Tradisi Pindah Rumah di Desa Sucen Jurutengah Kecamatan Bayan Kabupaten Purworejo (Kajian Folklor)
|
|
- Widyawati Susman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Tradisi Pindah Rumah di Desa Sucen Jurutengah Kecamatan Bayan Kabupaten Purworejo (Kajian Folklor) Oleh : Dwi Cahya Ratnaningsih Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Ratna7faynz@gmail.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendiskripsikan prosesi pindah rumah di Desa Sucen Jurutengah, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo, (2) Mendriskripsikan makna simbolis yang digunakan dalam tradisi pindah rumah di Desa Sucen Jurutengah, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo. Jenis penelitian ini mengunakan deskriptif kualitatif. Subyek penelitian adalah sesepuh desa dan warga desa Sucen Jurutengah. Objek penelitian adalah tradisi Pindah Rumah di desa Sucen Jurutengah Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo. Lokasi penelitian berada di Desa Sucen Jurutengah Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, teknik wawancara, teknik catatan lapangan, dan teknik dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif berpola etnografi. Hasil penelitan dapat disimpulkan yaitu (1) Prosesi tradisi pindah rumah di Desa Sucen Jurutengah, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo antara lain, tahap pra pelaksanakan meliputi : Syarat-syarat untuk pindah rumah atau boyongan antara lain: (a) Menentukan hari yang baik, (b) Persiapan sesaji yang akan digunakan ketika pindah rumah, (c) Persiapan barang-barang yang akan dibawa ketika pindah rumah. Tahap pelaksanaan yaitu, tradisi pindah rumah antara lain: (a) Sudah punya rumah baru yang akan ditempati, (b) ziarah ke makam leluhur atau simbah yang sudah meninggal, (c) Setelah ziarah pada malamnya di lakukan kendhuren dilanjutkan potong tumpeng dan makan tumpeng bersama. (2) umbarampe yang mempunyai makna sebagai berikut: (a) nasi tumpeng dan lauk pauk, (b) nasi golong, (c) ingkung ayam, (d) jajan pasar, (e) rujak dhegan, (f) gedhang raja, (g) jenang abang, (h) jenang putih, (i) godhong dadap srep (daun dadap srep), (j) kembang telon, (k) sekar setaman, (l) wedang kopi dan wedang teh, (m) kinang, (n) kendhi, (o) genuk, (p) tikar mendhong, (q) beras kapurata (beras kuning), (r) Telur ayam kampung, (s) Sapu regel, (t) rokok, (u) daun pandan. Kata kunci : tradisi pindah rumah, boyongan Pendahuluan Kebudayaan memiliki keanekaragaman dan ciri khas. Kebudayaan sering dilakukan dalam suatu kelompok masyarakat yang dapat mempengaruhi banyak orang karena kebudayaan sering dilakukan maka disebut dengan tradisi. Tradisi merupakan suatu kebiasaan sosial yang sering dilakukan pada suatu daerah atau kelompok tertentu. Tradisi biasanya rutin dilakukan dan waktunya sudah jelas atau pasti. Terkadang waktunya sudah ditentukan sebelum-sebelumnya. Tradisi ada dari masa lalu sampai sekarang yang diturunkan ke generasi secara turun temurun. Masyarakat Jawa mempercayai bahwa melestarikan tradisi itu perlu dan dengan cara ritual-ritual keagamaan agar nilai kearifan lokal daerah tetap ada. Kebudayaan Jawa pada dasarnya Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 148
2 merupakan kebudayaan yang heterogen, maka kebiasaan dan tabiatnya juga beragam. Berbagai bentuk, ragam, corak dan jenis kebudayaan menjadi suatu fakta beragamnya kebudayaan Jawa. Segala macam kebudayaan yang berkembang di masyarakat sangatlah bervariasi, baik itu berupa benda, dongeng, ataupun takhayul-takhayul, dan semua itu adalah peninggalan dari nenek moyang. Kebudayaan menjadi ciri dan identitas dari segenap manusia yang berkumpul dan membentuk suatu komunitas yang dinamakan masyarakat. Berpijak dari sebuah identitas, maka akan membentuk suatu kebiasaan yang terbawa dan berkembang hingga saat ini juga. Ada cara-cara atau mekanisme tertentu dalam tiap masyarakat untuk memaksa tiap warganya mempelajari kebudayaan yang didalamnya terkandung norma-norma serta nilai-nilai kehidupan yang berlaku dalam tata pergaulan masyarakat yang bersangkutan. Mematuhi norma serta menjunjung nilai-nilai itu penting bagi masyarakat demi kelestarian hidup bermasyarakat. Kebudayaan di suatu daerah memiliki ciri khas tersendiri sehingga dapat membedakanya dengan daerah lainnya. Hal ini mendorong setiap pendukungnya melestarikan dan mengembangkan tradisi yang ada didaerahnya, sehingga mewujudkan budaya yang beraneka ragam. Upacara dan tata cara mengagungkan Tuhan dan roh leluhur banyak ragamnya, kesemuanya itu berhubungan dengan peristiwa kematian, pernikahan, sunatan, membangun rumah, pindah rumah sampai pada selamatan yang berhubungan dengan hasil bumi. Tradisi selamatan ini terus dilestarikan khusunya dipulau Jawa yang di kenal adanya slametan yang pindah rumah atau yang disebut boyongan atau misah. Menurut Purwadi (2005: 22) Slametan adalah upacara sedekah makanan dan doa bersama yang bertujuan untuk memohon keselamatan dan ketentraman untuk ahli keluarga yang menyelenggarakan. Peneliti tertarik mengambil judul Pindah Rumah di Desa Sucen Jurutengah Kecamatan Bayan Kabupaten Purworejo (Kajian Folklor). Penelitian ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan prosesi dan makna-makna simbolis yang terkandung dalam ubarampe yang digunakan dalam upacara tradisi pindah rumah. Warga Desa Sucen jurutengah masih melaksanakan tradisi ini sampai sekarang karena tradisi ini merupakan warisan dari leluhur yang harus dilestarikan. Apabila warga Desa Sucen Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 149
