MOTIVASI AUDIENS DALAM MENDENGARKAN POGRAM SIARAN DELIMA MINANG DI RADIO LITA FM BANDUNG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MOTIVASI AUDIENS DALAM MENDENGARKAN POGRAM SIARAN DELIMA MINANG DI RADIO LITA FM BANDUNG"

Transkripsi

1 MOTIVASI AUDIENS DALAM MENDENGARKAN POGRAM SIARAN DELIMA MINANG DI RADIO LITA FM BANDUNG (Studi Deskriptif Pada Pendengar Setia Program Siaran Delima Minang di radio Lita FM Bandung) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung Disusun oleh : Akbar Rio Bidang Kajian Manajemen Komunikasi FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG 2011

2 LEMBAR PENGESAHAN JUDUL : MOTIVASI AUDIENS DALAM MENDENGARKAN POGRAM SIARAN DELIMA MINANG DI RADIO LITA FM BANDUNG Sub Judul : Studi Deskriptif pada Pendengar Setia Program Siaran Delima Minang di radio Lita FM Bandung) Nama : Akbar Rio NPM : Bidang Kajian : Manajemen Komunikasi Menyetujui, Pembimbing H. Aning Sofyan Sadikin, Drs., M.Si. Mengetahui, Ketua Bidang Kajian Manajemen Komunikasi Dr. Anne Ratnasari, Dra., M.Si.

3 Motto ÏM ysî= Á9$# (#θè=ïϑtãuρ (#θãζtβ#u t Ï%!$# āωî) Aô äz Å s9 z ΣM}$# βî) ÎóÇyèø9$#uρ Îö9 Á9$Î/ (#öθ ¹#uθs?uρÈd,ysø9$Î/(#öθ ¹#uθs?uρ Artinya : Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. (Q.S. Al- Ashr : 1 3)

4 ABSTRAK Radio merupakan medium komunikasi massa yang dapat digunakan sebagai media hiburan, berita, musik, maupun diskusi, yang dapat menciptakan suatu hubungan yang hangat dan akrab antara Audiensnya baik pria maupun wanita. Radio dapat menjadi teman yang setia disegala suasana karena siarannya dapat dinikmati saat mengendarai kendaraan, bersantai, mengerjakan tugas, memasak, dan lain-lain. Keberadaan program Delima Minang di radio Lita FM sebagai media komunikasi bagi masyarakat Minang yang berada di kota Bandung dan sekitarnya, serta masyarakat yang berasal dari etnis selain Minang untuk mengenal serta mempelajari budaya Minang itu sendiri. Program Delima Minang merupakan suatu kajian yang sangat menarik kalau dilihat dari efektivitas dari fungsi komunikasi massa, yang mana program Delima Minang berada di tanah Parahyangan tentunya memiliki budaya yang berbeda oleh karena itu dengan adanya program Delima Minang apakah audiens telah terpuaskan dari kognitif, afektif, intergratif personal, intergratif sosial, dan motif pelarian. Maka dari penelitian ini untuk mengetahui motif kognitif Audiens dalam mendengarkan siaran Delima Minang di radio Lita FM Bandung dengan turunan yaitu untuk mengetahui motif afektif Audiens, untuk mengetahui motif integratif personal Audiens dalam, untuk mengetahui motif integratif sosial Audiens, untuk mengetahui motif pelarian Audiens dalam mendengarkan siaran Delima Minang di radio Lita FM Bandung. Teori yang digunakan yaitu Uses and Gratifications dengan turunan kognitif, afektif, intergratif personal, intergratif sosial, dan motif pelarian. Metode deskriptif serta populasi yaitu 297 responden dari penelepon dari bulan Agustus sampai dengan Oktober. Jadi sampel ditarik 32 responden untuk mengetahui lebih mendalam tentang motif terbesar, juga menggunakan rumus Slovin. Dalam penyebaran kuisioner menggunakan random sampling. Kesimpulan penelitian ini, motivasi audiens siaran Delima Minang di radio Lita FM Bandung memperlihatkan pada cognitive needs (kebutuhan kognitif) dalam kategori baik, serta affective needs (kebutuhan afektif) dalam kategori baik, personal integrative needs dalam kategori baik, social integrative needs ( kebutuhan integratif sosial) dalam kategori cukup, dan escapist needs (kebutuhan pelepasan ketegangan ) dalam kategori cukup sesuai dengan harapan pendengar. i

5 KATA PENGANTAR Bismillahirrohmanirrahiim, Pertama-tama penulis panjatkan ke Hadirat Illahi Rabbi, karena semua ini dapat terwujud karena bimbingan dan petunjuk-nya. Dan berkat rakhmat, hidayah serta inayah-nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi ini dengan mengambil judul Motivasi Audiens dalam Mendengarkan Program Siaran Delima Minang di radio Lita FM Bandung yang merupakan salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Ilmu Komunikasi. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini sehingga masih jauh dari kesempurnaan. Walaupun dengan segala keterbatasan, penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan yang terbaik. Selama dalam proses penyusunan skripsi ini, banyak pihak yang telah membantu memberikan kemudahan, dorongan dan bantuannya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, dengan segala kesungguhan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Dr. O. Hasbiansyah, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Unisba yang telah memberikan motivasi untuk menyelesaikan perkuliahan. 2. Ibu Dr. Anne Ratnasari M.Si., selaku Ketua Bidang Kajian Manajemen Komunikasi atas masukkan-masukkan berharganya. 3. Bapak Aning, Drs, M.Si, sebagai pembimbing atas segala kesabarannya memberikan arahan selama proses penulisan. ii

6 4. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Komunikasi, terimakasih atas masukanmasukannya dan ilmu yang telah diberikan. 5. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ilmu Komunikasi yang telah banyak membantu penulis selama penulis menjadi mahasiswa di Fakultas Ilmu Komunikasi. 6. Mamah dan Papa, saat ini hanya dalam sebuah karya kecil ini, yang tak mungkin kuselesaikan tanpa pengorbanan moril juga materiil darimu berdua. 7. Seluruh Staf dan Karyawan Lita FM, atas keindahan kerjasamanya serta kemudahan data yang penulis peroleh. 8. Teman-temanku di Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung, terima kasih atas kebersamaannya selama ini. 9. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih atas bantuannya, semoga Allah SWT membalasnya dengan pahala yang berlipat ganda. Amien. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini banyak memberikan manfaat kepada semua pihak, terutama mahasiswa FIKOM, sehingga dapat lebih mengembangkan dan meningkatkan kualitas materinya di masa mendatang. Bandung, Agustus 2011 Penulis iii

7 DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI i ii iv BAB BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan penelitian Kegunaan Teoritis Kegunaan Praktis Alasan Pemilihan Masalah Pembatasan Masalah Pengertian Istilah Kerangka Pemikiran Operasional Variabel Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data Metode Penelitian Teknik Pengumpulan Data Populasi dan Teknik Sampel Populasi Teknik Sampel Uji Validitas dan Reliabilitas Uji Validitas Uji Reliabilitas Organisasi Karangan II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum komunikasi Pengertian Komunikasi Proses Komunikasi Tinjauan Mengenai Komunikasi Massa Pengertian Komunikasi Massa Karakteristik Komunikasi Massa Efek Komunikasi Massa Pesan Komunikasi Massa Pendekatan Kebutuhan Informasi Pengertian Informasi iv

8 2.3.2 Kebutuhan Informasi Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi Tinjauan Tentang Radio Pengertian Radio Faktor Penunjang Efektivitas Radio Siaran Sifat Radio Siaran Sifat Pendengar Radio Pendekataan Model Uses Gratifications Motivasi BAB BAB BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Sejarah Singkat Berdirinya Radio Lita FM Bandung Data Radio Lita fm 90.9 fm Bandung Nama Data Teknis Daya Jangkau Klasifikasi Selera Musik Program Siaran Radio Lita FM Bandung Program Mingguan Program Off-air ( Tahunan ) Program Periodik Struktur Organisasi Radio Lita 90.9 FM Bandung Program Delima Minang Latar Belakang Tujuan Program Delima Minang Proses Produksi Program Delima Minang Teknik Penyajian Program Delima Minang IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskriptif Data Responden Deskriptif Hasil Penelitian Cognitive Needs (Kebutuhan Kognitif) Affective Needs (kebutuhan afektif) Personal Integrative Needs (Kebutuhan integratif personal) Social Integrative Needs (Kebutuhan integratif sosial) Escapist needs (Kebutuhan pelepasan ketegangan) Deskriptif Hasil Penelitian V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Saran Saran Praktis Saran Teoritis v

9 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN vi

10 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang begitu cepat dalam era globalisasi, keberadaan media massa dewasa ini sudah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam hidup kita. Kehadiran media massa sebagai penyedia informasi dan hiburan menjadi hal yang penting untuk disadari. Kini masyarakat menganggap media massa sebagai sebuah unsur yang telah menyatu dengan lingkungan dan kehidupan mereka sehari-hari. Kekurangan informasi dan ketiadaan media massa dirasakan sebagai suatu keterbelakangan, ketinggalan jaman dan keterpencilan. Radio merupakan media komunikasi massa yang dapat digunakan sebagai media hiburan, berita, musik, maupun diskusi, yang dapat menciptakan suatu hubungan yang hangat dan akrab antara Audiensnya baik pria maupun wanita. Radio dapat menjadi teman yang setia disegala suasana karena siarannya dapat dinikmati saat mengendarai kendaraan, bersantai, mengerjakan tugas, memasak, dan lain-lain. Di lain hal dengan radio orang dapat memperoleh tiga keuntungan seperti yang dikutip Lazarsfeld (dalam Palapah dan Syamsudin, 1983:11) sebagai berikut: Radio memungkinkan partisipasi Audiens atau seolah-olah Audiens menyaksikan sendiri sesuatu kejadian yang sedang disiarkannya. Para Audiens merasa seolah-olah sesuatu secara pribadi. Dan perolehan secara pribadi ini adalah oleh karena komunikasi melalui radio adalah seolah-olah mewakili suatu komunikasi face to face. Kebutuhan radio adalah mencari khalayak, kebutuhan Audiens yaitu mencari informasi yang dapat menambah pengetahuan maupun hiburan. 1

