAN DALAM MANAJEMEN PROYEK *)

ANALISIS ASPEK KEUANGAN DALAM MANAJEMEN PROYEK *) ANALISIS ASPEK KEUANGAN DALAM MANAJEMEN PROYEK *) A. Dasar Dasar Proyek 1. Batasan Proyek Clive Gray mendifinisikan proyek sebagai kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam satu

Lebih terperinci

Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha

Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha ANALISIS BISNIS DAN STUDI KELAYAKAN USAHA MAKALAH ARTI PENTING DAN ANALISIS DALAM STUDI KELAYAKAN BISNIS OLEH ALI SUDIRMAN KELAS REGULER 3 SEMESTER 5 KATA

Lebih terperinci

12/23/2016. Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA

12/23/2016. Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA Bagaimana kesiapan permodalan yang akan digunakan untuk menjalankan bisnis dan apakah bisnis yang akan dijalankan dapat memberikan tingkat pengembalian yang menguntungkan?

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Dian Layer Farm yang terletak di Kampung Kahuripan, Desa Sukadamai, Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 11 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Investasi dan Depresiasi Menurut Husein Umar (2000,p1), investasi adalah upaya menanamkan faktor produksi langka yakni dana, kekayaan alam, tenaga ahli dan terampil, teknologi

Lebih terperinci

Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal

Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal Disarikan Gitman dan Sumber lain yang relevan Pendahuluan Investasi merupakan penanaman kembali dana yang dimiliki oleh perusahaan ke dalam suatu aset dengan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 16 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Usaha pengembangan kerupuk Ichtiar merupakan suatu usaha yang didirikan dengan tujuan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Melihat dari adanya peluang

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis mengemukakan teori-teori terkait penelitian. Teori-teori tersebut antara lain pengertian proyek, keterkaitan proyek dengan

Lebih terperinci

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si Aspek Keuangan Dosen: ROSWATY,SE.M.Si PENGERTIAN ASPEK KEUANGAN Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek keuangan memberikan gambaran yang

Lebih terperinci

Manajemen Investasi. Febriyanto, SE, MM. LOGO

Manajemen Investasi. Febriyanto, SE, MM.  LOGO Manajemen Investasi Febriyanto, SE, MM. www.febriyanto79.wordpress.com LOGO 2 Manajemen Investasi Aspek Keuangan Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan.

Lebih terperinci

LAMPIRAN A DESKRIPSI PROYEK

LAMPIRAN A DESKRIPSI PROYEK LAMPIRAN A DESKRIPSI PROYEK UNTUK PLTM...... X... MW PROVINSI... LAMPIRAN A DESKRIPSI PROYEK DAFTAR ISI 1. Definisi 2. Informasi Umum Pembangkit 3. Informasi Finansial Proyek 4. Titik Interkoneksi 1. Definisi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 17 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Usaha Kecil Menengah (UKM) pengolahan pupuk kompos padat di Jatikuwung Innovation Center, Kecamatan Gondangrejo Kabupaten

Lebih terperinci

Investasi dalam aktiva tetap

Investasi dalam aktiva tetap Investasi dalam aktiva tetap Investasi dalam aktiva tetap Secara konsep Investasi dalam aktiva tetap tidak ada perbedaan dengan Investasi dalam aktiva lancar Perbedaannya terletak pada waktu dan cara perputaran

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Proyek Dalam menilai suatu proyek, perlu diadakannya studi kelayakan untuk mengetahui apakah proyek tersebut layak untuk dijalankan atau tidak. Dan penilaian tersebut

Lebih terperinci

BAB II INVESTASI. Setiap perusahaan yang melakukan investasi aktiva tetap selalu

BAB II INVESTASI. Setiap perusahaan yang melakukan investasi aktiva tetap selalu BAB II INVESTASI II.1. Definisi Investasi Setiap perusahaan yang melakukan investasi aktiva tetap selalu mempunyai harapan bahwa perusahaan akan dapat memperoleh kembali dana yang ditanamkan dalam aktiva

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Provisioning Provisioning (Quickguide Standar Instalasi PT-1) adalah proses penyediaan suatu layanan jaringan FTTH (Fiber To The Home) yang mencakup persiapan material, aksesoris

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada akhirnya setelah penulis melakukan penelitian langsung ke perusahaan serta melakukan perhitungan untuk masing-masing rumus dan mencari serta mengumpulkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelayakan proyek adalah suatu penelitian tentang layak atau tidaknya suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelayakan proyek adalah suatu penelitian tentang layak atau tidaknya suatu 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Studi Kelayakan Studi kelayakan bisnis atau sering pula disebut dengan studi kelayakan proyek adalah suatu penelitian tentang layak atau tidaknya suatu proyek bisnis