3 Jurutengah yang akan melakukan pindah rumah meninggalkan tradisi ini, mereka takut akan datang bencana yang melanda. Bagi masyarakat Desa Sucen juru tengah, pindah rumah dimaksudkan sebagai ucapan terima kasih kepada leluhur atau nenek moyang yang selalu menjaga kelestarian lingkungan desa. Selain itu juga dimaksudkan sebagai slametan atau ungkapan rasa syukur kepada Tuhan yang telah memberi keselamatan. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Denzin dan Lincoln dalam Moleong (2011: 5) menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada. Dalam metode penelitian kualitatif metode yang biasanya dimaanfatkan adalah wawancara, catatan lapangan, dan pemanfaatan dokumen. Setting penelitian Desa Sucen Jurutengah. Pemilihan setting, paling tidak menggunakan dua kriteria, yaitu menguntungkan atau tidak tempat yang dipilih untuk pengambilan data yang lengkap dan apakah orang-orang yang ada di tempat itu benar-benar siap dan respek dijadiakan subyek penelitian, Endraswara (2012: 204). Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder dan data primer, Siswantoro (2014:70). Data dalam penelitian ini meliputi kata-kata atau tindakan, dokumentasi, hasil catatan observasi dan catatan lapangan. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini berupa metode observasi, metode wawancara, metode catatan, dan metode penggunaan dokumen. Teknik pemeriksaan keabsahan data peneliti menggunakan teknik triangulasi dengan sumber, penelitian membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melaui waktu dan alat yang berbeda. Teknik analisi data yang digunakan adalah analisi kualitatif dengan pola etnografi. Etnografi adalah penelitian uantuk mendriskripsikan kebudayaan sebagaimana adanya Endraswara (2010: 50). Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 150
4 Hasil Penelitian Hasil penelitian dalam Tradisi Pindah Rumah di Desa Sucen Jurutengah Kecamatan Bayan Kabupaten Purworejo berupa Prosesi Upacara Tradisi Pindah Rumah di Desa Sucen Jurutengah Kecamatan Bayan Kabupaten Purworejo dan Makna Simbolis yang terkandung dalam Umbarampe Tradisi Pindah Rumah di Desa Sucen Jurutengah Kecamatan Bayan Kabupaten Purworejo. 1. Prosesi pelaksanaan tradisi Pindah Rumah di Desa Sucen Jurutengah, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo antara lain: a. Tahap pra pelaksanakan meliputi : Syarat-syarat untuk pindah rumah atau boyongan. Sebelum melaksanakan pindah rumah menurut tradisi adat istiadat di Desa Sucen Jurutengah, yang sudah diyakini secara turun temurun sampai sekarang. Bahwa tradisi pindah rumah tersebut sudah menjadi budaya yang tidak bisa ditinggalkan di Desa Sucen Jurutengah. Tradisi adat istiadat tradisi pindah rumah di Desa Sucen Jurutengah harus memenuhi syarat-syarat yang harus dilakukan. Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk pindah rumah atau boyongan yaitu menentukan hari dan bulan yang baik, supaya selamat dan diberikan kemurahan rejeki. Pada hari dan bulan yang telah dipilih yakni dina ahad (hari minggu) dan bulan Syawal (sasi sawal) dalam penanggalan Jawa- Islam. Untuk menghindari naga bumi dan hitungan naga dina, atau bertepatan dengan tanggal 12 November Karena di bulan syawal hari ahad naga bumi disebelah utara, sedangkan pelaksanakan pindah rumah yang di tuju kearah timur maka akan terhindar dari mara bahaya. Persiapan sesaji yang digunakan ketika pindah rumah atau boyongan yaitu tumpeng, jajan pasar, ayam ingkung dan sebagainya sesuai adat istiadat yang ada di Desa Sucen Jurutengah. b. Tahap pelaksanaan yaitu, Tradisi Pindah Rumah atau Boyongan a) Rumah baru yang siap ditempati Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 151
5 Sebelum prosesi pindah rumah di Desa Sucen Jurutengah, rumah yang akan ditempati harus sudah disiapkan terlebih dahulu. Tradisi ini dilaksanakan pada siang hari, tradisi pindah rumah dilaksanakan dirumah orang yang akan melakukan pindah rumah atau boyongan. b) Ziarah ke makam leluhur atau simbah yang sudah meninggal Ziarah merupakan salah satu bentuk permohonan kepada Allah Swt agar semua keluarga yang akan melakukan pindah rumah senantiasa diberi keselamatan, kemurahan rejeki, keberkahan dalam hidup, serta untuk membuat keluarga senantiasa selalu ingat kepada Allah SWT. Selain itu juga untuk mendoakan orang yang sudah meninggal dan mengingatkan kepada kita manusia yang masih hidup bahwa kematian pasti akan datang. c) Kendhuren Pembukaan dari rangkaian prosesi upacara tradisi pindah rumah di desa Sucen Jurutengah dimulai dengan Kendhuren. Kendhuren merupakan tahap ke tiga dari pelaksanaan tradisi pindah rumah. Tradisi ini dilakukan pada malam hari setelah Shalat Isya dan dilaksanakan sebelum pelaksanaan tradisi pindah rumah tesebut dilaksanakan. Selesai kendhuren dialnjutkan makan tumpeng bersama. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 152
6 2. Makna simbolik sesaji dalam upacara Tradisi Pindah Rumah di Desa Sucen Jurutengah Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo. a b h m e j o q f p k c d g u t r n s l i Media di atas umberanpe dalam tradisi pindah rumah di Desa Sucen Jurutengah a. Nasi Tumpeng Melambangkan hubungan manusia dengan Tuhan. b. Ingkung ayam Simbol tunduk, bakti dan kepasrahan kepada Allah Swt. c. Jenang abang dan jenang putih Jenang abang memiliki makna bahwa manusia lahir pasti memilki ibu yang harus dihormati dan hargai. Sedangkan jenang putih memiliki makna bahwa kita lahir kedua pasti memiliki ayah yang kita hormati dan hargai. d. Kembang Telon Melambangkan tiga makna menjadi satu atau tri tunggal dalam arti rasa, jiwa dan karsa. e. Jajan pasar a. Memberi bekti (bakti) 4 arah : barat, timur, Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 153
7 selatan dan utara dengan tujuan agar memberikan perlindungan atau keselamatan kepada kita. b. Memberikan bekti kepada upacara : tahun, sasi, windu supaya diminta untuk perlindungannya. f. Kendhi Kesucian yang ada di dalam air melambangkan supaya hatinya suci, serta dalam rumah tangganya adhem, dan ayem. g. Lampu teplok Melambangkan setiap ada permasalahan selalu mudah untuk mencari jalan keluar. h. Klasa mendhong (tikar mendhong) i. Sekar setaman (bunga setaman) Maknanya agar nyaman saat tidur atau beristirahat. Bunga memiliki aroma yakni, keharuman diri manusia artinya manusia harus menjaga keharuman namanya agar tidak tercemar halhal negatif. j. Gedhang raja (pisang Raja) Maknanya untuk menghormati para Nabi atau Rosul yang diutus oleh Allah Swt. k. Wedang kopi dan wedang teh Memiliki makna elemen air merupakan salah satu kebutuhan manusia dan menjadi lambang persaudaraan bila ada perkumpulan atau pertemuan. l. Genuk Maknanya untuk menampung beras agar tidak kekurangan rejeki. m. Bantal guling Tidur agar nyaman Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 154
