UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PASSING BAWAH DALAM PERMAINAN BOLA VOLI MINI MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS IV SDN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PASSING BAWAH DALAM PERMAINAN BOLA VOLI MINI MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS IV SDN"

Transkripsi

1 UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PASSING BAWAH DALAM PERMAINAN BOLA VOLI MINI MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS IV SDN 9 Hegarsari TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh: Yati Ismayati, S.Pd. NIP ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan siswa kelas IV SDN 9 Hegarsari dalam melakukan pasing bawah dalam permainan bola voli mini. Keadaan ini diduga karena penggunaan metode pembelajaran yang kurang tepat. Oleh karena itu diperlukan metode pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk dapat bergerak, salah satunya yakni dengan menggunakan metode pembelajaran inkuiri. Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu tes praktik dan lembar observasi. Hasil penelitian menunjukkan pada siklus I persentase ketuntasan tes praktik passing bawah mencapai 40,91%. Pada siklus II persentase ketuntasan tes praktik passing bawah mencapai 86,36%. Dari data tersebut diketahui bahwa persentase ketuntasan tes praktik passing bawah siswa mengalami peningkatan. Persentase aktivitas siswa pada siklus I yaitu 74,62% Sedangkan pada siklus II persentase aktivitas siswa yaitu 86,74%. Hal ini menunjukkan bahwa persentase aktivitas belajar siswa yang pembelajarannya menggunakan metode inkuiri mengalami penigkatan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode inkuiri dapat meningkatkan kemampuan passing bawah dalam permainan bola voli dan dapat meningkatakan aktivitas belajar siswa. Kata Kunci: Kemampuan Passing Bawah, Metode Inkuiri. PENDAHULUAN Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran yang harus diajarkan pada setiap jenjang pendidikan, dimana pola pencapaian tujuannya adalah menggunakan aktivitas jasmani sedangkan sasaran tujuan jasmani yang ingin dicapai meliputi tujuan dari segi kognitif, afektif, dan psikomotor. Melihat pendidikan jasmani baik dari segi pola pencapaian tujuan maupun tujuan yang ingin dicapai maka perlu peninjauan yang lebih mendalam tentang pendidikan jasmani supaya nantinya tujuan pendidikan jasmani tersebut benar-benar memenuhi sasaran. Pendidikan jasmani bukan hanya merupakan aktivitas pengembangan fisik secara terisolasi, akan tetapi harus berada dalam konteks pendidikan secara umum (general education). Sudah tentu proses tersebut dilakukan dengan sadar dan melibatkan interaksi sistematik antar pelakunya untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan. Salah satu usaha untuk mengembangkan pembinaan bola voli mini adalah dengan menerapkan teknik dasar voli mini sedini mungkin kepada anak-anak 1

2 sekolah dasar melalui pembelajaran voli mini. Pembelajaran voli mini di tingkat sekolah dasar merupakan modifikasi dari permainan voli sebenarnya. Teknik dasar yang diajarkan di voli mini sama dengan voli sebenarnya, hanya saja ukuran lapangan yang berbeda voli mini lebih kecil dibanding permainan voli sesungguhnya Berdasarkan pengalaman penulis selama mengajar di SDN 9 Hegarsari, minat siswa kelas IV dalam mengikuti pelajaran penjasorkes masih kurang, dimana siswa lebih suka duduk-duduk atau berteduh tanpa melakukan aktivitas olahraga pada jam pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan khususnya passing bawah bola voli mini. Hanya beberapa siswa yang benar-benar mengikuti pelajaran penjasorkes dengan baik dan sungguh-sungguh. Padahal sarana prasara untuk menunjang terlaksananya proses belajar mengajar yang dimiliki SDN 9 Hegarsari sudah cukup lengkap. Padahal di sekolah tersebut telah memiliki sarana dan prasarana yang cukup lengkap yang dapat menunjang terlaksananya proses belajar mengajar. Hal tersebut mengakibatkan rendahnya kemampuan siswa kelas IV SDN 9 Hegarsari dalam melakukan pasing bawah dalam permainan bola voli mini. Banyak faktor yang menjadi penyebab kurangnya minat siswa dalam mengikuti pelajaran penjasorkes yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap nilai penjasorkes itu sendiri. Salah satunya adalah faktor internal dari diri siswa tersebut, dimana siswa merasa jenuh atau bosan dengan materi yang diajarkan oleh guru, Sehingga perlu diadakannya materi pembelajaran yang bervariasi dan menarik yang sesuai dengan karakteristik umur siswa SD khususnya kelas IV. Oleh karena itu diperlukan metode pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk dapat bergerak, salah satunya yakni dengan menggunakan metode pembelajaran inkuiri Dari latar belakang masalah diatas maka peneliti melakukan penelitian tentang pembelajaran bola voli mini dengan judul Upaya Peningkatan Kemampuan Passing Bawah dalam Permainan Bola Voli Mini Melalui Metode Inkuiri pada siswa kelas IV SDN 9 Hegarsari Tahun Pelajaran 2013/2014. Trianto (2011:135) menyatakan metode inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis,analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Sedangkan Hamruni (2012:88) mengatakan bahwa Pembelajaran inkuiri berarti dapat didefinisikan sebagai rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Iskandar, Sarini M (2008:70) mendefinisikan metode inkuiri sebagai pengajaran dimana guru dan murid-murid mempelajari peristiwa-peristiwa ilmiah dengan pendekan dan jiwa para ilmuwan. Adapun tujuan yang ingin dicapai peneliti dalam menggunakan metode inkuiri adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan keterlibatan siswa dalam menemukan dan memproses bahan belajarnya 2

3 2. Mengurangi ketergantungan siswa pada guru untuk mendapatkan pengalaman belajarnya 3. Melatih siswa untuk menggali dan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar yang tidak ada habisnya 4. Memberi pengamalan belajar seumur hidup Langkah-langkah Metode Inkuiri Langkah-langkah yang ditempuh dalam penggunaan metode inkuiri sebagai berikut: 1. Orientasi (langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif). 2. Merumuskan masalah (merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki). 3. Mengajukan hipotesis (jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji). 4. Mengumpulkan data(aktifitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan). 5. Menguji hipotesis (proses penentuan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. (Hamruni, 2012:95). Sedangkan menurut Gulo (Trianto, 2011:137) metode Inkuiri tidak hanya mengembangkan kemampuan intelektual tetapi seluruh potensi yang ada, termasuk pengembangan emosional dan keterampilan inkuiri merupakan proses yang bermula dari perumusan masalah,merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, dan membuat kesimpulan. Sudjana (Trianto, 2011: 141) menyatakan ada lima tahapan yang ditempuh dalam melaksanakan pembelajaran inkuiri yaitu: 1. Merumuskan masalah untuk dipecahkan siswa; 2. Menetapkan jawaban sementara atau lebih dikenal dengan istilah hipotesis; 3. Mencari informasi, data, dan fakta yang diperlukan untuk menjawab hipotesis atau permasalahan; 4. Menarik kesimpulan jawaban atau generalisai; dan 5. Mengaplikasikan kesimpulan. Kelebihan dan Kekurangan Metode pembelajaran Inkuiri Adapun inkuiri memiliki kelebihan yaitu: 1. Menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui metode ini dianggap lebih bermakna. 2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar. 3. Sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku lewat pengalaman. 4. Mampu melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas ratarata, sehingga siswayang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar. Selain terdapat kelebihan, inkuiri pun memiliki kekurangan yaitu: 1. Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa. 3

