BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori Hakikat Belajar dan Mengajar Pengertian Belajar Banyak definisi tentang belajar yang telah dirumuskan oleh para ahli, antara lain sebagai berikut: (a) Garry dan Kingsley mengatakan bahwa belajar adalah proses tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek dan latihan; (b) Fanderzanden dan Pace menjelaskan bahwa belajar ialah perubahan yang relatif permanent dalam tingkah laku atau kemampuan yang merupakan hasil dari pengalaman.; (c) Belajar merupakan perubahan disposisi atau kecakapan manusia yang berlangsung selama periode waktu tertentu dan perubahan perilaku itu tidak berasal dari proses pertumbuhan (Abdullah, 2011 dalam tanggal 15 Oktober 2012). Skinner dalam Rizky (2005:6) berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi perilaku yang bersifat progresif. Menurut Mc Beach dalam Rizky (2005:6) bahwa belajar berarti membawa perubahan dalam performance, dan perubahan itu sebagai akibat dari latihan. Dijelaskan lagi oleh Morgan (dalam Rizky, 2005:6) bahwa belajar merupakan perubahan perilaku sebagai akibat belajar karena latihan (practice) atau karena pengalaman (experience) 6

2 ( yang diakses tanggal 23 Mei 2011) Menurut Fajar (2005:10) belajar adalah merupakan suatu proses kegiatan aktif anak dalam membangun makna atau pemahaman, maka anak perlu diberi waktu yang memadai untuk melakukan proses itu. artinya memberikan waktu yang cukup untuk berfikir ketika anak menghadapi masalah sehingga anak mempunyai kesempatan untuk membangun sendiri gagasannya. Sedangkan menurut Afifudin dan Mawardi (2008:114) belajar adalah merupakan suatu proses yang menghasilkan adanya perubahan. Perubahan itulah yang kemudian disebut sebagai ciri khas perbuatan belajar. Ciri khas perbuatan belajar adalah adanya perubahan pada diri seseorang yang mana perubahan itu berupa pengetahuan, pemahaman, kemampuan, keterampilan, nilai-nilai sikap, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mampu menjadi mampu dan lain sebagainya. Wahid (2006:16) mengatakan bahwa belajar adalah proses perubahan. Perubahan-perubahan itu tidak hanya perubahan lahir tetapi juga perubahan batin, tidak hanya perubahan tingkah lakunya yang nampak tetapi dapat juga perubahanperubahan yang tidak diamati. Perubahan itu bukan perubahan yang negatif tetapi perubahan yang positif, yaitu perubahan yang menuju ke arah kemajuan atau ke arah perbaikan. Hal yang sama dinyatakan belajar itu suatu proses yang benarbenar bersifat internal, yang tidak dapat dilihat dengan nyata, proses itu terjadi di dalam diri seseorang. (Purwanto 2005:85). Ditambahkan pula oleh Santoso (2008:1) bahwa belajar adalah sebagai proses untuk memiliki suatu pengetahuan. Dalam pengertian ini belajar

3 mengandaikan dua hal yaitu proses dan hasilnya. Proses diartikan sebagai perubahan internal dalam diri individu, dan sebetulnya perubahan inilah yang merupakan inti dari kegiatan belajar. Belajar adalah perubahan dalam perilaku seseorang sebagai hasil dari pengalaman atau latihan. Menurut Sagala (2003:61) bahwa seseorang dianggap telah belajar sesuatu, jika dia menunjukan perubahan. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan dalam bentuk sikap atau perilaku, kebiasaan dan pengalaman, misalnya dari tidak sopan menjadi sopan, dari tidak terampil menjadi terampil, dari tidak mengerti menjadi menjadi mengerti. Menurut Dimiyati dan Mudjiono (2000:12) bahwa Belajar adalah suatu perilaku pada saat belajar maka responnya menjadi baik, sebaliknya bila ia tidak belajar maka responnya akan menurun. Dengan demikian belajar merupakan perubahan perilaku individu atau seseorang yang disebabkan oleh latihan yang berkesinambungan. Proses belajar mengajar merupakan kunci keberhasilan dalam kegiatan belajar mengajar. Pelaksanaan proses belajar mengajar yang baik akan memberikan hasil belajar yang baik pula. Menurut Sukmadinata (Sudrajat 2008:82) bahwa sebagian besar perkembangan individu berlangsung melalui kegiatan belajar. Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan prilaku individu. Sedangkan menurut Yamin (2008:17) bahwa Belajar merupakan proses orang memperoleh kecakapan, keterampilan dan sikap. Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan yanga terjadi didalam kepribadian seseorang.

4 Perubahan itu berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, daya pikir sebagai hasil pengalamannya sendiri berdasarkan interaksi dengan lingkungannya. Jika didalam proses belajar tidak terdapat perubahan di dalam diri siswa, maka dapat dikatakan bahwa siswa tersebut mengalami kegagalan di dalam proses belajar Mengajar Menurut Burton (Sagala, 2003:61) bahwa mengajar adalah upaya memberikan stimulus, bimbingan, pengarahan dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar mengajar. Dalam proses belajar mengajar, guru bukan semata-mata memberikan informasi melainkan juga mengarahkan dan memberi fasilitas belajar agar proses belajar mengajar lebih memadai. Dalam pembelajaran guru harus memahami hakikat materi pelajaran yang akan di ajarkan sebagai suatu pelajaran yang mengembangkan kemampuan berpikir siswa dan memahami berbagai model pembelajaran yang dapat merangsang kemampuan siswa untuk belajar dengan perencanaan pengajaran yang matang oleh guru (Sagala 2003:61). Proses pembelajaran atau pengajaran di kelas menurut Dunkin dan Biddle (Sagala, 2003:62) ada empat variabel interaksi yaitu (1) Variabel pertanda berupa pendidik, (2) variabel konteks berupa siswa, sekolah dan masyarakat, (3) Variabel proses berupa interaksi siswa dengan pendidik, (4) Variabel produk berupa perkembangan siswa dalam jangka waktu pendek maupun jangka waktu panjang. Sehubungan dengan uraian di atas dapat dijelaskan bahwa kegiatan mengajar adalah upaya yang dilakukan guru untuk memberikan informasi,

5 pengarahan kepada siswa melalui fasilitas belajar mengajar yang lebih memadai sehingga kemampuan siswa dalam pembelajaran lebih meningkat Hasil Belajar Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan sisi guru (Dimiyati dan Mudjiono, 1999:250). Hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran atau tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan. Hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, (Hamalik, 2006:30). Perubahan yang dimaksud adalah perubahan yang dilihat dari tiga aspek yaitu dari segi kognitif, afektif dan psikomotor, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti, dari tidak jujur menjadi jujur. Sudjana (2001:22) menyatakan bahwa Hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Pendapat dimaksud adalah bahwa kegiatan belajar mengajar merupakan rangkaian kegiatan yang akan turut menentukan capaian hasil belajar siswa nantinya. Oleh karena itu, semakin baik kualitas pelaksanaan kegiatan belajar mengajar maka akan semakin baik pula hasil belajar siswa. Sedangkan menurut Purwanto (2008:46) bahwa Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah digunakan. Untuk mengaktualisasikan hasil belajar tersebut diperlukan serangkaian pengukuran menggunakan alat evaluasi yang baik dan memenuhi syarat. Evaluasi