11 2 Pemenuhan kebutuhan tersebut dalam artian tercapainya keinginan khalayak untuk mendapatkan informasi, pengetahuan dan keterangan dari acara yang disajikan. Tentunya hal ini harus diiringi dengan penyajian acara sedemikian rupa sehingga menarik audiensnya untuk mengikuti acara yang disajikan oleh pihak radio. Program acara etnis menjadi daya tarik yang baru bagi perkembangan bisnis radio siaran. Kemajemukan masyarakat dalam budaya yang berbeda merupakan sasaran yang tepat bagi pemenuhan akan informasi. Daya tarik tersebut menjadi ciri khas yang memiliki nilai jual. Seperti segmentasi program radio siaran bagi etnis minang di kota Bandung, merupakan salah satu cara untuk saling mengenal budaya yang berbeda dalam upaya melestarikan budaya itu sendiri. Berdasarkan akan pentingnya pembinaan kebudayaan daerah dalam pembangunan kebudayaan nasional tidaklah dapat diragukan lagi. Dalam UUD 1945 pasal 32 yang berbunyi: Pemerintah memajukan kebudayaan daerah. Penjelasan dari pasal ini bahwa kebudayaan bangsa ialah kebudayaan yang timbul sebagai usaha budinya rakyat Indonesia seluruhnya. Kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagai puncak-puncak kebudayaan di daerah-daerah di seluruh rakyat Indonesia terhitung sebagai kebudayaan bangsa. Usaha kebudayaan harus menuju kearah kemajuan adat, budaya, persatuan dengan tidak menolak bahan-bahan baru dari kebudayaan asing yang dapat memperkembangkan atau memperkaya kebudayaan sendiri, serta mempertinggi derajat persatuan bangsa Indonesia. Kewajiban pembinaan menjadi lebih tepat guna ketika masih digunakan dalam rutinitas sosial berbudaya, pergaulan antar etnis (komunikasi lintas budaya) dalam suatu wilayah seperti kota Bandung menjadi suatu tempat pergulatan

12 3 budaya yang kristalisasinya adalah diperlukan suatu kebiasaan diri untuk saling mengenal produk budaya yang pernah diciptakan. Saling berbudaya dengan mengenal budaya sendiri. Dima bumi dipijak, disinan langik dijunjuang (pepatah orang Minang). Program acara Delima Minang merupakan acara etnis Minang di radio Lita FM. Radio Lita FM yang menempatkan dirinya sebagai radio keluarga, dengan audiens yang tidak terbatas dengan perbedaan etnis, agama dan usia. Hal ini telah memberikan warna yang berbeda dalam iklim persaingan pada radio siaran. Untuk menegaskan kekhasan tersebut stasiun radio menuangkannya di dalam format siaran yang akan menjadi ciri radio tersebut. Pada dasarnya format siaran adalah tipe program yang dirancang untuk disajikan kepada suatu segmen khalayak tertentu serta konsisten dengan kebijakan umum stasiun radio. Untuk mencapai target sasaran yang besar, sebagai radio keluarga Lita FM membuat acara yang bukan hanya sebagai media alternatif hiburan, informasi, teman dan kepuasan di waktu luang. Tidak pula untuk menikmati untaian kata dan ramuan musik dari artis penyanyi, musisi bahkan juga sebagai media kreatifitas sejumlah seniman musik. Untuk menjalankan tugasnya sebagai media untuk menjaga kebudayaan daerah dan juga sebagai pengakomodir aspirasi masyarakat. Target Audiens Radio Lita fm Bandung berdasarkan jenis kelamin adalah pria 45% dan wanita 55%, berdasarkan usia adalah kurang 15 tahun 5%, tahun 10%, tahun 30%, tahun 35%, tahun 15% dan lebih dari 50 tahun adalah 5%. 1 1 Andrie pihak Lita FM bagian ADM umum dan Iklan

13 4 Dengan target sasaran yang demikian, Radio Lita fm Bandung dituntut membuat program acara yang sesuai dengan khalayak audiens tersebut.. Diantaranya adalah program acara Delima Minang, seperti diketahui bahwa penduduk kota bandung memiliki suku atau budaya yang berbeda-beda diantaranya suku Minang yang banyak ditemui di kota Bandung sebagai buktinya dapat dilihat dengan adanya komunitas atau perkumpulan masyarakat Minang di Bandung dan juga himpunan mahasiswanya yang ada di seluruh Universitas se- Bandung seperti Ikesma, Gonjong Limo, Banuhampu, UABM, UKM, USBM dan UPBM. Program acara Delima Minang yang hadir dua kali dalam satu minggu, setiap hari Selasa dan Minggu dimulai dari pukul sampai dengan segmentasi acara dialog interaktif dengan audiens tentang budaya dan informasi bagi masyarakat Minang yang ada di perantauan, request lagu-lagu Minang serta pembahasan isu-isu menarik yang berhubungan dengan ranah Minang sendiri serta Indonesia secara umumnya. Program acara Delima Minang lahir karena banyak nya penawaran dari masyarakat minang yang tersebar di Bandung dan sekitarnya, oleh karena itu masyarakat minang yang tersebar tersebut pasti membutuhkan suatu wadah untuk mampersatukan mereka dalam hal menerima informasi, dan juga berfungsi sebagai alat untuk pemuasan akan kebutuhan informasi mengenai ranah minang atau berita yang sedang hangat diperbincangkan dengan pembahasan ala Minang sendiri seperti pantun-pantun, selain itu program Delima Minang juga berfungsi mempererat silaturahmi sesama masyarakat minang yang telah disibukan oleh aktivitas masing-masing yang berada di kota Bandung. Mengacu

14 5 pada hal-hal tersebut program acara Delima Minang selain sebagai hiburan juga untuk mensosialisasikan kembali, memelihara, mengembangkan dan melestarikan kesenian daerah melalui acara yang dikemas secara menarik sehingga lebih jauhnya mendorong masyarakat menjadikan acara Delima Minang sebagai media pembelajaran budaya Minang dengan berbagai sajian yang sudah diberikan oleh program Delima Minang tersebut audiens bisa memuaskan dalam mengetahu kebutuhan informasi kebudayaan dan perkembangan musik minang. Keberadaan program Delima Minang di radio Lita FM sebagai media komunikasi bagi masyarakat Minang yang berada di kota Bandung dan sekitarnya, serta masyarakat yang berasal dari etnis selain Minang untuk mengenal serta mempelajari budaya Minang itu sendiri. Program Delima Minang merupakan suatu kajian yang sangat menarik kalau dilihat dari efektivitas dari fungsi komunikasi massa, yang mana program Delima Minang berada di tanah Parahyangan tentunya memiliki budaya yang berbeda oleh karena itu dengan adanya program Delima Minang apakah audiens nya sudah merasa terpuaskan dari kognitif, afektif, intergratif personal, intergratif sosial, dan motif pelarian. Dengan demikian, bahwa program Delima Minang ini bertujuan untuk memberitahukan kepada pendengar mengenai kebudayaan dan lagu-lagu minang yang ada. Isinya selain menyampaikan sebuah fakta yang terjadi, program Delima Minang di radio Lita FM Bandung, juga memiliki indikasi yang mengarah pada adanya fungsi kebutuhan kognitif, kebutuhan afektif, kebutuhan integratif personal, kebutuhan integratif sosial, kebutuhan pelepasan ketegangan, dari suatu rubrik dalam radio. Oleh karena itu, penulis ingin mengetahui dalam

15 6 memenuhi kebutuhan pendengar. Dengan demikian penulis memfokuskan penelitian terhadap program siaran Delima Minang di radio Lita FM Bandung dalam memenuhi kebutuhan pendengar. 1.2 Rumusan Masalah Untuk dapat memberikan pembahasan masalah secara lebih mudah dan mengarah pada pokok bahasan yang akan penulis bahas dalam penelitian ini, maka dapat penulis mengemukakan rumusan masalah sebagai berikut : Bagaimana Motif Audiens dalam Mendengarkan Program Siaran Delima Minang di radio Lita FM Bandung? 1.3 Indetifikasi Masalah Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan diatas, maka penulis dapat mengidentifikasi masalah menjadi : 1. Bagaimana motif kognitif Audiens dalam mendengarkan siaran Delima Minang di radio Lita FM Bandung? 2. Bagaimana motif afektif Audiens dalam mendengarkan siaran Delima Minang di radio Lita FM Bandung? 3. Bagaimana motif integratif personal Audiens dalam mendengarkan siaran Delima Minang di radio Lita FM Bandung? 4. Bagaimana motif integratif sosial Audiens dalam mendengarkan siaran Delima Minang di radio Lita FM Bandung? 5. Bagaimana motif pelarian Audiens dalam mendengarkan siaran Delima Minang di radio Lita FM Bandung?