4 2. Tidak mudah mendesainnya, karena terbentur pada kebiasaan siswa. Terkadang dalam implementasinya memerukan waktu yang panjang, sehingga guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan. ( Hamruni, 2012:100) Dalam proses pembelajaran, keaktifan siswa merupakan hal yang sangat penting dan perlu diperhatikan oleh guru sehingga proses pembelajaran yang ditempuh benar-benar memperoleh hasil yang optimal. Dengan belajar siswa memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan serta perilaku lainnya, termasuk sikap dan nilai. Proses pembelajaran yang berlangsung di kelas, sebetulnya sudah banyak melibatkan kemampuan akademik dan aktivitas siswa. Siswa sudah banyak dituntut aktivitasnya untuk mendengarkan, memperhatikan dan mencerna pelajaran yang diberikan oleh guru. Serta dimungkinkan siswa aktif bertanya kepada guru tentang hal-hal yang belum jelas. Dalam aktivitas kehidupan manusia tidak dapat terlepas dari kegiatan belajar, baik ketika seseorang melakukan aktivitas sendiri, maupun di dalam suatu kelompok tertentu. Dipahami ataupun tidak dipahami, sesungguhnya sebagian besar aktivitas di dalam kehidupan sehari-hari kita merupakan kegiatan belajar. Aktivitas belajar yang dilakukan siswa sering mengalami beberapa permasalahan baik yang berhubungan dengan metode belajar maupun interaksi dalam proses belajar mengajar. Hal ini membuktikan pemecahan terutama dalam menghadapi masalah yang lebih pelik, manusia dapat menggunakan cara ilmiah, cara-cara pemecahan masalah secara ilmiah inilah yang disebut dengan metode inkuiri. Cara belajar dengan metode inkuiri sangat terkait dengan cara belajar rasional, yaitu cara belajar dengan menggunakan cara berpikir logis, ilmiah dan sesuai dengan akal sehat. Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan serangkaian kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran. Dengan melakukan berbagai aktivitas dalam kegiatan pembelajaran diharapkan siswa dapat membangun pengetahuannya sendiri tentang materi yang sedang dipelajari Kadar keaktifan dalam belajar secara efektif menurut Tabrani Rusyan, (1994: ) dapat dinyatakan dalam bentuk: 1. Hasil belajar siswa pada umumnya hanya sampai tingkat penggunaan. Siswa biasanya belajar dengan menghafal saja, apabila telah hafal siswa merasa cukup. Padahal dalam belajar, hasil belajar tidak hanya dinyatakan dalam penguasaan saja tetapi juga perlu adanya penggunaan dan penilaian. 2. Sumber belajar yang digunakan umumnya terbatas pada guru dan buku bacaan. Hal ini perlu dipertanyakan apa kah siswa mencatat penjelasan dari guru dengan efektif dan apakah buku itu dikuasainya dengan baik. Jika tidak, aktivitas belajar siswa kurang optimal karena minimnya sumber belajar. 3. Guru dalam belajar kurang merangsang aktivitas belajar siswa secara optimal. Sebagai contoh pada umumnya guru mengajar dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Jarang sekali diadakan diskusi dan diberikan tugastugas yang memadai. Hal inipun tidak jarang kurang ditunjang oleh 4

5 penugasan dan keterampilan guru dalam menggunakan metode-metode tersebut. Rosseau menyatakan bahwa dalam belajar segala pengetahuan harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, dengan bekerja sendiri, dengan fasilitas yang di ciptakan sendiri, baik secara rohani maupun teknis (Rosseau dalam Sardiman A.M, 2000:96). Hal ini menunjukkan bahwa setiap orang yang bekerja harus aktif sendiri, tanpa adanya aktivitas maka proses belajar tidak mungkin terjadi. Lebih lanjut Montess Ori menegaskan bahwa anakanak itu memiliki tenaga-tenaga untuk berkembang sendiri, membentuk sendiri, dan pendidik akan berperan sebagai pembimbing dan mengamati bagaimana perkembangan anak didiknya (Montess Ori dalam Sardiman A.M, 2000: 96) METODE Penelitian ini dilaksanakan di SDN 9 Hegarsari yang beralamat di Jln. Pangandaran No 299 Kecamatan Pataruman Kota Banjar. Penelitian dilaksanakan pada siswa kelas IV dengan jumlah 22 siswa. Pelaksanaan penelitian pada semester 2 bulan Maret 2014 sampai dengan bulan April 2014, tepatnya sebagai berikut. Siklus I: Pertemuan 1, Kamis, 20 Maret 2014 Pertemuan 2, Kamis, 27 Maret 2014 Siklus II Pertemuan 1, Kamis, 3 April 2014 Pertemuan 2, Kamis, 10 April 2014 Instrumen yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa tes praktik dan lembar observasi. Tes praktik digunakan untuk mengetahui persentase ketuntasan kemampuan passing bawah dalam permainan bola voli mini setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri. Lembar observasi digunakan untuk membantu observer mengamati aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Objek pengamatan pada penelitian ini yaitu kegiatan belajar siswa dan kegiatan mengajar guru. Indikator pengamatan aktivitas siswa terdiri atas tiga indikator sedangkan indikator pengamatan aktivitas guru terdiri atas sepuluh indikator. HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Pra Penelitian Sebelum dilakukan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode inkuiri, guru masih menerapakan metode konfensional pada pelajaran PJOK di SDN 9 Hegarsari. Pada pelaksanaannya siswa diberikan materi pembelajaran, dijelaskan, disuruh mempraktekkan berulang-ulang, kemudian diadakan evaluasi dan selesai, tanpa memperhatikan kemauan dan karakteristik siswa. Proses pembelajaran dan penyampaian materi yang dilakukan oleh guru dirasa kurang kreatif. Berdasarkan pengalaman selama mengajar di kelas IV SDN 9 Hegarsari dalam proses belajar mengajar siswa tidak nampak gembira, siswa cenderung tidak sungguh-sungguh dan hanya semaunya sendiri, hal tersebut dikarenakan siswa sudah merasa bosan. Melihat kejadian seperti itu ada 5

6 kecenderungan bahwa kompetensi yang dimiliki guru masih kurang. Akibat dari model pembelajaran tersebut siswa tidak antusias, siswa nampak bosan dan enggan melakukan gerakan, sehingga hasil pembelajaran tersebut tidak bisa maksimal atau tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Data mengenai kemampuan passing bawah dalam permainan bola voli yang pembelajarannya menggunakan metode konvensional disajikan pada tabel 1 Tabel 1 Data Kemampuan Passing Bawah Pra Penelitian No Subjek Nilai KKM Keterangan 1 S Belum Tuntas 2 S Tuntas 3 S Tuntas 4 S Belum Tuntas 5 S Belum Tuntas 6 S Belum Tuntas 7 S Belum Tuntas 8 S Belum Tuntas 9 S Tuntas 10 S Tuntas 11 S Tuntas 12 S Belum Tuntas 13 S Belum Tuntas 14 S Belum Tuntas 15 S Belum Tuntas 16 S Belum Tuntas 17 S Belum Tuntas 18 S Belum Tuntas 19 S Belum Tuntas 20 S Belum Tuntas 21 S Belum Tuntas 22 S Belum Tuntas Jumlah 1463 Rata-Rata 66,5 Tabel 2 Presentase Ketuntasan Pra Penelitian Keterangan Jumlah Persentase Tuntas 5 22,73% Belum Tuntas 17 77,27% 6

7 Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa kelas IV SDN 9 Hegarsari dalam melakukan passing bawah belum mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu peneliti meminta bantuan teman sejawat untuk bersama-sama mengidentifikasi kekurangan pembelajaran pada mata pelajaran PJOK yang telah dilaksanakan. Sehingga peneliti menggunakan metode pembelajaran inkuiri sebagai alat bantu dalam meningkatkan kemampuan passing bawah dalam permainan voli mini. Analisis Hasil Penelitian 1. Siklus I a. Tahap Perencanaan Kegiatan perencanaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1)Menganalisis kurikulum (Standar Kompetensi/Kompetensi Dasar) yang berkaitan dengan materi voli mini, (2) Menyusun langkah-langkah pembelajaran dengan menerapkan metode inkuiri, (3) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan metode inkuiri pada materi pokok passing bawah dan (4) Membuat lembar pengamatan aktivitas belajar dan danaktivitas guru. b. Pelaksanaan Pelaksaan siklus I dilaksanakan dalam dua pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan 20 Maret Sedangkan pertemuan kedua dilaksankan pada tanggal 27 Maret Pelaksanaan dilakukan pada saat jam pelajaran PJOK berlangsung yaitu pada hari Kamis. Pada pertemuan pertama dilakukan pembelajaran materi pasing bawah dengan menggunakan metode inkuiri. Sedangkan pada pertemuan ke dua dilaksankan tes mengenai kemampuan passing bawah dalam permainan voli mini. Adapun pelaksanaan pembelajaran pada siklus I adalah sebagai berikut. 1. Kegiatan Awal Di awal pembelajaran siswa dibariskan terlebih dahulu kemudian berdoa. Selanjutnya guru mengecek kehadiran siswa, memotivasi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Mengorganisasikan siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran dan menyampaikan prosedur langkah-langkah pembelajaran. Setelah guru menyampaikan langkahlangkah pembelajaran, siswa melakukan pemanasan. Dalam melakukan pemanasan ini siswa diberi kebebasan untuk memimpin pemanasan tanpa harus diatur atau dikomando oleh guru. Fungsi guru hanya mengawasi saja. 2. Kegiatan Inti Siswa dibagi menjadi empat kelompok dalam barisan berbanjar dan saling berhadapan dengan jarak yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi, lalu materi yang diberikan adalah teknik melakuka passing bawah dalam permainan voli mini. a) Tahap pertama: Menyajikan pertanyaan atau masalah. Pada tahap ini guru mengajukan pertanyaan atau masalah, dan guru membimbing siswa untuk mengidentifikasi masalah. 7