6 dimaksud untuk melihat kembali apakah tujuan yang ditetapkan telah tercapai dan apakah proses belajar mengajar telah berlangsung efektif untuk memperoleh hasil belajar yang baik Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Menurut Sudjana (2001:39) ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar, yang dikelompokkan menjadi dua yaitu sebagai berikut : a. Faktor Internal Faktor internal berasal dati dalam individu yang belajar yang meliputi faktor fisik atau jasmani dan faktor mental psikologis. Faktor fisik misalnya keadaan badan lemah, sakit atau kurang fit dan sebagainya, sedangkan faktor mental psikologis meliputi kecerdasan atau intelegensi, minat, konsentrasi, ingatan, dorongan, rasa ingin tahu dan sebagainya. b. Faktor Eksternal Faktor ini berasal dari luar individu yang belajar, meliputi faktor alam, fisik, lingkungan, sarana fisik, dan non fisik, pengajar, serta model pembelajaran yang dipilih pengajar dalam menunjang proses belajar mengajar Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif atau cooperative learning merupakan pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur. Pembelajaran kooperatif dikenal dengan pembelajaran secara berkelompok. Pembelajaran kooperatif lebih dari

7 sekadar belajar kelompok atau kerja kelompok karena dalam belajar kooperatif ada struktur dorongan atau tugas yang bersifat kooperatif sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan yang bersifat interdependensi efektif di antara anggota kelompok. Hubungan kerja seperti itu memungkinkan timbulnya persepsi yang positif tentang apa yang dapat dilakukan oleh siswa untuk mencapai keberhasilan belajar berdasarkan kemampuan diri secara individu dan sumbangan dari anggota kelompok lain selama belajar bersama dalam kelompok. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok, siswa dalam satu kelas dijadikan kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai lima orang untuk memahami konsep yang difasilitasi oleh guru (Slavin, 2009:4). Jadi pembelajarn kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama di antara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Chotimah (2009:3) bahwa Karakteristik pembelajaran kooperatif diantaranya: (1) siswa bekerja dalam kelompok kooperatif untuk menguasai materi akademis, (2) anggota dalam kelompok diatur terdiri dari siswa yang berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi, (3) jika memungkinkan masingmasing anggota kelompok kooperatif berbeda suku, budaya, dan jenis kelamin, (4) sistem penghargaan yang berorientasi kepada kelompok dari pada individu Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

8 Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dikembangkan oleh Elliot Aronson dan kolegannya. Pada dasarnya dalam model pembelajaran ini guru membagi satuan informasi pembelajaran yang besar menjadi komponenkomponen lebih kecil. Siswa dikelompokan menjadi kelompok - kelompok kecil heterogen yang dinamakan kelompok asal. Setiap siswa mempelajari materi pembelajaran yang menjadi bagiannya. Setelah setiap anggota kelompok mampu mempelajari materi pembelajaran di kelompok asal kemudian mereka bergabung mendiskusikan materi pembelajaran sejenis di kelompok ahli. Kelompok ahli merupakan kelompok yang mempelajari materi pembelajaran yang sama. Ciri khusus model pembelajaran ini adalah dibentuknya kelompok asal dan kelompok ahli (Sanjaya, 2010:87). Setelah siswa berdiskusi dalam kelompok ahli, kemudian mereka kembali ke kelompok asal untuk membelajarkan materi pembelajaran kepada setiap anggota kelompok asal, sehingga setiap siswa memahami semua materi pembelajaran. Kegiatan selanjutnya, yakni presentasi kelas. Dalam setiap pelaksanaan kegiatan guru bertindak sebagai fasilitator. Kunci model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah saling ketergantungan. Setiap siswa bergantung pada anggota kelompok untuk menyediakan informasi yang diperlukan. Dalam hal penguasaan materi pembelajaran yang lengkap dari setiap siswa dilakukan di kelompok ahli. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw menumbuhkan rasa percaya diri yang kuat dalam diri siswa bahwa mereka mampu untuk menjadi sumber belajar bagi temannya (Chotimah, 2006:70).

9 Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahan. Menurut Chotimah (2009:71) bahwa kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah sebagai berikut. a. Siswa lebih dapat berkonsentrasi pada proses pembelajaran karena materi pembelajaran yang ditugaskan terfokus. b. Siswa tidak terlalu menggantungkan kepada guru, tetapi dapat menambah kepercayaan, kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa yang lain. c. Dapat mengembangkan kemampuan menggungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain. d. Dapat membantu siswa respek pada orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan. e. Dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw menurut Chotimah (2009:72) adalah sebagai berikut. a. Keberhasilan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam upaya mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan periode waktu yang cukup panjang. Dalam hal ini tidak mungkin dapat tercapai hanya dengan satu kali atau sekali - kali penerapan model ini.

10 b. Walaupun kemampuan kerjasama merupakan kemampuan yang sangat penting bagi siswa, tetapi banyak aktifitas dalam kehidupan yang hanya didasarkan kepada kemampuan secara individual. Oleh karena itu, idealnya melalui model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw selain siswa belajar bekerjasama, siswa juga harus belajar bagaimana membangun kepercayaan diri. Untuk mencapai kedua hal itu, dalam model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw memang bukan pekerjaan yang mudah Sistem Pencernaan Pada Manusia Pengertian Sistem Pencernaan Sistem pencernaan adalah sistem yang berkenaan dengan memasukkan makanan, pengemasan atau pemprosesan makanan, baik secara mekanik maupun secara kimiawi serta eluminasi (pembuangan material sisa yang tertinggal) (Pratiwi, 2009:1) Sistem pencernaan makanan secara mekanik mengubah makanan dari bentuk yang kasar menjadi halus sehingga dapat memudahkan atau melumatkan makanan yang masuk ke dalam tubuh. Sedangkan sistem pencernaan makanan secara kimiawi yakni proses pencernaan makanan yang dibantu oleh enzim. Proses pencernaan makanan meliputi proses ingesti (makan), digesti (pencernaan), absorbsi (penyerapan), agesti atau defikasi (pembuangan sisa makanan yang tidak

11 dicerna). Menurut Pratiwi, (2009:2) bahwa sistem pencernaan (mulai dari mulut sampai anus) berfungsi sebagai berikut : a. Menerima makanan b. Memecah makanan menjadi zat-zat gizi (suatu proses yang disebut pencernaan) c. Menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah d. Membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna dari tubuh Struktur dan Fungsi Sistem Pencernaan Proses pencernaan pada manusia, makanan masuk kedalam tubuh untuk dicerna. Saluran pencernaan merupakan alat yang dilalui oleh bahan makanan, sedangkan kelenjar pencernaan adalah bagian yang mengeluarkan enzim untuk membantu mencerna makanan. Saluran pencernaan makanan meliputi : rongga mulut, kerongkongan (esofagus), lambung (ventrikulus), usus halus (intestinum tenue), usus besar (kolon), anus. Gambar 1 Susunan Sistem Pencernaan Pada Manusia Sumber: Pratiwi (2009:2) a. Rongga Mulut