8 n. Beras Kapurata (beras kapurata) Melambangkan keheningan hati biar hati dan pikiran tentrem. o. Nasi golong (sega golong) Melambangkan kebulatan tekad yang manungal atau gilig. p. Rujak dhegan Diberikan kepada yang menjaga sumber air yang ada di dalam laut suapaya air itu bisa memberikan kehidupan kepada manusia. q. Godhong dhadhap Srep Mempunyai makna apabila manusia selalu (daun dhadhap Srep) bersikap dan berfikiran dengan baik dan senantiasa diberi kemurahan pintu rejeki. r. Kinang Terdiri dari gambir dan godhong suruh (daun sirih), gambir maknanya agar sejahtera sedangkan daun suruh maknanya dalam sesuatu hal dapat terwujud. s. Telur ayam kampung Lambang dari wiji jadi (benih) terjadinya manusia. t Rokok menyan Asap rokok melambangkan untuk menyampaikan satu permintaan kepada Allah. u. Daun pandhan Melambangkan keharuman rumah tangga. Berdasarkan media pada umberampe tradisi pindah rumah memiliki makna yang ada dalam masing- masing umberampe tersebut. Setiap umberampe memiliki makna yang berbeda-beda. Simpulan Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan terhadap Tradisi Pindah Rumah di Desa Sucen Jurutengah, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo, maka disimpulkan hal-hal sebagai berikut: Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 155
9 1. Prosesi pelaksanaan tradisi Pindah Rumah di Desa Sucen Jurutengah, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo antara lain: a. Tahap pra pelaksanakan meliputi : Syarat-syarat untuk pindah rumah atau boyongan 1) Menentukan hari yang baik, supaya selamat dan diberikan kemurahan rejeki. 2) Persiapan sesaji yang akan digunakan ketika pindah rumah. 3) Persiapan barang-barang yang akan dibawa ketika pindah rumah atau boyongan b. Tahap pelaksanaan yaitu, Tradisi Pindah Rumah atau Boyongan 1) Sudah punya rumah baru yang akan ditempati 2) Sebelum memasuki rumah dilakukan ziarah ke makam leluhur atau simbah yang sudah meninggal. 3) Setelah ziarah pada malamnya di lakukan kendhuren dengan tujuan meminta keselamatan sekeluarga dan dilanjutkan makan tumpeng bersama. 2. Makna simbolik sesaji dalam upacara Tradisi Pindah Rumah di Desa Sucen Jurutengah Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo a. Nasi Tumpeng Melambangkan hubungan manusia dengan Tuhan b. Nasi golong (sega golong) Melambangkan kebulatan tekad yang manungal atau gilig. c. Ingkung ayam melambangkan Simbol tunduk, bakti dan kepasrahan kepada Allah Swt d. Jajan pasar melambangkan memberi bekti (bakti) 4 arah : barat, timur, selatan dan utara dengan tujuan agar memberikan perlindungan atau keselamatan kepada kita. e. Rujak dhegan melambangkan diberikan kepada yang menjaga sumber air yang ada di dalam laut suapaya air itu bisa memberikan kehidupan kepada manusia. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 156
10 f. Gedhang raja (pisang Raja) Maknanya untuk menghormati para Nabi atau Rosul yang diutus oleh Allah Swt g. Jenang abang dan jenang putih maknanya Jenang abang memiliki makna bahwa manusia lahir pasti memilki ibu yang harus dihormati dan hargai. Sedangkan jenang putih memiliki makna bahwa kita lahir kedua pasti memiliki ayah yang kita hormati dan harga. h. Godhong dhadhap Srep (daun dhadhap Srep) Mempunyai makna apabila manusia selalu bersikap dan berfikiran dengan baik dan senantiasa diberi kemurahan pintu rejeki. i. Kembang Telon Melambangkan tiga makna menjadi satu atau tri tunggal dalam arti rasa, jiwa dan karsa. j. Sekar setaman (bunga setaman) terdiri dari rangkaian bunga antara lain mawar dan kenanga kemudian bunga ini di taruh di atas piring. Bunga memiliki aroma wangi yakni, keharuman diri manusia. Artinya manusia harus menjaga keharuman namanya agar tidak terpengaruh oleh hal-hal negatif. k. Wedang atau minuman sebagai alat vital dalam interaksi di semua belahan masyarakat. Wedang atau minuman merupakan simbol keakraban, keluwesan, dan keharmonisan. l. Kinang terdiri dari tembakau, gambir, daun sirih lan enjet. Tembakau dan gambir maknanya agar sejahtera hidupnya ayem tentrem sedangkan daun sirih maknanya dalam sesuatu hal dapat terwujud. Dalam sebuah keluarga harus ada kesejahteraan dan apa yang diimpikan dalam keluarga tersebut dapat terwujud. m. Kendhi terbuat dari tanah liat yang dibentuk sedemikian rupa lalu dibakar menggunakn kayu agar menghasilkan warna kecoklatan. Kendhi biasanya diletakkan di atas piring dan di dalamnya diberi air. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 157
11 Daftar Pustaka Endrasawara, Suwardi Folklor Jawa Macam Bentuk dan Nilainya. Yogyakarta: Penaku. Endraswara, Suwardi Metodologi Penelitian Kebudayaan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Purwadi, Upacara Tradisional Jawa, Yogyakarta: Pura Pustaka. Siswantoro Metode Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Moleong, Lexy J Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 158
Tradisi Menguras Sumur Di Pemandian Air Panas Krakal Kecamatan Alian Kabupaten Kebumen
Tradisi Menguras Sumur Di Pemandian Air Panas Krakal Kecamatan Alian Kabupaten Kebumen Oleh: Tri Raharjo Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa trie.joejoe@gmail.com Abstrak : Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciPANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP UPACARA MERTI DESA DI DESA CANGKREP LOR KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO
PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP UPACARA MERTI DESA DI DESA CANGKREP LOR KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO Oleh: Wahyu Duhito Sari program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa Wahyu_duhito@yahoo.com
Lebih terperinciKajian Folklor dalam Tradisi Guyang Jaran di Desa Karangrejo Kecamatan Loano Kabupaten Purworejo
Kajian Folklor dalam Tradisi Guyang Jaran di Desa Karangrejo Kecamatan Loano Kabupaten Purworejo Oleh: Ade Ayu Mawarni Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa adeayumawarni@yahoo.com Abstrak: Penelitian
Lebih terperinciKajian Folklor dalam Tradisi Nyadran di Desa Ketundan Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang
Kajian Folklor dalam Tradisi Nyadran di Desa Ketundan Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang Oleh : Muhamad Arif Susanto Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa MuhamadArif347@yahoo.co.id Abstrak:
Lebih terperinciBENTUK DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM TRADISI GUYUBAN BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT DESA PASIR AYAH KEBUMEN
BENTUK DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM TRADISI GUYUBAN BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT DESA PASIR AYAH KEBUMEN Oleh : Ade Reza Palevi program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa aderezahidayat@yahoo.co.id ABSTRAK