16 7 1.4 Tujuan Penelitian Selanjutnya yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui motif kognitif Audiens dalam mendengarkan siaran Delima Minang di radio Lita FM Bandung. 2. Untuk mengetahui motif afektif Audiens dalam mendengarkan siaran Delima Minang di radio Lita FM Bandung. 3. Untuk mengetahui motif integratif personal Audiens dalam mendengarkan siaran Delima Minang di radio Lita FM Bandung. 4. Untuk mengetahui motif integratif sosial Audiens dalam mendengarkan siaran Delima Minang di radio Lita FM Bandung. 5. Untuk mengetahui motif pelarian Audiens dalam mendengarkan siaran Delima Minang di radio Lita FM Bandung. 1.5 Kegunaan Penelitian Kegunaan Teoritis Penelitian diharapkan dapat memberikan masukan ilmu pengetahuan, terutama yang berhubungan disiplin ilmu komunikasi, khususnya mengenai sebuah program acara dalam kajian Ilmu Manajenen Komunikasi Kegunaan Praktis Penelitian iini mendapatkan pengetahuan yang sangat berguna sebagai salah satu perbandingan antara materi yang didapatkan di perkuliahan dengan penerapan pada perusahaan.

17 8 1.6 Alasan Pemilihan Masalah Dalam membuat tulisan ini penulis menilai ada beberapa alasan mendasar sehingga penulis memilih masalah ini. 1. Mengetahui motif audiens dalam mendengarkan siaran Delima Minang di radio Lita FM Bandung. 2. Delima Minang merupakan suatu acara siaran yang menyajikan informasi kebudayaan dan musik berasal dari Minang. Hal ini sebagai hiburan bagi para masyarakat Sumatra yang bisa memberikan kepada pengetahuan baru pada masyarakat minang. 3. Radio merupakan media massa yang memiliki keunggulan, seperti dapat melakukan komunikasi langsung dan akrab serta memiliki banyak siaran yang dapat menghibur, menginformasikan, mendidik, atau bahkan mempengaruhi secara halus agar khalayak maupun mengubah sikap, pendapat, dan tingkah laku sesuai dengan isi pesan yang terkandung dalam siaran. 1.7 Pembatasan Masalah Untuk mempermudah dalam pembahasan masalah dan menghindari salah pengertian dalam rumusan masalah yang diteliti, maka perlu dikemukakan pembatasan masalah sebagai berikut: 1. Penelitian ini dibatasi hanya pada program Delima Minang di radio Lita FM Bandung yang disiarkan dua kali dalam satu minggu, setiap hari Selasa dan Minggu dimulai dari pukul sampai 22.00

18 9 2. Responden yang diteliti dalam penelitian ini adalah Audiens radio Delima Minang dengan mendata penelepon dari bulan Agustus dampai dengan Oktober 2009 sebanyak 297 orang. 3. Hal yang diteliti dalam penelitian ini adalah bagaimana motivasi Audiens terhadap acara Delima Minang tersebut mengenai motif kognitif, motif afektif, motif intergratif personal, motif sosial, motif pelarian yang disiarkan di radio Lita FM Bandung. 5. Waktu penelitian yang dilakukan untuk penulisan skripsi ini dimulai pada bulan Juni 2009 sampai Juni Pengertian Istilah 1. Motivasi : suatu pendorong dari dalam untuk beraktivitas atau bergerak dan secara langsung yang secara langsung mengarah pada sasaran akhir. (Hasibuan, 2003 : 95) 2. Audiens : Audiens adalah sasaran komunikasi massa melalui radio siaran. (Effendy, 1983:123) 3. Acara : program atau rencana kegiatan (Prima, 2006: 11). 4. Radio : merupakan keseluruhan sistem gelombang suara yang dipancarkan dari suatu stasiun dan dapat diterima oleh pesawatpesawat penerima di rumah, mobil, kapal, dan sebagainya (Palapah, 1983: 107). 5. Delima Minang : merupakan program siaran radio yang membicarakan tentang kebudayaan dan lagu-lagu dari daerah padang

19 10 yang sering disebut dengan budaya minang dalam menghibur warga padang yang berdomisili di sekitar Bandung. 6. Lita FM : merupakan radio lokal Bandung untuk memberikan informasi pada masyarakat. 1.9 Kerangka Pemikiran Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner (Rakhmat, 2003:188), yakni: komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people). Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa (dalam Ardianto, 2007:3). Tujuan utama mempelajari komunikasi massa adalah untuk mengetahui bagaimana efek komunikasi terhadap seseorang, yaitu kondisi yang harus dipenuhi jika kita menginginkan agar suatu pesan membangkitkan tanggapan yang kita kehendaki. Media massa, khususnya siaran radio Delima Minang adalah salah satu hal yang tidak dapat dipisahkan sebagai jenis acara di media massa. Komunikasi massa, yang mana menurut Bittner (dalam Rakhmat, 2001: 188) komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (mass communication is messages communicated though a mass medium to a large number of people). Secara jelas, komunikasi massa akan membicara tentang pesan dalam penyebarannya menggunakan media elektronik dan cetak untuk disebarkan secara luas pada masyarakat luas, serta pesan tersebut tidak memandang batasan usia, daerah, dan klas sosisal. Definisi tersebut dapat

20 11 diketahui bahwa komunikasi itu harus menggunakan media massa. Jadi, sekalipun komunikasi disampaikan kepada khalayak yang banyak jika tidak menggunakan media massa itu bukan komunikasi massa. Media massa berkerja untuk menyampaikan informasi. Bagi khalayak, informasi itu dapat membentuk, mempertahankan atau mendefinisikan citra. Media massa mempengaruhi persepsi khalayak tentang apa yang dianggap penting. Media massa tidak menentukan what to think melainkan what to think about (Rakhmat, 2005:68) Salah satu sarana komunikasi massa yang digunakan sebagai penyampai informasi atau pesan yang ditujukan kepada sejumlah orang (massa) adalah radio. Radio sebagai salah satu media massa memiliki karakteristik cepat dalam menyampaikan pesan, luas jangkauannya dalam arti tidak mengenal medan, tidak terikat waktu, ringan dan dapat dibawa kemanapun, murah dan tidak memerlukan banyak konsentrasi karena radio hanya untuk didengarkan. Radio merupakan media komunikasi pertama yang mengandung suara disebarkan melalui gelombang pemancar dalam memberikan infomasi pada khalayak luas dan radio juga sering disebut sebagai the fifth estate disebabkan daya kekuatannya dalam mempengaruhi massa khalayak. Dengan istilah seperti itu radio adalah keseluruhan sistem gelombang suara yang dipancarkan dari sesuatu stasiun dan dapat diterima oleh pesawat penerima di rumah, di mobil, di kapal, dsb. (Plapah dan Syamsudin, 1983:107) Penelitian ini digunakan untuk mengetahui motif audiens dalam mendengarkan radio. Maka teori yang digunakan yaitu Uses and Gratification yang dikemukakan oleh Katz, Haas dan Gurevitch (dalam Effendy, 2003:294),

21 12 yang memusatkan perhatian pada penggunaan (uses) isi media untuk mendapatkan kepuasan (gratifications) atas pemenuhan kebutuhan seseorang. Dari sinilah timbul istilah Uses and Gratifications (penggunaan dan pemenuhan kebutuhan). Teori Uses and Gratifications dimulai di lingkungan sosial, dimana yang dilihat adalah kebutuhan khalayak. Kebutuhan individual dikategorisasikan sebagai berikut : kebutuhan kognitif, kebutuhan afektif, kebutuhan integratif personal, kebutuhan integratif sosial dan kebutuhan pelarian atau pelepasan ketegangan (Effendy, 2003:294). 2003:294) : Kebutuhan individual dikategorisasikan sebagai berikut (Effendy, 1. Cognitive needs (Kebutuhan Kognitif) Yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuan dan pemahaman mengenai lingkungan. Kebutuhan ini didasarkan pada hasrat untuk memahami dan menguasai lingkungan, juga memuaskan rasa penasaran dan dorongan untuk penyelidikan. 2. Affective needs (Kebutuhan Afektif) Yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan pengalamanpengalaman yang estetis, menyenangkan dan emosional. 3. Personal Intergrative needs (Kebutuhan pribadi secara integratif) Yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas, dan status individual. Hal-hal tersebut diperoleh dari hasrat akan harga diri. 4. Social integrative needs (kebutuhan sosial secara integratif) Yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan keluarga, teman, dan dunia. Hal-hal tersebut didasarkan pada hasrat untuk berafiliasi. 5. Escapist needs (kebutuhan Pelepasan) Yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan hasrat ingin melarikan diri dari kenyataan, kelepasan emosi, ketegangan da kebutuhan akan hiburan. Dalam perkembangan dunia broadcast saat ini, posisi media tidak hanya ditempatkan sebagai pihak yang mengubah sikap dan perilaku khalayak, tetapi bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak. Khalayak dianggap secara aktif dengan sengaja menggunakan media untuk memenuhi

22 13 kebutuhannya dan mempunyai tujuan. Sebagian besar perilaku khalayak akan dijelaskan melalui berbagai kebutuhan (needs) dan kepentingan individu (Ardianto dan Erdinaya, 2004:71). Menurut pencetus teori ini, Eelihu Katz, Jay G. Blumer dan Michael Gurevitch, teori Uses and Gratifications meneliti asal mula kebutuhan yakni : (1) sumber-sumber sosial dan psikologis dari (2) kebutuhan-kebutuhan yang melahirkan (3) harapan-harapan dari (4) media massa atau sumber-sumber lain, yang menyebabkan (5) perbedaan pola terpaan media (atau keterlibatan dalam kegiatan lain), dan menghasilkan (6) pemenuhan kebutuhan dan (7) kebutuhankebutuhan lain, bahkan seringkali akibat-akibat yang tidak dikehendaki (Rakhmat, 1996 : 65). Menurut Lin (abela_http:/ asumsi dari paradigma Uses and Gratifications adalah perilaku pengguna media dimotivasi oleh kebutuhan dan pemenuhan kebutuhan. Dengan dorongan ini, khalayak mampu untuk mengenali pemilihan isi dan pola mengakses dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Kekuatan dan kebutuhan, motif dan pengharapan akan mempengaruhi aktivitas penggunaan media. Uses and Gratifications bersandar pada tiga tujuan. Tujuan ini adalah : untuk menjelaskan bagaimana media massa digunakan oleh khalayak dalam memenuhi kebutuhannya, untuk memahami motif perilaku bermedia dan untuk mengidentifikasi fungsi atau konsekuensi dari kebutuhan, motif dan perilaku berkomunikasi Model Uses and Gratifications dari Katz, Haas dan Gurevitch ini dapat digambarkan hubungannya sebagai berikut :

