PENGANTAR. yang kuat ingin maju. Tekad dan ketegasan itu telah dibuktikan sejak kita

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGANTAR. yang kuat ingin maju. Tekad dan ketegasan itu telah dibuktikan sejak kita"

Transkripsi

1 PENGANTAR Bangsa Indonesia adalah salah satu bangsa yang dengan tegas dan tekad yang kuat ingin maju. Tekad dan ketegasan itu telah dibuktikan sejak kita memperjuangkan kemerdekaan yang dilanjutkan pula dalam era kemerdekaan. Tekad dan ketegasan ini akan terus melandasi usaha dan perjuangan kita mengisi kemerdekaan yaitu dengan mewujudkan masyarakat yang maju, sejahtera, adil dan makmur berdasarkan pancasila. Disini Pegawai Negeri Sipil sebagai penyelenggara negara memiliki peranan yang besar karena terwujudnya masyarakat yang kita cita-citakan tergantung pada sikap mental, tekad dan semangat, ketaatan dan disiplin para penyelenggara negara serta seluruh masyarakat (Prijodarminto, 1992). Seperti yang disebutkan dalam Undang- Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang berlakunya pokok-pokok kepegawaian yang menyatakan bahwa setiap Pegawai Negeri Sipil berkewajiban memberikan contoh yang baik dalam mentaati dan melaksanakan segala ketentuan dan perundang - undangan yang berlaku. Demi terwujudnya pembangunan yang bertujuan mensejahterakan bangsa, maka dapat dimengerti bahwa tumpuan diletakkan antara lain kepada Pegawai Negeri Sipil sebagai aparatur Negara, abdi Negara dan abdi masyarakat. Apabila Pengawai Negeri Sipil tidak melaksanakan ketentuan yang berlaku, sudah tentu sangat mempengaruhi keberhasilan pembangunan itu sendiri. Karena itulah diperlukan Pegawai Negeri Sipil yang kuat, baik dalam sikap mentalnya, spiritualnya yang tahan serta terkendali dalam menghadapi segala godaan dan ujian (Prijodarminto, 1992).

2 Pegawai Negeri Sipil adalah unsur aparatur Negara, abdi Negara dan abdi masyarakat yang dengan penuh kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara dan Pemerintah menyelenggarakan tugas pemerintahan dan pembangunan serta hidup di tengah-tengah masyarakat dan bekerja untuk kepentingan masyarakat. Sebagai aparatur negara, Pegawai Negeri Sipil merupakan tulang punggung dalam penyelenggara roda pemerintahan dan sebagai abdi Negara serta abdi masyarakat yang harus mengabdi kepada tugasnya, melaksanakan tugasnya, memberikan pelayanan sebaik-baiknya (Prijodarminto, 1992). Serta Pegawai Negeri Sipil harus mampu menggerakkan dan memperlancar penyelenggaraan pemerintahan umum dan pembangunan untuk kepentingan rakyat banyak. Dengan demikian Pegawai Negeri Sipil dituntut memiliki kesetiaan dan ketaatan penuh kepada Pancasila, UUD 1945, Negara dan Pemerintah. Kesetiaan dan ketaatan yang dimaksud tertuang dalam UU Nomor 8 Tahun 1974 Pasal 4 yaitu tekad dan kesanggupan untuk melaksanakan, mengamalkan sesuatu yang ditaati dengan penuh kesadaran dan tanggungjawab. Kemudian dalam Pasal 5 UU Nomor 8 Tahun 1974, setiap Pegawai Negeri Sipil wajib mentaati segala peraturan perundang - undangan yang dipercaya kepadanya dengan penuh pengabdian, kesadaran dan tanggungjawab. Berhubungan dengan itu, Prijodarminto (1992) mengatakan bahwa Pengawai Negeri Sipil berkewajiban untuk memberikan contoh, ketauladanan, panutan yang baik dalam mentaati dan melaksanakan segala peraturan perundang - undangan yang berlaku.

3 Berhasil tidaknya pencapaian tujuan dan pelaksanaan tugas-tugas suatu organisasi atau baik buruknya citra suatu organisasi sangat tergantung pada pelayanan yang diberikan. Untuk memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat hendaknya di dukung adanya disiplin Pegawai Negeri Sipil yang tinggi sebagaimana yang dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang peraturan Pegawai Negeri Sipil yang merupakan dasar pembentukan watak dan kepribadian pegawai yang dibebankan kepadanya serta kewajiban yang harus dilakukan dan larangan-larangan yang tidak boleh dilakukan, sehingga dapat diharapkan menghasilkan produktifitas kerja yang tinggi. Selanjutnya dalam pasal 2 Peraturan Pemerintah menyatakan bahwa salah satu kewajiban Pegawai Negeri Sipil yang harus dipatuhi dalam rangka awalnya dalam disiplin kerja salah satu tugas Pegawai Negeri Sipil adalah mentaati jam kerja (Undang-undang No 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum). Kenyataan yang ada di masyarakat, justru ketidaktepatan jam kerja atau lebih dikenal dengan jam karet menjadi hal penting dan sulit diatasi karena sudah mengarah menjadi kebudayaan. Kebanyakan orang cenderung seenaknya sendiri, jika diatur atau ditegur merasa digurui dan merasa ditekan. Seperti kasus yang terjadi di kota Bandar Lampung. Berdasarkan hasil sidak Tim GDN Pemkot Bandar Lampung, jumlah PNS di lingkungan Pemkot Bandar Lampung yang tidak hadir pada saat jam kerja 31,34% (Lampung Post, Edisi Selasa 24 Juli 2007), bahkan ada beberapa dinas atau instansi yang tingkat ketidakhadirannya di atas 50%. Angka tersebut tentu sangat memprihatinkan. Sebagai abdi Negara

4 seharusnya PNS memberikan contoh yang baik pada masyarakat ( Berdasarkan polling yang dilakukan oleh Lampung Post bekerjasama dengan Laboratorium Politik dan Otonomi Daerah Jurusan Ilmu Pemerintahan FISIP Unila, dengan mengambil responden masyarakat Kota Bandar Lampung, ada tiga pertanyaan yang diajukan dalam polling. Pertama, bagaimanakah tingkat disiplin kerja PNS di Lampung?. Sebanyak 51% responden menjawab tingkat disiplin kerja PNS rendah. Rendahnya disiplin kerja PNS dapat dilihat dari masih banyaknya PNS yang masuk dan pulang kerja tidak sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. Kedua, faktor apa yang menyebabkan banyaknya PNS tertangkap oleh Tim GDN pada saat jam kerja di luar kantor?. Sebanyak 40,5% responden menjawab karena lemahnya aturan dan kurangnya kesadaran PNS, karena kedua hal ini saling berkaitan. Ketiga, sanksi tegas seperti apa yang seharusnya diberikan pada PNS yang tidak disiplin?. Sebanyak 43% responden menjawab PNS tersebut harus diskors dan dipotong gajinya. Responden menilai lemahnya sanksi bagi PNS yang melanggar merupakan penyebab tidak atau belum jeranya sejumlah PNS untuk magkir dari tugasnya ( Prijodarminto (1992) mengemukakan beberapa bentuk atau jenis pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh Pegawai Negeri Sipil selama ini antara lain: a) Korupsi, dikaitkan dengan pelanggaran disiplin Pegawai Negeri Sipil maka arti korupsi tidak selalu berkaitan dengan uang, tetapi dapat diartikan dengan:

5 1. Waktu (jam kerja), antara lain terlambat masuk kantor tanpa alasan yang jelas dan masuk akal, pulang kantor lebih awal tanpa alasan yang jelas dan masuk akal serta tanpa ijin atasan, selama jam kantor tidak melaksanakan pekerjaan (ngobrol, tidur, main catur, keluar kantor untuk tujuan diluar kedinasan atau urusan pribadi). 2. Barang atau perlengkapan dinas (kendaraan, rumah dinas), terjadi apabila ditemukan penggunaan barang atau perlengkapan kantor untuk kepentingan pribadi secara berlebihan, misalnya kendaraan dinas dipergunakan untuk belanja ke pasar, rumah dinas lebih dari satu dan penggunaan sarana kantor untuk keperluan di luar dinas. 3. Korupsi dalam bentuk uang, terjadi apabila ditemukan dalam hal penggelapan uang negara, penggunaan uang negara tanpa pertanggungjawaban secara benar (pembelian fiktif, biaya pemeliharaan secara fiktif, perjalanan dinas fiktif, pungutan liar, meminta imbalan, melakukan pemotongan atas hak keuangan misalnya terhadap gaji, uang pensiun, rapel dan honorarium), menerima hadiah dalam bentuk apapun. b) Tidak melaksanakan, menyelesaikan dan melayani tugas tepat pada waktunya, baik dengan maksud maupun tidak dengan maksud untuk mendapatkan sesuatu, misalnya: memperlambat atau menunda pekerjaan, tidak melaksanakan tugas secara semestinya, menelantarkan proses SK Kenaikan Pangkat, SK Pensiun, memperlambat pengeluaran ijin. c) Menyalahgunakan wewenang. d) Komersialisasi jabatan.

6 e) Segala tindakan yang melanggar peraturan kedinasan atau perintah kedinasan. f) Segala tindakan yang melanggar peraturan perundang - undangan di bidang disiplin kepegawaian. g) Melakukan perusakan sistem atau mekanisme kerja. Menurut Byars dan Rue (Amriany dkk, 2004) tindakan pendisiplinan perlu dilakukan segera karena (a) kinerja dan perilaku yang buruk, secara negatif akan mempengaruhi kinerja karyawan yang lain. Ketidakhadiran (absenteeism), ketidakpatuhan dan kesembronoan merupakan contoh-contoh perilaku yang perlu diarahkan dengan kedisiplinan, (b) karyawan yang diarahkan pada proses pendisiplinan menunjukkan perilaku yang kurang baik sebagai warga Negara atau anggota masyarakat, (c) perilaku yang kurang baik, secara negatif akan mempengaruhi masyarakat pada umumnya apabila mereka berada di dalam maupun luar lingkungan kerjanya. Guna mewujudkan karyawan yang memiliki sikap mental positif yang memiliki semangat produksi dan produktifitas yang tinggi, maka segenap karyawan perlu dibina sebaik - baiknya. Penegakkan disiplin karyawan merupakan sesuatu yang penting bagi suatu organisasi, sebab dengan kedisiplinan akan membuat pekerjaan yang dilakukan semakin efektif dan efisien. Bila kedisiplinan tidak dapat ditegakkan, kemungkinan tujuan yang telah ditetapkan oleh suatu organisasi tidak dapat dicapai. Sejalan dengan pendapat Simamora (1995) bahwa tujuan utama tindakan disiplin adalah untuk memastikan bahwa perilaku karyawan konsisten dengan peraturan perusahaan serta dapat membantu karyawan untuk menjadi lebih produktif.

7 Disiplin yang dimaksud adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban (Prijodarminto, 1992). Sastrohadiwiryo mengungkapkan disiplin kerja sebagai suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak untuk menerima sanksi-sanksinya apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya. Tujuan sanksi disiplin adalah untuk memperbaiki dan mendidik Pegawai Negeri Sipil yang melakukan pelanggaran disiplin. Oleh karena itu, hukuman disiplin yang dijatuhkan harus setimpal dengan pelanggaran disiplin yang dilakukan, sehingga hukuman disiplin itu dapat diterima oleh rasa keadilan. Disiplin dalam diri karyawan tidak terbentuk dengan sendirinya. Unaradjan (2003) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin yaitu: (1) Faktor Eksternal adalah unsur-unsur yang berasal dari luar pribadi individu, yaitu keadaan keluarga, sebagai tempat pertama dan utama pembinaan pribadi dan salah satu faktor yang sangat penting. Keadaan masyarakat, suatu keadaan tertentu dalam masyarakat dapat menghambat atau memperlancar terbentuknya kualitas hidup. (2) Faktor Internal adalah unsurunsur yang berasal dari dalam diri individu, yaitu : keadaan fisik, individu yang sehat secara fisik atau biologis akan dapat menunaikan tugas-tugas yang ada dengan baik. Keadaan psikis, keadaan ini berkaitan dengan keadaan seseorang, hanya orang yang normal atau sehat secara psikis dapat menghayati normanorma yang ada di masyarakat.

8 Penelitian Muhaimin (2004) dan Amriany, dkk (2004) menunjukkan faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya disiplin kerja karyawan. Hasil penelitian Muhaimin (2004) menunjukkan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi disiplin kerja adalah kepuasan kerja. Rendahnya disiplin kerja dalam penelitian ini tercermin apabila kesejahteraan karyawan tidak terpenuhi, sehingga mereka menjadi kurang tenang dalam melaksanakan tugas. Hasil penelitian Amriany, dkk (2004) mengenai iklim organisasi yang kondusif meningkatkan kedisiplinan kerja, bahwa iklim organisasi merupakan salah satu faktor yang penting bagi karyawan dalam menumbuhkan disiplin kerja. Faktor-faktor tersebut di atas merupakan elemen penting bagi pembentukan disiplin kerja pada karyawan atau pegawai yang dimulai dengan adanya disiplin pada diri karyawan itu sendiri. Faktor-faktor tersebut membentuk suatu kesadaran pribadi individu yang nantinya akan memunculkan perasaan tanggungjawab pada pekerjaannya dan membuat individu menjadi disiplin. Melihat faktor-faktor diatas dalam membentuk kesadaran pribadi individu tentu tidak lepas dari faktor komitmen. Komitmen merupakan bentuk dari kesadaran dan kemauan dari karyawan yang merupakan salah satu bentuk faktor dari dalam individu yang diprediksi dapat mempengaruhi disiplin kerja. Griffin & Bateman (Munandar dkk, 2004) mengungkapkan bahwa komitmen organisasi adalah dambaan pribadi untuk mempertahankan keanggotaannya dalam suatu organisasi yang ditandai dengan adanya kemauan secara sadar untuk mencurahkan usaha demi kepentingan organisasi serta adanya penerimaan terhadap nilai dan tujuan organisasi.

9 Di sini tampak bahwa suatu komitmen terdapat kesadaran dan kemauan seseorang untuk melibatkan diri ke dalam apapun yang akan dihadapi. Dengan adanya komitmen dalam diri seorang pegawai akan menimbulkan motivasi untuk bekerja semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan diri dan tuntutan organisasi, juga disertai rasa tanggungjawab yang diwujudkan dalam sebuah perilaku yaitu disiplin kerja. Jadi proses disiplin kerja membutuhkan adanya kesadaran pribadi individu dimulai dari dalam dirinya sendiri. Kesadaran pribadi individu tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh Basri (1995) bahwa seseorang dengan kesadaran dirinya mampu melahirkan perasaan tanggungjawab, perasaan cinta pada pekerjaan dan perasaan daya guna pelaksanaan dari tugas yang dilaksanakan. Berdasarkan hasil penelitian-penelitian sebelumnya, komitmen organisasi dianggap dapat digunakan untuk memprediksi hasil akhir (outcome) organisasi, seperti kinerja, pengunduran diri, absensi dan tujuan-tujuan organisasi tersebut (Brown, 2003). Penelitian Caldwell, Chatman & O Reilly, 1990; Mowday dkk, 1982; serta Shore & Martin dalam Greenberg & Baron, 1993 bahwa komitmen organisasi yang tinggi memiliki hubungan yang negatif dengan tingkat absensi dengan tingkat turnover, juga dengan tingkat kelambanan dalam bekerja (Angle & Perry, 1981). Berdasarkan penjabaran di atas secara tidak langsung menunjukkan bahwa komitmen organisasi pada pegawai sangat diperlukan untuk menciptakan disiplin kerja. Komitmen organisasi sendiri bisa terwujud apabila ada kesadaran dan kemauan dari dalam diri pegawai itu sendiri. Apabila seorang pegawai telah komitmen maka ia akan termotivasi untuk melakukan setiap kegiatan yang ada