Lebih terperinciPola Perilaku Spiritual dalam Kelompok Kebatinan Santri Garing di Desa Kajoran Kecamatan Karanggayam Kabupaten Kebumen
Pola Perilaku Spiritual dalam Kelompok Kebatinan Santri Garing di Desa Kajoran Kecamatan Karanggayam Kabupaten Kebumen Oleh: Riana Anggraeni Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa rianaanggraeni93@yahoo.com
Lebih terperinciProsesi Dan Makna Simbolik Upacara Tradisi Wiwit Padi di Desa Silendung Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo
Prosesi Dan Makna Simbolik Upacara Tradisi Wiwit Padi di Desa Silendung Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo Oleh: Murti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Murti_tinah@yahoo.com.id Abstrak:
Lebih terperinciKajian Folklor Tradisi Larungan di Desa Pagubugan Kulon Kecamatan Binangun Kabupaten Cilacap
Kajian Folklor Tradisi Larungan di Desa Pagubugan Kulon Kecamatan Binangun Kabupaten Cilacap Oleh: Sutarmi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa sutarmiyasa@yahoo.com Abstrak: Penelitian ini
Lebih terperinciKajian Folklor Tradisi Nglamar Mayit di Desa Sawangan, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen
Kajian Folklor Tradisi Nglamar Mayit di Desa Sawangan, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen Oleh: Heira Febriana Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Febrianahera@gmail.com Abstrak: Penelitian
Lebih terperinciMITOS PESAREAN MBAH DAMARWULAN DALAM TRADISI SELAMETAN SURAN DI DESA SUTOGATEN KECAMATAN PITURUH KABUPATEN PURWOREJO
MITOS PESAREAN MBAH DAMARWULAN DALAM TRADISI SELAMETAN SURAN DI DESA SUTOGATEN KECAMATAN PITURUH KABUPATEN PURWOREJO Oleh: Siti Nurfaridah program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa flowersfaragil@yahoo.co.id
Lebih terperinciBENTUK, MAKNA, DAN FUNGSI PERTUNJUKAN KUDA LUMPING TURONGGO TRI BUDOYO DI DESA KALIGONO KECAMATAN KALIGESING KABUPATEN PURWOREJO
BENTUK, MAKNA, DAN FUNGSI PERTUNJUKAN KUDA LUMPING TURONGGO TRI BUDOYO DI DESA KALIGONO KECAMATAN KALIGESING KABUPATEN PURWOREJO Oleh : Dewi Kartikasari program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa
Lebih terperinciTRADISI SEDHEKAH LAUT DI DESA KARANG DUWUR KECAMATAN AYAH KABUPATEN KEBUMEN ( ANALISIS MAKNA DAN FUNGSI)
TRADISI SEDHEKAH LAUT DI DESA KARANG DUWUR KECAMATAN AYAH KABUPATEN KEBUMEN ( ANALISIS MAKNA DAN FUNGSI) Oleh: Yuli Ernawati program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa Yuli.erna13@yahoo.com Abstrak:Rumusan
Lebih terperinciPelestarian Kesenian Kuda Lumping oleh Paguyuban Sumber Sari di Desa Pandansari Kecamatan Sruweng Kabupaten Kebumen
Pelestarian Kesenian Kuda Lumping oleh Paguyuban Sumber Sari di Desa Pandansari Kecamatan Sruweng Kabupaten Kebumen Oleh: Fransiskus Indra Udhi Prabowo Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Udi_fransiskus@yahoo.co.id
Lebih terperinciPERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP TRADISI SURAN DI MAKAM GEDIBRAH DESA TAMBAK AGUNG KECAMATAN KLIRONG KABUPATEN KEBUMEN
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP TRADISI SURAN DI MAKAM GEDIBRAH DESA TAMBAK AGUNG KECAMATAN KLIRONG KABUPATEN KEBUMEN Oleh: Tanti Wahyuningsih program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa wahyutanti546@yahoo.co.id
Lebih terperinciKajian Folklor dalam Upacara Nyadran di Pesarean Simbah Lowo Ijo di Desa Semagung Kecamatan Bagelen Kabupaten Purworejo
Kajian Folklor dalam Upacara Nyadran di Pesarean Simbah Lowo Ijo di Desa Semagung Kecamatan Bagelen Kabupaten Purworejo Oleh : Ahmad Muhlasin program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa a_muhlasin@ymail.com
Lebih terperinciPelestarian Bentuk dan Makna Kesenian Kuda Lumping Turonggo Mudo Desa Prigelan Kecamatan Pituruh Kabupaten Purworejo
Pelestarian Bentuk dan Makna Kesenian Kuda Lumping Turonggo Mudo Desa Prigelan Kecamatan Pituruh Kabupaten Purworejo Oleh : Idnan Riyanto Program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa mbahrejowirono@gmail.com
Lebih terperinciANALISIS BENTUK DAN NILAI PERTUNJUKAN JARAN KEPANG TURANGGA SATRIA BUDAYA DI DESA SOMONGARI KECAMATAN KALIGESING KABUPATEN PURWOREJO
ANALISIS BENTUK DAN NILAI PERTUNJUKAN JARAN KEPANG TURANGGA SATRIA BUDAYA DI DESA SOMONGARI KECAMATAN KALIGESING KABUPATEN PURWOREJO Oleh : Yusi Agustina program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa
Lebih terperinciOleh: Ratna Lestari program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa
FUNGSI TRADISI SRAKALAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL MASYARAKAT PADA TAHUN 1980 DAN TAHUN 2013 DI DESA PIYONO KECAMATAN NGOMBOL KABUPATEN PURWOREJO (KAJIAN PERUBAHAN BUDAYA) Oleh: Ratna Lestari program studi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang. kampung adat yang secara khusus menjadi tempat tinggal masyarakat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang ada di Indonesia dan masih terjaga kelestariannya. Kampung ini merupakan kampung adat yang secara
Lebih terperinciOleh : Siti Masriyah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa
Perubahan Cara Pandang Masyarakat Terhadap Mitos dalam Tradisi Bersih Makam Ki Hajar Welaran di Gunung Paras Desa Karangsambung Kecamatan Karangsambung Kabupaten Kebumen Oleh : Siti Masriyah Program Studi
Lebih terperinciRITUAL MALEM MINGGU WAGE PAGUYUBAN TUNGGUL SABDO JATI DI GUNUNG SRANDIL, DESA GLEMPANG PASIR, KECAMATAN ADIPALA, KABUPATEN CILACAP, JAWA TENGAH
RITUAL MALEM MINGGU WAGE PAGUYUBAN TUNGGUL SABDO JATI DI GUNUNG SRANDIL, DESA GLEMPANG PASIR, KECAMATAN ADIPALA, KABUPATEN CILACAP, JAWA TENGAH SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehari-hari orang Jawa. Keyakinan adanya tuhan, dewa-dewa, utusan, malaikat, setan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masuknya berbagai agama sebelum kedatangan Islam di pulau Jawa berpengaruh besar pada adat istiadat, tata cara hidup, maupun praktik keagamaan sehari-hari orang Jawa.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. maupun dilestarikan. Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan merupakan salah satu kekayaan yang Indonesia miliki, kebudayaan yang beranekaragam ini merupakan aset negara yang harus tetap dipertahankan maupun dilestarikan.