12 Langkah awal proses pencernaan makanan adalah memasukan makanan kedalam rongga mulut. Rongga mulut adalah merupakan saluran pertama yang dilalui oleh makanan pada rongga mulut, dilengkapi alat pencernaan dan kelenjar pencernaan untuk membantu pencernaan makanan. Proses mengunyah makanan adalah bagian dari pencernaan mekanik. Pencernaan mekanik adalah proses memecah makanan secara fisik menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Hasil proses pencernaan secara mekanik akan dilanjutkan dengan proses pencernaan kimiawi. Proses kimiawi adalah proses perubahan susunan molekul makanan dengan bantuan kerja enzim. Enzim yang bekerja memecah molekul zat tepung disebut enzim amilase. Enzim amilase mengubah amilun menjadi zat gula yang disebut maltosa (Rahmini, 2007:23) Dijelaskan pula oleh Rahmini (2007:23) bahwa pada mulut terdapat gigi, lidah dan kelenjar ludah. (1) Gigi, merupakan alat pencernaan mekanis fungsi gigi dalam pencernaan mekanis adalah mengubah struktur makanan menjadi lebih halus agar mudah ditelan dan memudahkan proses pencernaan selanjutnya. (2) Lidah, mempunyai fungsi utama sebagai indera pengecap, lidah berperan mengatur letak makanan dalam rongga mulut, membantu menelan makanan, dan membantu gigi mencerna makanan secara mekanis. (3) Kelenjar Ludah, menghasilkan ludah (saliva) yang sangat berperan dalam proses makanan secara kimiawi dimulut. Ludah mengandung air, lendir, garam, dan enzim ptialin. Enzim ptialin berfungsi mengubah zat tepung (amilum) menjadi gula (maltosa). Ludah berfungsi untuk memudahkan

13 menelan dan membantu pencernaan makanan dimulut. Ludah yang berbentuk air untuk melarutkan makanan sedangkan yang berbentuk lendir untuk memudahkan penelanan. Ludah juga berfungsi sebagai pelindung selaput mulut terhadap panas, dingin, asam dan basah. Gambar 2 Susunan Bagian Mulut dan Gigi Manusia Sumber: Rahmini (2007:23) b. Kerongkongan (Esofagus) Kerongkongan (esofagus) merupakan saluran penghubung antara rongga mulut dan lambung. Sebelum makanan masuk kedalam kerongkongan, makanan melewati tekak (faring). Di dalama kerongkongan makanan tidak mengalami pencernaan. Kerongkongna memiliki otot-otot melingkar. Pada waktu menelan makanan bagian kerongkongan yang berada tepat didepan makanan mengendur, sedangkan bagian kerongkongan yang tepat dibelakang makanan berkontraksi atau mengerut. Akibatnya makanan terdorong kedalam menuju lambung. Gerak dinding kerongkongan pada waktu menelan makanan

14 disebut gerak peristatik, yaitu seperti gerak meremas-remas (Rahmini 2007:23). c. Lambung (ventrikulus) Lambung merupakan kantung besar yang terletak bagian atas rongga perut sebelah kiri.lambung berfungsi sebagai gudang makanan yang berkontraksi secara ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim - enzim. Pada lambung terdapat enzim dan asam lambung. Enzim - enzim lambung antara lain pepsin dan renin. Enzim pepsin berasal dari pepsinogen yang telah diubah oleh asam lambung. Pepsi berfungsi mengubah protein menjadi pepton. Renin berfungsi mengumpulkan protein yang terdapat pada susu. Sedangkan asam lambung berfungsi membunuh bibit penyakit yang masuk bersama - sama dengan makanan. Gambar 3 Lambung Sumber: Rahmini (2007:24)

15 d. Usus Halus (Intestinum Tenue) Usus halus (Intestinum tenue) merupakan saluran pencernaan yang panjang sekitar 6-8 meter. Usus halus terdiri dari usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum) dan usus penyerapan (ileum). Di dalam usus dua belas jari (duodenum) makanan dicerna secara kimiawi dengan bantuan senyawa kimia misalnya disakaridase, erepsinogen dan hormon. Pencernaan yang dilanjutkan ke usus kosong (jejunum) setelah melalui usus kosong zat - zat makanan sudah dalam bentuk siap diserap. Penyerapan zat - zat makanan terjadi di usus penyerapan (ileum) (Rahmini, 2007:24). e. Usus Besar (kolon) Gambar 4 Usus Halus Sumber: Rahmini (2007:24) Usus besar (kolon) bagian terakhir saluran pencernaan. Usus besar memiliki diameter lebih besar dari usus halus yang panjangnya 1,5 meter dan memiliki diameter 6,5 cm. Fungsi utama usus besar adalah mengatur penyerapan air dan mineral yang terdapat dalam sisa - sisa makanan. Di dalam usus besar terdapat banyak sekali mikroorganisme yang membantu pembusukan sisa - sisa

16 makanan tersebut. Sisa makanan yang tidak terpakai oleh tubuh beserta gas - gas yang berbau disebut tinja (feses) dikeluarkan melalui anus (Rahmini, 2007:24). Gambar 5 Usus Besar Sumber: Rahmini, (2007:24) f. Rektum dan Anus 1) Rektum Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. 2) Anus Anus merupakan lubang terakhir dari saluran pencernaan yang terdiri atas otot polos pada bagian dalamnya sedangkan bagian luarnya terdiri otot lurik. Kotoran yang dibentuk dari sisa makanan diporos anus pada akhirnya keluar melalui anus.

17 Gambar 6 Rektum dan Anus Sumber: Rahmini (2007:24) Gangguan Pada Sistem Pencernaan Gangguan pada sistem pencernaan dapat disebabkan oleh pola makan yang salah, infeks bakteri dan kelainan alat pencernaan. Menurut Rahmini (2007:24) bahwa diantara gangguan ini adalah diare, parotitis, konstipasi, tukak lambung, appendiksitis. (a) Diare, Penyebab diare antara lain ansiatas (stress) makanan tertentu atau organisme perusak yang melukai dinding usus. Diare pada waktu lama menyebabkan hilangnya air dan garam - garam mineral, sehingga terjadi dehidrasi. (b) Parotitis, merupakan peradangan pada selaput perut (peritoneum). Penyakit gondong yaitu penyakit yang disebabkan oleh virus yang menyerang kelenjar air ludah dibagian bawah telinga, akibatnya kelenjar ludah menjadi bengkak dan membesar; (c) Tukak lambung, menyebabkan berlubangnya dinding lambung sehingga isi lambung jatuh di rongga perut. Sebagian besar tukak lambung di sebabkan oleh infeksi bakteri sejenis tertentu; (d) Appendiksitis, Gangguan lain pada lambung adalah gastritis atau peradangan pada umbai cacing. Penyakit ini disebut appendiksitis atau radang usus buntu. 2.2 Hipotesis Berdasarkan teori di atas, maka hipotesis penelitian yang diajukan adalah sebagai berikut: jika materi sistem pencernaan pada manusia di belajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw maka hasil belajar siswa akan meningkat.

18 2.3 Indikator Kinerja Indikator kinerja yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah minimal terdapat 11 siswa (70%) dari 15 siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Paguat yang mendapatkan nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) 70.