23 14 Lingkungan social 1. Ciri-ciri demografis 2. Afiliasi kelompok 3. Ciri-ciri kepribadian Kebutuhan khalayak 1. Kebutuhan kognitif 2. Kebutuhan afektif 3. Kebutuhan integratif personal 4. Kebutuhan integratif sosial 5. Kebutuhan pelarian Sumber-sumber pemuasan kebutuhan nonmedia 1. Keluarga, teman 2. Komunikasi interpersonal 3. Mengisi waktu luang Penggunaan media massa 1. Jenis media 2. Isi media 3. Terpaan media 4. Konteks social Pemuasan media 1. Pengamata n lingkungan 2. Hiburan 3. Identitas personal 4. Hubungan sosial Motivasi Pendengar Gambar 1.1 Model Uses and Gratifications (dalam Effendy, 2003: 135) Penayangan berasal dari kata tayang yang artinya menyampaikan sesuatu. Tayangan di sini merupakan bentuk kata kerja untuk sebuah siaran audio visual. Agar suatu tayangan menjadi efektif tergantung pada intensitas pesan, isi pesan, dan daya tarik pesan (Wahyudi, 1984:19). Dalam menarik perhatian pemirsa, sebuah siaran yang ditayangkan haruslah bekualitas. Faktor-faktor yang mempengaruhi suatu tayangan itu efektif menurut Wahyudi tergantung kepada intensitas pesan, materi atau isi pesan, dan daya tarik tayangan itu sendiri. Program media massa tentu akan berpengaruh pada komunikasi massa. Media massa akan berfungsi untuk memperkokoh sikap dan pendapat yang ada atau fungsi media mengubah (Prasetyo Indarto, 2008 : 10). Media massa secara langsung bisa meenyebarkan nilai dan mempengaruhi Audiens dengan tujuan merubah sikap Audiens, artinya media massa memegang peranan penting untuk

24 15 merubah mainset berpikir Audiens secara langsung ketika Audiens menggunakan media massa. Pengaruh media massa sangat besar pada khalayak seperti yang dikatakan oleh Elvinaro, Lukiati, dan Karlinah (2007:53) menyatakan media massa akan mempengaruhi pada khalayak luas seperti efek kognitif, efek afektif, dan efek behavioral Operasional Variabel Variabel dalam penelitian ini hanya ada satu variabel yaitu Motif Audiens dalam Program Siaran Delima Minang di radio Lita FM Bandung sebagai berikut : Indikator I : Cognitive Needs ( Kebutuhan Kognitif ). Alat ukur : - Memperoleh informasi - Pengetahuan - Pemahaman Indikator II : Affective Needs ( Kebutuhan Affektif). Alat ukur : - Emosional - Estetis Indikator III : Personal integrative needs ( Kebutuhan integratif personal ) Alat ukur : - Kredibilitas - Rasa percaya diri - Stabilitas - Status individual Indikator IV : Social integrative needs ( Kebutuhan integratif sosial ) Alat ukur : - Mempererat hubungan dengan keluarga,

25 16 - Mempererat hubungan dengan teman Indikator V : Escapist needs ( Kebutuhan pelepasan ketegangan ) Alat ukur : - Pelarian - Pengalihan 1.11 Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Penggunaan metode penelitian deskriptif ini bertujuan untuk mempelajari secara mendalam bagaimana penilaian Audiens dalam Program Siaran Delima Minang di radio Lita FM Bandung. Menurut Issac dan Michael yang dikutip oleh Jalaludin Rakhmat dalam buku Metode Penelitian Komunikasi, metode deskriptif bertujuan untuk melakukan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat (Rakhmat;1991:22) Teknik Pengumpulan Data Untuk mendapatkan hasil dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, antara lain : 1. Angket Cara pengumpulan data melalui penyebaran angket kepada responden yaitu Audiens radio Program Siaran Delima Minang di radio Lita FM Bandung. Menurut Soehartono penyebaran angket adalah teknik pengumpulan data dengan menyerahkan atau menyebarkan daftar pertanyaan untuk diisi oleh responden. (Soehartono, 2002:65). Jawaban

26 17 responden diberi skor berjenjang dengan skala Likert. Adapun bobot penilaian untuk setiap pertanyaan pada kuesioner adalah sebagai berikut : 2. Wawancara Sangat Setuju (SS) : 5 Setuju (S) : 4 Ragu-ragu (R) : 3 Tidak Setuju (TS) : 2 Sangat Tidak Setuju (STS) : 1 Teknik pengumpulan data yang dilakukan untuk mendapatkan keterangan-keterangan dari orang-orang yang berkepentingan dan wewenang atau ada hubungannya dengan masalah penelitian untuk memperoleh data pendukung. Cara pengumpulan data yang dihimpun melalui serangkaian kegiatan tanya jawab secara lisan dengan pihak radio Program Siaran Delima Minang di radio Lita FM Bandung untuk mendapatkan informasi yang diperlukan. Menurut Sugiyono (2007:72) menyatakan wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, atau apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Kemudian peneliti melakukan waawncara dengan pihak Rita FM denan Andri, serta melakukan wawancara pada Zulkifli, Furqon, dan Yudi kepada responden pada tanggal 12 Agustus Studi Kepustakaan Studi kepustakaan yaitu mempelajari buku-buku, artikel guna memperoleh, pengertian, pendapat dan teori yang sehubungan dengan

27 18 masalah yang dibahas untuk memperjelas dan memperkuat data yang diperlukan selama penelitian. 4. Studi Internet Internet merupakan singkatan dari interconnected network adalah jaringan yang snagat besar, terdiri dari jaringan-jaringan yang lebih kecil yang berjumlah sangat banyak jaringan yang lebih kecil yang berjumlah sanagat banyak jaringan lebih kecil. Disini penulis menggunakan internet sebagai media untuk mencari informasi dan bahan-bahan berupa artikel yang ada hubungan dengan pembahasan penelitian Populasi dan Teknik Sampling Populasi Dalam setiap penelitian, populasi yang diteliti erat kaitannya dengan masalah yang dipelajari. Populasi adalah kumpulan dari obyek penelitian. (Rakhmat, 1989: 78). Populasi dalam penelitian ini adalah Audiens aktif atau penelpon yang meninggalkan identitas lengkap ke program Delima Minang di radio Lita FM dari bulan Agustus Oktober 2009 sebanyak 297 orang yang diambil melalui jalur telepon interaktif sebanyak 297 orang. Tabel 1.1 Jumlah Audiens yang menelpon ke program Delima Minang di Radio Lita FM dari bulan Agustus-Oktober 2009 NO Bulan Hari/Tanggal Telp Interaktif 1 Agustus Minggu / 5 Agustus 12 2 Selasa / 7 Agustus 13 3 Minggu / 12 Agustus 12 4 Selasa / 14 Agustus 11 5 Minggu / 19 Agustus 12 6 Selasa / 21 Agustus 8 7 Minggu / 26 Agustus 11

28 19 8 Selasa / 28 Agustus 12 9 September Minggu / 2 September Selasa / 4 September 9 11 Minggu / 9 September Selasa / 11 September Minggu / 16 September Selasa / 18 September 9 15 Minggu / 23 September Selasa / 25 September Minggu / 30 September Oktober Selasa / 2 Oktober Minggu / 7 Oktober Selasa / 9 Oktober Minggu / 14 Oktober Selasa / 16 Oktober Minggu / 21 Oktober 9 24 Selasa / 23 Oktober Minggu / 28 Oktober Selasa / 30 Oktober 11 Jumlah 297 Sumber : Radio Lita FM Bandung, 5 November 2009 Jadi total keseluruhan dari populasi yang sudah menelepon dari bulan Agustus sampai dengan oktober 2009 yaitu 297 orang Teknik Sampling Sampel adalah banyaknya jumlah populasi pemirsa yang dipilih sebagai sampel atau objek yang diteliti. Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah random sampling, yaitu pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak, dilakukan sampling ini apabila anggota populasinya tidak sejenis (heterogen) (Riduwan, 2007:58). Sampel di dapat dengan menggunakan Rumus Slovin untuk penarikan jumlah minimal sampel (Arikunto 2000:50). Umumnya sampling error maksimal adalah pada presisi 10% dengan tingkat kepercayaan 90 % maka berdasarkan rumus sederhana dengan tingkat kepercayaan 90%:

29 20 n = N = 297 = 74,811 = 75 Ne² + 1 (297) (0,1)²+1 Dimana: n = Jumlah sampel minimal N = Jumlah populasi e = taraf kekeliruan yang dapat ditolerir (standar kekeliruan 10%) Jadi sampel yang akan digunakan adalah sebanyak 75 responden dengan presisi 10% pada tingkat kepercayaan sebanyak 90%. Pada penelitian ini, proses yang dikerjakan oleh peneliti yaitu dengan melakukan random terhadap sejumlah responden. Namun, dari hasil pembagian angket tersebut responden dikatakan sebagai pendengar setia sebanyak 32 responden, sehingga peneliti memilih responden yang menjadi pendengar setia saja dalam penelitian ini dengan alasan responden sudah mengetahui/memperhatikan mendalam mengenai cara Delima Minang lebih lama dan sisanya tidak termasuk pada data penelitian Uji Validitas dan Reliabilitas Uji Validitas Validitas atau kesahihan merupakan tingkat kesesuaian antar suatu batasan konseptual yang diberikan dengan bantuan operasional yang telah dikembangkan. Validitas berkaitan dengan kesesuaian antar suatu konstruk atau indikator yang digunakan untuk mengukurnya. Validitas adalah menunjukkan kecermatan atau keabsahan dan kesesuaian alat ukur yang digunakan untuk mengukur dengan variabel, jadi validitas menyangkut dengan isi variabel dan kegunaan alat ukur. (Rakhmat, 2002:17)