10 dalam organisasi serta pegawai dituntut untuk bertanggungjawab dengan semua kegiatan yang ia laksanakan, perilaku ini merupakan wujud dari disiplin kerja pegawai. Oleh karena itu, diasumsikan bahwa komitmen organisasi memiliki hubungan positif dengan disiplin kerja. Semakin tinggi komitmen organisasi yang dimiliki, maka semakin tinggi disiplin kerja pegawai negeri Sipil. Oleh karena itu, permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan positif antara komitmen organisasi dengan disiplin kerja Pegawai Negeri Sipil? METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai pada Pengadilan Negeri Klas IA Tanjung Karang. B. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan skala dan inter rater. Peneliti akan menggunakan dua buah skala untuk mengukur kedua variabel serta data inter rater dari tiga orang atasan yang mengetahui masalah kepegawaian., yaitu: 1. Skala Disiplin Kerja Alat ukur yang akan digunakan untuk mengukur disiplin kerja yaitu skala disiplin kerja. Disiplin kerja diukur dengan menggunakan skala disiplin kerja yang terdiri dari dua dimensi, yaitu dimensi sikap dan dimensi perilaku. Dimensi sikap

11 dibuat berdasarkan teori disiplin kerja dari Lateiner dan Levine pada Hasibuan dan Black (Amriany dkk, 2004). Aspek yang akan diukur dalam penelitian ini adalah aspek kehadiran, waktu kerja, kepatuhan terhadap perintah, produktivitas kerja, kapatuhan terhadap peraturan, pemakaian seragam. Disiplin Kerja diketahui dengan melihat skor yang diperoleh oleh subjek setelah mengisi skala Disiplin Kerja. Dimensi perilaku di dapatkan dari hasil inter rater tiga orang atasan yang mengetahui masalah kepegawaian. Penilaiannya meliputi, kepatuhan datang, kepatuhan pulang, kepatuhan masuk kerja, kepatuhan memakai seragam, kepatuhan terhadap peraturan. 2. Skala Komitmen Organisasi Alat ukur yang akan digunakan untuk mengukur seberapa besar komitmen organisasi pada penelitian ini yaitu skala komitmen organisasi yang dibuat secara mandiri oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek komitmen organisasi menurut Meyer & Allen (Brown, 2003), yaitu affective commitment, normative commitment, continuance commitment. C. Metode Analisis Data Penelitian ini termasuk jenis penelitian korelasional, yaitu mencari hubungan antara komitmen organisasi dengan disiplin kerja. Untuk metode analisis data, peneliti menggunakan analisis statistik. Penelitian menggunakan statistik korelasi product moment Pearson. Teknik korelasi ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara komitmen organisasi dengan disiplin kerja. Untuk pengolahan data, peneliti menggunakan program komputer SPSS for Windows.

12 HASIL PENELITIAN 1. Hasil Uji Asumsi Sebelum melakukan analisis data, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi yang meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas dan uji linieritas merupakan syarat sebelum dilakukannya pengetesan nilai korelasi, dengan maksud agar kesimpulan yang ditarik tidak menyimpang dari kebenaran yang seharusnya ditarik (Hadi, 1996). a. Uji Normalitas Uji ini bertujuan untuk melihat apakah bentuk sebaran dari skor jawaban subjek normal atau tidak. Pengujian normalitas dilakukan terhadap distribusi skor disiplin kerja dan komitmen organisasi, dengan menggunakan teknik one sample kolmogrov smirnov test pada program komputer SPSS for windows Kaidah yang digunakan untuk mengetahui normal tidaknya sebaran data adalah jika p > 0,05 maka sebaran dinyatakan normal, namun jika p < 0,05 maka sebaran dinyatakan tidak normal. Dari hasil pengolahan data disiplin kerja K-SZ = 0,702 dengan p = 0,708 (p > 0,05) dan data komitmen organisasi diperoleh K- SZ = 1,305 dengan p = 0,066 (p > 0,05). Hasil uji normalitas tersebut menunjukkan bahwa data disiplin kerja dan komitmen organisasi terdistribusi atau tersebar dengan normal. b. Uji Linieritas Uji linieritas merupakan pengujian garis regresi antara variabel bebas dengan variabel tergantung. Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah hubungan antara variabel disiplin kerja dan komitmen organisasi mengikuti garis

13 linier atau tidak, dengan menggunakan program komputer SPSS for windows Dari hasil pengolahan data diperoleh F = 34,179 dengan p = 0,000 (p < 0.05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa hubungan antara disiplin kerja Pegawai Negeri Sipil dengan komitmen organisasi, bersifat linier atau mengikuti garis lurus. 2. Uji Hipotesis Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah adanya hubungan positif antara komitmen organisasi dengan disiplin kerja Pegawai Negeri Sipil. Pengujian terhadap hipotesis tersebut menggunakan teknik korelasi product moment dari Pearson pada program komputer SPSS for windows Dari hasil pengolahan data disiplin kerja dan komitmen organisasi diperoleh koefisien korelasi r = 0,568 dengan p = 0,000 (p < 0,01). Angka korelasi menunjukkan bahwa memang terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara dua variabel. Sumbangan efektif komitmen organisasi dengan disiplin kerja PNS adalah sebesar 32,2% ( = 0,322). Sebanyak 32,2% disiplin kerja PNS dipengaruhi oleh komitmen organisasi. Sedangkan sisanya sebanyak 67,8% dipengaruhi variabel lain diluar variabel tersebut. Dari data-data tersebut dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara disiplin kerja PNS dengan komitmen organisasi. Hasil analisis data ini menunjukkan bahwa hipotesis yang dikemukakan oleh peneliti diterima.

14 PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis tentang adanya hubungan positif antara komitmen organisasi dengan disiplin kerja pada Pegawai Negeri Sipil. Setelah melalui beberapa proses pengolahan data, diperoleh hasil yang mendukung hipotesis tersebut. Hasil analisis dari data-data yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini terbukti melalui nilai koefisien korelasi yang diperoleh r = 0,568 dengan p = 0,000 (p < 0,01). Terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara komitmen organisasi dengan disiplin kerja pada Pegawai Negeri Sipil. Hubungan antara komitmen organisasi dengan disiplin kerja bersifat positif dengan korelasi yang kuat. Terbukti pula bahwa semakin tinggi komitmen organisasi yang dimiliki, maka semakin tinggi disiplin kerja yang dimiliki Pegawai Negeri Sipil di Pengadilan Negeri Klas IA Tanjung Karang. Komitmen organisasi terbukti secara sangat signifikan berpengaruh terhadap disiplin kerja. Sumbangan efektif komitmen organisasi terhadap disiplin kerja adalah sebesar 32,2% ( = 0,322). Sebanyak 32,2% disiplin kerja Pegawai Negeri Sipil Pengadilan Negeri Klas IA Tanjung Karang dipengaruhi oleh komitmen organisasi. Sedangkan sisanya sebanyak 67,8% dipengaruhi variabel lain diluar variabel tersebut. Mathieu dan Zajac (1990) yang menyatakan bahwa dengan adanya komitmen yang tinggi pada karyawan, perusahaan akan mendapatkan dampak yang positif, seperti meningkatnya produktivitas, kualitas kerja dan kepuasan