Lebih terperinci

Aspek Keuangan. Studi Kelayakan (Feasibility Study) Sumber Dana. Alam Santosa

Aspek Keuangan. Studi Kelayakan (Feasibility Study) Sumber Dana. Alam Santosa Alam Santosa Aspek Keuangan Studi Kelayakan (Feasibility Study) Analisis Aspek Keuangan Menentukan sumber dana Menghitung kebutuhan dana untuk aktiva tetap dan modal kerja Aliran Kas Penilaian Investasi

Lebih terperinci

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11 Aspek Ekonomi dan Keuangan Pertemuan 11 Aspek Ekonomi dan Keuangan Aspek ekonomi dan keuangan membahas tentang kebutuhan modal dan investasi yang diperlukan dalam pendirian dan pengembangan usaha yang

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Maju Bersama, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Studi kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI Dalam pengambilan keputusan investasi, opportunity cost memegang peranan yang penting. Opportunity cost merupakan pendapatan atau penghematan biaya yang dikorbankan sebagai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang. 42 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Dalam upaya mengembangkan usaha bisnisnya, manajemen PT Estika Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang. Langkah pertama

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Profil Perusahaan Pada 1992 Pemerintah Indonesia mengeluarkan deregulasi sector ketenagalistrikan. Proses ini berawal dengan diterbitkannya Keputusan Presiden

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan kemanfaatan (benefit),

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang berhubungan dengan penelitian studi kelayakan usaha pupuk kompos pada Kelompok Tani

Lebih terperinci

MODUL 13 PPENGANTAR USAHATANI: KELAYAKAN USAHATANI 1. PENDAHULUAN SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT

MODUL 13 PPENGANTAR USAHATANI: KELAYAKAN USAHATANI 1. PENDAHULUAN SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT PPENGANTAR USAHATANI: KELAYAKAN USAHATANI Silvana Maulidah, SP, MP Lab of Agribusiness Analysis and Management, Faculty of Agriculture, Universitas

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis pada PT X, mengenai Peranan Capital Budgeting Dalam Pengambilan Keputusan Investasi Untuk Pembelian Mesin

Lebih terperinci

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 23 BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 4.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 4.1.1 Studi Kelayakan Usaha Proyek atau usaha merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan manfaat (benefit) dengan menggunakan sumberdaya

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikirian Teoritis 3.1.1 Studi Kelayakan Proyek Studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan proyek investasi)

Lebih terperinci

3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengambilan Responden 3.5 Metode Pengumpulan Data

3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengambilan Responden 3.5 Metode Pengumpulan Data 19 3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian di lapangan dilakukan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu, Sukabumi Jawa Barat. Pengambilan data di lapangan dilakukan selama 1 bulan,

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISA. dan keekonomian. Analisis ini dilakukan untuk 10 (sepuluh) tahun. batubara merupakan faktor lain yang juga menunjang.

BAB V HASIL ANALISA. dan keekonomian. Analisis ini dilakukan untuk 10 (sepuluh) tahun. batubara merupakan faktor lain yang juga menunjang. BAB V HASIL ANALISA 5.1 ANALISIS FINANSIAL Untuk melihat prospek cadangan batubara PT. XYZ, selain dilakukan tinjauan dari segi teknis, dilakukan juga kajian berdasarkan aspek keuangan dan keekonomian.

Lebih terperinci

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di sebuah lokasi yang berada Desa Kanreapia Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Propinsi Sulawesi Selatan. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN BISNIS. Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ

STUDI KELAYAKAN BISNIS. Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ STUDI KELAYAKAN BISNIS Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ http://adamjulian.web.unej.ac.id/ PENDAHULUAN Arti Studi Kelayakan Bisnis??? Peranan Studi Kelayakan Bisnis Studi Kelayakan Bisnis memerlukan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Pengambilan data dilakukan di Kecamatan Tarumajaya Kabupaten Bekasi. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive), dengan pertimbangan

Lebih terperinci

MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL

MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL Analisis kelayakan finansial adalah alat yang digunakan untuk mengkaji kemungkinan keuntungan yang diperoleh dari suatu penanaman modal. Tujuan dilakukan analisis kelayakan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis uraikan dalam bab sebelumnya, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Sampai

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Definisi Proyek Menurut Kadariah et al. (1999) proyek merupakan suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis mengemukakan teori-teori terkait penelitian. Teori-teori tersebut antara lain pengertian proyek, keterkaitan proyek dengan

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN ANDRI HELMI M, S.E., M.M

MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN ANDRI HELMI M, S.E., M.M MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN ANDRI HELMI M, S.E., M.M TIME VALUE OF MONEY Nilai uang saat ini lebih berharga dari pada nanti. Individu akan memilih menerima uang yang sama sekarang daripada nanti, dan lebih