30 21 Validitas menunjukkan ukuran yang benar-benar mengukur apa saja yang akan diukur. Sehingga semakin tinggi validitas suatu alat ukur, maka akan semakin mengenai pada sasarannya alat ukur tersebut atau semakin menunjukkan apa yang seharusnya diukur. Suatu penelitian dapat dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila penelitian tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur sesuai dengan makna dan tujuan diadakannya penelitian tersebut. Jika peneliti menggunakan kuesioner di dalam mengumpulkan data penelitian, maka pertanyaan-pertanyaan yang disusun pada kuesioner tersebut merupakan alat ukur yang harus dapat mengukur apa yang menjadi tujuan penelitian. Salah satu cara untuk menghitung validitas suatu alat tes adalah dengan melihat daya pembeda pertanyaan atau item. Daya pembeda item adalah metode yang paling tepat digunakan untuk setiap jenis tes. Daya pembeda item dalam penelitian ini dilakukan dengan cara korelasi item total. Korelasi item total adalah konsistensi antara skor item dengan skor secara keseluruhan yang dapat dilihat dari besarnya koefisien korelasi antara setiap item dengan skor keseluruhan. Karena skala pengukuran dari item adalah ordinal, maka digunakan koefisien korelasi Rank Spearman untuk menguji validitas masing-masing item, dengan rumus: rs = n 2 6 di i = 1, jika tidak terdapat angka kembar. n( n 1) X + Y X Y 2 d rs =, jika terdapat angka kembar.

31 22 3 n n = Tx 12 2 X 3 2 n n, Y = Ty 12 T x = 3 x t tx 12 T y t = 3 y t 12 y Untuk membantu perhitungan koefisien korelasi tersebut, penulis menggunakan software SPSS Bila koefisien korelasi untuk seluruh item telah dihitung maka perlu ditentukan angka terkecil yang dianggap cukup tinggi sebagai indikator adanya konsistensi antara skor item dan skor keseluruhan. Prinsip utama pemilihan item dengan melihat koefisien korelasi adalah mencari harga koefisien setinggi mungkin dan menyingkirkan setiap item yang mempunyai korelasi negatif (-) atau koefisien yang mendekati nol (0,00). Biasanya dalam pengembangan dan penyusunan skala-skala psikologi dan sosial, digunakan harga koefisien korelasi yang minimal sama dengan 0,30 (Saifuddin Azwar, 1997: 158) Uji Reliabilitas Untuk mengetahui ketepatan alat ukur yang digunakan adalah teknik belah dua (Split Half Procedure) dari Spearman Brown, yakni alat ukur yang terdiri dari berbagai pertanyaan dibagi-bagi ke dalam butir bernomor ganjil dan genap, sehingga sedapat mungkin belahan berisi item dalam jumlah yang sama banyaknya memiliki taraf kesukaran yang seimbang dan isi yang sebanding. Reliabilitas artinya memiliki sifat dapat dipercaya. Suatu alat ukur dikatakan memiliki reliabilitas apabila dipergunakan berkali-kali oleh peneliti yang sama atau oleh peneliti yang lain tetap memberikan hasil yang sama (Rakhmat, 2002 : 17). Dengan kata lain, reliabilitas menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama.

32 23 Disini peneliti akan menggunakan teknik belah dua. Adapun langkah yang perlu dilakukan ialah sebagai berikut : 1. Menyajikan alat pengukur kepada sejumlah responden, kemudian dihitung validitas itemnya. 2. Membagi item-item yang valid tersebut menjadi dua belahan. Untuk membelah alat pengukur menjadi dua dilakukan dengan cara : a. membagi item dengan cara acak (random), separuh masuk belahan pertama, yang separuh lagi masuk belahan kedua; b. membagi item berdasarkan nomor ganjil. Item yang bernomor ganjil dimasukkan dalam belahan pertama, sedangkan yang bernomor genap dikelompokkan dalam belahan kedua. 3. Skor untuk masing-masing item pada tiap belahan dijumlahkan. 4. Mengkorelasikan skor total belahan pertama dengan skor belahan kedua dengan menggunakan teknik korelasi product moment. 5. Karena angka korelasi yang diperoleh adalah angka korelasi dari alat pengukur yang dibelah, maka angka korelasi yang dihasilkan lebih rendah daripada angka korelasi yang diperoleh jika alat pengukur tersebut tidak dibelah seperti pada teknik pengukuran ulang. Untuk mencari reliabilitas untuk keseluruhan sampel ialah dengan mengoreksi angka korelasi yang diperoleh dengan memasukkannya ke dalam rumus : r.tot = 2(r.tt) 1+ r.tt Keterangan r.tot = angka reliabilitas keseluruhan komponen r.tt = angka belahan pertama dan belahan kedua Untuk mendapatkan reliabilitas instrumen, maka dilakukan uji coba instrumen terhadap beberapa orang non responden yang dianggap memiliki karakteristik sama dengan responden. Dengan demikian reliabilitas akan teruji, bila telah sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai serta relevan dengan penelitian, angket baru diteruskan pada responden yang sesungguhnya.

33 Organisasi Karangan Sistematika penulisan dalam penyusunan skripsi ini dibagi menjadi lima bab. Adapun setiap bab ini dapat dijelaskan sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini gambaran umum mengenai skripsi antara lain; latar belakang masalah, rumusan masalah, identifikasi masalah, tujuan penelitian, alasan pemilihan masalah, kegunaan penelitian yang meliputi kegunaan teoritis, kegunaan praktis, pembatasan masalah dan pengertian istilah, kerangka pemikiran, metode dan teknik pengumpulan data, operasional variabel, populasi dan sampel, dan organisasi karangan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Mengemukakan pembahasan teoritis sebagai dasar penelitian yang dilakukan, berisi teori-teori yang relevan dengan judul yaitu tentang Motif Audiens dalam Mendengarkan Program Siaran Delima Minang di radio Lita FM Bandung. BAB III : TINJAUAN DAN OBJEK PENELITIAN Mengemukakan tentang sejarah Lita FM Bandung, struktur organisasi, dan program-program Radio Lita FM Bandung. BAB IV : ANALISIS DATA PENELITIAN Menganalisis data yang telah didapatkan, yaitu analisa data penelitian dan hasil angket. BAB V : PENUTUP

34 2.1 Tinjauan Umum Komunikasi Pengertian Komunikasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Manusia sebagai makhluk sosial selalu melakukan hubungan dengan sesamanya demi memenuhi kebutuhan hidupnya.hubungan tersebut dapat terjadi bila dengan komunikasi.sehubungan dengan itu, komunikasi sangat penting artinya dalam kehidupan manusia. Arti penting komunikasi akan dirasakan apabila manusia mengetahui apa sebenarnya komunikasi dan bagaimana proses penyampaiannya, sehingga berlangsung secara efektif. Pengertian komunikasi dapat dilihat dari asal katanya, seperti yang dikemukakan oleh Wilbur Schramm yang dikutip oleh Onong U.E, yaitu: Kata komunikasi berasal dari perkataan communication, dan perkataan ini berasal dari bahasa latin Communis yang artinya sama, dalam arti kata sama makna mengenai suatu hal. Jadi komunikasi berlangsung antara orang-orang yang terlibat terdapat kesamaan makna mengenai suatu hal yang dikomunikasikan secara jelas (Effendi, 1993:30). Berdasarkan kedua pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, atau perasaan-perasaan yang telah dikemas menjadi pesan dalam bentuk lambang-lambang yang bermakna sama bagi kedua belah pihak sehingga komunikasi berlangsung dalam hubungan yang komunikatif.sebagai seorang komunikator ketika kita melakukan komunikasi dengan seseorang pastinya kita ingin mendapatkan reaksi yang positif sesuai dengan yang kita harapkan.kita ingin mengetahui serta meramamalkan bagaimana efek suatu pesan yang kita komunikasikan kepada seseorang atau komunikan. 25

35 26 Dalam menyampaikan pesan, komunikator harus bisa memahami isi dari pesan yang akan disampaikan kepada komunikan. Siahaan mengungkapkan beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam menyampiakan pesan, yaitu: a. Pesan itu harus cukup jelas, bahasa yang dipahami, tidak berbelit-belit tanpa denotasi menyimoang dan tuntas. b. Pesan itu mengandung kebenaran yang sudah teruji (correct). Jadi pesan itu harus berdasarkan fakta, tidak mengada-ada, tidak diragukan. c. Pesan itu ringkas (concice). Ringkas dan padat serta disusun dengan kalimat pendek, to the point tanpa mengurangi arti sesungguhnya. d. Pesan itu mencakup keseluruhan (comprehensive). Ruang lingkup pesan mencakup bagian-bagian yang penting dan yang patut diketahui komunikator. e. Pesan itu nyata (concrete). Dapat dipertanggung jawabkan berdasarkan fakta dan data, tidak sekedar isu dan kabar angin. f. Pesan itu lengkap dan disusun secara sistematis. g. Pesan itu menarik dan meyakinkan. Menarik karena bertautan dengan dirinya sendiri. Menarik dan meyakinkan karena logis. h. Pesan itu disampaikan dengan sopan (courtesy). Harus diperhitungkan kadar kepribadian, kebiasaan, pola hidup dan nilai komunikasi. Nilai etis sangat menentukan sekali bagaimana orang bisa terbuka. i. Nilai pesan itu sangat mantap (consistent) artinya tidak mengandung pertentangan antara bagian yang satu dengan bagian yang lain. Konsistensi ini sangat perlu untuk meyakinkan komunikan akan kebenaran pesan yang disampaikan.(siahaan, 1991:73) Secara jelas dapat dilihat bahwa dalam proses komunikasi antara kedua belah pihak terjadi hubungan timbal balik, masing-masing berupaya mengadakan penyesuaian dalam berbagai hal sehingga terbina hubungan yang serasi antara keduanya. Atau dengan kata lain, pesan yang disampaikan sesuai dengan harapan dan tujuan komunikator Proses Komunikasi Pada hakikatnya proses komunikasi merupakan proses penyampaian pikiran dan persaan seseorang kepada orang lain. Dan secara umum, unsur-unsur yang terlibat dalam proses komunikasi terangkum dalam paradigma yang