15 kerja serta menurunnya tingkat keterlambatan, absensi dan turnover. Semua dampak positif yang disebutkan tersebut merupakan bentuk dari disiplin kerja karyawan itu sendiri. Komitmen organisasi yang baik diiringi dengan tingginya disiplin kerja yang dimiliki. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Caldwell, Chatman & O Reilly, 1990; Mowday dkk, 1982; serta Shore & Martin dalam Greenberg & Baron, 1993 bahwa komitmen organisasi yang tinggi memiliki hubungan yang negatif dengan tingkat absensi dengan tingkat turnover juga dengan tingkat kelambanan dalam bekerja (Angle & Perry, 1981). Komitmen organisasi yang tinggi dapat memunculkan disiplin kerja pada Pegawai Negeri Sipil Klas IA Tanjung Karang. Hal ini seperti yang disimpulkan oleh Greenberg (1996) mengatakan bahwa komitmen organisasi merupakan keterikatan karyawan terhadap organisasi tempatnya bekerja. Dengan kata lain, karyawan yang memiliki komitmen organisasi akan bekerja dengan penuh dedikasi serta akan melakukan tidak hanya tugas-tugas yang telah menjadi kewajibannya, tetapi dengan sukarela akan mengerjakan hal-hal yang dapat digolongkan sebagai usaha-usaha ekstra. Usaha-usaha ekstra itu akan tercermin dari adanya perilaku kerja yang mau bekerja keras, bekerja di luar tugasnya, serta bekerja dengan tingkat perhatian dan ketekunan yang tinggi. Tampak bahwa di dalam komitmen organisasi terdapat kesadaran dan kemauan karyawan untuk melibatkan diri dalam keadaan apapun yang ada di dalam perusahaan. Komitmen yang dibangun berdasar kesadaran diri merupakan kekuatan dan pengikat karyawan untuk melaksanakan kebijakan dan keputusan organisasi yang bersangkutan serta tetap setia, dengan adanya komitmen dalam diri seorang karyawan akan menimbulkan motivasi untuk bekerja semaksimal

16 mungkin sesuai dengan kemampuan diri dan tuntutan organisasi juga disertai rasa tanggungjawab yang diwujudkan dengan disiplin kerja. Berdasarkan kesesuaian hasil penelitian dan teori-teori yang diangkat, peneliti mampu membuktikan bahwa komitmen organisasi berhubungan dengan disiplin kerja. Dapat disimpulkan pula bahwa komitmen organisasi dan disiplin kerja yang dimiliki Pegawai Negeri Sipil di Pengadilan Negeri Klas IA Tanjung Karang tinggi. Karyawan yang memiliki komitmen organisasi yang tinggi akan lebih termotivasi untuk hadir dalam organisasi dan berusaha mencapai tujuan organisasi. Jadi komitmen organisasi dalam perusahaan memberikan pengaruh yang positif terhadap penampilan karyawan dalam perusahaan, khususnya dalam hubungan dengan efektivitas perusahaan. Hal ini sejalan dengan pendapat Deloria (2001) bahwa melalui komitmen organisasi akan diperoleh gambaran perilaku karyawan yang bermanfaat bagi organisasi. Komitmen organisasi memberikan pengaruh yang sangat signifikan terhadap disiplin kerja karyawan. Komitmen organisasi dan disiplin kerja merupakan variabel yang dapat saling mempengaruhi. Hal ini sejalan dengan pendapat Suryohadiprodjo (1989) bahwa niat untuk mentaati peraturan merupakan suatu kesadaran. Tanpa didasari unsur ketaatan, tujuan organisasi tidaklah tercapai. Hal ini berarti bahwa sikap dan perilaku didorong adanya kontrol diri yang kuat. Artinya, sikap dan perilaku untuk mentaati peraturan organisasi muncul dari dalam dirinya. Niat juga dapat diartikan sebagai keinginan untuk berbuat sesuatu atau kemauan untuk menyesuaikan diri dengan aturanaturan. Sikap dan perilaku dalam disiplin kerja ditandai dengan berbagai inisiatif,

17 kemauan dan kehendak untuk mentaati peraturan. Artinya, orang yang dikatakan mempunyai disiplin yang tinggi tidak semata-mata patuh dan taat terhadap peraturan secara kaku dan mati, tetapi juga mempunyai kehendak untuk menyesuaikan diri dengan peraturan-peraturan organisasi. Seperti yang diungkapkan oleh Helmi (1996) yang mengungkapkan bahwa disiplin kerja merupakan suatu sikap dan perilaku yang berniat untuk mentaati segala peraturan organisasi yang didasarkan atas kesadaran diri untuk menyesuaikan dengan peraturan organisasi. Disiplin dapat juga diartikan sebagai faktor yang mendorong karyawan untuk berperilaku sesuai dengan aturan serta tujuan organisasi, karena sebelum masuk dalam organisasi, seorang karyawan tentu mempunyai aturan, nilai dan norma sendiri, yang merupakan proses sosialisasi dari keluarga atau lingkungannya. Komitmen organisasi menyebabkan karyawan termotivasi untuk bekerja dengan disiplin atau bekerja dengan standar organisasi, sehingga yang menjadi tujuan dari organisasi dapat tercapai. Karyawan yang memiliki komitmen organisasi yang terkait dengan pekerjaannya dapat memicu karyawan untuk bekerja menjadi lebih baik dan lebih baik lagi sehingga akan tercipta kualitas kerja karyawan yang tinggi dimana karyawan akan sangat menikmati setiap pekerjaan yang dilakukannya tanpa adanya suatu keluhan apapun yang pada akhirnya dapat memicu timbulnya disiplin kerja karyawan. Adanya komitmen organisasi yang dimiliki pegawai terhadap instansi baik secara langsung maupun tidak langsung dapat memberikan kontribusi bagi disiplin kerja, sehingga pegawai dapat bekerja secara optimal untuk memenuhi tujuan dalam melakukan pekerjaannya, yaitu dengan kehadiran tepat waktu, melakukan pekerjaan sesuai dengan waktu kerja,

18 patuh terhadap perintah dan peraturan istansi, memakai seragam serta produktifitas kerja yang baik. Kelemahan dari penelitian ini adalah hampir sama dengan penelitian kuantitatif lainnya yaitu kemungkinan munculnya social desirability yang tinggi pada jawaban-jawaban subjek. Peneliti sadar akan hal ini, oleh sebab itu untuk meminimalisir hal itu peneliti berusaha membuat aitem yang baik dan pada bagian instruksi skala peneliti menjelaskan kepada responden bahwa tidak ada jawaban yang benar atau salah dan untuk menjawab dengan sebenar-benarnya dan sejujurnya, disamping itu adapun kekurangan dalam proses pelaksanaan pengambilan data dalam penelitian ini yaitu terdapat beberapa angket yang tidak langsung diisi oleh subjek pada saat proses pengambilan data, namun angket di bawa pulang yang kemudian dikumpulkan kembali kepada peneliti tetapi ada juga beberapa angket yang dibawa pulang dan lupa untuk dibawa atau dikumpulkan kembali. Kelemahan-kelemahan dalam penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan bagi peneliti yang hendak mengadakan penelitian dengan topik serupa agar dapat lebih menyempurnakan penelitiannya. KESIMPULAN Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan positif yang sangat signifikan antara komitmen organisasi dengan disiplin kerja. Hal ini berarti semakin tinggi komitmen organisasi maka semakin tinggi disiplin kerja pada karyawan. Begitu pula sebaliknya semakin rendah komitmen organisasi maka semakin rendah disiplin kerja pada karyawan. Jadi hipotesis yang menyatakan