8 Kegiatan yang berlangsung dalam PBM yaitu guru mengajukan pertanyaan tentang cara atau teknik melakukan passing bawah dalam permainan voli mini. Sementara itu siswa memperhatikan dan mendengarkan pertanyaan yang diberikan oleh guru b) Tahap kedua: Membuat hipotesis. Pada tahap ini guru memberikan kesempatan pada siswa untuk curah pendapat dalam membentuk hipotesis. Kegiatan yang berlangsung dalam PBM yaitu guru: Membiarkan siswa untuk berpikir dan berhipotesis tentang bagaimana caranya agar bisa melakukan passing bawah. Selanjutnya siswa berpikir dan berhipotesis untuk dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. c) Tahap ketiga: Merancang percobaan. Pada tahap ini guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menentukan langkah-langkah yang sesuai dengan hipotesis yang akan dilakukan. Guru membimbing siswa mengurutkan langkah-langkah percobaan. Misalnya: guru memberi kesempatan pada siswa untuk menjelaskan urutan tentang cara melakukan passing bawah dengan cara mereka sendiri, siswa menjelaskan secara verbal dan siswa belum mempraktekkan dengan gerakan. d) Tahap keempat: Melakukan percobaan untuk memperoleh informasi. Pada tahap ini guru membimbing siswa mendapatkan informasi melalui praktek. Adapun kegiatan yang berlangsung dalam PBM yaitu guru: memberi kebebasan pada siswa untuk mencoba dan mempraktekkan cara melakukan passing bawah dengan hasil pikiran dan temuan mereka sendiri. Dalam hal ini guru membimbing dan mengawasi siswa. Kemudian Siswa mencoba dan mempraktekkan cara melakukan passing bawah dengan hasil pikiran dan temuan mereka sendiri. e) Tahap kelima: Mengumpulkan dan menganalisis data. Setelah seluruh siswa mempraktekkan, guru memberi kesempatan pada siswa untuk menjelaskan tentang cara melakukan passing bawah berdasarkan hasil temuan masing-masing siswa, dan peran guru di sini adalah menganalisis hasil temuan siswa. Kegiatan yang berlangsung dalam PBM adalah guru mengajukan pertanyaan dapatkah kalian menjelaskan dan mendemonstrasikan pada cara melakukan passing bawah? Hal yang dilakukan oleh Siswa adalah berpikir dan bergerak f) Tahap keenam: Membuat kesimpulan. Pada tahap ini guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan. Maksudnya guru memberi kesempatan pada siswa untuk menyimpulkan tentang hasil temuan siswa. Kegiatan yang berlangsung dalam PBM adalah guru melihatbahwa siswa sudah dapat melakukan passing bawah dalam permainan voli mini, kemudian guru meminta siswa untuk menyimpulkan cara-cara melakukan passing bawah. Kemudian siswa menyimpulkan tentang 8

9 cara melempar dan menangkap bola secara verbal dan juga dengan gerakan. 3. Penutup Siswa berbaris dan melakukan gerakan-gerakan sederhana untuk peregangan. Guru menutup pembelajaran dengan melakukan evaluasi dan menyimpulkan hasil pembelajaran. Guru dan siswa bersama-sama melakukan refleksi mengenai pembelajaran yang telah dilakukan. c. Observasi Selama proses pembelajaran berlangsung, observer melakukan pengamatan secara teliti dan seksama terhadap kegiatan pembelajaran dengan menggunakan format observasi yang telah disiapkan. Pada penelitian ini teman sesama guru di SDN 9 Hegarsari bertindak sebagai observer. d. Refleksi Pada pertemuan ke dua siswa diberikan tes praktik untuk mengetahui kemampuan melakukan passing bawah dalam permainan voli mini setelah dilakukan pembelajaran melalui metode inkuiri. Hasil tes pada siklus I disajikan dalam tabel 3 Tabel 3 Kemampuan Passing Bawah pada Siklus I No Subjek Nilai KKM Keterangan 1 s Tuntas 2 s Tuntas 3 s Tuntas 4 s Tuntas 5 s Tuntas 6 s Belum Tuntas 7 s Belum Tuntas 8 s Tuntas 9 s Tuntas 10 s Tuntas 11 s Tuntas 12 s Belum Tuntas 13 s Belum Tuntas 14 s Belum Tuntas 15 s Belum Tuntas 16 s Belum Tuntas 17 s Belum Tuntas 18 s Belum Tuntas 19 s Belum Tuntas 20 s Belum Tuntas 21 s Belum Tuntas 9

10 No Subjek Nilai KKM Keterangan 22 s Belum Tuntas Jumlah 1619 Rata-Rata 73,59 Tabel 4 Presentase Ketuntasan Siklus I Keterangan Jumlah Persentase Tuntas 9 40,91% Belum Tuntas 13 59,09% Berdasarkan tabel 3 dan 4 diperoleh rata-rata mengenai tes kemampuan passing bawah adalah 73,59. Dari 22 siswa terdapat 9 orang atau 40,91% yang memiliki kemampuan passing bawahnya tuntas atau telah mencapai KKM. Sedangkan 13 orang lainnya atau sebesar 59,09% masih belum tuntas. Selain mengamati hasil tes kemampuan passing bawah, dilakukan observasi utuk mengamati aktivitas belajar siswa selama proses kegiatan belajar dengan menggunakan metode inkuiri dilaksanakan. Berikut ini disajikan hasil observasi mengenai aktivitas belajar siswa dalam tabel 5 Tabel 5 Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus I Perhartian Minat Ketepatan Subjek No Jumlah 1 s s s s s s s s s s s s s s s s s

11 18 s s s s s-22 8 jumlah Lembar observasi mengenai aktivitas belajar siswa terdiri dari tiga indikator yaitu perhatian, minat dan ketepatan. Pada siklus I, aktivitas belajar siswa memperoleh jumlah penilaian sebesar 197, dengan skor maksimal ideal (SMI) Ssebesar 264. Skor SMI diperoleh dengan cara mengalikan skor maksimal tiap pernyataan yaitu 4 dengan jumlah pernyataan yaitu 3 dan jumlah siswa yaitu 22. Untuk mengetahui skor akhir aktivitas siswa dilakukan perhitungan sebagai berikut. SA = x 100% = = 74,62% Berdasarkan perhitungan di atas, skor akhir aktivitas siswa pada siklus I sebesar 74,62% atau berada pada kriteria baik. Selain mengamati aktivitas belajar siswa, observer juga mengamati aktivitas guru pada saat pembelajaran berlangsung. Aktivitas guru dalam pembelajaran siklus I disajikan pada tabel 6 Tabel 6 Aktivitas Guru Pada Pembelajaran Siklus I No Nilai Aktivitas Total 1 Guru Mengkondisikan siswa 3 2 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 3 3 Guru memberikan apersepsi dan motivasi. 3 4 Guru menjelaskan langkah-langkah kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri 3 5 Guru menjelaskan materi pembelajaran 4 6 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk curah pendapat dalam membuat hipotesis 2 7 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan cara passing bawah sesuai dengan cara siswa sendiri 3 8 Guru membimbing siswa mendapatkan 3 11

12 No Nilai Aktivitas Total informasi melalui praktek 9 Guru menganalisis hasil temuan siswa 3 10 Guru menutup kegiatan pembelajaran 4 Skor 31 Data di atas menunjukkan aktivitas guru selama kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri. Skor akhir aktivitas guru pada kegiatan pembelajaran siklus I dapat dihitung menggunakan rumus: SA = x 100% = = 77,50% Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh presentase aktivitas guru sebesar 77,50 % dan masuk pada kriteria baik. Skor akhir aktivitas guru pada siklus I masih berada di bawah indikator keberhasilan yang telah ditentukan. e. Revisi Data hasil kegiatan pembelajaran pada siklus I menunjukkan hasil yang belum memuaskan. Hal ini terlihat dari presentase kemampuan passing bawah dan aktivitas belajar serta aktivitas guru yang masih berada di bawah indikator keberhasilan. Keadaan ini disebabkan oleh adanya kekurangankekurangan pada kegiatan pembelajaran siklus I. Kekurangan-kekurangan yang terjadi pada kegiatan pembelajaran siklus I diantaranya: 1) Guru kurang memberikan apersepsi dan motivasi kepada siswa. Hal ini tentu berpengaruh terhadap kesiapan siswa dalam menerima materi pembelajaran yang akan disampaikan oleh guru. 2) Guru kurang memberikan bimbingan terhadap siswa yang mengalami kesulitan. 3) Guru belum bisa memanfaatkan waktu secara optimal ketika kegiatan pembelajan berlangsung. Hal ini menyebabkan kegiatan demonstrasi tidak dapat berjalan dengan lancar. 4) Siswa harus selalu membutuhkan bimbingan Kekurangan-kekurangan pada kegiatan pembelajaran yang telah disebutkan di atas harus dijadikan rancangan perbaikan pada kegiatan penelitian siklus II. Pada kegiatan pembelajaran siklus II, hal-hal yang harus dilakukan yaitu: 1) Guru harus menyampaikan apersepsi dan motivasi kepada siswa sebelum kegiatan demonstrasi dilakasanakan. Apersepsi dan motivasi akan membuat siswa merasa lebih siap dalam menerima materi. Sehingga pada saat guru mendemonstrasikan materi senam dasar 12