Lebih terperinciASPEK PENDIDIKAN SPIRITUAL DALAM PROSESI INJAK TELUR PADA UPACARA PERKAWINAN ADAT JAWA
ASPEK PENDIDIKAN SPIRITUAL DALAM PROSESI INJAK TELUR PADA UPACARA PERKAWINAN ADAT JAWA (Studi Kasus di Desa Palur Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. untuk mendeskripsikan setting, asal-usul, prosesi, sesaji, makna simbolik, serta
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Penelitian Ritual Malem Minggu Wage ini berlokasi di Gunung Srandil Desa Glempang Pasir, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap yang bertujuan untuk mendeskripsikan setting, asal-usul,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kebudayaan terjadi melalui proses belajar dari lingkungan alam maupun
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebudayaan terjadi melalui proses belajar dari lingkungan alam maupun lingkungan sosial artinyahubungan antara manusia dengan lingkungan dihubungkan dengan tradisi masyarakat
Lebih terperinciPERSEPSI MASYARAKAT DAN PERKEMBANGAN KESENIAN TRADISIONAL JARAN KEPANG MUDO LANGEN BUDOYO DI DESA KEDUNG PUCANG KECAMATAN BENER KABUPATEN PURWOREJO
PERSEPSI MASYARAKAT DAN PERKEMBANGAN KESENIAN TRADISIONAL JARAN KEPANG MUDO LANGEN BUDOYO DI DESA KEDUNG PUCANG KECAMATAN BENER KABUPATEN PURWOREJO Oleh: Yesi Setya Nurbaiti program studi pendidikan bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal 32 ayat (1) dan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI. A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi
BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi Bersyukur kepada sang pencipta tentang apa yang telah di anugerahkan kepada seluruh umat manusia,
Lebih terperinciPersepsi Masyarakat Terhadap Tradisi Bubak Kawah di Desa Kabekelan Kecamatan Prembun Kabupaten Kebumen
Persepsi Masyarakat Terhadap Tradisi Bubak Kawah di Desa Kabekelan Kecamatan Prembun Kabupaten Kebumen Oleh: Mentari Nurul Nafifa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa mentarinurul.93@gmail.com
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. bangsa yang kaya akan kebudayaan dan Adat Istiadat yang berbeda satu sama lain
1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki berbagai macam suku bangsa yang kaya akan kebudayaan dan Adat Istiadat yang berbeda satu sama lain dikarenakan
Lebih terperinciLAKU NENEPI DI MAKAM PANEMBAHAN SENOPATI KOTAGEDE
LAKU NENEPI DI MAKAM PANEMBAHAN SENOPATI KOTAGEDE SKRIPSI Di ajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta Untuk memenuhi Sebagian Persyaratan Guna memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Lebih terperinciANALISIS BENTUK DAN NILAI KESENIAN NDOLALAK PUTRI DWI LESTARI DESA PLIPIR KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO
ANALISIS BENTUK DAN NILAI KESENIAN NDOLALAK PUTRI DWI LESTARI DESA PLIPIR KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO Oleh : Theo Artanti program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa artanti_theo@yahoo.com
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
ASPEK PENDIDIKAN NILAI RELIGIUS DALAM PROSESI LAMARAN PADA PERKAWINAN ADAT JAWA (Studi Kasus Di Dukuh Sentulan, Kelurahan Kalimacan, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi
Lebih terperinciCerita Rakyat Goa Menganti di Desa Karangduwur Kecamatan Ayah Kabupaten Kebumen (Kajian Folklor)
Cerita Rakyat Goa Menganti di Desa Karangduwur Kecamatan Ayah Kabupaten Kebumen (Kajian Folklor) Oleh: Rini Widiyanti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa riniwidiyanti91@yahoo.com Abstrak:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jenis pekerjaan, pendidikan maupun tingkat ekonominya. Adapun budaya yang di. memenuhi tuntutan kebutuhan yang makin mendesak.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia merupakan suatu masyarakat majemuk yang terdiri dari banyak suku, bangsa, adat istiadat, agama, bahasa, budaya, dan golongan atas dasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia kaya akan budaya, adat istiadat, dan tradisi yang dapat dijadikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia kaya akan budaya, adat istiadat, dan tradisi yang dapat dijadikan sebagai objek wisata. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 2009 tentang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa ada di dalamnya dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk, beribu-ribu suku bangsa ada di dalamnya dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda. Keanekaragaman
Lebih terperinciPola Perilaku Agama Kejawen Padepokan Bedogol Desa Sidaurip Kecamatan Binangun Kabupaten Cilacap
Pola Perilaku Agama Kejawen Padepokan Bedogol Desa Sidaurip Kecamatan Binangun Kabupaten Cilacap Oleh: Andri Saputro Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Andrisaputro636@Gmail.com Abstrak: Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dinamakan mampu berbuat hamemayu hayuning bawana (Suwardi Endraswara,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah bagian dari suatu ekosistem yang harus diperhatikan eksistensinya. Manusia harus menciptakan lingkungan budayanya menjadi enak dan nyaman. Orang yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. diwariskan secara turun temurun di kalangan masyarakat pendukungnya secara
digilib.uns.ac.id 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upacara tradisional merupakan salah satu wujud peninggalan kebudayaan dan pada dasarnya upacara tradisional disebarkan secara lisan. Upacara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat istiadat dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat istiadat dan budaya. Hal ini menyebabkan daerah yang satu dengan daerah yang lain memiliki kebudayaan