Lebih terperinci

Metode Penilaian Investasi Pada Aset Riil. Manajemen Investasi

Metode Penilaian Investasi Pada Aset Riil. Manajemen Investasi Metode Penilaian Investasi Pada Aset Riil Manajemen Investasi Pendahuluan Dalam menentukan usulan proyek investasi mana yang akan diterima atau ditolak Maka usulan proyek investasi tersebut harus dinilai

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Pengertian Usaha

III. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Pengertian Usaha III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengertian Usaha Menurut Gittinger (1986) bisnis atau usaha adalah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Landasan Penelitian Terdahulu Hellen Mayora Violetha (2014) Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang melakukan penelitian dengan judul Evaluasi Kelayakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Budget Budget adalah ungkapan kuantitatif dari rencana yang ditujukan oleh manajemen selama periode tertentu dan membantu mengkoordinasikan apa yang dibutuhkan untuk diselesaikan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS BIAYA PENGERINGAN GABAH MENGUNAKAN PENGERING RESIRKULASI

BAB V ANALISIS BIAYA PENGERINGAN GABAH MENGUNAKAN PENGERING RESIRKULASI BAB V ANALISIS BIAYA PENGERINGAN GABAH MENGUNAKAN PENGERING RESIRKULASI 5.1 PENDAHULUAN Pengembangan usaha pelayanan jasa pengeringan gabah dapat digolongkan ke dalam perencanaan suatu kegiatan untuk mendatangkan

Lebih terperinci

ANALISIS INVESTASI BUDI SULISTYO

ANALISIS INVESTASI BUDI SULISTYO ANALISIS INVESTASI BUDI SULISTYO ASPEK INVESTASI UU & PERATURAN BIDANG USAHA STRATEGI BISNIS KEBIJAKAN PASAR LINGKUNGAN INVESTASI KEUANGAN TEKNIK & OPERASI ALASAN INVESTASI EKONOMIS Penambahan Kapasitas

Lebih terperinci

IV. ANALISA FAKTOR KELAYAKAN FINANSIAL

IV. ANALISA FAKTOR KELAYAKAN FINANSIAL 32 IV. ANALISA FAKTOR KELAYAKAN FINANSIAL 4.1. Identifikasi Indikator Kelayakan Finansial Pada umumnya ada enam indikator yang biasa dipertimbangkan untuk dipakai dalam penilaian kelayakan finansial dari

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Pengambilan data dilakukan pada bulan Februari sampai dengan bulan Maret 2011, bertempat di Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor,

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikirian Teoritis Penelitian tentang analisis kelayakan yang akan dilakukan bertujuan melihat dapat tidaknya suatu usaha (biasanya merupakan proyek atau usaha investasi)

Lebih terperinci

TUGAS PENGANTAR EKONOMI PRODUKSI ANALISIS USAHA JAHIT ARYAN TAILOR

TUGAS PENGANTAR EKONOMI PRODUKSI ANALISIS USAHA JAHIT ARYAN TAILOR TUGAS PENGANTAR EKONOMI PRODUKSI ANALISIS USAHA JAHIT ARYAN TAILOR Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ekonomi Produksi Perikanan dan Kelautan Disusun Oleh: Ludfi Dwi 230110120120 Sofan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Studi Kelayakan Proyek Proyek merupakan suatu kegiatan untuk membangun sistem yang belum ada. Sistem dibangun dahulu oleh proyek, kemudian dioperasionalkan

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISA KEUANGAN

BAB 5 ANALISA KEUANGAN BAB 5 ANALISA KEUANGAN 5.1 Ekuitas (Equity) Tiga elemen penting dari bisnis adalah aset, hutang, dan ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan. Menurut Weygandt, Kimmel, dan Kieso (2011:12), terdapat hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan tidak dapat bersaing, maka perusahaan tersebut dapat kalah dalam persaingan dan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Restoran Pastel and Pizza Rijsttafel yang terletak di Jalan Binamarga I/1 Bogor. Pemilihan tempat penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Analisis Investasi Tambang Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan endapan bahan galian yang meliputi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam rencana melakukan investasi usaha baru, investor toko Salim Jaya perlu melakukan peninjauan terlebih dahulu dengan memperhitungkan dan menganalisis rencana investasinya. Hasil peninjauan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berjalannya waktu, permintaan akan tenaga listrik di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berjalannya waktu, permintaan akan tenaga listrik di Indonesia terus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Listrik merupakan salah satu kebutuhan penting dalam kehidupan manusia. Seiring dengan berjalannya waktu, permintaan akan tenaga listrik di Indonesia terus meningkat.