13 pengembangan diri, siswa sudah mempunyai gambaran awal tentang materi tersebut. 2) Guru harus memberikan bimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan dengan maksimal. 3) Guru harus bisa membagi waktu dengan baik sehingga semua kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri dapat berjalan lancar. 2. Siklus II Kegiatan pembelajaran pada siklus II sama seperti kegiatan pembelajaran pada siklus I. Kegiatan pembelajaran pada siklus II melalui empat tahap kegiatan yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Tindakan siklus II dilaksanakan pada 3 April 2014 dan 10 April Gambaran dari masing-masing tahapan kegiatan tersebut sebagai berikut: a. Tahap Perencanaan Peneliti merevisi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) beserta skenario tindakannya, menyesuaikan dengan hasil refleksi pada siklus pertama. Terkait dengan revisi RPP tersebut, peneliti juga menyiapkan berbagai sarana dan prasarana yang diperlukan seperti:lembar tes dan lembar observasi. b. Pelaksanaan Pembelajaran siklus II dilaksanakan dalam dua pertemuan. pada pertemuan pertama dilaksanakan pembelajaran mengenai passing bawah dalam permainan voli mini bola melalui metode pembelajaran inkuiri. Adapun pelaksanaan pembelajaran pada siklus II adalah sebagai berikut. 1. Kegiatan Awal Di awal pembelajaran siswa dibariskan terlebih dahulu kemudian berdoa. Selanjutnya guru mengecek kehadiran siswa, memotivasi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Mengorganisasikan siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran dan menyampaikan prosedur langkah-langkah pembelajaran. Setelah guru menyampaikan langkah-langkah pembelajaran, siswa melakukan pemanasan. Dalam melakukan pemanasan ini siswa diberi kebebasan untuk memimpin pemanasan tanpa harus diatur atau dikomando oleh guru. Fungsi guru hanya mengawasi saja. 2. Kegiatan Inti Siswa dibagi menjadi empat kelompok dalam barisan berbanjar dan saling berhadapan dengan jarak yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi, lalu materi yang diberikan adalah teknik melakuka passing bawah dalam permainan voli mini. a. Tahap pertama: Menyajikan pertanyaan atau masalah. Pada tahap ini guru mengajukan pertanyaan atau masalah, dan guru membimbing siswa untuk mengidentifikasi masalah. Kegiatan yang berlangsung dalam PBM yaitu guru mengajukan pertanyaan tentang cara atau teknik melakukan passing bawah dalam 13

14 permainan voli mini. Sementara itu siswa memperhatikan dan mendengarkan pertanyaan yang diberikan oleh guru b. Tahap kedua: Membuat hipotesis. Pada tahap ini guru memberikan kesempatan pada siswa untuk curah pendapat dalam membentuk hipotesis. Kegiatan yang berlangsung dalam PBM yaitu guru: Membiarkan siswa untuk berpikir dan berhipotesis tentang bagaimana caranya agar bisa melakukan passing bawah. Selanjutnya siswa berpikir dan berhipotesis untuk dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. c. Tahap ketiga: Merancang percobaan. Pada tahap ini guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menentukan langkah-langkah yang sesuai dengan hipotesis yang akan dilakukan. Guru membimbing siswa mengurutkan langkah-langkah percobaan. Misalnya: guru memberi kesempatan pada siswa untuk menjelaskan urutan tentang cara melakukan passing bawah dengan cara mereka sendiri, siswa menjelaskan secara verbal dan siswa belum mempraktekkan dengan gerakan. d. Tahap keempat: Melakukan percobaan untuk memperoleh informasi. Pada tahap ini guru membimbing siswa mendapatkan informasi melalui praktek. Adapun kegiatan yang berlangsung dalam PBM yaitu guru: memberi kebebasan pada siswa untuk mencoba dan mempraktekkan cara melakukan passing bawah dengan hasil pikiran dan temuan mereka sendiri. Dalam hal ini guru membimbing dan mengawasi siswa. Kemudian Siswa mencoba dan mempraktekkan cara melakukan passing bawah dengan hasil pikiran dan temuan mereka sendiri. e. Tahap kelima: Mengumpulkan dan menganalisis data. Setelah seluruh siswa mempraktekkan, guru memberi kesempatan pada siswa untuk menjelaskan tentang cara melakukan passing bawah berdasarkan hasil temuan masing-masing siswa, dan peran guru di sini adalah menganalisis hasil temuan siswa. Kegiatan yang berlangsung dalam PBM adalah guru mengajukan pertanyaan dapatkah kalian menjelaskan dan mendemonstrasikan pada cara melakukan passing bawah? Hal yang dilakukan oleh Siswa adalah berpikir dan bergerak f. Tahap keenam: Membuat kesimpulan. Pada tahap ini guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan. Maksudnya guru memberi kesempatan pada siswa untuk menyimpulkan tentang hasil temuan siswa. Kegiatan yang berlangsung dalam PBM adalah guru melihatbahwa siswa sudah dapat melakukan passing bawah dalam permainan voli mini, kemudian guru meminta siswa untuk menyimpulkan cara-cara melakukan passing bawah. Kemudian siswa menyimpulkan tentang cara melempar dan menangkap bola secara verbal dan juga dengan gerakan. 14

15 3. Penutup Siswa berbaris dan melakukan gerakan-gerakan sederhana untuk peregangan. Guru menutup pembelajaran dengan melakukan evaluasi dan menyimpulkan hasil pembelajaran. Guru dan siswa bersama-sama melakukan refleksi mengenai pembelajaran yang telah dilakukan. c. Observasi Observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung yakni pada pertemuan pertama dari setiap siklus. Observer pada penelitian ini berjumlah satu orang yakni teman sesama guru di SDN 9 Hegarsari. Observasi dilakukan untuk mengetahui aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri. d. Refleksi Pada pertemuan ke dua siswa diberikan tes praktik untuk mengetahui kemampuan passing bawah setelah dilakukan pembelajaran melalui metode inkuiri. Hasil tes pada siklus II disajikan dalam tabel 7 Tabel 7 Kemampuan Passing Bawah pada Siklus II No Nama Siswa Nilai KKM Keterangan 1 S Tuntas 2 S Tuntas 3 S Tuntas 4 S Tuntas 5 S Tuntas 6 S Tuntas 7 S Belum Tuntas 8 S Tuntas 9 S Tuntas 10 S Tuntas 11 S Tuntas 12 S Belum Tuntas 13 S Tuntas 14 S Tuntas 15 S Tuntas 16 S Tuntas 17 S Belum Tuntas 18 S Tuntas 19 S Tuntas 20 S Tuntas 21 S Tuntas 22 S Tuntas Jumlah

16 No Nama Siswa Nilai KKM Keterangan Rata-Rata 85,18 Tabel 8 Presentase Ketuntasan Siklus II Keterangan Jumlah Persentase Tuntas 19 86,36% Belum Tuntas 3 13,64% Berdasarkan tabel 7 dan 8 diperoleh rata-rata mengenai tes kemampuan passing bawah adalah 85,18. Dari 22 siswa terdapat 19 orang atau 86,36% yang hasil belajarnya tuntas atau mencapai KKM. Sedangkan 3 orang lainnya atau sebesar 13,64% masih belum tuntas. Selain mengamati hasil tes kemampuan passing bawah, dilakukan observasi utuk mengamati aktivitas belajar siswa selama proses kegiatan belajar dengan menggunakan metode inkuiri dilaksanakan. Berikut ini disajikan hasil observasi mengenai aktivitas belajar siswa dalam tabel 9 Tabel 9 Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus II Perhartian Minat Ketepatan No Subjek Jumlah 1 s s s s s s s s s s s s s s s s s s s s

17 Perhartian Minat Ketepatan No Subjek Jumlah 21 s s Jumlah Lembar observasi mengenai aktivitas belajar siswa terdiri dari tiga indikator yaitu perhatian, minat dan ketepatan. Untuk mengetahui kriteria aktivitas siswa secara keseluruhan dilakukan perhitungan sebagai berikut. SA = x 100% = x 100% = 86,74% Berdasarkan perhitungan di atas, skor akhir aktivitas siswa pada siklus II sebesar 86,74% atau berada pada kriteria sangat baik. Selain mengamati aktivitas belajar siswa, observer juga mengamati aktivitas guru pada saat pembelajaran berlangsung. Aktivitas guru dalam pembelajaran siklus II disajikan pada tabel 10 Tabel 10 Aktivitas Guru Pada Pembelajaran Siklus II No Nilai Aktivitas Total 1 Guru mengkondisikan siswa 4 2 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 4 3 Guru memberikan apersepsi dan motivasi. 4 4 Guru menjelaskan langkah-langkah kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri 3 5 Guru menjelaskan materi pembelajaran 4 6 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk curah pendapat dalam membuat hipotesis 4 7 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan cara passing bawah sesuai dengan cara siswa sendiri 3 8 Guru membimbing siswa mendapatkan informasi melalui praktek 3 9 Guru menganalisis hasil temuan siswa 3 10 Guru menutup kegiatan pembelajaran 4 Skor 36 17