36 27 diumgkapkan oleh Harold D Lasswell, yaitu: who, say what, in which channel, to whom, with what effect. Dalam paradigma Lasswell tersebut terdapat lima unsur pokok yang terlibat dalam proses komunikasi, yaitu: a. Siapa (komunikator, pengirim, sumber) b. Mengatakan apa (pesan) c. Dalam saluran apa (medium atau media) d. Kepada siapa (komunikan, penerima) e. Dengan akibat apa (tanggapan, umpan balik) (Effendi, 1993:253) Berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, maka dapat diartikan bahwa proses komunikasi merupakan proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Namun secara kontemporer, unsur-unsur yang terlibat dalam proses komunikasi tersebut telah mengalami perkembangan menjadi sembilan unsur pokok, yaitu: a. Sender: Komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang. b. Encoding: Penyandian, yakni proses pengalihan pikiran kedalam bentuk lambang. c. Message: Pesan yang merupakan seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator. d. Media: Saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada komunikan. e. Decoding: Pengawasandian, yaitu proses di mana komunikasi menetapkan makna pada lambang yang disampaikan oleh komuniaktor kepadanya. f. Receiver: Komunikan yang menerima pesan dari komunikator. g. Response: Tanggapan, seperangkat reaksi pada komunikan setelah diterpa pesan. h. Feedback: Umpan balik, yakni tanggapan komunikan apabila tersampaikan atau disampaikan kepada komunikator. i. Noise: Gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda dengan pesan yang disampaikan oleh komunikator kepadanya. (Effendy, 2009:18-19)

37 28 Salah satu tugas komunikator adalah untuk menyampaikan pesannya kepada komunikan. Komunikator harus ahli dalam melakukan penyandian pesan, juga harus mempertimbangkan media apa yang cocok untuk digunakan. Seseorang komunikator juga harus mempertimbangkan gangguan yang dapat mengganggu berjalannya komunikasi dengan baik, karena gangguan-gangguan yang timbul dapat mengubah tujuan komunikasi dari yang semula diharapkan oleh komunikator. 2.2 Tinjauan Mengenai Komunikasi Massa Pengertian Komunikasi Massa Komunikasi merupakan suatu peristiwa sosial yang terjadi ketika manusia berinteraksi dengan manusia lainnya. Komunikasi antar manusia merupakan hal yang paling penting karena tidak ada manusia yang dapat hidup sendiri, ia harus berinteraksi dengan manusia lain demi kelangsungan hidupnya, juga demi kelangsungan hidup keturunannya. Agar seseorang dapat berinteraksi dengan orang lain maka diperlukan suatu lambang yang mempunyai arti sehingga orang tersebut dapat menyampaikan ide atau gagasan kepada orang lain. Lambang yang mempunyai arti itu biasa disebut bahasa. Dalam penyampaian lambang-lambang tersebut dikatakan sebagai bentuk proses komunikasi yang dilakukan oleh komunikator untuk merubah persepsi dan tingkah laku komunikan. Hal ini diungkapkan oleh Hovland dalam definisinya mengenai proses komunikasi yaitu Suatu proses di mana seseorang menyampaikan lambang-lambang dalam bentuk kata-kata dengan maksud untuk mengubah tingkah laku orang lain. (Subroto, 1995:11).

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS II.1. Teori Uses and Gratification Salah satu dari teori komunikasi massa yang populer dan sering digunakan sebagai kerangka teori dalam mengkaji realitas komunikasi massa adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat evaluatif dimana riset penelitian ini mengkaji efektivitas atau keberhasilan suatu program. 23 Peneliti ingin mengetahui sejauh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era globalisasi saat ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era globalisasi saat ini BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era globalisasi saat ini sangat cepat. Perkembangan tersebut berpengaruh pada kehidupan masyarakat termasuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan penedekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif ini, untuk melihat suatu gambaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia pada masing-masing era, yaitu era kesukuan (tribal), tulisan

BAB I PENDAHULUAN. manusia pada masing-masing era, yaitu era kesukuan (tribal), tulisan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehadiran teknologi tak pelak memberikan pengaruh sangat besar dalam kehidupan manusia. Manusia menggunakan teknologi hampir dalam setiap gerak kehidupannya.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. nikah, peneliti menggunakan tipe penelitian eksplanatori dengan metode

METODE PENELITIAN. nikah, peneliti menggunakan tipe penelitian eksplanatori dengan metode 50 III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Pada penelitian hubungan virginitas dengan intensitas melakukan seks pra nikah, peneliti menggunakan tipe penelitian eksplanatori dengan metode kuantitatif.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal.

BAB I PENDAHULUAN. dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal. BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode berasal dari kata Yunani methodos yang merupakan sambungan kata depan meta (secara harfiah berarti menuju, melalui, mengikuti sesudah) dan kata benda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi adalah hal yang mendasar yang diperlukan manusia dalam hidupnya. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu membutuhkan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 40 METODOLOGI PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian dirancang sebagai penelitian survei yang bersifat deskriptif korelasional. Singarimbun dan Effendi (2006) mengatakan, desain penelitian survei adalah

Lebih terperinci

MOTIF DAN KEPUASAN AUDIENCE TERHADAP PROGRAM ACARA SEKILAS BERITA DI BANTUL RADIO 89.1 FM YOGYKARTA YUNIATI PATTY / YOHANES WIDODO

MOTIF DAN KEPUASAN AUDIENCE TERHADAP PROGRAM ACARA SEKILAS BERITA DI BANTUL RADIO 89.1 FM YOGYKARTA YUNIATI PATTY / YOHANES WIDODO MOTIF DAN KEPUASAN AUDIENCE TERHADAP PROGRAM ACARA SEKILAS BERITA DI BANTUL RADIO 89.1 FM YOGYKARTA YUNIATI PATTY / YOHANES WIDODO PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian didesain sebagai suatu penelitian deskriptif korelasional. Singarimbun dan Effendi (2006) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif dimaksudkan untuk pengukuran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Komunikasi Massa 2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa Hakikat komunikasi adalah proses penyampaian pernyataan antar manusia, yang dinyatakan itu adalah pikiran atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang terletak di Jl. DR. Setiabudhi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Definisi Komunikasi Ada banyak definisi tentang komunikasi yang diungkapkan oleh para ahli dan praktisi komunikasi. Akan tetapi, jika dilihat dari asal katanya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Begitu banyak kebutuhan manusia yang secara tidak langsung media turut serta untuk memenuhinya. Secara umum, kebutuhan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Begitu banyak kebutuhan manusia yang secara tidak langsung media turut serta untuk memenuhinya. Secara umum, kebutuhan manusia BAB I PENDAHULUAN I.1. LatarBelakang Penelitian ini berfokus pada motif pendengar di Surabaya dalam mendengarkan program dari colors radio 87,7 FM Casual and Fun. Motif merupakan penggerak untuk melakukan

Lebih terperinci

Ainul Sunusi. Program Studi Ilmu Komunikasi, FISIP Universitas Tadulako. Jln. Soekarno Hatta Km 9 Kota Palu, Sulawesi Tengah

Ainul Sunusi. Program Studi Ilmu Komunikasi, FISIP Universitas Tadulako. Jln. Soekarno Hatta Km 9 Kota Palu, Sulawesi Tengah EFEKTIVITAS PROGRAM ACARA PERTANIAN PADA RADIO CITRA PERTANIAN DALAM MENINGKATKAN INFORMASI DAN PENGETAHUAN PERTANIAN PADA PETANI DI DESA SIDERA SIGI BIROMARU Ainul Sunusi Program Studi Ilmu Komunikasi,

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh

BAB II URAIAN TEORITIS. Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh BAB II URAIAN TEORITIS II.1 Komunikasi Massa Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner, yakni komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi lain, yaitu Gerbner. Menurut Gerbner (1967) Mass communication is

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi lain, yaitu Gerbner. Menurut Gerbner (1967) Mass communication is BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner (rakhmat,2003:188), yakni: komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era informasi sekarang ini, masyarakat sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era informasi sekarang ini, masyarakat sangat membutuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era informasi sekarang ini, masyarakat sangat membutuhkan sumber informasi yang disajikan oleh media. Masyarakat menjadikan media sebagai subjek pembicaraan di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Arikunto (2010: 118), objek penelitian adalah variabel penelitian, yaitu sesuatu yang merupakan inti dari problematika penelitian. Objek dari penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Tingkat kesukaan atau afektif merupakan salah satu komponen proses komunikasi massa yaitu efek. Efek adalah hasil yang dicapai dari usaha penyampaian pernyataan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan penelitian deskriptif adalah melukiskan secara fakta atau

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan penelitian deskriptif adalah melukiskan secara fakta atau BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif. Isaac dan Michael menjelaskan penelitian deskriptif adalah melukiskan secara fakta atau karakteristik

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian didesain sebagai penelitian survei yang bersifat deskriptif korelasional. Menurut Singarimbun dan Effendi (2006) desain penelitian survei adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaannya, media mengalami kemajuan pula melalui alat komunikasi yang