Lebih terperinci

pendekatan rasional, yang pembuktiannya mudah dilakukan, sedangkan pertimbangan kualitatif

pendekatan rasional, yang pembuktiannya mudah dilakukan, sedangkan pertimbangan kualitatif A. PENDAHULUAN Terlaksananya suatu proyek investasi, seringkali tergantung kepada pertimbangan manajemen yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Pertimbangan kuantitatif lebih bersifat kepada pendekatan

Lebih terperinci

A. Kerangka Pemikiran

A. Kerangka Pemikiran III. METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran Penelitian ini mengkaji studi kelayakan pendirian industri pengolahan keripik nangka di kabupaten Semarang. Studi kelayakan dilakukan untuk meminimumkan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN Upaya yang dapat ditempuh untuk meningkatkan produksi minyak bumi, salah satunya dengan menerapkan teknologi Enhanched Oil Recovery (EOR) pada lapangan

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si PENDAHULUAN Keputusan investasi yang dilakukan perusahaan sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian dan Pentingnya Investasi Investasi diambil dari kata bahasa Inggris investation yang bermakna penanaman modal. Investasi merupakan salah

Lebih terperinci

STUDI HARGA AIR BAKU PADA BENDUNGAN BENDO KABUPATEN PONOROGO PROVINSI JAWA TIMUR

STUDI HARGA AIR BAKU PADA BENDUNGAN BENDO KABUPATEN PONOROGO PROVINSI JAWA TIMUR STUDI HARGA AIR BAKU PADA BENDUNGAN BENDO KABUPATEN PONOROGO PROVINSI JAWA TIMUR Intan Fardania Putri 1, Rispiningtati 2, Ussy Andawayanti 2 1 Mahasiswa Program Sarjana Teknik Jurusan Pengairan Universitas

Lebih terperinci

TUGAS ASPEK KEUANGAN STUDI KELAYAKAN BISNIS. Dosen : Tita Borshalina, S.E, M.S.M.. Kelompok 8 Muhammad iqbal al-kahfi (0113u427)

TUGAS ASPEK KEUANGAN STUDI KELAYAKAN BISNIS. Dosen : Tita Borshalina, S.E, M.S.M.. Kelompok 8 Muhammad iqbal al-kahfi (0113u427) TUGAS ASPEK KEUANGAN STUDI KELAYAKAN BISNIS Dosen : Tita Borshalina, S.E, M.S.M.. Kelompok 8 Muhammad iqbal al-kahfi (0113u427) Prian priyatna putra (0113u254) Shinta achadya (0113u248) Kelas D FAKULTAS

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Perubahan lingkungan internal dan eksternal menuntut perusahaan untuk meningkatkan keunggulan kompetitif agar dapat bertahan dan berkembang. Disaat perusahaan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Usaha Mi Ayam Bapak Sukimin yang terletak di Ciheuleut, Kelurahan Tegal Lega, Kota Bogor. Lokasi penelitian diambil secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

dimana jangka waktu kembalinya dana tersebut melebihi waktu satu tahun. Batas waktu satu

dimana jangka waktu kembalinya dana tersebut melebihi waktu satu tahun. Batas waktu satu A. Pengertian Capital Budgeting Definisi Capital Budgeting menurut Bambang Riyanto (hal 121, thn 1995) adalah keseluruhan proses perencanaan dan pengambilan keputusan mengenai pengeluaran dana dimana jangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pertambangan membutuhkan suatu perencanaan yang baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik dari segi materi maupun waktu. Maka dari

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Berdasarkan tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini, yaitu untuk mengetahui kelayakan pengembangan usaha pengolahan komoditi kelapa, dampaknya terhadap

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEUANGAN CAPITAL BUGDETING

MANAJEMEN KEUANGAN CAPITAL BUGDETING MANAJEMEN KEUANGAN CAPITAL BUGDETING JENIS INVESTASI FINANCIAL ASSET (Saham, Obligasi dst) RIIL ASSET (Property, Machine, dst) PRODUCT DERIVATE (Reksadana, Bursa Valas,Bursa Komoditas) COMBINATION Pengertian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan dengan meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai sektor industri baik dalam industri yang

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. dengan membangun suatu tempat pengelolaan sampah, tetapi yang dapat

KERANGKA PEMIKIRAN. dengan membangun suatu tempat pengelolaan sampah, tetapi yang dapat III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Sampah adalah sesuatu yang tidak berguna lagi, dibuang oleh pemiliknya atau pemakai semula (Tandjung, 1982 dalam Suprihatin et al,1999). Dibutuhkan

Lebih terperinci