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PENCERNAAN MANUSIA

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PENCERNAAN MANUSIA JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMP VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PENCERNAAN MANUSIA Salah satu ciri mahluk hidup adalah membutuhkan makan (nutrisi). Tahukah kamu, apa yang

Lebih terperinci

Rongga Mulut. rongga-mulut

Rongga Mulut. rongga-mulut Sistem pencernaan makanan pada manusia terdiri dari beberapa organ, berturut-turut dimulai dari 1. Rongga Mulut, 2. Esofagus 3. Lambung 4. Usus Halus 5. Usus Besar 6. Rektum 7. Anus. Rongga Mulut rongga-mulut

Lebih terperinci

Bab. Peta Konsep. Gambar 3.1 Orang sedang makan. Mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan anus. terdiri dari. Saluran Pencernaan

Bab. Peta Konsep. Gambar 3.1 Orang sedang makan. Mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan anus. terdiri dari. Saluran Pencernaan Bab 3 Sistem Pencernaan Sumber: Dok. Penerbit Gambar 3.1 Orang sedang makan Peta Konsep Pernahkah kamu berpikir dari manakah energi yang kamu peroleh untuk melakukan berbagai aktivitas, seperti berolahraga

Lebih terperinci

SISTEM PENCERNAAN MANUSIA

SISTEM PENCERNAAN MANUSIA SISTEM PENCERNAAN MANUSIA A. MAKANAN DAN FUNGSINYA BAGI MANUSIA Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan manusia, diantaranya adalah makanan. Makanan mempunyai peranan yang sangat penting

Lebih terperinci

Sistem Pencernaan Manusia

Sistem Pencernaan Manusia Sistem Pencernaan Manusia Sistem pencernaan pada manusia terdiri atas beberapa organ yang berawal dari mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar dan anus. Pada sistem pencernaan manusia terdiri

Lebih terperinci

Fungsi Sistem Pencernaan Pada Manusia

Fungsi Sistem Pencernaan Pada Manusia Fungsi Sistem Pencernaan Pada Manusia Setiap manusia memerlukan makanan untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Sari makanan dapat diangkut oleh darah dalam bentuk molekul-molekul yang kecil dan sederhana. Oleh

Lebih terperinci

Sistem Pencernaan Manusia

Sistem Pencernaan Manusia Sistem Pencernaan Manusia Manusia memerlukan makanan untuk bertahan hidup. Makanan yang masuk ke dalam tubuh harus melalui serangkaian proses pencernaan agar dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi. Proses

Lebih terperinci

Pencernaan mekanik terjadi di rongga mulut, yaitu penghancuran makanan oleh gigi yang dibantu lidah.

Pencernaan mekanik terjadi di rongga mulut, yaitu penghancuran makanan oleh gigi yang dibantu lidah. Kata pengantar Saat akan makan, pertama-tama yang kamu lakukan melihat makananmu. Setelah itu, kamu akan mencium aromanya kemudian mencicipinya. Setelah makanan berada di mulut, kamu akan mengunyah makanan

Lebih terperinci

PROSES PENCERNAAN SECARA MEKANIK DAN KIMIAWI

PROSES PENCERNAAN SECARA MEKANIK DAN KIMIAWI 1. Pengertian Sistem Pencernaan Manusia PROSES PENCERNAAN SECARA MEKANIK DAN KIMIAWI Pencernaan makanan merupakan proses mengubah makanan dari ukuran besar menjadi ukuran yang lebih kecil dan halus, serta

Lebih terperinci

SET 13 TUBUH MANUSIA 2 (SISTEM PENCERNAAN) Karbohidrat - Beras - Gandum - Jagung - Sagu. Lemak - Keju - Mentega - Minyak Kelapa

SET 13 TUBUH MANUSIA 2 (SISTEM PENCERNAAN) Karbohidrat - Beras - Gandum - Jagung - Sagu. Lemak - Keju - Mentega - Minyak Kelapa 13 MATERI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL biologi SET 13 TUBUH MANUSIA 2 (SISTEM PENCERNAAN) A. ZAT MAKANAN Karbohidrat - Beras - Gandum - Jagung - Sagu Bergerak / Zat Tenaga Lemak - Keju

Lebih terperinci

IIMU PENGETAHUAN ALAM KELAS V SD

IIMU PENGETAHUAN ALAM KELAS V SD IIMU PENGETAHUAN ALAM KELAS V SD Disusun oleh : Cristin Dita Irawati/ 111134027/ PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Standar Kompetensi Makhluk Hidup dan Proses kehidupan 1. Mengidentifikasi fungsi

Lebih terperinci

Organ Pencernaan Pada Manusia Proses pencernaan merupakan suatu proses yang melibatkan organ-organ pencernaan dan kelenjar-kelenjar pencernaan.

Organ Pencernaan Pada Manusia Proses pencernaan merupakan suatu proses yang melibatkan organ-organ pencernaan dan kelenjar-kelenjar pencernaan. Organ Pencernaan Pada Manusia Proses pencernaan merupakan suatu proses yang melibatkan organ-organ pencernaan dan kelenjar-kelenjar pencernaan. Antara proses dan organ-organ serta kelenjarnya merupakan

Lebih terperinci

Pembahasan Video :http:// :1935/testvod/_definst_/mp4:(21). 8 SMP BIOLOGI/4. SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA/BIO mp4/manifest.

Pembahasan Video :http:// :1935/testvod/_definst_/mp4:(21). 8 SMP BIOLOGI/4. SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA/BIO mp4/manifest. 1. Perhatikan gambar sistem pencernaan berikut! SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 4. SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIALATIHAN SOAL Enzim pepsin dihasilkan oleh bagian yang benromor... 1 2 3 4 Kunci Jawaban : B Enzim

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 4. SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIALatihan Soal 4.1

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 4. SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIALatihan Soal 4.1 SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 4. SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIALatihan Soal 4.1 1. Bila mengunyah nasi tawar lama lama akan terasa manis sebab dalam air liur terdapat enzim Renin Ptialin Pepsin Tripsin Kunci

Lebih terperinci

PENGERTIAN ILMU GIZI

PENGERTIAN ILMU GIZI ILMU GIZI PENGERTIAN ILMU GIZI suatu cabang ilmu yang mempelajari hubungan antara makanan yang dimakan dengan kesehatan tubuh yang diakibatkannya serta faktorfaktor yang mempengaruhinya mempelajari proses

Lebih terperinci

SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA. Drs. Refli., MSc

SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA. Drs. Refli., MSc SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA Drs. Refli., MSc ?? ENERGI PENDAHULUAN MAKANAN Protein Lemak Polisakarida Vitamin Mineral Asam-asam amino Asam lemak + gliserol Monosakarida (gula) Vitamin Mineral AKTIVITAS

Lebih terperinci

MODUL MATA PELAJARAN IPA

MODUL MATA PELAJARAN IPA KERJASAMA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA DENGAN FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA MODUL MATA PELAJARAN IPA Sistem Pencernaan untuk kegiatan PELATIHAN PENINGKATAN MUTU GURU DINAS PENDIDIKAN KOTA