19 ada hubungan positif antara komitmen organisasi dengan disiplin kerja dapat diterima. SARAN Dalam penelitian tentunya masih ada banyak kekurangan, begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis, sehingga penulis merasa perlu memberikan saran-saran yang dapat membangun yang ditujukan kepada beberapa pihak. Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan, ada beberapa hal yang dapat disarankan, antara lain: 1. Pegawai Negeri Sipil Pengadilan Negeri Klas IA Tanjung Karang Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa ada hubungan antara komitmen organisasi dengan disiplin kerja. Oleh karena itu, diharapkan para pegawai dapat lebih terlibat dan memiliki kesadaran dengan pekerjaannya serta bertanggung jawab atas pekerjaan yang dibebankan kepadanya, sehingga akan tercipta perilaku pegawai yang bermanfaat bagi organisasi atau instansi tempat ia bekerja, dan para pegawai selalu mengasah seluruh potensi dan kemampuan yang dimiliki untuk meningkatkan performa kerja dan selalu berusaha untuk menjadi lebih baik sesuai dengan tujuan organisasi atau instansi. 2. Peneliti selanjutnya a. Peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian mengenai disiplin kerja dengan komitmen organisasi, disarankan untuk lebih menggunakan

20 subjek yang lebih banyak lagi, dan mengungkap masalah yang benarbenar mempengaruhi disiplin kerjanya. b. Peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian mengenai disiplin kerja, disarankan untuk menggunakan metode tambahan selain kuantitatif, yaitu penelitian kualiatif. Hal ini dikarenakan metode kualitatif dirasa sebagai metode yang tepat untuk mendukung penelitian kuantitatif sehingga segala informasi dari subjek mengenai disiplin kerja dan komitmen organisasi akan menjadi lebih sempurna. c. Peneliti sebaiknya menggunakan teori baru serta mencari aspek disiplin kerja yang lebih sesuai dengan permasalahan, dengan menambah referensi buku dan jurnal-jurnal industri terbaru. d. Peneliti selanjutnya juga diharapkan lebih cermat dalam memilih waktu pengambilan data, agar para subjek dapat benar-benar dalam kondisi yang siap untuk menjawab atau memberikan respon pada skala penelitian, sehingga tidak akan ada angket yang dibawa pulang dan lupa untuk dikembalikan. e. Peneliti selanjutnya juga diharapkan lebih teliti dalam membuat alat ukur yang lebih valid dan reliabel sehingga tidak akan banyak aitem yang gugur.

21 Identitas Penulis Nama : Yudi Ria Yunita Alamat : Jl. Raja Basa II blok D.31 PWH B.Lampung No HP :

I. PENDAHULUAN. Pegawai Negeri Sipil menurut undang-undang RI nomor 43 Tahun 1999 adalah

I. PENDAHULUAN. Pegawai Negeri Sipil menurut undang-undang RI nomor 43 Tahun 1999 adalah 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pegawai Negeri Sipil menurut undang-undang RI nomor 43 Tahun 1999 adalah warga negara Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang kemudian direvisi lagi dengan Undang-Undang No. 12 Tahun 2008, maka tanggung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah peletak dasar pelaksana sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah peletak dasar pelaksana sistem BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah peletak dasar pelaksana sistem pemerintahan. Seperti yang dikemukakan oleh Musanef (1996) bahwa keberadaan Pegawai Negeri Sipil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan sumber daya terpenting dalam suatu instansi pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan misi dan tujuan

Lebih terperinci

PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)

PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) Dwi Heri Sudaryanto, S.Kom. *) ABSTRAK Dalam rangka usaha memelihara kewibawaan Pegawai Negeri Sipil, serta untuk mewujudkan Pegawai Negeri sebagai Aparatur

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASI DENGAN DISIPLIN KERJA KARYAWAN PT. TYFOUNTEX INDONESIA GUMPANG - KARTASURA ABSTRAKSI. Derajat Sarjana S-1

HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASI DENGAN DISIPLIN KERJA KARYAWAN PT. TYFOUNTEX INDONESIA GUMPANG - KARTASURA ABSTRAKSI. Derajat Sarjana S-1 HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASI DENGAN DISIPLIN KERJA KARYAWAN PT. TYFOUNTEX INDONESIA GUMPANG - KARTASURA ABSTRAKSI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Dalam rangka meningkatkan citra, kerja dan kinerja instansi pemerintah menuju kearah profesionalisme dan menunjang terciptanya pemerintah yang baik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi. Karyawan menjadi pelaku yang menunjang tercapainya tujuan,

BAB I PENDAHULUAN. organisasi. Karyawan menjadi pelaku yang menunjang tercapainya tujuan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam suatu organisasi karyawan merupakan aset utama dari organisasi. Karyawan menjadi pelaku yang menunjang tercapainya tujuan, memiliki pikiran, perasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengujian komitmen organisasi terhadap variabel lain terkait sikap kerja karyawan

BAB I PENDAHULUAN. pengujian komitmen organisasi terhadap variabel lain terkait sikap kerja karyawan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perhatian besar dari praktisi maupun akademisi telah diberikan kepada pengujian komitmen organisasi terhadap variabel lain terkait sikap kerja karyawan dan hasil organisasi.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pegawai negeri yang sempurna menurut Marsono adalah pegawai negeri yang

I. PENDAHULUAN. Pegawai negeri yang sempurna menurut Marsono adalah pegawai negeri yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pegawai negeri yang sempurna menurut Marsono adalah pegawai negeri yang penuh kesetiaan pada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 dan pemerintah serta bersatu padu, bermental

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. telah di tetapkan. Dispilin juga berkaitan erat dengan sanksi yang perlu di

II. TINJAUAN PUSTAKA. telah di tetapkan. Dispilin juga berkaitan erat dengan sanksi yang perlu di II. TINJAUAN PUSTAKA A. Disiplin Kerja Secara umum, disiplin menunjukkan suatu kondisi atau sikap hormat yang ada pada diri karyawan terhadap peraturan yang berlaku. Disiplin meliputi ketaatan dan hormat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oraang-orang yang dipilih secara khusus untuk melaksanakan tugas

BAB I PENDAHULUAN. oraang-orang yang dipilih secara khusus untuk melaksanakan tugas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Instansi Pemerintah adalah organisasi yang merupakan kumpulan oraang-orang yang dipilih secara khusus untuk melaksanakan tugas Negara sebagai bentuk pelayanan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. semua aspek kelistrikan yang ada di Indonesia. Sejarah ketenagalistrikan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. semua aspek kelistrikan yang ada di Indonesia. Sejarah ketenagalistrikan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian PT PLN (Persero) adalah merupakan BUMN yang mengurusi semua aspek kelistrikan yang ada di Indonesia. Sejarah ketenagalistrikan di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan, cara atau metode, material, mesin, uang dan beberapa sumberdaya

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan, cara atau metode, material, mesin, uang dan beberapa sumberdaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Organisasi merupakan sebuah perkumpulan atau wadah bagi sekelompok orang untuk bekerjasama, terkendali dan terpimpin untuk tujuan tertentu. Organisasi biasanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penandasan kembali terhadap falsafah Man behind the gun. Roda organisasi sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penandasan kembali terhadap falsafah Man behind the gun. Roda organisasi sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia di dalam suatu organisasi dipandang sebagai sumber daya. Artinya, sumber daya atau penggerak dari suatu organisasi. Penggerak dari sumber daya yang lainnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang penting dan mutlak diperlukan, hal ini karena kedisiplinan kerja sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang penting dan mutlak diperlukan, hal ini karena kedisiplinan kerja sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada suatu organisasi atau perusahaan kedisiplinan kerja merupakan suatu hal yang penting dan mutlak diperlukan, hal ini karena kedisiplinan kerja sangat menentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten Gambar 1.1 Logo Dinas Provinsi Banten Provinsi Banten yang dibentuk berdasarkan Undang-undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan zaman telah membawa konsepsi negara hukum, berkembang pesat menjadi negara hukum modern. Hal ini mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan zaman telah membawa konsepsi negara hukum, berkembang pesat menjadi negara hukum modern. Hal ini mengakibatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan zaman telah membawa konsepsi negara hukum, berkembang pesat menjadi negara hukum modern. Hal ini mengakibatkan tugas, wewenang, dan tanggung jawab pemerintah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan format meotde penelitian kuantitatif yang terdiri atas dua bagian yaitu a) metode penelitian, meliputi: uaraian dan juamlah vaiabel penelitian, definisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari tidak terlepas dari ikatan budaya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari tidak terlepas dari ikatan budaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari tidak terlepas dari ikatan budaya yang diciptakan. Ikatan budaya tercipta oleh masyarakat yang bersangkutan, baik dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian dimulai pada bulan oktober 2010 dan lokasi penelitian yang dipilih penulis dalam penelitian lapangan adalah PT Pethodan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi untuk membantu mewujudkan tujuan organisasi itu sendiri. Siswanto