18 Jurnal Ilmiah Guru NEDUBA Data di atas menunjukkan aktivitas guru selama kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode drill. Presentase aktivitas guru pada kegiatan pembelajaran siklus II dapat dihitung menggunakan rumus: Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh presentase aktivitas guru sebesar 90% dan masuk pada kriteria sangat baik. Presentase aktivitas guru pada siklus II sudah berada di atas indikator keberhasilan yang ditentukan. Jika dibandingkan dengan aktivitas guru pada siklus I, maka aktivitas guru pada siklus II mengalami peningkatan. Data-data yang diperoleh pada kegiatan pembelajaran siklus II menunjukkan adanya peningkatan dibandingkan dengan kegiatan penelitian siklus I. Selain itu presentase ketuntasan hasil belajar dan aktivitas pada kegiatan pembelajaran siklus II berada di atas indikator keberhasilan yang telah ditentukan. Oleh karena itu, penelitian tindakan kelas ini berhenti pada siklus II. Pembahasan 1. Ketuntasan Kemampuan Passing Bawah Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode inkuiri dapat meningkatkan kemampuan passing bawah dalam permainan bola voli mini kelas V SDN IV SDN 9 Hegarsari. Hal ini terbukti dengan terjadinya peningkatan pada rata-rata dan persentase ketuntasan tes praktik passing bawah yang dilakukan pada pertemuan kedua dari masing-masing siklus. Ketika menggunakan metode konvensional, kemampuan siswa dalam melakukan passing bawah hanya sebesar 22,73% dengan rata-rata nilai kelas sebesar 66,5. Setelah menggunakan metode inkuiri rata-rata dan tingkat ketuntasan siswa pada mengalami peningkatan secara bertahap mulai dari siklus I sampai kepada siklus II. Pada siklus I persentase ketuntasan kemampuan passing bawah mencapai 40,91% dengan rata-rata nilai kelas 73,59. Nilai rata-rata kelas pada siklus I menunjukkan bahwa sudah terjadi peningkatan dari nilai rata-rata kelas sebelum diterapkan metode inkuiri. Pada siklus II persentase ketuntasan siswa mencapai 86,36% dengan nilai rata-rata kelas sebesar 85,18. Hal ini menunjukkan bahwa hampir semua siswa tuntas mempelajari materi ini. Jika dibandingkan dengan hasil tes praktek pada siklus I, maka dapat dilihat adannya peningkatan rata-rata dan ketuntasan siswa pada tes praktek passing bawah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode inkuiri terbukti dapat meningkatkan kemampuan passinng bawah pada permainan voli mini di kelas V SDN 9 Hegarsari 2. Aktivitas siswa dan guru selama kegiatan pembelajaran 18

19 Aktivitas siswa dan guru selama kegiatan pembelajaran belangsung di amati oleh obsever yaitu rekan sesama guru di SDN 9 Hegarsari. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan sebelumnya. Aktivitas belajar siswa yang diamati selama penelitian ini berlangsung terdiri atas tiga indikator yaitu perhatian, minat dan ketepatan. Sedangkan aktivitas mengajar guru yang diamati ketika penelitian ini berlangsung terdiri atas 10 indikator yang secara lengkap dapat dilihat pada lembar observasi. Pada siklus I diperoleh persentase aktivitas siswa sebesar 74,62%. Artinya aktivitas siswa pada saat kegiatan pembelajaran PJOK berlangsung berada pada kategori baik. 72,73% siswa memiliki memperhatikan proses pembelajaran passing bawah dengan menggunakan metode inkuiri, sehingga perhatian siswa dikategorikan baik. Indikator minat memperoleh persentase 70,45%. Jadi minat siswa untuk mengikuti pembelajaran PJOK materi passing bawah berada pada kategori baik. Sedangkan indikator ketepatan mencapai persentase 80,68% dan berkategori baik. Artinya siswa dapat mempraktekan passing bawah pada permainan voli mini dengan sangat baik. Persentase aktivitas guru pada saat pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri mencapai persentase sebesar 77,50%. Berdasarkan analisis data yang diperoleh berdasarkan pembelajaran pada siklus I maka dapat diketahui bahwa perolehan persentase aktivitas siswa dan guru pada siklus I masih berada di bawah indikator keberhasilan yang ditentukan. Pada siklus II persentase aktivitas siswa yaitu 86,74%. 89,77% siswa memperhatikan proses pembelajaran passing bawah dengan menggunakan metode inkuiri, sehingga perhatian siswa dikategorikan sangat baik. Indikator minat memperoleh persentase 84,09%. Jadi minat siswa untuk mengikuti pembelajaran PJOK materi passing bawah berada pada kategori sangatbaik. Sedangkan indikator ketepatan mencapai persentase 86,36% dan berkategori sangat baik. Artinya siswa dapat mempraktekan passing bawah pada permainan voli mini dengan sangat baik. Aktivitas guru pada pembelajaran siklus II mencapai 90% dengan kategori sangat baik. Hasil ini menunjukkan bahwa aktivitas siswa dan guru pada siklus II lebih baik dari pada aktivitas siswa dan guru pada siklus I. Dengan demikian dapat diketahui bahwa metode inkuiri dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran guru dan siswa di SDN 9 Hegarsari. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan data hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode inkuiri dapat meningkatkan kemampuan passing bawah dalam permainan bola voli mini mini pada siswa kelas IV SDN 9 Hegarsari tahun pelajaran 2013/2014. Peningkatan kemampuan passing bawah terlihat dari adanya peningkatan persentase ketuntasan hasil tes praktik passing bawah siswa. Pada kegiatan penelitian siklus I rata-rata hasil tes praktik siswa mencapai 73,59 dengan persantase ketuntasan sebesar 40,91%. Pada kegiatan penelitian siklus II, 19

20 rata-rata hasil tes praktik siswa mencapai 85,18 dengan persentasi ketuntasan mencapai 86,36%. Penerapan metode inkuiri juga dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran PJOK materi bola voli mini mini. Peningkatan aktivitas terlihat dari peningkatan persentase data hasil observasi terhadap aktivitas belajar selama menerapkan metode inkuri. Pada kegiatan penelitian siklus I persentase aktivitas belajar siswa mencapai 74,62% sedangkan pada kegiatan penelitian siklus II persentase aktivitas belajar siswa mencapai 86,74%. Saran Saran yang dapat penulis sampaikan sebagai pertimbangan untuk meningkatkan pembelajaran PJOK khususnya cabang permainan voli mini antara lain : 1. Bagi Sekolah Alat dan fasilitas yang digunakan untuk pembelajaran dilengkapi, sehingga guru dapat mengajar dengan baik dan siswa dapat menerima materi dengan optimal. 2. Bagi Guru Dalam pembelajaran permainan dengan menggunakan bola khususnya permainan dengan bola besar, sebaiknya guru mampu menerapkan metode pembelajaran yang inovatif yang disesuaikan dengan karakteristik siswa. Guru juga harus mengerti situasi dan kondisi siswa sehingga dalam pembelajaran semua siswa merasa senang dan gembira. Selain itu peneliti menyarankan untuk menerapkan metode inkuiri pada pembelajaran voli mini sehingga dapat meningkatkan kemampuan passing bawah siswa. 3. Bagi Siswa Bersikaplah yang baik dan aktif, serta memiliki motivasi dalam mengikuti pembelajaran, sehingga pembelajaran yang diikuti berjalan dengan baik dan bermanfaat. DAFTAR PUSTAKA Hamruni Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Insan Madani. Iskandar, Sarini. M Karya Tulis Ilmiah. Bandung: Yrama Widya. Sardiman, A.M Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali. Pers. Tabrani, Rusyan Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya. Trianto Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakrata: Prestasi Pustaka. 20

STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI

STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI PENGERTIAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING SISWA KELAS VIII SMP AL ISHLAH TAHUN AJARAN 2011 / Nugroho Adi Prayitno