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Disusun untuk Praktik Pengalaman Lapangan di SDN Percobaan 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Disusun untuk Praktik Pengalaman Lapangan di SDN Percobaan 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Disusun untuk Praktik Pengalaman Lapangan di SDN Percobaan 2 Disusun Oleh: Nama : Muhammad Rois Amin NIM : 13108241176 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

mendeskripsikan sistem pencernaan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan.

mendeskripsikan sistem pencernaan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. Bab 3 Sumber: cancer.battlingforhealth.com Sistem Pencernaan pada Manusia Hasil yang harus kamu capai: memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia. Setelah mempelajari bab ini, kamu harus mampu: mendeskripsikan

Lebih terperinci

SISTEM PENCERNAAN. Oleh: dr. Danurwendo Sudomo, Sp.Ok

SISTEM PENCERNAAN. Oleh: dr. Danurwendo Sudomo, Sp.Ok SISTEM PENCERNAAN Oleh: dr. Danurwendo Sudomo, Sp.Ok PENDAHULUAN Sistem pencernaan bertanggung jawab untuk menghancurkan dan menyerap makanan dan minuman Melibatkan banyak organ secara mekanik hingga kimia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah pencernaan merupakan salah satu masalah yang paling sering dihadapi oleh orang tua pada anaknya yang masih kecil. Biasanya masalah-masalah tersebut timbul

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 4. SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIALatihan Soal 4.2. Parotitis. Diare. Apendisitis. Konstipasi

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 4. SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIALatihan Soal 4.2. Parotitis. Diare. Apendisitis. Konstipasi SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 4. SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIALatihan Soal 4.2 1. Kelainan yang terjadi karena ada sisa makanan di usus buntu, sehingga lama kelamaan terjadi peradangan adalah... Parotitis

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 16. SISTEM PENCERNAANLatihan Soal 16.2

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 16. SISTEM PENCERNAANLatihan Soal 16.2 SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 16. SISTEM PENCERNAANLatihan Soal 16.2 1. Pernyataan yang sesuai antara organ pencernaan dengan enzim yang dihasilkan ditunjuk oleh.... Lambung Tripsisn Pankreas Renin Usus halus

Lebih terperinci

SISTEM PENCERNAAN MANUSIA. Oleh. Sabila Nur Amalina. Abstrak

SISTEM PENCERNAAN MANUSIA. Oleh. Sabila Nur Amalina. Abstrak Jurnal volume 1, mei 2013 SISTEM PENCERNAAN MANUSIA Oleh Sabila Nur Amalina Abstrak Proses pencernaan makanan pada manusia melibatkan alat-alat pencernaan makanan. Alat-alat pencernaan makanan pada manusia

Lebih terperinci

SISTEM PENCERNAAN MAKANAN. SUSUNAN SALURAN PENCERNAAN Terdiri dari : 1. Oris 2. Faring (tekak) 3. Esofagus 4. Ventrikulus

SISTEM PENCERNAAN MAKANAN. SUSUNAN SALURAN PENCERNAAN Terdiri dari : 1. Oris 2. Faring (tekak) 3. Esofagus 4. Ventrikulus SISTEM PENCERNAAN MAKANAN SUSUNAN SALURAN PENCERNAAN Terdiri dari : 1. Oris 2. Faring (tekak) 3. Esofagus 4. Ventrikulus 5. Intestinum minor : Duodenum Jejenum Iliem 6. Intestinum mayor : Seikum Kolon

Lebih terperinci

Anatomi dan Fisiologi Sistem Pencernaan Manusia

Anatomi dan Fisiologi Sistem Pencernaan Manusia Anatomi dan Fisiologi Sistem Pencernaan Manusia SISTEM PENCERNAAN Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima

Lebih terperinci

SISTEM PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA

SISTEM PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA SISTEM PENCERNAAN MAKANAN Pencernaan makanan PADA MANUSIA proses penghancuran/pengubahan bahan makanan menjadi berukuran lebih kecil Organ-organ yang menyusun sistem pencernaan makanan pada manusia terdiri

Lebih terperinci

Sistem Pencernaan Pada Hewan

Sistem Pencernaan Pada Hewan Sistem Pencernaan Pada Hewan Struktur alat pencernaan berbeda-beda dalam berbagai jenis hewan, tergantung pada tinggi rendahnya tingkat organisasi sel hewan tersebut serta jenis makanannya. pada hewan

Lebih terperinci

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatihan soal 12.4

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatihan soal 12.4 SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatihan soal 12.4 1. Perhatikan gambar bentuk-bentuk gigi di bawah ini http://primemobile.co.id/assets/js/plugins/kcfinder/upload/image/!2(1).png

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 SIKLUS I. Sekolah. Kelas/Semester : V/ 1 Waktu Tanggal Pelaksanaan :

LAMPIRAN 1 SIKLUS I. Sekolah. Kelas/Semester : V/ 1 Waktu Tanggal Pelaksanaan : 1 LAMPIRAN 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I Sekolah : SD N PESAREN 02 Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) Kelas/Semester : V/ 1 Waktu : 4 x 35 menit (2 x pertemuan) Tanggal

Lebih terperinci

Sistem Pencernaan Manusia BAB 3. A. Macam-macam Zat Makanan dan Fungsinya B. Susunan dan Fungsi Sistem Pencernaan

Sistem Pencernaan Manusia BAB 3. A. Macam-macam Zat Makanan dan Fungsinya B. Susunan dan Fungsi Sistem Pencernaan BAB 3 Sistem Pencernaan Manusia A. Macam-macam Zat Makanan dan Fungsinya B. Susunan dan Fungsi Sistem Pencernaan 53 Bab 3 Sistem Pencernaan Manusia 53 Peta Konsep karbohidrat protein zat makanan yakni

Lebih terperinci

SISTEM PENCERNAAN BIO 2 A. PENDAHULUAN B. RONGGA MULUT. Struktur gigi:

SISTEM PENCERNAAN BIO 2 A. PENDAHULUAN B. RONGGA MULUT. Struktur gigi: A. PENDAHULUAN Sistem pencernaan manusia terdiri dari saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Proses pencernaan terjadi dalam dua cara: 1) Pencernaan fisik/mekanik/ingesti, yaitu pencernaan makanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Animasi II.1.1. Sejarah Animasi Sejak jaman purbakala manusia sudah memiliki bakat dalam membuat sebuah gambar, ini dibuktikan berdasarkan banyaknya ditemukan gambar-gambar

Lebih terperinci

NURFITRIAH BIOLOGI C/6 UTS INOVASI

NURFITRIAH BIOLOGI C/6 UTS INOVASI NURFITRIAH BIOLOGI C/6 UTS INOVASI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMAN 1 Mata Pelajaran : Biologi Kelas / Semester : XI/ 2 Topik : Zat makanan, Organ dan enzim sistem pencernaan

Lebih terperinci

by Ms. Evy Anggraeny SMA Regina Pacis

by Ms. Evy Anggraeny SMA Regina Pacis SISTEM PENCERNAAN MANUSIA 2 : ORGAN PENCERNAAN by Ms. Evy Anggraeny SMA Regina Pacis Page 1 Istilah Pencernaan Ingesti : pergerakan makanan Digesti Absorpsi : penyederhanaan bentuk makanan : penyerapan

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 16. SISTEM PENCERNAANLATIHAN SOAL BAB 16. Biasa

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 16. SISTEM PENCERNAANLATIHAN SOAL BAB 16. Biasa SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 16. SISTEM PENCERNAANLATIHAN SOAL BAB 16 1. Proses pencernaan pada mulut menggunakan gigi disebut pencernaan Biasa Mekanik Kimiawi Mekanik dan kimiawi Kunci Jawaban : D Proses

Lebih terperinci

Peta Konsep Kata Kunci

Peta Konsep Kata Kunci Peta Konsep Makanan Karbohidrat Lemak Pencernaan pada Manusia Protein Vitamin Vitamin yang larut dalam air Vitamin yang larut dalam lemak Mineral Sistem pencernaan Alat pencernaan Gangguan pencernaan Kata

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN IPA. Dr. RAMLAWATI, M.Si. SITTI RAHMA YUNUS, S.Pd., M.Pd.