BAB I PENDAHULUAN. organisasi untuk membantu mewujudkan tujuan organisasi itu sendiri. Siswanto BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keberhasilan suatu organiasi atau lembaga dalam mencapai tujuannya tidak terlepas dari sumber daya manusia yang dimiliki, karena sumber daya manusia yang

Lebih terperinci

PENGARUH PENILAIAN KINERJA TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN UMUM DI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT

PENGARUH PENILAIAN KINERJA TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN UMUM DI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber Daya Manusia merupakan faktor produksi yang tidak dapat diabaikan dan merupakan aset utama suatu organisasi yang menjadi perencana dan pelaku aktif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penggerak dan penentu jalannya suatu organisasi. Dari sudut pandang manajemen

BAB I PENDAHULUAN. penggerak dan penentu jalannya suatu organisasi. Dari sudut pandang manajemen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan merupakan suatu organisasi yang mempunyai berbagai macam tujuan. Di dalam organisasi manusia merupakan unsur yang terpenting dalam suatu organisasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam sebuah organisasi memiliki peran sentral dalam

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam sebuah organisasi memiliki peran sentral dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia dalam sebuah organisasi memiliki peran sentral dalam menggerakkan roda perkembangan dan laju produktivitas organisasi. Mengingat peran yang cukup dominan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan dan pengayoman pada masyarakat serta kemampuan professional dan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan dan pengayoman pada masyarakat serta kemampuan professional dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam meningkatkan kualitas aparatur negara dengan memperbaiki kesejahteraan dan keprofesionalan serta memberlakukan sistem karir berdasarkan prestasi kerja dengan prinsip

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Disiplin Kerja 2.1.1 Pengertian Disiplin Menurut Sastrohadiwiryo (2005:291) Disiplin Kerja adalah suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. moral dan mental yang baik, profesional, serta sadar akan tanggung jawabnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. moral dan mental yang baik, profesional, serta sadar akan tanggung jawabnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai unsur utama sumber daya manusia aparatur negara mempunyai peranan yang menentukan keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan

Lebih terperinci

PENGARUH HUMAN RELATION DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI DI KANTOR KECAMATAN MUARA BENGKAL KABUPATEN KUTAI TIMUR

PENGARUH HUMAN RELATION DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI DI KANTOR KECAMATAN MUARA BENGKAL KABUPATEN KUTAI TIMUR ejournal Pemerintahan Integratif, 2018, 6(1) : 1-10 ISSN: 2337-8670 (online), ISSN 2337-8662 (print), ejournal.pin.or.id Copyright 2018 PENGARUH HUMAN RELATION DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah suatu negara hukum yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah suatu negara hukum yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah suatu negara hukum yang dalam kehidupan bernegara, berpemerintah dan bermasyarakat selalu mengacu kepada hukum yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji pada suatu intansi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji pada suatu intansi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji pada suatu intansi pemerintah saat ini adalah berkaitan dengan disiplin kerja pegawai. Pada umumnya suatu intansi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan 1. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan selama bulan Juni 2016 sampai dengan bulan November 2016. Penelitian ini diawali dengan mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. misi dan tujuan yang telah ditetapkan. Secanggih apapun peralatan dan perangkat

BAB I PENDAHULUAN. misi dan tujuan yang telah ditetapkan. Secanggih apapun peralatan dan perangkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan sumber daya terpenting dalam suatu instansi pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan misi dan tujuan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 25/PER/M.KOMINFO/12/2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 25/PER/M.KOMINFO/12/2011 TENTANG PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 25/PER/M.KOMINFO/12/2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

BAB II DISIPLIN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL. sesungguhnya tidaklah demikian. Disiplin berasal dari bahasa latin Disciplina yang berarti

BAB II DISIPLIN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL. sesungguhnya tidaklah demikian. Disiplin berasal dari bahasa latin Disciplina yang berarti 22 BAB II DISIPLIN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL A. Pengertian Disiplin Pegawai Negeri Sipil Pengertian disiplin dapat dikonotasikan sebagai suatu hukuman, meskipun arti yang sesungguhnya tidaklah demikian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara dengan memperbaiki kesejahteraan dan keprofesionalan serta

BAB I PENDAHULUAN. negara dengan memperbaiki kesejahteraan dan keprofesionalan serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagaimana telah diamanatkan di dalam peraturan perundangundangan, aparatur negara dalam meningkatkan kualitas aparatur negara dengan memperbaiki kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keith Davis ( 2007 ) mengemukakan bahwa : Dicipline is management action

BAB I PENDAHULUAN. Keith Davis ( 2007 ) mengemukakan bahwa : Dicipline is management action BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbagai macam pengertian disiplin kerja yang dikemukakan oleh para ahli, Keith Davis ( 2007 ) mengemukakan bahwa : Dicipline is management action to enforce organization

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan sumber daya terpenting dalam suatu instansi pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan misi dan tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tertinggal dari masyarakat lainnya, pembangunan di. berdampak positif bagi peningkatan berbagai aspek kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tertinggal dari masyarakat lainnya, pembangunan di. berdampak positif bagi peningkatan berbagai aspek kehidupan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan satu istilah yang sering dilontarkan oleh berbagai pihak sebagai alat ampuh untuk melakukan perubahan terhadap kehidupan suatu masyarakat ke arah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan terutama

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dimaksud adalah melancarkan kegiatan pelayanan publik, dan memberikan

I. PENDAHULUAN. dimaksud adalah melancarkan kegiatan pelayanan publik, dan memberikan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu instansi pemerintah didirikan dengan beberapa tujuan, tujuan yang dimaksud adalah melancarkan kegiatan pelayanan publik, dan memberikan lapangan kerja.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. (SDM) lah yang dapat mendayagunakan sumber-sumber daya organisasi lainnya

I. PENDAHULUAN. (SDM) lah yang dapat mendayagunakan sumber-sumber daya organisasi lainnya 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pegawai adalah sumber daya terpenting dalam manajemen organisasi, baik organisasi swasta atau organisasi publik. Pegawai atau sumber daya manusia (SDM) lah yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan A. Rancangan Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan analisisnya

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan

2 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.263, 2015 LIPI. Pegawai. Kode Etik. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. para pegawai. Kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang dapat memberikan

BAB II KAJIAN TEORITIS. para pegawai. Kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang dapat memberikan BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Disiplin Berbicara masalah disiplin kerja pada organisasi atau instansi, maka sasarannya tertuju pada proses pelaksanaannya dan tingkat keberhasilan kegiatan yang

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Asumsi Didalam uji asumsi menyangkut dua hal, yaitu uji normalitas dan uji linieritas. Uji asumsi digunakan sebelum menggunakan teknik analisis Product

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Galih Septian, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Galih Septian, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perusahaan atau lembaga pemerintahan memiliki budaya kerja, yaitu suatu sistem nilai yang merupakan kesepakatan bersama dari semua yang terlibat dalam perusahaan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN PERSONAL RESPONSIBILITY KARYAWAN LEMBAGA PENDIDIKAN PERKEBUNAN YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN PERSONAL RESPONSIBILITY KARYAWAN LEMBAGA PENDIDIKAN PERKEBUNAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN PERSONAL RESPONSIBILITY KARYAWAN LEMBAGA PENDIDIKAN PERKEBUNAN YOGYAKARTA DISUSUN OLEH SUGESTI HANUNG ANDITYA SUS BUDIHARTO PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada kesempurnaan aparatur negara khususnya Pegawai Negeri Sipil