Lebih terperinciNILAI PENDIDIKAN RELIGI PADA UPACARA SELAPANAN DALAM TRADISI ADAT JAWA (Studi Kasus di Desa Talang Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten)
NILAI PENDIDIKAN RELIGI PADA UPACARA SELAPANAN DALAM TRADISI ADAT JAWA (Studi Kasus di Desa Talang Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai
Lebih terperinciSENI TRADISI UJUNGAN PADA MASYARAKAT DESA GUMELEM WETAN KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN BANJARNEGARA
SENI TRADISI UJUNGAN PADA MASYARAKAT DESA GUMELEM WETAN KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN BANJARNEGARA Oleh : Desy Dwijayanti program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa Cahyo_desy@yahoo.com Abstrak: Penelitian
Lebih terperinciCERITA RAKYAT GUNUNG SRANDIL DI DESA GLEMPANG PASIR KECAMATAN ADIPALA KABUPATEN CILACAP (TINJAUAN FOLKLOR)
CERITA RAKYAT GUNUNG SRANDIL DI DESA GLEMPANG PASIR KECAMATAN ADIPALA KABUPATEN CILACAP (TINJAUAN FOLKLOR) Oleh: Dyah Susanti program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa shanti.kece@yahoo.com Abstrak:
Lebih terperinciMITOS DI GUNUNG SLAMET DI DUSUN BAMBANGAN, DESA KUTABAWA, KECAMATAN KARANG REJA, KABUPATEN PURBALINGGA. SKRIPSI
MITOS DI GUNUNG SLAMET DI DUSUN BAMBANGAN, DESA KUTABAWA, KECAMATAN KARANG REJA, KABUPATEN PURBALINGGA. SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. 1 Dalam kaitannya
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. 1 Dalam kaitannya dengan
Lebih terperinciII. Tinjauan Pustaka. masyarakat (Johanes Mardimin, 1994:12). Menurut Soerjono Soekanto, tradisi
II. Tinjauan Pustaka A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Tradisi Menurut Mardimin, tradisi adalah kebiasaan yang turun temurun dalam suatu masyarakat dan merupakan kebiasaan kolektif dan kesadaran kolektif sebuah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tradisi di dalam masyarakat. Sebuah siklus kehidupan yang tidak akan pernah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peninggalan kebudayaan tidak sama halnya dengan warisan, yang secara sengaja diwariskan dan jelas pula kepada siapa diwariskan. Kebudayaan merupakan suatu rekaman kehidupan
Lebih terperinciMAKNA SIMBOL DALAM UPACARA SEDEKAH LAUT DI DESA TASIK AGUNG KECAMATAN REMBANG KABUPATEN REMBANG TAHUN 2011
MAKNA SIMBOL DALAM UPACARA SEDEKAH LAUT DI DESA TASIK AGUNG KECAMATAN REMBANG KABUPATEN REMBANG TAHUN 2011 SKRIPSI Diajukan untuk Sebagian dari Tugas guna Memperoleh Gelar Sarjana Ushuluddin (S.Ud) Pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam pepatah Jawa dinyatakan bahwa budaya iku dadi kaca benggalaning
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pepatah Jawa dinyatakan bahwa budaya iku dadi kaca benggalaning bangsa (kebudayaan itu menjadi cermin besar yang menggambarkan peradaban suatu bangsa). Hal ini
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Budaya pada dasarnya merupakan cara hidup yang berkembang, dimiliki dan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Budaya pada dasarnya merupakan cara hidup yang berkembang, dimiliki dan diwariskan manusia dari generasi ke generasi. Setiap bangsa memiliki kebudayaan, meskipun
Lebih terperinci2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Struktur masyarakat Indonesia yang majemuk menjadikan bangsa Indonesia memiliki keanekaragaman adat istiadat, budaya, suku, ras, bahasa dan agama. Kemajemukan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk menunjukkan tingkat peradaban masyarakat itu sendiri. Semakin maju dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan merupakan bagian yang melingkupi kehidupan manusia. Kebudayaan yang diiringi dengan kemampuan berpikir secara metaforik atau perubahan berpikir dengan
Lebih terperinci: Klinggen Rt.05/II, Guwokajen, Sawit, Boyolali.
A. DATA INFORMAN 1. Nama : Mbah Marso Umur : 75 tahun Pekerjaan : - Alamat : Klinggen Rt 05/II, Guwokajen, Sawit, Boyolali. Dokumen Eflin, 1 April 2016 2. Nama : Ibu Suprapti Umur Pekerjaan Alamat : 70
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ageng Sine Yogi, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan wilayah yang memiliki keanekaragaman kebudayaan dan masyarakat multikultural. Setiap wilayah memiliki corak dan kekhasannya masing-masing,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Kehidupan manusia di manapun
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Kehidupan manusia di manapun tumbuh dan berkembang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Manusia mengalami perubahan tingkat-tingkat hidup (the life cycle), yaitu masa
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia mengalami perubahan tingkat-tingkat hidup (the life cycle), yaitu masa anak-anak, remaja, nikah, masa tua, dan mati (Koenthjaraningrat, 1977: 89). Masa pernikahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan bangsa di dunia yang mendiami suatu daerah tertentu memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing, setiap bangsa memiliki
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat lepas dari tanda,
5 BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Semiotik Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat lepas dari tanda, lambang, maupun simbol-simbol. Tanda, lambang, dan simbol-simbol tersebut dapat kita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pernikahan adalah salah satu peristiwa penting yang terjadi dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pernikahan adalah salah satu peristiwa penting yang terjadi dalam kehidupan manusia, setiap pasangan tentu ingin melanjutkan hubungannya ke jenjang pernikahan.