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN IPA. Dr. RAMLAWATI, M.Si. SITTI RAHMA YUNUS, S.Pd., M.Pd. SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN IPA BAB VIII SISTEM ORGAN DAN SISTEM EKSKRESI Dr. RAMLAWATI, M.Si. SITTI RAHMA YUNUS, S.Pd., M.Pd. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

Pencernaan Mekanik dan Pencernaan Kimiawi

Pencernaan Mekanik dan Pencernaan Kimiawi Pencernaan Mekanik dan Pencernaan Kimiawi Proses pencernaan makanan merupakan proses mengubah makanan dari ukuran besar menjadi lebih kecil dan halus, serta memecah molekul makanan yang kompleks menjadi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas / Semester : XI IPA / 1 ( Ganjil )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas / Semester : XI IPA / 1 ( Ganjil ) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMA N 34 Jakarta Kelas / Semester : XI IPA / 1 ( Ganjil ) Mata Pelajaran : Biologi Topik : Sistem Pencernaan Makanan Sub Topik : Sistem Pencernaan

Lebih terperinci

Bab 8. SISTEM PENCERNAAN

Bab 8. SISTEM PENCERNAAN Bab 8. SISTEM PENCERNAAN PROSES PENCERNAAN Pencernaan fisik Pencernaan kemis Pencernaan biologis Berdasarkan kemampuan membuat makanan, makhluk hidup digolongkan menjadi: 1. Organisme Autotrof, organisme

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Konsep Belajar Pada dasarnya belajar adalah suatu proses yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang

Lebih terperinci

MAKALAH KELOMPOK SISTEM PENCERNAAN MANUSIA. Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pengetahuan Alam 1

MAKALAH KELOMPOK SISTEM PENCERNAAN MANUSIA. Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pengetahuan Alam 1 MAKALAH KELOMPOK SISTEM PENCERNAAN MANUSIA Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pengetahuan Alam 1 Dosen Pengampu: Setyo Eko Atmojo, M.Pd. DISUSUN OLEH: ABDUL KASIM AL LAHIJI (14144600208)

Lebih terperinci

PENGOLAHAN MAKANAN OLEH TUBUH. Dyah Umiyarni Purnamasari,SKM,MSi Jurusan KESMAS FKIK Unsoed

PENGOLAHAN MAKANAN OLEH TUBUH. Dyah Umiyarni Purnamasari,SKM,MSi Jurusan KESMAS FKIK Unsoed PENGOLAHAN MAKANAN OLEH TUBUH Dyah Umiyarni Purnamasari,SKM,MSi Jurusan KESMAS FKIK Unsoed URUTAN PROSES YANG DIALAMI OLEH MAKANAN Bahan makanan Pencernaan Penyerapan Metabolisme PENGGUNAAN (UTILISASI)

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 12

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 12 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 12 Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Alokasi Waktu : SMP Negeri 2 Pleret : Ilmu Pengetahuan Alam : VIII / Ganjil : 1.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Multimedia 2.1.1 Pengertian Multimedia Ditinjau dari bahasa, multimedia terdiri dari 2 kata, yaitu multi yang memiliki arti banyak atau lebih dari satu dan media yang merupakan

Lebih terperinci

MAKANAN & SISTEM PENCERNAAN PENDAHULUAN

MAKANAN & SISTEM PENCERNAAN PENDAHULUAN MAKANAN & SISTEM PENCERNAAN Dr. Refli., MSc JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEHNIK UNIVERSITAS NUSA CENDANA PENDAHULUAN MAKANAN AKTIVITAS TUBUH Protein Lemak Polisakarida Vitamin Mineral ENERGI SEL

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Hamalik, (2010:154) belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Hamalik, (2010:154) belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Belajar dan Pembelajaran Menurut Hamalik, (2010:154) belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman. Belajar sesungguhnya adalah ciri

Lebih terperinci

PENCERNAAN MAKANAN. Sistem Pencernaan Mamalia :

PENCERNAAN MAKANAN. Sistem Pencernaan Mamalia : Sistem Pencernaan Mamalia : PENCERNAAN MAKANAN * Terdiri atas saluran pencernaan dan berbagai kelenjar aksesoris yang mengekskresikan getah pencernaan ke dalam saluran melalui duktus (saluran) Peristalsis,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Kooperatif pendekatan Numbered

BAB V PENUTUP. disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Kooperatif pendekatan Numbered BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan terhadap hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Kooperatif pendekatan Numbered Heads Together efektif

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P ) Organ-organ sistem pencernaan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P ) Organ-organ sistem pencernaan RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P ) Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas / Semester Materi Pokok Alokasi Waktu SMA 1 Kuningan IPA-Biologi XI / dua Organ-organ sistem pencernaan 4 X 45 menit (2

Lebih terperinci

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatihan soal 12.6

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatihan soal 12.6 1. Apendisitis disebabkan oleh... SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatihan soal 12.6 Makanan masuk di umbai cacing dan membusuk Bakteri Kekurangan protein

Lebih terperinci

BAB IV SISTEM PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA

BAB IV SISTEM PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA BAB IV SISTEM PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA Makhluk hidup harus memenuhi kebutuhan energinya dengan cara mengkonsumsi makanan. Makanan tersebut kemudian diuraikan dalam sistem pencernaan menjadi sumber

Lebih terperinci

dari molekul besar menjadi molekul yang lebih kecil agar dengan mudah dapat diserap oleh darah.

dari molekul besar menjadi molekul yang lebih kecil agar dengan mudah dapat diserap oleh darah. Indikator Pencapaian: MATERI VII SISTEM PENCERNAAN MAHLUK HIDUP 1. Mahasiswa dapat menjelaskan proses pencernaan pada hewan 2. Mahasiswa dapat menjelaskan proses pencernaan pada manusia Untuk dapat hidup,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) Model pembelajaran pembelajaran

Lebih terperinci

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : Biologi

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : Biologi Nama : UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : Biologi Kelas : 8 Waktu : 07.45-09.15 No.Induk : Hari/Tanggal : Jumat, 05 Desember 2014 Petunjuk Umum: Nilai : 1.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masih menjadi primadona karena memiliki daging yang enak serta rendah lemak.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masih menjadi primadona karena memiliki daging yang enak serta rendah lemak. 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Kampung Persilangan Ayam kampung persilangan merupakan salah satu ayam jenis lokal yang banyak dipelihara masyarakat baik dari skala kecil maupun skala industri yang