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaannya, media mengalami kemajuan pula melalui alat komunikasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan berkembangnya masyarakat beserta peradaban dan kebudayaannya, media mengalami kemajuan pula melalui alat komunikasi yang dipergunakannya. Semua digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. 1 Rancangan Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian korelasional. Menurut Suharsimi Arikunto (2005) penelitian korelasional merupakan penelitian yang dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan, keinginan, atau motif tertentu yang dirasakan oleh khalayak

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan, keinginan, atau motif tertentu yang dirasakan oleh khalayak BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Uses and Gratification merupakan salah satu pendekatan yang menekankan pada penggunaan media bergantung pada kepuasan, kebutuhan, keinginan, atau motif tertentu

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Desain Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Desain Penelitian Populasi dan Sampel 31 METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Lokasi penelitian di RW 08 Kelurahan Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Lokasi ini dipilih secara purposif (sengaja). Adapun pertimbangan memilih

Lebih terperinci

MOTIF PENDENGAR AKTIF PROGRAM ACARA ONO OPO REK DI 93,3 RADIO EL VICTOR FM SURABAYA

MOTIF PENDENGAR AKTIF PROGRAM ACARA ONO OPO REK DI 93,3 RADIO EL VICTOR FM SURABAYA MOTIF PENDENGAR AKTIF PROGRAM ACARA ONO OPO REK DI 93,3 RADIO EL VICTOR FM SURABAYA (Studi Deskriptif Tentang Motif Pendengar Aktif Acara Ono Opo Rek Di 93,3 Radio el Victor FM Surabaya) S K R I P S I

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Promosi merupakan salah satu faktor penentu dalam keberhasilan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Promosi merupakan salah satu faktor penentu dalam keberhasilan suatu 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Promosi merupakan salah satu faktor penentu dalam keberhasilan suatu program pemasaran, karena promosi pada hakikatnya adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Secara umum, metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan

BAB III METODE PENELITIAN. Secara umum, metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Secara umum, metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,2009:2).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini menguraikan yang menyangkut kegiatan operasional penelitian dari karakteristik subyek, desain penelitian, variabel penelitian, instrumen penelitian dan teknik pengolahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat dubutuhkan oleh. masyarakat. Kebutuhannya itu dapat terpenuhi bila mengkonsumsi produk

BAB I PENDAHULUAN. dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat dubutuhkan oleh. masyarakat. Kebutuhannya itu dapat terpenuhi bila mengkonsumsi produk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi sekarang ini, arus informasi yang aktual, akurat dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat dubutuhkan oleh masyarakat. Kebutuhannya itu dapat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian dan Metode Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian dan Metode Penelitian 46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian dan Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan mempergunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua

Lebih terperinci

BAB III. Objek dan Metode Penelitian

BAB III. Objek dan Metode Penelitian 46 BAB III Objek dan Metode Penelitian 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan proses yang mendasari pemilihan, pengolahan, dan penafsiran semua data dan keterangan yang berkaitan dengan apa yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Metode deskriptif bertujuan melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Komunikasi adalah hal terpenting dalam kehidupan manusia. Sebagai makhluk sosial, komunikasi sudah menjadi kebutuhan sehari-hari yang harus

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 37 BAB 3 METODE PENELITIAN Bab ini akan memberikan penjelasan tentang jenis penelitian, pendekatan penelitian, teknik pengumpulan data, populasi, sampel, dan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas komunikasi karena komunikasi merupakan bagian penting dari sistem dan tatanan kehidupan sosial manusia

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Pengamatan dilakukan terhadap karyawan di Daerah Operasional II PT.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Pengamatan dilakukan terhadap karyawan di Daerah Operasional II PT. BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Pengamatan dilakukan terhadap karyawan di Daerah Operasional II PT. Kereta Api (Persero) Daop II Bandung Adapun Variabel-variabel yang akan diteliti

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kombinasi ( mixed

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kombinasi ( mixed III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kombinasi ( mixed methods). Metode penelitian kombinasi adalah metode penelitian yang menggabungkan antara metode

Lebih terperinci

MODUL EMPAT KOMUNIKASI MASSA DAN OPINI PUBLIK

MODUL EMPAT KOMUNIKASI MASSA DAN OPINI PUBLIK MODUL EMPAT KOMUNIKASI MASSA DAN OPINI PUBLIK Komunikasi didefinisikan sebagai suatu proses, misalnya seorang komunikator menyampaikan pesan berupa lambang-lambang yang mengandung arti, lewat saluran tertentu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Variabel Tergantung : Minat Belajar. 2. Variabel Bebas : Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Guru

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Variabel Tergantung : Minat Belajar. 2. Variabel Bebas : Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Guru BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian 1. Variabel Penelitian Untuk menguji hipotesis penelitian, akan dilakukan pengidentifikasian variabel-variabel yang diambil dalam

Lebih terperinci

PERANAN SURAT KABAR DALAM MENUMBUHKAN MINAT BACA REMAJA DI KECAMATAN SINGKIL KOTA MANADO

PERANAN SURAT KABAR DALAM MENUMBUHKAN MINAT BACA REMAJA DI KECAMATAN SINGKIL KOTA MANADO PERANAN SURAT KABAR DALAM MENUMBUHKAN MINAT BACA REMAJA DI KECAMATAN SINGKIL KOTA MANADO Oleh Kristevel Mokoagow e-mail: kristevelmokoagow@yahoo.co.id Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam penelitian status

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam penelitian status 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan Cross Sectional yaitu hanya

BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan Cross Sectional yaitu hanya BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan Cross Sectional yaitu hanya meneliti pada waktu tertentu. Data-data yang diteliti dan diolah merupakan data temuan di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitiatu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan bukti-bukti atau karya-karya hasil belajar siswa meliputi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan bukti-bukti atau karya-karya hasil belajar siswa meliputi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda maka dibuat definisi operasional sebagai berikut: 1. Asesmen portofolio Asesmen portofolio adalah penilaian

Lebih terperinci

Modul Perkuliahan XI Komunikasi Massa

Modul Perkuliahan XI Komunikasi Massa Modul ke: 11 Modul Perkuliahan XI Komunikasi Massa Teori Penggunaan dan Gratifikasi dan Teori Pencarian Informasi Fakultas ILMU KOMUNIKASI Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm., Ph.D Program Studi Broadcasting

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian Asosiatif. Tipe penelitian Asosiatif adalah tipe penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan kebutuhan dasar manusia. Sejak lahir dan selama proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan komunikasi. Tindakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dunia bisnis menciptakan suatu peluang dan tantangan bagi

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dunia bisnis menciptakan suatu peluang dan tantangan bagi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini dunia bisnis menciptakan suatu peluang dan tantangan bagi perusahaan. Di era ini perusahaan dapat memperluas pasar produk dan dapat menimbulkan

Lebih terperinci

Bab 3 METODE PENELITIAN

Bab 3 METODE PENELITIAN Bab 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan dan Metodologi Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif. Dengan metode kuantitatif ini diharapkan dapat memberikan penjelasan mengenai perilaku

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian, Subjek Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di SMA Negeri 6 Bandung, yang beralamat di Jalan Pasirkaliki No.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Pendekatan Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan yang memungkinkan dilakukan pencatatan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif (quantitative research) dengan desain survei deskriptif korelasional. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengumpulkan, mengorganisir, menganalisa, serta menginterpretasikan data. Hal

BAB III METODE PENELITIAN. mengumpulkan, mengorganisir, menganalisa, serta menginterpretasikan data. Hal BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan suatu cara atau langkah dalam mengumpulkan, mengorganisir, menganalisa, serta menginterpretasikan data. Hal tersebut sejalan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Isaac dan Michael menjelaskan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Isaac dan Michael menjelaskan penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang model adopsi internet oleh guru SMA Negeri. Karena itu, tipe penelitian ini termasuk pada penelitian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Televisi adalah gambar yang paling kompleks pada media ruparungu dwimantra

I. PENDAHULUAN. Televisi adalah gambar yang paling kompleks pada media ruparungu dwimantra I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Televisi adalah gambar yang paling kompleks pada media ruparungu dwimantra dinamis (moving audiovisual media). Beberapa hasil pengamatan sayamenunjukan bahwa rata

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan rancangan penelitian yang dianggap relevan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan rancangan penelitian yang dianggap relevan 27 BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan rancangan penelitian yang dianggap relevan dengan permasalahan yang diteliti, untuk menjelaskan hubungan antara minat mahasiswa dalam membaca buku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipertunjukan di gedung-gedung bioskop. (Effendy, 1998:50-61)

BAB I PENDAHULUAN. dipertunjukan di gedung-gedung bioskop. (Effendy, 1998:50-61) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Komunikasi massa menurut Onong Uchjana Effendy adalah komunikasi melalui media massa modern yang meliputi surat kabar yang mempunyai sirkulasi yang luas, siaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Radio merupakan media auditif yang hanya bisa didengar, tetapi murah,

BAB I PENDAHULUAN. Radio merupakan media auditif yang hanya bisa didengar, tetapi murah, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Radio merupakan media auditif yang hanya bisa didengar, tetapi murah, merakyat dan bisa dibawa atau didengarkan di mana mana. Radio memiliki kekuatan terbesar

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. atas 2 varabel yaitu: variabel Sistem Informasi Manajemen (SIM) berbasis

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. atas 2 varabel yaitu: variabel Sistem Informasi Manajemen (SIM) berbasis BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitian ini dilihat dari variabel-variabel yang diteliti dan terdiri atas varabel yaitu: variabel Sistem Informasi Manajemen (SIM) berbasis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era persaingan baik secara nasional maupun