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING SISWA KELAS VIII SMP AL ISHLAH TAHUN AJARAN 2011 / Nugroho Adi Prayitno PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING SISWA KELAS VIII SMP AL ISHLAH TAHUN AJARAN 2011 / 2012 Nugroho Adi Prayitno SMP AL ISLAH SEMARANG D fish Adi R@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pra Tindakan Sebelum melaksanakan proses penelitian tindakan kelas, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan survey awal untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Prasiklus Jumlah siswa Presentase (%) , ,33 JUMLAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Prasiklus Jumlah siswa Presentase (%) , ,33 JUMLAH 24 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus (Kondisi Awal) Kondisi awal merupakan keadaan siswa sebelum penelitian tindakan kelas dilakukan. Berdasarkan hasil observasi yang

Lebih terperinci

Peningkatan Hasil Belajar Ipa Siswa Kelas V Dengan Menggunakan Metode Inkuiri. Zaiyasni PGSD FIP UNP Padang

Peningkatan Hasil Belajar Ipa Siswa Kelas V Dengan Menggunakan Metode Inkuiri. Zaiyasni PGSD FIP UNP Padang Peningkatan Hasil Belajar Ipa Siswa Kelas V Dengan Menggunakan Metode Inkuiri Zaiyasni PGSD FIP UNP Padang merlin_dylan@yahoo.co.id Abstract The purpose of this research is to improve science learning

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 1 ISSN 2354-614X Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu Nuriati, Najamuddin Laganing, dan Yusdin

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Penelitian 4.1.1. Pelaksanaan Pra Siklus Pada pra siklus, peneliti terlebih dahulu melakukan observasi awal dengan tujuan untuk mengetahui hasil

Lebih terperinci

Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar Sebagai Sumber Belajar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SDN 10 Gadung

Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar Sebagai Sumber Belajar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SDN 10 Gadung Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar Sebagai Sumber Belajar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SDN 10 Gadung Muzria M. Lamasai, Mestawaty As. A., dan Ritman Ishak Puadi Mahasiswa Program

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE INQUIRY PADA MATERI ORGANISASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI KUTA BAK MEE ACEH BESAR

PENERAPAN METODE INQUIRY PADA MATERI ORGANISASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI KUTA BAK MEE ACEH BESAR PENERAPAN METODE INQUIRY PADA MATERI ORGANISASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI KUTA BAK MEE ACEH BESAR Yusmira, Mahmud HR, Bakhtiar Hasan Ymira624@gmail.com ABSTRAK Materi organisasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Sekolah Dasar Negeri 2 Kembaran Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo terletak di Jln. Ronggolawe Dsn Kembaran, berdiri sejak

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY 1 PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY PADA PEMBELAJARAN IPS DI SDN 28 PAINAN TIMUR KECAMATAN IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN Mardalinda 1, Muhammad Sahnan 1, Khairul 2.

Lebih terperinci

Oleh: ENUNG KARNENGSIH NIP

Oleh: ENUNG KARNENGSIH NIP MENINGKATKAN PEMAHAMAN NILAI TEMPAT DALAM OPERASI PENJUMLAHAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA DEKAK-DEKAK DI KELAS 1 SEKOLAH DASAR (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas I Sekolah Dasar Negeri 9 Hegarsari Kecamatan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR Ulfatun Rohmah 1, Suhartono 2, Ngatman 3 PGSD FKIP Universitas Negeri Sebelas Maret, Jalan Kepodang 67A Panjer Kebumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan insan manusia. Pendidikan pada hakekatnya merupakan sarana untuk memperoleh kelangsungan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum SDN Mangunsari 06 Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN Mangunsari 06 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014. Alamat

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MEMPERBAIKI PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA DI KELAS XI MIA-5 SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN T.A.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MEMPERBAIKI PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA DI KELAS XI MIA-5 SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN T.A. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MEMPERBAIKI PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA DI KELAS XI MIA-5 SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN T.A.2014/2015 Martogi Bangun Sianturi Guru Mata Pelajaran Fisika SMA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Subjek Penelitian Sekolah Dasar Negeri Tegowanuh Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung terletak di Desa Tegowanuh Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung.

Lebih terperinci

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Sekolah Dasar Negeri Ngastorejo Kecamatan Jakenan Kabupaten Pati terletak di Desa Ngastorejo Kecamatan Jakenan. Tenaga pengajar SD

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa : Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN DI KELAS I SD NEGERI 53 BANDA ACEH. Israwani SD Negeri 53 Banda Aceh

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN DI KELAS I SD NEGERI 53 BANDA ACEH. Israwani SD Negeri 53 Banda Aceh Jurnal Peluang, Volume 3, Nomor 2, April 2015, ISSN: 2302-5158 PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN DI KELAS I SD NEGERI 53 BANDA ACEH Israwani SD Negeri 53 Banda Aceh

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 349 TANJUNG KAPA MANDAILING NATAL

PENGGUNAAN METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 349 TANJUNG KAPA MANDAILING NATAL PENGGUNAAN METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 349 TANJUNG KAPA MANDAILING NATAL Heddi Dongoran Guru di SD Negeri 349 Tanjung Kapa Mandailing Natal Surel

Lebih terperinci

Menurut Wina Sanjaya (2007 : ) mengemukakan bahwa ada beberapa hal yang menjadi ciri utama dari metode inkuiri, yaitu :

Menurut Wina Sanjaya (2007 : ) mengemukakan bahwa ada beberapa hal yang menjadi ciri utama dari metode inkuiri, yaitu : A. Pengertian Metode Inkuiri Inquiri berasal dari bahasa inggris inquiry, yang secara harafiah berarti penyelidikan. Piaget, dalam (E. Mulyasa, 2007 : 108) mengemukakan bahwa metode inkuiri merupakan metode

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan melalui praktik pembelajaran di kelas 6 SD Negeri 2 Getas Kecamatan Kradenan Kabupaten Blora, dengan jumlah siswa

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI METODE DISCOVERY DI KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 16 PADANG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI METODE DISCOVERY DI KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 16 PADANG 13-130 PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI METODE DISCOVERY DI KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 16 PADANG Gusmaweti. Dosen Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

Oleh: Parliyah SDN 3 Watuagung, Watulimo, Trenggalek

Oleh: Parliyah SDN 3 Watuagung, Watulimo, Trenggalek 78 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 3, DESEMBER 2015 PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATERI PENGARUH SINAR MATAHARI TERHADAP KONDISI ALAM DAN KEHIDUPAN DI BUMI MELALUI METODE EKSPERIMEN

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL INQUIRY PADA MATA PELAJARAN IPA

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL INQUIRY PADA MATA PELAJARAN IPA 12 e-jurnalmitrapendidikan, Vol 1, No. 2, April 2017 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL INQUIRY PADA MATA PELAJARAN IPA Ponco Budi Raharjo Indri

Lebih terperinci

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI 164519 KOTA TEBING TINGGI Syarigfah Guru SD Negeri 164519 Kota Tebing Tinggi Surel : syarigfah16@gmail.com

Lebih terperinci

: Model pembelajaran inkuiri, keaktifan siswa, hasil belajar siswa, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

: Model pembelajaran inkuiri, keaktifan siswa, hasil belajar siswa, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN IPA MATERI BENDA DAN SIFATNYA DI KELAS III SD NEGERI PADURENAN 04 BEKASI Aningsih Irnawati Sapitri

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN MELALUI METODE DEMONSTRASI. Mubarokah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN MELALUI METODE DEMONSTRASI. Mubarokah Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 4, Agustus 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN MELALUI METODE SD Negeri Kedungpatangewu, Kabupaten

Lebih terperinci

Kanti Sukowati 9. Kata Kunci: metode demonstrasi, hasil belajar. Guru Kelas VI A SDN Darungan 01 Kec. Tanggul

Kanti Sukowati 9. Kata Kunci: metode demonstrasi, hasil belajar. Guru Kelas VI A SDN Darungan 01 Kec. Tanggul MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA MATERI GAYA DAN GERAK MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS VIA SDN DARUNGAN 01 KECAMATAN TANGGUL KABUPATEN JEMBER Kanti Sukowati 9 Abstrak. Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang digunakan manusia untuk memecahkan persoalan sehari-hari dan persoalan ilmu lainnya. Para ahli yang mendefinisikan

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG Farraz Putri Febriani, Suminah PP3 Jalan Ir. Soekarno No. 1 Blitar

Lebih terperinci

JURNAL SKRIPSI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BOLAVOLI MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS X TKB 1 SMK NEGERI 2 SRAGEN

JURNAL SKRIPSI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BOLAVOLI MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS X TKB 1 SMK NEGERI 2 SRAGEN JURNAL SKRIPSI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BOLAVOLI MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS X TKB 1 SMK NEGERI 2 SRAGEN TAHUN AJARAN 2015 / 2016 SKRIPSI Oleh : VENSA LUKITA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Sekolah Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Gabahan Kecamatan Mlati Kabupaten Sleman Semester II Tahun Ajaran 2011/2012 dengan Subjek Penelitian Siswa