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan A. Kesimpulan BAB V PENUTUP Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan terhadap hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Kooperatif pendekatan Numbered Heads Together efektif

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 10. SISTEM ORGANISASI KEHIDUPANLatihan Soal 10.4

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 10. SISTEM ORGANISASI KEHIDUPANLatihan Soal 10.4 SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 10. SISTEM ORGANISASI KEHIDUPANLatihan Soal 10.4 1. Berikut ini organ penyusun sistem transportasi adalah... Kunci Jawaban : A Organ penyusun sistem transportasi atau peredaran

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SD Negeri Percobaan 2 Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VB/I Alokasi waktu : 2x35 menit A. Standar Kompetensi 1. Mengidentifikasi fungsi organ tubuh

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk 12 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Snowball Throwing Model pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang telah disusun dalam bentuk kegiatan

Lebih terperinci

menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas.

menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas. Bab 5 Sumber: Biologi: Evolusi, Sumber: Kepelbagaian, Biology: dan Realm Persekitaran, of Life, 2006 1995 Buah-buahan dan sayuran adalah jenis makanan yang banyak mengandung vitamin. Sistem Pencernaan

Lebih terperinci

Pencernaan dan Penyerapan Makanan

Pencernaan dan Penyerapan Makanan Pencernaan dan Penyerapan Makanan Makanan (KH, Lipid, Protein, Mineral, Vitamin dan Air) energi Makanan diubah molekul2 kecil masuk ke dalam sel Rx kimia energi Proses penguraian bahan makanan menjadi

Lebih terperinci

KURIKULUM 2013 TAHUN 2017/2018

KURIKULUM 2013 TAHUN 2017/2018 SILABUS PEMBELAJARAN KELAS XI IPA SMA KURIKULUM 2013 TAHUN 2017/2018 SILABUS PEMINATAN MATA PELAJARAN BIOLOGI SMA Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Biologi Kelas/Semester : XI/Genap Inti : KI 1

Lebih terperinci

3. Perhatikan gambar di bawah ini!

3. Perhatikan gambar di bawah ini! Nilai Paraf Mata Pelajaran : IPA Nama : Kelas : VI (Enam) A, B, C Indikator KD 9.1: Kompetensi yang hendak dicapai: Siswa dapat memahami bagian tubuh manusia dan hewan, menjelaskan fungsinya, serta mampu

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keberhasilan belajar tidak akan tercapai begitu saja jika pembelajaran tidak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keberhasilan belajar tidak akan tercapai begitu saja jika pembelajaran tidak II. TINJAUAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Keberhasilan belajar tidak akan tercapai begitu saja jika pembelajaran tidak didukung dengan aktivitas belajar. Aktivitas belajar merupakan rangkaian kegiatan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SISTEM PENCERNAAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SISTEM PENCERNAAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SISTEM PENCERNAAN Mata Pelajaran : Biologi Kelas / Semester : XI (Sebelas)/ 2 Pertemuan : 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 Alokasi Waktu : 12 jam pelajaran Standar Kompetensi

Lebih terperinci

ENZIM PADA METABOLISME LEMAK DI SISTEM PENCERNAAN DAN MEKANISME KERJANYA

ENZIM PADA METABOLISME LEMAK DI SISTEM PENCERNAAN DAN MEKANISME KERJANYA ENZIM PADA METABOLISME LEMAK DI SISTEM PENCERNAAN DAN MEKANISME KERJANYA Pada umumnya lipid merupakan konduktor panas yang jelek, sehingga lipid dalam tubuh mempunyai fungsi untuk mencegah terjadinya kehilangan

Lebih terperinci

BAB 6 makanan dan sistem pencernaan makanan

BAB 6 makanan dan sistem pencernaan makanan BAB 6 makanan dan sistem pencernaan makanan Tahukah Anda, apa fungsi bahan makanan ini bagi tubuh? Bagaimana proses pencernaanya di dalam tubuh? I. PENGERTIAN ILMU GIZI Ilmu gizi adalah ilmu yang mempelajari

Lebih terperinci

Proses pencernaan di dalam Rongga mulut Saliva gl.salivarius Proses mengunyah memecah makanan dengan menaikkan kelarutannya, memperluas daerah permuka

Proses pencernaan di dalam Rongga mulut Saliva gl.salivarius Proses mengunyah memecah makanan dengan menaikkan kelarutannya, memperluas daerah permuka PENCERNAAN DAN ABSORBSI PENCERNAAN Perubahan kimiawi bahan makanan lebih sederhana Karbohidrat Monosakarida Protein Asam amino Lemak Asam lemak, monoasilgliserol, gliserol Enzim hidrolase pencernaan, proses

Lebih terperinci

CREATIVE THINKING. MANUSIA DAN ILMU PENGETAHUAN Panca Indra

CREATIVE THINKING. MANUSIA DAN ILMU PENGETAHUAN Panca Indra CREATIVE THINKING MANUSIA DAN ILMU PENGETAHUAN Panca Indra HIDUNG Hidung merupakan panca indera manusia yang sangat penting untuk mengenali bau dan juga untuk bernafas. Bagian-Bagian Hidung Dan Fungsinya

Lebih terperinci

PROSES PEMANFAATAN PAKAN PADA TUBUH IKAN

PROSES PEMANFAATAN PAKAN PADA TUBUH IKAN 3. PROSES PEMANFAATAN PAKAN PADA TUBUH IKAN Sebagaimana telah diungkapkan sebelumnya bahwa pakan merupakan sumber energi dan materi bagi ikan. Di dalam proses pemanfaatannya, pakan akan mengalami beberapa

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Predict, Observe, Explain (POE) tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Predict, Observe, Explain (POE) tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Predict, Observe, Explain (POE) Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar

Lebih terperinci

BAB II KETERAMPILAN PSIKOMOTOR KELOMPOK SISWA SMA KELAS XI MELALUI METODE PRAKTIKUM PADA PEMBELAJARAN SISTEM PENCERNAAN MAKANAN

BAB II KETERAMPILAN PSIKOMOTOR KELOMPOK SISWA SMA KELAS XI MELALUI METODE PRAKTIKUM PADA PEMBELAJARAN SISTEM PENCERNAAN MAKANAN 7 BAB II KETERAMPILAN PSIKOMOTOR KELOMPOK SISWA SMA KELAS XI MELALUI METODE PRAKTIKUM PADA PEMBELAJARAN SISTEM PENCERNAAN MAKANAN A. Kemampuan Psikomotor Bloom dalam Arifin et al., (2000) menyatakan perubahan

Lebih terperinci

SISTEM PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA

SISTEM PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA SISTEM PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA Oleh : Asri Mulyani 07312244074 PRODI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS MATEMATIKA dan ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2007 Zat Makanan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang semakin pesat menuntut sumber

I. PENDAHULUAN. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang semakin pesat menuntut sumber I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan memegang peranan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang semakin pesat menuntut sumber daya yang lebih berkualitas.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya