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era persaingan baik secara nasional maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menghadapi era persaingan baik secara nasional maupun internasional yang semakin ketat, pihak pesaing akan selalu berusaha dengan sekuat tenaga untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari televisi, buku, surat kabar, maupun jaringan internet. Semua informasi

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari televisi, buku, surat kabar, maupun jaringan internet. Semua informasi BAB I PENDAHULUAN I.A. LATAR BELAKANG Dalam kehidupan manusia pasti tak bisa terhindarkan dari media massa, mulai dari televisi, buku, surat kabar, maupun jaringan internet. Semua informasi yang dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1. Radio dan Produksi Radio Untuk dapat memperoleh hasil yang baik dalam proses perancangan produksi berita ini maka dibutuhkanlah sebuah kajian teoritis. Pada stasiun radio, perencanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Radio merupakan salah satu media informasi sebagai unsur dari proses

BAB I PENDAHULUAN. Radio merupakan salah satu media informasi sebagai unsur dari proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Radio merupakan salah satu media informasi sebagai unsur dari proses komunikasi, dalam hal ini sebagai media massa. Radio mempunyai sifat khas yang menjadi

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

BAB II PENDEKATAN TEORITIS 3 BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Komunikasi Massa Menurut McQuail (1987) pengertian komunikasi massa terutama dipengaruhi oleh kemampuan media massa untuk membuat produksi massal

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kuantitatif, melalui penyebaran kuesioner (angket) kepada responden. Teknik penggunaan angket adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. makhluk hidup yang lainnya, manusia dalam usahanya memenuhi kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. makhluk hidup yang lainnya, manusia dalam usahanya memenuhi kebutuhan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dunia ini semua makhluk hidup pasti akan selalu berusaha memenuhi semua kebutuhan hidupnya, tak terkecuali manusia. Akan tetapi berbeda dengan makhluk hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan berkembangnya teknologi komunikasi yang begitu cepat menyebabkan masyarakat memiliki kemudahan dalam mengakses informasi yang diinginkan, tanpa batasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang akan menjadi tempat peneliti melakukan penelitian yaitu di SMK 45 (Jalan Barulaksana No 186 Jayagiri Kab. Bandung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian dalam penelitian ini adalah tipe penelitian yang bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian dalam penelitian ini adalah tipe penelitian yang bersifat BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian dalam penelitian ini adalah tipe penelitian yang bersifat descriptive research. Descriptive Research bertujuan menguji hipotesis penelitian

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini didesain sebagai penelitian survey yang bersifat deskriptif korelasional yaitu untuk mengetahui hubungan yang terjadi dari peubah-peubah yang diteliti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui apakah peran manajer atau pimpinan secara keseluruhan dapat

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui apakah peran manajer atau pimpinan secara keseluruhan dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kedisiplinan merupakan suatu hal yang menjadi tolak ukur untuk mengetahui apakah peran manajer atau pimpinan secara keseluruhan dapat dilaksanakan dengan baik

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel Komitmen

BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel Komitmen BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN 1.1. Objek Penelitian Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel Komitmen Organisasi sebagai variabel bebas (X), dan variable Prestasi Kerja

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang menekankan analisisnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain semakin meningkat. Dengan meningkatnya tingkat mobilitas ini, maka

BAB I PENDAHULUAN. lain semakin meningkat. Dengan meningkatnya tingkat mobilitas ini, maka BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Dewasa ini, tingkat mobilitas manusia dari suatu tempat ke tempat yang lain semakin meningkat. Dengan meningkatnya tingkat mobilitas ini, maka kebutuhan akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel Penelitian : Komitmen Organisasi B. Definisi Operasional Variabel Penelitian Komitmen organisasi adalah keinginan yang kuat untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin cepat di era globalisasi ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin cepat di era globalisasi ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang semakin cepat di era globalisasi ini khususnya di bidang komunikasi dan informasi, membuat semakin cepat akses informasi yang bisa di peroleh

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian survey dengan pendekatan yang bersifat kuantitatif, yaitu penelitian untuk mengkaji populasi untuk menemukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan penjualan pribadi Terhadap Keputusan Menjadi Nasabah Di Bank

BAB III METODE PENELITIAN. dan penjualan pribadi Terhadap Keputusan Menjadi Nasabah Di Bank 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu Penelitian Waktu penelitian pengaruh periklanan, promosi penjualan, publisitas dan penjualan pribadi Terhadap Keputusan Menjadi Nasabah Di Bank Muamalat Cabang Palangka

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. atau menjelaskan hubungan, perbedaan, atau pengaruh satu variabel dengan

III.METODE PENELITIAN. atau menjelaskan hubungan, perbedaan, atau pengaruh satu variabel dengan III.METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian ini adalah kuantitatif dengan format eksplanasi. Format eksplanasi dimaksudkan untuk menjelaskan suatu generalisasi sampel terhadap populasinya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Umar (1997) menjelaskan, bahwa rancangan penelitian dalam penelitian sosial umumnya terbagi atas tiga bentuk yakni penelitian eksploratif (explorative research),

Lebih terperinci

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu Penelitian METODOLOGI Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan teknik survei dalam bentuk penelitian deskriptif korelasional. Penelitian ini berusaha menggambarkan karakteristik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Metode Penelitian Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang bekerja dengan angka, yang datanya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Konsumen sangat penting peranannya dalam konsep pemasaran, karena itu

BAB 1 PENDAHULUAN. Konsumen sangat penting peranannya dalam konsep pemasaran, karena itu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Konsumen sangat penting peranannya dalam konsep pemasaran, karena itu perusahaan dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan konsumen. Taktik dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pengamatan dilakukan terhadap karyawan PT. Inhutani I Kantor Direksi Jakarta. Jenis penelitian yang digunakan adalah asosiatif. Dengan penelitian asosiatif

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diketahui pernyataan responden terhadap implementasi kebijakan tentang sistem

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diketahui pernyataan responden terhadap implementasi kebijakan tentang sistem BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan kuesioner yang disebarkan kepada responden, maka dapat diketahui pernyataan responden terhadap implementasi kebijakan tentang sistem KKP terhadap kualitas

Lebih terperinci

Hubungan Terpaan Acara Hariring di TVRI Jawa Barat dengan Sikap Masyarakat Jawa Barat terhadap Kesenian Sunda

Hubungan Terpaan Acara Hariring di TVRI Jawa Barat dengan Sikap Masyarakat Jawa Barat terhadap Kesenian Sunda Hubungan Terpaan Acara Hariring di TVRI Jawa Barat dengan Sikap Masyarakat Jawa Barat terhadap Kesenian Sunda Erlyna Dewi 1, Agus Setiaman 2, Ilham Gemiharto 3 Jurusan Manajemen Komunikasi Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

2.1 Strategi Komunikasi Pemasaran

2.1 Strategi Komunikasi Pemasaran BAB II KERANGKA KONSEP DAN TEORI Teori adalah sebuah sistem konsep abstrak yang mengindikasikan adanya hubungan diantara konsep konsep yang membantu kita memahami sebuah fenomena. Suatu teori adalah suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi berbagai kebutuhan di setiap aspek kehidupan. Berkembangnya sebuah masyarakat juga berasal dari komunikasi baik yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi berbagai kebutuhan di setiap aspek kehidupan. Berkembangnya sebuah masyarakat juga berasal dari komunikasi baik yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi menjadi komponen penting dalam kehidupan bermasyarakat untuk memenuhi berbagai kebutuhan di setiap aspek kehidupan. Berkembangnya sebuah masyarakat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metodologi penelitian dalam suatu penelitian sangat penting, sebab

BAB III METODE PENELITIAN. Metodologi penelitian dalam suatu penelitian sangat penting, sebab 60 BAB III METODE PENELITIAN Metodologi penelitian dalam suatu penelitian sangat penting, sebab dengan menggunakan metode yang tepat maka akan mendapat hasil yang tepat pula. Artinya apabila seseorang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Pada hakekatnya penelitian merupakan wadah untuk mencari kebenaran atau untuk memberikan kebenaran. Usaha untuk mengejar kebenaran dilakukan oleh para

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN Bab III membahas mengenai lokasi, populasi, sampel, desain penelitian, metode penelitian, variabel penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Yang Digunakan Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Nasir (1999:64), menjelaskan bahwa metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

Lebih terperinci

PENGARUH PRESENTER TAYANGAN TALK SHOW HITAM PUTIH DITRANS 7 TERHADAP MINAT MENONTON (STUDI TERHADAP SISWA-SISWI SMA ADVENT JAKARTA PUSAT) SKRIPSI

PENGARUH PRESENTER TAYANGAN TALK SHOW HITAM PUTIH DITRANS 7 TERHADAP MINAT MENONTON (STUDI TERHADAP SISWA-SISWI SMA ADVENT JAKARTA PUSAT) SKRIPSI PENGARUH PRESENTER TAYANGAN TALK SHOW HITAM PUTIH DITRANS 7 TERHADAP MINAT MENONTON (STUDI TERHADAP SISWA-SISWI SMA ADVENT JAKARTA PUSAT) SKRIPSI Oleh Ika Windarti 1100056041 DISUSUN OLEH : UNIVERSITAS

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penentuan Lokasi Penelitian

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penentuan Lokasi Penelitian METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dilaksanakan sebagai penelitian deskriptif korelasional dengan melakukan analisis terhadap semua peubah dan hubungan antar peubah. Penelitian ini terdiri

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. diharapkan dapat tercapai. Sesuai dengan sasaran penelitian, maka penelitian

III. METODE PENELITIAN. diharapkan dapat tercapai. Sesuai dengan sasaran penelitian, maka penelitian III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode merupakan cara kerja yang digunakan untuk memahami, mengerti, segala sesuatu yang berhubungan dengan penelitian agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai.

Lebih terperinci