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada kesempurnaan aparatur negara khususnya Pegawai Negeri Sipil 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Kelancaran pelaksanaan tugas pemerintahan dan pembangunan sangat tergantung pada kesempurnaan aparatur negara khususnya Pegawai Negeri Sipil (PNS). Apalagi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. pengawasan yang dilakukan oleh atasannya. Pengawasan yang. dimaksudkan untuk mencegah atau untuk memperbaiki kesalahan,

III. METODE PENELITIAN. pengawasan yang dilakukan oleh atasannya. Pengawasan yang. dimaksudkan untuk mencegah atau untuk memperbaiki kesalahan, 51 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 1. Variabel bebas yang diteliti meliputi: a. Pengawasan (X 1 ), yaitu persepsi karyawan pelaksana terhadap pengawasan yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten sesuai dengan SK 345/KPTS/DIR/2012

BAB I PENDAHULUAN. Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten sesuai dengan SK 345/KPTS/DIR/2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten sesuai dengan SK 345/KPTS/DIR/2012 merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mengemban tugas dan tanggung

Lebih terperinci

2015 PENGARUH DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN PURWAKARTA

2015 PENGARUH DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN PURWAKARTA 1 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena pendidikan salah satu penentu mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Dinas Pendidikan adalah sebuah instansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara hukum, seperti yang tercantum dalam Pasal I

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara hukum, seperti yang tercantum dalam Pasal I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia adalah negara hukum, seperti yang tercantum dalam Pasal I Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Konsep negara hukum telah membawa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. karyawan itu sendiri yang menyebabkan karyawan dapat menyesuaikan diri

BAB II LANDASAN TEORI. karyawan itu sendiri yang menyebabkan karyawan dapat menyesuaikan diri 10 BAB II LANDASAN TEORI A. Disiplin Kerja 1. Pengertian Disiplin Kerja Disiplin kerja merupakan suatu kekuatan yang berkembang dalam tubuh karyawan itu sendiri yang menyebabkan karyawan dapat menyesuaikan

Lebih terperinci

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG KINERJA DAN DISIPLIN PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANGANDARAN,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yaitu dalam melaksanakan tugas-tugas pemerintah maupun tugas

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yaitu dalam melaksanakan tugas-tugas pemerintah maupun tugas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tenaga kerja atau karyawan merupakan sumber daya manusia yang sangat penting dalam suatu perusahaan, karena karyawan adalah modal utama bagi suatu perusahaan tanpa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki budaya yang merupakan ciri khas organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki budaya yang merupakan ciri khas organisasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap organisasi memiliki budaya yang merupakan ciri khas organisasi tersebut. Budaya tersebut dapat tercermin pada perilaku para karyawan, kebijakan-kebijakan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PEELITIA Metode penelitian merupakan unsur yang paling penting di dalam suatu penelitian, karena dapat menentukan apakah penelitian tersebut dapat dipertanggungjawabkan hasilnya (Hadi, 2000).

Lebih terperinci

MOTIVASI PEGAWAI DI KANTOR CAMAT Pegaruh Motivasi Kerja Pegawai Terhadap Semangat Kerja Pegawai Di Kantor Camat Sangatta Selatan Kabupaten Kutai Timur

MOTIVASI PEGAWAI DI KANTOR CAMAT Pegaruh Motivasi Kerja Pegawai Terhadap Semangat Kerja Pegawai Di Kantor Camat Sangatta Selatan Kabupaten Kutai Timur ejournal Pemerintahan Integratif, 2017, 5 (1): 66-74 ISSN: 2337-8670 (online), ISSN 2337-8662 (print), ejournal.pin.or.id Copyright 2017 MOTIVASI PEGAWAI DI KANTOR CAMAT Pegaruh Motivasi Kerja Pegawai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pertama dari setiap masalah yang terjadi dalam suatu organisasi. Bahkan ada

I. PENDAHULUAN. pertama dari setiap masalah yang terjadi dalam suatu organisasi. Bahkan ada 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengembangan sumber daya manusia sedang menjadi perhatian yang serius akhir-akhir ini karena dianggap sebagai alternatif pemecahan utama dan pertama dari setiap

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Penelitian ini menggunakan metode tryout atau uji coba sehingga

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Penelitian ini menggunakan metode tryout atau uji coba sehingga BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini menggunakan metode tryout atau uji coba sehingga data yang ada pada skala sudah variabel dan reliabel dan dapat digunakan kembali dalam penelitian

Lebih terperinci

TINJAUAN TENTANG PELAKSANAAN DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KOTA SAMARINDA

TINJAUAN TENTANG PELAKSANAAN DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KOTA SAMARINDA ejournal Administrasi Negara, Volume 5, Nomor 1, 2017: 5581-5593 ISSN 0000-0000, ejournal.an.fisip-unmul.ac.id Copyright2017 TINJAUAN TENTANG PELAKSANAAN DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA DINAS KEBERSIHAN DAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASI DENGAN DISIPLIN KERJA PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KANTOR X PROVINSI SUMATERA SELATAN

HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASI DENGAN DISIPLIN KERJA PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KANTOR X PROVINSI SUMATERA SELATAN HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASI DENGAN DISIPLIN KERJA PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KANTOR X PROVINSI SUMATERA SELATAN Kamila Kurniawati Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian untuk mendapatkan data data yang akurat

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian untuk mendapatkan data data yang akurat 40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Obyek Penelitian Lokasi penelitian adalah letak dimana penelitian akan dilakukan untuk memperoleh data atau informasi yang diperlukan dan berkaitan dengan permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha yang ditempuh Pemerintah dalam mewujudkan landasan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha yang ditempuh Pemerintah dalam mewujudkan landasan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu usaha yang ditempuh Pemerintah dalam mewujudkan landasan pembangunan yang kokoh yaitu dengan meningkatkan disiplin Nasional yang dipelopori oleh Aparatur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEGAWAI NEGERI SIPIL. kepada masyarakat yang berorientasi kerja, yang memandang kerja adalah sesuatu

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEGAWAI NEGERI SIPIL. kepada masyarakat yang berorientasi kerja, yang memandang kerja adalah sesuatu BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEGAWAI NEGERI SIPIL A. Pengertian Pegawai Negeri Sipil Di dalam masyarakat yang selalu berkembang, manusia senantiasa mempunyai kedudukan yang makin penting, meskipun negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kegiatan atau operasional sehari-hari dengan kata lain lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kegiatan atau operasional sehari-hari dengan kata lain lingkungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap organisasi sangat dipengaruhi oleh lingkungan, baik lingkungan internal maupun eksternal. Khusus lingkungan internal yang secara langsung mempengaruhi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Protokol Biro Umum Sekretariat Daerah Provinsi Lampung adalah Pegawai

I. PENDAHULUAN. Protokol Biro Umum Sekretariat Daerah Provinsi Lampung adalah Pegawai I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam menghadapi semakin beratnya tugas dan tanggung jawab, Bagian Protokol Biro Umum Sekretariat Daerah Provinsi Lampung telah berupaya meningkatkan kualitas sumber daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Disiplin adalah fungsi operatif ke enam dan manajemen sumber daya manusia yng

BAB I PENDAHULUAN. Disiplin adalah fungsi operatif ke enam dan manajemen sumber daya manusia yng BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Disiplin adalah fungsi operatif ke enam dan manajemen sumber daya manusia yng merupakan fungsi operatif MSDM yang terpenting karena semakin baik kedisiplinan pegawai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia (MSDM) adalah suatu proses menangani berbagai masalah pada ruang lingkup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kedudukan dan peranan Pegawai Negeri Sipil sebagai unsur aparatur Negara

BAB I PENDAHULUAN. Kedudukan dan peranan Pegawai Negeri Sipil sebagai unsur aparatur Negara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kedudukan dan peranan Pegawai Negeri Sipil sebagai unsur aparatur Negara yang bertugas sebagai abdi masyarakat harus menyelenggarakan pelayanan secara adil

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. kehidupan. Pengertian pendidikan nasional yang tercantum dalam UU No.