Lebih terperinciPersepsi Masyarakat terhadap Kirab Budaya dalam Nawu Sendhang Seliran di Mataram Islam Sayangan Jagalan Banguntapan Bantul
Persepsi Masyarakat terhadap Kirab Budaya dalam Nawu Sendhang Seliran di Mataram Islam Sayangan Jagalan Banguntapan Bantul Oleh : Etmi Amaneti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa amanetyetmi@gmail.com
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. A. Kesimpulan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Upacara adat Belian merupakan suatu bentuk kebudayaan asli Indonesia yang sampai saat ini masih ada dan terlaksana di masyarakat Dayak Paser, Kalimantan Timur. Sebagai salah
Lebih terperinciPENGARUH DAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN UPACARA SEDEKAH BUMI TERHADAP MASYARAKAT DESA BAGUNG SUMBERHADI KECAMATAN PREMBUN KABUPATEN KEBUMEN
PENGARUH DAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN UPACARA SEDEKAH BUMI TERHADAP MASYARAKAT DESA BAGUNG SUMBERHADI KECAMATAN PREMBUN KABUPATEN KEBUMEN Herliyan Bara Wati Universitas Muhammadiyah Purworejo e-mail: rigi_hbw@yahoo.com
Lebih terperinciBENTUK DAN MAKNA SIMBOLIK KESENIAN KUBRO DI DESA BANGSRI KECAMATAN KAJORAN KABUPATEN MAGELANG
BENTUK DAN MAKNA SIMBOLIK KESENIAN KUBRO DI DESA BANGSRI KECAMATAN KAJORAN KABUPATEN MAGELANG Oleh: Dwi Priani program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa dwi_ priani14@yahoo.com Abstrak: Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tradisi merupakan aktivitas yang diturunkan secara terus-menerus dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tradisi merupakan aktivitas yang diturunkan secara terus-menerus dan mengandung nilai-nilai luhur. Aktivitas yang terdapat dalam tradisi secara turuntemurun
Lebih terperinciSejarah Perkembangan Makna dan Nilai Filosofis Batik Srikit Khas Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah
Sejarah Perkembangan Makna dan Nilai Filosofis Batik Srikit Khas Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah Oleh : Diah Ayu Purnamasari Progam Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Jawa diahayupurnamasari45@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kemajuan komunikasi dan pola pikir pada zaman sekarang ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan komunikasi dan pola pikir pada zaman sekarang ini semakin mendukung terkikisnya nilai-nilai tradisional sebuah bangsa. Lunturnya kesadaran akan nilai budaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebudayaan merupakan corak kehidupan di dalam masyarakat yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan merupakan corak kehidupan di dalam masyarakat yang diungkapkan dalam bentuk cara bertindak, berbicara, berfikir, dan hidup. Daerah kebudayaan Kalimantan
Lebih terperinciJURNAL SKRIPSI. MAKNA RITUAL DALAM PEMENTASAN SENI TRADISI REOG PONOROGO (Studi Kasus di Desa Wagir Lor, Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo)
JURNAL SKRIPSI MAKNA RITUAL DALAM PEMENTASAN SENI TRADISI REOG PONOROGO (Studi Kasus di Desa Wagir Lor, Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo) SKRIPSI Oleh: DESI WIDYASTUTI K8409015 FAKULTAS KEGURUAN DAN
Lebih terperinciANALISIS NILAI-NILAI DALAM TRADISI BARITAN SEBAGAI PERINGATAN MALAM SATU SYURO DI DESA WATES KABUPATEN BLITAR
ANALISIS NILAI-NILAI DALAM TRADISI BARITAN SEBAGAI PERINGATAN MALAM SATU SYURO DI DESA WATES KABUPATEN BLITAR Wahyuningtias (Mahasiswa Prodi PGSD Universitas Jember, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Lebih terperinciTINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG MAKANAN LAUK PAUK DAN SAYUR TRADISIONAL DI SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA
KATA PENGANTAR Siswa yang terhormat, Pada kesempatan ini perkenankanlah saya meminta bantuan anda untuk mengisi angket yang telah kami berikan, angket ini berisi tentang TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA
BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Tahapan selanjutnya adalah proses penganalisaan terhadap data dan fakta yang di temukan, kemudian di implementasikan berupa hasil temuan penelitian untuk diolah
Lebih terperinciBAB III PENYAJIAN DATA. A. Pelaksanaan Kenduri Arwah sebagai rangkaian dari ritual kematian dalam
40 BAB III PENYAJIAN DATA A. Pelaksanaan Kenduri Arwah sebagai rangkaian dari ritual kematian dalam masyarakat Pujud Data yang disajikan adalah data yang diperoleh dari lapangan yang dihimpun melalui observasi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ayu Fauziyyah, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberagaman dalam budaya Indonesia tercermin pada bagian budayabudaya lokal yang berkembang di masyarakat. Keragaman tersebut tidak ada begitu saja, tetapi juga karena
Lebih terperinciPola Perilaku Kesurupan Endhang Mayit dalam Kesenian Kuda Kepang Turangga Mudha di Desa Banioro Kecamatan Karangsambung Kabupaten Kebumen
Pola Perilaku Kesurupan Endhang Mayit dalam Kesenian Kuda Kepang Turangga Mudha di Desa Banioro Kecamatan Karangsambung Kabupaten Kebumen Oleh: Hamzah Setiadi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara maritim yang terdiri dari pulau-pulau dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara maritim yang terdiri dari pulau-pulau dan penduduk yang padat. Sebagaimana dalam Wikipedia (2012) bahwa Indonesia adalah negara kepulauan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kepercayaan, keyakinan dan kebiasaan yang berbeda-beda,karena kebudayaan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dan kebudayaan adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan, tidak mungkin ada kebudayaan jika tidak ada manusia. Setiap kebudayaan adalah hasil dari ciptaan
Lebih terperinciI.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat.
I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah Negara kepulauan, yang memiliki berbagai macam suku bangsa yang kaya akan kebudayaan serta adat istiadat, bahasa, kepercayaan, keyakinan dan kebiasaan
Lebih terperinciNGOPI SEPULUH EWU. Ide festival ini terinspirasi dari kebiasaan minum kopi warga Kemiren, yakni tradisi ngopi bareng.
BARONG IDER BUMI Anda mungkin lebih mengenal Barong sebagai pertunjukan tari dari Bali. Dalam mitologi Bali, Barong adalah perlambang kebaikan, roh pelindung. Musuhnya ialah Rangda si tukang sihir jahat.