Lebih terperinci

Jeffry Gagah Satria Frigatanto

Jeffry Gagah Satria Frigatanto PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA KOMPETENSI DASAR SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI METODE DISCOVERY DI KELAS V SD NEGERI 03 BANTARBOLANG KECAMATAN BANTARBOLANG KABUPATEN PEMALANG TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS 4 SDN SELOKAJANG 3 KABUPATEN BLITAR ARTIKEL

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS 4 SDN SELOKAJANG 3 KABUPATEN BLITAR ARTIKEL PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS 4 SDN SELOKAJANG 3 KABUPATEN BLITAR ARTIKEL OLEH AHMAD DENNIS WIDYA PRADANA NIM 110151411533 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan yang berkembang di Indonesia dilaksanakan oleh dua lembaga pendidikan yang berbeda, namun memiliki tujuan yang sama. Lembaga pendidikan tersebut adalah

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Hunggaluwa-Limboto, yang

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Hunggaluwa-Limboto, yang 1 BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Hunggaluwa-Limboto, yang menjadi penelitian ini adalah siswa kelas IV yang berjumlah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SDN Rejowinangun Utara 03 Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SDN Rejowinangun Utara 03 Kota Magelang pada semester II tahun pelajaran 2012/

Lebih terperinci

KOLABORASI MEDIA GAMBAR DAN MODEL PEMBELAJARAN BOTLE DANCE PADA MATERI PENINGGALAN SEJARAH

KOLABORASI MEDIA GAMBAR DAN MODEL PEMBELAJARAN BOTLE DANCE PADA MATERI PENINGGALAN SEJARAH KOLABORASI MEDIA GAMBAR DAN MODEL PEMBELAJARAN BOTLE DANCE PADA MATERI PENINGGALAN SEJARAH Siti Halimatus Sakdiyah dan Kurnia Tri Yuli Prodi PGSD-FIP Universitas Kanjuruhan Malang E-mail: halimatus@unikama.ac.id

Lebih terperinci

Eliana Yunitha Seran STKIP persada Khatulistiwa, Jl. Pertamina KM 4- Sengkuang- Sintang

Eliana Yunitha Seran STKIP persada Khatulistiwa, Jl. Pertamina KM 4- Sengkuang- Sintang PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA DENGAN METODE INKUIRI PADA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS VC SD NEGERI 18 LADANG SINTANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Eliana Yunitha Seran STKIP persada Khatulistiwa,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Penelitian dilakukan di kelas 4 SD Negeri Ujung-Ujung 03 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang pada semester II tahun pelajaran 2012/2013

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di lapangan bola basket SMA Negeri Kebakkramat. 2. Waktu Penelitian Penelitian Tindakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1999), hlm. 4 2 Trianto, Model-model pembelajaran inovatif berorientasi kontruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), hlm.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1999), hlm. 4 2 Trianto, Model-model pembelajaran inovatif berorientasi kontruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), hlm. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Agama Islam adalah sebutan yang di berikan pada salah satu subjek pelajaran yang harus di pelajari oleh peserta didik muslim dalam menyelesaikan pendidikannya

Lebih terperinci

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN 42 BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Paparan Data Awal Penelitian Paparan data awal yang penulis peroleh adalah paparan data perencanaan pembelajaran, proses pembelajaran, aktivitas siswa, dan hasil

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 45 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian tindakan kelas memiliki karakteristik di antaranya adalah adanya masalah dalam PTK dipicu oleh munculnya kesadaran pada diri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SDN Kalibeji 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang yang terletak di lingkungan rumah warga dan jauh dari pasar

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA MELALUI METODE ROLLING QUESTION MATERI SEGITIGA DAN SEGI EMPAT DI SMPN 3 CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA MELALUI METODE ROLLING QUESTION MATERI SEGITIGA DAN SEGI EMPAT DI SMPN 3 CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN Jurnal Euclid, Vol.4, No.1, pp.739 PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA MELALUI METODE ROLLING QUESTION MATERI SEGITIGA DAN SEGI EMPAT DI SMPN 3 CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN Kusnati SMPN 3 Ciawigebang;

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STIK di KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 7 MATARAM

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STIK di KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 7 MATARAM UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STIK di KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 7 MATARAM Tri Sari Wijayanti Guru IPA SMAN 7 Mataram E-mail:- ABSTRAK:

Lebih terperinci

SP VOL 1 NO 1 2016 MENINGKATKAN GERAK DASAR PASSING KAKI BAGIAN DALAM MELALUI MEDIA MODIFIKASI BOLA PADA PERMAINAN SEPAK BOLA DI KELAS V SDN GADINGAN II KECAMATAN SLIYEG KABUPATEN INDRAMAYU Eka Widodo

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi dengan tujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

Oleh: Ani Ratnawati SDN 1 Sumberingin, Karangan, Trenggalek

Oleh: Ani Ratnawati SDN 1 Sumberingin, Karangan, Trenggalek 24 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 3, DESEMBER 2016 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI SUMBER DAYA ALAM DAN KEGIATAN EKONOMI MELALUI METODE KOOPERATIF JIGSAW PADA SISWA

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPA Pokok Bahasan Sifat Benda Melalui Metode Demonstrasi Di Kelas IV SDN 1 Kalangkangan Tolitoli

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPA Pokok Bahasan Sifat Benda Melalui Metode Demonstrasi Di Kelas IV SDN 1 Kalangkangan Tolitoli Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 3 ISSN 2354-614X Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPA Pokok Bahasan Sifat Benda Melalui Metode Demonstrasi Di Kelas IV SDN 1 Kalangkangan Tolitoli

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan secara keseluruhan. Bertujuan mengembangkan aspek

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan secara keseluruhan. Bertujuan mengembangkan aspek BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan. Bertujuan mengembangkan aspek kebugaran jasmani, ketrampilan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam yang sesuai dengan kenyataan dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam yang sesuai dengan kenyataan dan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran IPA IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam yang sesuai dengan kenyataan dan pengamatan melalui langkah-langkah metode ilmiah dan proses

Lebih terperinci

Penggunaan Metode Pembelajaran Inquiry Untuk Meningkatakan Hasil Belajar IPA

Penggunaan Metode Pembelajaran Inquiry Untuk Meningkatakan Hasil Belajar IPA Siti Hairunnisa dan Fitri Hilmiyati 135 Penggunaan Metode Pembelajaran Inquiry Untuk Meningkatakan Hasil Belajar IPA Oleh: Siti Hairunnisa 1 dan Fitri Hilmiyati 2 Abstrak Studi ini dilatarbelakangi oleh

Lebih terperinci

Tabel 4.1 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Negeri Tunggulsari Semester I/ Pra Siklus

Tabel 4.1 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Negeri Tunggulsari Semester I/ Pra Siklus BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Pelaksanaan Tindakan 1.1.1. Deskripsi Kondisi Awal Berdasarkan hasil pengamatan yang sudah dilakukan saat pembelajaran IPA, siswa terlihat kurang semangat dan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR Ulfatun Rohmah 1, Suhartono 2, Ngatman 3 PGSD FKIP Universitas Negeri Sebelas Maret, Jalan Kepodang 67A Panjer Kebumen

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu Yunius, Siti Nuryanti, dan Yusuf Kendek Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Pelaksanaan Tindakan Tindakan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana yaitu : a. Membuka pelajaran Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, mengabsen, mengatur

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Karunia Kecamatan Palolo Melalui Model Pembelajaran Langsung Pada Materi Sifat Dan Perubahan Wujud Benda

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Karunia Kecamatan Palolo Melalui Model Pembelajaran Langsung Pada Materi Sifat Dan Perubahan Wujud Benda Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Karunia Kecamatan Palolo Melalui Model Pembelajaran Langsung Pada Materi Sifat Dan Perubahan Wujud Benda Sa adiah, Gamar B. N. Shamdas, dan Haeruddin Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan terutama pendidikan IPA di Indonesia dan negara-negara maju.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan terutama pendidikan IPA di Indonesia dan negara-negara maju. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) memiliki peran yang sangat penting dalam kemajuan IPTEK yang begitu cepat dan berpengaruh dalam dunia pendidikan terutama pendidikan

Lebih terperinci

MODIFIKASI ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA MATERI AJAR GERAK DASAR MENENDANG DALAM SEPAK BOLA. Untung

MODIFIKASI ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA MATERI AJAR GERAK DASAR MENENDANG DALAM SEPAK BOLA. Untung Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 MODIFIKASI ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA MATERI AJAR GERAK DASAR MENENDANG DALAM SEPAK

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Konsep Pesawat Sederhana Melalui Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas V SD Inpres 2 Langaleso

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Konsep Pesawat Sederhana Melalui Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas V SD Inpres 2 Langaleso Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Konsep Pesawat Sederhana Melalui Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas V SD Inpres 2 Langaleso Reflina Suak, Irwan Said, dan Yunus Kendek Paluin Mahasiswa Program Guru