I PENDAHULUAN. kehidupan. Pengertian pendidikan nasional yang tercantum dalam UU No. 1 I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan tidak bisa lepas dari kehidupan. Sebuah efek langsung pendidikan adalah mendapat pengetahuan. Pendidikan memberikan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEBERMAKNAAN HIDUP DENGAN PERILAKU PRODUKTIF PADA GURU SLB. Ermy Herawaty Sus Budiharto, S. Psi, M.

HUBUNGAN ANTARA KEBERMAKNAAN HIDUP DENGAN PERILAKU PRODUKTIF PADA GURU SLB. Ermy Herawaty Sus Budiharto, S. Psi, M. HUBUNGAN ANTARA KEBERMAKNAAN HIDUP DENGAN PERILAKU PRODUKTIF PADA GURU SLB Ermy Herawaty Sus Budiharto, S. Psi, M. Si, Psi INTISARI Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya fakta yang menunjukkan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor : M. 06. PR. 07.

BAB I PENDAHULUAN. Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor : M. 06. PR. 07. 8 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengadilan Tata Usaha Negara Medan didirikan berdasar kepada Surat Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor : M. 06. PR. 07. Tahun 1992 tanggal 17 Oktober

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara dan Abdi Masyarakat yang selalu hidup ditengah masyarakat dan bekerja

BAB I PENDAHULUAN. Negara dan Abdi Masyarakat yang selalu hidup ditengah masyarakat dan bekerja 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pegawai negeri bukan saja unsur Aparat Negara tetapi juga merupakan Abdi Negara dan Abdi Masyarakat yang selalu hidup ditengah masyarakat dan bekerja untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan waktu penelitian Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan pada bab sebelumnya, maka lokasi penelitian akan dilaksanakan pada Kantor Pengadilan Tinggi Gorontalo.

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL I. UMUM Dalam rangka mewujudkan PNS yang handal, profesional, dan bermoral sebagai penyelenggara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pengawasan Melekat terhadap Kedisiplinan PNS di Dinas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pengawasan Melekat terhadap Kedisiplinan PNS di Dinas BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Pengawasan Melekat terhadap Kedisiplinan PNS di Dinas Pendidikan Kabupaten Temanggung Penyelenggaraan pemerintahan lebih ditunjukkan dalam meningkatkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Persiapan dan Pelaksanaan penelitian Sebelum persiapan penelitian dimulai, terlebih dahulu dilakukan persiapan penelitian agar penelitian dapat

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Bab I. Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber Daya Manusia merupakan faktor yang terpenting dalam suatu perusahaan maupun instansi pemerintah, hal ini disebabkan semua aktivitas dari suatu instansi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No. 43 Tahun 1999 tentang Perubahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No. 43 Tahun 1999 tentang Perubahan 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pegawai Negeri Sipil. Menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No. 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Karyawan sebagai sumber daya utama perusahaan dituntut untuk memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen dan memberikan kinerja yang optimal sehingga konsumen

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Kata disiplin itu sendiri berasal dari Bahasa Latin discipline yang berarti

BAB II KAJIAN TEORI. Kata disiplin itu sendiri berasal dari Bahasa Latin discipline yang berarti BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Disiplin Kata disiplin itu sendiri berasal dari Bahasa Latin discipline yang berarti latihan atau pendidikan kesopanan dan kerokhanian serta pengembangan tabiat. Disiplin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam organisasi tersebut memiliki sumber daya manusia yang menunjukkan komitmen yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam organisasi tersebut memiliki sumber daya manusia yang menunjukkan komitmen yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu organisasi akan dikatakan menjadi organisasi yang produktif jika visi dan misi organisasi tersebut dapat tercapai. Hal terpenting dalam pencapaian usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia secara profesional, di harapkan pegawai bekerja secara produktif.

BAB I PENDAHULUAN. manusia secara profesional, di harapkan pegawai bekerja secara produktif. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manajemen kepegawaian atau sumber daya manusia sangat penting bagi perusahaan atau instansi pemerintahan dalam mengelola, mengatur, dan memanfaatkan pegawai sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan suatu rangkaian sistem yang terdiri dari beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan suatu rangkaian sistem yang terdiri dari beberapa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Organisasi merupakan suatu rangkaian sistem yang terdiri dari beberapa sub sistem yang memiliki hubungan struktural dan fungsional. Dalam hal ini organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Eximbank atau Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Eximbank atau Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia Eximbank atau Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) adalah lembaga keuangan khusus milik Pemerintah Republik Indonesia yang berdiri berdasarkan Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian ex post facto, yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian ex post facto, yaitu penelitian yang 70 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian ex post facto, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki peritiwa yang telah terjadi dan kemudian merunut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk dalam negara hukum, sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk dalam negara hukum, sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia termasuk dalam negara hukum, sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945. Konsep negara hukum telah membawa Indonesia menjadi negara hukum modern yang berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pegawai. Kesadaran Pegawai diperlukan dengan mematuhi peraturan-peraturan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pegawai. Kesadaran Pegawai diperlukan dengan mematuhi peraturan-peraturan yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Disiplin kerja merupakan hal yang harus ditanamkan dalam diri tiap Pegawai. Kesadaran Pegawai diperlukan dengan mematuhi peraturan-peraturan yang berlaku. Peraturan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga yang beralamat di Jalan Diponegoro No. 52-60 Salatiga. Populasi dalam

Lebih terperinci

PEDOMAN PERILAKU DAN KODE ETIK

PEDOMAN PERILAKU DAN KODE ETIK PEDOMAN PERILAKU DAN KODE ETIK DANA PENSIUN PERHUTANI 2007 DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN... 1 II. MAKSUD DAN TUJUAN... 2 III. RUANG LINGKUP... 3 3.1 Komponen Perilaku dan Kode Etik... 3 3.2 Pelaksanaan Penerapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan sumber daya manusia sebagai tenaga kerja mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan sumber daya manusia sebagai tenaga kerja mempunyai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan sumber daya manusia sebagai tenaga kerja mempunyai peranan penting dalam organisasi karena sumber daya manusia ini mempunyai peran sangat srategis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan sebagai cara ilmiah, mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian sangat penting dalam

Lebih terperinci

KODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH

KODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH KODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH RIAU UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHH RIAU 2011 VISI Menjadikan Universitas Muhammadiyah Riau sebagai lembaga pendidikan tinggi yang bermarwah dan bermartabat dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Pemimpin dan Kepemimpinan Pemberian definisi antara pemimpin dan kepemimpinan tidak dapat disamakan. Oleh karena pemimpin merupakan individunya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Azwar (2007; 59) menjelaskan, setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa fenomena atau gejala utama dan pada fenomena

Lebih terperinci

KETUA SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NURUL JADID

KETUA SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NURUL JADID KEPUTUSAN KETUA STT NURUL JADID PAITON PROBOLINGGO NOMOR : NJ-T06/0204/A.1.1/08-2011 TENTANG PEDOMAN ETIKA DOSEN SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NURUL JADID PAITON PROBOLINGGO KETUA SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NURUL

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menekankan analisisnya

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menekankan analisisnya BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini adalah berbentuk data kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menekankan analisisnya pada

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Komitmen organisasi 1. Pengertian Komitmen merupakan perilaku seseorang terhadap organisasi atau perusahaan dimana individu tersebut bisa bersikap tegas dan berpegang teguh pada

Lebih terperinci