Lebih terperinciBAB V. KESIMPULAN dan SARAN. dan doa-doa, manuk mira, dan boras pirma tondi oleh amang, inang,
BAB V KESIMPULAN dan SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, penulis menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Upacara mangupa upa pangaranto dimulai dengan pemberian
Lebih terperinciBAB IV PENYIMPANGAN AQIDAH DALAM SEDEKAH LAUT DI KELURAHAN BANDENGAN
BAB IV PENYIMPANGAN AQIDAH DALAM SEDEKAH LAUT DI KELURAHAN BANDENGAN Aqidah adalah merupakan pusaka yang diwariskan oleh nabi para nabi dan rosul yang merupakan tugas utama dalam risalahnya yaitu meluruskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal 32 ayat (1) dan
Lebih terperinciASPEK PENDIDIKAN NILAI RELIGIUS DALAM TRADISI RASULAN (Studi Kasus di Dukuh Ngadipiro Desa Grajegan Kecamatan Tawangsari Kabupaten Sukoharjo)
ASPEK PENDIDIKAN NILAI RELIGIUS DALAM TRADISI RASULAN (Studi Kasus di Dukuh Ngadipiro Desa Grajegan Kecamatan Tawangsari Kabupaten Sukoharjo) NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: RINASARI A 220080085 PROGRAM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Upacara Adat Pencucian Pusaka Nyangku merupakan suatu upacara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Upacara Adat Pencucian Pusaka Nyangku merupakan suatu upacara pembersihan benda-benda pusaka peninggalan leluhur masyarakat Panjalu. Upacara yang ditujukan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA
BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh penulis di Dusun Kedungringin Kertosono Nganjuk dengan judul Komunikasi Simbolik Dalam Ritual Bari an studi pada masyarakat Dusun
Lebih terperinciUPACARA ADAT LEGU DOU GAM DJAI DI TIDORE. Pembimbing : Drs. Joni Apriyanto M.Hum*, H. Lukman D. KATILI S.Ag.,M.ThI* Oleh: Sofyan S.A.
UPACARA ADAT LEGU DOU GAM DJAI DI TIDORE (Suatu penelitian di kelurahan Jaya Kecamatan Tidore Utara Kota Tidore Kepulauan) Pembimbing : Drs. Joni Apriyanto M.Hum*, H. Lukman D. KATILI S.Ag.,M.ThI* Oleh:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia yang sangat kompleks. Didalamnya berisi struktur-struktur yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya yang berada di daerah-daerah di dalamnya. Kebudayaan itu sendiri mencakup pengertian yang sangat luas. Kebudayaan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Kebudayaan Indonesia sangat beragam. Pengaruh-pengaruh kebudayaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan merupakan sistem nilai yang terkandung dalam sebuah masyarakat. Kebudayaan Indonesia sangat beragam. Pengaruh-pengaruh kebudayaan yang membentuk lapis-lapis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari beragamnya kebudayaan yang ada di Indonesia. Menurut ilmu. antropologi, (dalam Koentjaraningrat, 2000: 180) kebudayaan adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang memiliki keanekaragaman di segala aspek kehidupan. Keanekaragaman tersebut terlihat dari beragamnya kebudayaan
Lebih terperinciANALISIS SOSIOLOGI BUDAYA DALAM KESENIAN TRADISIONAL JATHILAN TRI TUNGGAL MUDA BUDAYA DUSUN GEJIWAN DESA KRINJING KECAMATAN KAJORAN KABUPATEN MAGELANG
ANALISIS SOSIOLOGI BUDAYA DALAM KESENIAN TRADISIONAL JATHILAN TRI TUNGGAL MUDA BUDAYA DUSUN GEJIWAN DESA KRINJING KECAMATAN KAJORAN KABUPATEN MAGELANG Oleh : Martina Catur Nugraheni program studi pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberi makna kepada orang lain sesuai dengan konteks yang terjadi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi merupakan proses dinamis di mana orang berusaha untuk berbagi masalah internal mereka dengan orang lain melalu penggunaan simbol (Samovar, 2014,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang pada umumnya mempunyai nilai budaya yang tersendiri. Dalam kehidupan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Negara Kesatuan Republik Indonesia terdiri atas beraneka ragam suku bangsa, yang pada umumnya mempunyai nilai budaya yang tersendiri. Dalam kehidupan berbangsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan yang biasanya dilakukan setiap tanggal 6 April (Hari Nelayan)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Upacara Adat Labuh Saji berlokasi di Kelurahan Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi, pada tahun ini upacara dilaksanakan pada tanggal 13 Juni hal tersebut dikarenakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sistem religi/kepercayaan terhadap sesuatu menjadi suatu Kebudayaan. Sistem
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap kebudayaan memiliki sistem religi atau sistem kepercayaan, termasuk dalam kebudayaan etnis Tionghoa. Etnis Tionghoa selalu melestarikan kebudayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang beranekaragam. Menurut Sujarwa (1998:10-11), kebudayaan adalah seluruh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari pulau kecil maupun besar. Wilayah Indonesia yang terdiri dari banyak pulau menjadikan Indonenesia dihuni oleh
Lebih terperinciBab I PENDAHULUAN. sesamanya. Hubungan sosial di antara manusia membentuk suatu pola kehidupan tertentu yang
Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain atau sesamanya. Hubungan sosial di antara manusia membentuk suatu pola kehidupan
Lebih terperinciDAWET. Disusun oleh: A
ASPEK PENDIDIKAN RELIGIUS PADA TRADISI JUAL DAWET DALAM PERNIKAHAN ADAT JAWA (Studi Kasus Dusun Ngepreh Desa Dibal Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Sebelum melangkah lebih jauh membahas mengenai Ritual Malem Minggu
BAB II LANDASAN TEORI A. DESKRIPSI TEORI Sebelum melangkah lebih jauh membahas mengenai Ritual Malem Minggu Wage Paguyuban Tunggul Sabdo Jati di Gunung Srandil, Desa Glempang Pasir, Kecamatan Adipala,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. A. Kajian Pustaka. 1. Pengertian Tradisi. Tradisi dalam bahasa latin traditio, diteruskan atau kebiasaan,
BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian Tradisi Tradisi dalam bahasa latin traditio, diteruskan atau kebiasaan, dalam pengertian yang paling sederhana adalah sesuatu yang dilakukan sejak lama
Lebih terperinci