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas II SD Kutowinangun 08. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Sekolah Dasar Negeri Sugihrejo 02 Kecamatan Gabus Kabupaten Pati terletak di Desa Sugihrejo Kecamatan Gabus. Tenaga pengajar SD Sugihrejo

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian 4.1.1 Gambaran Sekolah Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Bangsri Kecamatan Jepon Kabupaten Blora Semester Genap Tahun Pelajaran

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli

Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli Samriah Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MELIHAT DAYA SERAP SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 29 MEDAN

PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MELIHAT DAYA SERAP SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 29 MEDAN PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MELIHAT DAYA SERAP SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 29 MEDAN T.SERI AMINAH Guru SMP Negeri 29 Medan Email : bangunsardiana@yahoo.com ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Kemmis (dalam Rochiati, 2008) menjelaskan bahwa penelitian tindakan kelas adalah sebuah bentuk inkuiri

Lebih terperinci

Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu

Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu 153 PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA MATERI KEGIATAN EKONOMI DAN PEMANFAATAN POTENSI SUMBER DAYA ALAM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DI SMP NEGERI 1 WONOAYU Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu

Lebih terperinci

Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene

Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene Muh. Jupriadi, Bustamin, dan Lilies Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 34 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN Salatiga 01 yang terletak di Jln. Diponegoro 13 dan masuk di wilayah Kelurahan Salatiga Kecamatan Sidorejo

Lebih terperinci

Penggunaan Metode Inquiri Dalam Pembelajaran IPS Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas IV SD Inpres Apal

Penggunaan Metode Inquiri Dalam Pembelajaran IPS Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas IV SD Inpres Apal Penggunaan Metode Inquiri Dalam Pembelajaran IPS Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas IV SD Inpres Apal Arekson Tola, Bonifasius Saneba, dan Anthonius Polimbong Mahasiswa Program Guru Dalam

Lebih terperinci

Bambang Supriyanto 36

Bambang Supriyanto 36 PENERAPAN DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VI B MATA PELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN KELILING DAN LUAS LINGKARAN DI SDN TANGGUL WETAN 02 KECAMATAN TANGGUL KABUPATEN JEMBER

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terlihat pada rendahnya kualitas pendidikan, dengan adanya kenyataan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. terlihat pada rendahnya kualitas pendidikan, dengan adanya kenyataan bahwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu pendidikan, khususnya di Sekolah Dasar merupakan fokus perhatian dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Sekolah dasar merupakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Sekolah Tempat penelitian ini adalah MI Cepiring yang beralamatkan Desa Cepiring RT 10/RW 04 Cepiring Kabupaten Kendal. Ditinjau dari tenaga pengajarnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan bagian dari pendidikan secara umum. Pendidikan jasmani merupakan salah satu dari subsistem-subsistem pendidikan. Pendidikan jasmani

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Ni Wayan Lasmini SD Negeri 2 Tatura, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Permasalahan

Lebih terperinci

Vol. 3, No. 1, Maret 2016 ISSN:

Vol. 3, No. 1, Maret 2016 ISSN: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI CARA-CARA MENGHADAPI BENCANA ALAM DI KELAS VI SD NEGERI 2 JULI Ahmad Dosen FKIP Program Studi PGSD Universitas Almuslim

Lebih terperinci

Sabran, Kemampuan Roll Depan, Metode Tutor Sebaya

Sabran, Kemampuan Roll Depan, Metode Tutor Sebaya 1 MENINGKATKAN KEMAMPUAN ROLL DEPAN SISWA KELAS IV MELALUI METODE TUTOR SEBAYA DI SDN 20 BIAU KABUPATEN BUOL Sabran Hendrik Mentara Hendriana Sri Rejeki Pendidikan Olahraga FKIP Universitas Tadulako Kampus

Lebih terperinci

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LATIHAN INKUIRI DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATA PELAJARAN FISIKA

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LATIHAN INKUIRI DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATA PELAJARAN FISIKA PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LATIHAN INKUIRI DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATA PELAJARAN FISIKA Ridwan Abdullah Sani, Yeni Evalina Tarigan, M. Zainul Abidin T.

Lebih terperinci

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI PEMBUATAN MINIATUR MUKA BUMI PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI SIDOMULYO 03

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI PEMBUATAN MINIATUR MUKA BUMI PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI SIDOMULYO 03 MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI PEMBUATAN MINIATUR MUKA BUMI PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI SIDOMULYO 03 Sri Widayati 1 Abstrak. Di kelas 3 SDN Sidomulyo 03 untuk

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE PADA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE PADA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No, 1 (2016) PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE PADA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA Dini Apriani 1, Atep Sujana 2, Dadang Kurnia

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 54 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Refleksi Awal Proses Pengembangan Perangkat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas V B SD Negeri 45 Kota Bengkulu. Subjek dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI Tulungagung

Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI Tulungagung PENERAPAN MODEL KOOPERATIF THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VI SDN KENDALREJO 01 KECAMATAN TALUN KABUPATEN BLITAR Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG KELILING DAN LUAS SEGITIGA MELALUI PEMBELAJARAN PEER TEACHING

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG KELILING DAN LUAS SEGITIGA MELALUI PEMBELAJARAN PEER TEACHING Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 5, Oktober 2016 ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG KELILING DAN LUAS SEGITIGA MELALUI SD Negeri Kedungpatangewu, Kecamatan Kedungwuni,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini telah dilaksanakan di SMP Negeri 3 Karangdowo yang berlokasi di desa Kupang, kecamatan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH BOLA VOLI MELALUI PENGGUNAAN MODIFIKASI BOLA

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH BOLA VOLI MELALUI PENGGUNAAN MODIFIKASI BOLA UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH BOLA VOLI MELALUI PENGGUNAAN MODIFIKASI BOLA Aba Sandi Prayoga, M.Or. Penjaskesrek STKIP MODERN Ngawi aba_sandy@yahoo.com Abstrak Penelitian ini mempunyai

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASAR

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASAR PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASAR HERMANI Guru SD Negeri 003 Pulau Jambu Kecamatan Cerenti hermainih611@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

Shanty Della Setiasih¹, Regina Lichteria Panjaitan², Julia³. Program Studi PGSD Kelas UPI Kampus Sumedang Jl. Mayor Abdurahman No.

Shanty Della Setiasih¹, Regina Lichteria Panjaitan², Julia³. Program Studi PGSD Kelas UPI Kampus Sumedang Jl. Mayor Abdurahman No. Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) PENGGUNAAN MODEL INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT MAGNET DI KELAS V SDN SUKAJAYA KECAMATAN JATINUNGGAL KABUPATEN SUMEDANG

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat Di Kelas III SDN No. 2 Sikara Kecamatan Sindue Tobata

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat Di Kelas III SDN No. 2 Sikara Kecamatan Sindue Tobata Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat Di Kelas III SDN No. 2 Sikara Kecamatan Sindue Tobata Moh. Abdi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Lebih terperinci

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations ACTIVE 4 (10) (2015) Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/peshr UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA VOLI MELALUI MODIFIKASI PERMAINAN

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GAYA GESEK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GAYA GESEK Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GAYA GESEK Ai Nurhayati 1, Regina Lichteria Panjaitan 2, Dadan Djuanda 3

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Refleksi Awal Proses Pengembangan Perangkat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas V B SD Negeri 19 Kota Bengkulu. Subjek dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

Arnot Pakpahan Surel :

Arnot Pakpahan Surel : PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MENGENAI SISTEM TATA SURYA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 8 TEBING TINGGI Arnot Pakpahan Surel : arnotpakpahan20@gmail.com

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SDN Kutowinangun 09 Salatiga Sekolah ini didirikan pada tahun 1972 dengan biaya INPRES dan merupakan tanah hibah dari masyarakat dan terakreditasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini menyajikan tentang hasil penelitian dan pembahasannya. Adapun hasil penelitian ini dijabarkan dalam pelaksanaan tindakan. 4.1 Pelaksanaan Penelitian

Lebih terperinci

Kata Kunci: Kemampuan Membaca, Permainan Bahasa Melengkapi Cerita, Kartu Bergambar

Kata Kunci: Kemampuan Membaca, Permainan Bahasa Melengkapi Cerita, Kartu Bergambar Jurnal PGSD : FKIP UMUS ISSN : 2442-3432 e-issn : 2442-3432 Vol. 2, no 1 April 2015 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI TEKNIK PERMAINAN BAHASA MELENGKAPI CERITA DAN PENGGUNAAN KARTU KATA BERGAMBAR

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kondisi awal hasil belajar passing bawah bola voli siswa putra kelas V

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kondisi awal hasil belajar passing bawah bola voli siswa putra kelas V 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Data Pra Siklus Kondisi awal hasil belajar passing bawah bola oli siswa putra kelas V SD Negeri 08 SDN 08 Dusun Baru II Kecamatan

Lebih terperinci