BAB II KAJIAN TEORI. dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya BAB II KAJIAN TEORI A. Pendekatan Kontekstual 1. Pengertian Pendekatan Kontekstual Pengertian pendekatan kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan

Lebih terperinci

SISTEM PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA

SISTEM PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA SISTEM PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA Zat Makanan Makhluk hidup heterotrof harus memenuhi kebutuhan energinya dengan cara mengkonsumsi makanan. Makanan tersebut kemudian diuraikan dalam system pencernaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kajian Teori Penelitian yang berjudul peningkatan hasil belajar siswa menggunakan model Problem Based Instruction pada konsep sistem pencernaan manusia di SMP Pasundan 2 Bandung,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Kajian Teori Hakikat Pembelajaran Matematika Menurut H.W. Fowler dalam Pandoyo (1997:1) Matematika merupakan mata

BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Kajian Teori Hakikat Pembelajaran Matematika Menurut H.W. Fowler dalam Pandoyo (1997:1) Matematika merupakan mata 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Kajian Teori 1.1.1 Hakikat Pembelajaran Matematika Menurut H.W. Fowler dalam Pandoyo (1997:1) Matematika merupakan mata pelajaran yang yang bersifat abstrak, sehingga dituntut

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: siswa kelas VIII SMPK Santi Karya Kupang tahun ajaran 2016/2017 pada

BAB V PENUTUP. disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: siswa kelas VIII SMPK Santi Karya Kupang tahun ajaran 2016/2017 pada BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dengan memperhatikan permasalahan dalam penelitian, tujuan penelitian serta hasil dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Aspek tingkah laku tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Aspek tingkah laku tersebut BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar Dan Pembelajaran Menurut Hamalik (2001:28), belajar adalah Sesuatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Aspek tingkah laku tersebut

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan data penelitian dapat. disimpulkan bahwa penerapan model Pembelajaran Contextual Teaching and

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan data penelitian dapat. disimpulkan bahwa penerapan model Pembelajaran Contextual Teaching and BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan data penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) efektif terhadap hasil

Lebih terperinci

PERGERAKAN MAKANAN MELALUI SALURAN PENCERNAAN

PERGERAKAN MAKANAN MELALUI SALURAN PENCERNAAN PERGERAKAN MAKANAN MELALUI SALURAN PENCERNAAN FUNGSI PRIMER SALURAN PENCERNAAN Menyediakan suplay terus menerus pada tubuh akan air, elektrolit dan zat gizi, tetapi sebelum zat-zat ini diperoleh, makanan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. perlu dilakukan usaha atau tindakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Hamalik

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. perlu dilakukan usaha atau tindakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Hamalik 8 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2..1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hasil Belajar Untuk dapat menentukan tercapai tidaknya tujuan pendidikan dan pengajaran perlu dilakukan usaha atau tindakan untuk

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Masyarakat saat ini mengenal tiga tipe ayam yaitu ayam tipe ringan, tipe medium

TINJAUAN PUSTAKA. Masyarakat saat ini mengenal tiga tipe ayam yaitu ayam tipe ringan, tipe medium II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ayam Jantan Tipe Medium Masyarakat saat ini mengenal tiga tipe ayam yaitu ayam tipe ringan, tipe medium dan tipe berat yang didasarkan pada bobot maksimum yang dapat dicapai (Wahju,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. STAD (Student Teams Achievement Division) merupakan satu sistem

BAB II KAJIAN PUSTAKA. STAD (Student Teams Achievement Division) merupakan satu sistem 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD STAD (Student Teams Achievement Division) merupakan satu sistem belajar kelompok yang di dalamnya siswa di bentuk ke dalam kelompok yang

Lebih terperinci

MAKALAH KELOMPOK KETERKAITAN MATERI PEMBELAJARAN IPA KELAS V SD DENGAN KONSEP IPA 1 (BIOLOGI)

MAKALAH KELOMPOK KETERKAITAN MATERI PEMBELAJARAN IPA KELAS V SD DENGAN KONSEP IPA 1 (BIOLOGI) MAKALAH KELOMPOK KETERKAITAN MATERI PEMBELAJARAN IPA KELAS V SD DENGAN KONSEP IPA 1 (BIOLOGI) Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ilmu Pengetahuan Alam 1 Dosen Pengampu: Setyo Eko Atmojo,

Lebih terperinci

dlp3cerna - - Sistem Pencernaan Manusia - - Pencernaan Manusia 8003 Biologi

dlp3cerna - - Sistem Pencernaan Manusia - - Pencernaan Manusia 8003 Biologi - - Sistem Pencernaan Manusia - - Modul ini singkron dengan Aplikasi Android, Download melalui Play Store di HP Kamu, ketik di pencarian dlp3cerna Jika Kamu kesulitan, Tanyakan ke tentor bagaimana cara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Strategi Pembelajaran Wina Senjaya (2008), mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003:

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003: pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar Aunurrahman ( 2012 : 35 ) belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Merujuk pemikiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. SMA N 3 Panyabungan mengatakan keprihatinannya terhadap anak didiknya. Guru ini merasakan ada 1

BAB I PENDAHULUAN. SMA N 3 Panyabungan mengatakan keprihatinannya terhadap anak didiknya. Guru ini merasakan ada 1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini perbaikan pendidikan dilakukan dengan berbagai cara, antara lain: perubahan kurikulum, perbaikan mutu atau kualitas guru dan siswa, peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. protozoa, dan alergi. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007

BAB I PENDAHULUAN. protozoa, dan alergi. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit inflamasi saluran pencernaan dapat disebabkan oleh virus, bakteri, protozoa, dan alergi. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 menunjukkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada prinsipnya proses belajar yang dialami manusia berlangsung sepanjang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada prinsipnya proses belajar yang dialami manusia berlangsung sepanjang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Makna Belajar Pada prinsipnya proses belajar yang dialami manusia berlangsung sepanjang hayat, artinya belajar adalah proses yang terus-menerus, yang tidak pernah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Munifah (2010) tentang Penerapan Model Reciprocal Teaching Sebagai Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Siswa. Selain

Lebih terperinci

DAFTAR SISWA KELAS UJI COBA

DAFTAR SISWA KELAS UJI COBA Lampiran 1 DAFTAR SISWA KELAS UJI COBA No Nama Kode 1. Abdur Rouf U-1 2. Ainatuz Zahroh U-2 3. Alfi Syakroh U-3 4. Attika Hida Aprilia U-4 5. Aurelia Gusmala U-5 6. Elita Febiati U-6 7. Farah Mar atul

Lebih terperinci

BAB VII. Fungsi Indera Pengecap

BAB VII. Fungsi Indera Pengecap BAB VII Fungsi Indera Pengecap A. PENDAHULUAN Indera pengecap sangat erhubungan erat dengan indera penciuman. Jika indera penciuman mengalami gangguan, misalnya karena menderita influenza, maka indera

Lebih terperinci

Tips Mengatasi Susah Buang Air Besar

Tips Mengatasi Susah Buang Air Besar Susah buang air besar atau lebih dikenal dengan nama sembelit merupakan problem yang mungkin pernah dialami oleh anda sendiri. Banyak yang menganggap sembelit hanya gangguan kecil yang dapat hilang sendiri

Lebih terperinci